-
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DENGAN PENDEKATAN SAVI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 5 MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI SUWARTI
NIM. 23070160072
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DENGAN PENDEKATAN SAVI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 5 MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI SUWARTI
NIM. 23070160072
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
“The Art of Teaching is the Art of Assisting Discovery”
Hakikat seni mengajar adalah membantu para peserta didik
menemukan.
Menemukan sebuah pengetahuan baru dan bagaimana cara
belajar.
Mark Van Doren
-
viii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, syukur alhamdulillah atas limpahan rahmat serta
karunia-Mu penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis
persembahkan
untuk:
1. Bapak dan Mamak tercinta (Bapak Suwarli Darno dan Mamak
Juminah)
terimakasih atas limpahan doa yang tidak pernah berkesudahan,
dukungan,
ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin
dapat
kubalas hanya dengan selembar kertas persembahan ini. Untuk
Bapak
Mamak yang selalu membuatku termotivasi, selalu mendoakanku,
selalu
menasehatiku, dan selalu menjadi tempat ternyamanku dalam
berkeluh
kesah, semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Bapak
dan
Mamak bahagia karena kusadar belum bisa berbuat lebih.
Terimakasih
untuk limpahan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya.
Terimakasih
untuk perjuangan kalian selama ini. Terimakasih untuk semuanya
dan
terimakasih telah menjadi orang tua terbaikku. Terimakasih
Bapak,
Terimakasih Mamak.
2. Adikku tersayang (Febriyanto Fikri Arrosid) partner berantem
di rumah
yang selalu menjadi penggugah semangat untuk segera
menyelesaikan
skripsi ini.
3. Keluarga besarku yang selama ini mendukung, memotivasi,
dan
mendoakanku.
4. Sahabat ATTYA SMAku (Endah, Arum, Ita, dan Mimi)
terimakasih
kalian selalu siap menjadi tempat sharing dan berbagi banyak
hal,
walaupun sudah sibuk dengan urusan masing-masing.
5. Sahabat-sahabat terbaikku (Ainul, Dini dan Anisa) yang telah
menjadi
sahabat pejuang toga bersama-sama. Tanpa kalian mungkin
masa-masa
kuliahku akan menjadi biasa-biasa saja. Terimakasih untuk
support dan
hal-hal luar biasa yang telah kita lalui bersama, maaf jika
banyak salah
dengan maaf yang tak terucap.
-
ix
6. Teman baikku, Yahya Nur Hasan. Terimakasih atas doa, bantuan
dan
motivasi yang telah diberikan. Terimakasih sudah sudi direpotkan
dalam
membantu penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat PPL SMA N 1 GETASAN, bersama kalian telah
terlukis
indahnya warna suka duka yang berbaur dalam kasih. Terimakasih
untuk
tulusnya kebersamaan yang telah terajut.
8. Sahabat KKN Desa Muneng khususnya posko 63, terimakasih
kawan-
kawanku kalian telah memberikan kebahagiaan, penderitaan,
pengalaman,
kenangan, dan banyak hal selama 45 hari yang tak akan
terlupakan.
9. Sahabat seperjuangan angkatan 2016 khususnya program studi
tadris
matematika.
10. Pembaca yang budiman.
-
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model
Pembelajaran Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI Materi
Teorema
Pythagoras pada Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang
Tahun
Pelajaran 2019/2020” ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Sholawat serta
salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW
yang telah
membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman penuh ilmu
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
berjalan
dengan baik tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan
bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor
Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK IAIN
Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd selaku ketua program
studi Tadris
Matematika
4. Bapak Saiful Marom, M. Sc selaku pembimbing akademik yang
telah
membimbing saya dari semester awal hingga saat ini.
5. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku pembimbing skripsi yang
telah
memberikan saran dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi
dengan
benar.
6. Bapak Ibu Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan
ilmunya selama saya kuliah.
7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan do’a, semangat
serta
dukungan moral dan material
8. Bapak Drs. Rifkadi, M.S.I selaku kepala madrasah MTs Negeri
5
Magelang yang telah berkenan memberikan tempat untuk
penelitian.
-
xi
9. Ibu Zahro Farida, S.Pd selaku guru matematika MTs Negeri 5
Magelang
yang telah membantu penelitian ini hingga selesai.
10. Kepada seluruh peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5
Magelang yang
telah turut andil dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT
dan
mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat serta berguna bagi
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna
memperluas wawasan penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 27 Mei 2020
-
xii
ABSTRAK
Suwarti, Siti. 2020. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Matematika
Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dengan
Pendekatan
SAVI Materi Teorema Pythagoras pada Peserta Didik Kelas VIII
MTs
Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi.
Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Tadris Matematika.
Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Mufiq,
S.Ag.,
M.Phil.
Kata kunci: Aktivitas; Hasil Belajar; Matematika; Discovery
Learning
Pendekatan SAVI.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah melalui
model
pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan SAVI materi
Teorema
Pythagoras dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
peserta didik kelas
VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020 (2) Untuk
mengetahui
apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan
pendekatan
SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan hasil belajar
matematika
peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran
2019/2020.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan
dalam dua siklus, yang masing-masing siklusnya terdiri dari
empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam
penelitian ini
adalah peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun
Pelajaran
2019/2020 yang berjumlah 27 peserta didik meliputi 15 peserta
didik perempuan
dan 12 peserta didik laki-laki. Teknik pengumpulan data meliputi
metode
observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa
pedoman
observasi, dan soal tes. Data dianalisis menggunakan teknik
deskriptif persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran
discovery
learning dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas
belajar
matematika peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang
Tahun Pelajaran
2019/2020 (2) model pembelajaran discovery learning dengan
pendekatan SAVI
dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas
VIII A MTs
Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal ini dapat
dilihat dari
persentase aktivitas belajar peserta didik sebesar 55,56% pada
siklus I meningkat
menjadi 77,78% pada siklus II sehingga memenuhi indikator yaitu
persentase
aktivitas belajar matematika secara klasikal mencapai 70%. Pada
pra siklus
diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik
sebesar 25,93%
dengan rata-rata nilai 48,89 meningkat pada siklus I menjadi
62,96% dengan rata-
rata nilai 71,89 dan juga meningkat pada siklus II menjadi
88,96% dengan rata-
rata nilai 85,56 sehingga memenuhi indikator yaitu persentase
ketuntasan belajar
matematika secara klasikal mencapai 85% dengan KKM 70.
-
xiii
DAFTAR ISI
Sampul Judul
......................................................................................................
i
Lembar Berlogo
................................................................................................
ii
Halaman
Judul..................................................................................................
iii
Persetujuan
Pembimbing..................................................................................
iv
Pengesahan Kelulusan
......................................................................................
v
Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi
.................................... vi
Motto
...............................................................................................................
vii
Persembahan
..................................................................................................
viii
Kata Pengantar
..................................................................................................
x
Abstrak
...........................................................................................................
xii
Daftar Isi
.......................................................................................................
xiii
Daftar Tabel
...................................................................................................
xvi
Daftar Gambar
.............................................................................................
xviii
Daftar Lampiran
............................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.......................................................................
1
B. Rumusan Masalah
................................................................................
7
C. Tujuan Penelitian
.................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian
................................................................................
8
E. Definisi Operasional
..........................................................................
10
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
................................ 13
-
xiv
G. Metode Penelitian
...............................................................................
14
H. Sistematika Penulisan
.........................................................................
25
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
........................................................................................
