-
VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2014 ISSN 1410-9883
CAKRAWALAFORUM KOMUNIKASI ILMIAHDAN EKSPRESI KREATIFILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Teaching Dictation using Dictation Drills
Global Convergence of the Modified Fletcher-reevesConjugate
Gradient Method with the Modified Armijo-type Line Search
Membangun Mindset Entrepreneur pada Mahasiswa LPTK sebagai
AlternatifMenyiapkan Lapangan Pekerjaan di Masa Depan
Pendidikan dalam Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan
Karakter
Peran Logika Politik dalam Kompetiisi Politik
Verb Processes in English Sentences of the Books of Art
Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan
Umum
Seleksi Calon Mahasiswa Baru terhadap Kualitas Lulusan
Improving the Skill in Writing Descriptive Paragraphof English
Education Department Students
Identifikasi Kesulitan Belajar bagi Mahasiswa
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
The Influence of TAI Method in Teaching Readingof Procedure Text
for SMP Students
Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Bermedia VCDdan
Keterampilan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru
Matematika SMPdalam Membuat Soal Matematika Kontekstual
Errors on Writing Made by the Students of Law Faculty
-
CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif
Ilmu Pendidikan
Terbit dua kali setahun pada bulan April dan OktoberTerbit
pertama kali April 1999
Ketua PenyuntingKadeni
Wakil Ketua PenyuntingSyaiful Rifa’i
Penyunting PelaksanaR. Hendro Prasetianto
Udin ErawantoRiki Suliana
Prawoto
Penyunting AhliMiranu Triantoro
MasruriKaryatiNurhadi
Pelaksana Tata UsahaYunusNandirSunardi
Alamat Penerbit/Redaksi: STKIP PGRI Blitar, Jalan Kalimantan No.
49 Blitar,Telepon(0342)801493. Langganan 2 nomor setahun Rp
50.000,00 ditambah ongkos kirim Rp 5.000,00.Uang langganan dapat
dikirim dengan wesel ke alamat Tata Usaha.
CAKRAWALA PENDIDIKAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu PendidikanPGRI Blitar. Ketua: Dra. Hj. Karyati, M.Si,
Pembantu Ketua: M. Khafid Irsyadi, ST.,S.Pd
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah
diterbitkan dalam media cetaklain. Syarat-syarat, format, dan
aturan tata tulis artikel dapat diperiksa pada Petunjuk bagi
Penulisdi sampul belakang-dalam jurnal ini. Naskah yang masuk
ditelaah oleh Penyunting dan MitraBestari untuk dinilai
kelayakannya. Penyunting melakukan penyuntingan atau perubahan
padatulisan yang dimuat tanpa mengubah maksud isinya.
ISSN 1410-9883
-
ISSN 1410-9883
CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif
Ilmu Pendidikan
Volume 16, Nomor 1, April 2014
Daftar Isi
Desain sampul: H. PrawotoSetting dan Cetak: IDC Malang,
Telp./Faks. (0341)576 446, email: [email protected]
Teaching Dictation using Dictation Drills
..........................................................................
1Annisa Rahmasari
Global Convergence of the Modified Fletcher-reeves Conjugate
Gradient Methodwith the Modified Armijo-type Line Search
.......................................................................
8Dahliatul Hasanah
Membangun Mindset Entrepreneur pada Mahasiswa LPTK sebagai
AlternatifMenyiapkan Lapangan Pekerjaan di Masa Depan
..............................................................
17Ekbal Santoso
Pendidikan dalam Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan Karakter
................................. 25Endang Wahyuni
Peran Logika Politik dalam Kompetiisi Politik
..................................................................
31Miranu Triantoro
Verb Processes in English Sentences of the Books of Art
.................................................. 37Rainerius
Hendro Prasetianto
Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan
Umum................................... 43Udin Erawanto
Seleksi Calon Mahasiswa Baru terhadap Kualitas Lulusan
............................................... 51Agus Budi
Santosa
Improving the Skill in Writing Descriptive Paragraph of English
Education DepartmentStudents
..............................................................................................................................
58Astried Damayanti
Identifikasi Kesulitan Belajar bagi Mahasiswa
..................................................................
67Karyati
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
.................................... 72Ninik Srijani
The Influence of TAI Method in Teaching Reading of Procedure
Text for SMP Students 80Saiful Rifa’i
Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Bermedia VCD dan
Ketwrampilan Belajarterhadap Prestasi Belajar
....................................................................................................
86Sudjianto
Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif Guru
Matematika SMP dalamMembuat Soal Matematika Kontekstual
............................................................................
97Suryo Widodo
Errors on Writing Made by the Students of Law Faculty
................................................... 110Varia
Virdania Virdaus
-
Petunjuk Penulisan Cakrawala Pendidikan
1. Naskah belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain,
diketik spasi rangkap pada kertas kuarto,panjang 10–20 halaman, dan
diserahkan paling lambat 3 bulan sebelum penerbitan, dalam
bentukketikan di atas kertas sebanyak 2 eksemplar dan pada disket
komputer IBM PC atau kompatibel.Berkas naskah pada disket komputer
diketik dengan menggunakan pengolah kata Microsoft Word.
2. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang
hasil penelitian, gagasan konseptual,kajian dan aplikasi teori,
tinjauan kepustakaan, dan tinjauan buku baru.
3. Semua karangan ditulis dalam bentuk esai, disertai judul
subbab (heading) masing-masing bagian,kecuali bagian pendahuluan
yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat judul sub-bab
dinyatakandengan jenis huruf yang berbeda, letaknya rata tepi kiri
halaman, dan tidak menggunakan nomorangka, sebagai berikut.
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2
(Huruf Besar-kecil Tebal, Rata Tepi Kiri)Peringkat 3 (Huruf
Besar-kecil Tebal, Miring, Rata Tepi Kiri)
4. Artikel konseptual meliputi (a) judul, (b) nama penulis, (c)
abstrak (50–75 kata), (d) kata kunci, (e)identitas peulis (tanpa
gelar akademik), (f) pendahuluan (tanpa judul subbab) yang berisi
latar belakangdan tujuan atau ruang lingkup tulisan, (g)
isi/pembahasan (terbagi atas sub-subjudul), (h) penutup,dan (i)
daftar rujukan. Artikel hasil penelitian disajikan dengan
sistematika: (a) judul, (b) nama (-nama) peneliti, (c) abstrak, (d)
kata kunci, (e) identitas peneliti (tanpa gelar akademik) (f)
pendahuluan(tanpa judul subbab) berisi pembahasan kepustakaan dan
tujuan penelitian, (g) metode, (h) hasil, (i)pembahasan, (j)
kesimpulan dan saran, dan (k) daftar rujukan.
5. Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh
berikut dan diurutkan secara alfabetis dankronologis.
Anderson, D.W., Vault, V.D., dan Dickson, C.E. 1993. Problems
and Prospects for the Decades Ahead:Competency Based Teacher
Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal.
Makalah disajikan dalam LokakaryaPenelitian Tingkat Dasar bagi
Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat PenelitianIKIP
MALANG, Malang, 12 Juli.
Prawoto. 1988. Pengaruh Penginformasian Tujuan Pembelajaran
dalam Modul terhadap Hasil BelajarSiswa SD PAMONG Kelas Jauh. Tesis
tidak diterbitkan. Malang: FPS IKIP MALANG..
Russel, T. 1993. An Alternative Conception: Representing
Representation. Dalam P.J. Black & A.Lucas (Eds.). Children’s
Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London: Routledge.
Santosa, R. Gunawan. 2002. Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi
Graf sederhana,
(online),(http://home.unpar.ac.id/integral.pdf.html, diakses 29
Desember 2006)
Sihombing, U. 2003. Pendataan Pendidikan Berbasis Masyarakat.
http://www.puskur.or.id. Diakses21 April 2006
Zainuddin, M.H. 1999. Meningkatkan Mutu Profesi Keguruan
Indonesia. Cakrawala Pendidikan,1(1):45–52.
6. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan
tanda baca dan ejaan yang dimuatdalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 1987).
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 97
97
KETERKAITAN ANTARA BERPIKIR KREATIF DANPRODUK KREATIF GURU
MATEMATIKA SMP
DALAM MEMBUAT SOAL MATEMATIKAKONTEKSTUAL
Suryo WidodoEmail: [email protected]
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Abstrak: Sejak diterapkan kurikulum 2013, tren penelitian
pendidikan matematika ada-lah untuk meningkatkan kreativitas. Telah
banyak penelitian yang mengungkap kreativi-tas siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika. Tetapi jarang peneliti yang
meng-ungkap proses berpikir kreatif siswa hingga menghasilkan suatu
produk yang kreatif.Tujuan penelitian ini mengungkap keterkaitan
antara proses berpikir kreatif dengan pro-duk kreatif guru
matematika SMP dalam membuat soal matematika kontekstual.
Peneli-tian dilakukan pada guru matematika SMP Jimy (nama samaran),
dengan kualifikasi aka-demik S-1 matematika. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metodepengumpulan data
menggunakan wawancara berbasis tugas. Hasil yang diperoleh
dalampenelitian adalah: (1) Jimy telah berhasil membuat produk
kreatif (soal matematika kon-tekstual) yang memenuhi indikator
kelancaran, fleksibel dan kebaruan; (2) proses berpi-kir kreatif
Jimy dalam membuat soal matematika kontekstual mengikuti urutan
tahapsintesis ide, membangun ide, merencanakan penerapan ide,
sintesis ide, merencanakanpenerapan ide dan penerapan ide.
Kata kunci: berpikir kreatif, produk kreatif, soal matematika
kontekstual.
