Top Banner
BAB 23 K E S E H A T A N
187

 · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Jan 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

BAB 23K E S E H A T A N

Page 2:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan
Page 3:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

BAB 23

KESEHATAN

I. PENDAHULUAN

Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan

Negara (GBHN), arah dan kebijaksanaan pembangunan di bidang

kesehatan yang ditempuh dalam periode Repelita IV akan dilan-

jutkan dan ditingkatkan agar makin dapat diwujudkan perbaikan

kualitas manusia dan kualitas kehidupan masyarakat.

Arah dan kebijaksanaan selanjutnya dari pembangunan

bidang kesehatan telah ditetapkan dalam GBHN sebagai berikut.

1. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi

derajat kesehatan termasuk keadaan gizi masyarakat dalam

rangka peningkatan kualitas dan taraf hidup serta ke-

cerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Pemba-

ngunan kesehatan dilakukan dengan memberikan prioritas

pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga

serta pencegahan penyakit, di samping upaya penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Sehubungan dengan itu

perlu dikembangkan sistem kesehatan nasional yang ter-

padu yang dapat mendorong partisipasi masyarakat ter-

masuk swasta.

111

Page 4:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

2. Pembangunan kesehatan terutama ditujukan pada golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik di pedesaan

maupun di perkotaan. Perhatian khusus perlu diberikan

kepada daerah terpencil, kelompok masyarakat terasing,

daerah pemukiman baru termasuk daerah transmigrasi, dan

daerah perbatasan. Sehubungan dengan itu, perlu terus

ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pe-

layanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang

lebih baik dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

3. Upaya perbaikan kesehatan rakyat ditingkatkan antara

lain melalui pemberantasan penyakit menular, perbaikan

gizi, penyediaan air bersih, kebersihan dan kesehatan

lingkungan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak ter-

masuk keluarga berencana. Perhatian khusus perlu dibe-

rikan pada perlindungan rakyat terhadap polusi, limbah

industri, bahaya narkotika dan penyalahgunaan obat,

serta peningkatan pengawasan kesehatan lingkungan, obat,

makanan dan minuman. Perlu juga ditingkatkan pencegahan

penggunaan narkotika dan penyalahgunaan obat di kalangan

generasi muda. Selanjutnya penyuluhan kesehatan perlu

diperluas untuk menumbuhkan kesadaran dan membudayakan

perilaku hidup sehat sedini mungkin di seluruh lapisan

masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui

pusat-pusat kesehatan masyarakat, pos-pos pelayanan

terpadu serta berbagai kegiatan masyarakat lainnya.

4. Dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kesehatan,

perlu terus ditingkatkan mutu pelayanan rumah-rumah

sakit, lembaga-lembaga pemulihan kesehatan, pusat-pusat

kesehatan masyarakat serta lembaga-lembaga kesehatan

lainnya. Selanjutnya perlu ditingkatkan pula penyediaan

112

Page 5:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga ke-

sehatan lainnya, serta penyediaan obat yang makin merata

dan terjangkau oleh rakyat. Di samping itu perlu terus

ditingkatkan pengadaan dan pemanfaatan sarana dan pra-

sarana kesehatan lainnya.

5. Pelayanan kesehatan, baik oleh pemerintah maupun oleh

swasta, harus selalu memperhatikan aspek-aspek kemanu-

siaan dalam pelaksanaannya. Di samping itu perlu dikem-

bangkan cara pembiayaan kesehatan oleh masyarakat sen-

diri berdasarkan prinsip asuransi.

6. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan secara

lebih luas dan merata sekaligus memelihara dan mengem-

bangkan warisan budaya bangsa, perlu terus dilakukan

penggalian, penelitian, pengujian dan pengembangan

obat-obatan serta cara pengobatan tradisional. Di sam-

ping itu perlu terus didorong langkah-langkah pengem-

bangan budi daya tanaman obat-obatan tradisional yang

secara medis dapat dipertanggungjawabkan.

Sesuai dengan arah dan kebijaksanaan yang ditetapkan

dalam GBHN tersebut, dalam Repelita V Sistem Kesehatan Nasio-

nal dan dampaknya terhadap peningkatan derajat kesehatan ma-

syarakat akan terus dikembangkan dan dimantapkan untuk menjadi

pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan, baik yang

dilaksanakan oleh pemerintah' maupun yang dilaksanakan oleh

swasta. Diharapkan pada akhir Repelita V telah dapat diman-

tapkan kerangka landasan pembangunan di bidang kesehatan ter-

masuk gizi masyarakat, sehingga dapat mulai dicapai derajat

kesehatan yang memadai sebagai kondisi untuk memenuhi awal

tinggal landas dalam Repelita VI.

Untuk itu akan diupayakan agar Sistem Kesehatan Nasional

dapat berfungsi lebih efektif dan efisien, dengan menanggu-

113

Page 6:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

langi berbagai masalah yang belum terpecahkan di dalam Repe-

lita IV.

II. KEADAAN DAN MASALAH

Dalam Repelita IV derajat kesehatan rakyat telah makin

meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai kemajuan in-

dikator utama kesehatan dan kualitas manusia, yaitu angka me-

ngenai kematian, kelahiran, kesakitan, dan status gizi.

Kemajuan berbagai indikator tersebut dan perkembangan upaya

kesehatan yang ada serta masalah-masalah yang masih

harus dihadapi dalam Repelita V adalah sebagai berikut.

1. Derajat Kesehatan

a. Angka Kesakitan dan Kematian

Angka kematian kasar sebesar 9,9 per 1.000 penduduk

pada akhir Repelita III turun menjadi 7,9 per 1.000 penduduk

pada akhir Repelita IV. Seperti halnya pada awal Repelita IV,

lebih dari separuh dari kematian kasar tersebut masih terdiri

dari anak-anak di bawah lima tahun. Hal ini memberikan petun-

juk bahwa masalah-masalah kesehatan bayi dan anak balita akan

tetap memerlukan perhatian utama.

Angka kematian bayi bervariasi cukup besar antar pro-

pinsi dan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Di beberapa

propinsi tertentu angka kematian bayi pada tahun 1988 masih

jauh di atas rata-rata nasional, yaitu antara 70 - 98 per

1.000 kelahiran hidup. Daerah-daerah tersebut adalah: Nusa

Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Timor Timur, Irian Jaya,

114

Page 7:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Maluku,

Riau, Jawa Barat, Jambi, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi

Tenggara. Sedang angka kematian bayi rata-rata nasional pada

tahun 1988 adalah 58 per 1.000 kelahiran hidup.

Angka kematian bayi berkaitan erat antara lain dengan

keadaan gizi ibu waktu mengandung. Makin rendah keadaan gizi

ibu pada umumnya, angka kematian bayi cenderung makin tinggi.

Keadaan gizi ibu di Indonesia pada umumnya masih rendah. Hal

itu terlihat pada angka kematian ibu waktu melahirkan yang

masih tergolong tinggi, yaitu 4,5 per 1.000 kelahiran hidup

pada tahun 1986.

Proses peningkatan kualitas hidup pada usia produktif

sangat dipengaruhi oleh kualitas hidup anak usia di bawah lima

tahun (balita). Karena itu angka kematian anak (umur 1 - 4

tahun) juga merupakan indikator penting mengenai derajat ke-

sehatan dan keadaan gizi masyarakat. Untuk Indonesia, angka

kematian anak juga telah menurun dari 17,8 per 1.000 anak

balita pada tahun 1983 menjadi 10,6 per 1.000 pada tahun 1986.

Masalah utama yang menyebabkan tingginya angka kematian

bayi dan anak balita adalah masih tingginya berbagai penyakit

infeksi yang banyak menyerang bayi dan balita, di antaranya

yang terpenting adalah diare dan infeksi saluran pernapasan

akut (ISPA) yang umumnya dapat dicegah dengan imunisasi. Ke-

adaan gizi anak-anak balita yang belum memadai juga mendorong

mudah terjadinya infeksi dan kematian. Salah satu tanda dari

rendahnya keadaan gizi adalah rendahnya berat badan bayi

lahir. Angka bayi lahir hidup dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) pada tahun 1985 adalah sekitar 14%. Pada tahun 1987

angka tersebut telah menurun menjadi 8,2%. BBLR sering dise-

babkan oleh rendahnya keadaan gizi ibu, terutama oleh masih

115

Page 8:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

tingginya prevalensi ibu yang menderita anemia. Keadaan ini,

dan juga masalah kesehatan lain, sering menyebabkan proses

melahirkan yang sulit dan dapat berakhir dengan kematian ibu.

Tingkat kematian bayi dan anak, dan kematian ibu mela-

hirkan, dilatarbelakangi oleh masih adanya masalah di bidang-

bidang ekonomi dan pendidikan keluarga, kebersihan lingkungan,

air bersih, pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

Dalam Repelita IV keberhasilan upaya untuk menurunkan

angka kematian umum dan angka kematian bayi sangat membantu

upaya meningkatkan umur harapan hidup waktu lahir, yang telah

berhasil meningkat dari 56 tahun pada tahun 1983 menjadi 63

tahun pada tahun 1988.

Tingkat kelahiran di Indonesia masih perlu diturunkan

walaupun akhir-akhir ini menunjukkan telah adanya penurunan

yang berarti. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh ber-

hasilnya program Keluarga Berencana dan membaiknya tingkat

pendidikan masyarakat. Karena penurunan tingkat kematian masih

lebih besar dari penurunan tingkat kelahiran, maka pertumbuhan

penduduk masih tetap tinggi. Masih tingginya angka kelahiran

dan tingginya jumlah anak yang dilahirkan (paritas) oleh ibu-

ibu Indonesia juga merupakan sebab tingginya angka kematian

bayi dan angka kematian ibu.

Angka kesakitan dan kematian berbagai penyakit menular

telah menurun, terutama untuk penyakit-penyakit malaria, demam

berdarah, diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Di Jawa -Bali, API (Annual Parasite Incidence) penyakit mala-

ria telah menurun menjadi 0,46 per 1.000 menjelang akhir Re-

pelita IV. Di luar Jawa - Bali, "parasite rate" di daerah-

daerah prioritas telah menurun menjadi 42 per 1.000 pada akhir

Repelita IV. Angka kematian yang disebabkan oleh demam ber-

116

Page 9:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

darah dengue dapat ditekan menjadi 3,3% pada akhir Repe-

lita IV. Angka kematian yang disebabkan oleh diare dapat di-

tekan menjadi 0,35% pada tahun 1987. ISPA masih merupakan

penyebab kesakitan umum terbesar dan salah satu penyebab

utama kematian balita.

Selain berbagai penyakit infeksi yang disebutkan di

atas, ada beberapa penyakit lain yang masih merupakan masalah

kesehatan, yaitu TBC, kusta dan rabies.

Dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, pada Repelita IV

tampak adanya perubahan urutan pola penyakit. Angka kesakitan

penyakit tidak menular, seperti kanker, penyakit-penyakit

kardiovaskuler, dan degeneratif menunjukkan kecenderungan

yang makin meningkat. Demikian pula dengan gangguan jiwa dan

penyakit yang disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau obat

yang bersifat adiktif. Penyakit jantung dan pembuluh darah

dalam tahun 1986 mulai merupakan penyakit yang banyak

terdapat di masyarakat. Dalam kurun waktu 10 tahun (1976-1986)

penyakit jantung dan pembuluh darah berkembang menjadi penye-

bab ketiga dari kematian umum dengan kenaikan prevalensi dari

1,1 per 1.000 penduduk pada tahun 1976 menjadi 5,9 per 1.000

penduduk pada tahun 1986.

b. Keadaan Gizi

Keadaan gizi masyarakat pada umumnya telah makin baik.

Gangguan gizi yang dapat menghambat pertumbuhan fisik dan

perkembangan kecerdasan anak, yang dikenal dengan kurang ka-

lori protein (KKP), telah menurun prevalensinya. KKP anak

balita, yang diukur dengan pertambahan berat badan pada umur

tertentu, prevalensinya menurun dari 29,1% pada tahun 1983

menjadi 10,8% pada tahun 1987. Keadaan ini menunjukkan bahwa

117

Page 10:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

pada umumnya pertumbuhan badan anak balita kita relatif makin

baik.

Beberapa gangguan gizi lainnya juga makin berkurang.

Misalnya gangguan gizi akibat kurang yodium (GAKI) di daerah-

daerah endemik, terutama di daerah pegunungan, prevalensinya

selama Repelita IV telah menurun. Untuk GAKI yang bersifat

klinis (dapat dilihat dengan nyata), dikenal dengan penyakit

gondok, prevalensinya menurun dari 9,2% pada tahun 1983 men-

jadi 5% pada tahun 1987. Sedang GAKI yang bersifat labora-

toris (tidak terlihat nyata) menurun dari 37,2% menjadi 32%

selama kurun waktu yang sama.

Selama kurun waktu Repelita IV bahaya kebutaan pada

anak balita akibat kekurangan vitamin A (KVA) berkurang dari

1,4% menjadi 0,7%. Sedang penyakit anemia akibat kurang zat

besi, yang banyak diderita oleh ibu hamil dan buruh berpeng-

hasilan rendah, berkurang dari 70% pada tahun 1983 menjadi

55% pada tahun 1987. Sekalipun demikian prevalensi sebesar

55% ini relatif masih tinggi.

Meskipun gangguan gizi telah menunjukkan perbaikan,

prevalensi yang relatif masih cukup tinggi pada akhir Repe-

lita IV merupakan masalah yang masih terus memerlukan penang-

gulangan. Gangguan gizi yang disebabkan oleh jumlah dan mutu

gizi makanan yang masih kurang memenuhi syarat juga berkaitan

erat dengan berbagai penyakit infeksi dan parasit. Penyakit

infeksi dan parasit merupakan masalah kesehatan yang menon-

jol, sehingga pencegahan dan pemberantasannya memerlukan per-

hatian yang sungguh-sungguh.

c. Upaya Pelayanan dan Penyediaan Sarana Kesehatan

Dari uraian di atas ini tampak bahwa selama kurun waktu

1983 - 1987 telah terjadi perubahan yang positif dalam derajat

118

Page 11:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

kesehatan bangsa kita. Perubahan derajat kesehatan seperti

diuraikan di atas erat kaitannya dengan kemajuan upaya pela-

yanan dan penyediaan sarana kesehatan dalam Repelita IV.

Upaya pelayanan kesehatan terutama dilaksanakan melalui

Puskesmas, Rumah Sakit, dan kegiatan peran serta masyarakat

dalam bentuk Posyandu. Jumlah Puskesmas dalam Repelita IV

telah ditingkatkan dari 5.353 pada akhir Repelita III menjadi

5.642 buah. Puskesmas Pembantu (PP) yang pada akhir Repe-

lita III berjumlah 13.636, pada akhir Repelita IV telah me-

ningkat menjadi 14.562 buah termasuk 1.322 buah Balai Peng-

obatan dan BKIA Swasta, tidak termasuk lebih dari 1.100 buah

PP yang sudah ditingkatkan menjadi Puskesmas. Sementara itu

jumlah Puskesmas Keliling telah bertambah dari 2.479 pada

akhir Repelita III menjadi 3.251 buah pada akhir Repelita IV.

Dalam kurun waktu yang sama untuk daerah-daerah terpencil dan

perbatasan telah dibangun pula Puskesmas dengan Perawatan se-

hingga jumlahnya meningkat dari 989 buah menjadi 1.067 buah.

Sebagai hasil dari kegiatan pembangunan sarana kesehat-

an, dalam Repelita IV setiap kecamatan sedikitnya memiliki

satu Puskesmas dan 2 - 3 Puskesmas Pembantu. Untuk daerah

terpencil dan perbatasan pelayanan kesehatan sebagian besar

dilakukan oleh Puskesmas Keliling (darat dan sungai), Dokter

Terbang, dan Puskesmas Perawatan.

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan antara lain

diwujudkan melalui kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan

teknis dari petugas Puskesmas. Kegiatan Posyandu mencakup pe-

layanan di bidang kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi,

keluarga berencana, dan penanggulangan diare. Selama Repe-

lita IV jumlah Posyandu telah meningkat dengan pesat dari

119

Page 12:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

sekitar 90.000 buah, yang tersebar di 40.000 desa pada tahun

1984, menjadi lebih dari 200.000 buah pada akhir tahun 1988

dan tersebar di 52.000 desa di Indonesia.

Upaya pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit dilakukan

oleh Rumah Sakit Umum dan Khusus yang terdiri dari beberapa

kelas, yaitu kelas A, B, C dan D. Rumah Sakit kelas D memi-

liki 25 - 100 tempat tidur; kelas C memiliki 100 - 400 tempat

tidur dengan empat dokter keahlian dasar (ahli penyakit dalam,

ahli bedah, ahli kebidanan/kandungan, dan ahli kesehatan

anak); kelas B memiliki 400 - 1.000 tempat tidur dengan dokter

di semua bidang keahlian; dan kelas A yang memiliki lebih dari

1.000 tempat tidur dengan dokter subspesialis.

Jumlah Rumah Sakit yang dikelola pemerintah dan swasta

telah bertambah dari 1.273 buah pada akhir Repelita III men-

jadi 1.436 buah pada akhir Repelita IV. Sedangkan jumlah

tempat tidurnya bertambah dari 114.788 buah menjadi 122.998

buah.

Dengan makin meningkatnya upaya dan sarana kesehatan

dalam Repelita IV maka dapat ditingkatkan jangkauan dan ca-

kupan pelayanan kesehatan, terutama dalam pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Gizi, Imunisasi,

dan penanggulangan diare.

Selama kurun waktu 1984 - 1987, cakupan pelayanan KIA

untuk ibu hamil telah meningkat dari 49% menjadi 64,2% dari

jumlah ibu hamil dengan kontak sekitar 3,5 kali; cakupan Ke-

luarga Berencana aktif telah meningkat dari 58,79% menjadi

68,42% dari jumlah pasangan usia subur;` cakupan imunisasi

lengkap untuk bayi telah meningkat dari 6% menjadi 65% (65%

Polio III, 64% DPT III dan campak 58,6%), sedangkan cakupan

imunisasi TT-II untuk ibu hamil juga meningkat dari 17% men-

120

Page 13:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

jadi 30%. Demikian pula dalam kurun waktu yang sama, cakupan

pelayanan gizi dengan kegiatan penimbangan balita meningkat

dari 29,6% menjadi 49,3%, dan cakupan penanggulangan diare

dengan oralit menjadi 39,6% dari seluruh kasus yang ada.

