Urgensi Tauhid KHUTBAH JUM’AT PERTAMA م ه م ب ى ب بد ئ ظ ب ى ع و س ه م ل ث و غ ز ع و ى ز ع و و ل ن ظ ج ا م ن س ن ب ه م. ن ع ي مز و هر رر ب رر ى م ه ب ي ب. ء ب ع و ا س ك ا ب ب ى م ث ب ش ب ى م ح ط و ه م ثرض بى ب ي بب ج بن ك ن ب ثن بء ع رر. ا ظ ار ى م ه ب ي ب. ه مث و س غ بب ا شش ب ظ. بر ب م م ي س ظ م س ب ز ك س ن ث ب م خ خ ث ي كMa‟asyiral muslimin rahimani wa rahimaku mullah, Sebagaimana yang selalu dinasihatkan dan selalu diingatkan oleh para khotib, untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita, kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala . Kami pun mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah seluruhnya, agar selalu meningkatkan dan memperkokoh ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sebenar-benar takwa, yang betul- betul didasari ilmu danta takut kepada-Nya. Maksudnya, kita melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan benar-benar mengetahui bahwasanya perintah tersebut kita laksanakan karena ada dalil, baik dari Alquran dan sunah. Begitu juga sebaliknya, kita meninggalkan larangan berdasarkan dalil dari Alquran maupun sunah disertai rasa takut terhadap adzab-Nya. Inilah makna ketakwaan yang sebenarnya sebagaimana dikatakan oleh Tholq bin Habib, ب ر ه م و خ م س ز ر ن ه م و خ ب ث ر نز“Takwa adalah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena takut siksa- Nya.”Kemudian yang kedua, kami ingatkan kepada seluruh jamaah bahwasanya pada hari Jumat ini. Allah Subhanahu wa Ta‟ala memuliakan hari ini dibandingkan hari-hari lainnya. Pada hari Jumat inilah kita disunahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallambersabda, diriwayatkan oleh Imam Muslim, خ بع ب ى م س خ خ ط ذ س خ“Hari paling baik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah tegak hari kiamat melainkan pada hari Jumat.”
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Sebagaimana yang selalu dinasihatkan dan selalu diingatkan oleh para khotib, untuk selalu
meningkatkan ketakwaan kita, kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Kami pun mengingatkan
diri kami sendiri dan jamaah seluruhnya, agar selalu meningkatkan dan memperkokoh
ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sebenar-benar takwa, yang betul-
betul didasari ilmu danta takut kepada-Nya.
Maksudnya, kita melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan benar-benar
mengetahui bahwasanya perintah tersebut kita laksanakan karena ada dalil, baik dari Alquran
dan sunah. Begitu juga sebaliknya, kita meninggalkan larangan berdasarkan dalil dariAlquran maupun sunah disertai rasa takut terhadap adzab-Nya. Inilah makna ketakwaan yang
sebenarnya sebagaimana dikatakan oleh Tholq bin Habib,
ب ب ر هم و خ م سزر ن هم و خبث ر ن ز
“Takwa adalah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu)
dari Allah dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena
takut siksa- Nya.”
Kemudian yang kedua, kami ingatkan kepada seluruh jamaah bahwasanya pada hari Jumat
ini. Allah Subhanahu wa Ta‟ala memuliakan hari ini dibandingkan hari-hari lainnya. Padahari Jumat inilah kita disunahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu „alaihi
wa sallam.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan oleh Imam Muslim,
عبخ بىم س خ خ ط ذ س خ
“Hari paling baik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam
diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah tegak hari
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengutus para rasul-Nya ke muka bumi ini dengan
satu tujuan yang sama, yaitu mengajak kepada Allah. Mereka mengajak manusia untuk
mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan menjauhkan diri dari beribadah kepada
selain-Nya.
Allah berfirman,
بد
ن ظا خ
م
ك ب
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
„Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thoghut itu…” (QS. An-Nahl: 36)
Ma‟asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah
Ketahuilah jamaah sekalian, ibadah itu bersifat tauqifi (terima jadi, apa adanya).
Artinya, kita beribadah kepada Allah itu bukan semau kita, tetapi kita butuh dalil dan contohdari Kitabullah dan Sunah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam.
