Top Banner
WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 Jul-Sep 2014 28/VII/2014 1 TUBERKULOSIS INDONESIA Warta Wadah Informasi Gerakan Terpadu Nasional TB Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 BULETIN TIGA BULANAN Uji Coba Protokol Petunjuk Teknis Pelayanan TB Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di 3 Provinsi Perjalanan Penguatan Sistem Informasi Tuberkulosis di Indonesia dengan Digital Berbasis Web Pertemuan Nasional Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 Rangkaian Workshop Riset Operasional Tuberkulosis 2014 Workshop Penyusunan Rencana Strategis Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO) Tingginya Enrolment Rate Pasien TB Resistan Obat sebagai Buah Kerja Keras Semua Pihak Penguatan Pengisian Data SITT 2 dan Buku Bantu TB-HIV di Povinsi Jawa Timur Monitoring, Evaluasi dan Perencanaan New Funding Model untuk Komunitas, LSM (NGO/CSO) dan SR Khusus Pegumuman Pemenang Lomba Blogger Hari TB Sedunia 2014 Workshop Petunjuk Teknis Strategi Layanan dengan Pendekatan Berpusat pada Pasien (PBP) 1 2 3 3 4 5 6 6 7 7 8 S ejak tanggal 1 Januari 2014, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai upaya untuk perlindungan kesehatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan. Pelaksanaan JKN sendiri tentu memiliki keterkaitan terhadap program pengendalian Tuberkulosis. Dalam rangka penguatan strategi DOTS (Directly Observed Treatment) dan meningkatkan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan pasien TB di era JKN, fasilitas kesehatan dituntut untuk efisien sesuai kebutuhan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan, dengan memperhatikan mutu pelayanan dan aspek keamanan. Untuk memberikan arahan dan pemahaman secara teknis, Sub Direktorat TB bersama Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK)– Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada telah menyusun “PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN TB BAGI PESERTA JKN” berdasarkan masukan dari Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (P2JK), organisasi profesi terkait dengan Penyakit Tuberkulosis (TB), pelaksana Program TB di provinsi, BPJS sebagai penyelenggara program JKN, dan pihak-pihak terkait dengan tuberkulosis. Sebelum disosialisasikan dan ditetapkan sebagai dasar dalam pelayanan TB bagi peserta JKN, perlu dilaksanakan uji coba atau piloting di beberapa daerah di Indonesia untuk mendapatkan bahan masukan implementasi petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN. Pada tanggal 25 s/d 26 September 2014, di Hotel Puri Denpasar, Jakarta telah diselenggarakan pertemuan untuk membahas protokol uji coba petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN, menentukan jumlah sampel, dan subyek uji coba di daerah yang akan menjadi piloting petunjuk teknis ini. Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., wakil Menteri Kesehatan RI yang pada kesempatan ini sebagai Ketua Pokja BPJS Kesehatan bersama dengan Direktur PPML, dr. Slamet, MHP hadir untuk memberikan sambutan dan arahan yaitu sistem harus dibangun dan perlu kejelasan pembagian tugas dan tanggung jawab antara pusat dan daerah, selain itu keterlibatan dari klinik- klinik swasta untuk layanan TB harus ditingkatkan. Selain itu Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Program TB, yang telah melakukan terobosan dengan tersusunnya Petunjuk Teknis Pelayanan TB bagi Pasien JKN ini. Peserta pertemuan adalah pengelola program TB dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Uji Coba Protokol Petunjuk Teknis Pelayanan TB Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di 3 Provinsi Foto bersama peserta pertemuan Uji coba Protokol Juknis Pelayanan TB bagi peserta JKN dengan Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Wamenkes selaku Ketua POKJA BPJS Kesehatan, dr. Slamet, MHP, Direktur PPML, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali serta Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, Kasubdit DM, dr. Bachti Alisyahbana,SpPD (K), Ph.D.; ketua Pokja TORG TB, KNCV, KPMAK dan MSH. wti edisi 28 revisi 4.indd 1 1/23/2015 3:49:20 PM
8

Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

Feb 02, 2018

Download

Documents

lydan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 1

TUBERKULOSIS INDONESIAWarta

Wadah Informasi Gerakan Terpadu Nasional TB

Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 BULETIN TIGA BULANAN

Uji Coba Protokol Petunjuk TeknisPelayanan TB Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di 3 Provinsi

Perjalanan Penguatan Sistem Informasi Tuberkulosis di Indonesia dengan Digital Berbasis Web

Pertemuan Nasional Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV

Training of Trainer MOTIV8

Rangkaian Workshop Riset Operasional Tuberkulosis 2014

Workshop Penyusunan Rencana Strategis Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO)

Tingginya Enrolment Rate Pasien TB Resistan Obat sebagai Buah Kerja Keras Semua Pihak

Penguatan Pengisian Data SITT 2 dan Buku Bantu TB-HIV di Povinsi Jawa Timur

Monitoring, Evaluasi dan Perencanaan New Funding Model untuk Komunitas, LSM (NGO/CSO) dan SR Khusus

Pegumuman Pemenang Lomba Blogger Hari TB Sedunia 2014

Workshop Petunjuk Teknis Strategi Layanan dengan Pendekatan Berpusat pada Pasien (PBP)

1

2

3

3

4

5

6

6

7

7

8

Sejak tanggal 1 Januari 2014, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai

upaya untuk perlindungan kesehatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan.

Pelaksanaan JKN sendiri tentu memiliki keterkaitan terhadap program pengendalian Tuberkulosis. Dalam rangka penguatan strategi DOTS (Directly Observed Treatment) dan meningkatkan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan pasien TB di era JKN, fasilitas kesehatan dituntut untuk efisien sesuai kebutuhan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan, dengan memperhatikan mutu pelayanan dan aspek keamanan. Untuk memberikan arahan dan pemahaman secara teknis, Sub Direktorat TB bersama Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK)– Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada telah menyusun “PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN TB BAGI PESERTA JKN” berdasarkan masukan dari Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (P2JK), organisasi profesi terkait dengan Penyakit Tuberkulosis (TB), pelaksana Program TB di provinsi, BPJS sebagai penyelenggara program JKN, dan pihak-pihak terkait dengan tuberkulosis.

