Top Banner
CAKRAWALA FORUM KOMUNIKASI ILMIAH DAN EKSPRESI KREATIF ILMU PENDIDIKAN VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 PENDIDIKAN Membumikan Model Lesson Study Berbasis Sekolah dalam Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru To Minimize Errors in Speech Production Teaching Listening Using Web Based Materials Pentingnya Budaya Disiplin dalam Perkuliahan Peningkatan Modal Sosial sebagai Solusi Cerdas Pengentasan Kemiskinan Model Isu Kontroversial dalam Pembelajaran PKn sebagai Solusi Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Kritis Siswa Effect of Emotional Quotient, Spiritual Quotient, and Quality of Work Life of Performance Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Memahamkan Operasi Pecahan melalui Penerapan Grup Investigasi Analisis Kinerja Karyawan Ditinjau dari Etos Kerja dan Motivasi Berprestasi pada Karyawan Linguistic Aspect in HCG Ultra Users’ Comments An Analysis on the Content Validity Of National English Test on Reading 2011 for Senior High School Penerapan Metode The Power of Two untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kolaborasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa Pembelajaran Matematika dengan Media Pohon Matematika pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012
13

VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

Feb 25, 2018

Download

Documents

trannguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

CAKRAWALA

FORUM KOMUNIKASI ILMIAH DAN EKSPRESI KREATIF ILMU PENDIDIKAN

VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883

PENDIDIKAN

Membumikan Model Lesson Study Berbasis Sekolahdalam Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru

To Minimize Errors in Speech Production

Teaching Listening Using Web Based Materials

Pentingnya Budaya Disiplin dalam Perkuliahan

Peningkatan Modal Sosial sebagai Solusi Cerdas Pengentasan Kemiskinan

Model Isu Kontroversial dalam Pembelajaran PKnsebagai Solusi Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Kritis Siswa

Effect of Emotional Quotient, Spiritual Quotient, and Qualityof Work Life of Performance

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar

Memahamkan Operasi Pecahan melalui Penerapan Grup Investigasi

Analisis Kinerja Karyawan Ditinjau dari Etos Kerjadan Motivasi Berprestasi pada Karyawan

Linguistic Aspect in HCG Ultra Users’ Comments

An Analysis on the Content Validity Of National English Teston Reading 2011 for Senior High School

Penerapan Metode The Power of Twountuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kolaborasi

Pembelajaran Kooperatif Tipe STADuntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa

Pembelajaran Matematika dengan Media Pohon Matematikapada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

CA

KR

AW

ALA

PE

ND

ID

IK

AN

, VO

LU

ME

14

, NO

MO

R 2

, OK

TO

BE

R 2

01

2

Page 2: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

Terbit dua kali setahun pada bulan April dan OktoberTerbit pertama kali April 1999

Ketua PenyuntingKadeni

Wakil Ketua PenyuntingSyaiful Rifa’i

Penyunting PelaksanaR. Hendro Prasetianto

Udin ErawantoRiki Suliana

Prawoto

Penyunting AhliMiranu Triantoro

MasruriKaryatiNurhadi

Pelaksana Tata UsahaYunusNandirSunardi

Alamat Penerbit/Redaksi: STKIP PGRI Blitar, Jalan Kalimantan No. 111 Blitar,Telepon(0342)801493. Langganan 2 nomor setahun Rp 50.000,00 ditambah ongkos kirim Rp5.000,00. Uang langganan dapat dikirim dengan wesel ke alamat Tata Usaha.

CAKRAWALA PENDIDIKAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan IlmuPendidikan PGRI Blitar. Ketua: Dra. Hj. Karyati, M.Si, Pembantu Ketua: M. KhafidIrsyadi, ST, S.Pd

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam mediacetak lain. Syarat-syarat, format, dan aturan tata tulis artikel dapat diperiksa pada Pe-tunjuk bagi Penulis di sampul belakang-dalam jurnal ini. Naskah yang masuk ditelaaholeh Penyunting dan Mitra Bestari untuk dinilai kelayakannya. Penyunting melakukanpenyuntingan atau perubahan pada tulisan yang dimuat tanpa mengubah maksud isinya.

ISSN 1410-9883

Page 3: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

Petunjuk Penulisan Cakrawala Pendidikan

1. Naskah belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain, diketik spasi rangkap pada kertaskuarto, panjang 10–20 halaman, dan diserahkan paling lambat 3 bulan sebelum penerbitan,dalam bentuk ketikan di atas kertas sebanyak 2 eksemplar dan pada disket komputer IBMPC atau kompatibel. Berkas naskah pada disket komputer diketik dengan menggunakanpengolah kata Microsoft Word.

2. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang hasil penelitian, gagasan konseptual,kajian dan aplikasi teori, tinjauan kepustakaan, dan tinjauan buku baru.

3. Semua karangan ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading) masing-masingbagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat judul sub-bab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda, letaknya rata tepi kiri halaman, dan tidakmenggunakan nomor angka, sebagai berikut.

PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2 (Huruf Besar-kecil Tebal, Rata Tepi Kiri)Peringkat 3 (Huruf Besar-kecil Tebal, Miring, Rata Tepi Kiri)

4. Artikel konseptual meliputi (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak (50–75 kata), (d) katakunci, (e) identitas penulis (tanpa gelar akademik), (f) pendahuluan yang berisi latar belakangdan tujuan atau ruang lingkup tulisan, (g) isi/pembahasan (terbagi atas sub-subjudul), (h) penutup,dan (i) daftar rujukan. Artikel hasil penelitian disajikan dengan sistematika: (a) judul, (b) nama(-nama) peneliti, (c) abstrak, (d) kata kunci, (e) identitas peneliti (tanpa gelar akademik) (f)pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian, (g) metode, (h) hasil, (i)pembahasan, (j) kesimpulan dan saran, dan (k) daftar rujukan.

5. Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetisdan kronologis.

Anderson, D.W., Vault, V.D., dan Dickson, C.E. 1993. Problems and Prospects for the DecadesAhead: Competency Based Teacher Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam LokakaryaPenelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, PusatPenelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.

Prawoto. 1988. Pengaruh Penginformasian Tujuan Pembelajaran dalam Modul terhadapHasil Belajar Siswa SD PAMONG Kelas Jauh. Tesis tidak diterbitkan. Malang: FPSIKIP MALANG..

Russel, T. 1993. An Alternative Conception: Representing Representation. Dalam P.J. Black &A. Lucas (Eds.). Children’s Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London: Routledge.

Sihombing, U. 2003. Pendataan Pendidikan Berbasis Masyarakat. http://www.puskur.or.id.Diakses 21 April 2006

Zainuddin, M.H. 1999. Meningkatkan Mutu Profesi Keguruan Indonesia. Cakrawala Pendidikan,1(1):45–52.

6. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yangdimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud,1987).

Page 4: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

Volume 14, Nomor 2, Oktober 2012

Daftar Isi

ISSN 1410-9883

Desain sampul: H. PrawotoSetting dan Cetak: IDC Malang, Telp./Faks. (0341)552885

Membumikan Model Lesson Study Berbasis Sekolah dalam UpayaMengembangkan Kompetensi Guru ............................................................................................. 111Ekbal Santoso

To Minimize Errors in Speech Production .................................................................................... 120Feri Huda

Teaching Listening Using Web Based Materials .......................................................................... 128M Ali Mulhuda

Pentingnya Budaya Disiplin dalam Perkuliahan ............................................................................ 136Masruri

Peningkatan Modal Sosial sebagai Solusi Cerdas Pengentasan Kemiskinan ............................... 139Miranu Triantoro

Model Isu Kontroversial dalam Pembelajaran PKn sebagai SolusiMeningkatkan Ketrampilan Berfikir Kritis Siswa ......................................................................... 146Udin Erawanto

Effect of Emotional Quotient, Spiritual Quotient, and Quality of Work Lifeof Performance ............................................................................................................................. 155Kadeni

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untukMeningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar ................................................................................. 169Karyati

Memahamkan Operasi Pecahan melalui Penerapan Grup Investigasi ......................................... 177Mohamad Khafid Irsyadi

Analisis Kinerja Karyawan Ditinjau dari Etos Kerja dan Motivasi Berprestasipada Karyawan ............................................................................................................................ 188Ninik Srijani

Linguistic Aspect in HCG Ultra Users’ Comments ...................................................................... 196Rainerius Hendro Prasetianto

An Analysis on the Content Validity Of National English Test on Reading 2011for Senior High School. ................................................................................................................. 205Saiful Rifa’i

Penerapan Metode The Power of Two untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kolaborasi .. 219Sudjianto

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa ... 230Suryanti

Pembelajaran Matematika dengan Media Pohon Matematika pada Materi Operasi HitungBilangan Bulat ............................................................................................................................... 237Wahid Ibnu Zaman

Page 5: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

MEMBUMIKAN MODEL LESSON STUDY BERBASISSEKOLAH DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN

KOMPETENSI GURU

Ekbal SantosoSTKIP PGRI BLITAR

ekbal. santoso@gmail. com

Abstrak: Kegitatan lesson study merupakan kegiatan melalui aktivitas kolaboratif dan berke-lanjutan dalam rangka meningkatan profesionalitasnya. Indikator peningkatan kemampuan be-rupa konten matapelajaran dan pedagogik serta kemampuan mengelola pembelajaran, yaitukegiatan merancang pembelajaran, melaksanakan dan mengevaluasi. Membumikan model pe-

ngembangan professional guru dengan Lesson study berjalan efektifj ika timbul kesadaran daripribadi guru yaitu gerakan akar rumput dengan antusias guru bukan kebijaan dari atas (top-down formasi). Banyak kendala yang perlu dicari penyelesaiannya, terutama dari guru yangberupa persepsi dan motivasi untuk berprestasi dalam mengajar. Dukungan Pimpinan (kepalasekolah) pustakawan, pimpinan, supervisor dan Dinas Pendidikan atau Kementerian Agamadan juga pakar pendidikan dari Perguruan Tinggi memberikan dukungan dan menfasilitasi kegi-atan Lesson study.

Abstract: Lesson study is an activity through collaborative and ongoing activity in order toincrease their professionalism. Indicators of capacity building in the form of content and peda-

gogical matapelajaran and the ability to manage learning, ie learning activity design, implemen-tation, and evaluation. Crounding teacher professional development model with Lesson study iseffective if there is awareness of the teachers' personal grassroots movement with enthusias-

tic teachers instead kebijaan from above (top-down formation). Many obstacles that need tofind the solution, especially in the form of teachers'perceptions and motivation to excel in

teaching. Support leaders (principals) librarians, managers, supervisors and the Department ofEducation or the Ministry of Religion and education experts from universities to support and

facilitate the activities of Lesson study

Key word: lesson study earthing, professional teachers

PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengantugas utama mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalua-

si peserta didik pada pendidikan anak usia dinij alur pendidikan formal, pendidikan dasar, danpendidikan menengah. Amanat UU No 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen, guru dituntut un-tuk meningkatkan kompetensinya secara terus

menerus melalui berbagai upaya. Upaya-upaya

tersebut, adalah melakukan progam Musyawa-

rah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran

Kerja Guru (PKG), program kemitraan antara

sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan, antara lain melalui pelatihan, se-

minarl lokakarya diskusi permasalahan pembel-

ajar an, anal i s i s hasi I bel aj ar siswa, penyusunan

dan pengembangan insffumen evaluasi pembela-

111

Page 6: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

:

112 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012

jaran. Sadar akan hasil-hasil pendidikan yangbelum memadai, maka banyak upaya telah dila-kukan oleh pemerintah Indonesia untuk melaku-kan perbaikan.proyek peningkatan kualifikasiguru dan dosen, dan masih banyak program laindilalarkan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikantersebut. Upaya-upaya tersebut telah dilakukansecara intensif, tetapi pengemasan sering tidaksejalan dengan hakikat belajar dan pembelajar-an.

