UKL – UPL SPPBE BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kegiatan usaha perdagangan khusus Bahan Bakar Gas dan Jasa Pengisian/Pembotolan/Angkutan Gas serta Kegiatan Pengecatan Tabung ELPIJI (LPG) mempunyai potensi menimbulkan dampak bagi lingkunga dan sekitarnya, baik dampak negatif maupun dampak positif. Dalam proses pengerjaan kegiatan sampai operasional produksi perlu dilakukan rencana langkah pengelolaan lingkungan secara tepat dan efisien dengan tujuan agar potensi dampak negatif yang ada dapat dikelola dan dihilangkan. Sedang dampak positif yang ada dapat dikelola untuk menjadi lebih optimal. 2. DASAR HUKUM Sesuai dengan PERMEN No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi tidak wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan cukup hanya dilengkapi dengan UKL – UPL. Untuk hal tersebut kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bulk
Penjelasan tentang perlunya UKL UPL pada sebuah SPPBE
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UKL – UPL SPPBE
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan usaha perdagangan khusus Bahan Bakar Gas dan Jasa
Pengisian/Pembotolan/Angkutan Gas serta Kegiatan Pengecatan Tabung ELPIJI (LPG)
mempunyai potensi menimbulkan dampak bagi lingkunga dan sekitarnya, baik dampak
negatif maupun dampak positif. Dalam proses pengerjaan kegiatan sampai operasional
produksi perlu dilakukan rencana langkah pengelolaan lingkungan secara tepat dan
efisien dengan tujuan agar potensi dampak negatif yang ada dapat dikelola dan
dihilangkan. Sedang dampak positif yang ada dapat dikelola untuk menjadi lebih optimal.
2. DASAR HUKUM
Sesuai dengan PERMEN No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian
dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi tidak
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan cukup hanya dilengkapi dengan UKL –
UPL. Untuk hal tersebut kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian
Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi sesuai dengan peraturan
yang berlaku harus melengkapi dokumen UKL – UPL sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Sebagai tahap awal sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
86 Tahun 2002 tentang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, maka akan dilakukan penyusunan UKL – UPL.
1. Undang-undang.
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 5/1990 tentang Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistem.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan.
3. Undang – undang RI Nomor 07/2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah
dirubah dengan Undang – undang RI Nomor 12/2008.
4. Undang – undang RI Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang.
5. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Pemerintah.
1. Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
2. Peraturan Pemerintah No. 41/1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Peraturan Presiden
1. Peraturan Presiden Nomor 36/2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 65/2006 tentang Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
4. Peraturan Menteri/ Kepala Badan.
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 718/MENKES/PER/XII/1987 tentang
Kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/LH/11/1996 tentang
baku Mutu Kebisingan.
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup.
4. PERMEN LH Nomor. 11/2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan Yang Wajib di
lengkapi dengan dokumen AMDAL.
5. Permen LH Nomor 12/2007 tentang Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Dokumen Upaya Pemantauan Lingkungan.
6. Surat edaran Kepala BPPIP Nomor 287/BPPIP-SDWLH/VI/2000 tentang
Pelaksanaan Dokumen UKL dan UPL.
7. Surat Edaran Kepala BPPIP Nomor 428/BPPIP-SDWLH/IX/2000 tentang
Pelaksanaan Penilaian Dokumen UKL dan UPL.
1. IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : PT. SUMINAR MITRAGAS SELARAS
2. Alamat Perusahaan : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi
3. Penanggung Jawab : WHARI PRIHARTONO
4. Jabatan : DIREKTUR
5. Lokasi Usaha : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi
4. TATA LETAK KEGIATAN
PT. SUMINAR MITRAGA SELARAS terletak di Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang,
Kec. Ngawi, Kab, Ngawi dengan batas-batas kegiatan sebagai berikut :
Sebelah utara : Jalan Raya Ngawi – Solo
Sebelah timur : Tanah sawah milik Ny. Sri Hartati
Sebelah barat : Tanah sawah milik Ir. Budi Sulityono
Sebelah selatan : Tanah sawah milik Ny. Sriyantini Wiryaningsih
1. PERIJINAN YANG DIMILIKI
1. Tanda Daftar Perusahaan Terbatas (TDP)
2. Surat Bupati Ngawi Nomor : 503/369,404.209/2010 tanggal 26 Agustus 2010 tentang
Rekomendasi Pemanfaatan Ruang untuk Pendirian SPPBE di Desa Watualang
Kecamatan Ngawi.
6. TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL-UPL
1.6.1 Tujuan UKL-UPL
Tujuan upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan SPBE PT. Suminar
Mitragas Selaras antara lain :
1. mengidentifikasi kegiatan rencana pembangunan SPBE baik pada tahapan pra-
konstruksi, konstruksi hingga operasional, terutama yang memiliki potensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
2. mengidentifikasi komponen di lokasi kegiatan dan sekitarnya yang
diperkirakan akan terkena dampak.
3. mengevaluasi dampak lingkungan hidup sebagai akibat adanya kegiatan
pembangunan SPBE.
4. merumuskan saran dan tinda lanjut upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di lokasi dan sekitarnya.
1.6.2 Kegunaan UKL-UPL
Kegunaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras ini adalah :
1. Bagi Pemrakarsa
1. sebagai pedoman atau acuan pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan, serta untuk memenuhi persyaratan perizinan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pedoman bagi pemrakarsa untuk mengembangkan dampak positif dan
mengendalikan dampak negatif dari kegiatan rencana pembangunan SPBE.
3. Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang
akan datang dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat
adanya kegiatan pembangunan SPBE.
4. Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
sebagaimana tersebut dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
5. Sebagai implementasi pembangunan berwawasan lingkungan.
2. Bagi Pemerintah
1. sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan
di sekitar kegiatan pembangunan SPBE, termasuk tindak pengawasan terhadap
pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh Pemrakarsa.
2. Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya
dalam hal pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan dalam kaitanya
dengan kegiatan pembangunan SPBE.
3. Bagi Masyarakat
1. memberi informasi kepada masyarakat mengenai adanya kegiatan
pembangunan SPBE di lingkungan sekitarnya sehingga dapat memanfaatkan
dampak positif dan menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
2. Dengan adanya kualitas lingkungan yang dikelola dan dipantau, masyarakat
sekitar akan merasa nyaman di lingkungan tempat tinggalnya karena tidak
merasa terganggu dengan adanya kegiatan pembangunan SPBE.
3. Mengetahui kualitas lingkungan disekitarnya dan dapat mengetahui ketentuan-
ketentuan yang dapat dilaksanakan oelh pemrakarsa, khusunya dalam
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
4. Dapat digunakan untuk memahami tentang upaya pengelolaan yang dilakukan
oleh pemrakarsa sehingga dapat menentukan tindak peran sertany termasuk
pengawasanya.
5. Dengan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, masyarakat dapat mengambil
peran untuk berpartisipasi demi kelestarian lingkungan.
BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN
1. DATA UMUM
1. data pemrakarsa
a. Nama Perusahaan : PT SUMINAR MITRAGAS SELARAS
b. Penanggung Jawab : WHARI PRIHARTONO
c. Alamat Lokasi : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi
1.2. Nama Rencana Usaha : Pembangunan Stasiun pengisian Bulk Elpiji (SPBE)
/ kegiatan
1.3. Lokasi Rencana Usaha Kegiatan
Jalan : Jalan Raya Ngawi-Solo
Desa : Watualang
Kecamatan : Ngawi
Kabupaten : Ngawi
Propinsi : Jawa Timur
1.4. Status Lahan Rencana Usaha/Kegiatan
Status lahan yang digunakan untuk kegiatan rencana pembangunan SPBE adalah Hak
Guna Bangunan hal tersebut atas nama Ir. Budi Sulistyono
1.5. Rencana Sumber Pendanaan
Rencana sumber pendanaan usaha dan kegiatan berasal dari Non PMA-PMDN
2. DESKRIPSI RENCANA USAHA / KEGIATAN
1. Jenis Rencana Usaha / Kegiatan
Jenis kegiatan yang direncanakan adalah Pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji
khusus untuk tabung elpiji kapasitas 3 kg
2. Waktu Pelaksanaan Rencana Pembangunan SPBE.
Waktu pelaksanaan pekerjaan persiapan dan konstruksi direncanakan selama 4 bulan
yang akan dimulai dari bulam Januari 2011 dan akan diakhiri pada bulan April
sehingga direncanakan pada bulan Mei Operasi SPBE sudah dapat dilakukan.
