SESUAIKAN ISI LAPORAN DENGAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
SAUDARA!!!
LAPORAN PERENCANAAN
SISTEM INSTALASI LISTRIK
BANGUNAN ..........................................
PERENCANA
Oleh :
Nama: ...................
NPM: ....................
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI
.
1. DATA
BANGUNAN...................................................................................
2. Perhitungan Beban Daya Listrik
.......................................................................
3. INSTALASI SISTEM
LISTRIK...................................................................
3.1 PENDAHULUAN
3.2 LINGKUP PEKRJAAN SARANA KELISTRIKAN
3.3 DASAR DAN STANDAR PERENCANAAN
3.4 SUMBER DAYA LISTRIK
3.4.1. Transformator
3,4,2. Generator Set
3.5. KOORDINASI SISTEM OPERASI PLN DAN GENERATOR SET
3.5.1. Keadaan Normal
3.5.2. Keadaan PLN Padam / Emergency
3.5.3. Keadaan Kondisi Kebakaran ( Darurat )
3.5.4. Cara Kerja Panel Distribusi Tegangan Rendah &
Panel Tegangan Menengah Sistem Interlock
3.6. BEBAN – BEBAN LISTRIK
3.6.1. Beban Normal
3.6.2. Beban Emergensi
3.6.3. Beban Prioritas (Beban Saat Kebakaran)
3.7. SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
3.7.1. Umum
3.7.2. Sistem Instalasi Tegangan Menengah
3.7.3. Sistem Instalasi Tegangan Rendah
3.8. KABEL FEEDER
3.9. PANEL LISTRIK DAN PERALATANNYA
3.10. PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
3.11. SISTEM PENERANGAN
3.11.1. Umum
3.11.2. Standar Intensitas Penerangan
3.11.3. Jenis-jenis Lampu Penerangan
3.11.4. Contoh Perhitungan Intensitas Penerangan
3.11.5. Saklar-saklar Lampu Penerangan
3.11.6. Pengabelan Saklar Lampu
3.11.7. Proteksi dari Miniature Circuit Breaker untuk Lampu
Penerangan
3.12. SISTEM INSTALASI STOP KONTAK
3.12.1. Stop Kontak pada Kolom / Dinding
3.12.2. Pengabelan Instalasi Stop Kontak
3.12.3. Proteksi Instalasi Stop Kontak
3.13. SISTEM INSTALASI HUBUNGAN PENTANAHAN
3.13.1. Standar dan Peraturan Instalasi
3.13.2. Hubungan Pentanahan Sumber-sumber Listrik
3.13.3. Hubungan Pentanahan antar Panel
3.13.4. Bak Kontrol / Pentanahan
3.14. PERBAIKAN FAKTOR DAYA COS φ
3.15. SISTEM INSTALASI PENYALUR PETIR
4. LAMPIRAN – LAMPIRAN :
4.1. Lampiran Perhitungan Tingkat Penerangan
4.2. Lampiran Perhitungan Arus Hubung Singkat
4.3. Lampiran Manual Kalkulasi Voltage Drop
4.4. Lampiran Perhitungan Capasitor Bank
4.5. Lampiran Gambar Diagram Satu Garis Panel Utama
Tegangan Rendah
4.6. Lampiran Faktor Utilitas Armature Lampu
4.7. Lampiran Brosure Kabel Tipe NYY
4.8. Lampiran Gambar Brosure Penangkal Petir dan
Elektro Geometri
1.DATA BANGUNAN
Nama proyek : KANTOR DAN HUNIAN
Jenis Bangunan: Bangunan Kantor dan Hunian
Lokasi: Jalan Menteng Raya, Jakarta
Data Bangunan: Bangunan terdiri dari :
Basement 2 lantai
Bangunan Kantor 9 lantai.
No.
Lantai
Fungsi
Luas
( m² )
Elevasi
1.
Lt. Basement 2
Bangunan Parkir dan
- Parkir, Toilet
± 285
- 6,000
UtIlitas
- R. Pompa
2.
Lt. Basement 1
Bangunan Parkir dan
Utilitas
- Parkir, Toilet
- R. Genset
- R. Trafo, Panel TM, PUTR
± 285
- 3,000
3.
Lt. 1 (satu)
Bangunan Kantor
- Kantor
± 210
0,000
- Lobby Lift, Toilet
- Parkir
- Bangunan Gardu PLN
4.
Lt. 2 (dua)
Bangunan Kantor
- Kantor
± 354
+6,000
- Corridor, Lobby Lift, Toilet
- Gudang
5.
Lt. 3 (tiga)
Bangunan Kantor
- Kantor
- Lobby Lift, Toilet
- R. Arsip
± 286
+10,200
- Gudang,
6.
Lt. 4 (empat)
Bangunan Kantor
- Kantor
- Lobby Lift
- Gudang, Toilet
± 343
+14,400
7.
Lt. 5 (lima)
Bangunan Kantor
- Kantor
- Lobby Lift
± 182
+18,600
- Corridor, Toilet
- Taman Atas
8.