Sebelum disosialisasikan dan ditetapkan sebagai dasar dalam pelayanan TB bagi peserta JKN, perlu dilaksanakan uji coba atau piloting di beberapa daerah di Indonesia untuk mendapatkan bahan masukan implementasi petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN. Pada tanggal 25 s/d 26 September 2014, di Hotel Puri Denpasar, Jakarta telah diselenggarakan pertemuan untuk membahas protokol uji coba petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN, menentukan jumlah sampel, dan subyek uji coba di daerah yang akan menjadi piloting petunjuk teknis ini. Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., wakil Menteri Kesehatan RI yang pada kesempatan ini sebagai Ketua Pokja BPJS Kesehatan bersama dengan Direktur PPML, dr. Slamet, MHP hadir untuk memberikan sambutan dan arahan yaitu sistem harus dibangun dan perlu kejelasan pembagian tugas dan tanggung jawab antara pusat dan daerah, selain itu keterlibatan dari klinik-klinik swasta untuk layanan TB harus ditingkatkan. Selain itu Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Program TB, yang telah melakukan terobosan dengan tersusunnya Petunjuk Teknis Pelayanan TB bagi Pasien JKN ini.

Peserta pertemuan adalah pengelola program TB dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku

Uji Coba Protokol Petunjuk Teknis Pelayanan TB Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di 3 Provinsi

Foto bersama peserta pertemuan Uji coba Protokol Juknis Pelayanan TB bagi peserta JKN dengan Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Wamenkes selaku Ketua POKJA BPJS Kesehatan, dr. Slamet, MHP, Direktur PPML, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH

Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali serta Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, Kasubdit DM, dr. Bachti Alisyahbana,SpPD (K), Ph.D.; ketua Pokja TORG TB, KNCV, KPMAK dan MSH.

wti edisi 28 revisi 4.indd 1 1/23/2015 3:49:20 PM

Page 2: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

2 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

Perjalanan Penguatan Sistem Informasi Tuberkulosis di Indonesia dengan Digital Berbasis Web

Dalam upaya meningkatkan sistem survailans TB, Kementerian Kesehatan RI dalam hal ini Subdit TB telah mengembangkan manajemen informasi.

Sejak tahun 2012, sistem pencatatan dan pelaporan TB di Indonesia sudah menggunakan alat digital yang dinamakan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT). Mulai tahun 2014,

seluruh provinsi didorong untuk menggunakan sistem pencatatan berbasis web atau yang dikenal degan SITT Tahap 2 yang merupakan pemutakhiran dari sistem pencatatan sebelumnya (SITT tahap 1) yang berbasis hybrid antara web dengan excel.

Untuk meningkatkan koordinasi dan menyelesaikan permasalahan dan hambatan teknis terkait dengan pelaksanaan SITT di daerah, dalam pertemuan Monev Nasional TB pada tanggal 3 s/d 7 Juli 2013, di Bali ada kesepakatan bahwa SITT fase 1 diperuntukkan data penemuan tahun 2013 dan kohortnya sedangkan yang SITT fase 2 untuk data penemuan tahun 2014. Menindaklanjuti hal tersebut maka pada tanggal 22-25 September 2014 diadakan pertemuan lanjutan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat. Pertemuan dihadiri oleh 33 Wasor TB dengan fasilitator dari tim M&E Subdit TB dibantu oleh partner dari WHO, KNCV, CHAI, dan FHI360.

Pertemuan SITT fase2 tahun 2014 diisi dengan kegiatan diskusi aktif mengenai permasalahan teknis, tukar pikiran mengenai implementasi SITT fase-2 di perwakilan 2 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, diskusi mengenai logistik, TB anak, hingga unggah data secara bersamaan ke server pusat SITT-2. Seusai pertemuan nasional ini diharapkan seluruh provinsi dapat terus melakukan diseminasi SITT-2 ke kabupaten/kota di wilayahnya hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), baik dengan dana APBD maupun bantuan dari partner. Di tingkat pusat juga dilakukan optimalisasi baik dari sisi aplikasi maupun server agar kinerja dapat terus ditingkatkan. [Phalita]

Suanan diskusi dalam pertemuan Uji coba Protokol Juknis Pelayanan TB bagi peserta JKN

Dalam pertemuan dibahas pelaksanaan ujicoba yang akan dilaksanakan secara deskriptif dengan rancangan studi kasus dan bersifat retrospektif di fasilitas kesehatan yang dikontrak oleh BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP); puskesmas, Dokter Praktek Mandiri (DPM), dan klinik pratama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) meliputi RSUD dan RS Swasta yang melayani pasien TB. Pengambilan data akan dilakukan secara kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada dokter/petugas di tingkat fasilitas kesehatan untuk melihat bagaimana pelaksanaan layanan TB dan pasien (apa benefit yang didapatkan, bagaimana mekanisme pembiayaan, pemantauan follow up). Penentuan jumlah sampel uji coba ini menggunakan non probability sampling dengan cara purposive sampling di fasilitas kesehatan. Dari hasil ujicoba ini diharapkan mendapatkan masukan untuk pelaksanaan layanan TB bagi peserta JKN sehingga dapat menjadi pedoman kepada pemberi pelayanan dan peserta JKN. Petunjuk Teknis pelayanan TB bagi peserta JKN

ini bersifat dinamis, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terus dilakukan perubahan

dan perbaikan untuk pelaksanaan layanan TB di fasilitas kesehatan. [Budiarti]

Dukungan teknis implementasi SITT diberikan di berbagai level, salah satunya di Kabupaten/Kota

2 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

wti edisi 28 revisi 4.indd 2 1/23/2015 3:49:22 PM

Page 3: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 3

Petugas pelayanan kesehatan perlu mengetahui teknik komunikasi interpersonal untuk membangun motivasi pasien/klien sehingga pasien dapat merubah perilakunya menjadi lebih sehat. Kesadaran akan perlunya suatu metode yang efektif dalam merubah perilaku

pasien, terutama pasien TB resistan obat dan TB-HIV dalam mencari pengobatan, kepatuhan berobat serta kesadaran akan pentingnya tes HIV pada pasien TB merupakan alasan subdit TB dan mitra berupaya untuk mencari inovasi untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dari penyedia layanan kesehatan. Salah satunya dengan teknik komunikasi interpersonal yaitu teknik “Motiv8”.

