Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendasari analisis data dalam bab selanjutnya. Teori-teori yang digunakan mengenai konsep kanji, yaitu naritachi (pembentukan kanji), bushu (radikal); hitsujun (prinsip urutan penulisan) serta kakusuu (jumlah stroke). Selain itu penulis juga menggunakan konsep kesalahan berbahasa dan teori kognitif. 2.1 Konsep Kanji Berdasarkan sejarahnya, menurut Tamamura (2001: 160-162), kanji adalah karakter yang digunakan oleh orang- orang Han untuk mencatatkan bahasa Cina. Dari benda-benda peninggalan zaman dahulu, diperkirakan kanji sudah ada sejak 3000 tahun sebelum masehi. Setiap karakter kanji menggambarkan satu suku kata bahasa Cina. Diketahui juga bahwa kanji yang digunakan oleh masyarakat Jepang saat ini merupakan huruf yang berasal dari Cina. Akan tetapi penggunaannya sudah disesuaikan dengan masyarakat Jepang 7
27
Embed
library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewSalah satu teori perkembangan kognitif yang banyak digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab 2
Landasan Teori
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendasari
analisis data dalam bab selanjutnya. Teori-teori yang digunakan mengenai konsep
kanji, yaitu naritachi (pembentukan kanji), bushu (radikal); hitsujun (prinsip urutan
penulisan) serta kakusuu (jumlah stroke). Selain itu penulis juga menggunakan
konsep kesalahan berbahasa dan teori kognitif.
2.1 Konsep Kanji
Berdasarkan sejarahnya, menurut Tamamura (2001: 160-162), kanji adalah
karakter yang digunakan oleh orang-orang Han untuk mencatatkan bahasa Cina. Dari
benda-benda peninggalan zaman dahulu, diperkirakan kanji sudah ada sejak 3000
tahun sebelum masehi. Setiap karakter kanji menggambarkan satu suku kata bahasa
Cina. Diketahui juga bahwa kanji yang digunakan oleh masyarakat Jepang saat ini
merupakan huruf yang berasal dari Cina. Akan tetapi penggunaannya sudah
disesuaikan dengan masyarakat Jepang dan menjadi cikal bakal munculnya huruf
kana. Walaupun telah terdapat huruf kana, peranan kanji dalam mengembangkan
kemampuan berbahasa Jepang dalam jangka waktu yang lama tidak bisa dipandang
rendah. Berdasarkan pernyataan Fujiwara (1990: (2)) huruf kanji dalam Joyō
Kanji atau kanji yang digunakan sehari-hari berjumlah 1945 huruf.
7
Tidak seperti huruf alphabet, huruf-huruf Jepang seperti hiragana,
katakana, dan kanji terbentuk dari beberapa garis dan coretan. Pada tingkatan basic,
pemelajar akan memperlajari penulisan kanji sederhana seperti perhitungan (satu;
ichi「一」, dua; ni 「二」, tiga; san 「三」, empat; yon 「四」 dan seterusnya),
bulan; tsuki 「月」 , matahari; hi 「日」 , atau mengenai anggota tubuh (mata; me
「目」, telinga; mimi「耳」, tangan; te「手」, kaki; ashi 「足」, dan sebagainya).
Kanji sendiri memliki beberapa unsur, seperti unsur dasar pembentukan maupun tata
cara penulisan. Berikut ini adalah penjabaran mengenai unsur kanji; bushu, hitsujun
dan kakusuu.
2.1.1 Naritachi (成り立ち)
Kanji-kanji yang ada dipakai oleh masyarakat tidak tebentuk begitu saja,
kanji-kanji tersebut disusun berdasarkan arti dan bentuknya. Dari hal tersebut muncul
istilah ”rikusho” sebagai prinsip pembentukan dan penggunaan kanji. Menurut
Shimura (1990: 34), rikusho diklasifikasikan menjadi 6 bagian yaitu shookei, shiji,
kai’i, keisei, tenchuu dan kasha. Dimana shookei, shiji, kai’i dan keisei menunjukan
pembentukan atau cara-cara penciptaan sebuah kanji, sedangkan tenchuu dan kasha
menunjukan pemakaian kanji. Pembentukan kanji tersebut dikenal dengan istilah
naritachi (成り立ち). Pada penelitian ini, penulis hanya akan menggunakan konsep
pembentukan kanji (naritachi) dari konsep rikusho.
