Page 1
i
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI
PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERDASAR MASALAH ATAU PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) DI MTs NEGERI MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh :
LINDA HARIYANI
NIM. 063811007
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2010
Page 5
v
ABSTRAK
Linda Hariyani (NIM.063811007). Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Respirasi pada Manusia Melalui Model
Pembelajaran Berdasar Masalah atau Problem Based Instruction (PBI) di
MTs Negeri Magelang. Skripsi Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Keaktifan Siswa dengan
Metode Pembelajaran (PBI) Materi Pokok Sistem Respirasi Manusia di MTs
Negeri Magelang ; 2) Hasil Belajar Siswa dalam Materi Sistem Pernapasan
Manusia Kelas VIII B di MTs Negeri Magelang.
Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas, terdiri dari 2
siklus denngan jumlah 35 siswa.
Dari hasil penelitian yang telah digunakan bahwa Aktivitas Siswa dengan
Model Pembelajaran (PBI) Kelas VIII MTs Negeri Magelang kategori “aktif”. Hal
tersebut ditujukan dari hasil observasi siswa dalam pembelajaran (PBI) pada
siklus 2 mencapai 71,28 % sedangkan hasil belajar siswa dalam materi sistem
pernapasan manusia sebesar 88,5 %.
Hasil uji hipotesis tindakan dengan menggunakan analisis rata-rata
menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan tentang Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran Metode (PBI) terhadap Hasil Belajar pada Materi Sistem
Pernapasan Manusia Kelas VIII MTs Negeri Magelang. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 62,71 % dan
pada siklus 2 bertambah menjadi 71,28 %. Hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan pada siklus 1 mencapai 82,80 % dan pada siklus 2 bertambah
menjadi 88,5 %. Pada siklus 2 ketuntasan klasikal telah tercapai maka tidak
diperlukan tindakan selanjutnya. Dengan demikian Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Metode (PBI) dan Hasil Belajar pada Materi Sistem Pernapasan
Manusia Kelas VIII MTs Negeri Magelang meningkat artinya, semakin tinggi
keaktifan siswa dalam pembelajaran (PBI) maka semakin tinggi pula hasil belajar
yang diperoleh siswa, semakin rendah keaktifan siswa dalam pembelajaran (PBI)
maka semakin rendah hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dan
bahan informasi bagi khazanah ilmu pengetahuan serta masukan bagi civitas
Akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Page 6
vi
MOTTO
ô‰s) s9uρ $ tΡ ù& u‘ sŒ zΟ ¨Ψyγ yfÏ9 #Z��ÏW Ÿ2 š∅ ÏiΒ Çd Ågø: $# Ä§Ρ M}$# uρ ( öΝ çλ m; Ò>θè= è% �ω
šχθßγ s) ø tƒ $ pκ Í5 öΝ çλ m;uρ ×ã ôãr& �ω tβρ ç�ÅÇö7 ム$ pκ Í5 öΝ çλ m; uρ ×β# sŒ# u �ω tβθãèuΚ ó¡ o„ !$ pκ Í5 4 y7 Í×̄≈s9'ρ é& ÉΟ≈yè÷Ρ F{$%x. ö≅t/ öΝ èδ ‘≅|Êr& 4 y7Í×̄≈s9'ρé& ãΝ èδ šχθè=Ï ≈tóø9$# ∩⊇∠∪
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah)” (QS. Al-A’raf : 179)1.
1 Soenarjo, Al-Qu’an dan Terjemahnya,(Surabaya: CV. Aisyiah, 2001)., hlm 423
Page 7
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan
kepada:
1. Kedua oarang tuaku yang sangat penulis cintai dan sayangi. Teruntuk
ayahanda Hariyono dan Ibunda Sudaliah.Terima kasih atas semuanya.
Semoga Ayah dan Ibu mendapatkan balasan atas kebaikan dan kasih
sayang dari Allah SWT. Amiiin.....
2. Adikku tersayang terima kasih banyak atas semua kasih sayang dan
dukungannya baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
3. Seluruh keluarga besarku di Magelang. Terima kasih atas dukungan dan
motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga besar Biologi (himabio) yang selalu menemaniku dalam suka
dan duka.
5. Sahabat-sahabatku Diyar, Aeni, Hanif dan Ririn serta teman-temanku
yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.Terima kasih atas
persahabatan yang indah ini, serta para pecinta ilmu yang budiman.
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, Rab semesta alam yang Maha Rahman dan
Maha Rahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis ucapkan karena atas karunia
dan rahmat Allah-lah skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah saw.,
keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang
melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Tadris Biologi, dosen-dosen dan
karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, atas segala didikan,
bantuan dan kerja samanya.
3. Dosen Wali dan Pembimbing Ibu Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes. yang
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, dan membagi
ilmunya kepada penulis.
4. Bapak Fakrur Rozi, M.Ag sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, dengan
kesabarannya dan keluasan wawasan keilmuannya banyak memberikan
arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan
skripsi dikampus tercinta ini.
5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan sayangi. Ayahanda Hariyono,
yang banyak memberikan ruang kedewasaan penulis untuk selalu berpikir
akan sesuatu hal, memberikan rasa optimisme yang tinggi, dan selalu
mengajarkan untuk selalu berbuat baik sesamanya. Ibunda Sudaliyah, sosok
yang menawarkan kesabaran dalam hidup, bijak dalam bertindak, dan selalu
Page 9
ix
memahami penulis dalam keadaan apapun sejak kecil sampai saat ini.
sehingga membuatku tetap tegar dalam menyongsong masa depan.
6. Kepala MTs Negeri Magelang Drs. Ghufron, yang telah berkenan
memberikan waktu dan bantuannya untuk memberikan informasi dalam
penelitian ini kepada penulis.
7. Temen-temen kos C-11 (Hanif, Ismi, Nuryati, Khotijah) yang selalu memberi
motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi, terima kasih atas
indahnya kebersamaan dan kekeluargaan yang indah ini, semoga tak
terlupakan selamanya.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan
ruang. Terima kasih telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do’a
semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholih dan mendapatkan
balasan berlipat dari-Nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga
bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari
segi substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 14 Desember 2010
Penulis
Linda Hariyani
NIM. 063811008
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. ….i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………ii
PENGESAHAN…………………………………………………………………iii
DEKLARASI…………………………………………………………………….iv
ABSTRAK………………………………………………………………………..v
MOTTO………………………………………………………………………….vi
PERSEMBAHAN………………………………………………………………vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….....1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………….......4
C. Penegasan Istilah…………………………………………………………4
D. Rumusan Masalah………………………………………………………..6
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………….6
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Teori Belajar Keaktifan Belajar……………………………………….…8
B. Problem Based Instruction (PBI) atau Model Berdasar Masalah………..9
C. Hasil Belajar……………………………………………………….……11
D. Respirasi Pada Manusia………………………………………………...17
E. Penerapan Model PBI………………………………………………..…35
F. Kerangka Berpikir……………………………………………………....37
G. Kajian Pustaka yang Relevan…………………………………………...21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian.………………………………………………………..32
B. Metode penelitian………………………………………………………...35
C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………....36
D. Subjek dan objek penelitian………………………………………….…..36
Page 11
xi
E. Rancangan penelitian………………………………………………….....36
F. Teknik pengumpulan data……….……………………………………….39
G. Teknik analisis data……………….……………………………………...40
H. Indikator keberhasilan……………………………………………..…......41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………..42
B. Pembahasan………………………………………………………………51
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………..55
BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................57
B. Saran-saran.................................................................................................57
C. Penutup.......................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil observasi keaktifan siswa siklus 1
4.2 Nilai hasil belajar siswa pada siklus 1
4.3 Hasil observasi keaktifan siswa siklus 2
4.4 Nilai hasil belajar siswa pada siklus 2
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Respirasi Manusia
Gambar 2.2 Inspirasi
Gambar 2.3 Ekspirasi
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
Lampiran 4 : Daftar nama siswa kelas VIII B
Lampiran 5 : Daftar kelompok siswa siklus 1 dan 2
Lampiran 6 : Kisi-kisi soal
Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa siklus 1
Lampiran 8 : Uji Kompetensi siklus 1
Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa siklus 2
Lampiran 10 : Uji Kompetensi siklus 2
Lampiran 11 : Hasil observasi keaktifan siswa siklus 1
Lampiran 12 : Daftar nilai siswa siklus 1
Lampiran 13 : Hasil observasi keaktifan siswa siklus 2
Lampiran 14 : Daftar nilai siswa siklus 2
Lampiran 15 : Daftar riwayat hidup
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi
antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar. Pembelajaran biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan melainkan suatu proses penemuan.
Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mencari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkan di kehidupan sehari-hari.
Proses belajar mengajar selama ini umumnya belum dikelola secara
optimal. Pembelajaran di kelas cenderung sangat teoritik dan tidak
berhubungan dengan kehidupan di lingkungan siswa. Kita sering menjumpai
kehidupan kelas dengan ciri-ciri : guru cenderung mendominasi kegiatan
dalam proses belajar mengajar, hubungan langsung antara guru dan siswa
kecil, siswa cenderung bertingkah laku pasif, yaitu datang, dengar, baca dan
tulis.
Menurut, Musthofa Fahmi sebagaimana dikutip oleh Mustaqim belajar
adalah:
�� ����� �� � �� ����� ���� �� ���� � ���� � � ��
“Sesungguhnya belajar adalah ungkapan yang menunjuk aktifitas
yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau
pengalaman”2
Untuk itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu
mengarahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan permasalahan yang ada
di lingkungannya serta mampu melibatkan seluruh peserta didik untuk aktif
dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna bagi
siswa.
2 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm.34
Page 16
2
Pembelajaran merupakan salah satu cara guru untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami
apa yang sedang dipelajari. Perlu adanya interaksi antara siswa dengan guru.
Dalam proses interaksi tersebut, guru memiliki peranan penting sebagai
komunikator. Dalam mengkomunikasikan sesuatu informasi diharapkan siswa
yang menerima ikut aktif dalam interaksi tersebut.
Aktifitas mempelajari bahan ajar membutuhkan waktu. Aktivitas belajar
dialami oleh siswa sebagai suatu proses belajar sesuatu. Aktifitas belajar dapat
diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan ajar. Dalam proses
belajar ditemukan delapan tahapan penting, yaitu :
1. Sebelum belajar, hal yang berpengaruh pada belajar. Menurut Biggs dan
Telfer adalah ciri khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman dan
keinginan belajar, merupakan keadaan awal.
2. Proses belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa
sendiri, kegiatan ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi,
mengolah, menyimpan, menggali dan unjuk berprestasi.
3. Sesudah belajar, diharapkan menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
4. Proses belajar merupakan kegiatan mental mengolah bahan ajar atau
pengalaman yang lain. Proses belajar ini tertuju pada bahan ajar dan
sumber belajar yang diprogramkan guru.
5. Proses belajar yang berhubungan dengan bahan ajar tersebut dapat diamati
oleh guru dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa.
6. Pengorganisasian siswa.
7. Penyajian bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu.
8. Melakukan evaluasi hasil belajar. 3
Dalam proses belajar guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajarinya.
Adanya interaksi antara siswa, guru dan lingkungannya tidak dapat
dikesampingkan. Kualitas pembelajaran pada suatu sekolah dapat dilihat dari
3 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm. 236-238
Page 17
3
segi proses dan hasil pembelajaran. Apabila proses dan produknya baik, maka
dapat dikatakan berhasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila setidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika mampu menguasai konsep dari seluruh tujuan
dan memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah.
Siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru merupakan salah satu
indikator siswa aktif, siswa yang dapat langsung menerima apa yang
disampaikan oleh guru akan terjalin interaksi antara guru dan siswa.
Sebaliknya jika siswa tidak dapat langsung menerima apa yang disampaikan
oleh guru, maka tidak terjalin interaksi yang saling menunjang antara guru dan
siswa.
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 17 November 2009, di MTs
Negeri Magelang mata pelajaran biologi kondisi siswa masih ditemukan siswa
yang banyak berbicara dengan temannya saat proses pembelajaran
berlangsung. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru, tidak bertanya dan
tidak menjawab pertanyaan dari guru. Ini menunjukkan aktivitas siswa belum
terlatih. Ketika proses pembelajaran IPA materi pokok sistem pernapasan pada
manusia berlangsung telah ditemukan berbagai karakteristik diantaranya :
1. Siswa belum paham dengan penjelasan guru, belum ada gambaran secara
gamblang mengenai sistem pernapasan pada manusia. Hal ini terjadi
karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah
metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa
ada interaksi antara siswa dan guru.
2. Siswa masih kesulitan membedakan bentuk dan gambar alat-alat
pernapasan pada manusia. Hal ini terjadi karena saat proses pembelajaran
berlangsung guru hanya menggambar alat-alat pernapasan di papan tulis
tanpa menggunakan alat peraga.
3. Siswa masih bingung dengan persoalan apa yang ingin ditanyakan,
sehingga siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.
Page 18
4
Idealisme pembelajaran IPA terpadu materi pokok sistem pernapasan
pada manusia kelas VIII B di MTs Negeri Magalang antara lain :
1. Untuk mempermudah siswa dalam memahaminya diperlukan suatu
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Metode yang
digunakan diharapkan dapat mendorong siswa berpikir tingkat tinggi,
ketrampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat sehingga
terjadi interaksi antara guru dan siswa.
2. Ketika guru menjelaskan materi sistem pernapasan pada manusia
hendaknya, gugu membawa alat peraga atau gambar berwarna agar siswa
dapat melihat secara langsung bentuknya dan memudahkan siswa
membedakan alat-alat pernapasan pada manusia.
3. Untuk memunculkan suatu permasalahan atau pertanyaan dari siswa,
hendaknya guru meminta kepada siswa untuk membacanya terlebih dahulu
dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Adapun solusi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
antara lain :
1. Siswa diberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan secara diskusi
bersama temannya sehingga siswa dapat mengembangkan ketrampilan
berpikir.
2. Pada saat pembelajaran sistem pernapasan pada manusia hendaknya guru
membawa alat peraga dan siswa diminta untuk menyebutkan serta
menggambar bagian-bagiannya kemudian membuat laporannya secara
tertulis.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang otentik
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Siswa dapat mengembangkan
inkuiri dan ketrampilan berfikir lebih tinggi, mengembangkan kemandirian
dan percaya diri.
Memperhatikan hal itu peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa
perlu diperbaiki dengan penerapan model pembelajaran berdasar masalah atau
Problem Based Instruction (PBI) diharapkan dapat memperbaikinya.
Page 19
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan
permasalahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran memerlukan model pembelajaran yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah model
pembelajaran mendorong siswa untuk belajar sambil berbuat, mendorong
berfikir tingkat tinggi, ketrampilan pemecahan masalah dan menerapkan
apa yang dipelajari dalam konteks nyata.
2. Model pembelajaran berdasar masalah atau Problem Based Instruction
(PBI) dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dengan judul Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem
Respirasi pada Manusia Melalui Model Pembelajaran Berdasar Masalah atau
Problem Based Instruction (PBI) di MTs Negeri Magelang, maka diperlukan
penegasan istilah untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian.
1. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk membuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang
sangat aktif. Jiwa mengolah informasi yang kita terima tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini
anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang
telah diperolehnya. Keaktifan siswa dalam belajar memerlukan adanya
Page 20
6
latihan-latihan. Me Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan
mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif
selalu ingin tahu. 4
2. Problem Based Instruction (PBI)
Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model pengajaran yang
didasarkan pada banyaknya masalah siswa mengerjakan
permasalahan yang autentik untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan inkuiri, meningkatkan ketrampilan berfikir
tingkat tinggi serta mengembangkan kemandirian dan percaya diri. 5
3. Hasil belajar
“Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai-nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. 6
Hasil belajar yang peneliti maksud adalah hasil belajar kognitif
berupa nilai tes pada materi pokok sistem respirasi pada manusia siswa
MTs Negeri Kelas VIII B.
