Top Banner
SISTEM INFORMASI UNTUK BISNIS
149

imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Sep 14, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

SISTEM INFORMASI UNTUK BISNIS

BAB I. Introduction

Page 2: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB II. Sistem Informasi dan peningkatan daya saing (chapter 2 McLeod dan Marakas)

2.1 Globalisasi dan Perdagangan Bebas

2.2 Persiangan Pasar Domestik dan International

2.3 Porters Value Chain

2.4 Strategi Korporasi, Strategi Bisnis, dan Strategi Fungsional

2.5 Keunggulan Bersaing

2.6 Sistem Informasi dalam menciptakan keunggulan bersaing

BAB III. Perkembangan SI (Kasus)

BAB IV. Sistem Informasi Mgt (bag hub sim dgn proses kepetusan, dll)

BAB V. Pendekatan Sistem

BAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB VII. Data base & DBMS

BAB VIII. Perancangan Data Base

BAB IX. E-Commerce

BAB X. SI untuk Bisnis.

10.1 SI utk Keuangan

10.2 SI utk Pemasaran

10.3 SI utk SDM

10.4 SI utk Operasi

10.5 SI Entreprise

BAB XI. Proyek Pengembangan SI

BAB XII. Human Computer Interaction

BAB. XIII. Cloud Computing

BAB XIV. Penelitian-penilitan dibidang S

Page 3: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB I

PENDAHULUAN.

Pertumbuhan ekonomi dunia yang terjadi pada Negara maju maupun Negara

berkembang telah mendorong pertumbuhan bisnis diberbagai bidang baik sektor

manufaktur maupun sektor jasa. Pertumbuhan tersebut membawa berbagai dampak

baik dampak positif maupun dampak negatif. Dan dampak positif dapat berupa

diantaranya peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas hidup,

penyebaran penduduk dan sebagainya. Dampak negatif dapat berupa diantaranya

persaingan yang semakin tajam, pertumbuhan yang tidak terkendali serta dampak

negatif terhadap kehidupan sosial dan budaya.

Perkembangan yang diuraikan diatas merupakan suatu perkembangan yang tidak bisa

dihindarkan akan tetapi harus dikelola dengan baik agar supaya perkembangan tersebut

memberikan kontribusi positif pada bangsa dan Negara. Perkembangan diatas perlu

disikapi oleh perusahaan dan maupun organisasi dengan baik agar supaya perusahaan/

organisasi dapat bertahan hidup dan berkembang dengan memanfaatkan kesempatan-

kesempatan yang muncul dalam perkembangan tersebut.

Sistem informasi merupakan sebuah alat yang dapat memberikan kemampuan kepada

perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang.

Page 4: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

1.1 GLOBALISASI SERTA PENGARUHNYA PADA BISNIS

Globalisasi merupakan sebuah konsep yang banyak dibicarakan dan mulai

diterapkan pada dua decade terakhir ini. Globalisasi merupakan sebuah usaha untuk

membentuk dunia tanpa pembatas yang dapat meningkatkan interaksi antar bangsa.

Globalisasi dapat mendorong pertumbuhan interaksi antar bangsa yang dapat berupa

peningkatan arus informasi, peningkatan arus barang, peningkatan lalu lintas manusia

dan sebagainya. Globalisasi merupakan kecenderungan dunia yang tidak bisa ditolak.

Berkaitan dengan globalisasi Negara-negara ASEAN telah menandatangani perjanjian

perdagangan bebas ( AFTA dan CAFTA ) yang berlaku sejak tahun 2010. Perdagangan

bebas tersebut mewajibkan Negara-negara yang terlibat untuk menurunkan bea masuk

menjadi 0 %.

Globalisasi dalam bentuk perdagangan bebas mendorong kelancaran arus barang

dan jasa antar negara mengingat bahwa hambatan viskal yang biasa terjadi pada

perbatasan negara diturunkan atau dihilangkan .

Fenomena diatas memberikan dampak positif maupun negatif berupa :

1. persaingan pada pasar domestik meningkat dengan tajam mengingat bahwa barang

impor maupun barang lokal membanjiri pasar domestik.

2. Konsumen dihadapkan pada pilihan barang dan jasa yang lebih beragam sehingga

mereka dapat membeli barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhannya.

3. Peluang bisnis menjadi semakin luas mengingat bawa para pengusaha dapat

melakukan bisnis diberbagai negara tanpa mengalami banyak hambatan.

Page 5: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Dampak negatif maupun positif diatas dapat diatasi dan dapat dimanfaatkan guna

penggunaan bisnis. Apabila para pengusaha dapat meningkatkan daya saing

perusahaannya melalui penciptaan produk atau jasa dengan karakteristik sebagai

berikut :

1. Kualitas produk barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan komsumen.

2. Harga yang terjangkau sesuai dengan daya beli dari segmen pasar yang dituju.

3. Waktu penyerahan produk barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan.

Sistem informasi merupakan sebuah sistem yang dapat memberikan dukungan

terhadap usaha penciptaan daya saing diatas. Hubungan tersebut dapat terjadi karena

sistem informasi dapat memiliki kemampuan menyediakan informasi bagi para pimpinan

perusahaan sehingga mereka dapat mengelola perusahaan sehingga dapat menciptakan

produk barang atau jasa dengan karakteristik diatas.

Penerapan sistem informasi produksi seperti dalam bentuk MRP ( Material

Requirement Planning ) dan ERP ( Enterprice Resources Planning ) merupakan contoh-

contoh sistem informasi yang dapat mendukung sistem manajemen perusahaan dalam

meningkatkan daya saingnya.

penerapan sistem diatas dapat meningkatkan koordinasi dan pengendalian sistem

produksi sehingga dapat tercipta produk barang atau jasa yang berkualitas, harga yang

terjangkau dan waktu penyerahan yang tepat

Page 6: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

1.2 Siklus hidup bisnis.

Setiap perusahaan yang mengelola suatu bisnis akan menyadari bahwa bisnis yang

dikelolanya mengikuti suatu siklus hidup yang berjalan secara alamiah keberlangsungan

hidup dari perusahaannya sangat tergantung kepada kemampuan perusahaan tersebut

bereaksi terhadap berbagai fenomena yang muncul pada siklus hidup bisnisnya.

Pada dasarnya terdapat lima siklus bisnis yang akan diikuti sebagai berikut :

1. Tahap pengembangan ide bisnis.

Pada tahap ini seorang pengusaha mengamati peluang bisnis yang ada serta berpikir

kreatif mengembangkan berbagai alternative bisnis yang potensial dan layak untuk

dikembangkan.

Alternatif bisnis tersebut selanjutnya dikaji secara teknis maupun finansial dan dipilih

alternatif terbaik. Pengkajian kelayakan bisnis dilakukan dengan mempertimbangkan

berbagai aspek diantaranya : aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial dan aspek

sosial.

2. Tahap perancangan pada fasilitas bisnis .

Pada tahap ini dirancang berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam menjalankan

alternatif bisnis yang telah dipilih pada tahap pertama. Fasilitas bisnis yang dimaksud

meliputi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu bisnis,

misalnya bangunan, mesin, peralatan dan sebagainya. Perancangan fasilitas harus

didasarkan kepada rencana tingkat kapasitas yang rencanakan dimana kapasitas harus

direncanakan berdasarkan tingkat permintaan konsumen akan barang atau jasa yang

Page 7: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar supaya tidak terjadi kondisi kelebihan kapasitas

atau kekurangan kapasitas.

Kelebihan kapasitas merupakan suatu kondisi dimana kemampuan produksi suatu

perusahaan lebih besar dari pada tingkat permintaan. Kondisi ini menimbulkan

kapasitas menganggur yang pada gilirannya menimbulkan kerugian berupa biaya tetap

yang harus dibayar. Kekurangan kapasitas merupakan kondisi dimana kemampuan

produksi perusahaan lebih kecil dari pada tingkat permintaan. Kondisi ini

menimbulkan permintaan yang tidak dapat dipenuhi sehingga menimbulkan kerugian

berupa hilangnya nama baik dan hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.

3. Tahap pembangunan fasilitas bisnis.

Pada tahap ini dilakukan pembangunan terhadap berbagai fasilitas bisnis yang

dibutuhkan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Pada tahap ini diharapkan

seluruh fasilitas bisnis yang dibutuhkan dapat diselesaikan dengan kualitas, biaya dan

waktu yang sesuai dengan rencana.

4. Tahap operasi bisnis.

Pada tahap ini fasilitas bisnis di operasikan secara optimal untuk memenuhi

permintaan konsumen yang muncul. Operasi bisnis harus berjalan didasarkan kepada

perancangan operasi yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek. Disamping

itu perlu dilakukan penjadwalan operasi agar supaya sumber daya yang ada dapat

digunakan secara optimal. Perancangan operasi bisnis harus dimonitor dan

dikendalikan secara rutin agar supaya pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan sesuai

Page 8: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

dengan rencana. Pengendalian operasi ini harus dilaksanakan dengan mekanisme yang

baik dan didasarkan kepada informasi operasi yang akurat relevan dan tepat waktu.

5. Tahap evaluasi bisnis.

Pada tahap ini dilakukan evaluasi tahap bisnis yang telah berjalan. Evaluasi ditujukan

untuk melihat apakah bisnis telah berjalan sesuai dengan keinginan dari para stake

holder yang meliputi para pemilik perusahaan mapun para konsumen. Evaluasi bisnis

harus dilakukan secara berkala agar supaya bisnis berjalan pada koridor yang

diharapkan oleh para stake holder. Hasil evaluasi bisnis selanjutnya digunakan sebagai

dasar dalam merumuskan strategi pengembangan bisnis dimasa depan.

1.3 Peran sistem informasi dalam siklus bisnis.

Siklus bisnis yang telah diterangkan diatas harus berjalan dengan baik sehingga bisnis

dapat berkembang. Didalam siklus bisnis tersebut perlu dilakukan banyak tindakan dan

keputusan yang tepat sesuai dengan karakteristik setiap siklus bisnis. Tindakan ataupun

keputusan yang harus diambil akan memiliki kualitas yang baik apabila pengambil

keputusan atau tindakan memiliki 3 aspek sebagai berikut :

1. Memiliki informasi yang akurat relevan dan tepat waktu .

Akurat artinya informasi tidak mengandung tingkat kesalahan yang tinggi, semakin

rendah tingkat kesalahan semakin akurat suatu informasi.

relevan artinya informasi memiliki kaitan yang erat dengan masalah yang dihadapi.

tepat waktu artinya informasi tersedia tepat pada waktu keputusan atau tindakan akan

diambil.

Page 9: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Toleransi terhadap resiko.

Pengambilan tindakan dan pengambilan keputusan akan menimbulkan berbagai

dampak positif maupun negatif. Atau dengan kata lain pengambilan tindakan atau

pengambilan keputusan akan menimbulkan resiko sebagai konsekwensi dari tindakan

atau keputusan tersebut.

Seorang pimpinan harus berani mengambil tindakan atau keputusan. Meskipun

terdapat resiko yang akan muncul seorang pimpinan harus mampu mengambil

keputusan dengan memperhitungkan resiko-resiko yang mungkin muncul. Apabila

resiko yang mungkin muncul diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat

yang dapat diperoleh dari suatu keputusan atau tindakan, maka keputusan ataupun

tindakan tersebut dapat diambil. Sebaliknya bila resiko lebih besar dari pada manfaat

yang dapat diperoleh dari suatu tindakan atau keputusan maka keputusan jangan

diambil.

3. Kemampuan menggunakan model keputusan.

Suatu keputusan atau tindakan dapat berkualitas baik apabila diambil dengan suatu

model yang cocok dengan masalah yang dihadapi. Dengan demikian maka seorang

pimpinan harus berusaha mempelajari dan memahami berbagai model keputusan yang

cocok dengan masalah dan karakteristik pekerjaan yang ditangani.

Ketiga siklus bisnis yang telah diterangkan diatas dapat berjalan dengan baik

apabila para pimpinan suatu bisnis dapat mengambil tindakan atau keputusan yang tepat

sesuai dengan karkteristik masalah dan pekerjaan yang timbul pada siklus yang

bersangkutan.

Page 10: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Keputusan pada setiap siklus dapat berkualitas baik apabila pimpinan bisnis memiliki

ketiga aspek yang telah diterangkan diatas, dengan demikian maka sistem informasi

memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong agar siklus bisnis diatas dapat

berjalan dengan baik. Peran dari sistem informasi terutama dalam menyediakan informasi

yang akurat, relevan dan tepat waktu.

Agar supaya sistem informasi dapat berperan secara epektif maka informasi yang

dihasilkan harus sesuai dengan karakteristik dari siklus yang bersangkutan. Hal ini berarti

bahwa informasi yang dikeluarkan oleh suatu sistem informasi berbeda untuk setiap

siklus. Informasi yang perlu disediakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Pada tahap pengembangan ide bisnis seorang pimpinan membutuhken informasi

tentang berbagai peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan. Secara glogbal informasi

tersebut berkaitan dengan :

a. Profil investasi, perkembangan dan peluang investasi di suatu daerah.

b. Pertumbuhan ekonomi regional, rasional dan lokal.

c. Pertumbuhan dan penyebaran penduduk.

d. Profil dan pertumbuhan bisnis.

e. Berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan biaya, baik biaya material,

tenaga kerja, energi dan sebagainya.

f. Perkembangan teknologi.

g. Ketersediaan sumber daya alam.

Page 11: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

h. Informasi tentang biaya-biaya yang dibutuhkan dalam melakukan investasi

misalnya biaya administrasi inestasi, harga tanah, harga bahan baku, harga energi,

upah tenaga kerja dan biaya utilitas lainnya

2. Pada tahap perancangan fasilitas bisnis dilakukan perancangan kapasitas bisnis yang

akan dibentuk serta kebutuhan sarana dan prasarana. Pada tahap ini dibutuhkan

berbagai data dan informasi yang berkiatan dengan perkiraan tingkat permintaan atas

produk atau jasa yang akan dihasilkan serta berbagai informasi tentang fasilitas bisnis

yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan konsumen. Secara rinci informasi yang

dibutuhkan pada tahap ini adalah :

a. Permintaan potensial atas produk atau jasa yang akan dibuat.

b. Perusahaan atau industri yang telah beroperasi dan menyediakan produk atau jasa

yang sama.

c. Kapasitas dan volume penjualan dari perusahaan sejenis.

d. Peralatan dan mesin yang dibutuhkan dalam mengoperasikan suatu bisnis.

e. Ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu.

f. Ketersediaan tenaga kerja.

3. Pada tahap pembangunan fasilitas bisnis dilakukan pembangunan berbagai fasilitas

bisnis berupa gedung perkantoran, pabrik dan sebagainya. Disamping itu pada tahap

ini dilakukan pembelian dan pemasangan mesin dan peralatan yang dibutuhkan.

Pembangunan fasilitas bisnis harus dikendalikan dengan baik agar supaya

pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, biaya yang

telah dianggarkan dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Page 12: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Informasi merupakan dasar yang penting didalam melakukan proses pengendalian

pembangunan fasilitas bisnis, informasi yang dibutuhkan pada tahap ini merupakan

informasi yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan. Informasi tersebut meliputi :

a. informasi tentang kemajuan pekerjaan dilihat dari sudut waktu dan biaya.

b. Informasi tentang kualitas pekerjaan yang dikaitkan dengan spesifikasi yang telah

ditentukan.

c. Biaya yang telah dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Masalah- masalah yang muncul dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Pada tahap pengoperasian bisnis, fasilitas bisnis digunakan untuk menghasilkan produk

atau jasa, pada tahap ini dibutuhkan berbagai informasi yang berhubungan dengan

perencanaan operasi dan pengendalian operasi. secara lebih rinci informasi yang

dibutuhkan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Informasi tentang permintaan dan pesanan yang perlu dipenuhi.

b. Persediaan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi.

c. Biaya-biaya yang dibutuhkan serta biaya-biaya yang dikeluarkan dalam operasi

bisnis.

d. Tenaga kerja, mesin dan sumber daya lainnya yang tersedia.

e. Jumlah jam tenaga kerja, jam mesin dan sumber daya lainnya yang digunakan dalam

operasi bisnis.

f. Pelaksanaan dan hasil operasi bisnis.

Page 13: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

5. Pada tahap evaluasi bisnis, dilakukan evaluasi terhadap pelaksaan bisnis untuk

mengetahui apakah fasilitas yang dimiliki dapat memenuhi permintaan konsumen.

Pada tahap ini dibutuhkan informasi tentang kemampuan operasi bisnis dan

permintaan konsumen.

1.4 faktor-faktor penghambat penerapan sistem informasi.

Penerapan sistem informasi pada umumnya tidak selalu berjalan dengan baik,

banyak contoh di Indonesia sistem informasi sudah dirancang dengan baik akan tetapi

menemui kegagalan dan penerapannya. Kegagalan tersebut membawa dampak yang cukup

berat bagi organisasi mengingat bahwa kegagalan tersebut menimbulkan dua dampak yang

cukup besar bagi organisasi. Kedua dampak tersebut adalah :

1. Keterlambatan didalam mengambil tindakan atau keputusan sebagai akibat dari tidak

tersedianya informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.

2. Biaya pengembangan sistem, biaya pengadaan perangkat keras dan biaya pengadaan

perangkat lunak menjadi sia-sia

Pengadaan perangkat lunak dan pengadaan perangkat keras merupakan kegiatan yang

tidak sulit dilakukan. Bila anggaran sudah tersedia pengadaan perangkat keras maupun

perangkat lunak biasanya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penentuan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak.

2. Penentuan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak.

3. Pemilihan vendor yang dapat dilaksanakan melalui penunjukan langsung atau tender.

Page 14: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

4. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak serta melakukan testik.

5. Pelatihan para pelaksana dan pengguna.

Kegiatan-kegiatan diatas tidak sulit dilakukan dan dapat berjalan dalam waktu yang

relatif singkat. Akan tetapi kegiatan-kegiatan diatas akan menjadi sia-sia apabila penerapan

sistem informasi menemui kegagalan.

Berdasarkan uraian diatas maka didalam pengembangan sistem informasi keberhasilan

penerapan sistem informasi merupakan aspek yang sangat penting. Dengan demikian maka

perlu diketahui dengan jelas faktor-faktor yang menghambat penerapan sistem informasi

dan perlu dirumuskan langkah-langkah untuk mengatasi faktor-faktor penghambat.

Pada dasarnya terdapat tiga faktor pokok yang dapat menyebabkan kegagalan

penerapan sistem informasi. Faktor tersebut meliputi :

1. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan sistem informasi.

Penerapan suatu sistem informasi banyak membutuhkan penggunaan perangkat-

perangkat teknologi informasi yang hanya dapat dioperasikan oleh orang-orang yang

memiliki kemampuan menggunakannya. dengan demikian maka ketidak mampuan

orang-orang didalam menggunakan perangkat-perangkat teknologi informasi akan

menyebabkan gangguan terhadap operasi sistem informasi. Pelatihan yang intensif

perlu dilakukan agar supaya orang-ornag memiliki kemampuan yang cukup untuk

menggunakan perangkat-perangkat teknologi informasi yang pada gilirannya akan

mendorong keberhasilan penerapan sistem informasi. pelatihan yang dimaksud harus

mengandung minimal materi-materi sebagai berikut :

a. Sosialisasi tentang manfaat yang diperoleh dari penerapan sistem informasi.

