BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Tn. H Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 47 tahun Tempat dan Tanggal Lahir : 2 Juli 1968 Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Matraman Dalam 3 Kec. Menteng Jakarta Status : Menikah Suku Bangsa : Betawi Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Pendidikan Terakhir : STM Tanggal Masuk Perawatan : 27 Januari 2016 Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2016 II. RIWAYAT PSIKIATRI Alloanamnesis : Tanggal 29 Januari 2016 dengan isteri pasien di rumah pasien Autoanamnesis : Tanggal 29 Januari 2016 di Paviliun Amino A. Keluhan Utama 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Tempat dan Tanggal Lahir : 2 Juli 1968
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Matraman Dalam 3 Kec. Menteng Jakarta
Status : Menikah
Suku Bangsa : Betawi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : STM
Tanggal Masuk Perawatan : 27 Januari 2016
Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2016
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis : Tanggal 29 Januari 2016 dengan isteri pasien di
rumah pasien
Autoanamnesis : Tanggal 29 Januari 2016 di Paviliun Amino
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah dan berbicara sendiri
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto paviliun amino diantar oleh
isteri dan adiknya, menurut pengakuan keluarga alasan mengapa membawa
pasien ke rumah sakit dikarenakan pasien sudah kurang lebih satu bulan
terakhir sering marah- marah dan suka berbicara sendiri di rumahnya, pasien
1
juga sering marah ketika permintaannya tidak dituruti, terutama ketika
meminta rokok namun isteri tidak memiliki uang pasien, akan marah dan
memukul isterinya, kemudian pasien akan melintingkan kertas untuk
dijadikan rokok. Isteri dan anak pasien sering melihat pasien berbicara sendiri
seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain. Awalnya perubahan perilaku
yang dialami pasien diawali sejak pasien memutuskan untuk berhenti bekerja
sebagai teknisi mesin di perusahaan tempat kakak tirinya bekerja, dengan
alasan bahwa pasien akan mendapatkan warisan dalam jumlah yang besar dari
ayahnya yang sudah meninggal dunia, sehingga pasien merasa bahwa ia tidak
perlu bekerja lagi. Namun sampai saat ini warisan yang ditunggu tidak ada
dan pasien selalu menuduh bahwa kakak tiri pasienlah yang mengambil semua
harta warisan peninggalan ayahnya.
Puncaknya pada tahun 2012 pasien sering menulis di kertas bahwa dia
adalah pemilik tunggal sebuah tanah yang berada di daerah kuningan dengan
tulisan “PT.CEMPAKA SURYA KENCANA”, dan dia adalah pewaris
tunggal daerah tersebut, pasien juga sering berbicara sendiri dilantai 2
rumahnya dan selalu mengobrolkan masalah tanah dan warisan ini. Menurut
pengakuan isteri pasien memang benar bahwa dahulu ayah pasien memiliki
banyak tanah didaerah kuningan, namun tanah tersebut sudah lama dijual ke
orang lain, namun isteri pasien tidak mau ikut campur dengan urusan tersebut
dan tidak mau tahu. Pasien sempat melaporkan kakak tirinya ke polisi untuk
di sidangkan, namun beberapa hari setelah melaporkan datang dokter dan
teman- teman kakak tirinya untuk menjemput pasien dan membawanya ke
rumah sakit jiwa Grogol, dikatakan bahwa pasien memiliki gangguan jiwa,
karena sebenarnya tanah yang dimiliki ayah pasien sudah tidak ada dan sudah
di jual ke makelar tanah oleh ayahnya sejak jaman dahulu dan sudah diketahui
oleh semua keluarga, namun pasien selalu mengira bahwa tanah yang dimiliki
ayahnya masih banyak dan pasien merupakan pewaris tunggal. Pasien sempat
dirawat dan dipulangkan namun pasien hanya meminum obat selama dua
bulan dan gejala pada pasien muncul kembali hingga saat ini, isteri pasien
memutuskan untuk membawa pasien ke RSPAD Gatoet Soebroto dikarenakan
2
sudah tidak sanggup merawat suaminya, karena pasien sering marah dan
berteriak serta memukuli isterinya. Di rumsh pasien sering menyobeki kertas
termasuk buku pelajaran anaknya untuk menulis hal yang sama “PT.
