Top Banner
USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR I. Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi secara signifikan mengalami penurunan tajam sejak penemuan dan penggunaan antibiotik secara luas di bidang kesehatan pada tahun 1943 (Farida et al ., 2008). Pemberian antibiotik merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan penyakit infeksi (Hadi et al ., 2006). Sebagian besar dari total anggaran obat di negara berkembang dialokasikan untuk antibiotik (WHO, 2001). Hal ini memicu penggunaan antibiotik secara berlebihan dan irasional. Penggunaan antibiotik yang irasional meningkat hingga 50% -100% (Gaash, 2008; Filho et al ., 2004). Akibatnya, dalam kurun waktu 3 dekade terjadi masalah resistensi antibiotik yang saat ini menjadi pendemik global dan salah satu kecemasan dunia terbesar (Odili et al ., 2010). Resistensi adalah suatu keadaan bakteri tidak dapat dipengaruhi oleh antibiotik. Bila suatu antibiotik digunakan secara luas di tempat-tempat pelayanan Judul : Perilaku Swamedikasi Antibiotik Masyarakat Kota Bandung Tahun 2014: Studi Survey Di Fasilitas Kesehatan Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik Dan Cibeunying Nama/NPM : Annisa Noor Insany / 260110110088 Pembimbing : 1. Ivan Surya Pradipta, M. Sc., Apt. 2. Dika Pramita D., M. Farm., Apt.
14

USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Mar 14, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

I. Latar Belakang

Angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi secara signifikan

mengalami penurunan tajam sejak penemuan dan penggunaan antibiotik secara

luas di bidang kesehatan pada tahun 1943 (Farida et al., 2008). Pemberian

antibiotik merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan penyakit infeksi

(Hadi et al., 2006).

Sebagian besar dari total anggaran obat di negara berkembang

dialokasikan untuk antibiotik (WHO, 2001). Hal ini memicu penggunaan

antibiotik secara berlebihan dan irasional. Penggunaan antibiotik yang irasional

meningkat hingga 50% -100% (Gaash, 2008; Filho et al., 2004). Akibatnya,

dalam kurun waktu 3 dekade terjadi masalah resistensi antibiotik yang saat ini

menjadi pendemik global dan salah satu kecemasan dunia terbesar (Odili et al.,

2010). Resistensi adalah suatu keadaan bakteri tidak dapat dipengaruhi oleh

antibiotik. Bila suatu antibiotik digunakan secara luas di tempat-tempat pelayanan

Judul : Perilaku Swamedikasi Antibiotik Masyarakat Kota

Bandung Tahun 2014: Studi Survey Di Fasilitas

Kesehatan Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik Dan

Cibeunying

Nama/NPM : Annisa Noor Insany / 260110110088

Pembimbing : 1. Ivan Surya Pradipta, M. Sc., Apt.

2. Dika Pramita D., M. Farm., Apt.

Page 2: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

kesehatan dalam dosis yang tidak akurat dan waktu yang lama, maka akan

merangsang pertumbuhan bakteri yang resisten (Sastramihardja, 2002).

Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

konsumsi antibiotik dengan resistensi antibiotik. Hasilnya sangat bervariasi

dipengaruhi oleh perbedaan pola peresepan antibiotik dan profil resistensi di

setiap negara (Lai et al., 2011). Beberapa diantaranya melaporkan adanya

linieritas tingkat konsumsi dan ketidaktepatan antibiotik dengan kejadian

resistensi antibiotik (Hsueh et al., 2005; Kotwani et al., 2011; Lai et al., 2011).

Tingginya resistensi antibiotik sangat di pengaruhi oleh tingginya resistensi di

sektor komunitas (Kotwani et al., 2012; Lim et al., 2014).

Di Indonesia, antibiotik diresepkan kep40ada 84% pasien di rumah sakit

dan sekitar 46% diantaranya tidak diperlukan (Hadi et al., 2008). Hasil studi

penggunaan antibiotik di seluruh puskesmas di Kota Bandung selama 3 tahun

menunjukkan rata-rata setiap kunjungan, pasien mendapatkan sebanyak 24 dosis

harian antibiotik (Pradipta et al., 2012). Studi yang dilakukan terhadap 28

puskesmas di Kota Bandung pada periode Juni 2011-Juni 2013 menunjukkan

tingkat penggunaan antibiotik sebesar 40,61%, rata-rata waktu konsultasi dengan

dokter dan tenaga farmasi hanya 2,95 menit dan tingkat pengetahuan pasien

terhadap obat yang diterimanya hanya sebesar 65,79% (Pradipta et al., 2013). Di

sektor apotek Kota Bandung, studi menunjukkan tidak terkendalinya penggunaan

antibiotik, dimana pasien dapat membeli antibiotik tanpa menggunakan resep

dokter (Tarigan, 2011). Apotek merupakan outlet yang paling popular untuk

Page 3: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter (Widayati et al., 2011). Hasil tersebut

