UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ressa Carera 1112018300009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ressa Carera
1112018300009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
i
ABSTRAK
Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Discovery Learning
(Penelitian Tindakan Kelas di SDI Al-Kautsar Bintaro)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan
soal cerita melalui model discovery learning. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV-C yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK), penelitian dilaksanakan dua siklus. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa, jurnal harian, pedoman
wawancara, tes kemampuan menyelesaiakan soal cerita dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa melalui model discovery learning mengalami peningkatan.
Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat dilihat pada siklus
I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dan meningkat pada siklus II menjadi 83,5.
Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita juga ditandai dengan
peningkatan aktivitas siswa, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 70,8%
meningkat sebesar 15,7% pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif siswa
terhadap pembelejaran model discovery learning pada siklus I sebesar 71,2%,
juga mengalami peningkatan 13,5% dari siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
Kata Kunci : Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita, Discovery Learning
ii
ABSTRACT
Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Efforts to Improve the Ability of
Solving of Story’s Question Through Learning Model of Discovery Learning
(Classroom Action Research in Al Kautsar Bintaro Primary School).
This study to improve the ability to solve word problems through discovery
learning model. The subjects were students of IV-C by 20 students consisted of 8
male students and 12 female students. The method used in this study is action
research method, the study was conducted in two cycles. The instrument used in
this study is the observation sheets, daily journals, interviews, tes the ability to
solve word problems, and documentation.
The result showed that students’ ability to solve word problems through a
model of discovery learning has increased. Increase students ability to solve word
problems can be seen in the first cycle obtained 68,6 and an average increase
incycle II to 83,5. Incerased ability to sove word problem are also characterized
by increased activity of the students, the average of the first cycle of 70,8% of the
student activity increased by 15,7% in the second cycle becomes 86,5%. The
positive response of student towards learning discovery learning model in the first
71,2%, also an increase of 13,5% from 84,7% in the first cycle to second cycle.
Key Word: Ability of Solving of Story’s Question, Discovery Learning
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Discovery Learning”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan dan terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat islam,
yang telah menberikan qudwah hasanah untuk umatnya guna mencapai insan
kamil. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumul akhir. Aamin.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun
materil. Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala halangan
dan rintangan. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Dr. Khalimi, MA, Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu
memberikan motivasinya.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekertaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sekaligus Dosen Penasehat Akademik, yang selalu membimbing
dan memberikan motivasinya.
4. Maifalinda Fatra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran
serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi
dalam membimbing penulis selama ini.
iv
5. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang sangat sabar
dan tekun dalam memberikan arahan, waktu, saran, serta motivasi dalam
penulisan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
8. Teristimewa dan yang paling utama untuk orang tua tercinta, Bapak Susiadi
(Alm.) yang sangat menginginkan penulis mencapai pendidikan setinggi-
tingginya. Dan ibu Trismiyati yang selalu sabar mendoakan dan memberikan
semangat sekaligus memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis
selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepala SDI Al-Kautsar Bintaro, Ibu sukisnawati S.Pd, yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ms. Iin
Handayani S.Pd selaku head level kelas IV yang telah membantu penulis
selama melakukan penelitian.
10. Guru-guru di SDI Al-Kautsar Bintaro yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh siswa-siswi kelas IV-C SDI Al-Kautsar yang membuat penulis
termotivasi agar memberikan pelajaran yang terbaik untuk mereka, dan
membantu dalam penelitian ini.
12. Sahabat-sahabat tersayang, Astria, S.Pd, Fikriyatul Huda, Hanifa Amalia, Mila
Nur Octavia S.Pd, Esti Mutia Hayati S.Pd, Ayu Lindasari, S.Pd dan Nurul
Hikmah, S.Pd terimakasih atas indahnya persahabatan serta dukungan dalam
memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
v
13. Teman-teman angkatan 2012 di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang turut memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan
satu persatu.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua ini penulis serahkan,
semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 19 April 2017
Ressa Carera
1112018300009
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................ . ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti ......................................................... 8
1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ....................................... 8
a. Pengertian Matematika .................................................................. 8
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ................................. 9
2. Model Discovery Leaning ..................................................................... 11
a. Pengertian Discovery Leaning ..................................................... 11
b. Karakteristik Discovery Leaning ................................................. 15
c. Tujuan Discovery Leaning ........................................................... 16
d. Tahap Discovery Leaning ............................................................ 17
e. Langkah-Langkah Discovery Leaning ......................................... 18
vii
f. Kelebihan Discovery Leaning ...................................................... 20
g. Kelemahan Discovery Leaning .................................................... 21
3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ....................... 22
a. Pengertian Soal Cerita ................................................................. 22
b. Karakteristik Soal Cerita ............................................................. 23
c. Kelebihan dan Kelemahan Soal Cerita ....................................... 23
d. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita .................................... 24
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor persekutuan Besar
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktek
pembelajaran, peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses
pembelajaran.
Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa
siklus, dimana setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu: Perencanaan
(Planinng), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Apabila pada akhir siklus telah diketahui letak keberhasilan atau hambatan dari
tindakan pada siklus sebelumnya maka peneliti menentukan rancangan untuk
siklus selanjutnya. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan dalam
penelitian tindakan kelas.
a. Perencanaan (Planning)
Tahap awal dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, dalam
tahapan ini peneliti mengidentifikasi masalah tentang proses belajar matematika
siswa. Untuk memperoleh informasi yang akurat, peneliti melakukan wawancara
dengan guru bidang studi untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi
selama proses pembelajaran matematika di kelas. Selanjutnya peneliti
merencanakan tindakan yang tepat berdasarkan penyebab masalah pembelajaran
dengan cara menyiapkan rancangan pembelajaran dan lembar kerja siswa,
mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan
instrumen penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan atau
dapat disebut juga sebagai kegiatan inti dari penelitian tindakan kelas. Penelitian
melakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning (DL) pada setiap siklus setelah itu diakhir siklus dilaksanakan
tes dan melakukan wawancara terhadap siswa.
37
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan yang telah
dilakukan, berdasarkan pengamatan ini peneliti sebagai guru dapat menemukan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan dapat segera
menentukan langkah selanjutnya sebagai solusi untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga pada pertemuan selanjutnya akan mudah mencapai tujuan
yang diharapkan.40
Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti dibantu seorang observer dalam
mengamati dan mendokumentasikan semua hal yang terjadi dalam proses
pelaksanaan tindakan selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar memperoleh
data yang jelas untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam siklus, yang merupakan kegiatan
untuk menganalisis dari hasil yang diperoleh selama tahapan siklus. Peneliti
melihat kembali dan merenungkan apa saja yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran dan dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan refleksi ini, guru
akan menemukan kesalahan apa saja yang telah dilakukan guru sehingga
berdampak pada tindakan siswa dan meminimalisir kesalahan yang sama pada
pembelajaran selanjutnya. Setelah mengadakan refleksi bisa saja muncul hal baru
atau permasalahan yang baru yang lebih kompleks, sehingga perlu dilakukan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang. Pada tahap ini, analisis
dilakukan peneliti bersama observer sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
yang dilaksanakan telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau
masih perlu dilakukan perbaikan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.
Agar terciptanya penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka perlu adanya model penelitian tindakan kelas.
Dapat digambarkan melalui diagram di bawah ini:
40 Nuri Annisa, “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (IPA) Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas V SDN Barunagri, Lembang”, Tarbiya: Journal of Education in Muslim Society, Vol. 1, No.
2, 5 Desember 2014, hlm. 233.
38
Gambar 3.1
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDI Al
Kautsar Bintaro yang beralamat di Jalan Cendrawasih No. 28, Sawah Lama,
Ciputat, tahun ajaran 2016/2017.
Objek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
pembelajaran discovery learning dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisis peneliti dalam penelitian ini yaitu membuat rancangan,
melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini juga peneliti berperan dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian.
Peneliti dibantu oleh seorang guru Head Level sebagai Observer atau pengamat
untuk membantu dalam mengamati pelaksanaan kegiatan.
E. TahapIntervensi Tindakan
Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa siklus-siklus.
Diawali dengan tahap pra penelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I,
39
setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian akan dilanjutkan
dengan siklus II.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan di laksanakan
sesuai perencanaan tindakan. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk
mengetahui tingkat keaktivan belajar siswa dan observasi awal sebagai upaya
untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian
teori yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hal ini
dimaksud untuk melihat bagaimana keberhasilan siswa pada setiap siklus setelah
diberikan tindakan. Jika pada siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada
siklus II lebih diarahkan kepada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat
keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan.
Adapun penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan yaitu sebagai
berikut:
a. Tahapan pra-penelitian
1) Observasi proses pembelajaran matematika pada kelas IV-C SDI Al-Kautsar
Bintaro.
2) Wawancara terhadap guru Head Level untuk mengetahui kondisi
pembelajaran matematika di kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro.
b. Tahapan Penelitian Siklus I
1) Tahapan perencanaan
Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu soal tes
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika untuk tes akhir siklus I, lembar
observasi aktivitas belajar matematika siswa, pedoman wawancara dan alat
dokumentasi.
40
2) Tahapan Pelaksanaan
Table 3.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Discovery
Learning Siklus I Siklus II
Stimulation
a) Siswa diberikan gambaran tentang konsep Kelipatan
dan Faktor suatu bilangan dan memberikan
gambaran tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Siswa disajikan soal dalam bentuk cerita materi KPK
dan FPB yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari.
