KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan karunianya, saya diberikan kesempatan bekerja untuk menyelesaikan makalah ini, dimana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Aplikasi dan Komputer. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah saya Bapak Ladiadhan dan juga teman-teman sekalian. Makalah yang telah disusun ini akan membahas mengenai Dampak dan Pengaruh Tindakan Illegal Logging di Indonesia yang Sangat Merugikan, pemberian informasi pada makalah ini adalah berdasarkan pemikiran saya dan juga berdasarkan data–data yang telah ada. Saya tahu bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari kesalahan penulisan maupun kesalahan lainnya. Saya meminta maaf karena saya bisa dibilang masih pemula dalam bidang pembuatan makalah, maka dengan begitu kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan agar saya dapat memperbaiki kesalahan dan berkembang menjadi lebh baik lagi pada pembuatan makalah di lain waktu. 1
30
Embed
renioktvia12.files.wordpress.com€¦ · Web viewMereka juga kekurangan makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian kita. Jika kita sadar, manusia sering dirugikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan
karunianya, saya diberikan kesempatan bekerja untuk menyelesaikan makalah ini,
dimana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Aplikasi dan
Komputer. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah
saya Bapak Ladiadhan dan juga teman-teman sekalian. Makalah yang telah
disusun ini akan membahas mengenai Dampak dan Pengaruh Tindakan Illegal
Logging di Indonesia yang Sangat Merugikan, pemberian informasi pada
makalah ini adalah berdasarkan pemikiran saya dan juga berdasarkan data–data
yang telah ada. Saya tahu bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan
baik dari kesalahan penulisan maupun kesalahan lainnya. Saya meminta maaf
karena saya bisa dibilang masih pemula dalam bidang pembuatan makalah, maka
dengan begitu kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan agar
saya dapat memperbaiki kesalahan dan berkembang menjadi lebh baik lagi pada
pembuatan makalah di lain waktu.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara agraris, yang mana terdiri dari daratan dan
perairan yang luas. Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau yang
dipisahkan oleh lautan. Indonesia dari dulu terkenal merupakan daerah yang subur
(daratan). Banyak sekali daerah daratan dari pada negara kita ini yang
dimanfaatkan sebagai daerah pertanian dan juga perkebunan, hal ini karena
daratan indonesia terkenal subur sehingga baik untuk dikembangkannya sektor
tersebut. Namun semakin hari keadaan negeri kita semakin banyak mengalami
perubahan. Seiring dengan perkembangan teknologi industri, banyak lahan-lahan
pertanian dan perkebuanan yang subur dibangun diatasnya pabrik-pabrik industri
dan juga perkotaan. Perkembangan zaman juga diikuti dengan semakin banyaknya
jumlah penduduk yang mendiami negeri kita tercinta ini. Akibatnya, lahan
pertanian dan perkebunan pun semakin sempit, yang mana dikarenakan adanya
pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan kita.
Selain itu juga banyaknya lahan-lahan yang mulai tercemar dengan limbah dan
tingginya kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam tanah kita. Banyak
sekali lahan-lahan perkebunan yang dulunya masih hijau bisa dikatakan vegetasi
yang ada masih cukup sekarang menjadi daerah yang kering dan gundul. Ini
semua tidak lepas dari tindakan manusia itu sendiri yang kurang bertanggung
jawab. Pada dasarnya semua yang kita lakukan akan kembali kepada kita semua
kelak. Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sudah pasti menjadi penyebab
2
mengapa banyak sekali terjadi bencana alam seperti halnya lonsor, banjir, dll.
Penebangan hutan yang tidak mengikuti prosedur tebang pilih menjadi hal yang
paling mendasar yang menyebabkan daerah hutan kita yang seharusnya lebat
dengan pepohonan menjadi kering kerontang. Dari hal tersebut, banyak sekali
yang merasakan dampaknya baik secara langsung maupun tidak. Banyak hewan-
hewan yang turun ke daerah pemukiman penduduk, hal ini karena mereka tidak
lagi memiliki tempat tinggal yang cocok untuk diri mereka. Mereka juga
kekurangan makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian
kita. Jika kita sadar, manusia sering dirugikan karena, akibat ulahnya sendiri.
Tidah hanya hewan yang dirugikan, namun di sini yang paling dirugikan adalah
alam semesta ini. Sehingga jangan heran jika banyak sekali benca banjir, longsor,
dll yang terjadi di daerah sekitar kita ini.
Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau
mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan
kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa
menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa
merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya
alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula
penurunan kualitas alam. Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain
adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan
mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam. Isu-isu
kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena
meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan
berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan. Kita akan
3
menyadari bahwa relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak
bisa timbal balik. Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus
memberi bobot pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam
membahas isu lingkungan ini. Apapun yang kita lakukan pada alam akan
mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut memunculkan beberapa pandangan
tentang etika lingkungan dalam pendekatannya terhadap alam dan lingkungan.
