Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara ----------------------------- UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI KABUPATEN BUTON UTARA 2015 BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP A. Identifikasi Dampak yang Ditimbulkan Dampak lingkungan yang akan terjadi dengan adanya kegiatan pembangunan Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, ditetapkan melalui proses pelingkupan (scoping), dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar lokasi kegiatan. Proses penetapannya diawali dengan melakukan identifikasi komponen lingkungan dan rencana kegiatan guna memperoleh dampak potensial yang muncul, dampak inilah yang akan dikelola dan dipantau perkembangannya. Secara umum, pelingkupan dampak pada semua kegiatan yang dilakukan, digunakan metode matriks (Tabel 3.4) Dengan memperhatikan dampak yang ditimbulkan apakah primer, sekunder atau tersier, maka digunakan dengan metode bagan alir (Gambar 3.1) Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilakukan pengelolaan dengan menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan pengelolaan seperti : pendekatan teknologi, pendekatan sosial 17
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
BAB IIIDAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTAUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
A. Identifikasi Dampak yang Ditimbulkan
Dampak lingkungan yang akan terjadi dengan adanya kegiatan
pembangunan Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa
Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, ditetapkan melalui
proses pelingkupan (scoping), dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan sekitar lokasi kegiatan. Proses penetapannya diawali dengan
melakukan identifikasi komponen lingkungan dan rencana kegiatan
guna memperoleh dampak potensial yang muncul, dampak inilah yang
akan dikelola dan dipantau perkembangannya.
Secara umum, pelingkupan dampak pada semua kegiatan yang
dilakukan, digunakan metode matriks (Tabel 3.4) Dengan
memperhatikan dampak yang ditimbulkan apakah primer, sekunder
atau tersier, maka digunakan dengan metode bagan alir (Gambar 3.1)
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Embung
Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilakukan pengelolaan dengan
menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan pengelolaan
seperti : pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi maupun
pendekatan institusional. pendekatan yang dimaksudkan diuraikan
sebagai berikut :
B. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.Pendekatan teknologi
Pendekatan teknologi sebagai salah satu alternatif pengelolaan
lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan dengan
menggunakan cara atau teknologi untuk mengelola dampak yang
17
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Lingkup teknologi yang
dipertimbangkan adalah teknologi yang tersedia baik, mudah
didapatkan, tidak memiliki nilai ekonomi dan operasional yang tinggi
tapi memiliki efektifitas pengelolaan yang maksimal.
2.Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi sebagai salah satu alternatif
pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan
dalam memanfaatkan instrumen sosial ekonomi, berupa interaksi
sosial dan ekonomi serta peran pemerintah. Dalam penyusunan
rencana pengelolaan lingkungan hidup, pendekatan sosial ekonomi
dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
akan terkena dampak serta peluang pengembangannya. Instrumen
pengelolaannya akan mempertimbangkan pendekatan ekonomi,
partisipasi, pendidikan, kesehatan, informasi dan penyelesaian
konflik.
3.Pendekatan institusional
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif
pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan
dengan melibatkan institusi kelembagaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Pendekatan ini digunakan dengan maksud
mempertimbangkan fungsi pelayanan kelembagaan formal maupun
informal. Prinsip penting yang dikembangkan dalam pendekatan ini
adalah keterpaduan dalam pengelolaan lingkungan hidup antara
unsur pemerintah, pemrakarsa, masyarakat dan pihak lain yang
terkait.
C. Upaya Pemantauan Lingkungan
18
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Pemantauan akan dilakukan secara terus menerus dengan cara
mengamati komponen lingkungan bagi yang terkena dampak. Hasil
pemantauan akan dilakukan pelaporan secara berkala kepada instansi
terkait guna memberikan laporan kondisi lingkungan yang terkena
dampak akibat kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pemantauan selain
dilakukan oleh pihak pengelolah operasi dan pemeliharaan embung
lagundi juga akan dilakukan oleh instansi terkait sepeti Badan
Lingkungan Hidup serta beberapa instansi lainnya yang berkepentingan.
Komponen lingkungan yang akan dipantau adalah komponen
lingkungan yang mengalami tekanan akibat kegiatan yang dilakukan.
1. Lingkungan Geofisika-Kimia
a. Iklim
Lokasi operasional Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan
Kambowa Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara seperti
kepulauan Indonesia pada umumnya, pulau Sulawesi terletak pada
daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin Muzon. Sehingga
mempunyai musim-musim kering yang disebut kemarau dan musim-
musim basah yang disebut penghujan. Kedua musim ini berganti-ganti
berdasarkan kedudukan matahari terhadap khatulistiwa.