Page 15: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

b. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.

c. Cara menggunakan perangkat keras dan lunak dimana materi ini harus diikuti

dengan praktek.

2. Rendahnya kehandalan teknologi informasi yang digunakan.

Perangkat keras maupun perngkat lunak yang tersedia dipasar memiliki tingkat

kehandalan yang berbeda. Tingkat kehandalan berhubungan langsung dengan biaya

makin tinggi tingkat kehandalan makin tinggi pula biaya yang dibutuhkan. Apabila

anggaran tersedia secara terbatas maka biasanya perusahaan/organisasi berusaha

menyediakan perangkat-perangkat teknologi informasi dengan tingkat kehandalan

yang terbatas. Kondisi ini akan mengganggu operasi sistem informasi karena sering

timbul gangguan teknis. Oleh karena itu agar supaya penerapan sistem informasi dapat

berhasil maka organisasi atau perusahaan perlu menyediakan anggaran yang cukup

untuk mengembangkan dan menerapkan sistem informasi secara berhasil.

3. Komitmen pimpinan puncak.

Penerapan suatu sistem informasi pada dasarnya merupakan sebuah perubahan, baik

perubahan metoda kerja, maupun perubahan organisasi dan manajemen. Perubahan

selalu menimbulkan penolakan dari orang-orang yang terkena perubahan tersebut.

Sebagai contoh penerapan sebuah sistem informasi pada perusahaan besar di

Indonesia gagal karena para pegawainya tidak mau menggunakan sistem tersebut.

Perubahan pada sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik apabila memperoleh

dukungan dari pimpinan puncak yang selalu memberikan dorongan secara terus

menerus kepada pegawai untuk berubah. Komitmen pimpinan puncak yang lemah

dapat menimbulkan kegagalan suatu proses perubahan.

Page 16: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Penerapan sistem informasi hanya dapat berhasil bila didukung oleh komitmen

pimpinan puncak yang kuat. Komitmen pimpinan yang lemah dapat menurunkan

tingkat keberhasilan penerapan suatu sistem informasi.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh komitmen pimpinan

puncak yang kuat adalah sebagai berikut :

a. Melakukan sosialisasi sistem informasi kepada pimpinan puncak melalui diskusi,

seminar dan sebagainya.

b. Melakukan pengoperasian sistem informasi bersamaan dengan sistem

manual/sistem lama sehingga dapat ditunjukan keunggulan dari sistem informasi

yang akan diterapkan dibandingkan dengan sistem manual/sistem lama

c. Studi banding ( Benchmark ) kepada perusahaan atau organisasi lain yang telah

berhasil menerapkan sistem informasi.

Ketiga langkah diatas selalu dikaitkan dengan dukungan sistem informasi terhadap

kinerja perusahaan/organisasi. Pimpinan puncak merupakan orang yang paling

bertangung jawab terhadap pencapaian tujuan perusahaan/organisasi, oleh karena itu

bila sistem informasi memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan maka

komitmen pimpinan puncak akan dapat diperoleh.

Page 17: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB II

Sistem Informasi Dan Peningkatan Daya Saing

Pada masa sekarang hampir seluruh perusahaan memasuki era pasar bersaing (

high competitive market ). Dengan demikian perusahaan perlu memilikistrategi yang tepat

agar dapat berkembang dan bertahan hidup. Menghadapi era persaingan tersebut sistem

informasi memiliki peran yang pentin dalam perumusan dan implementasi serta evaluasi

strategi dari suatu perusahaan.

2.1 Globalisasi dan Perdagangan Bebas.

Benih-benih globalisasi sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu,

adanya perdagangan antar suatu negara dengan negara yang lain, salah satunya dapat

dilihat dari terbentuknya jalur sutra dimana saat itu pedagang-pedagang dari India saling

bertransaksi dengan pedagang di Tiongkok. Namun baru pada abad ke 20 globalisasi

benar-benar terasa dan menyebar dengan cepat seiring dengan perkembangan teknologi

industri, transportasi dan informasi.

Globalisasi menghilangkan batas-batas antar negara sehingga dunia ini dipandang sebagai

sebuah kesatuan yang tidak ada lagi batasan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya,

globalisasi pada akhirnya akan memunculkan perdagangan bebas. Perusahaan-perusahaan

harus berpikir pada tingkat global untuk dapat bersaing di pasar. Saat ini banyak dijumpai

produk-produk luar negri masuk ke Indonesia, bahkan tidak hanya produk, jasa bahkan

budaya asing pun kini dapat masuk dengan mudah ke Indonesia. Musik pop Korea Selatan

Page 18: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

atau yang saat ini dikenal dengan sebutan K-pop sukses menembus pasar global dan

mampu bersaing dengan musik pop Amerika yang telah mendominasi dunia. Keberhasilan

K-pop memasuki pasar global salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi

internet.

Perusahaan-perusahaan lokal tidak hanya bersaing dengan perusahaan lokal lainnya akan

tetapi juga harus bersaing dengan perusahaan asing. Berbagai macam produk baik asing

maupun lokal saling bersaing dipasar untuk memikat para konsumen. Tidak hanya produk,

keahlian pun kini tidak mengenal batas, tenaga-tenaga ahli dari luar negri kini memasuki

pasar tenaga kerja domestik, begitu pula sebaliknya kini seorang profesor asal Indonesia

dapat mengajar diluar negri jika ia memenuhi syarat.

Saat ini dunia dibentuk oleh sebuah arus yang melintasi berbagai negara, arus tersebut

secara drastik terus meningkat dan dapat berupa orang, sumberdaya finansial, barang-

barang, atau budaya (Ritzer and Malone, 2001). Globalisasi merupakan sebuah fenomena

multidimensi yang tidak hanya melibatkan berbagai faktor ekonomi akan tetapi melibatkan

pula budaya, ideologi, politik dan berbagai hal lainnya (Prasad dan Prasad, 2006). Oleh

karena itu globalisasi sering kali menjadi latar belakang pemikiran diberbagai bidang, tidak

hanya ekonomi akan tetapi juga hubungan internasional, politik, teknologi informasi dan

sebagainya.

Perkembangan teknologi industri memungkinkan suatu perusahaan untuk dapat

menjual barangnya ke negara lain. Kemajuan teknologi komputer, robot dan berbagai

mesin industri telah menciptakan sebuah perusahaan yang mampu memproduksi

produknya untuk pemenuhan pasar tidak hanya domestik akan tetapi mampu juga

Page 19: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

memenuhi permintaan luar negri. Tekanan persaingan domestik juga dapat mendorong

sebuah perusahaan untuk menjual produknya ke luar negri.

Kemajuan teknologi transportasi memungkinkan perdagangan lintas negara

menjadi lebih cepat, aman, dan relatif lebih murah. Hal ini Membuat jarak antar negara

menjadi semakin dekat dan semakin dekat lagi. Jika dilihat dari semua perkembangan

teknologi manusia saat ini, peran teknologi informasi tidak dapat dianggap kecil dalam

mendorong percepatan perdagangan bebas saat ini. Dalam sehari berjuta-juta informasi

melintas melalui berbagai media seperti telefon dan internet dan diantaranya adalah

informasi-informasi yang berkaitan dengan pedagangan global. Perdagangan bebas

dilakukan atas kerjasama beberapa negara, setiap negara yang terhimpun dalam kerjasama

tersebut secara sebagian atau keseluruhan menghapuskan biaya masuk dan peraturan-

peraturan seperti sertifikasi untuk negara asal suatu produk dibuat agar terhindar dari

eksploitasi bebasnya biaya masuk tersebut (Janssen, 2013). Salah satu contoh perdagangan

bebas adalah kerjasama ekonomi negara-negara Eropa untuk membentuk European Union

(EU), menurut Wim Janssen (2013) pada sebuah workshop, terdapat beberapa faktor yang

melatar belakangi pembentukan EU diantaranya adalah berbagai masalah dan perbedaan

sepanjang sejarah negara-negara di Eropa, adanya keingingan negara-negara Eropa untuk

dapat mengkontrol industri-industri berat milik Jerman akibat perang dunia ke-dua,

bertambahnya negara yang bergabung dalam negara Eropa sejak tahun 1990, penyatuan

Jerman dan pembentukan mata uang Euro.

Page 20: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Wacana pembentukan perdagangan bebas di wilayah Asia Tenggara kini mulai

menghangat, ide pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) semakin sering dibahas

dalam berbagai kesempatan baik seminar, workshop, forum di-internet dan direncanakan

akan diterapkan pada tahun 2015. Menghadapi MEA, perusahaan-perusahaan lokal harus

dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya. Sistem informasi dapat meningkatkan

kemampuan bersaing suatu perusahaan salah satunya dengan menciptakan nilai (value)

bagi konsumen sehingga memiliki daya saing dipasar dan diharapkan dapat menjadi

sebuah superior customer value.

2.2 Persaingan Pasar Domestik dan International

Sebuah perusahaan, layaknya seorang individu, ia berada dalam sebuah lingkungan

yang saling mempengaruhi. Bagaimana seseorang dapat bertahan bergantung pada

bagaimana ia bereaksi terhadap lingkungannya, demikian juga dengan perusahaan.

Perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dan keberlangsungan perusahaan

tersebut bergantung pada bagaimana perusahaan tersebut merespon lingkungannya.

Raymond Mc Leod, Jr dan George P. Schell dalam bukunya Management Information System

menuliskan delapan faktor lingkungan yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Delapan faktor tersebut adalah pemerintah, komunitas global, pelanggan, pesaing,

pemegang saham atau pemilik, serikat pekerja, pemasok, dan komunitas keuangan.

Lingkungan perusahaan dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang

lain, lingkungan perusahaan bank bisa jadi berbeda dengan lingkungan industri

Page 21: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

manufaktur namun secara umum kedelapan model lingkungan perusahaan dapat mewakili

hampir semua perusahaan.

gambar 2.1

Model Lingkungan Perusahaan

Pemerintah

Komunitas Global

Komunitas Keuangan

Pelanggan

Pesaing

Pemegang Saham

Serikat Pekerja

PemasokPerusahaan

Page 22: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

berikut ini diberikan uraian dan beberapa contoh interaksi antara lingkungan dengan

perusahaan :

1. Pemerintah seringkali membuat peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh

perusahaan, selain itu pemerintah dapat pula memberikan bantuan dalam berbagai

bentuk seperti informasi dan dana.

2. Komunitas Global merupakan elemen-elemen yang berada pada area geografis

tempat perusahaan melaksanakan aktifitasnya. Perusahaan harus memperhatikan

masyarakat global dalam menjalankan operasinya dengan memperlihatkan

tanggung jawab terhadap lingkungan hidup, menghasilkan produk dan jasa yang

memberikan benefit bagi kehidupan manusia, dan menjalankan usahanya dengan

memperhatikan nilai-nilai etika.

3. Pelanggan dapat berbentuk perusahaan lain ataupun individu-individu. Pelanggan

merupakan mereka yang membeli produk atau jasa yang dihasilkan.

4. Pesaing merupakan perusahaan-perusahaan lain yang juga berusaha mencari

keuntungan dari pasar yang sama.

5. Pemegang saham adalah individu-individu pemilik perusahaan yang telah

menginvestasikan uangnya kedalam perusahaan.

6. Serikat pekerja adalah pekerja-pekerja, baik yang terampil maupun tidak, yang

tergabung kedalam sebuah organisasi pekerja.

7. Pemasok menyediakan berbagai kebutuhan bagi perusahaan sehingga perusahaan

dapat beroperasi. Pemasok menyediakan pula informasi tentang barang atau jasa

yang diberikan kepada perusahaan.

Page 23: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

8. Komunitas keuangan merupakan lembaga-lembaga keuangan yang menyimpan

uang perusahaan, menyediakan pinjaman yang dibutuhkan oleh perusaahaan,

memberikan jaminan terhadap asset perusahaan, serta mengelola keuangan

perusahaan. Komunitas keuangan dapat berupa bank, perusahaan asuransi,

lembaga penjamin simpanan dan sebagainya.

Berbagai informasi mengalir dari lingkungan ke perusahaan tersebut, informasi dapat

mengalir dua arah atau bersifat satu arah. Informasi hanya mengalir dari lingkungan-

lingkungan yang memang berhubungan seperti informasi keuangan akan mengalir dari

perusahaan ke pemegang saham akan tetapi informasi mengenai mesin tidak akan

mengalir ke pemegang saham. Informasi-informasi dari lingkungan perusahaan sangat

diperlukan oleh suatu perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat mengambil

keputusan-keputusan untuk merespon lingkungannya. Kenaikan bahan bakar minyak

(BBM) yang ditetapkan oleh pemerintah merupakan salah satu informasi penting yang

berasal dari lingkungan perusahaan yaitu pemerintah. Informasi mengenai kenaikan BBM

akan memicu berbagai tindakan dari perusahaan untuk mengatasi kejadian tersebut

diantaranya dapat berupa peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan.

Kebutuhan akan informasi dan koordinasi akan meningkat bagi perusahaan multinasional.

Perusahaan multinasional (Multinational corporation/MNC), memiliki aktifitas bisnis yang

bersifat lintas Negara, lintas pasar maupun lintas produk. Umumnya perusahaan

multinasional memiliki sekelompok anak perusahaan dimana anak perusahaan-anak

perusahaan tersebut dapat tersebar diberbagai penjuru dunia, masing-masing anak

perusahaan dapat pula memiliki sasaran, kebijakan dan prosedurnya sendiri (McLeod,

Page 24: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Schell, 2008). Akibat induk perusahaan dengan anak perusahaan yang terpisah secara

geografis menyebabkan semakin pentingnya arus informasi antara induk dan anak

perusahaan, juga arus informasi perusahaan dengan lingkungannya. Perusahaan MNC

harus menghadapi berbagai ketidakpastian dari lingkungannya, menurut McLeod (2008)

ketidakpastian tersebut muncul karena adanya perbedaan antara jumlah informasi yang

dibutuhkan dan jumlah informasi yang telah dimiliki oleh perusahaan dalam melakukan

suatu pekerjaan. Menurutnya eksekutif-eksekutif perusahaan MNC sebagian besar telah

mengetahui pentingnya teknologi informasi untuk mengatasi pengaruh lingkungan

perusahaannya.

Koordinasi menjadi satu hal yang penting untuk dapat bersaing dalam pasar global.

Berbagai koordinasi antar anak perusahaan atau antara anak perusahaan dengan induk

perusahaannya dilakukan untuk dapat memberikan pelayan yang baik bagi konsumennya.

Kemajuan teknologi informasi telah mempermudah koordinasi bagi perusahaan-

perusahaan multinasional. Perusahaan dapat saling berbagi informasi dengan

menggunakan jaringan internet, email menjadi salah satu layanan yang sangat penting

untuk saling berkiriman informasi. rapat kini dapat dilakukan menggunakan video

conference, sehingga dapat lebih cepat dan menghemat biaya. berbagai konten digital

dapat dikirim melalui jaringan internet sehingga dapat meningkatkan kecepatan dan

kelancaran penyampaiannya. Sistem informasi yang terintegrasi dapat mendukung

berbagai aktifitas bisnis sehingga memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan

seperti pengurangan biaya operasional, berbagi ilmu pengetahuan, fleksibilitas, dan

berbagai keuntungan lainnya (Porter’s Value Chain 1980)

Page 25: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Value bagi perusahaan merupakan suatu faktor yang amat penting untuk dapat

bersaing. Nilai atau value itulah yang membedakan sebuah perusahaan dengan perusahaan

lain, sebuah produk dengan produk yang lainnya. Nilai yang dibentuk dalam sebuah iPhone

berbeda dengan nilai yang terbentuk dalam Galaxy (Smartphone produksi Samsung). Pada

kasus iPhone dan Galaxy, keduanya merupakan sebuah contoh persaingan yang saat ini

sedang hangat-hangatnya. Jika dilihat sebenarnya kedua gadget tersebut memiliki value

atau nilai tersendiri yang diciptakan, dikomunikasikan, dan disebarkan oleh masing-

masing perusahaan yaitu Apple sebagai pemilik iPhone dan Samsung sebagai pemilik

Galaxy.

Baik produk maupun jasa pada dasarnya memberikan value kepada konsumen atau

dengan perkataan lain dalam pemebelian sebuah produk atau jasa konsumen memperoleh

value dari produk atau jasa tersebut. Bank memiliki produk yang relatif sama, secara garis

besar sebuah bank jika dilihat dari segi produk yang ditawarkan tidaklah berbeda dengan

bank lainnya. Meskipun demikian value yang ditawarkan oleh masing-masing bank

berbeda, sehingga konsumen memiliki preferensi terhadap sebuah bank dibandingkan

dengan bank yang lainnya. Konsumen akan menganalisis value dari produk atau jasa yang

akan dia beli dengan membandingkan benefit yang diberikan produk atau jasa tersebut

terhadap biaya yang dia keluarkan. Biaya tidak harus berarti uang akan tetapi berbagai

faktor yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut dapat berupa tenaga, waktu, dan

sebagainya.

Michael Porter dalam bukunya Competitive Advantage tahun 1980 mengembangkan

konsep value chain yaitu serangkaian aktifitas-aktifitas yang dapat menciptakan dan

membangun value pada setiap prosesnya. Menurut Porter, value yang diberikan oleh

Page 26: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

sebuah perusahaan merupakan gabungan semua value yang dibentuk dalam semua

aktifitas disebuah perusahaan.

Sebuah perusahaan dapat dilihat sebagai sebuah sistem dimana sistem tersebut

dibentuk oleh sub-sub sistem yang saling mempengaruhi. Rangkaian aktifitas sebuah

perusahaan dari mulai input, proses hingga output dan juga berbagai aktifitas

pendukungnya merupakan rangkaian sistem yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk

dapat menciptakan produk atau jasa yang memiliki nilai. Porter membagi aktifitas-aktifitas

tersebut kedalam dua aktifitas besar yaitu aktifitas utama (primary activities) dan aktifitas

pendukung (support activities). Aktifitas utama merupakan kegiatan-kegiatan utama yang

vital bagi perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage),

dan aktifitas pendukung merupakan aktifitas yang membantu aktifitas utama sebuah

perusahaan agar berjalan dengan baik.

Menurut Porter, aktifitas utama terdiri dari:

1. Inbound logistic yang meliputi recieving, gudang, inventory control dan lain-lain

2. Operation, merupakan aktifitas yang memproses input menjadi output

3. Outbound logistic, merupakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan agar produk atau jasa

dapat mencapai konsumen

4. Marketing and Sales merupakan berbagai aktifitas yang dilakukan agar konsumen yang

ingin membeli produk, memperoleh informasi mengenai produk, dan kegiatan

penjualan lainnya.

Page 27: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

5. Service merupakan aktifitas-aktifitas yang dilakukan untuk mempertahankan value

pada produk atau jasa yang telah dibeli pelanggan yang meliputi customer support,

perbaikan, dan sebagainya.

Gambar 2.2

elemen-elemen dari kegiatan utama

Aktifitas pendukung terdiri dari:

1. Pembelian merupakan fungsi bisnis yang terlibat dalam berbagai pembelian bahan

baku dan berbagai material lainnya yang digunakan untuk aktifitas-aktifitas

perusahaan dalam menciptakan nilai

2. Teknologi merupakan berbagai aktifitas perusahaan untuk mendukung aktifitas utama

melalui penggunaan teknologi, termasuk diantaranya process automation, penelitian

dan pengembangan dan sebagainya.