Sementara itu Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), yang

sebagian kegiatannya dipadukan dalam POSYANDU, sampai akhir

Repelita IV telah menjangkau 52.694 desa. Melalui UPGK, anak

balita yang terlindungi dari bahaya kebutaan akibat kekurang-

an vitamin A pada akhir Repelita IV berjumlah sekitar 2,4

juta anak. Sedang ibu hamil yang mendapat suplementasi pil

besi berjumlah hampir 1,4 juta orang. Di samping itu jumlah

penduduk yang mendapat preparat minyak beryodium untuk men-

cegah gondok endemik pada akhir Repelita IV mencapai lebih

dari 16,5 juta orang.

Derajat kesehatan masyarakat juga ditentukan oleh ter-

sedianya sarana kesehatan lingkungan. Sampai dengan tahun

1986 penduduk yang menikmati air bersih baru sekitar 65% di

perkotaan dan 30,5% di pedesaan. Di samping itu baru sekitar

31% penduduk perkotaan dan 37,5% penduduk pedesaan mengguna-

kan jamban keluarga.

d. Penyediaan Obat

Dalam rangka penyediaan obat yang Makin merata dan ter-

jangkau oleh rakyat, telah dilakukan upaya penyediaan dan

distribusi obat-obat esensial. Di samping itu mulai tahun 1986

telah diupayakan penyusunan Daftar Obat Program Bersama, yang

merupakan kerja sama antara Departemen Kesehatan, Ikatan

Dokter Indonesia, lkatan Sarjana Farmasi Indonesia, dan Ga-bungan

Pengusaha Farmasi.

Pemenuhan kebutuhan obat nasional oleh produksi dalam

121

Page 14:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

negeri pada akhir Repelita IV telah mencapai lebih dari 98%

kebutuhan, sejalan dengan peningkatan jumlah industri farmasi

dari 286 menjadi 295 buah.

Peredaran obat-obatan di sektor swasta melalui apotek,

rumah sakit dan poliklinik juga semakin merata. Jumlah Peda-

gang Besar Farmasi (PBF) meningkat dari 912 pada tahun 1983/84

menjadi 928 pada tahun 1987/88, sedangkan jumlah apotek me-

ningkat dari 1.117 pada tahun 1983/84 menjadi 2.158 buah pada

tahun 1987/88.

e. Penyediaan Tenaga Kesehatan

Selanjutnya tersedianya jumlah tenaga kesehatan secara

memadai dan merata ikut pula menentukan derajat kesehatan ma-

syarakat.

Jumlah dokter yang bertugas di Puskesmas meningkat dari

4.048 orang pada tahun 1983/84 menjadi 6.125 orang pada tahun

1987. Peningkatan itu telah memperbaiki rasio dokter terhadap

Puskesmas dari 7 menjadi 9 orang dokter per sepuluh Puskes-

mas. Demikian pula keadaan dokter gigi yang bertugas di

Puskesmas telah meningkat jumlahnya dari 1.093 orang pada

1983/84 menjadi 1.595 orang pada tahun 1987 sehingga rasio

dokter gigi terhadap Puskesmas meningkat dari 2 menjadi 3

orang dokter gigi per sepuluh Puskesmas.

Tenaga paramedik perawatan yang bekerja di Puskesmas

juga meningkat dari 12.388 orang pada tahun 1984/85 menjadi

20.388 orang pada tahun 1987, sehingga rasionya per Puskesmas

menunjukkan perbaikan dari 3,0 menjadi 4,6.

Selama kurun waktu yang sama kategori tenaga lain yang

bekerja di Puskesmas, yaitu tenaga paramedik, non perawat, pe-

122

Page 15:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

karya dan pembantu paramedis dan tenaga non medik, juga telah

meningkat dari masing-masing 3.900 orang, 2.825 orang dan

11.563 orang menjadi 4.900 orang, 10.315 orang dan 12.472

orang.

Jumlah tenaga medik yang bertugas di Rumah Sakit Peme-

rintah meningkat dari 5.726 orang pada tahun 1984 menjadi

9.864 orang pada tahun 1987. Tenaga paramedik perawatan di

Rumah Sakit pemerintah juga meningkat jumlahnya dari 23.842

orang pada tahun 1983 menjadi 41.654 orang pada tahun 1987.

Sementara itu, jumlah sarjana farmasi pada akhir Repelita IV

adalah 1.777.

2. Masalah Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Masalah-masalah utama yang berpengaruh terhadap pemba-

ngunan bidang kesehatan yang diperkirakan masih akan dihadapi

dalam Repelita IV berkaitan dengan bidang-bidang kependuduk-

an, lingkungan pemukiman, pendidikan, budaya masyarakat, dan

tingkat pendapatan keluarga. Di samping itu akan dihadapi

pula berbagai masalah sarana dan pelaksanaan upaya kesehatan.

a. Masalah Kependudukan dan Lingkungan Pemukiman

Laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, struktur

penduduk dan urbanisasi merupakan beberapa faktor yang akan

menentukan baik cara-cara pendekatan yang harus ditempuh mau-

pun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pembangunan kese-

hatan selama kurun waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk

yang relatif masih tinggi dalam Repelita IV, yaitu rata-rata

2,1% per tahun, dan laju urbanisasi yang juga tinggi, merupa-

kan masalah yang di satu pihak ikut menentukan perkembangan

123

Page 16:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

pola penyakit dan penyebarannya dan di lain pihak akan menen-

tukan juga pola pelayanan kesehatan yang harus diikuti. Di

samping itu struktur penduduk yang sebagian besar masih ter-

diri dari golongan usia muda (di bawah umur 15 tahun) menye-

babkan masalah kesehatan masih terpusatkan pada kelompok usia

muda, terutama kelompok balita.

Masih tingginya angka pertambahan penduduk dan urbani-

sasi berpengaruh pula pada kualitas lingkungan hidup dan cen-

derung menyebabkan tingginya bahaya pencemaran, langkanya air

bersih, dan bertambah banyaknya tempat-tempat pembuangan

limbah dan kotoran manusia. Dari beberapa penelitian ditemu-

kan bahwa 8,4% air PAM kota, 62% air sumur pedesaan dan 37,5%

mata air pedesaan telah tercemar oleh berbagai kuman. Di

daerah perkotaan, masalah kesehatan lingkungan menjadi ber-

tambah menonjol lagi dengan adanya pencemaran lingkungan oleh

limbah industri dengan bahan-bahan berbahaya. Selain itu,

penggunaan berbagai pestisida pembasmi serangga juga membawa

dampak negatif, antara lain berupa meningkatnya resistensi

nyamuk pembawa penyakit malaria terhadap pestisida tertentu,

misalnya DDT. Hal-hal tersebut menimbulkan masalah bagi pen-

cegahan serta pemberantasan penyakit dan menyebabkan mening-

katnya kebutuhan akan upaya dan sarana untuk pelayanan kese-

hatan.

b. Masalah Pendidikan, Budaya, dan Pendapatan Keluarga

Tingkat pendidikan rata-rata penduduk yang masih rendah,

khususnya di kalangan wanita, merupakan salah satu masalah

pokok yang berpengaruh terhadap masalah-masalah kesehatan.

Sebagai akibat pendidikan rata-rata yang masih rendah, di ka-

langan masyarakat masih banyak sikap hidup dan perilaku yang

124

Page 17:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

mendorong timbulnya penyakit-penyakit infeksi dan kurang gizi.

Pentingnya arti kebersihan diri dan lingkungan, air bersih,

makanan yang seimbang dan bergizi serta manfaat air susu ibu

dan imunisasi bagi bayi, misalnya, masih belum sepenuhnya di-

sadari.

Masalah lain yang juga dapat merupakan sebab dari masih

tingginya angka kesakitan, kematian, dan rendahnya keadaan

gizi penduduk adalah tingkat pendapatan keluarga. Berbagai

peningkatan derajat kesehatan penduduk yang dicapai dalam

Repelita IV seperti yang diuraikan di muka, secara tidak

langsung disebabkan oleh adanya peningkatan dalam pendapatan

keluarga selama kurun waktu tersebut. Namun disadari bahwa

masih ada kelompok-kelompok masyarakat yang tingkat pendapat-

annya masih rendah dan masih harus hidup dan bertempat ting-

gal di lingkungan pemukiman yang rawan terhadap berbagai

gangguan kesehatan sehingga derajat kesehatannya, demikian

juga derajat gizinya, lebih rendah dari kelompok lain.

3. Masalah Sarana Kesehatan

a. Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit

Upaya pelayanan kesehatan terutama dilaksanakan melalui

Puskesmas, Rumah Sakit, dan kegiatan peran serta masyarakat

melalui Posyandu. Berbagai Rumah. Sakit kelas C dewasa ini

masih menghadapi masalah kekurangan peralatan untuk dokter

ahli, sedang berbagai Puskesmas, khususnya di daerah terpencil

dan perbatasan, memerlukan tambahan peralatan medis sederhana,

termasuk peralatan dokter gigi, peralatan komunikasi dan se-

bagainya. Sebaliknya dewasa ini masih ada beberapa Rumah Sakit

yang memiliki peralatan yang belum dimanfaatkan dengan efek-

tif oleh karena berbagai sebab.

125

Page 18:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Selama ini jumlah penduduk makin bertambah dan permin-

taan mereka akan pelayanan kesehatan yang bermutu. juga makin

meningkat. Karena meningkatnya jumlah penduduk, di beberapa

daerah diperlukan penambahan Puskesmas. Sedangkan meningkat-

nya permintaan pelayanan kesehatan yang makin bermutu menye-

babkan sejumlah Puskesmas memerlukan perbaikan dan peningkat-

an fungsi. Selanjutnya RS kelas D di berbagai daerah memerlu-

kan peningkatan fungsi menjadi kelas C, dan sebagian memerlu-

kan perbaikan-perbaikan.

b. Masalah Obat

Penyediaan obat juga merupakan masalah yang memerlukan

perhatian lebih besar dalam Repelita V. Harga berbagai jenis

obat yang diperlukan oleh masyarakat berpenghasilan menengah

ke bawah dirasakan masih belum terjangkau, kecuali obat-obat

esensial dan generik yang diberikan di Puskesmas dan Rumah

Sakit. Masalah tersebut timbul terutama karena adanya masalah

bahan baku obat impor, jumlah jenis obat yang diproduksi di

dalam negeri, sistem distribusi dan pemasaran yang ada, serta

adanya sikap yang cenderung kurang memanfaatkan obat generik

pada beberapa pihak. Selain itu, masyarakat juga kurang mem-

peroleh informasi yang diperlukan mengenai obat generik.

Di samping masalah-masalah di atas, dalam hal obat-obat-

an ada lagi yang memerlukan perhatian. Makin meningkatnya pe-

nyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, minuman keras,

kosmetika, dan bahan-bahan berbahaya lainnya, merupakan masa-

lah kesehatan yang juga masih perlu ditingkatkan penanggu-

langannya. Sedangkan makin meluasnya penggunaan jamu dan obat-

obat tradisional serta pengobatan secara tradisional di masya-

rakat memerlukan peningkatan penelitian ilmiah lebih lanjut.

126

Page 19:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

c. Masalah Tenaga Kesehatan

Selama Repelita IV terjadi ketidakseimbangan antara

lulusan hasil pendidikan tenaga kesehatan dan rendahnya la-

pangan kerja yang tersedia untuk berbagai jenis tenaga kese-

hatan. Di samping itu, ada masalah ketidakmerataan dalam per-

sebaran tenaga kesehatan. Khususnya mengenai dokter ahli dan

tenaga paramedis perawatan, berbagai daerah dan lembaga masih

menghadapi kekurangan, sedangkan di tempat-tempat tertentu

relatif mengalami kelebihan. Selanjutnya masalah mutu tenaga

kesehatan di negara kita juga memerlukan perhatian lebih

besar.

d. Masalah Manajemen dan Hukum

Banyak kegiatan di bidang kesehatan masih dikelola se-

cara kurang efisien dan hal ini berkaitan dengan kemampuan

para petugas kesehatan dalam manajemen. Permasalahan juga

timbul karena belum kuatnya sistem informasi kesehatan, pe-

rencanaan dan penilaian, pengawasan dan pengendalian. Semen-

tara itu penelitian dan pengembangan kesehatan belum dapat

sepenuhnya dilaksanakan atas dasar kebutuhan Pemerintah se-

dangkan hasil penelitian belum dimanfaatkan secara optimal.

Potensi dan kemampuan masyarakat dalam ikut membiayai

pelayanan kesehatan, khususnya untuk pelayanan medis di Rumah-

rumah Sakit Pemerintah, masih dapat lebih ditingkatkan dan

dimanfaatkan.

Di bidang hukum masih banyak peraturan dan perundang-

undangan yang harus disesuaikan dengan perkembangan upaya ke-

sehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu

diperlukan pula pengaturan perlindungan bagi masyarakat yang

127

Page 20:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

menerima pelayanan maupun yang memberi pelayanan mengingat

bahwa tuntutan hukum kepada para petugas kesehatan cenderung

meningkat pada masa-masa mendatang.

I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Pembangunan kesehatan dalam Repelita V terutama diarah-

kan untuk mencapai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut.

1. Peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan,

antara lain dengan meningkatkan kemampuan teknis dan

administratif serta menambah jumlah tenaga kesehatan

sesuai dengan kebutuhan, khususnya di daerah-daerah

terpencil dan perbatasan; peningkatan kemampuan manaje-

men para penanggung jawab upaya kesehatan di setiap

tingkat; dan peningkatan peran serta masyarakat dan

swasta.

2. Peningkatan efisiensi pemanfaatan dana, tenaga dan sa-

rana, antara lain dengan deregulasi dan debirokratisasi

manajemen program-program kesehatan termasuk pengelola-

an sumber dananya. Dalam hubungan ini pengelolaan dana-

dana yang diperoleh dari unit-unit pelayanan kesehatan

akan lebih disederhanakan agar lebih efektif dan efisien

untuk menunjang keperluan operasional dan pemeliharaan

pelayanan kesehatan.

3. Peningkatan berbagai upaya kesehatan dengan perhatian

khusus untuk menekan angka kematian bayi, anak dan ibu

diusahakan dengan menurunkan angka kesakitan dan per-

baikan status gizi. Upaya tersebut pertama-tama diusa-

hakan melalui keluarga dan masyarakat di Posyandu yang

128

Page 21:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dilaksanakan atas prakarsa dan peran serta masyarakat

dan didukung terutama oleh kegiatan Puskesmas dan upaya

kesehatan lainnya. Dengan demikian diharapkan dapat di-

tingkatkan pula kemampuan keluarga dan masyarakat untuk

hidup sehat dan untuk mengatasi masalah-masalah kese-

hatan dasar dengan pencegahan penyakit (preventif) dan

peningkatan derajat kesehatan (promotif).

4. Peningkatan kesehatan lingkungan untuk memasyarakatkan

sikap dan perilaku hidup bersih untuk pribadi, keluarga,

masyarakat dan lingkungannya melalui upaya-upaya penyu-

luhan kesehatan dengan lebih meningkatkan komunikasi,

informasi dan edukasi. Dalam hal ini terutama menyangkut

upaya pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana

air bersih serta pembuangan limbah keluarga. Sejalan

dengan itu akan ditingkatkan pula cara-cara pengenalan

dini terhadap adanya bahaya pencemaran air, udara, dan

lingkungan oleh limbah industri dan kendaraan bermotor

serta upaya pencegahan terhadap bahaya pencemaran ter-

sebut.

5. Peningkatan status gizi masyarakat yang didasarkan atas

upaya keluarga dan masyarakat untuk dapat mencukupi ke-

butuhan gizinya melalui pemanfaatan aneka ragam bahan

pangan sesuai dengan kemampuan dan keadaan lingkungan

setempat. Hal tersebut didukung pula oleh upaya-upaya

di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat

gangguan gizi tertentu.

6. Peningkatan penyediaan obat dan alat kesehatan yang se-

suai dengan kebutuhan, rasional, dan terjangkau oleh

masyarakat luas. Untuk itu antara lain akan dilaksana-

kan deregulasi di bidang pengadaan dan distribusi obat,

129

Page 22:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

digalakkan penggunaan obat generik oleh kalangan tenaga

dokter dan penyuluhan tentang manfaat obat generik agar

makin dikenal oleh masyarakat. Di samping itu akan terus

ditingkatkan upaya pencegahan bahaya obat, narkotika,

psikotropika, minuman keras, dan bahan berbahaya lain-

nya. Demikian pula akan digali potensi ekonomi industri

obat, makanan, obat tradisional, kosmetika, dan alat

kesehatan untuk menunjang ekspor non migas. Khusus untuk

obat-obatan dan cara pengobatan tradisional, akan dibe-

rikan perhatian lebih besar untuk pembudidayaannya dan

penelitian ilmiah aspek medis dan aspek-aspek lainnya.

7. Penurunan tingkat kesuburan (fertilitas) penduduk mela-

lui peningkatan pelembagaan norma keluarga kecil bahagia

dan sejahtera (NKKBS) dengan keterpaduan pelayanan ke-

luarga berencana dan KIA, yang terutama dijalankan pada

Posyandu dan Puskesmas yang didukung oleh sistem rujuk-

annya.

8. Peningkatan pengadaan dan pengelolaan tenaga medis,

paramedis, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga kese-

hatan lainnya yang bermutu agar dapat menunjang pening-

katan upaya kesehatan. Penyebaran tenaga kesehatan di-

sesuaikan dengan kebutuhan nyata guna mengembangkan

program-program kesehatan.

9. Peningkatan kesegaran jasmani terutama pada kelompok

usia kerja sehingga memungkinkan mereka hidup sehat

serta meningkat produktivitasnya.Sebagai kelanjutan dari Repelita IV, maka untuk dapat

mencapai tujuan-tujuan pokok Repelita V tersebut di atas,

pembangunan kesehatan akan diselenggarakan melalui Pancakarya

Husada dengan pola kebijaksanaan pelaksanaan sebagai berikut.

130

Page 23:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Upaya kesehatan dilaksanakan dan dikembangkan berdasar-

kan suatu bentuk atau pola upaya kesehatan masyarakat, peran

serta masyarakat dan rujukan upaya kesehatan dengan penekanan

pada hal-hal yang berkaitan dengan:

a. Peningkatan mutu dan efisiensi upaya kesehatan dilaku-

kan melalui optimasi pemanfaatan tenaga, sarana dan

standardisasi pelayanan kesehatan yang dilaksanakan se-

cara menyeluruh dan terpadu sesuai kebutuhan masyarakat

dengan kerja sama lintas sektor serta memanfaatkan tek-

nologi tepat guna dan hasil penelitian dan pengembangan

kesehatan.

b. Peningkatan peran serta masyarakat, termasuk swasta,

organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat di-

laksanakan melalui peningkatan kegiatan penyuluhan ke-

sehatan dengan lebih menggalakkan komunikasi, informasi

dan edukasi (KIE) dengan kerja sama lintas sektor.

