Top Banner
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 179 AKADEMI FARMASI SAMARINDA UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium sativum Linn) Submitted : 1 November 2016 Edited : 18 November 2016 Accepted : 30 November 2016 Lusia Murtisiwi, Novena Yety Lindawati Program Studi S1 Farmasi STIKES Nasional Email: [email protected],[email protected] ABSTRACT Garlic (Allium sativum Linn) is evidently active against Mycobacterium tuberculosis. Garlic contains allicin that is able to inhibit the bacteria causing tuberculosis. This dried extract garlic is also qualified as content of capsules of traditional medicine, score of Total Plate Count is1.5 (required not over 10); figures of mold and yeast extract of garlic is 4.10 2 (required not over 10 4 ); does not contain microbial pathogens (uncontaminated with coliform bacteria, Escherichia coli, Salmonella sp, and Staphylococcus aureus); and aflatoxin is not detected (required not more than 30 CPM); the average of moisture content is 2% (required notmore than 10%). Capsule of dried extract garlic (Allium sativum Linn) meets pharmaceutical requirements for traditional medicine capsule dosage form, with9 minutes as disintegrating time (required not more than 15 minutes) and meets the uniformity of weight as required for capsule. Results of the research indicates that dried extract of garlic indose above 48.750 mg/ kg body weightto get LD 50 in garlic, belongs to 'relatively harmless'. Dried extract garlic in 4 doses variations do not affect the liver functions of mice, so significant clinical toxicity symptoms that happen on entire animals test have not gained yet. Keywords : Allium sativum Linn, dried extract garlic, toxicity test, phytopharmaca PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis, dan menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi bakteri tersebut (1) . Jumlah kasus TB di Indonesia masih tinggi, pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 176.677 kasus. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2013 menunjukkan jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 196.310 kasus (2) . Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3- 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30% (1) . Kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (multi drug resistance = MDR) semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan (1) . Melihat perkembangan dan bahayanya penyakit TB, diperlukan pengembangan bahan alam dengan efek samping relatif lebih ringan sebagai alternatif dan terapi pendukung untuk pengobatan TB. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan untuk terapi tuberkulosis adalah bawang putih. Menurut sistem ayurveda dan Yunani, bawang putih adalah salah satu obat untuk tuberkulosis. Bawang putih telah terbukti aktif terhadap
10

UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 ISSN CETAK. 2443-115XISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

179 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

UJI TOKSISITAS AKUTKAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium sativum Linn)

Submitted : 1 November 2016Edited : 18 November 2016Accepted : 30 November 2016

Lusia Murtisiwi, Novena Yety Lindawati

Program Studi S1 Farmasi STIKES NasionalEmail: [email protected],[email protected]

ABSTRACTGarlic (Allium sativum Linn) is evidently active against Mycobacterium tuberculosis.

Garlic contains allicin that is able to inhibit the bacteria causing tuberculosis. This driedextract garlic is also qualified as content of capsules of traditional medicine, score of TotalPlate Count is1.5 (required not over 10); figures of mold and yeast extract of garlic is 4.102

(required not over 104); does not contain microbial pathogens (uncontaminated with coliformbacteria, Escherichia coli, Salmonella sp, and Staphylococcus aureus); and aflatoxin is notdetected (required not more than 30 CPM); the average of moisture content is 2% (requirednotmore than 10%). Capsule of dried extract garlic (Allium sativum Linn) meetspharmaceutical requirements for traditional medicine capsule dosage form, with9 minutes asdisintegrating time (required not more than 15 minutes) and meets the uniformity of weight asrequired for capsule. Results of the research indicates that dried extract of garlic indose above48.750 mg/ kg body weightto get LD50 in garlic, belongs to 'relatively harmless'. Dried extractgarlic in 4 doses variations do not affect the liver functions of mice, so significant clinicaltoxicity symptoms that happen on entire animals test have not gained yet.