Kegiatan utama

Page 28: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

3. Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

perekrutan,pengembangan sumberdaya manusia, gaji karyawan, dan kegiatan-kegiatan

lainnya yang berhubungan dengan sumberdaya manusia perusahaan tersebut.

4. inprastruktur perusahaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan perusahaan dan menghubungkan berbagai bagian dalam

perusahaan seperti departemen keuangan, hukum, perencanaan, hubungan masyarakat

dan sebagainya.

Sistem informasi dapat memberikan nilai tambah disemua aktifitas baik aktifitas utama

maupun aktifitas pendukung yang dilakukan perusahaan. Beberapa contoh pembentukan

nilai pada aktifitas utama misalnya pembangunan sistem just-in-time yang terotomatisasi,

peningkatan efektifitas dan efisiensi pada kegiatan operasi, percepatan koordinasi dengan

para distributor, pemberian berbagai informasi mengenai pasar, atau pembangunan

manajemen hubungan pelanggan (Custumer Relationship Management ). Beberapa contoh

pembentukan nilai pada aktifitas pendukung misalnya pembangunan jaringan intranet

sehingga koordinasi antar departemen dapat dilakukan dengan lebih cepat, percepatan

proses perekrutan dengan membantu proses analisis calon pegawai, penggunaan extranet

dengan perusahaan rekanan, penggunaan ecommerce untuk mempercepat transaksi data

dengan supplier, dan sebagainya.

2.3 Strategi Korporasi, Strategi Bisnis, dan Strategi Fungsional

Page 29: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Sebuah perusahaan memilik tujuan yang ingin dicapai pada masa mendatang. Tujuan

yang didefinisikan dengan baik harus memuilki karakteristik sebagai berikut :

1. terukur artinya tujuan harus dapat dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur tingkat

pencapaiannya. Tujuan yang menyatakan secara kuantitatif merupakan tuuan yang

terukur. Apabila tujuan sulit dinyatakan secara kuantitatif maka tujuan harus dapat

dijabarkan menjadi indikator yang terukur. Contoh, tujuan peningkatan peluang pasar

menjadi 30% merupakan tujuan yang dapat diukur., sedangkan tujuan pembangunan

manusia di suatu daerah bukan tujuan yang terukur sehingga perlu dijabarkan menjadi

indicator terukur yaitu daya beli, tingkat kesehatan dan pendidikan.

2. Realistik artinya tujuan harus sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk

mencapainya. Contoh, sebuah sekolah pada tahun 2013 memperoleh nilai tujuan

nasional rata-rata 5,1. Sekolah tersebut pada tahun 2017 menetukan perolehan nilai

ujian nasional rata-rata 6, tujuan ini cukup realistik.

3. Menantang artinya tujuan harus dapat membangkitkan motivasi kerja bagi seluruh

pegawai maupun pimpinan perusahaan. Tujuan yang terlalu mudah dicapai cenderung

tidak membangkitkan semanngat kerja dan tidak mendorong usaha perubahan. Contoh,

sebuah sekolah pada tahun 2013 memperoleh nilai ujina nasional rata-rata sebesar 5,1

bila sekolah tersebutmenentukan target perolehan nilai ujian nasional rata-rata pada

tahun 2017 sebesar 5,2 maka tujuan ini tidak menantang. Target perolehan nilai ujian

nasioanl rata-rata sebesar 6 dipandang cukup menantang dan realistik.

4. Terkait dengan jangka waktu arinya tujuan harus memiliki jangkawaktu

pencapaiannya. Tujuan jangka panjag merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam

kurun waktu 15 sampai dengan 25 tahun mendatang. Tujuan jangka menengah

Page 30: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 sampai 15 tahun

mendatang, sedangkan tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang ingin dicapai

dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun mendatang.

Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan perlu dirumuskan strategi yang bersifat

menyeluruh dan terpadu. Strategi pada dasarnya merupakan rumusan langkah global yang

perlu dilakukan dimasa datangguna mencapai tujuan

Pada umumnya suatu perusahaan membagi strategi kedalam tiga tingkatan yaitu strategi

korporasi, strategi bisnis, dan strategi fungsional. Strategi korporasi dan strategi bisnis

ditetukan oleh dewan direktur (Board of Director) dan pimpinan puncak ( Chief Exekutive

Officer / CEO ), sedangkan strategi fungsional disusun oleh manajer tingkat divisi. Mereka

bertanggungjawab menterjemahkan strategi korporasi dan strategi bisnis ke tingkat divisi.

Strategi fungsional disusun oleh manajer-manajer di fungsi bisnis seperti marketing,

produksi, sumberdaya manusia, dan keuangan. Dalam kata lain strategi fungsional

diturunkan dari strategi bisnis dan strategi bisnis diturunkan dari strategi korporasi.

Page 31: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Gambar 2.3 hubungan strategi korporasi bisnis dan fungsional

Pada tingkat korporasi, strategi diarahkan untuk menganalisis bisnis yang akan

dijalankan atau keberlangsungan bisnis yang sedang dijalankan. Dua pendekatan yang

dapat dilakukan pada tingkat strategi korporasi ini adalah strategi portofolio seperti

penggunaan BCG matriks atau strategi utama seperti strategi pertumbuhan, strategi

kestabilan dan strategi penghematan.

keuangan

Page 32: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Gambar 2.4 Matriks BCG

Matriks BCG dikembangkan oleh Boston Consulting Grup, matriks tersebut

dimaksudkan agar perusahaan dapat menganalisis posisi unit bisnis yang sedang

dijalankan, berdasarkan besar atau kecilnya pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan

pasar maka posisi unit bisnis dapat diletakan disalah satu kuadran, apakah Question mark,

Star, Cash Cow, atau Dogs. Penggunaan matriks BCG dapat membantu perusahaan untuk

mempelajari apakah operasi dari setiap unit bisnis yang ada perlu dikembangkan,

diteruskan, atau dihentikan.

Strategi ditingkat bisnis dimaksudkan agar bisnis mampu bersaing dengan pesaingnya.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pada strategi tingkat bisnis

?Pangsa Pasar Relatif

Tingkat Pertumbuhan Pasar

Page 33: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

diantaranya adalah apa yang telah dikemukakan oleh Porter bahwa ada tiga jenis strategi

yang dapat diterapkan untuk tingkat bisnis yaitu:

1. Cost leadership, perusahaan berusaha menjadikan produknya termurah dipasaran

dengan cara melakukan berbagai efektifitas dan efisiensi dalam semua aktifitas

bisnisnya. Perusahaan tersebut percaya bahwa dengan memberikan harga termurah ia

dapat memenangkan persaingan.

2. Diferensiasi, strategi ini memungkinkan perusahaan memperoleh pangsa pasar yang

besar dengan cara membedakan diri dengan para pesaing lainnya.

3. Fokus, perusahaan yang melakukan strategi fokus maka ia akan hanya memfokuskan

diri pada satu jenis bisnis saja sehingga segala sumberdaya yang ia miliki akan

dikonsentrasikan pada bisnis tersebut.

Strategi fungsional dilakukan jika ada kesamaan pasar atau sumber dengan pesaing

misalkan Coca Cola dengan Pepsi yang memiliki pasar yang sama.Strategi ini seringkali

dikenal juga sebagai strategi aksi dan reaksi. Oleh karena itu persaingan ditingkat ini

seringkali terlihat dengan jelas seperti iklan-iklan yang diluncurkan oleh Coca Cola dan

iklan-iklan yang dikeluarkan oleh Pepsi.

Strategi fungsional merupakan pula rumusan strategi pada fungsi bisnis perusahaan

yang meliputi pemasaran, operasi, sumber daya manusia dan keuangan. Sehingga

perusahaan akan memiliki 4 macam strategi fungsional yaitu strategi pemasaran, strategi

operasi, strategi SDM dan strategi keuangan. Strategi fungsional pada umumnya ditujukan

untuk melaksanakan strategi bisnis.

Page 34: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2.4 Keunggulan Bersaing.

Suatu perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing agar dapat berkembang dan

sukses. Sebelum perusahaan memasuki persaingan, perusahaan akan menganalisis dahulu

pasar yang akan dimasuki pada tingkatan mikro lalu berdasarkan analisis tersebut

perusahaan menyusun strategi agar dapat unggul dibandingkan kompetitornya. Five forces

factor model yang dikembangkan oleh Porter merupakan sebuah alat analisis untuk melihat

tingkat persaingan disebuah pasar atau market.

Page 35: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Gambar 2.5 Five Forces dari Porter

Persaingan dalam industri sejenis perlu dipelajari oleh suatu perusahaan sehingga

perusahaan tersebut dapat memahami karakteristik persaingan dalam industri tersebut.

Karakteristik persaingan dalam jasa telekomunikasi akan berbeda dengan persaingan

dalam industri perbankan. Pemahaman mengenai persaingan dalam industri yang digeluti

akan membantu dalam menyusun strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

Pendatang baru akan muncul jika pasar yang ada dianggap menarik dan barier entry pasar

tersebut rendah misalkan usaha jasa warnet hanya membutuhkan modal 100 juta maka

akan banyak bermunculan warnet-warnet baru, berbeda dengan industri baja yang

membutuhan investasi milyaran. Perusahaan perlu mewaspadai kemunculan dari pesaing

baru sehingga dapat mengambil keputusan-keputusan untuk menghadapi pesaing baru.

Semakin banyak pendatang baru yang masuk kedalam persaingan akan menyebabkan

tingkat persaingan menjadi semakin ketat, perusahaan harus dapat mencari cara agar

dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat tersebut.

Produk subtitusi adalah produk-produk pengganti yang dapat dibeli oleh pelanggan

jika terjadi perubahan pada kondisi pasar. Kenaikan harga daging sapi yang terlampau

tinggi akan menyebabkan pelanggan beralih dengan mengkonsumsi lebih banyak ayam

atau ikan. Mahalnya harga bahan bakar akan menyebabkan industri beralih menggunakan

bahan bakar jenis lain, solar atau batubara misalnya.

Page 36: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Kekuatan tawar menawar pelanggan, apakah mudah untuk menarik pelanggan? apakah

pelanggan mudah menjadi pelanggan yang loyal? Kekuatan tawar-menawar pelanggan

salah satunya dapat dilihat dari kemampuan konsumen untuk beralih kepesaing, jika

mudah beralih maka kekuatan tawar menawar konsumen dalam pasar tersebut tinggi.

Kekuatan tawar menawar pelanggan yang tinggi mampu mendorong perusahaan-

perusahaan untuk saling bersaing dalam memberikan harga produk

Kekuatan tawar-menawar pemasok. Perusahaan sangat membutuhkan pemasok, semakin

banyak pemasok bahan baku bagi perusahaan maka kekuatan tawar menawar dari

pemasok menjadi rendah karena perusahaan dengan mudah pindah ke pemasok yang lain.

Sebaliknya jika pemasok bahan baku tersebut tidak banyak maka pemasok memiliki daya

tawar lebih tinggi sehingga dapat menetapkan harga lebih tinggi bahkan mampu

menentukan perusahaan mana yang ingin pasok.

Model five forces yang dikembangkan oleh Porter dapat pula menjadi alat analisis

apakah suatu pasar atau market menarik untuk dimasuki atau tidak. Persaingan yang

sangat ketat, posisi tawar pelangan dan konsumen yang tinggi, banyaknya produk

pengganti dan mudahnya pesaing baru untuk memasuki pasar tersebut tentunya akan

menyebabkan pasar tersebut kurang menarik. Ke-lima faktor itu pula yang menyebabkan

timbulnya persaingan dalam sebuah sektor industri.

Perusahaan harus memiliki sesuatu yang menyebabkan ia memiliki keunggulan bersaing

sehingga pelanggan akan membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

tersebut daripada membeli produk atau jasa dari pesaingnya.

Page 37: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Sistem informasi telah terbukti mampu memberikan keunggulan dalam persaingan.

Penggunaan website dengan basis data dapat memberikan keunggulan bagi perusahaan

yaitu dengan menjangkau pasar yang lebih luas, transaksi online dengan mudah dan

website yang dinamis. Otomatisasi oleh sistem informasi dapat memberikan keunggulan

dalam hal kecepatan dan ketepatan misalnya proses evaluasi pinjaman ke sebuah bank

akan memberikan keunggulan pada bank tersebut dari segi pelayanan. Proses perekrutan

pegawai baru dapat menggunakan sistem informasi sehingga dapat diperoleh pegawai

baru yang berpotensi dan cocok dengan kebutuhan perusahaan. Proses manufaktur dapat

dilakukan dengan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan sistem informasi dari

mulai pemilihan pemasok bahan baku hingga kontrol kualitas produk. Penggunaan sistem

informasi juga dapat membantu pengambilan keputusan dalam kegiatan promosi misalkan

pemilihan media promosi, waktu promosi dilakukan, dan sebagainya.

Page 38: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB III

Perkembangan sistem informasi.

Sistem informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

Dengan demikian berbicara tentang perkembangan sistem informasi harus selalu dikaitkan

dengan perkembangan teknologi informasi.

Pada era sebelum teknologi informasi berkembang, sistem informasi sering dikaitkan

dengan aliran kertas kerja dimana informasi mengalir secara manual melalui kertas,

sejalan dengan perkembangan dengan teknologi informasi, informasi dihasilkan dan

mengalir dengan dukungan komputer.

3.1 periode pengembangan sistem informasi.

sistem informasi berkembang secara bertahap melalui periode-periode berikut ini :

1. Periode awal pengembangan komputer

Perang dunia ke II yang berlangsung tahun 1939 – 1945 merupakan perang yang

memiliki karakteristik yang berbeda dengan perang yang sebelumnya. Perang dunia ke

Page 39: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

II merupakan perang yang berbasis pada teknologi, artinya : negara-negara yang

terlibat perang menggunakan teknologi dalam melawan musuhnya. Dengan demikian

negara yang terlibat perang berlomba mengembangkan teknologi perang untuk dapat

mengungguli lawan. Pada masa itu ditemukan berbagai teknologi maju yang ditujukan

untuk berperang seperti teknologi kendaraan lapis baja, teknologi bom dan teknologi

persenjataan lainnya. Komputer dikembangkan pada waktu itu dengan tujuan dapat

digunakan oleh pihak militer dalam mempercepat perhitungan dengan data yang

berjumlah banyak.

2. Periode pengembangan sistem informasi pengolahan data transaksi.

Setelah perang dunia ke II selesai, semua temuan teknologi dicoba dimanfaatkan untuk

kepentingan masyarakat luas. Teknologi perang yang semula ditujukan untuk

membunuh manusia, dirubah menjadi teknologi yang bermanfaat bagi manusia.

Pembangkit listrik tenaga nuklir, kedokteran nuklir merupakan contoh penerapan

teknologi nuklir bagi kepentingan manusia.

Demikian pula komputer yang semula digunakan untuk kepentingan militer, setelah

perang dunia ke II selesai, komputer dicoba dimanfaatkan untuk kepentingan

masyarakat luas. Biro sensus penduduk Amerika serikat merupakan lembaga yang

pertama kali menggunakan komputer untuk kepentingan sipil. Lembaga ini

menggunakan komputer untuk mengolah data sensus penduduk yang pada mulanya

diolah secara manual.usaha diatas memberikan hasil yang sangat menggembirakan

yaitu berupa waktu penyelesaian pengolahan data sensusyang jauh lebih cepat dari

sebelumnya. Usaha ini dianggap sebagai usaha terobosan teknologi pada waktu itu

Page 40: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Keberhasilan penggunaan komputer diatas menarik minat para pengusaha dan

pimpinan perusahaan untuk memanfaatkan komputer dibidang bisnis. Pada waktu itu

komputer dipandang sebagai sebuah alat canggih yang mampu mengolah data dalam

jumlah banyak secara cepat, sehinggakomputer dicoba digunakan untuk mengolah data

transaksi yang umumnya berjumlah banyak dan perlu diolah secara cepat. Dengan

demikian sistem informasi yang pertama muncul adalah sistem pengolahan data

transaksi atau sering juga disebut pengolahan data elektronik (Electronik Data

Processing).

Sistem ini memiliki pkus pada pengolahan data transaksi, artinya : sistem ini dibangun

dengan tujuan meng otomasikan proses pengolahan data manual sehingga kecepatan

proses menjadi sangat tinggi dan kapasitas pengolahan data menjadi sangat besar.

Sistem ini sangant mendukung pekerjaan-pekerjaan pengolahan data pada level

operasional.

Pada awal perkembangan sistem ini komputer yang digunakan merupakan komputer

dengan jenis Main Frame yang umumnya memiliki dimensi besar besar dan harga yang

sangat mahal. Bahasa programman yang pada waktu digunakan umumnya adalah

Assembler yang merupakan bahasa yang sulit digunakan oleh masyarakat umum.

Dengan kendala diatas sistem informasi ini pada awal perkembangannya sulit diterima

oleh masyarakat luas. Akan tetapi dengan teknologi informasi baik teknologi perangkat

keras maupun teknologi perangkat lunak serta perkembangan teknologi komunikasi

dan internet maka aplikasi dari sistem ini menjadi semakin luas misalnya hampir

seluruh Bank di Indonesia menggunakan sistem ini untuk meningkatkan daya saingnya.

Page 41: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Ajungan Tunai Mandiri, internet banking, SMS banking dan sebagainya merupakan

contoh-contoh pemanfaatan sistem ini bagi masyarakatluas.

Sistem ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang rinci dan

informasi yang bersifat Agregat. Kedua jenis informasi tersebut sangant bermanfaat

bagi perusahaan dalam melakukan fungsi pengawasan dan pengendalian. Sebagai

contoh pusat pengkajian analisis transaksi keuangan ( PPATK ) menggunakan sistem ini

untuk melacak transaksi keuangan yang mencurigakan.

3. Periode sistem informasi manajemen

Sistem informasi data transaksi yang dijelaskan diatas sampai dengan periode tahun

1970-1980 masih banyak terkendala oleh beberapa faktor diantaranya :

a. Faktor teknologi perangkat lunak yang masih dirasakan mahal dan sulit digunakan

b. Teknologi perangkat lunak yang masih belum sepenuhnya ramah terhadap

pengguna

c. Kemampuan para pengguna yang masih rendah dalam penggunaan teknologi

informasi

d. Budaya masyarakat yang belum mendukung pada penggunaan teknologi informasi

Kendala-kendala diatas menyebabkan tidak banyak diperoleh perkembangan didalam

penggunaan teknologi informasi bagi kepentingan bisnis.

Menjelang tahun 1980 dikembangkan komputer berkelas Micro (

komputer/desktop/personal komputer ) yang memiliki kecil dan dijual dengan harga

yang murah. Pada awal perkembangannya komputer jenis ini memilki kapasitas

memori utama yang kecil ( hanya dalam satuan kilo byte ) dean memilikinkecepatan

proses yang rendah. Akan tetapi pada periode berikutnya komputer jenis ini memilki

Page 42: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

kapasitas memori utama yang semakin besar dan memiliki kecepatan proses semakin

tinggi. Perkembangan tersebut membawa dampak komputer jenis ini dapat diterima

oleh masyarakat luas, pengguna dari komputer jenis ini dari waktu ke waktu semakin

banyak data statistik menunjukan bahwa terjadi peralihan pengguna komputer jenis

Main frame dan komputer jenis mini beralih menjadi pengguna koputer jenis micro. Hal

ini berarti bahwa jumlah komputer jenis Main frame dan jumlah pengguna komputer

jenis mini cenderung menurun, sedangkan dilain pihak jumlah pengguna komputer

jenis moicro cenderung meningkat atau dalam perkataan lain komputer jenis mocro

memperoleh penerima yang sangat luas oleh masyarakat.