Problem
Statement
Secara berkelompok
(Kelompok berdasarkan
pilihan heterogen dengan
berhitung, sesuai tempat
duduk ataupun
pengambilan nomor),
siswa diminta untuk
mengamati dan
mengidentifikasi soal
cerita materi KPK dan
FPB yang telah disajikan
(mencari tahu apa yang
diketahui dan di
tanyakan).
Secara kelompok
(kelompok dipilihkan oleh
guru dengan melihat
kemampuan masing-masing
anak dengan memberikan
kartu bicara), siswa diminta
untuk mengamati dan
mengidentifikasi soal cerita
materi KPK dan FPB yang
telah disajikan (mencari
tahu apa yang diketahui dan
di tanyakan).
Data Collection
Dengan tanya jawab dan
diskusi kelompkok, siswa
diarahkan untuk
merancang strategi
matematika dari soal yang
Dengan tanya jawab, siswa
siarahkan untuk merancang
strategi matematika dari
soal yang diberikan
(menetukan rumus apa yang
41
diberikan (menetukan
rumus apa yang harus
digunakan).
harus digunakan).
Data Processing
Secara berkelompok,
siswa menyelesaikan
strategi matematika yang
telah ditentukan dengan
melakukan operasi hitung
yang benar sehingga
mendapatkan solusi dari
masalah tersebut.
Secara kelompok, siswa
menyelesaikan strategi
matematika yang telah
ditentukan dengan
melakukan operasi hitung
yang benar sehingga
mendapatkan solusi dari
masalah tersebut.
Verification
Tiap kelompok
mendapatkan tugas untuk
menyelesaikan soal cerita
matematika materi KPK
dan FPB. Tugas
diselesaikan berdasarkan
lembar kerja yang
dibagikan.
Tiap siswa mendapatkan
tugas untuk menyelesaikan
soal cerita matematika
materi KPK dan FPB.
Tugas diselesaikan
berdasarkan lembar kerja
yang dibagikan.
Generalization
salah satu kelompok
diminta untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
Beberapa siswa diminta
untuk mempresentasikan
hasil kerjanya ke depan
kelas.
a) Guru mengumpulkan semua lembar kerja siswa.
b) Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa pada
kesimpulan mengenai langkah-langkah dalam
mengerjakan soal cerita matematika.
42
3) Tahapan pengamatan
a) Obeserver melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan
lembar observasi siswa dan peneliti melakukan wawancara diakhir siklus
kelada siswa.
b) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.
4) Tahapan Refleksi
Indentifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan siklus I untuk
menetukan keberhasilan atau ketidak berhasilan dari tindakan tersebut jika
belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan
setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning pada materi KPK dan FPB. Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu:
1. Rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dalam
pembelajaran matematika pada setiap siklus sudah mencapai ≥ 70
2. Respon positif dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada
setiap silus sudah mencapai ≥ 75%
Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian
tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah
satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan
tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan
adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang
mencangkup ranah kognitif, aktifitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung melalui lembar observasi, jurnal harian dan wawancara.
43
Tabel 3.3
Data dan Sumber data
Data Sumber data Instrumen
Kognitif siswa Postes
Aktifitas siswa Siswa Lembar observasi
Proses pembelajaran Siswa Lembar wawancara dan
Jurnal harian
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus. RPP ini memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, model
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.
b. Bahan Ajar (Lembar Kerja Kelompok)
Bahan ajar sekaligus lembar kerja kelompok ini memuat masalah-masalah
yang harus diisi oleh siswa. Penyajian materi dakam lembar tugas diawali dengan
situasi-situasi yang real dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi konsep matematika sesuai dengan
kompetensi dasar yang telah dikuasai.
2. Instrumen Hasil Belajar
1) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman terhadap materi yhang telah diberikan. Bentuk soal tes berupa uraian
atau soal cerita karena dengan uraian atau soal cerita akan melihat kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita terhadap materi yang telah diberikan.
44
2) Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.41
Observasi bertujuan
untuk mengadakan pengamatan lapangan terhadap obyek penelitian. Observasi
yang digunakan adalah observasi siswa tujuannya untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa saat proses pembelajaran matematika berlangsung.
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak.42
Si
pengumpul data dalam melakukan wawancara dapat menggunakan panduan
wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi
dan kondisi tertentu terhadap kegiatan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan
menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses
pembelajaran dan masalah-masalah yang terdapat pada siklus I dan II.
Wawancara dilakukan terhadap guru head level sebelum dilakukan
penelitian, bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang terjadi saat
pembelajaran dan mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan soal
cerita matematika. Sementara itu wawancara terhadap siswa dilaksanakan setelah
akhir siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan
terhadap proses pembelajaran matematika untuk selanjutnya dianalisa guna
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
c) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foro yang
digunakan untuk merekam kegiatan penting, misalnya saat siswa berdiskusi, saat
41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), cet. 4, hlm. 45 42
Ibid.,hlm. 44
45
siswa presentase di depan kelas, atau kegiatan tes akhir siklus. Dokumentasi ini
sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang dilakukan selama penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan
beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Teknik pengumpulan data
No. Instrumen Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Peneliti melakukan tes untuk mengukur
kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.
2. Lembar Observasi Pengisian lembar observasi yang digunakan
oleh observer pada tiap pertemuan.
3. Jurnal Harian Pengisian lembar jurnal harian yang digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui respon siswa
saat pembelajaran berlangsung.
4. Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada guru
dan siswa untuk mendapatkan tanggapan
mereka terhadap pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran discovery
learning.
5. Dokumentasi Pengambilan gambar oleh observer dan
peneliti pada setiap pertemuan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan hasil evaluasi yang
baik pula. Instrumen penelitian yang baik dapat ditinjau dari validitasnya. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa
yang seharusnya dievaluasi. Untuk data kualitatif teknik pemeriksaan
keterpercayaan menggunakan teknik triangulasi, yaitu menggali data dari sumber
46
yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita dilakukan
dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil kerja siswa
dalam mengerjakan soal.
Sedangkan untuk data kuantitatif atau instrumen tes kemampuan
menyelesaikan soal cerita, sebelum digunakan dalam penelitian instrumen tes
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika terlebih dahulu diuji cobakan
untuk mengetahui dan mengukur validitas, rehabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda.
1. Validitas
Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan
keabsahan terhadap suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
apakah soal itu valid atau tidak. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas butir soal atau validitas item.
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan rumus
korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:43
( )( )
√( ( )) ( ( ) )
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variable X dan Y
: Banyak Siswa
: Skor Butir Soal
: Skor Total
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan dengan product moment pada taraf signifikan 2,5%, dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees og freedomnya atau derajad kebebasan yaitu
dk = n ˗ 2. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika ≥ , maka soal tersebut dinyatakan valid.
Jika < , maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
43
Ibid., hlm. 87
47
2. Reabilitas
Konsep mengenai reabilitas atau reliabel dapat diartikan sebagai
keterpercayaan bahwa suatu soal dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai
dengan kenyatanan. Rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas suatu tes
yang berbentuk uraian adalah dengan menggunkanan rumus Alpha Cronbach,
yaitu:44
= (
) (
)
Keterangan: = koefisien reliabilitas
= Banyak Butir soal
= jumlah varians skor setiap item
= Varians skor total
Kriteria klasifikasi reliabilitas:
0,90<r11≤1,00 : Sangat Tingggi
0,70<r11≤0,90 : Tinggi
0,40<r11≤0,70 : Cukup
0,20<r11≤0,40 : Rendah
0,00<r11≤0,20 : Sangat Rendah
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sulit. Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, maka
dilakukan uji taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:45
P =
Dimana:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi Tingat Kesukaran :
0,00 – 0,30 : Sukar
44
Ibid., hlm. 122 45
Ibid, hlm. 223
48
0,31 – 0,70 : Sedang
0,71 – 1,00 : Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal diukur dari kesesuaian itu dengan keseluruhan tes
dalam membedakan antara mereka yang tinggal kemampuannya dan mereka yang
rendah kemampuannya dalam hal yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Rumus
yang digunakan adalah:46
Keterangan:
D : Daya Pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria tolak ukur untuk mengintreprestasikan daya pembeda tiap butir
soal terdapat pada tabel berikut:47
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Besarnya angka indeks diskriminasi
item (D) Interpretasi
0,00 ˗ 0,20 Jelek
0,21 ˗ 0,40 Cukup
0,41 ˗ 0,70 Baik
0,71 ˗ 1,00 Baik sekali
46
Ibid, hlm. 228 47
Ibid., hlm. 232.
49
K. Teknik Analisis Data
Setelah mendapat data dari lapangan, menggunakan metode pengumpulan
data di atas yang diperoleh dari instrumen penelitian, maka peneliti akan
mengolah dan menganalisis data-data tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh
dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif ini digunakan untuk menentukan peningkatan
hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan siswa dalam hasil belajar matematika dapat dilihat dari perhitungan
skor rata-rata hasil belajar matematik siswa. Selanjutnya presentase tiap indikator
dihitung dengan rumus:
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data:
1) Lembar Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisi menggunakan nilai presentase. Rumus presentase yang digunakan
adalah:
p =
Keterangan:
P = Angka Presentase
F = Frekuensi yang akan dicari presentasenya
N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/ Banyaknya Individu)
2) Jurnal Harian
Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum
pendapat siswa pada setiap pertemuan, kemudian mengelompokkannya ke
dalam sikap positif, netral dan negatif.
50
3) Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian
disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara. Hasil waawancara
pada siklus I akan dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II,
sehingga dapat diketahui perubahan kesan siswa pada proses pembelajaran
melalui model pembelajaran discovery learning.
