UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI MANAJEMEN SETTING KELAS (Studi Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh MUFNIL IDA NIM 3105240 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
133
Embed
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI
MANAJEMEN SETTING KELAS
(Studi Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syaratguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
MUFNIL IDANIM 3105240
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
N a m a : MUFNIL IDA
N I M : 3105240Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAI
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUIMANAJEMEN SETTING KELAS (Studi Tindakan padaSiswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
23 Juni 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
“(1) Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, (2) dan Kami telahmenghilangkan daripadamu bebanmu, (3) yang memberatkan punggungmu ? (4)dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (5) Karena sesungguhnyasesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan itu adakemudahan.(7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlahdengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (8) dan hanya kepada Tuhanmulahhendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al Insyirah : 1-8)
1 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra,
1989), hlm 1073.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya Sederhana ini untuk :
1. Kedua Bapak dan Ibu yang terhormat
2. Suamiku tercinta
3. Ananda Azril Azka Anbamy yang tersayang
4. Kakak-Kakakku dan ponakan-ponakanku yang lucu
5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini
6. Pembaca yang budiman.
vi
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Kendal, 21 Juni 2010
Deklarator,
Mufnil IdaNIM 3105240
vii
ABSTRAK
Mufnil Ida (NIM: 3105240). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar SiswaPada Mata Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (StudiTindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) motivasi belajar siswaterhadap mata pelajaran PAI setelah digunakan strategi manajemen setting kelas(2) bagaimana penerapan manajemen setting kelas dalam menumbuhkan motivasi,keaktifan, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode studi tindakan (action research) padasiswa dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapasiklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metodewawancara, metode tes dan metode dokumentasi. Dari hasil observasi secaralangsung di kelas VII C SMP N 28 Semarang melalui penelitian tindakan tahapprasiklus dapat diketahui bahwa pada pembelajaran PAI, model pembelajaranyang diterapkan oleh guru mata pelajaran masih menggunakan metode ceramahdan siswa masih cenderung pasif. Proses belajar mengajar belum mencerminkanpembelajaran aktif, sehingga komunikasi yang terjalin cenderung masihkomunikasi satu arah. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswakelas VII C yang mendapat pembelajaran PAI tahun ajaran 2009 /2010 semester Iyang berjumlah 30 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan manajemen settingkelas, suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan siswa ikut terlibat aktifdalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh kesiapan siswa menerimapelajaran, perhatian siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalamkelas, dan mampu menghadapi kesulitan. Penelitian ini dilaksanakan dalam empattahap yaitu, prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada tahap prasiklus,motivasi belajar siswa mempunyai persentase sebesar 62,22% dan rata-rata hasiltest akhir 72,53. Pada siklus I setelah dilakukan tindakan, motivasi belajar siswameningkat menjadi 68,89% dan rata-rata hasil tes akhir 74,83. Pada tahap siklus IIpersentase motivasi belajar siswa meningkat menjadi 77,78% dan rata-rata hasiltes akhir sebesar 77,93. Sedangkan pada tahap siklus III setelah dilakukantindakan, persentase motivasi belajar siswa meningkat menjadi 85,56% dan rata-rata hasil tes akhir sebesar 80,63.
Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasibelajar siswa setelah diterapkan manajemen setting kelas. Hasil penelitian tersebutdiharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi semua pihakterutama guru/tenaga pengajar, orang tua dan siswa.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga menjadikan kita
lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi penulis, sehingga dapat
menyusun skripsi ini.
Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada penghulu para
nabi dan rasul, junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah
membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-
ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
Merupakan suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi
merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari, banyak hambatan yang
menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan, tentunya karena bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang;
2. Ismail SM, M.Ag. dan Ikhrom, M. Ag. selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini;
3. Drs. Sugeng Ristiyanto, M. Ag. selaku dosen wali yang telah mengarahkan
dan membimbing penulis selama studi;
4. Para dosen pengajar beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini;
ix
5. Pengelola perpustakaan fakultas Tarbiyah beserta karyawan yang telah
memberikan fasilitas dan layanan peminjaman sumber referensi;
6. Teguh Waluyo, S. Pd. MM. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 28 Semarang
yang telah memberikan izin penelitian;
7. Iswatun Khasanah, M. Ag. selaku guru mitra/kolaborator yang dengan ikhlas
meluangkan waktunya untuk berkolaborasi dalam penelitian yang penulis
lakukan;
8. Bapak, ibu, kakak serta suami dan anakku tercinta yang telah mencurahkan
kasih sayang, perhatian dan do’anya untuk tetap bersemangat menggapai cita-
cita demi keberhasilan penulis; dan
9. Teman-teman seperjuangan PAI B angkatan 2005 (Aliyah, Soendari, Ulis,
Etik, Umas, Fitri dan Ranti) yang senantiasa mengiringi perjalanan penulis
selama studi, dan semua pihak yang turut serta membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Kepada mereka semua, penulis sampaikan ucapan terima kasih dengan
tulus, serta iringan do’a semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka
dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya. Semoga skripsi
yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan Pada Siswa Kelas VII
SMP N 28 Semarang) ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan
membacanya.
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Namun penulis
berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya. Amin.
Kendal, Juni 2010
Penulis,
Mufnil IdaNIM 3105240
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI........................................................................... v
HALAMAN MOTTO................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Penegasan Istilah ................................................................. 6
C. Rumusan Masalah................................................................ 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 9
2. Ruang Lingkup Manajemen Setting Kelas ....................... 35
xi
3. Tujuan Manajemen Setting Kelas .................................... 39
4. Fungsi Manajemen Setting Kelas..................................... 40
5. Bentuk-bentuk Manajemen Setting Kelas ........................ 41
D. Kajian Pustaka ..................................................................... 50
E. Pengajuan Hipotesis............................................................. 52
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ................................................................. 53
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 53
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................. 53
D. Metode Penelitian ................................................................ 54
E. Siklus Kegiatan.................................................................... 58
F. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data...................... 64
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Tahap Prasiklus ............ 67
B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ......................... 71
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ........................ 77
D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus III....................... 83
E. Keterbatasan Penelitian........................................................ 88
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 90
B. Saran ................................................................................... 91
C. Penutup................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Motivasi Belajar Siswa.................................................... 17
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ................ 54
Tabel 3 Indikator Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran.................... 56
Tabel 4 Nama-nama Siswa Kelas VII C SMPN 28 Semarang ..................... 57
Tabel 5 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Tahap Prasiklus ................ 68
Tabel 6 Hasil Tes Akhir Tahap Prasiklus..................................................... 69
Tabel 7 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I.............................. 72
Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I.................................................................. 74
Tabel 9 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa
Tahap Prasiklus dan Siklus I ........................................................... 75
Tabel 10 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Prasiklus dan Siklus I ..... 75
Tabel 11 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 78
Tabel 12 Hasil Tes Akhir Siklus II ................................................................ 80
Tabel 13 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa
Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 81
Tabel 14 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Siklus I dan Siklus II................. 81
Tabel 15 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus III ........................... 84
Tabel 16 Hasil Tes Praktik Shalat Wajib Siklus III........................................ 86
Tabel 17 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa
Tahap Prasiklus, Siklus I, II, dan III................................................ 87
Tabel 18 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Prasiklus, Siklus I, II,
dan III............................................................................................. 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Penelitian Tindakan .............................................................. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.2 Oleh karena itu,
pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi tersebut.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip-
prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif
siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, dalam
KBM, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan
otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar
tetap berada pada diri siswa, dan guru hanya bertanggung jawab untuk
menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab
siswa untuk belajar secara berkelanjutan atau sepanjang hayat.3
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 4
Pada umumnya, siswa memberikan respons dan berperilaku baik jika
guru bersifat menunjang dan membantu selama berlangsungnya pembelajaran.
Motivasi siswa dipengaruhi secara positif oleh guru yang bersemangat dan
antusias terhadap isi/materi yang diajarkannya. Guru juga perlu memberikan
2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm.1.
3 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2008), hlm. 48.
4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),hlm.23.
