Tugas Kelompok Mata Kuliah :Biomedik II “Vitamin Larut Lemak” OLEH: Nur Afifah K111 13 307 Andi Sahriana K111 13 308 Dian Musyafirah K111 13 309 Triana F. Talakua K111 13 328 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Tugas Kelompok
Mata Kuliah :Biomedik II
“Vitamin Larut Lemak”
OLEH:
Nur Afifah K111 13 307
Andi Sahriana K111 13 308
Dian Musyafirah K111 13 309
Triana F. Talakua K111 13 328
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Biomedik II ini yang berjudul “Gugus Fungsional”.
Dalam pembuatan tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Biomedik II.
2. Teristimewa kedua orangtua penulis yang selalu memberi dukungan baik
moril maupun materil dan doa tulus kepada penulis.
3. Teman - teman yang memberikan saran dan semangatnya juga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan
baru kepada para pembaca serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini banyak memiliki
kekurangan dan kelemahan baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penyajian
materi yang di paparkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
Makassar, mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Vitamin Larut Lemak..................................................
2.2 Sumber dan Fungsi .......................................................................
2.3 Contoh Vitamin Larut Lemak........................................................
2.4 Pencernaan dan Penyerapan...........................................................
2.5 Metabolisme...................................................................................
2.6 AKG...............................................................................................
2.7 Dampak kelebihan dan Kekurangan..............................................
BAB III PENUTUP
4.1 Simpulan .......................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin adalah kelompok nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berbagai fungsi biokimia dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin ini ada 2 yakni vitamin larut-air dan
vitamin larut lemak.
Vitamin larut air ini berupa vitamin B kompleks dan vitamin C. sedangkan
vitamin larut-lemak berupa vitamin A,D,E dan K.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1) Apa yang diimaksud vitamin larut lemak?
2) Di mana sumber vitamin larut lemak dan apa fungsinya?
3) Apa contoh dari vitamin larut lemak?
4) Bagaimana proses pencernaan dan penyerapan vitamin larut lemak?
5) Bagaimana mekanisme metabolism vitamin larut lemak?
6) Bagaimana AKG vitamin larut lemak?
7) Bagaimana dampak kelebihan dan kekurangan vitamin larut lemak?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui pengertian vitamin larut lemak.
2) Untuk mengetahui sumber dan fungsi vitamin larut lemak.
3) Untuk mengetahui contoh vitamin larut lemak.
4) Untuk mengetahui proses pencernaan dan penyerapan vitamin larut lemak.
5) Untuk mmengetahui mekanisme dari metabolism vitamin larut lemak.
6) Untuk mengetahui AKG vitamin larut lemak.
7) Untuk mengetahui dam kelebihan dan kekurangan vitamin larut lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemak adalah senyawa hidrofobik yang dapat diserap secara
efisien hanya jika penyerapan lemak berlangsung normal. Vitamin yang larut dalam
lemak terdiri atas vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.
2.2 Sumber dan Fungsi
1) Vitamin A
Sumber
1. Bahan hewani : daging, uanggas, ikan, dan telur.
2. Bahan nabati : buah-buahan (orange), sayuran berdaun hijau, akar dan umbi-
umbian (seperti wortel dan ubi jalar merah), serta minyak sawit merah.
Fungsi
1. Vitamin A memiliki fungsi dalam penglihatan
Direnitana, retinaldehida berfungsi sebagai gugus prostetik protein opsin
peka sinar, yang membentuk rodopsin (pada sel batang) dan iodopsin (pada
sel kerucut).
2. Berperan dalam regulasi ekspresi gen dan diferensiasi jaringan.
Peran besar vitamin A adalah mengontrol deferensiasi dan pergantian sel.
Asam all-trans-retinoat dan asam 9-cis-retinoat mengatur pertumbuhan,
perkembangan dan deferensiasi jaringan.
2) Vitamin D
Sumber
Vitamin D tidak serta merta di dapatkan dengan berjemur dibawah sinar matahari
pagi. Namun juga dari makanan seperti susu, jamur,sereal, udang, buah
strawberry, tomat, broccoli, dan sayuran hijau lainnya.
Fungsi
1. Fungsi utama vitamin D adalah mengatur penyerapan kalsium dan
homeostasis ; sebagian besar keja vitamin ini diperantarai oleh reseptor
nucleus yang mengatur ekspresi gen.
2. Menjaga Kekebalan Tubuh
Karena didalam Vitamin D ini terdapat molekul yang aktif yaitu kalsitriol
yang merupakan pemeran utama dalam metabolisme absorpsi kalsium ke
dalam tulang, fungsi otot, sekaligus sebagai immunomodulator yang
berpengaruh terhadap sistem kekebalan untuk melawan beberapa penyakit
sehingga jika kita mengkonsumsi makanan dan buah-buhan yang
mengandung Vitamin D akan membuat kita selalu fit dan sehat.