Abstract: Since the curriculum 2013 implemented in Indonesia,
the trend of mathematicseducation research is to improve
creativity. There have been many studies that revealstudents’
creativity in solving mathematic problems. But researchers seldom
reveal thecreative thinking processes of students to produce a
creative product. The purpose of thisstudy explored the
relationship between creative thinking processes with creative
prod-ucts of mathematics teacher in the junior high school in
making mathematic contextualproblems. The study was conducted at
the junior high mathematics teacher Jimy (pseud-onym), the academic
qualification of the S-1 mathematic. This study used a
qualitativeapproach, the method of data collection using a
task-based interview. The results ob-tained in the study are: (1)
Jimy has succeeded in making a creative product
(contextualmathematic problems) who satisfies fluency, flexible and
novelty; (2) the order phaseprocess of creative thinking Jimy in
making mathematics contextual problem followssynthesis of ideas,
generate of the ideas, planning the application of ideas, synthesis
ofideas, planning the application of the idea and implementation of
ideas.
Keywords: creative thinking, creative products, contextual
mathematics problem
-
98 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
PENDAHULUAN
Alvin Tofler dalam (Widodo, 2012) me-nyatakan bahwa gelombang
pertamaperadaban manusia diawali dengan revolusipertanian (8000 –
10000 tahun yang lalu), ge-lombang kedua revolusi industri awal
abad ke–18, gelombang ketiga teknologi informatikamulai tahun 1960,
keempat gelombang ilmukehidupan awal abad 21, dan kelima gelom-bang
kreativitas. Di sini kreativitas manusiamerupakan kekuatan yang
sangat dominan,kekuatan tersebut akan menyelusup ke-selu-ruh
kehidupan manusia sehari-hari. Untukmenyongsong gelombang
kreativitas tersebutguru perlu disiapkan untuk menjadi guru
yangkreatif, seperti yang diharapkan. Menyiapkanguru kreatif tidak
semudah membalikkantelapak tangan, seperti diketahui guru
mate-matika di Indonesia memiliki variasikualifikasi pendidikan
yang bermacam-macam. Selain variasi kualifikasi pendidikanmasih
banyak lagi variasi kompetensi guruyang ada, misal: pengalaman
mengajar (masakerja), pengalaman mengikuti pelatihan, peng-alaman
dalam penelitian, pengalaman menu-lis buku ajar.
Demikian pentingnya kreativitas ini hing-ga kemampuan berpikir
kreatif merupakansalah satu karakteristik yang dikehendaki du-nia
kerja (Career Center Maine Departmentof Labor USA, 2001)
Karakteristik-karakter-istik itu selengkapnya adalah: (1)
memilikikepercayaan diri; (2) memiliki motivasi ber-prestasi; (3)
menguasai keterampilan-kete-rampilan dasar, seperti keterampilan
memba-ca, menulis, mendengarkan, berbicara, danmelek komputer; (4)
menguasai keterampilanberpikir, seperti mengajukan
pertanyaan,mengambil keputusan, berpikir analitis, danberpikir
kreatif; dan (5) menguasai keteram-pilan interpersonal, seperti
kemampuanberkerja sama dan bernegosiasi.
Dyers, J.H. et al (2011) mengatakan bah-wa dari kemampuan
kreativitas seseorangdiperoleh melalui pendidikan, sisanyaberasal
dari genetik. Sebaliknya untuk kemam-puan kecerdasan berlaku bahwa
kemampuan
kecerdasan diperoleh dari pendidikan, sisanyadari genetik.
Artinya kita tidak dapat berbuatbanyak untuk meningkatkan
kecerdasan sese-orang tetapi kita memiliki banyak kesempat-an untuk
meningkatkan kreativitas seseorang.Selanjutnya dalam penelitiannya
Dyers (2011)menemukan bahwa pembelajaran berbasiskecerdasan tidak
akan memberikan hasil sig-nifikan (hanya peningkatan 50%)
dibanding-kan yang berbasis kreativitas (sampai 200%).
Pentingnya kreativitas ini juga dituangkandalam tujuan
diberlakukannya kurikulum2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mem-persiapkan manusia Indonesia agar memilikikemampuan hidup
sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif,
kreatif,inovatif, dan afektif serta mampu berkontri-busi pada
kehidupan bermasyarakat, berbang-sa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Banyak pakar psikologi dunia yang men-definisikan tentang
kreativitas (misalnya,Kaufman & Sternberg, 2010; Runco,
2007;Sternberg, 1999). Beberapa definisi fokus padakarakteristik
individu yang dalam pekerja-annya memiliki motivasi untuk
menjadikreatif. Sedangkan yang lain menganggap kre-ativitas adalah
hasil pekerjaan itu sendiri.Dalam kasus tersebut, definisi kreatif
memi-liki dua kriteria utama untuk menilai kreativi-tas: kebaruan
dan kesesuaian. Starko (2010)mendefinisikan kreatif sebagai: “(a) A
creativeresult is a result both original and appropri-ate. (b) A
creative person—a person with cre-ativity—is a person who fairly
routinely pro-duces creative results” (p. 311). Definisi
kre-ativitas sebagai berikut: “(a) hasil kreatif me-rupakan hasil
yang asli dan sesuai. (b) Orangkreatif adalah orang yang secara
rutin meng-hasilkan produk yang kreatif”. Walaupun per-nyataan
tersebut bermakna luas tetapi merekamengaitkan secara bersama
konsep orangkreatif dan hasil kegiatan kreatif secara prak-tis.