menunjukkan tingginya penggunaan antibiotik di sektor komunitas sehingga

berpeluang meningkatkan ketidakrasionalan penggunaan antibiotik yang akan

berdampak pada resistensi dan peningkatan morbiditas, mortalitas dan biaya.

Resistensi antibiotik juga semakin meningkat dengan terjadinya

fenomena swamedikasi antibiotik yang terjadi baik negara berkembang maupun

negara maju dengan prevalensi 3%-75% (Calva et al., 1996; Richman et al.,

2001; Hadi, et al., 2008; Sawair, et al.,2009; Skliros, et al., 2010). Swamedikasi

diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan dan mengonsumsi obat tanpa

diagnosis dokter, resep atau pengawasan terapi tenaga kesehatan (Zafar et al.,

2008). Swamedikasi antibiotik adalah fenomena global yang terus meningkat.

Padahal, antibiotik tidak termasuk dalam daftar obat yang diperbolehkan untuk

swamedikasi. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti penjualan antibiotik

secara bebas tanpa pengawasan, keadaan ekonomi dan waktu yang mendesak,

pengaruh keluarga dan teman, tingkat pengetahuan masayarakat dan lain

sebagainya (Rowe et al., 2005; Barros et al., 2009). Studi yang dilakukan oleh

Widayati et al (2011) menunjukkan prevalensi swamedikasi antibiotik di kota

Yogyakarta, Indonesia adalah sebesar 7,3%.

Untuk mengurangi tingginya prevalensi tersebut, diperlukan suatu model

intervensi untuk merubah perilaku swamedikasi antibiotik masyarakat.

Pemahaman terhadap faktor yang mempengaruhi perilaku swamedikasi antibiotik

sangat diperlukan utnutk menciptakan dan mengembangkan model intervensi

Page 4: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

yang efektif dan efeisien. Model intervensi tersebut hendaknya disesuaikan

dengan karaktersitik sosiodemografik dan perilaku masyarakat setempat. Adanya

suatu model intervensi dalam meningkatkan penggunaan antibiotik yang rasional

dapat memberikan suatu framework bagi apoteker dalam meningkatkan

rasionalitas penggunaan obat khususnya antibiotik di sektor komunitas sehingga

dapat menurunkan angka resistensi antibiotik, morbiditas , mortalitas dan beban

biaya.

Teori Health Belief Model (HBM) merupakan teori yang paling umum

digunakan dalam pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku kesehatan. Teori

ini telah diperkenalkan sejak tahun 1950-an. Teori ini memaparkan bahawa

perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu ancaman

(dipengaruhi oleh persepsi kerentanan penyakit dan keparahan penyakit), harapan

(dipengaruhi oleh persepsi keuntungan terhadap suatu tindakan dan hambatan

untuk melakukan kegiatan tersebut), pencetus tindakan (dipengaruhi oleh media,

orang lain dan faktor lain), sosiodemografi dan penilaian diri (dipengaruhi

persepsi terhadap kesanggupan diri untuk melakukan tindakan) (Champion et al.,

2008).

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan suatu studi mengenai

perilaku swamedikasi antibiotik sebagai acuan dalam menciptakan model

intervensi yang efektif dan efisien melalui pendekatan teori Health Belief Model

(HBM).

II. Rumusan Masalah

Page 5: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran perilaku swamedikasi antibiotik masyarakat Kota

Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik dan Cibeunying?

2. Bagaimanakah persepsi masyarakat Kota Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK)

Arcamanik dan Cibeunying terhadap perilaku swamedikasi antibiotik

berdasarkan pendekatan teori Health Belief Model (HBM)?

III. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui gambaran perilaku Swamedikasi Antibiotik (SMA) masyarakat

Kota Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik dan Cibeunying.

2. Mengetahui persepsi Masyarakat Kota Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK)

Arcamanik dan Cibeunying terhadap perilaku swamedikasi antibiotik

berdasarkan pendekatan teori Health Belief Model (HBM).

