1 I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat. Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi- tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain. Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering
141
Embed
blogdillah.files.wordpress.com€¦ · Web viewPENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA. Pendahuluan. Latar Belakang. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek)
dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan
dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi
bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah.
Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke
tempat.
Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk
dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang
setinggi-tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh
dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat
penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian
sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh.
Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam
usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan dan
kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain.
Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat
penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim
penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia.
Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat
menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman
pertanian. Selain itu, adanya manfaat-manfaat penting dalam mempelajari
iklim yang ada di Indonesia dalam kegiatan pertanian yaitu:
a. Pengetahuan hubungan iklim dan pertanian memungkinkan eksplorasi
potensi iklim untuk perencaan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi.
b. Sebagai dasar strategi penyusunan rencana dan kebijakan pengelolaaan
usaha tani (pola tanam, irigasi, pemupukan, tindakan modifikasi,
shelterbelt dan lainnya)
1
2
2. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca bertujuan sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui macam-macam unsur cuaca yang dipelajari dalam
agroklimatologi.
b. Dapat mengetahui dan mengenal macam-macam alat yang digunakan
dalam klimatologi.
c. Dapat mengetahui pengaruh unsur cuaca dalam perkembangan dan
pertumbuhan tanaman.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi untuk Acara 1 Pengamatan
Unsur-Unsur Cuaca dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2011
pukul 10.00 – 11.30 WIB. Praktikum Agroklimatologi Acara 1 Pengamatan
Unsur-Unsur Cuaca bertempat di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
tepatnya di daerah Jumantono, Karanganyar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas dan
satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global,
yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung yang
disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Bayong Tjasyono, 2004).
Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut
tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan
letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan (Handoko, 1994).
Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka
bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi
surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah
pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek
dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan
(kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka
3
panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi
iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif
panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan
barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut
sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi. Tekanan udara
dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang
berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998).
Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan
barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara
dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara
yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur
ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk
mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010).
Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata
terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu
ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain
serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang
disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin Lakitan, 1994).
Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan
pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh
pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian
tempat (Masson dan Cloud, 1962).
3. Suhu
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan
kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-
benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Dalam
sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang
bersuhu lebih tinggi.Alat pengukur suhu disebut termometer.Termometer
dibuat dengan mendasarkan sifat-sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya
pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga sifat merubahnya
6
tahanan listrik terhadap suhu. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu –
suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi, digunakan
untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak perlu menempelkan alat
tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga
untuk mengukur derajat suhu, pertama-tama ditentukan 2 titik tertentu yang
disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu.Kemudian diantara
dua buah titik yang telah di tentukan tersebut di bagi – bagi dalam skala –
skala, yang menunjukan derajat – derajat suhu. Skala-skala tersebut
merupakan pembagian suhu dan bukan satuan daripada suhu. Dengan
demikian suhu 30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala derajat C
ke sepuluh (Stasiun Metereologi, 2005).
Pada umumnya suhu di nusantara terutama berkaitan dengan
ketinggian di atas permukaan laut. Setiap pertumbuhan ketinggian 100 m,
suhunya menurun, selanjutnya dengan situasi dan kondidi yang sama; 0,6
derajat. Pada suhu yang lebih rendah tumbuhnya tanaman menjadi lebih
lambat (Vink, 1984).
Temperatur tanah beragam dalam suatu pola yang khas yang didasari
harian atau dasar musim. Sehingga suhu tanah mempengaruhi kegiatan
fisiologis tanaman. Kedua fluktuasi terbesar pada permukaan tanah dan
menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Di bawah kedalaman
sekitar 3 m temperatur sedikit tetap (Foth, 1991).
Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro.
Pembangunan mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan utama adalah
terhadap imbangan sinaran tenaga dan gangguan terhadap kitaran hidrologi.
Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga yang diserap oleh
tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan
tanah dan suhu udara. Pembalikan sinar tenaga bertambah hingga
menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim2, 2008).
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim
penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan
7
tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena
naik turunnya suhu udara (Soewandi, 2005).
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil
fotosintesis bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh
suhu udara rendah di malam hari, hal tersebut menguntungkan bagi tanaman
karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto. Pengurangan produk
fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara
yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintesis netto
(Handoko, 1993).
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan
harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan
akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai
sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah.
Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting
dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas.
Selain itu suhu tanah juga mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman
sehingga bila suhu tanah ideal bagi tanaman maka kegiatan fisiologisnya
juga akan baik (Foth, 1994).
4. Kelembaban Udara
Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara,
dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:
a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan udara
yang dinyatakan dalam gram/m3.
b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn
satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg
c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara
dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur
tertentu yang dinyatakan dalam %
(Gunarsih, 2001).
Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap
produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi
kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman
8
menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga
berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan
selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah
hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang
mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003).
Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat,
yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang
dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur
makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi
ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik dan relatif. Alat
ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk
mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier) (Anonim1, 2010).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi
membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
pada kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010). Udara
dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya
bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin
banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).
Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang
menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap
air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh
ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya
(Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap air
oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik embun
sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban
sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu
sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah ketinggian maka
kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha, 1993).
9
5. Curah Hujan
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta
bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim
pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas:
ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang
merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari
angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila
titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara
kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009).
Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang
bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap
uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di bawah
temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika
temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya
temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang
mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian
berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat
menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi
orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi
daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang pantai,
dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh dan
menjadi embun (Wilson, 1993).
Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang
disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya.
Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran es sampai batu
es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni, 2000)
Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir
air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang dimaksud
banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak ada yang
merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air hujan = 10
10
mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer yang dibagi
menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis (Soekirno, 2000)
Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada
ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman.
Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003).
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau
ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada
permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan hujan menurut
SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per meter
persegi (Anonim1, 2010).
Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai
kebutuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi serta
pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan, untuk
mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan
sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah
seluas 1 m2 (Bocah, 2008).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi,
pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh
diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.
Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh
diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3
= 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm
atau lebih (Guslim et al., 1987).
6. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke
tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu
udara yang tinggi (Soemarto, 1987).
11
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat
dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali.
Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan
konveksi (Suyono, 2006).
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan
suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada
suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar
akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi
antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain
yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran
udara pada wilayah tersebut (Sriharto, 2000).
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,
sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat
pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari
australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan
bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh
kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak
mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi
musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan
pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang
disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang
merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim
labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin
tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat
(Ponce, 1989).
12
Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin
laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas
dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya,
angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut (Sudjarwadi, 1995).
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-
partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin
dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam
kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan
saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi
melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan
jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan
menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Foth, 1994).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan
kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di daerah-
daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh
mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih
banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah
yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara
mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonim4, 2007).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan
kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di daerah-
daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh
mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi.
Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
13
Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin
laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum, 2009).
Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan
arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan peta. Berpandukan
pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan
sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2. Timur Laut
(45o), 3. Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o), 6. Barat Daya
(225o), 7. Barat (270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim3, 2009).
Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer
dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer
cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang
empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran
mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu
itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu
udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth, 1991).
7. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini
kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara
(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi
merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada
daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang
basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan
suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam
pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari
permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan
juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka
dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).
Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan
air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman.
Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur – unsur iklim, sedangkan
14
secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman
(Handoko, 1995).
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan
transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET).
Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi
perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan
fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan
tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi.
Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan
faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan
atmosfer atau tuntutan evaporisasi (Anonim2, 2008).
Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam
pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi
maupun evapotranspirasi dari air ataupun ermukaan lahan yang besar adalah
tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang tidak
langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil yang dapat
diterima (Anonim3, 2009).
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan
air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi
(penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup).
Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi
(Wuryanto, dkk, 2000).
Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah
yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang rendah.
Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima
insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga
merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai
kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986).
Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi pada
dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan tekanan
pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer. Seterusnya gradien
15
tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim dan tanah yang lain
(Buckman dan Brady, 1982).
Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh
masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh
terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan
lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang
luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer
inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko, 1994.).
Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.
Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda tergantung
dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Umumnya
banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan satu gram bahan
kering disebut laju transpirasi (Karim, 1985).
8. Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua
cara: 1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara
karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan
naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap
itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir
lembap. Udara makin lama akan menjadi uap air. Apabila awan telah
terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan
itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi
menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu
akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan ini (Doorenbos dkk, 1977)
Awan kumulus adalah awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan
ini terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam
3 jenis, yaitu: strato kumulus yaitu awan kumulus yang baru tumbuh,
kumulus, dan kumulonimbus yaitu awan kumulus yang sangat besar dan
mungkin terdiri beberapa awan kumulus yang bergabung menjadi satu
(Suroso, 2005)
16
Awan Stratus adalah awan yang berwarna keabu-abuan yang biasanya
menutupi seluruh langit.Kita menyebutnya langit mendung.Awan ini mirip
kabut yang tak mencapai tanah.Terkadang gerimis mengiringi awan
stratus.Kalau menghasilkan hujan, namanya adalah nimbo stratus.Kalau
kamu lihat, awan itu sering berupa gabungan dari jenis-jenis di atas. Cirrus,
misalnya, bisa menjadi pertanda badai akan datang, bila awan menebal
menjadi cirro stratus yang menutupi langit (Rachmad Jayadi, 2000).
Awan dapat terdiri dari butir-butiran, kristal-kristal es, atau kombinasi
keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan
menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik
yang memungkinkannya dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan
butir air (Masson, 1962).
Penyebaran keawanan hampir sama dengan penyebaran hujan jadi
pada lintang ekuator dimana banyak terjadi konvergensi horizontal besar,
terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas seperti maksimum hujan di
ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan konektif atau tipe
cumulus.awan-awan tebal ini (Manan, 1980).
Awan dapat terdiri dari butir-butir air, kristal-kristal es atau kombinasi
keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan
menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik
yang memungkinkan dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan butir
air (Masson, 1962). Awan mencegah radiasi penuh matahari mencapai
permukaan bumi, akan mengurangi masukan energi dan dengan demikian
memperlambat proses evaporasi. (Wilson, 1993).
Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi
diangkasa. Terjadinyta awan ini dapat disebabkan oleh :
- Adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah
- Adanya kenaikan tingkatan kelembaban relatif dengan disertai banyak
inti-inti kondensasi atau sublimasi.
- Adanya pendinginan
(Benyamin Lakitan, 1994).
17
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia kelihatan
seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu mengandung
uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah
awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara :
a. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena
air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik
tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu
akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya.
b. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin
lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air
(Anonim2, 2008).
C. Alat dan Cara Kerja
1. Radiasi Surya
a. Alat yang digunakan : sunshine recorder tipe cambell stokes
b. Cara Kerja :
1) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan. Kertas pias
akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca
disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga
dapat membakar kertas pias yang berada dibawahnya.
2) Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar.
3) Menggambar kertas pias yang telah digunakan.
4) Menentukan lama penyinaran matahari dalm satu hari pengamatan.