Meskipun demikian, setiap aspek dari de-finisi ini secara sederhana
menimbulkan per-tanyaan. Kebaruan dan orisinalitas mungkinmerupakan
karakteristik yang paling berhu-bungan langsung dengan kreativitas.
Karya-karya sastra yang meniru orang yang sebelum
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 99
mereka atau penemuan sain yang hanyapengulangan dari karya
sebelumnya tidakdianggap kreatif. Untuk menjadi kreatif, ideatau
produk harus baru.
Hal yang sama disampaikan Robinson(2001) dalam Fisher (2009)
yang menyatakanbahwa it is ‘imaginative processes with out-comes
that are original and of value’ kreativi-tas adalah ‘proses
imajinatif dengan hasil yangasli dan bernilai’. Munandar (1999)
juga me-nyebutkan “ kreativitas adalah kemampuanuntuk menghasilkan/
menciptakan sesuatuyang baru; kreativitas adalah kemampuan un-tuk
membuat kombinasi-kombinasi baru yangmempunyai makna sosial”.
Kreativitas adalahkemampuan seseorang untuk menghasilkankomposisi,
produk atau gagasan apa saja yangpada dasarnya baru dan sebelumnya
tidak di-
kenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatanimajinatif atau
sintesis pemikiran yang hasil-nya tidak hanya perangkuman. Ia
mungkinmencakup pembentukan pola baru dangabungan informasi yang
diperoleh dari peng-alaman sebelumnya dan pencangkokkan hu-bungan
lama ke situasi baru dan mungkinmencakup pembentukan hubungan baru.
Se-dangkan Guilford (dalam Matlin, 1998) cre-ativity should be
measured in terms of diver-gent production or the number of
variedrespons made to each test item. Ini berarti bah-wa
kreativitas seharusnya diukur dalam kaitandengan produksi divergen
atau banyaknyatanggapan bervariasi yang dibuat ke masing-masing
item tes. Selanjutnya GuilfordProduksi divergen memiliki 4
komponen, ya-itu kelancaran (fluency), keluwesan/
Tabel 1: Rangkuman Indikator kreativitas dari Guilford
(1957),
Silver (1997) dan Siswono (2007) Indikator kreativitas
Guilford (1957) Silver (1997) mengacu pada tugas pengajuan
masalah
Siswono (2007) mengacu pada tugas pengajuan masalah dan
penyelesaian masalah
Fluency (Kelancaran)
Kelancaran adalah kemampuan untuk memberikan berbagai
respon.
Siswa membuat banyak masalah yang dapat dipecahkan. Siswa
berbagi masalah yang diajukan
Kefasihan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa
membuat masalah sekaligus penyelesaiannya yang beragam dan benar.
Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
memberikan jawaban yang benar.
Flexibility (keluwesan)
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam
pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
Siswa mengajukan masalah yang memiliki cara penyelesaian
berbeda-beda. Siswa menggunakan pendekatan “what-if-not?” untuk
mengajukan masalah.
Fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan
siswa mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian
berbeda-beda. Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara yang
berbeda-beda.
Novelty/ Originality (kebaruan/ keaslian)
Keaslian berkaitan dengan kemampuan memberikan respon yang
khas/unik yang berbeda dengan yang biasa dilakukan orang lain.
Siswa memeriksa beberapa masalah yang diajukan, kemudian
mengajukan suatu masalah yang berbeda.
Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada ke-mampuan siswa
mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan
sebelumnya. Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan
siswa menjawab masalah yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau
salah satu jawaban yang ‘tidak biasa’ dilakukan oleh siswa pada
tingkat pengetahuannya.
-
100 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
fleksibilitas (flexibility), keaslian/kebaruan(originality), dan
keterincian/elaborasi (elabo-ration). Dalam hal ini, aspek
kelancaranmerujuk pada kemudahan menghasilkan ideatau menyelesaikan
masalah. Keluwesan di-tunjukkan oleh beragamnya ide yang
dikem-bangkan. Kebaruan merujuk pada kemampu-an untuk menghasilkan
ide-ide yang tidak bia-sa atau unik. Sedangkan keterincian
merujukpada kemampuan individu untuk memberikanpenjelasan secara
rinci dan runtut terhadap ideyang diberikan.
Dari beberapa karakteristik di atas nam-pak adanya kesamaan
pandangan tentang un-sur-unsur kreativitas yang dapat
dipandangsebagai indikator kreativitas. Sepertitercantum dalam
Tabel 1.
Dalam penelitian ini kerangka kerja kre-ativitas disusun mengacu
pada tugas gurumembuat masalah matematika kontekstual,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.Berpikir kreatif menurut
Suryadi (2003)
adalah kemampuan untuk mengungkap hu-bungan-hubungan baru,
melihat sesuatu darisudut pandang baru, dan membentukkombinasi baru
dari dua konsep atau lebihyang sudah dikuasai sebelumnya.