3. Sekala Usaha dan kegiatan
1. luas tanah / lahan
rencana lahan yang dimanfaatkan adalah seluas 5.150 m Dari luas lahan tersebut
dimanfaatkan untuk pembangunan SBPE beserta bangunan pendukungnya seluas
1000m. Sedangkan sisanya Akan dimanfaatkan sebagai lahan terbuka untuk jalan
lingkungan paving blok, areal parkir, taman/;ansekap, SPAH dan saluran air hujan
(drainase).
2. Konsep Perencanaan Bentuk dan Arsitek Bangunan
Rencana pembangunan SPBE dan fasilitas pendukungnya dibangun mengikuti
peraturan/standar dari PT pertamina Pusat. PT Pertamina Pusat mengeluarkan
standar tersebut juga mengacu pada faktor keamanan, kenyamanan dan efisiensi
pemanfaatan lahan.
Kantor SPBE
4. Struktur Bangunan dan Bahan-bahan Instalasi Pendukung
Sedangkan bahan-bahan dari instalasi dan bangunan fasilitas penunjang SPBE ini
mengacu pada standar dari PT Pertamina antara lain :
1. Tangki timbun : A-516 70/ A-5517B
2. Pipa dan perlengkapan
- Pipa : A-106 B/ A-53 B, SMLS atau ERW
- Flange : A-105
- Fiting : A-234 WPB
- Copling : A-105
- Socket : A-105
- Unions : A-105
- Ball, Check Valve : A-216 WCB/A-105
- Gasket : Spiral Wound dengan non metalic filter
- Baut & mur : Baut A-193 B7, mur A-194 2 H
3. Pompa LPG : Cast Iron GG25
4. Kompresor LPG : Cast Iron GG25
5. Instrumentasi
- Pressure Safty Valve : A-216 WCB
- Pressure Gauge : SS 304 atau SS 316
- Level indicator : standar LPG
6. Bangunan Pengisian
- Pondasi : Batu kali
- Pondasi telapak : beton campuran 1:2:3
- Base plate & baut angkur : A-36 & HTB atau setara
Kebersihan dan estetika SPBE akan dikelola agar lingkungan SPBE tetap terjaga
kebersihannya. Sistem pengelolaan sampah direncanakan akan menerapkan pola
komunal langsung yaitu pengelolaan di dalam ruangan dilakukan dengan
pengumpulan sementara di dalam bin/wadah sampah dengan jumlah 7 yang akan
ditempatkan di tiap ruangan. Untuk pengelolaan di luar ruangan, akan
ditempatkan bin/wadah sampah 2 buah yaitu bak sampah kering dan hasah di titik
halaman yang strategis dan mudah dijangkau. Frekuensi pengumpulan sampah
dilakukan setiap 1 hari sekali. Seluruh sampah yang berasal dari dalam lantai
maupun dari luar lantai/halaman selanjutnya akan ditampung sementara di dalam
Tempat Penampungan Sampah Sementara{ TPS } yang ditempatkan di sebelah
depan SPBE.
Selanjutnya akan bekerjasama dengan warga sekitar
8. Kebutuhan Pasokan Energi
Rencana penggunaan energy listrik SPBE adalah menggunakan eneri listrik dari
untuk SPBE adalah menggunakan energi listrik yang bersumber dari PT. PLN
{Persero } dan Genset sebanyak 1 ( satu) unit. Untuk energy listrik dari PT.PLN
( Persero ) dengan kapasitas 82.5 KVA akan digunakan rutin setiap hari,
sedangkan Genset akan digunakan sebagai cadangan jika terjadi pemadaman
listrik dari PT. PLN ( Persero ).
