Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 KEANEKARAGAMAN ORGANISME DAN DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003 4. LINA SAFITRI 11312241004 5. RATIH DWI UTAMI 11312241041 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
43

linasafitri19.files.wordpress.com · Web viewVariasi genetik dalam spesies pada populasi akibat pemisahan geografi atau antar individu dalam satu populasi.Setiap makhluk hidup memiliki

Feb 14, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1

KEANEKARAGAMAN ORGANISME DAN DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

OLEH:

KELOMPOK I

1. FANENI INTAN HARTIKA11312241001

2. NOVIASTRI HERDINAWATI11312241002

3. OKAFANI SARI MULIAWATI11312241003

4. LINA SAFITRI11312241004

5. RATIH DWI UTAMI11312241041

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum biologi dasar I yang berjudul “Interaksi Antara Organisme Dan Lingkungannya” ini telah disetujuui dan diarahkan pada:

Hari:

Tanggal:

Tempat:

Waktu:

Dosen Pembimbing,

Ekosari R,MP

NIP:

A. TUJUAN

1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi

2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap parameter-parameter yang terinventarisasi

3. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subpopulasi (subspecies) yang sama

4. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subspecies yang sama (spesies yang sama)

5. Membandingkan ciri individu antar spesies

6. Mengidentifikasi dasar-dasar yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian

7. Mengelompokkan (klasifikasi) secara dikotomi berdasarkan ciri morfologi

8. Mengidentifikasi pola persamaan dan perbedaan dalam suatu kelompok hasil klasifikasi berdasarkan takson

B. KAJIAN PUSTAKA

Keanekaragaman adalah salah satu gejala kehidupan (gejala biologis) yang ditunjukkan dengan kesamaan dan perbedaan ciri yang terdapat diantara makhluk satu dengan lainnya, pada semua tingkat organisasi kehidupan mulai dari tingkat molekul sampai pada tingkat komunitas. Keanekaragaman dibagi menjadi 3 kategori hirakis, yaitu:

1. Keanekaragaman genetik

Variasi genetik dalam spesies pada populasi akibat pemisahan geografi atau antar individu dalam satu populasi.Setiap makhluk hidup memiliki komponen pembawa sifat penurun.Komponen tersebut tersusun atas ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut diwariskan. Gen terdapat di lopus gen pada kromosom atau di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Akan tetapi, susunan perangkat gen masing-masing individu dapat berbeda-beda bergantung pada yang menurunkannya.Itulah sebabnya individu-individu yang terdapat dalam satu jenis dan satu keturunan dapat memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda.

2. Keanekaragaman spesies

Makhluk hidup dapat kita kenal berdasarkan dari ciri-ciri yang dimilikinya. Misalnya, melalui pengamatan cirri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku dan beberapa ciri lain yang dapat diamati. Keanekaragaman tingkat jenis adalah keanekaragaman yang ditemukan diantara organism yang tergolong dalam jenis yang berbeda baik yang termasuk dalam satu familia maupun tidak yang terdapat di organism berbeda jenis lebih banyak dibandingkan dengan diantara organism satu jenis. Dua organism yang berbeda jenis mempunyai perbedaan susunan gen yang lebih banyak daripada yang tergolong dalam satu jenis.

3. Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan diantara ekosistem. Di permukaan bumi susunan biotic dan abiotik pada ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat memengaruhi keberadaan jenis dan jumlah komponen biotik.Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat beragam, keberagaman lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis makhluk hidup yang beragam pula.Hal demikian dapat terbentuk karena adanya penyesuaian sifat-sifat keturunan secara genetik dengan lingkungan tempat hidupnya.

Dari keanekaragaman makhluk hidup dapat ditemukan keanekaragaman intraspesies dan interspesies.Keanekaragaman intraspesies adalah persamaan dan perbedaan cirri morfologi antara satu individu dengan individu lainnya yang terjadi di bawah level spesies.Sedangkan keanekaragaman interspesies adalah persamaan dan perbedaan cirri morfologi antara individu yang satu dengan individu lainnya yang terjadi dalam level spesies.

Karena demikian banyaknya variasi diantara satu makhuk dengan lainnya, maka diperlukan usaha penyederhanaan dengan cara pengelompokkan (klasifikasi). Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Makhluk yang memiliki kesamaan ciri dikelompokkan menjadi satu kelompok, dan yang memiliki perbedaan dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda.

Klasifikasi ilmiah menunjukkan cara pengelompokkan dan pengkategorian spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada system Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang dimiliki bersama.Kelompok makhluk hidup yang makin banyak persamaannya makin dekat hubungan kekerabatannya, dan juga sebaliknya.

Klasifikasi menurut LennaeusTumbuhanHewan

Divisio (divisi)

Phylum (Filum)

Classis (kelas)

Classis (kelas)

Ordo (bangsa)

Ordo (bangsa)

Familia (suku)

Familia (suku)

Genus (marga)

Genus (marga)

Species (jenis)

Species (jenis)

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah dalam mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup.Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau cirri pada makhluk hidup.Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan cirri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Salah satu cara mengklasifikasikan makhluk hidup yakni dengan menggunakan kunci dikotomi.

