MEDIA PERTUMBUHAN
UJI AKTIVITAS MIKROBA43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
mikros yang artinya kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang
artinya ilmu. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari
biologi yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni
meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikroorganisme
adalah jasad renik atau makhluk mikroskopik yang rata-rata
berukuran beberapa mikron atau lebih kecil dari itu (1 mikron =
0,001 mm). Mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang
diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker. Mikroba
ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat
di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga lingkungan yang relative panas, dari ligkungan
yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba
merugikan.
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh
atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam
cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya.
Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan
peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer,
sanitizer dan sebagainya.
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan
atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding
sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam
nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam
nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung
adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi
menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik
adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang
mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan
membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik
digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh
makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau
menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup. Pembagian
kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada
aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba
yang digunakan.B. TujuanTujuan percobaan ini adalah untuk
menentukan aktivitas antimikroba ekstrak lengkuas terhadap beberapa
mikroba uji seperti Staphylococcus aureus, Pesudomonas aureginosa,
dan Candida albicans.C. ManfaatManfaat percobaan ini adalah untuk
mahasiswa dapat menentukan aktivitas antimikroba ekstrak lengkuas
terhadap beberapa mikroba uji seperti Staphylococcus aureus,
Pesudomonas aureginosa, dan Candida albicans.BAB II
TINJAUAN PUSTAKAA. Teori Umum
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios =
hidup dan logos = ilmu. Jadi, Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan
tentang makhluk hidup atau jasad-jasad renik. Istilah lain yang
digunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik ialah
mikroorganisme, mikroba, protista (jasad atau organisme
serendah-rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (Adam, 1992).
Penentuan Nilai KHM dan KBM menggunakan metoda dilusi. KHM
adalah konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan
mikroba uji sedangkan KBM merupakan konsentrasi tertinggi yang mana
mampu membunuh pertumbuhan mikroba uji (Adila, 2013).
Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) adalah bakteri Gram
negatif berbentuk batang, bergerak dengan flagel, dan bersifat
aerob. Bakteri ini banyak menginfeksi penderita di rumah sakit
dengan predisposisi tertentu. Banyak faktor-faktor penentu
patogenitas dari bakteri ini diantaranya yang berhubungan dengan
struktur sel seperti pili (fimbriae) dan bahan yang dikeluarkan
seperti exotoxin A dan protease. Bakteri P. aeruginosa dapat
melakukan adhesi dan membentuk koloni pada bermacammacam tipe sel
yaitu epitel sel buccal, paru, ginjal dan sel endothel. Bakteri
Pseudomonas aeruginosa melekat selektif terhadap sel-sel endotel
manusia (Hidayati, 2010).
Pengukuran aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode
difusi dan metode pengenceran. Metode difusi merupakan salah satu
metode yang sering digunakan, metode difusi dapat dilakukan 3 cara
yaitu metode silinder, lubang dan cakram kertas. Metode silinder
yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari gelas atau
besi tahan karat di atas media agar yang telah diinokulasi dengan
bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa hingga berdiri
di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan
diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk
melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder. Metode
lubang yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi
dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan
penelitian, kemudian lubang diisi dengan larutan yang akan diuji.
Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada
tidaknya daerah hambatan disekeliling lubang. Metode cakram kertas
yaitu meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di
atas media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Setelah
diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya
daerah hambatan disekeliling cakram. Metode pengenceran yaitu
mengencerkan zat antimikroba dan dimasukkan ke dalam tabung-tabung
reaksi steril. Ke dalam masing-masing tabung itu ditambahkan
sejumlah mikroba uji yang telah diketahui jumlahnya. Pada interval
waktu tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung reaksi ke dalam
tabung-tabung berisi media steril yang lalu diinkubasikan dan
diamati penghambatan pertumbuhan (Kusmiyati, 2007).
Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) gangguan
pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas
membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan cairan sel, (3)
menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau fungsi material
genetik. Zat yang bersifat antimikroba pada lengkuas adalah
flavanoid, fenol, terpenoid asetoksicavikol, asetat, dan minyak
atsiri lainnya. Senyawa tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba
karena dapat bersifat koagulator enzim, sehingga pembentukan
dinding sel terhambat (Selvyana, 2012).
