UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DENGAN BASIS YANG BERVARIASI SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari DELLA JULIANA D1A151141 UNIVERSITAS AL-GHIFARI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI BANDUNG 2019
67
Embed
UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR
EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)
DENGAN BASIS YANG BERVARIASI
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari
DELLA JULIANA
D1A151141
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR
EKSTRAK LIDAH BUAYA {Alec vera L) DENGAN
BASIS YANG BERVARIASI
PENYUSUN DELLA JULIANA
NIM D1A151141
Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi
persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi
Bandung, Agustus 2019
Kusdi rtono S.Si.M Kes Ita Inayah M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil dari awal sampai akhir
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
dan memohon doa kepada Allah SWT agar diberikan balasan pahala yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H.Didin Muhafidin, S.I.P., M. Si Selaku Rektor Universitas Al-
Ghifari
2. Bapak Ardian Baitariza, M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.
3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M.Si.,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.
4. Bapak Kusdi Hartono S.Si.M.Mkes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu dan kesempatan selama proses bimbingan, arahan, nasihat
dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Ita Inayah M.MKes Pembimbing II yang telah memberikan waktu dan
kesempatan selama proses bimbingan, arahan, nasihat dan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Farmasi Universitas Al-
Ghifari, khususnya Dosen Jurusan Farmasi yang telah memberikan
pengajaran dan pemahaman yang tulus sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan penulis.
7. Seluruh anggota laboran jurusan Farmasi.
8. Keluarga tercinta, ayahanda Ale Permana, ibunda Iceu Ana dan suamiku Refa
Decki A yang telah memberikan kasih sayang yang tulus, motivasi, nasihat,
doa dan dukungan baik moril maupun materil.
9. Tim penelitian yang mempunyai solidaritas tinggi, yang telah memberikan
banyak dukungan dan semangat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini sangat
diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, sekian
dan terima kasih.
Bandung, Agustus2019
Penulis
ABSTRAK
Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap panas kering
(api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan korosif), bahan-bahan
elektrik (arus listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik dan radian. Salah satu
penanganan pada luka bakar adalah dengan mengobati luka bakar tersebut dengan menggunakan
sediaan gel. Sediaan gel adalah sediaan yang tepat untuk diberikan pada penderita luka bakar
karena sediaan obat dalam bentuk gel memberikan rasa nyaman pada pasien mampu meresap
kedalam kulit, memberi rasa dingin, tidak lengket dan mudah dicuci oleh air. Penggunaan bahan
alami tanpa menimbulkan efek samping untuk pengobatan luka bakar adalah dengan menggunakan
bahan tradisional, salah satunya adalah Lidah Buaya (Aloe vera L).Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan sediaan gel ekstrak lidah buaya (Aloe vera L) yang stabil, aman, dan nyaman
digunakan serta untuk mengetahui kestabilan fisikokimia. Hasil evaluasi sediaan menunjukan
bahwa ketiga formulasi memenuhi syarat sediaan gel yang baik, stabil, aman dan nyaman
digunakan. Formulasi yang terbaik berdasarkan evaluasi sediaan dan paling disukai panelis
adalah formula 3, yaitu mengandung komposisi ekstrak lidah buaya 20gram HPMC 7gram,
botol maserasi, kain flanel, krus porselen, corong, viskometer Brookfield, rotary
evaporator, kertas saring, labu evaporasi dan alat-alat yang biasa digunakan di
Laboratorium Farmasetika dan Laboratorium Fitokimia.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pengumpulan Tanaman
Ekstrak lidah buaya diperoleh dari PT. Lansida (Jln. Karanglo, Bumen KG
III/519 Yogyakarta 55173).
3.2.2 Skrining fitokimia
Setiap tanaman obat mengandung berbagai macam senyawa organik yang
terbentuk dan terkandung dalam tanaman tersebut. Kandungan senyawa aktif
29
30
dalam tumbuhan dapat diketahui dengan perlakuan metode pemisahan,
pemurnian dan identifikasi kandungan didalam tanaman dengan skrinning
fitokimia.
