LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN EMBUNG TAMBABOYO KABUPATEN SLEMAN D.I.Y (Design of Tambakboyo Small Dam Sleman D.I.Y Area ) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata-1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Disusun Oleh : ALEXANDER NIM L2A004013 SYARIFUDDIN HARAHAB NIM L2A004119 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN EMBUNG TAMBABOYO KABUPATEN
SLEMAN D.I.Y
(Design of Tambakboyo Small Dam Sleman D.I.Y Area )
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata-1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
Disusun Oleh :
ALEXANDER NIM L2A004013
SYARIFUDDIN HARAHAB NIM L2A004119
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
HALAMAN PENGESAHAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN EMBUNG TAMBAKBOYO
KABUPATEN SLEMAN D.I.Y (Design of Tambakboyo Small Dam Sleman D.I.Y Area )
Disusun Oleh :
ALEXANDER NIM L2A004013
SYARIFUDDIN HARAHAB NIM L2A004119
Semarang, Januari 2009
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Ir. Hj. Sri Eko Wahyuni, MS Ir. Salamun, MS. NIP. 130 898 929 NIP.131 596 956
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Ir. Sri Sangkawati, MS. NIP. 130 872 030
Kata Pengantar
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman D.I.Y” dapat
terselesaikan.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh setiap mahasiswa dan merupakan tahap akhir dalam menyelesaikan
pendidikan tingkat sarjana program strata satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Sri Sangkawati, MS., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
2. Ibu Ir. Hj. Sri Eko Wahyuni, MS, selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Ir. Salamun, MT, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak Ir. M. Agung Wibowo, MM. M.Sc. Phd, selaku dosen wali (2153).
5. Bapak Priyo Nugroho. ST. M.Eng, selaku dosen wali (2157).
6. Seluruh Dosen Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
7. Seluruh staf administrasi Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
8. Orang tua dan keluarga tercinta atas do’a, dukungan, dan energi yang selalu
terus diberikan selama ini kepada penyusun.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Sipil UNDIP Angkatan 2004 yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya, semoga kita semua sukses di masa
depan.
Kata Pengantar
iv
10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
secara moral dan material dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir
ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi pembahasan, segi pengkajian maupun cara penyusunan, hal
tersebut karena keterbatasan kemampuan kami, maka dari itu kami harapkan pendapat,
saran dan kritik yang membangun demi penyusunan masa yang akan datang.
Akhir harapan kami, semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita
semua dan terutama bagi penyusun sendiri untuk pedoman dan bekal kami melakukan
tugas.
Semarang, Januari 2009
Penyusun
1. Alexander
L2A 004 013
2. Syarifuddin Harahab
L2A 004 119
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan umum ....................................................................... 1
1.2. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan ............................................ 2
1.4. Lokasi Perencanaan. ................................................................. 2
1.5. Ruang Lingkup Penulisan Tugas Akhir ................................... 3
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
297
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
c. Perhitungan Uplift Pressure Kondisi Muka Air Normal
Perhitungan uplift pressure mamakai rumus :
Dimana :
Px = Gaya angkat pada titik x (T/m2)
Hx = Tinggi titik yang ditinjau ke muka air atau tinggi energi di hulu pelimpah (m)
Lx = Jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x (m)
H = Beda tinggi energi (m)
L = Panjang total bidang kontak bangunan dan tanah bawah (m)
L dan Lx ditentukan menurut cara angka rembesan Lane dimana :
- Bidang horisontal memiliki daya tahan tehadap aliran (rembesan) 3 kali lebih
lemah dibandingkan dengan bidang vertikal.
- Bidang yang membentuk sudut 45 0 atau lebih terhadap bidang horisontal
dianggap vertikal.
LxPx Hx H
L
1L Lv H
3
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
298
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Tabel 5.38 Perhitungan rembesan dan tekanan air tanah kondisi muka air normal
Titik
Garis Lane
Panjang Rembesan L
HW
Hx
Px LV LH 1/3LH Lx
A 0 0,000 0,00 15,63 7 7,00 7,000 A-B 1 B 1,00 15,63 7 8,00 7,552 B-C 1 0,333 C 1,33 15,63 7 8,00 7,403 C-D 3,5 D 4,83 15,63 7 4,50 2,335 D-E 1 0,333 E 5,17 15,63 7 4,50 2,186 E-F 3,5 F 8,67 15,63 7 8,00 4,119 F-G 2 0,667 G 9,33 15,63 7 8,00 3,820 G-H 0,5 H 9,83 15,63 7 7,50 3,096 H-I 1,5 0,500 I 10,33 15,63 7 7,50 2,872 I-J 1,5 J 11,83 15,63 7 9,00 3,700 J-K 1,5 0,500 K 12,33 15,63 7 9,00 3,476 K-L 0,25 L 12,58 15,63 7 8,75 3,114 L-M 1 0,333 M 12,92 15,63 7 8,75 2,965 M-N 0,75 N 13,67 15,63 7 9,50 3,379 N-O 1,82 0,607 O 14,27 15,63 7 9,50 3,108 O-P 1,36 P 15,63 15,63 7 8,14 1,139
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
299
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Tabel 5.39 Pehitungan gaya uplift pressure kondisi muka air normal
Gaya
Uraian
V Jarak Momen (ton) (m) (ton,m)
U B-C 0,5 x (7,552 + 7,403) x 1 7,29 12,32 89,81 U C-D 0,5 x (7,403 + 2,335) x 1 4,87 11,32 55,13 U D-E 0,5 x (2,335 + 2,186) x 1 2,26 10,32 23,32 U E-F 0,5 x (2,186 + 4,119) x 2 6,31 8,61 54,33 U F-G 0,5 x (4,119 + 3,82) x 2 7,94 6,82 54,15 U G-J 0,5 x (3,096 + 2,872) x 1,5 4,48 5,07 22,71 U J-K 0,5 x (3,7 + 3,476) x 1,5 5,38 3,57 19,21 U K-N 0,5 x (3,114 + 2,965) x 1 3,04 2,32 7,05 U N-O 0,5 x (3,379 + 3,108) x 1,82 5,90 0,91 5,37
Jumlah 47,47 331,09
d. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis pada keadaan muka air normal. Tabel 5.40 Perhitungan gaya hidrostatis keadaan muka air normal
Gaya
Uraian
Gaya Horizontal Jarak Momen (ton) (m) (ton.m)
Wh1 0,5 x 7,552 x 8 30,210 4,17 125,976 Wh2 1 x 2,872 2,870 1 2,870 Wh3 0,5 x( 3,7- 2,872) x 1 0,410 0,83 0,340 Wh4 2,965 x 0,5 1,480 0,25 0,370 Wh5 0,5 x (3,379-2,965) x 0,5 0,100 0,17 0,017 Wh6 2,335 x 3,5 -8,170 3,11 -25,409 Wh7 0,5 x (7,403-2,335) x 3,5 -8,870 2,53 -22,441 Wh8 0,5 x 3,108 x 1,36 -2,110 0,45 -0,950
Jumlah 15,920 80,774
e. Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
Tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pa = γs . Ka.H – 2 .C Ka
Dimana :
Ka = tan2 (45º - Ф/2)
= tan2 (45º - 41,41/2)
= 0,204
Pa = 1,811x.0,204x2,5 – 2x0,2 204,0
= 0,743 ton
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
300
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Tekanan tanah pasif dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pp = γs.Kp.H + 2.C Kp
Dimana :
Kp = tan2 (45 + Ф/2)
= tan2 (45 + 41,41/2)
= 4,907
Pp = 1,811x4,907x1,36 + 2x0,2x 907,4
= 12,972 ton
Dimana :
Pa = tekanan tanah aktif
Pp = tekanan tanah pasif
Ф = sudut geser dalam = 41,41º
g = gravitasi bumi = 9,8 m/detik2
H = kedalaman tanah aktif dan pasif (m)
γs = berat jenis tanah jenuh air = 1,811 ton/m3
γw = berat jenis air = 1,0 ton/m3
Tabel 5.41 Perhitungan tekanan tanah
Gaya
Uraian
Gaya Horizontal Jarak Momen (ton) (m) (ton.m)
Pa 0,5 x 0,743 x 2,5 0,929 0,833 0,774 Pp 0,5 x 12,979 x 1,36 -8,826 0,453 -3,998
jumlah -7,897 -3,224
Tabel 5.42 Rekapitulasi gaya pada tubuh pelimpah keadaan normal
No Faktor Gaya Gaya (ton) Momen(ton.m) H V Mh Mv
1 Berat Konstruksi 102,19 819,65 2 Gaya Gempa -16,147 -66,35 3 Tekanan Uplift -47,470 -331,086 4 Gaya Hidrostatis -15,920 -80,774 5 Tekanan Tanah 7,897 3,224
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
301
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
5.14.2 Perhitungan Stabilitas untuk Kondisi Muka Air Normal
a. Stabilitas terhadap Guling
Untuk mengetahui nilai SF (faktor keamanan) bangunan spillway terhadap guling, maka
rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Dimana :
SF = Faktor keamanan
M.V = Jumlah momen vertikal (t.m)
M.H = Jumlah momen horisontal (t.m)
SF 897,143564,488
1,5
= 3,395 > 1,5 (Aman)
Dengan didapatkannya nilai SF = 3,395 maka bangunan spillway yang ada dinyatakan
aman terhadap bahaya guling.
b. Stabilitas terhadap Geser
Guna mengetahui stabilitas spillway terhadap bahaya geser, maka ditinjau dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
SF = Faktor keamanan
(V-U) = Jumlah gaya vertikal dikurangi gaya uplift pressure (t)
H = Jumlah gaya horisontal yang bekerja pada bangunan spillway (t)
SF 17,2472,54
1,5
= 2,264 > 1,5 (Aman)
Dari hasil perhitungan nilai SF = 2,264, dengan demikian bangunan spillway yang ada
dinyatakan aman terhadap bahaya geser.
M VSF 1,5
M H
V U
SF 1,5H
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
302
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
c. Stabilitas terhadap Piping
Guna mencegah pecahnya bagian hilir bangunan, harga keamanan terhadap erosi tanah
harus sekurang-kurangnya 2 (dua) (SF > 2).
Dengan menggunakan metode Lane yang disebut metode angka rembesan Lane, dapat
dihitung dengan rumus :
Dimana :
CL = Angka rembesan Lane
Lv = Jumlah panjang vertikal (m)
LH = Jumlah panjang horisontal (m)
H = Beda tinggi muka air (m)
233,27
27,336,123/1
HwLHLvCL --> aman (CL = 2)
Dari hasil perhitungan nilai CL = 2,333, dengan demikian bangunan spillway dinyatakan
aman terhadap bahaya piping.
d. Stabilitas terhadap Daya Dukung Tanah
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebarnya pondasi, berat
isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah (ultimate bearing
capacity) dihitung dengan rumus pondasi menerus sebagai berikut (terzaghi) :
NBNzNCaq subqcult
Dimana :
qult = daya dukung ultimate (t/m2)
C = kohesi (t/m2)
sub = berat isi tanah jenuh air (t/m3)
= berat per satuan volume tanah (t/m3)
, = faktor yang tak berdimensi dari bentuk tapak pondasi
z = kedalaman pondasi = 1 m
B = lebar pondasi = 12,82 m
13L V HC L L / H
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
303
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Dari hasil penyelidikan tanah pada lokasi embung, tanah dasar untuk lokasi pondasi adalah
sebagai berikut:
sat tanah = 1,811 gr/cm3
sub tanah = sat tanah - air
= 1,811 – 1
= 0,811
c = 0,2 ton/m2
= 41,41°
maka diperoleh harga – harga dari Tabel faktor daya dukung terzaghi (interpolasi) sebagai
berikut:
Nc = 117,3
Nq = 108,9
N = 159,5
, = bentuk tapak pondasi adalah jalur atau strip, = 1, dan = 0.5
c. Perhitungan Uplift Pressure Kondisi Muka Air Banjir
Perhitungan uplift pressure mamakai rumus :
Dimana :
Px = Gaya angkat pada titik x (T/m2)
Hx = Tinggi titik yang ditinjau ke muka air atau tinggi energi di hulu pelimpah (m)
Lx = Jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x (m)
H = Beda tinggi energi (m)
L = Panjang total bidang kontak bangunan dan tanah bawah (m)
LxPx Hx H
L
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
308
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
L dan Lx ditentukan menurut cara angka rembesan Lane dimana :
- Bidang horisontal memiliki daya tahan tehadap aliran (rembesan) 3 kali lebih
lemah dibandingkan dengan bidang vertikal.
- Bidang yang membentuk sudut 45 0 atau lebih terhadap bidang horisontal
dianggap vertikal.
Tabel 5.45 Perhitungan rembesan dan tekanan air tanah kondisi muka air banjir
Titik
Garis Lane
Panjang Rembesan L
HW
Hx
Px LV LH 1/3LH Lx
A 0 0,000 0,00 15,63 7,17 8,17 8,170 A-B 1 B 1,00 15,63 7,17 9,17 8,711 B-C 1 0,333 C 1,33 15,63 7,17 9,17 8,558 C-D 3,5 D 4,83 15,63 7,17 5,67 3,453 D-E 1 0,333 E 5,17 15,63 7,17 5,67 3,300 E-F 3,5 F 8,67 15,63 7,17 9,17 5,194 F-G 2 0,667 G 9,33 15,63 7,17 9,17 4,888 G-H 0,5 H 9,83 15,63 7,17 8,67 4,159 H-I 1,5 0,500 I 10,33 15,63 7,17 8,67 3,930 I-J 1,5 J 11,83 15,63 7,17 10,17 4,742 J-K 1,5 0,500 K 12,33 15,63 7,17 10,17 4,512 K-L 0,25 L 12,58 15,63 7,17 9,92 4,148 L-M 1 0,333 M 12,92 15,63 7,17 9,92 3,995 M-N 0,75 N 13,67 15,63 7,17 10,67 4,401 N-O 1,82 0,607 O 14,27 15,63 7,17 10,67 4,122 O-P 1,36 P 15,63 15,63 7,17 9,31 2,138
1L Lv H
3
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
309
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Tabel 5.46 Pehitungan gaya uplift pressure kondisi muka air banjir
Gaya
Uraian
V Jarak Momen (ton) (m) (ton,m)
U B-C 0,5 x (8,711+ 8,558) x 1 8,64 12,32 106,44 U C-D 0,5 x (8,558 + 3,453) x 1 6,01 11,32 68,03 U D-E 0,5 x (3,453 + 3,3) x 1 3,34 10,32 34,47 U E-F 0,5 x (3,3 + 5,194) x 2 8,45 8,61 72,75 U F-G 0,5 x (5,194 + 4,88) x 2 10,07 6,82 68,68 U G-J 0,5 x (4,159 + 3,93) x 1,5 6,07 5,07 30,77 U J-K 0,5 x (4,472 +4,512) x 1,5 6,74 3,57 24,06 U K-N 0,5 x (4,148+ 3,995) x 1 4,07 2,32 9,44 U N-O 0,5 x (4,401 + 4,112) x 1,82 7,75 0,91 7,05
Jumlah 61,14 421,71
d. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis dihitung pada keadaan banjir. Tabel 5.47 Perhitungan gaya hidrostatis
Gaya
Uraian
Gaya Horizontal Gaya Vertikal Jarak X Jarak Y Momen V Momen H (ton) (ton) (m) (m) (ton,m) (ton,m)
Wh1 0,5 x 8,711 x 9,17 39,940 4,560 182,126 Wh2 1 x 3,93 3,930 1,000 3,930 Wh3 0,5 x( 4,742- 3,93) x 1 0,406 0,830 0,337 Wh4 3,995 x 0,5 1,990 0,250 0,498 Wh5 0,5 x (4,401-3,995) x 0,5 0,100 0,170 0,017 Wh6 0,5 x 4,112 x 3,5 -7,190 1,170 -8,412 Wh7 0,5 x 3,21 x 2,14 x 1 3,440 1,070 3,681 Wh8 3,453 x 3,5 -12,090 3,25 -39,293 Wh9 0,5 x (8,558-3,453) x 3,5 -8,930 2,670 -23,843
Jumlah -21,020 3,440 3,681 115,360
e. Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
Tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pa = γs . Ka.H – 2 .C Ka
Dimana :
Ka = tan2 (45º - Ф/2)
= tan2 (45º - 41,41/2)
= 0,204
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
310
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Pa = 1,811x.0,204x2,5 – 2x0,2 204,0
= 0,743 ton
Tekanan tanah pasif dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pp = γs.Kp.H + 2.C Kp
Dimana :
Kp = tan2 (45 + Ф/2)
= tan2 (45 + 41,41/2)
= 4,907
Pp = 1,811x4,907x1,36 + 2x0,2x 907,4
= 12,972 ton
Dimana :
Pa = tekanan tanah aktif
Pp = tekanan tanah pasif
Ф = sudut geser dalam = 41,41º
g = gravitasi bumi = 9,8 m/detik2
H = kedalaman tanah aktif dan pasif (m)
γs = berat jenis tanah jenuh air = 1,811 ton/m3
γw = berat jenis air = 1,0 ton/m3
Tabel 5.48 Perhitungan tekanan tanah
Gaya
Uraian
Gaya Horizontal Jarak Momen (ton) (m) (ton,m)
Pa 0,5 x 0,743 x 2,5 0,929 0,833 0,774 Pp 0,5 x 12,979 x 1,36 -8,826 0,453 -3,998
jumlah -7,897 -3,224
Tabel 5.49 Rekapitulasi gaya-gaya yang bekerja pada tubuh pelimpah
No Faktor Gaya Gaya Momen H V Mh Mv
1 Berat Konstruksi 102,19 819,65 2 Gaya Gempa -16,147 -66,35 3 Tekanan Uplift -61,140 -421,710 4 Gaya Hidrostatis -21,020 3,440 -115,360 3,681 5 Tekanan Tanah 7,897 3,224
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
311
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
5.15.2 Perhitungan Stabilitas untuk Kondisi Muka Air Banjir
a. Stabilitas terhadap Guling
Untuk mengetahui nilai SF (faktor keamanan) bangunan spillway terhadap guling, maka
rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Dimana :
SF = Faktor keamanan
M.V = Jumlah momen vertikal (t.m)
M.H = Jumlah momen horisontal (t.m)
SF 483,178621,401
1,5
= 2,25 > 1,5 (Aman)
Dengan didapatkannya nilai SF = 2,25 maka bangunan spillway yang ada dinyatakan aman
terhadap bahaya guling.
b. Stabilitas terhadap Geser
Guna mengetahui stabilitas spillway terhadap bahaya geser, maka ditinjau dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
SF = Faktor keamanan
(V-U) = Jumlah gaya vertikal dikurangi gaya uplift pressure (t)
H = Jumlah gaya horisontal yang bekerja pada bangunan spillway (t)
SF 27,2949,44
1,5
= 1,52 > 1,5 (Aman)
Dari hasil perhitungan nilai SF = 1,52, dengan demikian bangunan spillway yang ada
dinyatakan aman terhadap bahaya geser.