Persamaan dengan perkembangan diatas, teknologi perangkat lunak mengetahui

kemajuan pula. Dimana teknologi tersebut menjadi semakin ramah pada pengguna dan

semakin luas cakupan fungsinya. Kedua perkembangan diatas baikdari segi perangkat

keras maupunperangkat lunak mendorong penggunaan komputer semakin luas

dibidang bisnis. Para manajer perusahaan menjadi semakin terdorong untuk

menggunakan komputer dalam pekerjaan-pekerjaan manajerial. Perkembangan ini

pada gilirannya mendorong munculnya sistem informasi manajemen.

Berbeda dengan sistem sebelumnya, sistem informasi manajemen berfokus pada

informasi. Artinya sistem ini tidak hanya ditujukan untuk mempercepat proses

pengolahan data, akan tetapi ditujukan pula untuk mempermudah dan mendukung

para manajer dan melaksanakan fungsi manajerial.

Sistem informasi manajemen dibangun untuk mendukung pekerjaan para manajer,

baik yang berada pada tingkat pimpinan puncak ( Top management ) pimpinan madiga

( Midlle management ) maupun pimpinan lini pertama ( Lower management ).

Page 43: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada periode perkembangan sistem ini berkembang pula teknologi basis data yang

merupakan teknologi yang lebih maju dari pada sistem file yang banyak digunakan

pada waktu itu. Teknologi basis data dapat digunakan untuk membuat basis data yang

terpadu dengan minimal duplikasi,berbarengan dengnan hal ini muncul pula perangkat

lunak yang beroperasi pada basis data (DBMS) seperti : SQL, ORACLE, ACESS dan

sebagainya.

Sistem informasi manajemen sangat didukung oleh perkembangan basis data,

artinya, efektivitas SIM menjadi semakin tinggi apabila didukung oleh basis data.

Sistem informasi manajemen harus dapat menghasilkan sekurang-kurangnya dua

macam informasi, yaitu, informasi yang bersifat periodik dan informasi yang bersifat

insidentil. Informasi yang bersifat periodik merupakan informasi yang dihasilkan

secara berkala. Misalnya, informasi/laporan mingguan dan sebagainya. Informasi ini

umumnya digunakan oleh manajer untuk melakukan fungsi pengendalian, mengingat

bahwa informasi ini berisi tenteng peforma serta transaksi yang telah terjadi pada

masa masa lalu seperti misalnya pelaporan produksi, laporan pelaksanan proyek dan

sebagainya.

Sedangkan informasi insidentil merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para

manajer sewaktu-waktu. Informasi ini dihasilkan atas permintaan paramanajer, contoh,

informasi ini adalah permintaan manajer atas bidata seorang pegawai atau beberapa

pegawai karena manajer harus mengambil keputusan yang terkait dengan seorang

atau beberapa pegawai.

4. Periode pengembangan sistem otomasi perkantoran

Page 44: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada era tahun 1980, komputer jenis mikro masih bersifat berdiri sendiri ( stand

alone ) artinya, komputer tersebut tidak dapat berhubungan dengan komputer lain.

Sebuah komputer tidak dapat menyampikan data maupun informasi ke komputer lain,

pada perkembangan berikutnya dikembangkan teknologi jaringan komputer yang

dapat membuat sebuah komputer berhubungan dengan komputer lain, atau perkataan

lain sebuah komputer dapat menyampikan data maupun informasi ke komputer lain.

Pada awal perkembangannya teknologi ini hanya dapat menghubungkan komputer-

komputer yang memiliki jarak berdekatan sehingga jaringan yang terbentuk masih

bersifat lokal ( local area network ). Akan tetapi setelah berkembangnya teknologi

informasi dan komunikasi maka jaringan yang dapat dibentuk semakin luas.

Teknologi jaringan tersebut mendorong munculnya sistem otomasi perkantoran, pada

sekitar tahun 1980 sistem ini berfokus kepada otomasi pekerjaan perkantoran. Sistem

ini dioperasikann melalui sebuah jaringan baik yang bersifat lokal maupun luas.

Pekerjaan-pekerjaan perkantoran yang dapat didukung oleh sistem ini diantaranya

adalah :

a. Pekerjaan surat menyurat.

Pada sistem tradisional, surat menyurat dilakukan secara manual dengan

mengetiknya, menandatanganinya serta mengirimkannya dengan menggunakan

tenaga manusia. Pada Sistem ini surat diketik dengan menggunakan komputer dan

dikirim secara elektronik tepat tujuan.

b. Pekerjaan pengarsipan surat.

Page 45: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada sistem tradisional, surat masuk maupun keluar disimpan dalam lemari arsip.

Sedangkan dalam sistem otomasi perkantoran surat masuk mupun keluar disimpan

secara elektronik dan dapat dicari dengan aturan tertentu secara cepat

c. Penyimpanan data kantor.

Pada sistem tradisional, data kantor seperti alamat, nomor telefon, bio data

pegawai, barang infentaris dan sebagainya disimpan dalam buku-buku khusus.

Sedangkan dalam otomasi perkantoran data tersebut disimpan dalam data base

kantor sehingga mudah disimpan, ditemukan kembali, dirubah dan sebagainya.

d. Pengolahan data pimpinan.

Dalam sistem tradisional agenda kegiatan pimpinan ditulis secara manual diatas

sebuag white board. Sehingga pimpinan dapat melihat agenda tersebut dikantornya.

Dalam sistem otomasi perkantoran seorang petugas dapat melayani agenda

kegiatan dari sejumlah pimpinan petugas tersebut. Mengelola agenda pimpinan

dengan memasukan data agenda kedalam file masing-masing pimpinan

5. Periode pengembangan sistem pendukung keputusan.

Pengembangan sistem ini didorong oleh kemajuan dibidang teknologi pernagkat keras

yaitu dikembangkannya komputer yang dapat dibawa kemana-mana ( portable )

seperti laptop, notebook dan sejenisnya. Kemajuan teknologi ini membuat para

manajer/pimpinan dapat bekerja dengan komputer dimanapun dia berada. Hal ini

bahwa para manajer dapat memperolah dukungan dari komputer dimanapun dia

berada, disamping itu pada waktu yang bersamaan berkembang pula teknologi

software yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi para manajer untuk

berinteraksi dengan komputer. Hal ini sangat mendukung para manajer didalam

Page 46: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

proses pengambilan keputusannya karena sering sekali para manajer harus melakukan

berbagai percobaan untuk memperolah keputusan yang memuaskannya ( trial and

error ). Berbarengan dengan perkembangan diatas muncul pula kemajuan dibidang

keputusan yaitu dikembangkannya model-model keputusan yang bersifat sistematik.

Sistem pendukung keputusan pada dasarnya memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Berfokus kepada pemberian bantuan dan dukungan kepada para manajer dalam

proses pengambilan keputusan. Hal ini bahwa sistem ini dapat mempermudah para

manajer dalam proses pengambilan keputusannya.

b. Membantu para manajer didalam proses pengambilan keputusan yang kurang ter

struktur. Dalam masalah keputusan tidak ter struktur pada umumnya para manajer

harus dibantu oleh berbagai masalah keputusan yang sistematik, namun diberikan

pula fasilitas untuk melakukan percobaan-percobaan. Sehingga para manajer dapat

menggunakan institusinya untuk memperoleh solusi yang memuaskannya.

c. Sistem ini harus dapat memberikan alternative solusi serta penilaian terhadap

alternative tersebut, sehinnga para manajer dapat mudah mengambil keputusan.

d. Sistem ini harus bersifat fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap perubahan pada

dasarnya masalah keputusan bersifat dinamis. Artinya dapat mengurangi

perubahan dari waktu ke waktu. Dinamika tersebut disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya :

i. Perubahan teknologi lingkungan ekonomi, lingkungan social dan sebagainya.

Contoh : pada era tahun 1950- an keputusan pemberian mesin tidak perlu

banyak mempertimbangkan efesiensi penggunaan bahan bakar. Akan tetapi

seiring dengan peningkatan harga bahan bakar dan kelangkaan bahan bakar

Page 47: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

maka pada jaman sekarang keputusan pembelian masih harus

mempertimbangkan efesiensi penggunaan bahan bakar. Hal ini terlihat pada

jaman sekarang orang lebih mnyenangi mobil –mobil kecil yang hemat bahan

bakar.

ii. Perubahan pemangku jabatan.

Bila terjadi perubahan pemangku jabatan, maka pemangku jabatan yang baru

belum tentu cocok dengan cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

pemangku jabatan lama. Hal ini berate bahwa bila seorang pemangku jabatan

menggunakan sebuah sistem oendukung keputusan kemudian pemangku

jabatan tersebut diganti oleh pejabat yang lain maka diperlukan usaha

modifikasi terhadap sistem pendukung keputusan yang ada agar cook dengan

pemangku jabatan yang baru.

e. Keputusan manajerial pada dasarnya merupakan kombinasi dari informasi dan

model keputusan. Dengan demikian maka sistem pendukung keputusanharus

dapat memberikan informasidan model keputusan yang sesuai dengan masalah

keputusan yang dihadapi oleh manajemen.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan diatas maka sistem pengambilan keputusan

harus memiliki 3 komponen pokok yaitu :

i. Basis data yaitu : kumpulan file yang menyimpan data yang dibutuhkan

dalam proses pengambilan keputusan seorang manajer. Database ini harus

dirancang dengan baik agar supaya tersusun file-file yang terintegrasi dan

tidak banyak memiliki duplikasi.

Page 48: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

ii. Basis model yaitu : suatu kumpulan software yang dapat digunakan untuk

mengolah data menjadi informasi yang dapat membantu para manajer

dalam mengambil keputusannya. Software tersebut dibangun berdasarkan

model-model keputusan yang bersifat kualitatifdan rasional dan

berorientasi pada proses pengambilan keputusan manajer.

iii. Sistem dialog yaitu : software yang memudahkan para manajer dalam

menggunakan sistem pendukung keputusan pada umumnya. Sistem dialog

ini membuat tampilan dilayar yang berbentuknmenu pilihan yang dapat

dipilih oleh para manajer sesuai dengan kebutuhannya.

6. Periode pengembangan sistem pakar

Sistem ini didorong oleh kemajuan dibidang keilmuan intelegence buatan ( aktivitas

vicial intelegence ). Disamping itu sistem ini didorong pula oleh munculnya rekayasa

pengetahuan ( knowledge engineering ) yang merupakan teknik eksplorasi

pengetahuan yang digunakan oleh seorang pakar dalam mengkaji suatu masalah. Hasil

eksplorasi selanjutnya dapat disusun menjadi sebuah kumpulan kaidah, aturan metoda

maupun prosedur yang sistematik.

Karakteristik dari sistem ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem ini berfokus kepada proses sistem inference

Proses inference adalah proses mengambil kesimpulan dan rekomendasi

berdasarkan sekumpulan data. Contoh, seorang dokter sebagai pakar kesehatan

akan mengambil data pasien baik secara visual maupun menggunakan alat medis.

Berdasarkan data pasien yang dikumpulkannya, dokter tersebut menarik

Page 49: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

kesimpulan penyakit yang diderita pasien serta membuat rekomendasi obat yang

harus diminum dan perlakuan medis yang perlu dilakukan. Dokter diatas

melakukan proses inference terhadap data pasien yang dimilikinya.

b. Proses inference dilakukan oleh seorang pakar dengan mengguanakan knowledge

yang dimiikinya. Knowledge tersebut dibangun melalui pendidikan, pengalaman dan

pelatihan yang mungkin membutuhkan wkatu yang lama. Contoh : seorang dokter

membutuhkan waktu hampir 15 tahun untuk memiliki knowledge sebagai ahli

medis, rekayasa knowledge dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi

knowledge. Seorang pakar menjadi sekumpulan kaidah aturan dan metode yang

sistematik. Meskipun diakui bahwa tidak semua knowledge dapat di eksplorasi

dengan cara diatas. Bila rakayasa knowledge berhasil melakukan eksplorasi

terhadap knowledge seorang pakar maka hasil eksplorasi tersebut dapat

ditranformasikan menjadi sebuah perangkat lunak, perangkat lunak tersebut

selanjutnya dapat dipasang pada sebuah komputer sehingga komputer dapat

melakukan proses inference seperti layaknya seorang pakar.

c. Sistem pakar ini merupakan bagian dari inteligencia artvicial ( artivicial

intelegence ) yang pada saat ini mengalami pertumbuhan cukup besar.

7. Sistem iinformasi eksekutif.

Sistem informasi eksekutif merupakan sistem informasi yang khusus dibuat untuk para

eksekitif ( pimpinan puncak ) sistem ini berkembang didorong oleh beberapa aspek

diantaranya :

a. Penyebaran lokasi bisnis

Page 50: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada jaman sekarang banyak lembaga pemerintah maupun perusahaan yang

memiliki kegiatan-kegiatan yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia maupun

di Negara lain. Contoh : pertamina memiliki unit organisasi yang tersebar diseluruh

daerah Indonesia, para eksekutif/pimpinan puncak pada umumnya berkedudukan

di Jakarta atau di kota besar dipulau jawa, para eksekutif tersebut memilki

kewajiban untuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang berjalan diseluruh unit

bisnisnya, mengngat bahwa sorang pimpinan puncak memiliki kewajiban :

i. Memimpin seluruh kegiatan sebuah organisasi agar supaya organisasi atau

perusahaan dapat bertahan hidup dan berkembang

ii. Memimpin organisasi atau perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan

lingkungan, seorang pimpinan puncak dapat menontrol kegiatan seluruh unit

organisasi apabila pimpinan tersebut memperolah informasi tentang kegiatan

dari unit yang bersangkutan

b. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat mendorong kelancaran

arus komunikasi dan lalu lintas data/ informasi secara baik artinya suatu unit

organisasi yang berada pada daerah yang sangat jauh dapat mengirim data dan

informasi ke kantor pusat yang berada di Jakarta atau kota-kota lain dipulau jawa,

hal ini berarti bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat

mendukung fungsi control yang dilakukan oleh manajemen puncak dengan cara

menyediakan data dan informasi secara Realtime meskipun data dan informasi

tersebut dikirim dari unit-unit yang berada pada lokasi sangat jauh.

Sistem informasi eksekutif pada dasarnya memiliki karakteritik sebagi berikut :

Page 51: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

i. Menyediakan informasi tentang kinerja strategis organiasi secara kofrehensif

ii. Menyediakan fasilitas untuk melihat data rinci apabila kinerja strategi

organisasi mengalami masalah

3.1beberapa kasus dalam penerapan sistem informasi

dalam usaha memperjelas gambaran sistem informasi yang telah dijelaskan

sebelumnya maka berikut ini akan diuraikan beberpa kasus dalam penerapan sistem

informasi.

1. Kasus Penerapan sistem informasi pengolahan data transaksi disebuah supermarket.

Sebuah supermarket besar menerapkan sistem iformasi pengolahan data transaksi

untuk mengelola data transaksi penjualan. Proses yang terjadi dalam sistem ini adalah

sebagi berikut :

a. Konsumen memilih barang yang akan dibelinya kemudian membawanya kekasir.

Dia kemudian meletakkan barang tersebut dimeja kasir.

b. Kasir membacakan barcode yang ditempel pada barang yang akan dibeli dengan

menggunakan sebuah scanner.

c. Scanner mennyampaikan secara elektronik barcode yang dibacanya ke kompter

yang digunakan oleh kasir.

Page 52: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

d. Komputer menggunakan barode tersebut sebagai nomor identifikasi barang untuk

mencari data barang dalam basis data barang. Komputer akan mengetahui nama

barang dan harga satuan kemudian komputer menyimpan data tersebut didalam

memori utamanya.

e. Setelah semua barang dibaca oleh scanner maka memori utama komputer

memiliki seluruh data barang yang dibeli. Selanjutnya komputer mengolah data

barang serta mencetak daftar barang. Daftar barang tersebut berisi kode barang,

nama barang, harga satuan serta jumlah total harga yang harus dibayar oleh

konsumen.

f. Konsumen memberikan sejumlah uang kepada kasir sesuai dengan total harga

yang tertera pada daftar barang.

g. Kasir menerima uang dan komputer mencatat uang yang telah diterima.

Penerpan sistem informasi diatas telah memberikan banyak manfaat bagi konsumen

maupun supermarket. Manfaat bagi konsumen adalah sebagai berikut :

i. Sistem ini memberikan kecepatan pelayanan kepada konsumen, sehingga

konsumen tidak perlu lama menunggu.

ii. Sistem ini memberikan rasa aman bagi konsumen karena perhitungan total

harga dilakukan oleh komputer yang terjamin ketelitiannya. Pengalaman

dilapangan menunjukan bahwa perhitungan total harga yang dilakukan

secara manual sering menimbulkan kesalahan.

iii. Sistem ini mencetak daftar barang yang dibeli, sehingga konsumen dapat

memeriksa kesesuaian antara daftar barang dengan barang yang

diperolehnya. disamping itu daftar barang dapat pula digunakan oleh

Page 53: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

konsumen untuk memajukan klaim apabila barang yang diperolehnya tidak

sesuai dengan daftar barang.

iv. Berdasarkan poin a, b dan c diatas sistem ini dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen akan pelayanan yang diberikan oleh supermarket.

Manfaat bagi supermarket adalah sebagai berikut :

a. Sistem ini dapat membantu kasir dalam melakukan pekerjaannya. Kasir tidak

perlu lagi melihat daftar harga, menghitung secara menual dan mencatat uang

yang masuk dan barang yang keluar.

b. Sistem ini dapat mendukung manajemen persediaan dari supermarket.

Supermarket merupakan sebuah took serba ada artinya, konsumen memiliki

presepsi bahwa supermarket merupakan tempat dimana barang-barang selalu

tersedia dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu manajemen persediaan

memiliki peran yang penting dalam menjamin ketersediaan barang. Sistem

informasi ini dapat menyajikan informasi tentang barang yang keluar, posisi

stok barang, barang yang termasuk kategori bergerak cepat atau bergerak

lambat. informasi ini dapat mendukung manajemen persediaan yang baik.

c. Sistem informasi ini dapat memberikan informasi tentang uang masuk secara

rinci, dengan demikian maka sistem informasi ini memberikan dukungan kepada

pengelolaan keuangan.

d. Mengingat bahwa sistem ini dapat menimbulkan kepuasan konsumen seperti

diuraikan diatas, maka sistem ini dapat menyembuhkan kesetiaan konsumen (

Customer Loyalty )

2. Kasus penerapan sistem otomasi perkantoran disebuah perusahaan

Page 54: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Penerapan sistem otomasi perkantoran banyak diterapkan diperusahaan, lembaga

pemerintahan maupun lembaga pendidikan dibeberapa Negara maju diantaranya

Negara-negara eropa, amerika serikat, jepang, Australia dan korea. Penerapan

sistem diatas telah terbukti memberikan banyak manfaat diantaranya peningkatan

efesiensi kerja, ketepatan informasi, kemudahan pelaksanaan pekerjaan kantor dan

ketepatan pengambilan keputusan. Sistem ini banyak digunakan untuk kegiatan

surat menyurat, kegiatan peng arsipan surat, pengelolaan data kantor dan

pengelolaan agenda kegiatan serta pengolahan data kantor.