FHI360 sebagai mitra kerja memperkenalkan metode Motiv8 dengan dasar Motivational Interviewing melalui kegiatan ToT Motiv8 pada tanggal 12-16 Agustus 2014 di Bandung, Jawa Barat dan diikuti oleh 23 peserta yang berasal dari perwakilan Kementerian Kesehatan yaitu subdit TB (termasuk master trainer TB) dan fasilitator TB-HIV dari subdit AIDS, Kementerian Hukum dan HAM, fasyankes (Puskesmas Pasar Rebo), KNCV, FHI360, beberapa LSM TB (Aisyiyah & LKNU). Motivational Interviewing sendiri merupakan suatu metode komunikasi yang berpusat pada pasien, komunikasi yang bersifat mengarahkan sehingga terjadi interaksi antara

Training of Trainer MOTIV8

Peserta ToT Motiv8 berfoto bersama Trainer (Matt Avery)

Peserta Workshop Motiv8 bersama Kasubdit TB (dr. Christina Widaningrum, M. Kes)

Kegiatan kolaborasi TB-HIV telah dilaksanakan secara bertahap di seluruh provinsi di Indonesia sejak tahun 2009. Dalam pelaksanaannya,

berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai tujuan kolaborasi namun kegiatan ini masih menghadapi berbagai tantangan, yang tergambar dalam rendahnya pencapaian indikator program. Pada tanggal 27-29 Agustus 2014 bertempat di Swiss Belhotel Jakarta subdirektorat TB dan subdirektorat AIDS & PMS mengadakan kegiatan Pertemuan Perencanaan Nasional kegiatan kolaborasi TB-HIV untuk 15 provinsi.

Pertemuan dibuka oleh Kepala sub direktorat TB, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH pada kesempatan tersebut ibu Kasubdit TB menyampaikan paparan “Strategi Percepatan Implementasi TB-HIV di Indonesia”.

Pertemuan Nasional Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV

Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta dibekali dengan perangkat pengkajian kegiatan TB-HIV di provinsi yang harus dilengkapi sesuai dengan data dasar provinsi masing-masing. Pengelola program TB dan HIV juga melakukan identifikasi capaian dan tantangan kegiatan TB-HIV dan pada akhirnya menyusun rencana kegiatan kolaborasi TB-HIV untuk provinsi masing-masing.

Dalam kegiatan ini, tim provinsi difasilitasi oleh Subdit TB, Subdit AIDS & PMS, FHI 360, WHO, dan KNCV. Selanjutnya setiap provinsi mempresentasikan rencana kegiatan dan dilanjutkan dengan diskusi masukan baik dari pusat maupun provinsi lain untuk memperkaya rencana kegiatan yang sudah disusun.

Keluaran dari kegiatan ini adalah perencanaan provinsi untuk kegiatan kolaborasi

TB-HIV yang diharapkan dapat disempurnakan lagi di provinsi dan menjadi acuan dalam perencaan anggaran baik dari APBN, APBD maupun donor. [Joan, Merry]

Dr. Joan (Subdit TB) sedang memfasilitasi salah 1 provinsi dalam perencanaan bersama TB-HIV

pasien dengan petugas kesehatan dapat memperkuat motivasi intrinsik pasien untuk mengubah perilakunya. Materi yang diberikan dalam ToT Motiv8 terkait empat ketrampilan yaitu refleksi, afirmasi, strategi bertanya dan cara memberikan informasi dengan teknik bertanya-memberitahu-bertanya, serta materi terkait empat langkah yaitu melibatkan, membangkitkan, memfokuskan, merencanakan. Selain itu peserta mendapatkan materi mengenai “expert trap” dan prinsip pembelajaran orang dewasa.

Hal ini bertujuan agar para peserta memperoleh gambaran mengenai metode Motiv8 sehingga nantinya dapat memberikan masukan apakah metode ini dapat diadaptasi untuk mendukung pencapaian program TB nasional. Sedangkan luaran dari kegiatan ini diharapkan peserta nantinya bisa membagi ilmu dan ketrampilannya sebagai master trainer pada orang lain terutama para penyedia layanan kesehatan.

Rencana tindak lanjut dari ToT ini adalah terlaksananya workshop 1 hari terkait pengenal Motiv8 untuk staf subdit TB, subdit AIDS dan KNCV. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2014 di Jakar ta dan dibuka oleh Kepala Subdit TB, dr. Christina Widaningrum, M. Kes yang kemudian terlibat secara aktif sebagai peser ta workshop ini. Materi disampaikan oleh fasilitator yang merupakan peser ta ToT sebelumnya yaitu, dr. Fita Rosemary, dr. Hendra Widjaja, dr. Kemmy Ampera, dr. Merry Samsuri. [Silvi & Merry]

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 3

wti edisi 28 revisi 4.indd 3 1/23/2015 3:49:24 PM

Page 4: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

4 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

A. Workshop Analisis Data Penyusunan Laporan Riset Operasional TB angkatan ke-9

Workshop Analisis Data dan Penyusunan Laporan Riset Operasional Tuberkulosis (TB) angkatan ke-9 dilaksanakan pada tanggal 13-22 Juli 2014 di Hotel Aston Yogyakarta. Workshop ini merupakan workshop tahap dua, sebagai tindak lanjut dari Workshop Pengembangan Proposal serta pelaksanaan penelitian di lapangan.

Tujuan kegiatan workshop ini:• Memberikan kapasitas menganalisis

data dan menyusun laporan penelitian pada peserta workshop;

• Tersusunnya laporan riset operasionalTB Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara;

• Sebagai informasi strategis yangdigunakan oleh pengambil keputusan, yang berdasarkan bukti (evidence base).

Peserta workshop terdiri dari tim peneliti terpilih dari institusi pendidikan dan pelaksana program TB yang terkait, dari 4 provinsi, Riau, Kalimanatan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Masing-masing provinsi merupakan kelompok peneliti meliputi 5 orang peneliti, yang terdiri dari 2 orang staf program terkait dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, dan 3 orang staf peneliti universitas setempat. Topik area riset operasional ditentukan sesuai dengan kebutuhan program di provinsi dan kabupaten/kota tersebut.

Sebagai fasilitator adalah dari Tuberculosis Operational Research Group (TORG):dr. Bachti Alisjahbana, SpPD,PhD • Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH,MA • Prof. Dr. Chatarina U.W., dr,MS,MPH • dr. Sumanto Simon, SpPK • dr. Ari Probandari, MPH,PhD • dr. Pandu Riono, MPH,PhD• Muhammad Noor Farid, Ssi,PhD • dr. Sardikin Giriputro, SpP, MARS Sedangkan sebagai narasumber adalah dari Subdit TB, WHO, dan KNCV.