1.2 Pembahasan Masalah
Metode penulisan yang diimplementasikan dalam makalah ini ialah
metode pustaka, yakni dengan menggali berbagai data yang dibutuhkan dari buku.
Selanjutnya dengan metode diskusi. Diskusi dilakukan antar sesama anggota
kelompok dan pihak lain yang memilki informasi yang berelasi dengan judul yang
diusung pada makalah ini. Kemudian, dalam proses penyelesaian makalah juga
menggunakan data yang diperoleh via internet
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu tentang ilegal logging, maka untuk
memperjelas ruang likup pembahasan, penulis memiliki batasan masalah antara
lain :
a. Pengertian pembalakan liar atau illegal logging
b. Faktor-faktor penyebab illegal logging
c. Dampak dari illegal logging
d. Solusi untuk mengatasi illegal logging
4
1.4 Tujuan Penulisan
a. Menganalisis berbagai penyebab yang mendorong semakin maraknya praktek
illegal logging di Indonesia
b. Menganalisis pelaku (subject) praktek illegal logging di Indonesia
c. Mengetahui dampak (effect) yang ditimbulkan dari praktek illegal logging di
Indonesia
d. Menganalisis berbagai cara efektif untuk mengurangi praktek illegal logging di
Indonesia.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ilegal logging hutan indonesia
Hutan mempunyai fungsi yang beraneka ragam, antara lain sebagai
penghasil kayu dan hasil-hasil hutan lainnya serta sebagai pelindung lingkungan
dan penyangga kehidupan yang mengatur tata air, melindungi kesuburan tanah,
mencegah banjir dan tanah longsor, mencegah erosi, dan lain, lain. Prinsip
kelestarian yang terkenal dengan konsep “Maximum Sustainable Yield” telah
lama dikenal dalam bidang pengelolaan sumber daya hutan (Suparmoko 2012).
Air merupakan produk penting dari hasil hutan. Tanah di hutan merupakan
busa raksasa yang mampu menahan air hujan sehingga air meresap perlahan-lahan
ke dalam tanah. Banyak kota yang menggantungkan diri terhadap persediaan air
dari hutan dengan sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun. Tetapi bila
pohon-pohon di hutan ditebang, maka tanah langsung terbuka sehingga bila turun
hujan, air hujan langsung mengalir ke sungai (water run off) dan menyebabkan
erosi dan banjir (Suparmoko 2012).
Adanya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang mempunyai akses
langsung maupun tidak langsung terhadap kawasan hutan, serta memanfaatkan
sumber daya hutan adalah suatu realita yang tidak bisa diabaikan. Kondisi ini
tentunya akan berdampak positif maupun negatif terhadap kelestarian hutan.
Kegagalan pengelolaan hutan yang terjadi selama ini bukan disebabkan oleh
faktor teknis semata, namun lebih disebabkan oleh faktor sosial. Oleh karena itu,
6
pengelolaan hutan yang baik tidak hanya memperhatikan aspek teknis pengelolaan
hutan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial (Nurrochmat 2005)
Kebijakan pembangunan kehutanan di satu sisi dapat meningkatkan devisa
negara, namun di sisi lain telah menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dari segi sosial ekonomi masyarakat lokal,
dampak pembangunan kehutanan tidak cukup nyata terhadap peningkatan
kesejahteraan. Kondisi ini menjadi tekanan yang menyebabkan sulitnya mencapai
pengelolaan hutan secara lestari (Kartodiharjo 2008).
Gambar 1 Wilayah Ilegal Logging Tahun 1985 Sampai 2009
Pengelolaan hutan dalam skala besar berawal dari krisis ekonomi yang
mendera Indonesia pertengahan tahun 1960-an. Kondisi tersebut memaksa
pemerintah mengarahkan segala kemampuan untuk menggenjot pertumbuhan
devisa melalui eksploitasi sumber daya alam termasuk hutan, yang diatur dengan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 mengenai Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN). Selanjutnya dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1970 tengtang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPH
7
dan HPHH). Sejak saat itu, eksploitasi hutan skala besar mulai beroperasi dan isi
hutan dikuras atas nama pembangunan yang menempatkan sektor kehutanan
sebagai salah satu sumber penghasil devisa terbesar di luar migas (Nurrochmat
2005).