L. Indikator Keberhasilan
Tingkat keberhasilan terhadap tindakan dapat diketahui melalui adanya
tanda perubahan kearah yang lebih baik. Adapaun indikator keberhasilan yang
dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV
SDI Al-Kautsar Bintaro melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar ≥ 70. Siklus dalam penelitian ini
berakhir apabila sudah memenuhi target 80% siswa mencapai KKM.
51
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas IV-C SDI Al Kautsar Bintaro. Data-data hasil intervensi
dikumpulkan dan dianalisis. Temuan-temuan diinterpretasikan untuk mengetahui
perkembangan penelitian yang dilaksanakan.
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-C SDI Al
Kautsar Bintaro tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang siswa, terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Alasan memilih kelas IV-C SDI
Al-Kautsar Bintaro sebagai subjek penelitian adalah karena kelas IV-C memiliki
rata-rata nilai matematika yang relatif rendah. Hal ini dapat dibuktikan
berdasarkan nilai rata-rata hasil ulangan matematika sebelum penelitian tindakan
dilakukan. Alasan kedua adalah kelas IV-C memiliki kemampuan penyelesaian
masalah dalam bentuk soal cerita matematika yang relatif rendah.
1. Diskripsi Siklus I
Tindakan pembelajaran pada siklus I merupakan langkah awal yang sangat
penting dikarenakan hasil analisi pembelajaran pada siklus ini akan dijadikan
refleksi bagi peneliti untuk tindakan berikutnya. Adapun kegiatan pembelajaran
pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini
adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan pokok
bahasan dalam siklus I yaitu: menetukan kelipatan suatu bilangan, menentukan
faktor dan faktor prima dari suatu bilangan, menentukan kelipatan terkecil 2
bilangan, dan menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan. Pokok
bahasan tersebut dibuat bahan ajar untuk 3 pertemuan.
Pada kegiatan perencanaan peneliti mempersiapkan lembar kerja kelompok
(LKK) untuk setiap pertemuan, menyiapkan lembar observasi siswa, lembar
jurnal harian, lembar wawancara, dan alat dokumentasi saat proses pembelajaran
52
berlangsung. Menyiapkan tes akhir siklus I dan menyusun jadwal penelitian siklus
I.
Penelitian siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan dan satu kali
perteman untuk tes siklus I, yaitu:
1) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 November 2016,
pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
2) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 November 2016,
pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
3) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 November 2016,
pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
4) Tes akhir siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 November 2016,
pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 60 menit.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dalam tiga kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Tahap
pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap pengamatan/observasi, hal ini
dilakukan oleh guru kolaborator. Pada tahap ini peneliti melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dalam proses pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama: Rabu, 2 November 2016
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah
menentukan kelipatan dari suatu bilangan.
Pembelajaran diawali dengan salam, mengucapkan basmallah, dan
mengabsen kehadiran siswa. Pada awal pertemuan siswa hadir semua. Guru
kolabolator hadir di dalam kelas sebagai observer untuk mengamati aktivitas
selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
informasi bagi perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Proses pembelajaran dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti masuk pada
tahap stimulation yaitu dengan bertanya kedapa siswa “Apakah Kelipatan itu?
53
Apa yang kalian pikirkan jika mendengan kalimat kelipatan suatu bilangan?”.
Beberapa siswa menjawab “Tidak tahu, ms”. Dan beberapa lainnya hanya diam
dan membolak-balik buku cetak mereka. Pada tahap stimulation ini hanya
beberapa siswa yang menjawab dan mengajukan pertanyaan. Diawal
pembelajaran ini siswa kurang antusias karena mereka tidak terbiasa ditanya oleh
guru pada awal pembelajaran.
Setelah tahap stimulation selesai, peneliti masuk pada tahap identifikasi
masalah, dimana pada tahap ini peneliti memberikan LKK 1 berupa masalah soal
cerita yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini siswa diberikan
kesempatan untuk membaca dan memahami soal yang diberikan.
Selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan data dan pengolahan
data. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan yang terdapat pada LKK. Berikut ini foto aktivitas siswa dalam
berdiskusi.
Gambar 4.1
Aktivitas kelompok 2 saat berdiskusi
Beberapa kelompok ada yang masih bingung dengan soal yang terdapat
pada LKK 1, hal ini membuat peneliti memberikan penjelasan pada setiap
kelompok. Peneliti berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dalam
menyelesaikan LKK 1, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
oleh siswa. Untuk mengatasi beberapa kelompok yang mengalami kesulitan
peneliti memberikan sedikit arahan kepada mereka.
Waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal LKK 1 yaitu sekitar 20
menit, namun belum semua kelompok dapat menyelesaikan dengan benar.
54
Beberapa kelompok bingung untuk menuliskan kesimpulan dalam LKK yang
dikerjakan.
Setelah beberapa kelompok menyelesaikan LKK 1, peneliti masuk pada
tahap verivication. Masing-masing kelompok menunjuk perwakilannya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya tidak ada siswa yang berani maju
dan menjelaskan kepada teman-temannya, tetapi setelah peneliti menunjuk siswa
untuk menjelaskan hasil diskusinya maka siswa itu pun bersedia menjelaskan
diskusinya di depan kelas.
Pada pertemuan pertama tidak semua kelompok menjelaskan hasil
diskusinya, ada beberapa hal yang menjadi kendala. Salah satunya belum selesai
mengerjakan LKK yang diberikan, dan karena waktu yang tidak cukup dalam
pengerjaan.
Seteleh tahap verivicaion selesai, peneliti masuk pada tahap generalisation.
Pada tahap ini peneliti memberikan penguatan dari penjelasan yang diberikan oleh
perwakilan kelompok 2. Peneliti juga memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi kelipatan suatu bilangan, setelah itu siswa mencatat hasil diskusi yang telah
disepakati bersama. Siswa bersama dengan peneliti menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini.
Penutup pertemuan pertama ini, peneliti menginformasikan materi yang
akan dipelajari pada perteman berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajari
materi yang telah dipelajari hari ini dan selanjutnya untuk dipelajari di rumah.
Proses pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdallah bersama-sama dan
peneliti mengucapkan salam penutup.
2) Pertemuan kedua: Kamis, 4 November 2016
Pada perteman kedua, berlangsung 2 jam pelajaran (2 x 30 menit). Yang
dimulai pada pukul 09.30 – 10.30. peneliti masuk lebih awal hal ini bertujuan
untuk menyiapkan siswa dalam memulai pelajaran. Setelah waktu istirahat selesai,
peneliti meminta seluruh siswa untuk membereskan tempat makannya dan
membaca do’a setelah makan.
Siswa memulai pembelajaran dengan membaca basmallah, tidak lupa
peneliti mengabsen kehadiran siswa. Peneliti membuka pelajaran dengan
55
mengingatkan kembali mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang
kelipatan suatu bilangan.
Sebelum masuk pada materi pertemuan kedua peneliti mengelompokkan
siswa dengan cara berhitung 1 sampai 5 sesuai dengan tempat duduknya. Masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti menyampaikan materi
mengenai faktor bilangan dan faktor prima. Pada tahap stimulation peneliti
memberikan suatu masalah kepada siswa dalam bentuk soal cerita. Hal tersebut
bertujan untuk mengarahkan siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari.
Setelah itu peneliti masuk pada tahap identifikasi masalah, setiap kelompok
diberikan LKK 2 yang berisi lembar masalah. Pada tahap ini siswa diberi
kesempatan untuk membaca dan memahami soal. Kemudian pada tahap
pengumpulan dan pengolahan data, siswa diskusi bersama kelompoknya dan
mengeksplore pengetahuannya.
Peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau pengerjaan LKK 2
yang diberikan. Beberapa kelompok sudah memahami bagaimana menyelesaikan
soal yang diberikan, namun masih ada kelompok yang bingung terhadap cara
penyelesaiannya. Peneliti memberikan sedikit arahan untuk memudahkan
kelompok tersebut.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan LKK 2 yaitu 20 menit.
beberapa kelompok sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik untuk
berdiskusi sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu, namun
ada juga kelompok yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat
waktu dikarenakan mereka terlalu banyak mengobrolkan hal lain diluar materi
pembelajaran.
Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya, beberapa kelompok langsung mengacungkan
tangan, peneliti memilih kelompok yang mengacungkan tangan pertama kali dan
mempersilahkan kelompok 1 untuk menjelaskan hasil diskusinya.
Setelah itu peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi
menentukan faktor dari suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan, serta
56
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang sudah dipaparkan adalah benar.
Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdalllah bersama-sama.
Kemudian peneliti menyarankan kepada seluruh siswa untuk mempelajari
pelajaran hari ini dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya untuk dipelajari di rumah.
3) Pertemuan ketiga: Rabu, 9 November 2016
Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 – 12.30. subpokok bahasan yang diajarkan adalah mentukan
KPK dan FPB dari dua bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok dari deretan bangku
tempat duduk, setelah berkelompok dengan masing-masing kelompoknya peneliti
memberikan LKK 3. Pada tahap stimulation peneliti bertanya tentang KP dan
FPB. Hanya sedikit siswa yang aktif pada tahap stimulaion ini. Tida ada siswa
yang bertanya mengenai pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap identifikasi
masalah, peneliti meminta siswa untuk membaca dan memahami soal yang ada
pada LKK 3 dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada
tahap pengumpulan dan pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bersama
untuk menyelesaikan soal cerita yang telah diberikan. Dalam proses penyelesaian
soal cerita ini siswa dituntut untuk dapat menentukan langkah-langkah yang harus
dikerjakan untuk mendapatkan penyelesaian soal cerita.
