L A P OR A N PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT ACTIVE LEARNING SISWA KELAS III SDN PANGKAN DISUSUN OLEH : LIANSI NIP 19640727 198502 2 004 GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU Jl. Pangkan Kecamatan Paku Kode Pos 73611 KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
L A P OR A N PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATERI PERUBAHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT ACTIVE
LEARNING SISWA KELAS III SDN PANGKAN
DISUSUN OLEH :
LIANSI NIP 19640727 198502 2 004
GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU
Jl. Pangkan Kecamatan Paku Kode Pos 73611 KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH 2012
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Judul
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT ACTIVE LEARNING
SISWA KELAS III SDN PANGKAN
Disusun oleh :
LIANSI NIP 19640727 198502 2 004
GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU
Disahkan oleh :
Mengetahui:
Kepala SDN Pangkan,
RUJITO, S.Pd.SD
NIP 19641010 198811 1 004
Pangkan, 26 November 2012
Pembimbing,
JUMAKIR, S.Pd.,MM
NIP 19670930 199001 1 002
BERITA ACARA SEMINAR
Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh TUJUH Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Belas, bertempat di SDN Pangkan, yang dihaditi oleh 16 (Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active Learning (SAL) Siswa Kelas III SDN Pangkan”.
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : JHON CENEDI, S.Pd NIP : 19820427 201101 1 008 Jabatan : Kepala Perpustakaan SDN Pangkan. Dengan ini menerangkan bahwa kami menerima sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Makhluk
Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active
Learning Siswa Kelas III SDN Pangkan. Penulis : LIANSI
NIP : 19640727 198502 2 004 Jabatan : Guru Kelas Unit Kerja : SDN Pangkan. Telah disimpan di Perpustakaan SDN Pangkan. Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi Ilmiah dan sebagai bahan Referensi. Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui:
Kepala SDN Paku Beto,
RUJITO, S.Pd.SD
NIP. 19641010 198811 1 004
Pangkan, 20 November 2012
Kepala Perpustakaan,
JHON CENEDI, S.Pd
NIP. 19820427 201101 1 008
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Perubahan Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Active Learning (SAL) Siswa Kelas III SDN Pangkan”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
(2) Rujito, S.Pd.SD selaku Kepala SDN Pangkan
(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(4) Yayuk, S,Pd.SD dan Ester Renceni, S.Pd.SD selaku observer
(5) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya
sehingga laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Pangkan, November 2012
Penyusun
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul:“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan
Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active Learning
Siswa Kelas III SDN Pangkan”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Budaya demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active
Learning Siswa Kelas III SDN Pangkan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Active Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas III SDN Pangkan.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Active Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa Kelas III. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan
guru lebih memahami Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active Learning.
Kata kunci: Hasil Belajar, Metode SAL.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii BERITA ACARA SEMINAR........................................................................................iii KATA PENGANTAR...................................................................................................iv ABSTRAK......................................................................................................................v DAFTAR ISI..................................................................................................................vi DAFTAR TABEL.......................................................................................................viii DAFTAR GRAFIK.......................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR......................................................................................................x BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
Manusia memerlukan pendidikan untuk menggerakkan dan
mengembangkan potensi serta kemampuan dasar tersebut kepada pola yang
dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam
pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah
pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bangsa Indonesia begitu
besar perhatiannya terhadap masalah pendidikan, bahkan tujuannyapun semakin
disempurnakan.Ini sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa
Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling
efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai
suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas III SDN
Pangkan, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu
dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Ilmu
Pengetahuan Alam masih rendah,
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan,
c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam dan
menganggap Ilmu Pengetahuan Alam hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep – konsep Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini
merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh
seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi
pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan
membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan
lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam adalah model pembelajaran kooperatif tipe SAL karena siswa dapat
terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing,
sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Model Pembelajaran SAL tampak seperti model pembelajaran word
square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban,
tetapi jawaban sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi
siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga
menjadi jawaban yang tepat/benar. SAL merupakan suatu metode mengajar
dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban
dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting
melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa dilakukan penelitian
Tindakan Kelas dengan judul :“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Perubahan Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL Siswa
Kelas III SDN Pangkan“.
1.2 Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan
sebagai berikut : “Bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe SAL dapat meningkatkan
hasil belajar Materi Perubahan Makhluk Hidup siswa Kelas III SDN Pangkan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar Materi Perubahan Makhluk Hidup menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe SAL siswa Kelas III SDN Pangkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa, memberikan alternative
pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta
meningkatkan mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan
menerapkannya dalam kehidupannya sehari – hari sehingga pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2012: 46) pengertian hasil belajar adalah
“kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan
pengalaman belajarnya”. Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah
hasil belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak,
ada enam aspek, yaitu : gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicaIlmu Pengetahuan Alam siswa dipengaruhi oleh
dua factor utama yaitu :
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap)
dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicaIlmu Pengetahuan Alamnya maupun
menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Davidson dan Worsham, pembelajaraan kooperatif adalah
“model pembelajaraan yang sistematis dengan mengelompokan siswa
dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaraan yang efektif dan
mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis”
sedangkan menurut Johns pembelajaran kooperatif adalah “kegiatan
belajar mengajar secara kelompok – kelompok kecil, siswa belajar dan
bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang
optimal,baik pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu
maupun pengalaman kelompok.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajar Kooperatif
adalah suatu pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa untuk
bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal, baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
2.Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
a. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, pembelajaran kooperatif dicirikanoleh struktur
tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam
situasi pembelajaraan kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk
bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam
penerapan pembelajaraan kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sma lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.
Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil
dalam kelompok.
Ciri–ciri pembelajaraan yang mengguanakan model kooperatif
adalah
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
tinggi,sedang, dan rendah
3) Anggota kelompok hendaknya berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda – beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang
individu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang
mengelompokan siswa yang memiliki kemmpuan yang beragam dan
tidak membedakan ras, suku, budaya maupun jenis kelamin.
b. Unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif
Menurut ibrahim, unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif
adalah sebagai berikut :
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan bersama”.
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalamkelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungijawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan
yang akan dikenakan utnuk semua anggota kelompok.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu
materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.
Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik dan
optimal hendaknya guru tidak meninggalkan unsur-unsur pembelajaran
kooperatif seperti yang telah diuraikan di atas.
c. Tujuan pembelajaran kooperatif
Model pembelajaraan kooperatif dikembangkan untuk
mencaIlmu Pengetahuan Alam aetidak – tidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman,dan pengembangan keterampilan sosial.
1) Hasil belajar Akademik
Model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa
memahami konsep – konsep yang sulit. Model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar. Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif dapat
merubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih
dalam tugas – tugas pembelajaraan.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif diharapkan
mendapatkan hasil belajar akademik yang maksimal yaitu mampu
memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat mengubah norma
budaya anak muda menjadi budaya lebih untuk menyelesaikan
tugas-tugas dengan baik.
2) Penerimaan terhadap keragaman
Efek samping yang kedua dari model pembelajaran kooperatif
adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung
satu sama lain atas tugas– tugas bersama, dan melalui penggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untk menghargai satu sama
lain.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif juga dapat
memberikan efek yang positif terhadap nilai keragaman dimana
peserta didik mampu menerima perbedaan baik ras, suku, budaya,
kelas social maupun kemampuan.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (SAL)
Pembelajaran Student Active Learning (SAL) adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal Gagne dan Briggs (dalam
Suyatno, 2011:10).
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang melibatkan
peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang
dikerjakannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya adalah
belajar bagaimana belajar (lear how to learn). Bruce Lee menegeskan bahwa
“learning is definitely not more imitation, nor is it the ability to accumulate and
regurgitate fixed knowledge. Learning is constant process of discovery, a process
without end”. (Beattie, 2005)
Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan hanya
sekedar menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang informasi dan
pengetahuan yang telah diterima, akan tetapi belajar itu lebih kepada proses yang
berkelanjutan untuk menemukan sesuatu informasi. Belajar adalah sebuah proses
tiada henti. Pengertian ini memberikan arti bahwa belajar adalah aktifitas yang
dilakukan siswa bukan apa yang dilakukan oleh guru.
Lebih detail, Ujang dkk mendefinisikan active learning atau pembelajaran aktif
sebagai kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan
informasi (peristiwa, fakta, persepsi, pendapat, perspektif, sikap, perilaku, data,
proposisi, kaidah, norma, nilai, paradigma) yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan
oleh si pengajar. Kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan
tanggungjawab belajar si pembelajar, sehingga berkeinginan terus untuk belajar
selama hidupnya dan tidak tergantung pada guru/orang lain apabila mereka
mempelajari hal-hal baru (Sukandi, 2002).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Kesimpulan ini memberikan pemahaman bahwa:
1. Aktifitas belajar dilakukan siswa.
2. Belajar lebih pada proses menemukan.
3. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar bagi siswa.
Penerapan active learning di kelas didasarkan pada prinsip bahwa belajar terbaik
bagi siswa adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua inderanya dan
dengan mengeksplorasi lingkungannya yang terdiri atas orang, hal, tempat, dan
kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata (pembelajaran konstektual). Selain itu
melalui belajar dari pengalaman langsung dan nyata hasil belajar akan lebih optimal
dan bermakna bagi siswa (Stanford, 2007).
2.1.1 Indikator Student Active Learning
Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan
sejumlah indikator atau ciri-ciri terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas:
1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu
mata pelajaran atau mata pelajaran lain. Setiap siswa mempunyai beberapa
kemampuan dan kecerdasan yang banyak dan setiap kecerdasan tersebut
harus dikaitkan antara satu domain yang lain seperti ketika siswa berdiskusi,
maka disamping mereka ada beberapa kemampuan yang dikembangkan yang
saling terkait diantaranya kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,
kemampuan logika, menganalisa, kemampuan bahasa dan lain-lain.
2. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik. Pembelajaran akan menarik siswa
jika sesuai dengan dunia siswa. Untuk itu proses pembelajaran hendaknya
didekati dari kegemaran dan kesenangan.
3. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik. Kegiatan pembelajaran
akan lebih optimal jika prosesnya disajikan dengan memberikan tantangan bagi
siswa, dengan tantangan itu siswa akan termotivasi untuk mengikuti proses
tersebut hingga akhir pelajaran.
4. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Aktifitas belajar
aktif hendaknya melibatkan setiap individu di kelas. Sehingga tidak ada siswa
yang mendominasi proses pembelajaran di kelas, dengan demikian setiap siswa
akan bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan masing-masing baik secara
fisik maupun pikiran.
5. Mendorong peserta didik berfikir secara aktif dan kreatif. Dengan pembelajaran
aktif siswa akan berperan aktif dalam mencari informasi secara mandiri, kreatif
dan bertanggungjawab.
6. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman. Penghargaan
terhadap karya siswa akan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Apapun hasil
karya siswa, siswa patut untuk dihargai, penghargaan atas proses dan kinerja
mereka, bukan hasilnya.
7. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya. Sebagai indikator
dariproses berfikir adalah “pertanyaan”, karena itu pembelajaran aktif harus
merangsangkan siswa untuk selalu bertanya sehingga otak siswa akan terus
bekerja. Kemampuan bertanya merupakan kunci dari keberhasilan siswa dalam
merespon informasi.
8. Mendorong peserta didik melakukan ekplorasi (penjelajahan). Aktivitas siswa
dalam pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeksplorasi pengetahuan sendiri dengan melalui simulasi, pengamatan
terhadap suatu kasus atau teknik yang lain.
9. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan perasaan secara lisan,
tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian dan atau
permainan.
10. Mendorong siswa agar tidak takut berbuat salah.
11. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
12. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri),
pemasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas. Pembelajaran aktif hendaknya
memberikan pengalaman belajar kepada siswa secara individual, kompetisi dan
kerjasama.
2.1.2 Suasana Pembelajaran Student Active Learning
Suasana yang diharapkan dalam SAL adalah Suasana yang membuat siswa
melakukan:
1. Pengalaman
Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata mengaktifkan
lebih banyak indera. Ada interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah
hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa mendapat pengalaman belajar.
Siswa
• Melakukan pengamatan
• Melakukan percobaan
• Membaca
• Melakukan wawancara
• Membuat sesuatu
Guru
• Menciptakan kegiatan yang
beragam.
• Mengamati siswa bekerja dan
sesekali mengajukan
pertanyaan menantang.
2. Interaksi
Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan pendapat, ide
dan gagasan, agar dapat membangun hubugan-hubungan baru dan berani
mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang kita
kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebihh lanjut sehingga
kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan
oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:
Siswa
• Berdiskusi
Guru
• Mendengarkan dan sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang
• Mengajukan pertanyaan • Mendengarkan, tidak
menertawakan dan memberi
kesempatan lebih dahulu
kepada siswa lain untuk
menjawab.
• Meminta pendapat orang lain • Mendengarkan
• Meminta pendapat siswa lain
• Memberi komentar • Mendengarkan, sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang, memberi
kesempatan kepada siswa lain
untuk memberi pendapat
tentang komentar tersebut
• Bekerja dalam kelompok • Berkeliling ke kelompok,
sesekali duduk bersama,
mendengarkan perbincangan
kelompok dan sesekali
memberi komentar atau
mengajukan pertanyaan yang
menantang
2.2 Strategi SAL: Modelling the Way
Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan student active
learning dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (dalam Hartono, 2001: 3)
mengemukakan 101 bentuk strategi yarg dapat digunakan dalam pembelajaran aktif.
Kesemuannya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis
materi dan tujuan yang diinginkan dapat di capai oleh anak. Berdasarkan tujuan dan
karakteristiknya, strategi SAL digolongkan menjadi 5 kelompok, sebagai berikut:
1. Based on Card
a. Question student have
b. Index card match
c. Card sort
d. Everyone is teacher here
e. Billboard ranking
2. Based on Discussing
a) Active debate
b) Point counter point
c) Jigsaw learning
d) The power of two
e) Active knowledge sharing
3. Based on Text
a) Scrabble text
b) Crossword puzzle
c) Reading guide
d) Guide note taking
4. Based on Demonstration
a) Modelling the way
b) Silent demonstration
5. Based on Question
a) Giving question and getting answer
b) Information search
c) Planted question
d) Learning. start with question
Based on Demontration (Berbasis Demonstrasi)
Nama Strategi : Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik)
Tujuan : Untuk mempraktikkan keterampilan spesifik untuk dipelajari
di kelas melalui dernonstrasi, dengan memberikan
kebebasan kepada siswa menentukan skenarionya sendiri.
Letak Kegiatan : Kegiatan inti
Aplikasi : Seluruh bidang studi
Langkah-langkah :
1. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menurut siswa
untuk mencoba/mempraktikkan keterampilan yang baru diterangkan.
2. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka.
Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan skenario yang dibuat.
3. Beri siswa waktu 10 - 15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
4. Beri waktu 5 - 7 menit untuk berlatih.
5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-
masing. Setelah demonstrasi selesai, beri kesempatan kepada kelompok yang
lain untuk memberikan masukan kepada setiap demonstrasi yang dilakukan.
6. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi
Variasi:
(1) Jumlah anggota bisa lebih banyak dengan menambah peran sebagai
pengarang skenario, sutradara dan penasehat.
(2) Ciptakan skenario spesifik dan tujuan tertentu (Suyatno, 2011 : 45).
2.1.4 Pertumbuhan Makhluk Hidup
1. Pertumbuhan dan Perubahan Manusia
Manusia dilahirkan sebagai bayi. Kemudian bayi tumbuh menjadi anak-anak,
remaja, dan akhirnya dewasa. Setelah dewasa dan mencapai ukuran
tertentu, pertumbuhan manusia akan terhenti. Selanjutkan beranjak menjadi
tua.
Bayi yang dilahirkan , mula-mula berukuran sekitar 50 cm dan berat sekitar 3
kg. selanjutnya dia akan bertambah tinggi dan berat, kira-kira dengan 160 cm
dan berat sekitar 50 kg. pada usia 7 tahun anak bisa mencapai tinggi 120 cm
dan berat 20 kg.
Demikian, dalam pertumbuhannya manusia akan mengalami perubahan-
perubahan. Tubuh akan menjadi lebih tinggi, lebih berat dan lebih besar.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Manusia.
a. Makanan Bergizi Seimbang
Tujuan dan fungsi makanan bagi tubuh kita adalah menjaga agar badan
kita tetap sehat, tumbuh dan berkembang dengan baik. Agar semua itu
dapat dicapai, kita harus makan makanan yang bergizi secara teratur.