Lt. 6 (enam)
Bangunan Kantor dan Hunian
- Kantor dan Hunian
- Taman, Lobby lift
- Corridor, Toilet
± 182
+22,800
2. PERHITUNGAN BEBAN DAYA LISTRIK
2.1. REKAPITULASI BEBAN PENCAHAYAAN
No
Ruang
Luas (m2)
Tingkat Penerangan (Lux)
Daya lampu (Watt)
Jumlah Titik Lampu
1
ruang kelas 1
10
250
2
ruang kelas 2
10
250
3
toilet
5
200
Jumlah beban lampu = ..... Watt
2.2. REKAPITULASI BEBAN LISTRIK
2.2.1. Pengelompokan Beban
Buatlah tabel rekapitulasi pengelompokan beban berdasarkan
pengelompokan beban yang saudara buat pada instalasi ini. Tabel
berikut adalah contoh pengelompokan beban.
MCB 1 = .... Watt
MCB 2 = ..... Watt dst
2.2.2. Rekapitulasi Beban keseluruhan
No.
Lantai
Klasifikasi Beban
Beban Tersambung (VA)
Faktor Pemakaian
Beban Terpakai (VA)
Prioritas
Non Prioritas
Prioritas
Non Prioritas
1
Lt. 1
Penerangan
AC
Proyektor
stopkontak
2
Lt. 2
Penerangan
AC
Proyektor
stopkontak
Beban Terpakai / Daya terpasang = ...... VA
Sambungan Daya PLN / Daya tersambung= ...... VA
Kapasitas daya cadangan = ....VA
Kapasitas Transformator = ...... VA
3.INSTALASI SISTEM LISTRIK
3.1PENDAHULUAN
Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan
dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya
suplai listrik ke distribusi beban. Pada sistem listrik ini akan
dijelaskan gambaran secara garis besar mengenai instalasi listrik
serta besarnya beban listrik, suplai listrik, distribusi listrik
dan sistem proteksi yang digunakan.
3.2.LINGKUP PEKERJAAN SARANA KELISTRIKAN
Lingkup sarana listrik arus kuat adalah :
a. Sistem instalasi Tegangan Menengah dan transformator penurun
tegangan.
b. Sistem instalasi tegangan rendah
c. Sistem instalasi penerangan dan stop kontak.
d. Sistem instalasi sumber daya listrik cadangan (Diesel
Genset).
e. Sistem instalasi Pentanahan.
f. Sistem instalasi penangkal petir.
3.3.DASAR DAN STANDAR PERENCANAAN
Dasar dan standar serta peraturan adalah berdasarkan :
1. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan
berlaku secara nasional :
UU No. 18/1999 tentang “Jasa Kontruksi” serta PP terkait.
UU No. 28/2002 tentang “ Bagunan Gedung” serta PP terkait.
2. Peraturan Daerah DKI Jakarta, dan peraturan serta Surat
Keputusan lainnya yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI yang
terkait.
3. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta
tentang Bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor
7 tahun 1991, atau edisi terakhir.
4. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta
tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, Nomor 8 tahun 2008, atau edisi terkhir.
5. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan
berlaku secara nasional
· Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998 tanggal 10
November 1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
· Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000
Tanggal 1 Maret 2000, tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
6. Standard Nasional Indonesia, pedoman Teknik, dan ketentuan
dari instasi yang berwenang mengenai jenis Instalasi yang
dirancang.
7. SNI No.04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listril (PUIL).
8. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang
berkaitan dengan tenaga listrik.
9. SNI No.03-0713 tahun 2004Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
Gedung.
10. SNI No.03-6197 tahun 2000 tentang Konversi Energi Sistem
Pencahayaan pada angunan Gedung.
11. Paduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi dan Penting di
Wilayah DKI Jakarta tahun 1999, atau edisi terakhir.
12. Standar IEC dan Standar Internasional dibagai hal-hal yang
belum diatur dalam standar/peraturan diatas.
3.4.SUMBER DAYA LISTRIK
Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini
maka direncanakan sumber daya listrik dari :
· Perusahaan umum Listrik Negara (PLN)
· Diesel Generator set,
PLN merupakan sumber daya listrik utama yang akan mensuplai
seluruh kebutuhan beban pada bangunan ini. Sistem suplai daya
listrik yang direncanakan adalah dengan berlangganan tegangan
menengah 20 kV, 3 phasa, 50 Hertz.
Sumber daya listrik PLN tersebut dihubungkan dengan Panel
Distribusi Tegangan Menengah (PTM.) yang berada diruang utilitas
Listrik pada Lantai Atap Parkir (lantai 1). kemudian di-hubungkan
ke Transformator penurun tegangan 20 kV/ 0.4 kV untuk distribusi
daya ke-bangunan.
Daya listrik tegangan rendah pada bangunan ini di-distribusikan
secara radial melalui Panel Distribusi Utama Tegangan Rendah (
PUTR), kemudian di-distribusikan ke-panel-panel pembagi pada
tiap-tiap lantai.
Untuk mengatasi segala kemungkinan terputusnya suplai daya
listrik dari sumber daya listrik utama, maka di-siapkan unit Diesel
Generator Set, sebagai sumber daya listrik cadangan, yang berada
diruang utilitas Listrik pada Lantai 1.
Sumber Daya listrik dari Diesel Generator set pada bangunan ini
di-hubungkan ke Panel PUTR.
Untuk menghindari suplai daya listrik yang bersamaan antara
Sumber Daya Listrik Utama (PLN) dengan Suplai Daya Listrik Cadangan
(Diesel Generator Set) maka di-pasang sistem interlock di-sisi
incoming circuit breaker dari kedua sumber di-dalam Panel Sub
Distribusi Tegangan Rendah.