Modul yang digunakan dalam workshop ini adalah: “Designing and conducting health system research projects, volume 2, data analyses and report writing”, Corlien M. Varkevisser; Indra Pathmanathan; Ann Brownlee, KIT Publishers International Development Research Center.

Agenda workshop:• Presentasi awal hasil riset operasional TB

(Riau, Kalbar, Sulteng, Malut), dilanjutkan diskusi bersama fasilitator dan narasumber.

• Pemaparan materi modul oleh fasilitator/TORG, dilanjutkan diskusi bersama fasilitator dan narasumber.

• Kerja kelompok masing-masing kelompokpeneliti, bersama fasilitator dan narasumber.

• Presentasi laporan sementara risetoperasional TB (Riau, Kalbar, Sulteng, Malut) hasil workshop, dilanjutkan pembahasan dan diskusi dengan fasilitator dan narasumber.

• Perbaikan/finalisasilaporanakhirORsesuaimasukan.

Riset operasional tuberkulosis yang dihasilkan meliputi 4 topik riset sesuai kebutuhan daerah/provinsi masing-masing, sebagai berikut:

1) “Keterlibatan bidan dalam penemuan terduga TB dan kasus TB di Kabupaten Siak, Provinsi Riau”, oleh Universitas Riau Pekanbaru dan Dinkes Provinsi Riau

2) “Pemberdayaan mantan penderita TB dalam meningkatkan terduga TB di

Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat”, oleh FK UNTAN Pontianak dan Dinkes Kab. Kuburaya, Provinsi Kalbar

3) “Peningkatan peran perawat kesehatan masyarakat dalam penemuan terduga TB di Kota Palu”, oleh FK Universitas Tadulako Palu, Dinkes Kota Palu, dan Dinkes Provinsi Sulteng

4) “Pengaruh pendidikan kesehatan komprehensif oleh petugas kesehatan pada kejadian putus berobat TB di Provinsi Maluku Utara”, oleh FIKES Universias Muhammadiyah Ternate, Dinkes Kota Tidore Kepulauan, Dinkes Provinsi Malut

Kegiatan setelah dilaksanakannya workshop ini adalah diseminasi Hasil Riset Operasional TB di Provinsi Riau, Kalbar, Sulteng, dan Malut (September 2014); dan Publikasi hasil riset baik nasional maupun internasional (tahun 2014-2015).

B. Workshop Publikasi Jurnal InternasionalRiset operasional tuberkulosis yang sudah dilaksanakan menghasilkan berbagai temuan yang diharapkan bermanfaat bagi pengembangan program pengendalian TB nasional maupun global. Untuk dapat mencapai harapan tersebut, Tuberculosis Operational Research Group (TORG) bersama dengan Subdit TB memfasilitasi tim peneliti untuk menyusun naskah publikasi hasil riset operasional yang diharapkan dapat diterbitkan di jurnal internasional, melalui ‘Workshop Publikasi Jurnal Internasional Riset Operasional TB’.

Tujuan dilaksanakan workshop adalah mengembangkan kapasitas para peneliti dalam menyusun naskah publikasi hasil riset operasional untuk diterbitkan di jurnal internasional.

Peserta workshop ini diikuti oleh 5 kelompok peneliti, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi, dan 2 kelompok peneliti dari DKI Jakarta. Masing-masing kelompok peneliti mengirimkan 2 orang anggota penelitinya sebagai peserta workshop, yang

Rangkaian Workshop Riset Operasional Tuberkulosis 2014

Drg. Dyah Erti Mustikawati (Kasubdit. TB) membuka workshop Analisis Data dan Penulisan Laporan Riset Operasional TB

Peserta Workshop Publikasi Jurnal Internasional Riset Operasional Tuberkulosis sedang berdiskusi, Agustus 2014

Peserta Workshop bersama drg. Dyah Erti Ustikawati, MPH (Kasubdit TB)

Peserta Workshop Publikasi Jurnal Internasional Riset Operasional Tuberkulosis Agustus 2014

4 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

wti edisi 28 revisi 4.indd 4 1/23/2015 3:49:26 PM

Page 5: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 5

terdiri dari staf program terkait dari dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota, dan staf peneliti universitas setempat (FK UI-RSCM Jakarta, FK UNPAD Bandung, FKM UNDIP Semarang, FK UI-RS Persahabatan Jakarta, STIKES Harapan Ibu Jambi).

Sebagai fasilitator/narasumber adalah TORG dan Konsultan dari KNCV:• dr. Bachti Alisjahbana, SpPD,PhD • dr. Yodi Mahendradhata, MSc,PhD• dr. Ari Probandari, MPH,PhD • dr. Pandu Riono, MPH,PhD• Muhammad Noor Farid, Ssi,PhD • dr I Gede Artawan, MEpid• Edine W, Tiemersma (KNCV)

Agenda workshop:• Introduction and overview • Pemaparanmateriworkshop

• Group work • Finalizing and submitting first draft to re-

viewers/fasilitator• Reviewers feedback• Finalizing and submitting final draft to re-

viewers/fasilitator• Circulating final draft to co-authors for re-

view and approval.

Hasil workshop berupa draft naskah publikasi (manuscript) untuk jurnal internasional, sebagai berikut:1) “Childhood TB diagnosis gap between

paedratrician and trained general practitioners in Primay Health Care”

(oleh Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan FK UI-RSCM).

2) “Improving TB-HIV collaboration: Lesson learn from an action research in a tertiary hospital Indonesia”

(oleh Dinkes Provinsi Jabar dan FK UNPAD Bandung)

3) “Health education intervention delivered by mobile telephone short message service (SMS) to improve adherence of TB patients in Central Java Hospotals-Indonesia”

(oleh Dinkes Provinsi Jateng dan FKM UNDIP Semarang)

4) “Multidrug resistant tuberculosis program in Persahabatan Hospital: Delay treatment and delay diagnosis and contributing factors”

(oleh Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan FK UI-RS Persahabatan)

5) Can close collaboration of tuberculosis program staff and laboratory staff improve smear microscopy in Public Health Centers in Jambi Province, Indonesia?

(oleh Dinkes Provinsi Jambi dan STIKES Harapan Ibu). [Retno B.]