IV. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa aspek manfaat, antara lain :

1. Aspek Teoritis

a. Memberikan informasi ilmiah mengenai gambaran perilaku swamedikasi

antibiotik masyarakat Kota Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK)

Arcamanik dan Cibeunying.

Page 6: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

b. Memberikan informasi ilmiah mengenai persepsi masyarakat Kota

Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik dan Cibeunying terhadap

perilaku swamedikasi antibiotik berdasarkan pendekatan teori Health

Belief Model (HBM).

c. Memberikan informasi ilmiah untuk dijadikan dasar acuan dalam

mengembangkan metode intervensi yang efektif dan efisien untuk

memperbaiki perilaku swamedikasi antibiotik masyarakat Kota Bandung,

Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik dan Cibeunying.

V. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai

berikut:

5.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi obeservasional-deskriptif dengan

pengambilan data secara survey. Data yang diperlukan diambil dengan metode

wawancara terpimpin dengan kuesioner kepada pengunjung fasilitas kesehatan,

yaitu puskesmas dan Apotek Kimia Farma terpilih.

5.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Berikut ini adalah populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian:

5.2.1 Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandung.

Page 7: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

5.2.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota

Bandung, Sub Wilayah Kota (SWK) Arcamanik dan Cibeunying.

5.2.3 Sampel penelitian

Berdasarkan Nasir (2011), apabila ukuran suatu populasi diketahui

dengan pasti, maka besaran sampel dihitung dengan menggunakan Rumus Slovin:

Keterangan;

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

ditolerir, pada penelitian ini yaitu sebesar 5%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2012), populasi

penduduk kota Bandung berjumlah 2.455.517 jiwa, dengan laju pertumbuhan

sebesar 1,26% tiap tahunnya. Oleh karena itu, diperkirakan populasi penduduk

Kota Bandung sebesar 2.517.786 jiwa pada tahun 2014. Jika dimasukkan ke

dalam rumus Slovin, maka akan didapatkan besaran sampel sejumlah 399,93

orang, atau 400 orang dengan pembulatan. Untuk menghindari bias dan

ketidaklengkapan data, diasumsikan jumlah sampel yang diambil ialah sebanyak

500 orang.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

proporsional cluster sampling. Dengan membagi proporsi sampel yang sama di

Page 8: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

tiap Sub Wilayah Kota (SWK) dan berpatokan pada pecahan sampling yang juga

sama. Penduduk SWK Arcamanik dan Cibeunying diperkirakan berjumlah

652.751 jiwa pada tahun 2014, atau sekitar 25, 93% dari populasi. Jadi, sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 130 orang.

5.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Berikut ini akan dijabarkan mengenai kriteria inklusi dan ekslusi dalam

penelitian ini.

5.3.1 Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Kota Bandung, SWK Arcamanik dan Cibeunying yang

berkunjung ke fasilitas kesehatan terpilih.

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3. Berusia ≥ 18 tahun.

4. Pernah menggunakan antibiotik, baik dari resep dokter ataupun swamedikasi.

5. Dapat menyebutkan salah satu jenis antibiotik yang pernah digunakan.

5.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (Dokter/ Dokter gigi/

Apoteker/ Perawat/ Bidan).

2. Responden yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi.

Page 9: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

3. Responden yang informasi yang dicantumkannya tidak lengkap.

5.4 Kerangka Konsep

Penelitian ini mendeskripsikan pengaruh antara variabel bebas, yaitu teori

Health Belief Model (HBM), terhadap variabel terikat, yaitu perilaku swamedikasi

antibiotik. Beberapa faktor sosiodemografi juga diketahui dapat memengaruhi

pola swamedikasi antibiotik pada seseorang. Penelitian ini merupakan penelitian

pendahuluan untuk merancang suatu model intervensi yang efektif dan efisien

dalam merubah perilaku swamedikasi antibiotik masyarakat Kota Bandung.

Tahap Awal Tahap Lanjutan

Gambar 5.1 Kerangka Konsep Penelitian

5.4 Alur Penelitian

Page 10: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

1. Mengajukan permohonan izin etik penelitian ke Fakultas Kedokteran Unpad.

2. Memproses perizinan penelitian, meliputi perizinan Dinas Kesehatan Kota

Bandung dan fasilitas kesehatan terpilih.