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif
relatif lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu
terdiri dari dua sampai tiga lapis membran sitoplasma yang tersusun
dari asam teikhik dan asam teikhouronik berupa polimer yang larut
dalam air, sedangkan dinding sel bakteri gram negatif lebih
kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikan, lipoprotein,
dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram positif
lebih permeabel terhadap senyawa yang bersifat hidrofil
dibandingkan sel bakteri gram negatif (Fatimah, 2008).
Bahan kimia pada zat antimikroba yang menentukan distribusinya
dalam tubuh, bergantung pada konsentrasi bahan kimia aktif
antimikroba yang bermakna, yang dapat mencapai tempat infeksi untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme patogen penyebab infeksi.
Penetapan kerentangan patogen terhadap antimikroba penting untuk
menyelidiki antibiotik yang sesuai untuk mengobati penyakit
(Harmita, 2006).B.Uraian Bahan
1. Agar (Dirjen POM, 1979 : halaman 74)
Nama resmi
: Agar
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
: Tidak berbau atau bau lemah, berasa
musilago pada lidah.
Kelarutan: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air
mendidih.
Kegunaan
: Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.2. Aquadest (Dirjen POM, 1979 :
halaman 96)
Nama resmi
: Aqua Destillata
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Rumus struktur
: H O - H
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kegunaan: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.3. Dekstrosa (Dirjen POM, 1995 :
halaman 300)
Nama resmi
: Dextrosum
Sinonim
: Glukosa, Dekstrosa
RM / BM
: C6H12O6/180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran
putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%).
Kegunaan: Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba
jamur.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
4. Ekstrak Beef (Dirjen POM, 1995 : halaman 1152 )
Nama resmi
: Beef Extract
Nama lain
: Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi
konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa
lemak, dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu
rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk
pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai
coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan
: Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya.
5.Ekstrak Yeast (Dirjen POM, 1979 : Halaman 671).
Nama resmi
: Yeast ExtractSinonim
: Sari ragi, ekstrak ragiPemerian:Serbuk; kuning kemerahan
sampai coklat,baukhas tidak busuk.Kelarutan :Larut dalam air,
membentuk larutan kuning sampai coklat, bereaksi asam
lemah.Penyimpanan :Dalam wadah tertrutup baik
6.Natrium Klorida (Dirjen POM, 1979 : halaman 403)Nama Resmi
: Natrii ChloridumNama Lain
: Natrium kloridaRM/BM
: NaCl / 58,44Pemerian:Hablur putih, berbentuk kubus atau
berbentuk prisma, tidakberbau, rasa asin, mantap diudara.Kelarutan:
Sangat mudah larut dalam airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup
rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel7.Pepton (Dirjen POM, 1979 : halaman 721)
Nama resmi
: PeptonNama lain
: PeptonPemerian
: Serbuk, kuning kemerahan sampai
coklat, bau khas tidak busuk.Kelarutan:Larut dalam air,
memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
asam.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.8. Etanol (Ditjen POM,
1979)Nama Resmi
: Etil Alkohol / etanolNama Lain: Etil alkohol; hidroksietana;
alkohol; etil hidrat; alkohol absolutBerat molekul : 46,07
g/molRumus Molekul: C2H5OHPemerian :cairan yang mudah menguap,
mudahterbakar, tak berwarna, dan merupakanalkohol yang paling
sering digunakandalam kehidupan sehari-hari.Kegunaan : sebagai
pelarut.9. Kloroform (Ditjen POM, 1979)Nama : ChloroformumNama lain
: kloroformBerat molekul : 119,38 g/molRumus molekul :
CHCl3Pemerian :cairan, mudah menguap; tidak berwarna;
bau khas; rasa manis dan membakar.Kelarutan: larut dalam lebih
kurang 200 bagian air;
mudah larut dalam etanol mutlak, dalam
eter, dalam sebagian besar pelarut
organik, dalam minyak atsiri dan dalam
minyak lemak.Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
bersumbat
kaca, terlindung dari cahaya.Khasiat: pengawet dan zat
tambahanKegunaan : pereaksi.
10. HCl (Ditjen POM, 1979)Nama resmi : Acidum HydrochloridumNama
lain: Asam kloridaBM / RM: 36,46 g/molRumus molekul :
HClPemerian:cairan tidak berwarna; berasap; bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asao dan bau hilang.Penyimpanan :dalam wadah
tertutup rapatKegunaan: sebagai bahan uji11. NaOH(Dirjen POM,
1979).
