Top Banner
Edisi:002 | Th-1 | Desember 2010 MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI WISUDA 2010: Noviana & Jessica RAIH IPK MAKSIMAL Para Dosen Harus Tingkatkan Kualitas Daya Saing UWIKA DAN STTAD TEKEN MoU KERJASAMA ”Banyak Orang Tahu Aku… Ha... Ha...Ha…” LINDA SURYANI PUTERI:
28

Uwika News Edisi-002

Feb 10, 2016

Download

Documents

Widya Kartika

Linda Suryani Puteri: Banyak Orang Tahu Aku… Ha...Ha...Ha…, Para Dosen Harus Tingkatkan Kualitas Daya Saing, WISUDA 2010: Noviana & Jessica Raih IPK Maksimal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Uwika News Edisi-002

Edisi:002 | Th-1 | Desember 2010

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

Edisi:002 | Th-1 | Desember 2010

MENCERDASKAN ANAK BANGSA, MEMBANGUN NEGERI

WISUDA 2010:

Noviana & JessicaRAIH IPK MAKSIMAL

WISUDA 2010:WISUDA 2010:WISUDA 2010:

Para Dosen HarusTingkatkan Kualitas Daya Saing

uWika dan sTTad Teken Mou kerJasaMa

RAIH IPK MAKSIMALRAIH IPK MAKSIMAL

”Banyak Orang Tahu Aku… Ha...

Ha...Ha…”

LINDA SURYANI PUTERI:

Page 2: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri02

editorialUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

Pelindung : Rektor Universitas Widya Kartika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc | Penasihat : Wakil Rektor Universitas Widya Kartika, Drs. Darmanto, M.Sc; Dra. Felicia O.Dien Koeswanto | Pemimpin Redaksi : Drs. Yuven Sugiarno | Redaksi : Yulius Hari, S.Kom; Dwi Tau� k Hidayat, S.Kom; Agustinus Mulyono, SE; Sherly JW, S. Sos; Michael Margo Suwito; Stephanie Maya Sari Lukman | Penasihat Hukum : Poppy Indriawati, SH, MH | Distribusi/Marketing : Jinapiah, Amd | Alamat Redaksi : Humas Universitas Widya Kartika, Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya; Telp + 62 31 5922403/5926359, Fax +62 31 5925790; Website: www.widyakartika.ac.id; email: [email protected]

contentGoodwill BaruTAHUN 2010 kita tinggalkan, dan bersama-sama kita memasuki tahun baru 2011. Pengalaman, prestasi dan kenangan apa yang telah kita alami dan capai di tahun 2010? Pengalaman, prestasi dan kenangan apa yang akan kita ukir di sepanjang tahun 2011?

Tahun baru biasanya identik dengan pesta dan keg-embiraan. Tetapi tidak sedikit juga yang merasakan tidak ada bedanya antara tahun baru atau tahun lama. Hanya perbedaan angka, tambah satu digit saja. Mau lama atau baru yang pasti dan jelas adalah hidup harus terus diper-juangkan, pengalaman, prestasi dan kenangan baru harus diukir. Tentu berbeda tiap orang menyangkut cara-cara dan target-target yang hendak dicapai dalam mengukir pengalaman, prestasi dan kenangan itu.

Sekalipun berbeda-beda tetapi ada satu intisari yang perlu direnungkan untuk bisa mencapai dan mengukir pengalaman, prestasi dan kenangan sepanjang per-jalanan hidup yang lebih berkualitas dan sehat. Yaitu goodwill baru. Kehendak dan kemauan yang baru.

Di tahun baru, tiap-tiap orang menjadi wajar dan se-layaknya apabila di dalam diri masing-masing tertanam goodwill baru. Lalu kehendak dan kemauan baik yang baru itu seperti apa, dan untuk apa? Cukup jelas jawaban-nya, yakni kehendak dan kemauan baru untuk mening-galkan cara-cara lama dalam memperjuangkan, mengisi dan menaburkan benih-benih kebaikan hidup bagi orang lain. Goodwill baru untuk meninggalkan kebiasaan-ke-biasaan lama yang kita anggap buruk atau kurang baik. Goodwill baru untuk berkata goodby terhadap hidup yang mungkin selama ini kurang bergairah, kurang rajin belajar, kurang peduli pada orang lain, kurang greget un-tuk mencapai prestasi terbaik, dan berbagai kekurangan lainnya.

Ke depan yang dibutuhkan adalah goodwill baru untuk menjalani hidup dengan lebih bersemangat, ti-dak mudah berputus asa, semakin peduli pada orang lain, bergairah untuk mencapai prestasi sebaik mung-kin, kerja dan belajar lebih rajin, bekerja lebih fokus dan berorientasi jangka panjang, menata hidup secara le-bih disiplin dan rapi.

Kendala atau berbagai halangan tentu saja ada selama melaksanakan goodwill baru itu. Tetapi serentak dengan adanya berbagai kendala dan halangan itu, dengan dan dalam goodwill baru, diyakini pasti selalu ada energi yang mahadahsyat untuk bisa benar-benar melaksanakan goodwill baru itu secara maksimal. Energi itu ada dan ber-kembang di dalam diri kita masing-masing. Kita ditantang untuk melaksanakan goodwill baru itu sekuat-kuatnya. Goodwill baru menguatkan kita untuk mengukir penga-laman, prestasi dan kenangan indah dan terbaik di sepan-jang tahun ini.

Happy New Year 2011 and Gong Xi Fat Chai 2562.

Salam Redaksi

[03] Tahun Depan Bisa Jangkau Lebih Banyak Warga

[05] ”Banyak Orang Tahu Aku… Ha...Ha...Ha…”

[06] 76 Siswa SMAK Stanislaus Kunjungi Uwika

[07] SMAN 7 Surabaya Juarai Uwika Futsal Championship

[08] Juara Lomba Desain 60% Bahan Bekas

Borong Juara Lomba Business Plan

[09] SMA Kristen Petra 3 Surabaya Juara Lomba Akuntansi

[10] Guru BK Jangan Jadi Tong Sampah

[13] Noviana & Jessica Raih Ipk Maksimal dalam Wisuda 2010

[14] ”Jadi Pemimpin Yang Tegas Pada Diri Sendiri”

[15] Aku bisa… Aku bisa… Aku bisa…!

[16] BB Kurang, Gagal Donor Darah

[18] Uwika dan STTAD Teken MoU Kerjasama

[19] Raker dengan Menumpang Truk Angkatan Laut

[20] Nasi Goreng Rasa ‘Nano-nano’ dan Bekisar Minta Kawin

[23] Para Dosen Harus Tingkatkan Kualitas Daya Saing

[24] Tiga Dosen Native Bahasa Mandarin ”Mahasiswa Uwika Lincah-lincah”

[26] Emo Ergo Sum

Page 3: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 03

coverstoryUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

pENGOBataN gratis hasil kerja sama dengan tim dokter dari Universitas Hang Tuah dan pem-bagian sembako itu berlangsung Sabtu, 11 Desember 2010 mulai pukul 08.30 hingga selesai.

Pengobatan gratis dan Baksos ini merupakan ujud tanggung-jawab sosial universitas (USR) dan juga merupakan bukti pelaksa-naan Tridharma Perguruan Tinggi bagi masyarakat. Selain itu, bakti sosial dan pengobatan gratis ini juga diselenggerakana dalam rangkaian perayaan Pesta Perak Universitas Widya Kartika yang akan jatuh pada 14 Agustus 2011 mendatang.

Dalam pelaksanaan pengobat-an gratis ini juga diadakan peme-riksaan gula darah secara gratis. Uwika bekerjasama dengan PT Inti Sumber Hasil Sempurna seba-gai produsen berbagai jenis alat kesehatan. Ini dimaksudkan agar dalam pengobatan gratis, warga kurang mampu bisa mendapat pengetahuan lebih lengkap ten-tang kondisi kesehatannya.

Warga kurang mampu yang dimaksud adalah yang sesuai de-ngan kriteria pemerintah. “Pani-tia berkoordinasi dengan lima RT yang ada di sekitar kampus yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 untuk memberi data warga

Tahun Depan Bisa JangkauLebih Banyak Warga

kurang mampu di masing-masing RT. Jadi pemilihan warga kurang mampu bisa lebih obyektif dan sesuai kenyataan, lebih tepat sasaran. Moga-moga pelayanan kesehatan yang kami beri nama Uwika Peduli Kasih 2010 ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus,” ujar Ketua Pani-tia Peduli Kasih 2010, Drs. Yuven Sugiarno.

Baksos dan pengobatan gratis ini merupakan yang pertam di-selenggarakan oleh universitas. Diharapkan dengan pengalaman yang masih dalam skala kecil ini tahun depan bisa mengadakan lagi acara yang bisa menjang-kau lebih banyak warga kurang mampu.

LancarPelaksanaan pengobatan gra-

tis dan baksos bisa berlangsung secara lancar sesuai

Universitas Widya Kartika surabaya menggelar Pengobatan Gratis dan Bakti sosial (Baksos) bagi warga kurang mampu yang tinggal di sekitar kampus. sebanyak 200 orang warga kurang mampu diberi layanan pengobatan gratis dan pembagian sembako.

Page 4: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri04

COVeRSTOrYUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

yang diharapkan. Tim dokter da-tang tepat waktu, demikian juga dengan warga yang mendapat pelayanan pengobatan gratis dan baksos. Kedatangan warga yang mendapat pelayanan pengobat-an bisa mengalir, tidak sampai berjubel. Ini lebih memudahkan dalam pemantauan dan pelaksa-naan pengobatan.

Warga terlebih dulu disila-kan duduk di ruang tunggu, se-telah mereka berjalan kaki dari kampung-kampung yang ada di sekitar kampus. Satu per satu kemudian mendaftarkan diri. Pe-meriksanan tekanan darah dan pemeriksaan gula darah dilaku-kan terlebih dulu sebelum warga diperiksa lebih lanjut oleh tujuh dokter muda, satu dokter umum, satu dokter spesialis syaraf dan

satu dokter spesialis anak.Setelah penyerahan dan peng-

ambilan obat, warga disilakan untuk mengambil sembako yang sudah disiapkan. Di sebelah kiri stand sambako diadakan bazaar murah pakaian layak pakai. Pa-kaian layak pakai ini dikumpulkan dari para mahasiswa dan karya-wan Uwika. Warga disilakan untuk membeli dengan harga bervariasi, Rp 2.000/pc, Rp 2.000 dapat tiga, dan Rp 5.000/pc untuk celana jins. Selain dijual murah, banyak juga pakaian layak pakai yang gratis. Warga yang berobat pagi bisa lebih leluasa memilih dan me-ngambil pakaian layak pakai yang digratiskan itu.

Sekitar pukul 12.00 siang, tim dokter dan tim dari PT Inti disila-kan untuk istirahat dan menikma-

ti makan siang bersama Rektor Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Akademik Drs. Darmanto M.Sc dan Wakil Rektor Bidang Non-Akademik Dra. Felicia O.Dien Koeswanto. Usai makan siang, Rektor Gembong Baskoro mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dokter dan tim dari PT Inti yang telah berkenan bekerjasama dengan Uwika untuk mengadakan pengobatan gratis bagi warga kurang mampu yang ada di sekitar kampus Uwika.

“Salah satu tujuan didirikan universitas adalah untuk mema-jukan masyarakat. Bukan hanya dari segi intelektualitas, tetapi juga dari segi-segi kemanusiaan lainnya,” kata Rektor yang menye-lesaikan pendidikan S-3nya di Be-landa ini.

Page 5: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 05

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

UNGKapaN itu keluar dari bibir manis Linda Suryani Puteri, Duta Kampus Uwika 2010. Gadis kelahiran Surabaya berusia 20 tahun ini dinobatkan sebagai Duta Kampus dalam ajang pemilihan di Royal Plaza, 13 November 2010.

Linda atau juga akrab dipanggil Ryoko ini menyisihkan puluhan kandidat dalam persaingan pemilihan Duta Kampus yang diselenggarakan oleh BEM Uwika. Di babak-babak awal penyisihan, Linda harus bersaing dengan sedikitnya 89 mahasiswa lainnya. Serangkaian tes tulis, wawancara dan talent show juga diikuti oleh Linda, seperti peserta lainnya.

Cewek penyuka warna biru dan merah ini terus bertahan dalam babak-babak penyisihan pemilihan Duta Kampus yang mengambil tema ‘Be Diff erent to Change the World” itu. Hobi menari dan menyanyi menjadi kelebihan tersendiri bagi Linda. Apalagi mahasiswi jurusan Bahasa Mandarin ini juga dikenal senang akting.

