TINJAUAN TEORI
31
A. TINJAUAN TEORII. Pengertian
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran
kemih yang bersifat idiopatik, dapat menimbulkan stasis dan
infeksi. Mengacu pada adanya batu (kalkuli) pada traktus
urinarius.
Urolitiasis adalah pembentukan batu dalam saluran kemih. Batu
saluran kemih adalah keadaan tidak normal di dalam ginjal,
mengandung komponen kristal dan matriks organik yang khas dijumpai
di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat berhenti di
ureter. (Bruner & Sudart2002).Batu ureter pada umumnya berasal
dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat
lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih.
Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa
nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap
tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter yang mingkun asimtomatik. Tidak jarang terjadi
hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R.Sjamsuhidayat,2006
)
Batu ginjal (kalkulus) adalah bentuk deposit mineral, paling
umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+ namun asam urat dan kristal lain
juga pembentuk batu. Meskipun kalkus ginjal dapat terbentuk dimana
saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada
pelvis dan kalik ginjal. Batu ginjal dapat tetap asimtomatik sampai
keluar kedalam ureter dan atau aliran urine terhambat, bila
potensial untuk kerusakan ginjal akut (Doengoes, 2000 )II.
Etiologi
Penyebab pembentukan batu urinarius meliputi idiopatik, gangguan
aliran kemih, gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih oleh
mikroorganisme berdaya membuat urease (Proteus mirabilis),
dehidrasi, benda asing, jaringan hati (nekrosis papil) dan
multifaktor. Selain itu adapun faktor faktor yang mempengaruhi
pembentukan batu antara lain :
Factor Endogen : faktor genetik, hipersistinuria,
hiperkalsiuria, dan hiperoksaluria.
Factor Eksogen : factor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi,
dan kejenuhan mineral dalam air minum.
Teori pembentukan batu:1.Teori inti (nukleus): kristal dan benda
asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah
mengalami supersaturasi2.Teori matrik : Matrik organik yang berasal
dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan
pengendapan kristal.3.Teori inhibitor kristalisasi: Beberapa
substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi,
konsentrasi yang atau absennya ini memungkinkan terjadinya
kristalisasi.III. PatofisiologiBerbagai penyebab yang dapat
mengakibatkan terbentuknya batu saluran kemih, salah satunya ada
yang disebut factor endogen (factor genetic, hipersistinuria,
hiperkalsiuria, hiperoksaluria) dan factor eksogen (factor
lingkungan, makanan, pekerjaan, infeksi,dan kejenuhan mineral dalam
air minum). Adanya berbagai faktor tersebut diatas akan menyebabkan
pengendapan partikel-partikel jenuh (kristal dan matriks) dalam
nukleus (inti batu) yang selanjutkan akan mengakibatkan kelainan
kristaluria dan pertumbuhan kristal dan dapat mengakibatkan
terbentuknya batu pada saluran kemih (UROLITHIASIS). Pembentukan
batu bisa terjadi di ureter, bledder, dan pelvic renal. . Batu
saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan
infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih
adalah retensi urine, nyeri saat kencing, perasaan tidak enak saat
kencing, kencing tiba-tiba berhenti dan nyeri pinggang. Manifestasi
infeksi berupa panas saat kencing, kencing bercampur darah.