Berdasarkan perhitungan beban listrik pada Bangunan ini,
kapasitas Transformator dan Diesel Generator Set yang di-rencanakan
adalah :
1. Transformator
Dari hasil perhitungan beban dan sistem distribusi daya maka
didapat :
Transformator
· Kapasitas: 630 kVA ( Transformator Oil Type)
· Tegangan primer : 20 kV
· Tegangan sekunder: 400 / 220 Volt
· Phasa : 3
· Frekwensi : 50 Hz
· Hubungan : Dyn 5
· Sistem Pendinginan: Oil Onan
2. Generator set :
· Kapasitas : 520 KW / 650 kVA
· Tegangan: 380 / 220 Volt.
· Putaran: 1500 rpm
· Phasa : 3
· Frekwensi : 50 Hz
3.5.KOORDINASI SISTEM OPERASI PLN DAN GENERATOR SET
Pengaturan sistem kerja dari PLN dan diesel generator set
dikelompokkan dalam tiga keadaan yaitu :
· Keadaan dimana PLN dapat mensuplai daya listrik dalam keadaan
normal tanpa gangguan baik kapasitas, tegangan, phasa, frekwensi
selanjutnya disebut Keadaan Normal.
· Keadaan dimana sumber daya PLN mengalami gangguan sehingga PLN
tidak dapat mensuplai daya listrik, selanjutnya disebut Keadaan PLN
Padam (emergency).
· Keadaan dimana terjadi kebakaran yang menyangkut keselamatan
harta dan jiwa manusia, selanjutnya keadaan ini disebut Keadaan
Kebakaran.
3.5.1. Keadaan Normal
Pada keadaan normal sumber daya listrik diperoleh dari PLN
dengan tegangan menengah 20 KV. Selanjutnya sumber daya listrik
tersebut didistribusikan ke PUTR melalui 1 unit transformator
penurun tegangan 20 kV/400 V. Sumber daya listrik PLN tersebut
mensuplai seluruh jenis beban yang ada di dalam gedung.
3.5.2. Keadaan PLN Padam (Emergency)
Pada keadaan PLN padam, maka digunakan daya listrik cadangan
dari generator yang akan Start secara otomatis.
Dengan adanya distribusi sumber daya cadangan dari generator,
maka pemutus beban yang meneruskan energi listrik dari
transformator ke beban akan membuka secara otomatis. Hal ini karena
adanya interlocking otomatis sistem antara pemutus beban dari PLN
dan genset.
Kemudian untuk pemutus beban yang terhubung dengan generator
akan menutup dan sumber daya listrik cadangan dari generator akan
mencatu daya ke seluruh jenis beban yang ada di dalam /diluar
gedung.
Proses penggantian sumber daya listrik dari PLN ke generator set
direncanakan maksimal kurang lebih 15 detik, dan pembagian beban
generator set maksimal kurang dari 60 detik.
3.5.3. Keadaan Kondisi Kebakaran ( Darurat)
Pada keadaan ini sumber daya listrik dapat diperoleh dari PLN
(jika PLN tidak dipadamkan). Jika PLN dipadamkan, sumber daya
listrik diperoleh dari diesel generator set.
Proses pengaturan kerja generator apabila PLN dipadamkan sama
seperti pada keadaan PLN padam.
Pada saat kebakaran ini, beban-beban yang tidak mendukung bagi
penanggulangan kebakaran (beban-beban non prioritas) harus
dipadamkan sedangkan beban-beban prioritas lain yang berfungsi
untuk usaha pemadaman kebakaran ataupun untuk usaha penyelamatan
jiwa manusia harus tetap disuplai.
Hal diatas diperoleh dari perencanaan sistem distribusi beban
di-Panel Distribusi Tegangan Rendah (PUTR) yang mana pengelompokan
beban-beban prioritas dipisahkan dengan beban-beban lainnya.
3.5.4.Cara kerja Panel Distribusi Tegangan Rendah dan Panel
Tegangan Menengah Sistem Interlock
· Pada saat PLN mensuplai daya listrik (keadaan normal) MCCBA,
akan tertutup (ON) secara otomatis dan MCCB Bakan terbuka (OFF)
secara otomatis pula.
· Apabila mendapat daya listrik cadangan dari Diesel generator
(keadaan PLN Padam), maka MCCB B akantertutup (ON) secara otomatis
dan MCCB A akan terbuka (OFF) secara otomatis pula.
Pada prinsipnya MCCByang disuplai oleh transformator dan
generatorsetakan bekerja secara interlock, sedangkan MCCB C akan
selalu tetap pada posisi tertutup (ON).
· Pada saat emergensi (keadaan kondisi kebakaran/darurat) MCCB A
, akan terbuka (OFF) secara otomatis (hal ini jika PLN dipadamkan)
dan MCCB B akan tertutup (ON).
Jika PLN tidak dipadamkan, maka MCCB A akan tertutup (ON),
sedangkan MCCB C secara otomatis terbuka (OFF) dengan input Signal
dari Sistem Fire Alarm
Catatan : Lihat Lampiran 4.5
3.6.BEBAN-BEBAN LISTRIK
Beban-beban listrik pada bangunan gedung ini direncanakan
meliputi penerangan, stop kontak, peralatan elektronik, sistem tata
udara, pompa distribusi air bersih, pompa hidran & sprinkler,
sistem telepon, sistem tata suara, system Fire Alarm (pengindera
kebakaran), dan juga beban-beban peralatan kontrol dan
lain-lain.