27
1. Hakikat Belajar
............................................................................
27
a. Pengertian Belajar
..................................................................
27
b. Aktivitas Belajar
....................................................................
28
c. Hasil Belajar
...........................................................................
30
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar .
31
2. Pembelajaran Matematika
............................................................ 32
a. Pengertian Matematika
.......................................................... 32
b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
....................... 33
3. Model Pembelajaran Discovery Learning
.................................... 34
a. Pengertian Model Pembelajaran
............................................ 34
b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning ...........
35
c. Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning .........
36
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning 37
4. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika
................... 39
a. Pengertian Pendekatan SAVI
................................................. 39
b. Karakteristik Pendekatan SAVI
............................................. 42
c. Penerapan Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI ....
43
5. Teorema Pythagoras
.....................................................................
45
a. Pengertian Teorema Pythagoras
............................................. 45
-
xv
b. Pembuktian Teorema Pythagoras
.......................................... 46
c. Menggunakan Teorema Pythagoras
....................................... 47
d. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Nyata .....
50
B. Kajian Pustaka
...................................................................................
52
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri 5 Magelang
...................................... 55
B. Deskripsi Pra Siklus
...........................................................................
59
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
......................................... 60
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II
......................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
...................................................................................
86
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal/ Pra Siklus
................................... 86
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus
I................................................ 88
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
.............................................. 95
B. Pembahasan
.......................................................................................
102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................................
109
B. Saran
..................................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
112
LAMPIRAN
..................................................................................................
116
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 5 Magelang
.............................................. 56
Tabel 3.2 Data Peserta Didik Kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang
............ 58
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Siklus I
....................................... 68
Tabel 3.4 Kategori Aktivitas Guru Siklus I
.................................................... 68
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Peserta Didik Siklus I
....................... 70
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Aktivitas Peserta Didik Siklus
I ............... 70
Tabel 3.7 Kategori Aktivitas Peserta Didik Siklus I
....................................... 71
Tabel 3.8 Kategori Aktivitas Peserta Didik Secara Klasikal
Siklus I ............. 72
Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Siklus II
...................................... 81
Tabel 3.10 Kategori Aktivitas Guru Siklus II
................................................. 81
Tabel 3.11 Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Peserta Didik Siklus II
.................... 83
Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Aspek Aktivitas Peserta Didik Siklus
II ........... 84
Tabel 3.13 Kategori Aktivitas Peserta Didik Siklus II
................................... 84
Tabel 3.14 Kategori Aktivitas Peserta Didik Secara Klasikal
Siklus II.......... 85
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Peserta Didik Kelas VIII A
................................... 87
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
..................................... 89
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus I ........... 91
Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus
I................................................ 93
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
.................................... 96
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus II .......... 99
Tabel 4.7 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
............................................ 101
-
xvii
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Pra
Siklus.................... 103
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus
I......................... 104
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
..................... 105
Tabel 4.11 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Per
Siklus ............ 106
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus
.................. 106
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
............................................. 20
Gambar 2.1 Segitiga Siku-siku ABC
.............................................................
46
Gambar 2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras
............................................... 46
Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku
......................................................................
48
Gambar 2.4 Segitiga Tumpul
.........................................................................
48
Gambar 2.5 Segitiga Lancip
...........................................................................
49
Gambar 2.6 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 300 60
0 ................................... 49
Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 450
......................................... 49
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Per
Siklus .. 104
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat
Hidup................................................................
117
Lampiran 2 Satuan Kredit Kegiatan
.............................................................
118
Lampiran 3 Nilai Pra Siklus
..........................................................................
122
Lampiran 4 RPP Siklus I
...............................................................................
123
Lampiran 5 RPP Siklus II
.............................................................................
129
Lampiran 6 kisi-kisi Penulisan Soal Tes Akhir Siklus I
............................... 135
Lampiran 7 kisi-kisi Penulisan Soal Tes Akhir Siklus II
.............................. 137
Lampiran 8 Soal Tes Akhir Siklus I
.............................................................
138
Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II
............................................................
140
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Soal Tes Akhir Siklus I
.......................... 141
Lampiran 11 Pedoman Penskoran Soal Tes Akhir Siklus II
......................... 144
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru
........................................... 146
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
............................. 149
Lampiran 14 Hasil Kegiatan Peserta Didik Siklus I
..................................... 152
Lampiran 15 Hasil Kegiatan Peserta Didik Siklus II
.................................... 157
Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus I ....... 160
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus II ...... 162
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
................................. 164
Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
................................ 166
Lampiran 20 Hasil Tes Akhir Siklus I
.......................................................... 168
Lampiran 21 Hasil Tes Akhir Siklus II
......................................................... 170
Lampiran 22 Foto Kegiatan Pembelajaran
................................................... 172
-
xx
Lampiran 23 Lembar Konsultasi
..................................................................
177
Lampiran 24 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi
.................................. 179
Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian
.................................................................
180
Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian
.................................................... 181
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada
setiap
jenjang pendidikan formal mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan
tinggi, karena matematika merupakan ilmu universal yang
mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan
teknologi
modern serta memajukan daya pikir manusia. Salah satu tujuan
diberikannya pendidikan matematika sejak dini di sekolah adalah
untuk
membekali peserta didik keterampilan berpikir logis, analitis,
sistematis,
kritis dan kreatif serta keterampilan dalam memecahkan suatu
masalah
baik dalam pelajaran matematika maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun pada kenyataannya di sekolah mata pelajaran matematika
kurang diminati oleh peserta didik. Hal ini karena peserta
didik
menganggap bahwa matematika itu sulit dan rumit karena
selalu
berhubungan dengan teorema, angka, rumus, dan perhitungan serta
banyak
peserta didik yang mengeluh mengalami kesulitan dalam
memahami
materi matematika. Kesulitan yang dialami oleh peserta didik
tersebut
sangat berkaitan dengan proses pembelajaran matematika di dalam
kelas
yang masih cenderung satu arah dimana peserta didik hanya
mendengarkan apa yang disampaikan guru, sehingga
mengakibatkan
kurangnya aktivitas belajar yang berdampak pada rendahnya hasil
belajar
-
2
peserta didik. Oleh karena itu cara dan metode yang digunakan
oleh guru
sangat penting untuk menentukan keberhasilan peserta didik
dalam
memahami materi matematika.
Keberhasilan tujuan pembelajaran banyak tergantung pada
bagaimana proses pembelajaran itu sendiri berlangsung. Idri
Shaffat
(dalam Rahmawati, 2014:381) berpendapat bahwa keberhasilan
belajar
juga ditentukan oleh cara atau metode belajar yang digunakan.
Setiap
individu memiliki perbedaan dalam banyak aspek mulai dari
perbedaan
fisik, pola pikir, dan cara merespon atau mempelajari hal-hal
baru.
Pendapat ini sesuai dengan penelitian Anthony dan Walshaw (2009)
yang
memberikan kesimpulan bahwa pada dasarnya sifat pengajaran
matematika di kelas sangat berpengaruh pada sifat dan hasil
dari
pembelajaran peserta didik. Pentingnya penggunaan metode
pembelajaran
dalam dunia pendidikan juga telah diisyaratkan oleh Allah SWT
dalam Al-
Qur’an surat An-Nahl ayat 125 berikut ini:
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah
dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang
mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
-
3
Menurut Salafudin (2011:189) secara tersirat, dalam ayat di
atas
terkandung tiga metode pembelajaran yaitu hikmah
(kebijaksanaan),
mau’idah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah (dialog dan
debat).
