39
BAB III
ANALISA JARINGAN BERJALAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Sebelum ISDN (Integrated Service Digital Network), ada juga
beberapa jaringan konvensional yang digunakan dalam masyarakat
yaitu:
A. Jaringan Telepon (PSTN = Public Switched Telepon Network)
B. Jaringan komunikasi data (PDN = Public Data Network)
C. Jaringan Telex (PSTX = Public Switched Telex)
Tabel III.1 DATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
:
PT. Telkom Akses
ISO
:
5 April 2013 *ISO 9001:2008 Quality Management System
CIQS
:
18 Feb 2013 *Valid until 17 Feb 2016
TECHNOLOGY OWNER LICENSE (SUPPORT)
:
Alcatel Lucent, FIBERHOME, HUAWEI, ZTE
CERTIFICATION
:
CCNA, CCNP, PMP, Fiber Optic, Designer, Surveyor, PM
Strategic/Service Partner
:
Fujikura, JF Konsorsium, Huawei, ZTE, FIBERHOME, CISCO, Alcatel
Lucent, SKT, Samsung, Konet, Knet
Tanggal Didirikan
:
12 Desember 2012
Akte Pendirian
:
Notaris Siti Safarijah, No. 20, tanggal 26 Nov 2012
Alamat Lengkap Perusahaan
:
Gedung Telkom Jakarta BaratJl. S. Parman Kav. 8 Jakarta Barat
11440Telp. / Fax : +62-21-2933-7000 /
+62-21-2933-6000www.telkomakses.co.id
Pengesahan Badan Hukum Perseroan
:
Keputusan MENKUMHAMnomor AHU-60691.AH.01.01.Tahun 2012,tanggal
28 November 2012
SIUP (Menengah)
:
No. 09599-04/PM/1.824.271, tanggal 4 Desember 2012
NPWP
:
No. 03.275.315.4-014.000
Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
:
No. 1-906174-3171-2-04658, tanggal 22 Jan 2013
Sertifikasi Jaringan
:
CIQS 2000:2009, No TCIQS130003, tanggal 18 Februari 2013,
Pelaksana Bidang Kontraktor (JARLOKAT, JARLOKAF, JARLOKAR)
Contact
:
PT. TELKOM AKSESemail :
[email protected] :
021-2933-7000
Sumber: Telkom Akses 2014
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekom
Indonesia, Tbk. Sahamnya di miliki sepenuhnya oleh Telkom. PT TA
bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruki dan pengelolaan
infrastruktur jaringan, Pendirian PTTA merupakan bagian dari
komitmen Telkom untuk terus melakukan pengembangan jaringan
broadband untuk menghadirkan akses informasi dan komunikasi tanpa
batas bagi seluruh masyarakat indonesia. Telkom berupaya
menghadirkan koneksi internet berkualitas dan terjangkau untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing
di level dunia. Telkom tengah membangun jaringan backbone berbasis
Serat Optik maupun Internet Protocol (IP) dengan menggelar 30 node
terra router dan sekitar 75.000 Km kabel serat optik. Pembangunan
kabel serat optik merupakan bagian dari program Indonesia Digital
Network (IDN) 2015. Sebagai bagian dari strategi untuk
mengoptimalkan layanannya, Telkom mendirikan PT. Telkom Akses.
Kehadiran PTTA diharapkan akan mendorong pertumbuhan jaringan akses
broadband di indonesia. Selain Instalasi jaringan akses broadband,
layanan lain yang di berikanoleh PT. Telkom Akses adalah Network
Terminal Equipment (NTE), serta Jasa Pengelolaan Operasi dan
Pemeliharaan (O&M – Operation & Maintenance) jaringan Akses
Broadband.
3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi
A. Struktur Organisasi
TELKOM AKSES JAKARTA UTARA
Sumber : Telkom Akses 2014
Gambar : III.1 Struktur Organisasi
B. Fungsi
Berikut fungsi struktur organisasi di perusahaan PT Telkom Akses
adalah sebagai berikut :
1. Manager
2. Asisten Manager
3. SPV
4. Koordinator
5. Helpdesk
6. Teknisi
3.2. Skema Jaringan Berjalan
Berikut skema jaringan berjalan yang ada pada Noss-F jaringan
optik :
3.2.1. Topologi Jaringan
Di bawah ini Topologi jaringan fiber optik Fiber to the Home
yang berbasis noss-f :
A. Topologi Ring
Topologi ini digunakan apibila menginginkan sistem yang
redundant dan kondisi geografis di lapangan memungkinkan untuk
dibuat jaringan feeder berbentuk Ring.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.2 Topologi Ring Fiber Optik
B. Topologi Bus
Topologi ini digunakan apabila kondisi dilapangan tidak
memungkinkan di desain menggunakan ring.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.3 Topologi Bus Fiber Optik
C. Topologi Star
Topologi Ring ini digunakan untuk menghubungkan semua kabel dari
tiap-tiap ODP ke sental point sebagai konsentrator yaitu ODC.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.4 Topologi Star Fiber Optik
3.2.2. Arsitektur Jaringan
Sistem Jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat
opto elektronik yaitu 1 (satu) perangkat atau opto elektronik di
sisi sentral dan satu lagi (satu) lagi perangkat yang berada di
sisi pelanggan yang di sebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan
letak TKO menimbulkan modus arsitektur Jarlokaf berbeda pula yaitu
:
A. Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik di dalam
kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilo meter. FTTZ
umumnya di terapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari
sentral atau infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah
tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.5 Fiber To The Zone
B. Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, di dalam kabinet
dan di atas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan
dihubungkan dengan TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus
meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya
berkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk
gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada
waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.6 Fiber To The Curb
C. Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang
jaringan di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada
beberapa lantai di gedung tersebut.Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB diterapkan bagi
pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan di apartement.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.8 Fiber To The Building
D. Fiber To The Home (FTTH)
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran syarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan
pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium
penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari
kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan
penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan
untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play
Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara
(jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu
infrastruktur pada unit pelanggan.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.8 Fiber To The Home
E. Fiber To The Tower (FTTT)
TKO terletak pada suatu ruangan yang disebut Shelter BTS.
Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat
perangkat-perangkat jaringan. Untuk letaknya biasa juga tidak akan
jauh dari suatu menara (tower) karena adanya ketergantungan sebuah
fungsi diantara keduanya, yakni shelter BTS dan Tower. FTTT
diterapkan pada suatu BTS dari central office sampai ke tower yang
berfungsi untuk menjembatani pengguna seluler satu dengan yang lain
yang terhubung dengan koneksi serat optik.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.9 Fiber To The Tower
3.2.3. Skema Jaringan
Berikut ialah Skema Jaringan fiber optik yang ada di sto Muara
Karang :
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.10 Skema Jaringan
3.2.4. Keamanan Jaringan
Ada beberapa keamaan jaringan fiber optik sebagai berikut :
1. Pemasangan kabel fiber optik harus standart sesuai
spesifikasinya.
2. Pemasangan perangkat harus standart dan spesifikasi.
3.2.5. Spesifikasi Hardware dan Software Jaringan
A. Konektor RJ45.
Konektor RJ45 biasa digunakan dalam jaringan komputer LAN maupun
jaringan komputer tipe lainnya. RJ singkatan dari Register Jack
adalah standar peralatan pada jaringan yang mengatur tentang
pemasangan kepala konektor dan urutan kabel yang digunakan.
Sumber :
http://www.sisilain.net/2013/08/pengertian-dan-fungsi-konek.html
Gambar III.11 Konnektor RJ 45
B. Kabel Fiber Optik
Fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari serat kaca
dengan teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang
lebih cepat daripada kabel biasa, biasanya fiber optik digunakan
pada jaringan backbone (tulang punggung) karena dibutuhkan
kecepatan yang lebih. Namun pada saat ini sudah banyak yang
menggunakan fiber optik untuk jaringan basa baik LAN, WAN maupun
MAN karena dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan dan
bandwitch karena fiber optik ini mnggunakan bias cahaya untuk
mentransfer data yang melewatinya.
Sumber :
http://jaringankomputer.org/httppengertiankabel-fiber-optik-prinsipkerja-fiber-optic/
Gambar III.12 Kabel Fiber Optik
C. Optikal Line Termination (OLT)
OLT sebagai daerah pusat dari sistem jaringan. OLT merupakan
gabungan dari CWDM, Gigabit-capable Ethernet dan SONET / SDH yang
dipergunakan untuk mentransmisikan suara, data dan video yang
melewati GPON.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.13 Optical Line Termination
Persyaratan umum untuk OLT yaitu :
1. Backplane OLT menyediakan sistem backup (redudansi) dan
koneksi independent 10 Gigabit Ethernet full duplex untuk
masing-masing servis slot.
2. Kemampuan switching fabric OLT mempunyai arsitektur
non-blocking 150 Gbps full duplex per shelf.
3. memiliki universal service slot Untuk PON card.
D. Fiber Transminition Management (FTM)
ODF FTM memiliki tinggi 2,2 m (termasuk sepatu rak atau rack
Wheels) yang didalamnya terdapat dudukan untuk menempatkan
perangkat Fiber Termination BOX (FTB) dengan sistem rak 19’.
Kapasitas minimun ODF FTM adalah 7 FTB dan kapasitas setiap FTB
maksimal 144 Port sehingga kapasitas total ODF FTM minimal sebesar
1008 port.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.14 Fiber Transminition Mnagement
E. Optical Distribution Cabinet (ODC).
ODC adalah suatu perangkat pasif yang di instalasi diluar STO
bisa di lapangan (Outdoor) dan juga bisa didalam ruangan atau di
MDF gedung HRB (Indoor), yang mempunyai fungsi sebagai berikut
:
1. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel
distribusi.
2. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder)
menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi
(distribusi) untuk flesibilitas.
3. Tempat Spliter.
4. Tempat penyambungan dan terminasi.
.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.15
Optical Distribution Cabinet
F. Optical Distribution Point (ODP)
Sama seperti ODC, ODP dapat diinstalasi diluar STO bisa di
lapangan (Outdoor) yang biasa disebut ODP Pole atau Pillar maupun
dapat dinstal di dalam gedung (Indoor) yang disebut ODP Wall.