2. Tekanan Udara
a. Alat yang digunakan : Barometer
b. Cara Kerja :
1) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah
angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam
(berwarna merah)
2) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu
hari tersebut.
18
3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)
a. Alat yang digunakan :
1) Thermometer minimum-maksimum
2) Thermometer minimum-maksimum tipe six
b. Cara Kerja :
1) Suhu Udara
a) Untuk mengetahui Suhu udara terendah dalam suatu periode
tertentu (Termometer Minimum) dapat diketahui dengan membaca
angka pada skala bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.
b) Untuk mengetahui Suhu udara tertinggi dalam suatu periode
tertentu (Termometer Maksimum) dapat diketahui dengan
membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.
2) Untuk mengetahui Suhu Tanah (thermometer tanah bengkok) dapat
diketahui dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan
dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah.
4. Kelembaban Tanah dan Udara
a. Alat yang digunakan : termohigrograft
b. Cara Kerja :
Kelembaban Udara dapat diketahui dengan membaca skala pada
termohigrograf, skala bagian atas untuk suhu udara dan skala bagian
bawah untuk kelembaban udara.
5. Curah Hujan
a. Alat yang digunakan : ombrometer dan ombrograft
b. Cara Kerja : Membaca skala yang tertera pada alat ombrograf.
c. Prinsip Kerja : Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke
tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong
pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai
pena bertinta akan ikut naik dan member bekas pada kertas berskala,
bergeraknya ke atas searah dengan putaran jarum jam dan sesuai dengan
waktu yang ada.
19
6. Angin
a. Alat yang digunakan :
1) Anemometer
2) Wind vane
b. Cara Kerja :
1) Arah angin : Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk
ke salah satu arah mata angin.
2) Kecepatan angin : Membaca skala yang tertera pada anemometer
7. Evaporasi
a. Alat yang digunakan : evaporimeter (untuk mengukur evaporasi)
b. Cara Kerja : Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.
8. Awan
a. Cara Kerja :
1) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama
sesuai dengan family awan tersebut dan ketinggiannya.
2) Menggambar bentuk awan yang ada setip 1 jam sekali.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.4 Alat-alat yang Terdapat di Stasiun Klimatologi Jumantono
No Foto Alat Fungsi Prinsip Kerja1 .
Radiasi Surya
Gambar 1.1 Sunshine Recorder tipe Campbell Stokes
Untuk mengetahui lama penyinaran
Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, fungsi bola kaca adalah memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya). Menghitung prosentase kertas pias yang terbakar kemudian menggambar kertas pias yang telah digunakan. Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari pengamatan. Adapun satuan pengukuran sunshine recorder tipe campbell stokes adalah jam/ hari.
20
2. Tekanan udara
Gambar 1.2 Barometer
Mengukur tekanan udara
Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).
3. Suhua) Tanah
Gambar 1.3 Thermometer Tanah Bengkokb) Udara
Gambar 1.4 Psychrometer Standar
Mengukur suhu tanah
Mengukur suhu udara
Dapat diketahui dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah.a. Termometer maksimum dan
minimum serta termometer maksimum dan minimum tipe six.
b. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering.
c. Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
4. Kelembaban udara
Gambar 1.5 Termohigrograf
Mengetahui kelembaban udara dan suhu udara
Membaca skala pada termohigrograf. Skala pada bagian atas untuk kelembaban udara dan skala bagian bawah untuk suhu udara
21
5. Curah Hujana) Ombrograf
Gambar 1.6 Ombrograf
b) Ombrometer
Gambar 1.7 Ombrometer
Mengukur banyaknya curah hujan (otomatis)
Mengukur banyaknya curah hujan (manual).
Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong penghisapan/pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.Tangkai pena bertinta ikut naik dan memberi bekas baris/garis pada kertas yang berskala bergeraknya ke atas searah putaran jarum jam dan sesuai dengan waktu yang ada
Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.
6. Angina) Wind Vane
Gambar 1.8 Wind Vane
b) Anemometer
Gambar 1.9 Anemometer
Menentukan arah angin
Menentukan kecepatan angin
Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk ke salah satu arah mata angin
Penggunaan anemometer cukup dengan membaca skala yang tertera pada anemometer. Anenometer digunakan dalam kaitannya dengan pertanian yakni untuk mengetahui seberapa besar kecepatan angin di suatu wilayah. Jika kecepatan angin dapat merugikan tanaman, maka sudah tentu akan diperlukan pembuatan Wind Breaker sehingga tidak akan merusak hasil usaha tani.
22
7. Evapotranspirasi
Gambar 1.10 Panci evaporimeter
Menghitung laju kehilangan uap air pada tanah dan tanaman (evapotranspirasi)
a) Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder) berbentuk silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter.
b) Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak sebagai petunjuk tinggi permukaan air.
8. Awan
Gambar 1.11 Awan
Mengklasifikasikan awan a) Mengamati awan beserta ciri-
cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.
b) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali.
Sumber : Laporan Sementara
E. Pembahasan
1. Radiasi Surya
Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi
matahari merupakan penyebab pokok dari perubahan-perubahan dan
pergerakan-pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca yang besar.
Jumlah radiasi matahari yang diterima oleh bumi berbeda-beda. hal ini
disebabkan oleh :
a. Jarak dari matahari : Semakin dekat dengan matahari maka radiasi yang
diterima juga semakin besar dan semakin jauh jarak dengan matahari
maka radiasi yang diterima juga semakin sedikit.
b. Intensitas radiasi matahari : Semakin besar nilai intensitas radiasi maka
radiasi yang diterima juga semakin besar dan semakin kecil nilai
intensitas radiasi maka radiasi yang diterima juga semakin kecil.