Gadis bertinggi badan 160 cm dan berat 53 kg ini tidak hanya mengandalkan kecantikan fi sik. Dia juga dikenal sebagai pribadi yang ramah, tulus, dan periang. Di bidang akademik, pemilik shio Kuda ini, juga mempunyai prestasi yang membanggakan.

Persyaratan seorang Duta Kampus harus memiliki kriteria tiga B (Brain, Beauty, Behavior) yang baik dan excellence bisa dipenuhi oleh gadis peng-gemar salmon sushi ini. Tak ayal, pengagum bintang fi lm Andy Lau, ini pun akhirnya masuk dalam 10 besar nominasi Duta Kam-pus 2010.

Linda harus berjuang keras untuk bisa kelu-ar sebagai pemenang. Sembilan fi nalis lainnya bukan pesaing yang mudah untuk ditaklukkan. Perolehan dukungan lewat polling SMS yang diadakan oleh panitia selalu menunjukkan tren saling mengejar antara para calon pemenang.

Gadis berbintang Libra ini bersaing de-ngan 9 fi nalis lain, Hang, Erni, Ricky, Devina, Aldo, Irene, Mario, Kristanto dan Pareira. Di acara puncak yang diselenggarakan di Atrium Utara Royal Plaza, para fi nalis wajib menunjukkan kebolehannya di atas catwalk yang disponsori oleh Sophie Paris dan Ori-fl ame. Di dalam acara yang juga didukung oleh Flow, Djimbaran, Primarasa dan Premier, itu seluruh fi nalis ditentukan ‘nasibnya’.

Rektor Uwika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc., menjadi saksi pemilihan Duta Kampus 2010 yang melibatkan tim juri dari para dosen senior, terdiri dari Wakil Rektor Dra. Felicia O.Dien Koeswanto, Dra. Wahjoeni Oetami, MM

dan Dra. Johana Soewono MS.ED.Tim juri akhirnya menobatkan Linda Suryani Put-

eri, Ketua Hima Bahasa Mandarin S-1 angkatan 2009 itu sebagai Duta Kampus Uwika 2010. Dia menga-lahkan para fi nalis lainnya. Sementara itu, Kristanto dinobatkan sebagai Duta Kampus Favorit via SMS dengan perolehan sebanyak 11 ribu SMS.

Bagaimana perasaan Anda setelah terpilih men-jadi Duta Kampus 2010?

“Many people know about me.. Banyak

orang tahu aku…. Ha… ha… ha…” cetus Linda dengan wajah ceria. Margo

UNGKapaN itu keluar dari bibir manis Linda Suryani Puteri, Duta Kampus Uwika 2010. Gadis kelahiran

dan Dra. Johana Soewono MS.ED.Tim juri akhirnya menobatkan Linda Suryani Put-

”Banyak Orang Tahu Aku… Ha...Ha...Ha…”

friendster

Page 6: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri06

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

sebanyak 76 siswa sMAK st stanislaus mengunjungi Universitas Widya Kartika (Uwika), sabtu, 11 desember 2010. Mereka dibimbing oleh lima guru pendamping. Kedatangan para siswa dari sMAK st stanislaus itu merupakan bagian dari kegiatan yang dinamakan One day in Campus.

paRa pelajar itu datang ke Uwika dengan menum-pang bus yang disediakan oleh universitas. Sekitar pukul 08.30 mereka tiba di Uwika dan disambut oleh Bpk Ronny Hartanto, SE dari Divisi Marketing. Sebe-lum acara One Day In Campus dimulai terlebih dulu dibuka dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bpk Eddy L, Kepala BRT Uwika.

Bertempat di ruang theater di lantai tiga Uwika, para pelajar kemudian mendapat penjelasan menge-nai berbagai program studi yang ada di uni-versitas yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 itu. Tiap-tiap Kepala Program Studi atau yang mewakili memberi penjelasan mengenai keunggulan kurikulum dan proses belajar mengajar yang ada di Uwika. Di sela-sela acara presentasi Prodi, berbagai games menarik juga disaji-kan untuk para pelajar dari SMAK St Stanislaus.

Presentasi pertama disampaikan oleh Ibu In-drayani, SE, MM, selaku Kaprodi Akuntansi. Para pela-jar tampak antusias untuk bertanya berbagai hal yang berkaitan dengan akuntansi. Selain ingin pengeta-huan mereka bertambah, juga tersedia aneka hadiah bagi mereka.

Prodi Informatika memberikan gambaran lebih detil tentang peranan internet dalam kehidupan ma-nusia. Pemaparan dari Prodi Informatika dilanjutkan

dengan pelatihan kepada siswa tetang ba-gaimana membuat website.

Presentasi berikutnya adalah dari prodi Arsitek-tur yang disampaikan oleh Bpk Drs. Darmanto, M.Sc selaku Wakil Rektor Bidang Akademik. Didampingi beberapa mahasiswa dari jurusan aristektur untuk membawakan games yang menarik para peajar. Games yang ditampilkan adalah siswa menggambar benda-benda apa saja melalui teknik arsiran. Dan se-banyak 3 siswa terbaik dalam teknik arsiran ini men-dapatkan hadiah berupa Beasiswa potongan uang pengembangan sebesar 1 juta rupiah.

Setelah prodi Arsitektur, para siswa diberi kesem-patan untuk istirahat beberapa saat. Sambil beristi-rahat, kepada mereka disuguhkan sebuah tampilan menarik yaitu tarian dari Prodi Bhs. Mandarin.

Setelah selesai menyampaikan presentasinya, Ibu Fitriya SS, selaku Kaprodi Bahasa Mandarin yang akrab disapa Fe Lao Shi ini menantang para siswa untuk mencoba melafalkan beberapa kalimat yang

bunyinya hampir sama setiap suku katanya. Setelah itu para siswa kembali disuguhkan tarian lagi.

Prodi Bahasa Ing-gris, tak kalah menarik. Presentasinya tidak di-sampaikan oleh dosen, melainkan oleh 3 ma-hasiswi. Setelah selesai presentasi mahasiswi tersebut mengajak se-tiap siswa yang dibagi

dalam 5 kelompok un-tuk ikut dalam permainan berupa tebak judul lagu dan penyanyinya plus beberapa pertanyaan penge-tahuan umum.

Prodi terakhir yang presentasi adalah prodi Mana-jemen yang dibawakan oleh Bpk. Erwin Tan MBA dan dilanjutkan dengan mengajak para siswa berkeliling untuk melihat berbagai fasilitas yang ada di Uwika seperti kunjungan ke perpustakaan, ke ruang musik, dan skegiatan UKM yang ada misalnya Taekwondo, Dansa, Bulu Tangkis dan Band.

Kegiatan One Day In Campur berkahir pukul 12.30 WIB. Para siswa mengaku cukup senang mengikuti kegiatan ini. Mereka bisa menambah wawasan dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

76 Siswa SMAK StanislausKunjungi Uwika

uwikacooperation

Page 7: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 07

UWiKACOOPEraTIONUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

SMaN 7 Surabaya keluar sebagai juara I dalam Uwika Futsal Cham-pionship yang diselanggarakan selama tiga hari, 26-29 November 2010. SMAN 7 berhasil menunduk-kan SMK 3 Buduran Sidoarjo lewat adu tendangan penalti, dengan skor sangat tipis 6-5.

Kejuaraan futsal antara SMA se-Surabaya dan Sidoarjo ini baru pertamakalinya diadakan oleh UKM Futsal Uwika. Kejuaraan ini diikuti oleh 24 tim dari 16 SMA/SMK yang ada di Surabaya dan Sidoarjo. Tim-tim itu berasal dari antara lain SMA YPPI 1, SMA GIKI 2, SMA GIKI 3, SMA IPIEMS, SMAK St Agnes, SMK St Louis, SMA Vita, SMAN 7, SMAN 17, SMAN 16, SMAN 5, SMAN 3, SMKN 3 Buduran Sidoarjo, SMK Pelayaran Bhakti Sa-mudera, SMAN 3, SMAN 6. Mereka selama tiga haru beradu cepat,

kekuatan dan taknik di lapangan Cool Futsal Jagir, Surabaya.

Upacara pembukaan menga-wali rangkaian kejuaraan futsal, dan peresmian perebutan ke-juaraan ini diawali dengan ten-dangan bola oleh Bpk Aan Arief Jusuf, SE, MM, Kepala BAK Univer-sitas Widya Kartika.

Sejak babak penyisihan, per-tandingan berlangsung dengan sangat ketat. Masing-masing tim berjuang keras untuk bisa menun-dukkan lawan agar keluar sebagai juara. Seringkali pertandingan harus diakhiri dengan adu tenda-ngan penalti karena ketatnya ke-kuatan antartim.

Raut kegembiraan segera mem buncah ketika dalam babak fi nal antara SMAN 7 dan SMKN 3 Buduran Sidoarjo berakhir dengan tendangan penalti yang dime-

nangkan oleh SMAN 7. Bagi SM-KNegeri 3 Sidoarjo, kemenangan ini merupakan pencapaian ter-tinggi mereka sepanjang mengi-kuti kompetisi futsal. Sementara bagi SMAN 7 kemenangan ini juga merupakan gelar pertama sepan-jang keikutsertaan mereka dalam kompetisi atau lomba futsal antar SMA/SMK. Perebutan posisi ketiga berhasil dimenangkan oleh SMAK St Agnes setelah mereka menga-lahkan tim SMAN 3 Surabaya de-ngan skor cukup telak, 10-2.

Pada kejuaraan ini panitia juga memberikan kategori Best Sup-porter dan Best Player. Untuk Best Supporter diraih oleh SMAN 7, se-dangkan untuk Best Player diraih oleh Erick, pemain asal SMAK St Agnes Surabaya. Sonny

SMaN 7 Surabaya keluar sebagai juara I dalam Uwika Futsal Cham-

kekuatan dan taknik di lapangan Cool Futsal Jagir, Surabaya.

nangkan oleh SMAN 7. Bagi SM-KNegeri 3 Sidoarjo, kemenangan

SMAN 7 Surabaya Juarai Uwika Futsal Championship

Page 8: Uwika News Edisi-002

SMa Kr Petra II Surabaya ber-hasil memborong gelar juara dalam lomba Business Plan yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Mana-jemen Universitas Widya Kar-tika, Senin, 13 Desember 2010. Dalam lomba ini SMA Kr Petra II menurunkan lima tim dan berhasil merebut posisi juara I, II dan III.

Dalam lomba yang diwar-nai persaingan ketat untuk menjadi calon-calon entre-preneur tangguh itu diikuti oleh sembilan tim. Selain dari SMA Kr Petra II, dalam lomba bertajuk “ How Tio Be An Innovative Young Entrepreneurs” itu ada empat

tim berasal dari SMAK St Agnes (dua tim), satu tim dari SMA YPPI 1 dan satu tim lagi dari SMA Kr Petra III. Setelah para peserta

lomba menyajikan busi-ness plan mereka, dewan juri yang terdiri dari Yulius Kurniawan, S.Pd, Lia Ristyana G, SE, Christian Sasrawibowo, SE, dan Eka Yuliati, SE, MSi, menetapkan tim dari SMA Kr Petra II yang beranggotakan Grace, Kartika dan C Fanny sebagai juara I.

Juara II dan III yang juga berasal dari SMA Kr Petra II masing-masing beranggo-takan Felicia, Helen dan Me-

linda; sedang anggota tim juara III masing-masing Albert Ong, Anthony Alezxander dan Levina Darsono. Menurut panitia lomba, Natalia Sutanto, lomba se-rupa akan diadakan dua tahun lagi. “Lomba Business Plan khusus pelajar SMA memang diadakan setiap dua tahun,” katanya.

08

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

SMKK Mater Amabilis Surabaya berha-sil menjadi juara Lomba Desain Inovatif dengan 60 % Bahan Bekas . Lomba yang diselanggarakan oleh Prodi Manajemen Universitas Widya Kartika Surabaya untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 Novem-ber 2010 lalu, itu diikuti oleh 14 tim.

Sebanyak 11 tim dari berbagai SMA/SMK di Surabaya dan 3 tim dari SMP. SMK Mater Amabilis berhasil me-rebut juara I. Sementara di posisi kedua ditempati oleh SMAK Stella Maris dan posisi ketiga diduduki oleh SMPN 40 Surabaya.

Lomba produk inovatif dengan 60 % bahan bekas ini sekaligus sebagai ajang para generasi muda untuk memupuk jiwa-jiwa entrepreneurship di hati me-reka. Seorang entrepreneur memang diharapkan selalu bisa menciptakan inovasi-inovasi, termasuk barang be-kas, untuk menjadi berharga. Barang-barang yang sudah tidak bernilai bisa mempunyai nilai jual mahal jika barang itu jatuh ke tangan entrepreneur.