Menurut derajat pentingnya beban, seluruh beban listrik dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok beban sebagai berikut :
3.6.1. Beban Normal
Beban normal adalah seluruh beban – beban listrik yang
tersambung didalam/diluar gedung hanya dilayani oleh sumber daya
listrik utama PLN.
3.6.2.Beban Emergensi
Merupakan beban-beban listrik tersambung yang dapat dilayani
sumber daya listrik PLN atau sumber daya listrik cadangan diesel
genset. Untuk bangunan ini beban-beban lampu, stop kontak, Air
Conditioner, fan, dan motor-motor masuk dalam beban emergency.
3.6.3.Beban Prioritas (Beban Saat Kebakaran)
Merupakan sebagian dari beban normal yang harus (mutlak) tetap
dilayani, baik oleh sistem pelayanan PLN maupun sistem pembangkit
tenaga listrik cadangan (diesel generator set). Beban-beban listrik
ini digunakan untuk upaya penyelamatan jiwa serta upaya
penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan baik.
Beban-beban listrik yang mutlak tetap dilayani saat terjadinya
kebakaran antara lain adalah :
· Pompa hidran kebakaran/ Sprinkler.
· Peralatan Evakuasi/ sistem paging.
· Sistem pengindera kebakaran.
· Lampu-lampu emergensi.
· Lift kebakaran
· Presurized Fan.
3.7.SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
3.7.1.Umum
Sistem distribusi listrik digunakan sistem radial yang terdiri
dari :
· Sistem Distribusi Tegangan Menegah.
· Sistem Distribusi Tegangan Rendah.
3.7.2.Sistem Distribusi Tegangan Menengah .
Tegangan Menengah 20 KV dari PLN diterima pada incoming Panel
Distribusi Tegangan Menegah (PTM) dan distribusikan
ke-Transformator / Trafo yang merubah tegangan 20 KV menjadi
tegangan rendah 400 / 220V , Panel PTM ini berada di-ruang utilitas
Listrik pada Lantai Atap.
· Panel Distribusi Tegangan Menengah ( PTM ) 20 kV
· Standard : IEC 298/VDE 0670
· Rated Current : 630 A
· Type Protection : Circuit Breaker (Type LBS)
· Rated Voltage : 24 kV
· Frekwensi : 50 Hz
· Breaking capacity: 16 kA.
· Incoming Cable dari PLN 20 KV.
· Jenis Kabel : XLPE insulated
· Type : N2XSY
· Ukuran kabel : 1 x 1C x 50 mm².
· Conductor: Tembaga ( CU ).
· Outgoing cable dari PTM ke Transformator / Trafo.
· Jenis Kabel : XLPE insulated.
· Type : N2XSY.
· Ukuran kabel : 3 x 1C x 50 mm².
· Conductor: Tembaga ( CU )
3.7.3.Sistem Instalasi Tegangan Rendah
a.Distribusi Daya listrik dari Transformator / Trafo ke Panel
Distribusi Tegangan Rendah (PUTR) melalui penghantar kabel.
· Dari Transformator / Trafo ke panel PUTR.
· Tegangan nominal : 600 – 1000 Volt.
· Sistem konfigurasi: 4 pole / 4 wire
· Ukuran kabel: NYY 3(3 x 1C x 240 mm²) +2(1C x 240 mm²).
· Conduktor: Tembaga ( CU ).
b.Distribusi Daya listrik dari Diesel Generator Set ke Panel
Kontrol Genset (PKG) melalui penghantar kabel :
· PKG
· Tegangan nominal : 600 – 1000 Volt.
· Sistem konfigurasi: 4 pole / 4 wire
· Ukuran kabel: NYY 3 (3 x 1C x 240 mm²) + 2(1C x 240 mm²).
· Conduktor: Tembaga ( CU ).
c.Distribusi Daya listrik dari Panel Kontrol Genset (PKG) ke
Panel Distribusi Tegangan Rendah (PUTR ) melalui penghantar kabel
:
· Dari PKG ke panel PUTR.
· Tegangan nominal : 600 – 1000 Volt.
· Sistem konfigurasi: 3 phase
· Ukuran kabel: NYY 3(3 x 1C x 240 mm²) + 2(1C x 240 mm²).
· Conduktor: Tembaga ( CU ).
Melalui Panel Distribusi Tegangan Rendah (PUTR), daya listrik
didistribusikan secara radial ke panel-panel listrik ditiap-tiap
lantai, antara lain :
· Penerangan & Stopkontak
· Fire Alarm & Tata suara.
· Tata udara (AC).
· Pompa Air Bersih & Pompa Pemadam Kebakaran.
· Lift dan lain-lain.
3.8.KABEL FEEDER
· Tipe dan Diameter Kabel Feeder
Tipe kabel yang dipakai adalah kabel daya baik yang berinti
tunggal maupun yang berinti banyak, ukuran kabel disesuaikan dengan
beban yang ada.
· Rugi-rugi Tegangan (Voltage Drop)
Untuk instalasi, diameter kabel dipilih sesuai dengan beban yang
ada dan memberikan maksimal jatuh tegangan pada ujung beban tidak
lebih dari 2,5 % untuk penerangan dan 5 % untuk motor-motor.
· Cara Pemasangan Kabel
Pemasangan kabel-kabel daya dari panel utama ataupun dari
sub-sub panel menggunakan rak kabel yang dipasang secara horizontal
maupun vertikal.
· Contoh Perhitungan Jatuh Tegangan
* Referensi
Siemens - General cataloque volume 1, Insulated Wires and
cables, Power cables, cable fitting, cable distribution cabinet,
1971/1972.
* Dasar Perhitungan :
a. Jatuh Tegangan ( Tiga phasa )
Dimana :
a.UL= Drop Voltage sepanjang kabel penghantar dalam ( % )
a. I= Arus (Ampere)
b. Cos = Faktor daya aktif
c. Sin = Faktor daya reaktif
d. Panjang Kabel (lL)= Panjang kabel (Meter)
e. RL= Resistansi Konduktor Tembaga (Ohm/km)
f. XL= Induktif Impedansi Konduktor Tembaga (Ohm/km)
g. Un= Tegangan Beban Nol di sisi Sekunder Transformator
(Volt).
Catatan : lihat halaman 4.3
3.9.PANEL LISTRIK DAN PERALATANNYA
· Pengaman Rangkaian Listrik
Pengaman dari panel listrik dipergunakan jenis Moulded Case
Circuit Breaker (MCCB) dan Miniature Circuit Breaker (MCB)
· Tebal plat kabinet panel listrik
Ketebalan plat panel listrik untuk dipsang pada dinding/wall
mounted minimum 1,6 mm dan untuk yang berdiri di-lantai / free
standing adalah 2 mm.
· Pembuatan Panel
Cara pembuatan dan ukuran dari panel disesuaikan dengan standard
yang ada.
· Sistem Proteksi
Sistem proteksi direncanakan dengan sistem proteksi bertingkat
pada panel-panel penerangan, panel daya dan panel sub-distribusi
serta panel distribusi utama.
Jenis proteksi yang dipergunakan :
1. Sistem proteksi terhadap gangguan hubung singkat (short
circuit).
2. Sistem proteksi terhadap arus lebih (Over Current).
3. Sistem proteksi terhadap gangguan tanah (Ground Fault
Current).
4. Sistem proteksi terhadap tegangan lebih (Over Voltage)
5. Sistem proteksi terhadap tegangan turun (Under Voltage)
Dengan adanya sistem proteksi diatas, apabila terjadi gangguan
seperti hubung singkat, arus lebih dan lain-lain, circuit breaker
secara otomatis akan membuka (Trip) sehingga gangguan tersebut
tidak akan merusak komponen listrik lainnya.
Seluruh batasan ( rating ) dan tingkat kemampuan dan kepekaan
dari komponen proteksi dipilih sedemikian rupa, sehingga
karakteristik proteksinya mempunyai selektivitas pengaman yang
diinginkan dan akan memback-up sistem lainnya.
3.10.PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
Dibawah ini diberikan rumus untuk perhitungan arus hubung
singkat pada panel distribusi utama tegangan rendah.
Detail Perhitungan lihat lampiran 4.2
Sebagai basis perhitungan diambil kapasitas trafo : 630
kVA..
Rumus perhitungan arus hubung singkat adalah sebagai berikut
:
V
Arus hubung singkat Isc = -----------------------------
√3 √ ( RT2 + XT2 )
Dimana :
Isc= Arus Hubung Singkat (Kilo Ampere).
V = Tegangan Phasa ke Phasa (Volt).
RT= Resistansi (m Ω)
XT= Reaktansi (m Ω)
3.11.SISTEM PENERANGAN
3.11.1.U m u m
Tingkat intensitas penerangan untuk ruangan disesuaikan dengan
kefungsian dari pada ruangan tersebut, sehingga didapat level
intensitas penerangan yang cukup dan sesuai dengan pekerjaan
tertentu.
3.11.2.Standar Intensitas Penerangan
Standar intensitas penerangan yang direncanakan menggunakan
standar penerangan bangunan di Indonesia.
Ruangan
Intensitas Penerangan (Lux)
Kantor
300 – 500
Korridor
150 – 200
Toilet
100 –150
Lobby, Hall
150 – 200
Power House
Tangga
200 – 300
100 – 150
R. control
300 – 400
Taman
50 – 100
Parkir
50 – 100
3.11.3.Jenis-jenis Lampu Penerangan
Jenis lampu penerangan yang digunakan secara umum :
· Kantor
Lampu yang digunakan adalah lampu 3xTL5-14 Watt Armature/rumah
Lampu Inbow (pemasangan di dalam plafont)
· Toilet
Untuk ruangan ini dipergunakan lampu down light, sehingga
memberikan kesan estetika dari segi Arsitektur.
· Tangga
Untuk ruangan ini dipergunakan type lampu TL yang
dilengkapidengan battery dan lampu exit dengan battery sebagai back
up power supply.
· Korridor
Untuk korridor ini di-rencanakan menggunakan lampu down light
yang di lengkapi juga dengan Lampu Emergency + Nicad Battery yang
di pasang ke-arah Tangga darurat.
· Luar Gedung
Untuk penerangan luar gedung dipakai lampu taman jenis SL 18
Watt satu tiang lampu dengan dan type Armature disesuaikan dengan
Exterior.
3.11.4.Contoh Perhitungan Intensitas Penerangan untuk area
R.Kantor dapat dilihat pada Lampiran 4.1
F . N . M . U
Rumus E = ----------------------
A
A
Rr = ----------------------
( Tl – Tk ) (P + L)
Dimana :
E= Tingkat penerangan (Lux).