Demikian juga dalam hadis Nabi, banyak terkandung beragam
metode
pembelajaran yang dicontohkan. Salah satunya dalam hadis berikut
ini:
Artinya “Mudahkanlah dan janganlah kamu mempersulit.
Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat mereka lari” (H.R.
Bukhari,
Kitab al-‘Ilm, No.67)
Dalam hadis di atas, secara tersirat Rasulullah SAW
memerintahkan untuk menyelenggarakan suatu kegiatan
pembelajaran
yang memudahkan, menyenangkan dan tidak menyulitkan
(Salafudin,
2011:190). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika
guru
dituntut untuk mampu memilih metode, strategi atau model yang
tepat
dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga apa yang menjadi
tujuan
dan harapan pembelajaran dapat terwujud dengan baik (Siagian,
2017:67).
Permasalahan dalam proses pembelajaran matematika dapat
diatasi
dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan
model
pembelajaran yang dapat mengikutsertakan peserta didik untuk
berperan
aktif serta mengubah paradigma pembelajaran dari teacher
centered
menjadi student centered dimana peserta didik diarahkan
untuk
membangun pengetahuan, menemukan konsep dan memecahkan
masalah.
-
4
Hal ini sesuai dengan pendapat Stern dan Huber (dalam
Rahmawati,
2014:381) yang menyatakan bahwa pelajaran aktif lebih menarik
bagi
peserta didik daripada bentuk pembelajaran pasif karena mereka
menjadi
lebih termotivasi dan tertarik ketika mereka berkesempatan
berbicara
dalam pembelajaran mereka sendiri serta ketika aktivitas mental
mereka
tertantang. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan
peran
aktif peserta didik yaitu model pembelajaran discovery learning.
Model
pembelajaran discovery learning dalam pelaksanaannya
mendorong
peserta didik untuk menemukan suatu konsep secara terbimbing
oleh guru
yang biasanya dituangkan dalam suatu lembar kegiatan peserta
didik.
Faktor lain yang mempengaruhi peserta didik dalam belajar
yaitu
gaya belajar peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu seorang
guru dituntut
untuk dapat membuat pembelajaran yang dapat memperantarai ketiga
gaya
belajar yakni gaya belajar auditori, gaya belajar visual, dan
gaya belajar
kinestetik. Salah satu pendekatan active learning yang dapat
diterapkan
dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan SAVI
(Somatic
Auditory Visualization Intellectually). Pendekatan ini dapat
digunakan
untuk semua gaya belajar baik itu gaya belajar visual, auditori
maupun
kinestetik. Hal ini dikarenakan “Pembelajaran SAVI menekankan
bahwa
belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki
peserta
didik” (Shoimin, 2014:177).
-
5
Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang peneliti lakukan
di
MTs Negeri 5 Magelang, peneliti menemukan permasalahan yang
terjadi
pada peserta didik kelas VIII A bahwa dalam pembelajaran
matematika
beberapa peserta didik kurang memperhatikan materi yang
disampaikan
guru bahkan ada peserta didik yang berbicara dengan temannya di
luar
materi pembelajaran, peserta didik tidak ada kemauan untuk
bertanya atau
mengumpulkan informasi, peserta didik belum berani
mengungkapkan
pendapat atau ide gagasan ketika guru memberikan sebuah
pertanyaan
disela-sela pembelajaran atau ketika guru memberikan kesempatan
peserta
didik untuk berpendapat. Hal ini mengakibatkan aktivitas peserta
didik
menjadi rendah dan pasif, karena kebanyakan peserta didik hanya
menjadi
pendengar materi saja. Keadaan inilah yang menyebabkan rendahnya
hasil
belajar peserta didik yang terlihat dari nilai ulangan harian
matematika
kelas VIII A dari 27 peserta didik sebanyak 20 peserta didik
nilai
ulangannya masih di bawah KKM dan 7 peserta didik yang
mencapai
KKM (dokumen nilai ulangan harian matematika peserta didik kelas
VIII
A MTs Negeri 5 Magelang).
Terkait dengan hal tersebut, peneliti melakukan diskusi
dengan
guru matematika kelas VIII di MTs Negeri 5 Magelang dan
memperoleh
informasi bahwa situasi pembelajaran di dalam kelas yang masih
bersifat
konvensional diduga menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan
rendahnya aktivitas peserta didik karena pada umumnya
pembelajaran di
kelas diawali dengan penjelasan materi, pemberian contoh
soal,
-
6
mengerjakan soal latihan kemudian pemberian tugas. Hal ini
membuat
peserta didik hanya sekedar menghafal rumus untuk
menyelesaikan
persoalan matematika sehingga mereka mudah lupa dan tidak
dapat
memahami konsep matematika dengan baik yang mengakibatkan
hasil
belajar peserta didik menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan
suatu
strategi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif peserta
didik
dalam belajar agar proses pembelajaran menjadi lebih
optimal.
Salah satu materi yang dipelajari di MTs adalah materi
Teorema
Pythagoras. Alasan peneliti mengambil materi Teorema Pythagoras
dalam
penelitian ini karena materi Teorema Pythagoras merupakan salah
satu
materi yang diujikan dalam ujian nasional, serta materi
Teorema
Pythagoras sarat akan konsep, prinsip, dan penerapan
konsep-konsep.
Sehingga peserta didik sering mengalami kesulitan dalam
memahami
konsep Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras yang hanya
berlaku
pada segitiga siku-siku merupakan dasar untuk penghitungan luas,
keliling
maupun unsur-unsur dalam bangun geometri ruang dan sering
pula
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan
lebih
memahami konsep Teorema Pythagoras apabila strategi
pembelajaran
yang digunakan melibatkan peserta didik dan menuntut peserta
didik
untuk selalu aktif.
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, model
pembelajaran
discovery learning dengan pendekatan SAVI tepat untuk
diterapkan
sebagai solusi meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika pada
-
7
materi Teorema Pythagoras. Secara teoritis model pembelajaran
ini
mengarahkan peserta didik untuk menemukan suatu konsep
secara
terbimbing sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Maka dari
latar
belakang tersebut peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan
penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas
dan
Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran
Discovery
Learning dengan Pendekatan SAVI Materi Teorema Pythagoras
pada
Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun
Pelajaran
2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning
dengan
pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri
5
Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020?
2. Apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning
dengan
pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan
hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri
5
Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020?
-
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran
Discovery
Learning dengan pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras
dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta didik kelas
VIII
MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran
Discovery
Learning dengan pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras
dapat
meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII
MTs
Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara
teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam
mengoptimalkan
proses pembelajaran di MTs.
b. Menghasilkan teori baru tentang meningkatkan aktivitas dan
hasil
belajar matematika melalui model pembelajaran discovery
learning
dengan pendekatan SAVI khususnya pada materi Teorema
Pythagoras.
c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
-
9
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Peserta didik dapat memahami dan menyelesaikan masalah
pembelajaran matematika dengan mudah, khususnya pada
materi Teorema Pythagoras.
2) Memberi kenyamanan pada peserta didik sehingga kegiatan
belajar matematika dirasakan peserta didik lebih rileks dan
menyenangkan.
3) Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik
dalam
kegiatan belajar matematika.
b. Bagi Guru
1) Sebagai wacana dan informasi bagi guru mata pelajaran
matematika agar dapat menggunakan model pembelajaran
discovery learning dengan pendekatan SAVI khususnya pada
materi Teorema Pythagoras.