CEMPAKA SURYA KENCANA” dimana pasien merasa dia adalah pewaris
tunggal tempat tersebut, menurut isteri pasien anaknya akan mengikuti ujian
akhir di sekolahnya sehingga anaknya sangat terganggu dan tidak nyaman
berada dirumahnya, isteri pasien meminta untuk dirawat agar tidak
mengganggu isteri dan anak-anaknya.
Menurut pasien alasan mengapa dirinya dibawa kerumah sakit
dikarenakan keluarganya adalah penghianat dan ingin mengambil warisan
yang dimilikinya, sehingga isteri dan adiknya bersekongkol untuk memasukan
dirinya ke rumah sakit jiwa, menurut pasien dirinya tidak sakit dan seharusnya
masalah warisan harus diselesaikan di pengadilan. Pasien mengakui bahwa
dirinya dan kakanya tirinya yang bernama Zaenal adalah pewaris tanah yang
dimiliki oleh ayahnya, dimana zaenal adalah pewaris tanah yang ada di
Kuningan Purwakarta dan drinya adalah pewaris tanah di Kuningan barat
Jakarta, namun zaenal ingin mengambil wariasan yang dimilikinya sehingga
pasien merasa dibohongi oleh zaenal. Pasien mengakui bahwa pasien mampu
melihat siluman
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatri
2. Gangguan Medik
Pasien tidak pernah memiliki riwayat trauma kepala, tidak pernah
kejang, tidak pernah demam tinggi, tidak pernah mengalami penyakit-
penyakit berat yang membutuhkan perawatan sebelumnya.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif
Dari hasil autoanamnesa, pasien mengaku tidak memiliki riwayat
penggunaan zat-zat psikoaktif, dan alkohol Pasien merupakan perokok aktif
sejak SMP, hingga saat ini.
3
C. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik dan Kepribadian
Periode Prenatal dan Perinatal
Dari hasil alloanamnesa didapatkan bahwa selama kehamilan, ibu
pasien tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius, tidak
mengalami muntah yang berlebihan, tidak mengonsumi alkohol maupun
obat-obatan secara bebas. Ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya
ke bidan. Pasien lahir cukup bulan, spontan dan langsung menangis, tidak
ada cacat bawaan.
Periode Anak Awal ( Lahir sampai usia 3 tahun)
Tumbuh kembang pasien normal seperti anak-anak seusianya.
Pasien diberikan ASI oleh ibunya sampai usia 3 bulan. Pasien dapat
berjalan dan berbicara saat usia 1 tahun. Pasien mendapatkan imunisasi
secara lengkap, pasien tidak pernah mengalami demam tinggi disertai
kejang. Pasien termasuk anak yang aktif. Pasien dirawat oleh keluarganya
sendiri, pasien cukup dekat dengan keluarga. Orang tua pasien
menyayangi semua anaknya dengan sama rata. Hubungan pasien dengan
bapak ibunya baik. Hubungan pasien dengan saudara–saudaranya baik.
Periode Kanak-kanak Menengah (Usia 3 sampai11 tahun)
Dari hasil alloanamnesis, pasien memulai jenjang pendidikan
langsung dari Sekolah Dasar (SD) pada usia 6 tahun. Pasien mudah
bergaul dan memiliki cukup teman bermain. Pasien bercita-cita menjadi
seorang pilot.
Periode Remaja Awal (Pubertas hingga dewasa)
Setelah SD pasien melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) hingga menyelesaikan sekolahnya di STM, namun pasien
tidak melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi dikarenakan
pasien ingin langsung bekerja. Menurut pengakuan pasien, pasien
memiliki cukup banyak teman bermain dan tidak pernah ada masalah
dengan teman –temannya ataupun lingkungannya.
4
2. Riwayat Pendidikan
Pasien mengenyam pendidikan Ssekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Parung Sukabumi
hingga tamat, namun pasien tidak meneruskan pendidikannya ke perguruan
tinggi, dikarenakan pasien ingin langsung bekerja dan menikah.