F= Luminasi lampu (Lumen).
N = Jumlah titik lampu (buah)
M= Faktor pemeliharaan.
U = Faktor Utilitas.
A = Luas Ruangan (m2)
Rr = Room Ratio (Indeks ruang)
Tl = Tinggi langit-langit (m).
Tk= Tinggi bidang kerja (m).
P = Panjang Ruangan (m).
L= Lebar Ruangan (m).
Faktor - faktor Reflektansi :
· Langit-langit (Rc) : 50 %
· Dinding (Rw) : 50 %
· Lantai (Rf) : 20 % - 30 %
3.11.5.Saklar-saklar Lampu Penerangan
· Ruang Peralatan, pantri, koridor, toilet, gudang, ruang mesin
dan ruang sejenis.
Untuk ruangan-ruangan ini dipergunakan saklar yang dipasang
setempat untuk memudahkan operasinya.
· Tangga Darurat
Untuk ruangan tangga darurat lampu-lampu penerangan tangga
direncanakan sistem penyalaannya menggunakan sakelar hotel dan
lampu-lampu tersebut dilengkapi dengan batere nicad.
· Luar Gedung
Untuk penerangan luar gedung dipergunakan Timer Switch, sehingga
lampu dapat menyala dan padam sesuai waktu yang telah diprogram
secara otomatis.
· Ketinggian Saklar Lampu
Saklar lampu dipasang pada ketinggian 150 cm dari lantai.
3.11.6.Pengabelan Saklar Lampu
Jenis kabel yang dipakai untuk instalasi penerangan dalam gedung
adalah NYM dengan diameter 2,5 mm² dengan conduit PVC. Pemasangan
instalasi kabel diatas ceiling di klem pada slab pada setiap jarak
1,5 m. Semua body dari lampu dihubung-tanahkan dengan kabel yang
dihubungkan ke terminal grounding dari panel. Untuk instalasi
penerangan luar gedung dipakai kabel NYFGBY yaitu kabel yang
dilindungi dengan metal shealded yang digunakan untuk menahan
benturan benda keras dan benda tajam. Untuk daerah yang melalui
daerah jalan mobil pemasangannya dilindungi dengan GIP (Galvanis
Iron Pipe ) ditanam sedalam 80 cm dari permukaan tanah.
3.11.7.Proteksi dari Miniature Circuit Breaker untuk Lampu
Penerangan
Banyaknya lampu-lampu per group (per-circuit) diatur, sehingga
dapat di proteksi dengan Miniature Circuit Breaker.
3.12.SISTEM INSTALASI STOP KONTAK (GENERAL POWER OUTLETS)
3.12.1.Stop Kontak pada Kolom/Dinding
Untuk seluruh lantai dan ruang-ruang mekanikal, toilet, gudang
dan ruang sejenisnya, dipasang stop kontak pada kolom atau dinding
bata dengan ketinggian 30 cm dari lantai dan khusus ruang pantry
dan ruang sejenisnya dipasang dengan ketinggian sesuai dengan
penempatan peralatan - peralatan pantri.
3.12.2.Pengabelan Instalasi Stop Kontak
Pengabelan instalasi stop kontak dengan kabel NYM 3 x 2.5 mm2,
dengan conduit PVC semua stop kontak dihubung-tanahkan melalui
kabel yang dihubungkan ke grounding pada panel untuk stop
kontak.
Khusus untuk Stopkontak diarea Basah contoh area Pantri di
pasang ELCB.
3.12.3.Proteksi Instalasi Stop Kontak
Banyaknya stop kontak per group diatur sedemikian rupa,sehingga
dapat diproteksi dengan Miniature Circuit Breaker dengan kapasitas
10 ampere.
3.13.SISTEM INSTALASI HUBUNGAN PENTANAHAN
Sistem pentanahan yang direncanakan adalah dengan sistem PEMBUMI
PENGAMAN (PP), yaitu semua motor listrik, stop kontak, panel
listrik, lampu-lampu dan bagian instalasinya yang didalam keadaan
kerja normal tidak bertegangan dihubung tanahkan ke sistem
pentanahan (Grounding System) dan menghubung tanahkan titik netral
dari sumber listrik genset dan transformator.
3.13.1.Standar dan Peraturan Instalasi
Luas penampang hantaran pengaman untuk sistem pentanahan dan
cara instalasinya keseluruhan disesuaikan dengan peraturan yang ada
pada PUIL 2000.
3.13.2. Hubungan Pentanahan Sumber-sumber listrik
Sumber-sumber listrik yaitu transformator 20 KV-400/220V dan
genset 380/220V titik netralnya diketanahkan secara terpisah.
Selain itu casing / housingnya yang pada keadaan normal tidak
bertegangan di ketanahkan pula secara terpisah.
3.13.3. Hubungan Pentanahan Antar Panel
Sistem pentanahan ditarik satu kawat
utama(feeder/riser),kemudian pada tiap-tiap lantai diberikan satu
terminal box dan untuk selanjutnya didistribusikan ke tiap panel
dan peralatan-peralatan listrik lainnya.
3.13.4.Bak kontrol/pentanahan
Untuk sistem pentanahan dari genset, transformator ( baik body
maupun titik netral harus dibuat pada lokasi titik pentanahan yang
terpisah.
Kota, tgl-bln-thn
Perancang Isntalasi
(Nama)
NPM : ...........................................