2) Meningkatkan keaktifan guru dalam menerapkan model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI
khususnya pada materi Teorema Pythagoras sehingga proses
belajar mengajar matematika lebih menarik dan menyenangkan
bagi peserta didik.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam
perbaikan proses pembelajaran matematika.
-
10
2) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.
3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil
belajar peserta didik dan kinerja guru.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan
pendekatan SAVI yang dilakukan dalam penelitian.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman maka diperlukan
definisi operasional untuk kata kunci dalam penelitian ini yang
dijelaskan
sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik yang
dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivitas
yang
bersifat fisik, jasmani dan atau rohani (Sardiman, 2011:98).
Aktivitas peserta didik dalam belajar tidak hanya sebatas
mendengarkan dan mencatat saja, tetapi juga mencakup
aktivitas
yang bersifat fisik/jasmani dan mental/rohani, sehingga
selama
proses pembelajaran kedua aktivitas tersebut harus selalu
berkaitan. Dalam penelitian ini aktivitas belajar adalah
kegiatan
peserta didik yang dilakukan selama proses mengajar
berlangsung
-
11
mencakup aktivitas yang melibatkan fisik, aktivitas
mendengarkan,
aktivitas visual, dan aktivitas mental.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
mengajar atau tindak belajar (Agung, 2010:74). Sedangkan
menurut
Susanto (2013: 5) hasil belajar peserta didik adalah kemampuan
yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, selain itu,
hasil belajar
juga merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada diri
peserta
didik,baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari
kegiatan belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar peserta
didik adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
pada
aspek kognitif sebagai hasil dari kegiatan belajar.
3. Teorema Pythagoras
Pythagoras (582 SM – 496 SM) lahir di pulau Samos, di daerah
Ionia, Yunani Selatan (Rahman dkk, 2017: 218). Salah satu
penemuannya yang paling terkenal hingga saat ini adalah
Teorema
Pythagoras. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat sisi
miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari
sisi-
sisi yang lain.
4. Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu
metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta
didik
dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode
discovery
-
12
learning, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator
yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep,
dalil,
prosedur, algoritma dan semacamnya (Nurgazali, 2019: 3).
Menurut Salmon (Nurgazali, 2019:4) dalam pengaplikasiannya
model discovery learning mengembangkan cara belajar peserta
didik
aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang
diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, serta posisi guru di
kelas
sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran
sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
5. Pendekatan SAVI (Somatic Auditory Visualization
Intellectually)
Pendekatan SAVI merupakan So-matic yang bermakna gerakan
tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan
mengalami dan
melakukan. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah
dengan
melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visualization yang
bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui
mengamati, menggambar, merekomendasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga. Intellectually yang
bermakna
bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir
(minds-on)
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan
menerapkan (Ngalimun, 2017:334).
-
13
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui
data yang terkumpul (Arikunto, 2010:110). Sehingga hipotesis
tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan
pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri
5
Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.
b. Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan
pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan
hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri
5
Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan
SAVI dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar yang
diharapkan
dapat tercapai. Adapun indikatornya dirumuskan sebagai
berikut:
a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika
materi
Teorema Pythagoras dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.
b. Aktivitas belajar matematika peserta didik secara
klasikal
mencapai persentase 70%.
-
14
c. Nilai peserta didik secara individu mencapai KKM
(kriteria
ketuntasan minimal) ≥ 70 (dokumen nilai KKM MTs Negeri 5
Magelang) dan tercapai ketuntasan peserta didik secara
klasikal
mencapai persentase 85% peserta didik mencapai KKM (Trianto,
2010:241).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas,
yang
sering disebut dengan PTK. Ebbutt (dalam Hopkins yang dikutip
oleh
Wiriaatmadja, 2008: 12) mengatakan bahwa penelitian tindakan
kelas
adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-
tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Penelitian tindakan kelas diterapkan dalam penelitian ini
berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
matematika yaitu kurangnya aktivitas belajar peserta didik
dalam
proses pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun
Pelajaran
2019/2020. Oleh karena itu peneliti ingin memperbaiki aktivitas
dan
hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII A MTs Negeri
5
Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020 maka peneliti
berkolaborasi
-
15
dengan guru matematika kelas VIII melakukan penelitian
dengan
penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diambil dalam
kegiatan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik yang
terlaksana
dalam pembelajaran matematika yang efektif melalui model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI pada
materi
Teorema Pythagoras.
Penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart
yang didasari atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan
kelas
terdiri dari empat komponen pokok yang terangkai dalam satu
siklus
(Arikunto, 2010:137), yaitu:
a. Perencanaan atau planning.
b. Tindakan atau acting.
c. Pengamatan atau observing.
d. Refleksi atau reflecting.
Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, jika pada siklus
ke
2 indikator aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik
kelas
VIII A MTs Negeri 5 Magelang tahun pelajaran 2019/2020 sudah
terpenuhi maka siklus dapat dihentikan. Sebelum melakukan
tindakan
pada tiap siklus, peneliti akan memasuki pra siklus terlebih
dahulu. Pra
siklus merupakan tahap sebelum peneliti melaksanakan
penelitian
tindakan kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan dengan tujuan
untuk
mengetahui situasi dalam pembelajaran yang terjadi di kelas VIII
A,
-
16
dimana didapati bahwa tingkat aktivitas dan hasil belajar
matematika
peserta didik rendah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pra
siklus ini
kemudian dianalisis dan dijelaskan untuk persiapan tindakan
pada
siklus I. Berdasarkan data hasil pra siklus peneliti melakukan
tahap
perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
discovery learning dengan pendekatan SAVI pada siklus I,
kemudian
melakukan tahap pelaksanaan siklus I dengan menerapkan
rencana
pembelajaran yang telah peneliti desain pada tahap sebelumnya
dengan
berkolaborasi dengan guru kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang,
selanjutnya tahap pengamatan siklus I dimana peneliti
melakukan
pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta
didik
menggunakan pedoman observasi selama proses pembelajaran
untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai dasar pada
tahap
refleksi pada siklus I untuk kemudian dijadikan dasar
menyusun
rencana tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Keempat
tahapan
dalam 1 siklus penelitian tindakan kelas diulang kembali
hingga
indikator dalam penelitian terpenuhi.
2. Subjek, lokasi dan waktu Penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas
VIII A MTs Negeri 5 Magelang Kec. Ngablak, Kab. Magelang
-
17
tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 27 peserta didik yang
terdiri
dari 15 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik
laki-laki.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di MTs Negeri 5 Magelang Kec.
Ngablak, Kab. Magelang.
c. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini yaitu mulai dari tanggal 18 November
2019 sampai dengan 29 Februari 2020.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
lebih
memfokuskan pada penerapan model pembelajaran discovery
learning
dengan pendekatan SAVI sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas
dan hasil belajar matematika khususnya materi Teorema
Pythagoras
pada peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan penelitian tindakan kelas,
terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah,
merumuskan masalah, dan memecahkan masalah.
-
18
Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan dengan
kegiatan utama sebagai berikut:
1) Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajar
pada
materi Teorema Pythagoras untuk kelas VIII MTs.
2) Merancang bahan belajar pada materi Teorema Pythagoras
yang disesuaikan dengan konsep pembelajaran discovery
learning dengan pendekatan SAVI.
3) Merancang langkah-langkah proses pembelajaran discovery
learning dengan pendekatan SAVI.