M VSF 1,5
M H
V U
SF 1,5H
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
312
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
c. Stabilitas terhadap Piping
Guna mencegah pecahnya bagian hilir bangunan, harga keamanan terhadap erosi tanah
harus sekurang-kurangnya 2 (dua) (SF > 2).
Dengan menggunakan metode Lane yang disebut metode angka rembesan Lane, dapat
dihitung dengan rumus :
Dimana :
CL = Angka rembesan Lane
Lv = Jumlah panjang vertikal (m)
LH = Jumlah panjang horisontal (m)
H = Beda tinggi muka air (m)
18,217,7
27,336,123/1
HwLHLvCL --> aman (CL = 2)
Dari hasil perhitungan nilai CL = 2,18, dengan demikian bangunan spillway dinyatakan
aman terhadap bahaya piping.
d. Stabilitas terhadap Daya Dukung Tanah
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi, lebarnya pondasi, berat
isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari tanah. Daya dukung tanah (ultimate bearing
capacity) dihitung dengan rumus pondasi menerus sebagai berikut (terzaghi) :
NBNzNCaq subqcult
Dimana :
qult = daya dukung ultimate (t/m2)
C = kohesi (t/m2)
sub = berat isi tanah jenuh air (t/m3)
= berat per satuan volume tanah (t/m3)
, = faktor yang tak berdimensi dari bentuk tapak pondasi
z = kedalaman pondasi = 1 m
B = lebar pondasi = 12,82 m
13L V HC L L / H
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
313
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Dari hasil penyelidikan tanah pada lokasi embung, tanah dasar untuk lokasi pondasi adalah
sebagai berikut:
sat tanah = 1,811 gr/cm3
sub tanah = sat tanah - air
= 1,811 – 1
= 0,811
c = 0,2 ton/m2
= 41,41°
maka diperoleh harga – harga dari Tabel faktor daya dukung terzaghi (interpolasi) sebagai
berikut:
Nc = 117,3
Nq = 108,9
N = 159,5
, = bentuk tapak pondasi adalah jalur atau strip, = 1, dan = 0.5
Pintu berbentuk persegi ukuran 0,5m x 0,5m, maka :
Luas penampang yang melewati pintu :
A = 0,5m x 0,4m = 0,2m2
Debit dan kecepatan aliran yang melintasi pintu adalah :
Gambar 5.53 Skema pengaliran dalam penyalur kondisi pintu terbuka 80%
h = 0,4 m (bukaan pintu 80%)
Pipa ventilasi
D = 0,5 m
H Pintu
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
320
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Debit air pada saat pintu dibuka 80% (Qw)
hgCxAxQ .2
5,38,922,062,0 xxxxQ
m3/det
Kecepatan (V)
det/135,52,0
027,1 mAQV
Bilangan Froude (F)
834,18,08,92
135,52
xxxgxh
VF
Volume udara yang dibutuhkan :
det/176,0135,51834,104,0 385,0 mxQa
Luas penampang dan diameter pipa ventilasi (Aa)
20080,020176,0 m
VQ
Aa
aa
(kecepatan angin dalam pipa penyalur udara (Va) diambil sama dengan 20 m2/det)
Diameter pipa vacum :
mxAD a 106,0
14,30080,044
Dari perhitungan di atas, maka digunakan pipa hume berdiameter 20 cm.
5.17.2 Perhitungan Dimensi Pipa Pengambilan
Dimensi pipa pengambilan dihitung berdasarkan besarnya debit yang disediakan untuk
melayani kebutuhan air baku. Sistem distribusi air dari embung untuk keperluan air baku
penduduk dilakukan dengan sistem gravitasi, yang didesain sebagai pipa bertekanan. Hal
ini dimaksudkan agar kehilangan selama pendistribusian ke pemakai tidak secara menerus
(continue), tetapi sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Vtamp = 82.000 m3
Qkbthan = 0,949 m3/det
I pipa pengambilan = 0,13
C = 0,62
027,1Q
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
321
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Rumus yang digunakan adalah :
21
321 xIxR
nAxQ
oAR
xdO
2
41 xdxA
Perhitungan :
21
32
2 13,025,0015,01785,0949,0 xxdxxxd
67,2488,7949,0 xd
mmd 5,0461,0
5.17.3 Perhitungan Konstruksi Pintu Air
Konstruksi pintu umumnya terdiri dari sistem balok memanjang atau melintang dan pelat
baja (Bj 3700 dengan σ = 2400 Kg/cm2 dan σijin = 1600 Kg/cm2) yang diletakkan pada
sistem balok-balok tersebut. Tegangan pada balok-balok yang disebabkan oleh tekanan-
tekanan hidrostatis dapat dihitung dengan pembebanan yang merata sepanjang balok-balok
tersebut yang bertumpu pada kedua ujungnya. Sedangkan tegangan yang terjadi pada plat
baja yang merupakan bidang persegi panjang bertumpuan pada sekeliling tepinya, dapat
dihitung dengan rumus Bach sebagai berikut :
xPtbx
baaxKxf maks
2
22
2
21
58375,85,05,05,0
5,08,0212400
2
22
2
xt
xxx
25,099,1397
t
cmt 01337,099,1397
5,0
Dimana :
a,b = panjang sisi-sisi bidang persegi panjang (cm)
t = tebal lembaran baja (cm)
P = tekanan air
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
322
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
K = Koefisien yang bergantung dari kondisi tumpuan (dalam keadaan tumpuan
tetap K = 0,8)
f = tegangan (Kg/cm2)
Gambar 5.54 Gaya tekanan air yang terjadi pada pintu
Dari bentuk tekanan diatas maka didapat gaya sebesar :
airxxxF 5,05,075,325,321
9810875,0 xF
KNF 58375,8
Gambar 5.55 Skema tekanan hidrolis dari plat baja yang didukung oleh balok-balok cabang
vertikal.
balok melintang
0,5 m
0,5 m
3,75 x γ air
tekanan air Pintu
3,25 x γair
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
323
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI
Dari gambar 5.56 Momen maksimal yang terjadi pada balok melintang dengan bentuk
beban 2 segitiga. Dari bentuk beban trapesium ini didapat gaya merata sebesar :
mKNxxxq /073,158375,825,0125,0
Gambar 5.56 Pemodelan beban pada balok vertikal
2
81 xqxlM maks
25,0073,1
81 xx
KNm034,0
WxM maks
2400340
Wx
3142,0 cmWx
Dipakai pelat besi 50 x 10 dengan Wx = 0,833 cm3
beban q
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
324
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
BAB VI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )
6.1 Syarat-Syarat Umum dan Administrasi
6.1.1 Ketentuan dan Persyaratan Umum
Pasal 1
Umum
1.1 Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sleman dalam hal ini selanjutnya bertindak sebagai
Pendiri/Pemilik Bangunan (Owner/Bouwheer), mengundang pemborong yang
masuk dalam Daftar Rekanan Terseleksi untuk mengajukan penawaran dalam
Pekerjaan Pembangunan Embung Tambakboyo..
1.2 Sumber dana Pekerjaan Pembangunan Embung Tambakboyo. ini berasal dari
APBN murni.
1.3 Penawaran harus disiapkan dan diajukan sesuai petunjuk-petunjuk yang tercantum
dalam dokumen ini. Petunjuk ini kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari Dokumen Kontrak.
Pasal 2
Syarat – syarat Peserta Lelang
2.1 Mereka yang berhak mengikuti lelang adalah :
a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa.
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang/jasa.
c. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir,
dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat
Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir dan fotokopi Surat
Setoran Pajak (SSP) PPh.
d. Tidak pailit yang dinyatakan dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
325
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 3
Pemberian Penjelasan
3.1 Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Tempat :
d. Jam :
3.2 Apabila dianggap perlu diadakan rapat Pemberian Penjelasan lanjutan pada waktu
dan tempat yang akan ditetapkan pada rapat Pemberian Penjelasan yang pertama.
3.3 Dari hasil Pemberian Penjelasan dibuat “Berita Acara Penjelasan” yang juga
merupakan bagian dari Dokumen Kontrak Pemborong. Risalah penjelasan ini
ditandatangani oleh 2 (dua) orang wakil rekanan.
3.4 Risalah penjelasan ini dapat diambil pemborong yang berkepentingan pada :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Tempat :
d. Jam :
3.5 Bagi mereka yang tidak mengikuti atau menghadiri Rapat Penjelasan, tidak boleh
mengikuti atau memasukkan Penawaran.
Pasal 4
Jaminan Penawaran dan Pelaksanaan
4.1 Jaminan Penawaran untuk pelelangan ini adalah sebesar 1-3 % dari nilai kontrak,
berupa surat Jaminan Bank Pembangunan Daerah dan jangka waktu berlakunya
ditetapkan oleh panitia pelelangan.
4.2 Bagi Pemborong atau Kontraktor yang tidak memenangkan pelelangan ini, jaminan
lelang tersebut akan dikembalikan atau dapat diambil 6 (enam) hari setelah
pengumuman pemenang lelang.
4.3 Jaminan Penawaran menjadi milik Negara bila peserta mengundurkan diri setelah
memasukkan Surat Penawaran, atau mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai
Pemenang Lelang.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
326
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
4.4 Bagi yang memenangkan pelelangan ini, jaminan tersebut akan dikembalikan setelah
menggantinya dengan Jaminan Pelaksanaan yang besarnya 5 % dari nilai kontrak
dan berjangka waktu sampai penyelesaian pekerjaan.
4.5 Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan apabila pekerjaan sudah diserahkan yang
pertama kalinya dan diterima baik oleh Pimpinan Proyek (disertai Berita Acara
Penyerahan Pertama).
Pasal 5
Pelelangan
5.1 Pelelangan akan diadakan menurut Peraturan yang berlaku sesuai Keppres No.17
dan No. 80 Tahun 2003 serta perubahan-perubahan pada saat Rapat Penjelasan.
5.2 Yang tidak diperkenankan ikut sebagai peserta atau penjamin dalam Pelelangan ini
adalah :
a. Pegawai Negeri, Pegawai Badan Usaha Milik Negara atau Pegawai Hak Milik
Pemerintah.
b. Mereka yang dinyatakan pailit.
c. Mereka yang dalam keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya.
5.3 Pemasukan Surat Penawaran paling lambat pada :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Tempat :
d. Jam :
5.4 Pembukaan Surat Penawaran akan dilaksanakan pada :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Tempat :
d. Jam :
5.5 Wakil Pemborong yang mengikuti atau menghadiri pelelangan harus membawa surat
kuasa bermaterai Rp. 6.000,- dari Direktur Kontraktor dan bertanggung jawab
penuh.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
327
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
SURAT PENAWARANProyek Pekerjaan Pembangunan Bendung DanawarihKotamadia TegalJawa Tengah
Kepada :Yth. : Pimpinan Proyek PekerjaanPembangunan Bendung Danawarihdi Tegal
Pasal 6
Sampul Surat Penawaran
6.1 Sampul Surat Penawaran berukuran 25 x 40 cm, berwarna putih dan tidak tembus
baca.
6.2 Sampul Surat Penawaran yang berisi surat-surat Penawaran lengkap dengan
lampiran-lampirannya, supanya ditutup (dilem) dan diberi lak 5 (lima) tempat dan
tidak boleh diberi kode cap perusahaan atau kode lainnya.
6.3 Sampul Surat Penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan supaya ditulis
sesuai contoh (lihat contoh sampul Penawaran berikut ini).
Bagian Muka :
Bagian Belakang :
SURAT PENAWARAN Proyek Pekerjaan Pembangunan Embung Tambakboyo.
Kepada Yth : Pimpinan Proyek Pekerjaan Pembangunan Embung Tambakboyo.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
328
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 7
Sampul Penawaran Yang Tidak Sah
7.1 Sampul surat dibuat menyimpang atau tidak sesuai dengan syarat-syarat pada Pasal
5.
7.2 Sampul Surat Penawaran terdapat tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam Pasal 6.
7.3 Dicantumkan nomor surat keluar.
Pasal 8
Persyaratan Penawaran
8.1 Penawaran yang diminta adalah penawaran yang benar-benar lengkap menurut
gambar bestek, peraturan-peraturan yang telah ditentukan, serta Berita Acara Rapat
Penjelasan (Aanwijzing).
8.2 Surat Penawaran, Surat Pernyataan dan Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB)
supaya dibuat di atas kertas yang ada kopstok masing-masing perusahaan
(Kontraktor) dan harus ditandatangani oleh Direksi Pemborong yang bersangkutan
dan di bawah tanda tangan disebutkan nama lengkap.
8.3 Apabila Surat Penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri,
maka harus dilampiri :
a. Surat Kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan dan diberi materai Rp.
6.000,-.
b. Foto copy Akte Pendirian Badan Hukum.
8.4 Surat Penawaran dibuat rangkap 7 (tujuh) lengkap dengan lampiran dan Surat
Penawaran yang asli diberi materai Rp. 6.000,- dan materai diberi tanggal, terkena
tanda tangan si Penawar dan juga Cap Perusahaan.
8.5 Surat Penawaran termasuk lampiran-lampirannya dimasukkan ke dalam sampul
Surat Penawaran yang tertutup sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 13.
8.6 Lampiran-lampiran Surat Penawaran :
a. Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, volume, harga satuan
pekerjaan, jumlah harga, jumlah total harga dan keuntungan Pemborong
(Kontraktor).
b. Daftar harga satuan dan upah kerja serta daftar analisa satuan pekerjaan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
329
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
c. Rencana kerja (Time Schedule) dalam bentuk Bar Chart dan kurva “S” satu
lembar.
d. Daftar tenaga kerja.
e. Daftar peralatan yang dimiliki dan yang akan disewa.
f. Surat kualifikasi terbaru dan masih berlaku.
g. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6.000,-.
h. Foto copy NPWP yang masih berlaku.
i. Foto copy SIUJK yang masih berlaku.
j. Foto copy TDR bidang pekerjaan sipil yang masih berlaku.
k. Foto copy Surat Jaminan Penawaran atau Tender Garansi yang masih berlaku.
l. Foto copy akte pendirian perusahaan.
m. Foto copy anggota GAPENSI atau KADIN yang masih berlaku.
n. Foto copy PKP (Pengusaha Kena Pajak).
8.7 Bagi Pemborong (kontraktor) yang sudah memasukkan Surat Penawaran tidak dapat
mengundurkan diri dan apabila ditunjuk sebagai pemenang terikat untuk
melaksanakan pekerjaan dan menyelesaikannya sesuai dengan penawaran yang
diajukan.
8.8 Apabila pemborong (kontraktor) yang telah ditunjuk mengundurkan diri, maka
pekerjaan diberikan kepada pemenang kedua, apabila yang bersangkutan menerima
persyaratan yang sama dengan pemenang pertama.
8.9 Bagi peserta yang tidak mendapatkan pekerjaan, maka tender garansi dapat diambil
setelah ada pengumuman lelang.
Pasal 9
Surat Penawaran Yang Tidak Sah
9.1 Surat Penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup yang telah
ditentukan panitia.
9.2 Surat Penawaran, Surat Pernyataan dan Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB)
serta surat-surat lainnya yang tidak dibuat di atas kertas kop nama perusahaan yang
bersangkutan.
9.3 Surat Penawaran yang tidak ditandatangani oleh penawar.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
330
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
9.4 Surat Penawaran yang tidak bermaterai dan tidak diberi tanggal serta tidak terkena
tanda tangan oleh penawar atau tidak ada stampel perusahaan, dalam hal ini
kekurangan dapat dipenuhi pada saat pembukaan pelelangan.
9.5 Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sama dengan yang ditulis dengan
huruf.