Nama resmi : Natrii hydroxydumNama lain : Natrium
hidroksidaBerat molekul : 40,00 g/molRumus molekul : NaOHPemerian :
Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping, kering, rapuh dan mudah
meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap CO2Kelarutan :Sangat mudah larut dalam
air dan
etanol (95%) .Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKandungan :
Mengandung tidak kurang dari 97,5%
alkali jumlah dihitung sebagai NaOH
dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3Kegunaan : Sebagai zat
tambahan
12. Metanol (Dirjen POM, 1979).Nama Resmi
: Metil AlkoholNama Lain
: Metanol, Hidroksimetana, Metil alkohol,
Metil hidrat, Alkohol kayu, Karbinol.Berat Molekul : 32.04
g/molRumus Molekul: CH3OHPemerian : Pada keadaan atmosfer ia
berbentuk
cairan yang ringan, mudah menguap,tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih
ringan dari pada etanol).Kegunaan :sebagai bahan pendingin anti
beku,
pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan
aditif bagi etanol industri.C. Uraian Sampel
1. Lengkuas (Languas galanga) ( Darmono dkk, 2008
)a.KlasifikasiKingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas :
CommelinidaeOrdo : ZingiberalesFamili : Zingiberaceae (suku
jahe-jahean)Genus : AlpiniaSpesies : Alpinia galanga (L.) Willd.D.
Uraian Mikroba Uji
1. Pseudomonas aeruginosa (PA) (Holti dkk, 1994) a.
KlasifikasiKingdom: BacteriaPhyllum: ProteobacteriaClass:
ProteobacteriaOrdo: PseudomonadalesFamily: PseudomonadaceaeGenus:
PseudomonasSpecies: Pseudomonas aeruginosab. MorfologiGenus
Pseudomonas terdiri dari sejumlah bakteri gram negatif, aerob,
bergerak dengan flagel, katalase positif, oksidase positif,
bersifat patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada
mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi, dan
menyebabkan infeksi pada manusia dengan ketahanan tubuh yang
menurun. Bakteri berbentuk batang, berukuran 0,6 x 2 m, bergerak
aktif dengan flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub), tidak
berspora, tidak mempunyai selubung, dan bersifat gram negatif.
2. Staphylococcus aureus (SA) (Jawetz E. Dkk, 2005)a.
KlasifikasiKingdom: Monera
Divisio: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family: Staphylococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Species: Staphylococcus aureusb. MorfologiStaphylococcus aureus
merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul.Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah
anggur.Ukuran Staphylococcus aureus berbeda-beda tergantung pada
media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media gar,
Staphylococcus memiliki diameter 0,5 1,0 mm dengan koloni berwarna
kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40%
dari berat kering dinding selnya.Asam teikoat adalah beberapa
kelompok antigen dari Staphylococcus aureus.Asam teikoat mengandung
aglutinogen dan N-asetilglukosamin.3. Candida albicans ( Dian, 2008
)a. Klasifikasi
Kindom
: Fungi
Filum
: Ascomycota
Kelas
: Saccharomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus
: Candida
Spesies
: Candida albicans b. Morfologi (Tauryska, 2011)
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya
untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas
yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah
yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada
faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora)
berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6
hingga 2-5,5 x 5- 28 ).BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :a. Autoclaveb.
Batang pengaduk
c. Bunsen
d. Cawan petri
e. Elektro mantel
f. Gelas Kimia 100 ml
g. Inkubator
h. Laminar Air Flow
i. Mistar j. Ose bulat
k. Pinset
l. Pipa kapiler
m. Rak tabung
n. Sendok tanduk
o. Tabung reaksi
p. Timbangan analitik
q. UV
r. Vorteks 2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :a. Aquades
b. API (Air Pro Injeksi)
c. Etanol
d. Kloroform
e. NA (Nutrient Agar)
f. Natrium klorida (NaCl)
g. Metanol
h. PDA (Potato Dekstrosa Agar)
i. Paper disc
j. Plat KLT
k. Sampel bakteri PA (Pseudomonas aeruginosa)
l. Sampel bakteri SA (Staphylococcus aureus)m. Sampel jamur CA
(Candida albicans)B. Cara Kerja1. Pembuatan Medium NA (Nutrient
Agar)a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.b. Ditimbang
medium NA (Nutrient Agar) dengan massa 7 gram. c. Kemudian
dilarutkan dengan akuades hingga volumenya 250 ml.d. Dipanaskan di
elektro mantel pada suhu 150oC hingga larutanmendidih.
