Top Banner
VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2014 ISSN 1410-9883 CAKRAWALA FORUM KOMUNIKASI ILMIAH DAN EKSPRESI KREATIF ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN Teaching Dictation using Dictation Drills Global Convergence of the Modified Fletcher-reeves Conjugate Gradient Method with the Modified Armijo-type Line Search Membangun Mindset Entrepreneur pada Mahasiswa LPTK sebagai Alternatif Menyiapkan Lapangan Pekerjaan di Masa Depan Pendidikan dalam Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan Karakter Peran Logika Politik dalam Kompetiisi Politik Verb Processes in English Sentences of the Books of Art Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum Seleksi Calon Mahasiswa Baru terhadap Kualitas Lulusan Improving the Skill in Writing Descriptive Paragraph of English Education Department Students Identifikasi Kesulitan Belajar bagi Mahasiswa Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan The Influence of TAI Method in Teaching Reading of Procedure Text for SMP Students Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Bermedia VCD dan Keterampilan Belajar terhadap Prestasi Belajar Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika SMP dalam Membuat Soal Matematika Kontekstual Errors on Writing Made by the Students of Law Faculty
17

VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2014 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/309/1/SURYO_WIDODO_APRIL_2014.pdfSyaiful Rifa i Penyunting Pelaksana R. Hendro Prasetianto Udin Erawanto

Oct 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2014 ISSN 1410-9883

    CAKRAWALAFORUM KOMUNIKASI ILMIAHDAN EKSPRESI KREATIFILMU PENDIDIKAN

    PENDIDIKAN

    Teaching Dictation using Dictation Drills

    Global Convergence of the Modified Fletcher-reevesConjugate Gradient Method with the Modified Armijo-type Line Search

    Membangun Mindset Entrepreneur pada Mahasiswa LPTK sebagai AlternatifMenyiapkan Lapangan Pekerjaan di Masa Depan

    Pendidikan dalam Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan Karakter

    Peran Logika Politik dalam Kompetiisi Politik

    Verb Processes in English Sentences of the Books of Art

    Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum

    Seleksi Calon Mahasiswa Baru terhadap Kualitas Lulusan

    Improving the Skill in Writing Descriptive Paragraphof English Education Department Students

    Identifikasi Kesulitan Belajar bagi Mahasiswa

    Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

    The Influence of TAI Method in Teaching Readingof Procedure Text for SMP Students

    Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Bermedia VCDdan Keterampilan Belajar terhadap Prestasi Belajar

    Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika SMPdalam Membuat Soal Matematika Kontekstual

    Errors on Writing Made by the Students of Law Faculty

  • CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

    Terbit dua kali setahun pada bulan April dan OktoberTerbit pertama kali April 1999

    Ketua PenyuntingKadeni

    Wakil Ketua PenyuntingSyaiful Rifa’i

    Penyunting PelaksanaR. Hendro Prasetianto

    Udin ErawantoRiki Suliana

    Prawoto

    Penyunting AhliMiranu Triantoro

    MasruriKaryatiNurhadi

    Pelaksana Tata UsahaYunusNandirSunardi

    Alamat Penerbit/Redaksi: STKIP PGRI Blitar, Jalan Kalimantan No. 49 Blitar,Telepon(0342)801493. Langganan 2 nomor setahun Rp 50.000,00 ditambah ongkos kirim Rp 5.000,00.Uang langganan dapat dikirim dengan wesel ke alamat Tata Usaha.

    CAKRAWALA PENDIDIKAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu PendidikanPGRI Blitar. Ketua: Dra. Hj. Karyati, M.Si, Pembantu Ketua: M. Khafid Irsyadi, ST.,S.Pd

    Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media cetaklain. Syarat-syarat, format, dan aturan tata tulis artikel dapat diperiksa pada Petunjuk bagi Penulisdi sampul belakang-dalam jurnal ini. Naskah yang masuk ditelaah oleh Penyunting dan MitraBestari untuk dinilai kelayakannya. Penyunting melakukan penyuntingan atau perubahan padatulisan yang dimuat tanpa mengubah maksud isinya.

    ISSN 1410-9883

  • ISSN 1410-9883

    CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

    Volume 16, Nomor 1, April 2014

    Daftar Isi

    Desain sampul: H. PrawotoSetting dan Cetak: IDC Malang, Telp./Faks. (0341)576 446, email: [email protected]

    Teaching Dictation using Dictation Drills .......................................................................... 1Annisa Rahmasari

    Global Convergence of the Modified Fletcher-reeves Conjugate Gradient Methodwith the Modified Armijo-type Line Search ....................................................................... 8Dahliatul Hasanah

    Membangun Mindset Entrepreneur pada Mahasiswa LPTK sebagai AlternatifMenyiapkan Lapangan Pekerjaan di Masa Depan .............................................................. 17Ekbal Santoso

    Pendidikan dalam Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan Karakter ................................. 25Endang Wahyuni

    Peran Logika Politik dalam Kompetiisi Politik .................................................................. 31Miranu Triantoro

    Verb Processes in English Sentences of the Books of Art .................................................. 37Rainerius Hendro Prasetianto

    Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum................................... 43Udin Erawanto

    Seleksi Calon Mahasiswa Baru terhadap Kualitas Lulusan ............................................... 51Agus Budi Santosa

    Improving the Skill in Writing Descriptive Paragraph of English Education DepartmentStudents .............................................................................................................................. 58Astried Damayanti

    Identifikasi Kesulitan Belajar bagi Mahasiswa .................................................................. 67Karyati

    Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan .................................... 72Ninik Srijani

    The Influence of TAI Method in Teaching Reading of Procedure Text for SMP Students 80Saiful Rifa’i

    Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Bermedia VCD dan Ketwrampilan Belajarterhadap Prestasi Belajar .................................................................................................... 86Sudjianto

    Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika SMP dalamMembuat Soal Matematika Kontekstual ............................................................................ 97Suryo Widodo

    Errors on Writing Made by the Students of Law Faculty ................................................... 110Varia Virdania Virdaus

  • Petunjuk Penulisan Cakrawala Pendidikan

    1. Naskah belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain, diketik spasi rangkap pada kertas kuarto,panjang 10–20 halaman, dan diserahkan paling lambat 3 bulan sebelum penerbitan, dalam bentukketikan di atas kertas sebanyak 2 eksemplar dan pada disket komputer IBM PC atau kompatibel.Berkas naskah pada disket komputer diketik dengan menggunakan pengolah kata Microsoft Word.

    2. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang hasil penelitian, gagasan konseptual,kajian dan aplikasi teori, tinjauan kepustakaan, dan tinjauan buku baru.

    3. Semua karangan ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading) masing-masing bagian,kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat judul sub-bab dinyatakandengan jenis huruf yang berbeda, letaknya rata tepi kiri halaman, dan tidak menggunakan nomorangka, sebagai berikut.

    PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2 (Huruf Besar-kecil Tebal, Rata Tepi Kiri)Peringkat 3 (Huruf Besar-kecil Tebal, Miring, Rata Tepi Kiri)

    4. Artikel konseptual meliputi (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak (50–75 kata), (d) kata kunci, (e)identitas peulis (tanpa gelar akademik), (f) pendahuluan (tanpa judul subbab) yang berisi latar belakangdan tujuan atau ruang lingkup tulisan, (g) isi/pembahasan (terbagi atas sub-subjudul), (h) penutup,dan (i) daftar rujukan. Artikel hasil penelitian disajikan dengan sistematika: (a) judul, (b) nama (-nama) peneliti, (c) abstrak, (d) kata kunci, (e) identitas peneliti (tanpa gelar akademik) (f) pendahuluan(tanpa judul subbab) berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian, (g) metode, (h) hasil, (i)pembahasan, (j) kesimpulan dan saran, dan (k) daftar rujukan.

    5. Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis dankronologis.

    Anderson, D.W., Vault, V.D., dan Dickson, C.E. 1993. Problems and Prospects for the Decades Ahead:Competency Based Teacher Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.

    Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam LokakaryaPenelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat PenelitianIKIP MALANG, Malang, 12 Juli.

    Prawoto. 1988. Pengaruh Penginformasian Tujuan Pembelajaran dalam Modul terhadap Hasil BelajarSiswa SD PAMONG Kelas Jauh. Tesis tidak diterbitkan. Malang: FPS IKIP MALANG..

    Russel, T. 1993. An Alternative Conception: Representing Representation. Dalam P.J. Black & A.Lucas (Eds.). Children’s Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London: Routledge.

    Santosa, R. Gunawan. 2002. Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf sederhana, (online),(http://home.unpar.ac.id/integral.pdf.html, diakses 29 Desember 2006)

    Sihombing, U. 2003. Pendataan Pendidikan Berbasis Masyarakat. http://www.puskur.or.id. Diakses21 April 2006

    Zainuddin, M.H. 1999. Meningkatkan Mutu Profesi Keguruan Indonesia. Cakrawala Pendidikan,1(1):45–52.

    6. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuatdalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 1987).

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 97

    97

    KETERKAITAN ANTARA BERPIKIR KREATIF DANPRODUK KREATIF GURU MATEMATIKA SMP

    DALAM MEMBUAT SOAL MATEMATIKAKONTEKSTUAL

    Suryo WidodoEmail: [email protected]

    Universitas Nusantara PGRI Kediri

    Abstrak: Sejak diterapkan kurikulum 2013, tren penelitian pendidikan matematika ada-lah untuk meningkatkan kreativitas. Telah banyak penelitian yang mengungkap kreativi-tas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Tetapi jarang peneliti yang meng-ungkap proses berpikir kreatif siswa hingga menghasilkan suatu produk yang kreatif.Tujuan penelitian ini mengungkap keterkaitan antara proses berpikir kreatif dengan pro-duk kreatif guru matematika SMP dalam membuat soal matematika kontekstual. Peneli-tian dilakukan pada guru matematika SMP Jimy (nama samaran), dengan kualifikasi aka-demik S-1 matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metodepengumpulan data menggunakan wawancara berbasis tugas. Hasil yang diperoleh dalampenelitian adalah: (1) Jimy telah berhasil membuat produk kreatif (soal matematika kon-tekstual) yang memenuhi indikator kelancaran, fleksibel dan kebaruan; (2) proses berpi-kir kreatif Jimy dalam membuat soal matematika kontekstual mengikuti urutan tahapsintesis ide, membangun ide, merencanakan penerapan ide, sintesis ide, merencanakanpenerapan ide dan penerapan ide.