Keywords : Allium sativum Linn, dried extract garlic, toxicity test, phytopharmaca

PENDAHULUANTuberkulosis (TB) merupakan

penyakit menular yang disebabkan olehinfeksi Mycobacterium tuberculosis, danmenyebar melalui droplet orang yang telahterinfeksi bakteri tersebut(1). Jumlah kasusTB di Indonesia masih tinggi, pada tahun2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA+sebanyak 176.677 kasus. Hasil SurveiKesehatan Rumah Tangga pada tahun 2013menunjukkan jumlah kasus baru BTA+ yangditemukan pada tahun 2013 sebanyak196.310 kasus(2). Sekitar 75% pasien TBadalah kelompok usia yang paling produktifsecara ekonomis (15-50 tahun).Diperkirakan seorang pasien TB dewasaakan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada

kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4bulan. Hal tersebut berakibat padakehilangan pendapatan tahunan rumahtangganya sekitar 20-30%(1).

Kekebalan ganda kuman TB terhadapobat anti TB (multi drug resistance = MDR)semakin menjadi masalah akibat kasus yangtidak berhasil disembuhkan(1). Melihatperkembangan dan bahayanya penyakit TB,diperlukan pengembangan bahan alamdengan efek samping relatif lebih ringansebagai alternatif dan terapi pendukunguntuk pengobatan TB. Salah satu bahanalam yang dapat digunakan untuk terapituberkulosis adalah bawang putih. Menurutsistem ayurveda dan Yunani, bawang putihadalah salah satu obat untuk tuberkulosis.Bawang putih telah terbukti aktif terhadap

Page 2: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 180

Mycobacterium tuberculosis secara invitro(3)(4). Senyawa alisin yang terkandungdalam bawang putih lanang (Allium sativumLinn) berfungsi sebagai antimikrobaspketrum luas yang mampu menghambatbakteri penyebab TB. Alisin memilikimekanisme molekuler untuk memblokadeaktivitas enzim yang menyebabkan infeksidan gangguan metabolisme, yakni enzimcysteine proteinase dan enzim alkoholdehidrogenase. Selain itu bawang putihlanang mengandung scornidin yangmemiliki kemampuan meningkatkan dayatahan tubuh dan pertumbuhan tubuh.Bawang putih lanang dipercayai lebihberkhasiat sebagai obat daripada bawangputih biasa. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ekstrak bawang putih mampumenghambat isolat Mycobacteriumtuberculosis MDR maupun non-MDR padakonsentrasi 1,0-3,0 mg/ml(5). Hasilpenelitian lain juga menunjukkan bahwaekstrak kaya alisin dari bawang putih aktifterhadap Mycobacterium tuberculosisdengan nilai Minimum InhibitoryConcentration (MIC) sebesar 0,97-1,95µg/ml, sebanding dengan obat standarrifampicin(6).

Bawang putih lanang memiliki aromayang menyengat sehingga dibutuhkan suatubentuk sediaan obat seperti kapsul untukmenutup aroma tersebut dan mempermudahbagi pasien penderita TB untukmengosumsinya. Kapsul bawang putihlanang (Allium sativum Linn) yangmemenuhi persyaratan mutu ObatTradisional yang meliputi waktu hancur,keseragaman bobot kapsul, kadar air isikapsul, uji angka lempeng total, uji angkakapang dan khamir, bebas mikroba patogendan aflatoksin telah berhasil didapatkan(7).Uji pra-klinik aktivitas anti Mycobacteriumtuberculosis dari ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang telah dilakukan secarain vitro terhadap Mycobacteriumtuberculosis yang berasal dari sputum pasien

