Top Banner
PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS Diajukan untuk Memenuhi salah satu tugas Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri yang Diampu oleh Ibu Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si. Disusun oleh : Dede Ahmad NIM 1102357 Putri Nopitasari NIM 1106190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
23

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

Jan 25, 2023

Download

Documents

Gunawan Henawi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO)

PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS

MIKROBA PADA KERTAS

Diajukan untuk Memenuhi salah satu tugas Teknologi Pengolahan Minyak dan

Lemak Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri yang Diampu oleh Ibu Siti

Mujdalipah, S.TP., M.Si.

Disusun oleh :

Dede Ahmad NIM 1102357

Putri Nopitasari NIM 1106190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan segala rahmat

terindah-Nya bagi penulis hingga saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian ini sebagian salah satu tugas dari mata kuliah Teknologi

Pengolahan Minyak dan Lemak sebagi tugas proyek akhir.

Penelitian yang penulis buat yaitu mengenai Pengaruh Penambahan

Minyak Kelapa (VCO) pada Daur Ulang Kertas terhadap Aktivitas Mikroba pada

Kertas. Isi dari penelitian ini yaitu mengenai penambahan minyak kelapa dalam

pembuatan daur ulang kertas dimana harapannya ada pengaruh nyata terhadap

perlakuan yang diberikan sehingga diperoleh kertas daur ulang yang memiliki

aktivitas mikroba yang sedikit. Hasil dari penelitian ini harapannya bisa menjadi

salah satu referensi perbaikan untuk kepentingan penelitian selanjutnya yang lebih

baik lagi.

Penulis ucapkan terimakasih kepada para dosen dan orangtua serta kepada

pihak-pihak terkait yang tidak dapat dituliskan semuanya. Penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Bandung, Mei 2014

Penulis,

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

A. Kertas ............................................................................................................ 3

B. Minyak Kelapa .............................................................................................. 3

C. Antimikroba ................................................................................................. 6

D. Tween 80 ....................................................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 9

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 9

B. Alat dan Bahan .............................................................................................. 9

C. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 12

A. Hasil .............................................................................................................. 12

B. Pembahasan ................................................................................................... 13

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 17

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 17

5.2 Saran ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

LAMPIRAN ............................................................................................................. 19

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

iii

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif

dan efisien untuk media kemasan pasca panen sayuran dan buah selain fungsi

utama sebagai bahan dalam pencetakan uang dan buku. Besarnya jumlah

kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk

meningkatkan produksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa

penebangan pohon untuk pembuatan kertas dimana dalam industri kertas

selalu melakukan proses bleacing (penggunaan bahan pemutih). Dari

permasalahan inilah timbul kreativitas untuk mengurangi kuantitas limbah

kertas dengan proses daur ulang kertas. Selain mampu mengurangi tingkat

pencemaran lingkungan, aktivitas daur ulang kertas menghasilkan kertas daur

ulang yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Pada umumnya sampah kertas banyak dibuang begitu saja dan tidak

dimanfaatkan. Penumpukan sampah kertas tentu saja memberikan dampak

buruk bagi lingkungan, baik dari segi keindahan maupun kesehatan. Metode

daur ulang kertas dapat digunakan sebagai solusi pemanfaatan kertas bekas

agar dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan.

Sampah kertas pada saat ini sebagian besar masih dipandang sebagai

limbah lingkungan yang tidak berguna dan banyak menumpuk. Hal seperti ini

berpotensi buruk bagi lingkungan sekitar seperti kebersihan yang tidak terjaga

diakibatkan sampah kertas yang dibuang sembarangan. Dan juga pemanasan

global yang terus bisa meningkat akibat sampah kertas yang dibakar. Sampah

kertas dapat dimanfaatkan kembali sebagai kertas yang layak pakai sebagai

kertas tulis ataupun kertas untuk kerajinan tangan ataupun sebagai bahan

kemasan.