    Kata kunci: berpikir kreatif, produk kreatif, soal matematika kontekstual.

    Abstract: Since the curriculum 2013 implemented in Indonesia, the trend of mathematicseducation research is to improve creativity. There have been many studies that revealstudents’ creativity in solving mathematic problems. But researchers seldom reveal thecreative thinking processes of students to produce a creative product. The purpose of thisstudy explored the relationship between creative thinking processes with creative prod-ucts of mathematics teacher in the junior high school in making mathematic contextualproblems. The study was conducted at the junior high mathematics teacher Jimy (pseud-onym), the academic qualification of the S-1 mathematic. This study used a qualitativeapproach, the method of data collection using a task-based interview. The results ob-tained in the study are: (1) Jimy has succeeded in making a creative product (contextualmathematic problems) who satisfies fluency, flexible and novelty; (2) the order phaseprocess of creative thinking Jimy in making mathematics contextual problem followssynthesis of ideas, generate of the ideas, planning the application of ideas, synthesis ofideas, planning the application of the idea and implementation of ideas.

    Keywords: creative thinking, creative products, contextual mathematics problem

  • 98 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

    PENDAHULUAN

    Alvin Tofler dalam (Widodo, 2012) me-nyatakan bahwa gelombang pertamaperadaban manusia diawali dengan revolusipertanian (8000 – 10000 tahun yang lalu), ge-lombang kedua revolusi industri awal abad ke–18, gelombang ketiga teknologi informatikamulai tahun 1960, keempat gelombang ilmukehidupan awal abad 21, dan kelima gelom-bang kreativitas. Di sini kreativitas manusiamerupakan kekuatan yang sangat dominan,kekuatan tersebut akan menyelusup ke-selu-ruh kehidupan manusia sehari-hari. Untukmenyongsong gelombang kreativitas tersebutguru perlu disiapkan untuk menjadi guru yangkreatif, seperti yang diharapkan. Menyiapkanguru kreatif tidak semudah membalikkantelapak tangan, seperti diketahui guru mate-matika di Indonesia memiliki variasikualifikasi pendidikan yang bermacam-macam. Selain variasi kualifikasi pendidikanmasih banyak lagi variasi kompetensi guruyang ada, misal: pengalaman mengajar (masakerja), pengalaman mengikuti pelatihan, peng-alaman dalam penelitian, pengalaman menu-lis buku ajar.

    Demikian pentingnya kreativitas ini hing-ga kemampuan berpikir kreatif merupakansalah satu karakteristik yang dikehendaki du-nia kerja (Career Center Maine Departmentof Labor USA, 2001) Karakteristik-karakter-istik itu selengkapnya adalah: (1) memilikikepercayaan diri; (2) memiliki motivasi ber-prestasi; (3) menguasai keterampilan-kete-rampilan dasar, seperti keterampilan memba-ca, menulis, mendengarkan, berbicara, danmelek komputer; (4) menguasai keterampilanberpikir, seperti mengajukan pertanyaan,mengambil keputusan, berpikir analitis, danberpikir kreatif; dan (5) menguasai keteram-pilan interpersonal, seperti kemampuanberkerja sama dan bernegosiasi.

    Dyers, J.H. et al (2011) mengatakan bah-wa dari kemampuan kreativitas seseorangdiperoleh melalui pendidikan, sisanyaberasal dari genetik. Sebaliknya untuk kemam-puan kecerdasan berlaku bahwa kemampuan

    kecerdasan diperoleh dari pendidikan, sisanyadari genetik. Artinya kita tidak dapat berbuatbanyak untuk meningkatkan kecerdasan sese-orang tetapi kita memiliki banyak kesempat-an untuk meningkatkan kreativitas seseorang.Selanjutnya dalam penelitiannya Dyers (2011)menemukan bahwa pembelajaran berbasiskecerdasan tidak akan memberikan hasil sig-nifikan (hanya peningkatan 50%) dibanding-kan yang berbasis kreativitas (sampai 200%).

    Pentingnya kreativitas ini juga dituangkandalam tujuan diberlakukannya kurikulum2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mem-persiapkan manusia Indonesia agar memilikikemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif,inovatif, dan afektif serta mampu berkontri-busi pada kehidupan bermasyarakat, berbang-sa, bernegara, dan peradaban dunia.