Dengan kemenangan itu, juara I berhak mendapat hadiah berupa yang tunai senilai Rp 2 juta, juara II senilai Rp 1,5 juta dan juara III sebesar Rp 1 juta.

Tim SMAK Stella Maris keluar sebagai juara II

sMA KRisTeN PeTRA 2 sURABAYA

Borong Juara Lomba Business Plan

sMK MATeR AMABiLis

Juara Lomba Desain 60% Bahan Bekas

Namun sayang saat pengumuman pemenang, satu diantara anggota tim juara I kondisinya sakit, sehingga me-reka tidak bisa tampil di depan para peserta lomba untuk diambil foto ber-sama. Hanya juara II dan III yang bisa diambil foto sebagai bukti perjuangan dan kerja keras mereka dengan hasil yang maksimal.

Pelaksanaan lomba sendiri tidak seluruhnya dikerjakan mulai dari nol hingga selesai di Unievrsitas Widya Karti-ka. Setiap tim – terdiri dari empat orang—boleh mengerjakan sebagaian hasil kreasi

mereka di rumah atau di sekolah.Tapi yang juga penting dari hasil

kreasinya, para peserta diminta untuk mempresentasikan proses kreatif me-reka di depan juri. Para peserta juga harus menjelaskan alasan mengapa membuat produknya, dan siapa kira-kira yang bisa menjadi pangsa pasarnya apabila produk itu bisa diproduksi dalam jumlah banyak.

Dosen Prodi Manajemen, Eka Yuliati, SE, MSi, menyatakan selain keindahan, kriteria penilaian juga mencakup bebe-rapa bidang lainnya. Misalnya tentang tingkat kesulitan proses kreatifnya.

UWiKACOOPEraTION

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri

Page 9: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 09

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

paDa tanggal 13 November 2010 lalu, Himpunan Mahasiswa Pro-gram Studi Akuntansi telah sukses menggelar Lomba Akuntansi an-tar SMA (Standar Nasional). Me-mang lomba akuntansi merupa-kan acara tahunan dari Hima Prodi Akuntansi yang bertujuan untuk mengasah wawasan siswa-siswi SMA dalam bidang akuntansi ser-ta untuk memperkenalkan juru-san akuntansi yang dimiliki oleh UWIKA kepada anak-anak SMA. Dan untuk tahun ini, lomba yang mengusung tema “Be Amazing In Accounting” ini diikuti oleh 32 tim dari 13 SMA dan SMK favorit di Su-rabaya dan Malang.

Lomba yang diketuai oleh salah satu mahasiswa akuntansi angka-tan 2008, Daniel Gunawan, terdiri dari 3 babak, yakni Babak Penyisi-han, Babak Semi Final, dan Babak Final. Di tahap penyisihan, seluruh peserta ditantang untuk menyele-saikan soal-soal akuntansi umum dalam bentuk pilihan ganda serta True/False. Yang menjadi tanta-ngan tersendiri pada babak ini adalah sebagian soal dibuat da-lam Bahasa Inggris karena harus mengikuti standar nasional. Kem-udian dari tahap penyisihan, pani-tia menyaring 15 tim dengan nilai tertinggi untuk melaju ke babak

TIM SMAKr Petra 3 Surabaya menerima piala dari Kaprodi Akuntansi Uwika, Indrayani, SE, MM

tECHNICaL MEEtING

sMA KRisTeN PeTRA 3 sURABAYA

Juara Lomba Akuntansi

semi fi nal. Dan akhirnya melalui pertandingan cepat-tepat, terpilih 5 fi nalis yang dihadapkan dengan soal dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Jawa Timur.

Setelah melalui serangkaian penilaian yang ketat dari para de-wan juri yang terdiri dari Kaprodi serta dosen akuntansi UWIKA dan perwakilan dari IAI Jawa Ti-mur, akhirnya terpilih para jawara

akuntansi tingkat SMA. Juara I di-raih oleh SMAKr Petra 3 Surabaya. Menariknya, ini merupakan gelar ke-3 secara berturut-turut bagi Petra 3. Juara II diraih oleh SMAK St. Agnes Surabaya, dan peringkat III diraih oleh SMAN 3 Malang. Se-dangkan posisi harapan I & II ma-sing-masing ditempati oleh tim kedua SMAN 3 Malang dan SMAN 16 Surabaya. (Daniel)

09

UWiKACOOPEraTION

Page 10: Uwika News Edisi-002

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) jangan menjadi tong sampah. Tempat untuk menaruh barang-barang jelek atau apa saja yang dianggap kurang baik.

pESaN itu disampaikan oleh Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc, menjelang akhir workshop ‘Mengatasi Bullying di Sekolah’ yang diadakan di Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya, Sabtu, 23 Oktober 2010. Workshop yang berlangsung sehari itu dihadiri 150 guru BK SMA/SMK se-Jawa Timur.

Beberapa peserta dari luar kota, seperti Banyuwangi misalnya, bahkan harus berangkat pukul 11 malam agar bisa tiba di Uwika tepat waktu. Sementara peserta dari Madiun, Tuban, Blitar dan kota-kota lain yang letaknya jauh dari Surabaya harus berangkat sekitar antara pukul 04.00 pagi. Mereka tidak ingin terlambat menghadiri workshop yang dimulai pukul 09.00 wib itu.

Sebelum workshop dimulai, Rektor Universitas Widya Kartika, Dr. Ir.Gembong Baskoro, M.Sc, sebagai tuan ru-mah terlebih dulu memberikan sambutan. Rektor meng-awali sambutannya dengan mengenang masa lalu saat masih menjadi pelajar SMA. “Di jaman saya dulu, kalau seorang siswa itu dipanggil guru BK, di pikirannya yang muncul adalah sanksi atau hukuman, atau pasti sedang ada masalah. Karena itu di jaman dulu orang menjadi ta-kut kalau dipanggil guru BK,” ujarnya.

Saat ini, kata rector, guru BK bertugas bukan lagi menghukum siswa, tetapi mengajak para murid un-tuk mempunyai tujuan dalam hidupnya. Mengapa, karena bagi anak-anak yang mempunyai tujuan da-

lam hidupnya, dia akan bisa berkembang

dengan maksimal. Sebaliknya, bagi anak-anak yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya, dia bisa ter-jerembab ke dalam berbagai perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Salah satu tujuan yang perlu bimbingan dari para guru BK selama siswa berada di sekolah adalah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perguruan tinggi, seperti Universitas Widya Kartika, adalah kelanjutan dari pendidikan tingkat SMA. De-ngan menempuh pendidikan yang lebih tinggi sese-orang bukan agar dia bisa studi tetapi yang juga pen-ting adalah agar si anak menjadi orang yang mandiri sekaligus orang saleh.

“Jika di jaman dulu guru BK itu dihindari karena banyak siswa yang takut, di jaman sekarang, guru BK harus proaktif, yakni mengarahkan anak-anak untuk mempunyai tujuan dalam hidupnya,” kata rektor.

Menurut rektor, tidak bisa dibantah bahwa pelak-sanaan pendidikan masih sering diwarnai dengan apa yang disebut dengan bullying. Yaitu adanya ancaman atau berbagai bentuk kekerasan lainnya. Tetapi dengan bimbingan dari para guru, para siswa haruslah diarahkan atau disadarkan bagaimana mengubah ancaman itu menjadi tantangan atau peluang untuk maju.

Dalam kesempatan itu, rektor juga mengungkap-kan tekadnya untuk menjadikan Universitas Widya Kartika modern. “Tahun depan, universitas ini akan berumur 25 tahun. Pada saat umur 24 tahun akan menjadi momen penting bagi universitas, yakni untuk meletakkan dasar sebagai universitas modern untuk 25 tahun ke depan,” tuturnya.

Rektor menjelaskan, bagi generasi sekarang, orang mungkin bisa mencapai kesejahteraan meskipun be-

Guru BK Jangan Jadi Tong Sampah

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri10

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010 uwikacooperation

Page 11: Uwika News Edisi-002

lum berpendidikan tinggi. Tetapi untuk 25 tahun yang akan datang, orang akan membutuhkan knowledge yang cukup agar dia bisa bersaing dengan baik dan sehat serta menemukan nilai-nilai kehidupan secara lebih baik.

Untuk mencapai itu semua, yakni sebagai universi-tas modern, saat ini Universitas Widya Kartika mempu-nyai sejumlah program strategis. Antara lain mening-katkan kualitas daya saing para dosen, meningkatkan infrastruktur universitas dan memperluas kerjasama internasional.

Secara terpisah, Ketua Musyarawarah Guru-guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kota Surabaya, Drs. Didiek Budihardjo, M.A, M.MPd, dalam sambutannya menyatakan bahwa saat ini mulai terbentuk jaringan konselor Jawa Timur. Jaringan diharapkan semakin luar dan melibat semua guru BK tingkat SMA/SMK se-Jawa Timur.

Didiek mengakui, di jaman dulu guru BK memang dipandang seperti polisi sekolah. Tetapi dengan per-kembangan jaman seperti sekarang, fungsi guru BK berubah paradigmanya. Guru BK sekarang mempu-nyai tiga tugas atau fungsi, yakni sebagai guru di da-lam kelas, teman di luar kelas dan sahabat siswa saat di ruang BK.

“Para guru jangan merasa menjadi guru terus saat di luar kelas atau sekolah,” kata Didiek memberi pesan.

Mengenai tema bullying, Didiek mengaku bahwa sebelumnya dia pernah berdiskusi dengan Wali Kota Surabaya, Bambang DH (yang sekarang menjadi Wakil Wali Kota Surabaya), yang menyatakan keprihatinan-nya mengenai berbagai tindak kekerasan dan pene-kanan-penekanan yang dialami siswa. Bambang DH saat itu, kata Didiek, berpesan agar diadakan seminar atau workshop untuk tema itu agar diketahui banyak orang secara lebih terbuka. Dan dari keterbukaan itu

kemudian bisa ditemukan solusi yang baik bagaima-na menyelesaikan kasus-kasus bullying.

“Universitas Widya Kartika tanggap dengan keadaan ini dan menyediakan waktu untuk bersedia menjadi fasilitator penyelenggaraan workshop ‘Me-ngatasi Bullying di Sekolah’,” kata Didiek yang disam-but tempuk tangan seluruh peserta workshop.

Menurut Didiek, bullying atau kekerasan di sekolah dengan segala bentuknya masih sering terjadi. Mulai berbagap tindak pelecehan di seklah hingga peneka-nan-penekanan di sekolah. “Keadaan ini menantang para guru BK untuk berpikir keras bagaimana bullying itu dihilangkan,” katanya.

Di sela-sela sambutannya, Didiek juga menyatakan bahwa Universitas Widya Kartika membuka peluang seluas-luasnya kepada para guru BK yang ingin kuliah Bahasa Mandarin di universitas ini. “Syaratnya mudah. Uwika membebaskan uang gedung dan SPP hanya membayar sebesar 50%,” ujar Didiek.

Jangan Jadi tong SampahDrs. Kresnayana Yahya, dalam presentasinya meng-

ungkapkan kegembiraannya bahwa saat ini pengelo-laan dan penyelenggaraan tugas-tugas guru BK mulai konstruktif. Dan langkah semacam ini penting karena

tugas guru BK adalah bagaimana menyehatkan anak didik. “Anak yang ‘sakit’ harus menjadi sehat setelah berkonsultasi dengan guru BK,” ujar pakar ilmu statistik ini.

Terkait dengan bullying, pria yang akrab disapa Pak Kresna ini memaparkan bahwa bullying bukan hanya sekadar kejadian atau peristiwa atau tindak ke-kerasan yang terjadi selama di sekolah. Menurut dia, berbagai kasus bullying itu terkait dengan self-concept, pemahaman sese-orang terhadap dirinya sendiri.

Pak Kresna kemudian mem-beri gambaran begitu banyak-

nya kasus bullying, bukan hanya di sekolah tetapi juga di masyarakat. “Kita bisa meli-hat banyak pejabat yang mempunyai masa lalu yang buruk, ketika menjadi pejabat dia inginnya balas den-dam saja dengan orang lain. Berbagai tidak kekerasan atau korupsi yang dilakukan para pejabat itu tak lepas dari masa lalunya yang buruk,” tandas Pak Kresna.

Tindakan-tindakan itu, tegas pria kelahiran Jakarta itu, juga berkait dengan self-concept yang tidak benar. “Ada pejabat yang masa kecilnya miskin, ketika jadi pejabat dia salah memahami self-concept, dan dia balas dendam dengan menumpuk kekayaan tanpa peduli

lum berpendidikan tinggi. Tetapi untuk 25 tahun yang akan datang, orang akan membutuhkan knowledge yang cukup agar dia bisa bersaing dengan baik dan

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 11

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010 UWiKACOOPEraTION

Page 12: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri12

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

dengan penderitaan orang lain. Ini masalah self-concept, pemahaman terhadap diri sendiri,” tuturnya.

