PAGE
ULKUS RODENTHustinoprianrest, S.KedBagian Departement Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2015
Pendahuluan
Karsinoma sel basal dengan sinonim basal cell epithelioma (BCE)
atau basalioma atau ulkus rodent adalah suatu tumor kulit bersifat
ganas berasal dari sel-sel basal epidermis dan apendiknya. Menurut
Abbas dan Borman (2012), karsinoma sel basal merupakan keganasan
pada epitel di epidermis dan folikel rambut. Secara histologis
karsinoma sel basal berasal dari stratum basal atau dari stratum
germinativum epidermis. Karsinoma sel basal dikategorikan oleh WHO
berdasarkan gambaran histologi sebagai tumor yang bersifat lokal
invasif, penyebaran lambat, dan jarang bermetastasis.1,2,7Karsinoma
sel basal terjadi pada 80% dari jumlah kasus kanker kulit. Umumnya
terdapat di daerah wajah, dan paling banyak timbul pada orang kulit
putih yang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar ultraviolet
dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau
dari lapis luar sel folikel rambut, pada permulaan berbentuk
nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini meluas dan
cenderung bertukak. Pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu
diberi nama ulkus rodent.2Faktor resiko kekambuhan karsinoma sel
basal antara lain basalioma multipel, usia tua saat pertama kali
menderita, ukuran lebih dari 1 cm. Pasien dengan diagnosis
basalioma memiliki risiko kekambuhan hingga 10 kali lipat dibanding
populasi umum. Karsinoma sel basal pada area batang tubuh dapat
mengalami kekambuhan. Risiko kekambuhan karsinoma sel basal
mencapai 46% dalam 10 tahun.3Untuk mencegah tingginya angka
morbiditas dan mortalitas akibat basalioma, penting bagi dokter
umum selaku lini terdepan untuk mengenali dan mengidentifikasi
karsinoma sel basal sedini mungkin. Referat ini membahas tentang
gejala klinis, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan dari
karsinoma sel basal. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu
para dokter dan mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi mengenai
karsinoma sel basal.Pembahasan
DefinisiBasal cell epithelioma (BCE), basalioma, ulkus rodens
merupakan Suatu tumor kulit yang bersifat ganas berasal dari
sel-sel basal epidermis dan apendiknya. WHO mendefinisikan KSB
secara histologi sebagai tumor dengan pertumbuhan lambat dan jarang
bermetastatis, berasal dari epidermis, folikel rambut, atau adneksa
kulit lain yang berasal dari sel pada lapisan basal
epidermis.1,7Epidemiologi
Karsinoma sel basal merupakan jenis kanker kulit yang paling
sering (75-80%) dan yang paling sering dari semua jenis kanker
(lebih dari satu dari setiap tiga kanker baru). Kejadian KSB
meningkat seiring bertambahnya usia. Karsinoma sel basal lebih
sering terjadi pada orang kulit putih (kulit tipe 1 atau tipe 2)
dengan riwayat karsinoma sel basal dalam keluarga.2Di Amerika
setiap tahun 900.000 orang didiagnosa dengan karsinoma sel basal.