2
umpan balik yang positif sepanjang berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Untuk itu, guru perlu menciptakan suasana lingkungan kelas yang
menyenangkan (comfortable) dan menunjang (supportive), sehingga
membangkitkan motivasi siswa untuk mencapai hasil belajar yang positif.5
Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu
menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Guru harus mampu
memotivasi siswa dalam belajar mengajar. Kemampuan guru dalam dua hal
tersebut akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara
optimal. Kondisi seperti itu dapat terwujud, jika guru dapat menggunakan
strategi tertentu dalam pemakaian metodenya, sehingga dia dapat mengajar
dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan
belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.6
Suatu metode bisa dikatakan efektif, jika prestasi belajar yang diinginkan
dapat dicapai dengan memakai metode tertentu, tetapi dapat menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah
bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan
semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku
secara terpadu. Perubahan ini tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat
khusus dan operasional, dalam arti mudah diukur.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, di
antaranya adalah motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor penting
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Demikian juga para siswa mau
melakukan sesuatu bilamana berguna bagi mereka untuk melakukan tugas-
tugas pekerjaan sekolah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin
gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Hasil baik tercapai dengan
motivasi yang kuat.7
Dalam sebuah kelas kadang ditemukan siswa yang malas berpartisipasi
dalam kegiatan belajar. Sebagian dari mereka tidak mengetahui bahwa semua
5 Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran , ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 87.6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2003), hlm.65.7 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet.2, hlm. 73
3
mata pelajaran dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari studi pasti
membantu kesuksesan mereka pada masa depan. Untuk itulah, guru
memegang posisi penting dalam memberikan dorongan dan harapan. Guru
dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar. Keterlibatan siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan, agar belajar menjadi efektif
dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. 8
Dalam kegiatan belajar mengajar kadang ditemukan siswa yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Sementara siswa yang lain aktif berpartisipasi
dalam kegiatan. Seorang atau dua orang siswa duduk dengan santainya dikursi
mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah ke mana. Sedikit pun tidak
bergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan
penjelasan guru atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 9
Keadaan minat terhadap suatu mata pelajaran tersebut menjadi pangkal
penyebab mengapa siswa tidak berminat untuk mencatat apa yang
disampaikan oleh guru. Itulah pertanda bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Hal tersebut di karenakan oleh minimnya motivasi
yang ada dalam diri siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus mampu
membangkitkan motivasi dari luar diri siswa. Hal ini diharapkan untuk
membantu agar siswa mempunyai minat dan semangat untuk belajar, sehingga
dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan belajar. 10
Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar, maka
guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar para siswanya. Dalam
usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisi-kondisi
tertentu dapat membangkitkan motivasi belajar.
Selain motivasi, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kegiatan
belajar mengajar, khususnya mutu proses belajar dan hasil belajar adalah
peningkatan mutu guru sehingga memiliki kemampuan profesional yang
8 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006),hlm.21.
S. Nasution menjelaskan belajar diartikan sebagai perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan.30 Adapun Morgan dalam
bukunya Introduction of Psychology mendefinisikan belajar sebagai
berikut : Learning is any relatively permanent change in behavior
which occurs as result of experience 31 (Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman).
Menurut Muhibbin Syah, belajar dapat dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.32 Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa belajar adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang
untuk melakukan perubahan tingkah laku pada dirinya sebagai akibat
dari kenyataan atau pengalaman masa lalu yang menimbulkan
pengetahuan.
29 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), Cet.2 , hlm.1.30 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. 2, hlm.
34.31 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York : Mc.Graw Hill Book
Company, 1971, hlm. 187.32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. 5 . hlm. 92.
13
c. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri individu yang
menggerakkan tingkah laku seseorang untuk melakukan proses belajar
sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, ia akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi
itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah
tumbuh di dalam diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Menurut Sardiman A. M, motivasi belajar merupakan faktor
psikis yang bersifat non-intelektual.33 Peranannnya yang khas adalah
dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, guru mempunyai
peran penting untuk menciptakan kondisi atau suatu proses yang
mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Guru perlu
mendorong atau membangkitkan motivasi siswa, sehingga dia mau
melakukan kegiatan belajar.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut34 :
33 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindopersada, 2001), hlm. 73.
34 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006),hlm. 29.
14
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas
kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh
ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa,
dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari
orang lain. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam
dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang
mempunyai motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.
Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa
semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan
berguna pada masa kini dan masa masa yang akan datang.
Apa pun yang dilakukan oleh seseorang itu jika di niati dari
dalam hati (niat/memotivasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu)
merupakan salah satu motivasi intrinsik, sebagaimana hadits riwayat
Imam Bukhori berikut ini
:
:
) (35
Dari Umar bin Khattab r.a dia berkata; saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan
tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
35 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhori, Shahih AlBukhori, (Beirut Libanon : Darul kutub al ‘Alamiyah, 1992), Jilid I, hlm. 3.
15
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia
niatkan.(HR. Imam Bukhori).
Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwasanya setiap orang akan
memperoleh balasan amalan yang dia lakukan sesuai dengan niatnya.
Niat dalam ajaran Islam menempati posisi sentral, karena setiap
perbuatan pasti berawal dari niat. Niat juga akan menentukan apa yang
akan kita dapat.
Dalam hal belajar, jika siswa melakukannya dengan sungguh-
sungguh (niat/memotivasi diri untuk melakukan sesuatu), maka ia akan
memperoleh hasil dari kegiatan belajar tersebut.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama
di kelasnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah
siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu
pulalah kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan. Karena motivasi
mempunyai tiga fungsi yakni :
a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan
b. Penentu arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
16
c. Penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang
ingin dicapai. 36
3. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar
Ada tidaknya motivasi dalam diri siswa dapat diamati dari observasi
tingkah lakunya. Apabila siswa mempunyai motivasi, ia akan :
1) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan
rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
2) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan
kegiatan tersebut; dan
3) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.37
Sedangkan menurut Sardiman A.M., motivasi yang ada pada diri
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut 38 :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktuyang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukandorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puasdengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orangdewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakkriminal, amoral dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti
seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri
motivasi seperti itu penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
36 S. Nasution, Op. Cit., hlm. 76 – 77.37 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 138.38 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 81.
17
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan
terjebak pada sesuatu yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu
mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan
dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga
peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana
memikirkan pemecahannya. Hal itu semua harus dipahami agar guru
dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang
tepat dan optimal.
Motivasi merupakan energi penting dalam meraih keberhasilan
karena motivasi merupakan unsur penentu yang mempengaruhi
perilaku dalam individu, merupakan daya penggerak aktif, yang terjadi
pada masa tertentu dengan sebuah tujuan tertentu.
Berbagai pendapat tentang ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi
belajar tersebut, dapat penulis rumuskan ke dalam bentuk tabel
indikator motivasi belajar sebagai berikut :
Tabel 1
Indikator Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Motivasi BelajarØ Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulaiØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran
dimulai.ØSuasana tenang dan kondusif saat pelajaran
dimulai
Kesiapan siswadalam menerimapelajaran
ØSiswa menyiapkan buku pelajaran dan sumberbelajar lainnya yang berkaitan dengan materiØ Perhatian siswa terpusat dan aktifitas
pembelajaran siswa tampakØMencatat penjelasan dari guru
Perhatian siswadalam prosespembelajaran
ØMerespon penjelasan guruØMengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawab
Keaktifan siswadalam kelas
ØMerespons pendapat / jawaban siswa lain
18
Ø Komunikasi antarsiswaØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal
latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompok
Mampumenghadapikesulitan
Ø Aktif berpartisipasi dalam kelompok
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi motivasi adalah
mendorong, menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.39 Dalam kegiatan belajar
mengajar diperlukan adanya motivasi. Dengan adanya motivasi, hasil
belajar yang diperoleh akan menjadi optimal. Semakin tepat motivasi yang
diberikan, semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. 40
Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah semua berjalan seperti apa
yang diinginkan guru. Banyak hambatan yang dihadapi agar materi yang
disampaikan mudah dipahami dan di mengerti oleh siswa. Sebagai contoh,
di kelas ditemukan siswa yang malas berpartisipasi dalam belajar.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran tersebut menjadi pangkal
penyebab mengapa siswa tidak berminat untuk mencatat ataupun
memperhatikan apa-apa yang telah disampaikan guru apalagi untuk
belajar mandiri. 41
Hal tersebut di karenakan minimnya motivasi yang ada dalam diri
siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus mampu membangkitkan motivasi
siswa dengan memberikan motivasi dari luar diri siswa. Hal ini diharapkan
untuk membantu siswa agar mempunyai minat dan semangat untuk
belajar. Motivasi merupakan kunci sukses dalam belajar. Semakin tepat
..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaumsehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Surat Ar-Ra’d ayat 11) 43
Dari ayat di atas, bisa diketahui bahwa motivasi memiliki fungsi
yang sangat besar dalam mencapai tujuan, yaitu menggapai cita-cita,
keberhasilan atau adanya kerusakan dalam diri seseorang.
Ada tiga fungsi motivasi, yakni 44 :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;
42 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 73 – 74.43 Departemen Agama Repubik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : CV.
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yangdiberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata:"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepadakami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharapkepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagimereka)”. 46
Kata targhib berasal dari kata raghbah, yang mengikuti
pola kata taf iil. Kata raghbah secara harfiah berarti cinta,
senang kepada yang baik. Penjelasan kata targhiib dan tabsyiir
ialah kalau kata tabsyiir adalah mencintai kebaikan karena ada
dorongan mendapatkan imbalan kongkret. Sedangkan targhiib
ialah mencintai kebaikan demi meningkatkan kualitas
46 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 288.
22
kebajikan dirinya walaupun tidak mendapatkan imbalan
kongkret.
(2) Kesehatan
Kesehatan penting untuk belajar, karena mendorong perhatian
untuk lebih meningkatkan belajarnya.
b) Fisiologis
Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, terdiri dari : 47
(1) Makanan
Merupakan sumber energi utama untuk melakukan aktivitas
belajar.
(2) Pakaian
Merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi yang akan
menunjukkan kepribadian dirinya.