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang enak, mahal atau
mengenyangkan saja. Makanan bergizi adalah makanan yang
mengandung zat-zat yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan tubuh seseorang dapat dipengaruhi
oleh makanannya. Bila makanan yang konsumsi cukup mengandung zat-
zat, anak akan tumbuh sehat dan kuat.
Bila makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat-zat yang cukup,
pertumbuhan tubuh anak menjadi lambat. Selain itu, anak akan mudah
terserang penyakit.
Makanan para ahli gizi, menu makanan bergizi seimbang terdapat dalam
4 macam makanan , yaitu:
1).makanan pokok (misalnya nasi, roti, jagung, singkong dansagu)
2).lauk-pauk (misalnya daging, ikan, ayam, telor, tempe, dan tahu)
4).buah-buahan (misalnya papaya, mangga, jeruk, pisang dan apel).
b. Bahan Makanan Tambahan
1) Bahan Pengawet Makanan
2) Bahan Penyedap Makanan
3) Bahan Pewarna Makanan
3. Pertumbuhan Hewan dan Tumbuhan
a. Pertumbuhan Hewan
Marilah kita amati pertumbuhan anak ayam. Mula-mula anak ayam kecil,
pendek dan ringan. Akan tetapi, dalam beberapa minggu saja anak ayam itu bertambah
berat, bertambah berat dan bertambah besar hingga brukuran hampir sama dengan
induknya.
Untuk pertumbuhan, hewan memerlukan makanan yang cukup. Dengan makanan
yang cukup dan teratur, hewan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b.Petumbuhan Tumbuhan
Marilah kita amati pertumbuhan biji kecambah kacang. Pertama-tama kulit biji melunak,
lalu robek. Kemudian, akar akan tampak mulai tumbuh. Setelah akar mencapai ukuran
tertentu, mulai tumbuh batang dan pucuk daun. Selanjutnya, batang bertambah tinggi
dan daunya bertambah melebar.
Biji yang kering akan menyerap air untuk melunak. Kemudian tumbuhan baru
tumbuh denga menggunakan cadangan makanan pada daging bijinya. Setelah memiliki
akar dan daun, tumbuhan akan membuat makanannya sendiri. Tumbuhan juga
mengambil zat-zat hara dari dalam tanah. Zat-zat hara dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan agar makin subur.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Pangkan Kabupaten Barito
Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota Kabupaten. SDN Pangkan
Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang
lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi, ruang UKS dan lain-lain.
Dengan jumlah guru sebanyak 13 (Tiga belas) orang terdiri dari 3 (tiga) orang laki-laki, 10
(sepuluh) orang perempuan dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.
3.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas III SDN Pangkan, Kabupaten Barito
Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 17, yang terdiri dari 4 siswa
laki – laki dan 13 siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan September sampai dengan Nopember 2012. Penelitian ini pada materi Perubahan
Makhluk Hidup diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing
siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep materi Perubahan Makhluk Hidup.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan
tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan
siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan
model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1) Siswa diminta untuk mempersiapkan diri di rumah dengan memberi tugas membaca
bahan ajar sehingga siswa memiliki kesiapan belajar.
2) Guru menjelaskan materi Perubahan Makhluk Hidup secara klasikal.
3) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk kelompok, masing–masing
kelompok terdiri dari 4–5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk
mempelajari LKS.
4) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai
dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok,
diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa
saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap
kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan
lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan
hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang
dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai
berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus
I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini
yaitu :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang diganakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri
dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat mativasi siswa
mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh Guru.
3.5 Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti
berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi
Perubahan Makhluk Hidup dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif
tipe SAL. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa
tersebut mampu mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing
dihitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁 𝑥 100%
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi kondisi Awal
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe SAL pada materi Perubahan Makhluk Hidup sub (1) Pengertian dan
Prinsip-prinsip Perubahan Makhluk Hidup. Disamping itu guru juga membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan
siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan
tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar
observasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan awal dilaksanakan pada hari Rabu 12 september
2012 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10
menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan
guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan SAL, pertama-tama guru membagi siswa dalam
3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi.
Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan
siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi
penguatan.