Hasil terak{rir dari penilaian professional grrumapel di sekolah "menyedihkan", hasil sementa-raUjiKompetensi Guru (UKG) masihdi bawahstandar yang diharapkan, yaitu nilai rata-ratana-sional hasil perhitungan per I Juli20l2 adalah47,84. (www.Tempo.co) Sesuai hasil uji kom-petensi grru (tlKG) ini menunjukkan pengetahu-

an materi subjek maupun pengetahuan yang ter-kait dengan pengetahuan konten pedagogi ren-dah. Menurut Tobin dan Gamet (Rosnita, 20 1 1)pengetahuan konten akademik yang kuat perludimiliki guru. Gwu yang lemah dalam penguina-an pengetahuan konten akademiknya terjadi da-lam menyatukan stuktur pengetahuan yang stabi I

sesuai bidangnya (lederman Gess-Newsome danLatzdalanRostin4 2011). Di sisi lain, seorangguru dituntut mampu menyampaikan konten ma-teri subjek tersebutkepada siswa sehingga da-pat diterima dan dipahami. Seorang guru yangkuat dalam pengetahuan konten materi subj eknyanamun lemah dalam pengetahuan kontenpedagogiknya akan mengakibatkan kesulitan bagisiswa unhrk dapat memahami materi subjek yangdisampaikan guru. Sementara apabila guru lemahdalam pengetahuan konten materi subjek tetapikuat dalam pengetahuan konten pedagogiknyamaka mungkin terjadi ketidak sesuaian antaramateri yang disampaikan guru dengantuntutanakademik dari struktur keilmuannya.

Sebenarnya praktik-praktik pembelaj aranhanya dapat diubah melalui pengujian terhadapcara-cara guru belajar dan mengajar serta meng-analisis dampaknya terhadap pero I ehan belaj arsiswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu mencip-takan suatu proses yang miunpu memfasilitasi pmaguru untuk melakukan kajian terhadap materipembelajaran dan strategi-strategi mengajar se-

cara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi sis-wa untuk meningkatkan perolehan belajar.

Guru yang berpengalaman menggunakanstrategi pembelajaran yang efektif cenderungmenghasilkan prestasi siswayang lebih tinggi(Rowan, Correnti & Miller, 2002) Olehkarenaitu grru yang kurang berpengalaman dalam meng-gunakan stategi pembelaj aran yang efektif mem-punyai kecenderungan prestasi bel{ar siswaren-dah. Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebihmenciptakan program-program pengembanganyang profesional. Upaya tersebut merupakan im-plikasi dari reformasi pendidikan dengan tujuanagar mampu mencapai peningkatan perolehanbelajar siswa secara memadai. Program-programpengembangan profesi guru tersebut membutuh-kan kegiatan yang dapat memberi peluang kepa-da mereka untuk learning how to learn dan tolearn about teaching. Kegiatan tersebut adalahlesson study.

Program tersebut dianggap penting, karenasecara teore tis, I e s s o n s tu dy meny ediakan suatucara bagi guru untuk dapat memperbaiki pem-belajaran secara sistematis @odhorsky & Moore,2006). Lesson study menyediakan suatuprosesuntuk berkolaborasi dan meranc ang lesson(pem-belaj aran) dan mengevaluasi kesuksesan strate-gi-strategi mengajar yang telah diterapkan seba-

gai upaya meningkatkan proses dan perolehanbelajar siswa.

Di Indonesi4 konsep lesson study berkem-bang melalui program lndonesia Mathematicsand Science Teacher Education Project(IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejakOktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (l) IKIPBandung (sekarang bemama Universitas Pendi-dikan Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta(sekarang bemama Universitas Negeri Yoryakar-ta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang men-jadi Universitas Negeri Malang) yang telah be-kerja sama dengan JICA (Japan IntemationalCooperation Agency). Perkembangan selanjut-ny a, I e s s o n s t u dy tidak hanya di laksanakan pada

mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran

lainnya dan dilaksanakan bukan hanya PTN te-

tapi sudah melibatkan PTS juga.

Tujuan artikel ini adalalr memperjelas bebe-

rapa prinsip proses lesson study,implementasilesson study di sekolah dan tantangan yang di-hadapi dalam memasyarakatkanlesson study disekolah- sekolah.

Page 7: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

LESSON STUDY

L e s s on s tudymerupakan terj emahan daribahasa Jepang jugyou (instruction :pengaj aran,

atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (re-

search:penelitian atau study = kajian). Lesson

study, yang dalam bahasa Jepangnyajugyoukenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk me-

lakukan perbaikan-perbaikan pembelaj aran diJepang. Perbaikan-perbaikan pembelaj aran ter-

sebut dilal$kan melalui proses-proses kolaborasi

antar para guru. Beberapa pakar menyebut istilahLesson study dengan istilah "studi pembelajar-an". Namun, istilah tersebut hingga saat ini masih

belum lazim digunakan. Olbh karenayang lebihdikenal adalah istilah Lesson study dari bahasa

Irgg,s.Lesson study adalah proses pengembang-

an profesi para guru Jepang terlibat dalam secara

sistematis memeriksa praktek mereka. Pada da-

sarnya Lesson study adalah salah satu bentukupaya peningkatan kualitas pembelaj aran danpengembangan keprofesionalan guru.