Pak Kresna member sejumlah contoh tentang self-concept ini. Satu diantaranya adalah tokoh Nazi Jer-man, Adolf Hitler. Mengapa Hitler itu dikenal sangat jahat, karena dalam dirinya terpendam perasaan den-dam terhadap masa kecilnya. Selama masa pertumbu-han dia setiap hari melihat kejahatan bapaknya yang terus-menerus memukuli ibunya. “Pengalaman masa kecil yang buruk itu terus membekas di dalam dirinya, dan dia merasa benar kalau meluapkan balas dendam itu kepada orang lain,” jelas Pak Kresna.

Lebih lanjut Pak Kresna memaparkan beberapa contoh kasus bullying. Menurut dia, dari sebuah pene-litian di Inggris ditemukan data bahwa 1 dari 3 orang mengalami bullying. Paling banyak kasus bullying itu terjadi di tempat kerja dan sekolah.

Kasus bullying berpengaruh dalam jangka panjang bagi para korban, dan bagi kaum wanita bisa berpe-ngaruh terjadap kesehatannya. Sebanyak 40 persen dari para korban bullying tidak mendapat dukungan dari teman atau orang dekat.

Di sekolah, para korban bullying bisa dideteksi dengan perubahan sikap dan perilakunya. “Waspadai anak yang pulang sekolah menangis, sedih, meny-endiri, dan sebagainya,” kata Pak Kresna.

Perubahan perilaku anak seperti kejadian-kejadian di atas, menurut Pak Kresna, sumbernya bisa dari ber-bagai bentuk dan manifestasi bullying. Dia bisa jadi karena mendapat nilai jelek, dibentak guru, diejek te-mannya, dan sabagainya. “Orang tua yang terlalu me-ngutamakan nilai angka-angka rapot kepada anak, itu juga merupakan bullying. Orang tua seringkali tidak sadar telah mengusik perasaan anak ketika si orang-tua menuntut anak untuk selalu mendapat nilai ting-gi,” tandas Pak Kresna.

Sedihnya, kata Pak Kresna, konsep pendidikan di

Indonesia juga hanya menekankan peraihan nilai atau angka-angka. Pendidikan di Indonesia kurang mem-beri ruang kepada anak untuk secara benar menemu-kan self-conceptnya.

Tugas pendidikan yang paling penting, baik itu pendidikan di sekolah maupun di rumah dan ma-syarakat, adalah membangun self-concept anak. Jika anak bisa membangun self-concept dengan benar, maka di dalam dirinya akan terbangun self-esteem dan self-image secara benar juga.

“Dengan ketiga konsep self itu, anak bisa mema-hami dirinya sendiri dengan benar, mempunyai harga diri secara benar dan menilai dirinya sendiri dengan benar dan proporsional juga. Jangan sampai ada anak yang bisanya hanya membanggakan orang lain, mi-salnya pamanku menjadi ini, ayahku menjabat itu, temanku juara ini, dan sebagainya. Anak didik harus dibangun untuk yakin bahwa saya adalah saya, bukan orang tuanya, bukan kakaknya, bukan pamannya, bu-kan orang lain,” tegas Pak Kresna.

Jika seseorang atau anak bisa menemukan dan membangun self-conceptnya dengan benar, dia bisa menjadi orang yang rendah hati dan tidak sombong. Dia bisa menempatkan posisi dirinya dengan benar dalam berbagai pergaulan sosial. “Dan anak atau orang yang mempunyai self-concept yang bagus, dia biasanya juga happier, lebih bahagia menjalani hidup-nya,” kata Pak Kresna.

Kehidupan yang bahagia ini harus menjadi target utama pendidikan, selian rapot dengan nilai atau angka-angka yang bagus. “Jadi bersama orangtua, guru BK juga bertugas membangun anak didik untuk menemukan self-concept dengan benar. Guru BK jangan jadi tong sampah, hanya meneruma hal-hal yang buruk. Tetapi se-baliknya, bagaimana hal-hal atau perilaku-perilaku anak yang kurang baik itu menjadi sehat dan menemukan self-concept dengan benar,” katanya.

UWiKACOOPEraTION

Page 13: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 13

UWIKAstarUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

dua dari ratusan wisudawan dan wisudawati Universitas Widya Kartika (Uwika) surabaya meraih indeks Prestasi Kumulatif (iPK) maksimal.

MEREKa adalah Noviana Hartono Ekaputri dari Pro-gram Studi Manajemen yang meraih IPK 3,917 dan Jessica Natanael Gunawan dari Program Studi Akun-tasi dengan IPK 3,910.

Noviana, alumna SMAK St Louis 1 Surabaya, dan Jessica, alumna SMAKr Petra 1 Surabaya, itu dinobat-kan sebagai wisudawan terbaik tahun 2010 Universi-tas Widya Kartika Surabaya dalam acara Wisuda Sar-jana S-1 ke XX dan Diploma III – VII di Mercure Grand Mirama Hotel, Surabaya, 25 November 2010.

Selain Noviana dan Jessica juga terpilih para wisudawan terbaik dari Prodi Teknik Informatika atas nama Danny, alumnus SMAK Untung Suropati Sidoar-jo dengan IPK 3,403; dan untuk D III dari Prodi Bahasa Mandarin IPK tertinggi, 3,896 diraih Rosalyn Lesmana, alumna SMAK St Agnes Surabaya; serta peraih IPK ter-tinggi dari D III Prodi Bahasa Inggris adalah Felicia Febriani S, alumna SMKK Mater Amabilis Surabaya.

Gending ‘Kebo Giro’ yang dimainkan oleh tim gamelan YPPI mengiringi pembukaan Sidang Senat Terbuka Universitas Widya Kartika. Tarian Remo dan Gatutkaca dari YPPI juga semakin memeriahkan sua-sana kebahagiaan wisuda.

Acara Wisuda yang juga disertai dengan pembe-rian pengharaan kepada anggota civitas akademika dan para tokoh yang berjasa bagi perkembangan Uwika itu dipimpin oleh Rektor Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc.

Pemberian pengharagaan diberikan antara bagi civitas akademika yang loyal dengan masa kerja le-bih dari 20 tahun, yaitu Widya Kartika Cendikia Bakti kepada dosen Ir. Mardijono Hadiwidjaja, MT. Kepada dosen yang setia kepada pengabdian bagi perkem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi diberi

penghargaan Widya Kartika Pawaka Cipta, yakni Drs. Darmanto, M.Sc yang sekaligus sebagai Wakil Rektor Universitas Widya Kartika.

Penghargaan berupa Widya Kartika Kirana Budi diberikan kepada Bpk Ali Wijaya, Bpk Hadi Kusmanto (Fu Lao Shi), Dra. Johana Soewono, MS.Ed, Pharma Mar SA Sociedad Unipersonal, Madrid, Spanyol, Ir. Tony Trie Antono, R.S; Drs. Edi Willianto. Mereka ada-lah orang-orang yang berjuang untuk turut memaju-kan Universitas Widya Kartika.

Sementara penghargaan Widya Kartika Jasa Cendikia diberikan kepada OCBC NISP; Dipl. Ing. Wil-lianto Ismadi, Yayasan Adi Jasa, Yayasan Union, dan Pharma Mar SA Sociedad Unipersonal, Madrid, Spa-nyol. Penghargaan diberikan kepada mereka atas kerelaan untuk memberikan beasiswa bagi dosen atau mahasiswa Universitas Widya Kartika.

Selain pemberian penghargaan, dalam acara wisu-da ini juga diberikan beberapa beasiswa baik kepada dosen maupun mahasiswa. Yulius Hari, S.Kom, dosen Teknik Informatika yang kini sedang menempuh pen-didikan S-2 di ITS mewakili para dosen yang menda-pat beasiswa dari Pharma Mar, Spanyol, sebuah pe-rusahaan penelitian obat-obatan dunia. Sedangkan untuk mahasiswa selain mendapat beasiswa dari uni-versitas juga dari beberapa sponsor baik perorangan maupun korporasi.

Ada lima mahasiswa yang mendapat full scholar-ship (beasiswa penuh) selama 8 semester dari Uni-versitas Widya Kartika. Mereka adalah Irene Natania Radix dari SMAK St Agnes Surabaya, Felisa Veronica Giovani dari SMAK St Paulus Jember, Karlina Indri Ar-wijaya dari SMAKr Petra 2 Surabaya, Dayman Anggar Kusuma dari SMAK St Louis 2 Surabaya dan Andrea Tania Bakti dari SMAK St Louis 1 Surabaya.

Beasiswa dari pihak swasta untuk mahasiswa Uwi-ka antara lain dari Bpk Dipl.Ing. Willianto Ismadi ke-pada Ervina Lukmanto dari SMA YPPI 1 dan dari Bank OCBC NISP kepada Dominic Susanto Putra dari SMAK St Thomas Aquino Mojokerto.

UWiKANEWSNEWS | edisi: UWIKAUWIKAUWIKAstarstar

Noviana & JessicaRaih IPK Maksimal

dalamWisuda 2010

Page 14: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri14

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

MOttO itu dipegang teguh oleh Jessica Natanael Gunawan. Karena motto itu pula dia menjadi salah satu wisudawan terbaik 2010 Uni-versitas Widya Kartika. Kesuksesan selama kuliah tentu juga ka-rena dukungan dari banyak pihak. Orangtua, teman-teman dan para dosen. Tetapi sikap tegas terhadap diri sendiri juga berperan sangat penting bagi keberhasilan selama kuliah. “Selama kuliah, saya mene-rapkannya sendiri,” kata sulung dari dua bersaudara ini.

Gadis yang suka makan mie dan es krim ini rela menshar-ingkan pengalamannya sehing-ga sukses dalam kuliah. Yang pertama, ujar lajang yang suka mendengarkan lagu-lagu rohani, ini selama kuliah berkonsen-

trasi penuh untuk materi yang diberikan. Berikutnya adalah mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan. Jika tak mengerti, bertanya kepada teman atau do-sen yang bersangkutan. Dengan mendengarkan lagu-lagu rohani, Jessica mengaku merasakan pe-nyertaan Tuhan dalam hidupnya.

Jessica juga mengaku menyiapkan diri jauh-jauh hari untuk menghadapi ujian-ujian. “Selain, itu berani mengorbankan kesenangan-kesenangan demi mencapai cita-cita, dan memilih pergaulan yang baik,” kata Jessica yang hobi renang.

Meskipun demikian, Jessica ti-dak berarti tidak pernah bermain atau serius terus hidupnya. Jika ada kesempatan, katanya, peraih IPK 3,910 ini juga suka main ke

mal. Nonton fi lm? “Nggak terlalu maniak, tapi juga suka, asal fi lmnya jangan horor…,” ujar gadis yang suka membaca buku apa saja ini.

Mengenang selama masa kuliah, Jessica mengaku banyak kenan-gan yang tak terlupakan. “Banyak kenangan yang

membekas di inga-tan, baik itu suka

maupun duka. Masa perkuliahan tidak terlepas dari teman-teman dan

dosen pengajar,” cetusnya.

Jessica meng-aku aat pertama kali masuk di Uni-versitas Widya Kartika, dirinya merasa bahwa kampus merupa-kan lingkungan yang benar-benar

baru. “Saya harus belajar mandiri, dan hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kehidupan dunia pendidikan saya sebelum-nya. Tetapi, dari sanalah saya bisa menjadi seperti saat ini,” jelasnya.

Selama di bangku perkuliahan, Jessica mengaku mendapatkan banyak pelajaran yang berharga. Tidak hanya ilmu yang diperoleh, tetapi juga teman-teman yang selalu bersama dan mendukung dalam keadaan apapun. Keber-samaan tersebut juga terjalin dengan para dosen pengajar, banyak petunjuk yang diberikan kepadanya. Petunjuk-petunjuk tersebut tidak hanya berguna dalam studi tetapi juga berguna dalam memasuki dunia kerja.

Dengan petunjuk dan dukungan tersebut, Jessica mengaku bisa mencapai prestasi yang membanggakan ini. “Saya berhasil memperoleh IP terbaik di Universitas Widya Kartika ini,” tuturnya bangga.

Untuk mencapai prestasi ini tidaklah mudah, Jessica harus berupaya keras dan semaksimal mungkin. Dukungan dari orang tua dan keluarga juga tak lepas dari keberhasilan ini. “Dan tentu saja, penyertaan dari Tuhan Yesus Kristus merupakan hal yang ter-penting bagi saya,” lanjutnya.