2. Pembuatan medium PDA ( Potato Dekstrosa Agar)
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.b. Ditimbang
medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) dengan massa 9gram. c. Kemudian
dilarutkan dengan akuades hingga volumenya 250 ml.d. Dipanaskan di
elektro mantel pada suhu 150oC hingga larutanmendidih.
3. Pembuatan larutan difusi
Pada pembuatan larutan ini digunakan 3 konsentrasi yaitu 0,05 %
; 0,1 % ; dan 0,15 %
1.) Konsentrasi 0,05 %
a. Dipipet 1 ml ekstrak lengkuas.b. Ditambahkan larutan API
sebanyak 10 ml.
2.) Konsentrasi 0,1 %
a. Dipipet 2 ml ekstrak lengkuas.b. Ditambahkan larutan API
sebanyak 10 ml.
3.) Konsentrasi 0,15 %
a. Dipipet 3 ml ekstrak lengkuas.b. Ditambahkan larutan API
sebanyak 10 ml.
4. Pembuatan Suspensi biakana. Disiapkan alat dan bahanb.
Dinyalakan Laminar Air Flowc. Dikerjakan secara aseptis di dalam
Laminar Air Flowd. Diambil 1-2 ose bakteri Staphylococcus aureuse.
Dimasukan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9 %
dengan volume 9 ml.f. Dihomogenkan dengan vorteksg. Diambil 1 ml
larutan mikroba, lalu dituang kedalam cawan petri.h. Ditambahkan NA
(Nutrient Agar) sebanyak 9 ml.i. Dihomegenkan dan didiamkan hingga
memadat.j. Diulangi langkah diatas untuk bakteri Pseudomonas
aureginosa (PA) dan jamur Candida albicans (CA). Medium SA
berjumlah 3, medium PA berjumlah 3 dan medium CA berjumlah 2. Pada
medium CA menggunakan media PDA (Potato Dekstrosa Agar)
5. Pembuatan eluen
a. Dipipet 1 ml etanol (C5H5OH) dimasukkan kedalam gelas
kimia
b. Ditambahkan kloroform (CHCl3) 9 ml
c. Dihomogenkan.
d. Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan metanol (CH3OH) 1
ml dan kloroform (CHCl3) 9 ml.6. Uji aktivitas mikroba
1.) Metode difusi
a. Dicelupkan paperdisk kedalam larutan difusi.b. Didiamkan
beberapa menit.c. Dibagi cawan petri yang berisi biakan jamur
Candidaalbicans menjadi tiga bagian berdasarkan konsentrasi
yaitu0,05 % ; 0,1 % dan 0,15 %.d. Diambil paperdisk tersebut dan
ditempelkan pada cawanpetri, sesuai dengan konsentrasi.e. Dibungkus
cawan petri.f. Diinkubasi .g. Dilakukan hal yang sama dengan
menggunakan biakanbakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonasaeruginosa. 2.) Uji KLT
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.b. Ditotolkan
ekstrak lengkuas pada plat KLT dibagian tengahgaris bawah plat.c.