Jenis Energi Kapasitas terpasang
Pemakaian per bulan Sumber
Listrik 250 A
Genset 125 A
9. Sistem Penanggulahgan Bahaya Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran yang akan digunakan menggunakan 2 metode
yaitu dengan hidran kebakaran dan juga tabung pemadam kebakaran. Hidran
kebakaran digunakan untuk memadamkan api dengan menggunakan air yang
dipompakan sehingga mempunyai tekanan yang kuat dan jumlah air yang
disiramkan banyak. Biasanya hidran kebakaran ini digunakan untuk memadamkan
kebakaran yang besar.Sedangkan untuk penyediaan tabung pemadam
kebakaranukuran besar sebanyak 4 buah dengan kapasitas 68 kg dan 9 buah
dengan kapasitas 9 kg yang akan ditempatkan di setiap bangunan. Selain dengan
penyediaan alat pemadam kebakaran, SPBE akan dilengkapi dengan sensor
kebocoran gas yang dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Sensor ini akan dipasang di tiap ruang. Selain itu disediakannya ruang tunggu bagi
sopir tangki pengangkut tabung-tabung gas, ketika menunggu peengisian tabung-
tabung gas elpiji yang mereka angkut dapat mengurangi resiko terjadinya
kebakaran.
Pemadam kebakaran
Tanki dan alat pemadam kebakaran yang terpasang pada kendaraan:
Kapasitas Tanki Jumlah
( Unit)
Alat Pemadam Kebakaran
1 2 3
9 ton 1 3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg dan gas CO2 berat 3 kg
8 ton 1 3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg
dan gas CO2 berat 3 kg
12 ton 4 Masing-masing unit kendaraan skid tank
3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg dan gas CO2 berat 3 kg
15 ton 1 3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg dan gas CO2 berat 3 kg
Untuk menjaga keamanan lingkungan apabila terjadi kecelakaan kerja sarana yang tersedia (alat pemadam kebakaran) :
4 titik pompa hydrant yang dipasang dihalaman perusahaan
10 tabung CO2 berat pertabung 3 kg dipasang dihalaman dan didalam ruangan
12 tabung DCP berat per tabung 9 kg dipasang dihalaman dan didalam ruangan.
4 unit Alat pemadam kebakaran (APK) berat rata-rata 70 kg dengan troli.
10. Sistem Keamanan
Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan di lingkungan SPBE
tersebut, beberapa hal yang akan dilakukan yaitu dengan penjagaan pleh petugas
keamanan (satpam) sebanyak 9 orang dengan jam kerja dibagi dalam 3 shift,
pembuatan pintu gerbang utama yang dilengkapi dengan pos jaga, pintu akses dan
dilengkapi dengan penjaga gerbang, selain itu juga akan dipasang CCTV di setiap
ruang maupun tempat-tempat penting yang melibatkan karyawan sehingga
mempermudah pengawasan segala aktifitas operasional. Untuk pengamanan
kebakaran maupun kebocoran gas digunakan alat sensor baud an suhu yang dapat
mendeteksi keocoran gas, sistem kerjanya alat tersebut apabila sensor mendeteksi
adanya sinyal/bau yang diset oleh alat sensor tersebut maka control sirine dan
lampu control akan berbunyi/menyala.
2.3 URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Uraian kegiatan pembangunan SPBE oleh PT. Suminar Mitragas Selaras, secara ringkas dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.
Uraian secaa inci tentang kegiatan-kegiatan di atas akan dijelaskan pada uraian berikut
ini:
2.3.1 Tahap para Konstruksi adalah tahapan sebelum dimulainya kegiatan
pembangunan. Lahan untuk rencana kegiatan pembangunan SPBE terletak di
Desa Watualang, Kabupaten Ngawi. Pada tahap pra konstruksi ini kegiatan yan
dilakukan antara lain:
a. Pembebasan dan Pengukuran Ulang Lahan
Merupakan kegiatan pembelian tanah/pembebasan tanah terhadap pemilik
tanah yang akan digunakan sebagai lahan pembangunan SPBE,luas lahan yang
dibebaskan seluas 5.150 m. Pada saat pembebasab tanah ini pemrakarsa
memberikan harga yang sesuai dan disepakati oleh pemilik lahan. Pengukuran
ulang lahan dilakukan untuk mengetahui batas-batas lahan dan luasan
lahan ,sehingga dalam perencanaan Pembangunan SPBE dapat menyesuaikan
dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah yang berlaku.
b. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan Sosialisali ini dilakukan sebagai pemberian informasi kepada
masyarakat sekitar sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan
pembangunan SPBE oleh PT. Suminar Mitragas Selaras terkait kegiatan
pembangunan SPBE dan operasionalnya. Dalam kegiatan ini didapatkan
kesepakatan antara pemrakarsa dengan masyarakat sekitar lokasi rencana
pembangunan SPBE, selanjutnya dituangkan dalam notulensi hasil sosilaisasi
yang diketahui oleh Pemerintah Kecamatan Ngawi serta Pemerintah Desa
Watualang. Sedangkan sosialisai ini telah dilaksanakan dan menghasilkan
beberapa keputusan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaiti PT.