Kegiatan akhir tindakan awal antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
strategi SAL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
c. Observasi
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan ada peningkatan dalam
Kegiatan Pembelajaran pada tindakan awal setelah dilakukan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe SAL. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun
masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan
Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada
tindakan awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah
tersebut agar mampu diperbaiki pada tindakan awal dengan harapan semua
siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan dalam kegiatan belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada tindakan awal. Hasil belajar siswa pada tindakan awal dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SAL dari 17 (tiga belas)
siswa terdapat 6 (enam) siswa atau 58,8% yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 7 (tujuh) Siswa atau 41,2% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat
pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.5 hasil ulangan harian kondisi awal
No. Nama Siswa Perubahan Makhluk Hidup
kondisi
awal
Tuntas Tidak Tuntas
1 Ahmad Maulana 70 V
2 Benaya Chrisno 60 V
3 Fatimah 65 V
4 Hayatunisa 70 V
5 Indah Safitri 60 V
6 Jumidah 65 V
7 Lesta Anugrahni 65 V
8 Malahudin 84 V
9 Mira Sulvana 60 V
10 Priska Susentri 70 V
11 Retina 72 V
12 Risa Leluni 65 V
13 Riskia Nurazizah 84 V
14 Ruaini Leluni 70 V
15 Syahlina 72 V
16 Sondiwono 75 V
17 Warsinto 71 V
Jumlah 1178
Rata- Rata 69,29
Klasikal 58,8%
d. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada materi Perubahan Makhluk Hidup dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata
sebesar 69,29 dan ketuntasan klasikal sebesar 58,8%. Hal ini masih jauh dari
harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada
peningkatan hasil belajar siswa pada materi Perubahan Makhluk Hidup.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan
Perubahan Makhluk Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru
untuk mengurangi penyebab kekurangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang
terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi
pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan
temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan
lebih detail tentang materi Perubahan Makhluk Hidup khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.
4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe SAL dengan materi Perubahan Makhluk Hidup sub (2) Fakto-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia.
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun
lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil
belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer
mendiskusikan lembar observasi.
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 26
September 2012 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah
10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan
alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan
guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan SAL, pertama-tama guru membagi siswa dalam
4 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi.
Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan
siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi
penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
strategi SAL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
f. Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan ada peningkatan dalam
Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan
respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada
sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan
Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada
siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut
agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu
meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan dalam kegiatan belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL ada sejulah 17 siswa terdapat 13 siswa
atau 76,5% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada Siswa atau 23,5% yang
tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.6 hasil ulangan harian siklus I
No. Nama Siswa Perubahan Makhluk Hidup
Siklus I Tuntas Tidak Tuntas
1 Ahmad Maulana 90 V
2 Benaya Chrisno 65 V
3 Fatimah 80 V
4 Hayatunisa 90 V
5 Indah Safitri 65 V
6 Jumidah 80 V
7 Lesta Anugrahni 80 V
8 Malahudin 100 V
9 Mira Sulvana 65 V
10 Priska Susentri 100 V
11 Retina 80 V
12 Risa Leluni 80 V
13 Riskia Nurazizah 90 V
14 Ruaini Leluni 80 V
15 Syahlina 90 V
16 Sondiwono 90 V
17 Warsinto 80 V
Jumlah 1.405
Rata- Rata 82,65
Ketuntasan Klasikal 76,5%
2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe SAL pada materi
Perubahan Makhluk Hidup pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk
kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
mereka jalani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAL
digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses
pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran
kooperatif tipe SAL, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini yang merupakan
rangkuman hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
SAL, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil
angket tentang tanggapan 17 siswa teerhadap model pembelajaran kooperatif
tipe SAL yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Perubahan
Makhluk Hidup , siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang
dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh
guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan
pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran
kooperatif tipe SAL.
Tabel.7 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
SAL
No. Uraian Tanggapan Siswa
Senang Tidak Senang
F % F %
1. Bagaimana perasaan kamu selama
mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?
12 92,3 1 7,7
Senang Tidak Senang
F % F %
2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :
a. Materi pelajaran
b. Lembar kerja siswa (LKS)
c. Suasana Belajar di Kelas
d. Cara penyajian materi oleh guru
17
16
16
17
100
94,1
92,3
100
0
1
1
0
0
6,9
6,9
0
Sulit Tidak Sulit
F % F %
3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti
pembelajaran ini
3 17,6 14 82,4
Bermanfaat Tidak
Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi
kamu ?
