Semarang, Pebruari 2009 BENDUNG LANANG DI. Lanang (Sidorejo Kiri – 1.900 Ha) Kabupaten Grobogan – Provinsi Jawa Tengah DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA JL. BRIGJEN S. SUDIARTO 375 TELP. (024) 6723212 FAX. (024) 6722239 SEMARANG FILE : WIDIARTO - BBWS Pemali Juana PEMBANGUNAN DI. LANANG (SIDOREJO KIRI – 1.900 Ha) KABUPATEN GROBOGAN - PROVINSI JAWA TENGAH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Semarang, Pebruari 2009
BENDUNG LANANG DI. Lanang (Sidorejo Kiri – 1.900 Ha)
Kabupaten Grobogan – Provinsi Jawa Tengah
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA JL. BRIGJEN S. SUDIARTO 375 TELP. (024) 6723212 FAX. (024) 6722239 SEMARANG
FILE : WIDIARTO - BBWS Pemali Juana
PEMBANGUNAN DI. LANANG (SIDOREJO KIRI – 1.900 Ha)
KABUPATEN GROBOGAN - PROVINSI JAWA TENGAH
Skema Sistem Irigasi Waduk Kedung Ombo dan Glapan (K. Tuntang)
Bd. Lanang
Bd. Sedadi
Lanang 1.900 Ha
Bd. Sidorejo
Waduk Kedung Ombo
Bd. Klambu
S. Wulan S. Juana
Pintu Banjir
Wilalung
S. Serang
S. Lanang
Semarang 1500 L / d
(Rencana 2500 L / d)
Purwodadi 100 L / d
(Rencana 150 L / d)
Sidorejo Kanan
6.038 Ha
Sedadi
16.055 Ha
Klambu Kiri
21.588 Ha
Klambu
Wilalung
6.515 Ha
Klambu Kanan
10.354 Ha
Tambak Romo
9.970 Ha
Pompa Tambak Romo
5 @ 1 M3 / dt
SAB Klambu Kudu (40 Km)
Saluran Suplesi Sidorejo Kiri (2,5 Km)
S. Lusi
Bd. Dumpil
Desain
6.124 Ha Desain
4.730 Ha
Rencana
Waduk Banjarejo
Dumpil Kanan
2.403 Ha
Dumpil Kiri
2.066 Ha
PLTA Jelok - Timo
Bd. Glapan
Glapan Barat
10.113 Ha
Glapan Timur
8.627 Ha
Rawa
Pening
K. Tuntang
K. Senjoyo
Suplesi Glapan – Sedadi (2.879
Ha) (Desember II – Juni I)
Keterangan :
1.Pengembangan DI Lanang
a. DI Lanang sdh termasuk dalam Rencana Induk Pengemb.Sistim Irigasi
Waduk Kedung Ombo.(WKO)
b. Q Andalan Sungai Lanang tidak ada, harus disuplesi dari Bd. Sidorejo (WKO)
c. Untuk meningkatkan keandalan layanan air WKO, sebagian Areal DI. Sedadi
(2.879 Ha) disuplesi dari Bd. Glapan (K. Tuntang)
2. Pengembangan DI Tambakromo (Klambu Kanan Hilir)
Tidak di lanjutkan karena :
a. Belum termasuk dalam Rencana Induk Pengemb. Irigasi WKO.
b. Harus memperbesar dimensi saluran Induk Klambu Kanan.
c. Karena (a) & (b) tidak memungkinkan,
perlu dikembangkan alternatif sumber air lainnya.
3. Pengembangan DI Dumpil
a. Bendung Dumpil (Bendung Gerak) dibangun di Sungai Lusi Kab. Grobogan
b. Desain Pengembangan DI. Dumpil 10.854 Ha, dilengkapi Waduk Banjarrejo,
c. Pengembangan Wd. Banjarrejo (di kab. Blora) terbentur masalah lahan,
d. Air S.Lusi tidak cukup (tanpa Wd. Banjarejo) pengembangan hanya 4.469 Ha
e. Jenis tanah sangat jelek (lempung hitam, dan erosi/sedimentasi tinggi)
File : Skema WKO Glapan – Widiarto BBWS Pemali
Juana
Latar Belakang DI Lanang (Sidorejo Kiri) yang terletak di Kabupaten Grobogan bagian barat saat
ini merupakan sawah tadah hujan sebagian areal secara ilegal mengambil air
dari Saluran Induk Sedadi dengan pompa.