Pasca panen biasanya berhubungan dengan kualitas produk dengan daya

simpan produk tersebut. Hasil passca panen dalam distribusi biasanya

mempengaruhi karakteristik dan kualitass dari produk tersebut. Banyak faktor-

faktor yang dapat mengurangi kualitas produk yang salah satunya yaitu

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

2

kerusakan akibat adanyaa aktivitas mikroba dalam penyimpanan. Dalam

penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan adanya pelilinan

dalam produk pasca panen sayur dan buah. Tetapi dalam penelitian tidak

selalu dalam kesempurnaan hasilnya. Oleh sebab itu dilakukan kembali

penelitian yang sama dengan cara mendaur ulang kertas menjadi kertas anti

mikroba yang fungsinya untuk menjaga kualitas hasil pasca panen dalam

penyimpanan sebagai kemasan anti mikroba.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaiman cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti

mikroba?

2. Apa pengaruh pengaruh pemanbahan minyak kelapa terhadap kualitas

daur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba?

3. Apakah kertas ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas produk

agroindustri?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui cara mendaur ulang kertas bekas menjadi kemasan anti

mikroba.

2. Mengetahui pengaruh pemanbahan minyak kelapa terhadap kualitas daur

ulang kertas bekas menjadi kemasan anti mikroba.

3. Mengetahui sejauh mana kertas ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan

pengemas produk agroindustri.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memanfaatkan kertas bekas sebagai bahan baku pembuatan kemasan anti

mikroba.

2. Mengurangi dampak buruk limbah kertas terhadap lingkungan.

3. Memberika informasi mengenai cara mendaur ulang kertas bekas.

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi

serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan mengandung

selulosa. Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu berhubungan

dengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai

bahan yang paling efektif dan efisien sebagai media buku (Anonim, 2005).

Faktanya, kertas bukanlah bahan yang terbaik (tanpa cacat). Karena

terbuat dari bahan organik (serat kayu), kertas sangat rawan busuk, basah,

mudah terbakar, dan berjamur. Daur ulang kertas adalah kegiatan peleburan

kertas yang sudah tidak terpakai menjadi kertas yang baru. Dengan mendaur

ulang kertas berarti melakukan usaha untuk mengurangi sampah kertas,

mengurangi penebangan pohon untuk kertas, dan membiasakan untuk

memisahkan sampah (Anonim, 2005).

2.2 Minyak Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

cukup potensial. Hampir semua bagian dari tananman tersebut dapat

dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah

satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi

minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga

adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging bua kelapa segar atau

dari kopra (Suhardiyono, 1993).

Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman

kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

4

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L.

Kelapa memiliki berbagai nama daerah. Secara umum, buah kelapa

dibenal sebagai coconut, orang Belanda menyebutnya kokosnoot atau

klapper, sedangkan orang Prancis menyebutnya cocotier. Di Indonesia kelapa

biasa bisebut krambil atau klapa (Jawa) (Warisno, 2003). Pada dasarnya

dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut kelapa

genjah dan varietas Ttica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah

berdasarkan sifatnya dibagi menjadi lima yaitu : kelapa gading, kelapa raja,

kelapa puyuh, kelapa raja Malabar, dan kelapa hias. Kelapa dalam

berdasarkan sifatnya dibagi enam yaitu : kelapa hijau, kelapa merah, kelapa

manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin (Wahyuni, Mita, Ir.,2000).

Daging Buah Kelapa yang sudah masak dapat dijasikan kopra dan bahan

makanan, daging buag merupakan sumber protein yang protein yang penting

dan mudah dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oelh

umur buah. Pada tabel berikut dapat dilihat komposisi kimia buag kelapa

pada berbagai tingkat kematangan.

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

5

Minyak kelapa berdasarkan kandungan asal lemak digolongkan ke dalam

minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika

dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat

ketidakjenuhan yang dinyatakan dengan bilangan iod, maka minyak kelapa

dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod

minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5 (Ketaren,1986).

Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel . Dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang dari 90

persen. Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga

molekul asam lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak

jenuh dan 4 persen trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

6

Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang

berasal dari sari pati kelapa. Doproses secara higienis tanpa sentuhan api

secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak

kelapa murninjauh lebih bening seperti air mineral. Selain itu kadar air dan

asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak

kelapa murni mengandung anti oksidan benas sehingga mampu menjaga

kekebalan tubuh (Adi Hendra Prakosa,2009).