Melihat manfaat dari sistem diatas maka banyak organisasi di Indonesia

mencoba menerapkannya, akan tetapi banyak organisasi yang menemui kegagalan.

Beberapa faktor utama yang menyebabkan kegagalan tersebut serta langkah

strstegis untuk mengatasinya diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan dalam mengoperasikan sistem otomasi perkantoran.

Banyak para pegawai yang tidak memiliki kemampuan mengoperasikan

komputer sehingga mereka menjadi enggan menggunakan sistem ini. Oleh

karena itu keberhasilan penerapan sistem ini perlu diawali dengan pelatihan

para pegawai dalam mengoperasikan sistem.

b. Kehandalan teknologi informasi yang digunakan.

Seperti telah diuraikan sebelumnya sistem otomasi perkantoran membutuhkan

perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer. Ketidak handalan

teknologi informasi yang digunakan dapat menyebabkan hambatan terhadap

operasi sistem ini. Dengan demikian maka perlu dibuat rancangan kebutuhan

perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer dan disediakan dana

Page 55: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

yang cukup untuk mengadakan kebutuhan tersebut. Disamping itu perlu pula

disediakan dana untuk pemeliharaan dan pengembangan agar supaya

perangkat-perangkat diatas dapat beroperasi dengan baik.

c. Komitmen pimpinan yang rendah.

Penerapan sisitem ini pada dasarnya merupakan perubahan dalam cara kerja

yang pada mulanya bersifat manual berubah menjadi pekerjaan kantor yang

diotomasikan dengan dukungan komputer.

Perubahan selalu mendapat tantangan dari pegawai yang sudah terbiasa dengan

cara kerja lama. Perubahan dianggap oleh pegawai sebagai suatu ancaman

terhadap kenyamanan kerja yang dirasakannya ( comport zone ) usaha untuk

mendorong perubahan membutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan agar

supaya tantangan terhadap perubahan tersebut dapat diatasi. Komitmen

pimpinan yang rendah dapat menyebabkan kegagalan dari sistem ini. Upaya

untuk meningkatkan komitmen pimpinan dapat dilakukan melalui cara yang

telah diterangkan pada bab I sebelumnya.

d. Budaya kerja yang tidak kondusif terhadap penerapan sistem otomasi

perkantoran.

Penerapan sistem otomasi perkantoran dapat berjalan dengan baik apabila para

pegawai memiliki budaya yang kondusif terhadap sistem ini. Elemen budaya

yang sangat mempengaruhi keberhasilan sistem ini adalah budaya tepat waktu

dan disiplin. Kedua elemen ini akan mendorong para pegawai untuk disiplin

memasukan data, mengolah data, membuat dan mengarsipkan surat dengan

tepat waktu. Demikian pula kedua elemen budaya ini dapat mendorong para

Page 56: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

pimpinan untuk disiplin membuka filenya secara tepat waktu. Kedua elemen

budaya diatas pada kebanyakan organisasi di indonesia umumnya berada pada

kondisi yang lemah. Dengan demikian maka perlu dilakukan usaha-usaha

merubah budaya agar supaya penerapan sistem otomasi perkantoran dapat

berjalan dengan baik. Perubahan budaya yang dimaksud perlu dilakukan melalui

kegiatan-kegiatan yang terencana secara sistematik.

3.2latihan pemecahan masalah sistem informasi.

Dalam usaha mendalami berbagai jenis sistem informasi yang telah diterangkan

sebelumnya maka berikut ini diberikan beberapa soal yang berguna untuk melatih

kemampuan awal dalam merancang dan menerpkan sistem informasi.

1. Soal sistem informasi manajemen

Soal ini ditunjukan untuk memberikan kemampuan untuk membedakan antara data

dan informasi.

Sebuah perusahaan memiliki 1000 orang pegawai. Direktur SDM perusahaan tersebut

sering kali membutuhkan informasi tentang sekelompok pegawai yang berguna untuk

mengambil kebijakan dibidang sumber daya manusia. Perusahaan tersebut telah

memiliki basis data pegawai yng berisi biodata pegawai. Data yang telah disimpan

pada basis data tersebut meliputi :

a. Nama pegawai

b. Nomor induk pegawai

Page 57: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

c. Alamat

d. Tanggal lahir

e. Terhitung mulai tanggal

f. Pendidikan

g. Pelatihan yang telah diikuti

h. Golongan/pangkat

i. Unit kerja

j. Status keluarga

k. Jumlah anak

l. Nilai kinerja

m. Nilai toefl

n. Pelanggaran disiplin

o. Penghargaan yang diterima

p. Golongan darah

Rumuskanlah empat buah informasi kepegawaian yang dapat diperoleh dari biodata

diatas serta rumuskan pula kebijakan kepegawaian yang dapat diambil berdasarkan

informasi tersebut. Rumusan ini hendaknya dapat dipaparkan dalam tabelsebagai

berikut :

Tabel 3.1Rumusan informasi dan kebijakan kepegawaian

NO INFORMASI CONTOH KEBIJAKAN

Page 58: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Soal sistem pendukung keputusan.

Soal ini ditujukan untuk melatih kemampuan merumuskan kebutuhan data dan model

keputusan.

Sebuah perusahaan memiliki 2000 orang pegawai. Direksi perusahaan tersebut

membutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantunya dalam

mengambil keputusan promosi jabatan. Direksi telah menunjuk sebuah tim konsultan

guna membangun sistem tersebut. Tim konsultan telah berhasil merancang proses

kebutuhan yang perlu dilakukan dalam promosi jabatan. Proses tersebut meliputi

tahap-tahp sebagai berikut :

a. Tahap identifikasi jabatan kosong.

Sebuah jabartan akan kosong bila :

i. Pemangku jabatan memasuki usia pension

ii. Masa jabata telah selesai

b. Tahap penentuan kandidat yang dapat dipromosikan pada jabatan kosong

Seorang pegawai dapat menjadi kandidat apabila memenuhi sarat sebagai berikut:

i. Berusia diatas 30 tahun.

ii. Telah bekerja minimal 5 tahun.

iii. Memiliki pendidikan yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Page 59: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

iv. Tidak memiliki catatan pelanggaran disiplin.

c. Tahap seleksi kandidat.

Seleksi kandidat didasarkan atas nilai dengan bobot masing-masing sebagai

berikut :

i. Nilai tes kompetensi yang bergerak dari 0 – 100 dengan bobot 0,5

ii. Nilai tes psikologi yang bergerak dari 0 -100 dengan bobot o,2

iii. Nilai kinerja yang bergerak dari 0 – 100 dengan bobot 0,3

Sistem pendukung keputusan harus dapat melakukan ketiga tahap diatas

serta memberikan informasi tentang jabatan kosong, nama-nama kandidat serta

urutan kandidat untuk setiap jabatan kosong berdasarkan ketiga nilai diatas dimana

urutan pertama adalah kandidat terbaik.

Guna membangun sistem pendukung keputusan diatas, rumuskanlah data yang

perlu disimpan dalam basis data serta rumuskan pula cara mengolah data yang

dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat model base.

Rumusan tersebut harus dipaparkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2Rumusan data dan model

NO DATA CARA PENGOLAHAN DATA

Page 60: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

3. Soal sistem pakar.

Sebuah perusahaan besar memiliki bisnis dibidang jasa perhotelan dan telah memiliki

citra yang cukup baik. Perusahaan tersebut memiliki lima buah hotel berbintang yang

berlokasi di lima ibu kota provinsi di Indonesia. Kelima hotel tersebut dikelola secara

mandiri dibawah seorang pimpinan general manajer. Pengelola hotel masing-masing

diberi kewenangan tertentu untuk memanaje operasi hotel, pemasaran hotel dan

keuangan hotel. Pengelolaan sumber daya manusia dikelola secara terpusat oleh

induk perusahaan. Perusahaan induk mengendalikan kegiatan hotel papa level

strstegis.

Direksi perusahaan induk sedang mempertimbangkan mengembangkan sistem pakar

dibidang keuangan yang dapat mengolah data keuangan terutama data neraca dan

data pernyataan laba rugi. Sistem pakar diharapkan dapat berfungsi untuk

Page 61: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

mengevaluasi kondisi keuangan setiap hotel serta memberikan rekomendasi tindakan

yang perlu dilakukan agar kondisi keuangan berada pada kondisi yang baik.

Mengingat bahwa pengembangan sistem pakar membutuhka biaya yang sangat mahal

direkdsi ingin mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari sistem tersebut.

Rumuskanlah empat buah manfaat pokok yang dapat diperoleh dari sistem pakar

diatas.

4. Soal sistem informasi eksekutif.

Sebuah perusahaan kontraktor besar memiliki lima kantor cabang pada lima Negara

yang berbeda. Setiap kantor cabang berfungsi untuk mencari dan memperoleh proyek

dan menyelesaikannya sesuai dengan konterk. Setiap cabang memiliki sejumlah

pegawai tetap yang dikelola secara terpusat dan memiliki sejumlah pegawai tidak

tetap terutama pegawai lapangan. Direksi perusahaan induk memiliki kewajiban

untuk mengelola dan mengendalikan seluruh kantor cabang agar dapat berkinerja

secara baik terutama dalam bidang keuangan, operasi, pemasaran dan sumber daya

manusia.

Mengingat jarak yang sangat jauh direksi perusahaan induk bermaksud akan

mengembangkan sistem informasi eksekutif yang dapat mendukung direksi dalam

melakukan kewajiban diatas. Sistem ini akan didukung oleh teknologi informasi dan

teknologi telekomunikasi yang tersedia. Rumuskanlah karakteristik dari sistem

informasi eksekutif yang harus dibangun meliputi :

a. Informasi strategis yang harus dihasilkan oleh sistem informasi eksekutif.

b. Konfigurasi global dari sistem tersebut

Page 62: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB IV

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang paling penting Dalam

informasi bisnis. mengingat bahwa banyak keputusan-keputusan manajerial yang harus didasarkan

kepada sistem ini Keputusan manajerial merupakan keputusan yang memberikan dampak yang penting

dalam pengembangan bisnis dan kelangsungan hidup bisnis. Oleh karena itu sebuah organisasi harus

dengan seksama merancang dan mengimplementasikan sistem ini. terdapat banyak definisi tentang

sistem informasi manajemen yang dapat ditemukan dari berbagai literatur :

1.

2.

3.

Berdasarkan kajian tentang definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi

manajemen merupakan sebuah sistem yang berfungsi mengolah data untuk menjadi informasi bagi para

manajer dalam mengambil keputusan yang terkait dengan proses manajemen

4.1 PENGERTIAN SISTEM

Dalam usaha memahami sistem informasi manajemen maka perlu dikenali makna dari kata

sistem, sistem adalah suatu kumpulan elemen baik elemen abstrak maupun elemen konkrit yang

memiliki ciri sebagai berikut :

1. Sistem memiliki tujuan tertentu yang dapat bersifat tujuan tunggal maupun tujuan ganda

Page 63: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Sistem memiliki elemen-elemen yang berinteraksi satu sama lainnya dalam usaha mencapai

tujuan.

Secara umum sistem memiliki dua elemen dasar yaitu :

1. Elemen organisasi yaitu elemen-elemen yang kondisinya tidak berubah dalam jangka waktu

yang lama. Misalnya bangunan, mesin, manusia dan sebagainya

2. Elemen bergerak : yaitu elemen yang dapat diubah dari waktu ke waktu. Misalnya : stock

barang, aliran barang informasi dan sebagainya

Elemen organisasi dan elemen bergerak dapat berhubungan satu dengan laninnya sehingga

berbentuk sebuah sistemSistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem mengingat bahwa

sistem ini memiliki elemen organiasi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan manusia ( brain

ware ). Sistem ini memiliki pula elemen bergerak berupa data dan informasi. kedua elemen diatas

saling berhubungan berbentuk sebuah sistem yang dapat dipaparkan dalam gambar berikut :

Gambar . 4.1 gambaran sistem

Data administrator useroperator

Perangkat lunakPerangkat keras

Sistem administrator programmer

Page 64: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Berdasrkan pemahaman sistem diatas maka sistem informasi manajemen harus memiliki sifat

keterpaduan baik secara fungsional maupun oprasional dari seluruh komponen-komponen diatas. Pola

pikir sistem ini perlu diterapkan baik dalam tahap perancangan sistem informasi maupun dalam tahap

implementasi maupun tahap pemeliharaan sistem.

4.2 Sistem informasi manajemen dan proses keputusan

Sistem informasi manajemen memiliki kaitan erat dengan proses keputusan. Suatu keputusan

dapat diambil secara baik dan tepat apabila didukung oleh sistem informasi yang relevan.

Uraian diatas didukung oleh suatu pemikiran bahwa keputusan yang tepat dapat dihasilkan bila dimiliki

3 aspek penting sebagai berikut :

1. Informasi yang akurat tepat waktu dan relevan.

a. Informasi akurat mengandung arti bahwa Informasi tidak banyak mengandung

kesalahan. Keputusan yang didasarkan kepada informasi yang salah akan menyebabkan

keputusan yang salah

b. Tepat waktu artinya informasi diberikan/disediakan secara lengkap pada waktu

keputusan akan diambil. Keterlambatan informasi dapat mendorong keterlambatan

keputusan.

c. Relevansi artinya Suatu informasi harus relevan dengan keputusan masalah yang akan

diambil. Informasi yang tidak relevan akan menyebabkan keputusan tidak dapat

dilakukan.

2. Toleransi terhadap resiko.

Suatu keputusan selalu mengundang resiko baik resiko dengan skala besar maupun resiko

dengan skala kecil. Contoh, keputusan suatu investasi baik berjangka panjang maupun pendek

Page 65: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

dapat memiliki resiko kegagalan berupa kerugian dan dapat pula menimbulkan keberhasilan

berupa keuntungan. Seorang pengambil keputusan tidak dibenarkan takut dengan resiko

sehingga tidak berani mengambil keputusan.

Manajer yang takut pada resiko keputusan tidak akan dapat mengembangkan organisasi yang

dipimpinnya. Akan tetapi seorang manajer tidak boleh mengambil keputusan secara nekad,

manajer harus mampu memperhitungkan resiko dari satu keputusan. Apabila manfaat yang

dapat diperoleh dari suatu keputusan lebih besar dari resiko maka keputusan dapat diambil.

sedangkan bila resiko suatu keputusan lebih besar dari manfaat yang diperoleh maka sebaiknya

keputusan ditunda dan dilakukan usaha-usaha untuk menekan resiko. Bila usaha tersebut

berhasil maka dapat diambil keputusan.

3. Teknik pengambilan keputusan.

Pada dasarnya terdapat dua teknik pengambilan keputusan yaitu :

a. Teknik pengambilan keputusan rasional yaitu teknik pengambilan keputusan yang bersifat

sitematik sering kali matematik. Pada jaman sekarang telah dikembangkan berbagai model

matematik yang dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan secara rasional.

b. Teknik pengambilan keputusan intuitive. Teknik ini merupakan teknik pengambilan

keputusan yang berdasarkan pada intuisi manajer. Dengan demikian kualitas keputusan

sangat ditentukan oleh ketajaman intuisi dari seorang manajer. Pada dasarnya intuisi

seorang dapat dibentuk melalui pengalaman.

Berdasarkan uraian diatas seorang manajer harus dapat menguasai kedua teknik

tersebut agar dapat mengambil keputusan yang berkualitas. Ketidak mampuan manajer dalam

menguasai teknik-teknik tersebut akan mendorong timbulnya keputusan yang salah, pada

Page 66: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

beberapa masalah keputusan manajer sering kali harus memadukan kedua teknik tersebut

dengan baik sehingga penguasaan kedua teknik diatas menjadi sangat penting.

Sistem informasi manajemen menyediakan informasi bagi para manajer agar dapat mengambil

keputusan yang berkualitas. Mengingat bahwa keputusan berkualitas membutuhkan informasi, toleransi

terhadap resiko dan kemampuan mengambil keputusan maka sistem informasi manajemen harus

berperan terutama dalam penyediaan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

4.3 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PROSES MANAJEMEN

Terdapat beberapa definisi manajemen yang dapat ditemukan dalam beberapa literature

diantaranya :

K O S O N G

Berdasarkan difinisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha untuk

mencapai tujuan dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan efektif.

Usaha mencapai tujuan pada dasarnya merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian (Shernom Horn 2000…).

Berkaitan dengan usaha mencapai tujuan di atas manajer memiliki peran utama sebagai berikut ( Stoner

19…)

1. Manajer berperan dalam hubungan interpersonal.

Manajer memiliki peran berhubungan dengan orang lain, baik dengan atasan, bawahan maupun

pihak luar.

Page 67: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Berkaitan dengan ini terdapat 3 sub peran yaitu:

a. Peran mewakili unit organisasi yang di pimpinnya.

Manajer harus berhubungan dengan orang lain mewakili unit yang di pimpinnya dan

berbicara atas nama unit tersebut.

b. Peran sebagai pimpinan.

Manajer harus memimpin bawahan, dengan demikian dia harus dapat memotivasi,

mengarahkan, memberikan inspirasi dan petunjuk ke bawahannya.

c. Berperan sebagai penghubung.

Manajer harus berperan menghubungkan unit yang di pimpinnya dengan unit lain yang

memiliki kaitan.

2. Manajer berperan dalam bidang informasi.

Manajer harus berperan dalam penyampaian informasi terhadap pihak – pihak lain yang

membutuhkan. terdapat 3 sub peran beerkaitan dengan hal ini yaitu sebagai berikut :

a. Peran dalam monitoring.

Manajer harus melakukan monitoring terhadap pekerjaan bawahan serta

memimpin pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan hasil

monitoring.

b. Peran dalam penyampaian informasi.

Manajer berperan dalam menyampaikan informasi tentang kegiatan – kegiatan

dari unit yang di pimpinnya kepada pihak – pihak lain yang membutuhkan.

d. Berperan sebagai juru bicara.

Page 68: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Manajer harus berperan menyampaikan kebijakan dan keputusan perusahaan kepada

bawahan sehingga dapat dimengerti oleh bawahan. Disamping itu manajer harus

menyampaikan pula aspirasi atau masukan dari bawahan kepada pimpinan perusahaan.

3. Manager berperan sebagai pengambil keputusan.

Manager harus berperan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan-

kegiatan unit yang di pimpinnya sesuai dengan kewenangannya. Berkaitan dengan ini terdapat

empat sub peran sebagai berikut:

a. Peran sebagai agen perubahan.

Manager harus dapat memutuskan perubahan – perubahan yang perlu di

lakukan dalam unit yang di pimpinnya dengan selalu memperhatikan peluang

yang ada dan kemampuan yang dimiliki.

Perubahan yang di maksud adalah perubahan yang menuju kepada perbaikan

dan kemajuan.

b. Peran dalam bidang alokasi sumber daya.

Seorang manajer harus memutuskan alokasi sumber daya yang dibutuhkan

dalam melaksanakan suatu kegiatan. Keputusan ini harus di dasarkan pada

pertimbangan efesiensi dan efektifitas agar tercapai optimalisasi penggunaan

sumber daya.

c. Peran dalam mengatasi gangguan terhadap pekerjaan .

Manajer harus mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan untuk

mengatasi gangguan maupun penyimpangan dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan. Keputusan ini di ambil agar supaya tujuan organisasi dapat di capai.

d. Peran dalam bidang negosiasi

Page 69: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Manajer harus melakukan negosiasi dengan pihak lain misal dalam alokasi dana

dan sumber daya ataupun dalam penentuan target. Dalam negosiasi tersebut

perlu diambil keputusan bersama yang dapat dijadikan acuan dalam

melaksanakan pekerjaan.