8
a. Shookei (象形)
Shookei adalah jenis naritachi yang paling primitif. Huruf kanji yang
termasuk ke jenis shookei adalah kanji yang terbentuk dengan menggambarkan atau
meniru bentuk dari sebuah benda.
Gambar 2.1 Contoh Shookei Moji
b. Shiji (指事)
Shiji adalah huruf kanji yang terbentuk dari sesuatu yang bersifat abstrak
menggunakan tanda tertentu, seperti titik atau garis. Penambahan tanda tersebut
terkadang dilakukan terhadap kanji jenis shookei-moji. Contoh kanji 末 terbentuk
dari kanji 木 yang merupakan jenis shookei-moji kemudian ditambahkan garis 一 .
c. Kai’i (会意)
Kai’i adalah jenis naritachi yang huruf kanjinya terbentuk dari penggabungan
dua huruf kanji dengan memperhatikan makna masing-masing kanji tersebut.
Contoh, kanji 「 森 」 merupakan kombinasi dari tiga kanji 「 木 」 , yang
menggambarkan suatu tempat dengan banyak pohon. Oleh karena itu terbentuk kanji
baru yang memiliki arti “hutan”. Contoh lainnya kanji 「 休 」 yang merupakan
kombinasi dari kanji 「人」dan 「木」 , yang menggambarkan seseorang sedang
9
beristirahat di bawah pohon. Oleh karena itu terbentuk kanji baru yang memiliki arti
“istirahat”.
d. Keisei (形声)
Keisei adalah huruf kanji yang terbentuk dari penggabungan dua huruf kanji
dengan memperhatikan makna dan bunyi dari kanji yang digabungkan. Contoh kanji
清 ( セ イ ; き よ ・ い ) Kanji tersebut terbentuk dari kanji 水 dan 青 yang
menggambarkan “pure water” sehingga memiliki arti “pure/ clear”. Contoh lainnya
kanji 晴(セイ;は・れる) . Kanji tersebut terbentuk dari kanji 日 dan 青 yang
menggambarkan “hari yang cerah” sehingga memiliki arti “clear/ be sunny”.
2.1.2 Bushu (部首)
Kanji terdiri dari beberapa coretan, coretan-coretan ini membentuk bagian
dasar pada sebuah kanji. Bagian dasar kanji tersebut akhirnya akan membentuk satu
kanji yang dikenal dengan istilah radical atau bushu (Mitamura, 1998: 12).
Mempelajari nama, pengertian dan asal-usul suatu bushu adalah sesuatu
yang penting. Melalui bushu, dapat mempermudah pemelajar dalam mencari arti
maupun pengucapan suatu kanji di kamus. Kanji dengan bushu yang sama, sering
memiliki arti yang sama atau mendekati.
Berdasarkan pernyataan Tamamura (2001: 166), dari 9.353 kanji yang
terdapat dalam Setsumon Jitaishōten, terdapat 540 bushu. Tetapi saat ini diatur
menjadi 214 bushu. Bushu-bushu tersebut dikelompokan dalam tujuh macam bushu,
yaitu hen, tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyoo, dan kamae. Ada pula kanji-kanji yang
tidak termasuk kedalam ketujuh jenis bushu ini, seperti kanji 必.
10
Gambar 2.2 Jenis Bushu Kanji (Sumber: Mitamura, 1998: 12)
Berikut ini penjelasan mengenai ketujuh jenis bushu tersebut. Bushu pada
kategori (a) dalam tabel merupakan bushu dari suatu kanji utuh (independent kanji)
atau sedikit diubah. Bushu pada kategori (b) dalam tabel bukan merupakan
independent kanji, telah sepenuhnya diubah atau bagian dari suatu kanji (Mitamura,
1998: 14-15).