Khusus dalam laporan ini, akan dibahas mengenai keragaman dan keanekaragaman hewan yaitu ikan, ngengat, dan semut beserta klasifikasinya.

1. Ikan

Tubuh ikan umumnya pipih bilateral terdiri dari bagian badan (truncus), kepala(caput) dan ekor (cauda). Macam-macam sirip sesuai dengan letaknya adalah :

1. Sirip punggung : pina dorsalis

2. Sirip dada : pina thorcalis

3. Sirip perut : pina abdominalis

4. Sirip anus : pina analis

5. Sirip ekor : pina caudalis

Di daerah caput terdapat rima-oris (celah mulut) dengan gigi rahang berbentuk conus. Sepasang cekung hidup (fofea nasalis) di depan mata, yang sebelah dalamnya terdapat sacci olfactorius. Mata terletak di bagian samping (lateral) tanpa kelopak. Untuk melindungi pengaruh dari luar, mata ditutup oleh selaput argentea yang kuat.Bagian samping kepala dilindungi oleh tutup insang yang kuat (operaculum).Operaculum disamping melindungi kepala dan insang juga bermanfaat untuk mengatur mekanisme aliran air.Dalam hal ini membrana dan branchiostega (selaput tipis) di pinggiran operculum berfungsi sebagai kelep pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.

Kalau tutup insang dipotong tampak didalamnya empat buah insang pada masing-masing sisi tubuh.Sebuah insang terdiri dari lengkung insang, filamen insang serta tapis insang.Filamen insang berwarna kemerahan oleh adanya pembuluh darah.Melalui pembuluh darah tersebut terjadi pertukaran gas CO2 dan O2 (CO2 dikeluarkan dan O2 diambil dari dalam air).

Seluruh bagian badan (truncus) ikan ditutup oleh sisik yang berwarna mengkilat keperakan.Sisik di punggung lebih gelap (hitam) karena adanya pigmentasi yang lebih banyak.Ini bentuk adaptasi yang berhubungan dengan usaha pelestarian jenisnya.Pada bagian samping tubuh samar-samar terlihat adanya garis yang memanjang ke arah cauda (ekor) yang disebut gurat sisi (linea lateralis).

Pada bagian ventral tubuh terdapat 2 sampai 3 lubang pengeluaran. Lubang pertama berasal dari tractus digestorius, sedang lubang yang lain adalah lubang kelamin dan lubang urin.

Ekor (cauda) bentuk juga pipih dengan sirip ekor yang lebar. Pada umumnya sirip ekor ikan yang sering kita jumpai bertipe homocercal artinya ujung sirip terbelah menjadi dua bagian yang sama.

2. Ngengat

Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan kedua-duanya termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera.Perbedaan di antara kupu-kupu dan ngengat lebih dari sekadar taksonomi. Kadang nama "Rhopalocera" (kupu-kupu) dan "Heterocera" (ngengat) digunakan untuk memformalisasikan perbedaan mereka. Banyak usaha telah dilakukan untuk membagi ordo Lepidoptera menjadi kelompok seperti Microlepidoptera dan Macrolepidoptera, Fenatae dan Jugatau, atau Monotrysia dan Ditrysia. Kegagalan dari nama ini untuk tetap berada pada penggolongan moderan karena tidak ada dari penggolongan tersebut merepresentasikan sepasang kelompok monofiletis. Pada kenyatannya, kupu-kupu adalah kelompok kecil yang muncul dari "ngengat".Kebanyakan spesies ngengat giat pada malam hari, namun ada juga yang giat pada petang dan pagi, serta yang giat pada siang hari.

Seperti serangga pada umumnya, ngengat memiliki eksoskeleton dan tungkai bersendi, tetapi tidak seperti serangga lainnya serangga ini memiliki sayap membranous (berselaput) dan ditutupi sisik berpigmen, oleh karena itu, dalam taksonomi disebut "Lepidoptera," atau "sayap bersisik”. Ngengat, biasanya memiliki pola dan warna yang polos, aktif pada malam hari..Gabungan ngengat, kupu-kupu, dan skippers mencapai dua ratus ribu spesies yang tersebar di seluruh dunia dan lebih dari 10.000 spesies terdapat di Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko utara. Spesies ngengat lebih banyak daripada gabungan antara spesies kupu-kupu dan skippers, dengan perbandingan sekitar 8:1. Kupu-kupu dan skippers adalah kelompok monofiletik dalam Lepidoptera, tapi "ngengat" adalah kelompok paraphyletic.

Saat istirahat, sayap diletakkan secara horizontal atau menempel di atas/di sekitar abdomen; jarang, sayap diletakkan bersama-sama secara vertikal di atas tubuh, seperti pada kupu-kupu. Ngengat dewasa biasanya memiliki antenna berbulu (feathery), menebal (thickened), atau seperti benang, tidak memiliki knob atau hook, seperti pada kupu-kupu dan skippers, dan kebanyakan aktif pada malam hari

Beberapa spesies ngengat memiliki pola sayap berwarna-warni dan aktif pada siang hari.Ngengat Tegeticula yuccasella, memiliki kekhasan dengan fitur warna yang sederhana - putih, coklat dan coklat keabu-abuan.Ketika berkepompong di atas tanah, pupa memiliki kokon yang terbuat dari sutra, sering dikombinasikan dengan bahan-bahan alam lainnya seperti daun atau bulu tubuh mereka sendiri. Kebanyakan larvanya berkepompong dalam tanah

3. Semut

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).

Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka.Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup.Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung.Sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.

Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor.Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik.Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan.Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.

C. METODE PRAKTIKUM

1. Tempat dan waktu

a. Tempat : Kebun Biologi FMIPA UNY

b. Waktu : Kamis, 13 Oktober 2011

2. Alat dan Bahan

a. Objek: makhluk hidup (hewan ikan, ngengat dan semut)

b. Alat: Lup, alat tulis

3. Prosedur :

(Menentukan satu populasi hewan yang terdiri atas 10 atau lebih individu)

4.

5. (Menginventarisasi parameter-parameter pada individu-individu tersebut yang dapat diobservasi cirri morfologinya ataupun dapat diukur)

6.

7. (Mengobservasi dan mengukur parameter-parameter yang dimiliki individu-individu tersebut)

8. (Mencatat hasil observasi atau pengukuran kedalam table)

9.

(Membandingkaan hasil observasi antar individu sesame anggota populasi tersebut)

10.

(Membandingkan hasil observasi antar individu antar populasi)

Merumuskan simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan-perbedaan individu dalam populasi yang sama, ataupun antar populasi

D. HASIL PENGAMATAN

TABEL HASIL OBSERVASI

1. Ikan

Parameter / sasaran observasi

Individu ke-

1

2

3

4

5

Warna sisik tubuh

Hitam belang 6 ruas belang hitam

Putih orange

Hitam belang 6 ruas belang hitam

Hitam belang hijau (7 ruas belang)

Hitam orange hijau (8 ruas belang)

Warna mata

Hitam bertepi orange

Hitam bertepi hijau

Hitam bertepi orange

Hitam bertepi orange

Hitam bertepi orange

Warna sirip

Hitam

Hitam orange

Hitam ungu

Hitam hijau

Hitam

Ukuran panjang tubuh

6,5 cm

6 cm

10,3 cm

5 cm

6,3 cm

Panjang ekor

1,5 cm

1 cm

2 cm

1 cm

1,4 cm

Jumlah sirip

· Sirip samping

· Sirip punggung

· Sirip ekor

· Sirip perut

· Sirip belakang

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

Lebar ikan

1,5 cm

2 cm

3,5 cm

1,5 cm

1,8 cm

2. Ngengat

Parameter / sasaran observasi

Individu ke-

1

2

3

4

5

Warna sayap

Luar: putih

Dalam: putih

Garis tepi: orange

Luar: hijau

Dalam: putih

Garis tepi: orange

Luar: hijau

Dalam: putih

Garis tepi: merah

Luar: putih

Dalam: putih

Garis tepi: orange

Luar: putih

Dalam: putih

Garis tepi: putih

Warna tubuh

putih

hijau

hijau

putih

Putih

Jumlah sayap

4

4

4

4

4

Jumlah kaki

6

6

6

6

6

Jumlah mata

2

2

2

2

2

Warna mata

hijau

hijau

hijau

hijau

Hijau

Warna mulut(bentuk penghisap)

orange

orange

orange

orange

Orange

Tempat hidup

Pohon jeruk

Pohon jeruk

Pohon jeruk

Pohon jeruk

Pohon jeruk

Ukuran tubuh

0,6 cm

0,7 cm

0,6 cm

0,6 cm

0,7 cm

Antenna

-

-

-

-

-

Ukuran sayap

0,9

0,9

0,7

0,8

0,8

3. Semut

Parameter / sasaran observasi

Individu ke-

1

2

3

4

5

Panjang tubuh

0,7

0,6

0,4

0,5

0,6

Panjang antenna

0,4

0,35

0,2

0,3

0,35

Panjang kaki

0,6

0,5

0,3

0,4

0,5

Jumlah antenna

2

2

2

2

2

Jumlah kaki

6

6

6

6

6

Warna tubuh

merah

merah

merah

merah

Merah

Warna ekor

hitam

hitam

hitam

hitam

Hitam

Warna kepala

merah

merah

merah

merah

Merah

Warna mata

hitam

hitam

hitam

hitam

Hitam

Jumlah mata

2

2

2

2

2

KLASIFIKASI

Kunci Dikotomi

· Klasifikasi Semut Merah

1. b. Abdomen bersambung dengan thoraks dengan sebuah ruas yang rampin …………………………………………………………………………………………………5

5. a. Dengan sayap……………………………………………………………………………..6

6. b. Trochanter terdiri atas satu ruas, antenna terdiri atas 12 ruas (betina) atau 13 ruas (jantan), sayap belakang dengan sel tertutup ……………………..…………………………11