BTA positif dua (+2) resisten rifampicindengan potensi penghambatan paling besarpada dosis 240 µg/ ml medium (600 mg/kapsul)(4). Ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang ini mempunyai prospekpositif untuk dikembangkan menjadifitofarmaka. Pengembangan ekstrak bawangputih lanang menjadi fitofarmaka dapatdilakukan dengan berbagai aspek penelitiansecara klinik(8). Fitofarmaka merupakansediaan obat yang telah dibuktikankeamanan dan khasiatnya secara ilmiahdengan uji praklinik dan uji klinik, bahanbaku dan produk jadinya telahdistandarisasi(9). Ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang masih perlu diujitoksisitasnya terhadap hewan uji (uji pra-klinik) dan uji klinik untuk menjadi produkfitofarmaka. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui toksisitas ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang denganmencari dosis tunggal dari ekstrak tersebutyang dapat menyebabkan kematian 50%hewan uji (lethal dose 50%/ LD50) sertamelihat pengaruhnya terhadap fungsi hatimencit.

METODE PENELITIANObyek Penelitian

Obyek yang diteliti adalah dosistunggal ekstrak kering (ekstrak air) bawangputih lanang (Allium sativum Linn) yangdapat menyebabkan kematian 50% (LD50)dan pengaruh ekstrak kering bawang putihlanang (Allium sativum Linn) terhadapfungsi hati mencit.

Bahan dan Alat yang digunakanBawang putih lanang (Allium sativum

Linn) yang dibeli pasar Harjodaksino,kecamatan Serengan, Surakarta yang dibuatmenjadi ekstrak kering (ekstrak air), hewanuji mencit galur ddY berumur lebih kurangdua bulan dengan berat badan 20-30 gramsebanyak 50 ekor jantan dan 50 ekor betina,SGOT Dyasis, SGPT Dyasis, Formalin 10%,

Page 3: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

181 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

spuit (Terumo), alat-alat gelas untukpembuatan ekstrak kering, spektrofometerUV Shimadzu 1241, rotary evaporator IKA,mikrohematokrit, pipet Eppendorf,sentrifugator, timbangan analitik, fotometerclinicon.

Prosedur PenelitianPembuatan ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang

Lima (5) kilogram bawang putihlanang dicampur dengan air (1:2), diblenderkemudian disaring. Filtrat yang diperolehdisentrifuse dengan kecepatan 3000 rpmselama 15 menit, diambil supernatannyaselanjutnya supernatan diuapkan denganrotary evaporatorhingga kental. Ekstrakkental yang diperoleh dikeringkan dalamoven dengan suhu 50°C hingga didapatkanekstrak kering bawang putih lanang yangmencapai bobot konstan.

Pengujian terhadap kualitas ekstrakbawang putih lanang

Ekstrak kering (ekstrak air) bawangputih lanang diuji sesuai pernyataan standarisi kapsul obat tradisional meliputi uji angkalempeng total, uji angka kapang dan khamir,uji mikroba patogen (MPN Coliform,Eschericia coli, Salmonella, dan ujiStaphylococcus aureus), uji aflatoksin sertauji kadar air(7) dengan metode destilasitoluena(11).

Penetapan dosisDosis penghambatan ekstrak kering

(ekstrak air) bawang putih lanang (Alliumsativum Linn) terhadap Mycobacteriumtuberculosis yang paling besar adalah padadosis 240 µg/ml medium atau setara dengan600 mg/kapsul(4). Faktor konversi darimanusia ke mencit yaitu 0,0026 dan faktorfarmakokinetika adalah 10, maka dosissediaan uji untuk mencit adalah 0,0026 x 10x 600 mg = 15,6 mg/g BB mencit atau samadengan 78 mg/kg BB. Dosis ini ditetapkan

sebagai dosis terendah yang diberikan,sedangkan penentuan dosis terbesardilakukan dengan uji pendahuluan untukmengetahui dosis terbesar yang dapatdisondekan kepada mencit. Dosis secaraberturut-turut mengikuti progresi geometrisyaitu:

Yn = Y1 x Rn-1

Keterangan :Y1 = Dosis pertamaYn = Dosis ke-n,R = Faktor geometris ≠ 0 atau 1kelipatan dosis