Kreativitasjuga dapat diartikan suatu kemampuan yangbersifat
spontan, terjadi karena adanya arahanyang bersifat internal, dan
keberadaannya ti-dak dapat diprediksi.
Berpikir kreatif berkaitan dengan kreati-vitas seseorang.
Menurut Jones (1972: 7) kre-ativitas adalah suatu kombinasi
fleksibilitas,originalitas dan sensitivitas pada ide-ide.
Kre-ativitas berpikir merupakan kemampuan me-lepaskan diri dari
cara berpikir yang biasa kecara berpikir yang produktif dan
berbeda, se-hingga hasilnya akan memberi kepuasan padadirinya dan
mungkin pada orang lain. Starko
Tabel 2 Indikator Kreativitas
Karakteristik Kreativitas Indikator yang ingin diketahui
Peneliti
Kefasihan/ kelancaran (Fluency)
Guru dapat membuat masalah matematika kontekstual lebih dari
satu dan bervariasi (menurut penyajiannya atau konteksnya) Cara
memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas
tertulis: “ Buatlah masalah matematika kontekstual, paling sedikit
dua buah! Dan berikan penyelesaian masalah yang anda buat!
Keluwesan/ Fleksibel (flexibility)
Guru dapat membuat masalah matematika kontekstual yang dapat
diselesaikan dengan lebih dari satu cara yang benar. Cara
memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas
tertulis: “ Perhatikan masalah matematika kontekstual yang telah
anda buat, adakah yang penyelesaian-nya lebih dari satu cara yang
benar? Jika ada, tunjukkan cara penyelesaian yang berbeda dari
masalah itu! Selanjutnya, buatlah masalah matematika kontekstual
lain yang dapat diselesaikan dengan lebih dari satu cara yang
benar”
Keaslian/ kebaruan Originality/novelty
Guru dapat membuat masalah yang berbeda dari masalah kontekstual
yang biasa dibuat. Berbeda dalam arti memasukkan konteks dan konsep
yang baru atau masalah matematika yang dibuat tidak dapat
diselesaikan langsung dengan menggunakan konsep matematika
setingkat SMP namun jika disederhanakan/ dipecah-pecah dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep matematika setingkat SMP.
Cara memperoleh data, peneliti meminta guru untuk mengerjakan tugas
tertulis: “ Buatlah sebuah masalah matematika kontekstual yang
berbeda dengan yang sudah anda buat sebelumnya”
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 101
(2010: 193) dan Fisher (1995: 44) mendefini-sikan berfikir
kreatif sebagai kemampuan ber-pikir secara divergen yang meliputi
kefasihan(fluency) yaitu berpikir dengan banyak ide,flesibilitas
(flexibility) yaitu berpikir dalamkategori atau pandangan berbeda,
originalitas(originality) yaitu berpikir dengan ide yangtidak umum,
dan elaborasi (elaboration) yai-tu menerapkan ide-ide agar lebih
jelas.
Seperti yang telah dijelaskan di atas ta-hap berpikir kreatif
Wallas dalam Meusburger(2009), Fisher (1995), Krulik dan
Rudnik(1995), Siswono (2007) dapat diringkas padaTabel 3.
Tahap-tahap berpikir kreatif dalam pene-litian ini mengacu pada
tahap mensintesis ide,membangun ide merencanakan penerapan idedan
menerapkan ide. Dari uraian di atas dapatdirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai ber-ikut, “Bagaimana keterkaitan antara
prosesberpikir kreatif dengan produk kreatif gurumatematika SMP
dalam membuat soal mate-matika kontekstual?” Tujuan penelitian
iniadalah mengungkap keterkaitan antara prosesberpikir kreatif
dengan produk kreatif gurumatematika SMP dalam membuat soal
mate-matika kontekstual.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif. Bila dilihat
dari tujuannya untukmengeksplorasi apa yang dipikirkan guru da-lam
membuat masalah matematika kontek-stual, maka penelitian ini
tergolong peneliti-
an eksploratif. Untuk memperoleh gambarantersebut, peneliti
memberikan tugas pada gurumatematika SMP yaitu Jimy untuk
membuatsoal matematika kontekstual. Jimy adalah gurumatematika SMP
di Kabupaten Kediri dengankualifikasi akademik S-1 matematika.
Berda-sarkan hasil tugas yang dibuat guru tersebutdilakukan
wawancara mendalam, yang selan-jutnya disebut wawancara berbasis
tugas. In-strumen utama yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah
peneliti. Sedangkan instrumenpembantunya adalah alat perekam audio
danaudiovisual (handycam) serta catatan penelitiselama proses
penelitian. Langkah penelitianadalah sebagai berikut: Pertama,
memilihsubjek penelitian sesuai dengan kriteria yangtelah
ditetapkan. Kedua, memberikan tugaskepada guru untuk membuat soal
kontekstualuntuk memperoleh produk kreativitasnya.Ketiga, melakukan
wawancara pada guru ber-dasarkan hasil tugas yang telah dikerjakan
ser-ta melakukan pengamatan langsung (dibantudengan handycam).