1. Hen (偏)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian kiri sebuah kanji.
Gambar 2.3 Bushu Hen (Sumber: Mitamura, 1998: 14)
Contoh kanji dari bushu hen jenis nimben seperti pada kanji 休 (yasumu), 作
(tsukuru) dan 体 (karada). Kanji dari bushu hen jenis ni-sui, seperti pada kanji 次
(tsugi), 冷 (hieru) dan 凍 (kooru).
11
2. Tsukuri (旁)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian kanan sebuah kanji.
Gambar 2.4 Bushu Tsukuri (Sumber: Mitamura, 1998: 14)
Contoh kanji dari bushu tsukuri jenis oozato seperti pada kanji 部 (bu), 都
(to) dan 郭 (kaku). Kanji dari bushu tsukuri jenis chikara, seperti pada kanji 効
(kiku), 動 (hataraku) dan 助 (tasuke).
3. Kanmuri (冠)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian atas sebuah kanji.
Gambar 2.5 Bushu Kanmuri (Sumber: Mitamura, 1998: 15)
Contoh kanji dari bushu kanmuri jenis u-kanmuri seperti pada kanji 安
(yasui), 宅 (taku) dan 客 (kyaku). Kanji dari bushu kanmuri jenis kusa-kanmuri,
seperti pada kanji 花 (hana), 英 (ei) dan 若 (wakai).
12
4. Ashi (脚)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian bawah sebuah kanji.
Gambar 2.6 Bushu Ashi (Sumber: Mitamura, 1998: 15)
Contoh kanji dari bushu ashi jenis hito-ashi seperti pada kanji 先 (saki), 兄
(ani), 元 (moto). Kanji dari bushu ashi jenis yotsuten seperti pada kanji 然 (shikari),
無 (mu), 熱 (netsu)
5. Tare (垂)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian atas dan
menyambung ke bagian kiri sebuah kanji, seperti siku-siku. Contoh bushu jenis tare
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.7 Bushu Tare (Sumber: Mitamura, 1998: 15)
Contoh kanji dari bushu tare jenis madare seperti pada kanji 度 (tabi), 府
(fu) dan 応 (kotaeru). Kanji dari bushu tare jenis yamaidare seperti pada kanji 病
(yamai), 痛 (itai) dan 疲 (tsukarasu).
13
6. Nyoo (繞)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak pada bagian kiri dan
menyambung pada bagian bawah, membentuk siku-siku.
Gambar 2.8 Bushu Nyoo (Sumber: Mitamura, 1998: 15)
Contoh kanji dari bushu nyoo jenis soonyoo seperti pada kanji 起 (okiru), 超
(koeru) dan 越 (koeru). Kanji dari bushu nyoo jenis shinnyoo seperti pada kanji 近
(chikaku), 送 (okuru) dan 連 (tsuranaru). Kanji dari bushu nyoo jenis ennyoo seperti
pada kanji 延 (nobiru), 建 (tatsu) dan 廷 (tei).
7. Kamae (構)
Bushu jenis ini adalah bushu yang terletak di sekeliling sebuah kanji.
Gambar 2.9 Bushu Kamae (Sumber: Mitamura, 1998: 15)
14
Contoh kanji dari bushu kamae jenis hako-gamae, seperti pada kanji 医
(iyasu), 区 (ku) dan 巨 (kyo). Kanji dari bushu kamae jenis mon-gamae seperti pada
kanji 間 (aida), 聞 (kiku) dan 閉 (shimeru).
2.1.3 Hitsujun (筆順)
Penulisan huruf kanji dan kana tidak dilakukan secara sembarang.