Menurut Jessica, wisuda merupakan pintu gerbang menuju ke dunia yang lebih luas lagi, yaitu dunia kerja. Dunia kerja lebih penuh dengan tantangan dan perjuangan. Karena itu, Jessica berjanji pada diri sendiri dan juga pesan kepada adik-adik angkatan, “ janganlah pernah berhenti untuk belajar karena orang yang berhenti belajar akan menjadi milik masa lalu, sedangkan orang-orang yang masih terus menerus belajar akan menjadi pemilik masa depan.”

”Jadi Pemimpin Yang Tegas Pada Diri Sendiri”

UWIKAstar

Page 15: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

ItULaH semangat hidup yang selalu dikobarkan dalam diri wisudawan terbaik 2010 Uni-versitas Widya Kartika, Noviana Hartono Ekaputri. Biasa dipanggil Novi, gadis kelahiran Surabaya, 21 November 1987, ini meraih IPK maksimal, 3.917.

Apakah Novi seorang yang maniak belajar sejak kecil sehing-ga meraih nilai maksimal? “Aku dulu tidak mau sekolah, sampai mama dan papa harus me-maksa aku untuk mau sekolah. Di sekolah aku juga paling cerewet. Pokoknya nakal,” ujar Novi menga-wali kisah hidupnya.

Meskipun demikian, lanjut Novi, saat di SD selalu menangis jika nilai ujiannya di bawah angka 8. “Gara-gara takut sama mama, aku sampai minta tandatangan papa. Soalnya papa lebih sabar dibanding mama,” katanya.

Semakin besar, Novi sadar mengapa kedua orangtuannya, terutama mama selalu mendidik untuk belajar lebih, lebih dan lebih. “Biar aku jadi anak yang bisa dibanggakan,” tutur lulusan SMPK Stella Maris dan SMAK St Louis 1 Surabaya ini.

Banyak suka dan duka selama sekolah, terutama dalam per-saingan. Novi mengaku sampai jatuh sakit gara-gara memikirkan persaingan. Bahkan saat sekolah di SMAK St Louis 1 sempat terpikir untuk keluar dan pindah sekolah. Novi merasa tidak kuat untuk menghadapi persaingan dengan teman-teman yang pandai-pandai.

Tapi Novi kemudian berpikir, “Masa gini aja aku udah nyerah?” Sejak saat itu Novi bertekad untuk meningkatkan belajar. Kalau ada ulangan di hari Kamis, Novi sudah harus menyicil bahan ulangan sejak hari Minggu sebelumnya. “Sampai teman-teman berpikir aku ini terlalu rajin tapi tidak pandai-pandai juga. Namun aku berpikir lagi, tiap orang kan beda,” cetusnya.

Mungkin ada teman yang hanya membutuhkan waktu dua jam untuk belajar, tapi ada juga yang lebih lama. Tidak semua sama kemampuannya. Untuk itu, aku Novi, dia selalu menekankan dalam dirinya, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa. Di dunia ini tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanya orang malas yang akhirnya merusak masa depan dan cita-citanya sendiri,” ujarnya.

Novi selalu bilang ‘Aku bisa, aku bisa, aku bisa’ sebelum belajar bahkan sampai saat ujian tiba. Novi bersyukur, bisa lulus dengan hasil memuaskan sesuai dengan usaha dan kemampuannya.

Sebelum akhirnya kuliah di Uwika, Novi mengaku sempat bingung hendak masuk pergu-ruan tinggi mana. Banyak pilihan. Tapi akhirnya dia menemukan Universitas Widya Kartika. Di sini Novi banyak belajar bagaimana mengharga orang lain, bagaima-na menjadi seorang pemimpin.

Novi mengakui, di kampus ini banyak sekali manfaat yang diperoleh. Baik di bidang orga-nisasi, studi maupun sosialisasi. “Aku sempat dibilang sombong mentang-mentang dari St Louis. Aku lalu berpikir, mungkin aku salah. Aku lalu bersosialisasi dengan mereka,” uangkapnya.

Seiring perputaran waktu, Novi dan teman-teman bisa sa-ling melengkapi satu sama lain. “Jika aku butuh bantuan, mereka siap bantu. Demikian sebaliknya, akupun harus bantu mereka. Tapi ada satu prinsip yang aku tidak bisa bantu yaitu kalau sudah me-nyangkut ujian. Malah ada yang bilang begini, “ nop nop nop, kamu ini nek ujian koyok pake kacamata kuda ae. Tapi itu prinsip aku dari dulu. He he he heee…” ujarnya terkekeh.

Kalau bertanya sebelum ujian, Novi welcome. Bahkan di kampus sempat punya kelompok belajar. Jika menjelang ujian, kumpul di rumah salah satu teman untuk

belajar bersama. Novi bersyukur selama enam semester berturut-turut mendapat beasiswa dari kampus. “Fasilitas yang dibu-tuhkan mahasiswa untuk selalu bersemangat belajar, dan belajar,” ujarnya.

Setelah lulus kuliah, Novi memuji Tuhan lagi. Dalam waktu sangat cepat dia mendapat peker-jaan. Kini dia bekerja di HWT (Hartono Wira Tanik), pabrik emas yang berdomisili di Brebek In-dustri sebagai Marketing. Bahkan sekarang, dia mendapat reko-mendasi untuk menjadi salah satu supervisor di salah satu bagian yang valuable di perusahaan itu.

Kepada teman-teman, Novi ber-pesan begini. “Tuhan menciptakan kita bermacam-macam, kita punya beraneka ragam kemampuan dan keahlian. Semua itu harus selalu kita asah selagi mampu dan bisa. Selalu katakan aku bisa, aku bisa, aku bisa dan aku bisa. Percayalah selagi kita terus berusaha dan beru-saha, maka Tuhan akan buka jalan buat kita,” ulasnya.

ItULaH semangat hidup yang selalu dikobarkan dalam diri wisudawan terbaik 2010 Uni-

Mungkin ada teman yang hanya membutuhkan waktu dua jam untuk belajar, tapi ada juga

belajar bersama. Novi bersyukur selama enam semester berturut-turut mendapat beasiswa dari

Aku bisa… Aku bisa… Aku bisa…!

15

UWIKAstar

Page 16: Uwika News Edisi-002

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

sejumlah mahasiswi Universitas Widya Kartika (Uwika) surabaya dengan perasaan sedih harus menerima kenyataan untuk membatalkan niat baiknya menolong sesama. Gara-gara berat badannya yang kurangmemenuhi batas minimal untuk menjadi seorang pendonor darah, mereka akhirnya harus rela meninggalkan ruang untuk donor darah.

BaKtI sosial donor darah hasil kerja sama Lions Club Surabaya Pahlawan dan Universitas Widya Kartika itu sedianya diikuti oleh sedikitnya 88 calon pendonor. Sebanyak 88 calon pendonor, terdiri dari dosen, ma-hasiswa dan karyawan Uwika sudah bertekad untuk ‘meneteskan’ darah bagi kemanusiaan.

Sejak pukul 10.00, Senin, 6 September 2010, me-reka sudah berkumpul di depan ruang 314 lantai III kampus Uwika, untuk mendapat giliran berbakti so-sial. Sementara pihak PMI Surabaya menyiapkan se-gala peralatan untuk pelaksanaan donor darah, para calon pendonor sudah berjubel di pintu ruang yang disiapkan khusus itu.

Ada enam orang dari pihak PMI sejak pagi siaga untuk memeriksa segala persyaratan yang dibutuh-

kan seseorang dinilai boleh atau tidak boleh donor darah. Mereka dengan teliti dan cekatan memanggil satu per satu calon pendonor. Masing-masing calon pendonor diperiksa golongan darahnya terlebih dulu dan hemoglobin (HB) mereka.

Selain itu, para calon pendonor darah juga disaran-kan untuk timbang badan, terutama para mahasiswi. Dari persyaratan awal ini diketahui sejumlah maha-siswi tidak memenuhi syarat untuk menjadi pendo-nor karena berat badan (BB) mereka kurang. Selain itu, beberapa kasus ringan lainnya juga ditemukan, seperti kurang tidur, belum sarapan, atau terlalu ca-pai.

Kasus lainnya yang ditemui beberapa mahasiswi dan satu dua mahasiswa mempunyai HB yang kurang memenuhi syarat untuk menjadi pendonor darah. Kendala-kendala ini menyebabkan jumlah pendonor dari warga Uwika mengalami penurunan dari yang terdaftar sebelumnya. Dari 88 warga Uwika yang mendaftarkan diri, sebanyak 64 orang dinyatakan layak untuk diambil darahnya masing-masing seba-nyak 350 cc.

Para pendonor umumnya tetap bugar seusai di-ambil darahnya. Tetapi ada beberapa yang terpaksa harus istirahat sejenak, bahkan ada dua mahasiswa yang harus dibaringkan dengan kedua kaki diang-kat ke atas karena mengalami lemas seusai diambil

BB Kurang, Gagal Donor Darah

16 Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri

USRUNiVeRsiTY sOCiAL ResPONsiBiLiTY

Page 17: Uwika News Edisi-002

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010 2010

darahnya.Para pendonor harus segera

memulihkan tenaganya dengan cara makan kue dan minum susu kotak yang sudah disiapkan oleh panitia dan PMI Surabaya.

Apakah Anda juga ingin men-jadi pendonor berikutnya? Se-baiknya perhatikan syarat-syarat berikut ini jika Anda ingin berbakti sosial dengan menjadi pendonor darah.

a. Syarat-syarat teknis Menjadi Donor Darah1. Umur 17 - 60 tahun (Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor

bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )

2. Berat badan minimum 45 kg3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5 C (oral)4. Tekanan darah baik ,yaitu: Sistole = 110 - 160 mm Hg Diastole = 70 - 100 mm Hg Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit5. Hemoglobin Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr %6. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak

5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

B. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1. Pernah menderita hepatitis B2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat

dengan penderita hepatitis3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/

tindik telinga5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi

gigi6. Dalam jangka waktu 6 bulan sesu-

dah operasi kecil7. Dalam jangka waktu 12 bulan

sesudah operasi besar8. Dalam jangka waktu 24 jam se-

sudah vaksinasi polio, infl uenza, cholera, tetanus dipteria atau profi laksis

9. Dalam jangka waktu 2 minggu

sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.

10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic

11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.

12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpal-antasi kulit.

13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.

14. Sedang menyusui15. Ketergantungan obat.16. Alkoholisme akut dan kronik.17. Sifi lis18. Menderita tuberkulosa secara klinis.19. Menderita epilepsi dan sering kejang.20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh

darah balik) yang akan ditusuk.21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau

penyakit darah, misalnya, defi siensi G6PD, thala-semia, polibetemiavera.

22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapat-kan HIV/AIDS (homoseks, morfi nis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)

23.Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

17Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri

UNiVeRsiTY sOCiAL ResPONsiBiLiTY

Page 18: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri18

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

KOMaNDaN Lemjiantek Kol. (ARM) Ir. Dadang Danuardi, SM., M.T. dan Rektor Uwika, Dr. Ir. Gem-bong Baskoro, M.Sc. menyatakan sepakat untuk meng-gali potensi dua lem-baga agar dapat saling mengisi dalam hal pe-ningkatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepa-da Masyarakat.

Lemjiantek/STTAD adalah lembaga pendi-dikan kedinasan TNI AD yang mendidik perwira siswa (pasis) TNI AD baik D3 maupun S1 da-lam hal Teknologi Alat Utama Sistem Persenja-taan (Alutsista). Karena itu peran Lemjiantek/STTAD akan menjadi sangat vital ke depan seiring upaya kemandi-rian Alutsista khususnya TNI AD. Sedangkan Uwika adalah sebuah perguruan tinggi yang memiliki

tiga fakultas yaitu Teknik, Ekono-mi, dan Bahasa yang didalamnya memiliki keunggulan yang dapat dimanfaatkan bersama.

Selepas acara protokoler yang sangat ketat sejak awal kedatan-gan hingga prosesi penanda-tanganan MoU, acara dilanjut-kan dengan kuliah tamu yang

Uwika dan STTAD Teken MoU KerjasamaUnsur pimpinan Universitas Widya Kartika (Uwika) yang terdiri dari Rektor, Wakil Rektor 1, Ketua LPPM, Kaprodi dan dosen T.informatika, sabtu, 30 Oktober, menghadiri acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UWiKA dan Lemjiantek (Lembaga Pengkajian Teknologi) sTTAd Malang.

diberikan oleh Rektor Uwika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc. Dengan topik “Peran Teknologi dalam Per-kembangan Organisasi’, kuliah tamu dihadiri oleh seluruh peja-bat Lemjiantek/STTAD dan unsur pimpinan Uwika juga diikuti oleh Perwira Siswa (Pasis) Lemjiantek/STTAD.