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku sering berpindah-pindah tempat kerja, semejak lulus dari
SMK pasien bekerja sebagai teknisi mesin di perusahaan elektronik namun hanya
1 tahun pasien berhenti bekerja, kemudian pasien bekerja untuk membuat
aquarium dan memutuskan untuk berhenti, hingga akhirnya pasien bekerja
sebagai pegawai di PT.Indofarma dimana kakak pasien menjadi manager di
perusahaan tersebut namun tidak bertahan lama pasien berhenti dari pekerjaan
tersebut dan tidak bekerja sampai saat ini .
4. Riwayat Beragama
Dari hasil alloanamnesa, didapatkan bahwa pasien beragama Islam dan
merupakan penganut yang taat sebelum sakit. Pasien rajin sholat, mengaji. Namun
setelah sakit pasien tidak pernah beribadah.
5. Riwayat Kehidupan Seksual dan Perkawinan
Pasien sudah menikah dan sudah memiliki 4 orang anak diamana anak
pertama sudah menyelesikan pendidikan dibangku kuliah, anak ke 2 kelas 3
SMA, anak ke 3 kelas 1 SMA dan anak ke 4 kelas 3 SD, tidak ada riwayat
bercerai atapun masalah dalam rumah tangga sebelumnya.
6. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, tidak ada anggota
keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya. Pasien mengaku
keluarganya yang paling baik adalah ibu pasien, dan pasien sangat dekat dengan
5
adiknya yang sudah meninggal. Menurut keterangan pasien, bapak pasien
bernama bapak Suar dan ibunya bernama Aminah. Orang tua pasien berasal dari
Padang. Ibu pasien merupakan istri ke-18, Ibu pasien dan kakaknya berdagang
baju bekas di pasar gaplok. Ayah pasien sekarang tidak bekerja dan berada di
rumah. Pasien memiliki 5 orang kakak dan 1 orang adik, kakak pasien bernama
Tn. RF, Tn. RT, Tn.RH, Ny.S, dan Ny. F, adik pasien bernama Tn.Re.
Genogram
7. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ayah dan ibunya, ayah dan ibu pasien
sudah berusia tua. Pasien jarang mendapat perhatian dari keluarga, pasien lebih
sering dibiarkan melakukan hal yang ingin dilakukannya tanpa ada bimbingan
dari keluarga. Orang tua pasien mengatakan tidak mampu mengurus pasien jika
pasien masih berperilaku seperti sebelumnya. Pasien juga jarang bergaul dengan
tetangga sekitar rumah dan lebih sering menyendiri di kamar atau main ke pasar.
8. Persepsi Pasien tentang dirinya dan kehidupan
6
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak mengetahui
penyakitnya, pasien berpikir bahwa penyakitnya dikarenakan santet karena
banyak yang tidak suka dengan pasien. Pasien ingin keluarganya di rumah
menerima kalau dia sakit dan tidak berpikiran buruk dan tidak menganggap remeh
dirinya. Pasien mengakui jarang meminum obat dan kontrol ke rumah sakit
dikarenakan pasien tidak memiliki uang untuk ongkos pergi ke rumah sakit.
Untuk mengambil obat. Persepsi pasien terhadap lingkungan normal.
9. Persepsi Keluarga terhadap Pasien
Keluarga berharap kondisi pasien membaik dan dapat sembuh dan pulang
ke rumah untuk membantu kedua orang tua yang sudah sepuh. Menurut keluarga
pasien sebelum sakit pasien adalah orang yang pintar dan bercita-cita menjadi
tabib yang dapat menyembuhkan orang sakit dan penulis, dan keluarga berharap
pasien dapat mandiri dalam menjalankan hidupnya.