Keempat, menganalisishasil tugas tertulis dan wawancara.
Kelima,mengungkap berpikir kreatif guru (meliputimensintesis ide,
membangun ide, merencana-kan penerapan ide dan penerapan ide)
dalam
membuat soal matematika kontekstual.Berdasarkan kerangka kerja
pada tabel 2
hasil produk reatif Jimy memenuhi ketiga in-dikator hasil produk
kreatif. Selanjutnya da-pat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3 Ringkasan tahap berpikir kreatif
Wallas dalam Meusburger (2009)
persiapan inkubasi insight evaluasi Elaborasi
Fisher (1995) stimulus eksplorasi perencanaan aktivitas reviu
Krulik & Rudnick
(1999, 1995) Sintesis ide Membangun ide Menerapkan ide
Isaksen (2003) dalam Siswono
(2007)
memahami masalah (menemukan tujuan,
data/fakta-fakta, menemukan masalah
Membangkit-kan ide
merencanakan tindakan (menemukan solusi,
menemukan dukungan)
Siswono (2007) mensintesis ide
membangun ide
merencanakan penerapan ide
menerapkan ide
-
102 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
Berdasarkan kerangka kerja pada tabel 2hasil produk reatif Jimy
memenuhi ketiga in-dikator hasil produk kreatif. Selanjutnya da-pat
digambarkan sebagai berikut:
Saol ke-1 (HJM11)
Soal ke 2 (HJM12)
Soal ke 3 (HJM13)
Soal ke 4 (HJM14)
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 103
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Produk Kreatif Jimy
Berpandu pada tabel 2 peneliti memberi-kan tugas untuk membuat
masalah matemati-ka kontekstual kepada Jimy. Soal yang diha-silkan
Jimmy disajikan Gambar 1.
Berpikir kreatif Jimy dikaitkan denganindikator kelancaran
Jimy menghasilkan produk kreatif untukindikator kelancaran
dengan menganalisis soal1 dan 2. Proses berpikir kreatif Jimy
dalammenghasilkan soal nomor 1 dan nomor 2 da-pat dilihat di Gambar
2.
Jimy menghasilkan produk kreatif denganindikator keluwesan
dengan menganalisis pro-ses berpikir kreatif soal nomor 4. Proses
ber-pikir kreatif Jimy dalam menghasilkan soalnomor 4 dapat dilihat
di Gambar 3.
Berpikir kreatif Jimy dikaitkan denganIndikator Kebaruan
Jimy menghasilkan produk kreatif denganindikator keluwesan
dengan menganalisis soal3. Proses berpikir kreatif tersebut
dapatdigambarkan dalam gambar 4.
Dari ketiga proses berpikir kreatif Jimyuntuk setiap indikator
(kelancaran, keluwesan
dan kebaruan) dalam mendapatkan produkkreatif berupa masalah
matematika kontek-stual. Jika dikaitkan dengan tahap-tahap
ber-pikir kreatif seperti yang telah dirumuskanpada tabel 3 maka
proses berpikir kreatif Jimyada kesamaan urutan tahap berpikir
kreatifseperti yang terlihat pada gambar 5. Tetapi ti-dak
sekuensial (berururan seperti tahap-tahapberpikir kreatif yang
digunakan Wallace da-lam Amabile (1996), Fisher (1995), Krulik
danRudnik (1995) dan Siswono (2007)). Selan-jutnya proses berpikir
kreatif Jimy dapatdideskripsikan sebagai berikut:
Mensintesis ide
Dalam membuat masalah matematikakontekstual pertama kali Jimy
memikirkanmateri atau topik yang sedang dipelajari ke-mudian
menghubungkan dengan konteks.Jimy memikirkan penggunaan atau
penerapanmateri matematika pada konteks. Jimy menen-tukan ide
konteks pada masalah matematikakontekstual bersumber pada
lingkungan seko-lah siswa. Ketika memikirkan lingkungan se-kolah
Jimy membayangkan seolah-olah iamengamati kejadian-kejadian yang
ada padakonteks tersebut. Kejadian-kejadian yang adapada konteks
tersebut dihubungkan denganpersamaan matematika yang terjadi
sesuaimateri yang dipilih. Dari persamaan matema-tika yang
diperoleh jimy menghubungkan de-ngan pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin.
Pada waktu menghubungkan kejadianyang ada ia merasa jika
kejadian tersebut me-rupakan kejadian yang hal aktual, yang
telahdikenal siswa, dan dapat memicu ke ingintahuan siswa. Setelah
menemukan sebuahkonteks yang sesuai dengan materi atau topikyang
dibuat. Jimy juga membayangkan bebe-rapa konteks yang lain yang
sesuai denganmateri yang sedang dibuatnya. Jimy menghu-bungkan
bilangan/ kuantitas atau ukuran padainformasi soal dengan realitas
di lapangan.Ketika membuat pertanyaan pada konteks ter-tentu, Jimy
juga memiliki banyak ide/ pemi-kiran tentang pertanyaan lain yang
sesuai da-lam membuat masalah matematika kontek-stual.