23
c. Lamanya penyinaran matahari : Lamanya radiasi juga akan
mempengaruhi kuantitas, kualitas dan intensitas karena adanya
kelengasan yang jenuh sehingga radiasi surya tidak sampai pada
permukaan bumi.
d. Atmosfer dalam penyaluran sinar matahari mencapai bumi akan
melewati atmosfer dimana selama perjalanannya itu akan mengalami
beberapa hambatan sehingga energi yang diterima juga akan mengalami
pengurangan yang disebabkan oleh
1) Absorbsi, yaitu penyerapan energi sinar matahari yang dilakukan oleh
uap air, O2, O3 dan CO2.
2) Refleksi pemantulan energi sinar matahari oleh partikel-partikel yang
berdiameter lebih besar dari gelombnag cahaya, contoh: awan.
3) Scattering, pembauran cahaya oleh partikel-partikel yang berdiameter
kurang dari gelombang cahaya, contoh : uap dan aerosol.
Pada Pratikum kali ini diperkenalkan alat ukur penyinaran
menggunakan sunshine recorder tipe cambell stokes, alat ini digunakan
untuk mengukur lama penyinaran. Prinsip kerja dari sunshine recorder ini
adalah penangkapan sinar matahari oleh bola Kristal kemudian sinar
tersebut diteruskan pada kertas pias, dan sinar terusan ini akan membakar
kertas pias tersebut.
Pengaruh panjang hari sering disebut duration atau lamanya
penyinaran matahari. Panjang siang hari di sekitar equator hampir selalu
sama. Tetapi pada tempat-tempat yang jauh dari equator panjang siang hari
tidak sama. Dan ini dikarenakan “gerak matahari” dari 23 ½ 0 LS, bolak-
balik. Lama penyinaran yang diterima suatu daerah dipengaruhi oleh letak
daerah tersebut, letak yang dimaksud adalah daerah tropis dan subtropis.
Pada daerah tropis akan mendapatkan lama penyinaran selama ± 12 jam dan
pada daerah subtropik akan mendapat lama penyinaran lebih banyak, yakni
selam 14 jam. Perbedaan lama penyinaran ini nantinya akan berpengaruh
pada jenis tumbuhan yang tumbuh kemudian disebut dengan tanaman hari
pendek, intermediet dan panjang. Dalam perkembangan tumbuhan lama
penyinaran dikaitkan dengan fotoperiodisme (lama penyinaran yang
24
diterima tumbuhan untuk masuk pada fase pembungaan). Fotoperiodisme
juga akan menentukan tanaman yang bisa tumbuh pada daerah tropis
maupun pada daerah subtropis.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas
atmosfer, pada daerah seluas 1 cm2, temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m
(di atas permukaan air laut) dan pada garis lintang 450C. Makin tinggi
tempat dari permukaan air laut (altitude) maka tekanan udara makin
menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient
vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara
dipengaruhi oleh faktor suhu kadar uap air di udara dan grafitasi.
Satuan ukuran tekanan udara adalah atmosfir. Tekanan udara
merupakan tekanan yang terjadi akibat adanya massa udara yang diukur di
permukaan bumi hingga batas atmosfer tiap 1 cm2. Tekanan udara
merupakan komponen iklim yang tidak berpengaruh langsung terhadap
aktivitas kehidupan makhluk hidup. Akan tetapi dengan adanya perbedaan
tekanan udara dapat mengakibatkan perubahan disekitar lingkungan
tanaman tumbuh. Faktor iklim diukur dengan barometer dengan satuan
milibar. Untuk keperluan pencatatan data meteorologist, satuan tekanan
udara yang dipakai adalah bar.
1 Bar = 1000 milibar = 106dyne/cm2
760 mm hg (76 cm hg) = 1,013 bar = 1013 milibar (mb)
Tekanan 760 mm Hg disebut tekanan normal.
Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditentukan oleh
tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
a. Latitude (lintang bumi)
Bumi ini tidak bulat sempurna tetapi agak pepak (pipih) pada kedua
kutubnya (karena adanya rotasi bumi). Jari-jari bumi di khatulistiwa
adalah yang terpanjang sedangkan yang terpendek di bagian kutub.
Akibatnya gravitasi bumi di khatulistiwa terkecil dan di kutub terbesar,
sehingga tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung menunjukkan
yang lebih tinggi.
25
b. Suhu
Jika suhunya naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya
turun, air raksa akan menyusut. Karena itu pengukuran tekanan udara di
daerah tropis cenderung menunjukkan angka yang lebih tinggi.
c. Altitude (tinggi tempat, elevasi)
Makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin rendah. Hal ini
disebabkan karena :
1) Makin tinggi tempat, kerapatan udara makin berkurang.
2) Kolom udara makin pendek.
3. Suhu
Untuk mengukur panas udara siang dan malam biasanya
menggunakan Thermometer maksimum dan minimum , sekaligus dapat
mengetahui berapa temperature tertinggi dan terendah dalam sehari
semalam. Perkembangan tumbuhan pada aktifitas perakaran dipengaruhi
oleh suhu tanah dan udara. Pada Suhu tanah banyak dipengaruhi oleh faktor
luar, misalnya sinar matahari dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan
reaksi kimia termolekuler. Pengukuran suhu tanah dilakuakan dengan
menancapkan termometer ke dalam tanah dengan kedalaman yang
bervariasi. Yaitu 0 cm, 2 cm, 5 cm, dan 10 cm dari permukaan tanah. Makin
dalam tanah maka akan semakin turun suhunya.
Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu
yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C). Suhu maksimum adalah
suhu tinggi tertentu, dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Sedangkan
suhu minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :
a) Jumlah radiasi yang diterima
b) Pengaruh daratan atau lautan
c) Pengaruh ketinggian tempat
d) Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa
panas dari sumbernya secara horizontal.
26
e) Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur
yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi.
f) Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.
4. Kelembaban Udara
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air
dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu. Kelembaban udara yaitu
banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Keadaan kelembaban di atas
permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya kelembaban yang tertinggi
di daerah khatulistiwa sedangkan yang terendah pada lintang 400C. Daerah
rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil. Besarnya
kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah
hujan.
Di dalam atmosfer selalu ada uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap
air adalah suatu gas yang tak dapat dilihat, yang merupakan salah satu
bagian dari atmosfer. Dalam klimatologi, yang dimaksud dengan
kelembaban udara adalah kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH)
yaitu perbandingan antara banyaknya uap air saat itu dan uap air maksimum
yang dapat dikandung oleh hawa saat itu (temperature itu) pula.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin
tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini
dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi
(pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air
dalam udara menurun.
Untuk mengukur kelembaban udara dengan menggunakan alat
Higrometer atau Termohigrogaf yang sensornya berupa benda higroskopis.
Besar kelembaban suatu daerah merupakan factor yang dapat menstimulasi
curah hujan. Di Indonesia, kelembaban tertinggi dicapai pada musim
penghujan dan terendah pada musim kemarau. Adapun hal khusus terjadi
pada daerah pantai. Pantai-pantai di Indonesia pada umumnya bersuhu
tinggi akan tetapi mempunyai kelembaban yang tinggi pula. Hal demikian
terjadi karena banyaknya evaporasi air laut yang besar.
27
5. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara
dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan
massa udara yaitu udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai
sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang
horisontal.
Gerakan dari angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan
kecepatan. Arah angin biasa dinyatakan dengan dari mana arah angin itu
datang. Arah angin diamati dengan alat wind vane.
Sedangkan kecepatan angin diukur dengan anemometer. Di stasiun-
stasiun Klimatologi, pengamatan kecepatan angin biasanya dipasang pada
ketinggian 2 m. Nilai dari kecepatan angin diperoleh dengan menghitung
selisih antara skala awal dan skala akhir yang ada pada anemometer. Angin
akan bertiup pada suatu wilayah ke wilayah lain dengan membawa uap air
yang dikandungnya. Pada wilayah-wilayah dimana angin bertiup berasal
dari daerah gersang atau panas maka angin tersebut kurang mengandung
uap air sehingga angin tersebut bersifat hangat. Akibatnya, wilayah atau
daerah yang dilewati akan dipengaruhi oleh angin yang bersuhu tinggi dari
tempat yang dilewati. Sebaliknya angin yang berasal dari daerah perairan
banyak mengandung uap air sehingga akan mempengaruhi kandungan uap
air pada daerah yang dilewatinya.
6. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas
(uap air) dan perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer. Pada
pengamatan tersebut alat yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi
adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panci
yang berisi air bersih dan berwarna metalik (silver) yang bertujuan untuk
mengurangi pengaruh radiasi. Nilai evaporasi merupakan nilai dari selisih
tinggi permukaan dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan.
28
Proses evapotranspirasi sangat penting dalam siklus hidrologi dan CWR
(Crop Water Requirement = banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk
tumbuh). Syarat terjadinya evapotranspirasi :
a. Ada energi → pengendali utama
b. Difusi
Setelah uap air terbentuk → berpindah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi :
a. Suhu udara
b. Angin
Kecepatan angin bertambah maka laju evapotranspirasinya
bertambah sampai pada batas tertentu.
c. Tekanan uap air di atmosfer
Jika tekanannya rendah maka evapotranspirasinya cepat.
d. Kualitas air.
e. Sifat dan bentuk permukaan.
7. Awan
Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara
keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-40 mikron.
Awan dapat dibagi menjadi :
a. Awan tinggi, yaitu yang terdapat pada ketinggian 7 km dari permukaan
laut, terdiri dari : cirrus, cirrostratus, cirrocumulus.
b. Awan pertengahan, ada pada ketinggian 2 km ke atas dari permukaan
laut tetapi kurang dari 7 km, terdiri dari alto stratus, alto cumulus.
c. Awan rendah, ada pada ketinggian kurang dari 2 km dari permukaan
laut, terdiri dari : strato cumulus, stratus. nimbo stratus.
d. Awan yang berkembang vertikal, pada ketinggian 1-20 km dari
permukaan laut, terdiri dari : cumulus, cumulo nimbus.
Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata awan yang ada adalah
stratocumulus (awan rendah), yang berpotensi besar terjadinya hujan.
Keadaan radiasi dengan adanya penutup awan sangat berbeda-beda dengan
keadaan langit yang cerah. Radiasi yang dipancarkan bumi akan mencapai
awan dan oleh awan akan diabsorbsi serta selanjutnya dipantulkan lagi ke
29
bumi, sehingga mengakibatkan temperatur awan dan bumi menjadi lebar.
Akibat dari sifat awan yang dapat mengabsorbsi dan meradiasikan semua
gelombang maka pengaruh penutup awan dapat menghalangi pendinginan
bumi pada malam hari, terutama pada musim kemarau.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Alat untuk mengukur lama penyinaran adalah Sunshine Recorder tipe
Cambell Stokes.
b. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
c. Alat untuk mengukur suhu adala termometer maximum dan minimum
type six.
d. Termohigrograf alat untuk mengukur suhu dan kelembaban udara.
e. Alat untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer da ombrograf.
f. Alat untuk mengetahui arah angin adalah Wind Vane.
g. Alat untuk mengetahu kecepatan Angin adalah anemomoter.
h. Alat untuk mengetahui laju evaporasi dengan menggunakan panci
evaporimeter.