Dengan demikian, diharapkan dukungan masyarakat secara

aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan masya-

rakat. Di samping itu diharapkan pula terjadi pening-

katan perilaku hidup sehat dan kemampuan untuk mengatasi

masalah-masalah kesehatan dasar oleh masyarakat

pada umumnya, diikuti dengan peningkatan keikutsertaan

sektor swasta, organisasi profesi, dan lembaga swadaya

masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

c. Peningkatan pemerataan upaya kesehatan dilakukan mela-

lui jaringan pelayanan kesehatan paripurna, mulai dari

keluarga, masyarakat, Posyandu, Puskesmas dan rujukan-

nya. Untuk ini dilaksanakan penambahan dan peningkatan

131

1. Peningkatan dan Pemantapan Upaya Kesehatan

Page 24:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

fungsi Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas

Keliling dengan sarana dan tenaganya. Demikian pula

untuk Posyandu yang pengembangannya banyak tergantung

pada peran serta aktif masyarakat. Fungsi rumah sakit

ditingkatkan agar mampu melakukan dan membina upaya ru-

jukan. Jaringan sistem rujukan ditingkatkan dengan me-

nentukan standar pelayanan untuk setiap jenjang pela-

yanan kesehatan. Dalam hal ini kemampuan masyarakat

termasuk swasta perlu dikembangkan, agar dapat lebih

berperan serta dalam upaya kesehatan. Di samping itu

dilakukan pembinaan upaya pengobatan tradisional yang

terbukti efektif dan yang perkembangannya dapat serasi

dengan perkembangan pengobatan modern.

d. Upaya kesehatan kerja akan diperluas kegiatan perintis-

annya untuk menunjang kegiatan perlindungan dan kese-

lamatan kerja, khususnya untuk kelompok tenaga kerja

tertentu di daerah-daerah terpencil dan daerah yang

rawan akan bahaya pencemaran limbah industri.

2. Pengembangan Tenaga Kesehatan

Pengembangan tenaga kesehatan ditekankan terutama untuk

meningkatkan mutu dan jumlah, dengan:

a. Pengembangan tenaga kesehatan yang mencakup perencanaan,

pengadaan serta pengelolaan tenaga pada berbagai tingkat

administrasi dimantapkan secara terarah dan terpadu,

agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

b. Peningkatan pendidikan tenaga kesehatan dilakukan dengan

mengikutsertakan masyarakat, termasuk swasta. Pendidik-

an ditujukan untuk menghasilkan tenaga dokter, dokter

132

Page 25:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

gigi, tenaga farmasi, tenaga kesehatan masyarakat, te-

naga perawat kesehatan, bidan, dan tenaga kesehatan

lainnya. Penyebarluasan pendidikan tenaga kesehatan di-

arahkan agar setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan tenaga

kesehatan dalam rangka pemerataan upaya kesehatan.

Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan ditujukan pula

untuk mengembangkan kepemimpinan serta kemampuannya

untuk membina dan mengayomi peran serta masyarakat.

Untuk itu perlu ditingkatkan mutu dan jumlah tenaga

pengajar serta kelengkapan institusinya.

c. Peningkatan latihan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk

menunjang pengembangan karir pegawai dan keberhasilan

program kesehatan.

d. Pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karir dan

prestasi kerja lebih dimantapkan dengan mengikutserta-

kan ikatan profesi kesehatan. Tenaga kesehatan masyara-

kat akan lebih mendapat perhatian dalam pembinaan ka-

rirnya. Untuk itu diusahakan penetapan jabatan fungsio-

nal bagi tenaga kesehatan sebagai jalur peningkatan

karir serta mengusahakan agar tenaga kesehatan makin

bersikap etis, profesional dan nasional dalam tugasnya.

Dalam pendayagunaan tenaga kesehatan diperhatikan per-

imbangan kebutuhan pemerintah dan masyarakat termasuk

swasta yang disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi

daerah. Sistem pemberian imbalan khusus untuk beberapa

daerah penempatan tertentu, dipandang perlu guna peme-

rataan tenaga kesehatan.

3. Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan

Beberapa hal yang akan mendapat perhatian dalam rangka

133

Page 26:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

pelaksanaan karya ketiga dari Pancakarya Husada ini adalah:

a. Untuk mencukupi kebutuhan obat dan alat kesehatan dila-

kukan pembinaan dan pengendalian yang tepat agar jumlah,

jenis dan mutunya sesuai dengan kebutuhan nyata masya-

rakat. Distribusi obat, terutama obat esensial, diting-

katkan dayagunanya, sehingga terjangkau oleh rakyat

banyak. Begitu pula ditingkatkan kegiatan komunikasi,

informasi dan edukasi kepada tenaga kesehatan dan ma-

syarakat tentang obat esensial, makanan dan minuman,

serta bahan berbahaya. Produksi bahan baku obat esensial

ditingkatkan dalam skala yang lebih besar dengan

mendorong proses produksi ke arah hulu.

b. Pengendalian dan pengawasan obat, makanan, kosmetika,

alat kesehatan dan bahan berbahaya bagi kesehatan di-

tingkatkan secara menyeluruh dan sistematis, termasuk

usaha menggalakkan penggunaan obat generik, dengan me-

ningkatkan peran aktif masyarakat. Obat tradisional yang

terbukti efektif dikembangkan dan dimanfaatkan untuk

mendukung pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat.

Tanaman obat yang dapat dipertanggungjawabkan secara

medik keamanan dan khasiatnya ditingkatkan pembudidaya-

annya. Produksi, distribusi dan penggunaan narkotika,

psikotropika, minuman keras dan zat adiktif lainnya di-

awasi secara lebih ketat dan tepat demi kesehatan, ke-

selamatan, dan keamanan rakyat.

c. Industri obat, obat tradisional, makanan, dan kosmetika

dikembangkan tidak saja untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri tetapi juga untuk keperluan ekspor. Khusus untuk

industri dan tata niaga obat, didorong untuk lebih efi-

sien dan produktif guna menekan produksi obat biaya

134

Page 27:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

tinggi. Dengan demikian diharapkan harga obat lebih

terjangkau oleh masyarakat dan dapat bersaing di pasaran

luar negeri.

4. Perbaikan Gizi dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan

Derajat kesehatan berkaitan erat dengan keadaan gizi dan

frekuensi terjadinya infeksi yang pada gilirannya sangat di-

pengaruhi oleh keadaan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu

dalam melaksanakan karya keempat dari Pancakarya Husada ini

diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

a. Perbaikan gizi ditujukan untuk mewujudkan derajat

kesehatan optimal dalam rangka peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang dilaksanakan dengan mene-

rapkan syarat minimum kebutuhan gizi dan menanggu-

langi secara khusus masalah gangguan gizi. Di sam-

ping itu, perbaikan gizi dilaksanakan pula dengan

memanfaatkan aneka sumber pangan berdasarkan kebia-

saan dan kemampuan masyarakat dan melalui kerja sama

lintas sektor dan peran serta aktif masyarakat.

Upaya tersebut didukung oleh sistem kewaspadaan

pangan dan gizi untuk memantau status gizi penduduk

dan mencegah dampak negatif dari keadaan rawan

pangan.

b. Peningkatan kesehatan lingkungan dilakukan dengan

memperluas upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

lingkungan terutama pencegahan dan pengendalian

pencemaran lingkungan, serta meningkatkan peran

serta masyarakat dalam penyehatan lingkungan. Pe-

ningkatan kesehatan lingkungan diutamakan di daerah

yang rawan penyakit, daerah pengembangan industri,

135

Page 28:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

daerah pariwisata, dan daerah kumuh perkotaan dan

pemukiman baru.

5. Peningkatan dan Pemantapan Manajemen dan Hukum Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum meliputi:

a. Peningkatan manajemen kesehatan dilakukan melalui

penataan kembali bidang organisasi dan tata laksana

agar tata dan hubungan kerja antara pusat dan daerah

dalam bidang kesehatan dapat terpadu, dengan menja-

min adanya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi

yang efektif dalam pembangunan kesehatan. Kemampuan

perencanaan lebih dimantapkan, terutama mengarah

kepada keterpaduan antara perencanaan kesehatan

dari bawah dan dari atas. Atas dasar prinsip Otonomi

Yang Nyata dan Bertanggung Jawab, secara bertahap

desentralisasi upaya kesehatan dikembangkan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di samping itu setiap daerah didorong untuk berkem-

bang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimili-

kinya. Pengawasan fungsional dan pengawasan melekat

ditingkatkan dengan penyempurnaan sistem dan sarana

menerapkan pengawasan, serta pemantapan pelaksanaan

disertai supervisi secara rutin dan sistematis.

b. Sistem informasi kesehatan yang terpadu, yang meli-

puti informasi manajemen kesehatan, informasi upaya

teknis kesehatan, informasi kesehatan untuk masya-

rakat, serta informasi ilmu pengetahuan dan tekno-

logi bidang kesehatan, akan dikembangkan dan ditata

secara sistematis dan terarah.

136

Page 29:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

c. Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan program

pembangunan termasuk manajemen dan hukum di bidang

kesehatan, yaitu dengan memanfaatkan dan meningkat-

kan kemampuan penelitian dan pengembangan di pusat

dan di daerah. Kebijaksanaan penelitian dan pengem-

bangan kesehatan akan dimantapkan dan pelaksanaan-

nya lebih dipercepat dan dilakukan secara lintas

sektoral dan multi disiplin. Sejalan dengan itu,

pengendalian serta penilaian upaya penelitian dan

pengembangan kesehatan penting pula ditingkatkan.

Penelitian dan pengembangan diutamakan pada hal-hal

yang mendukung pelayanan kesehatan, pengembangan

tenaga kesehatan, dan terjangkaunya obat oleh ma-

syarakat. Perlu ditingkatkan tenaga peneliti yang

profesional dan pengertian mengenai pentingnya pe-

nelitian oleh pelaksana dan pembina program. Ilmu

pengetahuan dan teknologi (Iptek) kesehatan di-

tingkatkan sebagai bagian integral dari pengembangan

Iptek Nasional.

d. Pengaturan hukum di bidang kesehatan dilaksanakan

untuk menciptakan kepastian hukum. Pemahaman kesa-

daran dan ketaatan terhadap hukum dan perundang-un-

dangan kesehatan ditingkatkan sehingga yang berke-

pentingan akan memperoleh kejelasan dan kepastian

tentang peran, hak, wewenang, kewajiban dan tanggung

jawab berbagai pihak, termasuk masyarakat dan swasta

dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Pengembangan

hukum di bidang kesehatan disesuaikan dengan kon-

disi dan situasi serta kemajuan Iptek bidang kese-

hatan.

137

Page 30:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

e. Pembiayaan kesehatan secara bertahap akan diupaya-

kan untuk lebih terpadu, serasi, efisien dan efek-

tif. Untuk itu akan diupayakan perencanaan program

dan sumber dana dengan lebih seksama di tingkat

pusat dan daerah. Dalam hal ini akan lebih diperha-

tikan potensi sumber dana masyarakat untuk makin

ikut berperan dalam pembiayaan pembangunan kesehat-

an. Sejalan dengan itu akan ditingkatkan pula ke-

mampuan manajemen penggunaan sumber dana yang ada.

Pembiayaan kesehatan oleh masyarakat diarahkan me-

lalui prinsip asuransi. Demikian pula efisiensi

penggunaan fasilitas kesehatan ditingkatkan antara

lain melalui penyesuaian tarip pelayanan di Rumah

Sakit dan Puskesmas dan perbaikan manajemen. Secara

bertahap subsidi pemerintah lebih diarahkan untuk

upaya-upaya pencegahan penyakit. Sedang subsidi un-

tuk pelayanan pengobatan akan makin disesuaikan

dengan potensi kemampuan masyarakat.

6. Sasaran Pembangunan Kesehatan

Sasaran-sasaran utama pembangunan kesehatan dalam Repe-

lita V, yang pada dasarnya merupakan penahapan dari sasaran

pembangunan kesehatan jangka panjang, adalah sebagai berikut.

a. Angka kematian kasar yang pada akhir Repelita IV

adalah 7,9 per 1.000 penduduk, diharapkan turun

menjadi 7,5 per 1.000 penduduk pada akhir Repe-

lita V. Sedangkan angka kematian bayi (0 - 12

bulan) diharapkan dapat menurun dari 58 per 1.000

kelahiran hidup pada akhir Repelita IV menjadi 49,8

per 1.000 kelahiran hidup pada akhir Repelita V.

138

Page 31:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Angka kematian anak (1 - 4 tahun) juga diharapkan

dapat menurun dari 10,6 pada Repelita IV menjadi

6,5 per 1.000 pada akhir Repelita V.

b. Umur harapan hidup waktu lahir yang pada akhir Re-

pelita IV diperkirakan 63 tahun, diharapkan akan

meningkat lagi menjadi 65 tahun (Tabel 23-1).

c. Angka kesakitan diare diharapkan dapat diturunkan

menjadi sekitar 30%. Angka kesakitan malaria di Jawa

Bali dapat dipertahankan sama seperti keadaan pada

Repelita IV yakni di bawah 1 per seribu. Demikian

pula halnya di luar Jawa - Bali, di daerah priori-

tas angka kesakitan malaria dapat dipertahankan

pada tingkat sekitar 4%. Penyebaran penyakit demam

berdarah di wilayah yang terjangkit serta kecende-

rungan meningkatnya penderita penyakit tersebut di-

harapkan akan dapat ditekan. Penyakit frambusia

atau patek dan penyakit demam keong atau schistoso-

miasis tidak menjadi masalah kesehatan lagi.

d. Penderita kurang kalori protein (KKP) pada balita

berkurang dari 10,8% menjadi 9,5%, kekurangan vita-

min A pada anak balita turun dari 0,7% menjadi

0,5%, anemia gizi pada ibu hamil turun dari 55%

menjadi 40%, dan gangguan akibat kurang yodium

(GAKI) di daerah endemik berkurang dari 5% menjadi

4% pada akhir Repelita V.

e. Angka pencakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih yang pada akhir Repelita IV ber-

jumlah sekitar 45% dari seluruh jumlah persalinan

dalam kurun waktu tersebut, ditingkatkan menjadi

sekurang-kurangnya 65% yang didahului oleh pemerik-

139

Page 32:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

TABEL 23 - 1

ANGKA KEMATIAN DAN HARAPAN HIDUP

AkhirRepelita III

AkhirRepelita IV

AkhirRepelita V

(1983) (1988) (1993)

1. Angka Kematian Kasar 1) 9,9 7,9 7,5

2. Angka Kematian Bayi 2) 90,3 58,0 49,8

3. Angka Kematian Anak 3) 17,8 10,6 6,5

4. Harapan Hidup Rata-rata 4) 56,0 63,0 65,0

1) Angka Kematian Kasar = Jumlah kematian per 1.000 penduduk

2) Angka Kematian Bayi = Jumlah kematian bayi (0-12 bulan) per 1.000 kelahiran hidup

3) Angka Kematian Anak = Jumlah kematian anak (1-4 tahun) per 1.000 anak

4) Harapan Hidup Rata-rata = Rata-rata umur penduduk (dalam tahun)

140

Page 33:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

GRAFIK 23 -1ANGKA KEMATIAN DAN HARAPAN HIDUPPADA AKHIR REPELITA III, IV DAN V

Page 34:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan
Page 35:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Angka Kematian

Kasar

AngkaKematian

Bayi

Angka Angka Kematian Harapan Hidup

Anak Rata-rata

141

Page 36:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

saan kehamilan sedini mungkin dengan cakupan 70%.

Dengan upaya ini diharapkan angka kematian ibu dapat

menurun dari 4,5 per 1.000 menjadi 3,4 per 1.000

kelahiran hidup.

f. Angka pencakupan imunisasi untuk anak-anak di bawah

umur 12 bulan dan ibu hamil ditingkatkan menjadi

sekurang-kurangnya 80% pada akhir Repelita V (Tabel

23-Z). Dengan angka pencakupan ini kematian bayi

karena kejang tetanus diharapkan dapat turun di

bawah 3 per 1.000 kelahiran hidup. Penyakit-penya-

kit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat dite-

kan serendah mungkin dan penyakit poliomyelitis di

Jawa - Bali sudah dapat dikendalikan, sehingga tidak

merupakan masalah kesehatan lagi.

g Puskesmas secara bertahap dapat melaksanakan 13 ke-

giatan pokok atau lebih sesuai dengan kebutuhan se-

tempat dan dengan mutu yang telah meningkat.

h. RSU kelas C selain menyelenggarakan pelayanan 4

spesialistik dasar, telah mampu menyelenggarakan

pelayanan spesialistik lainnya yang dibutuhkan ma-

syarakat. RSU kelas C dan D telah mampu menyeleng-

garakan pelayanan KB, Imunisasi, Perinatologi dan

gawat darurat medik dengan baik.

i. Laboratorium kesehatan ditingkatkan untuk menunjang

pelaksanaan upaya kesehatan Rujukan. Sesuai dengan

kebutuhan di beberapa tempat tertentu dikembangkan

RS Jiwa yang juga mampu menyelenggarakan pelayanan

penanggulangan korban penyalahgunaan ataupun keter-

gantungan pada obat.