-
104 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 105
Keterangan PM penjual minuman ABM arena balap merpati PMK
penjual minuman kola WP waktu papasan PBS paling banyak dikunjungi
siswa PSR perjalanan siswa rekreasi RMK resep minuman kola ABS ada
di buku siswa BS berhubungan dengan sain BR baru diresmikan PTH
penjual tanaman hias J2 jeda 2 detik CP campuran pupuk P penghalang
AD acian dinding TBS tidak ada di buku siswa CAD campuran acian
dinding WS waktu sampai BK50% bibit kola 50% BIL bilangan BK90%
bibit kola 90% TTB teka-teki bilangan KUN keuntungan minuman ABS
ada di buku siswa LBI latar belakang informasi PTY pertanyaan BIL
bilangan MMK masalah matematika kontekstual PMT persamaan
matematika MSMS menarik siswa menggunakan mat.
sekitar VER verifikasi BCS Banyaknya cara selesaian
Keterangan WCK warung sate cak kasim SHR sesuai harga riil HDPT
harga dua produk tertentu LBI latar belakang informasi OPLP ongkos
pekerja laki dan
perempuan MBS memiliki banyak solusi dan cara
selesaian PMT persamaan matematika BIL bilangan KUN keuntungan
VER verifikasi PSAK paket sate ayam dan kambing MMK masalah
matematika kontekstual TP128000 total pembelian 128.000 PTY
pertanyaan BKA banyak kaki ayam dan kambing ST sangat terkenal di
ngadiluwih PLDV persamaan linear dua variabel
-
106 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
Keterangan PD perang diskon D50%+20% diskon ganda 50% plus 20%
BDP belanja di pasar BadBS belum ada di buku siswa DG diskon ganda
AdPS ada di pasar swalayan WR wahana rekreasi LBI latar belakang
informasi DdWt diskon di wahana tertentu BIL bilangan SjT siswa
jarang tahu tempat rekreasi PMT persamaan matematika CB cashback
VER verifikasi mKS menuntut kecermatan siswa PTY pertanyaan D70%
diskon 70% MMK masalah matematika kontekstual
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 107
-
108 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 16, NOMOR 1, APRIL 2013
Membangun ide
Jimy dalam membangun ide konteks de-ngan mengaitkan ide konteks
dengan hal yangpaling menarik buat siswa. Jimy dalam mem-buat
masalah matematika kontekstual mem-pertimbangkan kedekatan konteks
denganlingkungan siswa. Jimy dalam membangun idekuantitas bilangan
pada informasi soal denganmengaitkan persamaan matematis yang
ter-bentuk dan realitas di lapangan. Jimy mem-bangun ide pertanyaan
atau tujuan soal denganmengaitkan informasi soal dengan
persamaanmatematis yang terbentuk. Jimy membangunide masalah
matematika dengan mengaitkankriteria masalah dengan informasi yang
adapada realitas lapangan.
Merencanakan penerapan ide
Jimy dalam merencanakan penerapan idedengan melihat kembali
sintesis yang dilaku-kan. Ketika mensintesis ide Jimy
memilikibanyak konteks yang sesuai dengan materiatau topik yang
akan dibuat soal. SelanjutnyaJimy membuat banyak rencana penerapan
idedalam membuat konteks dan pertanyaan. Jimydalam merencana
penerapan ide konteks mem-pertimbangkan kesenangan siswa
terhadapkonteks, kedekatan konteks dengan kehidup-an siswa,
aktualitas konteks, siswa sudah me-ngenal konteks tersebut. Jimy
dalam meren-canakan penerapan ide tentang bilangan/ kuan-titas pada
pertanyaan dalam soal mempertim-bangkan solusi bulat, dan kriteria
soal agarmenjadi masalah, perbedaan dengan soal yangsudah pernah
dibuat sebelumnya. Jimy jugamerencanakan membuat masalah
matema-tika yang memiliki banyak cara penyelesai-an dan memiliki
banyak solusi benar.
Penerapan ide
Jimy mengimplementasikan rencanaide konteks yang dipilih sesuai
materi atautopik yang dibuat pada masalah matematikakontekstual.
Menurut Jimy yang penting da-lam membuat soal adalah memuat
konteksyang dekat dengan lingkungan siswa dan ke-hidupan
sehari-hari. Bilangan pada informasi
soal yang dipilih dalam rencana ide dapat di-implementasikan
masalah matematika kontek-stual.
Jimy yakin dapat menerapkan ide denganmenunjukkan kebenaran
dalam menyelesaikanhasil tugas. Jimy akan memeriksa kembali
in-formasi yang dibuat jika soal yang dibuat ti-dak mempunyai
solusi. Jika soal yang dibuattidak memiliki banyak solusi benar
maka Jimyakan membalik soal tersebut (informasi yangdipertanyakan).