    Banyak pakar psikologi dunia yang men-definisikan tentang kreativitas (misalnya,Kaufman & Sternberg, 2010; Runco, 2007;Sternberg, 1999). Beberapa definisi fokus padakarakteristik individu yang dalam pekerja-annya memiliki motivasi untuk menjadikreatif. Sedangkan yang lain menganggap kre-ativitas adalah hasil pekerjaan itu sendiri.Dalam kasus tersebut, definisi kreatif memi-liki dua kriteria utama untuk menilai kreativi-tas: kebaruan dan kesesuaian. Starko (2010)mendefinisikan kreatif sebagai: “(a) A creativeresult is a result both original and appropri-ate. (b) A creative person—a person with cre-ativity—is a person who fairly routinely pro-duces creative results” (p. 311). Definisi kre-ativitas sebagai berikut: “(a) hasil kreatif me-rupakan hasil yang asli dan sesuai. (b) Orangkreatif adalah orang yang secara rutin meng-hasilkan produk yang kreatif”. Walaupun per-nyataan tersebut bermakna luas tetapi merekamengaitkan secara bersama konsep orangkreatif dan hasil kegiatan kreatif secara prak-tis. Meskipun demikian, setiap aspek dari de-finisi ini secara sederhana menimbulkan per-tanyaan. Kebaruan dan orisinalitas mungkinmerupakan karakteristik yang paling berhu-bungan langsung dengan kreativitas. Karya-karya sastra yang meniru orang yang sebelum

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 99

    mereka atau penemuan sain yang hanyapengulangan dari karya sebelumnya tidakdianggap kreatif. Untuk menjadi kreatif, ideatau produk harus baru.

    Hal yang sama disampaikan Robinson(2001) dalam Fisher (2009) yang menyatakanbahwa it is ‘imaginative processes with out-comes that are original and of value’ kreativi-tas adalah ‘proses imajinatif dengan hasil yangasli dan bernilai’. Munandar (1999) juga me-nyebutkan “ kreativitas adalah kemampuanuntuk menghasilkan/ menciptakan sesuatuyang baru; kreativitas adalah kemampuan un-tuk membuat kombinasi-kombinasi baru yangmempunyai makna sosial”. Kreativitas adalahkemampuan seseorang untuk menghasilkankomposisi, produk atau gagasan apa saja yangpada dasarnya baru dan sebelumnya tidak di-

    kenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatanimajinatif atau sintesis pemikiran yang hasil-nya tidak hanya perangkuman. Ia mungkinmencakup pembentukan pola baru dangabungan informasi yang diperoleh dari peng-alaman sebelumnya dan pencangkokkan hu-bungan lama ke situasi baru dan mungkinmencakup pembentukan hubungan baru. Se-dangkan Guilford (dalam Matlin, 1998) cre-ativity should be measured in terms of diver-gent production or the number of variedrespons made to each test item. Ini berarti bah-wa kreativitas seharusnya diukur dalam kaitandengan produksi divergen atau banyaknyatanggapan bervariasi yang dibuat ke masing-masing item tes. Selanjutnya GuilfordProduksi divergen memiliki 4 komponen, ya-itu kelancaran (fluency), keluwesan/

    Tabel 1: Rangkuman Indikator kreativitas dari Guilford (1957),

    Silver (1997) dan Siswono (2007) Indikator kreativitas

    Guilford (1957) Silver (1997) mengacu pada tugas pengajuan masalah

    Siswono (2007) mengacu pada tugas pengajuan masalah dan penyelesaian masalah

    Fluency (Kelancaran)

    Kelancaran adalah kemampuan untuk memberikan berbagai respon.

    Siswa membuat banyak masalah yang dapat dipecahkan. Siswa berbagi masalah yang diajukan

    Kefasihan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa membuat masalah sekaligus penyelesaiannya yang beragam dan benar. Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa memberikan jawaban yang benar.

    Flexibility (keluwesan)

    Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

    Siswa mengajukan masalah yang memiliki cara penyelesaian berbeda-beda. Siswa menggunakan pendekatan “what-if-not?” untuk mengajukan masalah.

    Fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda. Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda-beda.

    Novelty/ Originality (kebaruan/ keaslian)

    Keaslian berkaitan dengan kemampuan memberikan respon yang khas/unik yang berbeda dengan yang biasa dilakukan orang lain.

    Siswa memeriksa beberapa masalah yang diajukan, kemudian mengajukan suatu masalah yang berbeda.

    Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada ke-mampuan siswa mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan sebelumnya. Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa menjawab masalah yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau salah satu jawaban yang ‘tidak biasa’ dilakukan oleh siswa pada tingkat pengetahuannya.

  • 100 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

    fleksibilitas (flexibility), keaslian/kebaruan(originality), dan keterincian/elaborasi (elabo-ration). Dalam hal ini, aspek kelancaranmerujuk pada kemudahan menghasilkan ideatau menyelesaikan masalah. Keluwesan di-tunjukkan oleh beragamnya ide yang dikem-bangkan. Kebaruan merujuk pada kemampu-an untuk menghasilkan ide-ide yang tidak bia-sa atau unik. Sedangkan keterincian merujukpada kemampuan individu untuk memberikanpenjelasan secara rinci dan runtut terhadap ideyang diberikan.

    Dari beberapa karakteristik di atas nam-pak adanya kesamaan pandangan tentang un-sur-unsur kreativitas yang dapat dipandangsebagai indikator kreativitas. Sepertitercantum dalam Tabel 1.