Disetujui, Pemeriksa
Any Kurniawati Yapie
Asesor No : ....................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4.1.LAMPIRAN PERHITUNGAN TINGKAT PENERANGAN LT. 2 (Dua)
KANTOR.
Referensi No. Gambar EL-15 . Gambar R. Personalia
Luas ruangan Personalia Lantai 2 = 4,82x 10,9 = 52,538 m2
· Tipe lampu : 3xTL5 14 W dengan Type Armature FC2 (Facette
Glossy M2) Reflector.
a).Indeks Ruangan (Rr)
Untuk mendapatkan faktor utilitas, dihitung dulu indek
ruangannya.
P x L
Rr =
Tb (P + L)
Tb = (Tl – Tk)
Dimana :
a. Tl = Tinggi langit-langit/plat dak (m)
b. Tk = Tinggi bidang kerja (m)
c. Tb = Tinggi berguna (m)
d. P = Panjang ruangan (m)
e. L = Lebar ruangan (m)
Setelah mendapatkan nilainya, baru menetukan Reflextansi :
· Plafon /langit-langit (PCC)= 70%
· Dinding (PW)= 50%
· Lantai (PFC)= 20%
Setelah mendapatkan data tersebut diatas, baru mendapatkan
Faktor Utilitas seperti perhitungan terlampir pada Lampiran 4.6
b).Faktor Utilitas (U)
Setelah Indek ruangan (Rr) diketahui yaitu 1,1 maka faktor
utilitas (u) dapat diketahui dengan menggunakan table Referensi
lihat lampiran :
Dari hasil Interpolasi
- 10.51 Referensi lihat lampiran :
(dari Lampiran Tabel Coefficeents of Utillzation) (Lampiran.
4.6)
Menggunakan Lampu diffuser alumunium Reflector.
1,63 X
20.66 Referensi lihat lampiran :
( dari Lampiran Tabel Coefficeents of Utillzation) (Lampiran.
4.6)
Menggunkan Lampu diffuse alumunium Reflector.
- 0.66 – 0.51 = 0.15
- X = (1.63-1)x0.15
1
= 0,0945
Jadi U = 0.66 – 0.0945
= 0.5655 ~~ 0,57
Setelah dilakukan interpolasi maka faktor utilitasnya adalah
0,57
c).Metode Rata - rata (Avarage Methode)
Sehingga, jumlah Lampu yang terpasang (N)
Dimana :
· N = Jumlah Lampu yang terpasang
· E = Tingkat penerangan rata – rata = 300 Lux untuk Kantor
· F = Luminasi lampu (Lumen)= 4050 / lampu· U = Faktor utilitas
= 0.62· M = Faktor pemeliharaan= 0.8· A = Luas (m2) = 52,54 m2
Sehingga :
N = 8,53~ N = 9 Buah
Dengan Lampu terpasang 8 Buah menghasilkan tingkat penerangan
rata-rata sebesar :
E = 316,35 Lux
4.2.LAMPIRAN PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
DIAGRAM
BAGIAN DARI INSTALASI
RESISTANSI
( m )
REAKTANSI
( m )
Jaringan Sisi Atas
(Sisi Tegangan Menengah)
Psc= 500 MVA (daya dasar hubung singkat)
Transformator
S = 630 kVA
Usc = 4%
U = 400 V
Wc = 6500 W
Koneksi Kabel dari Transformator ke Pemutus Daya kabel
3x(1x240mm2)/phase
L = 5 m
X3 = 0,12 x 12/3
X3 = 0.48
Pemutus Daya Cepat
R4 = 0
X4 = 0
Koneksi Rel Pemutus
Batang – batang(CU)
3x5x80 mm2 Per Phase
L= 5 m
X5 = 0,15x5
X5 = 0.75
Pemutus Circuit Cepat
R6 = 0
X6 = 0
Koneksi Kabel Panel Utama
Ke Panel Sekunder (PD.Fire)
1x1x120 mm2 Per Phase
L= 46 m
X7 = 0,12x46
X7 = 5.52
PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT (kA)
RESISTANSI
( m )
REAKTANSI
( m )
Isc
(kA)
Pada ISC1
RT1 = R1 + R2 + R3 + R4
RT1 =0.048+2.62+0.375+0
RT1 = 3.043
XT1 = X1 + X2 + X3 + X 4
XT1 = 0,31+9.82+0.48+0
XT1 = 10.61
20.9
Pada ISC2
RT2 = RT1 + R4 + R5
RT2 =3.043+0+0,14
RT2 = 3.183
XT2 = XT1 + X4 + X5
XT2 = 10.61 + 0 + 0,75
XT2 = 11.36
19.6
Pada ISC3
RT3 = RT2 + R6 + R7
RT3 =3.183+0+8.625
RT3 = 11.808
XT3 = XT2 + X6 + X7
XT3 = 11.36 + 0 + 5.52
XT3 = 16.88
11.21
PENENTUAN RESITENSI DAN REAKTANSI PADA SETIAP BAGIAN
BAGIAN DARI INSTALASI
RESISTANSI
( m )
REAKTANSI
( m )
Jaringan Sisi Atas
(Sisi Tegangan Menengah)
R1 = Z1 Cos 10-3
Cos = 0,15
Z1 =
P = Daya hubung pendek pada jaringan sisi atas dalam MVA (500
MVA)
X1 = Z1 Sin 10-3
X1 = 0,98
Transformator
R2 =
S = Daya terpasang
Transformator (KVA)
WC = Rugi-rugi tembaga
Uo = Tegangan kerja
Z2 =
Usc = Tegangan Hubung Pendek Transformator (%)
Kabel(1)
Lihat Table kabel
X3 = 0,08 L (kabel tiga phase)
X3 = 0,12 L(3) (kabel satu phase)
Rel
L = Panjang rel dalam (m)
1. = 56 (cu) atau 32 (AI)
S = Luas penampang rel (mm²)
X3 = 0,15 L
L = Panjang Rel Dalam (m)
4.3.LAMPIRAN MANUAL KALKULKASI VOLTAGE DROP
Kabel Power untuk ke Panel Lantai Atap (susut tegangan dari PUTR
ke PP.Atap)
Total Beban Terpakai : 232.790 VA
Tegangan kerja : 400 V
Arus Maksimum ( I )
= 336 A
· Kabel: NYY 4 x 240 mm²
· Arus I: 336 A
· Cos : 0,90 faktor daya aktif
· Sin : 0,435 faktor daya reaktif
· Panjang Kabel (lL): 53 meter
· RL: 0.0754 Resistansi Konduktor Tembaga. (Tabel Kabel)
· XL: 0.07 Induktif Impedansi Konduktor Tembaga.