Persiapan hewan ujiMencit diaklimatisasi selama dua

minggu dengan tujuan untukmengadaptasikan terhadap lingkungankandang percobaan. Pada tahap inidilakukan pengamatan keadaan umumhewan uji. Penelitian ini menggunakan 30ekor mencit jantan dan 30 ekor mencitbetina dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan(perlakuan dengan aquadest, dosis 78 mg/kgBB, 1.950 mg/kg BB, 9.750 mg/kg BB, dan48.750 mg/kg BB). Pengelompokan hewanuji dilakukan secara acak lengkap yaitumasing-masing terdiri dari 6 ekor.

Penentuan nilai LD50

Digunakan dosis bertingkat yangterdiri dari empat variasi dosis untukpenentuan LD50. Pemberian ekstrakdilakukan dalam satu kali pemberian secaraoral menggunakan sonde, mencit diamatiselama 4 jam untuk melihat apakah adagejala toksik yang muncul atau tidak.Pengamatan kembali dilakukan pada 24 jamsetelah pemberian larutan uji denganmenghitung jumlah mencit yang mati daritiap kelompok. Nilai LD50 dihitung denganmenggunakan rumus Well.

Pengambilan sampel darah dan plasmaMata mencit ditusuk dengan pipa

kapiler pada bagian sinus orbital, digerakkan

Page 4: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 182

sambil diputar-putar. Darah yang diperolehditampung dalam mikrotube yang telahdiberi heparin. Sampel darah disentrifugasidengan kecepatan 7000 rpm selama 5 menitagar diperoleh supernatan jernih. Plasmakemudian dimasukkan ke dalam mikrotubedan disimpan dalam freezer.

Pengukuran fungsi hatiPenimbangan berat hati

Dilakukan pengambilan sampel organhati pada akhir pengujian. Organ hati yangtelah diambil dengan larutan NaCl0,9%dibersihkan. Hati yang telah bersihditimbang, diawetkan dengan larutanformalin 10%.

Pengukuran SGPTDisiapkan reagen 1 (komposisi: TRIS

140 mmol/l dengan pH 7,15, L-Alanine 700mmol/l, dan LDH (Lactate Dehydrogenase)≥ 2300 U/l) dan reagen 2 (komposisi: 2-Oxoglutarate 85 mmol/l dan NADH 1mmol/l). Dipipet dengan micropipettesebanyak 1000 µl reagen 1, ditambahkan100 µl sampel serum, dihomogenkan dandidiamkan selama 3 menit. Ditambahkan250 µl reagen 2 setelah 3 menit,dihomogenkan dan didiamkan selama 1menit, dibaca absorbansinya pada fotometerclinicon.

Pengukuran SGOTDisiapkan reagen 3 (komposisi: TRIS

110 mmol/l dengan pH 7,65, L-Aspartate320 mmol/l, MDH (malate dehydrogenase)≥ 800 U/l, dan LDH (Lactatedehydrogenase) ≥ 1200 U/l) dan reagen 4(komposisi: 2-Oxoglutarate 65 mmol/l, danNADH 1 mmol/l). Dipipet denganmicropipette sebanyak 1000 µl Reagen 3,ditambahkan 100 µl sampel serum,dihomogenkan dan didiamkan selama 3menit. Ditambahkan 250 µl reagen 4 setelah3 menit, dihomogenkan dan didiamkanselama 1 menit, dibaca absorbansinya pada

fotometer clinicon. Proses inkubasi padasuhu 37oC terjadi otomatis saat sampelmasuk ke fotometer clinicon.