    Dalam penelitian ini kerangka kerja kre-ativitas disusun mengacu pada tugas gurumembuat masalah matematika kontekstual,

    selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.Berpikir kreatif menurut Suryadi (2003)

    adalah kemampuan untuk mengungkap hu-bungan-hubungan baru, melihat sesuatu darisudut pandang baru, dan membentukkombinasi baru dari dua konsep atau lebihyang sudah dikuasai sebelumnya. Kreativitasjuga dapat diartikan suatu kemampuan yangbersifat spontan, terjadi karena adanya arahanyang bersifat internal, dan keberadaannya ti-dak dapat diprediksi.

    Berpikir kreatif berkaitan dengan kreati-vitas seseorang. Menurut Jones (1972: 7) kre-ativitas adalah suatu kombinasi fleksibilitas,originalitas dan sensitivitas pada ide-ide. Kre-ativitas berpikir merupakan kemampuan me-lepaskan diri dari cara berpikir yang biasa kecara berpikir yang produktif dan berbeda, se-hingga hasilnya akan memberi kepuasan padadirinya dan mungkin pada orang lain. Starko

    Tabel 2 Indikator Kreativitas

    Karakteristik Kreativitas Indikator yang ingin diketahui Peneliti

    Kefasihan/ kelancaran (Fluency)

    Guru dapat membuat masalah matematika kontekstual lebih dari satu dan bervariasi (menurut penyajiannya atau konteksnya) Cara memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas tertulis: “ Buatlah masalah matematika kontekstual, paling sedikit dua buah! Dan berikan penyelesaian masalah yang anda buat!

    Keluwesan/ Fleksibel (flexibility)

    Guru dapat membuat masalah matematika kontekstual yang dapat diselesaikan dengan lebih dari satu cara yang benar. Cara memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas tertulis: “ Perhatikan masalah matematika kontekstual yang telah anda buat, adakah yang penyelesaian-nya lebih dari satu cara yang benar? Jika ada, tunjukkan cara penyelesaian yang berbeda dari masalah itu! Selanjutnya, buatlah masalah matematika kontekstual lain yang dapat diselesaikan dengan lebih dari satu cara yang benar”

    Keaslian/ kebaruan Originality/novelty

    Guru dapat membuat masalah yang berbeda dari masalah kontekstual yang biasa dibuat. Berbeda dalam arti memasukkan konteks dan konsep yang baru atau masalah matematika yang dibuat tidak dapat diselesaikan langsung dengan menggunakan konsep matematika setingkat SMP namun jika disederhanakan/ dipecah-pecah dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep matematika setingkat SMP. Cara memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas tertulis: “ Buatlah sebuah masalah matematika kontekstual yang berbeda dengan yang sudah anda buat sebelumnya”

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 101

    (2010: 193) dan Fisher (1995: 44) mendefini-sikan berfikir kreatif sebagai kemampuan ber-pikir secara divergen yang meliputi kefasihan(fluency) yaitu berpikir dengan banyak ide,flesibilitas (flexibility) yaitu berpikir dalamkategori atau pandangan berbeda, originalitas(originality) yaitu berpikir dengan ide yangtidak umum, dan elaborasi (elaboration) yai-tu menerapkan ide-ide agar lebih jelas.

    Seperti yang telah dijelaskan di atas ta-hap berpikir kreatif Wallas dalam Meusburger(2009), Fisher (1995), Krulik dan Rudnik(1995), Siswono (2007) dapat diringkas padaTabel 3.

    Tahap-tahap berpikir kreatif dalam pene-litian ini mengacu pada tahap mensintesis ide,membangun ide merencanakan penerapan idedan menerapkan ide. Dari uraian di atas dapatdirumuskan pertanyaan penelitian sebagai ber-ikut, “Bagaimana keterkaitan antara prosesberpikir kreatif dengan produk kreatif gurumatematika SMP dalam membuat soal mate-matika kontekstual?” Tujuan penelitian iniadalah mengungkap keterkaitan antara prosesberpikir kreatif dengan produk kreatif gurumatematika SMP dalam membuat soal mate-matika kontekstual.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif. Bila dilihat dari tujuannya untukmengeksplorasi apa yang dipikirkan guru da-lam membuat masalah matematika kontek-stual, maka penelitian ini tergolong peneliti-

    an eksploratif. Untuk memperoleh gambarantersebut, peneliti memberikan tugas pada gurumatematika SMP yaitu Jimy untuk membuatsoal matematika kontekstual. Jimy adalah gurumatematika SMP di Kabupaten Kediri dengankualifikasi akademik S-1 matematika. Berda-sarkan hasil tugas yang dibuat guru tersebutdilakukan wawancara mendalam, yang selan-jutnya disebut wawancara berbasis tugas. In-strumen utama yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah peneliti. Sedangkan instrumenpembantunya adalah alat perekam audio danaudiovisual (handycam) serta catatan penelitiselama proses penelitian. Langkah penelitianadalah sebagai berikut: Pertama, memilihsubjek penelitian sesuai dengan kriteria yangtelah ditetapkan. Kedua, memberikan tugaskepada guru untuk membuat soal kontekstualuntuk memperoleh produk kreativitasnya.Ketiga, melakukan wawancara pada guru ber-dasarkan hasil tugas yang telah dikerjakan ser-ta melakukan pengamatan langsung (dibantudengan handycam). Keempat, menganalisishasil tugas tertulis dan wawancara. Kelima,mengungkap berpikir kreatif guru (meliputimensintesis ide, membangun ide, merencana-kan penerapan ide dan penerapan ide) dalam