Di Indonesia Lesson studr didefinisikan se-

bagai model pembinaan (pelatihan) profesi guru

melalui pengkajian pembelajaran secarakolaboratif dan berkelanj utan berlandaskan prin-sip-prinsip kolegialitas dan mutual learning vn-tuk membangun komunitas bel{ar. Menurut Saito

(2006), kegiatan ini secara khas dilaksanakandalam tigatahap, yaitu plan (merencanakan), do(melaksanakan), dan see (mengamati dan mere-

fl eksikan hasil pengamatan.

Lesson study adalah suatu proseskolaboratif (Styler dan Heibert dalam Susilo,201 0). Dalam kegiatan ini sekelompok guru me-

lakukan beberapa kegiatan, yakni ( 1 ) mengiden-ti f ikasi suatu masal ah pembel aj ar an, (2) meran-cang suatu skenario pembelajaran, yang meliputikegiatanmencari bukudan artikel mengenai to-pik yang akan dibelaj arkan, (3 ) membelajarkansiswa sesuai skena.rio, dengan cara salah satu guru

melaksanakan pembelajaran sementara yang lain

mengamati, mengevaluasi, dan merevisi skenario

pembelaj aran, (4) membelaj arkan lagi skenariopembelajaran yang telah direvisi, dan (5) menge-

valuasi lagi pembelajaran dan membagikan hasil-

nya kepada guru lain (mendesiminasikan).

Tujuan l,esson Study adalah: (1) mempero-

leh pemahaman yang lebih baik tentang bagai-

Santoso, Membumikan Model Lesson Study 113

mana siswa belaj ar dan guru mengaj ar; (2) mem-

peroleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi

para guru lainnya dalarn melaksanakan pembela-,jaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sis-

ternatis melalui inkuiri kolaboratif (a) membangun

sebuah pengetahuan pedagogis, di mana seorang

guru dapat menimba pengetahuan dan guru lain-

nya. Jadi dalam lesson study, kitamelihat secara

lebih obyektif apa yang terjadi di dalam pembel- '

ajaran, dan bahwa lesson studymembantu kitamemahami ide-ide penting dalam pembelajaran

tanpa terlalu khawatir tentang isu-isu lain di ke-las.

Lesson Study banyak sekali peristiwa yang

memberikan hasil yang bermanfaat baik bagi guru

maupun bagi murid dan sekolah. MenurutCatherine Lewis (2004) dalam artikelnyayangberjudul "Does Lesson Study have afuture inthe state?" mengemukakan bahwa manfaat Les- .

son Study yaitu ( 1 ) memikirkan secara lebih telitilagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan;

dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan se-

cara mendalam tentang tujuan-tujuan pembela-jaran untukkepentingan masadepan siswa, mi- .

salnya tentang arti penting sebuah persahabatan,

pengembangan perspektif dan cara berfikir sis-

wa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pe-

ngetahuan, (3 ) mengkaj i tentang hal-hal terbaikyang dapat digunakan dalam pembelajaran me-

lalui belajar dari para guru lain (peserta atau

partisipan I esson Study),(4) belajar tentang isiatau materi pelajaran dari guru lain sehingga da-

pat menambah pengetahuan tentang apayangharus diberikan kepada siswa, (5) mengembang-

kan keahlian dalam mengajar, baik ada saat me- .

rencanakan pembelajaran maupun selama ber-

langsungnya kegiatan pembelaj aran, (6) memba-

ngun kemampuan melalui pembelaj aran kolegial,

dalam arti para guru bisa saling belajar tentang

apa-apayadrg dirasakan masih kurang, baik ten- '

tang pengetahuan maupun keterampilannya da-

lam membelajarkan sisw4 dan (7) mengembang-

kan "The Eyes to See Students" (kodomo wo

miru me) dalamarti dengan dihadirkannyapara

pengamat (obeserver), pengamatan tentang pe-

rilaku belajar siswa bisa semakin detail dan je-

las.. Sementara itu, menurut Lesson Study

Project (LSP) beberapamanfaat lain yang bisa

diambil dari LessonStudy, diantaranya: (1). Guru

Page 8: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

114 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012

dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,(2). Guru dapat memperoleh umpan balik darianggota/komunitas lainnya, dan (3). Guru dapatmempublikasikan dan mendiseminasikan hasilakhir dari Lesson Study. Dalam konteks pendi-dikan di Indonesia, manfaat yang ketiga ini dapatdijadikan sebagai salah satu Karya Tulis IlmiahGuru, baik untuk kepentingan kenaikan pangkatmaupun sertifikasi guru. Implementasi LessonStudy di sekolah dilaksanakan tahapan-tahapanseperti pada Bagan 1.

Sedangkan Santyasa (2009) lebih jauhmengutip pendapat Saito, et al. sebagaimana yangdikemukakannya sebagai Bagan 2. Secara lebihsederhana, Lesson Study dapat dilakukan mela-lui serangkaian kegiatan: Planing-Doing-Seeing(Plan-Do-See) (Saito, et al. 2005). Ketiga kegi-atan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembela-jaran berorientasi praktik.