4) Menyusun instrumen penelitian, meliputi:
a) Penyusunan skenario pembelajaran berupa RPP.
b) Penyusunan lembar soal tes akhir siklus.
c) Penyusunan lembar kegiatan peserta didik.
d) Penyusunan lembar pedoman observasi aktivitas guru dan
lembar observasi aktivitas peserta didik.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran
yang telah peneliti desain yaitu menerapkan rancangan
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI dalam
proses pembelajaran yang berkolaborasi dengan guru pada saat
bertindak di kelas.
-
19
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti mengamati kegiatan serta aktivitas
guru dan peserta didik selama proses pembelajaran
menggunakan
model discovery learning dengan pendekatan SAVI pada materi
Teorema Pythagoras. Dalam tindakan ini yang menjadi fokus
pengamatan peneliti yaitu keaktifan peserta didik dalam
mengikuti
proses pembelajaran seperti: mengajukan pertanyaan,
memberikan
tanggapan, mengerjakan soal di depan kelas serta keseriusan
peserta didik dalam mengerjakan soal selama proses
pembelajaran.
d. Refleksi
Dalam tahap ini peneliti mencermati, memeriksa dan
menganalisis berdasarkan data yang telah terkumpul melalui
tahap
observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan
telah
mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi
tersebut peneliti dapat merefleksikan tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan untuk menemukan bagian-
bagian yang masih lemah dari guru dan peserta didik pada
tindakan
yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar untuk
menyusun rencana tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam Arikunto
(2010:137) dengan model hubungan antar tahapan dalam siklus
pada Gambar 1.1 berikut.
-
20
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Pada penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi peneliti gunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Lembar observasi guru digunakan untuk
mengamati
pelaksanaan tindakan pembelajaran guru selama proses
pembelajaran, dimana skala dan indikatornya telah terlampir
pada
lampiran 12. Lembar observasi peserta didik digunakan untuk
mengamati aktivitas belajar peserta didik selama proses
pembelajaran, dimana skala dan indikatornya telah terlampir
pada
lampiran 13.
-
21
b. Lembar Soal Tes Akhir Siklus
Lembar soal tes akhir siklus merupakan tes individu yang
peneliti gunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning
dengan pendekatan SAVI. Tes individu berupa soal tertulis
berbentuk uraian yang peneliti susun dengan arahan guru
matematika kelas VIII berdasarkan kisi-kisi penulisan soal
setiap
siklusnya. Kisi-kisi penulisan soal tes siklus I terlampir
pada
lampiran 6, kisi-kisi penulisan soal tes siklus II terlampir
pada
lampiran 7, soal tes siklus I terlampir pada lampiran 8, dan
soal tes
siklus II terlampir pada lampiran 9.
c. RPP
RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan sebagai pegangan guru dalam mengajar agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. RPP pada
penelitian
ini peneliti desain dengan menerapkan model pembelajaran
discovery learning dengan pendekatan SAVI pada materi
Teorema
Pythagoras. RPP siklus I terlampir pada lampiran 4 dan RPP
siklus
II terlampir pada lampiran 5.
d. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka
untuk
memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam
-
22
penelitian ini materi yang dibuat yaitu Teorema Pythagoras
pada
sub bab pembuktian kebenaran teorema Pythagoras dan Tripel
Pythagoras. Materi pembuktian kebenaran teorema Pythagoras
terlampir dalam RPP siklus I pada lampiran 4 dan materi
Tripel
Pythagoras terlampir dalam RPP siklus II pada lampiran 5.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti
untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi peneliti gunakan untuk melakukan
pengamatan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama
pelaksanaan
penelitian yang diperlukan dalam pengumpulan data.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi/ instrumen evaluasi yang telah peneliti susun
untuk
mengumpulkan data aktivitas belajar peserta didik dan data
aktivitas pendidik.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh
data tentang profil MTs Negeri 5 Magelang, sarana dan
prasarana,
alat atau media pembelajaran yang digunakan, dan lain
sebagainya
yang dianggap penting dan diperlukan dalam penelitian ini.
-
23
c. Metode Tes
Metode tes peneliti gunakan untuk memperoleh data
gambaran hasil belajar peserta didik pada setiap akhir siklus.
Tes
akhir siklus merupakan tes individu berupa soal untuk
mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data bertujuan untuk
mendeskripsikan aktivitas pendidik dan aktivitas peserta didik
selama
proses pembelajaran serta ketuntasan belajar matematika peserta
didik
pada materi Teorema Pythagoras dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI. Oleh
karena itu, data yang diperoleh baik melalui lembar
observasi/pengamatan maupun tes hasil belajar matematika
dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut
Hartono
(2008:2) adalah kegiatan statistik yang dimulai dari menghimpun
data,
menyusun atau mengukur data, mengolah data, menyajikan dan
menganalisa data dan angka, guna memberikan gambaran tentang
suatu gejala peristiwa atau keadaan.
a. Analisis Data Aktivitas Pendidik
Analisis data aktivitas pendidik adalah hasil pengamatan
selama proses pembelajaran menggunakan model discovery
learning dengan pendekatan SAVI dengan melihat kesesuaian
-
24
antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pengamatan
dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi/pengamatan
aktivitas guru yang telah peneliti susun dan lembar
observasi/pengamatan guru diisi sesuai dengan indikator yang
telah
ditetapkan.
b. Analisis Data Aktivitas Belajar Peserta Didik
Analisis data aktivitas belajar peserta didik adalah hasil
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran menggunakan model discovery learning dengan
pendekatan SAVI. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi
lembar observasi/pengamatan aktivitas peserta didik yang
telah
peneliti susun dan lembar observasi/pengamatan aktivitas
peserta
didik diisi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
c. Analisis Data Tes Hasil Belajar
Analisis data hasil belajar tes peserta didik yang
dilaksanakan pada tiap akhir siklus pembelajaran menggunakan
model discovery learning dengan pendekatan SAVI dilakukan
dengan melihat ketuntasan belajar peserta didik secara
individual
dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individu dalam
penelitian
ini diperoleh dengan rumus:
100R
S xN
-
25
Keterangan:
S = Nilai yang dicari
R = Jumlah skor dari item soal yang dijawab benar
N = Skor maksimal dari tes
(Purwanto, 2010:112).
Sedangkan, ketuntasan belajar secara klasikal menurut Sudjana
dan
Ibrahim (2014: 129) diperoleh dengan rumus:
100%F
P xN
Keterangan:
F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
N = Jumlah peserta didik secara keseluruhan
P = Persentase ketuntasan klasikal
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal skripsi terdiri atas halaman sampul,
halaman
judul, halaman logo IAIN, halaman persetujuan, halaman
pernyataan
keaslian, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan,
kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar
lampiran.
-
26
2. Bagian Inti Skripsi
Pada bagian inti skripsi terdiri dari Bab I pendahuluan,
meliputi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori, meliputi penjabaran aktivitas
belajar,
hasil belajar, pembelajaran matematika, model discovery
learning
dengan pendekatan SAVI (pengertian, kriteria, kelebihan dan
kelemahan), teorema pythagoras dan kajian penelitian
terdahulu.
Bab III pelaksanaan penelitian, meliputi deskripsi pra
siklus,
deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus
II.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi
hasil penelitian per siklus dan pembahasannya.
Bab V penutup, meliputi kesimpulan penelitian dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi ini terdiri atas daftar pustaka
dan
lampiran-lampiran penelitian.