Kuliah yang diangkat oleh Dr. Ir. Gembong Baskoro, MSc. sesuai dengan kondisi lingkungan tem-patnya mengisi perkuliahan, yaitu

Lemjiantek/STTAD. STTAD adalah tempat men-didik manusia dengan kepemimpinan yang benar-benar menjadi-kan manusia memiliki tingkat disiplin dan jiwa kepemimpinan yang pas untuk negara ini. Selain itu, Lemjiantek merupa-kan lembaga yang fokus pada pengembangan teknologi terutama tek-nologi Alutsista.

Untuk teknologi se-karang ini, bergantung pada manusia sebagai pemegang ilmu peng-

etahuan sejauh mana mengembangkan teknologi ter-sebut. Berdasarkan kuliah yang diberikan Dr. Gembong, untuk mendapatka teknologi yang be-nar-benar dalam tahap teknologi

uwikacooperation

Page 19: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri

sidebarUWiKANEWS

aplikatif, maka kita harus mengua-sai pengetahuan itu sampai tahap tacit(benar-benar menjiwai) ilmu yang dimiliki. Sehingga ilmu ter-sebut sudah menyatu dengan diri manusia itu sendiri.

Lantas bagaimana peran tek-nologi terhadap pengembangan organisasi? Dalam organisasi, jelas rektor Gembong Baskoro, tekno-logi dapat dipakai untuk menjem-batani pengembangan teknologi untuk membantu menuju kema-tangan organisasi.

Menurut dia, dalam organisasi terdapat berbagai macam jenis kepemimpinan dan bagaimana menyatukan visi dan misi untuk mencapai tujuan. Karena pada intinya organisasi adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Acara kuliah tamu diakhiri den-gan tanya jawab yang ditanggapi dengan sangat antusias oleh pe-serta yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan. Beberapa diantara perwira siswa menanyakan tentang bagaimana berkomunikasi dengan efektif, sehingga tercipta manusia yang unggul dalam mencapai tujuan melalui organisasi terutama demi bangsa dan negara Indonesia.

Pada akhir kuliahnya Dr. Gem-bong Baskoro, menekankan ba-hwa kata kuncinya terletak pada orang dibalik teknologi dan organisasi tersebut. Untuk itu perlu adanya upaya agar dapat meningkatkan daya saing manu-sia dalam hal ini meliputi faktor IQ(Intelegensia), PQ(Fisik/Jasma-ni), dan EQ(Perilaku).

Rektor Uwika juga menegas-kan bahwa dari ketiga faktor ini EQ(Perilaku) menjadi hal yang perlu dikembangkan oleh setiap orang atas inisiatif sendiri agar dapat tercapai daya saing pribadi, baik kompetitif maupun kompa-ratif, dan keunggulan yang diha-rapkan oleh Bangsa dan Negara. Setiap manusia akan lebih baik apabila faktor EQ (Perilaku) yang dimiliki juga baik.

Rapat kerja (raker) umumnya dipahami sebagai pekerjaan berat, penting, bergengsi dan menyerap dana besar. Tetapi hal itu tidak ber-laku bagi para pengurus BLM –BEM, MIMA – UKM Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya.

Para aktivis mahasiswa itu beraker dengan menumpang truk milik Angkatan Laut saat berangkat menuju sebuah vila di kawasan Tretes. Di vila itulah mereka harus mengerahkan tenaga dan pikiran untuk merumuskan berbagai program kerja dan perencanaan anggaran sebagai bekal kerja selama setahun ke depan.

Mereka berangkat dari kampus Uwika sekitar pukul 09.00, Ju-mat, 24 September lalu. Mereka menuju Villa Vennolia, Tretes untuk mengikuti raker yang berlangsung selama tiga hari itu hingga 26 September 2010.

Meskipun menumpang truk Angkatan Laut, para aktivis kampus itu senang-senang saja. Apalagi tempat raker yang dituju adalah tempat sejuk, yang suasananya jelas sangat berbeda dengan Sura-baya yang panas.

Segera setelah tiba di tempat raker, para pengurus BLM-BEM, HIMA-UKM periode 2010-2011 itu menyiapkan segala keperluan un-tuk memperlancar pelaksanaan siding-sidang. Pembahasan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi menakanisme organisasi yang sudah dijalankan di tahun sebelumnya. Evaluasi ini dijadikan bekal untuk melangkah ke periode selanjutnya.

Rapat-rapat teknis pelaksanaan program-program kerja dan ang-garan dibahas pada hari kedua. Seluruh peserta dengan antusias be-kerja keras untuk merumuskan langkah-langkah efektif untuk melak-sanakan program-program kerja yang sudah disusun.

Berbagai negosiasi dilancarkan. Kadang-kadang ada yang ber-langsung lancar, tetapi tidak sedikit juga yang berlangsung alot sela-ma negosiasi berlangsung. Tapi semua bermuara kepada tujuan kerja organisasi, sehingga berbagai kesepakatan tetap harus bisa dihasil-kan dari raker ini. Berbagai perbedaan pendapat bisa disinkronkan antara yang satu dengan lainnya.

RefreshingApakah mereka harus terus mengerutkan dahi dan berpikir serius

selama raker? Tidak juga. Setelah berbagai negosiasi bisa disatupa-dankan, para peserta boleh refreshing. Apalagi sarana untuk itu juga tersedia di kawasan villa.

Di sana tersedia lapangan olah raga multifungsi. Lapangan itu bisa digunakan untuk bermain basket, tennis dan voli. Para peserta raker yang sudah menyiapkan bola dari Surabaya bisa bermain sepuasnya di lapangan itu.

Bukan hanya lapangan. Di sana juga ada kolam renang. Meskipun agak minimalis, tetapi kolam itu cukup untuk bermain air beberapa mahasiswa peserta raker. Cuaca dingin membuat beberapa peserta memilih main permainan yang lain atau sekadar mengobrol santai.

Selain itu, di villa juga ada kolam renang yang agak minimalis tetapi dapat dimanfaatkan oleh para peserta. Olah raga yang me-nyerap tenaga itu menjadi hiburan bagi tubuh dan pikiran setelah penat dengan berbagai program kerja yang disusun.

Sayang, pada malam kedua air PDAM tidak bisa mengalir dengan lancar. Bahkan baru dini hari air mengalir dengan cukup bagus.

Raker dengan Menumpang Truk Angkatan Laut

19

Page 20: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri20

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

tEpat pukul 10.25, Jumat, 5 November 2010, tiga chef Uwika lengkap celemek masing-masing me-masuki ruangan. Tak main-main, yang menjadi chef itu adalah orang-orang terpenting di Universitas Widya Kartika. Ketiganya ‘dikerjai’ panitia Gathering – sebutan pertemuan rutin bagi karyawan Uwika yang diadakan sesuai UTS.

Gathering kali ini mengambil tema ‘We are One’ – Kita adalah satu. Persatuan, kesatuan, persaudaraan dan keakraban menjadi sumber kekuatan, kreativitas dan semangat untuk maju bersama. Jabatan untuk sementara ‘disingkirkan’ dulu. Yang muncul kemudian adalah kesetaraan.

Tepuk tangan membahana di salah satu ruangan di lantai tiga kampus Uwika, Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya. Para karyawan bertepuk tangan mengiringi masuknya ketiga chef itu, masing-masing Rektor Uwika, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc dan dua wakil rektor, Drs. Darmanto, M.Sc dan Dra. Felicia O.Dien Koeswanto.

Mereka segera menuju ‘dapur’ yang sudah disiapkan. Rektor Gembong Baskoro dan Wakil Rektor Darmanto berlomba membuat nasi goreng. Keduanya dipandu oleh Wakil Rektor Felicia, yang sekaligus telah menyiap-kan bumbu-bumbu untuk membuat nasi goreng.

Rektor langsung menyalakan kompor dan menu-angkan minyak goreng. Wakil rektor Darmano tak mau kalah. Dia juga beradu cepat untuk menyajikan nasi go-

reng terlezat. Wakil rektor Felicia menyiapkan nasi dan menumpahkannya ke wajan rektor dan kemudian ke wajan wakil rektor Darmanto. Saos, kecap, daging ayam cincang, vitsin, garam, ditabur secara bergiliran. Nasi dibolak-balik supaya tidak gosong.

Apa hasilnya? Nasi goreng buatan rektor terlihat gosong. Sementara nasi goreng buatan wakil rektor Darmanto masih belang-belang. Sebagian terlihat su-dah tercampur saos hingga berwarna oranye, tetapi di dalam wajan juga ditemukan beberapa kumpulan nasi yang masih berwarna putih. Nasi goreng buatan wakil rektor Darmanto ini bahkan serta-merta dinamai ‘nasi goreng belang-belang’.

Para karyawan bersorak. Wakil Rektor Darmanto bahkan dengan PD-nya menghidangkan nasi goreng buatannya itu ke beberapa karyawan. “Nggak ada rasa,” kata seorang karyawan. “Hambar,” sahut lainnya.

Giliran nasi goreng buatan rektor yang harus dihi-dangkan. Tetapi sebelum sampai dihidangkan, rektor terlebih dulu mencicipi beberapa sendok. Baru setelah itu seorang karyawan yang menghidangkan nasi go-reng buatan rektor ke beberapa karyawan. “Asin bang-et,” kata seorang karyawan sambil mencibirkan bibir karena rasa asin itu. “Gosong,” timpal karyawan lainnya.

Tertawa terbahak-bahak; hanya itu yang bisa dila-kukan karyawan melihat para pemimpin mereka menunjukkan kepiwaiannya memasak.

Nasi Goreng Rasa ’Nano-nano’dan Bekisar Minta Kawin

gathering

Page 21: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 21

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

Suasana kegembiraan dan keakraban itu belum usai sampai di sini. Para karyawan harus memperpanjang tertawanya karena lomba memasak nasi goreng itu di-lanjutkan oleh kepala program studi (kaprodi). Masing-masing terdiri dari Kaprodi Bahasa Mandarin, Fitriya, SS; Kaprodi Bahasa Inggris, Yulius Kurniawan, S.Pd; Kaprodi Akuntansi, Indrayani , SE, MM; dan Kaprodi Informati-ka, Indra Budi Trisno, ST, M.Kom. Semua mereka dikira akan all-out bertanding head to head. Bu Indra segera memecah telur dan menuangkannya ke wajan. Peserta yang lain juga terlihat seperti ingin buru-buru bertan-ding. “Eh, ternyata yang lain hanya jadi pelengkap Bu Indra yang lagi masak,” celetuk seorang karyawan.

Komentar itu tidak salah karena memang hanya Bu Indra yang memasak. Memang Bu Fitri dan Pak Yu-lius terlihat sibuk, bahkan juga mengenakan celemek. Tetapi mereka bersama-sama Pak Indra lebih asyik menonton Bu Indra memasak. Beberapa komentar me-nyebutkan nasi goreng buatan Bu Indra berasa enak. “Tapi kemanisen,” sebut seorang karyawan.

Lomba memasak nasi goreng masih satu babak lagi. Kali ini pesertanya ada tiga dosen native Bahasa Mandarin. Mereka masing-masing bernama Mrs. Tang Ying, Mrs. Sun Cuibi, dan Mr. He Lang. Mrs. Sun Cuibi dengan penuh semangat langsung memecah telur dan dituangkan ke dalam wa-jan. Ketika telur mulai setengah matang, Mrs Tang Ying menuangkan satu piring nasi putih. Diaduk-aduk, sambil ditaburi garam dan vit-sin oleh Mr. He Lang. Taburan garam terlihat begitu banyak, sejumlah karyawan bahkan sempat khawatir nasi goreng yang diberi-nama ‘Nasi Goreng IndoChina’ itu akan berasa seperti disiram air laut.

Mr. He Lang mendapat jatah menghidangkan nasi goreng IndoChina itu ke beberapa karyawan. Mereka menyatakan nasi goreng buatan para do-sen penutur asli Bahasa Mandarin itu berasa lumayan enak, meskipun rasa asinnya akhirnya memang benar-benar terbukti juga.

Tim juri yang terdiri dari para petugas satpam me-nyatakan semua nasi goreng itu rasanya lumayan. Ke-tika ada karyawan yang nyeletuk ‘lumayan apa’, seorang juri menyebut, ‘lumayan membingungkan rasanya.’ “ Ini namanya nasi goreng rasa ‘nano-nao’,” sambungnya dis-ambut gelak tawan karyawan.

pakai peniti, Saku Celana BolongKemeriahan lomba membuat nasi goreng bergeser.