    membuat soal matematika kontekstual.Berdasarkan kerangka kerja pada tabel 2

    hasil produk reatif Jimy memenuhi ketiga in-dikator hasil produk kreatif. Selanjutnya da-pat digambarkan sebagai berikut:

    Tabel 3 Ringkasan tahap berpikir kreatif

    Wallas dalam Meusburger (2009)

    persiapan inkubasi insight evaluasi Elaborasi

    Fisher (1995) stimulus eksplorasi perencanaan aktivitas reviu Krulik & Rudnick

    (1999, 1995) Sintesis ide Membangun ide Menerapkan ide

    Isaksen (2003) dalam Siswono

    (2007)

    memahami masalah (menemukan tujuan,

    data/fakta-fakta, menemukan masalah

    Membangkit-kan ide

    merencanakan tindakan (menemukan solusi,

    menemukan dukungan)

    Siswono (2007) mensintesis ide

    membangun ide

    merencanakan penerapan ide

    menerapkan ide

  • 102 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

    Berdasarkan kerangka kerja pada tabel 2hasil produk reatif Jimy memenuhi ketiga in-dikator hasil produk kreatif. Selanjutnya da-pat digambarkan sebagai berikut:

    Saol ke-1 (HJM11)

    Soal ke 2 (HJM12)

    Soal ke 3 (HJM13)

    Soal ke 4 (HJM14)

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 103

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Produk Kreatif Jimy

    Berpandu pada tabel 2 peneliti memberi-kan tugas untuk membuat masalah matemati-ka kontekstual kepada Jimy. Soal yang diha-silkan Jimmy disajikan Gambar 1.

    Berpikir kreatif Jimy dikaitkan denganindikator kelancaran

    Jimy menghasilkan produk kreatif untukindikator kelancaran dengan menganalisis soal1 dan 2. Proses berpikir kreatif Jimy dalammenghasilkan soal nomor 1 dan nomor 2 da-pat dilihat di Gambar 2.

    Jimy menghasilkan produk kreatif denganindikator keluwesan dengan menganalisis pro-ses berpikir kreatif soal nomor 4. Proses ber-pikir kreatif Jimy dalam menghasilkan soalnomor 4 dapat dilihat di Gambar 3.

    Berpikir kreatif Jimy dikaitkan denganIndikator Kebaruan

    Jimy menghasilkan produk kreatif denganindikator keluwesan dengan menganalisis soal3. Proses berpikir kreatif tersebut dapatdigambarkan dalam gambar 4.

    Dari ketiga proses berpikir kreatif Jimyuntuk setiap indikator (kelancaran, keluwesan

    dan kebaruan) dalam mendapatkan produkkreatif berupa masalah matematika kontek-stual. Jika dikaitkan dengan tahap-tahap ber-pikir kreatif seperti yang telah dirumuskanpada tabel 3 maka proses berpikir kreatif Jimyada kesamaan urutan tahap berpikir kreatifseperti yang terlihat pada gambar 5. Tetapi ti-dak sekuensial (berururan seperti tahap-tahapberpikir kreatif yang digunakan Wallace da-lam Amabile (1996), Fisher (1995), Krulik danRudnik (1995) dan Siswono (2007)). Selan-jutnya proses berpikir kreatif Jimy dapatdideskripsikan sebagai berikut:

    Mensintesis ide

    Dalam membuat masalah matematikakontekstual pertama kali Jimy memikirkanmateri atau topik yang sedang dipelajari ke-mudian menghubungkan dengan konteks.Jimy memikirkan penggunaan atau penerapanmateri matematika pada konteks. Jimy menen-tukan ide konteks pada masalah matematikakontekstual bersumber pada lingkungan seko-lah siswa. Ketika memikirkan lingkungan se-kolah Jimy membayangkan seolah-olah iamengamati kejadian-kejadian yang ada padakonteks tersebut. Kejadian-kejadian yang adapada konteks tersebut dihubungkan denganpersamaan matematika yang terjadi sesuaimateri yang dipilih. Dari persamaan matema-tika yang diperoleh jimy menghubungkan de-ngan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin.