11. a. Sudut belakang pronotum menyentuh (hampir menyentuh) tegula …………………...12

12. a. Petioles dengan sebuah bongkol (nodus) yang tegak, antenna 6-13 ruas, berbentuk menyiku (betina), ruas pertama sangat panjang……………………………………Formicidae

· Klasifikasi Ngengat

1.a. Ada sayap…………………………………………………………………………………………..2

2.b. Antenna dengan beragam bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang berbentuk bonggol, apabila antenna berbentuk bonggol biasanya dapat ditemukan frenulum, ocelli ada atau tidak ada (ngengat) ………………………………………………………………………………………..…….10

10.b. Sayap bersisik biasa……………………………………………………………………………..11

11.b. Sayap normal…………………………………………………………………………………….12

12.b. Tidak seperti pada 12. a. ………………………………………………………………………..13

13.b. Kupu-kupu dengan ukuran yang jauh lebih kecil …………………..…………………………..14

14.b. Tidak seperti 14.a………………………………………………………………………………..15

15.a. Ukuran kecil sampai sedang, warna muda, biasanya dengan bintik-bintik atau pita yang berwarna cerah, Cu pada sayap belakang dengan 4 cabang, Sc menebal pada pangkalnya…….Actidae

· Klasifikasi Ikan

175.b. Sirip punggung dua…………………………………………………………………………..176

176.b. Sirip punggung tidak berduri ..………….……………………………………………………177

177.b. Sirip punggung pertama dibelakang sirip perut atau di atas sirip perut …...…………………179

179.b. Sirip-sirip punggung kecil, sirip punggung pertama di atas atau di belakang sirip perut, yang kedua dibelakang sirip dubur ekor tidak bergigi disisi ………………..……………..familia Scylliidae

1. Ikan

· Kingdom: Animalia

· Phylum: Chordata

· Kelas: Pisces

· Sub kelas: Telestei

· Ordo: Percoidea

· Family: Cichilidae

· Genus: Oreochromis

· Spesies: Oreochromis Mossambicus

2. Ngengat

· Kingdom: Animalia

· Phylum: Anthropoda

· Sub phylum: Chelicerata

· Kelas: Arachnida

· Ordo: Lepidoptera

3. Semut

· Kingdom: Animalia

· Phylum: Anthropoda

· Kelas: Insekta

· Ordo: Hymenoptera

· Sub ordo: Apokrita

· Family: Formicidae

· Genus: Formica

· Spesies: Formica yessensis

E. PEMBAHASAN

Pada pengamatan yang berjudul keragaman dan keanekaragaman organismebertujuan menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi, melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap parameter-parameter yang terinventarisasi, membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subpopulasi (subspecies) yang sama, membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subspecies yang sama (spesies yang sama), membandingkan ciri individu antar spesies. Pada pengamatan hewan yang diamati adalah ikan, ngengat, dan semut. Parameter yang digunakan untuk mencari keragaman dan keanekaragaman pada ikan adalah warna sisik tubuh, warna mata, warna sirip, ukuran panjang tubuh, panjang ekor dan jumlah sirip. Parameter yang digunakan pada ngengat adalah warna sayap, warna tubuh, jumlah sayap, jumlah kaki, jumlah mata, warna mata, warna mulut(bentuk penghisap), tempat hidup, ukuran tubuh, dan ukuran sayap.Sedangkan pada semut parameter yang digunakan adalah panjang tubuh, panjang antenna, panjang kaki, jumlah antenna, jumlah kaki, warna tubuh, warna ekor, warna kepala, warna mata dan jumlah mata.

Pada pengamatan ikan diamati 5 individu ikan sebagai sampel yang masing-masing memiliki keragaman dan keanekaragaman ciri morfologi.Keragaman ciri morfologi yang ditemukan pada kelima individu tersebut adalah jumlah sirip (sirip samping, sirip punggung, sirip ekor, sirip perut dan sirip belakang bawah) yang terdapat pada ikan.

Pada pengamatan ngengat diamati 5 individu sebagai sampel yang masing –masing memiliki keragaman dan keanekaragaman ciri morfologi yang ada.Keragaman ciri morfologi yang ditemukan pada kelima individu tersebut yaitujumlah sayap, jumlah kaki, jumlah mata, warna mata, warna mulut(bentuk penghisap) dan tempat hidup.Ngengat yang digunakan sebagai sampel memiliki jumlah sayap 1 pasang sayap luar dan 1 pasang sayap dalam, jumlah kaki ada 6, jumlah mata 2, mata berwarna hijau, warna mulut(bentuk penghisap) orange dan hidup pada habitat yang sama yaitu pada pohon jeruk.

Pada pengamatan semut diamati 5 individu sebagai sampel yang masing –masing memiliki keragaman dan keanekaragaman ciri morfologi yang ada.Keragaman ciri morfologi yang ditemukan pada kelima individu tersebut adalah jumlah antenna, jumlah kaki, warna tubuh, warna ekor, warna kepala, warna mata dan jumlah mata.Pada semut yang digunakan sebagai sampel memiliki jumlah antenna 2, jumlah kaki 6, warna tubuh merah, warna ekor hitam, warna kepala merah, waran mata hitam dan jumlah mata ada 2.