9.6 Jumlah penawaran yang tertulis dengan angka maupun dengan huruf tidak jelas
besarnya (buram sama sekali dan tidak dapat dibaca).
9.7 Surat penawaran yang diajukan dalam syarat lain tidak sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
9.8 Syarat penawaran yang tidak terdapat pernyataan yang jelas bahwa penawaran
tunduk pada ketentuan-ketentuan yang termuat dalam pelelangan.
9.9 Terdapat salah satu lampiran surat penawaran yang tidak ditandatangani oleh
penawar dan tidak diberi stempel perusahaan kecuali foto copy.
9.10 Surat penawaran dari pemborong atau kontraktor yang tidak diundang.
9.11 Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 7 ayat 6.
Pasal 10
Pemasukan Penawaran
10.1 Pembukaan surat penawaran dilakukan oleh panitia pelelangan di hadapan para
peserta pelelangan pada waktu yang telah ditentukan panitia pelelangan.
10.2 Sebagai unsur pemeriksaan adalah 2 (dua) wakil dari peserta lelang yang
mendampingi panitia pelelangan dalam pemeriksaan surat penawaran yang masuk.
10.3 Keputusan yang sah dan tidaknya suatu penawaran berada di tangan panitia.
10.4 Atas pembukaan sampul dan penetapan sah atau tidaknya suatu penawaran, harga-
harga penawaran dan lain-lain peristiwa pada penyelenggaraan pelelangan dibuatkan
berita acara pembukaan surat penawaran pelelangan yang ditandatangani oleh
panitia pelelangan dan sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang wakil peserta.
10.5 Keputusan mengenai hasil pelelangan akan diberitahukan oleh panitia pelelangan
kepada masing-masing peserta lelang.
10.6 Pemberi tugas dan panitia lelang tetap berwenang untuk tidak memberikan alas an-
alasan berhasil atau tidaknya suatu penawaran.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
331
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
10.7 Penetapan pelelangan diputuskan oleh Kepala Bagian BAPPEDA Kabupaten
Sleman.
Pasal 11
Calon Pemenang
11.1 Panitia lelang menilai calon pemenang yang sah dan menetapkan 3 (tiga) calon
pemenang untuk diusulkan pada Pimpinan Proyek dalam menentukan pemenang
lelang.
11.2 Penilaian surat penawaran dilakukan berdasarkan :
a. Kriteria-kriteria seperti yang tercantum dalam Keppres. No. 17 dan No. 80
Tahun 2003.
b. Persyaratan teknis dan administrasi sesuai yang telah ditentukan.
c. Kesesuaian dengan rencana kerja dan syarat-syarat yang telah diberikan.
d. Kewajaran harga dan memperhatikan harga pasar.
e. Harga standar yang telah diberikan.
11.3 Pemilihan peserta lelang yang akan menjadi calon pemenang dilihat dari
kelengkapan persyaratan, perhitungan harga yang ditawarkan dapat
dipertanggungjawabkan dan penawaran tersebut adalah yang terendah di antara
penawaran yang memenuhi syarat.
11.4 Jika 2 (dua) peserta atau lebih mengajukan harga penawaran yang sama, maka
panitia memilih peserta yang menurut pertimbangan mempunyai kecakapan dan
kemampuan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan itu tidak
ada, maka pemilihan dilakukan dengan undian, hal ini dicatat dalam Berita Acara.
11.5 Calon pemenang harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah pembukaan Surat Penawaran.
Pasal 12
Pengumuman Pemenang
12.1 Penetapan pemenang lelang diputuskan oleh pejabat yang berwenang.
12.2 Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia lelang secara luas setelah penetapan
pemenang dari pejabat yang berwenang.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
332
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
12.3 Kepada rekanan yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan, diberikan
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada pejabat yang
bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari setelah pengumuman
atau penetapan pemenang dan sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan
prosedur pelelangan.
12.4 Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam
waktu 4 (empat) hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.
Pasal 13
Pembatalan Lelang 13.1 Lelang dibatalkan apabila:
a. Diantara rekanan yang diundang mengikuti Aanwijzing dan peserta yang
mengajukan surat penawaran yang sah ternyata kurang dari 3 (tiga).
b. Semua penawaran melampaui dana yang tersedia dan harga standar yang
berlaku.
c. Harga-harga yang ditawarkan oleh peserta lelang dianggap tidak wajar.
d. Apabila sanggahan yang diajukan oleh rekanan ternyata benar.
e. Berhubungan dengan berbagai hal yang tidak mungkin diadakan penetapan.
Pasal 14
Pemberian Pekerjaan
14.1 Pimpinan Proyek akan memberikan pekerjaan kepada pemborong atau kontraktor
yang penawarannya pantas, wajar dan bertanggung jawab dan menang dalam
pelelangan.
14.2 Surat Perintah Kerja (Gunning) akan diberikan kepada pemborong atau kontraktor
yang telah ditunjuk dalam waktu 6 (enam) hari setelah habisnya masa sanggahan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
333
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
6.1.2 Ketentuan dan Persyaratan Administrasi
Pasal 1
Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Perencanaan Embung Tambakboyo. Proyek ini berada di wilayah
Kabupaten Sleman.
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek ini adalah Perencanaan Embung
Tambakboyo. Lebih lanjut tentang pembangunan ini akan diuraikan dalam bagian syarat-
syarat teknis.
Pasal 3
Pemberi Tugas
Pemberi tugas dalam proyek ini adalah adalaha Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Sleman, yang kemudian disebut PIHAK KESATU.
Pasal 4
Perencana
4.1 Sebagai perencana dalam proyek ini adalah PT. iccon Mulya dengan alamat Jl.
Poncowolo Barat VII 504 C Semarang.
4.2 Perencana juga berkewajiban mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
struktur dan pelaksanaan kerja.
4.3 Tidak dibenarkan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan sebelum mendapat
ijin atau pengawasan dari Pimpinan Proyek.
Pasal 5
Pengawas Lapangan
Sebagai Pengawas Lapangan adalah petugas yang ditunjuk oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sleman yang akan ditentukan kemudian.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
334
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
5.1 Pengawas Lapangan tidak dibenarkan mengubah ketentuan-ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan sebelum mendapat ijin dari Pimpinan Proyek.
5.2 Apabila pengawas lapangan menjumpai kejanggalan dalam pelaksanaan atau bestek
supaya segera memberitahukan kepada Pimpinan Proyek.
5.3 Memberi petunjuk kepada Pelaksana mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan yang diberikan, agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar
dan baik.
5.4 Memeriksa, menerima atau menolak bahan-bahan bangunan yang dipergunakan,
apakah sesuai dengan syarat yang ditentukan.
Pasal 6
Pemborong/Kontraktor
6.1 Kontraktor adalah perusahaan yang ditunjuk sebagai pemenang lelang yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
6.2 Apabila kontraktor akan memulai pekerjaannya di lapangan sebelumnya supaya
memberitahukan terlebih dahulu kepada Pemimpin Proyek secara tertulis.
6.3 Untuk melaksanakan pekerjaan ini, maka pihak kontraktor harus menempatkan
seorang Kepala Pelaksana yang ahli dan cakap serta diberi kekuasaan penuh oleh
Direktur/Pimpinan perusahaan, agar dapat bertindak untuk dan atas namanya.
6.4 Kepala pelaksana harus berpengalaman dan memiliki anak buah yang terampil
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pasal 7
Rencana Kerja (Time Schedule)
7.1 Pemborong atau Kontraktor harus membuat Rencana Kerja pelaksanaan pekerjaan
yang disetujui Pimpinan Proyek selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan.
7.2 Pemborong atau Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja
dan syarat-syarat, gambar rencana beserta gambar-gambar penjelasannya yang telah
dibuat dan disepakati bersama.
7.3 Pemborong atau Kontraktor tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas terselesainya
pekerjaan tepat pada waktunya.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
335
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 8
Laporan Harian dan Mingguan
8.1 Pemborong diwajibkan membuat laporan Harian dan Mingguan, yang menunjukkan
prestasi kemajuan fisik pekerjaan kepada Pemberi Tugas, yang diketahui oleh
Direksi Lapangan dan Pengelola Proyek lainnya.
8.2 Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang telah dikerjakan, tidak termasuk
bahan-bahan bangunan di tempat pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang yang telah dilaksanakan oleh Pemborong atau Kontraktor.
8.3 Laporan tersebut memuat laporan penandatanganan bahan bangunan, penggunaan
mesin-mesin kerja, penggunaan alat-alat bantu kerja, pengerahan tenaga kerja,
laporan keadaan cuaca, dokumentasi proyek dan lain sebagainya.
8.4 Semua laporan tersebut dibuat sebenar-benarnya rangkap 6 (enam).
Pasal 9
Pengawasan
9.1 Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
yang akan ditunjuk oleh Pimpinan Proyek.
9.2 Pada setiap saat Konsultan Pangawas maupun petugas-petugasnya harus dapat
dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, setiap
bahan, pengelolaan maupun sumber-sumbernya.
9.3 Jika diperlukan pengawasan di luar jam-jam kerja, maka Pemborong atau Kontraktor
harus memberitahukan atau mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Konsultas Pengawas.
9.4 Permohonan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan
Pengawas 2 (dua) hari sebelumnya. Konsultan Pengawas dalam persetujuannya akan
memberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor yang bersangkutan dalam waktu
1 x 4 jam setelah surat permohonan tersebut.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
336
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 10
Jangka Waktu Pelaksanaan
10.1 Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini ditentukan atas kesepakatan antara Pemberi
Tugas dan Kontraktor.
10.2 Kesanggupan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan oleh peserta lelang harus
dicantumkan dalam Surat Penawaran dan dihitung dalam hari kalender.
10.3 Kecuali ketentuan lain, maka jangka waktu pelaksanaan dihitung dari tanggal yang
tersebut dalam Surat Pemenang atau Surat Perintah Kerja.
Pasal 11
Keamanan Tempat Pekerjaan
11.1 Sejak dimulainya pekerjaan hingga penyerahan tersebut Pemborong atau Kontraktor
harus benar-benar menjaga atau mematuhi peraturan-peraturan keamanan yang
berlaku guna mencegah hal-hal yang tidak diingankan seperti kecelakaan, pencurian
dan lain-lainnya.
11.2 Untuk menjaga keamanan lokasi pekerjaan dibuat pagar pembatas dengan pintu
yang kuat serta dibuat gardu penjagaan lengkap dengan petugas kemanannya.
11.3 Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan keperluan
pekerjaan, kontraktor harus teliti dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu dan menimbulkan kerusakan terhadap jalan-jalan yang sudah ada,
maupun prasaran-prasarana umum lainnya seperti jaringan listrik, air minum,
telepon dan lain-lainnya.
11.4 Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas apabila terjadi kerusakan yang
dikarenakan kelalaiannya dan mengganti ongkos perbaikan kepada instansi yang
bersangkutan.
11.5 Kontraktor harus melakukan segala usaha untuk mencegah pengotoran jalan umum
oleh kendaraan-kendaraan yang dipergunakan untuk pekerjaan.
11.6 Apabila terjadi kerusakan-kerusakan peralatan di lokasi pekerjaan yang disebabkan
kelalaian dalam pelaksanan, Kontraktor wajib memperbaiki dengan biaya sendiri.
11.7 Kontraktor harus mengurus penjagaan di luar jam kerja dalam lokasi pekerjaan
termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain sebagainya.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
337
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
11.8 Untuk keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan lampu-lampu pada
tempat-tempat tertentu serta ruang-ruang yang dipakai atas persetujuan Direksi.
11.9 Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat yang disimpan
dalam gudang dan halaman lokasi pekerjaan. Apabila terjadi kebakaran atau
pencurian, Kontraktor harus mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pelaksanaannya.
11.10 Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran, perusakan dan sabotase
di tempat pekerjaan.
11.11 Alat-alat pemadam kebakaran atau lainnya untuk keperluan yang sama harus ada di
tempat pekerjaan.
Pasal 12
Kebersihan dan Ketertiban
12.1 Selama berlangsungnya pembangunan, keadaan di sekitar lokasi kerja dan bagian
bangunan yang dikerjakan, harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan-bahan
bekas, tumpukan tanah dan lain-lainnya. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan
seluruh pekerjaan dihentikan sementara. Akibat dari hal-hal sehubungan dengan ini
seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12.2 Pemborong atau Kontraktor wajib membuat barak-barak bagi Pekerja, WC dan
urinoir khusus untuk Pekerja.
12.3 Penimbunan bahan yang ada di dalam gudang maupun yang berada di sekitar lokasi
kerja, harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan. Jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan dilakukan oleh
Pengelola Proyek maupun Konsultan Pengawas.
12.4 Para pekerja tidak diperkenankan keluar masuk proyek dengan bebas tanpa seijin
Pengawas.
12.5 Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas pada
waktu pelaksanaan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
338
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
13.1 Pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor maupun oleh Sub Kontraktor harus
memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku menurut Undang-
undang.
13.2 Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan Pekerja.
13.3 Apabila terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu
untuk menyelamatkan korban dengan segala biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pimpinan Proyek.
13.4 Kontraktor harus menyediakan obat-obatan atau PPPK yang memenuhi syarat yang
ditentukan di tempat pekerjaan dan setiap kali selesai dipergunakan harus segera
dilengkapi kembali.
13.5 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja seperti helm, sepatu,
sarung tangan dan sebagainya yang diperlukan untuk keselamatan kerja.
13.6 Kontraktor harus melakukan pencegahan kecelakaan kerja semaksimal mungkin
dengan papan-papan peringatan mengenai keselamatan kerja di lokasi pekerjaan.
Pasal 14
Pertanggungan Asuransi
14.1 Semua resiko yang diakibatkan oleh keadaan force majeur seperti kebakaran, gempa
bumi, banjir dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan kerugian pada pekerjaan
dan masih dalam pemesanan pemborong adalah menjadi resiko pemborong. Oleh
sebab itu sebaiknya pemborong menyusutkan resiko ini sampai sekecil mungkin
dengan jalan menutup pertanggungan (asuransi).
14.2 Dalam lingkungan pertanggungan asuransi harus tercakup kerugian yang
diakibatkan force majeur terhadap bagian-bagian pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Pemborong atau Kontraktor sendiri, yang diakibatkan oleh kelalaian
Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
14.3 Surat polisi tersebut harus mencantumkan nama Pemberi Tugas bersama dengan
kuitansi dan premi yang telah dibayar Pemborong dan harus diserahkan kepada
Pengelola Proyek.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
339
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
14.4 Kerusakan ataupun kerugian-kerugian akibat kejadian tersebut harus segera
diperbaiki dan dikembalikan dalam keadaan semula, sesuai dengan perbaikan ini,
uang asuransi yang telah diterima oleh Pengelola Proyek akan dibayarkan kepada
Kontraktor sebesar jumlah maksimum yang telah dibayarkan Perusahaan Asuransi
kepada Pemberi Tugas.
Pasal 15
Permulaan Pekerjaan
15.1 Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) minggu setelah Surat Perintah
Kerja dikeluarkan dari Pimpinan Proyek, pekerjaan harus segera dimulai.
15.2 Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada direksi, apabila memulai pekerjaan.
15.3 Apabila ketentuan di atas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan dinyatakan
hilang.
Pasal 16
Pembayaran
16.1 Berdasarkan Surat Edaran Nomor 07/SE/KPKN/2002 bulan April 2003 dan Surat
Edaran dari Departemen Keuangan R.I. cq. Direktur Jenderal Anggaran nomor SE-
48/A/2002 tanggal 21 April 2003, tentang pembayaran dapat dilakukan setelah pihak
rekanan menyerahkan jaminan yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank atau
lembaga keuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI sebesar nilai
angsuran tersebut, yang berhak mencairkan adalah Pemimpin Proyek untuk
keperluan pemeliharaan sebagaimana yang diatur dalam Surat Perjanjian Pemborong
RI.
16.2 Pembayaran uang muka akan diberikan pada pemborong sebesar 20 % dari nilai
perjanjian kontrak yang akan digunakan sebagai modal kerja untuk mobilisasi awal
dan demobilisasi dibayarkan sesudah Kontrak ditandatangani kedua belah pihak.
16.3 Pembayaran kembali uang muka akan diperhitungkan berangsur-angsur secara
merata pada tahap-tahap pembayaran dan berangsur-angsur berdasarkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan. Pembayaran tersebut diatur sebagai berikut :
a. Angsuran I (satu)
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
340
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Sebesar 20 % dari nilai kontrak dikurangi 20 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 25 % dan telah
dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.
b. Angsuran II (dua)
Sebesar 20 % dari nilai kontrak dikurangi 20 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 45 % dan telah
dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi
c. Angsuran III (tiga)
Sebesar 15 % dari nilai kontrak dikurangi 15 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 60 % dan telah
dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.
d. Angsuran IV (empat)
Sebesar 15 % dari nilai kontrak dikurangi 15 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 75 % dan telah
dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.
e. Angsuran V (lima)
Sebesar 15 % dari nilai kontrak dikurangi 15 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 90 % dan telah
dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.
f. Angsuran VI (enam)
Sebesar 10 % dari nilai kontrak dikurangi 15 % dari besarnya uang muka.
Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai prestasi 100 % dan
telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.
g. Angsuran VII (tujuh)
Sebesar 5 % dari nilai kontrak dibayarkan setelah masa pemeliharaan habis
jangka waktunya dan dilakukan penyerahan kedua disertai gambar As Built
Drawing yang telah disetujui Pengawas dan Direksi.