17 100 0 0
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 17 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok bahasan
yang lain menggunakan model kooperatif
tipe SAL?
16 94,1 1 6,9
Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe SAL
N=Jumlah: 17 orang
3) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe SAL ditunjukan pada tabel 7, bahwa pengelolaan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SAL dalam
materi pelajaran Perubahan Makhluk Hidup pada siklus I sebesar 2.93 yang
berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel.8 Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe
SAL
No. Aspek yang diamati
Skor pengamatan
RPP I Keterangan
1.
2.
3.
Pesiapan
Pelaksanaan
Pengelolaan Kelas
3,0
2,5
2,5
Baik
Baik
Baik
4. Suasana Kelas 3,0 Baik
Rata – Rata 2,75 Baik
Keterangan : 0 - 1,49 = kurang baik 1,5 - 2,49 = Cukup 2,5 - 3,49 = Baik 3,5 - 4,0 = Sangat Baik
g. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada materi Perubahan Makhluk Hidup dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Perubahan
Makhluk Hidup.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan
Perubahan Makhluk Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru
untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan carademikian maka data yang
terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi
pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan
temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan
lebih detail tentang materi Perubahan Makhluk Hidup khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.
3. Deskripsi data siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe SAL dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi
Perubahan Makhluk Hidup sub (3) Demokrasi di Indonesia. Disamping itu
guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi
aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum
pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan
lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 22
Oktober 2012 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah
10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan
alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan
guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan SAL, pertama-tama guru membagi siswa dalam
5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi.
Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan
siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi
penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
strategi SAL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
a. Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan ada peningkatan dalam
Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan
respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada
sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan
Pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa Kelas III SDN Pangkan dalam kegiatan belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL sebanyak 15 siswa atau 88,2% yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 11,8% yang tidak tuntas dan
nilai rata-rata sebesar 85,2. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.9 Hasil ulangan harian pada siklus II
No. Nama Siswa Perubahan Makhluk Hidup
Siklus I Tuntas Tidak Tuntas
1 Ahmad Maulana 90 V
2 Benaya Chrisno 70 V
3 Fatimah 80 V
4 Hayatunisa 90 V
5 Indah Safitri 68 V
6 Jumidah 80 V
7 Lesta Anugrahni 80 V
8 Malahudin 100 V
9 Mira Sulvana 65 V
10 Priska Susentri 100 V
11 Retina 80 V
12 Risa Leluni 80 V
13 Riskia Nurazizah 90 V
14 Ruaini Leluni 85 V
15 Syahlina 100 V
16 Sondiwono 100 V
17 warsinto 90 V
Jumlah 1.448
Nilai Rata- Rata 85,2
Ketuntasan Klasikal 88,2%
2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe SAL pada materi pelajaran Perubahan
Makhluk Hidup pada siklus 1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAL digunakan angket yang
diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket
respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe SAL, ditunjukan pada Tabel 9 di
bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap
pembelajaran kooperatif tipe SAL, ditunjukan pada tabel 9 di bawah ini yang merupakan
rangkuman hasil angket tentang tanggapan 17 siswa teerhadap model pembelajaran
kooperatif tipe SAL yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Perubahan
Makhluk Hidup, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan
LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan
model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa
merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAL.
Tabel.10 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
SAL
No. Uraian Tanggapan Siswa
Senang Tidak Senang
F % F %
1. Bagaimana perasaan kamu selama
mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?
17 100 0 0
Senang Tidak Senang
F % F %
2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :
e. Materi pelajaran
f. Lembar kerja siswa (LKS)
g. Suasana Belajar di Kelas
h. Cara penyajian materi oleh guru
17
17
17
17
100
100
100
100
0
0
0
0
0
0
0
Sulit Tidak Sulit
F % F %
3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti
pembelajaran ini
1 5,8 16 94,2
Bermanfaat
Tidak
Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi
kamu ?
17 100 0 0
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 17 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok bahasan
yang lain menggunakan model kooperatif
tipe SAL?
16 94,2 1 5,8
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
SAL N = Jumlah: 17 orang
3) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe SAL ditunjukan pada tabel 10, bahwa pengelolaan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SAL dalam
materi pelajaran Perubahan Makhluk Hidup pada siklus I sebesar 2.93 yang
berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe SAL
No. Aspek yang diamati
Skor pengamatan
RPP II Keterangan
1.