Dari persamaan ciri morfologi yang terdapat dalam setiap spesies yaitu spesies ikan (jumlah sirip), spesies ngengat (jumlah sayap, jumlah kaki, jumlah mata, warna mata, warna mulut(bentuk penghisap) dan tempat hidup), dan spesies semut (jumlah antenna, jumlah kaki, warna tubuh, warna ekor, warna kepala, warna mata dan jumlah mata) membuktikan adanya keragaman intraspesies, yaitu persamaan ciri morfologi dalam satu spesies.

Selain terdapat persamaan ciri morfologi dalam setiap spesies, terdapat juga perbedaan ciri morfologi.Hal ini dapat dilihat dari perbedaan ciri pada setiap sampel ikan, keanekaragaman yang ditemukan pada kelima sampel ikan tersebut adalah warna mata, warna sisik tubuh, warna sirip, ukuran tubuh dan panjang ekor.Warna mata pada ikan yang diamati ada yang berwarna hitam dengan tepi orange dan ada yang berwarna hitam dengan tepi hijau.Warna sisik tubuh ada yang berwarna hitam belang, putih orange, hitam belang hijau dan hitam orange hijau.Warna sirip ada yang berwarna hitam, hitam orange, hitam ungu, dan hitam hijau.Ikan juga mempunyai ukuran panjang tubuh dan panjang ekor yang berbeda.

Perbedaan ciri morfologi yang terdapat pada ngengat terdapat pada parameter warna tubuh, warna sayap, ukuran tubuh, dan ukuran sayap. Warna tubuh pada ngengat yang diamati ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna hijau. Sayap pada ngengat individu 1 dan 4 berwarna putih dengan tepi orange, pada ngengat individu 2 sayap dalam berwarna putih dan sayap luar berwarna hijau dengan tepi orange, pada individu 3 sayap dalam berwarna putih dan sayap luar berwarna hijau dengan tepi merah, sedangkan pada individu 5 sayap dalam berwarna putih dan sayap luar dan tepi berwarna putih. Sedangkan dari ngengat yang diamati memiliki ukuran tubuh dan ukuran sayap yang berbeda-beda.

Perbedaan ciri morfologi yang terdapat pada semut terdapat pada parameter panjang tubuh, panjang antenna, dan panjang kaki. Dari sampel semut yang diamati memiliki panjang tubuh, panjang antenna dan panjang kaki yang berbeda-beda.

Dari perbedaan cirri morfologi yang terdapat dalam setiap spesies, yaitu spesies ikan (warna mata, warna sisik tubuh, warna sirip, ukuran tubuh dan panjang ekor), spesies ngengat (warna tubuh, warna sayap, ukuran tubuh, dan ukuran sayap) dan spesies semut (panjang tubuh, panjang antenna, dan panjang kaki) membuktikan adanya keanekaragaman intra spesies, yaitu perbedaan cirri morfologi dalam satu spesies.

Diantara ketiga hewan tersebut ditemukan persamaan cirri morfologi dalam parameter jumlah mata, yaitu jumlah mata ketiga hewan tersebut adalah satu pasang.Dari persamaan cirri yang dipunyai ketiga hewan tersebut membuktikan adanya keragaman interspesies, yaitu persamaan cirri morfologi antar spesies.

Selain persamaan ciri morfologi, ketiga hewan (ikan, ngengat, dan semut) tersebut juga mempunyai perbedaan ciri morfologi yaitu stuktur tubuh, cara bergerak, dan habitat. Pada ikan tubuhnya berlendir dan bersisik, pada ngengat tubuhnya memiliki sayap berselaput dan sisik berpigmen.Sedangkan tubuh semut terdiri atas kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).Sesuai pengamatan yang dilakukan dapat diamati cara bergerak ketiga hewan tersebut, ikan bergerak dengan menggunakan sirip yaitu berenang dalam air, pada ngengat bergerak menggunakan sayap untuk terbang disekitar habitatnya yaitu pohon jeruk dan semut berjalan di tanah. Berdasarkan perbedaan cirri morfologi tersebut dapat dikatakan bahwa diantara ketiga hewan tersebut memiliki keanekaragaman interspesies, yaitu perbedaan cirri morfologi antar spesies.

Berdasarkan keanekaragaman di atas hewan yang diamati dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Ikan

Berdasarkan hasil pengamatan ikan merupakan hewan yang tubuhnya ditutupi sisik, dan termasuk hewan pemakan segala yang dikenal dengan istilah omnivora. Selain itu ikan hidup di air, bersisik dan berlendir, berenang dengan menggunakan sirip, bernafas dengan insang dan alat pencernaan sempurna. Sehingga bisa disimpulkan ikan termasuk dalam kelas pisces. Taksonomi ikan sebagai berikut : kerajaan : animalia, filum : chordata, kelas : pisces, sub kelas : teleostei, ordo : percoidea, famili : cichilidae, genus : oreochromis, spesies : oreochromis mossambicus.

Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan mujair, yaitu:

a. Sistem penutup (kulit) : sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber perwarnaan

b. Sistem otot (urat daging) : otot pada ikan terutama terdapat pada bagian teruncus dan cauda. Otot tersusun secara zig-zag dan berfungsi untuk berenang. Disamping itu, otot juga terdapat dalam jumlah sedikit pada operculum, archus branchialis oragan visus dan pada rahang. Otot bersegmen, masing-masing segmen disebut miomer.

c. System rangka (tulang) :osteichthyes mempunyai kerangka dalam (endoskeleton) yang terdiri dari cranium (tengkorak), skeleton axialis (kerangka tubuh), dan skeletum extremitas (anggota gerak). Skeletum axialis terdiri columna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang) dan os costae (tulang iga) terutama pada bagian truncusnya. Masing-masing osvertebrata (ruas tulang belakang) terdiri dari corpus vertebrae (badan ruang), spina neuralis (duri atas) dan archus neuralis (lengkung atas). Kecuali memiliki spina neuralis, osvertebrae pada bagian ekor juga mempunyai spina haemalis (duri bawah).

d. System pernafasan (respirasi) :pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi pada pembuluh kapiler isang. O2 yang dibutuhkan berasal dari O2 yang larut dalam air, karenanya pergantian dan aliran air sangat diperlukan sekali. Untuk itu, ada mekanisme tersendiri yang diatur oleh mulut dan tutup insang. Pada waktu tutup insang mengembang, membrana branchiostega menempel rapat pada tubuh. Pada saat itu mulut terbuka, sehingga air masuk ke dalam faring. Sebaliknya pada saat tutup insang mengempis, rongga faring menyempit, mulut tertutup, membrana branchiostega longgar sehingga air keluar melalui celah tutup insang.

e. System peredaran darah (sirkulasi) :terdiri dari jantung (cor) sebagai pusatnmya dan pembuluh-pembuluh darah nadi (arteri) dan balik (vena). Jantung terletak dalam rongga pericardium dibawah faring. Jantung ikan terdiri dari 2 ruangan serambi (atrium) dan bilik (ventriculum). Jantung berisi darah yang sudah dipakai yang berasal dari tubuh bagian depan dan belakang dari jantung melalui bulbus asteriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas ( CO2 dan O2) terjadi pada arteri (branchialis afferent) dan arteri branchialis afferent dalam filemen insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ke tubuh bagian depan dan belakang.

f. System pencernaan :saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai dengan anus dan disertai dengan alat” pencernaan tambahan seperti hati (hepar).makanan masuk melalui lubang mulut selanjutnya melalui faring makanan masuk ke dalam esofagus yang pendek dan terus ke lambung .antara lambung dan duodenum terdapat klep pilorus ( valvula pilori). Sekresi hepar dalam bentuk cairan empedu untuk sementara disimpan dalam kantung empedu (vesica fellea) melalui saluran empedu masuk ke dalam usus (intestinum bila diperlukan.

g. System saraf : otak dan sumsum tulang belakang merupakan pusat susunan syaraf pada ikan otak terdiri dari lobus olfactorius (pusat pembau), lobus opticus (pusat penglihatan) dan cerebrum (otak kecil). Dari otak ke luar 10 pasang syaraf (nervi cerebralis) sedang dari sumsum tulang belakang juga terdapat banyak pasang selabut syaraf (nervi spinalis)

h. System hormone : hormone dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar hormone ; hormone pertumbuhan, reproduks, ekskresi dan osmoregulasi

i. System ekskresi dan osmoregulasi :ren(ginjal) sepasang melekat pada dinding dalam tubuh sebelah dorsal, warna merah kecokelatan. Persis dibawah ren dijumpai vesica natatoria( glembung renang). Dari ginjal, urin dialirkan melalui ureter dan selanjutnya disimpan didalam vesica urinaria (kandung kemih)

j. System reproduksi: jenis kelamin terpisah, ikan jantan menghasilkan spermatozoid, sedang jenis betina mengeluarkan telur-telurnya ke dalam air. Pembuahan dan perkembangan embrional terjadi di liar tubuh.

2. Ngengat

Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan kedua-duanya termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera.Perbedaan di antara kupu-kupu dan ngengat lebih dari sekadar taksonomi. Kadang nama "Rhopalocera" (kupu-kupu) dan "Heterocera" (ngengat) digunakan untuk memformalisasikan perbedaan mereka. Banyak usaha telah dilakukan untuk membagi ordo Lepidoptera menjadi kelompok seperti Microlepidoptera dan Macrolepidoptera, Fenatae dan Jugatau, atau Monotrysia dan Ditrysia. Kegagalan dari nama ini untuk tetap berada pada penggolongan moderan karena tidak ada dari penggolongan tersebut merepresentasikan sepasang kelompok monofiletis. Pada kenyatannya, kupu-kupu adalah kelompok kecil yang muncul dari "ngengat".Kebanyakan spesies ngengat giat pada malam hari, namun ada juga yang giat pada petang dan pagi, serta yang giat pada siang hari.