Pemrakarsa (PT. Suminar Mitragas Selaras) dan masyarakat sekitarnya
khususnya Desa Watualang. ( Berita Acara Sosialisasi Terlampir).
2.3.2 Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahapan dimana kegiatan pembangunan SPBE
dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung pada tahapan ini antara
lain:
1. Perekrutan Tenaga Kerja Konstruksi
M
Tukang cat
Tukang batu
Tukang kayu
Tenaga pembantu
Sopir
penjaga
erupakan kegiatan perekrutan karyawan/tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi.Perekrutan tenaga kerja konstruksi yang memerlukan syarat keahlian khusus langsung ditangani oleh tenaga ahli dari pemrakarsa. Sedangkan untuk tenaga kerja kasar sebagian besar diusahakan direkrut dari masyarakat ataupun yang berasal dari daerah Ngawi. Selain itu tenaga yang sifatnya temporer banyak dilibatkan dari padukuhan setempat. Jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi ,meliputi:
Site manager
Pelaksana
Logistik
Mandor
Tukang besi
Jumlah total tenaga kerja konstruksi yang direkrut sebanyak± 60 oang,dimana
saat pelaksanaan konstruksi seluruh pekerja tidak bermalam di lokasi
pembangunan, tetapi pulang ke rumah masing-masing jika pekerjaan telah uasi
Hanya beberapa tenaga keamanan dari penduduk setempat yang bermalam
untuk menjaga lingkungan dan bahan-bahan material yang disimpan di lokasi
pembangunan.
2. Penyiapan Tanah Dasar
Yaitu penyiapan tanah untuk kegiatan SPBE,dari lahan yang tadinya berupa
persawahan dikeringkan dan diurug sehingga rata dengan permukaan jalan di
depan lokasi kegiatan.
3. Pengangkutan Bahan Material dan Peralatan Kerja
Mobilisasi alat-alat ke lokasi proyek dilakukan untuk mendukung pencapaian
kegiatan sesuai dengan target kerja. Kegiatan ini akan dilakukan mobilisasi
beberapa alat vital seperti:
- Pekerjaan galian: Excavator
- Pekerjaan pengecoran(pondasi,kolom,balok,plat): mixer truck dan concrete
pump.
- Pekerjaan erection baja/balok perancah: crane kap 20 t.
Dalam kegiatan tersebut maka akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Untuk mobilisasi alat-alat berat akan mempertimbangkan geometric simpang
yang menuju ke lokasi SPBE, pemilihan jenis kendaraannya supaya tidak
menyulitkan dalam manuvernya.
- Untuk mobilisasi alat-alat berat akan memperhatikan kondisi jalanmasuk ke
lokasi yang menuju Ke lokasi SPBE baik dari dimensi dan tonase kendaraan.
4. Pembangunan Konstruksi
Pembangunan Konstruksi yaitu pekerjaan pembangunan gedung SPBE dan
fasilitasnya sarana prasarana meliputi: bangunan pengisian, rumah pompa,
rumah genset, lansekap, areal parker kendaraan, urinoir, westafel, SPAL,
SPAH dan saluran drainase, septictank, TPS dsb. Pembangunan fisik tersebut
terbagi atas 2 pekerjaan yaitu pekerjaan struktur bawah dan struktur atas.
Pekerjaan struktur bawah meliputi: galian tanh untuk pondasi bangunan,
pembangunan SPAL, SPAH dan drainase dls. Sementara itu pekerjaan struktur
atas meliputi: pemasangan rangka dan penutup atap, pekerjaan beton
bertulang, pasangan bata dan plesteran serta pembangunan pagar untuk
keamanan lingkungan SPBE.
2.3..3. Tahap Operasional
Tahap operasional dalm hal ini merupakan operasional SPBE. Kegiatan saat
operasioanl meliputi:
1. Operasional Bangunan dan Fasilitas SPBE.
Merupakan pengoprasian area SPBE dimana lahan yang sebelumnya
berupa area persawahan berubah menjadi area pengisian bulk elpiji beserta
fasilitasnya.