Workshop Penyusunan Rencana Strategis Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO)

Perluasan pelayanan program Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO) semakin meningkat dari waktu ke waktu, kendati demikian kualitas

layanan MTPTRO harus tetap diperhatikan. Untuk itu diperlukan pengembangan dokumen perencanaan untuk mengantisipasi peningkatan pelayanan TB resistan obat. Pengembangan dokumen ‘Rencana Aksi Pogram MTPTRO’ bagi Provinsi merupakan acuan dalam pelaksanaan MTPTRO, karena mencakup seluruh aspek penting dalam kegiatan MTPTRO. Sehubungan hal tersebut diselenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Strategis Program MTPTRO untuk provinsi yang dibagi ke dalam tiga batch. Workshop ini memfasilitasi provinsi yang belum memiliki Rencana Strategis atau Plan of Action (PoA) untuk program MTPTRO.

Angkatan 1 diselenggarakan di Hotel Cherry Homes, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18-22 Agustus 2014. Dihadiri oleh 8 provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Angkatan 2 diselenggarakan di Sempur Park Hotel, Bogor,

Workshop Penyusunan Renstra MTPTRO Provinsi Batch 1

Workshop Penyusunan Renstra MTPTRO Provinsi Batch 2

Jawa Barat pada tanggal 2-6 September 2014 dihadiri Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. Sedangkan untuk angkatan ke 3 diadakan di Hotel Cherry Homes Bandung pada tanggal 8-12 September 2014, dihadiri Provinsi Bali, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, dan Jambi. Masing-masing provinsi mengirimkan tiga orang peserta yang terdiri dari Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular, Wasor TB, dan

TO PMDT Provinsi. Setiap angkatan didampingi oleh kurang lebih 7-8 fasilitator dari Subdit TB dan mitra.

Melalui workshop ini diharapkan provinsi–provinsi tersebut akan memiliki dokumen rencana strategis untuk kegiatan MTPTRO dan melakukan diseminasi informasi draft dokumen Rencana Strategis MTPTRO tingkat provinsi ke kabupaten/kota. Diharapkan setelah itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengembangkan Rencana Aksi Program MTPTRO Kabupaten/Kota. [Triana Ana]

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 5

wti edisi 28 revisi 4.indd 5 1/23/2015 3:49:28 PM

Page 6: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

6 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan TB CARE I/FHI 360 melakukan kegiatan penguatan pengisian data SITT 2 dan Buku

Bantu TB-HIV pada tanggal 26-28 Agustus 2014. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan TB-HIV di Swiss-Belinn Manyar Surabaya pada tanggal 19-20 Mei 2014, dengan pendanaan bersama antara Global Fund dan TB CARE I.

Sebanyak 38 Wasor Kabupaten/Kota dan 41 RS Rujukan Antiretroviral Therapy (ART) di Jawa Timur menghadiri kegitan ini. Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi dua kelas. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kelas yaitu Kelas Wasor TB yang memfokuskan kepada pengisian data TB dan TB-HIV melalui SITT 2 dan kelas petugas HIV dari RS Rujukan ART yang memfokuskan kepada pengisian data di buku bantu TB-HIV

untuk menghasilkan laporan 10 Variabel TB-HIV dari program TB.

Narasumber berasal dari Subdit TB (Ibu Helmi Suryani) dan Subdit AIDS (Bapak Sugeng Wiyana). Selain narasumber adapula fasilitator dari dinas kesehatan dan FHI 360 yang mendampingi peserta dalam proses pemuktahiran dalam pegisian data dan diskusi. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari dan dalam prosesnya dihasilkan data kolaborasi yang dilakukan oleh RS Rujukan ART dan pemutakhiran perangkat lunak SITT untuk Wasor TB di kabupaten/kota. [Dinkes Jatim & TB CARE I]

Penguatan Pengisian Data SITT 2 dan Buku Bantu TB-HIV di Povinsi Jawa Timur

Peserta sedang memasukan data ikhtisar keperawatan kedalam buku bantu TB-HIV

Pelaksanaan MTPTRO (Manajemen Terpadu Pengobatan TB Resistan Obat) di Provinsi Sumatera Barat telah dimulai sejak tahun 2013 dan RSUD Dr. Achmad Mochtar (RSAM) di Kota Bukittinggi ditunjuk sebagai RS Rujukan TB Resistan Obat.

Komitmen Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat ditunjukkan dalam Peraturan Gubernur No. 6 Tahun 2012 tentang Regionalisasi Sistem Rujukan Bab. III Pasal 8 dan Surat Edaran Nomor 441/429/UKM & RUJ/II/2014 Tanggal 11 Februari 2014 kepada seluruh Kepala Dinas Kabupaten/Kota seluruh Sumatera Barat, bahwa rujukan terduga pasien TB resisten obat bisa langsung dirujuk ke RS rujukan TB resistan obat (RSAM) tanpa melalui RSUD kabupaten/kota sehingga sistem dan alur rujukan terduga/pasien TB resistan obat menjadi lebih mudah dan sederhana.

Semenjak itu, capaian program semakin menunjukkan hasil yang baik. Pada tahun 2013, dari 31 terduga TB resistan obat yang ditemukan, sembilan sudah dikonfirmasi TB resistan obat dan lima sedang menjalani pengobatan, sementara tiga pasien meninggal dalam masa tunggu hasil kultur dan DST (Drug Susceptibility Test) dari RSUP Persahabatan, Jakarta dan satu pasien meninggal di tahun 2014 dalam masa pengobatan 6 bulan 18 hari disebabkan komplikasi penyakit penyerta yang sudah diderita sebelum didiagnosis TB resistan obat. Sampai dengan akhir bulan September 2014, dari 121 suspek TB resistan obat berdasarkan hasil GeneXpert didapatkan 21 pasien terkonfirmasi dengan resisten rifampisin dan 19 telah menjalani pengobatan, sementara tiga pasien meninggal sebelum mendapatkan pengobatan.