16.4 Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai Berita Acara Pemeriksaan
pekerjaan dilampiri daftar opname pekerjaan dan foto-foto atau dokumentasi proyek
dalam album.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
341
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 17
Penundaan Pembayaran
Pembayaran angsuran akan ditunda apabila pemborong melakukan kesalahan-kesalahan,
hasil pekerjaan Pemborong atau Kontraktor kurang memuaskan, kerusakan-kerusakan
tidak atau belum diperbaiki serta persyaratan administrasi belum dipenuhi.
Pasal 18
Perintah Pelaksanaan
18.1 Apabila terjadi ketidaksamaan antara peraturan ini dengan gambar bestek maka
digunakan gambar rencana yang lebih mengikat.
18.2 Kontraktor tidak diperbolehkan mengubah konstruksi yang telah ada kecuali
mendapat ijin Direksi.
18.3 Kekurangan-kekurangan dan ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam
bestek ini dibuat pengaturan tersendiri.
18.4 Bila Kontraktor tidak ada di tempat pekerjaan dimana Direksi akan memberikan
penjelasan-penjelasan atau petunjuk-petunjuknya maka petunjuk tersebut harus
diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk oleh
Kontraktor.
18.5 Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan-penjelasan tertulis secara
lengkap apabila Direksi memerlukan tentang tempat pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya.
18.6 Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat ijin dari Direksi.
18.7 Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar sehingga ada waktu yang
memungkinkan untuk mengadakan pemeriksaan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
342
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 19
Penyerahan Pekerjaan
19.1 Pekerjaan dapat diserahkan untuk pertama kalinya apabila pekerjaan telah selesai
100 % dan dapat diterima dengan baik oleh Pimpinan Proyek disertai dengan Berita
Acara dan dilampirkan Daftar Kemajuan Pekerjaan.
19.2 Pada penyerahan pertama pekerjaan ini, keadaan sekitarnya harus dalam keadaan
bersih.
19.3 Sewaktu diadakan penelitian dan pemeriksaan secara teknis dalam rangka
penyerahan pertama, maka surat pernyataan teknis diajukan kepada Pimpinan
Proyek.
19.4 Surat permohonan pernyataan teknis yang dikirimkan kepada Pimpinan Proyek
maupun tembusannya yang ditujukan kepada Pengelolaan Proyek harus sudah
dikirim selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum penyerahan yang pertama
berakhir.
Pasal 20
Perpanjangan Waktu Penyerahan
20.1 Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan pertama yang dilakukan kepada
Pimpinan Proyek harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sebelum batas waktu penyerahan yang pertama kali berakhir dan surat-surat tersebut
dilampiri :
a. Data lengkap
b. Time Schedule baru yang sudah direncanakan dengan matang. Surat
permohonan perpanjangan waktu penyerahan tanpa data lengkap tidak akan
dipertimbangkan.
20.2 Permohonan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan yang pertama kalinya dapat
diterima Pimpinan Proyek apabila :
a. Ada pekerjaan tambahan dan pengurangan yang tidak dapat dihindari setelah
atau sebelum kontrak ditandatangani kedua belah pihak.
b. Adanya Surat Perintah tertulis dari Pimpinan Proyek tentang pekerjaan
tambahan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
343
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
c. Adanya Surat Perintah tertulis dari Pimpinan Proyek tentang pekerjaan untuk
sementara waktu dihentikan.
d. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan, dimana
hal ini harus diperkuat dengan persetujuan Direksi Lapangan.
e. Adanya force majeur (bencana alam, gangguan keamanan dan sebagainya) di
lokasi pekerjaan, dimana hal ini harus dikukuhkan oleh Kepala Daerah
setempat.
Pasal 21
Masa Pemeliharaan
21.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
penyerahan pekerjaan.
21.2 Apabila dalam pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang sempurnanya
mutu bahan yang digunakan, maka pihak pemborong harus segera memperbaiki dan
menyempurnakan kembali setelah pihak Pemborong diperingatkan atau diberitahu
yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
Pasal 22
Pekerjaan Tambahan dan Kurang
22.1 Pemborong hanya dapat mengajukan pembayaran tambah, hanya untuk pekerjaan
tambah yang diperintahkan secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
22.2 Setelah pekerjaan tambah dikerjakan, pemborong supaya mengajukan pada
Pimpinan Proyek Daftar Rencana Anggaran Biaya, agar Pimpinan Proyek dapat
memperhitungkan apakah pekerjaan tambah tersebut dapat dibayar atau tidak.
22.3 Di dalam mengajukan daftar Rencana Anggaran Biaya pekerjaan ditambah 10 %
(sepuluh persen) keuntungan Pemborong dari Bowsoom dan pajak jasa sebesar 2,5
% dari jumlah Bowsoom dan keuntungan Pemborong.
22.4 Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah dan pengurangan menggunakan harga
satuan yang telah dimaksudkan ke dalam Penawaran atau Kontrak.
22.5 Bilamana harga satuan pekerjaan belum tercantum dalam Surat Penawaran yang
diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
344
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
22.6 Untuk dapat memudahkan penelitian, sewaktu-waktu diadakan pemeriksaan teknis
dalam rangka penyerahan pertama maka Surat Permohonan Pemeriksaan Teknis
yang diajukan oleh Kontraktor supaya dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100 %.
b. Satu album yang berisi foto proyek yang menyatakan hasil prestasi pekerjaan.
c. Foto berwarna ukuran 15 R sebanyak 5 (lima) buah berbingkai.
22.7 Surat Permohonan Pemeriksaan Teknis yang dikirim kepada Pimpinan Proyek harus
sudah dikirim selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas waktu penyerahan
yang pertama kali berakhir.
Pasal 23
Denda Keterlambatan Pekerjaan
Apabila jangka waktu penyelesaian yang telah disepakati di atas dilampaui maka pihak
pemborong dikenakan denda 1/1000 (satu perseribu) dari jumlah harga borongan untuk
setiap kali keterlambatan, setinggi-tingginya 5 % (lima persen) dari jumlah harga
borongan, kecuali jika keterlambatan pekerjaan disebabkan oleh force majeur.
Pasal 24
Pencabutan Pekerjaan
24.1 Sesuai dengan peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia,
Direksi atau Pimpinan Proyek berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari
tangan Pemborong apabila ternyata pihak Pemborong menyerahkan pada PIHAK
KETIGA, semata-mata hanya untuk mencari keuntungan dari pekerjaan tersebut.
24.2 Jika jangka waktu denda maksimum telah dilampaui, pekerjaan belum juga dapat
diselesaikan dan diserahkan, maka PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan biaya tetap dipikul oleh PIHAK KEDUA.
24.3 Apabila ternyata PIHAK KEDUA tidak mengindahkan tanggung jawab dan
kewajiban atas perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, maka PIHAK
KESATU dapat memberikan waktu yang mana PIHAK KEDUA sekali lagi diberi
kesempatan untuk dapat memenuhi kewajiban.
24.4 Jika PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang tercantum
dalam ayat-ayat di atas sewaktu melaksanakan pekerjaan selanjutnya mengulangi
lagi kesalahan atau kealpaan yang sama, maka PIHAK KESATU akan
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
345
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
melaksanakan sendiri pekerjaan tersebut atau menyerahkan pada pihak lain dengan
pembiayaan sepenuhnya dipikul oleh PIHAK KEDUA.
24.5 Pada pencabutan pekerjaan, PIHAK KEDUA hanya akan menerima pembayaran
sebatas pekerjaan yang telah diperiksa serta disetujui oleh Pimpinan Proyek,
sedangkan harga-harga bahan bangunan yang berada di tempat pekerjaan menjadi
resiko pihak kedua sendiri.
Pasal 25
Dokumentasi
25.1 Sebelum kegiatan dimulai, keadaan lapangan atau tempat dimana pekerjaan akan
dilaksanakan yang masih dalam keadaan fisik 0% (nol persen) atau dimana tanah
masih dalam keadaan seperti semula belum ada kegiatan atau bangunan.
Pengambilan gambar supaya dipilih pada tempat-tempat yang dianggap penting
menurut pertimbangan dan petunjuk Direksi Lapangan.
25.2 Pemborong diwajibkan membuat foto dokumentasi pada tahapan-tahapan fisik
mencapai ; 0 %, 50 % dan 100 %. Pengambilan gambar proyek agar diusahakan
pada tempat atau titik pemotretan yang tetap, sehingga nantinya akan tampak dan
diketahui dengan perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan yang
terjadi selama terselenggaranya proyek.
25.3 Pengambilan foto proyek yaitu 9 x 13 cm berwarna atau ukuran kartu pos.
Pemborong juga harus membuat dan menyerahkan foto proyek ukuran 10R untuk
keadaan proyek 0 % dan 100 %, masing-masing 2 (dua) buah.
25.4 Pengambilan foto proyek sekurang-kurangnya 4 (empat) buah titik, pada tempat atau
posisi yang berbeda.
25.5 Khusus untuk penyerahan pekerjaan pertama atau penyerahan pekerjaan yang telah
mencapai keadaan fisik 100 %, supaya dilampiri foto pemeriksaan oleh Badan
Pengawas Pembangunan pada Berita Acara Pengajuan Permohonan Pembayaran
Angsuran.
25.6 Semua foto dokumentasi proyek tersebut supaya dimasukkan ke dalam album
khusus.
25.7 Ukuran, warna dan bentuk album foto khusus tersebut ditentukan kemudian,
sehingga diperoleh keseragaman.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
346
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 26
Force Majeur
26.1 Yang dimaksud dengan force majeur adalah kejadian-kejadian bencana alam atau
musibah yang terjadi pada waktu peleksanaan seperti: huru-hara, perang, tanah
longsor, gempa bumi, banjir dan lain sebagainya, yang terjadi diluar kekuasaan
Pemborong, yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
26.2 Bila terjadi force majeur, maka pemborong diwajibkan membuat laporan kepada
Pimpinan Proyek dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 x 24 jam setelah
terjadinya force majeur.
26.3 Bila terjadi 7 (tujuh) hari sejak dikeluarkan surat Gubernur atau peraturan mengenai
force majeur ini, Pimpinan Proyek tidak atau belum menjawab pengajuan
pemborong, maka dianggap force majeur disetujui oleh Pimpinan Proyek.
26.4 Untuk pekerjaan permanen atau pekerjaan sementara atau bahan-bahan di daerah
kerja yang mengalami kehancuran atau kerusakan akibat force majeur, maka
pemborong berhak atas biaya perbaikan pekerjaan permanen atau pekerjaan
sementara yang telah selesai atau telah dibayar oleh Pimpinan Proyek dalam
sertifikat bulanan sesuai dengan perhitungan biaya kerusakan oleh Konsultan.
Pasal 27
Perselisihan 27.1 Segala perselisihan atau pertikaian antara Pemilik dan Direksi Pekerjaan dengan
Kontraktor, yang timbul dari atau sehubungan dengan Kontrak atau pelaksanaan
pekerjaan (baik selama berlangsungnya pekerjaan atau setelah penyelesaiannya baik
sebelum atau sesudah pemutusan, penelantaran, atau pelanggaran Kontrak) harus
diselesaikan secara munsyawarah untuk memperoleh mufakat.
27.2 Jika Pemilik atau Direksi Pekerjaan dan Kontraktor gagal mencapai kesepakatan
antar Direksi Pekerjaan dengan Kontraktor mengenai suatu hal yang berdasarkan
kontrak diharuskan adanya persetujuan Pemilik, maka perselisihan dapat
diselesaikan oleh Direksi Pekerjaan dengan tunduk pada ketentuan Pasal 2 Ayat (1)
yaitu mengenai tugas dan wewenang Direksi Pekerjaan, atau diselesaikan oleh
Pemilik yang harus memberikan keputusannya secara tertulis kepada Kontraktor
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
347
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
dalam waktu 15 hari sejak pengakhiran perundingan oleh Kontraktor kepada Pemilik
atau sebaliknya.
27.3 Jika pemilik memberikan keputusan tertulisnya kepada Kontraktor dan tidak ada
permintaan untuk arbitrasi yang disampaikan oleh Kontraktor selama 15 hari sejak
penerimaan keputusan tertulis tersebut, maka keputusan tersebut adalah terakhir dan
mengikat serta harus dengan segera diberlakukan oleh kedua belah pihak. Kontraktor
harus tetap melaksanakan pekerjaan dengan penuh kesungguhan tanpa
memperhatikan apakah Kontraktor meminta arbitrasi atau tidak.
27.4 Jika Pemilik tidak memberikan keputusan tertulisnya dalam jangka waktu 15 hari
sebagaimana ditentukan, atau jika Kontraktor tidak puas dengan keputusan tersebut,
maka dalam waktu 15 hari sejak penerimaan keputusan tersebut atau dalam jangka
waktu 30 hari sejak pengakhiran perundingan, jika tidak ada keputusan yang
dihasilkan, Kontraktor dapat menuntut agar perselisihan tersebut diajukan kepada
suatu Dewan Arbitrasi, untuk menyelesaikan perselisihan berdasarkan ketentuan
sebagai berikut :
a. Peraturan arbitrasi yang dianut, kecuali ditentukan lain dalam syarat khusus
Kontrak dalam Pasal 27.4 (a) adalah :
(i) Jumlah Arbiter 3 orang.
(ii) Masing-masing pihak memilih seorang Arbiter.
(iii) Kedua Arbiter memilih seorang Arbiter sebagai ketua.
(iv) Apabila kedua Arbiter gagal memilih ketua dalam waktu 30 hari sesudah
penunjukan Arbiter masing-masing pihak, maka penunjukan Arbiter
diserahkan kepada Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI).
b. Tempat arbitrasi adalah di Jakarta, kecuali apabila disepakati ditempat lain.
Pengeluaran untuk Arbiter yang diangkat oleh Kontraktor akan dibebankan
kepada Kontraktor, dan pengeluaran untuk Arbiter yang diangkat oleh Pemilik
akan dibebankan oleh Pemilik. Pengeluaran untuk Ketua Dewan Arbitrasi dan
pengeluaran lain akan ditanggung bersama oleh kedua pihak. Keputusan Dewan
Arbiter harus mengikat dan final bagi Pemilik dan Kontraktor. Kontraktor harus
memenuhi instruksi Direksi Pekerjaan dan tetap bekerja dengan kesungguhan
menurut cara yang diarahkan oleh Direksi Pekerjaan, kecuali hal-hal yang
dipersengketakan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
348
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
27.5 (1)Semua berita acara memberitahukan, atau perintah tertulis yang harus
diberikan kepada oleh Pemilik atau Direksi Pekerjaan kepada Kontraktor
berdasarkan ketentuan Kontrak, harus dikirim atau disampaikan ke kantor
Kontraktor yang tercantum dalam Surat Perjanjian atau alamat lainnya yang
ditunjuk oleh Kontraktor sesuai dengan Pasal 27.5 (3)
(2) Semua pemberitahuan yang harus disampaikan kepada Pemilik atau Direksi
Pekerjaan berdasarkan ketentuan Kontraktor yaitu harus dikirim atau diserahkan
pada alamat masing-masing yang ditunjuk untuk maksud tersebut dalam Surat
Perjanjian (Kontrak) atau alamat lain yang ditunjuk untuk maksud tersebut sesuai
Pasal 27.5 (3).
(3) Masing-masing pihak boleh mengubah alamat tersebut dalam Surat Perjanjian
(Kontrak) dengan alamat lain dan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu oleh
pihak lain.
27.6 Apabila perselisihan terpaksa harus diselesaikan di pengadilan negeri, maka akan
dipilih Pengadilan Negeri dimana Pemberi Tugas berdomisili.
Pasal 28
Tanggung jawab
28.1 Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang telah dilaksanakan telah mendapat
persetujuan oleh Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.
28.2 Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga yang ahli atau terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk dari
Direksi.
28.3 Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-langkah, peralatan
yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja atau bahan-bahan yang digunakan agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
28.4 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan Direksi
untuk memperlancar pekerjaan serta menjamin kualitas pekerjaan.
28.5 Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan secara tertulis hal ikhwal yang
terjadi dalam rangka Pelaksanaan Proyek kepada Direksi secara periodik.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
349
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 29
Penyerahan Pekerjaan pada Sub Kontraktor
29.1 Pada dasarnya pekerjaan harus diselesaikan sendiri oleh PIHAK KEDUA dan
apabila bagian-bagian pekerjaan tersebut oleh PIHAK KEDUA akan diborongkan
kepada PIHAK KETIGA (Sub Kontraktor) dan golongan ekonomi lemah setempat,
maka terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PIHAK KESATU, tanggung
jawab penyelesaian pekerjaan tetap di PIHAK KEDUA.
29.2 Apabila terdapat kepastian bahwa pekerjaan PIHAK KEDUA telah diborongkan
kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan PIHAK KESATU, maka setelah PIHAK
KESATU memberi pernyataan tertulis kepada PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA
harus mengembalikan keadaan sehingga sesuai dengan perjanjian Pemborong ini dan
semua biaya yang telah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA atau PIHAK KETIGA
ditanggung sepenuhnya PIHAK KEDUA.