4. Sistem respirasi pada manusia.
Sistem respirasi pada manusia merupakan salah satu materi pokok
yang diajarkan pada siswa MTs Negeri Kelas VIII B Semester I.
5. MTs Negeri
MTs Negeri merupakan salah satu lembaga pendidikan berstatus
negeri yang terletak di Kota Magelang. Sekolah ini merupakan tempat
penulis mengadakan penelitian.
4 Ibid, hlm. 44-45 5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, (Surabaya :
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 68 6 Tim Penulis, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Edisi ke.III, hlm. 895
Page 21
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) materi pokok sistem respirasi pada manusia di MTs Negeri
Magelang ?
2. Apakah model Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan
keaktifan siswa materi pokok sistem respirasi pada manusia di MTs Negeri
Kelas VIII ?
3. Apakah model Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa materi pokok sistem respirasi pada manusia di MTs Negeri
Magelang ?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut :
1. Bagi siswa
a. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah.
b. Meningkatkan minat dan motivasi belajar biologi.
c. Meningkatkan pemahaman dan aktifitas belajar.
d. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih
model pembelajaran yang tepat dan mendisain kegiatan belajar
mengajarnya guna meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Madrasah
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka
mengoptimalkan potensi siswa dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran biologi.
Page 22
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Teori Belajar
Belajar merupakan suatu perilaku yang berlangsung dalam
interaksi aktif antara pelaku dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan. Di kalangan ahli psikologi “belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik
atau pengalaman tertentu”.7
Guru akan membantu siswa memandang hubungan dan
mengorganisasikan pengalaman mereka ke dalam pola yang bermakna.
Semua aspek pelajaran dibagi menjadi unit-unit yang bermakna dan
unit-unit itu harus berkaitan dengan seluruh konsep atau pengalaman,
sehingga hal-hal yang dipelajari bukan hanya diingat tetapi juga
dengan mudahnya diaplikasikan ke situasi yang baru dan
dipertahankan jangka waktu yang lama.
Belajar yang pertama berkaitan dengan pembentukan kumpulan
sel selama masa bayi dan kanak-kanak. Proses belajar ini merupakan
representasi neurologis atas objek dan lingkungan. Selama proses awal
belajar ini, seorang anak harus ada pada kondisi lingkungan yang kaya,
yang berisi berbagai macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk,
objek dan sebagainya. Semakin kompleks suatu lingkungan, maka
semakin besar kemampuan anak untuk berfikir. Jenis belajar kedua
yakni proses belajar merupakan penataan ulang.
Definisi belajar menurut Tan Oon Seng, “Learning is change in
behavior or capacity acaquired through experience” (belajar adalah
perubahan perilaku atau kapasitas yang diperoleh melalui
pengalaman).8
7 Abin Syamsuddin, Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2002), Cet. 5, hlm. 157 8 Tan Oon Seng, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher (an
Asian Edition), (Singapore : Seng Lee Press, 2003), hlm. 198
Page 23
9
“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.9 Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja.
Pengertian-pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau proses
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
atau interaksi dengan lingkungannya. Jadi, ciri khas suatu proses
belajar terbentuk jika individu tersebut mengalami perubahan. Dalam
perbuatan belajar, suatu proses perubahan tingkah laku itu senantiasa
bertumbuh dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
pada sebelumnya. Dengan demikian maka banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
“Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri”. 10
B. Keaktifan Belajar
“Keaktifan belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang
menunjuk pada jenis kemampuan tertentu yang bersifat fisik maupun
mental”.11
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam
pelaksanaannya yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan
kreatifitas peserta didik.
Peningkatan kualitas pembelajaran dalam implementasi KTSP
(kurikulum tingkat satuan pendidikan) menuntut kemandirian guru
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar para peserta
9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 2 10 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta :
Bumi aksara, 1991), hlm. 79 11Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada,2007), hlm. 100
Page 24
10
didik dapat mengembangkan aktivitas belajarnya secara optimal,
sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dari berbagai
pengalaman dan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam
pembelajaran aktivitas dapat dikembangkan dengan memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan
yang tidak dilakukan dengan cara berikut :
1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik
serta mengurangi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan.
2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk
berkomunikasi secara aktif dan terarah.
3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan
penilaian hasilnya.
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak
otoritas.
5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.12
Firman Allah dalam surat 2Al-A’raf ayat 179
!"#$ %��&"%'()!� %� *+�,�,- .�&"%� #/.0#1(�!� 2�#3(� !�#4 5�#6%7 !�89!"!3#� !0(�!�%: .;%'%�!�
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah)” (QS. Al-A’raf : 179). 13
Kata kalbu-kalbu (qulub) yang dikaitkan dengan aktifitas
“memahami” ayat-ayat Allah (yafqahuna) seperti tersebut dalam
firman tadi, tentu tak dapat diartikan secara fisik baik dalam arti
jantung maupun hati yang sudah terlanjut salah kaprah itu.
Aktivitas memahami sama dengan aktivitas berfikir kritis yang
hanya dapat dilakukan oleh sistem memori atau akal manusia
yang bersifat abstrak. Dengan demikian, arti kalbu yang lebih
12 Ibid. hlm. 189 13 Bachtiar Surin,Terjemah danTafsir Al-quran (Bandung : Fa Sumatra, 1978),
hlm. 348
Page 25
11
realistis ialah “akal” atau sistem memori yang tempatnya di otak
jantung atau di hati manusia. 14
Dalam hal kegiatan belajar ini, Reusseau sebagaimana dikutip
oleh Muhibin memberikan penjelasan bahwa segala
pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengalaman sendiri,
penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas
yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ini
menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri.
Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.15
Seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul
B. Diedrich sebagaimana dikutip oleh Sardiman, membuat indikator
aktivitas siswa antara lain :
1. Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti : menyertakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi.
4. Writing activity, seperti misalnya menulis cerita, karangan,
laporan.
5. Drawing activity, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6. Motor activities, antara lain : melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya : Emotional activities,
seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang.
8. Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang16
14 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2004), hlm. 103 15 Ibid, hlm. 190 16 Sardiman, Op, Cit; hlm. 101
Page 26
12
Jadi, dengan indikator aktivitas seperti diuraikan, menunjukkan
bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi.
C. Problem Based Instruction (PBI) atau Model Berdasar Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman
John Dewey, sebab secara umum pembelajaran berdasarkan masalah
terdiri atas menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri. Belajar berdasarkan masalah
adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan
antara dua arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan
masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem
saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari
lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.
PBI juga didasarkan pada konsep konstruktivisme yang
dikembangkan oleh ahli psikologi Eropa Jean Piaget dan Lev
Vygotsky. Menurut Piaget, anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan
secara terus-menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin
tahu ini memotivasi mereka untuk secara aktif membangun tampilan
dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Pandangan
konstruktivis-kognitif mengemukakan, siswa dalam segala usia secara
aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun
pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan mereka tidak statis, tetapi
terus-menerus tumbuh dan berubah saat siswa menghadapai
pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodifikasi pengetahuan awal. Menurut Piaget, pendidikan yang
baik harus melibatkan siswa dengan situasi-situasi yang dapat
Page 27
13
membuat anak melakukan eksperimen mandiri, dalam arti mencoba
segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-
tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan
sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang ia temukan pada suatu
saat dengan apa yang ia temukan pada saat yang lain, membandingkan
temuannya dengan temuan anak lain.17
Dalam memecahkan masalah pelajar harus berfikir, mencobakan
hipotesis dan bila berhasil memecahkan masalah itu ia mempelajari
sesuatu yang baru. Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan
masalah, pada umumnya seperti yang telah dikemukakan oleh John
Dewey sebagaimana dikutip oleh Nasution yakni :
1. Pelajar dihadapkan dengan masalah.
2. Pelajar merumuskan masalah itu.
3. Ia merumuskan hipotesis.
4. Ia menguji hipotesis. 18
Wankat dan Oreovoez sebagaimana dikutip oleh Made Wena
mengklasifikasikan lima tingkat taksonomi pemecahan masalah, yaitu
sebagai berikut :
1. Rutin : Tindakan rutin atau bersifat alogaritmik yang
dilakukan tanpa membuat suatu keputusan.
2. Diagnostik : Pemilihan suatu prosedur atau cara yang tepat
secara rutin.
3. Strategi : Pemilihan suatu prosedur atau cara yang tepat
secara rutin untuk memecahkan suatu masalah.
Strategi merupakan bagian dari tahap analisis dan
evaluasi dalam taksonomi Bloom.
17http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/24/model-pembelajaran-problem-
based-instruction-pbi/ 12 Juli 2010 18 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengejar, (Jakarta
: Bumi Aksara, 2008), hlm. 170-171
Page 28
14
4. Interpretasi : Kegiatan pemecahan masalah yang sesungguhnya,
karena melibatkan kegiatan mereduksi masalah
yang nyata, sehingga dapat dipecahkan.
5. Generalisasi : Pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk
memecahkan masalah-masalah baru. 19
Solso (dalam Wankat dan Oreovocz) mengemukakan enam
tahap dalam pemecahan masalah :
1. Identifikasi permasalahan.
2. Representasi permasalahan.
3. Perencanaan pemecahan.
4. Menerapkan atau mengimplementasikan perencanaan.
5. Menilai perencanaan.
6. Menilai hasil pemecahan. 20
Pengajaran berdasar masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran
ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi
dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang
dunia sosial dan sekitarnya.
Waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah bergantung
pada perbedaan individual yakni : banyaknya aturan-aturan yang
dikuasai, kecepatan untuk mengingat kembali aturan-aturan itu,
kecepatan atau kelancaran pelajar memikirkan hipotesis
(kreativitas), ketajaman, pelajar membedakan konsep-konsep,
memandang masalah itu sebagai suatu hal dalam kategori yang
lebih umum dan dengan demikian membuktikan kebenaran
jawabannya. 21
Pengajaran berdasar masalah tidak dirancang untuk membantu
guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pengajaran berdasar masalah dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
ketrampilan intelektual.
19 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2009), hlm. 53-54 20 Ibid, hlm. 56 21 Nasution, Op, Cit; hlm. 172
Page 29
15
Karakteristik pembelajaran berdasarkan masalah adalah:
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. PBI mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya
secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai solusi untuk
situasi itu.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBI berpusat
pada mata pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah
dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa dapat
meninjau masalah itu dari berbagai mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang
tentu, metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada
masalah yang sedang dipelajari.
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. PBI menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau
artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat
berupa transkrip debat , laporan, model fisik, video, maupun
program komputer. Karya nyata dan peragaan direncanakan oleh
siswa untuk mendemonstrasikan kepada temannya tentang apa
yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar
terhadap laporan tradisional atau makalah.
Page 30
16
5. Kolaborasi. PBI dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil. Bekerja sama memberi motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan berpikir. 22
Peran guru di dalam kelas Problem Based Instruction antara lain
sebagai berikut :
1. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2. Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan misalnya melakukan
pengamatan.
3. Memfasilitasi dialog siswa.
4. Mendukung belajar siswa. 23
Pembelajaran berbasis masalah hendaknya dilaksanakan secara
kontinyu dan diterapkan pada berbagai materi pembelajaran. Hal ini
selain bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir mereka.
24 Selain itu, penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing
diskusi kelas sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan
komunikasi antar siswa, sehingga pertanyaan dan jawaban siswa akan
lebih berkembang. Pemerataan pertanyaan sebagai upaya
menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa dalam menjawab
pertanyaan maupun berpendapat memiliki :
22 http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/24/model-pembelajaran-
problem-based-instruction-pbi/ 14 Juni 2010 23http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/01/model-pembelajaran-
berdasarkan-masalah.html 4 Juli 2010 24Hamruni, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,
(Yogyakarta : UIN, 2009), hlm. 157-158
Page 31
17
1. Keunggulan.
Adapun keunggulannya antara lain :
a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.
b. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan yang baru bagi siswa.
c. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
f. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik
terhadap hasil maupun proses pembelajaran.
g. Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti
oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku
saja.
h. Lebih menyenangkan dan disukasi siswa.
i. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
yang baru.
j. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
k. Mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar.
2. Kelemahan.
Di samping keunggulan terdapat kelemahannya diantaranya :
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit bisa
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
Page 32
18
b. Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
D. Hasil Belajar
Kata hasil menurut W.J.S Poerwadarminta, yaitu “sesuatu yang
akan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha”. Beliau juga
mengemukakan definisi “belajar sebagai usaha melalui latihan dan
usaha lainnya agar mendapat sesuatu kepandaian atau suatu ilmu
pengetahuan”. 25
Menurut Mulyono Abdurrahman, “hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.26
Sedangkan menurut Nana Sudjana, “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar”. Jadi, ”Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya merupakan
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik”. 27
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Adapun indikator-indikator hasil belajar menurut
Bloom yaitu :
1. Aspek kognitif
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar banyak sekali jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi 2 golongan yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
25 W.J.S. Poerwadarminta, Komisi Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2006), hlm. 408 26 Mulyono. Abrurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2003), hlm. 32 27 Nana. Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 1999), hlm. 22
Page 33
19
Kognitif ialah seorang siswa mempunyai suatu pengetahuan
yang akan dinilai, khususnya pada jenjang pengetahuan yang lebih
tinggi (lebih kompleks) dari hanya mengingat atau menghafal,
pemahaman, penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi.
Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.28
Bloom sebagaimana dikutip oleh Mustaqim mengemukakan
aspek kognitif terdiri dari enam kategori yaitu:
a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan tentang hal-hal khusus,
pengetahuan tentang cara dan sarana tentang hal-hal khusus,
pengetahuan universal dan abstraksi.
b. Tipe belajar pengertian meliputi: kemampuan, menerjemahkan,
menafsirkan.
c. Aplikasi, merupakan kemampuan menerapkan suatu abstraksi
pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi bias berbentuk:
ide, teori, petunjuk teknis prinsip atau generalisasi.
d. Tipe belajar analisis yaitu, upaya untuk memisahkan satu kesatuan
menjadi unsur-unsurnya. Tipe ini meliputi: analisis unsur-unsur,
analisis hubungan-hubungan dan analisis prinsip.
e. Tipe hasil belajar sintetis yaitu, menyatukan unsur-unsur atau
bagian-bagian menjadi satu bentuk menyeluruh. Dalam hal ini
menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis.
f. Tipe hasil belajar evaluasi yaitu, memberi keputusan tentang nilai
sesuatu yang ditetapkan dengan mempunyai sudut pandang
tertentu.29
2. Aspek psikomotor
28 Nana, Sudjana,Op, Cit; hlm. 23 29Mustaqim, Op, Cit; hlm. 37
Page 34
20
Pengukuran hasil belajar dilakukan secara langsung melalui
observasi terhadap siswa yang sedang memperlihatkan
ketrampilan-ketrampilan yang menjadi hasil proses belajar.
Aspek psikomotor meliputi empat hal:
a. Menghindar hal ini biasanya berbentuk mendengarkan, melihat,
meraba, mencecap, dan membau.
b. Kesiagaan diri hal ini biasanya berbentuk konsentrasi mental dan
mengembangkan perasaan.
c. Bertindak secara terpimpin hal ini biasanya berbentuk gerakan
menirukan dan mencoba melakukan tindakan.
d. Bertindak secara kompleks, ini adalah taraf mahir dan gerak atau
ketrampilan sudah disertai berbagai improvisasi.30
3. Aspek afektif
Hasil belajar yang berhubungan dengan sikap atau nilai
siswa. Aspek afektif meliputi lima hal:
a. Menyimak hal ini mencakup taraf sadar memperhatikan,
kesediaan menerima dan memperhatikan secara selektif.
b. Merespon hal ini mencakup sikap responsif, bersedia merespon
atas pilihan sendiri.
c. Menghargai hal ini mencakup menerima nilai, mendambakan nilai
dan merasa wajib mengabdi pada nilai.
d. Mengorganisasi nilai hal ini mencakup mengkonseptualisasi nilai
dan organisasi sistem nilai.
e. Mewatak hal ini mencakup memberlakukan secara umum
seperangkat nilai, menjunjung tinggi nilai.31
Dalam buku Slameto diuraikan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar, terutama faktor intern, meliputi :
1. Faktor jasmaniah
30 Nuryani, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (UPI : FP MIPA LIPI,
2003), hlm. 185-186
31Mustaqim , Op, Cit; hlm. 39
Page 35
21
Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
2. Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada enam faktor yang tergolong dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu : intelegensi,
perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan.
Sedangkan faktor ekstern adalah :
1. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini adalah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
3. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. 32
Muhibin Syah mengemukakan beberapa hal yang
mempengaruhi belajar adalah :
a. Faktor internal siswa, meliputi 2 aspek :
1). Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa, seperti tingkat kesehatan
indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat
32 Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka
Cipta,1995), hlm. 54-57
Page 36
22
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di
kelas.
2). Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
belajar siswa.
b. Faktor eksternal siswa, terdapat dua macam, yakni :
1). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
orang tua, keluarga, masyarakat atau tetangga yang ada di
sekitarnya. Semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
2). Lingkungan non sosial
Faktor ini meliputi gedung sekolah dan letaknya
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap
taraf keberhasilan proses belajar siswa. Pendekatan belajar
dibagi menjadi tiga tingkatan : yaitu pendekatan tinggi,
pendekatan menengah dan pendekatan rendah. 33
33 Muhibbin Syah, Op, Cit; hlm. 132
Page 37
23
E. Respirasi Pada Manusia
Berdasarkan kurikulum KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ) dalam silabus SMP/MTsN disebutkan bahwa
standar kompetensi dari materi pokok sistem respirasi pada
manusia adalah menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia
dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya dan kompetensi dasar dari sistem
respirasi pada manusia adalah menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi dan proses serta kelainan atau penyakit yang
dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia. 34
Agar standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut tercapai
maka dalam proses belajar diperlakukan berbagai pengalaman dalam
belajar sehingga peserta didik mampu memahami konsep dan proses
sistem respirasi pada manusia serta memecahkan masalah.
Pernapasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh
organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua
macam pernapasan, yaitu pernapasan eksternal (luar) dan internal
(dalam). Pernapasan luar meliputi proses pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungannya.
Pernapasan internal disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan
ini terjadi di sel, yaitu sitoplasma dan mitokondria. 35
“Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, pernapasan seluler dibagi
menjadi pernapasan aerob dan anaerob. Pernapasan aerob adalah
pernapasan yang membutuhkan oksigen, sedangkan pernapasan
anaerob tidak membutuhkan oksigen”. 36
34 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Pendidikan, Op, Cit; hlm. 236 35 Suwolo, dkk. Fisiologi Manusia, (Malang : UMM, 2006). hlm. 271 36 Ibid, hlm. 147
Page 38
24
Gambar 2.1
Respirasi Manusia 37
Alat pernapasan pada manusia meliputi :
1. Rongga hidung, udara masuk melalui lubang hidung menuju
rongga hidung yang dilengkapi dengan silia dan selaput lendir
yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran,
mengatur suhu udara pernapasan.
37http://www.google.co.id/imgres 17 Juli 2010
Page 39
25
Gambar 2.238
Gambar hidung
2. Faring, dari rongga hidung udara pernapasan menuju faring.
Gambar 2.3
Gambar faring39
3. Laring, udara masuk ke laring. Bagian laring terdapat selaput
suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot
sehingga dapat mengatur tinggi rendah nada suara yang
diperlukan.
38http://www.google.co.id/ hidung.imgres 17 Juli 2010
39 http://www.google.co.id/ faring 17 Juli 2010
Page 40
26
Gambar 2.440
Gambar laring
4. Trakea, dinding batang tenggorok dan dinding bronkus (cabang
batang tenggorok).
Gambar 2.541
Gambar trakea
5. Bronkus dan paru-paru, bronkus masuk ke dalam paru-paru. Paru-
paru (pulmo) terletak di rongga dada kanan dan kiri jantung.
6. Bronkus dan alvoelus, dari bronkus udara masuk ke cabang
bronkus yang semakin halus lagi disebut bronkiolus, yang akan
40http://www.google.co.id/trakea.imgres 19 Juli 2010 41http://www.google.co.id/trakea.imgres 19 Juli 2010
Page 41
27
berakhir sebagai gelembung-gelembung halus yang disebut
alveolus. 42
gambar 2.6
gambar alveolus43
Ventilasi adalah pertukaran udara antara lingkungan eksternal
tubuh dan alveoli. Udara bergerak mengalir dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah. Semua tekanan di dalam sistem respirasi
adalah relatif terhadap tekanan atmosfer (760 mmHg). Udara
akan bergerak masuk maupun keluar paru tergantung pada
tekanan di dalam alveoli. Tubuh merubah tekanan di dalam
alveoli dengan merubah volume paru-paru. 44
Ketika volume meningkat, tekanan akan menurun dan
sebaliknya ketika volume menurun, tekanan akan meningkat. Ada dua
fase ventilasi yaitu inspirasi dan ekspirasi. Selama inspirasi, otot
diafragma dan otot interkosta berkontraksi. Ketika diafragma bergerak
ke bawah rongga dada meningkat. Peningkatan volume ini akan
menurunkan tekanan udara di dalam alveoli di bawah tekanan udara
atmosfer. Karena udara selalu mengalir dari daerah tekanan tinggi ke
daerah tekanan rendah, maka udara ini akan mengalir melalui saluran
respirasi dan masuk ke dalam alveoli. Hal ini disebut pernapasan
42 Ibid, hlm. 147-148 43 http://www.google.co.id/alveolus.imgres 19 Juli 2010 44 Saryono, Biokimia Respirasi. (Yogya : Nuha Medika, 2009) hlm. 8
Page 42
28
dengan tekanan negatif, merubah tekanan di dalam paru-paru relatif
terhadap tekanan di luar atmosfer. Kebalikan dengan inspirasi, selama
ekspirasi otot diafragma dan interkosta relaks.45
Inspirasi adalah proses memasukkan oksigen dalam tubuh yang
dipicu oleh kontraksi diafragma dan otot interkosta ketika menerima
rangsang saraf. Diafragma bergerak ke bawah dan memperbesar
toraks. Ketika diperlukan, otot interkosta juga meningkatkan volume
dada dengan kontraksi menaikkan dan mendorong tulang kosta
keluar.46
Gambar 2.2 Inspirasi 47
Peningkatan aktif rongga dada akan merubah stabilitas paru-paru
pada saat relaks. Ketika dinding dada bergerak keluar dari paru-paru
maka akan meningkatkan ruang antara dinding dada dan paru-paru
sehingga menurunkan tekanan di dalam ruang intrapleura. Ini
menyebabkan tekanan di dalam alveoli menjadi lebih besar. Jadi
kontraksi diafragma dan otot interkosta secara aktif akan
45 Ibid, hlm. 10 46 Ibid, hlm. 11 47http://www.google.co.id/imgres.wordpress.com/2009/04/inspirasi. 18 Juni
2010
Page 43
29
meningkatkan ukuran dada, paru-paru secara pasif didorong untuk
mengembang.
Ekspirasi adalah proses pengeluaran oksigen dari tubuh. Ketika
paru-paru meregang dan ekspansi, reseptor regangan di dalam alveoli
mengirim implus saraf inhibitor ke medulla oblongata, menyebabkan
berhentinya sinyal terhadap rongga dada dan diafragma, sehingga
menjadi relaks dan meninggi kembali. Elastisitas paru dan rongga dada
menyebabkan naik dan turunnya tekanan udara di dalam paru.
Peningkatan tekanan yang cepat akan menekan diafragma ke atas
melawan rongga pleura sehingga udara di dorong keluar dari paru-
paru.48
Gambar 2.3 Ekspirasi 49
Selama proses bernapas normal, kira-kira 500 ml udara bergerak
ke saluran napas dalam setiap inspirasi dan jumlah yang sama bergerak
ke luar dalam setiap ekspirasinya. Hanya kira-kira 350 ml volume tidal
benar-benar tercapai alveoli, sedangkan yang 150 ml tetap berada di
hidung, faring, trakea dan bronkus yang disebut sebagai volume udara
mati. Udara total yang di ambil selama satu menit disebut volume
48 Ibid, hlm. 12 49 http://gurumuda.com/bse/sistem-pernapasan-manusia 23 juli 2010
Page 44
30
menit inspirasi, yang dihitung dengan perkalian udara tidal dan laju
pernapasan normal setiap menit. 50
Dengan bernapas sangat kuat, kita dapat menghisap lebih dari
500 ml udara. Kelebihan udara yang dihirup ini disebut dengan volume
udara cadangan inspiratori, rata-rata 3.100 ml. Dengan demikian
sistem pernapasan dapat menarik 3.600 ml.
Bila kita melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan
ekspirasi sekuat-kuatnya, akan terdorong keluar 1.200 ml udara yang
disebut dengan volume udara cadangan ekspiratori. Jika volume ini
dihembuskan, sejumlah udara masih tetap berada dalam paru-paru
karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang tinggal
dipakai mempertahankan agar alveoli tetap sedikit mengembung
disebut udara residu kira-kira berjumlah 1.200 ml.51
Dengan membuka rongga dada memungkinkan tekanan intra
pleural seimbang dengan tekanan atmosfir yang memaksa keluar
volume udara residu. Udara yang masih tinggal dalam paru-paru
disebut volume udara minimal.
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan menjumlah semua
volume udara paru-paru. Kapasitas inspirasi adalah keseluruhan
kemampuan inspiratori paru-paru yaitu jumlah volume udara tidal
sama dengan 500 ml ditambah 3100 ml sama dengan 3600 ml.
Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu sama
dengan 1200 ml ditambah volume udara cadangan inpiratori 1200 ml
sama dengan 2400 ml. Kapasitas vital adalah volume udara cadangan
inspiratorai ditambah volume rudara tidal ditambah volume udara
cadangan ekpiratori sehingga berjumlah 4800 ml. Akhirnya kapasitas
total paru merupakan jumlah semua volume udara yaitu 6.000 ml. 52
Alat-alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang
sangat penting. Jika alat-alat ini terganggu karena penyakit atau
50 Saryono , Biokimia Respirasi, (Yogyakarta : Erlangga, 2006), hlm. 95-96 51Saryono, Op, Cit; hlm. 275 52 Suwono, dkk, Fisiologi Manusia, (Malang : UNM, 2009), hlm. 274
Page 45
31
kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Berikut akan diuraikan beberapa macam
gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.
Influenza (Flu ) penyakit yang disebabkan oleh virus influenza.
Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-
bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Asma atau sesak napas
merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan
psikologis. Asma bersifat menurun.
Tuberkulosis (TBC) penyakit paru-paru yang diakibatkan
serangan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini ditemukan
oleh Robert Koch yang kemudian disampaikan pada Berlin
Phtisiological Society pada tanggal 24 Maret tahun 1882 di Berlin.
Gambar 2.4 Mycobacterium Tuberculosis
Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau
peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru- paru yang
diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya
napas penderita terengah-engah. Gejala batuk berdahak lebih dari tiga
minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah. Penderita
akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat
pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan
badan menjadi kurus. Penanggulangan bila ada teman, tetangga atau
anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda
menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah
Page 46
32
batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala
penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat
membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular
kepada orang lain.
Macam- macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
1. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh
virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena
reaksi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi
lendir (ingus) meningkat.Penanggulangannya meningkatkan daya
tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan
2. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri
Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah.
Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
3. Laringitis, radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan
suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak
merokok, minum alkohol, atau banyak bicara. Pencegahan dapat
dilakukan dengan cara mandi air panas, mengurangi bicara, minum
banyak cairan untuk mencegah dehidrasi (menghindari alkohol dan
kafein), memperlakukan penyebab laringitis, seperti mulas,
merokok atau alkoholisme. Menghisap pelega tenggorokan,
berkumur air garam atau mengunyah permen karet – ini tidak akan
membantu sakit pita suara, tetapi dapat meringankan iritasi
tenggorokan.
4. Bronkitis, radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi.
Penderita mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang
menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita sesak napas.
Penanggulangannya meningkatkan daya tahan tubuh merupakan
salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk
mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan
merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok
pasif yang sangat berbahaya.
Page 47
33
5. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri
dan kanan batang hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul
nanah yang harus dibuang melalui operasi.
6. Asfiksi adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan
oksigen yang disebabkan oleh : tenggelam (akibatnya terisi air),
pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan cairan limfa),
keracunan CO atau HCN, atau gangguan sitokrom (enzim
pernapasan).
7. Asidosis adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam
bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.
8. Difteri adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh
lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri.
9. Emfisema adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena
pembuluh darahnya kemasukan udara. Pencegahan menghindari
asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini.
Berhenti merokok juga sangat penting.
10. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang.
Pencegahan selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan
tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu
menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci
tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.53
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan respirasi adalah :
1. Usia
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru
yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki
dada yang kecil dan jalan napas yang pendek. Bentuk dada bulat
pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke
belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameterb tranversal.
53 http://qthab2.blogspot.com/2008/09/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
17 juni 2010
Page 48
34
Pada orang dewasa torak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut
usia juga terjadi perubahan pada bentuk torak.
2. Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah kapiler akan
berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya
jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan
oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin
sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-
kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya hidup
Aktivitas dan latihan fisisk meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplai oksigen
dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang
berdebu dapat mengakibatkan penyakit paru-paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan
dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler
kadang berakibat terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel
tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu
contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan
dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dapat menurunkan laju dan kedalaman
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan di medula. Oleh karena
Page 49
35
itu bila memberikan obat-obat narkotik, harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.
6. Jenis Kelamin
Belalang betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi
yang berbeda.
7. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makain tinggi daratan
makain rendah oksigen, sehingga makin sedikit oksigen yang dapat
dihirup. Sebagai akibatnya pada daerah ketinggian laju pernapasan
akan meningkat.
8. Polusi Udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita
terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga
kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap
menurun kita pun menjadi lemas.54
Adapun ayat alquran yang berhubungan dengan respirasi adalah
yϑsù ÏŠÌ�ムª! $# βr& … çµ tƒ ωôγ tƒ ÷yu�ô³ o„ … çνu‘ ô‰ |¹ ÉΟ≈n= ó™ M∼Ï9 ( tΒuρ ÷ŠÌ�ムβr& …ã& ©#ÅÒ ãƒ ö≅yèøgs†
… çν u‘ ô‰|¹ $̧)Íh‹|Ê % [ t̀�ym $yϑ̄Ρr' Ÿ2 ߉̈è¢Á tƒ ’Îû Ï!$yϑ¡¡9 $# 4 š�Ï9≡x‹Ÿ2 ã≅yèøgs† ª!$#
}§ ô_Íh�9 $# ’n?tã šÏ% ©! $# Ÿω šχθ ãΖ ÏΒ÷σ ム∩⊇⊄∈∪
“Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk dipimpin-Nya,
niscaya dilapangkan-Nya dada orang itu untuk menganut agama
islam.Dan barang siapa dikehendaki-Nya, disempitkan-Nya dada
orang itu, sesak menyesak bagi orang naik ke langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa terhadap orang-orang yang tidak
beriman”.55
54 http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/faktor-yang-mempengaruhi-
kecepatan.html, rabu tgl 3 november 2010
55 Bachtiar Surin,Terjemah danTafsir Al-quran (Bandung : Fa Sumatra, 1978),
hlm. 348
Page 50
36
F. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
materi pokok sistem respirasi pada manusia.
Materi pokok sistem respirasi pada manusia merupakan
salah satu kajian materi biologi yang cukup rumit, membahas
tentang struktur dan fungsi organ manusia, proses serta kelainan
yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia. Untuk
mempermudah siswa mempelajarinya diperlukan suatu model
pembelajaran salah satunya model PBI, dimana siswa dengan
mudah dapat memperoleh gambaran, pemahaman, dan penjelasan
yang nyata. Siswa dapat memahami materi tersebut dengan
pengetahuan yang dimilikinya, yaitu menemukan jawaban ketika
menyelesaikan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki gagasan bahwa
tujuan pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan
dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik,
relevan agar siswa memiliki pengalaman yang konkrit.
Aspek penting dalam pembelajaran berbasis masalah
adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan yang
akan menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan
membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, siswa
didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahannya.
Penerapan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat:
a. Merumuskan masalah. Siswa akan merumuskan masalah
sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, yaitu
menentukan permasalahan untuk mempermudah dalam
mempelajarinya. Siswa merumuskan masalah sesuai dengan
materi pokok sistem respirasi pada manusia diantaranya, apa
yang menyebabkan udara masuk ke paru-paru, bagaimana
proses mekanismenya, apa yang terjadi apabila terjadi
gangguan pernafasan.
Page 51
37
b. Pemecahan masalah. Setelah siswa merumuskan masalah maka
urutan selanjutnya adalah memecahkan masalah dan mencari
jawabannya. Bersama teman-temannya siswa akan berdiskusi
secara kelompok untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Ketika diskusi berlangsung siswa akan bertukar pengetahuan
satu sama lain, sehingga dengan mudah akan menemukan
jawaban dari permasalahan yang ada. Kemudian masing-
masing dari kelompok akan memaparkan hasil diskusi dan
apabila ada peretanyaan dari kelompok lain maka akan
dipecahkan secara bersama-sama.
c. Menyimpulkan permasalahan. Setelah menemukan jawaban
dari permasalahan yang ada, siswa akan menarik kesimpulan
dari materi pokok sistem respirasi pada manusia.
Dengan demikian, pembelajaran ini dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
penyelesaian masalah yang dihadapi. Pembelajaran ini tidak
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran akan tetapi melalui
pembelajaran berbasis masalah siswa aktif bertanya,
mengemukakan pendapat, mencari dan mengolah data serta
menyimpulkannya.
Pembelajaran ini diterapkan dalam proses
pembelajaran dikarenakan:
a. Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat
mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan
memahaminya secara penuh.
b. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir
rasional siswa, yaiti kemampuan menganalisis situasi,
menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi
baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat,
serta mengembangkan kemampuannya.
Page 52
38
c. Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah.
d. Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajarnya.
e. Guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang
dipelajari dengan kenyataan yang ada dalam kehidupannya.
G. Kerangka Berpikir
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan aktifitas siswa, guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang demokratis atau
membebaskan dan kondusif sehingga proses pembelajaran mencapai
hasil optimal. Upaya yang ditempuh harus mempertimbangkan lima
hal : karakteristik materi, tingkat kebutuhan sosial siswa, karakteristik
siswa, pelaksanaan yang demokratis.
Model pembelajaran ini mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran yakni dapat membantu siswa mengembangkan
keaktifan mulai dari kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan
ketrampilan intelektual. Pembelajaran berbasis masalah menyediakan
kondisi untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis serta
memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga akan
memunculkan budaya berfikir tinggi pada diri siswa. Salah satu cara
alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah
dengan menggalakkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu
proses berpikir.
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata yang
didalamnya terdapat ketrampilan analisis masalah, pemecahan
masalah, atau belajar berbasis masalah yang menekankan pada metode
sains. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa. Model pembelajaran PBI mengatur siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan tertentu.
Page 53
39
Penyelesaian tugas kelompok dilakukan dengan kerjasama dan saling
membantu antara anggota kelompok. Anggota kelompok yang pandai
akan menjadi tutor bagi siswa kelompok kurang pandai. Suasana
belajar akan terbangun melalui aktivitas belajar mereka dalam :
menemukan masalah, merumuskan percobaan dan memecahkan
masalah. Proses belajar ini akan berlangsung secara efektif karena
riilnya masalah yang sedang mereka hadapi, persamaan orientasi dan
bahasa diantara mereka.
Dilihat dari aspek psikologi belajar, strategi pembelajaran
berbasis masalah akan membawa proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal
sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara
individu dengan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit
siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa
tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotor melalui penghayatan secara interna akan problema yang
dihadapi.
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar makin besar karena
materi ajar yang esensial. Esensi materi sistem pernapasan pada
manusia tampak semakin nyata karena makin dekat dengan kehidupan
nyata, gejalanya mudah ditemukan, kelainannya mudah ditemukan.
Mengingat karakter semacam ini siswa diharapkan dapat menemukan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan permasalahan
itu dengan bimbingan guru.
Dengan demikian untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas VIII B materi pokok sistem respirasi pada manusia di MTs
Negeri Magelang guru perlu, menerapkan model PBI yang diharapkan
dapat memanfaatkan keberagaman siswa untuk saling melengkapi
sehingga tercapai tujuan belajar.
Page 54
40
H. Kajian ustaka yang Relevan.
Kajian pustaka yang merupakan penelusuran pustaka atau yang
berupa buku hasil penelitian, karya ilmiah ataupun sumber lain yang
dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap
penelitian:
1. Skripsi yang berjudul “Kualitas Pembelajaran Siswa dalam Konsep
Sistem Respirasi pada Manusia dan Hewan Menggunakan Model
Problem Based Instruction (PBI) di SMA Negeri 3 Salatiga” yang
ditulis oleh Dewi Uswati. Skripsi ini menggunakan metode
observasi, dokumentasi dan kuisioner. Simpulan dari skripsi ini
adanya kualitas yang tinggi dengan menggunakan model Problem
Based Instruction (PBI)56
. Skripsi ini penilaiannya lebih
menfokuskan pada kualitas pembelajaran sedangkan pada penelitian
saya menfokuskan pada keaktifan siswa dan hasil belajar pada ranah
kognitif.
2. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Instruction
(PBI) untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Materi Optik Kelas III
A SMP Negeri 7 Semarang” yang ditulis oleh Ilyasin. Skripsi ini
menggunakan metode setting penelitian, faktor yang diteliti
rancangan penelitian. Simpulan dari skripsi ini pembelajaran
dengan menerapkan model Problem Based Instruction (PBI) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa57
. Skripsi ini penilaiannya
lebih menfokuskan pada hasil belajar meliputi ranah afektif, dan
psikomotor sedangkan pada penulis menfokuskan pada keaktifan
siswa dan hasil belajar meliputi ranah kognitif.
56 Dewi uswati, Kualitas Pembelajaran Siswa dalam Konsep Sistem Respirasi
pada Mmanusia dan Hewan Menggunakan Model Problem Based Instruction (PBI) di
SMA Negeri 3 Salatiga, Tahun 2008/2009, Skripsi Biologi, (Semarang : UNNES, 2009),
hlm. 52 57 Ilyasin, Penerapan Model Problem Based Instruction(PBI) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Materi Optik Kelas III SMP Negeri 7
Semarang,Tahun 2008/2009,Skripsi Kimia,(Semarang:UNES,2009), hlm 56
Page 55
41
I. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini, maka dapat ditarik hipotesa berikut :
Keaktifan dan hasil belajar siswa materi pokok sistem respirasi pada
manusia dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran PBI.
Page 56
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan penelitian
Secara umum tujuan peneliti yang diharapkan penelitian ini menjadi
masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
Tujuan khusus dari penelitian ini model pembelajaran Problem Based
Instruction dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII di
MTs Negeri Magelang.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan keterampilan guru atau dan hasil belajar siswa. Penelitian
tindakan adalah “cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi
suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan
membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”.58
Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga
kata yaitu :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. 59
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian
tindakan antara lain sebagai berikut :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang
asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas atau lapagan atau
laboratorium.
58 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hlm.
56 59 Ibid, hlm. 58
Page 57
43
2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau
sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar dengan tujuanmeningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati
guru,siswa atau keduanya.
5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti
terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan,
sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
6. Lingkungan, baik lingkungan siswadikelas, sekolah maupun yang
melingkupi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang
dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan mejadi lebih
kondusif.
7. Pengelolaan, merupakankegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur
atau direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-
jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkyasa
dalam bentuk tidakan.60
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata
dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses,serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
60
Ibid, hlm. 59
Page 58
44
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran.61
Tujuan utama penelitian tindakan kelas demi perbaikan dan peningkatan
layanan profesional tindakan kelas menangani proses belajar mengajar dapat
dicapai dengan melakukan refleksi. Empat langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas yaitu :
1. Perencanaan.
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrument pengamatan selama tindakan berlangsung. Secara rinci, pada
tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus
benar-benar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di
kelasnya, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan
mutu hasil pembelajaran.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun
kalimat pertanyaan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban,
berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan
menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,
kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik yang
dapat dilakukan guru.
61 Ibid, hlm. 546
Page 59
45
e. Menentukan cara untuk mennguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrument pengumpulan data yang dapat dipakai untuk menganalisis
keberhasilan.
2. Tindakan.
Pada tahap ini, skenario atau rancangan tindakan akan dilakukan
diantaranya:
a. Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan.
b. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru.
c. Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.
d. Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan
cara menggunakannya.
e. Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau
pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana
menggunakannya.
3. Pengamatan
Pada tahap ini akan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan
dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Penngumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario
tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
Page 60
46
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan ulang,
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan saat semester genap, pada
tanggal 4-16 Oktober 2010 di Madrasah Tsanawiyah Negeri Magelang.
D. Subjek dan objek penelitian
Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti.
Sedangkan objek pada penelitian ini adalah siswa meliputi keaktifan dan hasil
belajar siswa. Adapun indikator keaktifan antara lain :
a. Kemampuan diskusi berbagi informasi dalam memecahkan masalah.
b. Ketrampilan bertanya.
c. Kemampuan menarik kesimpulan.
d. Aktivitas dalam kelompok.
e. Kemampuan memanfaatkan waktu.
Hasil belajar, dalam penelitian ini membatasi pada aspek kognitif, yaitu
nilai tes tertulis di ahir siklus 1 dan siklus 2. Soal tersebut terdiri dari 15 butir
soal pilihan ganda.
E. Rancangan penelitian
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya :
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi identifikasi masalah, menganalisis
penyebab timbulnya masalah, menetapkan tindakan pemecahan masalah dan
membuat skenario pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Page 61
47
Pada tahap pelaksanaan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan bersama guru biologi.
3. Pengamatan (abserving)
Observer mengamati jalannya penerapan model PBI bagi siswa.
4. Refleksi (reflecting)
Hasil dari tahap observasi selama kegiatan pembelajaran, dikumpulkan
serta dianalisis jika terlihat adanya kemungkinan kekurangsempurnaan atau
adanya permasalahan. Maka akan dilaksanakan siklus II untuk
menyempurnakan siklus I. 62
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus :
1. Siklus 1
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 :
a. Perencanaan
1) Menyusun materi pokok dengan menerapkan model PBI.
2) Menyusun rencana pembelajaran pada materi pokok sistem
respirasi manusia dan mekanisme respirasi manusia.
3) Merancang perangkat tes siklus 1.
4) Menyusun lembar pengamatan peserta didik untuk melihat kondisi
belajar mengajar di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat
menjelaskan pengertian pernapasan pada manusia,
mendeskripsikan struktur dan fungsi pernapasan pada manusia,
menjelaskan sistem pernapasan pada manusia, mendeskripsikan
proses pernapasan pada manusia.
2) Guru memberikan materi pengertian respirasi, sistem respirasi pada
manusia, mekanisme respirasi pada manusia secara garis besar.
3) Guru membagi lembar kerja siswa kepada 7 kelompok yang
beranggotakan 5 anak. Tiap-tiap kelompok akan mendapatkan
62 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm. 98-99
Page 62
48
lembar kerja siswa yang sama tentang sistem dan mekanisme
pernapasan pada manusia.
4) Siswa berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang ada sesuai
dengan lembar kerja siswa yang dibagikan yaitu : apa saja yang
dilewati oksigen saat menuju ke paru-paru dan bagaimana proses
masuknya oksigen ke dalam paru-paru?.
5) Siswa membacakan hasil diskusi sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
6) Siswa menyimpulkan dari hasil diskusi dengan kelompoknya
masing-masing.
7) Siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok.
8) Siswa mengerjakan post tes siklus 1.
c. Pengamatan.
Pengamatan pada siklus 1 meliputi :
1) Pengamatan terhadap peserta didik ketika proses belajar
berlangsung, yaitu keaktifan siswa terdiri dari 5 aspek :
a) Kemampuan memecahkan masalah, dari 35 siswa terdapat 16
siswa yang belum tepat memecahkan masalah sesuai dengan
materi pokok. Hal ini dikarenakan kurangnya persiapan siswa
dalam membaca dan memahaminya sebelum proses
pembelajaran berlangsung.
b) Kemampuan bertanya, dari 35 siswa terdapat 3 siswa yang
tidak pernah bertanya dan yang bertanya cuma sekali berjumlah
17 siswa. Hal ini dikarenakan siswa masih bingung apa yang
akan ditanyakan dan merasa malu ketika ingin bertanya.
c) Kemampuan menarik kesimpulan, dari 35 siswa terdapat 17
siswa yang dapat menarik kesimpulan setelah mendapatkan
penjelasan dari temannya. Hal ini dikarenakan siswa belum
bisa memahami materi secara sempurna.
d) Aktivitas dalam kelompok, dari 35 siswa terdapat 21 siswa
yang aktif apabila mendapatkan arahan dari temannya. Hal ini
Page 63
49
dikarenakan siswa belum terbiasa berdiskusi dengan model PBI
sehingga masih canggung dan bingung apa yang akan mereka
kerjakan.
e) Memanfaatkan waktu, dari 35 siswa masih ditemukan 20 siswa
yang berbicara sendiri dengan temannya saat diskusi
berlangsung.
2) Pengamatan terhadap hasil belajar.
Pada siklus 1 dari 35 siswa terdapat 27 siswa yang tuntas belajar dan 8
siswa tidak tuntas belajar. Hal ini dikarenakan terdapat hambatannya
yaitu siswa belum bisa memahami dan menguasai materi tentang
sistem pernapasan dan mekanisme pernapasan pada manusia sehingga
tidak dapat mengerjakan soal post tes dengan baik dan benar.
d. Refleksi.
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
tindakan berikutnya.
2. Siklus 2
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus 2 :
a. Perencanaan.
1) Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan pada materi volume
pernapasan dan kelainan pernapasan pada manusia.
2) Membuat soal tes tertulis berupa pilihan ganda dengan jumlah 15
soal tentang volume pernapasan dan kelainan pernapasan pada
manusia.
3) Menyusun lembar kegiatan siswa tentang macam-macam volume
pernapasan dan kelainan pernapasan pada manusia.
b. Pelaksanaan Tindakan.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa dapat :
menjelaskan pengertian volume pernapasan pada manusia,
mendeskripsikan volume pernapasan pada manusia, menyebutkan
Page 64
50
kelainan pernapasan pada manusia, menjelaskan kelainan
pernapasan pada manusia.
2) Guru memberikan materi respirasi volume dan kelainan pada
pernapasan manusia secara garis besar.
3) Guru membagikan lembar kerja siswa tentang volume dan
kelainan pada pernapasan manusia yang akan didiskusikan sesuai
dengan kelompok masing-masing.
4) Siswa berdiskusi menyelesaikan permasalahan yaitu bagaimana
volume pernapasan pada manusia dan apa saja kelainan yang
terjadi pada sistem pernapasan manusia?
5) Siswa membacakan hasil diskusi sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
6) Siswa menyimpulkan dari hasil diskusi dengan kelompoknya
masing-masing.
7) Siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok.
8) Siswa mengerjakan post tes siklus 2.
c. Pengamatan.
1) Pengamatan terhadap peserta didik ketika proses belajar
berlangsung, yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa.
2) Pengamatan terhadap keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
3) Pengamatan terhadap keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
d. Refleksi.
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
tindakan berikutnya.
Page 65
51
F. Teknik pengumpulan data
1. Teknik observasi.
Observasi adalah “teknik atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tinkah laku dan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung”.63
Observasi dilakukan
oleh peneliti dan pengamat untuk memperoleh gambaran secara objektif
kondisi selama proses pembelajaran berlangsung, serta mengamati keaktifan
siswa. Adapun indikator keaktifan siswa antara lain :
a. Kemampuan diskusi berbagi informasi dalam memecahkan masalah.
b. Ketrampilan bertanya.
c. Kemampuan menarik kesimpulan.
d. Aktivitas dalam kelompok.
e. Kemampuan memanfaatkan waktu.
2. Metode dokumentasi.
”Dokumentasi merupakan kumpulan data yang variabel berbentuk
tulisan maupun data”.64
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui data keaktifan dan hasil belajar siswa, nama siwa dan guru,
foto saat proses pembelajaran berlangsung, dan lain-lain.
3. Metode tes.
Metode tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dibedakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan
nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa yang hasilnya dapat
dibandingkan antara nilai yang dicapai oleh siswa dengan nilai standar
yang sudah dicapai.65
Tes dilakukan secara tertulis berupa pilihan ganda berjumlah 15 soal
setelah proses pembelajaran berlangsung.
63 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :
Remaja Rosda Karya, 1988), hlm. 193 64 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 194 65 Wayan Nurkancana, Evaiuasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm. 25
Page 66
52
G. Teknik analisis data
1. Aspek kognitif
Analisis data aspek kognitif dilakukan dengan menganalisis soal tiap
jawaban benar diberi skor sesuai pedoman penilaian, mengkategorikan nilai
akhir ke dalam :
4,0 – 5,5 = Kurang
5,6 – 6,5 = Cukup
6,6 – 7,9 = Baik
8,0 – 10,0 = Baik sekali. 66
2. Uji keaktifan siswa
Nilai yang diperoleh :
Rata-rata aktivitas ( x ) = )(
)(
Naktivitas
xperolehskoryangdi
∑
∑∑
Sangat kurang aktif = 25,00 < x < = 43, 75
Kurang aktif = 43, 75 < x < = 62, 50
Aktif = 62, 50 < x < = 81, 25
Sangat aktif = 81, 25 < x < = 100. 67
H. Indikator keberhasilan
Keberhasilan pada penelitian tindakan ini ditunjukkan oleh peningkatan
hasil belajar siswa yang diukur berdasar ketuntasan belajar siswa secara
klasikal. Indikator ketuntasan belajar siswa mengacu pada Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) MTs Negeri Magelang mencapai nilai 65 dan kelas
dinyatakan telah tuntas belajar jika terdapat 85 % siswa tuntas belajar.
Apabila kelas belum mencapai ketuntasan belajar 85 % maka penelitian
tindakan kelas dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tindakan yang dipilih pada
66 Suharsimi. Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
hlm. 245 67 Suharsimi, Arikunto, ( Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ), Op.Cit; hlm. 71
Page 67
53
siklus ini direncanakan berdasar hasil refleksi dari tindakan pada siklus
sebelumnya.
Dengan memperhatikan hal tersebut penelitian tindakan kelas ini,
dinyatakan berhasil mencapai tujuan apabila :
a. Keaktifan peserta didik ≥ 65 % disesuaikan dengan KKM
b. Rata-rata kelas 65
c. Ketuntasan klasikal ≥ 85 % sesuai dengan buku PTK Suharsimi
Arikunto.
Page 68
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil penelitian pra siklus.
Pada pra siklus dengan Standar Kompetensi : Memahami berbagai
sistem dan hubungannya dengan kesehatan. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan. Adapun indikator yang dicapai dalam proses
pembelajaran adalah :
a. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian pernapasan pada
manusia.
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi pernapasan
pada manusia.
c. Peserta didik mampu menjelaskan sistem pernapasan pada manusia.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 17 November 2009
dengan guru mata pelajaran biologi tingkat keaktifan siswa pada materi
pernapasan manusia masih rendah. Telah ditemukan siswa yang bingung
dan belum paham tentang alat-alat pernapasan pada manusia, tidak terjadi
interaksi antara guru dan siswa. Dari 35 siswa, hanya 8 siswa yang aktif
bertanya dan menyampaikan pendapat hal ini dikarenakan metode yang
digunakan adalah ceramah membuat siswa jenuh, bosan dan tidak
merespon apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keaktifan siswa masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 17 November 2009
dengan guru mata pelajaran biologi, hasil belajar siswa materi pokok
sistem respirasi pada manusia siswa yang tuntas belajar 27 siswa. Siswa
yang tidak tuntas belajar 8 siswa, dengan nilai tertinggi 82 dan terendah
45. Rata-rata nilai 68,9 dan ketuntasan klasikal mencapai 77,14 %. Dari
ketuntasan klasikal yang diharapkan ≥ 85 % belum terpenuhi sehingga
diperlukan suatu metode yang baru untuk memperbaikinya.
Page 69
55
2. Hasil penelitian siklus 1
Proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 4-8
Oktober 2010 yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dan hubungannya dengan kesehatan.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan. Materi pelajaran meliputi sistem
pernapasan manusia dan mekanisme pernapasan. Adapun indikator yang
dicapai dalam proses pembelajaran adalah :
a. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian pernapasan pada
manusia.
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi
pernapasan pada manusia.
c. Peserta didik mampu menjelaskan sistem pernapasan pada
manusia.
d. Peserta didik mampu mendeskripsikan proses pernapasan pada
manusia.
Pada pertemuan 1, proses pembelajaran diawali dengan guru
memberikan apersepsi dan menjelaskan secara singkat materi pernapasan
dan mekanisme pernapasan pada manusia selama 5 menit. Pada kegiatan
inti guru membagikan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk
mendiskusikannya selama 15 menit. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi selama 20 menit.
Pada pertemuan 2, diawali dengan mengulas kembali materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa selama 10 menit.
Selanjutnya guru membagikan soal uji kompetensi siklus 1 berupa pilihan
ganda dengan jumlah 15 soal selama 30 menit.
3. Hasil penelitian siklus 2
Proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 11-15
Oktober 2010 yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dan hubungannya dengan kesehatan.
Page 70
56
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan. Materi pelajaran meliputi volume
pernapasan dan kelainan pernapasan pada manusia. Adapun indikator
yang dicapai dalam proses pembelajaran adalah :
a. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian volume pernapasan
pada manusia.
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan volume pernapasan pada
manusia.
c. Peserta didik mampu menyebutkan kelainan pernapasan pada
manusia.
d. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pernapasan pada
manusia.
Pada pertemuan 1, proses pembelajaran diawali dengan guru
memberikan apersepsi dan menjelaskan secara singkat materi volume
pernapasan dan kelainan pernapasan pada manusia selama 5 menit. Pada
kegiatan inti guru membagikan LKS dan menginstruksikan kepada siswa
untuk mendiskusikannya selama 15 menit. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi selama 20 menit.
Pada pertemuan 2, diawali dengan mengulas kembali materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa selama 10 menit.
Selanjutnya guru membagikan soal uji kompetensi siklus 2 berupa pilihan
ganda dengan jumlah 15 soal selama 30 menit.
B. Pembahasan
1. Pra siklus.
Pada saat pra siklus, peneliti mengadakan observasi pada tanggal
15 September 2010 di MTs Negeri Magelang mata pelajaran biologi.
Kondisi siswa masih ditemukan siswa yang berbicara dengan temannya
saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak mendengarkan
penjelasan dari guru, tidak bertanya dan tidak menjawab pertanyaan dari
guru. Ini mununjukkan aktivitas siswa belum terlatih.
Page 71
57
Peneliti kemudian melihat hasil belajar siswa materi pokok sistem
pencernaan makanan di MTs Negeri Magelang kelas V111 B yang
berjumlah 35 siswa masih terdapat 8 siswa yang belum mencapai KKM
(65), dengan nilai terendah 45 dan tertinggi 82.
Terlihat jelas siswa tidak memiliki persiapan yang matang untuk
menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga proses
pembelajaran berlangsung searah saja tidak terjalin interaksi antara guru
dan siswa
Untuk mengatasi persoalan tersebut, diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang
otentik untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Siswa dapat
mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berfikir lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Memperhatikan hal itu peningkatan keaktifan dan hasil belajar
siswa perlu diperbaiki dengan penerapan model pembelajaran berdasar
masalah atau Problem Based Instruction (PBI) diharapkan dapat
memperbaikinya.
2. Siklus 1.
Data ini diambil dari lebar observasi keaktifan peserta didik selama
pembelajaran pada siklus 1 menggunakan pedoman pengamatan.
Page 72
58
Tabel.4.1
Analisis Observasi terhadap Peserta Didik pada Siklus I
No Aspek yang Diamati Jumlah
Skor
Prosentase Keterangan
1. Kemampuan memecahkan
masalah
91 65, 00 %
Aktif
2. Ketrampilan bertanya 79 56, 42 % Cukup aktif
3. Kemampuan menarik
kesimpulan
89 63, 57 % Aktif
4. Aktivitas dalam kelompok 92 58, 57 % Cukup aktif
5. Memanfaatkan waktu 92 65, 71 % Aktif
Jumlah 433
Keaktifan klasikal 62, 71 % Aktif
Keterangan tabel :
a. Dari tabel tersebut diketahui jumlah skor pada aspek kemampuan
memecahkan masalah adalah 91 dengan rincian:
siswa yang tidak dapat memecahkan masalah dengan baik
mendapatkan skor I berjumlah 1 siswa, siswa yang dapat memecahkan
masalah setelah mendapat penjelasan dari teman sekelompoknya
mendapatkan skor 2 berjumlah 15 siswa, siswa yang dapat
memecahkan masalah dengan cukup baik setelah berdiskusi dengan
teman sekelompoknya mendapatkan skor 3 berjumlah 16 siswa, siswa
yang dapat memecahkan masalah dengan benar dan tepat sesuai
dengan jawaban mendapatkan skor 4 berjumlah 3 siswa.
b. Jumlah skor pada aspek ketrampilan bertanya adalah 79 dengan
rincian: siswa yang tidak pernah bertanya sama sekali mendapatkan
skor 1 berjumlah 3 siswa, siswa yang bertanya cuma sekali
mendapatkan skor 2 berjumlah 17 siswa, siswa yang bertanya 2
sampai 3 kali mendapatkan skor 3 berjumlah 12 siswa, siswa yang
Page 73
59
bertanya lebih dari 3 kali dan pertanyaannya bermutu atau
berkualitas mendapatkan skor 4 berjumlah empat siswa.
c. Jumlah skor pada aspek kemampuan menarik kesimpulan adalah 89
dengan rincian: siswa yang tidak dapat menarik kesimpulan
mendapatkan skor 1 berjumlah 1 siswa, siswa yang dapat menarik
kesimpulan setelah mendapatkan penjelasan dari teman
sekelompoknya mendapatkan skor berjumlah 17 siswa, siswa yang
dapat menarik kesimpulan setelah berdiskusi mendapatkan skor 3
berjumlah 14 siswa, siswa yang dapat menarik kesimpulan dengan
benar dan tepat sesuai dengan permasalahan mendapatkan skor 4
berjumlah 3 siswa.
d. Jumlah skor pada aspek aktivitas dalam kelompok adalah 82 dengan
rincian: siswa yang sama sekali tidak aktif mendapatkan skor 1
berjumlah 2 siswa, siswa yang aktif setelah mendapatkan arahan dari
temannya mendapatkan skor 2 berjumlah 21 siswa, siswa yang aktif
dengan sendirinya tanpa ada arahan dari temannya mendapatkan skor
3 berjumlah 10 siswa, siswa yang sangat aktif mendapatkan skor 4
berjumlah 2 siswa.
e. Jumlah skor pada aspek memanfaatkan waktu adalah 92 dengan
rincian: siswa yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik
mendapatkan skor 1 berjumlah nol, siswa yang dapat memanfaatkan
waktu tetapi masih suka berbicara dengan temannya mendapatkan
skor 2 berjumlah 20 siswa, siswa yang dapat memanfaatkan waktu
setelah mendapatkan arahan dari temannya mendapatkan skor 3
berjumlah 8 siswa, siswa yang dapat memanfatkan waktu dengan
sendirinya secara efisien mendapatkan skor 4 berjumlah 4 siswa.
Dari data yang diperoleh keaktifan siswa secara klasikal dengan
jumlah siswa 35 mencapai 62, 71 %, ini belum mencapai ketentuan yang
ditetapkan yaitu ≥ 65 % sehingga perlu dilakukan siklus II.
Data pengamatan kognitif peserta didik diambil dari tes evaluasi
diakhir siklus 1 dari tes evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Page 74
60
Tabel. 4.2
Perbandingan Hasil Tes Peserta Didik antara Nilai Awal dan Siklus 1.
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Nilai Awal Siklus 1
Nilai tertinggi 82 82
Nilai terendah 45 58
Jumlah peserta didik tuntas belajar 27 29
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 8 6
Rata-rata nilai peserta didik 68, 971 72, 4
Prosentase ketuntasan klasikal 77, 14 % 82, 8 %
Keterangan tabel :
Pada nilai awal siswa yang mendapatkan nilai 82 berjumlah 4
siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 1 siswa, siswa yang
mendapatkan nilai 76 berjumlah 1 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai
76 berjumlah 1 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 72 berjumlah 8
siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 70 berjumlah 9 siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai 68 berjumlah 4 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai
64 berjumlah 1 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 4
siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 58 berjumlah 1 siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai 45 berjumlah 2 siswa. Jumlah siswa keseluruhan
adalah 35 siswa.
Dari nilai yang diperoleh pada siklus 1 hanya terdapat 29 siswa
yang mencapai KKM (65). Prosentase ketuntasan klasikal yang diperoleh
82, 8 %. Ini belum sesuai dengan ketentuan yang ditentukan sebesar ≥ 85
% sehingga dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi siklus I kemudian dilaksanakan
refleksi terhadap langkah-langkah yang dilaksanakan. Hasil refleksi
tersebut adalah :
a. Guru perlu lebih memotivasi peserta didik agar bersemangat dan
aktif ktika pembelajaran berlangsung.
Page 75
61
b. Guru diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan waktu secara
efisien.
c. Guru ketika membimbing peserta didik lebih tegas, suara lebih
lantang.
d. Hasil belajar peserta didik saat pembelajaran belum mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan maka diadakan siklus II
3. Siklus 2.
Data ini diambil dari lembar observasi keaktifan peserta didik
selama pembelajaran pada sillus II menggunakan pedoman pengamatan.
Tabel 4.3
No Aspek yang diamati Jumlah
Skor
Prosentase Keterangan
a. Kemampuan memecahkan
masalah
100 71, 42 % Aktif
b. Ketrampilan bertanya 96 68, 57 % Aktif
c. Kemampuan menarik kesimpulan 100 71, 42 % Aktif
d. Aktivitas dalam kelompok 92 65, 71 % Aktif
e. Memanfaatkan waktu 111 79, 28 % Aktif
Jumlah 499 Aktif
Keaktifan Klasikal 71, 28 % Aktif
Keterangan tabel :
a. Dari tabel tersebut diketahui jumlah skor pada aspek kemampuan
memecahkan masalah adalah 100 dengan rincian : siswa yang tidak
dapat memecahkan masalah dengan baik mendapatkan skor 1
berjumlah nol, siswa yang dapat memecahkan masalah setelah
mendapatkan penjelasan dari teman sekelompoknya mendapatkan
skor 2 berjumlah 8 siswa, siswa yang dapat memecahkan masalah
dengan cukup baik setelah berdiskusi mendapatkan skor 3 berjumlah
24 siswa, siswa yang dapat memecahkan msalah dengan benar dan
tepat sesuai dengan jawaban mendapatkan skor 4 berjumlah 3 siswa.