3. Penetapan populasi dan sampel penelitian.

4. Penyusunan dan validasi instrumen penelitian (kuesioner).

Kuesioner disusun berdasarkan variabel-variabel Health Belief Model (HBM).

Kuesioner terdiri dari 4 bagian, yaitu:

Bagian A: Pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku swamedikasi antibiotik.

Bagian B: Pertanyaan untuk mengetahui aspek pengetahuan responden terkait

antibiotik.

Bagian C: Pertanyaan untuk mengetahui persepsi responden terkait

swamedikasi antibiotik.

Bagian D: Data sosiodemografi responden.

5. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Dilakukan pada minimal 20 orang yang tidak termasuk responden dan

dilakukan di luar lokasi penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan

responden di lokasi penelitian (Notoatmodjo, 2010).

6. Pengambilan data.

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode wawancara bebas

terpimpin menggunakan instrumen (kuesioner) yang telah divalidasi. Teknik

randomisasi dilakukan pada pemilihan subyek penelitian di tiap-tiap fasilitas

kesehatan untuk menjamin validitas generalisasi terhadap populasi. Adapun

langkah-langkah wawancara bebas terpimpin yang dilakukan antara lain:

Page 11: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

a. Mengidentifikasi calon subyek penelitian,

b. Memperkenalkan diri,

c. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,

d. Menyampaikan jaminan kerahasiaan data yang diisikan oleh subyek

penelitian,

e. Menanyakan kesediaan, jika tidak bersedia mengucapkan terimakasih atas

waktu yang diberikan,

f. Jika bersedia, Responden mengisi informed consent sebagai tanda

kesediaan menjadi subjek penelitian kemudian memulai wawancara

berdasarkan kuesioner yang telah divalidasi,

g. Memberikan kesempatan bertanya jika terdapat hal yang belum diketahui

h. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang diberikan,

i. Memberikan tanda mata atas waktu yang telah diberikan.

7. Pengolahan data dan penyajian data akhir dalam bentuk tabel dan grafik.

8. Intrepretasi hasil penelitan

VI. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di fasilitas- fasilitas kesehatan terpilih di Kota

Bandung, SWK Arcamanik dan Cibeunying, yang meliputi 12 puskesmas dan 4

Apotek Kimia Farma. Pengolahan data dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas

Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 sampai dengan

selesai.

Page 12: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

DAFTAR PUSTAKA

Barros, A. R. R., R. H. Griep and L. Rotenberg. 2009. Self-medication among nursing workers from public hospital. Enfermegem. 17(6): 1015-1022.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012. Jumlah Penduduk Kota Bandung Menurut Kecamatan dan Kelurahan serta Rata-Rata Penduduk per

Kelurahan Tahun 2012. Bandung: Badan Pusat Statistik.

Calva, J. dan R. Bojalil. 1996. Antibiotic use in a periurban community in

Mexico: a household and drugstore survey. Soc Sci Med. 42(8): 1121-1128.

Champion, V. L. and C.S. Skinner. 2008. Models of Individual Behavior. In: K. Glanz, B. K. Rimer and K. Viswanath (Editors). Health Behavior and

Health Education. 4th edition. John willey: USA. 41-67.

Farida, H., Herawati, M.M. Hapsari, H. Notoatmodjo dan Hardian. 2008. Penggunaan antibiotik secara bijak untuk mengurangi resistensi antibiotik, studi intervensi di bagian kesehatan anak RS Dr. Kariadi. Sari Pediatri.

10(1): 25-29.

Filho,L., I. Antonio, M.F. Lima-Costa and E. Uca. 2004. Bambui Project: a

qualitative approach to self medication. Cad SaudePublica. 20: 9.

Gaash, B. 2008. Irrational use of antibiotics. Indian Journal of Practicing Doctor. 5(1): 25-29

Hadi, U., E.P Kolopaking, W. Gardjito, I.C. Gyssens and P.J. van den Broek. 2006. Antimicrobial resistance and antibiotic use in low-income and developing countries. Folia Medica Indonesia. 43(3): 183-195.

Hadi, U., D.O. Duerink, E. S. Lestari, N. J. Nagelkerke, S. Werter, M. Keuter, E.

Suwandojo, E. Rahardjo, B. Pvd, I. C. Gyssens. 2008. Survey of antibiotic use of individuals visiting public healthcare facilities in Indonesia. Int J Infect Dis. 12 :622-629.