2. Perekrutan Tenaga Kerja Operasi
Penerimaan tenaga kerja akan dilakukan dengan memperhatikan
masyarakat di lingkungan Desa Watualang dan sekitarnya dengan
memperhatikan keahlian yang diharapkan sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ada. Keahlian yang dibutuhan pada operasional gudang SPBE ini
misalnya tenaga untuk pengisian elpiji, tenaga pemeliharaan peralatan,
tenaga administrasi. Prosedur, proses penerimaan,dan persyaratan tenaga
kerja operasi dijelaskan secara transparan sehingga tidak menimbulkan
prasangka buruk dan berjalan dengan obyektif. Jika proses penerimaan
membutuhkan tes,maka proses yang ditempuh sesuai dengan prosedur
yang berlaku. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan, sesuai dengan
standar upah yang berlaku atau diperhitungkan terhadap keahlian dan
resiko yang diterima. Dalam Konteks tersebut perlakuan terhadap tenaga
kerja berpedoman pada aturan yang berlaku. Nmaun semaksimal mungkin
beberapa kualifikasi tenaga yang dibutuhkan diprioritaskan dari tenaga
kerja setempat sehingga akan menghindari kecemburuan social dan
dampak-dampak negative yang dapat ditimbulkan. Tenaga kerja yanga
dibutuhkan dan untuk selanjutnya menyesuaikan perkembangan dan
kapasitas produksi SPBE.
Adapun klasifikasi pendidikan dari masing-masing karyawan dapat dilihat
pad table berikut:
Jabatan Pendidikan Jumlah (orang)
Direksi
General meneger
Strata 1
SMA
1
1
Bagian operasional
-sie pengisian
-sie perawatan mesin
-Sie logistic
-Kendaraan
-Pengangkutan /sopir
-
SMA
SMK,SMP
D3
SMK
SMA,SMP,SD
43
3
1
2
15
Bagian penjualan
-Adm penjualan
SMA,SMEA 2
Bagian adm dan keuangan
-Kasir
Adm dan keuangan
SMEA
S1,SMA,SMEA
1
5
-sie personalia
-sekuriti/satpam
SMK
SMA,SMP,SD
1
10
3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi SPBE ini ber operasi selama 8 jam namun juga ada
penjagaan selam 24 jam. Kapasitas produksi yaitu 12000 kg /hari dan produk
yang dihasilkan 11.700 kg/hari. Proses pengisian gas sudah dijelaskan pada
uraian di sebelumnya,sehingga untuk proses pengisian elpiji mengikuti
prosedur sesuai standarisasi dari PT. Prtamina.
Jenis dan kapasitas Produksi
Jenis ProduksiKapasitas Produksi Sifat
ProduksiJenis Alat AngkutIjin Riil
LPG 1oo ton/hari 100 ton/hari Gas Truk tanki
Pengisian botol
12 Kg Gas Truk
50 Kg Gas Truk
6 Kg Gas Truk
3 Kg Gas Truk
Pengisian Skid Tank
4 4 Gas Truk
Jumlah bahan baku dan penolong
Jenis Kapasitas Bentuk fisik
Sifat bahan Asal bahan Cara penyimpanan
Neraca bahan % sisa
Bahan baku LPG
100 ton/hari
Gas Mudah terbakar, tidak berwarna,tidak
Surabaya Ditimbun dalam tanki penimbunan
-
berwarna
Bahan penolong
- - - - - -
4. Mobilisasi truk pengangkut tabung dab penataan parker.
Karena SPBE merupakan tempat pengisian bulk elpiji, maka akan terjadi
mobilisasi truk pengangkut tabung yang keluar masuk. Sedangkan untuk
parker kendaraan bermotor roda empat dan roda dua disediakan di bagian
depan. Untuk tempat bongkar muat tabung gas berada disebelah dalam lokasi
SPBE. Upaya pengaturan kendaraan akan dilakukan semaksimal mungkin
agar dapat mencukupi kebutuhan parkir bagi para karyawan dan pembeli
(sopir truk angkut) .Areal parkir yang tersedia akan dipisahkan antara
kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga upaya tersebut dapat
meminimalisasi terjadinya bangkitan parkir yang tersedia maka akan dapat