2.
3.
4.
Pesiapan
Pelaksanaan
Pengelolaan Kelas
Suasana Kelas
3,25
2,75
2,75
3,0
Baik
Baik
Baik
Baik
Rata – Rata 3,125 Baik
Keterangan : 0 - 1,49 = kurang baik 1,5 - 2,49 = Cukup 2,5 - 3,49 = Baik 3,5 - 4,0 = Sangat Baik
4) Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada materi Perubahan Makhluk Hidup dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Perubahan
Makhluk Hidup.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan
Perubahan Makhluk Hidup.Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk
mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan
agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul
menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru,
agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan
masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi
Perubahan Makhluk Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak
mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang
ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal
siswa Kelas III SDN Pangkan dengan model pembellajaran, kooperatif tipe SAL
diperoleh nilai rata–rata kondisi awal sebesar 69,29 dengan nilai tertinggi adalah
84 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan
ketentusan belajar 58,8% dan yang tidak tuntas 41,2%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas III SDN
Pangkan pada siklus 1 dengan model pembelajaran, kooperatif tipe SAL
diperoleh nilai rata–rata siklus 1 sebesar 82,65 dengan nilai tertinggi adalah 100
terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 2 orang dengan
ketentusan belajar 76,5% dan yang tidak tuntas 23,5%.
Sedangkan pada siklus II dengan model pembelajaran, kooperatif tipe
SAL diperoleh nilai rata–rata siklus II sebesar 85,2 dengan nilai tertinggi adalah
100 terdapat 4 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 1 orang dengan
ketuntasan belajar 88,2% dan yang tidak tuntas 11,8%. Siswa yang tidak tuntas
baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan
siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk
sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SDN Pangkan
tahun pelajaran 2012/2013 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada
materi yang sama yaitu Perubahan Makhluk Hidup. Hal ini disebabkan pada
siklus I dan siklus II 2012/2013 Sudah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe SAL.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang
menerapkan model pembelajaran tipe SAL pada materi Perubahan Makhluk Hidup
menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa.
Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:
mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok,
bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi,
memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa
menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling
dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini
menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk
mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam,
2010:40) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam
kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai
selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe SAL
menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti
secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola
model pembelajaran kooperatif tipe SAL pada materi Perubahan Makhluk Hidup. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam
mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam
merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa
dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam
Nur dan Wikandari, 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif
dan efisien.
4.Respons siswa Terhadap model pembelajaran kooperatif tipe SAL
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif
tipe SAL yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang
terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru.
Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAL mereka lebih mudah
memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar
siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan
siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe SAL disebabkan suasana belajar
dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan model
kooperatif tipe SAL.Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAL, dan siswa merasa bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe SAL bermanfaat bagi mereka, karena mereka
dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat. Hal
ini sesuai dengan pendapat rejeki (2000) yang mengatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena
dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap siswa yang lebih positif, menambah
motivasi dan percaya diri sera menambah rasa senang siswa terhadap pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatiftipe SAL, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pembelajaran Kooperatif tipe SAL dapat meningkatkan hasil belajar pada Materi
Perubahan Makhluk Hidup Siswa Kelas III SDN Pangkan.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe SAL, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:
1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe SAL sebagai solusinya.
2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
SAL disarankan untuk membentuk kelompok–kelompok baru jika banyak siswa
yang bermain pada saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas --------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas --------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas -------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas -------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press. Hulu, yuprieli. Dkk. 2011. Suluh siswa 1: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kemdiknas -------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT Remaja Rosda Karya Sudjana, Nana. 1989. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL. Surakarta: Tiga Serangkai
PEDOMAN OBSERVASI GURU
1. Nama Sekolah : ...............................................................
2. Nama Guru : ..............................................................
3. Mata Pelajaran : .............................................................
4. Kelas / Semester : ..............................................................
5. Hari / Tanggal : ...............................................................
No Uraian Kegiatan
YA / ADA Tidak
ada Nilai Catatan
Baik Kurang
baik
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a. Silabus
b. Program / Rencana Pembelajaran Semester
c. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian, ujian