Tingginya angka pengobatan (enrollment rate) kasus TB resistan obat di Sumatera Barat (90%) menunjukkan bahwa kapasitas dan kapabilitas program untuk melakukan tata laksana pasien TB resistan obat telah memadai. Untuk meningkatkan komunikasi dengan pasien, Tim Ahli Klinis (TAK) dan Perawat Poli TB resistan obat RSAM memberikan nomor telepon kepada pasien TB resistan obat dan tenaga kesehatan puskesmas satelit. Dr. Taufiq Hidayat, Sp.P selaku ketua Tim MTPTRO dan TAK RSAM sering menerima konsultasi, baik oleh pasien TB resistan obat sendiri maupun dokter puskesmas melalui telepon saat mereka menghadapi kendala, terutama terkait dengan efek samping OAT (Obat Anti Tuberkulosis) TB resistan obat. Demikian pula dengan jejaring penatalaksanaan, saat ini ada 24 orang pasien yang sedang menjalani pengobatan telah dirujuk balik ke puskesmas satelit untuk melanjutkan pengobatan sampai tuntas. Hal ini menunjukkan kuatnya komitmen pelaksanaan dari semua pihak.

Menurut dr. Rosnini Savitri, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, untuk menumbuhkan komitmen dari para pelaksana sudah dilakukan sosialisasi ke seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Kepala Puskesmas. Hal ini memberikan dampak yang sangat baik dengan banyaknya pasien yang dapat didesentralisasi (rujuk balik) ke Puskesmas Satelit sehingga layanan TB resistan obat ini dapat sedekat mungkin dengan tempat tinggal pasien. Di samping itu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat terus meningkatkan kerjasama dengan organisasi profesi (PAPDI dan PDPI) untuk sosialisasi dan membangun jejaring dalam upaya-upaya penemuan dan peningkatan kualitas tatalaksanan kasus TB, TB resistan obat dan TB-HIV di Sumatera Barat.

Untuk proses enrollment sendiri pada awal tahun 2014, mesin GeneXpert sudah diletakkan di RSUD Achmad Muchtar. Hal ini tentunya membawa perbaikan dalam rentang waktu diagnosis dan proses enrollment, sehingga diagnosis dapat ditegakkan di hari yang sama dan pengobatan dapat dimulai dalam kisaran waktu kurang dari 2 minggu.

Dengan semakin ditingkatkannya upaya-upaya penemuan kasus-kasus suspek TB resistan obat dan cukup tingginya faktor risiko koinfeksi TB-HIV mengingat kasus HIV-AIDS Provinsi Sumatera Barat cukup tinggi, Propinsi Sumatera Barat terus berupaya meningkatkan komitmen untuk mengoptimalkan dan mempertahankan kualitas DOTS, kolaborasi TB-HIV, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program secara berkala, serta manajemen dan kesinambungan pembiayaan program pengendalian TB baik melibatkan lintas sektor baik pemerintah maupun swasta dan pemberdayaan masyarakat. [Tim MTPTRO Provinsi Sumatra Barat]

Tingginya Enrolment Rate Pasien TB Resistan Obat sebagai Buah Kerja Keras Semua Pihak

Poli TB resistan obat RSUD dr. Achmad Mochtar

6 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

wti edisi 28 revisi 4.indd 6 1/23/2015 3:49:30 PM

Page 7: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

Dalam rangka monitoring dan evaluasi program kerja pengendalian TB CSO/NGO dan SR Khusus, diadakan pertemuan di Swiss Belhotel, Jakarta

pada tanggal 11-12 Agustus 2014. Selain kegiatan monitoring dan evalusi program kerja, pada pertemuan kali ini juga memberikan pemaparan singkat mengenai New Funding Model yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan proposal program kerja sama antara CSO/NGO dan SR Khusus.

Pertemuan dihadiri oleh Project Manager dan Finance CSO/NGO sperti; Spiritia, Pelkesi, KPMAK UGM Yogyakarta, DPIKR, CEPAT-LKNU, Spiritia, RED Institute, JAPETI, IAI, YAPARI, BALITBANGKES, PPTI, KEMHAN, Kemnakertrans, Dirjen PAS, DMI, BBKPM Surakarta, Kwarnas Pramuka, Perdhaki, PAPDI, YKB, LKC Dompet Dhuafa, PDPI, PAMALI, BPPM-JAKARTA, PB IDI, Subdit Akreditasi. Hadir juga partners dari WHO, FHI 360 dan KNCV.

Pertemuan dibuka oleh Direktur PPML, dr. Slamet, MHP, pada kesempatan itu, beliau menyampaikan pentingnya pertemuan ini dalam rangka meningkatkan kemitraan antara pemerintah (Subdit TB) dengan CSO/NGO dan SR Khusus, rencana kerja yang tersusun nantinya sesuai dengan indikator yang sudah disepakati. Selain itu juga disampaikan pembagian peran

Monitoring, Evaluasi dan Perencanaan New Funding Model untuk Komunitas, LSM (NGO/CSO) dan SR Khusus

dari Kemitraan (CSO/NGO dna SR Khusus) dalam program pengendalian TB nasional.

Presentasi Kemitraan TB dalam Desentralisasi Kesehatan disampaikan Dr. dr. Harimat Hendarwan, M.Kes. perwakilan dari Balitbangkes. Beliau menyampaikan bahwa terdapat 15 indikator SPM (Standar Pelayanan Minimal) Kesehatan Kota/Kabupaten yang menjadi tolak ukur keberhasilan pelayanan, salah satunya adalah penyakit Tuberkulosis.

Setelah sesi penyampaian materi oleh narasumber selesai, para peserta kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok CSO/NGO dan kelompok SR Khusus. Dalam kelompok tersebut masing-masing perwakilan dari peserta

undangan memberikan presentasi evaluasi program kerja; hasil, kendala, solusi pemecahan masalah, dan rencana kerja selanjutnya.

Diujung acara, setelah selesai dengan beberapa rangkaian kegiatan hari pertama, pertemuan ditutup dengan presentasi Ibu Kasubdit TB drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH. tentang New Funding Model (NFM) yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan proposal program kerjasama dengan Global Fund.

Dihari kedua, kegiatan diawali dengan review kembali mengenai metode baru untuk proposal penyusunan dana program dalam periode 2016-2017. Materi presentasi mengenai langkah-langkah serta tujuan penyusunan proposal program menggunakan metode New Funding Model disampaikan oleh Hardini Utami dari Subdit TB. Metode ini dinilai memberikan dampak yang positif, dimana pendanaan lebih mudah diperkirakan karena terdapat alokasi maksimal/celling yang lebih fleksibel, proses lebih efektif.