1. Identifikasi Alkaloid
Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 10 ml asam alkohol, dididihkan dan
disaring. Sebanyak 5 ml filtrate ditambahkan 2 ml larutan ammonia dan 5 ml
klorofom lalu kocok kuat. Lapisan klorofom yang terbentuk diekstrak dengan 10
ml asamasetat lalu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Uji dragendoff dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi dragendroff
ditambahkan kedalam larutan klorofom, endapan berwarna coklat
menunjukan adanya alkaloid.
b. Uji mayer Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan dalam 2 mL HCl 2%,
dipanaskan 5 menit dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditetesi dengan
pereaksi Mayer sebanyak 2-3 tetes.Adanya senyawa alkaloid ditujukkan
dengan terbentuknya endapan putih.
2. Uji bouchard dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi bouchardat
ditambahkan dengan larutan klorofom, endapan coklat menunjukan adanya
alkaloid(Harbone, 2007).
3. Identifikasi Flavonoid
Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,
tambahkan 1 ml aquadest, lalu panaskan selama 5 menit, kemudian saring
menggunakan kertas saring, dinginkan. Setelah dingin ambil filtrat lalu
tambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 ml HCL pekat. Hasil positif ditunjukan
dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga.
31
4. Identifikasi Tanin
Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,
tambahkan aquadest sebanyak 1 ml lalu saring menggunakan kertas saring,
kemudian filtratnya di encerkan dengan 5 ml aquadest, ambil 2 ml larutan
kemudian ditambahkan 3 tetes FeCl3. Hasil positif ditunjukan dengan
terbentuk warna biru atau hijau kehitaman. (Dhanraj et al, 2013)
5. Identifikasi Polifenol
Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,
tambahkan dengan 1 ml larutan aquadest, saring menggunakan kertas saring,
kemudian filtratnya di encerkan dengan 5 ml aquadest. Ambil 2 ml larutan
kemudian tambahkan FeCl3 dan gelatin. Jika terbentuk warna biru tua, biru
kehitaman atau hitam kehijauan menunjukkan adanya senyawa polifenol.
(Jones dan Kinghorn, 2006)
6. Identifikasi Saponin
Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,
kemudian tambahkan 5 ml aquadest panas, lalu saring menggunakan kertas
saring. Setelah dingin, ambil filtrat, kemudian dikocok kuat selama 10 detik,
akan membentuk busa yang stabil selama 10 menit setebal 1 – 10 cm, lalu
ditambahkan 1 ml HCL 2 N. Hasil positif ditunjukan dengan busa yang tidak
hilang. (Dhanraj et al, 2013).
32
3.3 Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Tabel 1
Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.)
BAHAN
FORMULA
F1 gram F2 gram F3 gram
EKSTRAK Aloe vera 5 15 20
Karbopol 5 - -
CMC - 5 -
HPMC - - 5
TEA 1 1 1
GLISERIN 10 10 10
METIL PARABEN 0,2 0,2 0,2
PROPILENGLIKOL 5 5 5
PARFUM
PAPERMINT
5 tetes
5 tetes
5 tetes
AQUADEST Ad 100 Ad 100 Ad 100
33
3.3 Prosedur Pembuatan Sediaan Gel Luka Bakar Ekstrak Lidah Buaya
(Aloe vera L.)
3.3.1 Prosedur pembuatan basis gel karbopol
Sediaan gel dengan basis karbopol dikerjakan dengan cara karbopol
dikembangkan dalam air suling di gelas piala, didiamkan hingga mengembang
selama 1 x 24 jam. Kemudian ditambahkan TEA lalu dihomogenkan. Selanjutnya
ditambahkan metil paraben yang sebelumnya telah dilarutkan dengan air suling
panas suhu 900C, diaduk hingga homogen. Ekstrak dicampur dengan gliserin,
dicampur ke dalam basis, dihomogenkan. Ditambahkan sisa air ke dalam basis,
kemudian tambahan papermint 5 tetes dan dihomogenkan kembali.
3.3.2 Prosedur pembuatan basis gel CMC
CMC dikembangkan dalam Aquadest diatas magnetic stirrer dengan kecepatan
pengadukan 400 rpm dan suhu 70°C ditambah metil paraben sampai larut.