3. Memicu pertumbuhan tulang.
3) Vitamin E
Sumber
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau
sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur,
sayur-sayuran, terutama kecambah[1]. Contoh sayuran yang paling banyak
mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak
jagung, alfalfa, selada, kacang-kacangan, asparagus, pisang, strawberry, biji
bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau[1]. Vitamin E lebih
banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah
Fungsi
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan pemutus rantai yang
menangkap radikal bebas di membrane sel dan lipoprotein plasma dengan
bereaksi dengan radikal peroksida lipid yang dibentuk oleh peroksidasi asam
lemak tak jenuh ganda. tempat banyak dari fungsinya dapat dilakukan oleh anti
oksidan sintetik dan penting dalam mempertahankan fluiditas membrane sel.
Senyawa ini memiliki peran dalam pembentukan sinyal sel.
4) Vitamin K
Sumber
Makanan yang mengandung banyak vitamin K adalah sayuran yang berwarna
hijau seperti bayam, kangkung, dan singkong. Selain itu telur yang dimbil
kuningnya saja juga bagus untuk dikonsumsi agar tubuh lebih mudah
menghasilkan vitamin K. sumber lain vitamin K ialah keelai.
Fungsi
Vitamin K berfungsi sebagai kofactor untuk karboksilase yang bekerja pada
residu glutamate protein prokursor dari factor pembekuan dan protein tulang
sehingga keduanya dapat mengikat kalsium.
2.3 Metabolisme, Penyerapan dan Pencernaan Vitamin Larut Lemak
1. Absorsi, transportasi, dan metabolism vitamin A
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
2 a. Absorsi, transportasi, dan penyimpanan vitamin D
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
2b. Metabolisme Vitamin D
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sisntesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi
sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH
3. Absorsi, transportasi, dan metabolism Vitamin E
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
4. Absorsi dan transportas Vitamin K
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.
2.4 AKG
Angka Kecukupan Vitamin yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per orang per hari)
Kelompok umur
Vitamin A
(mcg)a
Vitamin D
(mcg)
Vitamin E
(mg)
Vitamin K
(mcg)
Vitamin B1
(mg)
Vitamin B2
(mg)
Vitamin B3
(mg)
Vitamin B5
(Pantotenat)(mg)
Vitamin B6(mg)
Folat(mcg
)
Vitamin B12(mcg)
Biotin(mcg)
Kolin(mg)
Vitamin C(mg)
Bayi/Anak0 – 6 bulan
3755 4 5
0,30,3 2
1,70,1 65 0,4
5 125 40
7 – 11 bulan
4005
5 10 0,4 0,4 41,8
0,3 80 0,56 150 50
1-3 tahun
40015
6 15 0,6 0,7 62,0
0,5 160 0,98 200 40
4-6 tahun
45015
7 20 0,8 1,0 92,0
0,6 200 1,212 250 45
7-9 tahun
50015
7 25 0,9 1,1 103,0
1,0 300 1,212 375 45
Laki-laki10-12 tahun
60015
11 35 1,1 1,3 124,0
1,3 400 1,820 375 50
13-15 tahun
60015
12 55 1,2 1,5 145,0
1,3 400 2,425 550 75
16-18 tahun
60015
15 55 1,3 1,6 155,0
1,3 400 2,430 550 90
19-29 tahun
60015
15 65 1,4 1,6 155,0
1,3 400 2,430 550 90
30-49 tahun
60015
15 65 1,3 1,6 145,0
1,3 400 2,430 550 90
50-64 tahun
600 15 15 65 1,2 1,4 135,0
1,7 400 2,430 550 90
65-80 tahun
600 20 15 65 1,0 1,1 105,0
1,7 400 2,430 550 90
80+ tahun
600 20 15 65 0.8 0,9 85,0
1,7 400 2,430 550 90
Perempuan10-12 tahun
600 15 11 35 1,0 1,2 114,0
1,2 400 1,820 375 50
13-15 tahun
600 15 15 55 1,1 1,3 125,0
1,2 400 2,425 400 65
16-18 tahun
600 15 15 55 1,1 1,3 125,0
1,2 400 2,430 425 75
19-29 tahun
500 15 15 55 1,1 1,4 125,0
1,3 400 2,430 425 75
30-49 tahun
500 15 15 55 1,1 1,3 125,0
1,3 400 2,430 425 75
50-64 tahun
500 15 15 55 1.0 1,1 105,0
1,5 400 2,430 425 75
65-80 tahun
500 20 15 55 0,8 0,9 95,0
1,5 400 2,430 425 75
80+ tahun
500 20 15 55 0,7 0,9 85,0
1,5 400 2,430 425 75
Hamil (+an)Timester 1
+300
+0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4+1,0
+0,4 +200 +0,2+0 +25 +1
0Trimester 2
+300
+0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4+1,0
+0,4 +200 +0,2+0 +25 +1
0Trimester 3
+350
+0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4+1,0
+0,4 +200 +0,2+0 +25 +1
0Menyusui (+an)6 bln pertama
+350
+0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3+2,0
+0,5 +100 +0,4+5 +75 +2
5
6 bln kedua
+350
+0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3+2,0
+0,5 +100 +0,4+5 +75 +2
5
2.5 Dampak kelebihan dan Kekurangan
Dampak Kelebihan Vitamin larut lemak
1. Vitamin A
Kelebihan vitamin A bersifat Toksik. Kapasitas tubuh untuk metabolism
vitamin A hanya terbatas dan asupan yang berlebih dapat menyebabkan
penimbunan yang melebihi kapasitas protein pengikat sehingga vitamin A
dalam bentuk tidak terikat merusak jaringan. Gejala toksisitas berpengaruh
pada susunan saraf pusat (nyeri kepala, mual, ataksia, dan anoreksia)
2. Vitamin D
Keadaan ini dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah, peningkatan
tekanan darah dan kalsinosis. konsumsi vitamin D dalam dosis yang melebihi
dosis harian yang dianjurkan selama beberapa waktu, juga bisa menyebabkan
keracunan.