-
27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak mampu
menjadi
mampu. Menurut Sabri (2007:55) belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau
latihan.
Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik (2013:37) yang
mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah
laku individu melalui interaksi pengalaman dengan
lingkungan.
Lebih lanjut menurut pandangan Jerome Brunner (dalam Romberg
& Kaput yang dikutip oleh al-Tabany, 2017:18) bahwa
belajar
adalah suatu proses aktif dimana peserta didik membangun
pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan
yang
sudah dimilikinya.
Berdasarkan paparan para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh
seseorang dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan
terjadinya perubahan yang menciptakan pengetahuan/pengalaman
baru yang berdasarkan pengetahuan/pengalaman lama yang sudah
-
28
dimilikinya sehingga mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang
menjadi lebih baik.
b. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik yang
dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivitas
yang
bersifat fisik, jasmani dan atau rohani (Sardiman, 2011:98).
Menurut Hamalik (2008:197) aktivitas belajar dapat
didefinisikan
sebagai aktivitas yang diberikan guru kepada peserta didik
dalam
proses pembelajaran. Sedangkan Kunandar (2010:277)
berpendapat bahwa aktivitas peserta didik sebagai
keterlibatan
peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dan
aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses
belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan yang
dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat
mendukung keberhasilan proses belajar yang melibatkan fisik
dan
mental secara bersamaan.
Menurut Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2011:100)
menyatakan bahwa keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam
8
kelompok meliputi:
1) Aktivitas Visual, seperti: membaca, mempraktekkan, dan
percobaan.
-
29
2) Aktivitas Lisan, seperti: bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, dan diskusi.
3) Aktivitas Mendengarkan, seperti: mendengarkan penyajian
bahan, percakapan atau diskusi kelompok, musik, dan pidato.
4) Aktivitas Menulis, seperti: menulis cerita, menulis
laporan,
membuat rangkuman, dan mengisikan angket.
5) Aktivitas Menggambar, seperti: menggambar, membuat
grafis,
peta, dan diagram.
6) Aktivitas Metrik, seperti: melakukan aktivitas, membuat
konstruksi, dan melakukan percobaan.
7) Aktivitas Mental, seperti: memecahkan masalah,
menganalisa,
mengingat, dan membuat keputusan.
8) Aktivitas Emosional, seperti: merasa bosan, berani,
tenang,
bergembira, gugup dan bersemangat.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek aktivitas
belajar peserta didik yang diamati antara lain sebagai
berikut:
1) Aspek kegiatan-kegiatan metrik, seperti: melakukan
aktivitas
yang melibatkan fisik dengan menggerakkan tubuh, melakukan
percobaan.
2) Aspek kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti:
mendengarkan penyajian bahan, mengemukakan pendapat atau
ide, mengajukan pertanyaan, memberikan saran.
-
30
3) Aspek kegiatan-kegiatan visual, seperti: memperhatikan
penyajian bahan, mengamati, membaca, dan melihat gambar.
4) Aspek kegiatan-kegiatan mental, seperti: menganalisis
pertanyaan, memecahkan masalah, dan mengerjakan soal tes.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh
guru
(Depdiknas, 2005:895). Menurut Kunandar (2010:277) hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti
suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data
kualitatif
maupun kuantitatif.
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar peserta didik
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan
belajar, selain itu, hasil belajar juga merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik aspek
kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Sudaryono (2012:43) mengungkapkan bahwa:
1) Ranah Kognitif, hasil belajar kognitif berkaitan dengan
hasil
belajar yang menyangkut aktivitas otak.
2) Ranah Afektif, hasil belajar afektif berhubungan dengan
sikap
dan nilai.
-
31
3) Ranah Psikomotorik, hasil belajar pada ranah ini
berkaitan
dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.
Dari beberapa pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik
dalam
menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan guru
sehingga
terjadi perubahan tingkah laku baik itu aspek kognitif, afektif,
dan
psikomotor. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud
adalah hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, atau
hasil
belajar yang menyangkut aktivitas otak peserta didik.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
menurut Susanto (2013:12) adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam
diri peserta didik, faktor tersebut antara lain:
a) Faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi,
pendengaran, dan penglihatan. Jika salah satu faktor
biologis terganggu, hal itu akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar peserta didik.
b) Faktor psikologis, yang meliputi inteligensi, minat dan
motivasi, serta perhatian ingatan berpikir.
c) Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan
rohani.
-
32
2) Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri
peserta didik, faktor tersebut antara lain:
a) Faktor keluarga, yaitu lembaga pendidikan yang pertama
dan terutama.
b) Faktor sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum,
hubungan guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, dan berdisiplin di sekolah.
c) Faktor masyarakat, yang meliputi bentuk kehidupan
masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar peserta didik.
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari Bahasa latin manthanein atau
mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari,
sedangkan
dalam Bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti
(Siagian,
2017:63). Menurut Tall (dalam Hasratuddin, 2015:28)
menyatakan
bahwa “The mathematics is thinking”. Hal ini berarti
matematika
adalah sarana untuk melatih berpikir. Sedangkan Susanto
(2013:185) menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian
-
33
masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari beberapa pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir yang keberadaannya
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari.
b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus
matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar
dan
trigonometri (Rahmah, 2013:7).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
mengenai tujuan pembelajaran matematika untuk Madrasah
Tsanawiyah (MTs) yakni:
1) Memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana
keterkaitan antar knsep matematika dan menerapkan konsep
atau logaritma secara efisien, luwes, akurat, dan tepat
dalam
memecahkan masalah.
2) Menalar pola sifat dari matematika, mengembangkan atau
memanipulasi matematika dalam menyusun argumen,
merumuskan bukti, atau mendeskripsikan argumen dan
pernyataan matematika.
-
34
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, menyusun model penyelesaian matematika,
menyelesaikan model matematika, dan memberi solusi yang
tepat.
4) Mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram,
tabel, simbol, atau media lainnya agar dapat memperjelas
permasalahan atau keadaan.
3. Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut pendapat Joyce (dalam al-
Tabany, 2017:23) adalah suatu rencana atau pola yang
digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga
tujuan
pembelajaran tercapai. Sedangkan menurut Soekamto (dalam al-
Tabany, 2017:24) model pembelajaran yaitu kerangka
konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
Dari paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah rencana konseptual yang digunakan guru
-
35
sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai
secara optimal.
b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran berbasis penemuan atau discovery
learning adalah suatu model pengajaran yang mengatur proses
pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik
memperoleh
pengetahuan yang belum diketahui tidak melalui
pemberitahuan,
namun ditemukan sendiri (Cahyo, 2013:100). Menurut
Kemendikbud (2013:1) model discovery learning adalah teori
belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi
bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Menurut Salmon (Nurgazali, 2019:4) dalam
pengaplikasiannya model discovery learning mengembangkan
cara
belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
ingatan,
serta posisi guru di kelas sebagai pembimbing dan
mengarahkan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti
ini
tujuannya adalah ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang
teacher oriented menjadi student oriented.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa model
pembelajaran discovery learning adalah suatu model
pengajaran
-
36
yang proses pembelajarannya menuntut peserta didik menemukan
suatu konsep yang belum diketahui sebelumnya dan guru
bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan.
c. Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Kemendikbud (2013:4-5) model pembelajaran
discovery learning memiliki kelebihan dan kelemahan antara
lain:
1) Kelebihan model discovery learning
a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan serta proses-
proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam
proses ini.
b) Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang
dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
c) Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan
tertentu atau pasti.
d) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
e) Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik,
karena unsur berdiskusi.
f) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
kepada situasi proses belajar baru.