(3) Tempat berlindung
Ini sangat dibutuhkan untuk mampu mempertahankan hidup.
c) Psikologis
Secara psikologi, seorang siswa juga memerlukan motivasi belajar,
di antaranya adalah :
(1) Stimulasi terhadap diri sendiri (autonomy of self reward)
Autonomy of self reward yaitu siswa memberi stimulasi
terhadap dirinya sendiri, sehingga dirinya melakukan fungsi
penggerakan itu. 48
(2) Percaya diri (Self Confidence)
Ini merupakan modal utama bagi seorang pelajar untuk belajar
lebih tekun dan lebih baik lagi karena didorong rasa keinginan
yang tinggi didasari percaya diri.
47 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.81.
48 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.116.
23
(3) Pengembangan diri (Self Actualization)
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri
sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.49
(4) Rasa ingin tahu (Curiosity)
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin
tahunya untuk mendapatkan pengetahuan, keterangan-
keterangan dan untuk mengerti sesuatu. 50
2) Faktor Eksternal
Di samping faktor internal dapat dilihat juga beberapa faktor eksternal
yang mempengaruhi motivasi belajar, antara lain :
a) Lingkungan Fisik
(1) Cuaca
Cuaca yang baik dan mendukung mampu membantu kegiatan
belajar siswa dan tentunya akan tercipta kondisi yang indah
tanpa gangguan.
(2) Lingkungan sekolah yang sehat dan bersih
Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 51
b) Lingkungan Psikologi
(1) Rasa aman
Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan
yang dapat diramalkan. Ketidakpastian, ketidakadilan,
keterancaman akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan
pada diri individu.
(2) Pemberian Pujian
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik
merupakan motivasi yang baik. Namun harus diingat, bahwa
efek pujian itu tergantung pada siapa yang memberi pujian dan
Orang tua yang mampu membimbing anaknya dengan tekun
dan teliti, tentunya anak pun termotivasi untuk mengetahui dan
meningkatkan pengetahuan yang belum ia miliki.
(2) Arahan
Dalam keluarga, seorang anak cenderung meniru tingkah laku
orang tuanya. Oleh karena itu orang tua mempunyai peran
sangat besar dalam menunjukkan tingkah laku yang baik agar
bisa diikutinya. Hal ini mendorong semangat anak dalam
bertingkah laku dan akan mengetahui mana yang baik
dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. 56
e) Lingkungan Sekolah (Kelas)
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru
mampu mengatur siswa dan mengelola sarana pengajaran
(manajemen setting kelas). Guru harus mampu mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan
siswa. Manajemen kelas yang efektif dan menyenangkan dapat
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam pelaksanaan pendidikan tiap siswa memiliki motivasi
(dorongan/alasan) untuk melaksanakan kegiatan. Dalam
pendidikan, motivasi yang kuat memudahkan pencapaian tujuan,
karena motivasi yang kuat ini melahirkan usaha aktivitas dan minat
yang benar dalam mencapai tujuan itu. Guru perlu mengusahakan
agar siswa dalam proses belajar sesuatu disertai dengan motivasi
yang memadai. Seperti yang diketahui, motivasi adalah dorongan
yang menentukan tingkah laku dan perbuatan manusia. Ia menjadi
56 Slameto, Op. Cit., hlm. 176.
26
kunci utama dalam menafsirkan dan melahirkan perbuatan
manusia.
B. Mata Pelajaran PAI
1. Pengertian PAI di SMP
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan pendidikan agama
Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.57
PAI adalah nama bidang studi atau mata pelajaran agama Islam.
Berdasarkan Undang-Undang No. 2 / 1989 Pasal 39 (2), disebutkan makna
dari PAI adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang bersama-
sama dalam pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. 58
Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa 59 :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sertaketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sedangkan menurut Syaikh Musthafa Al Ghulayani 60 :
:
57 Muhaimin, et.al, Op. Cit., hlm. 75 – 76.58 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.17.59 Tim Redaksi Media Wacana,UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), (Jogjakarta : Media Wacana Press, 2003), hlm. 9.60 Syaikh Musthafa Al Ghulayani, Idhatun Nasyi in, (Beirut : Al Maktabah Al ‘Asriyyah,
1953), hlm. 185.
27
Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa murid
serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi
kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan, serta cinta
bekerja yang berguna bagi tanah air.
Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada
salah satu subjek pelajaran oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan
pendidikannya di tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk
mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan.
Selanjutnya dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa PAI adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam di barengi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain, dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. 61
Jadi yang di maksud PAI di SMP adalah mata pelajaran yang
diupayakan secara sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam melalui
kegiatan bimbingan. Pengajaran dan latihan serta menghormati penganut
agama lain, dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
2. Tujuan Pembelajaran PAI di SMP
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.62
Selanjutnya menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, PAI di
sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
61 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130.
62 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, Op. Cit., hlm. 17.
28
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan
pengamalan serta pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang
yang lebih tinggi.63
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan PAI di SMP adalah
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan segala perintah-Nya melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, pemahaman, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman siswa tentang ajaran agama Islam.
3. Ruang Lingkup Mapel PAI di SMP
Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama, mata pelajaran PAI
secara keseluruhannya dalam lingkup keimanan, fiqh/ibadah, Al Qur’an
dan al hadist, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh atau sejarah Islam.64
Ruang lingkup PAI meliputi perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.65
Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, PAI sebagai mata
pelajaran yang umum dilaksanakan di sekolah menengah pertama, di
antaranya :
a. Pengajaran Keimanan
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat mutlak yang
Maha Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujudnya yang sering disebut
dengan tauhid. Tauhid menjadi rukun iman dan prima causa seluruh
keyakinan Islam.66 Keimanan merupakan akar atau pokok agama,
pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai
aspek kepercayaan.
63 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 135.64 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, Op.Cit., hlm. 183.65 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 131.66 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2000), Cet. 3, hlm.199.
29
b. Pengajaran Akhlak
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq. Secara bahasa
akhlak artinya adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Sedangkan secara istilah akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang
perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.67
Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup
manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia dan
lainnya itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah yang
kokoh. 68 Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan
belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak
baik.
c. Pengajaran Ibadah
Ibadah menurut bahasa artinya taat, tunduk, turut, ikut dan
berdoa. 69 Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk
pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya,
caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti sholat, puasa,
zakat, haji dan lain-lain. 70
Aspek ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu fiqih, karena itu
ada yang mengidentikkan ibadah dengan fiqih adalah pengajaran
ibadah. Ini tentu tidak benar, karena fiqih merupakan bidang studi
Islam yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat serta tidak
hanya mengkaji ibadah saja.71
67 M. Ramli HS, dkk., Memahami Konsep Dasar Islam, (Semarang : UPT MKUUNNES, 2004), Cet. 2 , hlm. 141.
68 Muhaimin, et. al. Op. Cit., hlm. 80.69 Muhammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 244.70 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
2001), hlm. 70.71 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), Cet.
3, hlm. 247.
30
Pengajaran ibadah ini, tidak hanya memberikan pengetahuan
tentang ibadah tetapi menciptakan suasana yang menyenangkan,
sehingga situasi dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik.
d. Pengajaran Al Qur’an
Al Qur’an adalah sumber ajaran agama (juga ajaran) Islam
pertama dan utama. Al Qur’an adalah sumber asli dari semua ajaran
dan syari’at Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah
SAW yang memuat firman-firman (wahyu) Allah. 72
Dalam hal ini pada tingkatan SMP, diharapkan siswa mampu
membaca Al Qur’an, memahami, dan menghayati ayat-ayat Al Qur’an
pilihan yang berkenaan dengan keimanan, ibadah, akhlak, hukum dan
kemasyarakatan serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya
secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan.
e. Pengajaran Muamalah
Muamalah merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup
manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi,
Proses pendidikan akan berjalan baik, apabila proses pembelajaran
itu terjadi dalam suasana yang sedemikian rupa dimana siswa dalam
keadaan sikap penuh perhatian sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Maksudnya siswa itu dalam keadaan
berminat untuk terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
Manajemen kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Tujuan
merupakan sesuatu yang diharapkan dari suatu proses yang panjang karena
tujuan merupakan sesuatu yang esensial, oleh karena itu besar maknanya
dalam segala aktifitas. Tujuan dapat dijadikan petunjuk dalam
melaksanakan aktivitas. Sebagaimana telah dijelaskan Sayyed Ahmad Al
Hasyimi dalam kitabnya Mukhtar Al Akhadits sebagai berikut
:.
)(100
Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda : ketika
urusan diberikan (diserahkan) kepada yang bukan ahlinya (tidak mampu)
maka tunggulah kehancurannya . (HR. Imam Bukhari).
Hadits tersebut menunjukkan betapa Islam menekankan pentingnya
manajemen dan kepemimpinan dalam setiap aktivitas, termasuk di
dalamnya aktivitas kependidikan. Suatu aktivitas akan berjalan lancar dan
teratur apabila didasarkan pada manajemen yang sehat dan didukung oleh
kepentingan yang tepat dan handal.
Semua komponen keterampilan manajemen kelas mempunyai
tujuan yang baik untuk siswa maupun guru, 101 yaitu:
100 Sayyed Ahmad Al Hasyimi, Mukhtar al Akhadist an Nabawiyyah wa Al hikami alMuhammadiyah (Indonesia : Dar Ihyaul Kutub al ‘Arabiyyah, 1948), hlm. 19.