Page 76
62
b. Jumlah skor pada aspek ketrampilan bertanya adalah 96 dengan
rincian : siswa yang tidak pernah bertanya sama sekali mendapatkan
skor I berjumlah 1 siswa, siswa yang bertanya cuma sekali
mendapatkan skor 2 berjumlah 14 siswa, siswa yang bertanya lebih
dari 3 kali dan pertanyaannya bermutu atau berkualitas mendapatkan
skor 4 berjumlah 7 siswa.
c. Jumlah skor pada aspek kemampuan menarik kesimpulan adalah 100
dengan rincian: siswa yang tidak dapat menarik kesimpulan
mendapatkan skor 1 berjumlah nol siswa, siswa yang dapat menarik
kesimpulan setelah mendapatkan penjelasan dari teman
sekelompoknya mendapatkan skor 2 berjumlah 12 siswa, siswa yang
dapat menarik kesimpulan setelah berdiskusi mendapatkan skor 3
berjumlah 16 siswa, siswa yang dapat menarik kesimpulan dengan
benar dan tepat sesuai dengan permasalahan mendapatkan skor 4
berjumlah 7 siswa.
d. Jumlah skor pada aspek aktivitas dalam kelompok adalah 92 dengan
rincian : siswa yang sama sekali tidak aktif mendapatkan skor 1
berjumlah nol siswa, siswa yang aktif setelah mendapatkan arahan
dari temannya mendapatkan skor 2 berjumlah 15 siswa, siswa yang
aktif dengan sendirinya tanpa adanya arahan dari temannya
mendapatkan skor 3 berjumlah 18, siswa yang sangat aktif
mendapatkan skor 4 berjumlah 2 siswa.
e. Jumlah skor pada aspek memanfaatkan waktu adalah 111 dengan
rincian : siswa yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik
mendapatkan skor 1 berjumlah nol siswa, siswa yang dapat
memanfaatkan waktu tetapi masih suka berbicara sendiri dengan
temannya mendapatkan skor 2 berjumlah 9 siswa, siswa yang dapat
memanfaatkan waktu setelah mendapatkan arahan dari temannya
mendapatkan skor 3 berjumlah 15 siswa, siswa yang dapat
memanfaatkan waktu dengan sendirinya secara efisien mendapatkan
skor 4 berjumlah 12 siswa.
Page 77
63
Dari data yang diperoleh keaktifan siswa secara klasikal dengan
jumlah siswa 35 mencapai 69, 37 % telah memenuhi ketentuan yaitu ≥ 6,
5 % sehingga tidak perlu dilakukan siklus III
Data pengamatan kognitif peserta didik diambil dari tes evaluasi
diakhir siklus II dari tes evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4
Perbandingan hasil tes Peserta Didik antara Siklus I dan Siklus II
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Siklus 1 Siklus 2
Nilai tertinggi 82 88
Nilai terendah 58 64
Jumlah peserta didik tuntas belajar 29 31
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar 6 4
Rata-rata nilai peserta didik 72, 4 75,5
Prosentase ketuntasan klasikal 82, 8 % 88. 5 %
Keterangan tabel :
Pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai 88 berjumlah 2 siswa.
Siswa yang mendapatkan nilai 82 berjumlah 7 siswa, siswa yang
mendapatkan nilai 76 berjumlah 13 siswa, siswa yang mendapatkan nilai
70 berjumlah 8 siwswa, siswa yang mendapatkan nilai 64 berjumlah 4
siswa.
Dari nilai yang diperoleh pada siklus II terdapat 31 siswa yang
mencapai KKM (65). Prosentase ketuntasan klasikal yang diperoleh 88, 5
% telah memenuhi ketentuan yaitu ≥ 85 % sehingga tidak perlu dilakukan
siklus III.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitiamn yang penulis lakukan tentunya mempunyai
banyak keterbatasan-keterbatasan antara lain :
1. Keterbatasan tempat penelitian
Page 78
64
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu MTs N Magelang. Namun demikian, tempat ini dapat mewakili
MTs N untus dijadikan tempat penelitian dan kalaupun hasil penelitian
ditempat lain akan berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh berbeda
dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatan waktu penelitian.
Keterbatasan waktu dapat mempersempit ruang gerak penelitian,
sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian.
3. Keterbatasan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Saat proses belajar mengajar berlangsung, ada beberapa siswa yang
meninggalkan kelas sehingga memerlukan bimbingan dari guru. Dari
berbagai keterbatasan yang penulis paparkan maka dapat dikatakan
dengan sejujurnya, bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang
dilakukan di MTs N Magelang. Meskipun banyak hambatan dan
tantangan yang dihadapi, penulis bersyukur penelitian itu dapat selesai
dengan lancar.
Page 79
65
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) materi
pokok sistem pernapasan pada manusia meliputi merumuskan masalah,
pemecahan masalah, menyimpulkan permasalahan menekankan kepada
siswa agar aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
ahirnya menyimpulkan.
2. Dari analisis data model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dapat meningkatkan keaktifan siswa mempelajari materi pokok sistem
respirsi pada manusia. Pada siklus 1 keaktifan siswa mencapai 62,71 % hal
ini dikarenakan siswa masih bingung dengan aktivitas yang akan dilakukan
dan masih bersikap gaduh saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus 2
mencapai 71,28 % ini menunjukkan tingkat ketuntasan secara klasikal
telah tercapai yaitu ≥ 65 % sehingga tidak diperlukan tindakan siklus 3.
3. Sebelum penelitian dilakukan, hasil nilai siswa masih rendah yaitu 77, 14
%. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar menjadi 82, 80 %.
Meskipun belum mencapai ketentuan klasikal ≥ 85 % hal ini dikarenakan
ketika proses diskusi yang aktif didominasi oleh siswa yang
berkemampuan tinggi dan sebagian siswa hanya mendengarkan, siswa
masih gaduh saat diskusi sehingga menyita waktu dan proses pembelajaran
berjalan kurang optimal.Pada siklus II hasil belajar mencapai 88, 50 % dan
keaktifan siswa meningkat dari 62, 71 % menjadi 71, 28 %. Hal ini
menunjukkan terjadinya peningkatan proses dan hasil belajar sehingga
tidak diperlukan tindakan siklus III. Pada siklus II ini siswa yang aktif
mulai merata, siswa tidak lagi bersikap gaduh saat pembelajaran
berlangsung.
Page 80
B. SARAN-SARAN
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antar lain:
a. Disarankan bagi para guru Biologi untuk selalu melakukan perbaikan
perbaikan dan peningkatan kualitas strategi atau metode pembelajaran.
Hal ini dikarenakan metode pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting yang menunjang hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut dapat dilakukan bagi para guru khususnya Biologi selama proses
pembelajaran dengan cara memilih inovasi-inovasi metode pembelajaran
yang tepat dengan memperhatikan materi pembelajaran, sehingga peserta
didik selama proses pembelajaran tidak akan jenuh dan mudah untuk
memahami materi yang diajarkan serta terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memperhatikan apa yang
menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang akan
datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang
mampu dipertanggungjawabkan.
C. PENUTUP
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahan karya ini bermanfaat bagi penulis
khususnya, para pembaca pada umumnya.
Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan demi kesempurnaan dan kelengkapan skripsi ini.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini semoga Allah SWT senantiasa
memberikan taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
66
Page 81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2003
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2006
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2006
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2006
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,
Yogyakarta : UIN, 2009
http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/24/model-pembelajaran-problem-
based-instruction-pbi/ 14 Juni 2010
http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/24/model-pembelajaran-problem-
based-instruction-pbi/ 4 Juni 2010
http://gurumuda.com/bse/sistem-pernapasan-manusi 17 Juli 2010
http://qthab2.blogspot.com/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html 19 Juli 2010
http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/01/model-pembelajaran-
berdasarkan-masalah.html 20 juli 2010
http://www.google.co.id/imgres 17 juni 2010
http://www.google.co.id/imgres.wordpress.com/2009/04/inspirasi 19 Juli 2010
Ilyasin, Penerapan Model Problem Based Instruction(PBI) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Materi Optik Kelas III SMP Negeri 7
Semarang,Tahun 2008/2009,Skripsi Kimia, Semarang:UNES,2009
Makmum, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung : Remaja Rosda
Karya, 2002
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001
Page 82
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengejar, Jakarta :
Bumi Aksara, 2008
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung
: Remaja Rosda Karya, 1988
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006
Saryono, Biokimia Respirasi. Yogya : Nuha Medika, 2009
Seng, Tan Oon, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher
Approach (an Asian Edition), Singapore : Seng Lee Press, 2003
Setiadi, Anatomi dan Psikologi Manusia, Jakarta : Graha Ilmu, 2007
Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta,1995
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2007
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja
Rosda Karya, 1999
Surin, Bachtiar, Terjemah danTafsir Al-quran, Bandung : Fa Sumatra, 1978
Suwolo, dkk. Fisiologi Manusia, Malang : UMM, 2006
Tim Penulis, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Surabaya :
Prestasi Pustaka, 2007
Uswati, Dewi, Kualitas Pembelajaran Siswa dalam Konsep Sistem Respirasi pada
Mmanusia dan Hewan Menggunakan Model Problem Based Instruction
(PBI) di SMA Negeri 3 Salatiga, Tahun 2008/2009, Skripsi Biologi,
Semarang : UNNES, 2009
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta : Bumi
Aksara, 2009
Page 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Linda Hariyani
Tempat/Tgl. Lahir : Magelang, 16 Maret 1988
Alamat :
Riwayat Pendidikan : 1. MI Arosyidin Sempu
2. MTs Negeri M agelang
3. MAN 1 Magelang
4. IAIN Walisongo Semarang
Demikian daftar riwayat hidup ini ditulis dengan sebenarnya.
Semarang, 14 Desember 2010
Penulis
Linda Hariyani
(063811007)
Page 84
Lampiran 1
SILABUS
Sekolah : MTs Negeri Magelang
Kelas : V III
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Standar Kompetensi : 1. Memahami Berbagai Sistem Dalam Kehidupan Manusia
Penilaian Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator
Metode Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.3
Mendeskri
psikan
sistem
pernapasa
n pada
manusia
dan
hubungan
nya
dengan
kesehatan
1.Sistem Pernapasan
Manusia, mekanisme
pernapasan manusia
2. Volume Pernapasan,
Kelainan Pernapasan
Pada Manusia
1. Siswa mencari mengkaji
/ mempelajari referensi /
buku tentang sistem
pernapasan
2. Siswa melakukan
diskusi tentang sub bab
masing-masing dan
membuat kerangka
topik untuk
dipresentasikan dengan
cara menjawab
pertanyaan dari guru
3. Siswa
mempresentasikan hasil
diskusi
4. Menyimpulkan dan
pembahasan ulang
materi
1. Menjelaskan pengertian pernapasan
pada manusia.
2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi
pernapasan pada manusia.
3. Menjelaskan sistem pernapasan pada
manusia.
4. Mendeskripsikan proses pernapasan
pada manusia.
5. Menjelaskan pengertian volume
pernapasan pada manusia.
6. Mendeskripsikan volume pernapasan
pada manusia.
7. Menyebutkan kelainan pernapasan pada
manusia.
8. Menjelaskan kelainan pernapasan pada
manusia.
9. Menjelaskan kelainan pernapasan pada
PBI
1. Tes
pilihan
ganda
2. Tes
uraian
1. Jelaskan
fungsi
makanan
bagi tubuh
kita?
2. Sebutkan
fungsi
karbohidrat?
3. Sebutkan
fungsi hati?
4. Apa yang
disebut
dengan
pencernaan
kimiawi?
8 x 45
menit
1. Buku
Biologi
SMA jilid
2, D.A
Pratiwi,
dkk
2. LKS
Page 85
Penilaian Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator
Metode Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
manusia.
Grobogan, Februari 2010
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Sri Haryanti, A.Md Siti Gunarti
NIP. - NIM: 053811087
Mengetahui,
Kepala SMA.YATPI Godong-Grobongan
Yagus Yuwono, S.Pd
NIP. -
Page 86
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : V111 / Gasal
Model pembelajaran : Problem Based Instructions
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian pernapasan pada
manusia.
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi
pernapasan pada manusia.
3. Peserta didik mampu menjelaskan sistem pernapasan pada manusia.
4. Peserta didik mampu mendeskripsikan proses pernapasan pada
manusia.
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian pernapasan pada manusia.
2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi pernapasan pada
manusia.
3. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia.
4. Mendeskripsikan proses pernapasan pada manusia.
B. Materi pembelajaran : Pengertian respirasi, sistem respirasi pada manusia, mekanisme
respirasi pada manusia.
Pernapasan dapat diartikan sebagi proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernapasan, yaitu pernapasan
eksternal (luar) dan internal (dalam). Pernapasan luar meliputi proses pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungannya. Pernapasan internal
disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan ini terjadi di sel, yaitu sitoplasma dan
mitokondria. Alat pernapasan pada manusia meliputi :
1. Rongga hidung, udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung yang dilengkapi
dengan silia dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran,
mengatur suhu udara pernapasan.
2. Faring, dari rongga hidung udara pernapasan menuju faring.
3. Laring, udara masuk ke laring. Bagian laring terdapat selaput suara yang ketegangannya
diatur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat mengatur tinggi rendah nada suara yang
diperlukan.
4. Trakea, dinding batang tenggorok dan dinding bronkus (cabang batang tenggorok).
Page 87
5. Bronkus dan paru-paru, bronkus masuk ke dalam paru-paru. Paru-paru (pulmo) terletak di
rongga dada kanan dan kiri jantung.
6. Bronkus dan alvoelus, dari bronkus udara masuk ke cabang bronkus yang semakin halus lagi
disebut bronkiolus, yang akan berakhir sebagai gelembung-gelembung halus yang disebut
alveolus.
Inspirasi adalah proses memasukkan oksigen dalam tubuh yang dipicu oleh kontraksi
diafragma dan otot interkosta ketika menerima rangsang saraf. Diafragma bergerak ke bawah
dan memperbesar toraks. Ketika diperlukan, otot interkosta juga meningkatkan volume dada
dengan kontraksi menaikkan dan mendorong tulang kosta keluar.
Ekspirasi adalah proses pengeluaran oksigen dari tubuh. Ketika paru-paru meregang dan
ekspansi, reseptor regangan di dalam alveoli mengirim implus saraf inhibitor ke medulla
oblongata, menyebabkan berhentinya sinyal terhadap rongga dada dan diafragma, sehingga
menjadi relaks dan meninggi kembali. Elastisitas paru dan rongga dada menyebabkan naik dan
turunnya tekanan udara di dalam paru. Peningkatan tekanan yang cepat akan menekan
diafragma ke atas melawan rongga pleura sehingga udara di dorong keluar dari paru-paru.
C. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab dan Tugas
D. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
Page 88
A.
Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan
1. Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju. Coba
anda menghirup udara, kira-kira bagaimana udara bisa
masuk kedalam tubuh?
Inilah yang akan kita pelajari hari ini.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa dan
menginstruksikan kepada siswa untuk duduk sesuai
kelompok masing-masing. .
4. Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok.
5. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk maju menjelaskan hasil diskusi, kelompok yang
lain mendengarkan dan menanggapi.
6. Guru bersama siswa mereview materi dari awal.
7. Guru mempersilahkan siswa yang ingin bertanya dan
memberikan kesempatan pada siswa yang ingin
menjawab dan guru mengapresiasi tiap jawaban yang
diberikan.
8. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang
bertanya maupun yang menjawab pertanyaan.
Kegiatan penutup
9. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
10. Guru mengajak seluruh siswa untuk bertepuk tangan atas
penambahan pengetahuan dari pertemuan hari ini.
11. Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini di rumah.
12. Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
10 menit
60 menit
10 menit
B.
Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan
13. Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
14. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Kegiatan inti
15. Guru meminta siswa duduk berkelompok.
16. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk membuat
kesimpulan materi yang lalu.
17. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk menjelaskan.
18. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didik
lain untuk menjawab pertanyaan.
