Top Banner
KELOMPOK 4 SUKU TORAJA NAMA : ARSHINTA ANUGRAH P DWI SARWINDAH FERRY SETIAWAN MUCHLIS AINNUROFIQ A NI NYOMAN DINDA RIZKY DINA SAFITRI RIZKI EKA
22

Tana toraja

Apr 30, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tana toraja

KELOMPOK 4SUKU TORAJA

NAMA : ARSHINTA ANUGRAH PDWI SARWINDAH

FERRY SETIAWANMUCHLIS AINNUROFIQ A

NI NYOMAN DINDARIZKY DINA SAFITRI

RIZKI EKA

Page 2: Tana toraja

SUKU TORAJA

Sejarah

Masyarakat

Ekonomi

Agama

Kebudayaan

Tradisi

Page 3: Tana toraja

SEJARAHSejak abad ke-17, Belanda mulai menancapkan kekuasaan perdagangan dan politik di Sulawesi melalui Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Selama dua abad, mereka mengacuhkan wilayah dataran tinggi Sulawesi tengah (tempat suku Toraja tinggal) karena sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan yang produktif. Pada akhir abad ke-19. Belanda mulai khawatir terhadap pesatnya penyebaran Islam di Sulawesi selatan, terutama di antara suku Makassar dan Bugis. Belanda melihat suku Toraja yang menganut animisme sebagai target yang potensial untuk dikristenkan. Pada tahun 1920-an, misi penyebaran agama Kristen mulai dijalankan dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda. Selain menyebarkan agama, Belanda juga menghapuskan perbudakan dan menerapkan pajak daerah.

Page 4: Tana toraja

Sebuah garis digambarkan di sekitar wilayah Sa'dan dan disebut Tana Toraja. Tana Toraja awalnya merupakan subdivisi dari kerajaan Luwu yang mengklaim wilayah tersebut. Pada tahun 1946, Belanda memberikan Tana Toraja status regentschap, dan Indonesia mengakuinya sebagai suatu kabupaten pada tahun 1957.

Page 5: Tana toraja

Keluarga

Kelas Sosial

Masyarakat

Page 6: Tana toraja

Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Setiap orang menjadi

anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian, mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga. Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu, ayah dan saudara kandung

Page 7: Tana toraja

Dalam masyarakat Toraja awal, hubungan keluarga bertalian dekat dengan kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan, orang biasa, dan budak (perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda).

Kelas sosial diturunkan melalui ibu. Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diizinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tinggi. Ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya. Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga.

Page 8: Tana toraja

EkonomiSebelum masa Orde Baru, ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung. Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau, babi, dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan. Satu-satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi Jepang, Kopi Toraja.

Page 9: Tana toraja

Mata Pencaharian.

1). Bertani Masyarakat Toraja banyak yang memiliki sawah sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata pencaharian sebagai petani. Dalam rumah tangga bagi orang suku toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian kalau suami mencangkul disawah adalah kewajiban isteri menanaminya.

2).Tenun Budaya tenun di Toraja telah menjadi warisan secara turun temurun, dengan tetap mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang kegiatan menenun. Sehingga, diharapkan tenun Toraja takkan hilang ditelan jaman.Selain itu, karena tenun telah menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang berbasis budaya, maka  aktivitas tersebut sangat membantu melestarikan budaya itu sendiri.

Page 10: Tana toraja

AgamaSistem kepercayaan

tradisional suku Toraja adalah kepercayaan

animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan"

(kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur

orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan

tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara

berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta.

Page 12: Tana toraja

Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.

Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante

Page 13: Tana toraja

Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Dalam masa penungguan

itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya (dunia arwah, atau akhirat).

Page 14: Tana toraja

TRADISI PERNIKAHAN SUKU TORAJA

Pernikahan dengan upacara Rompo Bobo Bannang.