2.3 Antimikroba

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya

kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau

kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik,

sterilizer, sanitizer, dan sebagainya (Lutfi 2004). Mekanisme daya kerja

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

7

antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok di antaranya

merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan

asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, serta menghambat sintesis asam

nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah

perkembangbiakannya. Oleh karena itu, antimikroba dibagi menjadi dua macam

yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh

mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat

pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi

yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada

jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat

atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat

gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak

hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap

konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo 1995).

Minyak kelapa mengandung 48-50 % asam laurat yaitu, asam lemak rantai

sedang dengan atom C-12 yang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan laju

metabolisme dan penyerapan nutrisi dalam tubuh (Santos et al., 2005). Penelitian

dengan menggunakan minyak kelapa bahwa minyak kelapa mengandung

antioksidan yang dapat meningkatkan metabolisme dan senyawa monolaurin dari

asam laurat yang dapat merusak selubung lemak pada virus atau mikroorganisme

(Santos et al., 2005). Sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai

sedang (Ing. middle-chained fatty acid, MCFA) yang tersusun dari 12 atom C.

Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung

50% asam laurat, serta minyak biji sawit (palm kernel oil). Sumber lain adalah

susu sapi (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laurat)

Asam laurat memiliki titik lebur 44 °C dan titik didih 225 °C sehingga pada

suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika

dipanaskan. Rumus kimia: CH3(CH2)10COOH, berat molekul 200,3 g.mol-1

. Asam

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

8

ini larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus

hidrokarbon (metil) di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain.

2.4 Tween 80

Tween 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitol, dengan nama

kimia poliksietilen 20 sorbitolmonooleat. Rumus molekulnya adalah

C64H124O26 dan strukturnya adalah sebagai berikut :

Rumus Tween 80 (Rowe, 2009)

Pada suhu 250 C tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan

berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan

etanol, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaan Tween 80, yaitu zat

pembasah, emulgator, dan peningkatan kelarutan (Rowe, 2009). Selain itu,

Tween 80 juga berfungsi sebagai peningkat penetrasi ( Aktar, et all., 2011).

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai mei 2014 di laboratorium

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat: wadah plastik, sendok plastik, saringan/screen/kasa halus (ukuran

25x35/35x45), cetakan kertas (triplek,papan penyangga/pakel), gunting, bak

rendaman, blender, oven, cawan petri, inkubator, autoklaf, laminar aair flow,

tabung reaksi, petridish, bunsen, korek, spatula, erlenmeyer, rak tabung reaksi,

vortex, LUV dan micropipet.

Bahan: kertas bekas, air, label, tepung kanji/lem, minyak kelapa, Tween 80,

alkohol, Natrium Agar (NA), aquades, NaCl.

3.3 Prosedur Penelitian

1. Daur Ulang Kertas

1) Kertas yang terkumpul, dikecilkan ukurannya (digunting-gunting)

kemudian direndam dalam wadah plastik (24 jam) dengan

perbandingan kertas 1:3.

2) Blender kertas dengan air (1:3) hingga membentuk bubur kertas

(pulp)

3) Masukkan bubur kertas pada bak penampungan yang sudah diisi air

(1/4 bagian)

4) Tambahkan pewarna alami atau zat alami (minyak kelapa) pada

bak penampungan (1:3)

5) Larutkan lem/tepung kanji secukupnya kemudian campurkan dan

masukkan pada bak penampungan.

6) Masukkan scren pada bak penampungan, kemudian saringlah

sampai air nya tersaring.

7) Siapkan triplek/papan yang sudah dilapisi kain.

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

10

8) Berdirikan papan tersebut dengan kemiringan kira-kira 450. Basahi

papan tersebut dengan air.

9) tempelkan screen pada papan. Gunakan pakel untuk meniriskan air

pada screen hingga air tidak menetes lagi. Kemudian lepaskan

screen.

10) Jemur papan di tempat panas. Kertas akan kering dalam beberapa

jam (oven pada suhu 60 0 selama 1 jam)

11) Setelah kering, cabut kertas secara perlahan agar tidak robek.

12) Kertas daur ulang siap digunakan.