Dari ke tiga peran di atas , peran sebagai pengambil kepututsan merupakan peran paling penting

dalam proses manajemen. Hal ini mengandung arti bahwa dalam melakukan proses manajemen perlu

diambil keputusan secara tepat dan baik.

Seperti telah diuraikan sebelumnya suatu keputusan akan berkualitas bila didasarkan pada

informasi yang relevan akurat dan tepat waktu. informasi tersebut dihasilkan oleh suatu sistem

informasi manajemen. Dengan demikian maka sistem informasi manajemen memiliki hubungan yang

erat dengan proses pengambilan keputusan dan proses manajemen. Hubungan tersebut di paparkan

dalam gambar …1 di bawah ini

MANAJER SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN

KEPUTUSAN PROSES MANAJEMEN TUJUAN

INFORMASI + MODEL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Page 70: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Gambar 4.1Hubungan sistem informasi manajemen, keputusan & proses manajemen

Gambar diatas menunjukan bahwa manajer sebagai pengambilan keputusan harus dapat

mengambil keputusan. agar supaya proses manajemen dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan

dapat dicapai. Keputusan harus berdasarkan pada informasi yang akurat relevan dan tepat waktu serta

dilakukan dengan teknik cara yang tepat. Hal tersebut dapat mendorong keputusan berkualitas. Sistem

informasi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh para manajer sehingga dapat

mengambil keputusan dibidang manajer yang berkualitas.

4.4 INFORMASI YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Didalam praktek sering terjadi informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi

manajemen tidak digunakan dalam proses pengambilan keputusan. sehingga terjadi usaha pembuatan

informasi yang tidak berguna, atau dalam kata lain invisiensi dalam sistem informasi. Kondisi ini dapat

dihindarkan apabila sistem informasi manajemen dirancang untuk menghasilkan informasi yang sesuai

dengan kebutuhan suatu proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka perlu dikaji dengan

seksama bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan serta informasi yang dibutuhkan.

Terdapat banyak pemikiran tentang proses pengambilan keputusan, diantaranya proses

pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Herbert Simon (Davis 1985) sebagai berikut :

1. Intelegence Yaitu menemukan masalah. hal ini biasanya dilakukan dengan membandingkan

kondisi yang ingin dicapai dengan kondisi yang telah dicapai.

Page 71: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Design Yaitu proses merancang alternatif solusi. Langkah ini biasanyan dilakukan dengan

mengetahui penyebab masalah dan mencari informasi tentang bantuan yang dapat diperoleh

untuk memecahkan masalah

3. Memilih solusi yang tebaik. Hal ini dilakukan dengan cara menilai setiap alternatif solusi

berdasarkan kriteria yang telah dikembangkan sebelumnya.

4. Penerapan solusi terbaik. Setelah diperoleh solusi terbaik maka dilakukan penerapan solusi

tersebut.

Keempat tahap diatas dapat berjalan dengan baik bila didukdung oleh informasi yang relevan

dengan tahap tersebut. Hal ini dipaparkan dalam gambar berikut :

Gambar 4.2

Sistem informasi manajemenDan tahap-tahap keputusan

Gambar diatas menunjukan bahwa supaya informasi dapat digunakan dalam proses keputusan

maka perlu diketahui kebutuhan informasi dari setiap tahap pengambilan keputusan. berikut ini

diberikan ilustrasi tentang penentuan informasi bagi setiap tahap keputusan. Ilustrasi ini

SIM

INFORMASI

INTELEGENCE

DESIGN

PEMILIHAN

PENERAPAN

Page 72: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

menggambarkan bagaimana seorang ayah yang menginginkan seorang anaknya mecapai ranking terbaik

di kelasnya, dan dia harus mengambil keputusan dan tindakan agar keinginan tersebut dapat dicapai.

Dalam upaya merumuskan keputusan dan tidakannya ayah tersebut membutuhkan informasi yang

relevan.

Tabel 4.1

Ilustrasi Identifikasi kebutuhan informasi

Berdasrkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa informasi yang dibutuhkan pada setiap

tahap adalah sebagai berikut :

1. Pada tahap intelegence ayah tersebut membutuhkan informasi

tentang nilai-nilai yang diraih oleh anaknya untuk setiap mata

pelajaran.

Page 73: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Pada tahap design ayah tersebut harus bertanya kepada guru, wali

kelas dan teman-teman anaknya serta anaknya sendiri untuk

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan raihan nilai yang jelek.

Disamping itu ayah tersebut perlu pula mencari informasi dari

berbagai sumber baik guru, orang tua murid, media cetak maupun

teman-temannya tentang bantuan yang dapat diperoeh untuk

mengatasi masalah kemajuan belajar anaknya. Berdasarkan

informasi diatas ayah tersebut dapat menemukan tiga alternatif

solusi yaitu menggunakan jasa les privat, memasukkan anak yang

bersangkutan pada bimbingan belajar dan menangani sendiri

dirumah.

3. Pada Tahap pemilihan alternatif, perlu ditentukan terlebih dahulu

criteria yang akan digunakan untuk memilih alternatif. Apabila ayah

tersebut menggunakan kriteria biaya dan effektivitas guna memilih

satu dari tiga alternatif diatas maka ayah tersebut membutuhkan

informasi tentang biaya yang dibutuhkan oleh setiap alternatif dan

besarnya effektivitas yang dapt diperoleh dari setiap alternatif.

4. Pada tahap penerapan solusi, alternatif yan telah dipilih pada tahap

pemilihan alternatif diterapkan an dievaluasi. Apabila ayah diatas

memilih alternatif bimbingan belajar maka ayah tersebut akan

membawa anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar, dan

selanjutnya ayah tersebut mengevaluasi sejauhmana effektivitas

dari bimbingan belajar. Informasi yang dibutuhkan ayah tersebut

adalah informasi yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi

Page 74: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

diantaranya informasi tentang pelaksanaan proses belajar

mengajar, dan informasi tentang nilai-nilai ulangan / tes / ujian yang

diperoleh oleh anak tersebut.

4.5 karakteristik informasi menurut tingkat manajemen.

Setiap organisasi memiliki tingkat manajemen yang berbeda, dan setiap tingkat manajemen

memiliki fungsi yang berbeda. Tinkat manajemen tersebut mamiliki kaitan satu dengan yang lainnya dan

apabila dapat diwujudkan keterpaduan antara tingkat manajemen tersebut maka tujuan organisasi

dapat dicapai secara evektif. Terdapat tiga tingkatan manajemen dalam organisasi ( shernom horn, 2000

) sebagai berikut :

1. Tingkat manajemen puncak

Tingkat manajemen ini meliputi para pimpinan tertinggi dalam organisasi. Tingkatan ini

umumnya terdiri para direksi, general manajer, kepala divisi dan sebagainya. Tingkatan

manajemen ini merupakan pengendali dari semua kegiatan organisasi, fungsi utama dari

tingkatan manajemen ini adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi

b. Menetapkan tujuan organisasi, strategi organisasi serta kebijakan organisasi

secara menyeluruh

c. Memberikan pengarahan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan organisasi

agar tujuan dapat dicapai secara efektif.

2. Tingkat manajemen Madya

Tingkat manajemen ini meliputi para pimpina menengah yang pada umumnya meliputi para

kepala departemen, para manajer kepala departemen dan sebaginya. Tingkat manajemen ini

Page 75: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

harus menjadi perantara antara tingkat manajemen puncak dengan tingjat manajemen lini

pertama. Fungsi ini sangat penting karena keputusan dan kebijakan yang diambil oleh tingkat

manajemen puncak harus dijabarkan oleh tingkat manajemen madya menjadi rencana atau

langkah-langkah yang bersifat oprasional. Fungsi dari tingkat manajemen ini adalah sebagai

berikut :

a. Menjabarkan rencana strategi dan kebijakan organisasi menjadi rencana aksi

b. Menyiapkan sumber daya untuk melaksanakan rencana aksi tersebut

c. Mengkoordinasikan unity-unit organisasi yang saling terkait dalam melaksanakan rencana

aksi.

d. Melakukan pengendalian terhadap rencana aksi

3. Tingkat manajemen lini pertama

Tingkat manajemen ini merupakan tingkat manajemen yang terendah. Level ini meliputi kepala

seksi, supervisor dan sebaginya. Tingkat manajemen ini membawahi langsung para pelaksana.

Fungsi dari tingkat manajemen ini adalah sebagai berikut :

a. Memimpin pelaksanaan rencana aksi

b. Memimpin dan mengawasi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya

c. Mengarahkan dan membantu para pelaksana dalam memecahkan masalah yang muncul

dalam pekerjaannya.

Dalam melakasanakan fungsi diatas para manajer pada setiap level harus memiliki keterampilan

manajerial agar dapat melaksanakan fungsi-fungsi diatas dengan baik. Terdapat tiga keterampilan

manajerial ( stoner. …. ) sebagai berikut :

Page 76: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

1. Keterampilan teknis, yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan teknis, metoda atau

prosedur dalam melaksanakan suatu pekerjaan, misalnya seorang akuntan menggunakan

teknik-teknik rasio keuangan dalam melakukan analisis keuangan sebuah peruasahaan.

2. Keterampilan konseptual, yaitu keterampilan memandang suatu pekerjaan atau masalah

sebagai suatu sistem yang terpadu sehingga mampu mengantisipasi dampak dari masalah yang

terjadi pada suatu unit terhadap unit yang lain, misalnya seorang manajer dapat mengantisipasi

dampak dari kenaikan harga barang atau kelangkaan barang terhadap proses produksi,

marketing dan keuangan. Keterampilan ini sangat penting bagi manajer karena manajer mampu

mengambil keputusan dengan mempertimbamgkan berbagai aspek secara terpadu.

3. Keterampilan menangani manusia, yaitu keterampilan berhubungan dengan orang lain baik

sebagai atasan, bawahan, maupun rekan kerja, misalnya seorang manajer harus mampu

berkomunikasi dengan atasan, mengarahkan dan memotivasi bawahan serta bekerja sama

dengan manajer sebagai rekan kerjanya.

Perbedaan fungsi-fungsi manajer yang telah diuraikan diatas memberi dampak kepada komposisi

keterampilan manjerial yang dibutuhkan oleh setiap tingkat menejemen yang berbeda. Tingkat

manajemen puncak pada umumnya membutuhkan keterampilan konseptual yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat manajemen lainnya. Tingkat manajemen ini membutuhkan keterampilan

teknis yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat manajemen dibawahnya. Sebaliknnya tingkat

manajemen lini pertama mambutuhkan keterampilan teknis yang lebih tinggi daripada tingkat

diatasnya. Sebaliknya tingkat manajemen ini membutuhkan keterampilan konseptual yang lebih rendah

dibandingkan dengan tingkat manajemen diatasnya.

Komposisi keterampilan manajerial yang dibutuhkan oleh setiap tingkat manajemen diperlihatkan

dalam gambar berikut ini ( stoner …. )

Page 77: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

MANAJEMEN PUNCAK MANAJEMEN MADYA MANAJEMEN LINI PERTAMA

GAMBAR 4.3

Ketrampilan manajerial pada setiap tingkat manajemen

Perbedaan fungsi dari ketiga funsgi diatas membawa pengaruh pula terhadap masalah

keputusan manajerial yang dihadapi. Pimpinan puncak harus dapat mengkaji masalah yang dihadapinya

secara komrehensif dan memiliki pandangan yang luas serta berjangka panjang. Hal ini perlu

diperhatikan mengingat bahwa keputusan manajemen puncak memiliki dampak yang luas, menyeluruh

dan berjangka panjang. Masalah keputusan yang dihadapi pada umumnya bersifat insidentil dan terjadi

dengan tingkat frekwensi yang rendah. Masalah keputusan pada tingkat ini disebut dengan masalah

keputusan strategis.

Keputusan strategis ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. masalah keputusan yang jarang dihadapi

2. sulit dirumuskan algoritma pemecahan masalah

disamping keputusan strategis terdapat pula keputusan oprasional yang memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1. Masalah keputusan merupakan masalah yang sering dihadapai.

2. Algoritma pengambilan keputusan dapat dirumuskan dengan jelas.

KETRAMPILAN KONSEPTUAL

KETERAMPILAN MANUSIA

KETRAMPILAN TEKNIS

KETERAMPILAN MANUSIA

KETRAMPILAN KONSEPTUAL

KETRAMPILAN TEKNIS

KETRAMPILAN KONSEPTUAL

KETERAMPILAN MANUSIA

KETRAMPILAN TEKNIS

Page 78: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Perbedaan fungsi, dan keterampilan manajerial diatas menyebabkan terjadinya perbedaan

komposisi masalah keputusan yang dihadapi oleh pera manajer. Tingkat manajemen puncak pada

umumnya mengahadapi masalah keputusan strategis lebih banyak dari pada masalah keputusan

oprasional. sebaliknya tingkat manajemen lini pertama menghadapi masalah keputusan oprasional jauh

lebih banyak daripada masalah keputusan strategis. Gambar dibawah ini memperlihatkan komposisi

masalah keputusan bagi setiap tingkat manajemen.

Manajemen puncak Manajemen madya manajemen lini pertama

Gambar 4.4

Komposisi masalah keputusan bagi setiap tingkat manajemen

uraian diatas menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan dari setiap tingkat manajemen

ditinjau dari sudut fungsi, kemampuan manajerial dan masalah keputusan yang dihadapi. Perbedaan

diatas memberikan dampak terhadap karakteristik informasi yang dibutuhkan. Hal ini mengandung arti

bahwa suatu tingkat manajemen membutuhkan informasi yang berbeda karakteristiknya dibandingkan

dengan tingkat manajemen yang lain.

Karakteristik informasi yang dibutuhkan meliputi aspek berikut ini :

1. bidang yang dijelaskan

KEPUTUSAN STRATEGIS

KEPUTUSAN OPRASIONAL

KEPUTUSAN STRATEGIS

KEPUTUSAN OPRASIONAL

KEPUTUSAN STRATEGIS

KEPUTUSAN OPRASIONAL

Page 79: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

informasi dapat menjelaskan bidang masalah yang spesifik dan sempit, informasi dapat pula

menjelaskan bidang masalah yang luas serta menyeluruh meliputi seluruh aspek dalam

organisasi. Informasi tentang pemeliharaan mesin yang berisi tentang tanggal pelaksanaan

pemeliharaan mesin, kegiatan yang dilakukan, serta sparepart yang digunakan merupakan

contoh informasi dengan bidang masalah yang spesifik dan sempit. Sedangkan informasi neraca

pada akhir tahun merupakan contoh informasi dengan bidang masalah yang luas dan

menyeluruh.

2. Tingkat kesalahan yang dimiliki.

Informasi dapat memiliki tingkat kesalahan yang kecil dapat pula memiliki tingkat kesalahan

yang besar. Informasi tentang pengeluaran uang yang ditulis dengan bilangan dua digit

dibelakang koma merupakan informasi dengan tingkat kesalahan yang rendah, sedangkan

informasi pengeluaran uang yang ditulis dengan bilangan ribuan merupakan informasi dengan

tingkat kesalahan tertentu.

3. Periode yang dijelaskan.

Informasi dapat menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu dan informasi dapat

pula menjelaskan perkiraan-perkiraan pada masa mendatang. Informasi tentang volume

penjualan yang terjadi pada tahun lalu merupakan informasi yang menjelaskan kejadian masa

lalu. Sedangkan ramalan penjualan merupakan informasi tentang periode masa mendatang.

4. Umur informasi

Umur informasi adalah selang waktu antara timbulnya suatu kejadian dengan diterimanya

informasi tentang kejadian tersebut oleh pengguna. Laporan harian tentang absensi pegawai

yang diterima oleh kepala seksi merupakan informasi dengan umur pendek. Sedangkan laporan

volume penjualan yang terjadi dalam satu tahun diterima oleh komisaris perusahaan merupakan

informasi dengan umur panjang.

Page 80: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

5. Kerincian informasi

Informasi dapat bersifat rinci dapat pula bersifat global. Informasi tentang transaksi penjualan

pada sebuah supermarket merupakan informasi rinci, sedangkan laporan laba rugi dari

supermarket tersebut merupakan informasi global.

Ketiga tingkat manajemen diatas membutuhkan informasi dengan karakteristik berbeda.

Gambar-gambar berikut ini menjelaskan perbedaan tersebut.

Bila ditinjau dari sudut bidang yang dijelaskan tingkat menejemen lini pertama lebih banyak

membutuhkan informasi dengan bidang masalah yang sempit, sedangkan tingkat manajemen puncak

lebih membutuhkan informasi dengan bidang masalah yang luas. Gambar berikut ini memperlihatkan

karaktristik tersebut

Manajemen puncak manajemen madya manajemen lini pertama

Gambar 4.5Komposisi informasi yang berkaitan dengan bidang masalah

Bila ditinjau dari tingkat kesalahan yang dimiliki, tingkat manajemen lini pertama sangat

membutuhkan informasi dengan tingkat kesalahan yang kecil sedangkan tingkat manajemen puncak

mentolelir informasi dengan kesalahan tertentu. Gambar berikut menjelaskan karakteristik tersebut.

INFORMASI DGN BIDANG YG LUAS

INFORMASI DGN BIDANG SEMPIT

INFORMASI DGN BIDANG YG LUAS

INFORMASI DGN BIDANG SEMPIT

INFORMASI DGN BIDANG YG LUAS

INFORMASI DGN BIDANG SEMPIT

INFORMASI DGN KESALAHAN TERTENTU

INFORMASI DGN KESALAHAN TERTENTU

INFORMASI DGN KESALAHAN TERTENTU

INFORMASI DGN KESALAHAN KECIL

Page 81: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Manajemen puncak Manajemen madya Manajemen lini pertama

Gambar 4.6

Komposisi informasi menurut tingkat kesalahan

Bila ditinjau dari sudut periode yang dijelaskan tingkat manajemen lini pertama lebih banyak

membutuhkan informasi yang menjelaskan tentang kejadian-kejadian yang terjadi dimasa lalu.

Sedangkan tingkat manajemen puncak lebih banyak membutuhkan informasi yang menjelaskan

perkiraan-perkiraan masa mendatang. Gambar berikut menjelaskan komposisi informasi dengan

karakteristik diatas yang dibutuhkan oleh tingkat manajemen yang berbeda.

Manajemen puncak Manajemen madya Manajemen lini pertama

Gambar 4.7

Komposisi informasi menurut periode yang dijelaskan

Bila ditinjau dari sudut umur informasi, tingkat manajemen lini pertama lebih banyak

membutuhkan informasi yang berumur pendek sedangkan tingkat manajemen puncak lebih banyak

membutuhkan informasi dengan umur panjang. Komposisi dari informasi dengan karakteristik diatas

berdasarkan tingkat manajemen dapat diperlihatkan dalam gambar berikut ini

INFORMASI DGN KESALAHAN KECIL

INFORMASI DGN KESALAHAN KECIL

INFORMASI DGN KESALAHAN KECIL

INFORMASI TENTANG PERKIRAAN MASA

MENDATANG

INFORMASI TENTANG MASA LALU

INFORMASI TENTANG PERKIRAAN MASA

MENDATANG

INFORMASI TENTANG MASA LALU

INFORMASI TENTANG PERKIRAAN MASA MENDATANG

INFORMASI TENTANG MASA LALU

Page 82: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Manajemen puncak Manajemen madya Manajemen lini pertama

Gambar 4.8Komposisi informasi menurut umur

Bila ditinjau dari sudut keterincian informasi maka tingkat manajemen lini pertama lebih banyak

membuthkan informasi yang rinci, sedangkan tingkat manajemen puncak lebih banyak membutuhkan

informasi yang bersifat agregat. Komposisi pada informasi berdasarkan karakteristik diatas yang

dibutuhkan oleh tingkat manajemen yang berbeda diperlihatkan dalam gambar berikut ini.