· Un : 400 V(Tegangan BebanNol disisi Sekunder
Transformator)
· UL : Drop Voltage sepanjang kabel penghantar ( % )
= 0.75 %
4.4.LAMPIRAN PERHITUNGAN CAPASITOR BANK
Daya Transformator 500 KVA
Besar beban setelah difersity factor : 414 KVA
(Cos 0,6 = 248.4 KW)
(Daya Semu (VA))
(Qc) (QDaya Reaktif (VAR)) (S)
(Q’)
(S’)
(’)
(P (Daya Aktif)(W) = 248.4 KW)
Cos = 0,6 (dari beban)
Cos ’= 0,91 (diperbaiki)
Q= P Tag
Q’= P Tag ’
Qc = Q – Q’
Cos = 0,60 = 59 Tag = 1,33
Cos = 0,91 ’ = 24 Tag ’= 0,45
QC= P (Tag - Tag ’)
= P (1,33 – 0,45)
= P (0.88) berdasarkan Tabel Koreksi Faktor daya (cos
= 248.4 KW . (0.88) = 218.6 KVAR ~ 250 KVAR
= Sudut Awal
’= Sudut yang diperbaiki
Q= Daya reaktif sebelum diperbaiki
Q’= Dara reaktif yang sudah diperbaiki
S= Daya semusebelum diperbaiki
S’= Daya semu sesudah diperbaiki
4.5.LAMPIRAN GAMBAR DIAGRAM SATU GARIS PANEL UTAMA TEGANGAN
RENDAH.
4.6.LAMPIRAN FAKTOR UTILITAS ARMATUR LAMPU
(Nilai ReflektansiPlafonDinding Lantai)
(Nilai ReflektansiPlafonDinding Lantai)
4.7.LAMPIRAN BROSURE KABEL TIPE NYY
4.8. LAMPIRAN GAMBAR BROSURE PENANGKAL PETIR DAN MODEL ELEKTRO
GEOMETRI
Gambar Model Elektro Geometri-1
Gambar Model Elektro Geometri-2
)
82
,
4
9
,
10
(
05
.
2
82
,
4
9
,
10
+
=
x
x
Rr
63
,
1
=
Rr
A
FxNxMxU
E
=
FxMxU
ExA
N
=
57
.
0
8
.
0
4050
54
.
52
300
x
x
x
N
=
54
.
52
57
.
0
8
.
0
8
4050
x
x
x
E
=
500
10
15
,
0
400
3
2
1
-
=
x
x
R
048
.
0
1
=
R
500
10
98
,
0
400
3
2
1
-
=
x
x
X
31
,
0
1
=
X
2
3
2
2
630
10
400
6500
-
=
x
x
R
62
.
2
2
=
R
2
2
2
2
)
62
.
2
(
630
400
100
4
-
÷
÷
ø
ö
ç
ç
è
æ
=
x
X
82
,
9
2
=
X
240
3
12
5
,
22
3
x
x
R
=
375
,
0
3
=
R
800
5
5
,
22
5
x
R
=
14
,
0
5
=
R
120
46
5
,
22
7
x
R
=
625
,
8
7
=
R
=
+
)
61
.
10
043
.
3
(
3
400
2
2
=
+
)
36
.
11
183
.
3
(
3
400
2
2
=
+
2
2
88
.
16
808
.
11
(
3
400
P
U
2
0
2
3
2
0
10
S
x
xU
W
c
-
2
2
2
2
2
R
Z
X
-
=
100
Usc
S
U
2
0
S
L
R
r
=
3
3
.
400
VA
=
3
.
400
790
.
232
=
(
)
j
j
Sin
X
Cos
R
U
L
I
U
L
L
n
L
L
.
.
.
10
.
.
3
+
=
(
)
43
.
0
07
,
0
9
,
0
0754
,
0
400
10
53
336
73
,
1
x
x
x
x
x
+
=
(
)
03
,
0
068
,
0
4000
30808
+
=
098
,
0
4000
18299
x
=
(
)
j
j
Sin
X
Cos
R
U
L
I
U
L
L
n
L
L
.
.
.
10
.
.
3
+
=