Perencanaan (Plan) - Penggalian perma-

salahan akademis - Perencanaan

Pembelajaran - Persiapan alat

Pelaksanaan (Do) - Pelaksanaan

Pembelajaran - Pengamatan oleh

teman sejawat

Refleksi (See) - Refleksi dengan

teman sejawat - Komentar dan

diskusi

Bagan 2Siklus Lesson Study

Tahap perencanaan (plan) bertujuan untukmenghasilkan rancangan pembelajaran yangdiyakini mampu mem-belajarkan siswa secaraefektif serta membangkitkan partisipasi siswadalam pembelajaran. Perencanaan ini dilakukansecara kolaboratif oleh beberapa Guru yang ter-masuk dalam kelompok Lesson study. Jumlahanggota kelompok bervariasi, 4-6 orang. Dalamkolaborasi ini, biasanya ditetapkan sebelumnyasiapa guru pengajar (guru model), kemudian gurupengajar menyusun RPP. Para guru juga dapatmengikutksertakan pustakawan kemudian berte-mu dan berbagi ide untuk menyempurnakan pem-belajaran yang telah disusun oleh guru pengajarsehingga menghasilkan cara pengorganisasianbahan ajar, proses pembelajaran, maupunpenyiapan alat bantu pembelajaran yang dianggappaling baik. Semua komponen rancangan pem-belajaran ini kemudian disimulasikan sebelum di-laksanakan dalam kelas. Pada tahap ini juga di-tetapkan prosedur pengamatan dan instrumenyang diperlukan dalam pengamatan.

Tahap pelaksanaan (do) dimaksudkan un-tuk menerapkan rancangan pembelajaran yangtelah direncanakan. Salah satu anggota kelom-pok berperan sebagai guru model dan anggotakelompok lainnya mengamati. Fokus pengamat-an diarahkan pada kegiatan belajar siswa denganberpedoman pada prosedur dan instrumen yangtelah disepakati pada tahap perencanaan, bukanpada penampilan guru yang sedang bertugasmengajar. Selama pembelajaran berlangsung,para pengamat tidak diperkenankan menggang-gu proses pembelajaran walaupun mereka bolehmerekamnya dengan kamera video atau kamera

Bagan 1Inti Lesson Study

Lesson Study Research Group([email protected]).

Tahapan 1: Membentuk kelompok lesson studydi sekolah, yang terdiri dari guru ma-tapelajaran. Kelempok ini berdiskusimenemukan permasalahan pembela-jaran, selanjutnya menyusun rencanapembelajaran.

Tahapan 2: Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaku-kan adalah melaksanakan pembela-jaran di kelas dan mengamatinya.

Tahapan3 : Kembali ke kelompok lesson studyuntuk melakukan refleksi dan meng-analisis pembelajaran yang telah di-laksanakan serta merencanakan pem-belajaran ulang.

Group Meetings

Group Meetings

Study Lesson (1)

Study Lesson (2)

Group Meetings

(Research & Preparations)

(Implementation)

(Reflection & Improvement)

(Implementation)

(Optional)

(Reflection & Filing of Research)

Group Meetings

Group Meetings

Study Lesson (1)

Study Lesson (2)

Group Meetings

(Research & Preparations)

(Implementation)

(Reflection & Improvement)

(Implementation)

(Optional)

(Reflection & Filing of Research)

Group Meetings

Study Lesson (1)

Study Lesson (2)

Group Meetings

Group Meetings

Study Lesson (1)

Study Lesson (2)

Group Meetings

(Research & Preparations)

(Implementation)

(Reflection & Improvement)

(Implementation)

(Optional)

(Reflection & Filing of Research)

Page 9: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

Santoso, Membumikan Model Lesson Study 115

digital. Tujuan utama kehadiran pengamat adalahbelajar dari pembelajaran yang sedang berlang-sung.

Tahap pengamatan dan refleksi (see) dimak-sudkan untuk menemukan kelebihan dankekurangan pelaksanaan pembelajaran. Guruyang bertugas sebagai pengajar mengawali dis-kusi dengan menyampaikan kesan danpemikirannya mengenai pelaksanaan pembelajar-an. Kesempatan berikutnya diberikan kepadaguru yang bertugas sebagai pengamat. Selanjut-nya, pengamat dari luar juga mengemukakan apalessson learned yang dapat diperoleh dari pem-belajaran yang baru berlangsung. Kritik dan sa-ran disampaikan secara bijak tanpa merendahkandan menyakiti hati guru pengajar. Semua dilaku-kan demi perbaikan praktik pembelajaran kedepan. Berdasarkan semua masukan dapatdirancang kembali pembelajaran berikutnya yanglebih baik. Melalui proses studi pembelajaran,peserta diberikan kesempatan untuk merefleksi-kan proses pengajaran serta pembelajaran sis-wa. Sistem ini memberikan kontribusi untuk pe-ngembangan ide-ide baru untuk mengajar danpembelajaran serta gambaran dari praktek peng-ajaran yang baik di dalam kelas.

PENGEMBANGAN PROFESIONALGURU MELALUI MODEL LESSONSTUDY

Konsep pengembangan profesional tidak-lah dengan jelas dibatasi. Suatu profesidigambarkan sebagai dasar pengetahuan sistema-tis dan pengetahuan ilmiah. Pengembangan kete-rampilan profesional telah dirancang luas melaluiprogram-program pendidikan lebih tinggi denganberbagai bentuk pengembangan.

Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 ten-tang Standar Nasional Pendidikan yang dinyata-kan dalam ayat pasal 28 ayat (3) bahwa kompe-tensi guru sebagai agen pembelajaran pada jen-jang pendidikan dasar, menengah serta pendidik-an anak usia dini meliputi; kompetensi pedagogi,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dankompetensi profesional. Menurut Shulman(Rosnita, 2011) tiga dimensi pengetahuan pro-fessional yang penting bagi guru yaitu; pengeta-huan konten materi subjek (konten akademik),pengetahuan konten pedagogi dan pengetahuan

kurikuler.Pengetahuan konten akademik dan penge-

tahuan konten pedagogik keduanya harus dimi-liki guru. Pengetahuan konten pedagogi tidaksekedar pengetahuan tentang pedagogi sepertiyang dipelajari dalam ilmu psikologi, namun pe-ngetahuan ini menyangkut bagaimana guru mam-pu melakukan organisasi konten materi subjeksehingga menjadi mudah diajarkan dan dapat di-terima oleh siswa. Dalam mengorganisasi penge-tahuan terdapat perbedaan antara ilmuwan danseorang guru.

Seorang guru yang berpengalaman akanmengorganisasi pengetahuan dari sudut pandangpengajaran dan digunakan sebagai dasar untukmembantu siswa dalam memahami konsepnya.Sementara seorang ilmuwan mengorganisasipengetahuannya dari susut pandang penelitian dandigunakan sebagai dasar untuk mengembangkanpengetahuan baru dalam bidangnya. (Cocchrandalam Rosnita, 2011) Oleh karena itu memahamimateri pelajaran penting bagi pengajaran yangefektif. Pemahaman materi belajar yang harusdikuasai guru berkembang sesuai dengan perkem-bangan ilmu pengetahuan.

Podhorsky & Moore (2006) menyatakan,bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknaisebagai upaya penciptaan program-program yangberfokus pada perbaikan praktik mengajar danbelajar, bukan semata-mata berfokus pada pe-rancangan kelas dengan teacher proof curricu-lum. Dengan demikian, praktik-praktik pembel-ajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasikegagalan siswa belajar.

Disamping itu guru yang berpengalamanmenggunakan strategi pembelajaran yang efektifcenderung menghasilkan prestasi siswa yang le-bih tinggi. Oleh karena itu guru yang kurangberpengalaman dalam menggunakan strategi pem-belajaran yang efektif mempunyai kecenderung-an prestasi belajar siswa rendah.

Pengembangan professional guru berbasissekolah akan tercapai dengan efektif dan efisien,jika dalam proses pengembangan guru haruslahdimotori guru. Mengingat Guru yang berada da-lam lingkungan sekolah atau komunitas guru yangprofessional akan membuat guru memiliki moti-vasi kuat, pengarahan, dan akuntabilitas untukbelajar terus menerus dan pengembangan dirinya.Pengembangan diri tersebut untuk melaksanakan

Page 10: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

116 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012

perubahan dalam pembelajaran yang terfokuspada belajar siswa.

Bagan 3Struktur system aktivitas

Sesuai dengan teori “Kerangka Aktivitas”seperti yang dikembangkan oleh Engestr¨om(1987) dalam (Schlager dan Fusco, 2003), da-lam pengembangan guru, dimana guru sebagaipelaku (subyek) terlibat dalam tindakan sepertiguru berdiskusi dengan sesama, mengkonstruksi,melakukan pencarian konsep untuk mencapaitujuan kegiatan (obyek), untuk memperoleh be-berapa hasil (outcome). Kegiatan yang dimediasioleh alat dan artefak lainnya (tool) yang berupaalat teknis dan konseptual yang tersedia untukmata pelajaran. Komunitas (lingkungan guru) akanmemberikan pengaruh pada kegiatan pembela-jaran melalui perantaraan aturan-aturan yang di-tetapkan seperti nilai-nilai, norma perilaku, ke-cenderungan dalam penyelidikan, kepercayaan,dan komitmen serta alat-alat yang telahdilembagakan di sekolah. Kunci untuk memahamihubungan antar komponen dalam pengembang-an profesional, adalah tingkat keselarasan dalamalat, aturan, dan pembagian tenaga kerja. Pro-gram pengembangan profesional biasanya meli-batkan grup yang dipilih dari guru yang terlibatdengan mempertimbangkan tujuan pembelajaranyang spesifik untuk dicapai. Norma-norma ke-terlibatan dan alat-alat yang akan digunakandirancang untuk mendukung proses pembelajar-an dengan waktu yang telah ditentukan. Sesuaidengan tujuan dari pengembangan profesionaladalah peningkatan akuntabilitas dan tanggungjawab guru dalam melaksanakan proses pembel-ajaran yang menantang bagi semua siswa sehing-ga memungkinkan siswa dapat memenuhi standaryang lebih tertinggi dari standar kurikulum yang

telah ditetapkan.Sesuai dengan gambaran penjelasan sebe-

lumnya nampak ide pengembangan guru denganmenggunakan model lesson study lebih efektif,karena guru berkolaborasi dengan rekan-rekannya untuk merencanakan, mengamati pem-belajaran dan kegitan ini mencerminkan kursus.Meskipun beberapa dari kegiatan bantuan da-lam mengembangkan kompetensi guru yang si-fatnya top down dapat dilihat sebagai pedagogisterstruktur, seperti lokakarya, kursus elektif, per-temuan bulanan pengembangan guru. Pengem-bangan guru melalui model lesson study lebih si-fat informal dan berkelanjutan seperti, guru mem-bimbing guru, kunjungan kelas pada waktu ber-langsung proses pembelajaran oleh guru dan ke-giatan yang lain dalam berbagai kesempatan.

Mengembangkan lesson study di sekolahdapat lebih efektif, jika disamping mengembang-kan melalui lesson study, pengembangan profes-sional guru juga diikuti dengan pengembanganmelalui strategi struktur sociotechnical. Seko-lah sebagai lembaga atau organisasi yang mem-butuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan ini men-jadi sangat penting ketika sekolah (di kelas, ke-lompok maupun intitusi sekolah) sedang mencobauntuk membuat perubahan dalam praktek pem-belajaran. Kepemimpin dibutuhkan untuk men-dukung perubahan dan model praktik yang efek-tif. Sebagaimana Lambert (Rosnita, 2011)nyatakan, “Tanpa kepemimpinan berbasis luaskemampuan sekolah untuk tumbuh dan menjadilebih baik bagi anak-anak akan terbatas.”