Jumlah terbanyak terjadinya kanker kulit adalah di Amerika Selatan
dan Australia, dimana negara tersebut menerima pancaran radiasi
ultraviolet yang tinggi. Rata-rata usia yang berisiko terkena
karsinoma sel basal kurang lebih 60 tahun dan jarang sebelum usia
40 tahun, namun karsinoma sel basal juga dapat terjadi pada anak
remaja. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah dua kali
lipat. Insidens yang lebih tinggi pada laki-laki ini mungkin
disebabkan oleh faktor perbedaan pada paparan sinar matahari yang
disebabkan oleh pekerjaan, namun perbedaan ini semakin tidak
terlalu bermakna seiring dengan perubahan gaya hidup. Karsinoma sel
basal umumnya ditewajahn pada orang berkulit putih, jarang pada
orang berkulit hitam.4Sepertiga kasus karsinoma sel basal
bermanifestasi dalam bentuk nodul yang mengalami ulserasi pada
kepala dan leher. Insidens karsinoma sel basal berhubungan langsung
dengan usia penderita dan berhubungan terbalik dengan jumlah pigmen
melanin pada epidermis. Dari aspek mortalitas dan morbiditas,
walaupun merupakan suatu neoplasma maligna karsinoma sel basal
jarang bermetastasis. Insidens terjadinya metastasis karsinoma sel
basal kurang dari 0,1%.3ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISIEtiologi
dan faktor predisposisi lain dari karsinoma sel basal dapat
dikelompokkan kepada dua kelompok yaitu faktor lingkungan dan
faktor genetik.3,6A. Faktor Lingkungan
1. Radiasi ultraviolet adalah penyebab karsinoma sel basal yang
paling penting dan paling sering. Radiasi ultraviolet gelombang
pendek, ultraviolet B, 280315 nm, yang menyebabkan sunburn, lebih
sering menyebabkan basalioma dibandingkan ultraviolet gelombang
panjang, ultraviolet A, 315380 nm.2. Radiasi lain yaitu sinar X dan
sinar grenz juga berhubungan dengan terjadinya karsinoma sel
basal.3. Pengobatan dengan imunosupresan jangka panjang juga dapat
meningkatkan risiko karsinoma sel basal. Oleh karena itu penerima
transplantasi organ atau sel stem mempunyai risiko tinggi untuk
menderita karsinoma sel basal.
B. Faktor Genetik
1. Kulit tipe 1 (Pale white; blond or red hair; blue eyes;
freckles), rambut kemerahan atau keemasan dengan anak mata berwarna
hijau atau biru telah menunjukkan faktor risiko yang tinggi utnuk
terjadinya suatu karsinoma sel basal dengan perkiraan rasio 1,6.
Perkemabangan karsinoma sel basal dilaporkan lebih sering terjadi
setelah freckling pada usia anak dan setelah sunburn hebat pada
usia anak.2. Xeroderma pigmentosum; penyakit autosomal resesif yang
dipicu oleh faktor pembedahan pada kulit, dimulai dengan perubahan
pigmen dan akhirnya menjadi karsinoma sel basal. Efeknya
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menginduksi kerusakan DNA
karena ultraviolet. Selain itu juga terdapat gangguan pada mata
seperti opasitas kornea, kebutaan, dan deficit neurologis.3.
Sindrom nevoid basalioma (sindrom nevus sel basal, sindrom Gorlin);
karsinoma sel basal muncul pada keadaan autosomal dominan, timbul
pada usia muda. Biasa terdapat odontogenik keratosistik, pitting
palmoplantar, kalsifikasi intracranial, dan kelainan tulang iga.
Biasa juga timbul tumor seperti meduloblastoma, meningioma, dan
ameblastoma.4. Terdapat riwayat kanker kulit non melanoma
sebelumnya. Insidens kanker kulit non melanoma adalah 36% pada tiga
tahun pertama dan 50% pada lima tahun kedua setelah diagnosis awal
kanker kulit.
PATOGENESIS
Karsinoma sel basal biasanya berkembang pada kulit yang rusak
akibat sinar matahari pada orang dengan kulit putih. Namun tidak
seperti karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal juga timbul
pada daerah yang tidak terkena sinar matahari yang intens.5Tumor
ini diduga berasal dari sel pluripotensial di lapisan basal
epidermis, lebih khusus di area folikel rambut. Mutasi somatik pada
PTCH, gen penekan tumor pada kromosom 9q22 telah terlibat dalam
hingga 67% dari karsinoma sel basal.4Karsinoma sel basal terjadi
oleh regenerasi kolagen yang sering dijumpai pada orang yang
memiliki sedikit pigmen dan sering terpapar sinar matahari,
sehingga nutrisi pada epidermis terganggu dan merupakan predileksi
terjadinya kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang
dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam
bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel
hingga dapat mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya
menjadi sel kanker.4Beberapa peneliti mengatakan terjadinya
karsinoma sel basal merupakan gabungan dari pengaruh sinar
matahari, warna kulit, tipe kulit, dan faktor predisposisi lainnya.
Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya
keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek
karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi
ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan
pada DNA.5KLASIFIKASI
Gambaran klinik KSB bervarisasi, Lever membagi KSB menjadi 5
bentuk1,6:
1. Tipe Nodulo Ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya
tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama
pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya
tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, kadang
kadang seperti kulit normal sampai eritem yang pucat dan sering
dijumpai adanya teleangiektasia. Diamater kurang dari 2 cm dengan
tepi meninggi. Lesi membesar perlahan dan suatu saat bagian tengah
lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi meninggi keras. Jika
terabaikan, lesi lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut ulkus
rodens).
Gambar 3 Karsinoma sel basal tipe nodular
(Sumber: Wolff and Johnson, 2009)
Gambar 4 Karsinoma sel basal tipe ulseratif
(Sumber: Wolff and Johnson, 2009)
2. Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe noduloulseratif, tetapi pada
jenis ini warna coklat atau hitam berbintik-bintik atau homogen
yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.
Gambar 5 Karsinoma sel basal tipe berpigmen
(Sumber: Wolff and Johnson, 2009)
3. Tipe Morfea/Fibrosing/SklerosingTipe ini biasanya terjadi
pada daerah kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih kekuningan dengan batas tidak jelas.
Perwajahan halus dan mengkilap. KSB tipe ini dapat berkembang
menjadi tipe nodular atau ulseratif.
Gambar 6 Karsinoma sel basal tipe Morfea/ Sklerosing
(Sumber: Wolff and Johnson, 2009)
4. Tipe Superfisial
Lesi pada tipe ini biasanya multipel. Secara klinis tampak
sebagai plak eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval
sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas sedikit meninggi,
seperti benang atau kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti
arsenik kronis. Berbeda dengan tiga jenis karsinoma sel basal yang
biasanya terletak pada wajah, karsinoma sel basal tipe superfisial
terjadi terutama di badan.
Gambar 7 Karsinoma sel basal tipe superfisial
(Sumber: Wolff and Johnson, 2009)
5. Tipe FibroepitelialTipe Fibroepitelial paling sering terjadi
pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul kecil dengan
perwajahan halus dengan warna sedikit kemerahan. Secara klinis
menyerupai fibroma.DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala
klinis), dan pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat
kelainan kulit terutama di wajah yang sudah berlangsung lama berupa
benjolan kecil, tahi lalat, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi
besar dan mudah berdarah. Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada
pemeriksaan fisik terlihat papul / ulkus dapat berwarna seperti
warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi.
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi yaitu dengan
dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang tersangka KSB
harus dilakukan biopsi.1DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari KSB adalah karsinoma sel skuamosa. KSB
merupakan keganasan kulit yang berasal dari sel basal yang terdapat
pada lapisan basal epidemis. Karsinoma sel skuamosa berasal dari
sel skuamous yang terdapat pada lapisan luar dari epidermis.
Gambaran pada KSB terdiri dari papul atau nodul translusen yang
tumbuh dengan lambat dan bisa mengalami telangektasis dan ulserasi.
Pada karsinoma sel skuamosa memberikan gambaran papul keratosis
atau plak, eritema, batas tegas, bisa terdeapat ulkus.1,7
Awal dari basalioma dapat didiagnosis banding dengan hyperplasia
sebaseous dimana terdapat gambaran nodul kecil berwarna kuning
dengan bagian sentral yang depresi. Lesi ini tidak berdarah dan
tidak menjadi krusta. KSB ulserasi sering di misdiagnosis menjadi
ulkus, terdapat hal yang membedakannya yaitu dengan biopsy. KSB
pigmented didiagnosis banding dengan melanoma / nervus pigmented.