Suasana Gathering makin terasa ‘gerah’ karena semua karyawan harus terpingkal-pingkal. Ini terjadi saat para karyawan menyaksikan undian doorprize yang dipan-du oleh dua pembawa acara, Mercy Damaiayanti dan Shelvy Limanto, yang pintar memunculkan ide-ide se-

gar untuk menghidupkan suasana.Macam-macam ide yang dikeluarkan untuk me-

nyemarakkan rasa persaudaraan itu. Doorprize per-tama berupa pertanyaan, siapa diantara karyawan yang pada hari itu di bajunya ada peniti. Chitra Santi dari bagian keungan segera angkat tangan. Dia men-jadi satu-satunya karyawan yang memakai peniti un-tuk mengancing bajunya.

Berikutnya adalah siapa diantara karyawan yang di dompetnya ada foto keluarga. Martinus Rukismono, SE, MM, dosen Prodi Manejemen, menjadi orang yang setia pada keluarga hingga di dompetnya ada foto ke-luargarnya.

Doorprize selanjutnya adalah untuk karyawan yang membawa kunci paling banyak. Nugie Hermono dari Biro Rumah Tangga terpilih karena dia memang menjadi

‘ j u r u kunci’ kam- pus dan di sakunya banyak sekali kunci. Rektor Gembong Baskoro sempat mencoba peruntungan, tetapi kunci yang dibawa hanya sembilan buah, jadi ka-lah dibanding 16 kunci yang ada di saku Nugie.

Anik Widiastuti menjadi pemenang atas pertanyaan siapa diantara karyawan yang saku celananya bolong. Kenik—panggilan akrab karyawan bagian Biro Rumah Tangga—itu dengan konyolnya bahkan menunjukkan saku celana bagian kirinya yang bolong. Tak pelak, ge-lak tawa meledak, membuat ruangan yang full ac itu seperti berubah menjadi ruangan yang gersang dan

GaTHErING

Page 22: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri22

UWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

sangat panas. Beberapa karyawan bahkan tampak me-nyeka pelupuk matanya karena air mata berderai tak mampu menahan tawa.

Doorprize yang terakhir adalah siapa di antara karya-

w a n yang kaos kakinya bolong.

Semula tak percaya kalau sampai ada karyawan yang memakai kaos kaki bolong. Beberapa saat ditunggu, dan ternyata ada juga yang memakai kaos kaki bo-long. Dia adalah Terry, karyawan bagian Biro Rumah Tangga juga.

Bekisar Minta KawinKemeriahan acara Gathering terasa semakin heboh

saat diadakan lomba merangkai buah-buahan dan sayur-mayur untuk membuat binatang dan kebun. Lomba ini dinamai “Kebunku Sayurku, Buahku Bina-tangku.’

Sebelum lomba dimulai, dipilih ketua untuk masing-masing kelompok. Seluruh karyaan Uwika termasuk pimpinan dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing kelompok diwakili oleh tujuh karyawan.

Para ketua kelompok terlebih dulu disilakan un-tuk mengambil kotak minuman ukuran 48 gelas air mineral. Sempat menimbulkan keraguan sebelum mengambil kotak minuman. Keraguan mencair setelah diketahui di dalam kotak itu bukan gelas-gelas air mineral yang ada, tetapi berbagai jenis buah dan sayuran.

Peserta lomba adu cepat untuk mengambil kotak minuman itu dan dibawa ke meja masing-masing. Panitia memberi waktu 30 menit untuk membuat binatang dan kebun dari buah-buahan dan sayur-mayur yang sudah disiapkan itu.

Di dalam kotak itu ada dua wortel, satu menimun, dua terong bulat, separo buah melon, satu buah nanas, dua cabe merah, seuntai kacang panjang, seuntai daun kangkung, dua pisang, satu batang brokoli, satu apel

merah, satu jeruk limo, dua buah salak, dan beberapa biji tusuk gigi.

Sempat terjadi keributan, karena panitia sangat merahasiakan kegiatan ini, sehingga peserta harus ber-pikir keras dalam waktu yang sangat singkat untuk me-nemukan ide buah-buahan dan sayur-mayur itu mau dibuat apa

Masing-masing kelompok harus berpacu dengan waktu. Setelah selesai, dewan juri yang terdiri dari tiga petugas keamanan (satpam), menilai hasil karya para karyawan itu. Dipilih tiga pemenang dengan nilai yang tidak tanggung-tanggung, semua pemenang mendapat skor di atas 1.000 poin.

Sebelum dinilai, Mercy dan Shelvy terlebih dulu menanyai masing-masing kelompok untuk mence-ritakan hasil karyanya itu. Misalnya diberi judul apa, konsepnya apa, dan sebagainya.

Kelompok empat, terdiri karyawan bagian mar-keting, HROD dan Humas, yang merangkai buah-buahan dan sayur-mayur itu menjadi seekor ayam

bekisar sebagai maskot Jawa Timur, dinyatakan sebagai juara satu dengan skor 1.085 poin. Badan ayam bekisar ini dibuat dari perpaduan antara separo buah melon dan separo buah nanas yang daun di ujung masih dibiarkan utuh. Daun di ujung buah ini dibiarkan dan dijadikan se-macam ekor. Sedang leher ayam dibuat dari tangkai say-ur brokoli, kepalanya dari buah terong bulat, paruhnya dari ujung cabe merah, demikian juga kedua matanya dari irisan cabe merah. Sayapnya dari irisan mentimun dan wortel.

“Kami namai Ayam Berkisar,

maskot Jawa Timur. Tapi karena ekornya njeprak, maka kami sebut Ayam Bekisar Minta Kawin,” kata wakil dari kelompok empat. Dan Ayam Bekisar Minta Kawin ini akhirnya ter-pilih sebagai juaranya.

Doorprize yang terakhir adalah siapa di antara karya-

w a n yang kaos kakinya bolong.

merahasiakan kegiatan ini, sehingga peserta harus ber-pikir keras dalam waktu yang sangat singkat untuk me-nemukan ide buah-buahan dan sayur-mayur itu mau dibuat apa

Masing-masing kelompok harus berpacu dengan waktu. Setelah selesai, dewan juri yang terdiri dari tiga petugas keamanan (satpam), menilai hasil karya para karyawan itu. Dipilih tiga pemenang dengan nilai yang tidak tanggung-tanggung, semua pemenang mendapat skor di atas 1.000 poin.

menanyai masing-masing kelompok untuk mence-ritakan hasil karyanya itu. Misalnya diberi judul apa, konsepnya apa, dan sebagainya.

keting, HROD dan Humas, yang merangkai buah-buahan dan sayur-mayur itu menjadi seekor ayam

bekisar sebagai maskot Jawa Timur, dinyatakan sebagai juara satu dengan skor 1.085 poin. Badan ayam bekisar

saat diadakan lomba merangkai buah-buahan dan sayur-mayur untuk membuat binatang dan kebun. Lomba ini dinamai “Kebunku Sayurku, Buahku Bina-

Sebelum lomba dimulai, dipilih ketua untuk masing-masing kelompok. Seluruh karyaan Uwika termasuk pimpinan dibagi menjadi enam kelompok. Masing-

Para ketua kelompok terlebih dulu disilakan un-tuk mengambil kotak minuman ukuran 48 gelas air

Di dalam kotak itu ada dua wortel, satu menimun,

“Kami namai Ayam Berkisar,

maskot Jawa Timur. Tapi karena ekornya njeprak, maka kami sebut

GaTHErING

Page 23: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 23

sidebarUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

pESaN dan sekaligus peringatan itu disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Kartika (Uwika) Sura-baya, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc, dalam sambutan membuka acara Halal Bihalal yang diadakan di Uwika, Selasa, 28 September 2010.

Menurut rektor, peningkatan daya saing para do-sen itu bisa ditempuh dengan beberapa cara. Dua cara yang ditekankan rektor adalah seluruh pihak diajak untuk bahu-membahu menyelesaikan seluruh legalitas dan akreditasi prodi-prodi di Uwika dan pe-ningkatan jenjang pendidikan para dosen.

“Pada tahun 2012 menjadi tahun kritis bagi pergu-ruan tinggi di Indonesia karena seluruh program stu-di harus legal dan terakreditasi. Jika ada perguruan tinggi swasta yang tidak mampu memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas, maka perguruan tinggi tersebut tidak banyak pilihan. Tutup atau diampu oleh perguruan tinggi yang di-tunjuk oleh Dikti,” rektor memperingatkan.

Rektor menandaskan, UU Sisdiknas itu diundanga-kan sejak tahun 2003. Tetapi dalam kenyataan banyak perguruan tinggi swasta, bukan hanya Uwika, yang belum melaksanakan dengan tuntas ketentuan-ke-tentuan yang termaktub dalam undang-undang itu. “Kita masih punya kesempatan dua tahun. Kita harus bekerja keras agar kita bisa memenuhi seluruh keten-tuan yang ada dalam UU itu,” katanya.

Untuk peningkatan kualitas daya saing para do-sen, lanjut rektor, pihak universitas dalam tahun 2010 ini menyediakan beasiswa terutama untuk para do-sen yang masih bergelar S-1. “Jadi tidak ada alasan bagi para dosen untuk tidak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. UU menegaskan seorang dosen yang bergelar S-1 tidak boleh mengajar para mahasiswa S-1. Karena itu, manfaatkan beasiswa

yang disediakan universitas ini,” katanya.Rektor juga mendorong para dosen yang sudah

S-2 untuk segera melanjutkan studi ke tingkat dokto-ral. “Ini bukan permintaan saya sebagai rektor, tetapi permintaan UU dan Dikti,” tegasnya.

Disebutkan, saat ini pemerintah menyediakan biaya untuk program S-3, khususya untuk S-3 ke luar negeri. Pada dosen Uwika diminta untuk aktif men-cari sumber-sumber yang disediakan pemerintah ini agar bisa melanjutkan studi ke S-3.

Halal BihalalTak lama setelah mendengar sambutan rektor, ha-

hal bihalal yang dihadiri seluruh karyawan Uwika, itu dilanjutkan dengan acara bersalam-salaman dan sa-ling memaafkan. Acara bersalam-salam berlangsung akrab dan penuh rasa persaudaraan.

Rektor Gembong Baskoro dan Wakil Rektor Drs. Darmanto, M.Sc, terlahi dulu berdiri di depan para karyawan. Satu-satu para karyawan Uwika secara bergantian menyalami rektor dan wakil rektor dan se-lanjutnya mereka berdiri di sebelah wakil rektor agar karyawan yang lain bisa menyalami.

Membutuhkan waktu yang tak terlalu lama hingga akhirnya seluruh karyawan membentuk seperti ling-karan. Posisi ini terbentuk dengan sendirinya karena ada beberapa karyawan yang merasa belum puas ka-lau hanya bersalaman satu kali.

Menu makan siang sudah tersedia di ruang sebe-lah. Usai bersalam-salaman dan bermaaf-maafan, seluruh karyawan beramai-ramai melahap hidan-gan Halal Bi Halal yang sudah disediakan oleh pani-tia. Menu utama Lebaran, opor ayam dan lontong, segera mengisi perut para karyawan Uwika di siang hari itu.

Para DosenHarus Tingkatkan Kualitas Daya Saing“Para dosen harus terus-menerus meningkatkan kualitas daya saing. Peningkatan kualitas daya saing ini bukan semata-semata untuk kepentingan diri sendiri dan universitas tetapi terutama untuk kepentingan para stakeholder lembaga.”

Page 24: Uwika News Edisi-002

“Mahasiswa di sini lincah-lincah, semangat belajarnya tinggi sekali,” kata Mrs sun Cuibi, 45, dosen native Bahasa Mandarin, dalam perbincangan yang berlangsung di ruang dosen Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika (Uwika), Kamis, 14 November 2010.

KESaN senada mengenai tingginya semangat belajar para mahasiswa Uwika itu juga disampaikan oleh Mr. He Liang, PhD, 40. Mrs. Sun Cuibi dan Mr. He Liang di-wawancarai di sela-sela keduanya mengajar para ma-hasiswa program studi Bahasa Mandarin.

Mereka juga menilai suasana belajar di Uwika ber-langsung kondusif. “Suasana kampus sejuk dan tidak bising, sangat cocok untuk belajar,” ujar Mrs. Sun Cuibi dan Mr. He Liang.

Selain Mrs. Sun Cuibi dan Mr. He Liang, ada satu lagi dosen native Bahasa Mandarin, yakni Mrs. Tang Ying, 46. Ketiga dosen ini datang ke Surabaya sejak 25 Septemebr 2010, dan akan mengajar di Uwika sedikitnya selama satu tahun ke depan. Mereka ber-asal dari Chongqing Normal University, RRC, salah satu uni-versitas di China yang menjalin kerjasama dengan Uwika un-tuk program double degree.

Mrs. Sun Cuibi, Mr. He Liang dan Mrs. Tang Ying harus rela meninggalkan kelu-arga masing-masing selama setahun agar bisa fokus mengajar di Uwika. Ini tentu bukan hal yang mu-dah.