Didiamkan 1 menit.d. Dimasukkan plat KLT bagian batas bawahnya
kedalam eluenetanol dan kloroform.e. Didiamkan sampai larutan naik
ke batas atas.f. Disinari dengan UV.g. Ditempelkan pada medium
biakan jamur Candida albicans(batas atas dan batas bawah plat
dilipat).h. Ditunggu samapi 15 30 menit, lalu diangkat plat dari
medium.i. Dibungkus dan diinkubasi.j. Dilakukan hal yang sama
dengan menggunakan medium biakanbakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa,serta menggunakan eluen larutan metanol dan
kloroform padamedium biakan bakteri Staphylococcus aureus
danPseudomonas aeruginosa.BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan
1. Gambar pengamatana. Metode difusi LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphylococcus aureus
EKSTRAK : rimpang lengkuas
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseudomonas aereginosa
EKSTRAK : rimpang lengkuas
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Potato Dekstrosa Agar
BAKTERI : Candida albicans
EKSTRAK : rimpang lengkuas
b. Metode KLTLABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseudomonas aereginosa
EKSTRAK : rimpang lengkuas
ELUEN:: metanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphylococcus aureus
EKSTRAK : rimpang lengkuas
ELUEN:: metanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphylococcus aureus
EKSTRAK : rimpang lengkuas
ELUEN : etanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseudomonas aereginosa
EKSTRAK : rimpang lengkuas
ELUEN: : etanol dan kloroform
2. Tabel perhitungan
No.MikroorganismeZona hambat konsentrasi
0,05 %0,1 %0,15 %
1.Pseudomonas aereginosa1,03751,2751,425
2.Staphylococcus aureus1,0751,0751,05
3.Candida albicans---
B. PembahasanAntibakteri atau antimikroba adalah bahan yang
dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan
bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan
penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan
berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Senyawa antimikroba adalah
zat yang dapat menghambat atau menghentikan mikroba. Zat
antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri),
bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal
(membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang),
ataupun germisidal (menghambat germinasi spora bakteri). Mekanisme
daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok, yaitu merusak dinding sel, mengganggu
permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nuklet,
menghambat aktivitas enzim, dan menghambat sintesa asam
nukleatAntibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat
membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan
bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan
penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan
berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Senyawa antimikroba adalah
zat yang dapat menghambat atau menghentikan mikroba. Zat
antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri),
bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal
(membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang),
ataupun germisidal (menghambat germinasi spora bakteri). Mekanisme
daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok, yaitu merusak dinding sel, mengganggu
permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nuklet,
menghambat aktivitas enzim, dan menghambat sintesa asam nukleat.Uji
aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
metode difusi, dilusi (pengenceran), dan metode KLT-Bioautografi.
Pada percobaan uji aktivitas antimikroba dengan menggunakan bahan
alam ini dilakukan dengan metode difusi melalui paper disc. Metode
ini juga biasa disebut sebagai metode Kirby-Bauer. Sedangkan medium
pertumbuhan bakteri yang digunakan yaitu NA (Nutrient agar) dan PDA
(Potato Dextrose Agar). Bahan alam yang digunakan pada percobaan
ini yaitu ekstrak lengkuas.Hal pertama yang dilakukan pada uji
aktivitas antimikroba ini yaitu uji skrining. Uji skrining
dilakukan untuk mengetahui apakah bahan alam yang digunakan
memiliki aktivitas sebagai antimikroba atau tidak. Selain itu, uji
skrining juga dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak lengkuas
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Lengkuas
merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang mengandung zat
antimikroba yang sering digunakan sebagai bahan pengawet pangan.
Penggunaan lengkuas dalam bentuk ekstrak dapat digunakan sebagai
bahan flavor pangan dan alternatif bahan pengawet yang aman untuk
produk pangan yang umumnya bersifat perishablesehingga lebih
efisien dalam penggunaan bahan produksi. Adapun biakan bakteri yang
digunakan yaitu Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, dan
Staphylococcus aureus. Uji skrining dilakukan dengan cara
menggoreskan bakteri pada medium NA yang telah dicampurkan dengan
eksrak lengkuas di dalam cawan petri yang telah disterilkan.
Disiapkan sampel ekstrak tanaman, Aqua pro injeksi, dan medium NA.
Ekstrak lengkuas sebanyak 0,1 g dilarutkan dengan aqua pro injeksi
(API) di dalam tabung reaksi yang telah disterilkan. Kemudian
ditambahkan 10 ml medium NA dan dihomogenkan. Setelah itu,
Dituangkan ke dalam cawan petri yang telah disterilkan, kemudian
dipadatkan. Suspensi bakteri CA (Candidas albicans); PA
(Pseudomonas aeruginosa); dan SA (Staphylococcus aureus) digoreskan
pada media agar yang telah bercampur dengan ekstrak lengkuas
sebelumnya di zona yang berbeda. Kemudian diinkubasikan pada suhu
37C selama 1 x 24 jam. Setelah diinkubasi, teramati bahwa terdapat
zona bening disekitar goresan biakan bakteri tetapi sangat kecil.
Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar yaitu
dengan menggunakan kertas cakram atau paper disc (diameter 5 mm).