Propilenglikol dan gliserin dicampur kemudian ditambahkan ke campuran CMC
dan metilparaben kemudian ditambahkan ekstrak yang sudah dicairkan, diaduk
sampai homogen hingga terbentuk gel. Kemudian tambahkan sisa air dan 5 tetes
papermint, aduk hingga homogen.
3.3.3 Prosedur pembuatan basis gel HPMC
HPMC didispersikan ke dalam 30 ml air pada suhu (80-90°C) hingga
mengembang dan diaduk sampai terbentuk gel. Metilparaben dicampur dalam
propilenglikol lalu ekstrak gel lidah buaya dimasukkan, diaduk hingga tercampur
rata. Campuran tersebut dimasukkan dalam campuran HPMC dan diaduk sampai
homogen, kemudian ditambah aquadest hingga 100 ml dan 5 tetes pepermint,
diaduk sampai homogen.
34
3.4 Evaluasi sediaan Gel luka bakar Ekstrak Lidah Buaya
Penetapan profil stabilitas fisika dilakukan dengan mengevaluasi sifat fisika
sediaan selama 28 hari penyimpanan pada suhu 28°C - 30°C. Sampling dilakukan
pada hari ke 0, 1, 7, 14, 21 dan 28 dimana hari ke 0 merupakan waktu sediaan
selesai dibuat (Abdassah et all., 2009).
1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung bentuk,
warna, bau, dari gel yang di buat . Gel biasanya jernih dengan konsentrasi
setengah padat.
2. Uji pH
Dilakukan dengan menimbang 10 gram sediaan dilarutkan dalam 50 mL
aquadest dalam beaker glass, ditambahkan aquadest hingga 100 mL lalu aduk
hingga merata. Larutan diukur pH nya dengan pH meter yang sudah
distandarisasi. Ukur dengan pH meter dan catat pH yang ditunjukkan. Hasil
pengukuran menunjukan target pH pada kulit, yaitu 4,5– 6,5 (Naibaho, 2013).
Naibaho, Olivia H. Paulina V.Y. Yamlean,
3. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan cara sebanyak 100 mL gel dimasukkan ke
dalam wadah berbentuk tabung lalu dipasang spindle 64. Spindle harus
terendam dalam sediaan uji. Viskometer dinyalakan dan dipastikan rotor dapat
berputar pada kecepatan 60 rpm. Diamati jarum penunjuk dari viskometer
35
yang mengarah ke angkan pada skala viskositas lalu dicatat dan dikalikan
faktor 100. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000 - 4000 cps (Garg
et all., 2002).
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar.
5. Uji Daya sebar
Daya sebar merupakan kemampuan penyebaran gel pada kulit. Penentuannya
dilakukan dengan perlakuan sampel gel sebanyak 1 gram diletakkan dipusat antara
lempeng gelas/kaca berukuran 20 x 20 cm, dimana lempeng sebelah atas dalam
interval waktu tertentu dibebani anak timbangan di atasnya hingga bobot mencapai
100gram dan diukur diameternya setelah 1 menit. Permukaan penyebaran yang
dihasilkan dengan meningkatkan beban, merupakan karakteristik daya sebar. Daya
sebar yang baik akan menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan. Daya sebar
gel yang baik yaitu antara 5 sampai 7 cm (Garg et al., 2002)
6. Uji Kesukaan (uji hedonic)
Uji Hedonik telah dilakukan dengan melakukan analisis menurut uji kesukaan
(parameter aroma, rasa di kulit, dan warna sediaan) menggunakan 20 orang
panelis yang diberikan contoh sediaan gel. Untuk melihat tingkat kesukaan
responden terhadap sediaan gel berdasarkan masing-masing parameter, digunakan
skala numerik, yaitu 0 (sangat tidak suka), 1 (suka), 2 (netral), 3 (sangat suka), 4
(amat sangat suka) (Panjaitan, 2012). Berdasarkan tekstur, rasa dikulit, dan
warna.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif, dengan mengidentifikasi
senyawa tersebut yang didasarkan pada perubahan warna pada sampel. Sampel
yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu simplisia daun cengkeh dan ekstrak
etanol daun cengkeh. Hasil skrining fitokimia dari daun cengkeh dapat dilihat
pada tabel 2
Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia
No Jenis Uji Ekstrak
1. Alkaloid +
2. Flavonoid +
3. Tanin +
4. Polifenol +
5. Saponin +
Berdasarkan hasil skrining fitokimia tersebut dapat diketahui bahwa simplisia
dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera L) memiliki kandungan metabolit sekunder
yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin dan saponin.