Gambar 4.2
Hasil Jawaban Diskusi Siswa
Pada Pertemuan ke-3
57
Dari jawaban tersebut terlihat siswa sudah mampu menyelesaikan soal cerita
dengan langkah-langkah yang benar, namun hanya sebagian kelompok yang
melakukannya.
Waktu yang diberikan untuk mendiskusikan LKK 3 hanya 20 menit terdiri
dari 2 soal. Siswa antusias untuk berdiskusi menyelesaikan soal cerita yang
diberikan. Terlihat beberapa kelompok masih belum memahami soal cerita yang
diberikan, sehingga banyak siswa yang menanyakan kepada peneliti bagaimana
membedakan soal cerita KPK dan FPB. Dalam hal ini peneliti tidak langsung
memberikan penjelasan kepada siswa, namun meminta siswa untuk mencari tahu
sendiri bagaimana cara membedakannya.
Tahap verivication peneliti meminta siswa menuliskan dan menjelaskan
hasil diskusi di depan kelas. Tahap generalisasi peneliti memberikan tambahan
penjelasan mengenai materi menentukan KPK dan FPB dua bilangan, serta
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar.
Kemudian setelah itu peneliti menunjuk dua orang anak untuk memberikan
kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini.
Pada pertemuan ketiga ini peneliti memberikan informasi bahwa perteman
berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk mempelajari
materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ditutup dengan
membaca hamdallah bersama-sama dan peneliti mengucapkan salam penutup.
4) Pertemuan keempat: Kamis, 10 November 2016
Pertemuan keempat berlangsung 2 x 30 menit (2 jam pelajaran) dimulai
pukul 09.00 – 10.00. Pada pertemuan ini dilakukan tes akhir siklus I untuk
mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C.
Pada saat memasuki kelas, siswa usdah terlihat siap untuk mengikuti tes
yang akan diberikan. Sebelum melaksanakan tes, peneliti mengabsen siswa dan
ada 1 siswa yang sakit. Kemudian siswa diminta berdo’a terlebih dahulu sebelum
mengerjakan soal akhir siklus I. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes kepada
setiap siswa. Instrumen soal tes terdiri dari 4 butir soal cerita yang berkaitan
58
dengan KPK dan FPB guna mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita
siswa. Berikut foto siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I.
Gambar 4.3
Kegiatan siswa saat mengerjakan soal tes akhir siklus I
Selama tes berlangsung tampak siswa mengerjakan dengan serius dan
suasana kelaspun terlihat kondusif, meskipun ada beberapa siswa yang
menanyakan mengenai cara penyelesaian soal harus menggunakan KPK atau FPB
dan memastikan jawaban mereka. Namun peneliti selalu mencoba membimbing
siswa untuk mandiri dalam menemukan hasil jawaban yang benar. Secara
keseluruhan proses tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib sampai batas
waktu habis.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan siklus I. Pengamatan yang dilakukan oleh Guru Kolaborator
selaku observer untuk mengamati respon serta aktivitas siswa dalam pembelajaran
di kelas. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan
dengan penelitian langsung melihat dari kegiatan siswa selama mengisi LKK dan
saat berdiskusi dengan mengacu pada lembar observasi siswa. Berikut hasil
observasi pada siklus I mengenai aktivitas siswa dapat terlihat dari Tabel 4.1.
Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung terlihat bahwa dalam
proses pemebelajaran menggunakan model discovery learning tergolong cukup
efektif dengan rata-rata presentase 70,8%. Dalam siklus I keaktifan siswa paling
tinggi pada aspek persiapan untuk memulai pembelajaran. Hal ini terlihat dalam
proses pembelajaran yang terjadi, antusias siswa dalam memulai pembelajaran.
Sedangkan pada aspek yang mengharuskan siswa tampil atau aktif dihadapan
59
teman mereka masih rendah yaitu pada saat maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan menyimpulkan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa masih kurang percaya diri dihadapan teman mereka dan masih
malu untuk mengungkapkan pendapatnya, hanya beberapa orang saja yang sangat
percaya diri tampil dihadapan teman mereka. Dalam pengamatan langsung,
peneliti melihat bahwa siswa yang mau maju ke depan adalah siswa yang itu-itu
saja.
Tabel 4.1
Presentase Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%) Rataan
(%) 1 2 3
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 75 100 83,3
2. Memperhatikan
penjelasan guru 50 75 100 75
3. Menjawab dan
menanggapi pertanyaan
dari guru
50 75 75 66,7
4. Bekerja sama dengan
anggota kelompok 50 75 75 66,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 75 75 75
6. Bertanya saat proses
pembelajaran 50 75 100 75
7. Mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas 50 50 75 58,3
8. Menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
dilakukan
50 50 75 58,3
Rata-rata presentase 70,8
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas
siswa masih kurang baik karena rata-rata presentase aktivitas kelompok belum
mencapai indikator yang diharapkan yaitu rata-rata presentase sktivitas sisa
mencapai ≥ 75%. Bisa disimpulkan bahwa aktivitas dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery Learning harus di tingkatkan sampai
tahap intervensi tindakan yang diharapkan.
60
Upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam
penelitian menggunakan instrumen tes di akhir siklus. Hasil penilaian kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I terlihat dari tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I
Interval F Fk xi Fi.xi
31-42 1 1 34,5 34,5
43-54 1 2 46,5 46,5
55-66 3 5 58,5 175,5
67-78 9 14 70,5 634,5
79-90 5 19 82,5 412,5
Jumlah 19 292,5 1303,5
Berdasarkan hasil tes siklus I maka diperoleh skor rata-rata kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa sebesar 68,6, dengan nilai terendah 30 dan nilai
tertinggi 90. Hasil tersebut belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu skor
rata-rata hasil tes kemampuan menyelesaikan sial cerita siswa ≥ 70.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang dilihat dari penelitian ini
meliputi memahami masalah, memilih strategi, menyelesaikan strategi dan
menyimpulkan jawaban. Hasil penelitian masing-masing indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C pada siklus I dapat terlihat dari
gambar berikut.
Gambar 4.4
Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa indikator memahami
masalah menempati urutan tertinggi dengan presentase 84,6%, pada indikator
84.6% 81.6%
67.1%
49.1%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
memahamisoal
memilihstrategi
menyelesaikanstrategi
menyimpulkanjawaban
61
memilih strategi terlihat ada 81,6% yang menguasai sampai tahap ini, data ini
menunjukkan bahwa hasil intervensi tindakan yang diharapkan telah tercapai.
Berikut adalah sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 2 pada indikator
memahami masalah :
Gambar 4.5
Jawaban Siswa Pada Indikator Memahami Masalah Pada Siklus I
Berdasarkan sampel jawaban di atas,terlihat bahwa siswa mengetahui apa
yang ditanyakan dan apa yang diketahui serta mampu untuk mengidentifikasi
kecukupan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Selanjutnya adalah
sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator membuat rencana
pemecahan masalah.
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat Rencana Pemecahan
Masalah
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa siswa mengetahui apa yang harus dilakukan
terlebih dahulu, siswa dapat memodelkan permasalahan matematika dengan
benar.
Namun untuk untuk indikator melaksanakan strategi dan menyimpulkan
jawaban masing-masing menunjukkan 67% dan 49% data ini menunjukkan bahwa
hasil intervensi tindakan yang diharapkan belum tercapai. Berikut adalah sampel
jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator melaksanakan strategi
yang telah dibuat:
62
(a) (b)
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Pada Indikator Melaksanakan Strategi Pada Siklus I
Gambar 4.7 (a) menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan prosedur
penyelesaian dengan benar dan tidak ada salah perhitungan. Sedangkan gambar
4.7 (b) terlihat bahwa prosedur yang dilakukan oleh siswa sudah benar tapi siswa
salah dalam menentukan FPBnya. Selanjutnya untuk menyimpulkan jawaban,
rata-rata siswa lupa dan tidak memberikan kesimpulan pada perhitungan yang
telah diselesaikan.
Pada umumnya siswa kelas IVC lebih menguasai pada indikator memahami
masalah dan memilih strategi. Selebihnya siswa belum mampu ke tahap
menyelesaikan strategi dan menyimpulkan jawaban.
Data pada penelitian ini dilengkapi dengan jurnal harian, pedoman
wawancara, dan dokumentasi setiap pertemuan. Setiap akhir proses pembelajaran
siswa diminta untuk mengisi jurnal harian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Respon siswa terhadap
proses pembelajaran setiap siklus digolongkan menjadi tiga yaitu, respon positif,
netral dan negatif.
Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan/respon siswa
terhadap pembelajaran model Discovery Learning pada siklus I. Berikut
tanggapan siswa yang dirangkum dari jurnal harian siswa di setiap pertemuan
yang disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
I 64,8 % 19 % 16,2 %
II 70,3 % 16,2 % 13,5 %
III 78, 4 % 13,5 % 8,1 %
Presentase
Respon Siswa 71,2 % 16,2 % 13 %
63
Tanggapan siswa pada pembelajaran siklus I dirangkum berdasarkan
jurnal harian siswa yang diisi setiap pertemuan. Berdasarkan hasil analisis jurnal
harian siswa didapat bahwa rata-rata presentasi respon positif siswa sebesar 71,2
%. Siswa yang memberikan respon positif mengungkapkan bahwa pembelajaran
Discovery Learning menyenangkan karena bisa berdiskusi dengan teman-teman,
dan siswa menyukai pembelajaran kelompok.