MEMBUMIKAN MODEL LESSONSTUDY BERBASIS SEKOLAH

Pengembangan guru melalui model lessonstudy dapat dikatakan sederhana, namun, bisamenjadi proses yang kompleks (Lewis, 2002),karena guru disamping menambah pengetahuantentang konten matapelajaran dan pedagogig jugamempersiapkan guru untuk bekerja dalamkomunitas profesional berfokus pada memastikankualitas pengajaran Penggunaan proses lessonstudy dengan program-program pengembanganyang profesional merupakan wahana untuk me-ngembalikan guru kepada budaya mengajar yangproporsional. Dengan karakteristik dari lesson

Page 11: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

Santoso, Membumikan Model Lesson Study 117

study adalah guru lah yang memimpin pengem-bangan professional untuk dirinya. Efektif modellesson study di Jepang sering mulai sebagaigerakan akar rumput dengan antusias guru bu-kan sebagai top-down formasi. (Lewis, 2002).Oleh karena itu pembudayaan kegiatan lessonstudy harus dimotori oleh guru sendiri. Melaluilesson study, guru harus merasa kegiatan lessonstudy merupakan kebutuhan sehingga guru seca-ra aktif terlibat dalam proses perubahan pembel-ajaran dan pembangunan kurikulum. Disampingitu seorang guru harus mempunyai sikap (1) se-mangat introspeksi terhadap apa yang sudah di-lakukan selama ini terhadap proses pembelajar-an, (2) Keberanian membuka diri untuk dapatmenerima saran dari orang lain untuk peningkat-an kualitas diri, (3) keberanian untuk mengakuikesalahan diri sendiri, (4) keberanian untuk maumengakui dan memakai ide orang lain yang baikdan (5) keberanian memberikan masukan yangjujur dan penuh penghormatan. Tetapi juga harussemua guru memiliki persepsi yang sama dalamvisi, konsep belajar dan strateginya, serta filosofipembelajaran, sehingga prinsip kesejawatan dankolegialitas mudah terbentuk.

Kemungkinan proses membumikan lessonstudy mengalami kendala karena ada beberapakesalahan persepsi, yaitu antara lain (1) LessonStudy adalah ide dari negara lain (Jepang) yangtidak mungkin diterpkan di Indonesia karena kulturguru dan siswa Indonesia yang sangat berbedadengan kultur guru dan siswa Jepang. (2) Guru-guru di Indonesia tidak mungkin dapat melaksa-nakan Lesson Study karena selama ini beban tu-gas guru sudah sangat banyak”. (3) Guru-guruIndonesia tidak mungkin mau kelasnya diamatibanyak guru lain, apalagi dari sekolah lain. Pastitidak ada guru yang mau dinilai guru lain. (4)Anak-anak tidak akan dapat belajar kalaudikerumuni banyak orang. (Djamilah, 2010) Per-sepsi semacam ini yang perlu sekali untukdiluruskan, dengan memberikan argumentasi ke-pada guru seperti berikut ini(1) Persepsi yang pertama, Tidaklah benar,

sebab meskipun idenya dari Jepang, namunhal-hal yang universal, ditinjau dari hakekatbelajar –mengajar, tetap dapat dilaksanakandi Indonesia, dengan penyesuaian pada segiteknis pelaksanaannya.

(2) Memang benar bahwa rata-rata bebanmengajar guru sudah cukup banyak apalagiuntuk guru yang memegang mata pelajaranUN yang kebanyakan juga masih harusmelayani permintaan les privat. Oleh karenaitu para guru dapat menyisihkan waktu untukmenggunakan kesempatan untukmelaksanakan Lesson Study di sekolah.

(3) Sedangkan untuk persepsi yang ketiga perlupandangan yang lebih rasional. Memangharus diakui, inilah kendala terberat dalammelaksanakan Lesson Study, yaitu persepsipara guru bahwa ia akan “dinilai” bukan“diberi masukan” oleh guru lain, merekabanyak yang mempunyai pandangan caramengajar seperti ini saja sudah cukup.Dengan lesson study mereka harusmelakukan perubahan pada dirinya,perubahan yang diinginkan membawakonsekuensi terhadap perubahanpemikirannya, waktu yang dibutuhkan dansebagainya. Tanpa ada kesadaran dari guruuntuk melakukan perubahan guru programpengembangan profesinal guru tidak dapatberjalan mulus.

(4) Memang mungkin saja, bahwa pada awalnyasiswa akan canggung menerima kehadiranbanyak orang, dan ini memang dapatmenggannggu konsentrasi belajar siswa.Namun dengan cara siswa “dikondisikan”atau diberi penjelasan sebelumnya tentangakan hadirnya banyak guru dan apa tujuankehadiran mereka, diharapkan dapatmengurangi kecanggungan siswa.Kekawatiran akan mengganggu siswa initidak sepenuhnya terjadi. Hanya pada menit-menit awal siswa tampak tegang, tetapikemudian ketegangan itu mencair dan anakdapat belajar dengan roman muka yang“normal”, bahkan sambil bercanda. Olehkarena itu fokus pengamatan pada belajarsiswa yang dinilai atau dievaluasi atau padasaat refleksi oleh rekan guru.Tak kalah pentingnya permasalahan yang

sering muncul kurang adanya motivasi dari kepalasekolah ataupun pengawas. Kebanyakanpengawas dari Dinas Pendidikan atauKementerian Agama belum berfungsi sebagai su-pervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di

Page 12: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

118 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012

sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan ad-ministrasi guru berupa dokumen rencana pelak-sanaan pembelajaran). dari pada masuk kelasmelakukan observasi dan supervisi terhadap pem-belajaran oleh seorang guru. Oleh karena itu pe-ran Kepala Sekolah maupun Pengawas dapatmemfasilitasi dan memberi dukungan serta me-motivasi kepada guru untuk dapat melaksanakanlesson study di sekolahnya.