Uji histopatologi organ hatiPreparasi slide organ hati

Mencit dikorbankan, dibuka abdomendan torax. Diambil organ hati mencit, diberilabel dengan benang. Jaringan difiksasidalam larutan formalin 10% dalam PBSselama minimal 2 jam. Dilakukan dehidrasidalam alkohol 70%, 80%, 90%, 95%, danalkohol absolut secara bertahap masing-masing selama 15 menit. Dilakukan prosesclearing (dealkoholisasi) menggunakanlarutan xylol atau toluol. Dilakukan prosesinfiltrasi selama 10 menit. Dilakukanembedding/ parafim blocking pada jaringan(tissue paraffin-embedded preparation).Dilakukan tissue section (pemotonganjaringan) menggunakan mikrotom putarLeica dengan ketebalan 4-5 μm. Dilakukanpembuatan slide sampel (setelahpemotongan jaringan, dilakukanpengapungan di dalam waterbath,penempelan jaringan pada slide danpengeringan sampel).

Melihat struktur anatomi sel yangakan diamati. Dilakukan prosesdeparafinisasi (berturut-turut direndamdalam xylol, etanol absolut, etanol 90%,80% dan 70%) setelah dilakukan pembuatanslide sampel dengan irisan melintang.Dilakukan pewarnaan menggunakanhematoksilin dan eosin. Hasil diamati dibawah mikroskop.

HASIL DAN PEMBAHASANPembuatan Ekstrak kering (ekstrak air)Bawang Putih Lanang (Allium sativumLinn)

Simplisia yang dipilih untukpembuatan ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang (Allium sativum Linn)adalah bawang yang terdiri dari satu siung

Page 5: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

183 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

yaitu bawang putih lanang yang dibeli daripasar Harjodaksino, kecamatan Serengan,Surakarta. Rendemen ekstrak kering (ekstrakair) yang diperoleh sebesar 4% b/b. Ekstrakkering (ekstrak air) yang diperolehberwarna kuning kecoklatan dengan baukhas bawang putih lanang.

Pengujian terhadap ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang(Alliumsativum Linn)Uji angka lempeng total ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang(Allium sativum Linn)

Penetapan angka lempeng totaldilakukan dengan metode dilusi denganmenggunakan media agar dan pengencerlarutan NaCl 0,9 %. Setelah media memadat,cawan petri diikubasi pada suhu 35-37°Cselama 24-48 jam dengan posisi terbalik.Jumlah koloni yang tumbuh sebanyak 1-2koloni (<10), menunjukkan bahwa ekstrakbawang putih lanang kering yang dihasilkanmemenuhi persyaratan angka lempeng totalisi kapsul obat tradisional tidak lebih dari10(7).

Uji angka kapang dan khamir ekstrakkering (ekstrak air) bawang putih lanang(Allium sativum Linn)

Penetapan angka kapang dan khamirdilakukan dengan menggunakan metodedilusi dengan pengencer larutan NaCl 0,9%dengan media agar pada cawan petri.Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu20-25°C selama 5-7 hari. Sesudah 5 hariinkubasi, dicatat jumlah koloni jamur yangtumbuh, pengamatan terakhir pada inkubasi7 hari. Koloni ragi dibedakan karenabentuknya bulat kecil-kecil putih hampirmenyerupai bakteri. Angka kapang dankhamir yang diperoleh sebesar 4.102,memenuhi persyaratan angka kapang dankhamir isi kapsul obat tradisional yaknitidak lebih dari 104(7).

Uji mikroba patogen ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang(Allium sativum Linn)

Hasil uji mikroba patogenmenunjukkan bahwa ekstrak kering (ekstrakair) bawang putih lanang yang diperolehtidak mengandung bakteri Coliform,Eschericia coli, Salmonella, Staphylococcusaureus dan Staphylococcus epidermidis. Halini menunjukkan bahwa ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang (Alliumsativum Linn) yang digunakan sebagaibahan isi kapsul telah memenuhi persyaratanmutu Obat Tradisional(7).