29.3 Dalam hal dimana ada bagian-bagian pekerjaan diborongkan kepada PIHAK
KETIGA dengan persetujuan PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA tetap
bertanggungjawab penuh kepada PIHAK KESATU terhadap segala tindakan dan
pekerjaan yang dilakukan PIHAK KETIGA. PIHAK KESATU tidak memiliki
hubungan langsung dengan PIHAK KETIGA, melainkan selalu dengan PIHAK
KEDUA.
Pasal 30
Kerjasama Dengan Golongan Ekonomi Lemah
30.1 Pemborong yang terpilih sebagai Pelaksana Pekerjaan. Ditetapkan dalam Surat
Penjanjian (Kontrak) untuk bekerjasama dengan rekanan golongan ekonomi lemah
setempat antara lain sebagai Sub Kontraktor atau leveransir barang, bahan dan jasa.
Pasal 31
Penggunaan Bahan-bahan Bangunan
31.1 Pemborong di dalam melaksanakan pekerjaan ini supaya mengutamakan untuk
menggunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.
31.2 Semua bahan-bahan bangunan yang digunakan untuk pekerjaan ini sebelum
digunakan harus mendapat persetujuan pemakaiannya dari Pengawas Lapangan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
350
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
31.3 Semua bahan bangunan yang dinyatakan tidak dapat dipakai atau ditolak oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
31.4 Pemborong bertanggungjawab sepenuhnya atas keamanan bahan bangunan, alat-alat
kerja dan lain-lainnya yang disimpan dalam gudang dan lokasi pekerjaan. Apabila
terjadi kebakaran atau pencurian maka Pemborong harus segera mendatangkan
gantinya demi kelancaran pekerjaan.
6.2 Syarat-Syarat Teknis
Pasal 1
Penjelasan Umum
1.1 Pemberian pekerjaan meliputi penyediaan, pengangkutan dan semua pengolahan
bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat pembantu dan sebagainya,
yang pada umumnya secara langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dalam keadaan
sempurna dan lengkap.
1.2 Dalam hal ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan dalam RKS dan gambar, tetapi masih berada dalam
lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pimpinan
Proyek.
1.3 Tanah bangunan termasuk segala perlengkapannya akan diserahkan kepada
Pemborong atau Kontraktor dalam keadaan yang sama seperti pada waktu
Aanwijzing.
1.4 Pekerjaan haruslah diserahkan oleh Pemborong/Kontraktor dengan sempurna dalam
keadaan selesai, termasuk juga pembersihan bekas-bekas bongkaran dan lain
sebagainya.
1.5 Sepanjang tidak ditentukan lain pada persyaratan teknis, maka untuk pekerjaan ini
tetap mengikuti syarat-syarat teknis berikut ini serta Normalisasi Standar Indonesia
yang berlaku sebagaimana Pasal 2 berikut ini.
1.6 Pekerjaan konstruksi meliputi pembangunan/rehabilitasi/peningkatan bendung
sebagaimana tercantum dalam album gambar.
1.7 Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
351
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
proyek. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut. Kontraktor
harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat
jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya. Kontraktor dapat menggunakan tanah yang sudah
dibebaskan oleh Pemberi Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja itu
apabila Kontraktor membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila
Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi maka harus
dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
1.8 Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor :
1. Gambar-gambar pekerjaan
(a) Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus ditandai oleh
Direksi dan apabila ada perubahan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum program Pelaksana dimulai.
(b) Gambar-gambar pelaksana/Gambar kerja
Kontraktor menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan, gambar dibuat detail untuk
pekerjaan tetap dan untuk pekerjaan khusus seperti beton harus
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton.
(c) Gambar-gambar bengkel, disiapkan oleh Kontraktor untuk menyimpan
peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor
(d) Kontraktor menyediakan satu lembar set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
2. Gambar-gambar pekerjaan sementara
Gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus dirinci dan diserahkan pada
Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan dalam waktu yang ditentukan
oleh dalam Kontrak. Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara
yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secara mendetail dan diserahkan oleh
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
352
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Direksi untuk mendapatkan persetujuan tujuh hari sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan.
3. Gambar-gambar yang sebelumnya terbangun/terpasang
Kontraktor menyiapkan dan menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan
paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan
diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas
Lapangan, apabila diketemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Pelaksanaan selesai Kontraktor harus menyerahkan gambar pelaksanaannya
dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 dan satu set negatifnya ukuran A1.
1.9 Program Pelaksanaan dan Laporan
1. Program pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan yaitu mulai tanggal paling awal, mulai tanggal paling akhir, waktu
yang diperlukan, waktu float, serta sumber tenaga kerja , peralatan dan bahan
yang diperlukan.
2. Laporan kemajuan pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau saat waktu ditentukan Direksi,
kontraktor harus menyerahkan tiga salinan laporan kemajuan bulanan pada
Direksi, mengenai gambaran secara detail kemajuan pekerjaan bulan terdahulu.
Isi dari laporan itu berisi tentang hal sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan laporan bulanan maupun prosentase rencana
yang akan diprogramkan bulan berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
d. Daftar tenaga buruh setempat dan daftar peralatan konstruksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
353
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
e. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton, galian-timbunan, pasangan
batu, dan lain-lain.
f. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya serta hal-hal lain yang
diminta sesuai dengan Kontrak.
3. Rencana kerja harian, mingguan dan bulanan
Kontraktor harus menyerahkan dua rangkap rencana mingguan yang disetujui
oleh direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana
tersebut termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah, pengangkutan
bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta oleh direksi. Kontraktor harus
menyerahkan dua rangkap rencana kerja harian secara tertulis untuk semua
kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Kontraktor harus menyediakan rencana bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan maupun pada akhir dan untuk bulan-bulan berikutnya.
Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai
akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus
diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.
4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Rapat tetap antara direksi dengan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada
tempat dan waktu yang disetujui oleh Direksi. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk seminggu berikutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
Pasal 2
Normalisasi Standar Indonesia
N.1 – 2 - Peraturan Beton Indonesia 1971
N.1 – 3 - Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia
N.1 – 5 - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
N.1 – 7 - Syarat-syarat untuk Kapur Bahan Bangunan
N.1 – 8 - Semen Portland
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
354
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
N.1 – 10 - Spesifikasi untuk Batu Merah
Pasal 3
Pekerjaan Persiapan
3.1 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kontrak ditandatangani,
Pemborong/Kontraktor harus sudah melaksanakan persiapan di lapangan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
3.2 Pembuatan kantor direksi, gudang dan barak-barak pekerja harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh Direksi.
3.3 Penyediaan air bersih.
3.4 Pengadaan penerangan.
Pasal 4 Gambar-gambar Pekerjaan
4.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan terdiri dari gambar bestek, gambar detail situasi
dan lain sebagainya yang akan disampaikan kepada Pemborong/Kontraktor beserta
dokumen-dokemen lainnya. Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa
persetujuan dari Pimpinan Proyek/Direksi, gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
borongan ini atau digunakan untuk maksud lain.
4.2 Gambar-gambar tambahan
Pemborong/Kontraktor harus membuat gambaran detail (gambar kerja/shop
drawing) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik
Direksi.
As Built Drawing
Yang dimaksud dengan As Built Drawing adalah gambar-gambar yang sesuai
dengan yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum ada dalam
bestek, Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan yang dengan jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar
kontrak dan gambar pelaksanaan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan
rangkap 3 (tiga) dan biaya pembuatannya ditanggung oleh pihak Kontraktor.
4.3 Pemborong/Kontraktor harus menyimpan di tempat kerja satu bendel gambar
kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat Berita Acara Rapat
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
355
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Penjelasan (Aanwijzing), Time schedule, dan semuanya dalam keadaan baik (dapat
dibaca dengan jelas), hal ini untuk menjaga jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu-waktu memerlukannya.
Pasal 5
Mobilisasi
Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai, Pemborong harus mengajukan rencana mobilisasi
kepada Direksi. Kegiatan yang dimaksud adalah :
Transportasi lokal, alat-alat dan perlengkapan lain ke tempat kerja.
Bangunan dan pengamanan daerah kerja.
Pembuatan bangunan sebagaimana yang tercantum dalam uraian pekerjaan.
Penyaluran bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
Pasal 6
Daerah Kerja
6.1 Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh pemberi tugas,
penggunaan daerah diluar yang disediakan menjadi tanggung jawab dan atas usaha
Pemborong/Kontraktor.
6.2 Kontraktor harus menutup daerah kerja bagi umum untuk keamanan kerja alat dan
bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
6.3 Pada daerah yang telah disediakan, Pemborong harus merencanakan penggunaannya
yang pada dasarnya akan membantu kelancaran pelaksanaan. Rencana harus
disetujui oleh Direksi sebelum penggunaan areal kerja.
6.4 Pemborong diharuskan membuat kantor lapangan, gudang dan sebagainya guna
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6.5 Sebelum pekerjaan dimulai seluruh daerah kerja dibersihkan terlebih dulu.
Pasal 7
Peralatan Kerja
7.1 Pemborong harus menyediakan peralatan dengan baik dan siap pakai yang
diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
7.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pemberi Tugas/Direksi tidak menyediakan atau
meminjamkan atau menyewakan peralatan kerja.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
356
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
7.3 Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan alat-alat
keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Pasal 8
Pengukuran
8.1 Pengukuran peil dilaksanakan oleh Kontraktor dengan menggunakan alat-alat
miliknya dan diawasi oleh Direksi.
8.2 Pengukuran dilaksanakan dengan alat ukur waterpass, theodolit dan sebagainya
dalam keadaan baik yang telah disetujui oleh Direksi.
8.3 Tanda-tanda patok (bouwplank) yang sudah dipasang dijaga agar tidak rusak dan
tidak berubah tempatnya, bila perlu Kontraktor harus mengadakan pengecekan ulang
bila Direksi menginginkan.
8.4 Tanda patok ini terbuat dari kayu Kalimantan atau bambu yang dicat merah ujung
atasnya ± 0,6 cm, panjang 60 cm dan masuk ke dalam tanah sepanjang 40 cm.
8.5 Tanda dasar untuk proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
saluran induk seperti terlihat pada gambar ketinggian dari Bench Mark ini
didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang
terlihat pada gambar diberikan pada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum
menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar
untuk setting out pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran/pemeriksaan
atas ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian
Bench Mark yang lain begitu juga dengan referensinya. Kontraktor perlu
mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahan tetapi setiap Bench
Mark sementara didirikan , rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan
merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh
Direksi.
8.6 Permukaan tanah asli yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor atas kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 hari sebelum mulai bekerja Kontraktor memberitahukan
kepada direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan
tanah, kontraktor akan mengukur dan mengambil ketinggian lokasi pekerjaan,
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
357
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
8.7 Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai
sendiri dan Direksi. Alat dan perlengkapan harus baik menurut direksi dan alat harus
diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi
milik Kontraktor. Alat-alat tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak,
kecuali dengan ijin atau perintah Direksi.
8.8 Semua biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengukuran harus sudah masuk
dalam harga satuan penawaran.
Pasal 9
Mutual Check
9.1 Untuk sistem pelaksanaan pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan
9.2 Untuk pelaksanaan Mutual Check I harus diperhatikan beberapa hal-hal sebagai
berikut :
a. Diadakan dengan dasar gambar tender yang telah dimenangkan Kontraktor
b. Terdiri dari Kontraktor dan bersama-sama dengan pihak Direksi.
c. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan
pekerjaan dengan mencocokan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 √L
mm. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali profil memanjang dan
melintang dengan mengikuti standar penggambaran tender drawing. Membuat
gambar-gambar bangunan dengan mengikuti standar penggambaran tender
drawing. Membuat perhitungan hidrolis apabila ada perubahan bentuk.
Membuat perhitungan kuantitas dan Rencana Anggran Biaya atas perubahan
(tambahan/pengurangan)
d. Semua produk-produk hasil uitsetten/pengukuran kembali disampaikan pada
Pemberi Tugas untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah
mendapat persetujuan dari direksi maka Kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut.
e. Dari hasil pengukuran kembali/uitsetten akan didapat perbandingan volume
dengan tender drawing.
f. Gambar-gambar hasil uitsetten adalah sebagai dasar untuk pelaksanaan
konstruksi lapangan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
358
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
g. Semua gambar-gambar hasil Mutual Check I diperbanyak tiga kali.
9.3 Untuk Mutual Check ke II harus diperhatikan beberapa hal-hal sebagai berikut :
a. Dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan/gambar terpasang (As Built Drawing).
b. Hasil Mutual Check ke II dengan gambar terpasang sebagai dasar pembayaran
volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
c. Semua gambar-gambar terpasang dibuat rangkap tiga.
9.4 Untuk jangka waktu Mutual Check akan diatur/ditentukan direksi. Jika tidak
ditentukan maka pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya paling lambat satu
bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada
Pemberi Tugas dan instansi yang berwenang. Ketentuan-ketentuan yang belum
diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
Pasal 10
Pengalihan Aliran Sungai dengan Pengeringan Dasar Galian
10.1 PIHAK KEDUA harus melaksanakan pengalihan air sungai untuk memungkinkan
terlaksananya pekerjaan.
10.2 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, maka PIHAK KEDUA diharuskan
menyerahkan kepada Direksi rencana dari pekerjaan pengalihan sungai.
10.3 Sekalipun rencana tersebut telah disetujui Direksi, tidak berarti PIHAK KESATU
bebas dari tanggung jawab dalam metode yang dipergunakan.
10.4 Pengalihan sungi harus dijaga sepenuhnya melalui saluran pengelak sementara
selama pembuatan jembatan, pembuangan dan bangunan lain.
10.5 PIHAK KEDUA harus merencanakan, membangun dan memelihara semua
pekerjaan pelindung sementara yang perlu, seperti tanggul penutup sementara
(kistdam), tanggul-tanggul dan pekerjaan pelindung lainnya.
10.6 PIHAK KEDUA harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
ini dan harus pula menyediakan, memasang, memelihara dan mengoperasikan
pompa-pompa air yang diperlukan dan segala peralatan untuk membuang air dari
seluruh area pekerjaan yang membutuhkan proses pengeringan.
10.7 PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan harus memperbaiki dengan biaya sendiri
semua kerusakan pada pondasi bangunan atau bagian lain dari pekerjaan yang rusak
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
359
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
oleh genangan air, yang diakibatkan kesalahan pelaksana pembuatan pekerjaan
pelindung.
10.8 Informasi data hidrologi dan data penyelidikan tanah dapat diperoleh di kantor
proyek untuk referensi bagi Pemborong dalam merencanakan tanggul penutup
sementara dan lain sebagainya.
10.9 Pemilik pekerjaan dan Direksi tidak menjamin kebenaran dan ketepatan informasi
data tersebut dan dianggap tidak bertanggungjawab untuk semua kesimpulan dan
interpretasi yang dibuat oleh Pemborong.
10.10 Setelah pekerjaan pengalihan air sungai selesai, maka PIHAK KEDUA harus
membongkar dan membereskan lokasi bekas pekerjaan tersebut sehingga menjadi
rapid dan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan lainnya dan tidak pula
menghalangi kemampuan operasi bendung beserta perlengkapannya.
Pasal 11
Pekerjaan Tanah
11.1 Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, misalnya saluran got, bangunan kecil dengan
galian yang tidak terlalu dalam, dapat digunakan tenaga manusia.
11.2 Untuk galian yang besar dan dalam, misalnya bendung, saluran primer yang
mempunyai jumlah volume yang besar, supaya menggunakan alat berat.
11.3 Hasil galian dapat dipakai sebagai timbunan tanggul, bila hasil galian memenuhi
syarat bahan timbunan atau disetujui Direksi.
11.4 Semua biaya untuk galian tanah dan pembuangannya harus sudah masuk harga
satuan, dimana meliputi penggalian, pembuangan, ganti rugi tanaman, pembersihan
termasuk penggunaan alat berat.
11.5 Untuk tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng yang ditentukan
oleh direksi dan material-material yang longsor ke daerah galian disepanjang garis
galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor dan lereng-lereng harus diselesaikan
kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh direksi. Kontraktor diminta
untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor diluar batas-batas
penggalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.
11.6 Untuk daerah asal bahan (borrow area) ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
360
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
a. Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow
area yang disetujui oleh direksi dan setelah diuji untuk mengetahui kecocokan
bahan.
b. Sebelum penggalian tanah, permukaan harus dikupas dari tanaman-tanaman
termasuk akar-akarnya. Apabila permukaan tanah dikupas sampai kedalaman
0,15 m maka tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan disekitar borrow area.
c. Setelah selesai penggalian, Kontraktor meninggalkan daerah tersebut dalam
keadaan rapi sesuai petunjuk direksi, termasuk semua pekerjaan tanah yang
diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut. Apabila
borrow area terletak pada sawah atau tanah tegalan , maka tanah yang dipakai
untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman 0,5 m dan setelah semua
penggalian selesai daerah tersebut dapat dipakai kembali untuk pertanian.
d. Batas borrow area minimum 20 m diluar batas pekerjaan tetap.
11.7 Kontraktor harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan
memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran yang tercantum
di dalam gambar.