36
37
4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Formulasi Gel Lidah Buaya (Aloe vera L)
4.2.1 Hasil uji organoleptik
Gambar 1. Penampilan fisik sediaan gel luka bakar Aloe vera.
Tabel 3.
Uji Organoleptik Sediaan Gel Luka Bakar
Formulasi
(F)
Jenis Pengujian
Hari Ke
0 7 14 21 28
F1
Warna TB TB TB TB TB
Aroma AP AP AP AP AP
Tekstur SP SP SP SP SP
Rasa pada Kulit D D D D D
F2
Warna KB KB KB KB KB
Aroma AP AP AP AP AP
Tekstur SP SP SP SP SP
Rasa pada Kulit D D D D D
F3
Warna CB CB CB CB CB
Aroma AP AP AP AP AP
Tekstur SP SP SP SP SP
Rasa pada Kulit SL SL SL SL SL
38
Keterangan
SP : Setengah Padat KB : Kuning Bening
AP : Aloe Vera & Papermint CB : Coklat Bening
D : Dingin
SL : Sedikit Lengket
TB : Tidak berwarna
Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui stabilitas tidaknya sediaan selama
penyimpanan. Di dapat dari hasil evaluasi ketiga formula sediaan gel luka bakar di
lakukan pada hari ke 0, 1, 7, 14, 21 dan 28 tidak ada sedian yang mengalami
perubahan baik itu aroma, warna,tekstur dan rasa pada kuit. Pengamatan
dilakukan dengan melihat secara langsung aroma, warna,tekstur dan rasa pada
kuit dari gel yang dibuat.Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel luka bakar
dari ekstrak Aloe vera yang secara visual didapatkan hasil F1 (bentuk gel setengah
padat,warna bening,bau Aloe vera dan papermint, rasa dikulit dingin), F2 (bentuk
gel setengah padat,warna bening kekuningan,bau Aloe vera dan papermint, rasa
dikulit sedikit lengket), F3 (bentuk gel setengah padat,warna bening
kecoklatan,bau Aloe vera dan papermint, rasa dikulit dingin). Perbedaan
konsistensi antar formula disebabkan karena konsentrasi ekstrak yang digunakan
berbeda dan jenis pengaroma yang digunakan sama sehingga aromanya sama.
Dari hasil evaluasi organoleptis terhadap sediaan gel yang meliputi bentuk, warna
dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan gel tidak mengalami perubahan selama
penyimpanan. Hal ini terjadi karena kesesuaian antara bahan-bahan dan cara
penyimpanan sehingga tidak terjadi interaksi kimia antara bahan yang dapat
39
menyebabkan perubahan-perubahan pada sediaan dan menghasilkan suatu sediaan
yang stabil pada penyimpanan.
Perbedaan konsistensi antar formula disebabkan karena konsentrasi ekstrak
yang digunakan berbeda dan jenis pengaroma yang digunakan sama sehingga
aromanya sama. Dari hasil evaluasi organoleptis terhadap sediaan gel luka bakar
yang meliputi bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan gel luka
bakar tidak mengalami perubahan selama penyimpanan. Hal ini terjadi karena
kesesuaian antara bahan-bahan dan cara penyimpanan sehingga tidak terjadi
interaksi kimia antara bahan yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada
sediaan dan menghasilkan suatu sediaan yang stabil pada penyimpanan.
4.2.2 Hasil uji PH
Tabel 4.
Uji pH Sediaan Gel Luka Bakar
NO
HARI
NILAI pH
F1 F2 F3
1 0 5 5 5
2 7 5 5 6
3 14 5 5 6
4 21 5 6 6
5 28 5 5 6
Hasil uji pH sediaan gel luka bakar yang dibuat memiliki pH yang sesuai
dengan pH kuli Persyaratan pH untuk kulit yaitu 4,5 -6,5 (Tranggono, 2007). Bila
40
pH sediaan berada di luar interval pH kulit dikhawatirkan akan menyebabkan kulit
bersisik atau bahkan terjadi iritasi sedangkan jika berada di atas pH kulit dapat
menyebabkan kulit terasa licin, cepat kering, serta dapat mempengaruhi elastisitas
kulit. Dari hasil evaluasi ketiga formula gel lidah buaya menunjukan pH dengan
kriteria yang sesuai yaitu pada pH 5-6. pH yang stabil akan membantu
menghindari atau mencegah kerusakan produk selama penyimpanan atau
penggunaan. Jika pH terlalu asam atau basa akan dapat mengiritasi kulit.
4.2.3 Hasil Uji Viskositas
Tabel 5.
Uji Viskositas Sediaan Gel Luka Bakar
N
O
HARI VISKOSITAS GEL
F1 F2 F3
1 0 1900 2400 2600
2 7 2300 2500 2900
3 14 2400 2500 3000
4 21 2500 2600 3000
5 28 2500 2900 3900
Hasil uji viskositas menunjukkan bahwa sediaan mengalami peningkatan
viskositas selama 28 hari penyimpanan dibandingkan dengan hari ke-0 pembuatan
sediaan. Gel memiliki sifat formulasi yang apabila dibiarkan dan tidak mengalami
gangguan seperti pengadukan akan menyebabkan terjadinya peningkatan
viskositas pada sediaan. Dari hasil pengukuran viskositas, semakin tinggi
41
konsentrasi zat aktifnya maka semakin besar nilai viskositasnya. Dalam
pengamatan selama 4 minggu pada ketiga formula ini menunjukan peningkatan
viskositas pada formula 3 (F3) karena semakin tingginya nilai viskositas maka
semakin baik kekentalannya. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-
4000 cps. (Zulamanin, 2013)
4.2.4 Hasil Uji Homogenitas
Tabel 6.
Uji Homogenitas Sediaan Gel Luka Bakar
NO
FORMULASI
HARI KE
0 7 14 21 28
1 FORMULA 1 H H H H H
2 FORMULA 2 H H H H H
3 FORMULA 3 H H H H H
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-
bahan gel. Pengujian ini dilakukan dengan cara visual pada kaca transfaran
dengan mengamati rata atau tidaknya bahan gel. Hasil uji homogenitas
menunjukan bahwa ketiga formula sediaan gel teap homogen dalam waktu
penyimpanan dari hari ke 0-28. Seluruh sediaan gel tidak memperlihatkan adanya
butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transfaran.
42
4.2.4 Hasil Uji Daya Sebar
Tabel 7.
Uji Daya Sebar Sediaan Gel Luka Bakar
No Formula Daya Sebar Sediaan Gel Luka Bakar
0 7 14 21 28
1 F I 13 13.4 12.8 11.9 11
2 F 2 11.5 10.7 10.5 8.7 7
3 F 3 10.8 10 9.5 8.4 8
Pengujian daya sebar selama 28 hari penyimpanan menunjukan bahwa sediaan
mengalami penurunan daya sebar. Daya sebar sediaan dihasilkan berbanding
terbalik dengan viskositas sediaan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
daya sebar sediaan yang dihasilkan. Pengukuran konsistensi dapat dilakukan
dengan cara uji daya menyebar, prinsipnya ialah menghitung pertambahan luas
yang diberikan sediaan setelah diberi beban 2 gram. Dari hasil evaluasi ketiga
formula sediaan gel luka bakar menunjukan daya sebar dengan kriteria yang
sesuai yaitu formula 2 dengan panjang diameter 7 cm.
43
4.2.4 Hasil Uji Kesukaan
Uji hedonic di lakukan tehadap 20 orang dewasa dengan cara pengisian
kuisioner yang meliputi tekstrur, warna, aroma atau bau dan rasa pada kulit.
Grafik 1.
Uji Hedonic Warna Sediaan Gel Luka Bakar
Berdasarkan hasil uji kesukaan terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak
Aloe Vera sebagian besar panelis pada formula 1 2 dan 3 menyukai warna sediaan
gel luka bakar ekstrak Aloe Vera terlihat pada gambar 4 sebagian besar panelis
menyukai warna dari ketiga formula dan tidak satupun panelis yang tidak suka
terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera. Pada formula 2 ada 10%
dan formula 3 ada 5% panelis yang agak tidak suka. Dapat dilihat pada gambar
4, sedangkan untuk formula 2 diperoleh 10% yang sangat suka dan formula 3
40% sangat suka . Hasil paling banyak pada panelis sangat suka warna sedian
100
80
60
40
20
0
F1
F2
F3
Per
senta
se (
%)
44
sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera yaitu formula 3 sebanyak 40%. Hal ini di
sebabkan karna warna dari formula 3 sedikit agak gelap yaitu bening kecoklatan.
Grafik 2.
Uji Hedonic Sensasi Pada Kulit Sediaan Gel Luka Bakar
Untuk uji kesukaan terhadap rasa pada kulit sediaan gel luka bakar ekstrak
Aloe Vera dapat dilihat pada gambar 5 bahwa ada 5% panelis yang agak tidak
suka dengan rasa dikulit pada sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera pada
formula 1 dan 2. Pada formula 1 ada 10%, formula 2 sebanyak 35% dan formula 3
ada 30% panelis yang agak suka. Pada formula 1 paling banyak panelis yang suka
sebanyak 55% sedanglan jumlah formula 2 dan 3 sama sebanyak 35%. Untuk
panelis yang sangat suka paling banyak pada formulasi 3 sebanyak 35%
sedangkan formuasi 1 15% dan formulasi 2 sebanyak 25% panelis dan tidak
satupun panelis yang tidak suka terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak
100
80
60
40
20
0
F1
F2
F3
Per
sen
tase
(%
)
45
Aloe Vera. Jadi rata-rata panelis menyukai formula 3 karena sediaan lebih kental
dan mempunyai rasa pada kulit yang lebih baik dari formula 1 dan 2.
Grafik 3.
Uji Hedonic Aroma Sediaan Gel Luka Bakar
Untuk uji kesukaan terhadap aroma sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera.
dapat di lihat pada gambar 6 menunjukan bahwa panelis tidak suka dan agak suka
terhadap aroma formula 1, 2 dan 3. Namun sebanyak 5% sangat suka terhadap
aroma formula 3 dan formula 1 lebih banyak panelis yang suka. Dari ketiga
sediaan rata-rata disukai paling banyak adalah formula 3.
100
80
60
40
20
0
F1
F2
F3 Per
sen
tase
(%
)
46
Grafik 4.
Uji Hedonic Tekstur Sediaan Gel Luka Bakar
Untuk uji kesukaan terhadap tekstur sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera
sama persis dengan Uji kesukaan rasa pada kulit, dapat dilihat pada gambar 6
bahwa ada 5% panelis yang agak tidak suka dengan rasa dikulit pada sediaan gel
luka bakar ekstrak Aloe Vera pada formula 1 dan 2. Pada formula 1 ada 10%,
formula 2 sebanyak 35% dan formula 3 ada 30% panelis yang agak suka. Pada
formula 1 paling banyak panelis yang suka sebanyak 55% sedanglan jumlah
formula 2 dan 3 sama sebanyak 35%. Untuk panelis yang sangat suka paling
banyak pada formulasi 3 sebanyak 35% sedangkan formuasi 1 15% dan formulasi
2 sebanyak 25% panelis dan tidak satupun panelis yang tidak suka terhadap
warna sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera. Jadi rata-rata panelis menyukai
formula 3 karena sediaan lebih kental dan mempunyai rasa pada kulit yang lebih
baik dari formula 1 dan 2.
100
80
60
40
20
0
F1
F2
F3
Per
sen
tase
(%
)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
1. Profil stabilitas fisika kimia sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya selama
28 hari pada suhu ruangan adalah tidak mengalami perubahan organoleptis
(warna dan aroma), homogenitas sediaan yang baik, terjadi peningkatan
viskositas, dan stabilnya pH. Secara keseluruhan sediaan gel luka bakar ekstrak
lidah buaya stabil selama penyimpanan.
2. Berdasarkan uji hedonik yang tertinggi menunjukkan bahwa Formula 3 yang
paling banyak disukai oleh panelis dari segi warna yang menarik, bau yang
wangi, dan rasa yang terbaik saat dioleskan pada kulit. Konsistensi sediaan
yang ideal untuk sediaan gel luka bakar sehingga mudah untuk dioleskan dan
formula yang terbaik berdasarkan evaluasi adalah formula 3.
5.2 SARAN
Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya sebaiknya mencoba
memvariasikan formula basis yang berbeda dan memanfaatkan ekstrak kulit buah
naga merah dalam bentuk sediaan farmasetika lainnya.
47
PEMBUATAN FORMULASI
Basis gel yang digunakan
adalah karbopol, CMC dan
HPMC
UJI STABILITAS
1. Uji Organoleptis
2. Uji pH
3. Uji Viskositas
4. Uji Daya sebar
5. Uji Kesukaan (uji
Lampiran I
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
PEMBAHASAN
SKRINING FITOKIMIA
A. Identifikasi Alkaloid
B. Identifikasi flavonoid
C. Identifikasi Tanin
D. Identifikasi polifenol
E. Identifikasi Saponin.
PENGUMPULAN BAHAN
LAMPIRAN II
SEDIAAN GEL LUKA BAKAR
EKSTRAK LIDAH BUAYA
(Aloe vera. L)
FORMULA 1 FORMULA 2 FORMULA 3
LAMPIRAN III
FORMAT PENILAIAN UJI HEDONIK
FORMAT UJI HEDONIK UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTAK ETHANOL LIDAH
BUAYA (Aloe Vera) DENGAN BASIS GEL YANG BERVARIASI
Nama Panelis :
Umur : Th
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
Tanggal : / /
Produk : Gel luka bakar ekstrak lidah buaya (Aloe Vera)
Amati warna, aroma, tekstur serta rasa pada kulit. Tentukanlah tingkat
kesukaan anda terhadap warna, aroma, tekstur serta rasa pada kulit terhadap produk
tersebut dengan memberi tanda (√).
no
Formulasi
(F)
Jenis Pengujian
Tingkat Kesukaan
Sangat tidak
suka (0)
Suka
(1)
Netral
(2)
Sangat
Suka (3)
Amat sangat
suka (4)
1
F1
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa pada Kulit
2
F2
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa pada Kulit
3
F3
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa pada Kulit
Catatan :
LAMPIRAN IV
SERTIFIKAT EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera .L)
EA NUIDA
DATA IDENTIFIKASI TUMBUHAN No.: 292/LH/20 19
uralan determinasi: Kunci determinasi :
78b- 26. Liliaceae .
KlaSifikasi: Lidah Buaya (Aloe vera; Latin. A/oe 6arbac/ensis Milleerj K ngoom Piantae Subkingdom : Tracheobionta Super DiviSi Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : LiliopSida Ordo : Asparagales Famili : Liliaceae Genus : Atoe Spesies : A/oe vera L.
uraian Peruntukan Procluk: Nama Produk : Aloe vera Liquid Extract Batch 19033302 Penggunaan Ski ncare Metode Proses : Ekstra ksi Bentu k Sediaan : C6 ir Warna : Putih hingga Kehijauan Aroma : KhaS lid a h buaya Penyimpanan : Refrigerator Tanggal Produk si : 2 Ma ret 2019
Divisi Teknik,
Apriyani Sus lowai, S.Si,
}I. Karanglo , 8 umen KG III/319 Yogyakarta 55 L73 Tel p. 0B5 0G 6G 8BOB emarI: Iansida@yahoo .com