Jimy mempertimbangkan un-tuk buat soal dengan banyak solusi benar
danbanyak cara penyelesaian untuk memuncul-kan kepercayaan diri
siswa dalam menjawabmasalah matematika. Dia juga
memverifikasiapakah masalah matematika kontekstual yangdihasilkan
berbeda dengan yang sudah dibu-atnya selama ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikandi atas dapat
disimpulkan bahwa: (1) Jimy te-lah berhasil membuat produk kreatif
(soalmatematika kontekstual) dengan memenuhiindikator kreatif yaitu
kelancaran, fleksibilitasdan kebaruan; (2) proses berpikir kreatif
Jimydalam membuat soal matematika kontekstualmengikuti urutan tahap
sintesis ide, memba-ngun ide, merencanakan penerapan ide, sinte-sis
ide, merencanakan penerapan ide danpenerapan ide. Seperti
digambarkan dalamGambar 6
Gambar 6Urutan (umum) aktivitas berpikir kreatif
Jimy dalam membuat Masalah matematikakontekstual
1 2
3
4
5Mensintesis ide
Membangun ide
Merencanakan penerapan
Penerapan ide
-
Widodo, Keterkaitan antara Berpikir Kreatif dan Produk Kreatif
Guru Matematika 109
Saran
Dari kesimpulan di atas disarankan (1)belajar dari apa yang
dilakukan Jimy dalammembuat soal kontekstual matematika makaguru
sebaiknya tahu tentang lingkungan dima-na sekolah itu berada,
tempat tinggal siswa,permainan siswa. (2) sebaiknya guru
belajartentang teknik-teknik inovasi yang telah dila-kukan oleh
guru Jimy tersebut.
Dari hasil penelitian ini direkomendasi-kan untuk peneliti, agar
dapat meneliti lebihmendalam tentang pemecahan masalah mate-matika
kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA
Amabile, T. M., 1996. Creativity in Context: Up-date to “The
Social Psychology of Creativ-ity”. Westview Press, Boulder.
Career Center Maine Department of Labor (2001).Today’s Work
Competence in Maine. [Online].Tersedia:
http://www.maine.gov/labor/lmis/pdf/ Essential
WorkCompetencies.pdf.Diakses 2 Pebruari 2011.
Dyers, J.H. et al. 2011. Innovators DNA: Master-ing the Five
Skills of Disruptive Innovators,Harvard Business Review.
Fisher R. & Williams M. (eds). 2009. UnlockingCreativity
Teaching Across the Curriculum.New York: Springer.
Fisher, R. 1995. Teaching Children to Think.Celtenham, United
Kingdom: Stanley TomesLtd.
Guilford,J.P. 1957. Creative ability in the art, Psy-chological
Review. Vol. 64. Pp. 110-18.
Jones, T.P. 1972. Creative Learning in perspec-tive. London:
University of London Press.
Kaufman, JC. and Stenberg, RJ. 2010. TheCambrite Handbook of
Creativity, New York:Cambridge University Press.
Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidik-an Dan Kebudayaan
Nomor 68 Tahun 2013Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kuri-kulum
Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah.
Krulik, Stephen dan Jesse A Rudnick. 1995. A NewSourcebook for
Teaching Reasoning and Pro-blem Solving in Elementary
School.Massachussets: A Simon & Schuster Com-pany.
Matlin, Margaret W. 1998. Cognition. Fort Worth:Harcourt Brace
College Publishers
Meusburger P., Funke J. & Wunder E. (Eds). 2009.Milieus of
Creativity: An InterdisciplinaryApproach to Spatiality of
Creativity. NewYork: Springer.
Munandar, S.C. Utami. 1999. Kreativitas &Keberbakatan.
Strategi Mewujudkan PotensiKreatif & Bakat. Jakarta: PT
GramediaPustaka Utama
Runco, M. A. 2007. Creativity. Boston: Elsevier.Silver, Edward
A. (1997). Fostering Creativity
through Instruction Rich in MathematicalProblem Solving and
Thinking in ProblemPosing.
http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/pub-lications/zdm ZDM Volum 29
(June 1997)Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Download 12
Juli 2008.
Siswono, Tatag Y. E., 2007. Penjenjangan Kemam-puan Berpikir
Kreatif dan Identifkasi TahapBerpikir Kreatif Siswa dalam
Memecahkandan Mengajukan Masalah Matematika. Di-sertasi, Program
Pasca Sarjana Unesa Sura-baya. Tidak dipublikasikan.
Starko, Alane J. 2010. Creativity in the classroom: schools of
curious delight. Fourth Edition.New York: Routledge Taylor &
Francis.
Sternberg, R. J. (Ed.). 1999. Handbook of creativ-ity. New York:
Cambridge University Press.
Suryadi, D. 2003. Pengembangan KemampuanBerpikir Matematik
Tingkat Tinggi. KajianMandiri I. UPI Bandung: Tidak di
terbitkan.
Widodo, Suryo. 2012. Profil Kreativitas GuruSMP Dalam Membuat
Masalah MatematikaKontekstual Berdasarkan Kualifikasi Akade-mik.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian,Pendidikan Dan Penerapan MIPA
Tanggal 10November 2012 di Universitas Negeri Yogya-karta. ISBN:
978-979-16353-8-7