-
37
2) Kelemahan model discovery learning
a) Model pengajaran discovery learning lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman konsep, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
b) Harapan-harapan yang terkandung dalam model discovery
learning dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
c) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir
yang akan ditemukan oleh peserta didik karena dipilih
terlebih dahulu oleh guru.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Syah (dalam Kemendikbud, 2013:5) prosedur
yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran discovery
learning adalah:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah
memberikan permasalahan yang menimbulkan rasa ingin tahu
peserta didik untuk melakukan penyelidikan yang lebih
mengenai permasalahan tersebut. Selain itu, peserta didik
juga
dapat diberikan kegiatan berupa jelajah pustaka, praktikum,
dan
-
38
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
b) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk
menemukan suatu masalah.
c) Data Collection (pengumpulan data)
Hipotesis yang telah dikemukakan, dibuktikan
kebenarannya melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh
peserta didik dengan bimbingan guru. Pembuktian dilakukan
dengan mengumpulkan data maupun informasi yang relevan
melalui pengamatan, wawancara, eksperimen, jelajah pustaka,
maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung dalam
kegiatan membuktikan hipotesis.
d) Data Processing (pengolahan data)
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah
menjadi suatu informasi yang runtut, jelas, dan bermakna.
-
39
Pengolahan data dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti
diacak, diklasifikasikan, maupun dihitung dengan cara
tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan kebenaran hipotesis awal
yang telah dikemukakan. Pembuktian didasarkan pada hasil
pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Setelah menarik
kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang
luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
4. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI merupakan salah satu pendekatan yang
diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dave Meier (dalam
-
40
Hermayanni, 2011:17) menyatakan bahwa pendekatan SAVI
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua alat indra. Unsur-unsur SAVI menurut
Shoimin
(2014:177-178) adalah:
1) Somatic yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan.
2) Auditory yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar.
3) Visualization yaitu belajar dengan mengamati dan
menggambarkan.
4) Intellectually yaitu belajar dengan memecahkan masalah
dan
berpikir.
Berikut paparan mengenai setiap unsur SAVI dalam
pembelajaran matematika.
1) Somatic
Somatik dalam proses belajar matematika adalah
peserta didik belajar dengan bergerak dan bertindak
menggunakan bagian tubuh tertentu yang dibutuhkan saat
belajar matematika. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan elemen somatik dalam proses pembelajaran
matematika yaitu membuat gambar buatan tangan seperti
menggambar persegi; menggerakkan berbagai komponen tubuh
spesifik dengan benar yang mendukung proses pembelajaran
(Sahara, 2017:137).
-
41
2) Auditory
Belajar auditori dalam proses pembelajaran matematika
yaitu dengan melibatkan kemampuan pendengaran dan
kemampuan berbicara peserta didik selama proses
pembelajaran. Beberapa aktivitas pendengaran dalam
matematika antara lain untuk membahas dan
mengkomunikasikan materi pelajaran matematika dan upaya
bagaimana menerapkannya; mendengarkan materi yang
disajikan dan meringkas apa yang didengarnya (Sahara,
2017:137).
3) Visualization
Belajar visual dalam proses pembelajaran matematika
adalah mengamati gambar atau tabel dalam matematika dan
mendefinisikan kembali pengamatan yang melibatkan
kemampuan visual. Beberapa proses pembelajaran visual yang
dapat diterapkan dalam matematika antara lain pada gambar,
misalnya gambar persegi dan elemen-elemennya kemudian
ditafsirkan melalui penyelesaian lembar kegiatan peserta
didik,
memvisualisasikan pengamatan menjadi angka atau tabel
matematika (Sahara, 2017:137).
4) Intellectually
Intelektual dalam proses pembelajaran matematika
adalah peserta didik belajar meningkatkan kemampuan berpikir
-
42
dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matematika. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam
belajar intelektual adalah memecahkan masalah misalnya,
menyelesaikan masalah atau soal matematika yang ada di
lembar kegiatan peserta didik; menganalisis pengalaman atau
kasus yang berkaitan dengan matematika; menarik kesimpulan
dari pembelajaran matematika (Sahara, 2017: 137).
b. Karakteristik Pendekatan SAVI
Menurut Shoimin (2015:182-183) pendekatan SAVI
memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:
1) Kelebihan pendekatan SAVI
a) Mengembangkan kecerdasan terpadu peserta didik secara
penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas
intelektual.
b) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor peserta didik.
c) Peserta didik akan lebih termotivasi dan semangat serta
tidak merasa jenuh.
d) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
2) Kekurangan pendekatan SAVI
a) Pendekatan ini menuntut guru dapat memadukan keempat
komponen dalam SAVI secara utuh.
-
43
b) Karena peserta didik terbiasa diberi informasi terlebih
dahulu sehingga kesulitan menemukan jawaban ataupun
gagasannya sendiri.
c) Pendekatan ini tidak dapat diterapkan untuk semua materi.
c. Penerapan Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI
Penerapan model discovery learning dengan pendekatan
SAVI dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu:
tahap
persiapan, penyajian kelas dengan SAVI, dan tahap evaluasi.
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah
sebagai berikut:
a) Menentukan materi yang akan diajarkan menggunakan
model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan
SAVI yaitu Teorema Pythagoras.
b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP,
lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan
aktivitas peserta didik, lembar kegiatan peserta didik, dan
soal tes akhir siklus.
2) Penyajian kelas
Dalam tahap ini pendidik akan menerapkan model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI,
yakni:
-
44
a) Stimulasi
Mengelompokkan peserta didik dalam kelompok
yang heterogen dan memberikan stimulasi atau rangsangan
awal untuk memulai pembelajaran berupa ilustrasi yang
berhubungan dengan materi ajar (somatik,visual).
b) Menyajikan masalah
Memunculkan masalah yang relevan dengan
pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk
menyelesaikan dalam bentuk LKPD (somatis, auditori,
visual).
c) Pengumpulan data
Membimbing peserta didik dalam pengumpulan
data dalam bentuk kegiatan penyelidikan (somatis, auditori,
visual).
d) Pengolahan data
Membimbing peserta didik mengolah data yang
diperoleh melalui kegiatan penyelidikan (somatis, auditori,
visual).
e) Pembuktian
Mengarahkan peserta didik untuk membuktikan
hipotesis terhadap rumusan masalah yang telah disajikan
dalam bentuk presentasi kelompok belajar (somatis,
auditori, visual).
-
45
f) Kesimpulan
Membimbing peserta didik menarik kesimpulan
pembelajaran dari kegiatan penyelidikan yang telah
dilakukan (intelektual).
3) Tahap evaluasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan latihan setiap akhir
siklus yang dikerjakan secara individu dalam waktu yang
telah
ditentukan, mencakup materi teorema Pythagoras yang telah
dibahas melalui model dicovery learning dengan pendekatan
SAVI.
5. Teorema Pythagoras
Objek materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
teorema Pythagoras yang mengkaji tentang:
a. Pengertian Teorema Pythagoras
Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat
berkebangsaan Yunani yang hidup pada tahun 569–475 sebelum
Masehi. Sebagai ahli metematika, ia mengungkapkan bahwa
kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku (salah
satu
sudutnya 900) adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang
sisi-sisi
yang lain.