2. Uji TPC

Pengenceran Sample

Ambil tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9 %, kemudian masukan

sample (kertas yang sudah didaur ulang yang sudah dipotong-potong seberta 2

gram) kedalam tabung reaksi. Lalu dihomogenkan menggunakan vortex. Setelah

itu dilakukan pengenceran selama 5 kali yaitu pengenceran 10-1

– 10-5

selama

berulang-ulang sesuai banyak ulangan atau perlakuan. Langkahnya yaitu sebagai

berikut:

Pengenceran Sampel 10-1

– 10-5

Tabung reaksi diisi dengan sampel dalam keadaan yang steril

(dipanaskan/diatas bunsen menyala). Diisi dengan 1 ml sampel yang diambil

secara aseptis menggunakan micropipet (kurang lebih 10 kali tetes). Kemudian

divortex untuk menghomogenkan dan diberi label sampel 10-1

. dilakukan

seterusnya sampai pada pengenceran10-5

dengan perlakuan yang sama untuk

setiap kali pengenceran, namun sampel yang diambil sesuai dengan urutan

pengenceran yang sudah dilaksanakan. Setelah mendapat sampel dengan label 10-

5 baru dilakukan penanaman dalam media.

Penanaman dalam Media NA 10-5

Setelah sampel pengenceran ke 10-5

diperoleh, kemudian dilakukan

penanaman dengan cara:

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

11

1. Ambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen.

2. Diambil 1 ml larutan dari sample 10-5

masukan kedalam cawan petri.

3. Tuangkan media Na ke dalam Cawan petri.

4. Dihomogenkan dengan menggerakkan cawan membentuk angka 8.

5. Didinginkan, dan disimpan di inkubator selama 6 jam -72 jam.

Setelah dilakukan penanaman dan penyimpanan dengan batas waktu yang sudah

ditetapkan, kemudian dilakukan perhitungan jumlah mikroba yang tumbuh.

Perhitungan Jumlah Mikroba

Dalam melakukan perhitungan ada dua cara yaitu menggunakan coloni

counter ataupun dilakukan dengan cara manual menggunakan bantuan spidol.

Langkah yang diambil dalam perhitungan kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Ambil media biakan campuran yang sudah didiamkan selama batas waktu

yang sudah ditetapkan.

2. Disimpan di tempat yang datar dan terang juga steril.

3. Dilakukan perhitungan dengan hand tally counter dan di tandai dengan

spidol koloni yang sudah dihitung.

4. Dicatat

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

12

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan 4 perlakuan yaitu sebagai

berikut:

Perlakuan satu : 50 gr kertas + 1 liter air (tanpa penambahan VCO)

Perlakuan dua : 50 gr + 1 liter air + VCO (1 %)

Perlakuan tiga : 50 gr + 1 liter air + VCO (2,5 %)

Perlakuan empat : 50 gr + 1 liter air + VCO (4 %)

Hasil pengamatan setiap perlakuan yaitu sebagai berikut:

No Sampel Perlakuan Keterangan

1. Perlakuan Control

Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat

perhitungan

2. Perlakuan 2 (VCO 1 ml)

Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat

perhitungan

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

13

3. Perlakuan 3 (VCO 2,5 ml)

Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat

perhitungan

4. perlakuan 4 (VCO 4 ml)

Jumlah koloni > 300.

Tidak masuk dalam syarat

perhitungan.

untuk ukuran koloni lebih kecil

dibanding perlakuan yang lain

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan percobaan mengenai metode Total Plate Count

(TPC) pada perlakuan kertas yang diberi tambahan minyak kelapa (VCO). Pada

penelitian ini digunakan sampel daur ulang kertas dimana didalam kertas apalagi

kertas yang dalam keadaan basah sering mudah didiami oleh bakteri ataupun

mikroba. Pada penelitian kali ini, kertas daur ulang dilakukan pengenceran.

Pengenceran dilakukan hingga dari 10-1

- 10-5

. Pengenceran dilakukan untuk

mengurang populasi mikroba dalam cairan. Pada saat pengenceran sampel

ditimbang dengan neraca analitik, agar didapat hasil yang lebih akurat. Sampel

yang digunakan seberat 2 gram. Dalam setiap pengenceran, setelah dicampur,

campuran divortex agar dapat tercampur rata disetiap bagian. Semua perlakuan

dilakukan pengenceran hingga pengenceran ke 10-5

dan sampel pengenceran yang

diambil yaitu hasil pengenceran yang ke 10-5

.