2. Saran
a. Sebaiknya alat-alat yang sudah tidak bisa digunakan sama sekali diganti.
b. Dalam hal pengamatan unsur-unsur cuaca alangkah baiknya peralatan
pengamatan unsur-unsur cuaca dijaga dengan baik. Sebab cuaca sangat
berperan penting dalam pertanian.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2010. Hujan.www.wikipedia.org/wiki/Hujan. Diakses hari minggu, 15 Mei 2011 pukul 15.15
Anonim2. 2008. Pentingnya Pemahaman Unsur Cuaca. http://www.jplh.or.id. Diakses pada tanggal 21 Mei 2011.
Anonim3. 2009. Kelembaban Udara. http://abuhaniyya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.
Anonim4. 2009. Seputar Angin. http://one.indoskripsi.com/.Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.
Darldjoeni. 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.
Bayong Tyasono. 2004. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bocah. 2008. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/ Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.
Buckman Brady. 1982. Dasar Klimatologi. Erlangga. Jakarta.
Doorenbos. 1977. Peralatan Agroklimatologi dalam Menunjang Dunia Pertanian Secara Umum. Bina Insan Press. Jakarta.
Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-6. Erlangga. Jakarta
Gunarsih.2001. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. BinaAksara. Jakarta
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar Edisi 2. Pustaka Jaya. Bogor.
Hanum. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hutabarat. 1986. Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian. Bumi Penerbit. Surabaya.
Jason. 2010. Yang Dimaksud Kelembaban Udara. www. Answers.yahoo.com.Diakses Hari Minggu pukul 16.30
Karim, K. 1985. Dasar-Dasar Klimatologi. Jurnal Agrista. 2 (2): 127-137
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
LIPI. 2008. Agroklimatologi – Alat dan Prinsip Kerja. http://www.lipi.go.id Diakses pada hari Minggu,15 Mei 2011.
Leonheart, 2010. http://taufikanugrah.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim.html Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.
Manan. 1980. Unsur Cuaca dan Iklim. Sains Media. Tangerang
Martha W.J. 1993. Mengenal Dasar–Dasar Hidrologi. Nova. Bandung.
Masson, B. J. & Cloud. 1962. Rain And Rain Making, Cambridge. London.
Mohr. 1998. The Cultural Turn in American Sociology—A Report from the Field. http://www.ibiblio.org/culture/newsletter/cult172and3.pdf Diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2011.
Ponce. 1989. Manfaat dan Peranan Iklim bagi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta
Reisenauer, H.M. 1976. Soil and Plant Tissue Testing in California. Divison of agricultural sciences university of California. California.
Rachmad Jayadi. 2000. Dunia Pertanian Era Milenium. Nova. Bandung.
Sriharto. 2000. Pertanian Era Sekarang. Kompasiana. Jakarta
Suhu tanah merupakan keadaan yang timbul akibat dari adanya radiasi
sinar matahari, panas bumi, reaksi kimia dalam tanah,maupun aktifitas biologi
dalam tanah. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor
lingkungan dan faktor tanah. Suhu tanah merupakan sifat penting dalam tanah
karena mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan mempengaruhi
kelembaban, aerasi, struktur, aktifitas mikroba dan enzim, dekomposisi residu
tanaman serta ketersediaan unsur hara tanaman.
Dari hasil pengamatan, dihasilkan suhu pada tanah kontrol atau tanah
yang memang dibiarkan tanpa adanya menutupan tanah atau pemberian mulsa
menyebabkan tanah memiliki perbedaan suhu yang bervariatif hal itu
dikarenakan tanah yang tidak menggunakan penutup apapun akan menerima
cahaya matahari secara langsung mengakibatkan sangat terpengaruh dengan
kondisi lingkungan terutama engan ada tidaknya matahari, sehingga fluktuasi
yang terjadi setiap setengah jam pada tanah tanpa penutup sangat bervariasi.
Pada hasil pengamatan pada mulsa plastik hitam, didapat suhu yang
cukup tinggi dimana pada pukul 11.30 didapat suhu hingga 32,5oC. Hal itu
dikarenakan pada saat itu matahari bersinar dengan intensitas yang lebih besar
dari pada waktu yang lain, di tambah dengan penggunaan mulsa hitan yang
40
dengan warna hitam tersebut dapat menyerap panas lebih efektif dari pada
mulsa yang tramspatan menyebabkan suhu pada tanah tersebut tinggi.
Penggunaan mulsa plastik bening akan menyebabkan sangat tidak
efektifnya penyerapan panas oleh tanah karena hampir semua cahaya matahari
dilewatkan (ditransmit) plastik ke zona rizosfir. Mulsa plastik yang berwarna
perak yang prinsipnya hampir sama dengan mulsa bening atau transparan
memiliki kemampuan memantulkan sekitar 33 persen cahaya matahari yang
menerpa permukaannya. Hal itu mengakibatkan suhunya cenderung lebih
tinggi dari pada tanah yang lainnya.
Penanaman tanaman penutup tanah dan penutupan permukaan tanah
dengan sisa-sisa tanaman merupakan teknik konservasi secara vegetatif/kultur
teknis yang mudah dilaksanakan. Adanya tanaman penutup tanah dan mulsa
organik dapat menahan percikan air hujan dan aliran air di permukaan tanah
sehingga pengikisan lapisan atas tanah dapat ditekan. Di samping itu juga dapat
memelihara struktur tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, mengurangi
pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma sehingga akan menambah
kemampuan tanah dalam mendukung tanaman yang ada di atasnya Penutupan
mulsa organik pada tanah yang ke empat seperti penutupan tanah dengan
menggunakan jerami, hal itu membuat Penggunaan mulsa organik dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang akan mempermudah
penyediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pembentukan
dan perkembangan buah, mulsa organik juga dapat menurunkan suhu tanah.