11.8 Penggalian saluran dan pembuangannya sebagai berikut :
a. Penggalian saluran harus sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
b. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan
harus ditempatkan sepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian,
dan jika tidak disebutkan harus diletakkan tanggul yang memerlukan tambahan
timbunan.
c. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah baik setempat
atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di
sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah dan
di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan di buat menurut direksi dan
kontraktor menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari
pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan
membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.
d. Kontraktor harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah
selambat-lambatnya tujuh hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagi
pemberitahuan kepada direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
361
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
e. Untuk penggalian tanah lunak digunakan alat-alat seperti spades, hoes,
bulldozers dengan dihubungkan alat pembelah, scrapers tanpa dihubungkan
dengan alat khusus.
f. Untuk galian batu atau tanah keras menggunakan alat pembelah khusus yang
dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding atau yang diperlukan
sesuai dengan pelaksanaan.
11.9 Untuk longsoran di talud, Kontraktor harus mencoba untuk menjaga dengan sangat
hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan yaitu dengan
memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan serta
melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui
Direksi.
Pasal 12
Timbunan Tanah Kembali
12.1 Untuk timbunan tanah kembali dipadatkan, dimaksudkan menimbun kembali bekas
galian bangunan dengan material tanah hasil galian atau menurut petunjuk Direksi.
12.2 Timbunan harus dilakukan sedemikian dicapai kepadatan yang cukup dan merata.
Pemadatan dilakukan dengan stamper atau alat ringan sedemikian sehingga tidak
membahayakan bangunan atau menurut petunjuk Direksi.
12.3 Harga satuan untuk timbunan kembali dipadatkan harus sudah termasuk biaya
pemadatan, perapian dan biaya-biaya lain yang diperlukan, misalnya alat bambu dan
lain-lain.
Pasal 13
Timbunan Tanah Tanggul
13.1 Timbunan tanggul dibedakan dengan timbunan dengan tanah yang tersedia
(misalnya galian dan sebagainya) dan timbunan dari lokasi pengambilan (borrow
area).
13.2 Timbunan tanggul yang kecil dimana kepadatan dan kualitas yang disyaratkan tidak
begitu tinggi misalnya untuk tanggul saluran sekunder. Maka penimbunan-
penimbunan tetap harus dengan persetujuan Direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
362
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
13.3 Dalam hal tanah timbunan dari material yang tersedia (hasil galian) tanah yang
digunakan harus dari tanah yang baik dan dapat memenuhi persyaratan bahan
timbunan atau sesuai petunjuk Direksi.
13.4 Material timbunan harus bersih dari akar-akar tumbuhan, humus, bahan-bahan
organik dan bahan substansi lain.
13.5 Timbunan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm atau sesuai
dengan percobaan pemadatan. Setiap lapis harus dipadatkan dengan alat pemadat
sehingga dicapai kepadatan minimum 95 % dari hasil proctor standart.
13.6 Harga satuan timbunan harus sudah cukup semua biaya untuk sewa alat dan biaya
operasinya, biaya pemadatan dan biaya tes laboratorium.
Pasal 14
Pekerjaan Pasangan Batu
14.1 Bahan batu adalah jenis batuan basalt/andesit dan permukaan batu harus dipecah
minimal 2 sisi dan bersih dari kotoran.
14.2 Bahan pasir adalah jenis Muntilan dengan kadar lumpur maksimum 1 % dengan
butiran tajam.
14.3 Campuran spesi terdiri dari 1 PC : 4 Pasir diaduk dengan beton molen. Perbandingan
tersebut adalah perbandingan volume. Adukan harus ditampung dalam kotak
peneampungan agar tidak tercampur dengan bahan lain.
14.4 Pemasangan batu tidak boleh bersentuhan dan rongga-rongga harus terisi penuh
spesi.
14.5 Harga satuan termasuk upah tenaga kerja, bahan, pembersihan batu muka dan
perapihan.
Pasal 15
Pekerjaan Siaran
15.1 Bahan pasir sejenis Muntilan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir.
15.2 Sebelumnya permukaan antara batu muka digaruk sedalam 2 cm dan dibersihkan
kemudian diisi spesi 1,5 cm (siar dalam).
15.3 Volume dihitung sesuai dengan luasan permukaan batu muka yang disiar sesuai
garis gambar.
15.4 Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan perapihan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
363
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Pasal 16
Pekerjaan Plesteran
16.1 Bahan pasir sejenis Muntilan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir (perbandingan
volume).
16.2 Sebelumnya permukaan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan dilakukan
penyiraman.
16.3 Volume dihitung sesuai dengan luasan permukaan.
16.4 Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan perapiahan
peralatan.
Pasal 17
Pekerjaan Beton Bertulang
17.1 Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat N.1 – 8 dan harus
melalui pengujian.
17.2 Pasir dan split yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Untuk split
harus berasal dari batu pecah jenis basalt/andesit. Pasir jenis muntilan.
17.3 Pemborong diwajibkan membuat sample/kubus beton dan melakukan tes terhadap
mutu beton selama waktu pelaksanaan sesuai dengan persyaratan PBI 1971. Biaya
pengujian menjadi tanggung jawab kontraktor.
17.4 Campuran beton 1 PC : 2 Pasir : 3 Split (perbandingan volume). Pengadukan harus
menggunakan beton molen dan pemadatan harus menggunakan vibrator.
17.5 Pembongkaran bekesting atas persetujuan Direksi.
17.6 Beton yang telah dicor harus terus dibasahi minimum selama 14 hari.
17.7 Mutu beton yang digunakan adalah sebagai berikut :
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
364
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Tabel 6.1 Mutu Beton
No Mutu σ’bk kg/cm2
σ’bm S = 46 kg/cm2
Kategori dari Pengawasan terhadap
Bangunan Kualitas Agregat
Kekuatan tekanan
1 B0 - - non srukturil Pemeriksaan
dengan mata
Tidak ada
pengujian
2 BI - - stukturil Pemeriksaan
dengan teliti
Tidak ada
Pengujian
3 K. 125 125 200 stukturil
Pengujian men-
detail dengan
analisa ayakan
Pengujian
akan
diadakan
4 K.175 175 250 Stukturil
Pengujian men-
detail dengan
analisa ayakan
Pengujian
akan
diadakan
5 K. 225 225 300 Stukturil
Pengujian men-
detail dengan
analisa ayakan
Pengujian
akan
diadakan
6
>K.225 >225 >300 stukturil
Pengujian
mendetail dengan
analisa ayakan
Pengujian
akan
diadakan
Sumber : Dokumen Tender Syarat-Syarat Umum dan Teknis, DPU Pengairan 1999.
Pasal 18
Komposisi/Campuran Beton
18.1 Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air seperti yang
ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik dan tepat.
18.2 Untuk beton mutu B 0, campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil dipakai
perbandingan dari semen portland terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh
kurang dari 1:3:5.
18.3 Untuk beton mutu B 1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:2:3 atau
1:11/2:21/2.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
365
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
18.4 Untuk mutu K175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran
yang direncanakan (design mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari
percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
18.5 Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas III derajat K
175 beton berada dalam batas yang ditentukan dalam N.1.2.1971 dan kontraktor
harus memperoleh derajat yang patut apabila diminta oleh direksi dengan
mengkoordinir ukuran agregat yang profesional, agar diperoleh derajat yang
sepatutnya.
18.6 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60
(dari beratnya) untuk kelas lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh direksi
dan perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan
yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan
dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan konpensasi disebabkan perubahan
yang demikian.
Pasal 19
Pamasangan Bekesting
19.1 Acuan beton/bekesting adalah konstruksi non permanen sebagai cetakan
pembentukan beton muda agar setelah mengeras mempunyai bentuk, dimensi dan
kedudukan yang benar sesuai gambar rencana.
19.2 Bahan acuan beton dapat dibuat dari baja, kayu atau beton pratekan yang harus
bersih permukaannya sebelum proses pengecoran dilaksanakan.
19.3 Pembuatan acuan beton harus sesuai dengan gambar rencana dan detail-detailnya
yang telah mendapat persetujuan dari Direksi. Tata cara pengecoran tahapan
persiapan kerja dan pelaksanaan pengecoran harus disetujui oleh Direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
366
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
19.4 Konstruksi acuan beton harus tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan pada beton
jadi pada saat pembongkaran. Acuan beton harus dapat menerima getaran vibrator
(alat pemadat). Acuan beton dan perancah hanya diperbolehkan terjadi lendutan
maksimum 3 mm pada saat beban maksimum atau 1/300 panjang bentang.
19.5 Pada acuan beton sebelah dalam harus dilapisi multipleks atau plywood. Acuan
beton dibuat dari papan dengan kualitas tebal 3 cm dan sekur (penyanggah) dari
kayu 5/7.
19.6 Pada acuan beton pratekan harus dikonstruksikan kuat dengan bahan baja, kayu atau
plywood/multipleks dengan sekur/strip baja sehingga mendapat kedudukan dan
kekuatan yang cukup. Sistem sambungan yang digunakan harus sesuai dengan
peraturan yang ada.
19.7 Sebelum proses pengecoran dilaksanakan maka bagian dalam acuan beton diolesi
dengan oli atau bahan lain yang memudahkan dalam pembongkaran dengan syarat-
syarat bahan tersebut tidak mempengaruhi mutu atau warna beton cor. Pelaksanaan
ini dilakukan sebelum penyetelan besi tulangan.
19.8 Pada acuan harus diperhatikan pemeliharaan, kekokohan dan kelancaran fungsi baut-
baut yang ada.
19.9 Pada acuan dinding tegak dan bagian tipis harus dilaksanakan menurut kemajuan
pekerjaan dari bawah ke atas dengan satu sisi tertutup bertahan, di mana harus
memenuhi persyaratan pengecoran agar pengecoran dapat dilakukan pada tinggi
jatuh kurang dari ketinggian 130 cm (persyaratan PBI) atau acuan tetap utuh tetapi
proses pengecoran dilakukan dengan bantuan pompa, pipa/selang dan vibrator agar
proses pengisian beton dapat merata dan padat.
Pasal 20
Pengadukan Beton
20.1 Syarat pelaksanaan pekerjaan beton dari pengadukan sampai perawatannya,
hendaknya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan PBI 1971.
20.2 Pengadukan, pengangkutan, pengecoran sebaiknya dilakukan pada cuaca yang baik,
bila hari sedang hujan atau panas terik, maka harus dilakukan usaha untuk
melindungi alat-alat pengadukan tersebut atau pengangkutan atau pengecoran
sehingga dapat dijamin bahwa air semen tidak akan berpengaruh atau berubah.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
367
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
20.3 Direksi dapat menunda proses pengecoran apabila berpendapat bahwa keadaan tidak
memungkinkan dan tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemborong untuk mengklaim
keputusan atas keputusan tersebut.
20.4 Alat pengaduk semen harus dirawat terutama dari kontainernya (bebas dari
pengumpulan bahan beton sisa yang mengeras) dan Direksi akan mengontrol pada
saat dimulainya pengadukan selanjutnya.
20.5 Pengadukan di lapangan harus dibuat tempat khusus di lokasi pekerjaan dan harus
dapat menghasilkan adukan homogen. Penakaran bahan adukan harus seteliti
mungkin pada perbandingan jumlah yang disyaratkan dengan memperhatikan
kapasitas maksimum mesin pengaduk tersebut.
20.6 Waktu aduk dari bahan tersebut adalah tiap kurang dari 1,5 (satu setengah) menit
dihitung dari pemasukan semua bahan termasuk air untuk kapasitas aduk dari 1 m3
maka waktu minimum harus diperpanjang dengan persetujuan Direksi.
20.7 Putaran dari mesin minimum harus diperpanjang dengan persetujuan Direksi.
20.8 Putaran dari mesin pengaduk harus dikontrol. Kontinuitasnya sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
20.9 Harus disediakan mesin aduk lebih dari satu untuk lebih berfungsi sebagai reserve
mixer serta dapat ikut melayani pada beban puncak kebutuhan adukan persatuan
waktu.
20.10 Beton rusak-mengeras tidak boleh diaduk lagi dan harus dibuang agar tidak
mengganggu-memperlambat proses pengecoran. Pengadukan dilanjutkan 10
(sepuluh) menit kemudian untuk waktu aduk lebih dari 1,5 (satu setengah) menit dan
harus dibolak-balik pada waktu tertentu menurut perintah Direksi.
20.11 Pengangkutan bahan adukan beton jadi ke lokasi harus dilakukan secara khusus
untuk menjaga agar tidak terjadi segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air semen
dan butiran-butiran halus).
20.12 Pengangkutan harus kontinu sehingga tidak terjadi pemisahan antara beton yang
sudah dicor terlebih dahulu dengan yang masih baru atau dapat terjadi pengikatan
sempurna.
20.13 Penggunaan talang miring untuk transportasi bahan aduk harus mendapat ijin dari
Direksi, dimana harus diperhatikan panjang talang dan kontinuitas pasokan.
20.14 Adukan beton harus dicor dalam waktu satu jam setelah pengadukan air dimulai,
jangka waktu ini termasuk transportasi ke lokasi. Dengan pengadukan mekanis dapat
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
368
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
memperpanjang waktu 2 (dua) jam setelah menambah bahan additive perlambatan
maka jangka waktu dapat diperpanjang lagi, tetapi penggunaan bahan additive harus
seijin dari Direksi.
Pasal 21
Pekerjaan Pasangan Batu Kali 21.1 Batu yang akan digunakan adalah batu kali diameter batu tidak boleh melebihi 20
cm dan tidak kurang dari 10 cm.
21.2 Jenis batu yang dipergunakan berkualitas baik.
21.3 Permukaan batu yang menghadap keluar tidak boleh berbentuk lonjong melainkan
berbentuk pipih.
21.4 Batu dipasang pada sayap pasangan/dinding yang miring atau sesuai petunjuk
Direksi Lapangan.
Pasal 22
Pasangan Batu Pengisi
22.1 Batu dipasang tegak lurus dengan permukaan, agar kedudukan batu-batu kuat dalam
pemasangannya dan diatur sedemikian rupa sehingga permukaan batu rata (satu
batu).
22.2 Pertemuan antara satu bata dengan batu yang lain saling beriringan dan tidak boleh
ada tanahnya.
Pasal 23
Sambungan Gerak
23.1 Pada penahanan air (water stop), Kontraktor harus menyediakan dan memasang
penahan air, pada semua tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan
dan sambungan harus kedap air. Apabila tidak diminta lain, penahan air dibuat dari
karet didapat dari pabrik yang disetujui direksi dan harus disimpan dan dipasang
sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air di atas harus dicetak sampai kepanjangan
yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian yang membentuk sudut dan
persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-bangunan di bawah air
secara menerus. Usulan kontraktor untuk menyambung penahan air harus disetujui
direksi, dan semua sambungan harus rapat. Adapun ukuran minimum dan bentuk
dari penahan sebagai berikut:
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
369
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
Tabel 6.2 Ukuran dan Bentuk Penahan Air
Bahan
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Diameter
lingkaran
ujung (mm)
Diameter
lingkaran
tengah (mm)
Diameter
lobang
tengah
(mm)
Karet 225 9,5 25 38 19
150 9,5 19 - - Sumber : Dokumen Tender, Syarat-Syarat Umum dan Teknis, DPU Pengairan 1999.
Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran, harus
dilindungi dari kerusakan akibat terkena panas selama pemasangannya. Pada
pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama sehingga tidak
ada lubang-lubang yang terjadi. Kontraktor harus menyediakan hasil pengujian dari
pabrik untuk tiap penahanan air yang dikirim ke lapangan.
23.2 Pada karet penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari pada SNI atau
spesifikasi lain yang disetujui direksi.
23.3 Pada pengisi sambungan, Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengisi
sambungan pada semua sambungan dan apabila tidak ditentukan lain, sambungan
harus fibre board yang direndam bitumen seperti expandite flexcell. Pengisi
sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui direksi dan harus disimpan
dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Lembaran-lembaran pengisi sambungan
dipasang rapat sehingga sambungan menutupi pada sisi-sisinya untuk mencegah
keluarnya semen.
23.4 Pada batang dowel apabila menembus sambungan harus dibungkus, bungkusan-
bungkusan harus dibuat terlebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisi
sambungan atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
23.5 Pada penutup sambungan, Kontraktor harus membuat alur pada sambungan gerak
dan sambungan konstruksi pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali
bagian bawah dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur dibuat lurus .
Kontraktor harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan penutup
sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan di atas. Penutup
sambungan dari bahan semacam bitumen didapatkan dari pabrik. Pemasangan
penutup sambungan harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
370
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
23.6 Pada sambungan dengan cat bitumen, Kontraktor harus membersihkan dan
mengeringkan permukaan-permukaan tersebut sebelum pengecatan bitumen
dilaksanakan, dan pengecatan dengan bitumen dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis
bitumen harus dari jenis penetrasi 40/50 atau lainnya yang mendapat persetujuan
dari Direksi.
23.7 Perletakan jembatan harus dari karet biasa atau karet dengan lapisan kering baja dan
sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut:
Tabel 6.3 Perletakan Lantai Jembatan
Jenis peralatan
Muatan
tegak lurus
terbesar
Gerak
mendatar
terbesar
Lantai jembatan yang diganjal sederhana dengan
batang bersih kurang dari 4,4 m 7,5 ton/m 2 mm
Lantai jembatan yang diganjal sederhana dengan
batang bersih kurang dari 4,5 m tapi lebih dari 6,5 m 8,5 ton/m 4 mm
Balok yang diganjal sederhana dengan bentang
bersih kurang dari 9 m 14 ton/m 4 mm
Sumber : Dokumen Tender, Syarat-Syarat Umum dan Teknis, DPU Pengairan 1999.