-
46
Gambar 2.1 Segitiga Siku-siku ABC
Pada segitiga ABC dengan sisi siku-siku AC dan BC serta
sisi miring AB, berlaku teorema Pythagoras ,
dengan AB sisi terpanjang (hypotenuse) atau dapat ditulis
dalam
bentuk c2 = a
2 + b
2, a
2 = c
2 – b
2 atau b
2 = c
2 – a
2.
Dalam menentukan persamaan Pythagoras yang perlu
diperhatikan adalah siapa yang berkedudukan sebagai
hipotenusa/sisi miring.
b. Pembuktian Teorema Pythagoras
Salah satu pembuktian untuk memeriksa kebenaran teorema
Pythagoras yaitu dengan menggunakan bantuan persegi-persegi
satuan seperti disajikan pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras
Dari Gambar 2.2 di atas luas persegi pada sisi hipotenusa
adalah AC2, dan jumlah luas persegi pada kedua sisi tegaknya
adalah AB2 + BC
2. Berdasarkan penyelidikan tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa luas persegi pada hipotenusa selalu sama
-
47
dengan hasil pada jumlah luas persegi pada kedua sisi
siku-siku
segitiga, sehingga terbukti bahwa teorema Pythagoras adalah
AC2 = AB
2 + BC
2.
c. Menggunakan Teorema Pythagoras
1) Kebalikan Teorema Pythagoras
Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
kuadrat miring (hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga
siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya.
Dari pernyataan tersebut kita peroleh kebalikan dari teorema
Pythagoras, yaitu:
a) Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang sebuah
segitiga
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku, atau
b) Jika pada suatu segitiga berlaku 2 2 2a b c , dengan a
adalah sisi terpanjangnya maka segitiga ABC tersebut
merupakan segitiga siku-siku dengan besar salah satu
sudutnya 90o.
2) Tripel pythagoras
Tiga bilangan a, b dan c dikatakan tripel Pythagoras,
jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan: 2 2 2c a b
atau 2 2 2
a b c atau 2 2 2
b a c . Jadi, tripel Pythagoras
adalah bilangan bulat positif yang kuadrat bilangan
terbesarnya
sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainnya.
-
48
3) Jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.
Kegunaan tripel Pythagoras adalah untuk membuktikan
apakah suatu segitiga itu siku-siku atau tidak. Maka perlu
memperhatikan sifat-sifatnya sebagai berikut. Dalam segitiga
ABC, dengan panjang sisi a, b, dan c, berlaku:
a) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,
dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga
siku-siku.
Gambar 2.3 Segitika Siku-siku
b) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,
dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga
tumpul.
Gambar 2.4 Segitika Tumpul
c) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,
dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga
lancip.
-
49
Gambar 2.5 Segitika Lancip
4) Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus, yaitu:
a) Perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus sudut 600 dan
300. Pada segitiga siku-siku yang bersudut 60
0 dan 30
0,
hipotenusa (sisi miring) = 2 x sisi siku-siku pendek.
Gambar 2.6 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 600 dan 30
0
Berikut perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus dengan
sudut 600 dan 30
0 adalah 30
0 : 60
0 : 90
0 = 1 : 3 : 2
b) Perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus sudut 450.
Pada segitiga siku-siku yang bersudut 450, kaki sudut 90
0
adalah sama panjang.
Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 450
-
50
Berikut perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus dengan
sudut 450 adalah 45
0 : 45
0 : 90
0 = 1 : 1 : 2
d. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Nyata
Berikut beberapa contoh penggunaan teorema pythagoras
dalam kehidupan sehari-hari.
1) Sebuah jendela lantai 2 pada sebuah gedung tingginya 8
meter.
Di depan gedung tersebut ada sebuah taman dengan lebar 6
meter. Berapa panjang tangga minimum yang dibutuhkan agar
kaki-kaki tangga tidak merusak taman tersebut?
Perhatikan sketsa di bawah ini.
Misalkan panjang tangga = a, maka:
2 2 28 6a
264 36a
100a
10a
Maka panjang tangga minimum adalah 10 meter.
-
51
2) Sebuah tiang listrik, agar dapat berdiri dengan tegak
maka
ditahan oleh tali kawat baja. Jika jarak patok pengikat
terhadap
tiang listrik adalah 5 m dan tinggi tiang listrik adalah 12
m,
tentukan panjang tali kawat baja minimal yang dibutuhkan!
Penyelesaian:
Menurut dalil pythagoras adalah
2 2 2AC AB BC
2 2 25 12AC
225 144AC
2169AC
169AC
13AC
Jadi panjang tali baja adalah 13m.
-
52
B. Kajian Pustaka
Penelitian ini membahas tentang penerapan model pembelajaran
discovery learning dengan pendekatan SAVI dan berdasarkan
kajian
pustaka yang dilakukan peneliti didapatkan hasil penelitian yang
relevan
dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Sahara dkk (2017) “Literatur Study: Discovery Learning
Teaching
Model through Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI)
Approach
in Mathematic Teaching”. Hasil dari studi literatur ini adalah
sintaks
discovery learning yang dilengkapi oleh langkah-langkah
SAVI,
sehingga diperoleh: langkah persiapan gabungan sintaks
discovery
learning pada tahap stimulasi, langkah menyajikan data
(somatik,
auditori, visual) pada tahap pernyataan masalah dan
pengumpulan
data, langkah mencoba (somatik, auditori, visual) pada tahap
pengolahan data dan verifikasi, serta langkah penyampaian
hasil
(intelektual) pada tahap generalisasi. Dengan demikian, akan
mudah
untuk memaksimalkan pengajaran matematika melalui penerapan
model discovery learning dengan pendekatan SAVI. Penelitian
ini
berbeda dengan penelitian Rifki Sahara karena penelitian ini
menekankan pada upaya meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar
matematika khususnya materi teorema Pythagoras sedangkan
pada
penelitian Rifki Sahara menekankan pada peningkatan
pengajaran
matematika.
-
53
2. Hermayanni (2011) “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa
Melalui Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan
Somatik,
Auditori, Visual, Dan Intelektual (SAVI) pada Kelas V SDN
018
Kepala Pulau Kabupaten Kuantan Singingi”. Dari penelitian yang
telah
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran langsung
dengan
pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar
peserta didik dengan persentase ketuntasan belajar mencapai
71,7%
dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
100%.
Persamaan penelitian Hermayanni dengan penelitian ini yaitu
sama-
sama menggunakan pendekatan SAVI dalam pembelajaran
matematika. Perbedaannya yaitu pada penelitian Hermayanni
menggunakan model pembelajaran langsung sedangkan penelitian
ini
menggunakan model pembelajaran discovery learning,
selanjutnya
pada objek materi yang diteliti yaitu pada penelitian
Hermayanni
menggunakan materi luas bangun datar segitiga, trapesium,
layang-
layang dan lingkaran sedangkan pada penelitian ini
menggunakan
materi Teorema Pythagoras.
3. Gratiana (2016) “Penerapan Discovery Learning Berbantu
Domino
Matematika (DOMAT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika
Siswa Kelas VIII SMP kristen 2 Salatiga” Dari penelitian yang
telah
dilakukan dengan menerapkan model discovery learning
berbantu
domino matematika (DOMAT) dengan materi Teorema Pythagoras
pada siswa kelas VIII C semester 1 tahun ajaran 2015/2016 di
SMP
-
54