Uji aflatoksin ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang (Allium sativumLinn)

Penetapan adanya cemaran aflatoksindilakukan dengan metode KLT. Hasil ujidiperoleh menunjukkan bahwa dalamekstrak kering (ekstrak air) bawang putihlanang (Allium sativum Linn) tidakterdeteksi adanya aflatoksin sehinggamemenuhi persyaratan jumlah aflatoksin isikapsul obat tradisional tidak lebih dari 30bpj(7).

Uji kadar air ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang (Allium sativumLinn)

Kadar air ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang (Allium sativum Linn)yang diperoleh sebesar 2 %, nilai ini masihmemenuhi persyaratan kadar air untuk isikapsul obat tradisional yaitu tidak lebih dari10 %(7).

Hasil Uji Toksisitas Akut Ekstrak kering(ekstrak air) Bawang PutihLanang(Allium sativum Linn)

Uji toksisitas akut dapat memberikaninformasi awal tentang toksisitas dari bahanyang tidak ada informasi toksikologi lainyang tersedia(12). Uji toksisitas akutmerupakan uji keamanan pendahuluan (uji

Page 6: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 184

praklinik) terhadap ekstrak kering (ekstrakair) bawang putih yang digunakan sebagaiobat alternatif pengobatan TB. Uji toksisitasakut dirancang untuk mengukur derajat efektoksik suatu senyawa yang terjadi dalamwaktu singkat, yaitu 24 jam setelahpemberian dosis tunggal. Uji toksisitas akutdilakukan dengan menggunakan variasi 4dosis 78 mg/kg BB, 1.950 mg/kg BB, 9.750mg/kg BB, dan 48.750 mg/kg BB. Melaluiuji ini diperoleh nilai LD50. Gejala toksikyang ditimbulkan pada dosis yang diberikandilakukan dengan pengamatan berat organhati dan nilai SGPT serta SGOT untukmelihat gejala toksik yang ditimbulkan.

Hewan uji yang sering digunakanuntuk uji toksisitas akut adalah tikus, namunhewan uji lain dapat digunakan(12). Hewanuji yang sering digunakan pada penelitian iniadalah mencit putih karena banyak datatoksikologi yang menyatakan hewan uji inisesuai untuk uji toksisitas akut selain itu

hewan uji ini juga dapat dikembangbiakkansecara seragam dan mudah dalampenanganannya. Mencit sensitif terhadapobat dengan dosis kecil. Penggunaan mencitjantan dan betina untuk melihat efek toksikdari ekstrak kering (ekstrak air) bawangputih terhadap kedua jenis kelamin karenahormon seksual dapat mempengaruhi respontoksik. Hasil uji toksisitas akut yangdilakukan pada kelompok kontrol, dosis I,dosis II, dosis, III, sampai dosis IV baikpada kelompok mencit betina maupunmencit jantan tidak menimbulkan responkematian pada hewan (Tabel 1).

Semakin kecil nilai LD50, semakintoksik senyawa tersebut dan sebaliknyasemakin besar nilai LD50, semakin rendahtoksisitasnya. Nilai LD50 dalam mg/kg BBdapat digolongkan sesuai potensiketoksikannya. Klasifikasi toksisitassenyawa uji dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Data hasil uji toksisitas akut ekstrak kering (ekstrak air) bawang putih lanang

No. Kelompok Dosis NJumlah Kematian Hewan Uji

Betina Jantan

Kontrol Aquadest 6 0 0

I 78 mg/kg BB 6 0 0

II 1.950 mg/kg BB 6 0 0

III 9.750 mg/kg BB 6 0 0

IV 48.750 mg/kg BB 6 0 0

Tabel 2. Klasifikasi toksisitas(13)

No. Kelas LD50 (mg/kg BB)1. Luar biasa toksik 1 atau kurang2. Sangat toksik 1-503. Cukup toksik 50-5004. Sedikit toksik 500-50005. Praktis tidak toksik 5000-150006. Relatif kurang berbahaya Lebih dari 15000

