BAB I STROKE 1.1 Definisi Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terganggu atau sangat berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan makanan. Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati. (Mayo,2014) Kata stroke merupakan istilah inggris yang berarti pukulan, pada istilah kedokteran stroke sendiri digunakan untuk menamakan sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vascular yang bisa muncul dalam beberapa detik sampai hari, tergantung dari jenis penyakit kausanya. Sebagaimana dijelaskan bahwa terdapat bagian otak yang secara tiba-tiba tidak mendapat jatah darah lagi karena arteri yang menyuplai daerah itu mengalami sumbatan atau terputus. Penyumbatan itu bisa terjadi secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba- tiba namun berlangsung hanya sementara (Sidharta, 2010). Menurut Bahrudin sediri, stroke merupakan suatu sindroma yang ditandai dengan gangguan fungsi otak, fokal atau global, yang timbul mendadak, berlangsung lebid dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab yang 1
42
Embed
karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I STROKE 1.1 Definisi Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terganggu atau sangat berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
STROKE
1.1 Definisi
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terganggu atau sangat
berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan makanan. Dalam beberapa
menit, sel-sel otak mulai mati. (Mayo,2014)
Kata stroke merupakan istilah inggris yang berarti pukulan, pada istilah
kedokteran stroke sendiri digunakan untuk menamakan sindrom hemiparesis atau
hemiparalisis akibat lesi vascular yang bisa muncul dalam beberapa detik sampai
hari, tergantung dari jenis penyakit kausanya. Sebagaimana dijelaskan bahwa terdapat
bagian otak yang secara tiba-tiba tidak mendapat jatah darah lagi karena arteri yang
menyuplai daerah itu mengalami sumbatan atau terputus. Penyumbatan itu bisa
terjadi secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun
berlangsung hanya sementara (Sidharta, 2010).
Menurut Bahrudin sediri, stroke merupakan suatu sindroma yang ditandai dengan
gangguan fungsi otak, fokal atau global, yang timbul mendadak, berlangsung lebid
dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab yang jelas selain vaskular.
Jadi stroke adalah kelainan jaringan otak yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah. (Bahrudin, 2013)
Menurut WHO, stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh
karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai
dengan daerah fokal otak yang terganggu.
1
1.2 Epidemiologi
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 diperkirakan 5,54 juta orang
meninggal akibat stroke. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di dunia.
Selain itu stroke juga mengakibatkan kecatatan. Pada tahun 1999, 50 juta orang
mengalami kecatatan akibat stroke (Bahrudin,2013). Di Amerika stroke merupakan
penyebab kematian nomer tiga dan terdapat 750.000 orang terserang stroke (Davis,
2005).
Data stroke di Indonesia menunjukan peningkatan terus baik dalam hal kejadian,
kecatatan, maupun kematian. Angka kematian berdasarkan umur adalah sebesar
15,9% (umur 45-55 th) dan 26,8 % (umur 55-64 th), dan 23,5% (umur >65th).
Kejadian stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk, dan kecatatan 4,3% dan semakin
memberat, penderita laki-laki lebih banyak daripada penderita perempuan. (Misbach
et al, 2011)
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan. Stroke diderita oleh ± 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya.
Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah 65-
85% merupakan stroke non-hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik dan 31%
adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37% dan stroke
embolik ± 60%. Presentasi stroke hemoragik hanya sebanyak 15-35%. ± 10-20%
disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan ±5-15% perdarahan
subarachnoid. Angka kematian stroke hemoragik mencapai 20-30%.
Prevalensi stroke di USA adalah 200 per 1000 orang pada rentang usia 45-54
tahun, 60 per 1000 pada rentang usia 65-74 tahun dan 95 per 1000 orang pada rentang
usia 75-84 tahun. Presentasi kematian mencapai 40-60%.
2
1.3 Klasifikasi
A. Pembagian stroke berdasar gambaran manifestasi klinis :
TIA (Transient Ischemic Attack)
Gambaran defisit neurologis secara tiba-tiba, defisit tersebut hanya
berlangsung sementara (tidak lebih dari 24 jam) dan disfungsi fokalnya
bersifat reversibel.
Stroke in Evolution
Menggambarkan perkembangan defisit neurologis yang berlangsung
secara bertahap dan berangsur-angsur dalam beberapa jam sampai 1 hari.
RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit)
Disfungsi fokal yang reversibel dalam waktu lebih dari 24 jam.
Completed Stroke
Dibagi menjadi dua yaitu hemoragik dan non-hemoragik.
Merupakan kasus hemiplegia yang disajikan pada tahap dimana tubuh
penderita sudah mengalami kelumpuhan sesisi yang tidak
memperlihatkan progresi lagi.
B. Pembagian stroke berdasar sifat gangguan aliran darah :
Non Hemoragik (iskemik)
Dibagi menjadi dua yaitu thrombosis dan emboli.
Hemoragik
Dibagi menjadi dua yaitu subarachnoidal dan intraserebral.