“Anak saya sudah kuliah, jadi lebih te-nang,” kata Mrs. Sun Cuibi, ketika dimintai

komentar t e n t a n g

perasaannya meninggalkan keluarga untuk waktu yang cukup lama. Aura keceriaan dan kebanggaan me-mancar dari raut muka Mrs. Sun Cuibi.

“Kalau saya sebenarnya agak berat. Anak saya be-lum genap empat tahun umurnya,” ujar Mr. He Liang. Dari ekspresi wajahnya, terlihat sekali lelaki kelahiran 17 November 1970 itu harus berjuang keras untuk ber-sikap tegar karena memendam rindu kepada anak se-mata wayahnya di RRC sana.

“Pasti ada perasaan kangen keluarga. Tapi ini kesem-patan yang jarang (datang ke Indoenesia). Jadi harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya,” sambung Mr. He Liang yang diiyakan oleh Mrs. Sun Cuibi.

“Semula memang kepikiran, tapi setelah kami jelas-kan bahwa kami baik-baik saja di Indonesia, keluarga di RRC senang. Kami juga bisa berhubungan dengan mereka melalui telepon atau internet,” sambut Mrs. Sun Cuibi.

Mrs. Sun Cuibi dan Mr. He Liang yang sama-sama suka dengan menu nasi campur ini juga mengaku

senang tinggal di Sura-baya. Mereka tidak merasa di luar negeri karena fasilitas yang disediakan universi-tas sangat memadai.

“Di sini sudah ba-nyak orang yang bisa berbahasa Mandarin, jadi seperti tidak di luar negeri saja,” kata Mrs. Sun Cuibi dan Mr. He Liang. Kedua-nya lantas melepas tawa.

Pernyataan yang sama disampaikan oleh Mrs. Tang Ying. Bahkan perempuan kelahiran 10 Mei 1964 ini mengaku sedang mulai belajar bahasa Indonesia. “Kami be-lanja di pasar tradi-sional dekat kampus Uwika. Saya tanya ‘berapa’ – how much, kepada para para penjual,” ujarnya lalu tertawa lepas.

Selebihnya, da-lam berbelanja kebu-tuhan sehari-hari di pasar, Mrs. Tang Ying

Tiga dosen Native Bahasa Mandarin

”Mahasiswa Uwika Lincah-lincah”Tiga dosen Native Bahasa Mandarin

”Mahasiswa Uwika Lincah-lincah”

sidebarUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri24

Page 25: Uwika News Edisi-002

dan Mrs. Sun Cuibi lebih menggu-nakan bahasa tulis. Seringkali ter-jadi salah paham juga karena para pedagang di pasar tradisional tidak tahu bahasa Mandarin.

“Tapi mereka baik-baik, ramah-ramah,” kata Mrs Tang Ying, yang dibenarkan oleh Mrs.Sun Cuibi dan juga Mr. He Ling saat ditanya kesan mereka mengenai para pedangan dan orang Indonesia pada umum-nya.

“Harganya juga murah, tetapi kalau di supermarket di sini mahal-mahal. Di Chongqing, harga di su-permarket dan pasar berimbang. Di sini bedanya tinggi terasa sekali,” kata Mrs. Tang Ying.

Mrs. Tang Ying semula mengaku takut sebelum datang ke Indonesia. Tapi setelah datang dan mengenal orang-orang Indonesia, perasaan takut itu hilang. Yang muncul kini adalah perasaan merasa diterima dan menjadi bagian masyarakat

Indonesia.“Terjadi pertukaran budaya.

Orang di sini baik-baik, makanan-nya juga enak-enak,” sahut Mrs. Sun Huibin yang mengaku gemar dengan jus jambu merah itu. Bah-kan perempuan kelahiran 20 Ok-tober 1965 ini memuju sikap orang Indonesia tidak boros dengan ma-kanan.

Meskipun baru pertama kalinya mereka ke Indonesia, ketiga dosen native Bahasa Mandarin juga meng-aku mempunyai kesan indahnya Nusantara. “Indonesia, khususnya Surabaya, adalah kota yang indah. Bangunannya berwarna-warni,” kata Mr. He Liang yang menyelesai-kan S-3 dengan spesialisasi Bahasa Mandarin itu.

Ketiganya juga menjelas-kan dengan sangat bagus ketika ditanya,’apa manfaatnya belajar Ba-hasa Mandarin’?

Menurut Mr. He Liang, Indonesia

dan RRC adalah sama-sama negara sedang berkembang. Belajar Ba-hasa Mandarin bisa berguna untuk memajukan hubungan dan ker-jasama dua negara, khususnya di bidang budaya dan ekonomi.

“Orang China bisa datang ke In-donesia dengan nyaman kalau di sini banyak orang bisa berbahasa Mandarin. Kita saling mengenal budaya,” sambung Mrs. Sun Huibin yang menempuh spesialisasi bi-dang pengajaran ini.

Mrs. Tang Ying menambahkan, belajar bahasa, termasuk Bahasa Mandarin, bisa berguna untuk me-ningkatkan komunikasi, belajar bahasa itu sendiri, meningkatkan kerjasama, meningkatkan persa-habatan dan sebagainya. “ Jadi dengan belajar bahasa kita bisa mendapat sekali manfaat,” kata perempuan yang menyelesaikan S-1 bidang pendidikan ini. yuven sugiarno

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 25

Page 26: Uwika News Edisi-002

DI sebuah pojok kampus, sekelompok ma-hasiswi tiba-tiba bangkit berdiri dari tempat duduk masing-masing. Mereka yang sejak tadi berbincang santai atau sedang berceng-kerama itu berlari-lari kecil dan mengeru-muni butik dadakan.

Disebut butik dadakan karena digelar di lantai pojok kampus itu. Si pemilik butik, juga seorang mahasiswi, biasanya buka butik ketika ada jam-jam kosong kuliah. Pada jam-jam itu memang membuat para mahasiswa mempunyai waktu lebih leluasa, termasuk untuk buka butik atau bersantai sejenak.

Barang yang dijajakan di butik dadakan itu bermacam-macam. Ada celana pendek, kaos, dan baju. Juga diperdagangkan berba-gai jenis asesoris berbahan plastik atau imi-tasi, seperti jepitan rambut, gelang, anting-anting, pin, bando dan lain-lain.

“Paling-paling nanti kalau sampai di rumah ya aku taruh aja,” ujar seorang ma-hasiswi.

“Iya, ya. Aku juga gitu tuh,” sahut maha-siswi lainnya yang lagi memilih-milih pen-jepit rambut.

“Aku juga iya. Sebel deh. Tapi kok ya beli-beli terus ya,” timpal yang lainnya.

“Ayo, borong……borong…..! Yang ini lho, bagus-bagus dan lucu-lucu,” ujar seorang mahasiswa berambut agak keriting yang dicat perak. Dia lagi membolak-balik beberapa pin dan gelang. Mahasiswi yang satu ini memang dikenal suka mengompori teman-temannya.

Dikerumini calon pembeli, si pemilik butik senyum-senyum terus. “Wah, ini rezeki nomplok,” begitu mungkin pikir si pemilik butik dadakan itu.

***PERCAKAPAN para mahasiswi tadi bisa

juga terjadi di tempat lain dan melibatkan siapa saja. Bisa di mal atau di pasar tradi-sional. Bisa juga terjadi pada mlijo (tukang sayur) yang rajin wira-wiri di jalan-jalan kompleks perumahan atau perkampungan.

Siapa saja bisa terlibat dalam kegiatan membeli. Bukan hanya mahasiswi, para ma-hasiswa juga bisa tergoda berperilaku seperti para mahasiswi. Juga bapak-bapak dan ibu-ibu, bisa kakek-nenek dan anak-anak.

Aktivitas membeli bisa memaksa siapa saja. Bahkan seringkali barang yang dibeli

sebenarnya bukanlah kebu-

tuhan mendesak. Masih bisa ditunda atau kalau tidak dibeli pun sebenarnya juga tidak menjadi masalah.

Tetapi godaa itu begitu hebat. Baik ka-rena dorongan (impuls) dalam diri sendiri maupun rangsangan dari luar (stimulus) berupa aneka barang. Pilihan barang juga begitu banyak, dan konsumen mempunyai keleluasaan untuk menentukan pilihan.

Banyaknya pilihan itu membuat para pe-dagang dan para produsen bersa-ing ketat. Persaingan ketat ini mendorong mereka untuk mencipta kan produk-produk ba-ru dan peluang-peluang baru. Semua kon disi baru ini ki an memperpan-jang daftar do -rongan se kaligus rang sangan pem -beli untuk te rus membeli dan mem-beli.

Ada orang yang sejatinya hanya butuh satu handphone, mi-salnya. Tetapi karena ada produk baru yang lebih modern, atau karena demi gengsi dan gaya hidup, maka dia membeli satu atau dua lagi. Begitu juga dengan godaan-godaan atau kebutuhan lainya.

Jenis-jenis aktivitas membeli pun dan cara membayar pun kian beragam. Kalau tidak bisa membeli secara tunai, tak perlu cemas. Masih banyak cari lain, seperti mem-beli dengan kartu debit, kartu kredit, atau dengan sistem mengangsur.

Lemba-lembaga pemberi pinjaman juga tak mau menyia-siakan peluang. Mereka lalu menambah jenis-jenis layanan baru. Lemba-ga-lembaga penjaminan dan perbankan pun dengan penuh semangat mengobral berba-gai pinjaman lunak atau kredit konsumtif lainnya.

***DI zaman borosisme ini, proses iden-

ti� kasi orang terhadap barang yang dibeli atau hendak dibeli sedemikian hebat. Ibarat aktivitas makan, orang tidak pernah merasa kenyang untuk membeli. Nasihat makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum ke-

nyang, dalam banyak kasus tidak terlaksana pada aktivitas membeli. Orang lebih suka membeli daripada mengingat nasihat itu. Hampir tidak mungkin orang bisa berpuasa membeli. Mumpung masih mampu mem-beli, masih punya uang. Kalau tidak punya uang, ya ngutang. Kalau tidak bisa ngutang, ya korupsi dulu – yang terakhir ini jangan sekali-kali ditiru.

Tetapi ada yang ironis. Banyak orang bisa membeli fashion atau makanan-minuman bernilai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah sekaligus. Banyak orang bisa membeli rokok dan menghabiskannya hingga tiga bungkus sehari. Tetapi untuk membeli buku dengan harga ribuan rupiah saja, masih banyak yang

pikir-pikir dulu.Dengan membeli barang-barang yang

bukan termasuk need (kebutuhan), te tapi

membeli karena want to (kei-nginan), tanpa sadar manusia sebenarnya se-dang mereduksi

diri. Kesadaran, akal budi/pikir-

an, perasaan dan konsentra si orang

lebih terpecah-pecah se-la ras dengan barang-barang

yang dibeli. Se makin banyak barang kate gori want to yang dibeli, maka daya pe nguasaan barang-barang itu terhadap manusia semakin ketat dan luas. Manusia seperti terbelenggu atau dibatasi kebebasan akal budi dan keberadaanya oleh konsep, ke-inginan dan persepsi tentang apa saja yang bisa dan akan dibeli.

Jika dari Rene Descartes (1596-1650), � lsuf Perancis, muncul ungkapan Cogito Ergo Sum (saya berpikir maka saya ada), kini berkembang ungkapan Emo Ergo Sum (saya membeli maka saya ada). Keberadaan manusia diukur oleh apa yang bisa dan akan dibelinya. Orientasi hidup seolah berpusar pada apa yang bisa dan ingin dibeli. Aktivis-me membeli seolah-olah telah menjadi re-presentasi kehebatan, kegagahan, derajat, martabat, harkat dan harga diri. Bahkan orien tasi semacam itu tak jarang sesungguh-nya melibihi kemampuan riil � nansialnya.

Suatu saat ada nasihat begini, emas non quod est sed quod necesse est (jangan mem-beli apa yang dapat Anda pergunakan, tetapi belilah apa yang memang diperlukan). Ba-gaimana pendapat Anda? Yuven Sugiarno

Emo Ergo Sum(Saya Membeli Maka Saya ada)

Emo Ergo SumUWiKANEWS | edisi:002 | Th-I | Desember 2010

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri26

rehat

Page 27: Uwika News Edisi-002

Mencerdaskan anak Bangsa, MeMBangun negeri 27

Gong Xi Fat Chai2562

SENAT, REKTOR DAN SEGENAP CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA

mengucapkan

mengucapkan

SENAT, REKTOR DAN SEGENAP CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA

Merry X-mas 2010& Happy New Year 2011

Page 28: Uwika News Edisi-002