Rencana Pembangunan DI Lanang (Sidorejo Kiri) seluas 1.900 Ha
merupakan pengembangan dari DI. Sidorejo (6.038 Ha), yang merupakan bagian
dari masterplan pengembangan sistim irigasi Waduk Kedung Ombo, disamping
jaringan irigasi lainnya yang telah dibangun yaitu DI Sedadi 15.200 Ha, DI Klambu
(Kanan & Kiri) 31.847 Ha.
Prasarana irigasi untuk DI Lanang yang telah dibuat yaitu Bendung Lanang,
dibangun pada TA. 1989/1990 di Desa Lajer Kec. Penawangan Kab. Grobogan.
Prasarana Irigasi yang Belum / Perlu dibangun adalah :
Saluran Suplesi (2,5 Km) di hulu Bendung Lanang yang diambil dari
Saluran Induk Sidorejo (3,30 m3/dt),
Saluran Induk (10,7 Km), Saluran Sekunder (21,2 Km),
Jaringan Irigasi Tersier (1900 Ha), dan Jaringan Drainasi (21,4 Km).
Pembebasan tanah telah dilaksanakan seluas 85,869 ha sejak th. 1988,
menggunakan dana APBN dan APBD Propinsi maupun Kabupaten.
Manfaat
Sawah Tadah Hujan seluas + 1.900 Ha dapat menjadi Irigasi Teknis.
Peningkatan Produksi dari 2,1 – 3 ton/Ha menjadi 5 – 6 ton / Ha
Peningkatan Intensitas Tanam dari 100 % menjadi 250 %
Perkiraan RAB
Pembangunan DI. Lanang (Sidorejo Kiri) semula direncanakan melalui Program
PTSL II (LOAN JIBIC IP 505) mulai TA 2004 – TA 2007.
Sesuai Desain Nippon Koei Ltd. Diperlukan RAB + Rp. 63,8 M (Harga Tahun 2004)
Berdasar Hal Tersebut, Sesuai Harga Tahun 2009 diperlukan biaya kurang lebih
Rp. 135,7 milyard,(termasuk PPn) terdiri dari:
1. Pembangunan Saluran Suplesi Rp. 40,00 milyard
2. Pembanguan Bendung dan Intake Rp. 13,32 miyard
3. Pembangunan Jaringan Irigasi Rp. 43,80 milyard
4. Pembangunan Drainase Rp. 5,20 milyard
5. Pembangunan Saluran Tersier Rp. 16,57 milyard
6. Konsulan Supervisi Rp. 2,75 milyard
7. Pekerjaan Persiapan Rp. 4, 60 milyard
8. Estimasi eskalasi Rp. 9,20 milyard
Pelaksanaan diprogramkan secara Multy Years mulai TA 2009 s/d TA 2011 .
KETERANGAN
(Rp)
1 Pekerjaan Persiapan ls 1.00 4,166,387,098
2 Pekerjaan Bendung dan Intake bh 1.00 12,109,278,936
2.1. Pekerjaan Bendung 4,078,309,634
2.2. Pekerjaan Intake dan Saluran Pengendap lumpur 2,222,151,363
2.3. Pekerjaan Additional Spillway dan Tanggul Banjr 5,808,817,939
3 Pekerjaan Saluran Suplesi km 2.50 36,311,394,172
3.1. Pekerjaan Tanah 11,751,122,894
3.2. Pekerjaan Bangunan 24,560,271,278
4 Pekerjaan Saluran Induk Lanang km 10.61 22,428,494,580
4.1. Pekerjaan Saluran 14,976,152,783
4.2. Pekerjaan Bangunan 7,452,341,797
5 Pekerjaan Saluran Sekunder km 21.10 17,423,131,289
3 Hulu Bd Sidorejo 146,785 146,785 146,785 146,785
Total 997,848 805,625 547,009 421,653
5 Ketersediaan Air di Waduk
Minimum
(musim kering) Cukup Normal
Maksimum
(musim basah) No DAS Juta m3
1 Inflow Waduk 241,904 374,320 665,322 875,501
Inflow rerata 693,037
2 Tersedia di Waduk
Penuh +90.00 703,420
Normal +86,00 498,242
Cukup +80,00 394,374
Kering +78,00 305,280
6. Realisasi Operasi Waduk Kedungombo Tahun 1989 – Tahun 2007
Inflow Waduk
o Maksimum 1 106,770 Juta m3 terjadi pada Musim Tanam 1998-1999