Rata-rata negatif sebesar 13% berisi pendapat siswa yang menyukai
pembelajaran Discovery Learning tetapi masih bingung dan mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal KPK dan FPB, siswa belum bisa menentukan cara apa
yang harus digunakan saat menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB.
Selain dari jurnal harian yang diisi oleh siswa disetiap akhir proses
pembelajaran, peneliti juga melakaukan wawancara pada akhir siklus I gunakan
untuk mengetahui tanggapan terhadap proses pembelajaran dengan model
discovery learning. Berdassarkan hasil wawancara dapat disimpulkan pendpat
siswa tentang pembelajaran selama siklus I adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa merasa senang dengan model discovery leaning .
2. Pembelajaran matematika dengan model discovery learning dapat
menciptakan kerjasama dan berbagi ide terhadap suatu permasalahan yang
terdapat pada LKK. Sehingga siswa ingin selalu berkelompok saat pelajaran
matematika berlangsung.
3. Sebagian siswa lainnya merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
yang menggunkan KPK dan FPB, siswa belum dapat membedakan soal KPK
dan soal FPB.
Selain hasil dari jurnal harian dan observasi yang dilakukan terdapat pula
hasil LKK 1, LKK 2 dan LKK 3 pada silus I. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil LKK Siklus I
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 1 LKK 2 LKK3
1. I 80 75 95
2. II 65 95 70
3. III 75 65 100
4. IV 95 85 85
64
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan obesrver setelah melakukan analisis
pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan penilaian tes siklus I
ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
No. Kekurangan/ Kendala Perencanaan Perbaikan Siklus II
1 Proses diskusi yang dilakukan
siswa masih kurang optimal.
Masih terlihat beberapa siswa
yang tidak serius dalam
berdiskusi.
Pembelajarn tutor sebaya, dengan
mengelompokkan siswa berkemampuan
tinggi agar bisa membantu temannya yang
belum paham.
2 Proses presentasi yang
monoton hanya siswa yang
sama yang mau menjelaskan
dan mengerjakan soal di
depan kelas.
Menjadikan siswa yang pasif sebagai
ketua kelompok, memberikan kartu
berbicara untuk mengungkapkan pendapat
dan memberikan poin merit untuk siswa
yang berani presentasi di depan kelas.
3 Siswa masih mengalami
kesulitan dalam menetukan
strategi untuk menyeselsaikan
soal cerita.
Guru meminta siswa untuk menemukan
cara membedakan antara soal KPK dan
FPB kemudian guru memberikan
penguatan.
4 Kemampuan menyelesaikan
soal cerita siswa pada
indikator menyelesaikan
strategi dan menyimpulkan
jaawaban masih rendah.
Siswa lebih dibimbing dan diingatkan
untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal
cerita matematika.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian
65
dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini yang akan digunakan
sebagai perbaikan.
2. Deskripsi Siklus II
Tindakan pembelajaran pada silkus II merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus I, peneliti akan melakukan perubahan untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus I.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II diantaranya menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, menentukan pembagian kelompok
berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa, menyiapkan lembar kerja
kelompok, tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus II, catatan lapangan,
lembar observasi aktivitas siswa dan alat dokumentasi.
Target pada siklus II ini adalah hasil tes kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes akhir siklus
mencapai ≥ 70, presentase aktivitas siswa mencapai 75%.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pada
pertemuan kelima sampai ke tujuh peneliti memberikan pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning. Pembelajaran yang dikenakan pada
subjek penelitian/ siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan
perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Siklus II ini terdiri dari 3 kali intervensi tindakan pembelajaran dan 1 kali
tes diakhir siklus II, pelaksanaan tindakan ini dimulai tanggal 5 Januari 2017
sampai dengan 18 Januari 2017 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan
dan tes adalah 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran).
Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus II pada setiap
pertemuan:
66
1. Pertemuan ke-5 : Kamis, 5 Januari 2017
Pertemuan ke lima dimulai pukul 09.30 – 10.30 (2 x 30 menit). pada
pertemuan ini, pada pertemuan kali ini jumlah siswa yang hadir adalah 18 siswa,
dan 2 siswa izin.
Proses pembelajaran dimulai dengan peneliti membagikan hasil tes siklus I
kepada siswa. Peneliti juga memberikan sedikit evaluasi terhadap kesalahan siswa
yang terjadi saat menjawab soal. Selanjutnya peneliti juga memberikan motivasi
kepada siswa yang mendapat nilai kecil, agar lebih giat dalam belajar, lebih berani
dalam bertanya, lebih aktif ketika berdiskusi, tidak malu ketika mempresentasikan
hasil diskusi dan selalu memperhatikan peneliti ketika memberikan penguatan
materi atau penjelasan.
Bagi siswa yang telah mendapatkan nilai besar diharapkan dapat
mempertahannya atau lebih baik lagi dan selanjutnya dapat membantu temannya
dalam berdiskusi dan membantu temannya dalam memahami soal cerita.
Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang
terdiri dari 5 siswa. Pada pertemuan kali ini, peneliti sendirilah yang
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan mereka, sehingga siswa yang
berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Selanjutnya, pada tahab stimulation peneliti menanyakan tentang cara mencari
KPK. Sebagian siswa menjawab baik pertanyaan dari guru. Kemudian peneliti
memberikan LKK 4 yang terdiri dari 2 soal. Pada tahap identifikasi masalah,
peneliti memberikan kesempatan untuk siswa membawa dan memahami soal yang
ada pada LKK 4. Setelah itu pada tahap pengumpulan dan pengolahan data
peneliti meminta siswa untuk berdiskusikan dengan masing-masing kelompoknya.
Berikut aktivitas siswa saat berdiskusi dengan kelompokknya dapat dilihat pada
Gambar 4.8.
Terlihat siswa sibuk berdiskusi dengan kelompokknya masing-masing
mengerjakan LKK 4, kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada
pertemuan kelima mengalami perubahan yang signifikan. Siswa sudah terbiasa
dengan langkah-langkah discovery learning dalam menyelesaikan soal cerita,
terlebih dahulu siswa membaca dan memahami soal, lalu memilih strategi untuk
67
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal cerita dengan strategi yang telah
dipilih bersama-sama, memeriksa kembali hasil jawaban sebelum diberikan
kepada peneliti.
Gambar 4.8
Kegiatan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKK
Gambar 4.9
Hasil diskusi jawaban siswa pada pertemuan ke-5
Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya, hampir semua siswa mengacungkan tangan. Peneliti
kemudian hanya menyebutkan salah satu warna kartu yang mereka miliki dan
memilih yang tercepat mengacungkan tangan, dan mempersilahkan kelompok 1
68
untuk menuliskan dan menjelaskan hasil diskusinya. Berikut merupakan aktivitas
siswa dalam mengerjakan hasil diskusi di papan tulis dan menjelaskannya.
Gambar 4.10
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Kemudian peneliti menanyakan kepada setiap kelompok bagaimana
pendapatnya terhadap hasil diskusi kelompok 1. Kelompok lain membenarkan
hasil diskusi yang dijelaskan oleh kelompok 1. Setelah itu peneliti dan siswa
memberikan tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil
diskusinya.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning pada pertemuan kelima sudah cukup baik,
terlihat dari banyaknya kelompok yang sudah mulai memahami masalah,
membuat prencanaan, membuat penyelesaian yang telah mereka kerjakan cukup
baik.
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dari tiga bilangan,
serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh pewakilan kelompok
sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah
benar. Kemudian pada tahap generalisasi, peneliti meminta salah satu siswa
membuat kesimpulan dari apa yang telah pelajari hari ini.
Proses pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdallah bersama-
sama kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya terlebih dahulu
di rumah.
69
2. Pertemuan Keenam: Rabu, 11 Januari 2017
Pertemuan keenam berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai pukul 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan
adalah menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dari tiga bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5
setelah itu, pada tahap stimulation peneliti bertanya kepada siswa bagaimana cara
mencari FPB. Kemudian pada tahap identifikasi masalah peneliti memberikan
LKK 5 pada masing-masing kelompok. Dan seperti biasa memberikan
kesempatan bagi siswa untuk membaca dan memahami soal.
Kegiatan selanjutnya pada tahap pengumpulan dan pengolahan data setiap
kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal cerita yang telah
diberikan.
Waktu yang diberikan untuk berdiskusi hanya 20 menit terdiri dari 2 soal
cerita. Siswa antusias untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Setelah
waktu hasbis, peneliti masuk pada tahap verivication. Peneliti meminta siswa
menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain.
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB tiga bilangan, serta
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar.
Kemudian siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini.
Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama,
kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya di rumah.
3. Pertemuan ketujuh: Kamis, 12 januari 2017
Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 09.30 sampai 10.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah
menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB tiga bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 5
siswa masing-masing kelompok, setelah itu pada tahap stimulation peneliti
memberikan masalah yang berbentuk soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan
70
FPB yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tahap
identifikasi masalah peneliti memberikan LKK 6 pada masing-masing kelompok
dan meminta siswa untuk membaca dan memahaminya.
Kegiatan selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan dan
pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal
cerita yang telah diberikan. Siswa antusias berdiskusi untuk menyelesaikan soal
cerita yang diberikan. Setelah waktu habis peneliti masuk pada tahap verivication.
Peneliti meminta siswa untuk menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain.
Berikut merupakan aktivitas siswa dalam mengerjalan hasil diskusi di papan tulis
dan menjelaskannya.
Gambar 4.11
Aktivitas siswa pada tahap verivication
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB, serta membahas hasil diskusi
yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa
bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian pada tahap
generelalisasi siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari hari
ini.