Tabel 3.1 Hasil rekapitulasi stasiun klimatologi Ngkari-Ngkari
19
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Sumber : Hasil running aplikasi program CropWat 8, SID Embung Lagundi
Suhu rata-rata 29,90C - 30,60C sedang curah hujan antara 2,61 - 4,04
mm/hari. berdasarkan data yang ada menunjukkan rerata bulanan hari
hujan adalah 3,25 mm. dengan perhitungan dari jumlah rerata bulan
basah dibagi jumlah rerata bulan kering, bila bulan basah/curah hujan
dalam satu bulan >100 mm dan bila kering dicurah hujan dalam satu
bulan <60 mm dengan demikian wilayah kajian (embung lagundi)
termasuk beriklim tropis dengan tropika basah (Sumber: Stasiun
Klimatologi Ngkari-ngkari (2011-2013).
b. Kualitas Udara
Gambaran umum tingkat kualitas udara di wilayah sekitar rencana
kegiatan pembangunan embung lagundi secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kondisi udara ambient seperti debu, kebisingan
dan polutan udara dan meskipun skalanya kecil diperkirakan akan
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan (wilayah tapak kegiatan dan
sekitarnya) sesuai parameter Baku Mutu PP No.41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran udara.
20
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tabel 3.2. Data Kualitas Udara di Sekitar Lokasi Embung Lagundi
No
Parameter Yang Diukur
Baku MutuHas
ilSatua
n01
Sulfur Dioksida (SOx)
9003,45
μg/Nm3
02
Nitrogen Dioksida(NOx)
4004,11
μg/Nm3
04
Partikel Debu 900,98
μg/Nm3
05
Kebisingan
Perum &Pemukiman = 55
dBIndustri = 70 dB
42,2
dB
Sumber : - Laporan Hasil Uji Kimia Lingkungan Lab Dinkes Prov. Sultra.- Titik Kordinat (S: 05005’18,4” E: 122057’58,7”)
Dari hasil pemantauan kualitas udara di lokasi pemantauan dapat
diketahui bahwa konsentrasi SOx yang ada berkisar 3,45 μg/Nm3
menunjukan bahwa konsentrasi SOx berada di bawah baku mutu yang
ditetapkan (900 μg/Nm3). Konsentrasi NO2 yang terpantau berkisar
4,11 μg/Nm3 juga masih berada di bawah baku mutu yang
dipersyaratkan 400 μg/Nm3. Demikian dengan konsentrasi partikel
debu 0,98 μg/Nm3 masih dibawah baku mutu yang disyaratkan 90
μg/Nm3 serta level kebisingan yang terpantau 42,2 dB dengan baku
mutu untuk Perum & Pemukiman 55 dB serta baku mutu untuk Industri
70 dB masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan.
c. Hidrologi
a. Kualitas Air Sungai Lagundi
Kualitas air sungai lagundi menunjukan bahwa umumnya parameter
fisika, kimia dan biologi air sungai masih berada dibawa baku mutu
yang diisyaratkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82
21
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tahun 2001 tetang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Tabel 3.3. Kualitas Air Sungai LagundiNo
Parameter Satuan HasilBaku Mutu
1 Suhu 0C 26,4Suhu Udara +30C
2 Total Disolved Solid (TDS) mg/L 250 1000
3 Total Suspendid Solid (TSS) mg/L 176 400
4 Minyak Lemak mg/L 1,2 1
5 pH (Derajat Keasaman) - 7,61 6-9
6 Nitrat (sebagai NO3) mg/L 1,20 20
7 Disolved Oxygen (DO) mg/L 3,05 3
8 Chemical Oxygen Demand mg/L 10 50
9 Biologycal Oxygen Demand mg/L 3,56 6
10 Phospat (PO4) mg/L 0,214 1
11 Arsen (As) mg/L 0,0096 0,05
12 Cadmium (Cd) mg/L 0,0044 0,01
13 Tembaga (Cu) mg/L 0,0034 0,02
14 Timbal (Pb) mg/L 0,0003 0,03
Sumber : - Laporan Hasil Uji Kimia Lingkungan Lab Dinkes Prov. Sultra.- Titik Kordinat (S: 05005’18,4” E: 122057’58,7”)
2. Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat
a. Demografi
Dengan adanya kegiatan pembangunan Embung Lagundi ini akan
menimbulkan dampak positif maupun negatif, dampak positif adalah
adanya lapangan kerja baru sebagai tenaga kerja untuk pembagunan
embung lagundi sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat
disekitar lokasi tapak kegiatan. Berdasarkan demografi penduduk
Kecamatan Kambowa dijelaskan sebagai berikut yaitu jumlah
penduduk laki-laki 412 Jiwa, perempuan 390 Jiwa dan kepadatan
penduduk terhadap luas wilayah Kecamatan Kambowa 39,30 km2
adalah 20 jiwa/km2 (Sumber : BPS Kecamatan Kambowa Dalam Angka
2014)
b. Sosial
22
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
1) Persepsi sosial masyarakat
Dari pengamatan lapangan dan informasi penduduk dalam hal
kebersamaan masyarakat, seperti pertemuan rutin, arisan,
pengajian, kerja bakti dan lain-lain di wilayah Desa Lagundi masih
berjalan baik.