PROVINSIKAWASAN HUTAN KAWASAN HUTAN + APL
PRIMER SEKUNDER PRIMER SEKUNDERSUMATERA 470150 809690 475670 910290JAWA 28230 53340 30670 111670BALI NUSA TENGGARA 63390 97660 71050 197930KALIMANTAN 963000 1620290 989450 1844550SULAWESI 374700 528230 391510 618540MALUKU 103760 406040 105920 422700PAPUA 2548380 730850 2580170 763360total 4551610 4246100 4644440 4869040
TABEL 1 Hutan Sekunder Primer Yang Berada Di Wilayah Indonesia
Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah tindak
kejahatan terhadap hutan yang merugikan negara, tidak hanya secara ekonomi,
tetapi juga secara sosial, dan lingkungan. Potensi kerugian yang ditanggung
negara akibat pembalakan liar mencapai Rp 83 miliar per hari atau Rp 30,3 triliun
per tahun. Ironisnya, praktik pembalakan liar telah memusnahkan hampir tiga
perempat hutan alam di Indonesia. Luas areal hutan Indonesia yang hilang dalam
setahun setara dengan luas negara Swiss, yakni 41.400 kilometer persegi (Statistik
Kehutanan Indonesia 2011).
8
SUMATER
AJAWA
BALI NUSA
TENGGARA
KALIMANTA
N
SULA
WESI
MALUKU
PAPUAtotal
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
KAWASAN HUTAN PRIMERKAWASAN HUTAN SEKUNDERKAWASAN HUTAN + APL PRIMERKAWASAN HUTAN + APL SEKUNDER
Grafik 1 Deforestasi Hutan Indonesia 2004-2014 − WWF Indonesia/Data Statistik Kehutanan
Dari segi sosial dapat dilihat munculnya sikap kurang bertanggung jawab
yang dikarenakan adanya perubahan nilai dimana masyarakat pada umumnya sulit
untuk membedakan antara yang benar dan salah, serta antara baik dan buruk. Hal
tersebut disebabkan telah lamanya hukum tidak ditegakkan ataupun kalau
ditegakkan, sering hanya menyentuh sasaran yang salah. Perubahan nilai ini
bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikembalikan tanpa pengorbanan yang
besar.Kerugian dari segi lingkungan yang paling utama adalah hilangnya sejumlah
pohon tertentu sehingga tidak terjaminnya keberadaan hutan yang berakibat pada
rusaknya lingkungan, berubahnya iklim mikro, menurunnya produktivitas lahan,
erosi dan banjir serta hilangnya keanekaragaman hayati (Sudarsono 2010).
Kerusakan habitat dan terfragmentasinya hutan dapat menyebabkan
kepunahan suatu spesies termasuk fauna langka. Kemampuan tegakan (pohon)
pada saat masih hidup dalam menyerap karbondioksida sehingga dapat
menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi mahluk hidup lainnya
9
menjadi hilang akibat makin minimnya tegakan yang tersisa karena adanya
penebangan liar.Berubahnya struktur dan komposisi vegetasi yang berakibat pada
terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tadinya mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya dan juga sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga
kehidupan, telah berubah peruntukanya yang berakibat pada berubahnya fungsi
kawasan tersebut sehingga kehidupan satwa liar dan tanaman langka lain yang
sangat bernilai serta unik sehingga harus jaga kelestariannya menjadi tidak
berfungsi lagi. Dampak yang lebih parah lagi adalah kerusakan sumber daya hutan
akibat penebangan liar tanpa mengindahkan kaidah manajemen hutan dapat
mencapai titik dimana upaya mengembalikannya ke keadaan semula menjadi
tidak mungkin lagi (Brigantoro 2007)
P
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Illegal Logging.
Pembalakan liar atau Penebangan Liar (bahasa Inggris: illegal logging)
adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang merupakan
bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki
izin dari otoritas setempat. Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan
cukup luas. Hampir 90 persen hutan di dunia dimiliki secara kolektif dimiliki oleh
Indonesia dan 44 negara lain. Bahkan, negeri ini juga disebut sebagai paru-paru
dunia.Hutan-hutan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tertinggi di
dunia, meskipun luas daratannya hanya 1,3 persen dari luas daratan di permukaan
bumi. Kekayaan hayatinya mencapai 11 persen spesies tumbuhan yang terdapat di
permukaan bumi. Selain itu, terdapat 10 persen spesies mamalia dari total
binatang mamalia bumi, dan 16 persen spesies burung di dunia.
Selain itu, Pemerintah juga pernah mengklaim, sampai dengan tahun 2005,
Indonesia memiliki kawasan hutan 126,8 juta hektare dengan berbagai pembagian
fungsi. Yaitu, fungsi konservasi (23,2 juta hektare), kawasan lindung (32,4 juta
hektare), hutan produksi terbatas (21,6 juta hektare), hutan produksi (35,6 juta
hektare), dan hutan produksi konversi (14,0 juta hektare).Tetapi aset negara
tersebut dirusak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab melalui aksi
pembalakan liar.Pembalakan liar atau istilah dalam bahasa inggrisnya illegal
logging adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang
tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.