Berdasarkan pernyataan Fujiwara (1990: (1)), “漢字や仮名を書くときの順序を筆
順 と い い ま す 。 ” . Urutan penulisan pada saat menulis kanji dan kana disebut
hitsujun. Hitsujun merupakan salah satu faktor penting dalam penulisan kanji. Saat
menulis kanji, memperhatikan urutan coretan dan kecepatan yang benar penting
untuk dapat menulis kanji dengan proporsi dan bentuk yang baik.
Fujiwara (1990: (2)) juga menyatakan bahwa ada hal-hal penting yang harus
diperhatikan ketika menulis kanji sesuai hitsujun. Kita sebaiknya menulis urutan
tersebut secara natural, tidak dipaksakan atau tidak kaku. Kemudian memperhatikan
kecepatan penulisan dan besar kecil dari bentuk kanji tersebut, agar mempermudah
pemahaman kita mengenai kanji tersebut.
Hal yang serupa diungkapkan juga oleh Oshiki. Menurut keseimbangan
dalam shoji (tulisan tangan) yang diungkapkan Oshiki, adanya aturan-aturan urutan
dalam shoji banyak dikuatkan dengan tujuan untuk memudahkan dalam menulis dan
mengingat. Selain itu perlu dipertimbangkan masalah kesadaran mengenai shoji,
serta masalah kurangnya bimbingan dalam menulis. (Oshiki, 2008: 32)
Bagi pelajar bahasa Jepang yang bahasa ibunya bukan bahasa Jepang, dapat
dikatakan bahwa menulis kanji merupakan hal yang sulit. Ditambah lagi dengan
urutan-urutannya. Ketika menulis dengan pensil memang tidak terlihat jika terjadi
15
kesalahan urutan penulisan. Tetapi ketika menulis kaligrafi menggunakan kuas, akan
terlihat kesalahannya (Matsuo dan Michiko, 1989: xiv). Oleh karena, pada saat
pengajaran terutama kepada pemelajar yang mempelajari huruf baru perlu adanya
bimbingan mengenai penulisan sesuai urutan.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip penulisan urutan kanji menurut Mitamura
(1998, 5-7).
1. Urutan dari kiri ke kanan, contoh:
2. Urutan dari atas ke bawah
3. Urutan garis horizontal lebih dahulu, atau vertikal dahulu
4. Dimulai dari coretan di tengah ke kiri, kemudian ke kanan
5. Dari coretan luar ke dalam
16
Pada prinsip penulisan ini, terdapat pengecualian. Contohnya pada kanji
berikut ini.
6. Penulisan garis diagonal dimulai dengan diagonal kanan ke kiri (left-sweep),
lalu diagonal kiri ke kanan (right-sweep)
7. Garis vertikal yang berada di tengah, ditulis terakhir
8. Garis yang memotong atau menembus bagian lainnya ditulis terakhir
Pada prinsip penulisan ini juga terdapat pengecualian. Contohnya pada kanji
berikut ini.
9. Garis short-left-sweep ditulis terlebih dahulu sebelum garis horizontal.
Pada prinsip penulisan ini juga terdapat pengecualian yaitu garis long-left-
sweep ditulis setelah garis horizontal. Contohnya pada kanji berikut ini.
17
2.1.4 Kakusuu (画数)
Kakusuu adalah jumlah garis atau coretan yang membentuk suatu kanji.
Sama seperti bushu, kakusuu juga sering digunakan untuk mencari arti, mengingat
serta dalam penulisan sebuah kanji (Mitamura, 1998: 10).
Bagi pemelajar bahasa Jepang yang bahasa ibunya bukan bahasa Jepang,
kanji merupakan huruf yang tidak biasa, terlebih yang bentuknya berbelit. Saat
menulis atau mencari suatu kanji berdasarkan kakusuu-nya, terkadang terjadi
kesalahan karena salah melakukan perhitungan jumlah coretan, dapat menjadi kurang
atau lebih. Berikut adalah contoh kanji-kanji yang memiliki satu sampai tiga puluh