2) Sikap dan persepsi masyarakat
Dengan adanya Embung Lagundi masyarakat sekitar lokasi
kegiatan menanggapi dengan positif, karena dengan adanya
pembangunan Embung Lagundi maka kebutuhan air bagi irigasi
persawahan terpenuhi dan secara tidak langsung memberikan
peluang usaha/kerja bagi masyarakat sekitar wilayah Desa Lagundi
pada khususnya dan Kecamatan Kambowa pada umumnya
c. Ekonomi
Dengan keberadaan Embung Lagundi secara tidak langsung dapat
memberikan peluang kerja, dan juga dapat memberikan tambahan
penghasilan dengan meningkatnya produksi pertanian.
d. Budaya
Adat Istiadat dan kebiasaan lainnya yakni diantaranya berupa gotong
royong dan kebersamaan masih terpelihara dan kebiasaan-kebiasaan
itu masih melekat pada masyarakat Desa Lagundi dan sekitarnya.
e. Kesehatan Masyarakat
1) Sanitasi lingkungan
Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi penduduk kondisi
sanitasi lingkungan di sekitar tapak kegiatan belum tertata dengan
baik utamanya jalan desa dan kondisi jalan kabupaten sudah
beraspal, pada musim penghujan jarang terjadi luapan limpasan air
hujan, karena kondisi saluran sebagian sudah tertata dan mengarah
ke saluran air dan selanjutnya ke sungai Lagundi. Untuk keperluan
MCK di tiap tiap keluarga sudah mempunyai sarana tersebut.
2) Sarana kesehatan
23
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Sarana kesehatan di sekitar tapak kegiatan tersedia dengan adanya
Puskesmas sehingga masyarahat dapat dengan mudah untuk
mendapatkan layanan kesehatan
3) Pola pencarian pengobatan
Bagi penduduk yang mempunyai penghasilan yang relatif cukup
maka pengobatan penyakit biasanya ketempat praktek dokter
spesialis atau ke dokter ataupun di rumah sakit karena memiliki
fasilitas yang lengkap, sedangkan bagi penduduk yang mempunyai
penghasilan relatif kecil mempunyai kebiasaan untuk mengobati
penyakitnya ke Puskesmas atau pengobatan alternatif tradisional.
24
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tabel 3.4. Matriks Dampak Lingkungan Pembangunan Embung Lagundi
Komponen Lingkungan
Komponen Kegiatan
Tahap Konstruksi
Fisik
-Kim
ia
Kualitas Udara - - - -Bising - - - -HidrologiKualitas Air - -Aksesibilitas - -Limbah Padat - -
Biologi Biota DaratBiota Perairan - -
+
Pendapatan + +Persepsi + + +Keresahan -
Tahap Prakonstruksi
Tahap Pasca Konstruksi
Pene
ntua
n Lo
kasi
dan
Tras
e Em
bung
Pem
beba
san
Tana
h
Mob
ilisas
i Ala
t Be
rat d
an
Mat
eria
l
Mob
ilisas
i Ten
aga
Kerja
Pem
buat
an /
peng
opra
sian
Base
cam
p
Pem
buat
an Ja
lan
Mas
uk /A
kses
Peke
rjaan
Gal
ian
Tana
h
Pem
buat
an
Tubu
h Em
bung
da
n Ba
ngun
an
Pele
ngka
p
Peng
opra
sian
Embu
ng
Pem
elih
araa
n Em
bung
Sose
kbud
&
Kesm
as
Kesempatan Kerja dan berusaha
24
TAHAP KONSTRUKSI
Mobilisasi Tenaga KerjaMobilisasi Alat Berat & Material Pembuatan Tubuh Embung dan Bangunan PelengkapPembuatan Jln Masuk
Kualitas Udara BisingAksesibilitas Limbah PadatKesempata Kerja dan Berusaha
Pendapatan Kesehatan MasyarakatPersepsi Masyarakat
Keresahan Masyarakat
A
B
C
D
Pemb / pengopr Base camp PekerjaanGalian Tanah
Persepsi Masyarakat
TAHAP PASCA KONSTRUKSITAHAP PRAKONSTRUKSI
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------