Karet pendukung yang dipakai pada ujung terjepit dari balok dan lantai beton harus
dipasang dengan pasak baja lunak melalui bantalan pendukung, diisi ke dalam
lubang yang sudah dibuat lebih dahulu dengan adukan semen pasir 1:1. Pasak-pasak
itu harus dibungkus dengan dua lapis kertas bangunan dimana ia menonjol kedalam
lantai beton. Jika diijinkan oleh Direksi, Kontraktor dapat mengganti dengan
lembaran-lembaran pendukung dari timah hitam dengan ukuran dan mutu yang
disetujui.
Pasal 24
Pemasangan Peil Schaal
24.1 Bahan peil schaal/alat ukur tinggi air dibuat dari fiberglass.
24.2 Bahan dan ukuran peil schaal harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
371
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
24.3 Peil schaal dipasang pada dinding tegak sungai (di atas mercu), di antara saluran
dengan pintu intake dan pada sayap saluran irigasi.
24.4 Pemasangan peil schaal harus tegak lurus dengan permukaan air. Diusahakan
pemasangan pada lokasi air yang tenang (tidak bergelombang).
24.5 Pada bagian kiri dan kanan peil schaal diberi paku atau baut dan permukaan peil
schaal harus rata.
24.6 Pada tempat perletakan peil schaal diberi pasangan 1 :3.
Pasal 25
Syarat – syarat Bahan
Apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan untuk diadakan pemeriksaan pada
bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi
bendung untuk menguji pemenuhan persyaratan oleh Pemborong/Kontraktor.
Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan
dan pemeriksaan tersebut harus disimpan oleh Pemborong dan apabila diminta harus dapat
menunjukkan kepada Direksi setiap saat selama pekerjaan berlangsung dan selama 2 (dua)
tahun setelah pekerjaan selesai.
25.1 Semen Portland
a. Untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dapat dipakai jenis semen
yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang ditentukan dari
spesifikasi teknis yang sesuai dengan NI – 8 1972.
b. Apabila dipakai persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat-sifat betonnya,
maka dapat dipakai semen lain seperti yang ditentukan dalam NI-8 seperti
semen Portland, trassemen alluminia, semen tahan sulfat dan lainnya. Dalam hal
ini Pemborong harus meminta pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui dan disetujui oleh Direksi.
c. Semen yang dipakai harus dalam keadaan baru dan masih dalam kantong-
kantong yang disegel. Semen disimpan di tempat yang kering dan terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan penimbunan tak langsung
mengenai tanah. Merk yang dipilih tidak dapat diganti dalam pelaksanaan
kecuali dengan persetujuan Direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
372
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
25.2 Agregat Halus
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami sebagai hasil disintegrasi
alami batuan berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu,
sesuai dengan syarat-syarat mutu agregat yang telah ditentukan.
b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir halus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering), yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,03 mm. apabila kadar lumpur melampaui 5 %
maka agregat halus harus dicuci.
d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak, ini
dibuktikan dengan percobaan (dengan larutan NaOH) agregat halus yang tidak
memenuhi percobaan ini dapat dipakai juda dengan syarat kekuatan adukan
agregat tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari tidak
kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci hingga
bersih dengan air pada umur yang sama.
e. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang seragam besarnya dan apabila diayak
harus memenuhi syarat -syarat sebagai berikut :
Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % sampai 95 % dari
berat.
Sisa ayakan di atas saringan 5 mm harus minimum 2 % dari berat.
Sisa ayakan di atas saringan 1 mm harus minimum 10 % dari berat.
f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk campuran beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui dan disetujui oleh Direksi.
25.3 Agregat Kasar
a. Agregat kasar beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Pada umumnya yang
di maksud dengan agregat kasar adalah agregat yang besar butirannya lebih dari
5 mm, sesuai dengan syarat-syarat mutu agregat untuk berbagai beton, maka
agregat kasar harus memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.
b. Agregat yang kasar harus terdiri dari butir-butir yang kasar dan tidak berpori.
Agregat kasar mengandung butir-butir pipih yang dapat dipakai apabila jumlah
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
373
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
butir-butir pipih tersebut tidak melebihi/melampaui 20 % dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat harus bersifat kekal artinya tidak pecah dan tidak
hancur oleh perubahan cuaca (terik matahari atau hujan).
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan dari
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian yang dapat melalui
saringan 1 %, apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut maka agregat harus
dicuci. Agregat tidak boleh mengandung zat-zat alkali.
d. Agregat kasar harus terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Sisa ayakan di atas saringan 4 mm harus berkisar antara 90 % - 99 % dari
berat.
Sisa ayakan di atas saringan 3,5 mm besarnya harus 0 % dari berat.
Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas 2 (dua) saringan yang berurutan
adalah besarnya maksimum 0 % dan minimum 10 %.
e. Besar butiran agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada cetakan, 1/3 dari
tebal plat atau ¾ dari jarak bersih minimum antara batang-batang atau berkas-
berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan menurut penilaian
Direksi, cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga terjadi
sarang kerikil.
25.4 Agregat Campuran
a. Susunan butir agregat campuran untuk beton dengan mutu K-400 atau mutu
yang lebih tinggi lagi harus diperiksa dengan melakukan analisa ayakan oleh
laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi.
b. Hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut adalah yang menentukan apakah
agregat campuran tersebut dapat dipakai atau tidak dan harus diganti.
c. Apabila harus diganti dengan agregat yang memenuhi syarat, maka pemborong
wajib menyediakan lagi paling lambat dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari.
25.5 Batu Pecah
a. Batu pekerjaan pasangan hanya diperbolehkan menggunakan batu pecah.
Ukuran batu yang dipakai berdiameter antara 15 mm – 25 mm.
b. Batu yang dipakai harus dari jenis keras, tidak lapuk dan tidak terdapat bekas-
bekas pelapukan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
374
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
c. Batu yang dipakai harus bersih dari kotoran yang melekat kalau perlu harus
dicuci terlebih dahulu.
25.6 Besi Beton
a. Besi beton yang dipakai bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak sisik, karat
dan tidak cacat (retak, mengelupas dan sebagainya) serta lapisan yang
mengurangi daya lekatnya besi dengan beton.
b. Besi yang digunakan dalam beton bertulang adalah besi dengan fy = 240 Mpa.
c. Besi beton yang dipakai harus disuplai dari satu sumber dan tidak dibenarkan
mencampur bermacam-macam sumber. Besi beton yang dipakai sebelumnya
harus dimintakan uji laboratoriun dengan dua contoh percobaan perlengkungan
dan stress-strain untuk setiap 20 ton besi. Pengujian masing-masing percobaan
digunakan 3 (tiga) batang besi dengan pengawasan dari Direksi.
d. Garis tengah besi beton harus sesuai dengan gambar rencana, apabila yang
dipakai kurang dari ketentuan maka diwajibkan menambah tulangan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Direksi.
e. Besi beton sebelum dipakai sebagai konstruksi harus dilindungi dari terik
matahari dan hujan sehingga tidak timbul karat.
f. Batang-batang tulangan disimpan tidak langsung menyentuh tanah. Batang
tulangan besi beton dari berbagai ukuran harus diberi tanda dan dipisahkan satu
sama lainnya sehingga tidak tertukar.
g. Penimbunan batang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu yang
lama harus dicegah.
25.7 Air
a. Air yang dipakai untuk perawatan dan pembuatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak besi tulangan atau betonnya, dalam hal ini mutu air yang digunakan,
dianjurkan untuk mengirim contoh air tersebut ke laboratorium pemeriksaan
bahan-bahan yang ditunjuk dan diakui oleh Direksi untuk diteliti sampai
seberapa jauh air tersebut mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan
besi tulangan.
b. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut dalam ayat 1 di atas tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan mengenai pemakaian air
harus diadakan percobaan pembanding antara kekuatan beton (semen+pasir)
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
375
BAB VI RENCANA DAN SYARATSYARAT
dengan menggunakan air itu selama 7 (tujuh) sampai 18 (dua puluh delapan)
hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan beton tersebut dengan martel
dengan memakai air suling pada umur yang sama.
c. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran berat dan harus dilakukan secepatnya.
Pasal 26
Pekerjaan Lain-lain
Syarat-syarat untuk pekerjaan lain-lain yang belum tercantum dalam uraian di atas akan
diatur dan ditentukan lebih lanjut sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku.
Pasal 27
Pemeliharaan dan Finishing
27.1 Bila setelah dilaksanakan terjadi kerusakan, Pemborong harus memperbaiki sebelum
pekerjaan diserahkan kepada pihak Direksi.
27.2 Semua jenis pekerjaan harus dipelihara sesuai dengan petunjuk Direksi di lapangan.
27.3 Bila ada penjelasan yang tercantum di atas yang belum jelas atau kurang dipahami,
akan disusul di kemudian hari dan bila perlu dikonsultasikan dengan pihak Direksi.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
376
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB VII
RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
Perhitungan volume galian dan timbunan, volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan
digunakan sebagai acuan di dalam perhitungan anggaran. Dalam perhitungan volume galian
dan timbunan untuk embung dilakukan dengan cara menghitung dimensi konstruksi,
mengacu pada gambar teknis yang telah dibuat. Tabel 7.1 Perhitungan volume pekerjaan
NO PEKERJAAN URAIAN VOLUME
1 Badan bendung
(Pasangan batu)
- Badan bendung tanpa lantai kolam olak 48,93 x 25 1223,25 m3
- Lantai kolam olak 6,47 x 25 161,75 m3
Total 1385 m3
2 Lantai Depan (pas batu) 1,5 x 25 37,5 m3 3
Jembatan
a Pilar (pasangan batu) ((2 x 10,25) + (0,4 x 0,4)) x 5 x 2 206,6 m3 b Gelagar jembatan • beton (0,55 x 0,4 x 25) x 3 16,5 m3 • tulangan lentur ((73,88.10-4 x 25) x 3) x 7850 4349,685 kg geser (1,88 x 78,5 x 10-6 x 250) x 3 x 7850 868,877 kg c Lantai jembatan • beton 5 x 0,2 x25 25 m3
• tulangan ((5 x 113,1 . 10-6 x 250) + ( (8,3 x 113,1 . 10-6 x 50) x 3)) x 7850 2215,148 kg
d Pagar sandaran
1. Tiang Pagar
• beton ((0,1 x 0,16 x 0,55)+(0,1 x 0,25 x 0,45)) x 26 0,521 m3
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
377
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Lanjutan Tabel 7.1)
NO PEKERJAAN URAIAN VOLUME
• tulangan
lentur ((78,5 .10-6 x 4 x 0,55) +(78,5.10-6 x 4 x 0,45))x 26 x 7850 64,087 Kg
geser ((0,44 x 50,3.10-6 x 6) + (0,62 x 50,3.10-6 x 5)) x 26 x 7850 58,928 kg
2. Railing Φ6 (2 x 25) x 2 100 m1
4 Tembok Tepi Bendung (pasangan batu)
(((0,5 x(1,5+3,5) x 10,25) x 10)+((0,5 x 0,75) x 5)) x 2 516,25 m3
5
Rumah pintu intake (K175)
Kolom 20x20 4 x 0,2 x 0,2 x3,5 0.56 m3
Balok 20 x 40 4 x 0,2 x 0,4 x 4,5 0.72 m3 Atap 15 cm 0,15 x 7m2 1.05 m3 Total 2.33 m3 6 Bekisting 7.00 m3 7 Pintu air besi ( lengkap)
- pintu intake 1 unit
8 Galian tanah biasa
3119,65 m3 9 Urugan tanah 2568,75 m3
10 Gebalan rumput 15,2 x 25,32 384,864 m²
11 Rip-rap (batu kosong) 5,657 x 0,5 x 1476 4174,86 m3
12 Pasangan batu kosong 0,3 x 11,02 x 25 82,65 m3 13 Jalan paving 5 x 1476 7380 m²
14 Uit zet /patok/bowplank 1000.00 m²
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
378
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Lanjutan Tabel 7.1)
NO PEKERJAAN URAIAN VOLUME
15 Direksi keet 1 ls
16 Barak kerja, gudang, dll 1 ls
17 Pembersihan lahan 1000.00 m²
18 pembersihan akhir/demobilisasi 1 ls
(Sumber : Perhitungan )
7.2 Rencana Anggaran Biaya
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung rencana anggaran dan biaya suatu
pekerjaan fisik yaitu :
a. Menghitung volume tiap – tiap pekerjaan sesuai dengan gambar.
b. Menentukan analisa harga satuan pekerjaan yang diperlukan.
c. Menentukan harga satuan bahan dan upah.
d. Dengan mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan didapatkan harga
pekerjaan.
e. Dibuat rekapitulasi harga pekerjaan.