Seperti serangga pada umumnya, ngengat memiliki eksoskeleton dan tungkai bersendi, tetapi tidak seperti serangga lainnya serangga ini memiliki sayap membranous (berselaput) dan ditutupi sisik berpigmen, oleh karena itu, dalam taksonomi disebut "Lepidoptera," atau "sayap bersisik.Ngengat, biasanya memiliki pola dan warna yang polos, aktif pada malam hari.Spesies ngengat lebih banyak daripada gabungan antara spesies kupu-kupu dan skippers, dengan perbandingan sekitar 8:1. Kupu-kupu dan skippers adalah kelompok monofiletik dalam Lepidoptera, tapi "ngengat" adalah kelompok paraphyletic

Saat istirahat, sayap diletakkan secara horizontal atau menempel di atas/di sekitar abdomen; jarang, sayap diletakkan bersama-sama secara vertikal di atas tubuh, seperti pada kupu-kupu. Ngengat dewasa biasanya memiliki antenna berbulu (feathery), menebal (thickened), atau seperti benang, tidak memiliki knob atau hook, seperti pada kupu-kupu dan skippers, dan kebanyakan aktif pada malam hari

Beberapa spesies ngengat memiliki pola sayap berwarna-warni dan aktif pada siang hari.Ngengat Tegeticula yuccasella, memiliki kekhasan dengan fitur warna yang sederhana - putih, coklat dan coklat keabu-abuan.Ketika berkepompong di atas tanah, pupa memiliki kokon yang terbuat dari sutra, sering dikombinasikan dengan bahan-bahan alam lainnya seperti daun atau bulu tubuh mereka sendiri. Kebanyakan larvanya berkepompong dalam tanah

Sesuai dengan hasil pengamatan, ngengat merupakan hewan yang mempunyai sayap, mempunyai 3 pasang kaki yang terdapat pada prothoraks, mulut tipe penghisap, tubuh beruas-ruas, dan tidak mempunyai antenna. Sehingga taksonomi ngengat adalah sebagai berikut: kerajaan : animalia, filum : anthropoda, sub phylum : chelicerata, kelas : arachnida, ordo : lepidoptera,

3. Semut

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).

Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka.Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung,sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.

Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor.Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik.Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan.Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.Beberapa spesies semut juga memiliksengatterhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.

Sesuai dengan hasil pengamatan, semut merupakan hewan yang tubuhnya tidak ditutupi bulu dan termasuk hewan omnivora, karena semut dapat mengondisikan pada berbagai jenis makanan. Mulai dari jenis makanan yang berbau manis-manisan ataupun yang gurih.Semut merupakan hewan yang memiliki antena, yang digunakan untuk membantu penglihatran.Selain itu juga, semut adalah hewan yang tidak memiliki bisa. Taksonomi semut sebagai berikut : kerajaan : animalia, filum : anthropoda, kelas : insekta, ordo : hymnoptera, sub ordo : apokrita, famili : formicidae, genus : formica, spesies : fomica yessensis.

Dalam mengelompokkan hewan-hewan yang ada, langkah pertama yaitu mengelompokkannya berdasarkan cirri luar pertama yang dapat dilihat.Cirri tersebut adalah apakah hewan yang diamati tersebut ada sayap atau tidak bersayap.Dari pengklasifikasian tersebut hewan yang bersyap adalah ngengat, sedangkan hewan yang tidak bersayap adalah semut dan ikan.Cirri lainnya apakah berkembang biak dengan cara bertelur atau melahirkan. Dari pengklasifikasian tersebut hewan yang diamati berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Persamaan lainnya adalah persamaan antara semut dan ngengat, yaitu pada kaki yang beruas.

Kunci Dikotomi

· Klasifikasi Semut Merah

1. b. Abdomen bersambung dengan thoraks dengan sebuah ruas yang rampin …………………………………………………………………………………………………5

5. a. Dengan sayap……………………………………………………………………………..6

6. b. Trochanter terdiri atas satu ruas, antenna terdiri atas 12 ruas (betina) atau 13 ruas (jantan), sayap belakang dengan sel tertutup ……………………..…………………………11

11. a. Sudut belakang pronotum menyentuh (hampir menyentuh) tegula …………………...12

12. a. Petioles dengan sebuah bongkol (nodus) yang tegak, antenna 6-13 ruas, berbentuk menyiku (betina), ruas pertama sangat panjang……………………………………Formicidae

· Klasifikasi Ngengat

1.a. Ada sayap…………………………………………………………………………………………..2

2.b. Antenna dengan beragam bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang berbentuk bonggol, apabila antenna berbentuk bonggol biasanya dapat ditemukan frenulum, ocelli ada atau tidak ada (ngengat) ………………………………………………………………………………………..…….10

10.b. Sayap bersisik biasa……………………………………………………………………………..11

11.b. Sayap normal…………………………………………………………………………………….12

12.b. Tidak seperti pada 12. a. ………………………………………………………………………..13

13.b. Kupu-kupu dengan ukuran yang jauh lebih kecil …………………..…………………………..14

14.b. Tidak seperti 14.a………………………………………………………………………………..15

15.a. Ukuran kecil sampai sedang, warna muda, biasanya dengan bintik-bintik atau pita yang berwarna cerah, Cu pada sayap belakang dengan 4 cabang, Sc menebal pada pangkalnya…….Actidae