o Minimum 452,652 Juta m3 terjadi pada Musim Tanam 2006-2007
o Rerata 693,037 Juta m3
Pelepasan Air Waduk
o Maksimum 994,630 Juta m3 terjadi pada Musim Tanam 1998-1999
o Minimum 433,060 Juta m3 terjadi pada Musim Tanam 2003-2004
o Rerata 644,082 Juta m3
Ketersediaan Air Waduk Saat Awal Operasi Tiap Musim Tanam
Dari data selama 20 tahun tercatat :
o 7 kali awal operasi pada elevasi diatas + 86,00 35%
o 4 kali awal operasi pada elevasi diantara +84,00 sd +86,00 20%
o 3 kali awal operasi pada elevasi diantara +82,00 sd +84,00 15%
o 4 kali awal operasi pada elevasi diantara + 80,00 sd +82,00 20%
o 1 kali awal operasi pada elevasi + 79,10 (Th 2007) 5%
o 1 kali awal operasi pada elevasi + 76,63 (Th 2003) 5%
7. Simulasi Neraca Air
Kondisi semua komponen Normal :
o Kebutuhan air = 547,009 juta m3
o Inflow waduk = 665,322 juta m3
o Tersedia diwaduk = 498,242 juta m3
o Kesimpulan Operasi Waduk Aman ketersediaan 1.163,564 juta m3 lebih
besar dari kebutuhan.
Kondisi semua komponen Cukup.
o Kebutuhan air = 805,625 juta m3
o Inflow waduk = 374,320 juta m3
o Tersedia diwaduk = 394,374 juta m3
o Kesimpulan : Operasi Waduk perlu pengaturan dengan pemberian faktor
K karena ketersediaan total 768,694 juta m3 atau 95% dari kebutuhan.
Kondisi Kebutuhan pola Cukup, Inflow Waduk rerata dan ketersediaan Air di
waduk Cukup,
o Kebutuhan air = 805,625 juta m3
o Inflow waduk = 693,037 juta m3
o Tersedia diwaduk = 394,374 juta m3
o Kesimpulan : Operasi Waduk Aman karena ketersediaan air 1.087, 411
juta m3, lebih besar dari kebutuhan.
7. Simulasi Neraca Air ( Lanjutan )
Kondisi semua komponen Basah.
o Kebutuhan air = 421,653 juta m3
o Inflow waduk = 875,501 juta m3
o Tersedia diwaduk = 703, 420 juta m3
o Kesimpulan : Operasi Waduk perlu pengaturan sedemikian rupa dengan
sasaran kelebihan air tidak memberikan kontribusi banjir dihilir serta
pengeluaran air dapat optimal dalam pembangkitan tenaga listrik serta
aman dari sisi keamanan bendungan.
Kondisi semua komponen kering.
o Kebutuhan air = 997,848 juta m3
o Inflow waduk = 241,904 juta m3
o Tersedia diwaduk = 305,280 juta m3
o Kesimpulan : Walaupun kondisi ini belum pernah terjadi, tapi perlu
penyelamatan dengan teknologi modifikasi cuaca untuk dapat
memperbesar infow waduk dan daerah irigasi.
8. Kesimpulan,
Ditinjau dari analisis hidrologi mengenai neraca keseimbangan airnya,
dimasukkannya Daerah Irigasi Lanang ( Sidorejo Kiri ) kedalam sistem Irigasi
Waduk Kedungombo secara garis besar tidak akan mempengaruhi keandalan
Waduk Kedungombo sebagai regulator pelayanan air.
7. Simulasi Neraca Air ( Lanjutan )
Kondisi semua komponen Basah.
o Kebutuhan air = 421,653 juta m3
o Inflow waduk = 875,501 juta m3
o Tersedia diwaduk = 703, 420 juta m3
o Kesimpulan : Operasi Waduk perlu pengaturan sedemikian rupa dengan
sasaran kelebihan air tidak memberikan kontribusi banjir dihilir serta
pengeluaran air dapat optimal dalam pembangkitan tenaga listrik serta
aman dari sisi keamanan bendungan.
