USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “PADI TVRI” Persembahan Anak Difabel Indonesia melalui Televisi Republik Indonesia BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Arina Rohmatul Hidayah D0212018 Angkatan 2012 Ainun Nisa Nadhifah D0212008 Angkatan 2012 Mochammad Kevin Andry Rezaliano D0313048 Angkatan 2013 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
20
Embed
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2014/D0212018... · Berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“PADI TVRI”
Persembahan Anak Difabel Indonesia melalui Televisi Republik Indonesia
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Arina Rohmatul Hidayah D0212018 Angkatan 2012
Ainun Nisa Nadhifah D0212008 Angkatan 2012
Mochammad Kevin Andry Rezaliano D0313048 Angkatan 2013
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................... .......... iii RINGKASAN ............................................................................................. .... 1 BAGIAN INTI
1. PENDAHULUAN ........................................................................... 2 2. GAGASAN.................................................................................. ... 4 a. Detail Rencana Program “PADI TVRI” .............................. 5
b. Alasan Memilih Program “PADI TVRI” ............................. 6 c. Analisis Dampak bagi Masyarakat dan Pemerintah ............. 7 d. Analisis Keberhasilan Program PADI TVRI ....................... 8
KESIMPULAN ..................................................................... .......................... 9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
RINGKASAN
Kelompok difabel merupakan kelompok yang saat ini kurang
mendapatkan perhatian di Indonesia. Jumlahnya sendiri menurut Ilma Sovri Yanti
dari Satgas Perlindungan Anak, mengatakan, jumlah difabel di Indonesia semakin
meningkat. Berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat
Statistik, tahun 2009 terdapat 2,1 juta difabel dan tahun 2012 jumlahnya
meningkat menjadi 3,84 juta. Dari jumlah itu, 438.900 difabel adalah anak-anak.
Dari jumlah tersebut, meskipun beberapa kali disoroti melalui program-program
yang digagas oleh pemerintah maupun awak media, keberadaan orang-orang
difabel dirasa masih kurang diindahkan oleh masyarakat luas. Labelling atau
pemberian cap buruk oleh masyarakat, serta kurangnya uluran tangan dari
pemerintah dalam memperlakukan kelompok yang memiliki keterbatasan fisik itu
telah menyebabkan tersisihnya kelompok ini dari pergaulan sosial.
Solusi yang kami tawarkan atas permasalahan kurangnya wadah bagi
orang-orang difabel untuk menyalurkan bakat, minat dan kreasi mereka adalah
dengan memanfaatkan media televisi publik milik pemerintah, yakni TVRI
(Televisi Republik Indonesia). Kami mengusulkan adanya sebuah program
tayangan yang rutin, menyeluruh dan secara khusus menampilkan minat, bakat
dan kreasi orang-orang difabel di masing-masing provinsi tanpa unsur eksploitasi
di dalamnya, yang kemudian diberi nama “PADI TVRI” (Persembahan Anak
Difabel Indonesia melalui Televisi Republik Indonesia).
Dengan adanya program tersebut, diharapkan agar masyarakat lebih
menghargai dan tidak memandang sebelah mata atas keberadaan orang-orang
difabel. Selain itu, program ini juga akan mengembalikan atau menumbuhkan rasa
percaya diri bagi orang-orang difabel itu sendiri, bahwa masih ada yang peduli
dengan mereka dan menunjukkan kalau sebenarnya mereka memiliki kemampuan
yang sama dengan orang-orang pada umumnya atau bahkan lebih.
BAGIAN INTI
1. PENDAHULUAN
Kelompok difabel atau mereka yang memiliki disabilitas fisik tertentu
merupakan kelompok yang saat ini kurang mendapatkan perhatian di
Indonesia. Meskipun beberapa kali disoroti melalui program-program yang
digagas oleh pemerintah maupun awak media, keberadaan orang-orang difabel
dirasa masih kurang diindahkan oleh masyarakat luas. Labelling atau
pemberian cap buruk oleh masyarakat, serta kurangnya uluran tangan dari
pemerintah dalam memperlakukan kelompok yang memilikiketerbatasan fisik
itu telah menyebabkan tersisihnya kelompok ini dari pergaulan sosial.
Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang
penyandang cacat, penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang
terdiri dari:
a. penyandang cacat fisik;
b. penyandang cacat mental;
c. penyandang cacat fisik dan mental;
Lantas, di dalam pasal 7 disebutkan bahwa pemeliharaan taraf
kesejahteraan sosial adalah upaya perlindungan dan pelayanan yang bersifat
terus menerus, agar penyandang cacat dapat mewujudkan taraf hidup yang
wajar.1
Anak berkebutuhan khusus kerap dianggap “aib”, lantas disembunyikan. Mereka seharusnya diberi kesempatan layaknya anak normal, yang kehadirannya dalam keluarga disambut dengan riang gembira. Anak berkebutuhan khusus tidak tahu dan tidak berharap lahir dalam keadaan tidak sempurna. Entah lahir sebagai tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda, maupun autis, anak-anak itu tidak dapat memilih. Seandainya diperbolehkan setiap anak akan memilih punya kecerdasan seperti Habibie, kecantikan seperti Tamara Blezinsky, ketampanan seperti Anjasmara, akhlak seperti Ustadz Mansyur, dan badan kuat seperti
1http://ngada.org/uu4-1997bt.htm diakses pada 21 Maret 2013 pukul 06.04
Ade Rai. Sayang orang-orang yang lahir tidak dapat memilih, mereka hanya bisa menerima dan tidak dapat mengindar.2
Dewasa ini, sebagian masyarakat masih memandang kelompok difabel
dengan sebelah mata yang akhirnya menyebabkan mereka merasa lebih rendah
dibandingkan dengan masyarakat yang dikaruniai fisik sempurna. Cara
pandang sebagian masyarakat terhadap kelompok difabel ini pun tak urung
menyebabkan kelompok difabel merasa tidak dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar mereka. Padahal, tidak adil jika nilai
seorang difabel hanya dilihat dari kondisi fisik tanpa melihat variable penting
lainnya seperti kemampuan atau kapasitas yang dimilki, seperti nurani serta
mentalitas yang melekat dalam diri seseorang.3 Utamanya bagi orang-orang
difabel, bila sejak awal telah mendapatkan label buruk dari masyarakat di
sekitarnya, tentu mereka akan kesulitan dalam mengekspresikan minat, bakat
dan kreativitas yang dimiliki.
Selain masyarakat, pemerintah Indonesia pun dinilai belum
memberikan kepedulian yang cukup bagi kelompok yang seolah terpinggirkan
ini. Contoh kecilnya saja adalah nasib difabel di Klaten masih jauh dari
jangkauan jaminan kesehatan. Hal itu terbukti masih adanya ribuan orang
difabel di Klaten yang belum memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Data di Paguyuban
Penyandang Cacat Klaten (PPCK), dari total 9.200 orang difabel, hanya 40%
yang sudah memiliki jaminan kesehatan4. Padahal perlu diketahui, jumlah
penderita difabel di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Kementerian Kesehatan Nasional (Kemenkes) menyebutkan bahwa penderita
difabel pada tahun 2011 telah mencapai 6,7 juta jiwa. Sedangkan menurut data
yang dilansir dari World Health Organization (WHO), jumlah penderita difabel
2Ciptono, dkk. Guru Luar Biasa. (Yogyakarta, 2009). Mizan Publika. hlm. 141. 3Mia Wahyuningsari. Mendobrak Ideologi Kenormalan ala Keluarga Difabel. Majalah
Kentingan XVIII Edisi September 2011. hlm. 15. 4http://www.solopos.com/2013/12/05/ribuan-orang-difabel-di-klaten-tak-dapat-jaminan-sosial-
471532, diakses pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 20.28 WIB.
Nama Lengkap Arina Rohmatul Hidayah Jenis Kelamin P Program Studi Ilmu Komunikasi NIM D0212018 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 30 Juni 1994 Email [email protected]
Nomor Telepon/ HP 085645731373
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Nama Institusi SDI Al-Huda MTsN Kediri 2 MAN Kota Kediri 3
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Program Studi
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas
1.
Arina Rohmatul Hidayah
D0212018 (Ketua
Pelaksana)
Ilmu Komunikasi FISIP 10 jam/1
minggu
a. Bertanggung jawab dalam hal koordinasi dengan dosen pembimbing serta anggota.
b. Bertanggung jawab dalam memunculkan ide dan mengembangkan gagasan secara lebih khusus.
2.
Ainun Nisa Nadhifah D0212008
(Anggota 1)
Ilmu Komunikasi FISIP 10 jam/1
minggu
a. Bertanggung jawab dalam membuat pendukung gagasan, seperti referensi terkait, analisis keberhasilan, dan dampak yang ditimbulkan.
3.
Mochammad Kevin Andry
Rezaliano D0313048
(Anggota 2)
Sosiologi FISIP 10 jam/1 minggu
a. Bertanggung jawab dalam proses finishing, seperti editing, penambahan referensi terkait, penambahan dalam impelementasi gagasan, dan juga pengemasan menjadi hardcopy serta softcopy