101 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :Rineka Cipta, 2000), hlm. 147 – 148.
40
a. Untuk Siswa
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri
sendiri.
2) Membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata
tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu
peringatan dan bukan kemarahan.
3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam
tugas dan pada kegiatan yang diadakan.
b. Untuk Guru
1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.
2) Menyadari kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
3) Mempelajari bagaimana merespons secara efektif terhadap tingkah
laku siswa yang mengganggu.
4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat
digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku siswa
yang muncul di dalam kelas.
4. Fungsi Manajemen Setting Kelas
Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan
potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu
dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Oleh sebab itu,
agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap siswa untuk belajar,
kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. 102 Untuk dapat
menciptakan suasana kelas yang baik, diperlukan seperangkat ketrampilan
manajemen kelas dan menerapkannya dalam proses pembelajaran secara
efektif sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
102 Ibid., hlm. 172.
41
Terkait dengan manajemen kelas, maka guru mempunyai empat
fungsi pokok sebagai berikut 103 :
a. Merencanakan (planning)
Adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan
pembelajaran.
b. Mengorganisasikan (organizing)
Adalah pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan
menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat mewujudkan
tujuan belajar dengan cara yang paling efektif dan efisien.
c. Memimpin
Adalah pekerjaan seorang guru untuk memilih strategi mengajar
yang sesuai dan mempunyai daya tarik agar siswanya mau belajar.
d. Mengawasi (supervising)
Adalah pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah
fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin kelas telah
berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
Dalam manajemen kelas ada dua subyek yang memegang
peranan penting, yaitu guru dan siswa. Pada dasarnya kegiatan guru
dalam mengajar atau saat pengajaran berlangsung dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan yaitu pengelolaan pengajaran
dan pengelolaan kelas. Pengelolaan pengajaran adalah kegiatan
mengajar itu sendiri yang melibatkan secara langsung komponen
materi pengajaran, metode pembelajaran dan alat bantu mengajar
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan pengelolaan
kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan
pengajaran dapat berlangsung secara optimal.
5. Bentuk-Bentuk Manajemen Setting Kelas
Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar
aktif. Tidak ada satu pun bentuk ruang kelas yang ideal, namun ada
103 Ivor K. Davis, Pengelolaan Belajar terj. Sudarsono Sudirjo, (Jakarta : CV. Rajawali,1991), Cet. 2, hlm. 35.
42
beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior
kelas perlu dirancang yang memungkinkan siswa belajar secara aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). 104
Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam kerangka
mendukung penerapan pembelajaran aktif. Setting atau formasi kelas
berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen,
namun hanya sebagai alternatif dalam manajemen setting kelas. Jika
meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah
dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi
ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan guru.
a. Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para siswa
dapat melihat guru dan media visual dengan mudah dan mereka saling
berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk
membagi bahan pelajaran kepada siswa secara cepat karena guru dapat
masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat
materi.
Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai
berikut :
104 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 58.
43
Selain model di atas, format U berikut ini memungkinkan
kelompok kecil yang terdiri dari tiga siswa atau lebih dapat keluar
masuk dari tempatnya dengan mudah.
b. Formasi Corak Tim
Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang
kelas agar memungkinkan siswa untuk melakukan interaksi tim. Guru
dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan
yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa siswa harus
memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas
untuk melihat guru, papan tulis atau layar.
44
Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran
sehingga tidak ada siswa yang membelakangi papan tulis.
c. Meja Konferensi
Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi
panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting siswa.105
Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para siswa di
ujung merasa tertutup seperti tampak pada gambar berikut :
Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan
menggabungkan beberapa meja kecil (di tengahnya biasanya kosong)
seperti tampak pada gambar berikut :
105 Ibid, hlm. 58 – 60.
45
d. Formasi Lingkaran
Para siswa duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi
untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah
lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh.
Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis,
hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di
belakang siswa. Guru dapat menyuruh siswa memutar kursi-kursinya
melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok.
46
e. Kelompok Untuk Kelompok
Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau
untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari
kreatifitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja pertemuan di
tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.
f. Tempat Kerja (Workstation)
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana
setiap siswa duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti
mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat
47
setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong partner
belajar untuk menempatkan dua siswa pada tempat yang sama.
g. Pengelompokan Terpisah (Breakout Groupings)
Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru
dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat
melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat
menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan
sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya
dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh
dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara siswa sulit dijaga.
h. Susunan Chevron
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan
untuk melakukan belajar aktif, jika terdapat banyak siswa (tiga puluh
atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu
menyusun siswa dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi
48
jarak antara para siswa, pandangan lebih baik dan lebih
memungkinkan untuk melihat siswa lain dari pada baris lurus. Dalam
susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah,
seperti tampak pada gambar berikut :
i. Kelas Tradisional
Format atau setting kelas ini banyak digunakan di lembaga
pendidikan mana pun karena paling mudah dan sederhana. Tetapi
secara psikologis, bila digunakan sepanjang masa tanpa variasi format
lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis siswa. Siswa akan
merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena sesama
siswa tidak pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat
punggung temannya sepanjang tahun dalam belajar. Meskipun
demikian, tidak berarti format kelas seperti ini tidak bisa digunakan
untuk pembelajaran aktif. Tentu hal ini tergantung bagaimana guru
menciptakan suasana belajar aktif dengan strategi yang tepat. Berikut
ini tampak gambar / formasi kelas tradisional :
49
j. Auditorium / Aula
Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif
dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium
menyediakan lingkungan yang terbatas untuk belajar aktif. Hal ini
dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan siswa
yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional).
Jika sebuah kelas memiliki tempat duduk yang mudah dipindah-
pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium
untuk membuat hubungan lebih erat dan memudahkan siswa melihat
guru. 106
106 Ibid., hlm. 61-68.
50
Demikianlah beberapa alternatif setting kelas terkait formasi
meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru dalam
mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi yang
digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti
tidak dapat dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin
dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait
dengan penempatan pajangan hasil karya, portofolio siswa, pojok baca,
tugas sarapan pagi, dan sejenisnya. Hal ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan dan
mencapai tujuan pembelajaran.
D. Kajian Pustaka
Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi
terhadap skripsi atau karya ilmiah lainnya yang relevan dengan permasalahan
yang sedang digarap sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan
masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode maupun objek
penelitian. Beberapa referensi pustaka pokok yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah :
Skripsi yang ditulis oleh Zukhrifatul Jannah (3100029) Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (2007) berjudul Pengaruh Ketrampilan
Pengelolaan Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
PAI di SMP N 1 Kendal , yang mengkaji ada atau tidaknya pengaruh
keterampilan pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI. Pengelolaan yang dikaji terbatas pada pengelolaan kelas dari
segi nonfisik yaitu pengelolaan siswa dalam kelas.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Wakhid (3100141) berjudul Persepsi
Siswa tentang Manajemen Kelas dan Pengaruhnya terhadap Minat Belajar
PAI Siswa di SMP N 02 Wirosari Grobogan . Tulisan tersebut membahas
tanggapan siswa terhadap sesuatu yang dilakukan guru dalam
mendayagunakan potensi fisik (penataan ruang kelas, penggunaan fasilitas
51
belajar mengajar) atau nonfisik (aturan-aturan kelas, administrasi kelas,
catatan-catatan) untuk mencapai tujuan atau sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan untuk meningkatkan minat belajar PAI siswa di SMP N 02
Wirosari Grobogan.
Skripsi yang ditulis oleh Annis Afifah (3103206) berjudul Pengaruh
Persepsi Siswa tentang Ketrampilan Guru Mengelola Kelas terhadap Minat
Belajar PAI Siswa SMPN 1 Welahan Jepara . Dalam penelitian tersebut
pengelolaan kelas didasarkan pada penataan siswa dalam kelas, penataan
ruang dan alat pengajaran serta penciptaan disiplin kelas.
Dalam skripsinya, penulis memaparkan kemampuan mengelola kelas
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan adanya pengelolaan
kelas yang efektif, maka siswa akan mempunyai persepsi atau tanggapan yang
positif terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sehingga
diharapkan dengan persepsi atau sikap yang positif tersebut, akan timbul minat
yang kuat pada diri siswa untuk melakukan efektifitas belajar.
Buku yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
karangan Ismail SM, M.Ag., memaparkan beberapa alternatif setting kelas
terkait formasi meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru
dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi yang
digambarkan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat
diubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi
sesuai dengan kondisi kebutuhan.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penulis lebih menitikberatkan
pada kajian “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 28 Semarang)”. Pada penelitian ini, penulis lebih
memfokuskan pembahasan pada penciptaan lingkungan fisik belajar yang
merupakan salah satu alternatif dalam memecahkan kesulitan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Siswa harus dikembangkan secara optimal dengan
memberikan kemudahan mempelajari ilmu pengetahuan yang kompleks.
52
Berbagai faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa ini termuara pada
menurunnya motivasi belajar, sedangkan motivasi belajar sendiri salah
satunya disebabkan oleh faktor ekstern. Untuk itu guru sebagai pengelola
kelas yang secara langsung melakukan kontak baik dengan lingkungan
maupun siswa, harus mempunyai data lengkap terhadap keadaan yang ada
disekitarnya.
Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan
kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu, kursi, meja dan ruang
belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik.
E. Pengajuan Hipotesis
Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu dicatat bahwa keberadaan
hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara tentang masalah yang
merupakan perkiraan tentang keterikatan variable-variabel yang diteliti.
Menurut Sutrisno Hadi hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan
mungkin juga salah, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannnya.107
Berdasarkan uraian kajian teori di atas dapat dimunculkan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Penerapan manajemen setting kelas pada mata pelajaran PAI dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Penerapan manajemen setting kelas dalam mata pelajaran PAI dapat
1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
setelah digunakan strategi manajemen setting kelas.
2. Untuk mengetahui penerapan manajemen setting kelas dalam
menumbuhkan motivasi dan keaktifan serta meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi
Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)” ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini
dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai 16 Nopember 2009.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 28
Semarang.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SMP Negeri 28 Semarang.
54
Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Waktu (Minggu ke)No. Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 61 Persiapan Menyusun konsep
pelaksanaanX
Menyusun jadwal dan tugas X Menyusun instrumen X Diskusi konsep pelaksanaan X
2 Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat X Pelaksanaan pra siklus X Melakukan tindakan siklus I X Melakukan tindakan siklus II X Melakukan tindakan siklus III X
3 Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan X
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.108
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.109
108 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2006), hlm. 12.
109 Ibid., hlm. 66.
55
Gambar 1
Model Penelitian Tindakan 110
2. Kolaborasi
Kolaborasi yang yang dimaksud adalah sudut pandang setiap orang
akan dianggap memberikan andil pada pemahaman. Dalam asas ini,
peneliti perlu selalu ingat bahwa ia adalah bagian dari situasi yang diteliti,
ia bukan pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi
tersebut. Kolaborasi di antara keanggotaan situasi inilah yang
memungkinkan proses tersebut berlangsung.111 Kerjasama ini diharapkan
dapat memberikan andil demi terciptanya tujuan penelitian. Yang menjadi
kolaborator dalam penelitian ini adalah Ibu Iswatun Khasanah, M. Ag.
selaku guru mata pelajaran PAI kelas VII C.
3. Variabel Penelitian
110 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet. I.hlm. 16.
111 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,2007), hlm. 71.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
56
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
a. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
b. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran
c. Keaktifan siswa dalam kelas
d. Mampu menghadapi kesulitan
Sedangkan indikator dari setiap variabel di atas adalah sebagai
berikut
Indikator Kinerja
Tabel 3
Indikator Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
No. Variabel Indikator Motivasi Belajar1 Kesiapan siswa menerima
pelajaran. Indikatorpencapaian mencapai limakadar dengan skala (1 s.d 5).Indikator pencapaian di atas75%.
Ø Hadir lebih awal sebelum pelajarandimulai
ØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran
dimulai.Ø Suasana tenang dan kondusif saat
pelajaran dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan
sumber belajar lainnya yang berkaitandengan materi
2 Perhatian siswa dalampembelajaran.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s.d 5). Indikatorpencapaian di atas 75%.
Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak
ØMencatat penjelasan dari guruØMerespons penjelasan guru
3 Keaktifan siswa dalam kelas.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s.d 5). Indikatorpencapaian di atas 75%.
ØMengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØMerespon pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antarsiswa
4 Mampu menghadapikesulitan.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s/d 5).Indikator pencapaian di atas75%.
ØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-
soal latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok
57
Rata-rata nilai yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajaryang ditentukan yaitu 71.
Ø Diadakan tes akhir setelah pembelajaranprasiklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3.
4. Subyek Penelitian
Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 28 Semarang
tahun ajaran 2009/2010 adalah 780 siswa yang dibagi menjadi 22 kelas.
Kelas VII berjumlah 223 siswa (95 putra dan 128 putri), kelas VIII
berjumlah 274 siswa (129 putra dan 145 putri), kelas IX berjumlah 283
siswa (138 putra dan 145 putri).112 Sedangkan yang menjadi subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang mendapat pelajaran PAI tahun
ajaran 2009/2010 semester I yang berjumlah 30 siswa.
Tabel 4
Nama – nama siswa kelas VII C SMP N 28 Semarang 113
No. Nama Jenis Kelamin1 Amelia Fajar Safitri P2 Amy Nadia Alifah P3 Andhyka Pranadita L4 Arif Maulana L5 Eka Fadlilatun P6 Hardiah Putri Utami P7 Juliana P8 M. Wahyu Hidayat L9 M. Yusril Rif’an Abid Tamami L10 Maulina Nailissyifa P11 Muhamad Lutfi Anam L12 Muhammad Ageng Jenar L13 Mukhamad Sobirin L14 Nanda Puspa Anisya P15 Nenny Ratnawati P16 Puspa Ayu Ariyananda P17 Reza Afif Bayu Rizqi L18 Richardo Kurnia Novianto L19 Rima Editya Septiyani P20 Rofidah Yunita Ambarsari P21 Rosi Masyito P22 Rosita Ratnaningtyas P
112 Dokumen SMP N 28 Semarang tahun ajaran 2009/2010.113 Ibid.
58
23 Sarlita Armita Sari P24 Septi Dwi Cahyanti P25 Upi Zulfikar L26 Vitdo Ade Pangestu L27 Wicaksana Alif Saputra L28 Winda Kurnia Sari P29 Zawian Deva Sugiarto L30 Zayyana Arova P
E. Siklus Kegiatan
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan
a. Permohonan ijin kepada Bapak Teguh Waluyo, S.Pd, MM selaku
Kepala Sekolah SMP N 28 Semarang pada 26 Oktober 2009 untuk
mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas VII C.
b. Pengamatan dan wawancara
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan instrumen observasi pada saat pembelajaran PAI
berlangsung di kelas VII C SMP N 28 Semarang. Dalam pembelajaran
PAI tersebut, guru belum menerapkan manajemen setting kelas dan
masih menggunakan setting kelas model tradisional yang identik
dengan metode ceramah dan pembelajaran masih berpusat pada guru.
Dalam hal ini peneliti menemukan kurangnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran PAI dengan indikasi sebagai berikut :
- Siswa kurang memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan.
- Siswa cenderung pasif dan tidak banyak yang berkomentar
terhadap materi pelajaran.
- Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat.
- Komunikasi yang terjalin saat pembelajaran hanya komunikasi satu
arah.
59
Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara
dengan guru PAI kelas VII C tersebut guna membahas permasalahan
yang nampak pada saat pembelajaran PAI berlangsung.114
c. Menyusun rencana penelitian
Pelaksanaan penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu siklus I,
siklus II dan siklus III yang setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk mendapatkan data awal,
peneliti melaksanakan pengamatan awal yang disebut sebagai
prasiklus.
2. Pelaksanaan
a. Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini sebagai tindak lanjut atas
refleksi prasiklus. Siklus I dilaksanakan pada 2 November 2009
dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah
disiapkan dalam prototype. Penekanan perencanaan disini
adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana
penyadaran diri untuk tetap selalu termotivasi dalam belajar
dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dan berada pada konsentrasi materi pelajaran PAI
yang sedang dibahas atau dipelajari.
b) Menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
manajemen setting kelas yang sesuai dengan formasi tempat
duduk siswa dan metode / strategi pembelajaran yang dipakai.
Sehingga materi pokok yang sedang dipelajari dapat dipahami
oleh siswa dengan mudah dan senantiasa termotivasi serta
selalu aktif dalam proses belajar.
114 Hasil Pengamatan di Kelas VII C SMP N 28 Semarang Pada tanggal 26 Oktober2009.
60
c) Bersama dengan guru PAI, peneliti :
(1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
PBM
(2) Menentukan pokok bahasan
(3) Mengembangkan skenario pembelajaran
(4) Menyiapkan sumber belajar
(5) Mengembangkan format evaluasi
(6) Mengembangkan format observasi pembelajaran
d) Menyiapkan lembar soal yang digunakan untuk akhir
pembelajaran sebagai tes formatif dan soal yang dikerjakan
dirumah, sehingga siswa tetap termotivasi untuk belajar
meskipun berada dirumah.
2) Pelaksanaan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh
peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut :
a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang
akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
manajemen setting kelas yang disesuaikan dengan metode /
strategi yang dipakai dan materi pokok yang sedang dipelajari.
Sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui lembar
observasi berkaitan dengan keaktifan belajar dalam kelas serta
mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus I.
c) Guru menerapkan metode atau model yang dipakai dalam
PBM.
d) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran.
61
e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di kelas terkait dengan
manajemen setting kelas maka formasi tempat duduk siswa,
penataan ruangan dalam kelas serta pembentukan kelompok
dilakukan di luar jam pelajaran yang kemudian diumumkan
pada waktu pembelajaran.
f) Guru memberikan soal yang akan dijawab dan didiskusikan
melalui kelompok sedangkan peneliti menilai bagaimana
aktivitas siswa dalam kelompok tersebut. Melalui diskusi
antarkelompok, diharapkan siswa dapat menuangkan ide
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
g) Guru memberikan soal yang sifatnya pengamatan di dalam
kehidupan nyata terhadap materi pelajaran yang sedang
dipelajari.
h) Guru melaksanakan tes formatif secara indidual.