Adapun Fungsi dari ODP tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai titik terminasi ujung kabel distribusi dan pangkal
kabel Drop Cable.
2. Sebagai titik bagi kabel distribusi menjadi beberapa kabel
yang langsung di drop ke pengguna (user) untuk flesibilitas.
3. Tempat Spliter.
4. Tempat penyambungan dan terminasi.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.16 Optical Distribution Point
G. Optical Network Terminal (ONT)
Optical Network Terminal (ONT) berada di sisi pelanggan dari
sistem jaringan. Optimate 1000NT (ONT) mempunyai tugas utama yaitu
dipergunakan untuk mentransmisikan suara, data dan video yang
melewati jaringan Gigabit capable Passive Optikal Network (GPON)
kepada para pelanggan dan OLT.
Adapun ONT yang sering dipakai saat ini adalah Produksi vendor
ZTE dengan tipe-tipe sebagai berikut :
1. ONT ZXA10 F660.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.17 ONT zxa10 F660
2. ONT ZXA10 F-820/821.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.18 ONT ZXA10 F-820/821
H. Optical Time Domain Reflectomete (OTDR)
OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) adalah sebuah sistem
yang digunakan untuk mengukur dan mengetest dari serat optik.
Sebuah serat optik yang telah di pasang dan berjalan hanya dapat di
ukur dan di test oleh OTDR, baik dalam hal panjang gelombang
multimode atau single mode. Power meter biasa hanya bisa mengukur
total redaman dari fiber optik yang tengah berjalan. OTDR dapat
menganalisis setiap dari jarak akan insertion loss, reflection, dan
loss yang muncul pada setiap titik, serta dapat menampilkan
informasi ini pada layer tampilan. OTDR juga dapat memaintain akan
redaman maksimum yang diijinkan akibat radius bending baik macro
bending (redaman geometri yang terjadi pada saat instalasi) atau
microbending (redaman geometri akibat adanya ketidakteraturan pada
bidang batas yang idealnya adalah datar terjadi pada saat
fabrikasi.) parameter di atas dapat diukur oleh OTDR sehingga dalam
penyambungan dapat diantisipasi redaman yang terlalu tinggi.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.19
Optical Time Domain Reflectomemete (OTDR)
I. Perangkat Splitter
Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang membagi
sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal –
sinyal kombinasi dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat
berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal
optik. Splitter terdiri dari 2 port dan bisa mencapai dari 32 port.
Berdasarkan ITU G.983.1 BPON standar direkomendasikan agar sinyal
dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64
berdasarkan ITU-T G.984 GPON standar. Splitter mendukung beberapa
pilihan ratio pembagian sinyal. Ratio pembagian dapat menggunakan
sebuah alat untuk splitter sebagai contoh pemakaian splitter
tunggal 1:32 atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan
1:4 atau 1:16 atau 1:2.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.20 Perangkat Splitter
J. Fucion Splicer
Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan fucion
splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat
optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya
listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk
sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada core
sehingga terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini
harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan
(splicing) bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya
pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang
menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya
celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa yang
sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak
mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi
maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati
redaman yg sekecil-kecilnya (dibawah 0.1 dB).
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.21 Fucion Splitter
K. Pigtal
Seutas serat optik yang pendek untuk menghubungkan dua komponen
optik dilengkapi satu konektor pada salah satu ujungnya.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.22 Pigtal
L. Patch Cord
Utas penyambung, kabel interkoneksi, biasanya dengan konektor
yang sudah terpasang di kedua ujungnya, digunakan untuk
menghubungkan dua perangkat.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.23 Patch Cord
M.OPM ( Optical Power Meter)
OPM untuk mengukur daya yang terjadi pada suatu link tertentu
berdasarkan spesifikasi yang digunakan.
Sumber : Modul Telkom Akses 2014
Gambar III.24 Optical Power Meter
3.3 Permasalahan
Berikut permasalahan yang ada pada jaringan fiber optik
bebrbasis noss-f :
A. Bila pemasangan kabel fiber optik tidak mengikuti standrisasi
dan spesifikasi akan menyebabkan redaman dan link budgeting
tinggi
B. Bila pemasangan perangkat fiber optik tidak mengikuti
standrisasi dan spesifikasi tidak akan berfungsi dengan baik
C. Jika ada data pelurusan dan tidak sesuai data lapangan sistem
noss f akan eror dan tidak akan berjalan dengan baik.
3.4 Alternatif Pemecahan Masalah
A. Harus melalukan pemasangan kabel fiber optik dengan benar dan
harus sesuai standarisasi yang telah d tetapkan.
B. Data hasil lapangan harus lurus dengan sistem noss- F agar
tidak terjadi kesalahan saat di input maupun d trace dengan
sistem.
C. Pada saat terjadi fallout di sistem noss-F data tersebut
harus segera di luruskan supaya hasil data lapangan bisa berjalan
dengan lurus kembali.
20