Pernikahan dengan adat Rompo Bobo Bannang ini adalah upacara pernikahan yang paing sederhana. Utusan dari pihak pria akan menyampaikan lamaran, jika disetujui maka disampaikanlah waktu kedatangan mereka. Waktu kedatangan rombongan mempelai pria biasanya malam hari.Ketika waktu yang ditentukan tiba, datanglah rombongan mempelai pria yang terdiri dari mempelai pria dengan 2 atau 4 pengikut yang naik ke atas rumah.

Orang tua wanita membuka pintu dan mempelai pria beserta rombongannya naik ke atas rumah. Mereka kemudian dijamu makan dan minum. Sesudah makan, tamu-tamu pulang ke rumah sementara mempelai pria tetap tinggal di rumah mempelai wanita. Dengan resmi upacara pernikahan secara Bobo Bannang dianggap selesai.

Page 15: Tana toraja

Pernikahan dengan upacara Rompo Karoeng.

Pernikahan dengan upacara Rompo Karoeng sesungguhnya hampir sama urutannya dengan upacara Rompo Bobo, hanya ada sedikit tambahan pada detail pelaksanaannya. Upacara dimulai dengan lamaran yang ditandai dengan utusan pria yang membawa sirih. Jika lamaran diterima maka keluarga wanita akan menentukan hari pernikahan.Di hari yang disepakati, mempelai pria akan datang bersama rombongan pengiring yang terdiri dari kerabat dan handai taulan. Semua pengiring adalah pria juga. Tiba di pekarangan rumah, iring-iringan ini akan disambut oleh keluarga mempelai pria dengan sambutan dan tanya jawab yang sama dengan upacara Rompo Bobong. Setelah selesai maka rombongan pria akan dipersilakan duduk di lumbung.Ketika malam tiba, rombongan mempelai pria akan dipersilakan naik ke atas rumah. Di sana mereka dijamu makan dan minum. Setelah makan dan minum, orang tua wanita akan membacakan hukum pernikahan. Dalam adat Toraja, jika terjadi sesuatu yang membatalkan pernikahan atau terjadi perceraian maka pihak yang dianggap bersalah harus membayar denda atau disebut Kapa sesuai tingkatannya. Denda tersebut dinilai dengan kerbau.Sesudah pembacaan hukum pernikahan maka rombongan mempelai pria akan meninggalkan rumah mempelai wanita meninggalkan mempelai pria sendirian. Dengan itu secara resmi upacara Rampo KaroEng dianggap selesai.

Page 16: Tana toraja

Pernikahan dengan upacara Rompo Allo.

Pernikahan dengan upacara Rompo Allo adalah upacara tingkat ketiga dari pernikahan suku Toraja. Pernikahan dengan upacara ini berlangsung beberapa hari dengan upacara yang lebih besar. upacara ini biasanya hanya dilakukan oleh mereka dari golongan bangsawan.Pernikahan diawali dengan paingka kada atau menyelidiki calon mempelai wanita. Penyelidikan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah calon mempelai wanita itu belum ada yang melamar ataukah memang ada peluang bagi calon mempelai pria untuk meminangnya.Pinangan ditandai dengan sirih pinang yang diantar utusan dari calon mempelai pria kepada orang tua calon mempelai wanita. Pengantar sirih pinang ini terdiri dari beberapa orang wanita dan pria yang berpakaian adat.Setelah pinangan diterima, utusan mempelai pria akan datang lagi untuk membicarakan waktu yang tepat untuk upacara pernikahan.  Setelah hari pernikahan disepakati maka kedua pihak akan mengadakan persiapan. Keluarga mempelai wanita akan memotong babi sebagai isyarat yang akan disajikan pada upacara peresmian pernikahan.