19. Guru memberikan umpan balik dan memberikan
10 menit
60 menit
Page 89
penghargaan kepada penanya dan yang menjawab
pertanyaan.
20. Guru mempersilahkan peserta didik untuk duduk seperti
semula.
21. Guru membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa
untuk mengerjakannya.
22. Guru meminta kepada siswa mengumpulkan lembar
evaluasi yang telah dikerjakan.
23. Guru bersama siswa membahas jawaban dari evaluasi
tersebut.
Kegiatan penutup
24. Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas
pertemuan hari ini.
25. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
mendatang.
26. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
mengucapkan salam.
10 menit
E. Media
Spidol dan whiteboard
F. Sumber/bahan
1. Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas VIIIA semester 1, Jakarta,
Erlangga: 2007.
2. LKS
G. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi.
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Magelang, Desember 2010
Guru Mata Ajar IPA Peneliti
MTs Negeri Magelang
Page 91
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : V111 / Gasal
Model pembelajaran : Problem Based Intructions
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
Indikator :
5. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian volume pernapasan
pada manusia.
6. Peserta didik mampu mendeskripsikan volume pernapasan pada
manusia.
7. Peserta didik mampu menyebutkan kelainan pernapasan pada
manusia.
8. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pernapasan pada
manusia.
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian volume pernapasan pada manusia.
2. Mendeskripsikan volume pernapasan pada manusia.
3. Menyebutkan kelainan pernapasan pada manusia.
4. Menjelaskan kelainan pernapasan pada manusia.
5. Menjelaskan kelainan pernapasan pada manusia.
B. Materi pembelajaran : Volume pernapasan, kelainan pernapasan pada manusia.
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan menjumlah semua volume udara
paru-paru. Kapasitas inspirasi adalah keseluruhan kemampuan inspiratori paru-paru yaitu
jumlah volume udara tidal sama dengan 500 ml ditambah 3100 ml sama dengan 3600 ml.
Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu sama dengan 1200 ml
ditambah volume udara cadangan inpiratori 1200 ml sama dengan 2400 ml. Kapasitas vital
adalah volume udara cadangan inspiratorai ditambah volume rudara tidal ditambah volume
udara cadangan ekpiratori sehingga berjumlah Selama proses bernapas normal, kira-kira 500
ml udara bergerak ke saluran napas dalam setiap inspirasi dan jumlah yang sama bergerak ke
luar dalam setiap ekspirasinya. Hanya kira-kira 350 ml volume tidal benar-benar tercapai
alveoli, sedangkan yang 150 ml tetap berada di hidung, faring, trakea dan bronkus yang
disebut sebagai volume udara mati. Udara total yang di ambil selama satu menit disebut
volume menit inspirasi, yang dihitung dengan perkalian udara tidal dan laju pernapasan
normal setiap menit4800 ml. Akhirnya kapasitas total paru merupakan jumlah semua volume
udara yaitu 6.000 ml.
Macam- macam peradangan pada system pernapasan manusia:
Page 92
1. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi olehvirus, misalnya virus influenza.
2. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus.
3. Laringitis, radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya
antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, atau banyak bicara.
4. Bronkitis, radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami
demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorokan sehingga
penderita sesak napas.
5. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan batang
hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
6. Asfiksi adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang
disebabkan oleh : tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi
lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau HCN, atau gangguan sitokrom (enzim
pernapasan).
7. Asidosis adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah,
sehingga pernapasan terganggu.
8. Difteri adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang
dihasilkan oleh kuman difteri.
9. Emfisema adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya
kemasukan udara.
10. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada
alveolus yang menyebabkan terjadinya radang.
C. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab dan Tugas
D. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
A.
Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan
1. Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju. Coba
anda menghirup udara, kira-kira apa yang menyebabkan
udara masuk kedalam tubuh dan apa saja kelainanya?
Inilah yang akan kita pelajari hari ini.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa dan
menginstruksikan kepada siswa untuk duduk sesuai
kelompok masing-masing. .
4. Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok.
5. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk maju menjelaskan hasil diskusi, kelompok yang lain
mendengarkan dan menanggapi.
6. Guru bersama siswa mereview materi dari awal.
7. Guru mempersilahkan siswa yang ingin bertanya dan
memberikan kesempatan pada siswa yang ingin menjawab
dan guru mengapresiasi tiap jawaban yang diberikan.
8. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang
bertanya maupun yang menjawab pertanyaan.
Kegiatan penutup
9. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
10 menit
60 menit
10 menit
Page 93
dipelajari.
10. Guru mengajak seluruh siswa untuk bertepuk tangan atas
penambahan pengetahuan dari pertemuan hari ini.
11. Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari
ini di rumah.
12. Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
B.
Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan
1. Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan
apersepsi:
Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi
pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Kegiatan inti
3. Guru meminta siswa duduk berkelompok.
4. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk membuat
kesimpulan materi yang lalu.
5. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk menjelaskan.
6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didik
lain untuk menjawab pertanyaan.
7. Guru memberikan umpan balik dan memberikan
penghargaan kepada penanya dan yang menjawab
pertanyaan.
8. Guru mempersilahkan peserta didik untuk duduk seperti
semula.
9. Guru membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa
untuk mengerjakannya.
10. Guru meminta kepada siswa mengumpulkan lembar
evaluasi yang telah dikerjakan.
11. Guru bersama siswa membahas jawaban dari evaluasi
tersebut.
Kegiatan penutup
1. Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas
pertemuan hari ini.
2. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
mendatang.
3. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan
10 menit
60 menit
10 menit
Page 94
mengucapkan salam.
E. Media
Spidol dan whiteboard
H. Sumber/bahan
1. Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas VIIIA semester 1, Jakarta,
Erlangga: 2007.
2. LKS
I. Penilaian
1. Penilaian Proses
Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi.
2. Penilaian hasil
Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Page 95
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V111 B
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Respirasi manusia
Sub Materi Pokok : Sistem pernapasan manusia, mekanisme pernapasan manusia
Jumlah Peserta didik yang Hadir: 35 anak
Tahun Pelajaran : 2009/2010
NO. L/P NAMA PESERTA DIDIK
1 L Moch.Yanuar Abdillah
2 L Ahmad Nadir
3 L Ahmad Sholeh
4 L Ahmad Thohirin
5 L Ali Maksum
6 P Anita Dwi Isnayati
7 L Ardika Dano Saputro
8 P Atina Fitriana
9 P Avinda Desiyanti
10 P Ayu Sofiana Putri
11 L Budi Purnomo
12 P Cintya Yulinda Putri
13 L Deni Fachrus Syakirin
14 L Doddy Ircham Pambudi
15 L Eko Aji Setiawan
16 L Eko Prasetiyo
17 P Eva Tri Rahmayani
18 L Ferry Rizqi Ramadhan
19 L Khoirul Marom
20 P Lisa Umi Hanik
21 P Maftuchah
22 P Mar’atul Muazizah
23 P Melinda Gita Dewi
24 L Muchamad Nadhirin
25 L Muhammad Arliansyah
26
L Muhammad Shidiq
Ma’ami
27 L M. Fatachul Alim
28 L Rizki Surya Saputra
29 P Safaatun Ulfa
30 P Shofi Munaizah
Page 96
31 P Siti Nur Qor’iah
32 P Sri Bekti Sulasih
33 P Supiati Ainun Ni’mah
34 P Tutik Qurotul Aini
35 P Umi Chabibah
Page 97
Lampiran 5
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS 1 DAN 2
Kelompok 1
1. Moh. Yanuar Abdilah
2. Ahmad Nadhir
3. Ahmad Sholeh
4. Anita Dwi
5. Atina Fitriana
Kelompok 2
1. Ahmad Thoribin
2. Ali Maksum
3. Ardika Dano
4. Avinda Desi
5. Ayu Soviana
Kelompok 3
1. Budi Purnimo
2. Cintia Yulinda
3. Deni Fachrus
4. Dody Irham
5. Eva Tri
Kelompok 4
1. Eko Aji
2. Eva Tri
3. Eko Prasetyo
4. Lisa Umi
5. Mafthucah
Kelompok 5
1. Feri Rizki
2. Khoirul
3. Maratul
4. Melinda
Page 98
5. M. Nadhirin
Kelompok 6
1. M.Arliansyah
2. M. Sidiq
3. M. Fathah
4. Umi Khabibah
5. Tutik Quratul
Kelompok 7
1. Safaatus
2. Sofi Munaizah
3. Siti Nur Qoriah
4. Sri Bekti
5. Supiati Ainun
Page 99
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II
NAMA SEKOLAH : MTs Negeri Magelang
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS/SEMESTER : V111/ 1
TAHUN AJARAN : 2010/2011
MATERI PELAJARAN : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA
Standar kompetensi Kompetensi yang diuji Indikator soal Nomor soal jumlah
1. memahami berbagai
sistem dalam
kehidupan manusia
Mendeskripsikan
sistem sistem respirasi
pada manusia
1. Peserta didik dapat
mengidentifikasi struktur dan
fungsi sistem respirasi pada
manusia.
2. Peserta didik dapat menjelaskan
proses respirasi pada manusia.
3. Peserta didik dapat
mendeskripsikan volume
pernapasan manusia.
4. Peserta didik dapat menjelaskan
kelainan pada respirasi manusia.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 15 /
I
8, 9, 10, 11, 12, 13,
14 / I
1, 2, 3, 4, 5, 14 / II
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 15 / II
8
7
6
9
Jumlah soal 30
Page 100
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 1
A. Bacaan
Suatu hari di pagi yang senja Ani bersama dengan teman-temannya
pergi ke kebun teh. Mereka menghirup udara yang sejuk dengan penuh
riang gembira. Ani bertanya kepada temannya apa yang menyebabkan
udara dapat masuk ke paru-paru?
B. Permasalahan
1. Melewati apa saja saat udara masuk dari atmosfer menuju paru-
paru?
2. Bagaimana proses mekanisme pernapasan pada manusia?
C. Soal diskusi
1. Sebutkan pengertian dari respirasi?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam respirasi pada manusia?
3. Sebutkan sistem pernapasan pada manusia?
4. Apa yang anda ketahui tentang ventilasi?
5. Jelaskan mekanisme inspirasi?
6. Jelaskan mekanisme ekspirasi?
7. Gambarkan sistem pernapasan pada manusia dan beri keterangan
dengan lengkap!
8. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi anda!
Page 101
KUNCI JAWABAN LKS SIKLUS 1
1. Pengertian respirasi adalah proses masuknya oksigen kedalam tubuh
dan pengeluaran karbon dioksida.
2. Respirasi ada 2 macam yaitu aerob dan anaerob. Aerob adalah
pernapan yang membutuhkan oksigen sedangkan anaerob adalah
pernapasan yang tidak membutuhkan oksigen.
3. Sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, alveolus, pulmo.
4. Ventilasi adalah pertukaran udara antara lingkungan eksternal tubuh
dan alveoli.
5. Mekanisme inspirasi yaitu proses memasukkan oksigen dalam tubuh
yang dipicu oleh kontraksi diafragma dan otot interkosta. Diafragma
bergerak ke bawah dan memperbesar torak. Otot interkosta akan
meningkatkan volume dada dengan kontraksi menaikkan dan
mendorong tulanng kosta keluar.
6. Ekspirasi yaitu proses pengeluaran oksigen dari tubuh. proses
pengeluaran oksigen dari tubuh. Ketika paru-paru meregang dan
ekspansi, reseptor regangan di dalam alveoli mengirim implus saraf
inhibitor ke medulla oblongata, menyebabkan berhentinya sinyal
terhadap rongga dada dan diafragma, sehingga menjadi relaks dan
meninggi kembali. Elastisitas paru dan rongga dada menyebabkan
naik dan turunnya tekanan udara di dalam paru. Peningkatan tekanan
yang cepat akan menekan diafragma ke atas melawan rongga pleura
sehingga udara di dorong keluar dari paru-paru.
Page 102
7. Gambar sistem pernapasan pada manusia :
8. K esimpulan dari hasil diskusi yaitu pernapasan adalah proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida melalui hidung,
faring, laring, trakea, bronkus, alveolus, pulmo. Prosses mekanismenya
terdiri dari inspirasi terjadi ketika otot diafragma serta interkosta
kontraksi dan ekspirasi terjadi ketika otot diafragma dan interkosta
relaksasi.
Page 103
Lampiran 8
Uji kompetensi siklus 1
Mata pelajaran : Biologi
Materi pokok : Sistem pernapasan pada manusia
Kelas/semester : V111(Delapan)/ Semester 1
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda
(X) pada huruf A,B,C,D.
1. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan. Pernapasan adalah...
a. Pengeluaran oksigen dan karbon dioksida
b. Pengambilan oksigen dan karbon dioksida
c. Pengeluaran oksigen dan pengambilan karbon dioksida
d. Pengeluaran karbondioksida dan pengambilan oksigen
2. Yang merupakan percabangan dari trakea menuju paru-paru ditunjukkan oleh
nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2
1
3
4
Page 104
3. Sebagai bagian dari alat pernapasan, rongga hidung berfungsi...
a. Menyaring udara yang masuk
b. Menyaring udara dan menyesuaikan suhunya
c. Membasahi udara yang masuk
d. Pertukaran gas
4. Menghirup udara lebih baik melalui hidung, sebab di dalam hidung udara
mendapatkan perlakuan berikut ini, kecuali...
a. Diatur volumenya
b. Disaring oleh bulu-bulu hidung
c. Disesuaikan suhunya oleh tubuh
d. Diatur kelembabannya
5. Katub pada laring disebut...
a. Epiglotis
b. Pleura
c. Bronkus
d. Bronkeolus
6. Alat-alat pernapasan manusia terdiri dari:
1. Paru-paru
2. Pangkal tenggorok (faring)
3. Cabang batang tenggorok (bronkus)
4. Tenggorokan (trachea)
5. Rongga hidung
Susunan yang benar saluran pernapasan pada manusia adalah...
a. 5-4-3-2-1 c. 5-2-4-3-1
b. 5-3-1-2-4 d. 5-1-2-3-4
7. Paru-paru selaput dibungkus oleh dua lapis selaput yang dinamakan...
a. Trakea
b. Bronkus
c. Alveolus
d. Pleura
8. Inspirasi pada pernapasan dada terjadi bila otot tulang rusuk...
a. Normal
b. Relaksasi
c. Istirahat
d. Kontraksi
Page 105
9. Salah satu perbedaan inspirasi dan ekspirasi adalah...
a. Inspirasi udara masuk, ekspirasi udara keluar
b. Inspirasi udara keluar, ekspirasi udara masuk
c. Inspirasi paru-paru mengembang, ekspirasi paru-paru mengempis
d. Inspirasi volume rongga dada mengembang, ekspirasi volume rongga dada
mengempis
10. Salah satu perbedaan antara pernapasan perut dengan pernapasan dada adalah,
pernapasan perut karena aktivitas otot diafragma dan pernapasan dada karena
aktivitas...
a. Otot tulang dada
b. Otot diantara tulang dada
c. Otot antar rusuk
d. Otot tulang dada dan otot rongga dada
11. Apabila diafragma mendaftar dan volume udara paru-paru membesar, maka
akan terjadi peristiwa...
a. Inspirasi dada
b. Inspirasi perut
c. Ekspirasi dada
d. Ekspirasi perut
12. Jika seseorang tenggelam maka proses pernapasan terganggu. Yang bukan
penyebabnya adalah...
a. Tekanan karbon dioksida dalam paru-paru tinggi
b. Rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida dalam
paru-paru
c. Darah tidak mengikat oksigen melainkan air
d. Karbon dioksida di paru-paru tidak bisa dikeluarkan
13. Pada pernapasan perut, udara masuk ke paru-paru sebagai akibat kontraksi
dari otot...
a. Perut
b. Dada
c. Diafragma
d. Antar tulang rusuk
14. Pernapasan yang menggunakan otot antar tulang rusuk disebut pernapasan...
a. Anaerob b. Dada
Page 106
c. Perut d. Biasa
15. Alat pernapasan yang merupakan persilangan antara jalan udara pernapasan
dengan jalan pencernaan makanan adalah...
a. Trakea
b. Laring
c. Faring
d. Bronkus
Page 107
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 2
A. Bacaan
Suatu hari di pagi yang senja Rudi bersama dengan teman-
temannya pergi ke gudang barang-barang bekas. Mereka menghirup
udara yang kotor sehingga bernapas dengan sesak. Rudi bertanya
kepada temannya apa yang menyebabkan kita bernapas sesak dan
terengah-engah?
B. Permasalahan
1. Apa yang menyebabkan kita sesak bernapas?
2. Bagaimana volume pernapasan pada manusia?
C. Soal diskusi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan volume paru-paru?
2. Apa yang anda ketahui tentang kapasitas vital?
3. Berapakah jumlah kapasitas total paru-paru?
4. Sebutkan 4 dan jelaskan macam-macam kelainan respirasi pada
manusia?
5. Apa penyebab alergi jelaskan!
6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi anda!
Page 108
KUNCI JAWABA LKS SIKLUS 2
1. Volume paru-paru adalah jumlah atau banyaknya volume ketika proses
pernapasan berlangsung.
2. Kapasitas vital adalah jumlah udara yang dapat kita hirup selama
bernapas yaitu 4.500 ml.
3. Jumlah kapasitas total paru-paru adalah 6.000 ml.
4. Kelainan pernapasan pada manusia :
11. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh
virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena
reaksi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi
lendir (ingus) meningkat.
12. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri
Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah.
Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
13. Laringitis, radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan
suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak
merokok, minum alkohol, atau banyak bicara.
14. Bronkitis, radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi.
Penderita mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang
menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita sesak napas
5. Alergi merupakan suatu kelainan sistem pernapasan pada manusia
dikarenakan kemasukan benda asing yang tidak dapat diterima oleh
tubuh sehingga penderita mengalami sesak napas dan bersin-bersin.
6. Kesimpulan dari hasil diskusi bahwa apabila sistem pernapasan
terganggu dapat menyebabkan kelainan penyakit yang disebabkan oleh
virus, bakteri ataupun linkungan tempat tinggal. Volume penapasan
pada manusia secara garis besar ada 2 yaitu kapasitas vital berjumlah
4.800 ml dan kapasitas total berjumlah 6.000 ml.
Page 109
Lampiran 10
Uji kompetensi siklus 2
Mata pelajaran : Biologi
Materi pokok : Sistem pernapasan pada manusia
Kelas/semester : V111(Delapan)/ Semester 1
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda
(X) pada huruf A,B,C,D.
1. Udara maksimum yang dapat keluar masuk paru-paru disebut...
a. Volume paru-paru
b. Volume pernapasan
c. Kapasitas vital paru-paru
d. Daya tampung paru-paru
2. Jumlah udara maksimum yang dapat ditampung di dalam paru-paru disebut...
a. Udara suplementer
b. Udara komplementer
c. Kapasitas total paru-paru
d. Kapasitas vital paru-paru
3. Udara yang masuk apabila melakukan inspirasi sekuat-kuatnya adalah...
a. Udara komplementer
b. Udara suplementer
c. Udara residu
d. Udara tidal
4. Udara yang masih tertinggal didalam paru-paru setelah kita menghembuskan
napas semaksimal mungkin disebut udara...
a. Residu
b. Alveolus
c. Suplementer
d. Koplementer
5. Kapasitas total paru-paru sebesar...
a. 2 liter
b. 3 liter
c. 4 liter
d. 5 liter
6. Gangguan paru-paru yang bukan karena infeksi adalah...
a. Asma c. Pneumonia
b. TBC d. Bronkitis
7. Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh faktor keturunan dan
tidak menular adalah...
a. Asma
b. Salesma
c. Pneumonia
d. Bronkitis
Page 110
8. Berpola hidup sehat dan menghindari rokok merupakan cara yang baik untuk
merawat...
a. Jantung
b. Paru-paru
c. Hati
d. Lambung
9. Peradangan pada dinding alveolus yang disebabkan oleh Diplococus
pneumoniae adalah...
a. Pneumonia
b. Asma
c. Pleuritis
d. Tuberculosis
10. Suatu penyakit yang disebabkan karena bakteri Corynebakterium diphtherial
adalah...
a. Dipteri
b. Asfiksi
c. Asma
d. rinitis
11. Cri-ciri gangguan pada saluran pernapasan hidung beringus, bersin-bersin,
tenggorokan meradang, demam, sakit kepala, otot menjadi pegal linu
merupakan gangguan penyakit...
a. Flu
b. Salesm
c. Asma
d. Efisema
12. Beberapa penyebab penyakit asma antara lain:
1. Cuaca dingin
2. Debu
3. Jamur
4. Serbuk sari
5. Bahan-bahan kimia
6. Sinar matahari
yang merupakan penyebab pada penyakit asma kecuali...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 5
d. 5 dan 6
13. Dibawah ini penyakit yang disebabkan akibat merokok kecuali...
a. Kanker paru-paru
b. Kerusakan alveolus
c. Emfisema
d. Influensa
Page 111
14. Gangguan pernapasan yang disebabkan adanya kenaikan kadar asam
karbonat didalam darah merupakan ciri-ciri penyakit...
a. Asma
b. Asidosis
c. Difteri
d. Salesma
15. Penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan adanya penyempitan
saluran pernapasan utama pada paru-paru disebut...
a. Asfiksi
b. Bronkitis
c. Asma
d. Tuberkulosis
Page 112
Kunci jawaban soal siklus 1
1. D
2. C
3. B
4. B
5. A
6. C
7. D
8. D
9. A
10. C
11. A
12. A
13. C
14. B
15. B
Page 113
Kunci jawaban soal siklus 2
1. C
2. C
3. A
4. A
5. D
6. A
7. A
8. B
9. A
10. A
11. A
12. D
13. D
14. B
15. C
Lampiran 11
Page 114
Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus 1
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Jumlah Peserta didik yang diamati : 35 siswa
Aspek Pengamatan Jumlah
(Aktivitas)
Prosentase
(%)
Klasifikasi No. Nama
A B C D E
1 A 2 2 2 2 3 11 55 % Cukup
2 B 3 2 3 2 2 11 55 % Cukup
3 C 3 3 2 2 2 12 60 % Cukup
4 D 4 4 2 3 4 19 95 % Baik
5 E 3 3 3 3 2 14 70 % Baik
6 F 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
7 G 2 3 4 2 2 11 55 % Cukup
8 H 3 2 2 2 2 11 55 % Cukup
9 I 3 3 2 2 2 12 60 % Cukup
10 J 2 2 3 3 2 12 60 % Cukup
11 K 3 3 4 3 3 15 75 % Baik
12 L 3 2 2 3 2 13 65 % Cukup
13 M 4 4 3 4 4 20 100% Baik
14 M 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
15 O 1 1 3 1 2 8 40 % Kurang
16 P 3 2 4 3 3 14 70 % Baik
17 Q 3 3 3 4 2 15 75 % Baik
18 R 3 2 4 3 2 13 65 % Cukup
19 S 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
20 T 2 1 2 1 2 8 40 % Kurang
21 U 2 1 2 2 2 9 45 % Cukup
22 V 2 3 2 2 3 13 65% Cukup
23 W 2 3 4 2 2 12 60 % Cukup
24 X 3 2 2 3 2 12 60 % Cukup
25 Y 2 4 2 3 4 15 75 % Baik
26 Z 3 3 3 2 2 13 65 % Cukup
27 AA 3 2 2 2 3 13 65 % Cukup
28 BB 2 2 2 2 3 12 60 % Cukup
29 CC 3 3 2 2 2 13 65 % Cukup
30 DD 2 3 2 2 3 12 60 % Cukup
31 EE 2 2 2 2 2 12 60 % Cukup
Page 115
32 FF 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
33 GG 3 3 3 2 3 14 70 % Baik
34 HH 4 2 4 3 4 17 50 % Cukup
35 II 3 4 3 4 3 17 70 % Baik
Jumlah 91 79 89 92 92 433
• ASPEK PENGAMATAN
A. Kemampuan diskusi berbagi informasi dalam memecahkan masalah.
B. Ketrampilan bertanya.
C. Kemampuan menarik kesimpulan.
D. Aktivitas dalam kelompok.
E. Kemampuan memanfaatkan waktu.
KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI KEAKTIFAN
1 = KURANG < 40% = KURANG
2 = CUKUP 41%-69% = CUKUP
3 = BAIK 70%-100% = BAIK
4 = SANGAT BAIK
Maka :
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ −
x 100%
Page 116
Lampiran 12
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Respirasi manusia
Sub Materi Pokok : Sistem pernapasan manusia, mekanisme pernapasan manusia
Jumlah Peserta didik yang Hadir: 35 anak, KKM 65
Tahun Pelajaran : 2009/2010
NO. L/P NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
1 L Moch.Yanuar Abdillah 72 TUNTAS
2 L Ahmad Nadir 60 REMIDI
3 L Ahmad Sholeh 70 TUNTAS
4 L Ahmad Thohirin 82 TUNTAS
5 L Ali Maksum 72 TUNTAS
6 P Anita Dwi Isnayati 68 TUNTAS
7 L Ardika Dano Saputro 60 REMIDI
8 P Atina Fitriana 60 REMIDI
9 P Avinda Desiyanti 70 TUNTAS
10 P Ayu Sofiana Putri 68 TUNTAS
11 L Budi Purnomo 72 TUNTAS
12 P Cintya Yulinda Putri 70 TUNTAS
13 L Deni Fachrus Syakirin 82 TUNTAS
14 L Doddy Ircham Pambudi 72 TUNTAS
15 L Eko Aji Setiawan 45 REMIDI
16 L Eko Prasetiyo 76 TUNTAS
17 P Eva Tri Rahmayani 70 TUNTAS
18 L Ferry Rizqi Ramadhan 76 TUNTAS
19 L Khoirul Marom 64 REMIDI
20 P Lisa Umi Hanik 45 REMIDI
21 P Maftuchah 58 REMIDI
22 P Mar’atul Muazizah 72 TUNTAS
23 P Melinda Gita Dewi 60 REMIDI
24 L Muchamad Nadhirin 70 TUNTAS
25 L Muhammad Arliansyah 80 TUNTAS
26 L Muhammad Shidiq Ma’ami 70 TUNTAS
27 L M. Fatachul Alim 70 TUNTAS
Page 117
28 L Rizki Surya Saputra 72 TUNTAS
29 P Safaatun Ulfa 70 TUNTAS
30 P Shofi Munaizah 72 TUNTAS
31 P Siti Nur Qor’iah 68 TUNTAS
32 P Sri Bekti Sulasih 68 TUNTAS
33 P Supiati Ainun Ni’mah 72 TUNTAS
34 P Tutik Qurotul Aini 82 TUNTAS
35 P Umi Chabibah 82 TUNTAS
Page 118
Lampiran 13
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS 2
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Respirasi manusia
Sub Materi Pokok : Sistem pernapasan manusia, mekanisme pernapasan manusia
Jumlah Peserta didik yang Hadir: 35 anak, KKM 65
Tahun Pelajaran : 2009/2010
NO. L/P NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
1 L Moch.Yanuar Abdillah 76 TUNTAS
2 L Ahmad Nadir 64 RENIDI
3 L Ahmad Sholeh 76 TUNTAS
4 L Ahmad Thohirin 82 TUNTAS
5 L Ali Maksum 76 TUNTAS
6 P Anita Dwi Isnayati 76 TUNTAS
7 L Ardika Dano Saputro 76 TUNTAS
8 P Atina Fitriana 64 REMIDI
9 P Avinda Desiyanti 70 TUNTAS
10 P Ayu Sofiana Putri 76 TUNTAS
11 L Budi Purnomo 82 TUNTAS
12 P Cintya Yulinda Putri 76 TUNTAS
13 L Deni Fachrus Syakirin 88 TUNTAS
14 L Doddy Ircham Pambudi 70 TUNTAS
15 L Eko Aji Setiawan 76 TUNTAS
16 L Eko Prasetiyo 82 TUNTAS
17 P Eva Tri Rahmayani 76 TUNTAS
18 L Ferry Rizqi Ramadhan 70 TUNTAS
19 L Khoirul Marom 64 REMIDI
20 P Lisa Umi Hanik 76 TUNTAS
21 P Maftuchah 70 TUNTAS
22 P Mar’atul Muazizah 82 TUNTAS
23 P Melinda Gita Dewi 64 REMIDI
24 L Muchamad Nadhirin 70 TUNTAS
25 L Muhammad Arliansyah 82 TUNTAS
26 L Muhammad Shidiq 70 TUNTAS
Page 119
Ma’ami
27 L M. Fatachul Alim 76 TUNTAS
28 L Rizki Surya Saputra 76 TUNTAS
29 P Safaatun Ulfa 76 TUNTAS
30 P Shofi Munaizah 70 TUNTAS
31 P Siti Nur Qor’iah 76 TUNTAS
32 P Sri Bekti Sulasih 70 TUNTAS
33 P Supiati Ainun Ni’mah 82 TUNTAS
34 P Tutik Qurotul Aini 88 TUNTAS
35 P Umi Chabibah 82 TUNTAS
Lampiran 14
Page 120
Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus 2
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Magelang
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Jumlah Peserta didik yang diamati : 35 siswa
Aspek Pengamatan Jumlah
(Aktivitas)
Prosentase
(%)
Klasifikasi No. Nama
A B C D E
1 A 3 3 3 3 3 15 75 % Baik
2 B 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
3 C 3 3 2 3 3 13 65 % Cukup
4 D 3 4 4 3 4 18 90 % Baik
5 E 3 3 3 3 3 15 75 % Baik
6 F 3 3 3 2 3 14 70 % Baik
7 G 3 3 3 3 3 15 75 % Baik
8 H 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
9 I 3 2 2 2 2 11 55 % Cukup
10 J 3 2 3 3 4 15 75 % Baik
11 K 3 4 3 4 3 17 85 % Baik
12 L 3 3 3 3 3 15 75 % Baik
13 M 4 4 4 4 4 20 100 % Baik
14 M 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
15 O 3 2 3 2 3 13 65 % Cukup
16 P 4 4 4 3 4 19 95 % Baik
17 Q 2 3 3 3 3 14 70 % Baik
18 R 3 2 2 2 2 11 55 % Cukup
19 S 2 1 2 2 2 9 45 % Cukup
20 T 3 2 3 3 3 15 75 % Baik
21 U 2 2 2 3 2 11 55 % Cukup
22 V 4 3 4 3 4 18 90% Baik
23 W 2 2 2 2 2 10 50 % Cukup
24 X 3 2 3 2 2 12 60 % Cukup
25 Y 3 3 4 3 4 17 85 % Baik
26 Z 2 2 2 2 3 11 55 % Cukup
27 AA 3 2 3 2 4 14 65 % Cukup
28 BB 3 3 3 3 3 15 70 % Baik
29 CC 3 3 3 2 3 15 70 % Baik
30 DD 3 2 2 3 3 14 65 % Cukup
Page 121
31 EE 3 3 3 3 4 13 80 % Baik
32 FF 3 2 2 2 3 16 60 % Cukup
33 GG 3 4 3 3 4 12 85 % Baik
34 HH 3 4 4 4 4 19 95 % Baik
35 II 3 4 3 3 4 17 85 % Baik
Jumlah 100 96 100 92 111 499
• ASPEK PENGAMATAN
F. Kemampuan diskusi berbagi informasi dalam memecahkan masalah.
G. Ketrampilan bertanya.
H. Kemampuan menarik kesimpulan.
I. Aktivitas dalam kelompok.
J. Kemampuan memanfaatkan waktu.
KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI KEAKTIFAN
1 = KURANG < 40% = KURANG
2 = CUKUP 41%-69% = CUKUP
3 = BAIK 70%-100% = BAIK
4 = SANGAT BAIK
Maka :
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ −
x 100%