Setelah itu, hasil pengenceran yang ke 10-5

dari setiap perlakuan dituangkan

masing-masing perlakuan kedalam cawan petri yang berbeda. Kemudian pada

cawan tersebut dituangkan media yaitu dengan menggunakan media Nutrisi Agar

(NA) supaya mikroba dapat tumbuh. Lalu diinkubasi selam 6 – 72 jam, waktu

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

14

selama ini merupakan waktu yang bagus, karena mikroba yang tumbuh akan jelas

nampak perbedaannya. Setelah diinkubasi, sampel dalam cawan dihitung

koloninya. Perhitungan koloni dihitung dengan manual menggunaka bantuan

LUV dan spidol untuk menandai koloni yang dihitung. Prinsip alat ini (LUV)

adalah untuk membantu penglihatan kita dengan memperbesar ukuran koloni

dalam cawan petri dan dibantu dengan cahaya.

Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dihitung tanpa

menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling sensitif untuk

menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan:

Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.

Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.

Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni

yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai

penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.

NA juga digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari beef extract, pepton, dan bacto agar. Kandungan

pepton dan beef ekstrak tersebut digunakan sebagai komponen yang penting

bagi pertumbuhan bakteri karena kandungan protein hewaninya yang tinggi.

Berdasakan komposisinya, NA termasuk ke dalam medium semisintetik,

yaitu medium yang komponen dan takarannya sebagian diketahui dan

sebagian lagi tidak diketahui secara pasti. Sedangkan berdasarkan fungsinya, NA

termasuk ke dalam medium umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai

jenis mikroorganisme.

Pada perhitungan mikroba ini dilakukan pengenceran sampel agar jumlah

koloni yang tumbuh pada cawan petri tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit,

yaitu antara 30-300 koloni. Semakin banyak pengenceran, maka jumlah koloni

yang dihasilkan semakin sedikit.

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

15

Metode cawan tuang adalah metode yang simpel untuk menghitung

mikroba, dimana sampel yang sesuai dengan pengenceran yang akan digunakan

dituang kedalam petridish dan dicampur media NA yang kemudian jumlah koloni

dalam cawan dihitung secara langsung.

Pada penelitian kali ini fungsi dari vortex adalah untuk menghomogenkan

antara sampel dan media yang digunakan. Kemudian perlakuan didekatkan di

lampu bunsen untuk tetap berada pada udara yang steril, kemudian setiap mulut

alat gelas yang digunakan selalu dipanaskan untuk menjaga alat dan bahan yang

digunakan tetap steril.

Dalam penelitian ini diamati bahwa jumlah koloni mikroba yang diperoleh

dalam setiap pengenceran untuk setiap perlakuan adalah sama yaitu TBUD (tidak

dapat untuk dihitung) atau > dari 300 koloni. Faktor kesalahan dari percobaan ini

adalah:

Ketidak telitian dalam menghitung jumlah koloni.

Sampel yang digunakan ternyata terlalu lama disimpan, sehingga

memudahkan pertumbuhan bakteri atau mikroba.

Media yang digunakan sudah terlalu lama diluar, jadi media sudah agak

memadat dan tidak rata ketika dicampurkan.

Pengujian dalam penelitian ini, khususnya dalam waktu penyimpanan

terlalu lama, sehingga tidak terlalu jelas dalam menentukan perbedaan

hasil dari setiap perlakuan.

Penyimpanan tidak disimpan dalam inkubator, karena satu dan lain hal

sehingga mempengaruhi tingkat pertumbuhan mikroba akibat interaksi

oksigen yang terlalu bebas.

Secara umum asal lemak jenuh yang paling aktif sebagai senyawa

antibakteri adalah asam laurat (12:0), sedangkan untyuk asam lemak tidak jenuh

tunggal dan asam lemah tidak jenuh ganda/jamak, masing-masing adalah asam

palmitoleat (16:1) dan asam linolenat (18:3) ( lebih mempengaruhi aktivitas

antibakteri asam lemak tersebut, dibandingkan pada asam lemak dengan jumlah

atom C kurang dari 12 ((Kabara di dalam Branen dan Davidson, 1983).