3. Vitamin E
Dalam beberapa kasus, kelebihan vitamin E menimbulkan gangguan pada
kinerja sistem imun terhadap infeksi . Vitamin E dosis tinggi dapat
meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, termasuk pendarahan pada otak
yang dapat menyebabkan stroke.
4. Vitamin K
Hemolisis sel darah merah
Hemolisis adalah pecahnya membrane eritrosit dan hemoglobin bebas
pada medium sekelilingnya. Akibat dari hemolisis sel darah merah
tentu adalah anemia. Sebenarnya hemolisis anemia ini sangat banyak
sebabnya misalnya keracunan vitamin K.
Penyakit kuning
Disebabkan oleh adanya perubahan warna kulit, bagian bola mata, dan
kelenjar ludah. Biasanya menyerang pada bayi yang baru lahir.
Kelebihan vitamin K mengakibatkan kinerja hati berlebih,
mengeluarkan bilirubin yang salah pada tempatnya dan mengakibatkan
warna kulit dan mata berubah.
Dampak Kekurangan vitamin larut lemak
1. Vitamin A
Defisiensi vitamin A meruapakan penyebab kebutaan. Tanda paling awal
defisiensi ini adalah kurangnya kepekaan terhadap sinar hijau yang diikuti
dengan gangguan adaptasi terhadap cahaya tamaram dan diikuti dengan buta
senja.
Defisensi yang berkepanjangan akan menyebabkan Xeroftalmia: keratinisasi
kornea dan kebutaan.
Defisiensi ringan dapat menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
Mengurangi konsentrasi vitamin dalam sirkulasii dan semakin memperlemah
respon imun.
2. Vitamin D
Rakitis: tulang anak kekurangan mineral akibat buruknya penyerapan kalsium.
Osteomalasia: pada dewasa terjadi akibat demineralisasi tulang, terutama
pada wanita yang jarang terkena sinar matahari, sering terjadi setelah beberapa
kali hamil.
3. Vitamin E
Pada hewan percobaan, defisiensi vitamin E menyebabkan resorpsi janin dan atrofi
testis. Defisiensi vitamin E dalam makanan pada manusia tidak diketahui meskipun
pasien dengan malabsorpsi lemak berat, fibrosi kristik dan beberapa bentuk
penyakit hati kronik mengidap defisiensi karena mereka tidak mampu menyerap
vitamin atau mengangkutnya yang memperlihatkan kerusakan saraf dan membrane
otot. Pada wanita hamil akan menyebabkan bayo lahir premature an berat badan
bayi yang lahir relative rendah. Dan juga dapat menyebabkan anemia akibat
pecahnya sel-sel darah merah (anemia hemolitik)
4. Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat menghambat proses pembekuhan darah. Jika
vitamin K ini sampai berkurang, maka darah akan tetap encer.
Berakibat buruk pada pasien kanker.
Pasien yang menderita kanker namun tidak mendapat asupan atau kekurangan
vitamin K akan mengalami kekambuhan kanker kembali walaupun sudah
dinyatakan sembuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah di bahas sebelumnya, adapun kesimpulan yang dapat
diperoleh yaitu :
Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat
senyawa karbon. Ada beberapa kelompok gugus fungsi dalam senyawa organic, antara lain
gugus fungsi hidrokarbon pada Alkana, alkena dan alkuna, gugus fungsi halogen atau
dikenal sebagai alkil halide, gugus fungsi hidroksil pada alkohol, gugus fungsi oksida
organic pada eter, gugus fungsi karbonil terdapat pada aldehid dan keton serta gugus fungsi
lainnya yakni, amina dan asam karboksilat.
3.2 SARAN
Adapu saran yang kami berikan ialah, sebaiknya kita menggonsumsi bahan makanan
yang mengandung banyak vitamin, karena vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan
panganan yang dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
J, Larry. Vitamin E. Merck Manual Home Health handbook. 2013.
http://wahidahr.blogspot.com/2013/10/penyerapan-dan-pencernaan.html
http://kimfunny.blogspot.com/2010/12/metabolisme-vitamin-dan-mineral.html
http://hadiriyadi.blogspot.com/2013/01/tabel-angka-kecukupan-gizi.html