3) Pengamatan
a) Guru mengamati keaktifan siswa siklus I.
b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa
mulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran
hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing
siswa tentang indikator keaktifan dan keterampilan proses yang
telah disiapkan.
c) Guru mengamati hasil tes formatif, apakah sudah mencapai
ketuntasan belajar.
d) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan LKS.
e) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
62
b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki.
c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk tindakan berikutnya.
d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.
b. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut atas
refleksi siklus I. Siklus II dilaksanakan pada 9 Nopember 2009 dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus I.
Penekanan perencanaan pada siklus ini adalah kesiapan siswa
menerima pelajaran, perhatian siswa dalam pembelajaran,
keaktifan siswa dalam kelas dan mampu menghadapi kesulitan.
c) Menyiapkan lembar evaluasi yang akan dibagikan setelah
penggunaan metode / model pembelajaran yang dipakai.
2) Pelaksanaan
a) Guru menyampaikan tujuan dan gambaran konsep
pembelajaran.
b) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan
hasil refleksi.
c) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran dengan penerapan manajemen setting kelas,
tetapi formasi tempat duduk siswa berbeda dengan siklus I
karena disesuaikan lagi dengan metode dan materi yang
dipelajari.
d) Guru melakukan tes formatif secara individual.
63
3) Pengamatan
a) Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan, dengan
menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus
pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuai
dengan skenario pembelajaran.
b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan
membandingkannya dengan hasil siklus I.
c) Guru bersama peneliti mengamati hasil tes formatif apakah
sudah mencapai ketuntasan belajar ?
d) Peneliti mencatat semua kelemahan, baik ketidaksesuaian
antara tindakan dengan skenario maupun tindakan dan respons
siswa yang berbeda dengan yang diharapkan.
4) Refleksi
a) Secara kolaboratif peneliti dan guru mapel PAI menganalisis
hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi,
membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus
II.
b) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
c. Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III ini sebagai tindak lanjut atas
refleksi siklus II. Siklus III dilaksanakan pada 16 Nopember 2009
dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus III. Disini benar-benar dipersiapkan lebih terarah
pada indikator pencapaian.
b) Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau lebih detail
tentang indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.
64
c) Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada siswa-siswa yang
belum kelihatan aktif dan masih kesulitan dalam memahami
pelajaran.
2) Pelaksanaan
Secara kolaboratif peneliti dan guru mapel PAI mengawasi
dan membimbing siswa dalam melaksanakan semua tindakan
siklus III seperti pada siklus I dan II. Peneliti dan guru mitra harus
benar-benar memperhatikan jalannya pembelajaran dan keaktifan
individu.
3) Pengamatan
a) Melakukan pengamatan bersama pada tindakan siklus III dengan
menggunakan lembar observasi yang telah tersedia.
b) Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan
sesuatu yang sesuai dengan skenario pembelajaran dengan
melihat motivasi belajar siswa dilihat secara jeli terhadap semua
indikator pencapaian. Apakah setiap individu sudah memenuhi
standar minimal pencapaian indikator.
4) Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis untuk memperoleh
gambaran bagaimana hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Jika
permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka
tindakan akan dihentikan.
F. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
1. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang
65
sedang dijadikan sasaran pengamatan.115 Dalam penelitian ini metode
observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan
fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat
dilakukan penilaian pada perubahan tersebut. Dalam observasi ini
dilaksanakan di kelas saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
b. Metode Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah percakapan antara
dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti
kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. 116
Dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins, wawancara adalah
suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat
dari sudut pandang yang lain. 117
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mewawancarai guru
sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian yaitu Ibu Iswatun
Khasanah, M.Ag. selaku guru Mapel PAI Kelas VII C di SMP 28
Semarang.
c. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 118
Instrumen yang berupa tes, peneliti gunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar setelah
mempelajari sesuatu.
Metode tes ini oleh peneliti digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah melakukan pembelajaran PAI melalui
115 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2007), hlm. 76.
116 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif dalam Pendidikan, (Bandung : PustakaSetia, 2002), hlm. 130.
Nasution, S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2000, Cet.2.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999,Cet. 3.
96
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta : GunungAgung, 1985.
N, Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, tth.
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1992.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000.
Sayyed Ahmad Al Hasyimi, Mukhtar Al Akhadits an Nabawiyyah wa Al HikamiAl Muhammadiyah, Indonesia : Dar Ihyaul Kutub Al ‘Arabiyyah,1948.
Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta : Grasindo,1992.
Silberman, Melvin L., Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), terj.Raisul Muttaqien, Bandung : Nusamedia, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2003.
Steers, Richard M. dan Lyman W. Potter, Motivation and Work Behavior,Singapore : Mc. Graw Hill, 1973.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2007.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 5.
Syaikh Musthafa Al Ghulayani, Idhatun Nasyi in, Beirut : Al Maktabah Al‘Asriyyah, 1953.
Syamsi, Ibnu, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta,1994.
Thoha, Chabib dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan ProsesBelajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta : PustakaPelajar, 1998.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.
97
Tim Redaksi Media Wacana, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional (SISDIKNAS), Jogjakarta : Media Wacana Press,2003.
Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara,2008.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya,2006.
Winardi, Asas-Asas Manajemen, terj. George R. Terry, Principles ofManagement, 7th Ed., Bandung : Alumni, 1979.
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : RemajaRosdakarya, 2005.
Woolfolk, Anita E., Educational Psychology, 6th ed., USA : Allyn & Bacon, 1980.
Wragg, E. C., Pengelolaan Kelas, terj. Anwar Jasin. Jakarta : PT. Grasindo, 1996.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : BumiAksara, 2006.
98
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kendal, 20 Nopember 1986 sebagai anak terakhir
dari tujuh bersaudara keluarga Bapak Muhammad Dasuki dan Ibu Mun’imah.
Alamat tinggal penulis di Jl. K.H. Abdul Halim Rt. 02 Rw. 02 Ds. Margosari –
Suropadan Kec. Patebon Kab. Kendal 51351.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 01 Margosari tahun
1998. Melanjutkan di MTs Negeri Kendal dan lulus pada tahun 2001. Kemudian
melanjutkan di MA Negeri Kendal, lulus pada tahun 2004. Melanjutkan di
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Agama Islam
angkatan 2005.
Kendal, Juni 2010
Mufnil Ida
99
LEMBAR OBSERVASIMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP N 28 SEMARANG
SIKLUS IMata Pelajaran :Pokok Bahasan :Sub Pokok Bahasan :Jam ke :Petunjuk :1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa di dalam kelas2. Tuliskan hasil pengamatan anda pada skala penilaian dengan tanda cek ( )
pada setiap indikator dengan skala penilaian :A : Sangat baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang, E : Kurang Sekali
Skala PenilaianA B C D ENO. Variabel Indikator Motivasi Belajar5 4 3 2 1
Ø Hadir lebih awal sebelum pelajarandimulai
ØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat
pelajaran dimulai.ØSuasana tenang dan kondusif saat
pelajaran dimulai
1 Kesiapan siswadalam menerimapelajaran
ØSiswa menyiapkan buku pelajarandan sumber belajar lainnya yangberkaitan dengan materiØ Perhatian siswa terpusat dan
aktifitas pembelajaran siswa tampakØMencatat penjelasan dari guru
2. Perhatian siswadalam prosespembelajaran
ØMerespon penjelasan dari guruØMengungkapkan pendapatØ Aktif dalam bertanyaØ Aktif dalam menjawabØMerespon pendapat / jawaban siswa
lain
3. Keaktifan siswadi dalam kelas
Ø Komunikasi antar siswaØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan
soal-soal latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompok
4. Mampumenghadapikesulitan
Ø Aktif berpartisipasi dalamkelompok
100
LEMBAR PENILAIAN SETTING KELAS
Nama Sekolah :Kelas :Hari/Tanggal Penilaian :
Petunjuk :1. Pusatkan perhatian anda pada kondisi perabotan dan setting kelas pada saat
proses pembelajaran !2. Tuliskan hasil penilaian anda dengan tanda cek ( ) pada kolom yang telah
tersedia
PenilaianNo. Aspek yang
dinilai SETTING KELASYa Tidak
1. Papan tulis a. Kesesuaian dengan ukuran kelasb. Warna cat memenuhi persyaratanc. Diletakkan ditempat yang sesuaid. Dapat ditulisi dengan jelase. Dilengkapi dengan tempat kapur dan penghapus
2. Meja Guru a. Ukurannya memadai dengan gurub. Diletakkan di tempat yang sesuaic. Dilengkapi dengan lacid. Dilengkapi dengan tempat duduk yang memadaie. Dilengkapi dengan taplak meja, vas bunga dan tempat presensi
3. Meja dan a. Meja terpisah dengan tempat duduk Kursi siswa b. Jumlah tempat duduk sesuai dengan
jumlah mejac. Jumlah tempat duduk sesuai dengan jumlah siswad. Ada tempat untuk menyimpan alat pelajarane. Diatur dengan rapif. Diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat dengan mudah melihat papan tulis
4. Papan Presensi a. Ada papan presensi siswab. Diisi sesuai dengan ketentuanc. Diletakkan di tempat yang sesuaid. Bentuk dan ukurannya memadai
101
5. Alat kebersihan a. Ada tempat untuk meletakkan alat kebersihanb. Ada sapu, tempat sampah, dan kemoceng (sulak)
6. Dinding a. Warna cat dinding sesuaib.. Tidak ada corat-coret ditembokc. Dinding dihiasi gambar-gambar yang edukatifd. Ada jadwal pelajaran dan piket siswae. Hasil karya siswa dipajang di dinding
7. Lantai,VentilasiDan Penerangan
a. Dilengkapi dengan jendela yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kelasb. Pintu dapat dibuka dan ditutup dengan mudahc. Ada lampu sebagai penerangand. Lantai rata dan bersih
Semarang, 2009 Observer
MUFNIL IDA NIM. 3105240
102
Lampiran :Tahap Pra Siklus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 5. 1
Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidkan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 5. Memahami ketentuan-ketentuan thaharah(bersuci)Kompetensi Dasar : 5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajibIndikator : ó Menjelaskan pengertian mandi wajib
• Menyebutkan hal-hal yang menyebabkanmandi wajib
• Menjelaskan tata cara mandi wajib• Mendemonstrasikan mandi wajib
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan PembelajaranSiswa dapat menjelaskan pengertian dan tata cara mandi wajib, hal-hal yangmenyebabkannya serta mendemontrasikannnya
Materi PembelajaranØ Pengertian mandi wajibØ Hal-hal yang menyebabkan mandi wajibØ Tata cara mandi wajibØ Demontrasi mandi wajib
Metode Pembelajaranv Ceramahv Tanya jawabv Demonstrasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya thaharah terutama mandi
wajib- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
103
Kegaiatan Inti¬ Guru menjelaskan pengertian mandi wajib dan hal-hal yang menyebabkan
mandi wajib¬ Siswa menelaah lebih dalam mengenai tata cara mandi wajib¬ Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai mandi wajib¬ Siswa berlatih mendemontrasikan mandi wajib dengan menggunakan alat
peraga berupa boneka.