Harga bangunan (bowsom) adalah harga pekerjaan fisik keseluruhan pekerjaan. Biaya
pembangunan (animingsom) adalah harga pekerjaan fisik yang ditambahkan PPn sebesar 10
% harga pekerjaan fisik. Harga inilah yang digunakan dalam setiap pelelangan pekerjaan
pemborongan.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
379
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.2.1 Analisis Harga Satuan
7.2.1.1 Analisis harga satuan upah pekerja Tabel 7.2 Daftar harga satuan upah pekerja
No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga Satuan
1 Pekerja Hari 30,000.00 2 Mandor Hari 40,000.00 3 Tukang Hari 37,500.00 4 Kepala tukang Hari 40,000.00 5 Operator Hari 37,500.00 6 Pembantu operator Hari 32,500.00 7 Sopir Hari 37,500.00 8 Pembantu sopir Hari 30,000.00 9 Koordinator driller Hari 37,500.00 10 Geologist /tenaga ahli Hari 50,000.00 11 Administrasi bor Hari 32,500.00 12 Driller/operator bor Hari 35,000.00 13 Pembantu operator bor Hari 32,500.00 14 Mekanik/tukang las Hari 37,500.00 15 Crew Hari 32,500.00 16 Tenaga lokal Hari 30,000.00 17 Jaga malam Hari 32,500.00
7.2.1.2 Analisis harga satuan sewa alat Tabel 7.3 Daftar harga satuan sewa alat
No. Uraian Satuan Harga Satuan
1 Dump Truck jam 157,894.94 2 Truk bak terbuka jam 88,000.00 3 Truk tangki air jam 166,761.42 4 Bulldozer jam 429,000.00 5 Motor grader jam 280,500.00 6 Wheel loader jam 305,453.50 7 Excavator jam 297,000.00 8 Crane jam 165,000.00 9 Trailler jam 110,000.00 10 Mesin gilas 2 roda 6-10 ton jam 186,244,40 11 Mesin gilas 3 roda 6-10 ton jam 170,998.06
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
380
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Lanjutan Tabel 7.3)
No. Uraian Satuan Harga Satuan
12 Mesin gilas roda karet 8-10 ton jam 249,480.00 13 Vibratory roller jam 191,185.28 14 Vibroroller 1 ton jam 55,000.00 15 Water pump jam 16,500.00 16 Pick up jam 83,710.95 17 Hidroulic excavator jam 280,000.00 18 Concrete vibrator jam 370,000.00 19 Compressor jam 50,000.00 20 Concrete mixer jam 88,000.00 21 Jack hammer jam 48,840.00 22 Stamper jam 14,348.00 23 Genset jam 75,000.00 24 Alat transport lokal unit 100,000.00
7.2.1.3 Analisis harga satuan bahan bangunan Tabel 7.4 Daftar harga satuan bahan bangunan
No. Uraian Satuan / Unit
Harga Satuan
1 Batu belah m3 120,000.00 2 Batu bulat m3 110,000.00 3 Pasir muntilan m3 137,000.00 4 Portland cement kg 1,050.00 5 Minyak tanah industri Liter 12,691.00 6 Bensin industri Liter 9,905.00 7 Solar industri Liter 12,438.00 8 Additive Liter 31,500.00 9 Kayu cetakan m3 962,500.00 10 Paku Kg 13,000.00 11 Baja tulangan U-24 Kg 11,700.00 12 Baja tulangan U-32 Kg 12,250.00 13 Paving block 10 cm. abu-abu K-400 m2 89,500.00 14 Pipa galvanis Φ 2” medium B Batang 376,625.00 15 Pipa galvanis Φ 3” medium B Batang 480,000.00 16 Pipa galvanis Φ 4” medium B Batang 595,000.00 17 Kawat las Batang 2,000.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
381
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Lanjutan Tabel 7.4)
No. Uraian Satuan / Unit
Harga Satuan
18 Kawat galvanis Φ 3 mm Kg 9,900.00 19 Kawat galvanis Φ 4 mm Kg 10,500.00 20 Kawat galvanis Φ 5 mm Kg 11,250.00 21 Peil Skala Unit 1,250,000.00 22 Balok Kayu Kelas I m3 2,818,750.00 23 Papan Kelas I m3
2,818,750.00 24 Balok Kayu Kelas II m3
2,306,250.00 25 Papan Kelas II m3
2,306,250.00 26 Balok Kayu Kelas III m3
910,000.00 27 Papan Kelas III m3
910,000.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
382
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.2.1.4 Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Item Pekerjaan : Pembersihan dan Pembongkaran Satuan Kuantitas : m2
Tabel 7.5 Daftar harga satuan pekerjaan pembersihan dan pembongkaran
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 142.8571 30,000.00 4,285,713.00 2 Mandor Hari 24.0000 40,000.00 960,000.00 3 Operator Hari 39.3283 37,500.00 1,474,811.25 4 Pembantu Operator Hari 39.3283 32,500.00 1,278,169.75
5 Sopir
Hari 142.8571 37,500.00 5,357,141.25
6 Pembantu Sopir Hari 142.8571 30,000.00 4,285,713.00
B. ALAT 1 Bulldozer jam 119.0500 429,000.00 51,072,450.00 2 Wheel Loader jam 156.2500 305,453.50 47,727,109.38 3 Dump Truck jam 1,000.000 157,894.94 157,894,940.00
C Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 274,336,047.63 D Harga Pekerjaan (di luan PPN) per ha 274,336,047.63 E Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) per m2 27,433.60 F Jumlah Dibulatkan 27,434.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
383
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Pengukuran dan Pematokan Satuan Kuantitas : 1 m²
Tabel 7.6 Daftar harga satuan pekerjaan pengukuran dan pematokan
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.0240 30,000.00 720.00 2 Mandor Hari 0.0012 40,000.00 48.00
B. BAHAN 1 Kayu Kelas III m³ 0.0030 910,000.00 2,730.00
C. PERALATAN 1 Alat Bantu ls. 1.0000 1,000.00 1,000.00
D. Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 4,498.00 E. Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 4,498.00 F. Jumlah Dibulatkan 4,498.00
Item Pekerjaan : Pasangan batu kosong Satuan Kuantitas : m3
Tabel 7.7 Daftar harga satuan pekerjaan pasangan batu kosong tanpa pasir
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga
Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 1.5000 30,000.00 45,000.00 2 Mandor Hari 0.0750 40,000.00 3,000.00
B ALAT 1 Batu belah m3 1.1000 120,000.00 132,000.00
C Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 180,000.00 D Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 180,000.00 E Jumlah Dibulatkan 180,000.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
384
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Pasangan batu Satuan Kuantitas : m³
Tabel 7.8 Daftar harga satuan pekerjaan pasangan batu 1 : 4 (termasuk siar 1:3) dengan pasir muntilan
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 2.2140 30,000.00 66,420.00 2 Tukang Hari 0.7370 37,500.00 27,637.50 3 Mandor Hari 0.1590 40,000.00 6,360.00
B. BAHAN 1 Portland cement kg 143.5800 1,050.00 150,759.00 2 Batu belah m3 1.0924 120,000.00 131,088.00 3 Pasir muntilan m3 0.4494 137,000.00 61,567.80 4 Alat bantu set 0.1100 34,650.00 3,811.50
C. ALAT 1 Concrete Mixer jam 0.6000 88,000.00 52,800.00
D. Jumlah ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) 500,443.80
E. Harga satuan pekerjaan (di luar PPN) 500,443.80 F. Jumlah dibulatkan 500,444.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
385
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Bekisting Satuan Kuantitas : m³
Tabel 7.9 Daftar harga satuan pekerjaan bekisting (acuan beton)
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.3500 30,000.00 10,500.00 2 Tukang Hari 0.3500 37,500.00 13,125.00 3 Mandor Hari 0.0500 40,000.00 2,000.00
B. BAHAN 1 Paku kg 0.2000 13,000.00 2,600.00 2 Kayu cetakan m3 0.0300 962,500.00 28,875.00 3 Alat bantu m3 0.0280 34,650.00 970.20
D. Jumlah ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) 58,070.20
E. Harga satuan pekerjaan (di luar PPN) 58,070.20 F. Jumlah dibulatkan 58,070.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
Tabel 7.10 Daftar harga satuan pekerjaan beton K-225
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan
Jumlah Harga
Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 1.7140 30,000.00 51,420.00 2 Tukang Hari 0.3430 37,500.00 12,682.50 3 Mandor Hari 0.1710 40,000.00 6,840.00 4 Sopir Hari 0.0050 37,500.00 187.50
B. BAHAN 1 Batu pecah 2/3 m³ 0.7337 155,260.00 113,914.26 2 Pasir muntilan m³ 0.4891 137,000.00 67,006.70 3 Portland cement kg. 354.000 1,050.00 371,700.00 4 Additive liter 0.7500 31,500.00 23,626.00 5 Alat bantu set 0.1500 34,650.00 5,197.50
C. ALAT 1 Concrete Mixer jam 0.2157 88,000.00 18,981.60 2 Concrete Vibrator jam 0.5872 370,000.00 217,264.00 3 Truk tangki air jam 0.0360 166,761.42 6,003.41 4 Water Pump jam 0.0327 16,500.00 539.55
D. Jumlah ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) 895,542.02
E. Harga satuan pekerjaan (di luar PPN) 895,542.02 F. Jumlah dibulatkan 895,542.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
387
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Baja Tulangan Satuan Kuantitas : kg
Tabel 7.11 Daftar harga satuan pekerjaan baja tulangan U-24
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.0180 30,000.00 540.00 2 Tukang Hari 0.0350 37,500.00 1,312.50 3 Mandor Hari 0.0040 40,000.00 160.00
B. BAHAN 1 Baja Tulangan U-24 Kg 1.1000 11,700.00 12,870.00 2 Alat bantu set 0.0200 34,650.00 693.00
D Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 15,575.50 E Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 15,575.50 F Jumlah Dibulatkan 15,576.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
Tabel 7.13 Daftar harga satuan pekerjaan pasang paving block abu-abu K-400, dengan tebal pas muntilan 6 cm
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.5000 30,000.00 15,000.00 2 Tukang Hari 0.2400 37,500.00 9,000.00 3 Mandor Hari 0.0500 40,000.00 2,000.00 4 Operator Hari 0.0030 37,500.00 112.50
B. BAHAN 1 Paving Block 10 cm. abu-abu K-400 m2 1.0000 89,500.00 89,500.00 2 Pasir Muntilan m3 0.0720 137,000.00 9,864.00 3 Alat bantu set 0.0250 34,650.00 866.25
C. ALAT 1 Vibroroller 1 ton jam 0.0240 55,000.00 1,320.000
D Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 127,662.75 E Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 127,662.75 F Jumlah Dibulatkan 127,663.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
390
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Gebalan Rumput Satuan Kuantitas : m²
Tabel 7.14 Daftar harga satuan pekerjaan gebalan rumput
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA
1 Pekerja Hari 0.2500 30,000.00 7,500.00 2 Mandor Hari 1.0150 40,000.00 40,600.00
B. Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan) 48,100.00 C. Harga Satuan Pekerjaan (di luar PPN) 48,100.00 D. Jumlah dibulatkan 48,100.00
Item Pekerjaan : Galian tanah biasa Satuan Kuantitas : m3 Tabel 7.15 Daftar harga satuan pekerjaan galian tanah biasa dibuang di sekitar lokasi proyek (dengan alat)
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.0314 30,000.00 942.00 2 Mandor Hari 0.0063 40,000.00 252.00 3 Operator Hari 0.0045 37,500.00 168.75 4 Pembantu Operator Hari 0.0045 32,500.00 146.25
B. BAHAN 1 Alat bantu set 0.0250 34,650.00 866.25
C. ALAT 1 Excavator jam 0.0320 297,000.00 9,504.00
D Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 11,879.25 E Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 11,879.25 F Jumlah Dibulatkan 11,879.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
391
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Item Pekerjaan : Urugan tanah Satuan Kuantitas : m3 Tabel 7.16 Daftar harga satuan pekerjaan urugan bekas tanah galian(dipadatkan dengan alat sederhana)
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Urut ( Rp.) ( Rp.)
A. TENAGA KERJA 1 Pekerja Hari 0.0375 30,000.00 1,125.00 2 Mandor Hari 0.0125 40,000.00 500.00
B. ALAT 1 Stamper jam 0.1250 14,438.00 1,793.50
C Jumlah (termasuk biaya umum dan keuntungan 3,418.50 D Harga Satuan Pekerjaan (di luan PPN) 3,418.50 E Jumlah Dibulatkan 3,419.00
Tabel 7.17 Rekapitulasi harga satuan pekerjaan
No. Uraian Pekerjaan Satuan Harga 1 Pembersihan dan Pembongkaran m2 27,434.00 2 Pengukuran dan Pematokan m2 4,498.00 3 Pemasangan Bouwplank m2 24,712.00 4 Pasangan Batu kosong m3 180,000.00 5 Pasangan batu m3 500,444.00 6 Urugan Tanah m3 3,419.00 7 Galian Tanah m3 11,879.00 8 Pembesian kg 15,576.00 9 Bekisting m2 58,070.00 10 Beton K-225 m3 895,542.00 11 Pipa Ralling Jembatan Ø 3" m’ 64,957.00 12 Gebalan Rumput m2 48,100.00 13 Paving block m2 127,663.00
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
392
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.2.2 Rencana Anggaran Biaya Embung Tambakboyo
Pekerjaan : Pembangunan Embung Tambakboyo
Lokasi : Kabupaten Sleman Tabel 7.18 Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
NO URAIAN SATUAN VOLUME HARGA HARGA
SATUAN PEKERJAAN
( Rp.) ( Rp.)
a b c d e f = ( d x e ) I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan dan pembongkaran m2 1,000.00 27,434.00 27,434,000.00
2 Pengukuran dan pematokan m2 1,000.00 4,498.00 4,498,000.00
3 Direksi Keet ls 1.00 37,500,000.00 37,500,000.00
4 Barak Kerja, Gudang ls 1.00 20,000,000.00 20,000,000.00
Jumlah Harga Pekerjaan I 89,432,000.00
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 3,119.65 11,879.00 37,058,322.35
2 Urugan tanah biasa m3 2,568.75 3,419.00 8,782,556.25
I PEKERJAAN PERSIAPAN 89,432,000.00 II PEKERJAAN TANAH 64,352,837.00 III PEKERJAAN PASANGAN 2,956,706,197.24 IV PEKERJAAN LAIN-LAIN 30,000,000.00A Jumlah Harga Pekerjaan 3,140,491,034.24 B PPN ( 10 % x A ) 314,049,103.42 C Total Biaya Pekerjaan ( A + B ) 3,454,540,137.67 D Dibulatkan 3,454,500,000.00
Terbilang : TIGA MILYAR EMPAT RATUS LIMA PULUH EMPAT JUTA LIMA RATUS RIBU RUPIAH
7.2.3 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
Berikut disajikan perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada proyek pembangunan Embung
Tambakboyo : Tabel 7.20 Analisis kebutuhan tenaga kerja
NO URAIAN SATUAN VOLUME KOEFISIEN JUMLAH TENAGA KERJA
DURASI (MGU)
a b c d
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan dan pembongkaran m2 1,000.00 0.08 90 1
2 Pengukuran dan pematokan m2 1,000.00 0.025 42 1
3 Direksi Keet ls 1.00 - 40 1
4 Barak Kerja, Gudang ls 1.00 - 40 1
Jumlah Harga Pekerjaan I
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 3,119.65 0.047 147 3
2 Urugan tanah biasa m3 2,568.75 0.05 128 5
3 Pasang gebalan rumput m2 384.864 1.265 487 5
Jumlah Harga Pekerjaan II
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
394
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(sambungan Tabel 7.20)
NO URAIAN SATUAN VOLUME KOEFISIEN JUMLAH TENAGA KERJA
DURASI (MGU)
a b c d
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan batu m3 2,145.35 3.11 6672 17
2 Pasangan batu kosong m3 4,257.51 1.575 6706 19
3 Bekisting m3 7.00 0.75 5 1
4 Pembesian kg 7,556.73 0.057 431 2
5 Pembetonan m3 44.351 2.233 99 1
6 Pintu intake Unit 1.00 - 5 1
7 Peil Skaal Unit 1.00 - 6 1
8 Besi pagar dia. 3” (galvanis) m' 100 0.257 26 1
9 Paving block m2 7,380 0.793 5852 11
Jumlah Harga Pekerjaan III
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Administrasi, dokumentasi,
Ls 1 - 200 24 mobilisasi dan demobilisasi
2 Pembersihan akhir Ls 1 - 100 1
Jumlah Harga Pekerjaan XIII
7.3 Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule)
Jadwal waktu pelaksanaan atau rencana pelaksanaan pekerjaan berdasarkan waktu untuk
megatur pelaksanaan agar dapat diselesaikan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dalam membuat jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah :
Jenis pekerjaan
Tenaga yang tersedia
Penjadwalan pengadaan bahan
Keadaan lapangan
Keadaan cuaca di sekitar lokasi
Peralatan yang disediakan
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
395
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Fungsi membuat jadwal pelaksanaan adalah :
Sebagai kontrol waktu yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pembagian tahapan pekerjaan akan lebih jelas sehingga akan lebih mudah dipahami.
7.4 Network Planning
Network planning yaitu suatu jaringan yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek dan disusun berdasarkan urutan kegiatan
tertentu. Jaringan kerja ini menunjukkan hubungan yang logis antar kegiatan berupa
hubungan timbal balik antara pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek.
Jaringan kerja/network planning bermanfaat untuk :
a. Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki hubungan ketergantungan yang
kompleks antar kegiatan.
b. Menentukan total waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek.
c. Membuat perkitaan jadwal proyek yang paling ekonomis.
d. mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kritis dan pengaruhnya terhadap jadwal proyek
keseluruhan bila terjadi keterlambatan.
e. Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya.
Data-data yang diperlukan untuk membuat suatu network planning yaitu :
a. Metode pelaksanaan proyek konstruksi yang akan dilaksanakan, karena metode
pelaksanaan akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
b. Daftar semua kegiatan untuk proyek tersebut.
c. Durasi waktu dari masing-masing kegiatan.
d. Urutan pelaksanaan kegiatan.
e. Ketergantungan atau hubungan timbal balik antara kegiatan satu dan yang lainnya.
Langkah-langkah pembuatan suatu network planning yaitu :
a. Menentukan metode pelaksanaan dari proyek yang akan dilaksanakan.
b. Membuat perkiraan daftar rincian kegiatan beserta durasi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.
c. Menyusun hubungan timbal balik atau urutan logis antara kegiatan satu dan yang
lainnya. Menentukan kegiatan mana yang harus dilakukan terlebih dahulu dan mana
yang mengikutinya.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
396
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
d. Membuat diagram jaringan kerja/network planning.
e. Menghitung jaringan kerja.
Ada dua macam jaringan kerja (network planning) yaitu :
a. Kegiatan pada node (activity on node)
Yaitu kegiatan digambarkan pada kotak yang disebut node. Anak panah berfungsi
sebagai penghubung yang menjelaskan hubungan ketergantungan diantara kegiatan-
kegiatan.
b. Kegiatan pada anak panah (activity on arrow)
Yaitu kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran
yang mewakili peristiwa (event). Nama dan durasi kegiatan ditulis diatas dan dibawah
anak panah.
Dalam perencanaan Embung Tambakboyo ini akan menggunakan metode kegiatan pada anak
panah dan memakai metode CPM (critical path method). Critical path method atau disebut
juga metode lintasan kritis merupakan metode jadwal perencanaan proyek dengan
menggunakan peristiwa paling awal (Earliest Event Time/EET) dan peristiwa paling akhir
(Latest Event Time/LET).
Paling awal (EET) yaitu waktu mulai paling awal/tercepat suatu peristiwa terjadi dan tidak
mungkin terjadi sebelumnya. Manfaat ditetapkannya EET adalah untuk mengetahui saat
paling awal mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berasal dari peristiwa (event) yang
bersangkutan. Sedangkan LET adalah waktu paling akhir/saat paling akhir suatu peristiwa
dapat terjadi dan tidak mungkin terjadi sesudahnya. Manfaat ditetapkannya LET adalah untuk
mengetahui saat paling akhir atau paling lambat untuk memulai melaksanakan kegiatan yang
berasal dari peristiwa (event) yang bersangkutan. Gambar Network planning dapat dilihat
pada lampiran.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
397
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Keterangan Network Planning:
b d a
c e
a = urutan kegiatan
b = waktu kegiatan paling cepat
c = waktu kegiatan paling lambat
d = simbol kegiatan
e = waktu kegiatan
= lintasan kritis
= dummy
LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY
398
BAB VIII PENUTUP
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
a. Debit banjir rencana ditentukan dengan beberapa metode. Namun metode yang dipilih
adalah Metode Hidrograf Satuan Sentetik (HSS) Gama I atas pertimbangan efesiensi dan
ketidakpastian besarnya debit banjir. Dari hasil perhitungan debit rencana didapat sebesar
123,00 m3/dtk dengan periode ulang 50 tahun.
b. Hasil flood routing dapat diketahui ketinggian limpasan maksimum (outflow) di atas
mercu dan debit outflow sebesar 54,58 m3/dtk.
c. Direncanakan pembangunan Embung Tambakboyo untuk kebutuhan pariwisata sehingga
volume air pada ketinggian + 144 m dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata, selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku yang volumenya
sebesar 82.000 m³.
d. Urugan tanah untuk mendukung beban dari tubuh embung diambil dari tanah disekitar
Embung Tambakboyo.
e. Untuk melindungi agar tubuh embung terjaga terhadap naik turunnya permukaan air, maka
pada lereng hulu bendungan dipasang batuan yang tahan terhadap pelapukan (rip-rap).
8.2 Saran
Agar Embung Tambakboyo berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, maka hal yang harus
diperhatikan adalah Eksploitasi dan pemeliharaan harus dilakukan secara continue.