142

Page 37:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Jenis Kegiatan Satuan Repelita IV Repelita V

A. PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYAKIT

1. Pemberantasan Penyakit Diare :

a. Jumlah penderita diare jt orang/thn 7,8 5,7b. Jumlah penderita tersangka ribu orang/thn 30 24

kolera pada SIB

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut :a. Pencarian/pengobatan penderita juta orang

b. Pengembangan di Puskesmas ribu buah

3. Imunisasi :

a. Cakupan kontak pertama bayi %b. Cakupan 1engkap bayi %

c. Cakupan TT2 ibu band %

4. Pemberantasan Penyakit Malaria :

a. Penyemprotan rumah jt rumah/thn

h, Pengobatan penderita jt orang/thn

5. Pemberantasan Penyakit Demam

Berdarah :

a. Pengasapan rumah jt rumahb. Abatisasi selektif (rumah) jt rumah

B. PERBAIKAN GIZI

TABEL 23 - 2UPAYA PELAYANAN KESEHATANDALAM REPELITA IV DAN V

3,5 1)

5

75 90

65 80

30 80

4,6 3,0

10,0 8,7

2,9 15,8

9,0 36

Page 38:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

1. Penurunan KKP :

- Prevalensi KKP melalui UPGK

2. Penanggulangan Kekurangan Vit. A : - Prevalensi Kurang Vit. A

3. Penanggulangan Gondok Endemik:

Prevalensi gangguan kekurangan

yodium terhadap anak sekolah : - gondok tampak

- gondok total

4. Penanggulangan Anemia Gizi :

- Prevalensi anemia gizi ibu hamil

1) Sasaran baru

% 0,7 0,5

%

5

4

% 32 18

% 55 40

143

Page 39:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

j. Penggunaan obat esensial dan generik makin meluas

di setiap unit pelayanan kesehatan dengan distri-

busi yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

Pemenuhan kebutuhan tersebut ditunjang dengan me-

ningkatnya kapasitas produksi obat dengan sistem

distribusi yang efektif dan efisien.

k. Obat tradisional yang telah terbukti keamanan dan

khasiatnya telah dimanfaatkan dalam pelayanan kese-

hatan. Sejumlah obat tradisional berhasil diteliti

dan dikembangkan menjadi obat yang bermanfaat.

1. Angka pencakupan air bersih, yang pada akhir Repe-

lita IV sekitar 65% penduduk perkotaan dan 30,5%

penduduk pedesaan, meningkat masing-masing menjadi

80% dan 60% pada akhir Repelita V; penduduk pedesa-

an yang menggunakan jamban meningkat dari 37,5%

menjadi 60%; dan 51% rumah tangga di pedesaan telah

menggunakan sarana pembuangan air limbah.

m. Tenaga kesehatan ditingkatkan mutu dan jumlahnya

guna memenuhi kebutuhan semua unit pelayanan kese-

hatan berdasarkan beban kerja dan kapasitasnya.

Terbinanya peran serta aktif masyarakat, termasuk

swasta, dalam pengembangan tenaga kesehatan yang

diperlukan.

n. Informasi kesehatan makin tersedia dengan memadai

untuk keperluan perencanaan, pengelolaan dan peni-

laian program-program kesehatan. Penelitian dan pe-

ngembangan kesehatan dilaksanakan dan dimanfaatkan

sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

144

Page 40:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

o. Makin terciptanya kepastian hukum sehingga memberi-

kan kejelasan dan kepastian tentang peran, hak, we-

wenang, kewajiban, dan tanggung jawab berbagai pihak

dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.

p. Pembiayaan kesehatan melalui prinsip asuransi mulai

dirintis untuk mengkaji potensi peran serta masya-

rakat dalam pembiayaan Rumah Sakit dan Puskesmas.

IV. PROGRAM-PROGAM

Kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan kesehatan

tersebut di atas dilaksanakan secara serasi, terarah dan ter-

padu dengan bidang-bidang pembangunan lainnya, dan dengan

peran serta aktif masyarakat termasuk swasta melalui program-

program berikut.

1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Program Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat bertujuan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga

tercapai tingkat kesehatan yang optimal. Upaya Pelayanan Ke-

sehatan Masyarakat ditujukan untuk seluruh masyarakat, khu-

susnya ibu, bayi, dan anak. Di samping itu pelayanan kesehat-

an masyarakat akan terus diperluas sehingga makin dapat men-

cakup mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, pemukim-

an baru, daerah transmigrasi, PIR dan daerah perbatasan, serta

kelompok-kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Sasaran upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam Repe-

lita V adalah:

a. Mendukung tercapainya penurunan angka kematian bayi

(AKB) dari 58 menjadi 49,8 per 1.000 kelahiran

145

Page 41:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

hidup, penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 4,5

menjadi 3,4 per 1.000 kelahiran, penurunan angka

kesakitan, dan peningkatan status gizi masyarakat.

b. Meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam menggerakkan

peran serta masyarakat.

c. Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas

dengan tempat Perawatan, dan Puskesmas Keliling akan

ditingkatkan, sehingga rasio Puskesmas terhadap

penduduk menjadi lebih baik dari pada rasio yang

telah dicapai pada akhir Repelita IV. Agar Puskes-

mas dapat berfungsi dengan lebih baik, maka tenaga,

sarana, dana operasional dan pemeliharaannya, serta

efisiensi pengelolaannya akan ditingkatkan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, pro-

gram Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat meliputi empat ke-

giatan pokok, yaitu:

a. Peningkatan institusi upaya kesehatan

Peningkatan institusi upaya kesehatan bertujuan untuk

mendekatkan, memeratakan, dan meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan masyarakat, dengan pengembangan dan pemantapan ja-

ringan upaya kesehatan sampai ke tingkat keluarga. Upaya pe-

ningkatan itu meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

(1) Meningkatkan jumlah Puskesmas dari 5.642 menjadi

6.196, sehingga rasio terhadap jumlah penduduk dapat

menjadi lebih baik dari pada keadaan pada akhir Re-

pelita IV. Puskesmas dengan Perawatan ditingkatkan

jumlahnya dari 1.067 pada akhir Pelita IV menjadi

1.350 pada akhir Repelita V. Selain itu Puskesmas

146

Page 42:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Pembantu ditingkatkan jumlahnya, dari 14.562 pada

akhir Repelita IV menjadi 20.062 pada akhir Repe-

lita V. Dengan demikian tiap Puskesmas didukung

oleh 3-5 Puskesmas Pembantu. Sedang Puskesmas Keli-

ling ditingkatkan jumlahnya dari 3.251 menjadi

6.227 (Tabel 23-3).

(2) Merehabilitasi fisik Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas dengan Perawatan, Puskesmas Keliling,

serta rumah dokter dan paramedis.

(3) Menambah dan mengganti peralatan Puskesmas, Puskes-

mas Pembantu, Puskesmas dengan Perawatan, dan Pus-

kesmas Keliling dilakukan secara bertahap, sehingga

semuanya mempunyai peralatan yang memadai untuk me-

laksanakan fungsinya secara optimal.

(4) Mencukupi kebutuhan tenaga di Puskesmas Pembantu

dan Puskesmas dengan Perawatan dilakukan secara

bertahap sesuai kebutuhan. Dengan demikian diharap-

kan pada akhir Repelita V selain tenaga dokter,

dokter gigi dan paramedis perawatan, Puskesmas akan

dilengkapi dengan tenaga-tenaga kesehatan dan non

kesehatan lainnya, antara lain tenaga laboratorium,

pengelola obat, sanitasi, gizi, dan tenaga adminis-

trasi.

(5) Mengupayakan agar dapat dilakukan penempatan 18.000

bidan beserta peralatannya pada tingkat desa, ter-

utama di desa-desa yang jauh dari Puskesmas dan

belum terlayani oleh Puskesmas Pembantu. Tenaga ini

bertugas dan tinggal di masing-masing desa sebagai

pembaharu sikap hidup masyarakat terhadap kesehat-

an, pemberi pelayanan kesehatan, terutama kesehatan

147

Page 43:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Satuan 1988/89 1993/94 Perubahan (%)

A. JUMLAH SARANA UPAYA KESEHATAN

1. Puskesmas buah 5.642 6.196 9,82. Puskesmas Pembantu buah 14.562 20.062 37,8

3. Puskesmas Keliling buah 3.251 6.227 91,5

4. Puskesmas dengan Tempat Perawatan buah 1.067 1.350 26,5

5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta buah 1.436 1.472 2,5

B.

6. Jumlah Tempat Tidur RS dan PuskesmasPerawatan

buah 122.998 132.158 7,4

JUMLAH TENAGA KESEHATAN

1. Dokter Ahli orang 1.8251) 3.575 95,9

2. Dokter Umum orang 23.084 35.584 54,2

3. Dokter Gigi orang 3.821 5.321 39,3

4. Apoteker orang 1.777 3.027 70,3

5. Sarjana Kesehatan Masyarakat danSarjana Kesehatan Lain

orang 860 3.500 307,0

6. Paramedis Perawatan orang 64.087 125.675 96,1

7. Paramedis Non-Perawatan orang 22.858 40.358 76,6

8. Pekarya Kesehatan orang 56.186 59.186 5,3

9. Sarjana Non Kesehatan dan NonMedis Lain

orang 108.959 116.459 6,9

I. Total Depkes dan Pemda orang 283.457 392.685 38,5

II. Non-Depkes dan Swasta orang 191.349 262.913 37,4

Jumlah Seluruhnya orang 474.806 655.598 38,1

Catatan :

1) Tidak termasuk dokter-dokter ahli swasta dan yang bekerja di luar departemen kesehatan

TABEL 23 - 3JUMLAH SARANA DAN TENAGA KESEHATAN,

1988/89 - 1993/94

148

Page 44:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

GRAFIK 23 - 2JUMLAH TENAGA KESEHATAN

(1988/89 - 1993/94)

(Ribu Orang)

1988/89

1993/94

Page 45:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan
Page 46:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Apoteker Sarjana Kesehatan Masyarakat

149

DokterUmum

Dok ter Ahli

DokterG ig i

Page 47:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

ibu dan anak, dan pembina tenaga kesehatan tradi-

sional serta kader kesehatan yang ada.

(6) Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen tenaga

Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan pokok dengan

mutu yang lebih memadai sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan daerah setempat. Pelayanan kesehatan untuk

daerah yang sulit dijangkau dan sukar komunikasinya

dilaksanakan dengan pelayanan dokter terbang dan

terapung yang dilengkapi dengan sarana komunikasi

radio.

(7) Meningkatkan dukungan peran serta masyarakat untuk

penambahan jumlah Posyandu sehingga dapat dicapai

rasio satu Posyandu untuk maksimum 100 balita.

Dengan demikian jangkauan dan cakupan pelayanan ke-

sehatan dasar bagi para ibu dan balita dapat makin

meningkat dan merata. Untuk itu berbagai upaya antar

program dan antar sektor akan digalakkan agar ma-

syarakat lebih terdorong untuk menyelenggarakan

Posyandu. Sejalan dengan itu, sarana dan tenaga

Puskesmas akan disiapkan untuk mendukung kegiatan

di Posyandu yang akan terus bertambah.

b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar

(1) Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Mengupayakan pemeliharaan kesehatan yang mencakup 70% ibu

hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih, dan peme-

liharaan pasca persalinan bagi 70% ibu menyusui. Dengan cakup-

an tersebut antara lain diharapkan dapat dicapai penurunan

angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 10%

150

Page 48:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dari keadaan pada akhir Repelita IV. Demikian pula diharapkan

dapat ditingkatkan cakupan pemeliharaan kesehatan bayi dan

balita untuk tumbuh-kembangnya.

(2) Keluarga Berencana

Mengarahkan upaya penurunan tingkat kesuburan (fertili-

tas) pada pengembangan dan pemantapan pelayanan kontrasepsi

metode efektif terpilih beserta pelayanan medisnya. Untuk itu

akan ditingkatkan pelayanan kontrasepsi metode efektif terpi-

lih menjadi 66% pasangan usia subur (PUS), deteksi dini efek

samping untuk mengatasi akibat komplikasi kontrasepsi dan pe-

nanggulangan sederhana kemandulan di Puskesmas.

(3) Perbaikan Gizi

Perbaikan gizi masyarakat melalui Puskesmas meliputi pe-

mantapan dan perluasan kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga

(UPGK) baik yang dilaksanakan melalui Posyandu maupun di luar

Posyandu. Sasarannya terutama adalah bayi, balita dan ibu

hamil dan menyusui. Kegiatan UPGK yang berupa pelayanan gizi

di Posyandu adalah pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS,

pemberian makanan tambahan, suplementasi vitamin A untuk ba-

lita, suplementasi pil besi untuk ibu hamil, pemberian oralit

dan penyuluhan gizi. Kegiatan-kegiatan tersebut dipadukan

dengan pelayan kesehatan dasar anak dan ibu yaitu imunisasi,

penanggulangan diare, kesehatan ibu dan anak, penyuluhan ke-

sehatan dan KB.

Kegiatan UPGK di luar Posyandu merupakan kegiatan penyu-

luhan gizi masyarakat terpadu antara lain untuk mendukung

program diversifikasi pangan dan gizi termasuk pemanfaatan

151

Page 49:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

tanaman pekarangan. Di samping itu dilakukan pula kegiatan

penanggulangan gondok endemik dengan penyuntikan preparat

yodium dan penyuluhan. Selanjutnya dilakukan pula kegiatan-

kegiatan pemantauan pola konsumsi pangan penduduk pedesaan

berpenghasilan rendah dan keadaan gizinya sebagai bagian dari

sistem kewaspadaan pangan dan gizi.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan prevalensi

KKP, Kurang Vitamin A, Kurang Yodium dan Kurang Zat Besi akan

dapat diturunkan dengan lebih cepat guna mendukung upaya pe-

nurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu.

(4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Kegiatan ini dilakukan melalui jalur institusi upaya ke-

sehatan masyarakat yang meliputi pengamatan kejadian penyakit,

imunisasi dan penanggulangan terhadap penyakit diare, infeksi

saluran pernafasan akut, malaria, demam berdarah, kusta,

frambusia, tuberkulosa paru, dan penyakit yang menimbulkan

wabah atau kejadian luar biasa.

(5) Kesehatan Lingkungan

Kegiatan kesehatan lingkungan dilakukan melalui upaya

pengawasan kualitas lingkungan, dengan membina keikutsertaan

masyarakat dan meningkatkan kerja sama lintas program dan

lintas sektoral.

Dalam Repelita V diupayakan peningkatan kualitas ling-

kungan melalui pembinaan dan pengembangan desa percontohan,

untuk pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pelestarian

air bersih dan pembuangan air limbah, serta penyehatan peru-

mahan.

152

Page 50:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Di samping hal-hal di atas dilakukan pula pengawasan

terhadap: (a) tempat pengelolaan makanan, tempat-tempat umum

terutama di daerah wisata; (b) perusahaan pemberantas hama dan

pengelola pestisida; dan (c) pusat-pusat industri.

(6) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat dilaksanakan

melalui wawanmuka dengan semua pengunjung Puskesmas, kun-

jungan rumah dan melalui jalur lembaga pendidikan formal dan

non formal, serta lembaga masyarakat, termasuk kelompok kese-

nian daerah di wilayah kerja Puskesmas. Peningkatan kegiatan

penyuluhan dilaksanakan melalui kerja sama dengan tenaga-te-

naga penyuluh sektor lain dan pembinaan kader.

(7) Pemeliharaan Kesehatan Usia Sekolah

Pembudayaan pola hidup sehat di lingkungan sekolah ter-

utama dilakukan dengan pendidikan kesehatan baik sebagai mata

ajaran tersendiri maupun diintegrasikan ke dalam mata ajaran

lain. Di samping itu dilakukan pula peningkatan mutu pelayan-

an kesehatan bagi kelompok usia sekolah dan perluasan pembi-

naan dan pengawasan fasilitas sanitasi dasar di sekolah, ter-

masuk sekolah luar biasa (SLB).

(8) Pengembangan Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Pengembangan upaya kesehatan usia lanjut dilaksanakan

melalui berbagai cara, antara lain dengan peningkatan cakupan

pelayanan kesehatan bagi pengunjung Puskesmas yang berusia 45

tahun atau lebih, dan dengan pelayanan terhadap Panti-panti

Werda oleh Puskesmas.

153

Page 51:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(9) Peningkatan Upaya Pengobatan

Cakupan upaya pengobatan akan lebih ditingkatkan dengan

mutu yang lebih baik. Dalam kaitan itu akan lebih dikembang-

kan kerja sama lintas sektor serta berbagai upaya agar ter-

cipta pemberian obat yang rasional dan pengelolaan obat yang

lebih baik di Puskesmas, termasuk pemanfaatan obat tradisional

yang terbukti efektif.

(10) Peningkatan Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Perawatan kesehatan masyarakat. meliputi berbagai upaya

baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas. Khususnya bagi

keluarga-keluarga, upaya ini dilakukan terutama melalui ja-

ringan Posyandu. Upaya ini meliputi kegiatan-kegiatan tindak

lanjut hasil pengobatan di Puskesmas dan sarana pelayanan ke-

sehatan lain, dan pembinaan kemampuan keluarga untuk hidup

sehat secara mandiri.

(11) Upaya Peningkatan Kesegaran Jasmani

Peningkatan kesegaran jasmani merupakan upaya lintas

sektor yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan kesehatan

dan produktivitas kerja serta prestasi olahraga yang tinggi.

Upaya ini dilaksanakan melalui bimbingan dan penyuluhan ten-

tang kesehatan olahraga, pengembangan teknologi kesegaran

jasmani, serta pemantauan dan pendidikan di bidang kesegaran

jasmani dalam koordinasi dengan sektor terkait. Di samping

itu akan dilakukan juga upaya-upaya agar masyarakat bersedia

meningkatkan dan mengembangkan pusat-pusat kesegaran jasmani.

154

Page 52:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(12) Peningkatan Upaya Kesehatan Mata

Upaya kesehatan mata diarahkan untuk menurunkan angka

kesakitan mata dan gangguan fungsi penglihatan serta kebutaan

melalui jaringan upaya pelayanan di Puskesmas dan Puskesmas

dengan Perawatan.

(13) Laboratorium Sederhana

Sejalan dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehat-

an masyarakat, laboratorium sederhana di Puskesmas akan lebih

ditingkatkan peranannya. Secara bertahap diharapkan setiap

Puskesmas dapat melakukan berbagai jenis pemeriksaan standar.

(14) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan penguatan dan pencegahan terutama ditujukan

pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak pra sekolah, dan

murid sekolah dasar. Pengobatan dan perbaikan fungsi kunyah

dilaksanakan di Puskesmas dan jenjang rujukannya.

(15) Pelayanan Kesehatan Jiwa

Dalam pelayanan kesehatan jiwa, diusahakan agar dapat

dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan tahap pertama

pada kasus-kasus gangguan jiwa di masyarakat. Di samping itu,

secara terpadu dengan sektor-sektor lain diusahakan untuk

terus membantu upaya penjaringan kasus-kasus pasung di pede-

saan dan gelandangan psikotik terutama di daerah perkotaan.

c. Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan ke-

sehatan bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat secara

155

Page 53:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat

dan mendorong ke arah kemandirian segenap lapisan masyarakat

dalam memecahkan masalah kesehatan dengan penuh tanggung

jawab.

Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang memerlukan du-

kungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah:

berbagai pelayanan dasar Puskesmas, khususnya dalam hal kese-

hatan ibu dan anak, perbaikan gizi, KB, kesehatan lingkungan,

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyuluhan ke-

sehatan, dan upaya perawatan kesehatan masyarakat. Beberapa

masalah lain yang memerlukan peran serta masyarakat adalah

upaya-upaya dalam pembentukan, pemanfaatan, dan pelestarian

Posyandu; pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pelesta-

rian sarana air bersih pedesaan; pemeliharaan kebersihan

lingkungan; pencegahan dan pemantauan pencemaran air dan

lingkungan oleh limbah industri, dan sebagainya.

Peningkatan peran serta masyarakat dilakukan berdasarkan

kebijaksanaan pendekatan penyuluhan kesehatan, khususnya

dengan menghimpun dan menggerakkan sumber daya masyarakat

untuk pembangunan kesehatan.

Kegiatan pokok yang akan dijalankan dalam Repelita V

adalah:

(1) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan, khususnya

pada Puskesmas, melalui pembekalan pengetahuan dan

keterampilan di bidang penyuluhan kesehatan, khu-

susnya mengenai komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE) dalam pembinaan peran serta masyarakat.

(2) Meningkatkan kepemimpinan kesehatan dalam pelbagai

strata masyarakat, antara lain dengan mengisi ke-

156

Page 54:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

giatan pelatihan kader Posyandu dan pembinaan ke-

lompok keluarga dasawisma. Kegiatan ini dilaksana-

kan secara terpadu oleh para petugas Puskesmas ber-

sama dengan para petugas dalam program-program serta

sektor-sektor lain yang mendukung Posyandu. Pela-

tihan serupa diberikan pula kepada generasi muda

("dokter kecil", Saka Bhakti Husada, Palang Merah

Remaja, dll.) dan kelompok wanita. Dalam pelatihan

ini antara lain akan diberikan penyuluhan tentang

upaya kesehatan masyarakat termasuk pengobatan tra-

disional dan tanaman obat keluarga.

(3) Meningkatkan upaya menggerakkan dan melembagakan

kegiatan kesehatan melalui organisasi masyarakat,

termasuk swasta, seperti LKMD, PKK, OSIS, Pramuka,

PMR, Karang Taruna, KNPI, Organisasi-organisasi

profesi, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya.

(4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengem-

bangan jaringan pelayanan kesehatan dan pertolongan

persalinan, posyandu, serta sarana kesehatan lain-

nya.

d. Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Kerja bertujuan untuk menunjang kegiatan

perlindungan dan keselamatan kerja, khususnya di daerah-daerah

terpenci1, bagi kepentingan kelompok tertentu, seperti kelom-

pok penyelam mutiara, buruh Perkebunan Inti Rakyat (PIR), ke-

lompok-kelompok petani, nelayan, dan pekerja industri kecil/

rumah yang rawan akan bahaya pencemaran limbah industri.

Upaya tersebut akan dilaksanakan dengan mengadakan usaha

untuk menemukenali masalah gangguan kesehatan yang ada mela-

157

Page 55:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

lui penelitian, dan dengan mengadakan percobaan serta pengem-

bangan cara-cara pencegahan dan penanggulangan penyakit secara

terpadu dengan kegiatan-kegiatan dari program-program lain.

2. Program Upaya Kesehatan Rujukan

Upaya kesehatan rujukan pada dasarnya meliputi dua pokok

kegiatan, yaitu kegiatan rujukan medik dan rujukan kesehatan.

Rujukan medik adalah rujukan yang menyangkut pengobatan dan

pemulihan, terutama di Rumah Sakit; sedangkan rujukan kese-

hatan adalah rujukan untuk peningkatan kesehatan (promotif)

dan pencegahan penyakit (preventif).

Tujuan program upaya kesehatan rujukan ialah:

a. Peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan

rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu.

Perhatian khusus ditujukan untuk menunjang upaya

penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak,

dan angka kematian ibu; juga penanggulangan korban

kecelakaan dan kejadian luar biasa, penyakit-penya-

kit dan kecacatan yang banyak diderita masyarakat,

dan penyakit lainnya yang cenderung meningkat

jumlahnya.

b. Peningkatan dan pemantapan manajemen rumah sakit

yang meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, peng-

gerakan-pelaksanaan dan pengawasan-pengendalian.

Peningkatan dan pemantapan manajemen ini dimaksud-

kan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan

dan pengembangan pola pendanaan yang mengarah kepada

kemandirian dengan tetap memperhatikan fungsi dan

tanggung jawab sosial rumah sakit berdasarkan per-

aturan perundang-undangan yang berlaku.

158

Page 56:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Sasaran Program Upaya Kesehatan Rujukan dalam Repelita V

adalah:

a. Secara bertahap sebagian dari rumah sakit umum kelas

D akan ditingkatkan menjadi kelas C sesuai dengan

kebutuhan masyarakat setempat. Sedang sebagian Rumah

Sakit kelas C yang memungkinkan, akan ditingkatkan

pelayanan medik spesialistik yang lebih luas sesuai

dengan kebutuhan.

b. Rumah sakit pemerintah kelas C dan D dan rumah sakit

swasta makin mampu menyelenggarakan pelayanan gawat

darurat dan pelayanan terintegrasi dalam bidang

imunisasi, KB, gizi, jiwa dan penyuluhan kesehatan.

c. Secara bertahap rumah sakit kelas B dan RSU Pendi-

dikan ditingkatkan kemampuannya untuk dapat membe-

rikan pelayanan yang lebih bermutu sesuai dengan

perkembangan Iptek di bidang kedokteran dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat banyak.

d. Semua RSU kelas C dan D makin mampu membina Puskes-

mas, sedangkan RSU kelas A dan B makin mampu mem-

bina RSU kelas C dan D sesuai dengan upaya lebih

mengefektifkan pelayanan rujukan kesehatan. Untuk

itu Balai Laboratorium Kesehatan dan Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan, sebagai bagian dari pelayanan

rujukan juga ditingkatkan mutu dan kemampuan pela-

yanannya.

e. Beberapa rumah sakit khusus terutama RS jiwa dan

Kusta akan ditingkatkan mutu pelayanan dan kemam-

puannya.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

tetapkan kebijaksanaan seperti di bawah ini.

159

Page 57:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

a. Upaya kesehatan rujukan diarahkan agar semua rumah

sakit mampu memberikan dukungan kepada pelayanan

Puskesmas dan mengutamakan kegiatan yang mempunyai

cakupan luas, dengan memperhatikan kepentingan

golongan masyarakat yang tidak mampu.

b. Upaya kesehatan pengobatan dan pemulihan harus se-

lalu disertai dengan upaya peningkatan kemampuan

pencegahan dalam rangka mencapai keadaan hidup sehat

bagi setiap penduduk.

c. Upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan dana, sara-

na dan tenaga untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan dengan optimal di Rumah Sakit dan rujukan-

nya. Sehubungan dengan itu pengelolaan dana yang

diperoleh dari penggunaan jasa Rumah Sakit dan

rujukannya akan lebih disederhanakan. Secara ber-

tahap akan diadakan penyesuaian tarip dan pola pem-

biayaan jasa pelayanan di Rumah Sakit dan rujukannya

yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan ma-

syarakat setempat, antara lain untuk menunjang pem-

biayaan operasional dan pemeliharaan yang lebih me-

madai.

d. Dalam rangka lebih menggalakkan peran serta lembaga

swadaya masyarakat dan pengusaha swasta untuk me-

ningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

dan rujukannya, akan diadakan penyederhanaan peng-

aturan yang akan lebih memudahkan peran serta ter-

sebut.

Dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang tersebut di

atas dalam Repelita V akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan se-

bagai berikut.

160

Page 58:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

a.Rujukan Medik

Kegiatan pokok rujukan medik terutama ditujukan untuk

memperluas cakupan, meningkatkan mutu, dan meningkatkan efi-

siensi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Untuk itu akan di-

laksanakan kegiatan-kegiatan berikut.

(1) Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga serta mening-

katkan pemanfaatan dan pengadaan sarana, prasarana

dan peralatan di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.

(2) Meningkatkan kegiatan pelatihan, upaya alih penge-

tahuan dan teknologi, serta kegiatan bimbingan pe-

layanan, pemantauan dan evaluasi terhadap kemampuan

pelayanan oleh lembaga pelayanan kesehatan yang

lebih tinggi tingkatnya.

b.Rujukan Kesehatan

Kegiatan pokok rujukan kesehatan terutama bertujuan untuk

meningkatkan fungsi dan kemampuan sarana-sarana penunjang

Rumah Sakit dan Puskesmas, seperti Laboratorium Kesehatan,

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan lain-lain. Untuk itu

akan ditingkatkan kegiatan pelatihan tenaga, mengadakan, me-

lengkapi dan memfungsikan sarana, prasarana dan peralatan

Balai Laboratorium Kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Ling-

kungan, Balai Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, dan lain se-

bagainya.

3. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit bertujuan

untuk mencegah berjangkitnya penyakit, menurunkan angka ke-

161

Page 59:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

matian dan sedapat mungkin menghilangkan kesakitan, dan akibat

buruk dari penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Program pencegahan dan pemberantasan penyakit terutama

ditujukan pada pengurangan kematian dan kesakitan pada bayi,

anak dan ibu, yang terutama disebabkan oleh penyakit menular.

Di samping itu ditujukan pula pada pengurangan kesakitan yang

diderita oleh kelompok usia kerja.

a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Sasaran upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit me-

nular adalah sebagai berikut.

(1) Meningkatnya kemampuan sarana pelayanan kesehatan

untuk menanggulangi, mencegah, dan memberantas

penyakit menular melalui kerja sama antar sektor

dan antar program yang lebih terpadu serta mening-

katnya kesadaran dan peran serta masyarakat untuk

lebih memperhatikan penyehatan lingkungannya.

(2) Menurunnya angka kesakitan diare pada semua golongan

umur dari 350 menjadi 300 per 1.000 penduduk, serta

frekuensi diare pada balita dari 2,1 menjadi 1,6

kali setahun. Angka kematian diare bayi turun dari

12 menjadi 9 per 1.000 kelahiran hidup, pada balita

dari 5 menjadi 3 per 1.000 balita; dan kematian pada

kasus diare yang dirawat dari 0,34 menjadi 0,20 per

1.000.

(3) Tertekannya angka kematian akibat infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) dengan jalan mencegah kasus

ringan dan sedang agar tidak menjadi berat, melalui

kegiatan pengamatan dini dan pengobatan segera

162

Page 60:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dengan obat-obatan sederhana yang tersedia di ting-

kat desa dan di lapangan serta meningkatkan rujukan

dan intensifikasi penyuluhan dan imunisasi.

(4) Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian seba-

gai akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi melalui peningkatan kegiatan pen-

cegahan TBC dengan imunisasi BCG, pencegahan dip-

theri, pertusis dan tetanus dengan DPT, serta polio

dan campak pada bayi dengan vaksinasi polio dan

campak. Di samping itu, akan ditingkatkan imunisasi

tetanus toxoid (TT) pada wanita usia subur, khusus-

nya ibu hamil dan calon pengantin, dan imunisasi

diptheri, tetanus (DT) dan TT pada anak sekolah.

Apabila cakupan imunisasi semua jenis antigen dapat

mencapai minimal 80% dan hasil yang demikian dapat

dipertahankan secara terus menerus, maka akan di-

peroleh dampak sebagai berikut.

(a) Angka kesakitan dan kematian polio akan turun

masing-masing sebesar 90%, sehingga daerah Su-

matera, Jawa dan Bali akan bebas polio.

(b) Angka kesakitan dan kematian tetanus neonatorum

akan turun masing-masing sebesar 75%, sehingga

Jawa dan Bali juga akan bebas tetanus neona-

torum.

(c) Angka kesakitan difteria akan turun dengan 40%

dan angka kematiannya juga turun sebesar 40%.

(d) Angka kesakitan pertusis akan turun sebesar 50%

dan angka kematiannya turun sebesar 35%.

(e) Angka kesakitan dan kematian campak akan turun

masing-masing sebesar 50%.

163

Page 61:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(5) Dapat dipertahankannya dan lebih menurunnya angka

parasit atau API (Annual Parasite Incidence) malaria di Jawa dan Bali sehingga menjadi kurang dari 1 per

1.000 penduduk dan angka kesakitan (prevalensi) di daerah-daerah prioritas (daerah transmigrasi, daerah perbatasan dan daerah malaria endemis tinggi) di luar Jawa dan Bali menjadi kurang dari 40 per 1.000 penduduk.

(6) Mengurangnya kecenderungan perluasan wilayah ter-

jangkit demam berdarah terutama di wilayah perkota-

an, daerah pembangunan dan daerah pariwisata sebagai

hasil peran serta aktif dari masyarakat, sehingga

angka kesakitan turun menjadi 50 per 100.000 pen-

duduk.

(7) Dapat ditekannya penyakit yang prevalensinya sudah sangat rendah agar tidak lagi merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat, dengan cara:

(a) Menekan angka kesakitan penyakit framboesia menjadi kurang dari 1 per 100.000 penduduk di semua propinsi.

(b) Menurunkan angka kesakitan penyakit demam keong

di sekitar danau Lindu menjadi kurang dari 1%,

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah yang

produktif untuk pemukiman baru atau transmi-

grasi.

(c) Mempertahankan angka kesakitan pes pada manusia agar tetap nol.

(d) Menurunkan angka kesakitan penyakit kusta dari 0,75 menjadi 0,3 per 1000 penduduk.

164

Page 62:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(e) Menurunkan angka kesakitan TBC paru dari 2,9

menjadi 2,4 per 1.000 penduduk.

(8) Menurunnya secara bermakna angka kesakitan penya-

kit-penyakit lain seperti gila anjing, kaki gajah,

fasiolopsis buschi, penyakit kelamin (termasuk

AIDS), anthrax, hepatitis B dan lain-lainnya akan

diturunkan secara lebih bermakna. Untuk itu diper-

lukan peningkatan sistem pengamatan penyakit, peng-

kajian cara penanggulangan secara lebih terpadu,

dan penyelidikan serangga penular penyakit.

b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tidak Menular

Sasaran program pencegahan dan pemberantasan penyakit

tidak menular adalah sebagai berikut.

(1) Meningkatnya peran serta masyarakat dan swasta dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penya-

kit tidak menular, terutama penyakit jantung dan

pembuluh darah, penyakit kanker, dan penyakit-pe-

nyakit degeneratif, kecelakaan dan sebagainya.

(2) Meningkatnya pengetahuan kesadaran masyarakat ten-

tang masalah dan bahaya penyakit-penyakit tersebut

dengan intensifikasi komunikasi, informasi, dan

edukasi (KIE) dalam penyuluhan kesehatan. Dengan

demikian diharapkan masyarakat mampu menggerakkan

upaya pencegahan primer seperti mengurangi kebiasa-

an merokok, membiasakan makanan yang seimbang dan

bermutu gizi, serta membiasakan berolahraga secara

teratur.

Untuk mencapai sasaran upaya pencegahan dan pemberantas-

an penyakit menular dan tidak menular, ditetapkan program

165

Page 63:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

pencegahan dan pemberantasan penyakit di bawah ini.

a. Penentuan prioritas penyakit dalam pencegahan dan

pemberantasan ditentukan berdasarkan berbagai per-

timbangan sebagai berikut.

(1) Tingginya angka kesakitan, angka kematian, dan

kecacatan dari penyakit yang bersangkutan.

(2) Penyakit yang menyerang bayi, anak balita dan

usia produktif terutama di daerah pembangunan

sosial ekonomi, daerah terpencil dan daerah

pemukiman baru.

(3) Adanya metodologi dan teknologi yang efektif.

(4) Adanya kemampuan manajemen, terutama tenaga,

sarana dan dana, serta kerja sama lintas sektor

dan dengan lembaga-lembaga internasional.

b. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit sejauh

mungkin didesentralisasikan dengan meningkatkan ke-

mampuan teknologi, kemampuan pengelolaan, dan ke-

mampuan pendanaan oleh daerah dan masyarakat setem-

pat. Dengan demikian fungsi pusat lebih diarahkan

kepada pengendalian, pembimbingan, dan pemberian

bantuan yang diperlukan.

c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit secara ter-

padu dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyara-

kat, upaya kesehatan rujukan, dan upaya lain ter-

masuk upaya dari masyarakat dan swasta yang perlu

dipersiapkan kemampuannya secara mantap. Dalam pe-

laksanaan kegiatan tersebut komponen komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) merupakan bagian inte-

gral yang tak terpisahkan.

166

Page 64:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

d. Peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu diting-

katkan. Peranan dan tanggung jawab tersebut dapat

meliputi:

(1) Pelaksanaan upaya sederhana dalam rangka pen-

cegahan dan pemberantasan penyakit, misalnya

menggalakkan kebiasaan hidup sehat.(2) Peningkatan pelaporan mengenai kejadian luar

biasa (KLB) di masyarakat secara cepat.

(3) Peningkatan partisipasi masyarakat untuk me-

matuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan

penanggulangan wabah.

e. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang

ditunjang dengan berbagai kegiatan pokok secara

terkait, antara lain:

(1) Berbagai intervensi terhadap lingkungan hidup

manusia.(2) Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

(3) Koordinasi serta keterpaduan kegiatan dengan

sektor-sektor yang bersangkutan.

f. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit tak me-

nular perlu ditingkatkan dan dikembangkan melalui:

(1) Peningkatan dan pengembangan penelitian penya-

kit untuk mengetahui besarnya masalah, epide-

miologi, metodologi dan cara pencegahan serta

pemberantasannya.

(2) Peningkatan kemampuan sarana pelayanan kese-

hatan.

167

Page 65:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(3) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya

penyakit serta menggerakkannya untuk melaksa-

nakan upaya pencegahan primer.

Pokok-pokok kegiatan program Pencegahan dan Pemberantas-

an Penyakit adalah sebagai berikut.

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang ditun-

jang oleh kegiatan pengamatan seperti:

(1) Pengamatan penyakit menular, terutama di pela-

buhan laut dan udara, terlebih-lebih pelabuhan

internasional.

(2) Pengamatan penyakit tidak menular.

(3) Pengamatan terpadu untuk pemantauan program

maupun dampak program, terutama yang menyang-

kut kecenderungan penyakit.