Page 7: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

185 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Uji toksisitas akut ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang dimulaidari dosis kecil 78 mg/kg BB sampai dengandosis terbesar 48.750 mg/kg BB. Hasil ujitoksisitas akut pada penelitian ini belummenunjukkan respon ketoksikan ataukematian pada hewan uji sehingga dapatdikategorikan nilai LD50-nya relatif kurangberbahaya(13) (lebih dari 15000 mg/kg BB).Bawang putih lanang yang lazim digunakandi masyarakat baik sebagai bumbu maupunsebagai obat tradisional, zat aktif yangterkandung di dalamnya tidak memunculkanefek toksik maupun kematian pada hewanuji.

Pada penelitian ini juga dilakukanpengamatan terhadap gejala toksik denganmelihat nilai SGPT, SGOT, perubahan atauberat organ hati hewan dan histopatologiorgan hati. Organ hati memiliki peranpenting dalam proses metabolisme. Zatkimia akan terdetoksifikasi dan terinaktivasidalam hati sehingga zat kimia menjadi tidakberbahaya bagi tubuh. Zat kimia ini dapatmenimbulkan kerusakan hati karenahilangnya kemampuan regenerasi sel hati,sehingga hati akan mengalami kerusakanpermanen yang bisa menimbulkan kematian.

a

b

Gambar 1. Berat organ hati pada hewanuji; a. mencit jantandan b.mencit betina

Gambar 1 menunjukkan bahwa beratorgan hati setelah diberi perlakuan baikkelompok kontrol maupun yang diberikanekstrak kering (ekstrak air) bawang putihlanang hampir sama pada jenis kelaminjantan dan betina. Kondisi secara fisik padakelompok kontrol juga sama dengankelompok perlakuan baik pada kelompokmencit jantan ataupun kelompok mencitbetina dimana warna organ hati yang masihmerah segar dan tidak mengalamipembengkakan.

a

Page 8: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 186

b

Gambar 2. Nilai SGOT pada hewan uji; a.mencit jantan dan b. mencitbetina

Gambar 2 menunjukkan nilai SGOTpada kelompok kontrol dengan kelompokyang diberi perlakuan baik pada kelompokhewan uji jantan dan kelompok hewan ujibetina. Hasil analisis one way anova padakedua kelompok tersebut menunjukkan tidakada perbedaan bermakna antara kelompokkontrol dengan kelompok yang diberikanekstrak kering (ekstrak air) bawang putihlanang (α>0,05). Hal ini memperlihatkansampai dosis terbesar 48.750 mg/kg BB,belum memberikan pengaruh ketoksikanpada hewan uji.

a

b

Gambar3. Nilai SGPT pada hewan uji; a.Mencit jantan dan b. Mencitbetina

Gambar 3 menunjukkan nilai SGPTpada kelompok kontrol dengan kelompokyang diberi perlakuan baik pada kelompokhewan uji jantan dan kelompok hewan ujibetina. Hasil analisis one way anova padakedua kelompok tersebut hampirkeseluruhan nilai SGPT menunjukkan tidakada perbedaan bermakna (α>0,05) antarakelompok kontrol dengan kelompok yangdiberikan ekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang, tetapi terdapat datayang berbeda bermakna terutama pada dosisII (1.950 mg/kg BB) pada kelompok hewanuji mencit betina dengan kelompok kontrol.Data ini kemudian diabaikan karena padadua range dosis yang lebih besar yaitu DosisIII dan Dosis IV menunjukkan kondisiberbeda tidak bermakna dengan kondisikontrol negatif yang di asumsikan mencitsehat.