Proses membumikan model lesson studydapat berjalan efektif apabila kekuatan utamayang dipunyai para guru dapat menjadi sumberenergi, inspirasi, dan semangat untuk pantangmenyerah dalam menghadapi masalah dan tan-tangan yang ada antara lain adalah fakta bahwapara guru tidaklah sendirian; ada teman guru,kepala sekolah, kelompok MGMP, Dinas Pen-didikan atau Kementerian Agama dan juga pa-kar pendidikan dari Perguruan Tinggi terdekatyang ada, yang bisa menjadi tempat berbagi dantempat mencari solusi dari masalah yang dihadapipara guru.

PENUTUP

Lesson study merupakan alternatif pembi-naan profesi guru melalui aktivitas-aktivitaskolaboratif dan berkelanjutan. Prinsip kolaborasiakan memfasilitasi para guru untuk membangunkomunitas belajar yang efektif dan efesien, se-dangkan prinsip berkelanjutan akan memberipeluang bagi guru untuk menjadi masyarakat bel-ajar sepanjang hayat. Dua hal ini sangat pentingbagi guru dalam menjalankan perannya sebagaisosok panutan dan yang dipercaya oleh siswa disekolah. Lesson study secara berkelanjutan akanmembantu guru mempercepat peningkatanprofesionalismenya. Indikator-indikator pening-katan profesionalisme guru, adalah pengembangankonten matapelajaran dan pedagogik yang beru-pa rancangan dan pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang selalu menuntut dilakukannya inovasipembelajaran dan penilaian. Siklus lesson studyyang berupa plan-do-see yang memungkinkanguru untuk dapat mengembangkan pemikirankritis dan kreatif tentang belajar dan pembelajar-an, proses sharing pengalaman berbasis penga-matan pembelajaran memberi peluang bagi guruuntuk mengembangkan keterbukaan dan pening-

katan kompetensi sosialnya, dan proses-prosesrefleksi secara berkelanjutan adalah suatu ajangbagi guru untuk meningkatkan kesadaran akanketerbatasan dirinya.

Membumikan model pengembangan profes-sional guru dengan Lesson study berjalan efektifjika timbul kesadaran dari pribadi guru yaitugerakan akar rumput dengan antusias guru bu-kan kebijaan dari atas (top-down formasi). Ba-nyak kendala yang perlu dicari penyelesaiannya,terutama dari guru yang berupa persepsi danmotivasi untuk berprestasi dalam mengajar.Dukungan Pimpinan (kepala sekolah)pustakawan, pimpinan, supervisor dan DinasPendidikan atau Kementerian Agama dan jugapakar pendidikan dari Perguruan Tinggi membe-rikan dukungan dan menfasilitasi kegiatan Les-son study.

DAFTAR RUJUKAN

UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan DosenDjamilah Bondan Widjajanti, 2010. Pengembang-

an Kompetensi Guru Melalui Lesson Study .Universitas Negeri Yogyakarta http://www.foxitsoftware.com diakses September2012

Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A hand-book for teacher-led improvement of instruc-tion. Philadelphia, PA: Research for BetterSchools.

Mark S. Schlager and Judith Fusco, 2003. TeacherProfessional Development, Technology, andCommunities of Practice: Are We Putting theCart Before the Horse?, EBSCO Pubising

Fernandez, C., Yoshida, M., Chokshi, S., & Can-non, J. 2001. An Overview of Lesson Study,ppt. online [email protected], www.tc.edu/lessonstudy.

Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in cur-riculum: Improving instructional practicethrough lesson study. Tersedia pada http://www.lessonstudy.net.

Rosnita, 2011. Standar Pendidikan Untuk CalonGuru Sains:Pedagogi Materi Subjek SebagaiSarana Pengembangan Pengetahuan KontenPedagogi Calon Guru PGSD, FKIP, Univer-sitas Tanjungpura, Pontianak. jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/article akses 25 Sep-tember 2012

Saito, E, Imansyah, H dan Ibrohim, 2006.Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia.

Page 13: VOLUME 14, NOMOR 2, OKTOBER 2012 ISSN 1410-9883 …digilib.stkippgri-blitar.ac.id/373/1/EKBAL_SANTOSO_OKT_2012.pdf · Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut

Santoso, Membumikan Model Lesson Study 119

Studi Kasus dan IMSTEP Kumpulan makalahpelatihan Lesson Study bagi guru berprestasidan pengurus MGMP MIPA SMP seluruhIndonesia di P4TK Kesenian Jogyakarta ta-hun 2006

Santyasa, W.I. 2009. Implementsi Lesson StudyDalam Pembelajaran. Makalah dalam semi-nar Implementasi Lesson Study Dalam Pem-belajaran bagi Guru-Guru TK,SD dan SNIP

di Kecamatan Nusa Penida, Denpasar Uni-versitas Pendidikan Ganesha.

Susilo, Herawati, dkk. 2010. Lesson StudyBerbasis Sekolah. Malang: Bayumedia Pub-lishing.

WWW.Tempo.co Hasil Uji Kompetensi GuruMasih di Bawah Harapan, diakses Septem-ber 2012