Kondisi semua komponen kering.
o Kebutuhan air = 997,848 juta m3
o Inflow waduk = 241,904 juta m3
o Tersedia diwaduk = 305,280 juta m3
o Kesimpulan : Walaupun kondisi ini belum pernah terjadi, tapi perlu
penyelamatan dengan teknologi modifikasi cuaca untuk dapat
memperbesar infow waduk dan daerah irigasi.
8. Kesimpulan,
Ditinjau dari analisis hidrologi mengenai neraca keseimbangan airnya,
dimasukkannya Daerah Irigasi Lanang ( Sidorejo Kiri ) kedalam sistem Irigasi
Waduk Kedungombo secara garis besar tidak akan mempengaruhi keandalan
Waduk Kedungombo sebagai regulator pelayanan air.
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi + Pemompaan
16 055 ha + 6 400* ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI Klambu Kanan
11 300 Ha
138,705 jt m3 89,915 jt m3
AIR BAKU SMG
330,331 jt m3
38,515 jt m3
227,885 jt m3
DI Sidorejo
5 777* Ha
40,406 jt m3
Kehilangan air
141,051 jt m3
624,888 jt m3
WADUK
KEDUNGOMBO
Bd Sidorejo
Bd Sedadi
Bd Klambu
690,311 jt m3
Ka
li S
era
ng
Kali Lanang
433,06 Jt m3
659,023 jt m3
576,739 jt m3
Add flow 172,209 jt m3
Kehilangan air 26,608 jt m3
NERACA KESEIMBANGAN AIR
SISTEM KEDUNG OMBO
MT 2006 - 2007
DI Sedadi + Pemompaan
16 055 ha + 6 400* ha
DI Sidorejo
5 777* Ha
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi + Pemompaan
16 055 ha + 6 400* ha
DI Sidorejo
5 777* Ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi + Pemompaan
16 055 ha + 6 400* ha
DI Sidorejo
5 777* Ha
DI Klambu Kanan
11 300 Ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi + Pemompaan
16 055 ha + 6 400* ha
DI Sidorejo
5 777* Ha
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi
19 500 ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI Klambu Kanan
11 300 Ha
157,143 jt m3 70,581 jt m3
AIR BAKU SMG
328.420 jt m3
37,534 jt m3
243,961 jt m3
DI Sidorejo
5 777 Ha
45,792 jt m3
Kehilangan air
52,041 jt m3
1938,117 jt m3
WADUK
KEDUNGOMBO
Bd Sidorejo
Bd Sedadi
Bd Klambu
521, 028 jt m3
Ka
li S
era
ng
Kali Lanang
782,07 jt m3
469,303 jt m3
608,660 jt m3
Add flow 391,799 jt m3
Kehilangan air 16,850 jt m3
NERACA KESEIMBANGAN AIR
SISTEM KEDUNG OMBO
MT 2005 - 2006
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi
19 500 ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI Klambu Kanan
11 300 Ha
DI Sidorejo
5 777 Ha
WADUK
KEDUNGOMBO
Bd Sidorejo
Bd Sedadi
Bd Klambu K
ali
Se
ran
g
Kali Lanang
SKEMA SISTEM IRIGASI
WADUK KEDUNGOMBO
DI Sedadi
19 500 ha
DI Sidorejo
5 777 Ha
DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi
19 500 ha
DI Sidorejo
5 777 Ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi
19 500 ha
DI Sidorejo
5 777 Ha
DI Klambu Kanan
11 300 Ha
DI Klambu Wilalung
7 300 Ha DI KLambu Kiri
21 500 Ha
328, 420 jt m3
DI Sedadi
19 500 ha
DI Sidorejo
5 777 Ha
AIR BAKU SMG
DATA TEKNIS 1. Bendung Lanang
Lebar Bendung 47,0 m Tinggi Mercu 7,5 m Type Vlugter Konstruksi beton cyclop dilapisi beton bertulang. Pintu penguras 4 buah @ 2 m Pintu intake 1 buah 1,5 m
2. Rencana Saluran Irigasi
Saluran Suplesi 2.500 m (Terbuka 504 m; Tertutup 290 m; Terowongan 1706 m ) Saluran Induk 10.750 m Saluran Sekunder 21.200 m Saluran Tersier 1.900 Ha Saluran Drainasi 21.400 m