Manajemen puncak Manajemen madya Manajemen lini pertama

Gambar 4.9Komposisi informasi menurut keterincian

4.6 komponen-komponen sistem informasi manajemen

INFORMASI DGN UMUR PANJANG

INFORMASI DGN UMUR PENDEK

INFORMASI DGN UMUR PANJANG

INFORMASI DGN UMUR PENDEK

INFORMASI DGN UMUR PANJANG

INFORMASI DGN UMUR PENDEK

INFORMASI AGREGAT

INFORMASI RINCI

INFORMASI AGREGAT

INFORMASI RINCI

INFORMASI AGREGAT

INFORMASI RINCI

Page 83: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada dasarnya terdapat 7 (tujuh ) komponen pokok dalam sistem informasi manajemen yaitu

sebagai berikut :

1. Komponen manusia, yang terdiri dari pengguna, operator, sistem analis, pengelola data,

programmer.

2. Komponen basis data, yang berfungsi menyimpan data dengan suatu tatanan tertentu sehingga

data mudah disimpan dan ditemukan kembali.

3. Komponen perangkat lunak, yang berfungsi mengolah data yang ada dalam basis data menjadi

informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Terdapat dua macam perangkat lunak pokok yang

dibutuhkan yaitu :

a. Perangkat lunak yang dapat mengolah data menjadi informasi/laporan yang dibutuhkan

secara periodik

b. Perangkat lunak yang dapat mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna secara insidentil sesuai dengan kebutuhan.

4. Sumber data,yaitu sumber dimana data berasal dikumpulkan dan dikirimksn ke basis data.

Pengiriman data dapat dilakukan secara offline maupun online.

5. Komponen perangkat keras yaituperangkat komputer. Perangkat media penyimpanan data,

perangkat komunikasi dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan.

6. Prosedur dan manual yaitu berupa berbagai prosedur dan manual yang dibutuhkan agar sistem

informasi manajemen dapat beroperasi dengan baik. Beberapa prosedur dan manual yang

dibutuhkan diantaranya : prosedur pengambilan data, prosedur pemasukan data manual,

pengoperasian sistem informasi manajemen.

7. Sistem pengolahan basis data yang merupakan perangkat lunak yang dapat berfungsi sebagai

berikut :

Page 84: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

a. Melindungi basis data dari kerusakan dan dari pihak-pihak yang tidak berwenang untuk

menggunakan basis data

b. Memberikan fasilitas untuk menggunakan data dalam basis data secara tepat

c. Memelihara basis data agar selalu mengandung data yang sesuai dengan kondisi

sebenarnya. Fungsi-fungsi pemeliharaan basis data meliputu diantaranya funsi pemasukan

data, funsi perbaikan data, fungsi penghapusan data dan sebagainya.

Komponen-komponen diatas pada dasarnya saling berhubungan satu sama lainnya membentuk

suatu sistem. Hubungan antara komponen-komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.10Hubungan antara komponen-komponen sistem informasi manajemen

` PROSEDUR DAN MANUAL

KOMPONEN MANUSIA

KOMPONEN PERANGKAT LUNAK

KOMPONEN PERANGKAT KERAS

SUMBER DATA

SISTEM PENGOLAHAN BASIS DATA

BASIS DATA

Page 85: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB 5.

Pendekatan Sistem

Konsep Sistem

Konsep sistem merupakan dasar dari pengembangan sistem informasi dan teknologi, oleh karena itu konsep-konsep sistem yang umum akan dipelajari di bab ini. Menurut O'brien dan Marakas, konsep sistem membantu kita untuk memahami teknologi, aplikasi, pengembangan dan manajemen pada perusahaan.

Teknologi, berupa rangkaian sistem pengolahan informasi yang menggunakan berbagai perangkas keras komputer, perangkat lunak, data dan juga berbagai teknologi komunikasi.

Aplikasi, penggunakan berbagai aplikasi elektronik yang dilakukan untuk menghubungkan berbagai sistem informasi perusahaan-perusahaan sehingga sistem informasi tersebut dapat terhubung satu dengan lainnya.

Pengembangan, berbagai metode untuk mengintegrasikan teknologi informasi kedalam bisnis mulai dari perencanaan hingga implementasinya.

Manajemen, pengelolaan berbagai teknologi informasi untuk peningkatan business value dan juga keamanan dari sistem informasi perusahaan.

Istilah sistem sering kali digunakan sehari-hari bahkan kita pun sebenarnya termasuk kedalam sistem misalkan mahasiswa yang merupakan bagian dari sistem pendidikan. Namun apa itu sistem?

Sistem menurut O'brien dan Marakas adalah serangkaian komponen (subsistem) yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama dengan mengubah input menjadi output melalui proses yang terorganisir, dimana komponen-komponen yang saling berhubungan tersebut memiliki batasan yang jelas.

Sistem dapat diamati dalam aktifitas kita sehari-hari seperti sistem pendidikan yang telah disebutkan sebelumnya dimana memiliki komponen-komponen seperti mahasiswa, dosen, dan universitas dimana masing-masing komponen tersebut saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama serta terjadi berebagai proses transformasi dari input menjadi output. Sistem juga dapat diamati di alam seperti sistem tata surya, ekosistem laut, sistem penceranaan dalam tubuh kita dan sebagainya.

Page 86: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Dalam sebuah perusahaan, masing-masing fungsi bisnis dapat dilihat sebagai suatu sistem dimana terdiri dari banyak subsistem. Seorang manajer harus dapat melihat perusahaannya sebagai rangkaian dari subsistem yang saling berinteraksi pada unit bisnis yang ia kelola, dimana didalamnya terdapat aliran informasi yang mengalir, juga terdapat hubungan atasan dan bawahan, dan berbagai aktifitas-aktifitas input proses dan output yang terjadi didalamnya. Pemecahan masalah dengan pendekatan sistem dapat dilakukan jika manajer telah mampu melihat perusahaannya sebagai sebuah sistem dan bagaimana subsistem-subsistem didalam saling berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan.

Menurut McLeod, pendekatan sistem memiliki tiga tahapan utama yang pada masing-masing tahapan tersebut memiliki langkah-langkah. Tiga tahapan tersebut adalah tahap persiapan, tahap definisi dan tahap solusi.

Tahap Persiapan

Tahap pertama dalam pendekatan sistem yaitu tahap persiapan, pada tahap ini perusahaan harus dilihat sebagai suatu sistem, lingkungan sistem perusahaan harus dipelajari dan identifikasi subsistem-subsistem yang ada dalam perusahaan.

Perusahaan sebagai sistem. Seorang manajer yang ingin memecahkan masalah menggunakan pendekatan sistem harus dapat melihat perusahaannya sebagai sebuah sistem. Sebuah model dapat dibangun untuk memudahkan pengamatan.

Mempelajari lingkungan perusahaan. Suatu perusahaan atau organisasi berinteraksi dengan lingkungannya seperti pemerintah, pesaing, konsumen dan sebagainya. Unsur-unsur lingkungan tersebut perlu dipelajari sehingga posisi perusahaan dalam lingkungannya dapat diketahui.

Identifikasi subsistem perusahaan. Manajer perlu mengidentifikasi subsistem yang ada dalam perusahaannya, umumnya yang termudah adalah dengan melihat fungsi-fungis bisnis sebagai sebuah sistem yang terpisah sehingga subsistem-subsistem dapat teridentifikasi.

Tahap I: Persiapan

Page 87: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Tahap Definisi

Tahap selanjutnya dalam pendekatan sistem adalah tahap definisi diaman pada tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem dan analisis bagian-bagian sistem dalam urutan tertentu.

Langkah pertama merupakan analisis top-down dimana manajer akan melihat dahulu pada sistem yang menjadi tanggung jawabnya kemudian dilanjutkan dengan analisis dari atas ke bawah secara hierarki. Tujuannya adalah mencari pada tingkat mana penyebab terjadinya masalah muncul.

Langkah berikutnya pada tahap kedua ini menurut McLeod adalah menganalisis bagian-bagian sistem dalam sebuah urutan tertentu. Urutannya adalah evalusi standar, membandingkan output terhadap standar, mengevaluasi manajemen, evaluasi proses informasi, evaluasi input dan sumberdaya input, evaluasi proses, dan evaluasi output.

Tahap II: Definisi

1. Evaluasi Standar.

Standar-standar yang ada dalam sebuah perusahaan dievaluasi apakah standar tersebut dapat dicapai, realitas, terukur, dan apakah standar tersebut dapat mengukur kinerja sistem yang baik. Standar kinerja bagi suatu sistem dapat berupa rencana, anggaran, kuota dan lain-lain.

2. Membandingkan Output Terhadap Standar.

Langkah berikutnya adalah membandingkan output yang diperoleh dengan standar yang ada, jika ouput dapat memenuhi standar maka manajer dapat mengevaluasi ulang standar yang telah ada namun jika sistem tidak memenuhi standar maka manajer harus dapat mengidentifikasi penyebabnya.

Page 88: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

3. Mengevaluasi Manajemen

Evaluasi manajemen dapat dilakukan dengan melihat apakah manajemen telah sesuai kuantitas dan kualitas yang diharapkan, jumlah manajer yang tersedia, keahlian dan kemampuan manajer-manajer, dan sebagainya yang berkaitan dengan manajemen.

4. Evaluasi Proses Informasi

Jika terdapat kesulitan dalam memperoleh informasi maka perlu dirancang dan diimplementasikan sistem informasi yang memadai dan sesuai kebutuhan.

5. Evaluasi Input dan Sumberdaya Input.

Evaluasi dilakukan pada sistem fisik pada bagian input sebuah sistem seperti dok penerima, gudang, kontrol kualias, dan sebagainya.

6. Evaluasi Proses

Melakukan evaluasi terhadap proses transformasi dari input menjadi output dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses. Upaya yang dapat dilakukan adalah misalkan dengan penggunaan perangkat komputer, robot, dan sebagainya.

7. Evaluasi Output.

Mengevaluasi berbagai sarana fisik sistem yang digunakan untuk output seperti gudang barang jadi, personel, mesin-mesin pengiriman, armada truk dan sebagainya.

Tujuh langkah diatas adalah upaya manajer dalam menganalisis bagian-bagian sistem dimulai dari sistem konseptual hingga sistem fisik. Diharapkan manajer dapat menemukan dimana letak permasalahan sehingga masalah dapat dipecahkan.

Tahap Solusi.

Terdapat lima langkah dalam tahap solusi yaitu identifikasi solusi alternatif, evaluasi solusi alternatif, memilih solusi terbaik, implementasi, dan tindaklanjut solusi.

1. Identifikasi Solusi Alternatif

Berbagai alternatif solusi dibangun untuk memecahkan masalah yang telah didefiniskan pada tahap definisi sebelumnya.

2. Evaluasi Solusi Alternatif.

Alternatif-alternatif yang telah dibangun kemudian dievaluasi menggunakan kriteria yang sama untuk tiap alternatif sehingga dapat diperoleh sejauh mana sebuah alternatif dapat memecahkan

Page 89: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

permasalahan yang ada. Evaluasi dari alternatif alternatif yang ada dapat dilihat dengan menganalisis keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif.

3. Memilih Solusi Terbaik.

Menurut Henry Mintzberg, untuk memilih solusi terbaik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

Analisis, secara sistematis melakukan evalusi terhadap alternatif solusi dengan mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang dapat timbul dari tiap solusi dan hubungannya dengan tujuan dari organisasi, misalkan dengan memberikan penjelasan keuntungan dan kerugian penerapan solusi.

Pertimbangan (judgment). Menggunakan pertimbangan dari manajer berdasarkan intuisi dan pengalamannya.

Negoisasi. Menggunakan proses negoisasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk memilih alternatif solusi.

4. Implementasi.

Penerapan dari solusi yang dianggap terbaik

5. Tindaklanjut Solusi

Setelah implementasi, manajer dan pihak-pihak yang terkait hendaknya melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa solusi yang telah diimplementasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Proses pendekatan sistem dapat diulang-ulang untuk mengidentifikasi kembali masalah dan mencari solusi terhadap masalah yang muncul.

Tahap Solusi

Page 90: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management

Information system development saat ini tidak hanya seputar penulisan program atau kode-kode syntax untuk menyelesaikan masalah akan tetapi telah meluas dan menjadi kompleks sehingga dibutuhkan pula berbagai kelompok kerja atau team seperti arsitek sistem, analisis

Page 91: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

sistem, programer, tester dan user. Team-team tersebut harus dapat bekerja sama sehingga sistem informasi yang diinginkan dapat tercapai.

Berbagai metoda untuk mengelola berbagai kebutuhan dalam pengembangan sistem informasi dikembangkan diantaranya yaitu: Waterfall, Prototyping, Rapid Application Development, dan Phase Development. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, developer sistem informasi hendaknya dapat memilih mana metode yang paling sesuai pada saat akan mengembangkan sistem informasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti sumberdaya yang dimilikinya, besar skala sistem informasi yang akan dikembangkan, kemampuan perusahaan dan sebagainya.

Waterfall.

Metode waterfall atau air terjun terkadang disebut juga metode System Development Life Cycle tradisional. Seperti namanya yaitu air terjun yang turun dari atas ke bawah, metode ini terdiri dari tahapan-tahapan (sequences) pengerjaan dimana output bagi tahap sebelumnya akan menjadi input bagi tahap selanjutnya sehingga jika pekerjaan pada satu tahap harus selesai lebih dahulu sebelum tahap selanjutnya dimulai.

Tahapan pada metode waterfall ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Analisis.

Pada tahap ini merupakan tahap terpenting yaitu melakukan analisis awal dengan memahami berbagai kebutuhan pengguna sistem informasi yang akan dikembangkan, selain itu berbagai alternatif solusi diajukan untuk memecahkan masalah juga kelebihan dan keuntungan dari berbagai alternatif solusi yang diajukan. Analisis dilakukan juga terhadap fungsi-fungsi yang ingin dicapai, performansi dari sistem informasi yang ingin dicapai, integrasi dengan lingkungan. Hasil tahap ini adalah spesifikasi formal secara garis besar yang selanjutnya digunakan pada tahap berikutnya.

2. Tahap Desain.

Menjelaskan berbagai fitur dan proses operasi dari aplikasi yang diingikan kedalam bentuk yang lebih detail termasuk mengenai layout dari tampilan, berbagai aturan, process diagram, dan dokumentasi lainnya.

3. Tahap Impelementasi

Pengerjaan pemograman

4. Tahap Integrasi dan Testing.

Page 92: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Pada tahap ini aplikasi sistem informasi diuji dan diperiksa kembali dari berbagai error, bugs, dan sebagainya.

5. Tahap Instalasi.

Tahap ini aplikasi sistem informasi diterapkan di perusahaan, atau jika software maka tahap ini software mulai diproduksi untuk dijual.

6. Tahap Maintenance

Selama aplikasi berjalan masih banyak yang perlu dilakukan sehingga sistem informasi yang diinginkan dapat tercapai. Perubahan, koreksi, penambahan dan sebagainya kerap kali muncul meskipun sistem telah berjalan. Langkah ini merupakan langkah penting dalam pengembangan sistem informasi.

Waterfall

Website adalah salah satu sistem informasi yang saat ini banyak digunakan. Misalkan sebuah perusahaan ingin membuat web dan meminta web developer untuk membangun website tersebut. Web developer akan mencoba mengidentifikasi kebutuhan kliennya dengan menggunakan berbagai cara, salah satu yang umum digunakan adalah melalui wawancara.

Analisis

Desain

Implementasi

Integrasi dan Testing

Instalasi

Maintenance

Page 93: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Setelah kebutuhan perusahaan tersebut teridentifikasi maka selanjutnya web developer akan mendesain terlebih dahulu tampilan website, layout, proses diagram dan sebagainya berdasarkan kebutuhan klien yang telah ia peroleh sebelumnya. Tahap desain tersebut dapat dilakukan menggunakan berbagai media, dari mulai sketsa di kertas, guntingan kertas hingga menggunakan desain berbasis komputer.

Selanjutnya tahap implementasi dimana programer, web designer, database developer dan berbagai keahlian lainnya bergabung untuk menyelesaikan pekerjaan pembuatan website tersebut. Setelah website berhasil dibangun maka dilakukan testing mencari kesalahan yang mungkin terjadi, apakah letak gambar telah sesuai, link berjalan dengan baik, website tampil sempurna diberbagai browser dan sebagainya. Tahap selanjutnya adalah membuka akses dari website untuk dapat diakses oleh para pengguna web, dan terakhir adalah maintenance melakukan berbagai upaya agar website yang telah dibuat memiliki performansi yang baik.

Keunggulan Metode Waterfall

1. Metode waterfall memiliki urutan pengerjaan yang jelas sehingga mudah dipahami baik oleh pihak pengembang maupun oleh klien.

2. Berusaha meminimalkan pemborosan waktu dan tenaga dengan penekanan pada tahap analisis dan desain.

3. Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan mudah pada tahap desain dengan mengkoreksi berbagai kemungkinan kesalahan sebelum tahap berikutnya.

Kerugian:

1. Sulitnya menangkap kebutuhan klien atau end user karena seringkali end user tidak bener-benar mengetahui apa yang sebenarnya mereka butuhkan, lebih kepada apa yang ingin mereka lihat.

2. Sulitnya mengestimasi dengan baik waktu dan biaya yang dibutuhkan.

3. Sering kali hanya cocok untuk pengerjaan sistem informasi yang sudah stabil dan end user dapat dengan jelas mengidentifikasi kebutuhannya.

Prototyping.

Prototype (prototipe) adalah salah satu metode yang sebelumnya sering digunakan dibidang industri manufaktur. Sebelum sebuah produk diproduksi secara besar-besaran, prototype dari produk tersebut dibuat terlebih dahulu kemudian diperbaiki terus menerus hingga diperoleh

Page 94: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

hasil yang sesuai keinginan dan baru kemudian diproduksi secara massal. Hal tersebut salah satunya dilakukan untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sehingga dapat meminilisir resiko kerugian yang muncul. Perusahaan seperti mobil sering membuat prototype terlebih dahulu sebelum meluncurkan mobil yang benar-benar jadi.

Pada pembuatan software atau aplikasi sistem informasi metode prototype juga dapat digunakan. Naumann dan Jenkins mendefinisikan prototype adalah sebuah sistem yang menampilkan fitur-fitur penting pada sistem yang akan dikembangkan. Sebuah prototipe memang sengaja dibuat tidak lengkap untuk kemudian dimodifikasi, ditambahkan, atau dikurangi. Sebagai contoh jika saat pembuatan sebuah website menggunakan metode prototipe maka prototipe website yang dibuat mungkin hanya berupa halaman index saja dimana konten dari website tersebut belum terisi, gambar masih menggunakan gambar-gambar seadanya, akan tetapi fitur-fitur dari website yang diinginkan dan dianggap penting oleh klien sudah berfungsi misalnya jika klien menginginkan fitur slideshow untuk gambar maka fitur tersebut sudah berfungsi meskipun bisa jadi gambar yang digunakan masih seadanya. Atau dapat juga hanya berupa sketsa yang menunjukkan layout dari website yang akan dibangun untuk memberikan gambaran layout dari website yang akan dibangun.