Kegiatan Penutup± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira{ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag{ LKS Cerah kelas VII{ Mushaf Al Qur’an
Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidkan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 5. Memahami ketentuan-ketentuan thaharah(bersuci)Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najisIndikator : ó Menjelaskan pengertian hadas dan najis
• Menyebutkan macam-macam hadas dan caramensucikannya
• Menyebutkan macam-macam najis dan caramensucikannya
• Menjelaskan perbedaan antara hadas dengannajis
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan PembelajaranSiswa dapat menjelaskan pengertian hadas dan najis, menyebutkan macam-macamnya dan cara mensucikannya, serta menjelaskan perbedaan antara hadasdengan najis
Materi PembelajaranØ Pengertian hadas dan najisØ Macam-macam hadas dan cara mensucikannyaØ Macam-macam najis dan cara mensucikannyaØ Perbedaan antara hadas dengan najis
Metode Pembelajaranv Ceramahv Tanya jawabv Diskusiv CTL (Contextual Teaching and Learning)
Model Setting KelasF Formasi huruf U
105
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya bersuci- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
dan mensetting kelas dengan formasi huruf U
Kegaiatan Inti¬ Guru menjelaskan tentang hadas dan najis, pembagiannya serta cara
mensucikannya¬ Siswa menanyakan materi yang belum dipahami tentang hadas dan najis¬ Siswa berdiskusi untuk mencari perbedaan antara hadas dan najis dalam
kelompoknya pada lembar / kolom yang diberikan oleh guru¬ Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan
kelas¬ Kelompok lain menanggapi¬ Guru sebagai fasilitator
Kegiatan Penutup± Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut dengan memberi evaluasi test tertulis± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
± Do’a dan salan
Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 77 – 86){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 87 – 99){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII Penerbit CV Teguh Karya (halaman 41 –
42){ Mushaf Al Qur’an
Penilaian
Teknik♦ Tes unjuk kerja
Bentuk instrumen♦ Tes identifikasi
Instrumen
106
Perbedaan Hadas dan NajisNo. Perbedaan Hadas Najis1 Pengertian 1. 1.
2 Macam / jenisnya 2. 2.
3 Cara mensucikannya 3. 3.
4 Perbedaan lain.......? 4. 4.
Semarang, Nopember 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI
Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya shalat wajib- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil- Guru meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja diruang kelas
sehingga membentuk formasi corak tim agar memungkinkan peserta didikmelakukan interaksi tim
Kegiatan Inti¬ Guru menjelaskan pengertian dan syarat-syarat shalat wajib¬ Siswa menanyakan materi yang belum dipahami mengenai materi shalat
wajib¬ Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang shalat wajib dengan metode
tutor sebaya¬ Masing-masing kelompok yang sudah dibentuk mengirimkan delegasi ke
beberapa kelompok baru berdasarkan materi yang berbeda¬ Siswa yang menjadi delegasi di beberapa kelompok materi kembali ke
kelompok awal untuk bertukar informasi hasilnya masing-masing keanggota kelompok yang lain
¬ Siswa berdiskusi untuk mencari dan menemukan informasi mengenaishalat wajib melalui ayat Al Qur’an dan hadist
¬ Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjajagi pemahaman dankompetensi yang dimiliki siswa
Kegiatan Penutup± Guru mengembalikan siswa ke dalam posisi semula untuk mengulas lagi
seandainya ada masalah yang belum terpecahkan± Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
± Salan dan Do’a
Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 87 – 90){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 101 – 105){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII (halaman 46 – 48){ Mushaf Al Qur’an
109
Penilaian
Teknik♦ Tes tertulis
Bentuk instrumen♦ Tes pilihan ganda (multiple choice)
InstrumenUji kompetensi dalam LKS cerah halaman 52 - 53
Semarang, Nopember 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI
Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 6. Memahami tata cara sholatKompetensi Dasar : 6.2 Mempraktikkan shalat wajibIndikator : ó Hafal bacaan-bacaan shalat
Metode Pembelajaranv Ceramahv Tutor sebayav Demonstrasiv Modellingv CTL (Contextual Teaching and Learning)
Model Setting KelasF Formasi lingkaran yang bertempat di mushola
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa pentingnya shalat dengan benar dan khusyu’- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
dan siswa duduk membentuk sebuah lingkaran
111
Kegiatan Inti¬ Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus
dilakukan siswa¬ Siswa menghafalkan bacaan-bacaan shalat dengan metode tutor sebaya¬ Guru sebagai model mendemonstrasikan gerakan-gerakan shalat terlebih
dahulu¬ Siswa melakukan praktik shalat dengan berkelompok¬ Siswa membiasakan diri melakukan shalat wajib dalam kehidupan sehari-
hari
Kegiatan Penutup± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD iniBermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
± Do’a dan salan
Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 91 – 95){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 107 – 111){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII Penerbit CV Teguh Karya (halaman 48 –
50){ Mushaf Al Qur’an
Penilaian
Teknik♦ Tes unjuk kerja
Bentuk instrumen♦ Tes identifikasi
Instrumen♦ Praktikkan shalat maghrib dengan benar !
Rubrik
Aspek yang dinilai Indikator kemampuan Nilai
• Khusyu’ 100• Melaksanakan shalat wajib tanpa melakukan
kesalahan baik bacaan maupun gerakan • KurangKhusyu’ 95
Materi : Ketentuan Thaharah (Mandi Wajib, Hadas dan Najis)Mapel : Pendidikan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Nama / No. Absen :
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, catau d !1. Hukum bersuci bagi orang yang berhadas besar adalah.........
a. mubah c. sunahb. makruh d. wajib
2. Dibawah ini air yang suci tetapi tidak mensucikan, kecuali …..a. air kelapa c. air sumurb. air teh d. air yang dipanaskan di bejana
3. Cara bersuci bagi orang yang berhadas kecil jika tidak ada air adalah ......a. tayamum c. istinja’b. wudhu d. mandi wajib
4. Bagi orang yang terkena najis mukhafafah, maka cara mensucikannyadengan ......a. mencuci sebanyak tujuh kalib. mencuci sebanyak tiga kalic. cukup memercikan air kepada benda yang terkena najisd. dicuci dengan sabun atau deterjen
5. Air yang suci dan dapat mensucikan adalah .......a. air mutanajis c. air bersihb. air mutlak d. air alami
6. Yang termasuk hadas besar berikut ini, kecuali........a. wiladah c. kotoran binatangb. mengeluarkan mani d. bersetubuh
7. Menggosok seluruh badan dengan tangan hukumnya.......a. mubah c. wajibb. sunah d. makruh
8. Berikut ini larangan bagi wanita yang sedang haid maupun nifas, kecuali........a. sholat c. bersetubuhb. masuk masjid d. makan dan minum
9. Di bawah ini adalah cara mensucikan najis mughaladzah adalah........a. dicuci sebanyak 7 kali salah satunya menggunakan debub. disiram air yang telah masak paling sedikit 5 kalic. cukup memercikan air kepada benda yang terkena najisd. disabun sebanyak 3 kali
10. Terkena air kencing orang dewasa termasuk najis........a. mutawasithah c. mukhafafah
114
b. mughaladzah d. najis berat11. Hal-hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar adalah.......