Metode difusi agar cukup sederhana dan efektif untuk mengetahui
aktivitas antimikroba suatu sampel. Kertas cakram atau paper disc
dicelupkan di dalam botol vial yang telah berisi ekstrak lengkuas
dengan berbagai konsentrasi. Setelah itu, kertas cakram diletakkan
di atas permukaan media bakteri dengan menggunakan piset dan
ditekan sedikit. Media bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 1 x 24 jam. Larutan uji akan berdifusi dari pencadang ke
permukaan media agar padat yang telah diinokulasi bakteri. Bakteri
akan terhambat pertumbuhannya dengan pengamatan berupa lingkaran
atau zona disekeliling pencadang yang disebut sebagai zona
hambatan. Diameter zona hambatan yang terbentuk kemudian diukur
dengan menggunakan penggaris untuk menentukan efektivitas bahan
alam sebagai antimikroba. Pengukuran zona hambatan dilakukan pada
daerah jernih yang terlihat pada cawan petri. Diameter zona
hambatan adalah diameter yang tidak ditumbuhi bakteri di sekitar
kertas cakram dikurangi diameter kertas cakram. Bioautografi
merupakan metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada
kromatogram hasil KLT atau kromatografi kertas yang mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, antiviral dan antibiotik.
KLT-Bioautografi dapat juga digunakan untuk mendeteksi antibiotik
yang belum diketahui yang mana metode kimia dan fisika hanya
terbatas pada substansi yang murni. Sementara deteksi kimia dengan
reaksi warna spesifik digunakan sebagai pembanding hasil
bioautografi sehingga kedua metode tersebut saling melengkapi.
Dalam prakteknya, KLT-Bioautografi diletakkan pada permukaan media
agar di dalam petri yang telah diinokulasi dengan mikroorganisme
yang sensitive untuk antibiotik yang dipelajari. Setelah diinkubasi
selama 15-20 jam pada temperatur kira-kira 370 akan tampak zona
jernih pada lapisan media agar yang antibiotiknya berdifusi ke
lapisan tersebut dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme,
sedangkan lapisan media agar yang ditumbuhi media mikroorganisme
akan tampak buram. Ada 3 metode bioautografi yaitu Bioautografi
langsung/direct (Mikroorganisme tumbuh secara langsung di atas
lempeng KLT), Bioautografi kontak/contact (Senyawa dipindahkan dari
lempeng KLT ke medium), dan Bioautografi pencelupan/overlay (Medium
agar yang telah diinokulasikan dengan mikroorganisme dituang di
atas lempeng KLT).Ketentuan kekuatan antibakteri adalah sebagai
berikut : daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat kuat,
daerah hambatan 1020 mm berarti kuat, 5-10 mm berarti sedang dan
daerah hambatan 5 mm atau kurang berarti lemah. Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa daerah hambatan pada bakteri pseudomonas
aeruginosa yaitu 10,37 mm pada konsentrasi 0,05, 12,75 mm pada
konsentrasi 0,1 dan pada konsentrasi 0,15 yaitu 14,25 mm. Pada
Candida albicans tidak terdapat daerah hambatan, dikarenakan oleh
beberapa faktor. Sedangkan pada sthaphylococcus aureus yaitu 10,75
mm pada konsentrasi 0,05 dan 0,1 serta 10,5 mm pada konsentrasi
0,15. Dari data ini, diketahui bahwa aktivitas antimikroba ekstrak
daun lengkuas kuat pada bakteri pseudomonas aeruginosa dan bakteri
sthaphylococcus aureus. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri antara lain (1) Zat makanan (nutrisi); (2) Keasaman dan
kebasaan (pH); (3) Temperatur; (4) Oksigen; (5) Tekanan Osmosis;
dan (6) Kelembaban. Dari ke enam faktor diatas kemungkinan ada
beberapa faktor yang terjadi ketidakseimbangan akibatnya tidak
terdapat daerah hambatan pada Candida albicans. Manfaat dalam
bidang farmasi mempelajari mikrobiologi adalah para ahli Farmasi
dapat mengembangkan metode pembuatan obat baru dnegan memanfaatkan
mikroorganisme dan juga untuk menciptkan obat baru yang lebih aman
digunakan untuk memerangi mikroorganisme penyebab penyakit. BAB
V
PENUTUP
A. KesimpulanKesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Uji aktivitas antimikroba bahan alam dapat menggunakan metode
difusi agar dengan menggunakan media kertas cakram (paper
disc).
2. Ekstrak lengkuas memiliki aktivitas antimikroba yang sedang
terhadap bakteri Sthaphylococcus aureus. B. Saran Diharapkan kepada
penanggung jawab laboratorium agar dapat memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, dan
ditata rapi agar dapat menunjang kelancaran suatu praktikum.