Contoh Web Prototipe Menggunakan Sketsa

Menurut McLeod terdapat dua jenis prototyping yaitu evolutionary prototype dan requirements prototype. Pada evolutionary prototype, prototype yang dikerjakan terus

Page 95: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Tidak

Ya

Prototype Digunakan

Membangun Prototype

Identifikasi Kebutuhan

Apakah Prototype Diterima?

menerus direvisi dan diperbaiki hingga sistem jadi dan berfungsi sempurna sesuai dengan keinginan pengguna/klien untuk kemudian dilanjutkan ke tahap produksi. Requirement prototype sedikit berbeda karena penekanannya pada fungsi-fungsi yang ada di prototype tersebut karena pengguna mengalami kesulitan untuk menjelaskan keinginannya. Fitur-fitur ditambahkan pada prototype sehingga pengguna akan mampu menjelaskan keinginannya akan sistem yang baru.

Perbedaan antara evolutionary prototype dengan requirement prototype akan terlihat dengan jelas pada langkah-langkah pengerjaannya. Evolutionary prototype memiliki empat langkah pengerjaan yaitu:

1. Identifikasi kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna dapat diidentifikasi dengan cara melakukan wawancara dengan pengguna sehingga apa yang mereka inginkan dapat diketahui.

2. Membangun prototype. Sebuah prototype dibangun berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap identifikasi.

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima. Pengembang mempresentasikan prototype yang telah dikembangkan ke pengguna untuk mengetahui apakah prototype yang dikerjakan telah memuaskan kebutuhan pengguna. Jika tidak maka identifikasi kebutuhan pelanggan kembali dilakukan.

4. Prototype digunakan. Jika tahap sebelumnya ternyata prototype telah sesuai dengan keinginan pengguna maka prototype digunakan sebagai sistem baru.

Evolutionary Prototype

Page 96: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Tidak

Prototype Digunakan

Membangun Prototype

Identifikasi Kebutuhan

Apakah Prototype Diterima?

Koding Sistem Baru

Testing Sistem Baru

Apakah Sistem Baru Diterima?

Pada requirement prototype tahap-tahap satu, dua dan tiga pada evolutionary prototype masih sama akan tetap pada saat protoype diterima maka langkah berikutnya adalah:

4. Koding sistem baru, berdasarkan prototype yang masih berupa fungsi-fungsi dasar sesuai keinginan pengguna, pengembang melakukan pengkodean untuk sistem baru

5. Testing sistem baru, sistem baru diuji

6. Menentukan apakah sistem baru dapat diterima atau tidak, pengembang mendemonstrasikan sistem baru ke pengguna, jika ditolak maka langkah empat dan lima diulang.

7. Sistem baru digunakan, jika sistem baru telah lolos tahap ke enam maka sistem baru dapat digunakan.

Requirement Protoype

Ya

Page 97: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Keunggulan Prototype.

Penggunaan prototype memiliki beberapa keunggulan dalam penggunaannya, yaitu:

1. Prototype dapat mempermudah komunikasi antara pengguna dan pengembang sistem. Baik pengguna dan pengembang dapat menggunakan prototype sebagai wadah untuk komunikasi sehingga apa yang diinginkan oleh pengguna dapat dipahami dengan baik oleh pihak pengembang.

2. Penentuan kebutuhan pengguna adalah hal yang cukup rumit karena umumnya pengguna bukanlah orang yang benar-benar paham mengenai teknologi sistem informasi. Prototype dapat mempermudah pengembang untuk memahami kebutuhan pengguna.

3. Dengan menggunakan prototype, pengguna menjadi aktif terlibat dalam pengembangan sistem sehingga revisi, koreksi, perbaikan dapat dilakukan dengan cepat.

4. Waktu serta tenaga yang diperlukan lebih sedikit

Kekurangan Prototype.

Prototype juga memiliki kekurangan sehingga penggunaan metode prototype harus memperhatikan juga kekurangan-kekurangan yang dapat muncul yaitu:

1. Meskipun dikatakan bahwa protoyping menggunakan waktu dan tenaga yang lebih sedikit akan tetapi dapat terjadi justru prototyping memakan waktu yang lebih lama karena pengguna terus menerus mengubah-ubah prototype yang telah diajukan. Iterasi prototyping harus dibatasi hingga 3 atau 4 kali saja.

Page 98: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

2. Permasalah yang dapat muncul tidak terlihat pada prototype akan tetapi bisa saja muncul saat sistem yang sudah jadi berjalan. Pada tahap prototype bisa jadi kesalahan tidak ada akan tetapi setelah sistem yang sempurna dijalankan beberapa kesalahan dapat saja muncul.

3. Prototype dapat berkembang menjadi terlalu rumit karena ruanglingkup dari sistem yang akan dibangun keluar dari rencana awal.

Rapid Application Development (RAD)

RAD dikembangkan oleh James Martin, menurutnya Rapid Application Development (RAD) merupakan sebuah development lifecyle yang dirancang untuk memberikan hasil lebih cepat serta kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan metoda lifecycle tradisional lainnya. Dengan menggunakan metode ini sebuah perusahaan dapat membuat sebuah sistem baru, software atau aplikasi lebih cepat dengan menggunakan berbagai teknik pengembangan aplikasi yang telah teruji dan juga metodologi yang telah baku.

RAD menggunakan berbagai teknik dan peralatan untuk mengembangkan sistem informasi diantaranya adalah menggunakan program yang dapat membantu proses desain dan koding menjadi otomatis. Kualitas juga meningkat dengan otomisasi koding karena kesalahan koding yang bersifat human error dapat diminimalisir.

Tahap yang digunakan dalam RAD sebenarnya sama dengan tahap waterfall atau SDLC tradisional akan tetapi terdapat penggabungan beberapa langkah dalam waterfall sehingga lebih singkat. RAD juga menggunakan prototyping dan melibatkan pengguna akan tetapi berbeda dengan metode prototyping yang hanya melibatkan pengguna pada saat pembuatan prototype pada RAD pengguna dilibatkan lebih jauh, dari tahap awal hingga akhir.

Aspek Penting Dalam RAD.

Rapid application development memiliki empat aspek penting yaitu metodology, people, managemen dan tools. Dikarenakan tujuan dari RAD adalah membangun sistem dengan cepat dan meningkatkan kualitas maka ke-empat aspek tersebut harus dipenuhi, jika tidak maka tujuan dari RAD sulit tercapai.

1. Metodology.

RAD menggabungkan beberapa tahapan dalam SDLC traditional sehingga lebih cepat dan juga menggunakan evolutionary prototyping. Berbagai program yang dapat membantu dalam pembuatan software juga digunakan secara intensif untuk mengurangi proses koding.

Tahapan yang digunakan dalam RAD adalah:

Page 99: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

1. Requirements Planning, dimana pada tahap ini merupakan tahap pendefinisian kebutuhan sistem yang akan dikembangkan guna mendukung aktifitas bisnis dengan mendiskusikan berbagai hal yang terkait misalnya kebutuhan pengguna, cakupan dari pekerjaan, persyaratan dari sistem dan sebagainya.

2. User Design, membangun prototype dari komponen-komponen penting sistem yang akan dibangun. Selama tahap ini pengguna terus menerus terlibat dengan pihak pengembang sehingga pengguna dapat memahami, memodifikasi dan pada akhinya dapat menyetujui prototype yang dibuat.

3. Construction phase, pada tahap ini keterlibatan pengguna dikurangi meskipun demikian pengguna masih memegang peranan yang cukup penting pada tahap ini. Tahap ini sama dengan tahap implementasi pada SDLC tradisional atau waterfall akan tetapi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pengguna masih ikut dilibatkan pada tahap ini sehingga pengguna dapat mengusulkan perubahan atau perbaikan sepanjang kemajuan pekerjaan pengembangan sistem.

4. Cutover phase, merupakan tahap akhir dimana termasuk juga pengujian sistem, pelatihan bagi pengguna, konversi data, dan implementasi dari sistem yang dikembangkan.

2. People.

Faktor people atau dapat disebut faktor manusia sangat mempengaruhi keberhasilan metode RAD yang unggul dalam kecepatan. Keterlibatan orang-orang dengan keahlian yang tepat merupakan salah satu kunci keberhasilan RAD, mereka adalah orang-orang yang sangat terlatih dan memiliki motivasi yang tinggi serta mampu memegang beberapa peranan dalam proses pengembangan suatu sistem dan mampu bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim.

3. Management.

Komitmen pihak manajemen amatlah penting sehingga hambatan-hambatan yang bersifat birokrasi dan politik diharapkan tidak akan muncul. Pengembangan sistem dengan cepat akan terwujud tentunya jika tidak ada kendala-kendala dari pihak manajemen. Selain itu pihak manajemen juga harus benar-benar memperhatikan motivasi para individu yang terlibat dalam pekerjaan pengembangan menggunakan RAD.

4. Tools.

Page 100: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Peralatan atau tools yang digunakan pada RAD adalah berbagai program yang menggunakan bahasa generasi ke-empat dan alat-alat rekayasa perangkat lunak dengan bantuan computer (Computer-Aided System Engineering – CASE) yang dapat membantu dalam proses koding dan desain. Umbrello adalah salah satu contoh CASE tools yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem.

Tampilan Umbrello

Umbrello membantu dalam mendesain Entity Relationship Diagaram (ERD) yang akan dibahas pada bab perancangan database.

Pengembangan sistem yang cepat dapat dilakukan menggunakan RAD dengan mengoptimalkan beberapa aspek yang terlibat yaitu metodologi yang singkat, manusia yang terlibat didalamnya, dukungan pihak manajemen dan penggunaan berbagai perangkat untuk mendukung pengembangan sistem. Semua aspek tersebut bersinergi dengan baik sehingga sistem baru yang dikembangkan atau software baru yang dibuat dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat.

Keunggalan Rapid Application Development

1. Pengembangan sistem dapat dikerjakan lebih cepat

2. Kualitas dari sistem yang dibuat dapat ditingkatkan

Page 101: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

3. Pengguna terus terlibat selama pekerjaan berlangsung memungkinkan revisi, koreksi dan perbaikan dilakukan dengan cepat.

4. Biaya pengembangan relatif lebih murah

Kekurangan Rapid Application Development

1. Pekerjaan RAD tidak akan berhasil jika motivasi pekerja rendah dan tidak dapat bekerja sama dengan baik.

2. Sangat bergantung pada keahlian para pekerjanya dan juga komitmen dari mereka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

3. Hanya untuk pekerjaan dalam skala besar.

Phased Development Model

Pada model pengembangan berfase (Phased Development Model), sebuah sebuah konsep sistem dibangun terlebih dahulu lalu pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem seperti pengguna, anggota tim proyek pengembangan, manajemen memilah-milah konsep sistem tersebut menjadi serangkaian versi berseri. Versi-versi tersebut kemudian dikembangkan secara bertahap.

Versi pertama yang dikembangkan merupakan versi yang paling penting dan mendasar dari keseluruhan konsep sistem yang akan dibangun. Versi pertama dibangun terlebih dahulu melalui proses desain dan implementasi hanya untuk versi pertama saja. Jika versi pertama telah selesai dan diimplementasikan maka pekerjaan dilanjutkan ke versi kedua, analisis dilakukan lagi berdasarkan kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi dan juga dimungkinkan adanya penambahan atau perbaikan berdasarkan pengalaman pengguna saat menggunakan versi pertama.

Versi kedua kemudian di desain dan diimpelemntasikan, jika pekerjaan versi kedua telah selesai dan diimplementasikan maka pekerjaan untuk versi selanjutnya diteruskan. Proses seperti pengerjaan terus dilakukan versi demi versi hingga keseluruhan sistem selesai.

Page 102: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Planning Analysis

Analysis

Design

Implementation

Analysis

Design

Implementation

Analysis

Design

Implementation

Versi 1 Versi 2 Versi 3

Phased Development

Keunggulan Phased Development.

1. Walaupun versi pertama dapat digunakan oleh pengguna/user meskipun sebenarnya bukan versi utuh sehingga metode ini dapat dengan segera dapat digunakan oleh pengguna untuk membantu mengatasi permasalahan.

2. Kualitas diharapkan akan menjadi lebih baik dengan adanya masukkan dari pengguna setelah menggunakan versi sebelumnya, masukkan tersebut digunakan pada pengembangan versi berikutnya.

3. Biaya dapat diharapkan untuk ditekan dibandingkan dengan langsung membuat sistem secara utuh.

Kekurangan Phased Development.

1. Hanya cocok untuk sistem yang kecil dan tidak kompleks.

2. identifikasi mana bagian dari sistem yang paling mendasar dan krusial menjadi penting karena jika terjadi kesalahan identifikasi kemudian versi pertama dikembangkan maka akibatnya akan fatal pada versi-versi selanjutnya.

Page 103: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

BAB 7

Database

Database atau basis data sangat diperlukan dalam sistem informasi. Hampir semua sistem informasi memiliki database sebagai fondasi untuk menyediakan berbagai informasi yang selanjutnya digunakan sebagai pengambilan keputusan oleh seorang manajer, salah satu kegunaan database adalah mempercepat pencarian

Sebagai contoh jika kita menyimpan data teman saya pada sebuah kertas kecil berukuran 6cm x 6cm, didalam selembar kertas kecil tersebut saya tulis nama dari teman saya, alamatnya, nomer telefon, dan tanggal lahir. Setiap teman baru yang saya kenal maka saya tulis informasi mengenai teman saya tersebut, nama, telefon, dan tanggal lahir pada selembar kertas baru. Begitu seterus, apa yang kemudian terjadi? Saya akan memiliki banyak sekali kertas-kertas berukuran 6cm x 6cm yang satu lembarnya mewakili informasi mengenai teman saya. Tentu sangat memakan tempat dan merepotkan ketika kita mencari informasi seorang teman yang ingin saya telefon, yang berada dalam tumpukan kertas-kertas kecil tersebut.

Kesulitan saya akan mudah teratasi dengan menggunakan database, jadi untuk kasus saya diatas saya hanya cukup membuat tabel dengan kolom nama, kolom alamat, kolom nomer telefon, kolom alamat dan kolom tanggal lahir. Saya bisa susun namanya berdasarkan abjad untuk memudahkan pencarian. Dijaman informasi digital seperti saat ini database bukanlah sesuatu yang aneh, setiap saat kita berinteraksi dengan database misalkan saat mencari nomer telefon teman kita di handphone kita, atau mencari sebuah web dengan kata kunci tertentu melalui Google. Teknologi informasi yang sekarang semakin canggih membuat penggunaan database menjadi semakin luas dan mudah.

7.1 pengertian data base

Jadi apa itu database? Menurut O'Brien dan Marakas database adalah kumpulan data elemen yang terintegrasi dimana data elemen tersebut juga memiliki hubungan secara logik. Database umumnya

Page 104: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Table mhs

Table dosen

Table mata kuliah

Database Kampus

digambar dalam bentuk silinder dimana didalamnya terdapat data-data dalam bentuk tabel-tabel yang memiliki hubungan.

Gambar 7.1

Contoh penggambaran data base

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, database terdiri dari tabel-tabel misalkan untuk database kampus dapat saja terdiri dari tabel mahasiswa, tabel dosen, tabel matakuliah dan tabel-tabel lainnya. Setiap tabel memiliki hubungan dengan tabel yang lain misalkan mahasiswa mengambil matakuliah, dosen mengajar matakuliah.

Tabel 7.2

Contoh Tabel mata kuliah

Kode Mata Kuliah Nama Mata KuliahBHI102 Bahasa InggrisMKT304 MarketingSTA220 StatistikaAKT200 Akutansi KeuanganAKT201 Akutansi BiayaSIM301 Sistem Informasi Manajemen

Page 105: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

7.2 Hirarki Data.

Kita perlu mengenal hirarki data yang terdiri dari Data field, Record, File. Data field adalah unit terkecil dari data, jangan bingung denga unit terkecil yang lain seperti Bit. Data field berkaitan dengan tabel sementara Bit berhubungan dengan storage. Kumpulan Data field yang saling berhubungan dinamakan Record, dan kumpulan Record yang saling berhubungan dinamakan File.

NPM Nama Tempat Lahir

15195031 Ivan Bogor15195032 Sujana Bandung15195033 Bimo Surabaya

Sementara NPM, Nama dan Tempat Lahir merupakan atribut dari tabel mahasiswa diatas. Data Field pada tabel diatas adalah 15195031, lalu jika Data field 15195031, data field Ivan dan data field bogor digabungkan maka disebut record. Gabungan dari record-record tersebut dinamakan File. Kumpulan dari file-file akan membentuk database.

Struktur Database

Suatu database sudah pasti akan diproses, untuk mempermudah proses pada database tersebut maka dibentuk struktur database. Buku ini akan membahas tiga struktur dasar dari database yaitu struktur hirarki, struktur jaringan dan struktur hubungan (relational). Agar struktur database dapat dibuat, disimpan dan diubah maka diperlukan aplikasi database yang disebut database management system (DBMS). DBMS akan mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan database seperti menyimpan struktur dari database, data itu sendiri dan hubungan antara data didalam database. Selain itu DBMS juga memberikan kecepatan dan kemudahan akses dalam mengambil informasi yang disimpan dalam database sehingga DBMS berperan sebagai jembatan yang menghubungkan database dengan pengguna. Contoh aplikasi yang termasuk sebagai DBMS adalah Microsoft access.

Data field Record

File

Page 106: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

Database

DBMS

User

Universitas(data-data mengenai

Universitas)

Prodi Manajemen(data-data mengenai

prodi manajemen)

Prodi Akutansi(data-data mengenai

prodi akutansi)

Mhs Manajemen(data-data mengenai

mhs manajemen)

Dosen Manajemen(data-data mengenai dosen manajemen)

Struktur Hirarki.

Struktur ini gunakan pada awal-awal mainframe digunakan, seperti namanya hubungan antar elemen data membentuk hirarki atau struktur yang menyerupai pohon. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1964 oleh GE, struktur ini memiliki root elemen sebagai bagian paling atas dan akses ke semua data dilakukan dari root elemen turun menuju cabang-cabang dari struktur hirarki yang telah dibuat.

Data-data dalam struktur hirarki dapat diakses melalui root elemen lalu memasuki cabang-cabang pada ranting hirarki seperti pada gambar, jadi jika ingin mengakses data mahasiswa manajemen maka kita

Page 107: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)

harus masuk dari Universitas yang berisi data-data mengenai kemudian masuk ke Prodi Manajemen lalu masuk ke Mhs Manajemen. Jika ingin mengambil data dosen manajemen kita harus naik dulu ke Prodi Manajemen baru masuk ke data Dosen Manajemen.

Struktur hirarki lebih mudah untuk dibuat karena sederhana mampu menggunakan sumberdaya komputer secara efisien, bekerja baik pada sistem pemrosesan transaksi misalnya pengendalian persediaan. Awalnya struktur ini cukup populer namun permasalahan kemudian muncul karena semua database harus digunakan padahal saat ini banyak manajer yang hanya menginginkan record-record yang terpilih saja

Page 108: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)
Page 109: imansudirmanitb.files.wordpress.com  · Web viewBAB VI. Perancangan Sistem Informasi Management (SDLC, Phase development, protyping, RAD, Objek oriented)