10. Fantasi, Mimpi dan Nilai-nilai
Pasien bermimpi namun lupa mimpinya apa, tetapi tidak ingat
memimpikan hal yang menakutkan atau menegangkan. Pasien mengharapkan
anak-anak di daerah pasar dekta tempat tempat tinggal pasien tidak memiliki
kebiasaan mengelem aibon. Pasien menganggap dirinya manusia biasa dan tidak
memiliki kemampuan atau hal khusus. Pasien mengatakan ingin menjadi penulis
dan suka membuat kaligrafi.
III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016.
A. Deskripsi Umum
1) Penampilan
Seorang laki-laki, berusia 29 tahun, bertubuh kurus dan tinggi,
berpenampilan seperti laki-laki dengan rambut pendek berwarna hitam, tampak
sesuai usia. Kulit pasien berwarna hitam. Tinggi badan pasien 175 cm dan berat
7
badan 58 kg. Pasien menggunakan baju kaos, celana panjang. Pasien dengan
perawatan diri sendiri, tubuh kurang bersih, bau, tampak kuku tangan dan kaki
panjang dan kehitaman, gigi tampak kotor dan kuning. Pasien dapat berjalan dengan
baik dan cara berjalan normal.
a. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor yang Nyata
Pada saat wawancara, pasien tenang. Pasien tampak bersemangat ketika
diajak berbicara. Pasien mudah terdistraksi ketika ada stimulus eksternal. Saat
ditanya terkadang pasien sering berbicara sendiri. Pasien sering bergerak-gerak,
berubah posisi, dan suka bertopang tangan serta melipat lutut. Pasien melakukan
kontak mata dengan pemeriksa, tetapi sering kali melihat ke arah lain.
b. Sikap Pasien terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif, masih mau menjawab pertanyaan yang diajukan. Pasien
akan menceritakan hal-hal yang ditanyakan dan harus digali terus. Pasien cenderung
cepat berganti topik pembicaraan walaupun masih dapat difokuskan kembali topik
yang sedang dibicarakan. Pasien cenderung mendominasi pembicaraan namun masih
dapat diinterupsi. Pasien cenderung banyak berbicara, namun sering mengeluarkan
kalimat-kalimat yang tidak jelas.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Labil
2. Afek : terbatas serasi
3. Keserasian : serasi antara mood dan afek
C. Gaya Bicara
Cara berbicara : spontan
Volume bicara : cukup
Kecepatan bicara : sedang, artikulasi jelas dan dapat dimengerti, intonasi sesuai
emosi
Pasien cenderung banyak berbicara
Tidak ada gangguan bicara
8
D. Gangguan Persepsi (Persepsi Panca Indera)
Halusinasi
Auditorik : Ada. Pasien memiliki riwayat mendengar suara bisikan sosok Ilham
yang mengomentari perilakunya dan beberapa kali memberi perintah dan
petunjuk pada pasien. Pasien juga mendengar suara yang menyuruhnya untuk
minum karbol untuk bunuh diri. Ada perilaku halusinatorik, pasien terkadang
terlihat berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
Visual : ada. Pasien melihat sosok yang menurut pasien bernama Ilham yang
selalu dekat dengannya yang menyerupai burung rajawali dengan paruh sampai
ke tanah. Pasien juga melihat sosok Jager yang menyerupai orang Belanda
dengan tinggi 5 meter dan suka tidur di goa.
Taktil : tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
E. Pikiran
1. Proses Pikir
Produktivitas : ide banyak
Kontinuitas :
Blocking : tidak ada
Asosiasi longgar : ada
Inkoherensi : tidak ada
Flight of ideas : ada
Word salad : ada
Neologisme : ada
Sirkumstansialitas : tidak ada
Tangensialitas : tidak ada
9
2. Isi Pikir
Waham bizar: saat ini pasien menganggap dirinya adalah kerbau yang
memilki tanduk dikepalanya.
Waham kejar : pasien merasa seperti setan pocong mengejar dirinya sehingga
pasien ketakutan dan sempat ingin bunuh diri, pasien meyakini bahwa ada
orang jahat yang tidak suka dengannya sehingga dia selalu dijahati. Pasien
merasa tidak dihargai oleh orang-orang dirumahnya. Pasien menganggap
orang-orang disekitarnya selalu menjahatinya dan tidak menyukainya, dan
berusaha untuk membunuhnya.