    Pada waktu menghubungkan kejadianyang ada ia merasa jika kejadian tersebut me-rupakan kejadian yang hal aktual, yang telahdikenal siswa, dan dapat memicu ke ingintahuan siswa. Setelah menemukan sebuahkonteks yang sesuai dengan materi atau topikyang dibuat. Jimy juga membayangkan bebe-rapa konteks yang lain yang sesuai denganmateri yang sedang dibuatnya. Jimy menghu-bungkan bilangan/ kuantitas atau ukuran padainformasi soal dengan realitas di lapangan.Ketika membuat pertanyaan pada konteks ter-tentu, Jimy juga memiliki banyak ide/ pemi-kiran tentang pertanyaan lain yang sesuai da-lam membuat masalah matematika kontek-stual.

  • 104 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 105

    Keterangan PM penjual minuman ABM arena balap merpati PMK penjual minuman kola WP waktu papasan PBS paling banyak dikunjungi siswa PSR perjalanan siswa rekreasi RMK resep minuman kola ABS ada di buku siswa BS berhubungan dengan sain BR baru diresmikan PTH penjual tanaman hias J2 jeda 2 detik CP campuran pupuk P penghalang AD acian dinding TBS tidak ada di buku siswa CAD campuran acian dinding WS waktu sampai BK50% bibit kola 50% BIL bilangan BK90% bibit kola 90% TTB teka-teki bilangan KUN keuntungan minuman ABS ada di buku siswa LBI latar belakang informasi PTY pertanyaan BIL bilangan MMK masalah matematika kontekstual PMT persamaan matematika MSMS menarik siswa menggunakan mat.

    sekitar VER verifikasi BCS Banyaknya cara selesaian

    Keterangan WCK warung sate cak kasim SHR sesuai harga riil HDPT harga dua produk tertentu LBI latar belakang informasi OPLP ongkos pekerja laki dan

    perempuan MBS memiliki banyak solusi dan cara

    selesaian PMT persamaan matematika BIL bilangan KUN keuntungan VER verifikasi PSAK paket sate ayam dan kambing MMK masalah matematika kontekstual TP128000 total pembelian 128.000 PTY pertanyaan BKA banyak kaki ayam dan kambing ST sangat terkenal di ngadiluwih PLDV persamaan linear dua variabel

  • 106 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

    Keterangan PD perang diskon D50%+20% diskon ganda 50% plus 20% BDP belanja di pasar BadBS belum ada di buku siswa DG diskon ganda AdPS ada di pasar swalayan WR wahana rekreasi LBI latar belakang informasi DdWt diskon di wahana tertentu BIL bilangan SjT siswa jarang tahu tempat rekreasi PMT persamaan matematika CB cashback VER verifikasi mKS menuntut kecermatan siswa PTY pertanyaan D70% diskon 70% MMK masalah matematika kontekstual

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 107

  • 108 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013

    Membangun ide

    Jimy dalam membangun ide konteks de-ngan mengaitkan ide konteks dengan hal yangpaling menarik buat siswa. Jimy dalam mem-buat masalah matematika kontekstual mem-pertimbangkan kedekatan konteks denganlingkungan siswa. Jimy dalam membangun idekuantitas bilangan pada informasi soal denganmengaitkan persamaan matematis yang ter-bentuk dan realitas di lapangan. Jimy mem-bangun ide pertanyaan atau tujuan soal denganmengaitkan informasi soal dengan persamaanmatematis yang terbentuk. Jimy membangunide masalah matematika dengan mengaitkankriteria masalah dengan informasi yang adapada realitas lapangan.

    Merencanakan penerapan ide

    Jimy dalam merencanakan penerapan idedengan melihat kembali sintesis yang dilaku-kan. Ketika mensintesis ide Jimy memilikibanyak konteks yang sesuai dengan materiatau topik yang akan dibuat soal. SelanjutnyaJimy membuat banyak rencana penerapan idedalam membuat konteks dan pertanyaan. Jimydalam merencana penerapan ide konteks mem-pertimbangkan kesenangan siswa terhadapkonteks, kedekatan konteks dengan kehidup-an siswa, aktualitas konteks, siswa sudah me-ngenal konteks tersebut. Jimy dalam meren-canakan penerapan ide tentang bilangan/ kuan-titas pada pertanyaan dalam soal mempertim-bangkan solusi bulat, dan kriteria soal agarmenjadi masalah, perbedaan dengan soal yangsudah pernah dibuat sebelumnya. Jimy jugamerencanakan membuat masalah matema-tika yang memiliki banyak cara penyelesai-an dan memiliki banyak solusi benar.

    Penerapan ide

    Jimy mengimplementasikan rencanaide konteks yang dipilih sesuai materi atautopik yang dibuat pada masalah matematikakontekstual. Menurut Jimy yang penting da-lam membuat soal adalah memuat konteksyang dekat dengan lingkungan siswa dan ke-hidupan sehari-hari. Bilangan pada informasi

    soal yang dipilih dalam rencana ide dapat di-implementasikan masalah matematika kontek-stual.