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

16

Hal ini terlihat pada perlakuan kertas dengan konsentrsi minyak kelapa

yang berbeda. Semakin banyak konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit

mikroba yang dihasilkan. Maka dari itu kandungan asam laurat dalam minyak

kelap dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sehingga makin tinggi

konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit mikroorganisme yang tumbuh pada

kemasan kertas daur uang tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendaur ulang kertas guna manfaatnya

sebagai kemasan pasca panen sayur dan buah. Sebelumnya penelitian untuk

meningkatkan umur simpan pasca panen sayur dan buah sudah dilakukan yaitu

dengan adanya pelapisan lilin pada buah (pelilinan). Pelilinan disini bertujuan

untuk menjaga kualitas produk pasca panen sayur dan buah. Tetapi masih terdapat

kekurangan dalam penelitian tersebut. Oleh sebab itu hasil dari pembahasan ini

diharapkan menjadi dasar dilakukannya penelitian kembali untuk lebih

memperbaiki hasil penelitian guna dimanfaatkan sebagai kemasan pasca panen

sayuran dan buah disamping menutupi kekurangan yang penelitian sebelumnya

sudah dilakukan.

Hasil penelitian ini masih kurang dari kesempurnaan dimana aktivitas

mikroba dalam setiap perlakuan masih diluar hasil yang diharapkan dimana

pertumbuhan mikroba masih tinggi dan belum menjelaskan perbedaan nyata

dalam pengaruh adanya pemberian minyak kelapa dalam mengurangi aktivitas

dan pertumbuhan mikroba dalam kemasan kertas daur ulang.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian pengujian Total Plate Count (TPC) dalam perlakuan daur ulang

kertas ditambah minyak kelapa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak

dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa

menggunakan mikroskop.

Pengaruh perbedaan nyata dalam pemberian perlakuan minyak kelapa

terhadap kertas daur ulang dalam mengetahui pertumbuhan mikroba pada

kertas daur ulang ini masih belum terlihat jelas.

Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode Total

Plate Count (TPC).

Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sampel adalah untuk

memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam

cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah

mikroba.

Lamanya penyimpanan dalam inkubator mempengaruhi tingkat

pertumbuhan dari mikroba yang ada.

Semakin tinggi konsentrasi minyak kelapa semakin sedikit

mikroorgansime yang tumbuh pada kemasan kertas daur ulang.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam penelitian ini dilakukan dengan teliti dan

dipetimbangkan cara pengujiannya agar hasil yang diinginkan bisa

tercapai.

Pada penelitian selanjutnya dapat menambahan konsentrasi minyak kepala

lebih banyak lagi. Agar dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

18

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Hadi, M. 2008. Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan

Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum).

Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA Undip :

Semarang.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Margie, T., dkk. 2011. Teknik Isolasi Dan Kultur. Laboratorium Terpadu

Proggram Magister Biomedik Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera

Utara : Sumatera.

Kabara, J.J. Medium-chain fatty acids and esters. In Branen, A. L. and P.M.

Davidson. 1983. Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker, Inc. New york.

Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit:

Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Suhardiyono, L. 1993. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya,

Kanisius, Yogyakarta.

Santos, R. R., R.C. Laygo, and D. A. Payawal, 2005, The Antioxidant Effects of

Virgin .Coconut Oil on Lipid Peroxidation. Phil J. 43:199204,

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laurat tanggal 28 Mei 2014 pukul 9:06

AM

Wahyuni, Mita Ir. 2000. Bertanam Kelapa Kopyor, Penebar Swadaya, Jakarta.

Warisno, 2003, “Budi Daya Kelapa Genjah”, Kanisius, Yogyakarta, hal 15-16.

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA (VCO) PADA DAUR ULANG KERTAS TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA PADA KERTAS DAUR ULANG

19

LAMPIRAN

Hasil TPC Screen dari karung bekas Pengepresan

Pengenceran VCO Bubur Kertas Pengeringan

Pengenceran Sampel Pengenceran Sampel Pengenceran Media