Agenda dilanjutkan dengan penyusunan draft matriks perencanaan dengan konsep NFM masing-masing peserta yang hadir. Draft matriks perencanaan yang telah disusun kemudian akan ditinjau kembali dan didiskusikan bersama pada bulan Maret 2015 dalam Draft Join Concept TB-HIV oleh Country Team (CT) . [Dangan Prasetya]

Para Peserta Monev NGO/CSO dan SR Khusus

Penguatan Pengisian Data SITT 2 dan Buku Bantu TB-HIV di Povinsi Jawa Timur

Launching lomba blogger yang dilakukan pada 21 Maret 2014 yang bertempat di Hotel Puri Denpasar Jakarta dan merupakan awal dari rangkaian kegiatan lomba blogger. Juri dari lomba blogger ini adalah; dr.Vanda Siagian (Subdit TB Kemenkes RI), dr. Setiawan Jati Laksono (WHO), dr. Bey Sonata (KNCV), dan Anjari (Puskomlik Kemenkes, Blogger). Lomba blogger ini berlangsung selama 16 Minggu yaitu dari 24 Maret Maret s/d 19 Juli 2014. Setiap 2 minggunya diadakan lomba dengan berbagai tema yang berbeda. Berikut daftar pemenang serial 2 mingguan lomba blogger:

l Serial 1 dengan Tema “Temukan Pasien TB”1. @fitachakra dengan tulisannya http://

fita-chakra.blogspot.com/2014/04/temukan-pasien-tb-di-sekitar-kita_2.html

2. @lusitris dengan tulisannya http://burselfwoman.blogspot.com/2014/04/temukan-pasien-tb-tanpa-mencari-cari.html

l Serial 2 dengan Tema “Obat TB Gratis”1. @PrithaKhalida dengan tulisannya http:// prithamori.blogspot.com/2014/04/

langkah-mudah-3d-untuk-obat-tb-gratis.html

2. @gerryliyana dengan tulisannya http://gerryliyana.weebly.com/serial-2-obat-tb-gratis.html

l Serial 3 dengan Tema “TB dapat disembuhkan”1. @saryahd dg tulisannya http://www.

saryahd.com/2014/04/yakin-tb-bisa-disembuhkan.html

2. @moocensusan dg tulisannya http://moocensusan.blogspot.com/2014/04/tb-sembuh-tanpa-kambuh.html

l Serial 4 dengan Tema “TB Resistant Obat”1. @harinihusna dengan tulisannya http://

harinisusilo.blogspot.com/2014/05/waspada-tb-resistan-obat.html

2. @widyanti_y dengan tulisannya http://wyuliandari.wordpress.com/2014/05/12/tb-resisten-obat-bisa-dicegah-dan-diobati-kok

l Serial 5 dengan Tema “TB dan HIV”1. @rinasusanti dengan tulisannya http://

www.rinasusanti.com/2014/05/tb-hiv-dan-ko-infeksi-tb-hiv-adalah.html

2. @pras_ikfr dengan tulisannya http://thisisyourway.blogspot.com/2014/05/ayo-kita-lawan-koinfeksi-tb-hiv.html

l Serial 6 dengan Tema “Beban Ekonomi dan Kematian Akibat TB”1. @fatheeya dengan tulisan http://liza-

fathia.com/beban-ekonomi-dan-kematian-yang-disebabkan-tb-harus-diatasi

2. @arin_murti dengan tulisan http://asacinta.blogspot.com/2014/06/kompleksitas-beban-ekonomi-dan-kematian.html

l Serial 7 dengan Tema “Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB”1. @deim_21 dengan tulisannya http:// rodamemn.wordpress.com/2014/06/24/

peran-masyarakat-dalam-pengendalian-tb-di-indonesia

2. @mutia_karamoy dengan tulisannya http://www.elisakaramoy.com/2014/06/kendalikan-tb-dengan-upaya-kesehatan.html

l Serial 8 dengan Tema “Stigma dan Diskriminasi terhadap Pasien TB”1. @cahayapenamu dengan tulisannya

http://www.cahayapena.com/2014/07/pasien-tbc-mereka-bukan-zombie.html

2. @niaharyanto dengan tulisannya http://niaharyanto.blogspot.com/2014/07/patahkan-stigma-dan-diskriminasi.html

Rangkaian lomba selesai tepat pada tanggal 17 Agustus 2014 bersamaan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia melalui twitter @tbindonesia diumumkan 3 Pemenang Utama lomba blogger diumumkan. Berikut 3 Pemenang Utama Lomba Blogger:1. Lizza Fathiariani, tulisannya dapat dilihat

di liza-fathia.com2. Fitria Chakrawati, tulisannya dapat dilihat

di fita-chakra.blogspot.com3. Rinrin Irma, tulisannya dapat dilihat di

orin.supriatna.web.id

Selamat untuk pemenang lomba, semoga tulisannya bermanfaat untuk masyarakat! Terus berkarya untuk Indonesia. [Silvia Dini]

Pegumuman Pemenang Lomba blogger Hari TB Sedunia 2014

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014 7

wti edisi 28 revisi 4.indd 7 1/23/2015 3:49:30 PM

Page 8: Warta TUBERKULOSIS INDONESIA TB/wti_2014_ed28.pdf · Perencanaan Bersama Kolaborasi TB-HIV Training of Trainer MOTIV8 ... Setelah mendapat gambaran tentang kebijakan program, peserta

8 WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 28 • Jul-Sep 2014 • 28/VII/2014

Pelindung:dr. H. M. Subuh, MPPM (K)(Direktur Jenderal PP & PL)

Penasehat:dr. Sigit Priohutomo, MPH (Direktur PPML)

Penaggung Jawab:dr. Christina Widaningrum, M. Kes (Ka Subdit TB)

Dewan Redaksi:

Ketua Redaksidr. Vanda Siagian

Redaksidr. Triya Novita DinihariTotok Haryanto, SKM

Budiarti, S., SKM, M. KesNurul Badriyah, SKMdrg. Devi Yuliastanti

Silvia Dini, SKMDangan Prasetya, S.I.P.

