Top Banner
Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya Yonathan Mangolo 1) , Kristanto 2) , Willy Yavet Tandirerung 3) 1,2) Program Studi Teologi 3) Program Studi Agroteknologi Universitas Kristen Indonesia Toraja Jl. Nusantara No. 12 Makale Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan 1) [email protected], 2) kristanto [email protected] 3) [email protected] ABSTRAK Toraja kaya akan simbol dan hal tersebut tertuang lewat ukiran yang kita temui pada rumah adat dan symbol-simbol lainnya. Ukiran yang ada itu sudah tentu memiliki arti dan makna. Persoalan yang mengemuka ialah apakah dalam ukiran tersebut juga mengandung arti dan makna teologis? Hal ini yang menjadi dasar penulis untuk meneliti lebih jauh tentang hal tersebut. Karena itu penelitian ini hendak mengungkap arti simbol yang terdapat dalam ukiran Toraja. Tujuan penelitian ini ialah hendak mengungkap makna teologis yang terdapat di dalam simbol ukiran Toraja dan diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan teologi kontekstual dan hendak memperkayah pengkajian teologi yang mengakar pada budaya Toraja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, wawancara dan observasi. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah terungkapnya kekayaan budaya Toraja lewat simbol ukiran dan terungkapnya makna teologis dari setiap ukiran yang ada sekaligus menjadi sarana berteologi. Kata kunci: Arti simbol ukiran Toraja, makna teologis I. Pendahuluan Budaya Toraja sarat dengan simbol. Simbol sekaligus merupakan sebuah pusat perhati- an yang tertentu, sebuah sarana komunikasi, dan landasan pemahaman bersama. Setiap komunikasi, dengan bahasa atau sarana yang lain, menggunakan simbol-simbol. Masyara- kat hampir tidak mungkin ada tanpa simbol- simbol. Menurut Komisi Liturgi dan Musik Gerejawi (KLM) Gereja Toraja dalam materi ”Simbol Adat Budaya Toraja dan pemakna- annya dalam peribadahan Gereja Toraja”; Simbol bagaikan darah dalam tubuh. Dalam kerangka itulah maka penelitian ini dilakukan tentang pentingnya mengetahui makna yang ada di dalam simbol ukiran yang ada di Toraja. Penelitian yang pernah dila- kukan adalah penelitian disekitar arti ukiran Toraja. Namun penelitian ini mencoba meng- ungkap makna teologis yang terdapat dalam ukiran Toraja. Kebaruan dari penelitian ini ialah mencoba mengungkapkan secara jelas makna teologis dari ukiran yang ada menghi- asi budaya rumah adat Toraja. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini ia- lah mengungkap makna teologis dari ukiran 168
7

Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Oct 23, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Yonathan Mangolo1), Kristanto2),

Willy Yavet Tandirerung3)

1,2)Program Studi Teologi3)Program Studi Agroteknologi

Universitas Kristen Indonesia Toraja

Jl. Nusantara No. 12 Makale

Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan

1) [email protected],2) kristanto [email protected] 3) [email protected]

ABSTRAK

Toraja kaya akan simbol dan hal tersebut tertuang lewat ukiran yang kita temui padarumah adat dan symbol-simbol lainnya. Ukiran yang ada itu sudah tentu memilikiarti dan makna. Persoalan yang mengemuka ialah apakah dalam ukiran tersebutjuga mengandung arti dan makna teologis? Hal ini yang menjadi dasar penulisuntuk meneliti lebih jauh tentang hal tersebut. Karena itu penelitian ini hendakmengungkap arti simbol yang terdapat dalam ukiran Toraja. Tujuan penelitian iniialah hendak mengungkap makna teologis yang terdapat di dalam simbol ukiran Torajadan diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan teologi kontekstualdan hendak memperkayah pengkajian teologi yang mengakar pada budaya Toraja.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatanstudi kepustakaan, wawancara dan observasi. Adapun hasil yang diperoleh daripenelitian ini ialah terungkapnya kekayaan budaya Toraja lewat simbol ukiran danterungkapnya makna teologis dari setiap ukiran yang ada sekaligus menjadi saranaberteologi.Kata kunci: Arti simbol ukiran Toraja, makna teologis

I. Pendahuluan

Budaya Toraja sarat dengan simbol. Simbolsekaligus merupakan sebuah pusat perhati-an yang tertentu, sebuah sarana komunikasi,dan landasan pemahaman bersama. Setiapkomunikasi, dengan bahasa atau sarana yanglain, menggunakan simbol-simbol. Masyara-kat hampir tidak mungkin ada tanpa simbol-simbol. Menurut Komisi Liturgi dan MusikGerejawi (KLM) Gereja Toraja dalam materi”Simbol Adat Budaya Toraja dan pemakna-annya dalam peribadahan Gereja Toraja”;Simbol bagaikan darah dalam tubuh.

Dalam kerangka itulah maka penelitianini dilakukan tentang pentingnya mengetahuimakna yang ada di dalam simbol ukiran yangada di Toraja. Penelitian yang pernah dila-kukan adalah penelitian disekitar arti ukiranToraja. Namun penelitian ini mencoba meng-ungkap makna teologis yang terdapat dalamukiran Toraja. Kebaruan dari penelitian iniialah mencoba mengungkapkan secara jelasmakna teologis dari ukiran yang ada menghi-asi budaya rumah adat Toraja.

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini ia-lah mengungkap makna teologis dari ukiran

168

Page 2: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

yang ada di Toraja sehingga secara iman Kris-ten kita bisa memahami makna yang ada da-lam budaya Toraja sehingga ada daya doronguntuk mencintai dan melestarikan budayatersebut serta menjadikannya sebagai saranamemuliakan Tuhan.

II. Metode Penelitian

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pen-dekatan kualitatif yang ditujukan untuk men-deskripsikan dan menganalisis fenomena, per-istiwa, aktifitas sosial, sikap kepercayaan, per-sepsi dan pemikiran kelompok masyarakat diToraja.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data dalam penelitian ini,menggunakan instrument penelitian kualita-tif meliputi studi kepustakaan, wawancaradaan observasi (pengamatan).

C. Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah beserta proseduryang digunakan untuk menelitian ini adalahpenelitian kualitatif dan metode tersebut te-lah banyak digunakan para peneliti selama inidan metode tersebut relevan dengan konteksyang ada di Toraja.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah kamera untuk mengambilgambar dari objek yang di teliti, juga un-tuk merekam pembicaraan dalam wawancaradengan tokoh masyarakat dan tokoh rohania-wan.

E. Proses Analisis Data

E.1. Analisis Data Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif seperti yangdianjurkan oleh Miles dan Huberman (2002:16) analisis data meliputi tiga langkah pokok

yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data,3) penarikan kesimpulan, dan verifikasi.Tiga hal utama itu menurut Milles danHuberman (2002: 20) dapat digambarkansebagai berikut:

Reduksi Data Simpulan/Verifikasi

Pengumpulan Data Penyajian Data

E.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan berkaitandengan data di lapangan yaitu peneliti mela-kukan observasi dan wawancara.

E.3. Reduksi Data

Pada tahap ini, peneliti mengkaji beberapadata yang diperoleh dari: Transkripsi wawan-cara, catatan lapangan, observasi, dan datadokumentasi. Semua data tersebut dianalisadan diorganisir yakni dengan menulis ring-kasan, memisahkan data penting yang terkaitsoal masalah penelitian dengan data yang ti-dak relevan. Terkait dengan data yang tidakrelevan, peneliti masih akan menganalisa kem-bali jika nanti peneliti masih membutuhkandata-data tersebut dalam pengolahan datasebelum mengambil kesimpulan akhir.

E.4. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasiyang tersusun dan dapat menarik suatu ke-simpulan dalam pengambilan suatu tindakan.Bentuk penyajian data yang dipilih dalam pe-nelitian ini adalah bentuk naratif yang tidaklepas dari latarnya.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Pengertian simbol dan maknanya

Simbol berasal dari Bahasa Yunani, Sym =bersama, san ballo = melempar. Awalnya

SEMKARISTEK 1 169 ISBN: 978-602-18328-9-9

Page 3: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

Symballo adalah ritus yang dilakukan untuksaling mengingat dan mengenali antara duabersaudara (dua pihak) yang bertemu setelahperpisahan yang lama. Masing-masing me-lemparkan belahan lempengan yang merekamiliki. Jika kedua lempengan itu langsungmenyatu (cocok), maka mengertilah merekabahwa keduanya bersaudara. Jadi proses ber-temu, melempar, dan mengerti itulah yangdisebut Simbol di mana keduanya melakukansesuatu dan memiliki pemaknaan yang samaterhadap apa yang dilakukan. Simbol, selainmembuktikan persaudaraan (bersifat objek-tif), juga membangkitkan kenangan, sejarah,ikatan, dan kebersatuan (subjektif). Kare-na itu simbol adalah tanda pengenal yangmenjelaskan dan mengaktualisasikan suatuperjumpaan dan kebersamaan yang didasark-an pada suatu kewajiban atau perjanjian.

F.W. Dillistone menjelaskan bahwa Simbolberasal dari Bahasa Yunani symbolon yangartinya ”pelontaran bersama” atau ”penem-patan bersama” dua bagian yang berbeda-beda. Sebuah simbol menggabungkan, entahdalam bentuk gambaran entah dalam bentukbahasa, dua unsur yang tampaknya berlainan,keduanya sungguh-sungguh termasuk dalamseluruh organisme yang mewujudkan cinta-cita orang Yunani berkenaan dengan alamdan masyarakat.

Sedangkan menurut Emanuel Martasudji-ta, Pr, simbol berasal dari Bahasa Yunaniyaitu symbolon, dengan kata kerja symballeinyaitu merupakan tanda pengenal yang berisi,menjelaskan dan mengaktualisasikan suatuperjumpaan dan kebersamaan yang didasark-an oleh suatu kewajiban atau perjanjian. Da-lam kebiasaan kuno (Yunani), terdapat suatukebiasaan di mana suatu benda (segel ataustempel, papan kecil, tulang atau sekepinguang) dibagi menjadi dua dan diberikan ke-pada patner sebagai tanda. Tanda itu dibuatagar orang bisa saling mengenal kembali ataumemberikan bukti akan ikatan persahabat-an, perjumpaan atau perjanjian yang telahdibuat.

Menurut C.H. Suryanugraha: Ada tiga un-sur penting dalam simbolisme itu yakni benda

simbolis (sering disebut sebagai simbol saja),tindakan atau tata laku simbolis, dan kata-kata atau bahasa simbolis.

Dalam Alkitab beberapa simbol memilikiambiguitas (mendua arti) tertentu, atau su-atu bipolaritas (dua arah yang berlawanan),yaitu simbol yang mengisyaratkan kehidup-an dan juga kematian, kebaikan dan jugakejahatan. Misalnya ular dalam Kejadian3 membawa kematian; Ular Tembaga di pa-dang gurun memberi kehidupan. Air babtis-an menyimbolkan penyelaman bersama Yesusdalam kematian, agar dibangkitkan kembaliyang berarti air babtisan juga membawa kekehidupan baru.

Arti simbol sangat penting. Hal ini di-akui secara luas dewasa ini. Namun, adaketidakpastian yang besar tentang bagaima-na simbol-simbol muncul, bagaimana simbolberpengaruh, dan bagaimana simbol-simbolkerap kali memudar artinya. Dapatkah kitasependapat tentang apa simbol itu, dan bagai-mana simbol berfungsi? Karena itu, maknasimbol paling tidak ada tiga:

1. Misteri Yesus Kristus menyatakan kepa-da kita bahwa Allah mau menjadi ma-nusia, tinggal di antara kita, mengalamidan menghidupi semua kemanusiaan ki-ta dengan segala segi dan dimensinya,termasuk budaya, dan bahkan menebuskemanusiaan kita. Sang Sabda telahmenjadi manusia dan tinggal di anta-ra kita (Yoh 1:14). Yesus yang adalahSang Sabda yang menjadi manusia ada-lah manusia konkret, yakni orang Yahudidengan segala budaya dan tradisi religi-usnya. Seluruh simbolisasi yang digu-nakan dalam budaya Yahudi dan tradisireligiusnya dikenakan oleh Yesus pula.Allah menggunakan simbol-simbol ma-nusia agar melalui simbol-simbol dalambudaya itu Allah dapat menjumpai ma-nusia. Itulah sebabnya budaya ukir diToraja adalah juga salah satu cara Allahmenjumpai orang Toraja dalam budaya-nya.

2. Manusia sendiri tidak dapat melepaskandiri dari simbol. Bahkan, Ernst Cassi-

SEMKARISTEK 1 170 ISBN: 978-602-18328-9-9

Page 4: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

rer menyebut manusia sebagai animalsymbolicum - manusia adalah mahluksimbolis. Apa yang dikenakan, apa yangdilakukan, apa yang dipikirkan, apa yangdikatakan oleh manusia selalu bersifatsimbolis. Bahasa yang kita gunakan un-tuk merangkai pikiran atau perkataansudah merupakan simbol-simbol. Bahk-an, manusia sendiri adalah simbol. Ke-hadiran seorang duta besar dari suatunegara melambangkan negara dan bang-sa yang diwakilinya. Kehadiran seorangibu dalam sebuah rapat atau pertemuanyang semuanya laki-laki sudah melam-bangkan kehadiran perempuan di situ,ataupun sebaliknya. Seluruh kehadirandan apa yang dibuat oleh umat berimanyang adalah kumpulan manusia selaluberciri simbolis. Dalam hal ini, ukiranToraja adalah makna simbol bagi orangToraja.

3. Paulus berkata, ”karena sekarang kitamelihat dalam cermin suatu gambaranyang samar-samar, tetapi nanti kita akanmelihat muka dengan muka. Sekarang,aku hanya mengenal dengan tidak sem-purna, seperti aku sendiri dikenal” (1Kor 13:12). Di situ, Paulus memang ber-bicara mengenai kasih, namun secara ke-seluruhan Paulus maksudkan bahwa kitasekarang ini masih mengalami keselamat-an atau penebusan Kristus belum sepe-nuhnya. Akan tetapi pada saat di sorgananti, barulah kita mengalami kesela-matan secara penuh dengan memandangAllah dari muka ke muka. Dengan isti-lah lain, Paulus mengatakan bahwa kitadiselamatkan dalam pengharapan (Rm8:24). Persekutuan kita dengan Allahdi dunia sekarang ini masih berlangsungdalam keterbatasan tubuh dan kesejahte-raan kita. Harta surgawi itu masih kitasimpan dan alami dalam bejana tanahliat (bnd. 2 Kor 4:7). Dalam pengertianbahwa keselamatan Allah masih kita ala-mi dalam cermin atau gambaran itulahmisteri penebusan yang kita alami dalambentuk simbol.

Demikianlah kehadiran Kristus dan karyakeselamatan-Nya di dalam budaya ukiranToraja merupakan kehadiran dalam bentuktanda atau simbol. Melalui dan di dalamsimbol itu, tersembunyi dan terungkap yangdisimbolkan. Isi yang disimbolkan tidak lainadalah realita kehadiran Kristus yang menye-lamatkan. Dari strukturnya, simbol tidakpernah tampil untuk dirinya sendiri, melaink-an untuk yang dilambangkan. Namun apayang dilambangkan itu hanya bisa dialamidan dipahami melalui dan dalam simbol.

Dari pemahaman di atas, dapat dikatakanbahwa simbol ukiran dalam budaya Torajaadalah sarana mengekspresikan teologi dalamkonteks Toraja.

B. Ukiran Toraja, Arti dan Makna Te-ologisnya

B.1. Pa’ Barreallo

Barre dalam Bahasa Toraja berarti bulatatau bundar. Allo berarti matahari. Jadipa’barreallo adalah ukiran yang bulat me-nyerupai matahari. Matahari memberi ke-hidupan. Dalam mitologi Yunani misaLnyakita mengetahui ada dewa matahari. Pa’barre allo ditempatkan pada bagian rumahadat Toraja dan Lumbung menganjur con-dong ke depan (longa). Diatasnya diletakk-an pa’manuk londong (ukiran ayam jantan)Pa’barreallo adalah lambang kebesaran. Ye-sus adalah Mata Hari kehidupan, dari sanalahkita boleh menikmati hidup yang abadi yaitukeselamatan.

B.2. Pa’ Tedong

Tedong dalam Bahasa Toraja berarti kerbau.Ukiran Pa’ tedong merupakan profil dari kepa-la kerbau. Kerbau dalam masyarakat Torajamempunyai kedudukan yang tinggi dibandingdengan jenis hewan peliharaan lainnya. Ker-bau merupakan lambang kemakmuran, memi-liki kerbau berarti hidup mapan (bnd. Kam-bing, domba yang dimiliki oleh bapa leluhurdalam Alkitab). Kerbau biasanya menjadiukuran nilai dalam jual-beli; ia juga menja-

SEMKARISTEK 1 171 ISBN: 978-602-18328-9-9

Page 5: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

Gambar 1: Pa’ Barreallo

di korban persembahan tertinggi dalam rituskeagamaan.

Gambar 2: Pa’ Tedong

B.3. Pa’ Tangki’ Pattung 1

Tangki’ dalam Bahasa Toraja berarti pasakyaitu paku yang terbuat dari kayu; pattungadalah betung yaitu sejenis bambu yang le-bih besar. Keluarga Toraja dahulu membuattempat minum dari bambu menyerupai gelas.Pegangan dari bambu tersebut diukir danprofil lukisan itulah yang disebut pa’tangki’pattung. Ukiran ini merupakan simbol ke-besaran bagi bangsawan Toraja (K. Kadang,

1960. Makna teologisnya yaitu menyimbolk-an cawan kebesaran Allah dari sanalah kitamenikmati hidup kekal.

Gambar 3: Pa’ Tangki’ Pattung 1

B.4. Pa’ Tangki’ Pattung 2

Ukiran ini merupakan lanjutan atau perluas-an dari pa’ tangki’ pattung I. Bila diperhatik-an Nampak 2 angka delapan yang sama dansebangun. Artinya di dalam Tongkonan se-mua keluarga punya hak sama atas tanah danwarisan Tongkonan. Di dalam Tuhan kita se-mua punya hak yang sama dan bersaudara,tidak ada Yahudi dan Yunani.

Gambar 4: Pa’ Tangki’ Pattung 2

SEMKARISTEK 1 172 ISBN: 978-602-18328-9-9

Page 6: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

B.5. Pa’ Tanduk Ra’pe

Tanduk dalam Bahasa Toraja berarti tan-duk. Ra’pe berarti melengkung ke bawahdan ujungnya ke atas, seperti tanduk kerbau(jenis kerbau balian). Ukiran ini biasanyaditempatkan pada dinding rumah tradisionalToraja, sebagai kenangan pada binatang yangmemiliki nilai dalam kehidupan masyarakatToraja. Tapi juga penanda bahwa orang To-raja diharapkan rejekinya semakin naik danbertambah makmur.

Di dalam Tuhan orang yang berharapkepada-Nya akan menikmati berkat yaitu;“. . . . oleh dia (Abraham) segala bangsadi atas bumi akan mendapat berkat” (Kej.18:18).

Gambar 5: Pa’ Tanduk Ra’pe

B.6. Pa’ Ulu Gayang

Ulu artinya hulu (kepala), Gayang artinya Ke-ris. Ulu Gayang berarti kepala Keris. Ukiranpa’ ulu gayang adalah ukiran pada hulu ga-yang. Gayang (keris) adalah benda tajamyang dipakai untuk menjaga diri dari serang-an lawan. Tapi juga barang pusaka yang dipa-kai melengkapi asesoris pakaian adat Toraja.Misalnya seorang pengantin yang memakaibaju adat Toraja harus juga memegang ga-yang. Gayang juga adalah symbol kebesaranorang Toraja. Makna teologis: Kenakanlahseluruh perlengkapan senjata Allah, supaya

kamu dapat bertahan melawan tipu muslihatiblis (Ef. 6:11).

Gambar 6: Pa’ Ulu Gayang

IV. Kesimpulan

1. Hampir tidak mungkin masyarakat adatanpa lambang (simbol). Setiap komu-nikasi, dengan bahasa atau sarana yanglain seperti adat dan budaya, menggu-nakan simbol-simbol.

2. Manusia adalah “animal symbolicum”.Hanya dengan menggunakan simbol ma-nusia dapat mencapai potensi dan tuju-an tertinggi hidupnya. Ungkapan simbolmerupakan jalan menuju kebebasan yangberdaya cipta. “Hidup yang menggunak-an lambang berarti kebebasan sejati”

3. Dalam dunia Perjanjian Lama kita ba-nyak menjumpai tentang makna simbol.Demikian juga dalam dunia PerjanjianBaru; Yesus sendiri mengajar denganmemakai simbol agar mudah dipahamidan dimengerti. Kristus adalah simbolAllah yang menyatukan dan mendama-ikan. Dengan demikian; budaya adalahtempat Allah menyatakan maksud kehen-dak dan kuasa-Nya agar dapat diselami,dimengerti dan dipahami manusia ser-ta dinikmati khususnya bagi masyarakatToraja.

SEMKARISTEK 1 173 ISBN: 978-602-18328-9-9

Page 7: Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya

Prosiding Seminar NasionalKepariwisataan Berbasis Riset dan Teknologi Tana Toraja 6-7 September 2018

4. Masyarakat Toraja adalah salah satu ma-syarakat yang kaya dengan simbol yangdinarasikan lewat ukiran yang terlihatpada rumah adat, kain dan sebagainya.

REFERENSI

[1] C.H. Suryanugraha, Rupa Dan Citra,Bandung: SangKris Penerbit, 2004.

[2] Emanuel Martasudjita, Pr., Liturgi (Pe-ngantar Untuk Studi Dan Praksis Li-turgi), Yokyakarta: Penerbit Kanisius,2011.

[3] F.W. Dillistone, The Power Of Symbols,Yokyakarta: Penerbit Kanisius, 2002.

[4] KLM Gereja Toraja, Draf Buku LiturgiGereja Toraja, Tangmentoe: 2014.

[5] Komisi Liturgi dan Musik Gereja, La-poran Hasil Semiloka dan Tim Kerja,Makale: 2016.

[6] Tim Penyusun, Pembangunan Tongkon-an Toraya Kelapa Gading, Jakarta: Cem-paka Press, 1998

SEMKARISTEK 1 174 ISBN: 978-602-18328-9-9