Page 17: Tana toraja

Di hari yang telah disepakati, rombongan pria akan datang jam 7 malam. Jumlah rombongan tidak terbatas, terdiri dari kerabat dan handai taulan. Upacara ini disebut Topasulau atau mengantar mempelai pria, sementara rombongannya sendiri disebut Topasolan. Setiba di rumah mempelai wanita, rombongan awalnya akan disuruh menunggu di lumbung atau tempat terbuka lainnya untuk disuguhi sirih pinang.Setelah itu rombongan akan dipersilakan naik ke atas rumah dan mengambil tempat yang sudah ditentukan. Mempelai wanita akan keluar dari sombung (kamar tertentu yang sudah disediakan) dan duduk berdampingan dengan mempelai pria diapit oleh imam masing-masing. Setelah duduk berhadap-hadapan maka dimulailah upacara makan bersama. Kedua mempelai akan makan dari dulang yang sama yang sudah diisi dengan buku leso (kaki belakang babi). Makan bersama ini sebagai prosesi peresmian pernikahan yang diikuti dengan dialog kapa dilampok antara imam kedua belah pihak.Setelah selesai maka rombongan pengantar mempelai pria akan meninggalkan rumah mempelai wanita sekaligus pertanda usainya upacara pernikahan tersebut.

Page 18: Tana toraja

Kebudayaan Bendawi

1.    Rumah dan Pemukiman.Rumah adat tradisional suku toraja di sebut Tongkonan. Tongkonan adalah sebuah rumah besar dengan atap berbentuk pelana menyerupai tanduk kerbau yang mengarah ke depan. Bentuk rumah ini berbeda dengan rumah Minangkabau di Sumatera Barat yang memiliki atap berbentuk pelana dan ujungnya yang memanjang. Atap Tongkonan terbuat dari daun kelapa sedangkan sisi rumah dihiasi ukiran. Pada bagian depan biasanya terdapat sejumlah tanduk kerbau. 2.    Pakaian Adat.Baju adat Kandore yaitu baju adat Toraja yang berhiaskan Manik-manik yang menjadi penghias dada, gelang, ikat kepala dan ikat pinggang. Ada dua warna baju para pagar ayu, yaitu Merah dan Putih, kemudian di belakang mereka berjalan-lah pasangan pengantin dengan diiringi oleh Payung Kebesaran, selanjutnya menyusullah para keluarga dari keluarga kedua mempelai. Kedua mempelai itu berjalan menuju kursi pelaminan yang telah disediakan.

Page 19: Tana toraja

Ukiran-ukiran yang jadi Simbol kepercayaan hidup bagi masyarakat Tana Toraja yg terukir di Banua Tongkonan (Rumah Adat Tana Toraja) dan Lumbung Padi  yaitu:

1) Pa’ Bare’ Allo (terletak paling diatas berbentuk Bulan dan Matahari).Pa’Bare Allo adalah perlambang dari suatu Tatanan aturan tingkah laku seperti bulan dan matahari yang sudah tetap ada terbit dan terbenam matahari dipakai sebagai acuan waktu.

2) Pa’ Londong ( ukiran Ayam Jantan yg bertengger diatas Pa’Bare’ Allo). Pa’ Londong adalah perlambang dari Keadilan karena salah satu dari sembilan cara memutus permasalahan atau sengketa adalah dengan mengadu ayam apabila pemimpin dalam kelompok sulit memutuskan pihak mana yg benar atau salah.

3) Pa’ Tedong (ukiran berbentuk Kepala Kerbau). Pa’Tedong adalah Perlambang kesejahteraan karena kerbau merupakan hewan yang punyai nilai ekonomi terutama utk corak tertentu.

Page 20: Tana toraja

Makanan & minuman khas TORAJA

“Ballo”

“Pa'piong”

“Deppa Tori”

Pantollo’pamarasan

Page 21: Tana toraja

Peralatan Hidup / Teknologi.

Pada masyarakat Toraja terdapat bermacam-macam teknologi yang digunakan seperti :

1). Alat Dapura) La’ka sebagai alat belangab) Pesangle yaitu sendok nasi dari kayuc) Karakayu yaitu alat pembagi nasid) Dulang yaitu cangkir dari tempurunge) Sona yaitu piring anyaman

2). Alat Perang / Senjata Kunof) Doke atau tombak untuk alat perang dan berburug) Penai yaitu parangh) Bolulong yaitu perisaii) Sumpi atau sumpit

3). Alat Perhiasanj) Beke – ikat kepalak) Manikkota – kalungl) Komba – gelang tanganm) Sissin Lebu – cincin besar.

Page 22: Tana toraja