(4) Pengamatan vektor penyakit.

b. Pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kualitas

dan jumlah tenaga di bidang epidemiologi, entomo-

logi, ekologi, dan kesehatan lingkungan serta te-

naga pengelola dan tenaga pelaksana di lapangan.

c. Deteksi penderita secara dini dan pengobatan, baik

untuk penderita maupun kontaknya, melalui kegiatan

penatalaksanaan penderita yang efektif dan efisien

serta imunisasi golongan rentan.

d. Pengkajian epidemiologi dan penanggulangan wabah di

lapangan, penelitian mengenai penatalaksanaan pen-

derita penyakit menular di "Rumah Sakit Karantina",

dan-pengkajian lainnya yang dapat dipergunakan untuk

menilai efektivitas pelaksanaan program.

168

Page 66:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

e. Peningkatan penyehatan lingkungan melalui perbaikan

lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, peng-

awasan pembuangan kotoran dan air limbah serta pem-

berantasan vektor penular penyakit.

f. Penyediaan sarana yang memadai seperti peralatan,

termasuk peralatan lapangan, vaksin, oralit, insek-

tisida dan sebagainya.

g. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong

dirinya sendiri dalam hal pencegahan dan pemberan-

tasan penyakit dengan pengembangan teknologi tepat

guna. I)alam hal ini kegiatan penyuluhan kesehatan

akan lebih digalakkan sebagai kegiatan pendukung

yang penting.

h. Peningkatan koordinasi lintas sektoral dan mengge-

rakkan pecan serta aktif masyarakat, termasuk swas-

ta, dalam berbagai upaya pencegahan dan pemberan-

tasan penyakit.

i. Pemantapan upaya pengamatan kesehatan penduduk ber-

pindah, pengamanan kesehatan di pelabuhan dan dae-

rah perbatasan, pengamanan kesehatan jemaah haji,

dan penanggulangan infeksi nosokomial.

4. Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku perorangan,

keluarga dan masyarakat agar semuanya dalam rangka membina

dan melestarikan perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat,

berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

Kelompok sasaran dari upaya penyuluhan kesehatan masya-

rakat adalah semua golongan masyarakat di pedesaan dan di

169

Page 67:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

perkotaan. Termasuk di dalam kelompok tersebut adalah: para

pemuka masyarakat (formal dan non formal), anggota lembaga

swadaya masyarakat, pengusaha swasta, anggota kelompok kese-

nian daerah, perkumpulan-perkumpulan remaja dan pemuda di se-

kolah atau di luar sekolah, dan sebagainya. Kepada kelompok-

kelompok yang disebutkan tadi diharapkan tidak hanya menjadi

penerima informasi kesehatan, tetapi juga menjadi penerus atau

penyebar informasi kesehatan.

Upaya penyuluhan kesehatan akan mengutamakan informasi

kesehatan yang mendukung prioritas sasaran program pembangun-

an kesehatan yaitu terutama menurunkan angka kematian bayi,

balita dan kematian ibu.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan-ke-

giatan penyuluhan kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan

kebijaksanaan sebagai berikut.

a. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari

setiap program kesehatan dan berfungsi sebagai ka-

talisator program-program tersebut.

b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup

sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran ser-

tanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam mem-

bina derajat kesehatannya yang dimulai dari keluar-

ga.

c. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksa-

nakan baik oleh pemerintah secara lintas program

dan lintas sektoral maupun oleh masyarakat, termasuk

perusahaan swasta.

d. Puskesmas dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan

dan pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat

di bidang kesehatan di wilayahnya.

170

Page 68:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

e. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas

kesehatan masyarakat akan dikembangkan dan dibina

ke arah sikap mental yang partisipatif dan lebih

berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.

f. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga-lem-

baga pendidikan dasar, pemerintah dan swasta, agar

kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat ditumbuh-

kan dan dibudayakan sedini mungkin.

Dalam Repelita V, pelaksanaan program Penyuluhan Kese-

hatan dilakukan melalui tiga kegiatan pokok, yakni:

a. Penyebarluasan Informasi Kesehatan

Penyebaran informasi kesehatan bertujuan untuk mening-

katkan pemahaman, kesadaran, dan minat individu, kelompok dan

masyarakat mengenai pelaksanaan hidup sehat dan peran serta-

nya dalam bidang pembangunan di bidang kesehatan.

Dalam rangka penyebaran informasi kesehatan, dilakukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

(1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, kemampuan dan mo-

tivasi petugas kesehatan, baik swasta maupun peme-

rintah, terutama di Puskesmas dan rujukannya serta

kader Posyandu, di bidang penyuluhan kesehatan me-

lalui pendidikan, latihan dan cara-cara lainnya.

(2) Mengembangkan, memproduksi dan menyebarluaskan

bahan-bahan dan melengkapi sarana penyuluhan kese-

hatan secara terpadu dengan program-program kesehat-

an lainnya.

(3) Meningkatkan kerja sama lintas sektor, termasuk

sektor swasta dan pengelola media massa, agar pesan-

171

Page 69:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

pesan kesehatan menjadi bagian integral dari pesan-

pesan pembangunan di sektor-sektor yang lainnya.

(4) Meningkatkan kegiatan operasional penyuluhan kese-

hatan dengan lebih intensif melalui media massa Pe-

merintah dan Swasta, kelompok dan perorangan dengan

memanfaatkan berbagai metode penyuluhan yang lebih

dinamis dan efektif. Dalam hal ini juga akan lebih

ditingkatkan peran serta perusahaan swasta.(5) Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam ke-

adaan-keadaan darurat, pada waktu berjangkit seperti

wabah, bencana alam dan lain-lain.

b. Pengembangan Potensi Swadaya Masyarakat di Bidang Kesehatan

Pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kese-

hatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, untuk

mengenal dan dalam batas kemampuannya memecahkan masalah-ma-

salah kesehatannya sendiri dan masyarakat lingkungannya. Untuk

itu dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(1) Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas

kesehatan, terutama Puskesmas, Pengurus LKMD, Pe-

ngurus kelompok-kelompok kesenian rakyat, dan lem-

baga swadaya masyarakat lainnya dalam pengembangan

potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan.

(2) Memberikan dorongan dan melaksanakan pembinaan ke-

mampuan dan motivasi secara sistematis dan berkesi-

nambungan terhadap kelompok masyarakat, melaksana-

kan pengembangan potensi swadaya masyarakat di

bidang kesehatan, antara lain melalui pertukaran

pengalaman antar wilayah.

172

Page 70:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(3) Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pe-

doman penyuluhan kesehatan untuk para penyelenggara

penyuluhan, baik pemerintah maupun masyarakat mela-

lui kerja sama lintas program dan lintas sektor.

c. Pengembangan penyelenggara penyuluhan

Pengembangan penyelenggara penyuluhan bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi

penyelenggara penyuluhan agar dapat menyelenggarakan penyu-

luhan secara lebih efisien, efektif dan berdampak positif yang

luas terhadap upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut akan dilakukan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut.

(1) Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan di

lembaga-lembaga pendidikan tenaga kesehatan.

(2) Menyusun modul-modul latihan khusus untuk tenaga

penyuluhan kesehatan di berbagai tingkat.

(3) Menyelenggarakan pelatihan kepada tenaga-tenaga ke-

sehatan dan non kesehatan tentang materi dan metode

penyuluhan kesehatan.

5. Program Pendidikan, Latihan dan Pendayagunaan Te- naga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia yang pen-

ting untuk menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan bersama-

sama masyarakat. Tuntutan kualitas upaya kesehatan perlu di-

dukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan bermutu.

Di samping itu pendayagunaan tenaga kesehatan akan dilakukan

secara lebih merata dan efisien.

173

Page 71:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

a. Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan

Dalam Repelita V tujuan Pendidikan dan Latihan Tenaga

Kesehatan ialah tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu,

terampil, dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

upaya kesehatan yang beraneka ragam macam dan sifatnya dan

tenaga yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan,

pertumbuhan dan pembaharuan dalam pembangunan kesehatan bagi

seluruh masyarakat.

Sasaran pendidikan dan latihan tenaga kesehatan diarah-

kan kepada tenaga medis (seperti dokter, dokter gigi, apoteker),

tenaga paramedis perawatan (perawat kesehatan, bidan),

tenaga paramedis non perawatan (sanitasi, gizi, kefarmasian,

perawat gigi, fisioterapi dan lain-lain) serta tenaga kesehat-

an masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan secara keseluruhan

akan meningkat dari 474.806 orang pada akhir Repelita IV men-

jadi 655.598 orang pada akhir Repelita V, termasuk di dalam-

nya 3.575.dokter ahli, 35.584 dokter umum, 5.321 dokter gigi

dan lebih dari 125 ribu tenaga paramedis perawatan dan non

perawatan (Tabel 23-3). Selain peningkatan jumlah akan di-

tingkatkan mutu tenaga-tenaga tersebut, baik melalui lembaga

pendidikan yang ada maupun bantuan tugas belajar.

Peningkatan dan pengembangan latihan tenaga kesehatan

meliputi latihan penjenjangan, teknis fungsional, manajemen

kesehatan, dan tenaga fungsional.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut ditetapkan

kebijaksanaan:

(1) Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan didasarkan

pada konsep yang mendukung Pembangunan Kesehatan

untuk mempertinggi derajat kesehatan dan gizi dalam

174

Page 72:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

rangka peningkatan kualitas, taraf hidup,. kecerdas-

an, dan kesejahteraan rakyat.

(2) Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan diarahkan

untuk meningkatkan mutu tenaga dengan menjamin per-

kembangan perilaku, kemampuan teknik dan manajerial

yang didasari peri disiplin nasional berdasarkan

nilai-nilai yang menunjang pembangunan kesehatan,

dan dapat mengembangkan kemandirian, kepemimpinan,

dan kewiraswastaan tenaga kesehatan dalam mendukung

upaya kesehatan.

(3) Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan dilakukan

secara berjenjang dan berlanjut, serta memungkinkan

setiap tenaga kesehatan meningkatkan kariernya ber-

dasarkan kemampuan perorangan sesuai kebutuhan pro-

gram pembangunan kesehatan.

(4) Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan dilaksana-

kan secara lintas program dan lintas sektoral, serta

secara aktif mengikutsertakan masyarakat terutama

organisasi profesi dan lembaga swasta yang bergerak

dalam bidang kependidikan.

(5) Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan dilaksana-

kan secara efektif dan efisien yang didukung oleh

sumber daya yang cukup dan bermutu.

(6) Lembaga-lembaga pendidikan dan latihan dikembangkan

dan ditingkatkan dengan memperhatikan pertumbuhan

dan perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu dan tek-

nologi, mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Institusi pendidikan dan latihan berfungsi pula

sebagai salah satu sumber informasi dan inovasi

pembangunan kesehatan.

175

Page 73:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan berdasar-

kan kebijaksanaan di atas adalah:

(1) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas tenaga pen-

didik dan widyaiswara sesuai dengan kebutuhan dan

memberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya.

(2) Menilai dan bila perlu mengembangkan kurikulum pen-

didikan dan latihan berdasarkan kompetensi yang

menjamin lulusan yang mampu berperan sesuai dengan

tugas yang diembannya.

(3) Meningkatkan manajemen pendidikan dan latihan, ter-

masuk penyempurnaan organisasi, guna mendukung ke-

giatan proses belajar mengajar sesuai dengan per-

kembangan upaya kesehatan, pendidikan dan latihan.

Untuk itu dilaksanakan pemantauan dan penilaian

terhadap pencapaian sasaran.

(4) Meningkatkan pendayagunaan sumber daya secara efek-

tif dan efisien dan penyediaannya guna mendukung

program pendidikan dan latihan.

(S) Meningkatkan dan mengembangkan lembaga pendidikan

dan latihan tenaga kesehatan berdasarkan pertim-

bangan pemerataan, kebutuhan tenaga dan kemampuan

menyelenggarakan pendidikan yang bermutu.

(6) Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat terutama

organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat,

dalam kegiatan peningkatan penyelenggaraan dan pe-

ngembangan pendidikan dan latihan.

(7) Menilai dan bila perlu memantapkan dan mengembangkan

konsep pendidikan dan latihan tenaga kesehatan

yang lebih bermutu, serasi, terarah dan secara ber-

176

Page 74:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

tahap disesuaikan dengan pola kebijaksanaan pendi-

dikan nasional.

b. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Tujuan pendayagunaan tenaga kesehatan ialah meningkatkan

pemanfaatan tenaga kesehatan secara efektif dan efisien di

berbagai tingkat upaya kesehatan sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya.

Sasaran dari program ini ialah tersedianya formasi dan

lapangan kerja yang dapat menampung tenaga kesehatan baik yang

bekerja pada pemerintah maupun swasta di dalam dan di luar

negeri secara merata dan sesuai dengan kebutuhan setempat.

Kebijaksanaan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran di atas adalah sebagai berikut.

(1) Pendayagunaan tenaga kesehatan didasarkan pada kon-

sep pengelolaan tenaga yang terarah dan menyeluruh,

meliputi sektor pemerintah dan swasta, serta kebu-

tuhan dalam dan luar negeri.

(2) Penerimaan, pengangkatan, penyebaran dan penempatan

tenaga memperhatikan segi perimbangan kebutuhan pe-

merintah dan masyarakat yang disesuaikan dengan si-

tuasi dan kondisi daerah. Penempatan tenaga kesehat-

an diutamakan untuk daerah terpencil dan perba-

tasan.

(3) Peningkatan pengelolaan tenaga kesehatan yang didu-

kung oleh sistem informasi tenaga kesehatan, kerja

sama lintas sektoral dan lintas program serta orga-

nisasi profesi kesehatan.

177

Page 75:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(4) Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan pengem-

bangan karier melalui jalur jabatan fungsional, di

samping jalur jabatan struktural, serta melalui

pendidikan dan latihan.

Sesuai dengan tujuan dan sasaran serta kebijaksanaan

tersebut, dilaksanakan kegiatan-kegiatan pokok sebagai ber-

ikut.

(1) Memantapkan konsep pendayagunaan tenaga kesehatan

yang lebih terarah, merata dan berdaya guna.

(2) Meningkatkan efisiensi administrasi dan pengelolaan

penerimaan, pengangkatan, penyebaran dan penempatan

tenaga kesehatan dengan meningkatkan peran serta

sektor lain dan masyarakat termasuk organisasi pro- fesi dan swasta.

(3) Memantapkan sistem informasi ketenagaan untuk me-

ningkatkan administrasi dan pengelolaan tenaga ke-

sehatan.

(4) Meningkatkan pengembangan karier tenaga kesehatan

melalui jalur fungsional, struktural, pendidikan dan

latihan.

6. Program Pengadaan, Pengendalian dan Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan

Tujuan program ini adalah:

a. Tersedianya obat yang cukup dalam jumlah dan jenis-

nya, sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat,

dengan penggunaan yang rasional. Dalam pengertian

ini tercakup terlaksanakannya persediaan yang merata

178

Page 76:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dan layak terjangkau oleh rakyat banyak. Selanjut-

nya dalam tujuan juga tercakup tersedianya alat ke-

sehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara me-

madai.

b. Terjaminnya kebenaran mutu, keamanan, khasiat, serta

kemanfaatan dan keabsahan obat, alat kesehatan, ma-

kanan, minuman, dan kosmetika yang beredar di ma-

syarakat.

c. Terlindungnya masyarakat, terutama generasi muda,

terhadap penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat,

narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya, serta

meningkatnya kesadaran masyarakat akan kerugian ke-

sehatan akibat penggunaan minuman keras.

d. Meningkatnya penggunaan obat tradisional yang ter-

bukti bermanfaat untuk pelayanan kesehatan.

e. Meningkatnya kemandirian di bidang obat, serta pe-

manfaatan potensi di bidang obat, obat tradisional,

alat kesehatan, makanan, minuman dan kosmetika untuk

menunjang pembangunan ekonomi.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dalam Repelita V

ditetapkan sasaran sebagai berikut.

a. Peningkatan produksi obat esensial, penerapan daftar

obat esensial nasional (DOEN) dan pengadaan serta

penggalakkan penggunaan obat generik melalui pro-

gram obat terpadu dan daftar obat program bersama.

b. Peningkatan efisiensi pengelolaan obat produksi

BUMN, pengadaan dan pendayagunaan gudang farmasi di

daerah-daerah dan sarana penyimpanan obat di Pus-

kesmas. Sejalan dengan ini secara bertahap akan di-

179

Page 77:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

adakan pos obat desa, yang dibina dan dikembangkan

berdasarkan swadaya masyarakat.

c. Peningkatan kegiatan pengadaan, pengawasan dan peng-

amanan produksi, distribusi dan mutu obat dan obat

tradisional, makanan, kosmetika, alat kesehatan,

narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya. Untuk

itu kegiatan pendaftaran, penilaian dan pengujian

akan makin ditingkatkan. Dalam hal ini termasuk

pengawasan produk-produk makanan bayi dan bahan

tambahan makanan, dan pengawasan terhadap pengadaan

dan peredaran minuman keras golongan B dan C.

d. Peningkatan pemeriksaan atas sarana produksi dan

distribusi yang mencakup industri farmasi, apotek,

pedagang besar farmasi, makanan, minuman, kosmetika,

alat kesehatan, dan bahan berbahaya.

e. Peningkatan cara-cara produksi yang baik dan pem-

bakuan mutu untuk obat, obat tradisional, alat ke-

sehatan, makanan, minuman, dan kosmetika.

f. Pengembangan jumlah dan kemampuan tenaga, pening-

katan pengadaan dan pemanfaatan peralatan, pengujian

laboratorium dan pengawasan obat, makanan dan seba-

gainya di pusat dan daerah.

g. Pengkajian terhadap sejumlah obat tradisional yang

bermanfaat secara medis untuk dimanfaatkan pada pe-

layanan kesehatan.

h. Pengembangan industri obat (termasuk vaksin dan

sera), obat tradisional, makanan dan kosmetika, baik

untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun untuk

ekspor.