Termasuk hal yang menunjukkan pentingnya tauhid, ialah bahwasanya para rasul
seluruhnya memulai dakwahnya dengan tauhid.
Mulai dari rasul yang pertama yaitu Nuh Shallallahu „alaihi wa sallam hingga nabi kita
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, mereka semua membawa dakwah yang satu, yaitu
mengajak umat manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Allah berfirman dalam surat Al-Jin: 20,
ا
س آ
Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Robbku dan aku tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan-Nya.”
Demikian pula kita dapat menjumpai di dalam Alquran, kisah perjuangan para nabi dan rasul
dalam menyampaikan dakwah tauhid ini. Misalnya, di dalam surat Al-A’r af, apabila kita
membuka dan membacanya, di sana kita akan menemukan Allah Subhanahu wa Ta‟ala
mengisahkan perjuangan mereka dalam mengajak umatnya kepada tauhid dan semua nabi
memiliki satu ucapan yang sama.
Sedangkan dalam sejarah kehidupan dan hadis Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, kita akan
menjumpai tentang bagaimana beliau mendidik dan menarbiyah umat dengan tauhid ini.
Dlam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, dikisahkan beliau mengajarkan kepada Ibnu
Abbas – anak paman beliau- dengan sabda beliau,
بل ه ىذ بظ ظ ؤع ذ ظؤ
“ Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta pertolongan
Kemudian yang ketiga yang menunjukkan pentingnya tauhid:
Bahwasanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada para
sahabat supaya mereka memulai dakwah mereka dengan tauhid. Ini
menunjukkan kepada kita betapa penting dan agungnya dakwah tauhid ini.
Oleh karena itu, kita harus mengutamakan dakwah tauhid ini dan
memperjuangkan, sampai ajal menjemput kita.
Tidakkah kita merenungi sabda Rasul shallallahu „alaihi wa sallam tatkala beliau
mengatakan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radhiallahu‟anhu ketika diutus ke negeri
Yaman, beliau shallallahu „alaihi wa sallam berpesan,
خ ن بح مب
: ه ن
“Maka hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah persaksian
bahwasanya tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) kecuali Allah.” Dan dalam riwayat lain:“…sampai mereka mentauhidkan Allah.”
Inilah yang dapat kami sampaikan pada khotbah yang pertama. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat.
س غ سغ بظ ه ع بد ع سغ ظ .
KHUTBAH JUM’AT KEDUA
س ن س ب ي تي كب ابكب سا جبا م ا ك ل
ي
ظس
ظ
ج
ما
ب
ب ظ
ن
سح
بظ نبع ه مه ب ر بء ب بء
Ma‟asyiral muslimin rahmani wa rahimakumullah,
Ketahuilah, para ulama kita telah memenuhi tulisan-tulisan mereka, kitab-kitab mereka, dan
ceramah-ceramah mereka dengan tauhid ini. Mereka melakukannya tidak lain dan tidak
bukan lantaran mereka mengetahui hanya dengan dakwah tauhid inilah kaum muslimin akan
dapat disatukan, dan hanya dengan dakwah tauhid ini pula kejayaan dan kemenangan kaum
muslimin akan dpat terwujud.
Sebaliknya, tanpa dakwah tauhid ini kita tidak akan dapatkan semua itu. Tanpa tauhid, jangan
berharap kita akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Sejarah kenabian dan kerasulan
telah membuktikan bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam beserta kaum muslimin pada
waktu itu mendapatkan kemenangan dan kejayaan dengan dakwah tauhid ini.
Maka bagi sebagian kaum muslimin yang meninggalkan dakwah ini dan menempuh dakwah
selain dakwah tauhid, kendati mereka diberikan umur ribuan tahun dan mengerahkan segala
macam usaha untuk menegakkan dan mengharapkan kemenangan, kejayaan, dan daulah
kaum muslimin, tidaklah mereka akan berhasil mewujudkan semua itu selama mereka
meninggalkan dan memusuhi dakwah yang barakah ini. Karena Alquran telah membuktikan
bahwasanya sejarah manusia, sejarah kaum-kaum yang meninggalkan tauhid ini danmemusuhinya, mereka dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala.