Lilis Sulastri (240210100032) Uji Hedonik 1 I. TUJUAN 1. Mengetahui jenis produk yang paling disukai konsumen ditinjau dari rasa, aroma, warna, kerenyahan dan keseragaman pori. 2. Mahasiswa dapat melaksanakan pengujian inderawi menggunakan uji hedonik mulai dari persiapan, penyajian, tabulasi data dan mengambil kesimpulan didasarkan pengujian statistik. II. TEORI DASAR Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang sudah dikenal. Kadang-kadang di antara produk tersebut ingin diketahui mana yang lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian penerimaan konsumen (preference test), yang termasuk ke dalam uji penerimaan adalah uji kesukaan (hedonik). Uji penerimaan ini menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Karena sifat uji penerimaan ini sangat subjektif, beberapa panelis yang ekstrim senang atau benci terhadap suatu bahan, tidak dapat digunakan untuk pengujian tersebut. Tetapi panelis ekstrim ini mungkin masih dapat digunakan untuk menilai dengan pengujian pembedaan. Jika pada uji pembedaan dikehendaki panelis yang peka, pada uji penerimaan dapat menggunakan panelis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
1
I. TUJUAN
1. Mengetahui jenis produk yang paling disukai konsumen ditinjau dari rasa, aroma,
warna, kerenyahan dan keseragaman pori.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pengujian inderawi menggunakan uji hedonik
mulai dari persiapan, penyajian, tabulasi data dan mengambil kesimpulan
didasarkan pengujian statistik.
II. TEORI DASAR
Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang
sudah dikenal. Kadang-kadang di antara produk tersebut ingin diketahui mana yang
lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian penerimaan
konsumen (preference test), yang termasuk ke dalam uji penerimaan adalah uji
kesukaan (hedonik).
Uji penerimaan ini menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang
menyebabkan orang menyenanginya. Karena sifat uji penerimaan ini sangat subjektif,
beberapa panelis yang ekstrim senang atau benci terhadap suatu bahan, tidak dapat
digunakan untuk pengujian tersebut. Tetapi panelis ekstrim ini mungkin masih dapat
digunakan untuk menilai dengan pengujian pembedaan. Jika pada uji pembedaan
dikehendaki panelis yang peka, pada uji penerimaan dapat menggunakan panelis yang
belum berpengalaman, karena uji penerimaan ini tidak ada contoh pembanding dan
contoh baku. Uji ini tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran.
Sehingga, apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang meyakinkan, tidak dapat
dipastikan bahwa produk tersebut akan laku keras di pasaran, maka harus digunakan
pengujian lain sebagai tindak lanjutnya, contohnya uji kesukaan.
Salah satu uji sensori yang paling sering digunakan adalah uji kesukaan. Uji
kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan
respon mereka berupa senang atau tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Oleh
karena itu, panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang mewakili populasi
masyarakat tertentu. Skala nilai yang digunakan dapat berupa nilai numerik beserta
keterangan verbal atau keterangan verbal saja dengan kolom yang dapat diberi tanda
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
2
oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam arah vertikal atau horizontal (Kartika,
1988).
Menurut Jellinek (1985), sampel yang digunakan dalam uji hedonik adalah
jenis makanan dengan merk berbeda. Cara yang paling mudah adalah dengan
membeli produk-produk yang kompetitif di supermarket. Sampel yang digunakan
dalam uji hedonik sebaiknya jangan lebih dari tiga atau empat bagi sampel pemula.
Menurut Soekarto (1985), di samping mengemukakan tanggapan senang, suka
atau kebalikannya, panelis juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat
kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka”, dapat mempunyai
skala hedonik seperti: amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika
tanggapan itu “tidak suka”, dapat mempunyai skala hedonik seperti: amat sangat
tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka. Di antara agak suka dan
agak tidak suka, kadang-kadang ada tanggapan yang disebut netral, yaitu buka suka
tetapi juga bukan tidak suka (neither like nor dislike).
Dalam penganalisaan, skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik
dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat
dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala numerik secara tidak langsung uji
hedonik dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Oleh sebab itu, uji hedonik
paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan
secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program
pengembangan hasil-hasil baru atau bahan mentah, maka uji hedonik banyak
digunakan untuk menilai hasil akhir produksi.
Skala hedonik berbeda dengan skala kategori lain dan responnya diharapkan
tidak monoton dengan bertambah besarnya karakteristik fisik, namun menunjukkan
suatu puncak (preferency maximum) di atas dan rating yang menurun di bawah
(Rahardjo, 1998).
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
3
III. ALAT DAN BAHAN
III.1. ALAT
1. Gelas
2. Piring
III.2. BAHAN
1. Air minum
2. Produk wafer berbagai merk yang telah diberi kode:
- Nabati (609)
- Nissin (791)
- UBM (246)
- Selamat (539)
- Tango (446)
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
4
IV. PROSEDUR
1. Alat dan bahan disiapkan, masing-masing wafer diletakkan di atas pirng.
2. Masing-masing sampel diberi kode dengan tiga angka yang berbeda.
3. Dilakukan pengujian oleh panelis, sampel disajikan secara bersamaan.
4. Panelis diminta menilai setiap sampel dengan salah satu angka yang sesuai
Kode E (246) D (791) C (539) B (446) A (609)Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506
Kemudian mencari selisih antara rata-rata perlakuan dengan nilai LSR.
Kode E (246) D (791) C (539) B (446) A (609)Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506LSR 0.2426 0.2592 0.2662 0.2731Selisih 1.898 1.9561 1.9726 2.0775
KodeUBM(246)
Nissin(791)
Selamat(539)
Tango(446)
Nabati(609)
Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506 a
b
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
14
Kesimpulannya seluruh panelis beranggapan bahwa berdasarkan kerenyahan,
wafer merk nabati, tango dan selamat adalah sama, tetapi wafer merk nabati dengan
Kode E (246) D (791) C (539) B (446) A (609)Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506
Kemudian mencari selisih antara rata-rata perlakuan dengan nilai LSR.
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
17
Kode E (246) D (791) C (539) B (446) A (609)Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506LSR 0.1741 0.1832 0.1881 0.1931Selisih 1.8919 2.0321 2.0507 2.1574
KodeUBM(246)
Nissin(791)
Selamat(539)
Tango(446)
Nabati(609)
Rata-rata 1.9859 2.0660 2.2153 2.2388 2.3506 a
b
c
d
Kesimpulannya, panelis beranggapan bahwa berdasarkan keseragaman pori,
wafer merk nabati dan tango adalah sama, begitu pula antara selamat dan nissin,
keseragamannya menurut panelis adalah sama. Tetapi wafer merk nabati berbeda
dengan wafer merk selamat dan UBM.
Hasil Uji Hedonik di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis di sini adalah berhubungan dengan keadaan fisik panelis,
sebelum melakukan Uji Hedonik sebaiknya panelis tidak boleh berada dalam
keadaan terlalu kenyang atau terlalu lapar dan tidak boleh merokok. Selain itu,
panelis tidak boleh dalam kondisi yang tidak sehat atau dalam pengaruh obat bius.
2. Faktor psikologis
Sebelum melakukan Uji Hedonik, panelis tidak boleh dalam kondisi psikis
yang seidh atau gembira yang berlebihan, frustasi atau sedang mengalami stress
yang berat. Selain itu, panelis tidak boleh terburu-buru dalam memberikan
penilaian karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil akhir perhitungan. Oleh
karena itu, perlu diciptakan suasana pengujian yang serius tetapi tetap santai.
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
18
VI. KESIMPULAN
1. Seluruh panelis beranggapan berdasarkan rasa, seluruh sampel tidak memiliki
rasa yang berbeda.
2. Seluruh panelis beranggapan berdasarkan warna, seluruh sampel tidak memiliki
warna yang berbeda.
3. Seluruh panelis beranggapan berdasarkan aroma, seluruh sampel tidak memiliki
aroma yang berbeda.
4. Seluruh panelis beranggapan bahwa berdasarkan kerenyahan, wafer merk nabati,
tango dan selamat adalah sama, tetapi wafer merk nabati dengan wafer merk
nissin dan ubm berbeda.
5. Panelis beranggapan bahwa berdasarkan keseragaman pori, wafer merk nabati
dan tango adalah sama, begitu pula antara selamat dan nissin, keseragamannya
menurut panelis adalah sama. Tetapi wafer merk nabati berbeda dengan wafer
merk selamat dan UBM.
Lilis Sulastri (240210100032)Uji Hedonik
19
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Penerbit : PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Jellinek, G. 1985. Sensory Evaluation of Foods : Theory and Practice. Ellis Horwood Ltd, Chichester.
Rahardjo, J. T. M. Uji Inderawi. Penerbit : Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Setyaningsih, D. 2010. Analisis Sensori. Penerbit : IPB (IPB Press), Bogor.
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik. Penerbit : Bhratara Karya Aksara, Jakarta.