180

Page 78:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

i. Pembudidayaan tanaman obat dan pemanfaatan obat

tradisional, antara lain dengan mendorong dan me-

ngembangkan kebun pusat pembibitan tanaman obat oleh

masyarakat.

j. Peningkatan penyebarluasan informasi yang tepat

kepada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai

berbagai perkembangan kebijaksanaan, Iptek dan lain-

lain mengenai obat, makanan, kosmetika dan lain-

lain.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di-

tetapkan kebijaksanaan sebagai berikut.

a. Pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian,

pengawasan dan pengaturan terhadap obat, alat kese-

hatan, obat tradisional, makanan, kosmetika untuk

melindungi kesehatan, keselamatan dan keamanan ma-

syarakat. Pengawasan dan pengamanan bahan berbahaya

diutamakan pada jenis bahan yang tingkat bahayanya

tinggi dan digunakan secara luas. Dalam rangka

pengawasan dan pengamanan produk obat, alat kese-

hatan, obat tradisional, makanan, kosmetika, peran

serta aktif masyarakat terus ditingkatkan.

b. Segala bentuk peraturan usaha produksi, distribusi

dan pengadaan obat, alat kesehatan, obat tradisio-

nal, makanan serta kosmetika back oleh pemerintah

maupun swasta akan disederhanakan agar dapat dikem-

bangkan iklim pengelolaan yang lebih produktif dan

efisien sebagai prasyarat tersedianya obat dan lain-

lain tersebut di atas dengan harga yang terjangkau

oleh masyarakat. Untuk itu antara lain akan diadakan

deregulasi di bidang industri obat, untuk memung-

181

Page 79:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

kinkan tersedianya obat yang terjangkau oleh masya-

rakat. Dalam upaya deregulasi tersebut akan diadakan

kegiatan sedemikian rupa agar obat esensial dan ge-

nerik digunakan dengan lebih luas di kalangan dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

c. Penggunaan obat tradisional yang terbukti bermanfa-

at secara medis dalam pelayanan kesehatan akan makin

ditingkatkan dengan dukungan penelitian pengembang-

an yang lebih memadai.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

tetapkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Pengawasan, pemeriksaan setempat, pengamanan, peng-

ambilan contoh dan pengujian laboratorium terhadap

unit produksi, distribusi, lalu lintas peredaran,

serta penggunaan obat, alat kesehatan, makanan,

kosmetika, narkotika, psikotropika, zat adiktif

lainnya dan minuman keras.

b. Pengembangan laboratorium pengujian di pusat dan di

daerah.

c. Usaha peningkatan jumlah dan mutu tenaga penguji dan

pengawasan.

d. Pemantauan terhadap efek sampingan, penindakan ter-

hadap penjual produk-produk substandar dan atau

rusak dan penanggulangan atas kasus-kasus keracunan

dan pemalsuan.

e. Mengendalikan jumlah dan jenis produk serta jumlah

sarana produksi dan distribusi minuman keras go-

longan B dan C. Melakukan pengujian dan penilaian

khusus terhadap produk makanan bayi dan bahan tam-

bahan makanan.

182

Page 80:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

f. Menyusun dan menyebarluaskan standar mutu obat,

obat tradisional, alat kesehatan, makanan, dan kos-

metika.g. Melakukan pengkajian mengenai obat tradisional yang

terbukti bermanfaat untuk digunakan dalam pelayanan

kesehatan dan mengenai pemanfaatan tanaman obat

serta mengembangkan pengadaan taman obat keluarga

percontohan dalam rangka kegiatan Posyandu.

h. Menyempurnakan dan memantapkan pengelolaan obat yang dijalankan oleh BUMN dan pengusaha swasta termasuk

perencanaan pengadaan dan penyempurnaan DOEN.

i. Melanjutkan pembangunan pabrik obat esensial dan

gudang farmasi di Dati II dan sarana penyimpanan

obat di Puskesmas dan membina dan mengawasi peng-

adaan pos obat desa yang diadakan atas swadaya ma-

syarakat dan perusahaan swasta.

j. Meningkatkan usaha dan kegiatan komunikasi, infor-

masi, dan edukasi (KIE) untuk tenaga kesehatan dan

bagi masyarakat tentang penggunaan obat secara ra-

sional, tentang obat tradisional, bahan berbahaya,

minuman keras, penyalahgunaan obat, narkotika, psi-

kotropika, zat adiktif, dan sebagainya.

k. Mengelola dan mengembangkan kebun-kebun pembibitan

tanaman obat melalui kerja sama dengan sektor per-

tanian dan sektor lain yang terkait.

7. Program Perbaikan Gizi

Program ini bertujuan terutama untuk melanjutkan upaya

menurunkan angka penyakit kurang gizi yang umumnya banyak di-

183

Page 81:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

derita oleh masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan mau-

pun di perkotaan terutama pada anak balita dan wanita. Tujuan

tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, bali-

ta dan kematian ibu serta mendorong makin terwujudnya norma

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program ini juga men-

dukung upaya memperbaiki keadaan gizi masyarakat pada umumnya

melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang makin beraneka

ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan pola konsumsi

yang demikian diperlukan juga bagi kelompok-kelompok masyara-

kat yang mempunyai resiko tinggi terhadap beberapa penyakit

jantung dan pembuluh darah yang jumlahnya cenderung meningkat.

a. Sasaran yang Akan DicapaiDalam Repelita V sasaran yang akan dicapai adalah:

(1) Penurunan prevalensi KKP pada balita rata-rata na-

sional sebesar 12%, yaitu dart 10,81 menjadi 9,5%.

Di wilayah resiko tinggi penurunan prevalensi Ku-

rang Kalori Protein (KKP) yang hendak dicapai ada-

lah sebesar 20% dan untuk wilayah lainnya sebesar

10%.

(2) Penurunan prevalensi kurang Vitamin A di daerah ra-

wan sebanyak 29%, yaitu dart 0,7% menjadi 0,5%.

(3) Penurunan prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yo-

dium (GAKI) berdasar prevalensi anak sekolah rata-

rata nasional sebesar 20%.

(4) Penurunan prevalensi Anemia Gizi pada ibu hamil se-

banyak 27%, yaitu dart 55% menjadi 40%.(5) Adanya perubahan pola konsumsi pangan keluarga yang

makin beragam, seimbang dan bermutu gizi.

184

Page 82:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

b. Kebijaksanaan yang Ditempuh

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

rencanakan langkah kebijaksanaan sebagai berikut.

(1) Upaya perbaikan gizi diarahkan terutama untuk me-

lanjutkan dan meningkatkan penanggulangan 4 masalah

gizi utama, yaitu kurang kalori protein (KKP), Ku-

rang Vitamin A, gangguan akibat kurang iodium

(GAKI), dan Anemia Gizi.

(2) Upaya penanggulangan keempat masalah gizi utama

tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelayanan lang-

sung terhadap kelompok sasaran dan pelayanan tidak

langsung di masyarakat. Pelayanan langsung kepada

kelompok sasaran dilaksanakan dalam bentuk pela-

yanan gizi di Puskesmas dan di Posyandu. Pelayanan

gizi di Posyandu dengan sasaran khusus ibu dan anak

dipadukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan dasar

dan KB. Sedang pelayanan tidak langsung di masyara-

kat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan gizi masya-

rakat, fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A

atau zat yodium, dan pemanfaatan tanaman pekarang-

an.

(3) Kegiatan upaya langsung dan tidak langsung untuk

penanggulangan KKP, kekurangan vitamin A dan anemia

gizi dilaksanakan dengan memantapkan usaha perbaik-

an gizi keluarga (UPGK) dalam bentuk pelayanan gizi

untuk ibu dan anak di Posyandu dan dalam bentuk ke-

giatan lainnya di masyarakat di luar Posyandu.

(4) Kegiatan UPGK yang pada dasarnya adalah kegiatan

lintas sektor antara kesehatan, pertanian, KB,

185

Page 83:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

agama, penerangan, pendidikan, industri, koperasi,

dan pemerintah daerah, dalam Repelita V akan diman-

tapkan dan dipadukan dengan Program Diversifikasi

Pangan dan Gizi. Program ini terutama bertujuan

untuk peningkatan penganekaragaman pola konsumsi

pangan dan perbaikan gizi masyarakat pada umumnya.

(5) Upaya langsung penanggulangan kekurangan yodium se-

lain dilaksanakan dengan melanjutkan pemberian sun-

tikan preparat yodium, juga akan dikaji kemungkinan

penggunaan preparat yodium dalam kapsul atau lain-

nya. Sedang upaya tidak langsung di masyarakat se-

lain dengan lebih mengefektifkan pemanfaatan garam

yodium juga akan dikaji cara-cara lain seperti pem-

berian preparat yodium dalam air minum dan lain-

lain yang menggunakan teknologi sederhana.

(6) Upaya langsung penanggulangan vitamin A akan melan-

jutkan dan memperluas penggunaan kapsul vitamin A

dosis tinggi kepada anak balita terutama melalui

pelayanan gizi di Posyandu. Sedang upaya tidak

langsung dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan

penyuluhan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan dan

fortifikasi vitamin A pada bumbu penyedap makanan.

(7) Dalam rangka perbaikan keadaan gizi masyarakat pada

umumnya akan lebih dibina peran serta masyarakat

dan perusahaan swasta dalam kegiatan usaha per-

baikan gizi institusi misalnya di rumah sakit, pa-

brik, perusahaan, lembaga pemasyarakatan, dan lain-

lain. Di samping itu akan lebih digalakkan penyu-

luhan gizi masyarakat, dan dimantapkan pendidikan

pelajaran ilmu gizi dan upaya perbaikan gizi seko-

186

Page 84:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

lah terutama di sekolah-sekolah tingkat dasar dan

menengah.

(8) Dalam rangka pemantapan sistem kewaspadaan pangan dan

gizi (SKPG), sistem isyarat dins dan intervensi

(SIDI) dikembangkan dan ditingkatkan penerapannya

di daerah rawan konsumsi pangan. Sedang pemantauan

status gizi (PSG) penduduk dilaksanakan secara ber-

kala di sejumlah propinsi, sebagai bagian dari ke-

giatan sistem informasi gizi.

c. Kegiatan-kegiatan Pokok

Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi dalam Repelita V men-

cakup kegiatan pokok sebagai berikut.

(1) Meningkatkan dap memantapkan kegiatan Usaha Per-

baikan Gizi Keluarga (UPGK) yang meliputi penyu-

luhan gizi masyarakat termasuk di sekolah tingkat

dasar dan menengah, pelayanan gizi di Posyandu, dan

pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai bagian dari

Program Diversifikasi Pangan dan Gizi yang dipadu-

kan juga dengan UPGK.

(2) Usaha penanggulangan KKP pada anak balita, kegiatan

utama dipusatkan melalui pelayanan gizi di Pos-

yandu. Kegiatannya adalah pemantauan pertumbuhan

anak dengan Kartu Menuju Sehat (KMS), pemberian ma-

kanan tambahan (PMT), pemeriksaan kesehatan anak

dan penyuluhan gizi. Dalam penyuluhan gizi antara

lain ditekankan pentingnya penggunaan ASI dan ma-

kanan pendamping bagi bayi dan balita. Sedang untuk

PMT terutama didasarkan atas swadaya masyarakat,

187

Page 85:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Kegiatan pelayanan gizi di Posyandu tersebut di

atas dipadukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan

dasar ibu dan anak dan KB.

(3) Meningkatkan upaya penanggulangan kekurangan vita-

min A dan anemia gizi melalui pelayanan gizi di

Posyandu, Puskesmas, dan di tempat-tempat pelayanan

kesehatan lainnya. Untuk penanggulangan kekurangan

vitamin A, akan lebih diintensifkan suplementasi

kapsul vitamin A dosis tinggi kepada balita sehat

dan balita penderita infeksi campak, diare dan de-

mam, dan kepada ibu dalam masa nifas. Untuk penang-

gulangan anemia gizi, akan dilanjutkan dan diinten-

sifkan suplementasi pil besi kepada ibu mengandung.

Sementara itu akan dirintis penggunaan Kartu Menuju

Sehat (KMS) ibu mengandung sebagai alat pemantauan

keadaan gizi ibu dan sarana penyuluhan gizi. Seper-

ti halnya untuk KKP berbagai kegiatan penanggulang-

an kekurangan vitamin A pada balita dan anemia gizi

pada ibu mengandung dalam bentuk pelayanan gizi di

Posyandu juga dipadukan dengan pelayanan kesehatan

dasar ibu dan anak dan KB.

(4) Di samping pelayanan melalui Posyandu, untuk pe-

nanggulangan kekurangan vitamin A juga dilaksanakan

melalui fortifikasi vitamin A ke dalam bumbu penye-

dap makanan. Untuk anemia gizi selain suplementasi

pil besi kepada ibu mengandung, juga kepada anak

sekolah dan pekerja-pekerja berpenghasilan rendah.

(5) Untuk menanggulangi gangguan akibat kekurangan yo-

dium (GAKI), akan dilanjutkan dan lebih diintensif-

kan pemberian preparat yodium melalui suntikan atau

188

Page 86:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

cara lainnya. Sementara itu yodisasi garam akan le-

bih diintensifkan pengawasan produksi dan pemasar-

annya untuk menjaga mutu dan harga yang terjangkau

oleh masyarakat yang membutuhkan.

(6) Untuk lebih memantapkan berbagai kegiatan tersebut di

atas, upaya penyuluhan gizi masyarakat akan ma-

kin diintensifkan dengan berbagai cara dan pende-

katan yang lebih menarik, efektif dan efisien, baik

secara tersendiri maupun terpadu dengan kegiatan

penyuluhan kesehatan dan penyuluhan lainnya.

(7) Meningkatkan dan memantapkan pengembangan Sistem

Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) untuk tujuan

sistem isyarat dini dan intervensi dan informasi

gizi. Untuk pengembangan Sistem Isyarat Dini Dan

Intervensi (SIDI) akan dilanjutkan pelatihan tena-

ga, pengembangan indikator dan cara-cara pengum-

pulan dan pemanfaatan data yang lebih efektif untuk

tujuan penanggulangan dini terhadap kemungkinan

terjadinya penurunan keadaan gizi penduduk. Pengem-

bangan SIDI tetap diutamakan di daerah-daerah rawan

kekeringan dan rawan gizi. Untuk sistem informasi

gizi, akan dilanjutkan pemantauan keadaan gizi ba-

lita melalui Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSE-

NAS) dan cara-cara khusus lainnya. Dengan sistem

informasi ini akan dapat diikuti perkembangan ke-

adaan gizi penduduk dan program-program gizi dari

waktu ke waktu.

(8) Melaksanakan usaha perbaikan gizi institusi di per-

usahaan, pabrik, Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan dan sebagai-

189

Page 87:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

nya, dengan memberikan bimbingan, penyuluhan dan

latihan mengenai penyusunan hidangan yang memenuhi

syarat gizi bagi warga institusi atau lembaga-lem-

baga tersebut.

8. Program Penyediaan Air Bersih

Tujuan program Penyediaan Air Bersih adalah membantu pe-

nyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan peng-

awasan kualitas air bagi seluruh masyarakat, baik yang ting-

gal di perkotaan maupun yang di pedesaan, serta meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk penyediaan dan pemanfaatan air

bersih bagi para anggotanya.

Sasaran program ini adalah agar pada akhir Repelita V

sekitar 60% penduduk pedesaan dan 80% penduduk perkotaan te-

lah menggunakan air bersih dan sehat, baik melalui perpipaan

maupun non perpipaan.

a. Kebijaksanaan yang Ditempuh

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas dite-

tapkan kebijaksanaan sebagai berikut.

(1) Pengadaan sarana fisik air bersih dan pembuangan

air limbah di pedesaan pada dasarnya dilaksanakan

oleh masyarakat. Khusus untuk daerah pedesaan ter-

pencil, daerah transmigrasi/PIR, daerah perbatasan

dan daerah lainnya yang padat penduduk yang ber-

penghasilan rendah serta rawan air, terutama yang

endemis diare, akan diberikan bantuan pengadaan sa-

rana air bersih dan pembuangan limbah.

(2) Setiap bantuan pengadaan sarana air bersih, teruta-

ma di pedesaan, akan diikutsertakan swadaya masya-

190

Page 88:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

rakat untuk membangun, memanfaatkan, memelihara dan

melestarikan sarana-sarana tersebut. Untuk itu se-

tiap bantuan pengadaan sarana air bersih dan pembu-

angan limbah, akan didukung oleh kegiatan penyu-

luhan kesehatan yang mampu menggerakkan peran serta

masyarakat.

(3) Pelaksanaan pemberian bantuan sarana air bersih

adalah oleh Pemerintah Daerah dengan bantuan teknis

Pemerintah Pusat. Untuk itu akan diadakan perbaikan

organisasi dan tata kerja koordinasi pengelolaan

air bersih, perkotaan dan pedesaan secara terpadu

terutama pada tingkat kecamatan. Di tingkat desa

pengelolaan sarana air bersih dan air limbah akan

diserahkan pada LKMD dengan PKKnya, Lembaga Swadaya

Masyarakat, dan Koperasi Desa.

(4) Bantuan sarana air bersih dan pembuangan air limbah

juga dapat berbentuk percontohan. Pembangunan dan

pengembangan lebih lanjut sarana percontohan akan

dilakukan oleh swadaya masyarakat.

(5) Peningkatan upaya pengawasan kualitas air, termasuk

air limbah yang berkaitan dengan penyehatan ling-

kungan, diusahakan melalui sistem rujukan kesehatan

dengan memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada se-

cara terpadu dengan program dan sektor lain yang

terkait baik Pemerintah maupun Swasta.

b. Kegiatan-kegiatan Pokok

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam Repe-

lita V adalah sebagai berikut.

191

Page 89:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(1) Penyuluhan kesehatan lingkungan. Tujuan kegiatan

ini adalah terutama untuk meningkatkan kesadaran

penduduk akan pentingnya air bersih dan kebersihan

lingkungannya. Di samping itu penyuluhan kesehatan

juga dimaksudkan untuk menggerakkan peran serta

masyarakat di dalam pengelolaan air bersih dan air

limbah. Penyuluhan ini dapat dilaksanakan tersen-

diri atau terpadu dengan kegiatan penyuluhan kese-

hatan atau penyuluhan lainnya.

(2) Pengembangan desa percontohan sarana air bersih dan

air limbah. Untuk itu antara lain akan dibentuk ke-

lompok-kelompok pengelola air bersih dan air lim-

bah. Tujuan pembentukan kelompok-kelompok tersebut

adalah untuk mendorong terwujudnya peran serta

aktif masyarakat di dalam membangun, memanfaatkan,

memelihara dan melestarikan sarana air bersih dan

air limbah dengan swadaya.

(3) Pengawasan kualitas air yang terdiri dari kegi-

atan-kegiatan:

(a) Pengembangan sistem pengawasan di Daerah Ting-

kat II.

(b) Peningkatan kemampuan dan pendayagunaan Ba-

lai-Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL),

Balai Laboratorium Kesehatan di propinsi dan

kabupaten.

(4) Peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga sani-

tasi, pengelola sarana air bersih dan pengawas kua-

litas air dan tenaga-tenaga lain yang terkait, me-

lalui pendidikan dan pelatihan.