· Klasifikasi Ikan

175.b. Sirip punggung dua…………………………………………………………………………..176

176.b. Sirip punggung tidak berduri ..………….……………………………………………………177

177.b. Sirip punggung pertama dibelakang sirip perut atau di atas sirip perut …...…………………179

179.b. Sirip-sirip punggung kecil, sirip punggung pertama di atas atau di belakang sirip perut, yang kedua dibelakang sirip dubur ekor tidak bergigi disisi ………………..……………..familia Scylliidae

F. KESIMPULAN

Dari data hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan

1. Dari observasi diperoleh cirri-ciri morfologi pada hewan ikan, ngengat dan semut.

2. Pada pengamatan kali ini, digunakan parameter-parameter sebagai berikut :

· Pada ikan : warna sisik tubuh, warna mata, warna sirip, ukuran panjang tubuh, panjang ekor dan jumlah sirip

· Pada ngengat : warna sayap, warna tubuh, jumlah sayap, jumlah kaki, jumlah mata, warna mata, warna mulut(bentuk penghisap), tempat hidup, ukuran tubuh, dan ukuran sayap

· Pada semut : panjang tubuh, panjang antenna, panjang kaki, jumlah antenna, jumlah kaki, warna tubuh, warna ekor, warna kepala, warna mata dan jumlah mata

3. Dari individu-individu yang ditemukan dalam sub populasi yang sama memiliki perbedaan dan persamaan cirri morfologi. Cirri-ciri yang sama tidak menempatkan ketiga hewan tersebut ke dalam satu spesies tetapi dalam tingkatan di atasnya (keanekaragaman tingkat jenis) karena dari individu-individu tersebut tidak terdapat variasi gen.

Perbandingan cirri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam sub populasi yang sama :

a) Keragaman inter spesies, yaitu persamaan cirri morfologi yang terdapat dalam antar spesies, misalnya diantara ketiga hewan yaitu ikan, ngengat dan semut ditemukan persamaan cirri morfologi dalam parameter jumlah mata, yaitu jumlah mata ketiga hewan tersebut adalah satu pasang.

b) Keanekaragaman interspesies, yaitu perbedaan cirri morfologi yang terdapat dalam antar spesies, misalnya ketiga hewan (ikan, ngengat, dan semut) mempunyai stuktur tubuh, cara bergerak, dan habitat yang berbeda.

4. Perbandingan cirri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subspecies yang sama :

a) Keragaman intraspesies, yaitu persamaan cirri morfologi yang terdapat dalam satu spesies, misalnya dalam spesies ngengat terdapat keragaman cirri morfologi yang ditemukan yaitu jumlah sayap, jumlah kaki, jumlah mata, warna mata, warna mulut(bentuk penghisap) dan tempat hidup.

b) Keanekaragaman intraspesies, yaitu perbedaan cirri morfologi yang terdapat dalam satu spesies, misalnya pada spesies ikan terdapat keanekaragaman cirri morfologi yang ditemukan yaitu warna mata, warna sisik tubuh, warna sirip, ukuran tubuh dan panjang ekor.

5. Dari pembahasan didapatkan adanya persamaan dan perbedaan cirri morfologi antar spesies yang menunjukkan adanya keragaman dan keanekaragaman makhluk hidup terutama pada hewan.

6. Dalam pengklasifikasian makhluk hidup ke dalam satu kelompok dapat digunakan dasar-dasar pengklasifikasian yaitu persamaan dan perbedaan cirri morfologi, anatomi tubuh, fisiologi, habitat dan perilaku. Pengamatan secara langsung biasanya didasarkan pada cirri morfologi.

7. Klasifikasi secara dikotomis adalah metode pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan pada cirri makhluk hidup yang terdapat dua alternative jawaban dalam pengelompokannya, jika salah satu trpenuhi maka pilihan lain gugur.

8. Berdasarkan data dan pengelompokan, diketahui bahwa setiap organism memiliki pola persamaan dan perbedaan. Identifikasi terhadap ikan, ngengat dan semut digolongkan ke dalam hewan yang berkembangbiak secara ovipar, karena berkembangbiak secara bertelur. Ngengat dan semut mempunyai persamaan dalam struktur kaki yang beruas. Perbedaan habitat terjadi pada ketiga hewan yang diamati, perbedaan habitat itu sebagai berikut : habitat ikan di air, habitat habitat semut di udara dan habitat ngengat di udara.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Nurul. 2009. Laporan Praktikum Biologi Dasar 1 Keragaman dan Keanekaragaman Organisme.Yogyakarta.

Lilies, Christina.1991.Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Neil A, Campbell.2000.Campbell Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta :Erlangga.

Saanin, Hasanuddin. 1968. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi Ikan. Bandung: Binatjipta.

Somarji.1995.Zoologi.Jakarta: Universitas Terbuka

Diambil pada tanggal 19 Oktober 2011, dari http://id.wikipedia.org/wiki/semut.

LAMPIRAN

Gambar komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan di lingkungan terrestrial.

a. Gambar ikan

b. Gambar semut

12