Pada pertemuan ketujuh ini peneliti memberikan informasi bahwa
pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk
mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran
ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama.
71
4. Pertemuan kedelapan: Rabu, 18 Januari 2017
Pertemuan kedelapan berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran).
Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C. terlihat siswa sudah siap utnuk
melakukan tes.
Sebelum tes dimulai ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa
terlebih dahulu. Kemudian peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa.
Instrumen tes berisi tentang soal-soal cerita yang sering terjadi dalam ,ehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Soal terdiri dari 4 soal essay
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kela
IV-C. siswa mengerjakan soal dengan serius dan suasana kelaspun terlihat
kondusif dan tenang.
c. Tahap Observasi
Tabel 4.6
Presentase Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%) Rataan
(%) 5 6 7
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 100 100 91,7
2. Memperhatikan penjelasan guru 75 75 100 83,3
3. Menjawab dan menanggapi
pertanyaan dari guru 75 75 75 75
4. Bekerja sama dengan anggota
kelompok 100 75 100 91,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 100 75 83,3
6. Bertanya saat proses pembelajaran 75 75 100 83,3
7. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas 75 100 100 91,7
8. Menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dilakukan 75 100 100 91,7
Rata-rata presentase 86,5
Tahap observasi siklus II, dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa yang
terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui instrumen observasi.
72
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rataan pada presentase aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 88,5%. Rata-rata tersebut
mengalami peningkatan sebesar 17,7% dari silkus I. Hal ini menunjukkan
aktivitas siswa saat pembelajaran tergolong aktif.
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus II terlihat diseluruh aspek yang
dinilai. Pada siklus I hanya dua aspek yang paling dominan yatiu antusias siswa
dalam mengawali pembelajaran dan saat bekerja kelompok. Pada siklus II
sebagian besar siswa sudah terlibat aktif dalam diskusi dengan teman-temannya
serta sudah berani bertanya dan mencari informasi yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan LKK.
Setelah proses pembelajaran berakhir maka dilakukan tes akhir siklus II
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Berikut
merupakan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita.
Tabel 4.7
Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II
Interval F Fk xi Fi.xi
61-68 1 1 64,5 64,5
69-76 5 6 72,5 362,5
77-84 5 11 80,5 402,5
85-92 4 15 88,5 354
93-100 5 20 96,5 482,5
Jumlah 20 402,5 1666
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh rata-rata skor kemmapuan
menyelesaikan soal cerita sebesar 83,5. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian
indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Sehingga pemberian
tindakan diberhentikan pada siklus II.
Data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Peneliti
mengukur ketercapaian indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa itu
sendiri. Sehingga data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita
perindikator dapat terlihat dari Gambar 4.12
73
Gambar 4.12
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa
Per Indikator Pada Siklus II
Pada siklus II siswa telah menguasai seluruh indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita. Hal ini terlihat dari presentase kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I.
Pada siklus I siswa lebih dominan menguasai pada indikator memahami masalah
dan merencanakan strategi, sedangkan pada siklus II siswa telah menguasai
seluruh indikator menyelesaikan soal cerita. Secara umum kemampuan
menyelesaikan soal cerita kelas IV-C pada siklus II tergolong baik.
Gambar 4.13
Salah satu sample jawaban siswa dari tes siklus II
Pemberian jurnal harian pada setiap akhir proses pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery
Learning. Berdasarkan jurnal harian siswa, respon tersebut dikelompokkan
92% 88%
82.50%
72.50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
memhamimasalah
memilih strategi menyelesaikansoal
menyimpulkanjawaban
74
menjadi respon positif, netral, dan respon negatif. Hasil respon siklus II dapat
terlihat dari tabel berikut.
Tabel 4.8
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
V 81 % 11 % 3 %
VI 83,8 % 11 % 5,4 %
VII 89.2 % 8 % 3 %
Presentase
Respon Siswa 84,7 % 9,9 % 3,6 %
Berdasarkan tabel 4.8 respon siswa pada siklus II menunjukkan bahwa
respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery Learning tergolong baik
dengan rata-rata presentasi respon positif sebesar 84,7%. Pada siklus II siswa
sudah merasa terbiasa dengan model pembelajaran Discovery Learning, sehingga
terdapat peningkatan respon positif siswa dari siklus I.
Respon positif berisi siswa mengungkapkan pembelajaran matematika
lebih mudah ketika menyelesaikan LKK bersama-sama. Siswa dapat bertukar ide,
saling bertukar pendapat, dan saling membantu teman yang belum paham
terhadap materi yang diajarkan.
Respon netral sebesar 9,9% berisi pendapat siswa selain menyukai model
pembelajaran Discovery learning tetapi tidak mau berkempok yang ditentukan
oleh peneliti. Siswa menginginkan kelompoknya ditentukan sendiri. Siswa senang
belajar KPK dan FPB tetapi siswa mengalami kesulitan dalam operasi perkalian
yang masih rendah.
Respon negatif sebesar 3,6% yaitu berisi beberapa pendapat siswa
menginginkan tidak berkelompok dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa
menginginkan belajar langsung dengan peneliti tanpa bantuan dari teman yang
lain. Selain jurnal harian peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa pada
akhir siklus II, berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa.
75
1. Siswa menyukai pembelajaran matemtika dengan menggunakan model
discovery learning. Siswa menyukai pembelajaran yang berkelompok. Hal ini
membantu siswa dalam memahami materi.
2. Siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara
berdiskusi bersama teman-temannya. Karena jika ada hal yang kurang
dimengerti mereka bisa menanyakan kepada temannya dan tidak merasa takut
dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya.
Penelit juga meminta tanggapan dari guru terhadap proses pembelajaran
matematika dengan model discovery learning. Berikut merupakan tanggapan guru
terhadap proses pembelajaran selama dua siklus.
1. Pembelajaran matematika dengan model discovery learning menciptakan
suasana baru bagi siswa. Siswa lebih berani dalam berdiskusi dan aktif dalam
bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dipaparkan dengan
berdiskusi dengan teman-temannya, sehingga dalam pembelajaran ini siswa
mengalami sendiri proses-proses dalam belajarnya.
3. Membuat siswa lebih percaya diri dengan mengerjakan soal di depan kelas
dan menjelaskannya.
4. Bentuk soal yang disajikan dalam LKK dan tes akhir siklus membantu siswa
dalam memahami materi.
Selain hasil jurnal harian dan observasi diakhir siklus yang dilakukan
terdapat pula hasil LKK 4, LKK 5 dan LKK 6 pada siklus II. Hal ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil LKK Siklus II
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 5 LKK 6 LKK 7
1. I 70 100 100
2. II 95 90 100
3. III 100 80 85
4. IV 85 90 95
76
Berdasarkan skor hasil LKK pada siklus II mengalami peningkatan yang
cukup baik, terlihat setiap kelompok pada tiap pertemuan mendapatkan nilai yang
di atas KKM yang telah ditentukan peneliti sebesar 70. Pada tiap pertemuan setiap
kelompok tuntas dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus II menunjukkan
rata-rata 83,5. hasil tersebut mengalami pemingkatan dari siklus I dan tergolong
baik. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi
siklus I. Perbaikan ini diantaranya dilakukannya random kelompok, memotivasi
siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi, penyajian LKK yang lebih baik dan
perbaikan Rencana Pembelajaran (RPP).
Respon siswa terhadap proses pembelajaran siklus II semakin positif. Siswa
sudah mampu beradaptasi dengan baik terhadap proses pembelajaran yang
diterapkan. Aktivitas siswa dalam berdiskusi bersama teman-temannya semakin
aktif, sebagian besar siswa dapat berdiskusi aktif bersama teman-temannya. Selain
itu siswa juga dapat menjelaskan hasil diskusi dan berani untuk mengerjakan soal
di depan kelas. Secara keseluruhan, proses pembelajaran siklus II berjalan lebih
efektif dibanding dengan siklus I. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning menciptakan suasana belajar yang saling
membantu sesama siswa sehingga terjadi interaksi dan memberikan kontribusi
bagi masing-masing kelompok
B. Analisi Data
1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat diketahui dari keempat
indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator tersebut adalah
memahami masalah, merencanakan penyelesaiaan, menyelesaikan soal dan
menyimpulkan kebenaran jawaban. Setelah dilakukan proses pembelajaran
dengan model Discovery Learning selama siklus I dan siklus II, diperoleh data
mengenai rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.
77
Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing
indikatornya yang dapat diketahui dari Gambar 4.14..
Gambar 4.14
Perbandingan Skor Menyelesaikan Soal Cerita
Siklus I dan Siklus II
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada siklus I siswa lebih menguasai
indikator memahami masalah dan memilih strategi. Pada indikator menjalankan
strategi dan menyimpulkan jawaban siswa belum dapat mengerjakannya. Hak
tersebut karena siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal dengan strategi yang
dipilih pada soal cerita sehingga masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa
pada saat menjawab soal. Sebagian besar siswa juga tidak memeriksa kembali
hasil jawaban, sehingga siswa tidak menyimpulkan jawaban dari soal cerita yang
diberikan.
Pada siklus II siswa sudah menguasai indikator memahami masalah,
memilih strategi, menyelesaikan soal dan menyimpulkan jawaban. Pada siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita. Siswa sudah dapat memahami dan menginterpretasikan
informasi soal kedalam bahasa matematika dan menyelesaikan masalah dengan
melibatkan strategi matematika.