192

Page 90:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

9. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Program ini bertujuan untuk mewujudkan lingkungan pemu-

kiman yang sehat menuju derajat kesehatan masyarakat dan ke-

luarga yang lebih baik.

a. Sasaran Program

(1) Masyarakat makin memahami pentingnya menjaga keber-

sihan lingkungan, menghindari pencemaran kotoran

manusia dan pencemaran air limbah dan bahan berba-

haya lainnya, untuk memelihara dan meningkatkan ke-

sehatan keluarga dan masyarakat atas dasar swadaya.

(2) Penduduk ,pedesaan, khususnya yang berpenghasilan

rendah, secara gotong royong dan swadaya makin mam-

pu menyehatkan rumah dan lingkungannya termasuk pe-

manfaatan jamban sehat, melalui kegiatan pemugaran

perumahan pedesaan.

(3) Pemerintah Daerah telah dapat berperan dalam peng-

awasan pengelolaan pestisida terutama terhadap per-

usahaan pemberantasan hama, dan terhadap perusahaan

serta masyarakat yang menggunakan banyak pestisida.

(4) Pemerintah Daerah terus meningkatkan pengawasan

atas tempat-tempat umum dan tempat-tempat pengelo-

laan makanan terutama di perkotaan dan di daerah

wisata. Demikian pula untuk daerah-daerah yang ter-

kena bencana alam, dilakukan pengawasan kesehatan

lingkungan dengan lebih seksama pada saat dan sege-

ra sesudah terjadi bencana.

(5) Sebagian besar limbah industri di pusat-pusat in-

193

Page 91:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

dustri kecil, rumah tangga dan di kawasan industri

besar telah dapat dikendalikan.

(6) Pencemaran udara dan suara di kota-kota besar dan

kawasan industri telah berhasil dipantau.

(7) Dampak pembuangan sampah di semua kotamadya dan

ibukota kabupaten serta di daerah endemis demam

berdarah dengue telah dapat dikendalikan.

(8) Penyemprotan hama dan penderita keracunan pestisida

kronis dapat diawasi dan daerah rawan cemaran pes-

tisida dapat dikendalikan.

(9) Mulai dikembangkannya sistem informasi kesehatan

lingkungan untuk mendukung kegiatan pencegahan dan

penanggulangan pencemaran dan keracunan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

tempuh kebijaksanaan sebagai berikut.

(1) Peningkatan kesehatan lingkungan dilakukan melalui:

(a) Perluasan upaya sanitasi dasar yang meliputi

penyehatan perumahan, penyehatan pembuangan

kotoran, penyehatan makanan, dan pengendalian

vektor.

(b) Pengawasan mutu lingkungan tempat-tempat umum,

tempat pengelolaan makanan, dan tempat-tempat

pemukiman pada umumnya.

(c) Pengendalian pencemaran lingkungan yang ditim-

bulkan oleh pestisida, limbah industri, pence-

maran udara dan pembuangan sampah.

(d) Peningkatan peran serta aktif masyarakat, khu-

susnya wanita melalui Posyandu dan kelompok

194

Page 92:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

keluarga dalam kegiatan penyehatan lingkungan

pemukiman.

(e) Peningkatan keterpaduan dengan upaya pengelo-

laan lingkungan secara nasional, dan pening-

katan peran serta tanggung jawab pemerintah

daerah dalam penyehatan lingkungan pemukiman.

(2) Penajaman sasaran program diarahkan pada:

(a) Kelompok masyarakat yang mempunyai resiko

tinggi terhadap penyakit dan gangguan kesehat-

an akibat lingkungan yang tidak sehat.

(b) Daerah-daerah rawan penyakit akibat lingkungan

yang tidak sehat.

(c) Daerah pengembangan industri, baik industri

rumah tangga, industri kecil maupun industri

besar.

(d) Daerah pariwisata, daerah kumuh perkotaan dan

daerah pemukiman baru serta pemukiman khusus.

(3) Pengembangan sistem pengawasan kesehatan lingkungan

dan kemampuan analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL).

(4) Pemantapan sarana penunjang yang meliputi peraturan

perundang-undangan, pengembangan dan peningkatan

fungsi laboratorium teknis dan koordinasi lintas

sektoral.

b. Kegiatan Pokok

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam Re-

pelita V adalah sebagai berikut.

195

Page 93:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(1) Pembinaan penyehatan lingkungan pemukiman meliputi:

(a) Pembinaan pemugaran rumah serta pengembangan

unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah

di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae-

rah padat penduduk berpenghasilan rendah di

perkotaan.

(b) Pengembangan desa percontohan untuk sarana

pembuangan kotoran di sejumlah kecamatan dan

pengembangan model sarana sanitasi tempat-tem-

pat umum di daerah-daerah tujuan wisata.

(c) Pembinaan pencegahan dan penanggulangan bahaya

keracunan, terutama di daerah rawan keracunan

makanan.

(d) Pembinaan pengendalian vektor, terutama di dae-

rah rawan demam berdarah dengue dan malaria,

dengan peran serta aktif masyarakat yang di-

laksanakan secara terpadu dengan kegiatan pem-

berantasan penyakit lainnya.

(e) Pengembangan percontohan sarana pembuangan

limbah industri rumah tangga di pusat-pusat

industri rumah tangga.

(f) Pembinaan terhadap seluruh perusahaan pembe-

rantasan hama dan pengelola pestisida ter-

batas.

(2) Pengawasan Kualitas Lingkungan meliputi:(a) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium

contoh makanan terhadap kebersihan dan keaman-

an makanan di kota besar, kota sedang dan kota

kecil serta di daerah-daerah tujuan wisata.

196

Page 94:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(b) Melakukan pemeriksaan kadar residu pestisida

baik di lingkungan air, udara maupun tanah,

dan pada bahan pangan dilakukan di daerah ra-

wan pestisida, pengendalian tingkat pemaparan

pestisida terhadap para petani dan penyemprot

hama dan penanggulangan keracunan pestisida

akut.

(c) Pemeriksaan sanitasi industri dan pemantauan

limbah di pusat-pusat industri kecil, industri

rumah tangga, dan di kawasan industri besar

dan sedang.

(d) Pemantauan pencemaran di kota-kota besar, dan

kawasan industri.

(e) Pengawasan sampah dan pengendalian vektor di kota-kota besar, dan kecil serta di daerah endemis demam berdarah dengue.

(3) Pengembangan Sarana Penunjang mencakup:

(a) Pemantapan sistem informasi kesehatan ling- kungan.

(b) Pembinaan dan pengembangan sumber daya dengan

meningkatkan kualitas tenaga kesehatan ling-

kungan dengan mengadakan latihan dan pendi-

dikan tambahan.

(c) Pemenuhan peralatan teknis di Dati II dan Pus-

kesmas, serta pengembangan laboratorium yang

dapat mendukung pengawasan kesehatan lingkung-

an sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.

(d) Pemanfaatan ilmu dan teknologi tepat guna.

197

Page 95:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

(e) Pemantapan kerja sama lintas program dan lin-

tas sektoral serta peran serta aktif masya-

rakat.

10. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Program penelitian dan pengembangan kesehatan ditujukan

untuk memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang diperlukan untuk menunjang pembangunan

kesehatan. -Program ini dilaksanakan dengan memanfaatkan dan

meningkatkan kemampuan nasional di bidang penelitian dan pe-

ngembangan kesehatan. Program ini juga bertujuan untuk meman-

tapkan dan mengembangkan sistem informasi yang mampu memberi-

kan informasi yang akurat, tepat waktu, dan dalam bentuk yang

sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan oleh seluruh

aparatur kesehatan di pusat dan daerah. Informasi yang diperoleh

juga diperlukan oleh masyarakat dalam rangka keiikutser-

taannya secara aktif dalam upaya kesehatan.

Sasaran program ini dalam Repelita V adalah tersedianya

ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang

diperlukan untuk pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan upa-

ya kesehatan, terwujudnya suatu sistem informasi kesehatan

yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan kebijaksanaan,

perencanaan, dan manajemen upaya kesehatan dan tersedianya

informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan meningkatkan

kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan kesehatan

di berbagai tingkat administrasi serta tersedianya tenaga,

perangkat lunak dan perangkat keras yang memadai untuk pe-

ngembangan sistem informasi kesehatan yang diperlukan.

Tujuan dan sasaran program ini akan dicapai dengan meng-

utamakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan pada

198

Page 96:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

penelitian tentang pelayanan kesehatan, yang antara lain me-

liputi penelitian dan pengembangan kebijaksanaan kesehatan,

pelaksanaan pelayanan kesehatan, ekonomi dan hukum kesehatan,

serta peran serta aktif masyarakat dalam kesehatan, peneliti-

an tentang pengembangan tenaga kesehatan dan penelitian ten-

tang obat yang meliputi penyediaan, distribusi dan pengawasan

obat agar makin merata dan terjangkau oleh masyarakat.

Di samping itu akan dikembangkan pengembangan sistem in-

formasi kesehatan yang mencakup informasi manajemen kesehat-

an, informasi upaya teknis kesehatan, informasi kesehatan

untuk masyarakat, dan informasi ilmu pengetahuan serta tekno-

logi di bidang kesehatan. Tambahan pula akan ditingkatkan

sumber daya yang meliputi tenaga, ilmu pengetahuan dan teknologi,

pembiayaan dan fasilitas untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan, dan pengembangan informasi, baik yang bersumber

dari pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan pokok sebagai berikut: (1) Peneli-

tian dan pengembangan pelayanan kesehatan; (2) Penelitian

ekologi kesehatan; (3) Penelitian penyakit menular; (4) Pene-

litian penyakit tidak menular; (5) Penelitian dan pengembang-

an gizi; (6) Penelitian dan pengembangan farmasi; (7) Pengem-

bangan sistem informasi kesehatan.

11. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Kesehatan dan Pengawasan

Program ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan ke-

mampuan manajemen aparatur kesehatan sehingga dicapai secara

optimal hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan, de-

ngan didukung peraturan perundang-undangan yang diperlukan.

Sasaran program ini dalam Repelita V adalah pendayaguna-

199

Page 97:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

an fungsi perencanaan, pengendalian pelaksanaan, pengawasan,

penilaian, organisasi, dan tata laksana aparatur kesehatan,

pendayagunaan pendidikan di kalangan aparatur kesehatan seba-

gai bagian integral dari upaya untuk menciptakan aparatur ke-

sehatan yang lebih berhasil guna, berdaya guna, bersih dan

berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas pemerintah-

an dan pembangunan di bidang kesehatan dan penyempurnaan

berbagai produk hukum di bidang kesehatan dan penyusunan

berbagai peraturan perundang-undangan yang diperlukan.

Guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

tempuh kebijaksanaan mendayagunakan sarana manajemen secara

berkesinambungan dan terpadu untuk mencapai hasil guna dan

daya guna yang optimal, mengatur, mengarahkan, dan mengoreksi

penampilan kerja dengan berorientasi pada pencapaian tujuan

program secara berdaya guna dan berhasil guna, mengkaji

produk hukum di bidang kesehatan dan mengembangkannya sesuai

dengan kebutuhan pembangunan kesehatan, ilmu pengetahuan dan

teknologi serta perlindungan hukum kepada tenaga kesehatan

dan masyarakat.

Pokok-pokok kegiatan dalam program ini adalah: pendaya-

gunaan fungsi perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan peni-

laian, pendayagunaan organisasi dan ketatalaksanaan dan pen-

dayagunaan administrasi keuangan, pendayagunaan fungsi peng-

awasan dan pengendalian, pendayagunaan pembinaan dan pengem-

bangan hukum di bidang kesehatan.

12. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Kesehatan

Program ini bertujuan untuk menyediakan dan membakukan

prasarana dan sarana kesehatan, meningkatkan prasarana dan

sarana fisik fasilitas kerja yang diperlukan dalam menunjang

200

Page 98:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

program-program pembangunan kesehatan. Hal tersebut dimaksud-

kan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja tena-

ga kesehatan serta dalam rangka mencapai hasil guna dan daya

guna pembangunan kesehatan yang optimal.

Dalam Repelita V sasaran program penyimpan sarana fisik

kesehatan adalah pendayagunaan prasarana dan sarana fisik fa-

silitas kerja kesehatan yang baku untuk pelaksanaan pemba-

ngunan kesehatan, dan pendayagunaan fasilitas penunjang bagi

tenaga kesehatan dalam rangka pembinaan serta peningkatan

prestasi kerja.

Pokok-pokok kegiatan dari program ini adalah peningkatan

pengamanan kekayaan milik negara dengan pengukuhan status

hukumnya dan peningkatan inventarisasi kekayaan milik negara,

peningkatan prasarana dan sarana fisik untuk pelayanan kese-

hatan dan peningkatan sarana dan fasilitas penunjang dalam

rangka pembinaan dan peningkatan prestasi kerja tenaga kese-

hatan.

13. Program Generasi Muda Dalam Pembangunan Kesehatan

Program generasi muda dalam pembangunan kesehatan bertu-

juan meningkatkan kemampuan hidup sehat generasi muda guna

membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka mening-

katkan ketahanan diri, prestasi, dan peran aktifnya dalam

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dalam bidang ke-

sehatan.

Sasaran upaya ini adalah agar pada akhir Repelita V di

kecamatan telah terbina kemampuan kelompok-kelompok generasi

muda dalam melakukan pembinaan kesehatan diri dan lingkungan-

nya. Prioritasnya adalah kelompok praremaja (6 - 12 tahun),

remaja (12 - 18 tahun) dan dewasa muda (18 - 21 tahun).

201

Page 99:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, di-

tempuh kebijaksanaan pengembangan pembinaan generasi muda di-

arahkan untuk meningkatkan status kesehatan dan peran serta-

nya secara aktif dalam pembangunan kesehatan melalui pende-

katan pembangunan kesehatan masyarakat desa dengan dukungan

kerja sama lintas program dan lintas sektor, peningkatan

status kesehatan generasi muda dilaksanakan melalui jaring-

an pelayanan upaya kesehatan yang telah ada dan peningkatan

penanggulangan permasalahan kesehatan psikososial dengan

memperbanyak forum konsultasi kesehatan melalui berbagai

jalur pembinaan generasi muda.

Kegiatan pokok yang akan dijalankan dalam Repelita V

adalah meningkatkan kemampuan setiap Puskesmas dalam pembina-

an keterampilan kesehatan praremaja, remaja, dan dewasa muda

dengan menggunakan pelbagai jalur, baik keluarga, sekolah,

maupun masyarakat serta organisasi kaum muda seperti OSIS,

Karang Taruna, Pramuka, Palang Merah Remaja, KNPI, dan seba-

gainya, menyelenggarakan pertolongan dan perlindungan bagi

generasi muda terhadap beberapa gangguan kesehatan spesifik

antara lain gangguan kesehatan fisik, gangguan kesehatan re-

produksi, gangguan kesehatan mental, dan penyalahgunaan nar-

kotika, meningkatkan peran serta aktif generasi muda untuk

memecahkan masalah kesehatan diri dan lingkungannya, dengan

membina kaderisasi kesehatan, pengorganisasian kesehatan, dan

pendanaan kesehatan di kalangan kaum muda dan meningkatkan

kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk pembinaan

generasi muda dalam pembangunan kesehatan dengan mendayaguna-

kan forum komunikasi di tingkat pusat, Dati I, dan Dati II.

14. Program Peningkatan Peranan Wanita Dalam Pembangunan Kesehatan

202

Page 100:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

Program Peningkatan Peranan Wanita Dalam Upaya Kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan kete-

rampilan wanita dalam pemeliharaan kesehatan diri dan keluar-

ga, dan meningkatkan peran serta aktifnya dalam pembangunan

kesehatan untuk memasyarakatkan norma hidup sehat. Kelompok

sasaran program ini adalah para wanita terutama pada golongan

masyarakat berpenghasilan rendah.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, ditetapkan

langkah kebijaksanaan Program Peningkatan Peranan Wanita da-

lam upaya kesehatan merupakan kerja sama lintas sektoral, ko-

ordinasi dilaksanakan sejak tahap perencanaan sampai tahap

pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian agar dapat memberikan

dampak yang lebih berhasil guna dan berdaya guna, penyebar-

luasan informasi kesehatan dilaksanakan melalui media massa

baik modern maupun tradisional, dan melalui pendekatan ke-

lompok maupun perorangan dan memantapkan kerja sama dengan

Tim Penggerak PKK di semua tingkatan administrasi untuk

meningkatkan peranan wanita dalam upaya kesehatan, yang

ditingkat operasional dibina oleh Puskesmas.

Dalam Repelita V, melalui program ini akan dilakukan ke-

giatan-kegiatan pokok meningkatkan komunikasi dan koordinasi

lintas program dan lintas sektoral, menyusun dan menyebarkan

pedoman/petunjuk teknis serta bahan-bahan penyuluhan untuk

kelompok sasaran, menyelenggarakan pelatihan bagi pengelola

program tingkat propinsi, kabupaten dan Puskesmas serta pe-

ngelola program di kalangan organisasi kemasyarakatan wanita,

kelompok tenaga kerja wanita dan kader wanita dan meningkat-

kan kelembagaan norma hidup sehat di kalangan wanita melalui

pelatihan kepemimpinan kesehatan, lomba kegiatan terpadu, pe-

milihan keteladanan, dan lain-lain.

203

Page 101:  · Web viewPembinaan pemugaran rumah serta pengembangan unit-unit percontohan sarana pembuangan sampah di sejumlah lokasi pemukiman baru dan di dae- rah padat penduduk berpenghasilan

TABEL 23 - 4

PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,

1989/90 1993/94

(dalam milyar rupiah)

K E S E H A T A N

No. Node SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM1989/90

(AnggaranPembangunan)

1989/90-1993/94(Anggaran

Pembangunan)

10 SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL, PERANANWANITA, KEPENDUDUKAN DAN KELUARGABERENCANA 434, 1 4 . 0 8 8 , 3

1 0 . 1 Sub S e k to r Kesehatan 249 ,8 2 . 6 7 2 , 5---------------------------- -------- -----------

1 0 . 1 . 0 1 Program Penyuluhan Kesehatan 4 , 6 59 ,8

1 0 . 1 . 0 2 Program Pelayanan Kesehatan 1 9 5 , 1 2 . 0 3 5 , 2

1 0 . 1 . 0 3 Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 30 ,7 353 ,0

1 0 . 1 . 0 5 Program Pengawasan Obat dan Makanan 2 , 9 26 ,5

204