F. Fungsi Kognitif dan Sensorium
1. Kesiagaan dan Taraf Kesadaran
Compos mentis dan kesiagaan baik.
2. Orientasi
- Waktu : pasien dapat membedakan waktu pagi, siang dan malam hari, tetapi
pasien tidak mengetahui hari, tanggal dan jam.
- Tempat : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang dirawat di RSPAD Gatot
Soebroto.
- Orang : pasien dapat mengingat identitas lengkapnya, keluarga dan temannya di
bangsal.
3. Ingatan
- Jangka panjang : pasien dapat mengingat tanggal lahir, nama sekolah dan nama
anggota keluarganya.
- Jangka sedang : pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke RS.
- Jangka pendek : pasien dapat mengingat menu sarapan pagi ini.
- Segera : terganggu, pasien dapat mengingat 3 kata yang diberikan oleh
pemeriksa untuk diingat-ingat.
10
4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien terkadang sulit berkonsentrasi, terutama jika ada stimulus eksternal.
Pasien tidak dapat menjawab perhitungan 100 dikurangi 7. Pasien dapat mengeja
kata “WAHYU” secara berurutan dan terbalik dengan benar. Pasien sulit
berkonsentrasi jika ada orang lain berbicara saat ia akan bicara dan terkadang
tampak berbicara sendiri. Perhatian mudah teralihkan (distraktibilitas tinggi) saat
ada faktor eksternal.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Kemampuan membaca dan menulis pasien baik. Pasien dapat membaca
sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa dan melakukan instruksi yang ada
dalam kalimat tersebut. Pasien dapat menulis kalimat lengkap yang sederhana.
6. Kemampuan visuospasial
11
Pasien dapat meniru gambar 2 segilima yang bertumpukan. Pasien dapat
menggambarkan jam sesuai dengan instruksi, memperlihatkan arah jarum panjang
dan pendek dengan benar.
7. Pikiran Abstrak
Pasien mengerti arti peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian” namun tidak mengerti arti peribahasa “sekali mendayung 2-3 pulau
terlampaui”.
8. Inteligensi dan Daya Informasi
Pasien dapat menjawab siapa presiden RI saat ini dan ibukota Indonesia.
9. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien cukup baik. Pasien berbicara cukup. Pasien
masih belum dapat sepenuhnya mengontrol keinginannya untuk merokok, pasien
selalu meminta diberi rokok selama pembicaraan. Pasien tidak merokok saat
pembicaraan, hanya merokok saat sedang sendiri.
G. Daya Nilai dan Tilikan
- Daya nilai sosial : baik, pasien bersikap ramah dan sopan terhadap seluruh
tenaga medis, seperti dokter spesialis dan perawat, serta pasien lain di
bangsal.
12
- Uji daya nilai : baik
- Reality Test Ability (RTA) : terganggu
- Tilikan derajat 3. Pasien mengakui dirinya sakit, namun pasien menyalahkan orang
lain mengenai penyakitnya, pasien mengira penyakitnya dikarenakan oleh santet.
H. Reliabilitas
Pasien dapat dipercaya dan mampu melaporkan keadaannya secara akurat.
Karena beberapa informasi yang didapat dari pasien dan kakak pasien sesuai.
Contoh: pasien menyadari penggunaan narkoba dapat berpengaruh buruk dan
pasien tidak mau konsumsi hal tersebut.
IV. PEMERIKSAAN FISIK GENERALIS
A. Status Generalis
- Keadaan Umum : Baik
- Berat badan : 55 kg; Tinggi badan : 175cm ; Kesan gizi: Kurang
- Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36,7oC (per aksila)
- Limfonodi : Tidak teraba pembesaran
- Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra , tidak kuat
angkat, tidak ada thrill
Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri : ICS V 2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II reguler,murni, Gallop -/-, Murmur -/-
13
- Paru
Inspeksi : Bentuk normochest, ukuran dinding dada normal, pergerakan
dinding dada simetris, tidak ada retraksi intracosta