Hsueh, P. R., W.H. Chen and K.T. Luh. 2005. Relationships between

antimicrobial use and antimicrobial resistance in gram-negative bacteria causing nosocomial infections from 1991-2003 at A University Hospital in Taiwan [Abstrak]. Int J Antimicrob Agents. 26 (6): 436-72. Available at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16280243 [Diakses 9 November 2014].

Kotwani, A and K. Holloway. 2011. Trends in antibiotic use among outpatients in New Delhi, india. BMC Infectious Disease. 11(99): 1-9.

Page 13: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Kotwani, A., R. R. Chaudhury and K. Holloway. 2012. Antibiotic-prescribing

practiced primary care prescribers for acute diarrhea in New Delhi, India. Value in Health 5: 116-119.

Lai, C.C., C.Y. Wang, C.C. Chu, C.K. Tan, C.L. Lu, Y.C. Lee, Y.T. Huang, P.I Lee, and P.R. Hsueh. 2011. Correlation between antibiotik consumption

and resistance of gram-negative bacteria causing healthcare-associated infections at a University Hospital in Tiwan from 2000-2009. J Antimicrob Chemother. 66: 1374-1382.

Lim, C.J., M. Kwong, R.L. Stuart, K.L. Buising, N.D. Friedman, N. Bennett, A.C. Cheng, A.Y. Peleg, C. Marshall and D.CM. Kong. 2014. Antimicrobial

stewardship in residential aged care facilities: need and readiness assessment. BMC Infectious Disease. 14: 410.

Nasir, A., A. Muhith, M. E. Ideputri. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.

Odili, V. U., A. I. Akpe, M. E. Arigbe-Osula and P. O Igbinaduwa. 2010. Pattern

of antibiotic prescription at the general practice clinic of the University of Benin teaching hospital. ISSN:0975-8585. 1(4): 1-10.

Pradipta, I. S. 2012. Laporan Penelitian Hibah Fakultas Farmasi Unpad Tahun 2012: Pola Penggunaan Antibiotik di seluruh Puskesmas Kota Bandung periode 2010-2012. Jatinangor: Fakultas Farmasi Unpad.

Pradipta, I. S. 2013. Laporan Penelitian Hibah Fakultas Farmasi Unpad Tahun

2012: Studi Penggunaan obat melalui fasilitas kesehatan : Studi penilalian pada puskesmas Kota Bandung. Jatinangor: Fakultas Farmasi Unpad.

Richman, P.B., G. Garra, B. Eskin, A. H. Nashed and R. Cody. 2001. Oral antibiotic use without consulting a physician: a survey of ED patients. Am

J Emerg Med. 19(1): 57-60.

Rowe, A.K., D. de Savigny and C.F. Lanata. 2005. How can we achieve and maintain high-quality performance of health workers in low-resource settings?. The Lancet. 366(9490): 1026-1035.

Sastramihardja, H.S. 2002. Buku Pedoman Kuliah Farmakologi Klinik,

Farmakologi III. Jilid I Edisi 2. Bandung : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 135.

Sawair F.A., Z.H. Baqain, A. A. Karaky and R. A. Eid. 2009. Assessment of self-medication of antibiotics in a Jordanian population. Med Princ Pract. 18(1): 21-25.

Skliros, E., P. Merkouris. A.Papazafiropuolou, A. Gikas. G. Matzouranis, C.

Papafragos, I. Tsakanikas. I. Zarbala, A. Vasibosis, P. Stamataki, et al.

Page 14: USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

2010. Selfmedication with antibiotics in rural population in Greece: a

crosssectional multicenter study. BMC Fam Pract.11: 58.

Tarigan, E. S. 2011. Profil penggunaan antibiotik di seluruh Apotek Kimia Farma

Bandung selama periode 2008-2010 [Skripsi]. Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Widayati, A., S. Suryawati, C. de Crespigny and J. Hiller. 2011. Self medication with antibiotics in Yogyakarta City Indonesia: a cross sectional population-based survey. BMC Research Notes. 4: 491.

World Health Organization (WHO). 2001. Interventions and strategies to improve the use of antimicrobials in developing countries [Review]. Management

Sciences for Health Arlington, VA, United States of America. 7.

Zafar, S.N., R. Syed, S. Waqar, A.J. Zubairi, T. Vaqar, M. Shaikh, W. Yousaf, S. Shahid and S. Saleem. 2008. Self-medication amongst Universisty Student of Karachi: Prevalence, Knowledge and Attitude. J Pak Med Association

Student’s Corner. 58(4): 214-217.