Pengukuran pada tanah yang tertutup dengan rumput mendapatkan hasil
yang tingi, hal itu mungkin dikarenakan intensitas sinar matahari yang begitu
besar, sedangkan tanah hanya tertutup vegetasi rumput dan jauh dengan
vegetasi pohon yang mampu mengurangi sinar yang akan diserap oleh tanah.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Penutupan mulsa plastik hitam lebih efisien menangkap sinar matahari.
Suhu tanah menjadi lebih tinggi dengan fluktuasi tidak terlalu tinggi.
b. Penutupan mulsa plastik bening atau transparaan tidak efisien menyerap
sinar matahari. Suhu menjadi lebih tinggi.
41
c. Penutupan dengan mulsa organik mengakibatkan suhu lebih rendah.
d. Semakin tinggi jumlah panas yang diterima oleh tanah atau tanaman
maka semakin tinggi juga suhu pada tanah dan tanaman tersebut.
e. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
eksternaldan faktor internal. Faktor eksternal antara lain awan, angin,
hujan, sinar matahari dan vegetasi. Sedangkan yang termasuk faktor
internal adalah keadaan struktur tanah, kerapatan tanah, kepadatan tanah
dan sebagainya.
2. Saran
a. Waktu praktikum jangan terlalu banyak terbuang.
b. Diharap ada lebih banyak penjelasan oleh co-ass mengenai praktikum
yang ada.
42
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2007.Suhu dan Kelembaban Udara http://tumoutou.net/ . Diambil pada tanggal 20 Mei 2011
Benyamin. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. Grafindo. Jakarta.
Critchfield, J. Howard. 1974. General Climatology. Prentice-Hall. USA
Fahrurrozi, K.A. Stewart and S. Jenni. 2001. The early growth of muskmelon in mulched mini-tunnel containing a thermal-water tube. I. The carbon dioxide concentration in the tunnel. J. Amer. Soc. For Hort. Sci.. 126:757-763.
Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur Unsur Iklim. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
Hamdani, Jajang Sauman. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang. J. Agron. Indonesia 37 (1) : 14 – 20 (2009)
Holman. J.P. 1994. Perpindahan Kalor edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.
Kartasapoetra, AG. 2004. Klimatologi : Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Kristanto. 2002. Klimatologi Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.
Lakitan B, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sostrodarsono. 2006. Tahapan Tahapan Menuju Pertanian Terpadu dan Berkelanjutan. Edu Media. Purworejo
Sumarni,N., A. Hidayat, danE. Sumiati. 2005. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Organik terhadap Produksi Cabai dan Erosi Tanah. J.Hort. 16(3):197-201, 2006.
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena
beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan
bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah
mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Suhu udara adalah keadaan
panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat
panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Kelembapan adalah konsentrasi
uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan
absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Agroklimatologi Acara 4 –
Hubungan antara Altitude dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH
didapatkan hasil pengamatan yang berbeda dengan teori yang ada. Hal
tersebut terjadi bukan karena adanya kesalahan baik itu kesalahan manusia
maupun kesalahan alat. Secara singkat, terdapat kecocokan dengan teori yang
ada selama ini.
Udara tidak terdistribusi secara merata di permukaan bumi. Pada suatu
area dengan udara tipis atau jarang, tekanan udara permukaan juga rendah.
Sementara pada daerah dengan udara tebal atau padat, tekanan udara di
permukaan juga tinggi. Tekanan udara merupakan gaya berat kolom udara
dari permukaan tanah sampai puncak atmosfer per satuan luas.
Secara teoritis hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu udara
adalah semakin tinggi ketinggian suatu tempat, maka semakin rendah suhu
udara tempat tersebut. Pada lapisan trophosfer yang mana merupakan satu-
satunya lapisan atmosfer yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, lapisan
troposfer memiliki karakteristik sifat lapse rate. Yang mana semakin
64
bertambah ketinggian, suhu menurun. Hal itu dikarenakan berbagai faktor,
seperti angin dimana angin bertiup dari daerah rendah ke daerah tinggi,
dikarenakan tekanan di daerah rendah lebih besar dan tekanan didaerah tinggi
ke tekanan rendah, menjadikan daerah tnggi lebih banyak angin dan lebih
rendah suhunya. Lalu dikarenakan vegetasi di daerah tinggi lebih banyak
serta lebih besar seperti pinus yang dapat hidup di tempat tinggi, hal itu
menjadikan daerah tinggi lebih sejuk dan suhu menjadi lebih rendah.
Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udara di tempat itu semakin tipis
dan semakin renggang. Akibatnya, tekanan udara semakin rendah. Tekanan
udara disuatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari.
Daerah yang lebih banyak mendapat penyinaran akan menjadikan suhu naik
dan tekanan akan turun seperti pada daerah rendah. Pada daerah tinggi,
penyinaran yang didapat sedikit, menjadikan suhu relatif lebih rendah, dan
tekanan menjadi tinggi. Tekanan udar dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya
pada tempat dan waktu yang berbeda, besar tekanan udara juga berbeda-beda.
Menjadikan gambaran dari tekanan udara adalah semakin ke atas semakin
menurun.
Hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu yaitu berbanding
terbalik. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti
kelembaban, Pada tempat yang lebih tinggi angin banyak bertiup, banyak
vegetasi seperti pinus, intensitas radiasi matahari yang rendah akan membuat
kelembaban tinggi hingga membuat suhu akan semakin rendah. Tekanan
udara pada lokasi yang tinggi adalah rendah, sedang kolasi yang lebih rendah
memiliki tekanan udara yang tinggi hal itu membuat angin bertiup dari lokasi
yang rendah ketinggi, dikarenakan angin bergerak dari tekanan tinggi
ketakanan yang rendah, angin yang banyak akan menurunkan suhu suatu
tempat. Intensitas cahaya, dimana intensitas cahaya pada lokasi yang tinggi
lebih sedikit, mungkin dikarenakan banyaknya awan dan vegetasi yang
menhambat sinar atau radiasi matahari hingga akan menurunkan suhu suatu
tempat. Angin yang banyak disuatu lokasi menurunkan suhu suatu lokasi
tersebut, pada lokasi yang tinggi akan memiliki angin yang lebih banyak dari
pada lokasi yang rendah, hal itu dikarenakan tekanan udara pada lokasi yang
65
tinggi lebih rendah dari pada lokasi yang rendah, hingga mengakibatkan pada
lokasi yang tinggi memiliki suhu yang rendah. Vegetasi yang ada di suatu
lokasi akan menurunkan suhu dikarenakan vegetasi dapat meningkatkan
kelembaban pada suatu lokasi, dengan lokasi yang lembab akan menurunkan
suhu, vegetasi pada daerah tinggi lebih banyak, karena daerah tinggi lebih
banyak dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan hingga membuat suhu
lebih rendah. Awan yang banyak pada daerah yang tinggi akan menghambat
sinar radiasi matahari, hingga mengakibatkan suhu yang lebih rendah.
Hubungan ketinggian tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya
secara umum berbanding terbalik, semakin tinggi suatu tempat maka semakin
rendah tekanan udaranya dan semakin tinggi tempat, maka semakin rendah
pula intensitas cahayanya. Hal itu dikarenakan keadaan alam dari lokasi,
misalnya saja lokasi yang memiliki vegetasi yang banyak akan menjadikan
intensitas cahaya matahari banyak terhambat, sehingga suhu menurun dan
suhu yang rendah akan membuat tekanan udara ikut rendah.
Dengan suhu yang sama kelembaban bisa berbeda, hal itu dikarenakan
dalam pengamatan waktunya berbeda, kondisi dan pengaruh tempat, seperti
di tepi jalan, waktunya apakah pagi atau sore hari karena waktu
mempengaruhi intensitas radiasi matahari, dimana waktu pagi, intensitas
radiasi matahari lebih kecil dari pada siang dan akan menurun saat sore hari,
dan juga pengaruh banyak awan juga dapat mempengaruhi kelembaban,
dimana awan yang banyak mengurangi intensitas radiasi dan akan
meningkatkan kelembaban suatu tempat. Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi RH adalah ketinggian tempat, intensitas radiasi, suhu,
vegetasi, keadaan awan dan waktu.
Berdasarkan hasil pengamatan di dua lokasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi suhu, semakin rendah lokasi tempatnya, intensitas
cahaya semakin rendah juga, tapi RH menjadi tinggi. Hal itu sesuai dengan
teori, tetapi pada tabel ketinggian berbanding terbalik dengan RH, mungkin
karena pengaruh dari faktor lain, seperti suhu, tekanan udara, intensitas
cahaya, angin, waktu pengukuran dan keadaan awan.
66
Hubungan ketinggian tempat dengan suhu udara yaitu berbanding
terbalik. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
antara lain kelembaban udara, keadaan awan, dan tekanan udara. Jika
semakin tinggi suatu tempat maka suhu akan semakin turun dan jika semakin
rendah suatu tempat maka suhu akan naik. Hubungan antara ketinggian
tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya yaitu berbanding terbalik.
Semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya semakin rendah dan
intensitas cahaya juga rendah. Dalam hal ini hubungan antara ketinggian
tempat dengan tekanan dan intensitas cahaya dipengaruhi oleh keadaan awan,
kemiringan lereng, dan vegetasi. Hubungan RH dengan ketinggian tempat
berbanding lurus. Apabila semakin tinggi suatu tempat maka tekanan akan
semakin tinggi dan apabila semakin rendah suatu tempat maka tekanan akan
semakin rendah. Dari data pengamatan, kelembaban turun jika semakin tinggi
suatu tempat. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan awan saat itu dan tejadinya
penguapan
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Semakin tinggi tempat, intensitas cahaya semakin rendah dan suhu
semakin turun.
b. Semakin tinggi tempat, semakin tinggi pula kelembabannya.
c. Semakin tinggi tempat, semakin rendah tekanan udara dan semakin
rendah pula intensitas cahayanya.
d. Faktor yang mempengaruhi RH adalah ketinggian tempat, intensitas
radiasi, suhu, vegetasi, keadaan awan dan waktu.
2. Saran
a. Saat pelaksanaan praktikum diharap segera dimulai pada waktunya,
jadi praktikan tidak terlalu lama menunggu.
b. Akan lebih bermakna jikalau praktikum dilaksanakan bukan diruang
kelas, akan tetapi di Balai Metereologi dan Geofisika.
67
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
Lakitan. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita. Jakarta.
Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.
Wikipedia. 2010. Kelembaban. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan. Diakses tanggal 25 Mei 2011
_______. 2010. Kelembaban Relatif. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 25 Mei 2011
Zahara, Hafni dan Lenny Hartati Harahap.2007. Identifikasi Jenis Cendawan pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) pada Topografi yang Berbeda. Seminar Temu Teknis Pejabat Fungsional Non Peneliti.