Berdasarkan interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
pada sema indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Hal ini menunjukkan
85% 82%
67%
49%
92% 88% 83% 73%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
memahamimasalah
memilih strategi menyelesaikansoal
menimpulkanjawaban
Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
78
keberhasilan tindakan yang diberikan pada siklus II. Statistik deskriptif dari data
tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus I dan II disajikan dalam
tabel 4.10.
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Tes Siklus I dan II
Statistik Deskriptif Siklus I Siklus II
Rata-rata 68,6 83,5
Standar Deviasi 12,8 10,15
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I memperoleh
rata-rata 68,6 dan standar deviasi 12,8. Dengan nilai rata-rata dan standar deviasi
ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa belum
maksimal dan belum merata, nilai siswa masih heterogen. Artinya masih adanya
perbedaan nilai yang terlalu tinggi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Hai tersebut juga diperkuat dengan jangkauan nilai data yang cukup besar yaitu
dimana nilai terbesar 90 dan nilai terkecil 30. Selanjutnya pada siklus II terjadi
peningkatan rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa menjadi
83,5 dan standar deviasi pada siklus II menjadi semakin kecil menjadi 10,15. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai siswa sudah homogen artinya tidak terjadi
perbedaan nilai terlalu tinggi, terlihat dari hasil tes siklus II nilai terbesar 100 dan
nilai terkecil 60. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa merata dibandingkan dari siklus I.
2. Aktivitas Pembelajaran
Data mnengenai aktivitas belajar matematika siswa salah satunya diperoleh
dari lembar observasi siswa. Rata-rata presentase aktivitas belajar matematika
siswa dari siklus I dan siklus II disajikan pada tabel berikut.
79
Tabel 4.11
Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II
Siklus I II
Persentase 70,8 % 86,5%
Kategori Cukup Baik
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada tabel 4.9 diperoleh
data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini
ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II.
Berdasarkan observasi aktivitas siswa pada sikluis I sebesar 70,8% dan termasuk
kategori aktivitas cukup, kemudian pada siklus II sebesar 86,5% termasuk dalam
kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus
II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Data
aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I lebih memfokuskan pada aktivitas
siswa dalam bekerja kelompok yang belum maksimal. Jika aktivitas diskusi
berjalan dengan baik, maka aktivitas yang lainnya akan berpengaruh dengan baik
pula. Pada siklus II keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih baik dari pada
siklus sebelumnya, dimana ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar
mengalami kemajuan dan sering memperhatikan guru sehingga menunjukkan
perbaikan yang sangat baik.
3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus I belum rapi, saat proses pembelajaran
berlangsung sebagian siswa ada yang belum siap. Ada yang bercanda, mengobrol,
bermain, makan. Hal ini membuat mereka saat mengerjakan soal tidak paham dan
bingung. Pada siklus II peneliti mengajak siswa lebih tertib lagi dan memotivasi
siswa untuk lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya. Peneliti
menggunakan kertas berwarna untuk diberikan kepada masing-masing siswa,
fungsi dari kertas warna ini untuk kartu bicara, jadi setiap siswa berhak dan
80
memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan mendapat
kesempatan untuk mengerjakan soal di depan kelas.
Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan tertib dan rapi.
Siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. Ada beberapa siswa pada siklus I
hanya diam saja, pada siklus II mereka berani bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahami. Proses diskusi juga terlihat berbeda. Pada saat guru
meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas, semua kelompok bahkan semua siswa berusaha
menjadi yang tercepat agar dipilih untuk maju.
4. Respon Siswa
Rata-rata persentase respon positif siswa terhadap pembelajaran
matematika menggunakan model Discovery Learning meningkat yaitu dari 71,2%
menjadi 84,7%.
Berikut tabel rata-rata persentase respon siswa.
Tabel 4.12
Persentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I II
Positif 71,2% 84,7%
Netral 16,3% 9,9%
Negatif 13% 3,6%
C. Pembahasan
1. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa
Penerapan model pmebelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas
IV. Sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang
mengandalkan keaktifan guru di kelas pada proses pembelajaran hanya
dilakukan dengan metode ceramah dengan memberikan contoh-contoh
soal yang terdapat di buku paket sehingga didominasi oleh guru. Guru
kurang menyajikan soal-soal dalam bentuk cerita karena soal cerita
membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya, sehingga
81
berdampak pada kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa
yang rendah.
Sesudah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada materi KPK dan FPB,
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa meningkat.
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Siswa
Rata-Rata Siklus I Siklus II
68,6 83,5
Pada siklus I rata-rata kemampuan menyelesaika soal cerita siswa
yaitu 68,6 belum mencapai nilai kriteria yang diharapkan. Karena intervensi
yang belum tercapai maka dari peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II
Setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus II rata-rata skor
kemampuan menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan pada
indikator menyelesaikan soal dengan strategi yang dipilih sebesar 15,4%,
dan menyimpulkan jawaban sebesar 23,4%. Pada siklus II siswa dapat
memberikan kesimpulan atas jawabannya menggunakan bahasa atau kata-
kata sendiri dengan baik. Pada siklus II rata-rata kemampuan menyelesaikan
soal cerita siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran yaitu 83,5.
Berdasarkan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa,
terdapat lima orang yang memiliki nilai di bawah KKM pada siklus I dan
mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan siklus II. Pengetahuan
awal matematika kelima siswa tersebut terbilang sukup baik pada siklus II.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siswa tersebut
cenderung diam dan hanya sesekali bertanya jika ada hal yang tidak
dipahami. Sesungguhnya siswa tersebut memahami materi yang dipelajari
tetapi masih bingung jika diminta menjelaskan alasan dari jawabannya.
Penyebab lainnya masih terjadi kekeliruan dalam perkalian yang dihitung
siswa.
82
Kemampuan mneyelesaikan soal cerita yang sudah baik membuat
siswa lebih memahami materi yang dipelajarinya. Model pembelajaran
Discovery Learning membantu siswa dalam menemukan ide-ide
matematika. Selain itu siswa tersebut dapat berdiskusi terkait ide
matematika yang ia temukan, hal ini dapat menguatkan dan mempertajam
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajarinya.
2. Aktivitas Belajar
Belajar tidak hanya menuntut hasil yang baik dari segi kognitif saja,
namun belajar menuntut aktivitas yang baik pula. Ketika diterapkannya
model Discovery Learning dalam proses pembelajaran matematika sikap
pasif siswa berubah menjadi aktif, rasa bosan yang dialami siswa mulai
tidak terasa lagi dalam pembelajaran, siswa mulai berperan aktif, mandiri,
berinteraksi, percaya diri, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Selain itu selama pembelajaran berlangsung pada siklus I
dan II kegiatan belajar siswa mengalami perubahan yang positif.
Pembelajaran matematika melalui model Discovery Leaning membuat siswa
lebih aktif dalam menyelesaikan lembar kerja tanpa dihinggapi rasa takut
dan malas. Keaktifan siswa dalam mengemukakan jawaban tersebut dapat
terjadi karena siswa dapat menyerap materi dengan baik ketika proses
pembelajaran berlangsung. Pada siklus I aktivitas siswa memang terjadi
pasang surut, namun secara keseluruhan tahapan siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan yang cukup signifikan sesuai harapan peneliti. Adapun
peningkatan aktivitas kegiatan belajar siswa daat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II
Siklus I Siklus II
70,8% 86,5%
Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa mencapai
70,8% dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu mencapai 86,5%. Jika
dibandingkan data aktivitas belajar siswa antara siklus I dan siklus II terjadi
peningkatan yang relatif baik.
83
3. Respon Siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh dari jurnal harian serta
wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Pada jurnal harian rata-
rata persentase respon positif siswa terhadap model Discovery Learning
meningkat yaitu dari 71,2% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
Sedangkan rata-rata persentase respon negatif siswa menurun dari 13% pada
siklus I menjadi 3,6% pada siklus II, begitu pula rata-rata persentase respon
netral siswa menurun dari 16,2% pada siklus I menjadi 9,9% pada siklus II.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian pada
siklus I dalam proses pembelajaran siswa mulai melatih kemampuannya untuk
bekerja dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, selain itu melatih siswa
dalam percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya dan meningkatkan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa. Pada siklus II hasil
wawancara yang diperoleh dalam proses pembelajaran siswa berkemampuan
tinggi dan rata-rata mereka menjawab pertanyaan penulis dan mendengarkan
penjelasan yang disampaikan teman/guru. Antusiasme mereka dalam
pembelajaran rata-rata sudah tinggi dengan berbagai alasan diantaranya
tertarik dengan pembelajaran matematika.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa selama proses pembelajaran dengan
model Discovery Learning lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa, dengan rata-rata skor kemampuan representasi
matematik siswa pada akhir siklus I sebesar 68,6 dan meningkat pada siklus II
menjadi 83,5. Pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning juga
dapat meningkatkan aktivitas siswa serta mendapatkan respon yang positif dari
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 15,7 %, dimana pada siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
70,8% dan meningkat pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif dari siswa
dapat ditunjukkan dari peningkatan respon positif jurnal harian yaitu dari 71,2%
pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
beberapa saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Discovery Learning perlu diterapkan oleh guru
dalam proses pembelajaran matematika, karena dengan pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dan hasil
belajar siswa.
2. Pada saat melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning ini,
pneliti mengalami kendala membangun pengetahuan awal siswa, maka dari itu
jika ingin menggunkan model pembelajaran ini, hendaknya pada tahap
stimulation guru bisa menggunakan alat peraga, video ataupun gambar untuk
85
membangun pengetahuan awal siswa. Model pembelajaran ini tidak bisa
digunakan untuk siswa berkemampuan rendah dan dalam jumlah yang banyak.
3. Pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat diterapkan pada materi
KPK dan FPB untuk meningkatkan kemampuan menyelesaiakn soal cerita
siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti
pengaruh pembelajaran dengan model Discovery Learning untuk
meningkatkan kemampuan tingkat tinggi lainnya atau dapat dilakukan pada
jenjang pendidikan dasar lainnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Nuri. “ Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang”,
Tarbiya: Journal of Education In Muslim Society, vol. 1, No. 2, 5 Desember
2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara Cet. 4, 2015. Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press. 2013. Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014. Kurniawati, Lia. “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam
Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Pendekatan
Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar. Jakarta:
PIC UIN. 2007. Raharjo, Marsudi dkk. Modul Matematika SD Program bermutu Pembelajaran
Soal Cerita di SD. Sleman: PPPPTK. 2009. Rahman, Risqi dan Samsul Maarif. “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery
Terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan
Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat”, Jurnal Prodi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung, Vol. 3, Nomor 1, Febuari 2014. Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press. 2015. Rozak, Abd. dan Maifalinda Fatra. Bahan Pelatihan Penelitian Tindak Kelas.
Jakarta: FITK UIN Jakarta. 2014. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Kencana. 2009. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.
2011. Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana. 2013. Trianto. Mendesai Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
2015. Winarni, Endang Setyo dan Sri Harmini. Matematika untuk PGSD. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
87
Lampiran 1
Bukti Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa
88
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi : 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 1. Menetukan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan
Faktor Persekutuan Besar (FPB)
C. Indikator : 1. Menentukan kelipatan dari bilangan
2. Menentukan faktor dari bilangan
3. Menetukan faktor prima dari satu bilangan
4. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 2
bilangan
5. Menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan
peserta didik dapat:
1. Menentukan kelipatan bilangan
2. Menentukan bilangan prima, faktor suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan
3. Menetukan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dari 2
bilangan
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Kancing, gelas plastik stopwatch
89
2. Alat/Bahan : Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber : Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary
school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta:
Yudistira.
G. Materi Pembelajaran
Kelipatan Bilangan, Faktor Bilangan, Faktor Prima, KPK dan FPB
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
90
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 1
terlampir)
c. Guru meminta siswa un
tuk mendefinisikan
pengertian kelipatan
berdasarkan masalah
tersebut.
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan menuliskan
jumlah jeruk
yang dimiliki
Budi dan
teman-
temannya.
c. Mendefinisikan
pengertian
kelipatan
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
diskusi
kelompok dan
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
91
hasil diskusinya membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
92
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan Ke-2
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
93
terdiri dari 4 sampai 5
siswa sesuai dengan
nomor urut tempat
duduknya
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 2
terlampir) dan
membagikan 5 butir
kancing kepada masing-
masing kelompok
c. Guru meminta siswa un
tuk mendefinisikan
pengertian faktor bilangan
dan menuliskan bilangan
prima berdasarkan
masalah tersebut.
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan
guru,
menghitung
kancing dan
menuliskan
penyelesaian
masalah dari
penjelasan guru
c. Mendefinisikan
pengertian
faktor bilangan
dan menuliskan
bilangan prima
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
94
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
diskusi
kelompok dan
membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa Kuis secara lisan,
untuk masing-masing
siswa secara individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Menjawab soal
yang diberikan
oleh guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
95
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-3
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
96
terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 3
terlampir)
c. Guru meminta siswa un
tuk menyelesaikan
masalah dalam bentuk soal
cerita dengan langkah-
langkah yang sistematis
dan dengan strategi yang
benar
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan menuliskan
penyelesaian
masalah dari
penjelasan guru
c. Menyelesaikan
soal dengan
langkah-
langkah dan
strategi yang
benar
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
97
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya
diskusi
kelompok dan
membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
98
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
I. Jenis Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
3. Instrumen : Terlampir
J. Lampiran
1. Masalah pada pertemuan ke-1
“Suatu minggu pagi, Budi akan pergi berekreasi dengan Yudi. Setiap anak
membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka berapa banyak jeruk yang dimiliki
Budi dan Yudi? Kemudian datang seorang lagi kawan Budi bernama Gandhi, dia
juga membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka ada berapa jeruk yang mereka
punya sekarang? Adik Gandhi meminta ikut berekreasi dan dia juga membawa
satu kantong berisi 2 jeruk. Sekarang banyak jeruk mereka ada berapa? Jika
datang seorang lagi teman Budi, dan ia membawa satu kantong jeruk juga, maka
berapa banyak jeruk yang mereka punya sekarang?”
2. Masalah pada pertemuan ke-2
Jika kancing yang kalian punya dibagikan kepada 1 orang teman mu, maka berapa
banyak kancing yang ia dapatkan? Jika kancing dibagikan kepada 2 orang
temanmu maka berapa banyak kancing yang didapatkan sama banyak? Jika
kancing dibagikan kepada 3 orang temanmu maka berapa banyak kancing yang
didapatkan sama banyak? Jika kancing dibagikan kepada 4 orang teman, makan
berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak? Jika kancing dibagi kepada 5
teman, maka berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak?
99
3. Masalah pada pertemuan ke-3
a. Dua anak maju ke depan kelas, kedua anak tersebut bermain tepuk-tepuk. Si A
bertepuk setiap 3 detik sekali. Si B bertepuk setiap 5 detik sekali. Kapan
mereka bertepuk bersama-sama untuk pertama kalinya?
b. Guru membagikan 6 kancing berwarna putih dan 8 kancing berwarna merah
kepada masing-masing kelompok. kancing tersebut akan dimasukkan kedalam
gelas dengan jumlah yang sama dan habis dibagi rata. Berapakah gelas yang
dibutuhkan?
Jakarta, 2 November 2016
Head Level Grade 4,
Iin Handayani, S.Pd
Peneliti,
Ressa Carera
Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
100
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi : 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung KPK dan FPB
C. Indikator : 1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
3 bilangan.
2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3
bilangan.
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
dan FPB 3 bilangan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan
peserta didik dapat:
1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK 3 bilangan dengan benar.
2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3 bilangan dengan benar.
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan FPB 3 bilangan dengan
benar.
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Kalender, kancing, lidi dan manik-manik, gelas, plastik
101
2. Alat/Bahan : Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber : Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary
school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta:
Yudistira.
G. Materi Pembelajaran
KPK dan FPB 3 Bilangan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-5
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru dan
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
102
membagikan kartu bicara
berupa kertas berwarna
untuk setiap siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita KPK
(masalah terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
103
kertas yang didapat setiap
siswa.
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi KPK
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
104
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
yang terlihat pasif.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-6
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
105
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru
berdasarkan kemampuan
anak dan membagikan
kartu bicara berupa kertas
berwarna untuk setiap
siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita FPB
(masalah terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Pemberian
Rangsangan
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
106
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
kertas yang didapat setiap
siswa.
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Verifikasi
dan
generalisasi
107
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi FPB
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Disiplin
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
yang menjadi ketua
kelompok.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-7
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
108
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru dan
membagikan kartu bicara
berupa kertas berwarna
untuk setiap siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita KPK
dan FPB(masalah
terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Pemberian
Rangsangan
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
109
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
kertas yang didapat setiap
siswa.
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
Saling
menghargai
Perhatian
Verifikasi
dan
generalisasi
110
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi KPK
dan FPB
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Rasa ingin
tahu
Disiplin
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
dengan cara menyebutkan
salah satu warna pada kartu
bicara yang dimiliki siswa.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
111
I. Jenis Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
3. Instrumen : Terlampir
J. Lampiran
1. Masalah pada pertemuan ke-4
Nadia mengikuti les matematika setiap 2 hari sekali, Laras mengikuti les
matematika 3 hari sekali dan Sania mengikuti les matematika 4 hari sekali. Pada
tangal 16 Juli 2016 mereka les bersama-sama. Pada tanggal berapa mereka les
bersama-sama lagi?
2. Masalah pada pertemuan ke-5
Guru membagikan 6 kancing, 8 lidi dan 10 manik-manik kepada masing-masing
kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan ke dalam
plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata. Maka berapakah
plastika yang dibutuhkan?
3. Masalah pada pertemuan ke-6
a. Ada 3 buah lampu berwarna, merah, kuning dan hijau. Lampu merah menyala
setiap 5 detik sekali, lampu kuning menyala setiap 7 detik sekali dan lampu
hijau menyala setiap 9 detik sekali. Pada detik keberapa ketiga lampu tersebut
menyala secara bersama-sama untuk yang pertama kalinya?
b. Guru membagikan 10 kancing, 12 lidi dan 15 manik-manik kepada masing-
masing kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan
ke dalam gelas plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata.
Maka berapakah gelas yang dibutuhkan? Dan ada berapa kancing, lidi dan
manik-manik pada setiap gelasnya?
Jakarta, 4 Januari 2017
Head Level Grade 4,
Iin Handayani, S.Pd
Peneliti,
Ressa Carera
Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
112
Lampiran 4
Nama siswa Jumlah Kue Nama siswa Jumlah kue
Andi Foni
Beni Gary
Cila Hani
Didi Indah
Eman Juna
Jika satu kotak kue berisi 12 kue maka, berapakah jumlah kue
Masing-masing siswa?
Petunjuk :
Bacalah soal cerita di bawah
ini dengan teliti!
Diskusikan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini
dengan teman sekelompokmu!
Lembar Kerja
Kelompok 1
Nama Kelompok : ..........................................