KSB superfisial didiagnosis banding dengan psoriasis atau eczema
karena memiliki gambaran yang mirip yaitu patch eritema yang
kering.1PENATALAKSANAAN
Tujuan karsinoma sel basal yaitu kesembuhan dengan hasil
kosmetik yang baik karena umumnya karsinoma sel basal terdapat pada
wajah. Terapi dapat bersifat preventif dan kuratif. Banyak metode
pengobatan karsinoma sel basal yaitu:1. PreventifSinar matahari
predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu diketahui
perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi
orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan
cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar
matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah
diperlukan tabir surya dengan SPF (sun protection factor) yang
lebih tinggi (>15-30). Terdapat hubungan antara terbentuknya
berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada beberapa
jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan
dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan
fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa
terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan
berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius. Akibat
reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang
akhirnya menyebabkan kanker. Diantara antioksidan tersebut adalah
betakaroten, vitamin E, dan vitamin C.72. Kuratifa. Bedah
EksisiBedah eksisi dianggap sebagai pilihan untuk sebagian besar
KBS. Tumor diangkat bersamaan dengan tepi kurang lebih 3-4 mm
jaringan kulit normal disekitar jaringan. Bedah eksisi tinggi
keefektifannya dalam penatalaksanaan dari KBS primer dengan angka
kejadian berulangnya 2cm).
2. Lokasi tumor (lesi ditengah wajah, terutama sekitar mata,
hidung, bibir dan telinga, adalah pada risiko yang lebih tinggi
terulangnya).
3. Margin klinik (lesi yang tidak jelas merupakan risiko tinggi
berulang).
4. Histologi subtipe (subtipe tertentu memiliki risiko yang
lebih tinggi terulangnya yaitu tipe morpheaform dan
mikronodular).
5. Kegagalan penanganan sebelumnya (lesi yang rekuren).
KESIMPULAN
KSB merupakan neoplasma maligna dari sel non keratinisasi yang
terbentuk di lapisan basal epidermis. Faktor predisposisi dan
pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan KSB.
Predileksi KSB pada daerah yang sering terkena sinar matahari yaitu
kepala dan leher. Patogenesis KSB melibatkan perubahan ekspresi
beberapa gen seperti p53 dan mutasi pada jalur HH. Diagnosis KSB
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis berupa papul atau nodul
translusen yang tumbuh dengan lambat dan bisa mengalami
telangektasis dan ulserasi dan pemeriksaan histopatologis.
Penatalaksanaan KSB dapat dengan tindakan operatif, yaitu bedah
eksisi, kuretase, bedah beku (cryosurgery), radioterapi, dan foto
dinamik. Prognosis KSB umumnya baik apabila dapat ditegakkan
diagnosis dini dan pengobatan segera. Tingkat rekurensi KSB cukup
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff, K., L.A. Goldsmith, S.I. Katz, B.A. Gilchrest, A.S.
Paller, D.J. Leffell. 2008. Fitzpatricks Dermatology In General
Medicine 7th ed. Vol I. Mc Graw Hill Medical, United States of
America, hal. 1036-1042 2. Abbas, O. L, and H. Borman. 2012. Basal
Cell Carcinoma: A Single-Center Experience.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, Diakses tanggal 12 April 2015)3.
American Cancer Society. 2013. Skin Cancer: Basal and Squamous
Cell. (http://www.cancer.org, Diakses 12 April 2015) 4. Busam, K.J.
2010. Dermatopathology. Saunders Elsevier, United States of
America, hal. 396-3975. Janjua, O.S, and S.M. Qureshi. 2012. Basal
Cell Carcinoma of the Head and Neck Region: An Analysis of 171
Cases. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, Diakses 12 April 2015)6.
Kiiski, V., E.D. Vries, S.C. Flohil, M.J. Bijl, A.Hofman, B. H.C.
Stricker, T.Nijsten.2010. Risk Factors for Single and Multiple
Basal Cell Carcinomas. (http://archderm.jamanetwork.com/, Diakes
tanggal 12 April 2015)7. James WD, Berger TG, Elston DM. Basal Cell
Carcinoma. In: Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology.
11th edition. Saunders Elsevier; 2008. P: 633-637. 8. Leboit, P.E.,
G. Burg, D. Weedon, A. Sarasin. 2006. WHO Classification of Tumours
Pathology and Genetics Skin Tumours. IARCPress, Lyon, France, hal.
13-19 9. Skin Cancer Foundation. 2013. Basal Cell Carcinoma
Treatment Options. (http://www.skincancer.org, Diakses 12 April
2015)10. Weedon, D. 2010. Weedons Skin Pathology 3rd ed. Churchill
Livingstone Elsevier, China, hal. 682-691
9