Obstruksi saluran kemih yang tidak mendapatkan penanganan dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi yaitu hidronefrosis, sedangkan
infeksi akan menyebabkan terjadinya komplikasi yaitu pielonefrosis,
urosepsis, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kerusakan
fungsi ginjal yang permanen (gagal ginjal). Penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan batu saluran kemihyaitu salah
satunya dengan pembedahan (sectio alta), dimana pasien yang telah
menjalani pembedahan akan mengeluh nyeri pada luka operasi, terjadi
hipertermi, hematoria, kelemahan.Adanya batu pada traktus urinarius
tergantung adanya obstruksi dan infeksi. Ketika batu menghambat
aliran urine maka menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan
distensi pada ginjal dan ureter. Infeksi yang disertai demam,
menggigil terjadi karena iritasi yang terus menerus. Bila nyeri
tekan pada area kosto vertebraldan muncul mual muntah maka pasien
sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidak nyamanan abdominal
terjadi karena reflek renointestinal ginjal ke lambung dan usus
besar.IV. Manifestasi klinis
Adanya batu pada traktus urinarius tergantung pada adanya
obstruksi dan infeksi. Ketika batu menghambat aliran urine maka
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada
ginjal serta ureter. Infeksi yang disertai demam, menggigil,
disuria terjadi karena infeksi yang terus-menerus. Bila nyeri
mendadak menjadi akut disertai nyeri tekan di seluruh area kosto
vertebral sehingga muncul mual dan muntah, maka pasien sedang
mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal terjadi
karena reflex renointestinal ginjal ke lambung dan usus besar. Batu
yang terjebak di kandung kemih menyebabkan gejala iritasi. Jika
batu menyebabkan obstruksi akan terjadi restensi urin.
Batu dalam pelvic renal: Nyeri dalam dan terus-menerus di area
kostovertebral dan muncul muntah-muntah. Diare dan ketidaknyamanan
abdominal.
Batu dalam ureter: Nyeri yang luar biasa, akut dan menyebar ke
paha dan genetalia, pasien sering ingin berkemih namun hanya
sedikit urine yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi
abrasive batu.
Batu dalam kandung kemih: Gejala iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuria. Bila batu menyebabkan
obstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi infeksi
berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi ini jauh lebih serius
disertai sepsis yang mengancam kehidupan pasienV. Komplikasi
1.Hidronefrosis yang terinfeksi merupakan komplikasi yang paling
mematikan karena adanya infeksi yang berdekatan dengan parenkim
ginjal yang sangat vaskuler akan menempatkan pasien pada risiko
terjadinya sepsis dan kematian.
2.Ruptur kaliks dengan ekstravasasi urin akibat tingginya
tekanan intrakaliks.
3.Obstruksi ureter secara lengkap dapat terjadi pada pasien
dengan batu yang termampatkan. Hal ini dapat terlihat dengan
pemeriksaan BNO-IVP. Pasien dengan 2 ginjal yang sehat dapat
mentoleransi obstruksi ginjal unilateral untuk beberapa hari tanpa
efek jangka panjang.4 Infeksi saluran kemih
5.Gagal ginjal kronik VI. Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisa : Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara
umum menunjukkan SDM, SDP, Kristal (sistin, asm urat, kalsium
oksalat), serpihan, mineral, bakteri, pus, pH mungkin asam
(meningkatkan sistin dan batu asm urat) atau alkalin (meningkatkan
magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat)
Urine(24 jam) : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat
atau sistin mungkin meningkat.Kultur urine : Mungkin menunjukkan
ISK (stapilococus aureus, klebsiela, pseudomonas).
Survei biokimia : Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam
urat, fosfat, protein, elektrolit.BUN/Kreatinin serum dan urine :
Abnormal (tinggi pada serum / rendah pada urine) sekunder terhadap
tingginya batu obstruksif pada ginjal menyebabkan iskemia /
nekrosis.
Kadar klorida dan bikarbonat serum : Peninggian kadar klorida
dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis
tubulus ginjal.
Hb / Ht : Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau kolisetimia
terjadi (mendorong respirasi pemadatan) atau anemia (perdarahan,
disfungsi atau gagal ginjal)
Hormon paratiroid : Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal.
(PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan
sirkulasi serum dan kalsium urine).Foto ronsen KUB : Menunjukkan
adanya kalkuli dan/atau perubahan anatomik pada area ginjal dan
sepanjang ureter.
IVP : Memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab
nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada
struktur anatomik (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
Sistoureterokopi : Visualisasai langsung kandung kemih dan
ureter dapat menunjukkan batu dan /atau efek obstruksiCT-scan :
Mengidentifikasi atau menggamarkan kalkuli dan masa lain; ginjal,
ureter dan distensi kandung kemih.
Ultrasound ginjal : Untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi
batu.
VII. Penatalaksanaan medis dan keperawatan1. Penatalaksanaan
medis
a. Medikamentosa
Ditunjukkan untuk batu yang ukurannya