3
1.4 Etiologi
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang . Hal ini
membuat otak kekurangan oksigen dan nutrisi , yang dapat menyebabkan sel-sel otak
untuk mati . (Mayo,2014)
Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat ( stroke iskemik ) atau
pembuluh darah bocor atau pecah ( stroke hemoragik ) . Beberapa orang mungkin
mengalami gangguan sementara aliran darah melalui otak mereka ( transient ischemic
attack , atau TIA ) . (MayoClinic team,2014)
1. Stroke Iskemik
Sekitar 85 persen dari stroke adalah stroke iskemik . Stroke iskemik terjadi ketika
arteri ke otak Anda menjadi menyempit atau tersumbat , yang menyebabkan
aliran darah sangat berkurang ( iskemia ) . Stroke iskemik yang paling umum
termasuk :
a. Stroke trombotik : Stroke trombotik terjadi ketika gumpalan darah ( thrombus
) terbentuk di salah satu arteri yang memasok darah ke otak Anda . Bekuan
darah dapat disebabkan oleh timbunan lemak ( plak ) yang menumpuk di
4
arteri dan menyebabkan aliran darah berkurang ( aterosklerosis ) atau kondisi
arteri lainnya .
b. Stroke embolik . Stroke emboli terjadi ketika gumpalan darah atau bentuk
puing-puing lain yang asalnya bukann dari otak (biasanya dalam jantung) dan
ikut mengalir dalam aliran darah dan dapat mengenai arteri otak sehingga
pembuluh darah di otak menjadi terhambat. Jenis bekuan darah disebut
embolus .
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau
pecah . Perdarahan otak dapat disebabkan oleh banyak kondisi yang mempengaruhi
pembuluh darah , termasuk tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol ( hipertensi )
dan dinding pembuluh darah yang inadekuat ( aneurisma ) .
Penyebab kurang umum dari perdarahan adalah pecahnya pembuluh darah
berdinding tipis yang abnormal ( malformasi arteriovenosa ). Jenis stroke hemoragik
meliputi:
a. Perdarahan intraserebral : pembuluh darah di otak pecah dan keluar ke dalam
sel-sel otak dan disekitar jaringan otak . Tekanan darah tinggi , trauma ,
kelainan pembuluh darah , penggunaan obat pengencer darah dan kondisi lain
dapat menyebabkan perdarahan intraserebral .
b. Subarachnoid hemorrhage . Dalam pendarahan subarachnoid , arteri di
permukaan otak atau disekitarnya pecah dan keluar keruangan antar
permukaan otak dan tengkorak.Perdarahan ini sering ditandai dengan tiba-tiba
dan diserta sakit kepala parah .
1.5 Faktor Resiko (Rokamm, 2004)
Non Modifiable Modifiable
Umur
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Hipertensi
Penyakit jantung (atrial fibrilasi)
Diabetes Melitus
5
Etnik ras Hiperkolesterolemia
Penyakit arteri carotis asimtomatis
Perokok
Konsumsi alkohol
TIA
Obesitas
Inakitivitas fisik
Hiperhormociteinemia
Pengguna obat-obatan terlarang
Terapi pengganti hormon
Pengguna oral kontrasepsi
Proses inflamasi
Hiperkoagulabilitas
6
7
1.6 Peran CO2 dan O2 dalam Peredaran Darah Serebral
Dalam lingkungan dengan CO2 tinggi arteri serebral berdilatasi dan CBF
bertambah, karena resistensi vascular menurun. Jika kadar CO2 menurun, misalnya
selama hiperventilasi, arteri serebral menyempit dan CBF cepat menurun. Reaksi
konstriksi dan dilatasi itu terjadi dalam beberapa detik saja. Kemampuan untuk
bereaksi terhadap naik turunnya tekanan CO2 arterial (PCO2) itu semakin berkurang
dengan bertambahnya umur.
Tekanan O2 arterial menurun pada keadaan hipoksia atau anoksia karena sebab
apapun. Keadaan tersebut menimbulkan vasodilatasi dan bertambahnya CBF. Reaksi
tersebut terjadi secara menyeluruh ataupun regional. Sebaliknya, PO2 yang
meningkat mengakibatkan vasokonstriksi dan turunnya CBF. Walaupun reaksi ini
berlaku, inhalasi 100% O2 meningkatkan lebih lanjut jatah O2 yang tersedia untuk
suatu daerah otak yang iskemik (misalnya pada stroke) dengan jalan meningkatkan
selisih tekanan antara arteriola dan kapiler. Sifat pengaruh O2 terhadap dinding
pembuluh darah belum diketahui. Tetapi reaksi terhadap O2 cepat sekali dan
mungkin bereaksi langsung terhadap kemoreseptor yang berada di dinding pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang timbul sebagai reaksi terhadap PO2 itu ternyata tidak
terkait pada penurunan PCO2 akibat hiperventilasi. Lagi pula vasokonstriksi dan
vasodilatasi yang dihasilkan akibat pasang surutnya Po2 tidak sebesar yang
diakibatkan oleh fluktuasi PCO2. Namun demikian, selama hipoksia berat
berlangsung, efek vasodilatasi akibat penurunan PO2 menjadi lebih besar.
8
BAB II
STROKE INFARK
2.1 Definisi
Suatu kondisi dimana suplai darah tidak dapat disampaikan ke daerah di otak
oleh karena arteri yang bersangkutan tersumbat. Stroke infark dapat dibagi menjadi
stroke trombotik dan stroke embolik (Sidharta, 2004).
2.2 Faktor Resiko
Dapat dibagi menjadi faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang
dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodisikasi antara lain: usia, ras,
jenis kelamin, riwayat keluarga menderita penyakit vascular. Sedangkan faktor resiko
yang dapat dimodisikasi antara lain : hipertesi, penyakit jantung, obesitas, resistensi