Hasil pengamatan keseluruhan padaorgan hati menunjukkan pada range dosis 78mg/kg BB hingga dosis terbesar 48.750mg/kg BB belum memberikan ketoksikanakut pada hewan uji melalui pengamatanberat organ hati, nilai SGPT, dan nilaiSGOT. Data ini juga didukung dengan ujihistopatologi terhadap kelompok kontrol dankelompok yang diberikan ekstrak kering(ekstrak air) bawang putih lanang pada

Page 9: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

187 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

kelompok hewan uji jantan dan betina dimana anatomi sel hati pada kedua kelompoktersebut sama dan belum menunjukkanadanya kerusakan (gambar 4).

a

b

Gambar4. Hasil uji histopatologi terhadapkelompok kontrol (a) dankelompok yang diberikanekstrak kering (ekstrak air)bawang putih lanang dosistertinggi 48.750 mg/kg BB (b)

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa pada dosis lebih dari48.750 mg/kg BB untuk mendapatkan LD50

pada ekstrak kering (ekstrak air) bawangputih lanang dan pada ekstrak ini masuk

dalam kriteria ‘relatif kurang berbahaya’.Esktrak kering bawang putih lanang yangdiberikan dalam variasi 4 dosis uji belummempengaruhi fungsi hati mencit sehinggabelum didapatkan gejala klinis ketoksikanyang signifikan yang terjadi pada seluruhhewan uji.

DAFTAR PUSTAKA1. Kemenkes RI. Pedoman nasional

pengendalian tuberkulosis. Jakarta:Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia; 2014. Bab I, Pendahuluan:Hal.1-5.

2. Kemenkes RI. Profil kesehatanIndonesia tahun 2014. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI; 2015, BabVI, Pengendalian Penyakit danKesehatan Lingkungan; Hal. 133-137

3. Rao RR, Rao SS, Natarajan S,Venkarataraman PR. Inhibition ofMycobacterium tuberculosis by garlicextract. Nature. 1946; 157:441

4. Lindawati NY, Dhurhania CE.Optimasi kapsul bawang putih lanang(Allium sativum Linn) sebagai terapialternatif pengobatan TBC. JurnalDinamika Sosial Ekonomi. Mei 2009;5(1): 94-110.

5. Hannan A, Ullah MI, Usman M,Hussain S, Absar M, Javed K. Anti-mycobacterial activity of garlic (Alliumsativum) against multi-drug resistantand non-multi-drug resistantMycobacterial tuberculosis. Pak JPharm Sci. 2011 January; 24(1): 81-85.

6. Viswanathan V, Phadatare AG, MukneA. Antimycobacterial and antibacterialactivity of Allium sativum Bulbs.Indian J Pharm Sci. 2014 May-June;76(3): 256-261.

7. Kepala BPOM RI. Peraturan KepalaBadan Pengawas Obat dan MakananRepublik Indonesia Nomor 12 tahun2014 tentang Persyaratan Mutu ObatTradisional. Jakarta: BPOM RI: 2014.

Page 10: UJI TOKSISITAS AKUT KAPSUL BAWANG PUTIH LANANG (Allium ...

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 179-188, 2016 LUSIA MURTISIWI

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 188

8. Dewoto HR. Pengembangan obattradisional Indonesia menjadifitofarmaka. Maj Kedokt Ind. 2007;Volume 57.

9. BPOM RI. Peraturan kepala badanpengawas obat dan makanan RI nomor:HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dantata laksana pendaftaran obattradisional, obat herbal terstandar danfitofarmaka. Jakarta: BPOM RI; 2005.

10. BPOM RI. Peraturan kepala badanpengawas obat dan makanan RI nomor12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu

obat tradisional. Jakarta: BPOM RI;2014.

11. Kemenkes RI. Farmakope Indonesiaedisi V. Jakarta: Kemenkes RI; 2014:1560.

12. Auletta CS. General toxicology. In:Deleranko MJ, Auletta CS, editors.Handbook of Toxicology. 3rd ed. BocaRaton: CRC Press; 2014. p. 57-70

13. Deleranko MJ. Chemical toxicology.In: Deleranko MJ, Auletta CS, editors.Handbook of Toxicology. 3rd ed. BocaRaton: CRC Press; 2014. p. 689.