Diharapkan pula kepada asisten untuk dapat mengawasi jalannya
praktikum hingga selesai. DAFTAR PUSTAKAAdam, Syamsunir, 1994,
Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Adila, Rahmi., Nurmiati ., Agustien ,
Anthoni . 2013. Uji Antimikroba Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 2(1). Maret
2013.Darmono, Djaenudin G., 2008. Pengaruh Ekstrak Lengkuas Putih [
Alpinia galanga (L.) Willd ] terhadap Infeksi Trichophyton
mentagrophytes pada Kelinci. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
Vol.6, No.2.Fatimah, C., U. Harahap, I. Sinaga, Safrida, dan
Ernawati, 2008, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana
(Pterocarpus indicus Willd) Secara In Vitro, Jurnal Ilmiah PANNMED,
Vol. 1, No. 1, Medan.Harmita, dan Maksum R., 2006, Buku Ajar
Analisis Hayati, Penerbit EGC, Jakarta.Hidayati, D. Y. N., 2010,
Identifikasi Molekul Adhesi Pili Pseudomonas aeruginosa pada Human
Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs) Culture, J.Exp. Life
Sci., Vol. 1, No. 1.Holti, G., P. Sneath, J,T Stanley, and S,T
William. 1994. Bergeys Manual
Determinative Bakteriologi. USA: Baltimore William and
Wilkins.Jawetz, M. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi XX.
Penerjemah E.Nugroho dan R.F. Maulany. Jakarta: EGC, 2005.Kusmiyati
dan Ni Wayan S. A., 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari
Mikroalga Porphyridium cruentum, Biodiversitas, Vol. 8, No. 1.
Selvyana Br. Sitepu, Irma., Suada, I Ketut., Susrama, I Gede
Ketut. 2012. Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa Ekstrak Bumbu Dapur
terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia lunata (Wakk.) Boed. dan
Aspergillus flavus LINK.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 01 (02).
Bali.
LAMPIRANA. Skema Kerja1. Pembuatan Medium NA ( Nutrient Agar
)
Nutrient Agar
Ditimbang sebanyak 2,8 gr
Erlenmeyer 100 ml
Ditambahkan dengan aquades 100 ml
Diaduk hingga homogen
Dipanaskan
Disterilkan dalam autoklafDidinginkan
Diamati bentuk dan warnanya2. Pembuatan Suspensi Bakteri
(Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa)
3. Pengujian Difusi Agar terhadap Bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Suspensi Pseudomonas
Medium NA
aeruginosaDipadatkan
Cawan Petri Steril
Ciprofloxacin
Ofloxacin
Kloramfenikol Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam
Di amati
Diukur zona hambatannya
4. Pengujian Difusi Agar terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus
Suspensi Staphylococcus
Medium NA
aureusDipadatkan
Cawan Petri Steril
Ciprofloxacin
Ofloxacin
Kloramfenikol
Diinkubasi pada suhu 37C selama1 x 24 jam
Di amati
Diukur zona hambatannya
B. Komposisi Medium1. Medium NA (Nutrient Agar)
Jaringan hewan
5,0 gram
Garam
5,0 gram
Ekstrak daging
1,5 gram
Ekstrak ragi
1,5 gram
Agar
15 gram
Akuades
ad 1000 ml
Pembuatan: dilarutkan 28 gram NA sintetik dalam 1000 ml
akuades
Sterilisasi: autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit pada
tekanan 15 lbsPabrik : PT. Brataco2. Medium PDA (Potato Dextrose
Agar)
Kentang
200 gram
Dekstrosa
1 gram
Agar
0,75 gram
Akuades
ad 1000 ml
Pembuatan: dilarutkan 39 gram PDA sintetik dalam 1000 ml
akuades
Sterilisasi: autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit pada
tekanan 15 lbsPabrik : PT. BratacoOfloxacin
Cefadroxil
Chlorampenicol
Amoxicillin
Bakteri
+ NA
Larutan NaCl fisiologis Biakan Mikroba
0,9 %
Dihomogenkan
Diinkubasikan pada Suhu 37 OC
Selama 1x24 jam
Secukupnya 1 Ose
Hambatan mikroba
Hambatan mikroba
Hambatan mikroba
Hambatatan mikroba
Erythromycin
Ciprofloxacin
Sampel
+ NA
Ofloxacin
Erythromycin
Cefadroxil
Amoxicillin
Chlorampenicol
Ciprofloxacin
NURLELA SUNDARI Z
SYAHRIR MANAAN S. O1A114034