Redaksi Kehormatan:Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso

Administrasi:Harsana, SE

Alamat Redaksi:Subdit TB, Dit PPML, Ditjen PP & PL,

DEPKES RIGEdung B Lantai 4

Jl. Percetakan Negara No. 29Jakarta 10560 Indonesia

Telp/Fax:(62 21) 428 04154Website: www.tbindonesia.or.id

Email: [email protected]

Bandung, 17-18 September 2014 Pasien sebagai fokus utama dalam pengendalian TB merupakan titik pusat dalam sistem layanan kesehatan, untuk itu pasien membutuhkan perhatian lebih terutama pada hak-hak mereka, baik sebagai perorangan juga sebagai mitra dalam pemberian layanan kesehatan. Layanan yang berpusat pada pasien juga merupakan pilar penting dari STOP TB Strategy 2015. Pelaksanaan dari sebuah Pendekatan yang Berpusat pada Pasien (PBP) sangatlah penting mengingat target global yang harus dicapai yaitu untuk penemuan kasus sebesar 70% dan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Pendekatan ini pada prosesnya mampu membangun suatu kerjasama antara pasien TB dengan pemberi layanan kesehatan untuk mencapai kualitas layanan yang terbaik berdasarkan pada kebutuhandan akhirnya dapat meningkatkan kepatuhan berobat dan kesembuhan pasien.

Terkait dengan hal tersebut, pada tahun 2013 telah dilaksanakan uji coba konsep pendekatan berpusat pada pasien (PBP) di 2 (dua) kota yaitu Kota Cimahi dan Kota Bandung, Jawa Barat. Kegiatan uji coba ini mengunakan alat ukur Piagam hak dan kewajiban pasien TB, Quote TB light, dan perkiraan biaya yang diperlukan oleh pasien untuk mengakses pengobatan TB (Patient Cost) serta TB HIV Literacy. Alat ukur PBP digunakan untuk menilai kualitas layanan kesehatan berdasarkan persepsi pasien.

Berdasarkan hasil ujicoba pelaksanaan pendekatan berpusat pada pasien di 2 kota tersebut telah disosialisasikan dan Subdit TB bersama TB Care I telah mengembangkan Standar Prosedur Operasional (SPO) agar dapat diimplementasikan ke ke wilayah lain di Indonesia.

Implementasi Pendekatan Berpusat pada Pasien (PBP) adalah strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dari sudut pandang pasien. Pendekatan ini menggunakan strategi; “Dorong, Libatkan, Tentukan, dan Informasikan”.

Dorong pasien dan petugas TBDorong pasien untuk memahami hak dan

kewajibannya sehingga mampu mengambil peran aktif dalam rencana pengobatan dengan mematuhi pengobatan dan membuat pilihan-pilihan yang mendukung hidup sehat.

Mereka juga didukung untuk berbagi

Workshop Petunjuk Teknis Strategi Layanan dengan Pendekatan Berpusat pada Pasien (PBP)

pengalaman mereka kepada orang lain melalui kelompok-kelompok dukungan dan pendidik sebaya.

Dorong penyedia layanan untuk lebih mengenal dan memahami hak dan kewajiban pasien melalui pelatihan dengan PBP. Perlu didorong pemberian dukungan psiko-sosial secara berkala kepada petugas TB dan pendidik sebaya agar mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan. Contohnya dengan cara mengadakan pertemuan rutin antar mereka.

Libatkan sumber dayaLibatkan semua sumberdaya yang ada

termasuk mitra-mitra organisasi, kemitraan dibangun bersama pemangku kepentingan dalam sebuah visi bersama dan komitmen dalam Strategi Nasional TB. Pasien, mantan pasien TB, dan masyarakat diikut sertakan sebagai mitra yang setara pada perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan-kegiatan TB, seperti advokasi, DOTS, dan pendidik sebaya.

Country Coordinating Mechanism (CCM), Stop TB Partnership, tim Public-Private Mix (PPM) kota/kabupaten, Dinas Kesehatan setempat dan organisasi yang terlibat dalam pengendalian TB dilibatkan secara bersama untuk menerapkan PBP dalam kegiatan TB mereka.

Tentukan dimensi layananTentukan dimensi kualitas layanan. Petugas

TB memberikan informasi yang benar dan lengkap pada pasien mengenai TB, serta menyediakan waktu yang cukup bagi setiap pasien untuk berbagi pengalaman mereka dan bertanya terkait penyakit TB mereka.

Layanan TB didorong untuk lebih terjangkau dan lebih mudah diakses melalui penilaian pasien dan juga melalui perkiraan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pasien saat mengakses layanan. Hasil dari penilaian dan perkiraan yang didapat, disampaikan kepada pengambil keputusan sehingga dapat dibuat suatu kebijakan guna meningkatkan kualitas layanan di fasyankes.

Informasikan TB Informasikan tentang TB kepada pasien

dan masyarakat. Pemberian informasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien, keluarga, dan juga masyarakat tentang TB. Materi-materi yang mudah dan sederhana dikembangkan berdasarkan pengetahuan kesehatan dasar yang mudah dipahami. Pesan-pesan dikembangkan dan diujicoba sesuai budaya setempat dengan kemasan yang menarik.

Sebagai proses awal implementasi pendekatan berpusat pada pasien, dilaksanakan ‘Workshop Petunjuk Teknis Strategi Layanan dengan PBP’ pada tanggal 17-18 September 2014, di Hotel Grand Serela, Bandung. Workshop dihadiri penanggung jawab Program TB di 3 provinsi; Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta, Subdit TB, organisasi berbasis

masyarakat dan juga organisasi pasien TB: Aisyiyah, LKNU, Pamali TB, Japeti, PPTI, PETA dan TERJANG dari 3 provinsi tersebut.

Tujuan dari kegiatan workshop petunjuk teknis strategi layanan dengan pendekatan berpusat pada pasien ini adalah:• Meningkatkanpengetahuanpesertatentang

panduan dan instrumen yang digunakan dalam PBP.

• Meningkatkankapasitaspesertadanmenyusunstratregi dalam mengimplementasikan Petunjuk Teknis PBP.

• MenyusunrencanapelaksanaanimplementasiPBP

Workshop tersebut difasilitasi dari Subdit TB dan konsultan PBP dengan metode presentasi, diskusi dan praktek lapangan ke pasien TB di Puskesmas Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat.

Keluaran dari workshop ini adalah kesepakatan dalam mengunakan pendekatan berbasis pasien dalam wilayah kerja masing-masing yang dituangkan dalam sebuah piagam bersama yang ditandatanggani oleh semua peserta dan Subdit TB dan selanjutnya akan dimasukan ke dalam rencana kegiatan implementasi PBP yang akan dimulai pada bulan Desember 2014 berakhir Desember 2015 di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. [Varel]

Peserta melakukan praktek implementasi PBP di Puskesmas Cimahi bersama Pasien

wti edisi 28 revisi 4.indd 8 1/23/2015 3:49:31 PM