a. terkena kotoran binatang c. nifasb. buang air besar d. terkena darah atau nanah
12. Suatu benda yang terkena najis mughaladzah akan dapat dikatakan suciapabila dicuci dengan air dan salah satunya dicampur dengan .......a. debu c. cukab. deterjen d. kapur barus
13. Menyengaja menghilangkan hadas karena junub adalah ........a. syarat mandi wajib c. sunah mandi wajibb. rukun mandi wajib d. batalnya mandi wajib
14. Bagi orang yang terkena najis mutawasithah, maka cara mensucikannyaadalah.........a. disiram sampai hilang bau, warna dan zatnyab. direndam selama tiga hari dan dicampur dengan deterjenc. cukup dipercikkan air sajad. dicuci sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur debu
15. Di bawah ini adalah rukun mandi wajib adalah .........a. niat dan menyiramkan air ke seluruh tubuhb. niat, menyiramkan air ke selutuh tubuh, dan tertibc. menyiramkan air ke seluruh tubuh dan terakhir tertibd. niat dan menyiramkan air dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
16. Bagi orang yang berhadas kecil maka cara mensucikannya adalah........a. wudhu c. mandi biasab. istinja’ d. mandi wajib
17. Ketika memulai untuk mandi wajib, maka disunahkan untuk membaca ..........a. Basmalah c. Takbirb. Hamdalah d. Tasbih
18. Bersentuhan antara kulit seorang laki-laki dengan perempuan dapatmenyebabkan.........a. sahnya sholat c. sempurnanya sholatb. batalnya sholat d. tidak batalnya sholat
19. Berikut ini sunah-sunah dalam mandi wajib, kecuali.......a. mendahulukan tangan dan kakib. mengalirkan air ke seluruh tubuhc. menggosok seluruh badan dan tangand. membaca basmalah pada permulaan mandi
20. bagi wanita yang telah selesai masa haidnya maka diharuskan........a. mandi biasa c. mandi wajibb. bertayamum d. istinja’
21. Darah seorang wanita setelah melahirkan juga disebut.........a. nifas c. haidb. wadiah d. menstruasi
22. Cara bersuci bagi seorang wanita setelah masa nifasnya selesai adalah ........
115
a. wudhu c. tayamumb. mandi wajib d. mandi biasa
23. Berikut ini adalah sunah-sunah dalam mandi wajib, kecuali........a. membaca basmalah ketika mengawali mandib. mendahulukan anggota badan yang kananc. berwudhu sebelum memulai mandid. menggunakan air yang telah dimasak terlebih dahulu
24. Menyiram air ke seluruh tubuh adalah ............a. wudhu c. mandi wajibb. istinja’ d. Tayamum
25. Najis itu dapat digolongkan menjadi 3 tiga macam, berikut ini macam-macamnajis, kecuali........a. mughaladzah c. mukhafaffahb. mutawasithah d. mutlaq
116
TABEL PERBEDAANANTARA HADAS DENGAN NAJIS
Petunjuk :Carilah perbedaan antara hadas dengan najis ditinjau dari berbagai aspeknya, mulaidari pengertian, macam/jenisnya maupun cara mensucikannya serta carilahperbedaan lain yang mungkin dapat kamu temukan !
No. Ditinjau dari segi /aspek ...............
Hadas Najis
1 Pengertian
2 Macam / Jenisnya a.
b.
a.
b.
c.
3 Cara mensucikannya a.
b.
a.
b.
c.
4 Perbedaan lain.....?
Kelompok :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
117
Lampiran :Siklus 2
SOAL TES TERTULIS
Materi : Ketentuan Shalat WajibMapel : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : VII / 1Nama / No. Absen :
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,atau d !1. Orang yang tidak sempurna akal pikirannya adalah tidak memenuhi dari........
a. Syarat wajib shalat c. Syarat sah shalatb. Rukun shalat d. Sunah shalat
2. Arti shalat menurut bahasa adalah.........a. Mengingat c. Memohonb. Takut d. Mendekatkan
3. Perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu diterima oleh NabiMuhammad SAW, ketika.......a. isra’ mi’raj c. hijrahb. wukuf d. berkhalwat
4. Shalat lima waktu juga disebut........a. Shalat biasa c. Shalat sunahb. Shalat fardhu d. Shalat mutlak
5. Suci dari hadas adalah salah satu dari.......a. Sunah shalat c. Syarat wajib shalatb. Rukun shalat d. Syarat sah shalat
6. Mengingat Allah dalam setiap waktu dan berbagai keadaan disebut.......a. i’tikaf c. tadarusb. do’a d. dzikir
7. Salah satu rukun shalat adalah........a. ruku’ dengan tuma’ninah c. Membaca ayat atau surat
Al Qur’anb. membaca do’a ketika sujud d. Mengangkat kedua tangan
ketika takbir8. Arti dari adalah ...........
a. Allah Maha Mendengar c. Allah Maha Kuasab. Allah Maha Esa d. Allah Maha Besar
9. Bacaan disamping dibaca dalam shalat ketika......a. ruku’ c. sujudb. duduk diantara dua sujud d. i’tidal
10. Setelah selesai takbiratul ihram maka tangan kanan diletakkan di.......a. samping telinga c. lututb. punggung tangan kiri d. paha
118
11. Shalat yang dikerjakan setelah terbenam matahari adalah shalat.......a. Dzuhur c. Maghribb. Ashar d. Subuh
12. Berikut ini adalah sunah shalat, kecuali........a. mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihramb. diam sebentar sebelum dan sesudah membaca Al fatihahc. takbir ketika turun dan bangun selain ketika akan i’tidald. membaca shalawat atas nabi Muhammad SAW
13. Menyengaja dalam hati untuk melaksanakan shalat disebut…….a. tuma’ninah c. niatb. tertib d. khusyu’
14. Telah masuk waktu shalat adalah salah satu dari ……..a. syarat wajib shalat c. rukun shalatb. sunah shalat d. syarat sah shalat
15. Apabila dalam shalat meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja,maka shalatnya.......a. batal shalatnya c. tetap sah shalatnyab. sah shalatnya d. tidak batal shalatnya
16. Apabila kita sedang melaksanakan shalat, maka harus dengan sikap.......a. tuma’ninah c. tawadhu’b. tasamuh d. taqarrub
17. .........Bacaan diatas adalah potongan dari bacaan..........a. tasyahud awal c. do’a iftitahb. tasyahud akhir d. duduk diantara dua sujud
18. Membaca salam dalam shalat termasuk..........a. syarat sah shalat c. Sunah shalatb. syarat wajib shalat d. Rukun shalat
19. bacaan disamping adalah bacaan........a. salam c. sujudb. ruku’ d. i’tidal
20. Shalat yang dikerjakan setelah hilangnya mega merah di sebelah barat sampaimenjelang terbitnya fajar disebelah timur adalah.......a. Subuh c. Maghribb. Asar d. Isya’
21. Shalat yang dikerjakan ketika matahari telah tergelincir di sebelah baratadalah.......a. Subuh c. Asharb. Dzuhur d. Maghrib
22.Bacaan diatas adalah bacaan ........a. ruku’ c. sujudb. i’tidal d. duduk diantara dua sujud
23. Gerakan setelah i’tidal adalah.......a. takbiratul ihram c. sujud
119
b. ruku’ d. Duduk diantaranya duasujud
24. Arti dari mukallaf adalah.......a. Setiap mslim yang telah memenuhi syarat c. Setiap manusia yang
dewasab. Setiap muslim besar maupun kecil d. Orang tidak berhadas
besar25. Shalat jum’at dilaksanakan pada waktu .......
a. Pada hari jum’at waktu subuh c. Pada hari jum’at padawaktu dzuhur
b. Pada hari jum’at pada waktu ashar d. Pada hari jum’at waktuisya’
26. Nama lain dari shalat fardhu adalah........a. Shalat lima waktu yang diwajibkan oleh Allahb. Shalat yang dikerjakan pada malam haric. Shalat yang dikerjakan pada siang harid. Seluruh shalat sunah
27. Membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat dalam shalat fardhu adalah........a. Wajib c. Mubahb. Sunah d. tidak sah
28. Selain shalat yang lima waktu itu, shalat wajib yang harus dikerjakan adalahshalat........a. Tahajud c. Jum’atb. Tahiyatul Masjid d. Rawatib
29. Setelah takbiratul ihram maka selanjutnya disunahkan membaca.........a. Basmalah c. Hamdalahb. Al Fatihah d. Do’a iftitah
30. Shalat jenazah hukumnya ...........a. Sunah muakad c. Fardhu ainb. Fardhu kifayah d. Mubah
ó Selamat Mengerjakan ñ
120
Lampiran :Siklus 3
SOAL TES PRAKTIK
Materi : Mempraktikkan Shalat WajibMapel : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : VII / 1
Praktik Shalat Wajib
Dalam melaksanakan praktik shalat wajib ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, sebagai berikut :1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri dari 5- 6 orang menghafal do’a
atau bacaan-bacaan di masing-masing rakaat dalam shalat wajib dengan caraapabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yangsalah, begitu seterusnya !
2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikkan ataumendemonstrasikan shalat wajib, salah satu menjadi imam dan yang lainmenjadi makmum.
3. Shalat wajib yang dipraktikkan adalah shalat maghrib.