    Jimy yakin dapat menerapkan ide denganmenunjukkan kebenaran dalam menyelesaikanhasil tugas. Jimy akan memeriksa kembali in-formasi yang dibuat jika soal yang dibuat ti-dak mempunyai solusi. Jika soal yang dibuattidak memiliki banyak solusi benar maka Jimyakan membalik soal tersebut (informasi yangdipertanyakan). Jimy mempertimbangkan un-tuk buat soal dengan banyak solusi benar danbanyak cara penyelesaian untuk memuncul-kan kepercayaan diri siswa dalam menjawabmasalah matematika. Dia juga memverifikasiapakah masalah matematika kontekstual yangdihasilkan berbeda dengan yang sudah dibu-atnya selama ini.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Dari hasil penelitian yang telah diuraikandi atas dapat disimpulkan bahwa: (1) Jimy te-lah berhasil membuat produk kreatif (soalmatematika kontekstual) dengan memenuhiindikator kreatif yaitu kelancaran, fleksibilitasdan kebaruan; (2) proses berpikir kreatif Jimydalam membuat soal matematika kontekstualmengikuti urutan tahap sintesis ide, memba-ngun ide, merencanakan penerapan ide, sinte-sis ide, merencanakan penerapan ide danpenerapan ide. Seperti digambarkan dalamGambar 6

    Gambar 6Urutan (umum) aktivitas berpikir kreatif

    Jimy dalam membuat Masalah matematikakontekstual

    1 2

    3

    4

    5Mensintesis ide

    Membangun ide

    Merencanakan penerapan

    Penerapan ide

  • Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru Matematika 109

    Saran

    Dari kesimpulan di atas disarankan (1)belajar dari apa yang dilakukan Jimy dalammembuat soal kontekstual matematika makaguru sebaiknya tahu tentang lingkungan dima-na sekolah itu berada, tempat tinggal siswa,permainan siswa. (2) sebaiknya guru belajartentang teknik-teknik inovasi yang telah dila-kukan oleh guru Jimy tersebut.

    Dari hasil penelitian ini direkomendasi-kan untuk peneliti, agar dapat meneliti lebihmendalam tentang pemecahan masalah mate-matika kontekstual.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amabile, T. M., 1996. Creativity in Context: Up-date to “The Social Psychology of Creativ-ity”. Westview Press, Boulder.

    Career Center Maine Department of Labor (2001).Today’s Work Competence in Maine. [Online].Tersedia: http://www.maine.gov/labor/lmis/pdf/ Essential WorkCompetencies.pdf.Diakses 2 Pebruari 2011.

    Dyers, J.H. et al. 2011. Innovators DNA: Master-ing the Five Skills of Disruptive Innovators,Harvard Business Review.

    Fisher R. & Williams M. (eds). 2009. UnlockingCreativity Teaching Across the Curriculum.New York: Springer.

    Fisher, R. 1995. Teaching Children to Think.Celtenham, United Kingdom: Stanley TomesLtd.

    Guilford,J.P. 1957. Creative ability in the art, Psy-chological Review. Vol. 64. Pp. 110-18.

    Jones, T.P. 1972. Creative Learning in perspec-tive. London: University of London Press.

    Kaufman, JC. and Stenberg, RJ. 2010. TheCambrite Handbook of Creativity, New York:Cambridge University Press.

    Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidik-an Dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kuri-kulum Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah.

    Krulik, Stephen dan Jesse A Rudnick. 1995. A NewSourcebook for Teaching Reasoning and Pro-blem Solving in Elementary School.Massachussets: A Simon & Schuster Com-pany.

    Matlin, Margaret W. 1998. Cognition. Fort Worth:Harcourt Brace College Publishers

    Meusburger P., Funke J. & Wunder E. (Eds). 2009.Milieus of Creativity: An InterdisciplinaryApproach to Spatiality of Creativity. NewYork: Springer.

    Munandar, S.C. Utami. 1999. Kreativitas &Keberbakatan. Strategi Mewujudkan PotensiKreatif & Bakat. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama

    Runco, M. A. 2007. Creativity. Boston: Elsevier.Silver, Edward A. (1997). Fostering Creativity

    through Instruction Rich in MathematicalProblem Solving and Thinking in ProblemPosing. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/pub-lications/zdm ZDM Volum 29 (June 1997)Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Download 12 Juli 2008.

    Siswono, Tatag Y. E., 2007. Penjenjangan Kemam-puan Berpikir Kreatif dan Identifkasi TahapBerpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkandan Mengajukan Masalah Matematika. Di-sertasi, Program Pasca Sarjana Unesa Sura-baya. Tidak dipublikasikan.

    Starko, Alane J. 2010. Creativity in the classroom: schools of curious delight. Fourth Edition.New York: Routledge Taylor & Francis.

    Sternberg, R. J. (Ed.). 1999. Handbook of creativ-ity. New York: Cambridge University Press.

    Suryadi, D. 2003. Pengembangan KemampuanBerpikir Matematik Tingkat Tinggi. KajianMandiri I. UPI Bandung: Tidak di terbitkan.

    Widodo, Suryo. 2012. Profil Kreativitas GuruSMP Dalam Membuat Masalah MatematikaKontekstual Berdasarkan Kualifikasi Akade-mik. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,Pendidikan Dan Penerapan MIPA Tanggal 10November 2012 di Universitas Negeri Yogya-karta. ISBN: 978-979-16353-8-7