UBUNTU SERVER OLEH NAMA KELOMPOK : 1. Samsul 2. Muh. Sumardin 3. Winarni S 4. Nurhidayah Teknik Informatika Komputer Teknik Komputer Dan Jaringan
UBUNTU SERVER
OLEH
NAMA KELOMPOK :1. Samsul2. Muh. Sumardin3. Winarni S4. Nurhidayah
Teknik Informatika KomputerTeknik Komputer Dan Jaringan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
penyusunan makalah ini telah selesai. Makalah ini
disusun agar setiap siswa dapat mengetahui tentang
materi Ubuntu Server. Untuk mendukung tujuan tersebut,
di makalah ini terdapat materi-materi tentang ubuntu
server dan konfigurasi jaringan.
Walaupun isi dari makalah ini sangat kurang
lengkap, tetapi diharapkan kepada siswa agar dapat
menjadi motivasi untuk lebih giat untuk belajar. serta
sarandan kritik dari semua pihak sangat kami harapkan
untuk pengembangan lebih baik.
SMK KARTIKA XX-1 MAKASSAR
PENULIS
DAFTAR ISIHalaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Ubuntu
B. Definisi Ubuntu Server
C. Perbedaan Ubuntu Desktop Dengan Server
D. Kelebihan dan Kekurangan
BAB 3 PEMBAHASAN MATERI
A. Menginstal Ubuntu Server
B. Konfigurasi Ubuntu Server
C. Konfigurasi IP Address, DNS, dan NAT
D. Instalasi dan Konfigurasi Squid Di Ubuntu
Server
E. Setting OpenSSH Server Di Ubuntu Server
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ubuntu adalah salah satu distribusi Linux
yang berbasiskan pada Debian. Proyek Ubuntu
disponsori oleh Canonical Ltd (perusahaan
milik Mark Shuttleworth). Nama Ubuntu diambil dari
nama sebuah konsep ideologi di Afrika Selatan.
"Ubuntu" berasal dari bahasa kuno Afrika, yang
berarti "rasa perikemanusian terhadap sesama
manusia". Ubuntu juga bisa berarti "aku adalah aku
karena keberadaan kita semua". Tujuan
dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa
semangat yang terkandung didalam Ubuntu ke dalam
dunia perangkat lunak. Ubuntu adalah sistem
operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara
bebas dan mempunyai dukungan baik yang
berasal dari komunitas maupun tenaga
ahli profesional. Komunitas Ubuntu dibentuk
berdasarkan gagasan yang terdapat di dalam
filosofi Ubuntu:
bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan
bebas biaya,
bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut
harus dapat digunakan dalam bahasa lokal
masing-masing dan untuk orang-orang
yang mempunyai keterbatasan fisik, dan
bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan
untuk mengubah perangkat lunak sesuai dengan
apa yang mereka butuhkan.
Perihal kebebasan inilah yang membuat Ubuntu
berbeda dari perangkat lunak berpemilik
(proprietary); bukan hanya peralatan yang Anda
butuhkan tersedia secara bebas biaya, tetapi Anda
juga mempunyai hak untuk memodifikasi perangkat
lunak Anda sampai perangkat lunak tersebut bekerja
sesuai dengan yang Anda inginkan.
B. Tujuan Dan Manfaat
Agar setiap siswa SMK Kartika XX-I Makassar
dapat mengetahui seluruh materi tentang ubuntu
baik versi desktop maupun versi server serta cara
menginstal sistem operasi dan meng-konfugurasi
jaringan.
Jadi manfaatnya agar siswa SMK Kartika XX-I
Makassar dapat dengan mudah membuat sebuah
jaringan melalui sistem operasi ubuntu server. Dan
dapat
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Ubuntu
Linux adalah sistem operasi open source yang
cepat dan stabil untuk personal komputer (PC) dan
workstations yang memiliki fitur berupa layanan
internet pada level professional, perkakas
pengembangan yang bersifat extensive, graphical user
interface (GUI) yang berfungsi penuh, dan memiliki
aplikasi yang beragam dimulai dari perkakas untuk
perkantoran sampai dengan perkakas untuk
multimedia (Peterson, 2008).
Linux memiliki ratusan perangkat lunak,
pustaka sistem, driver dan hal lain – lain yang
terintegrasi dalam satu kesatuan sistem yang
disebut sebagai distribusi linux atau distro
linux. Distro linux yang banyak dikembangkan
menjadi distro lain dengan ciri khas masing –
masing adalah Slackware, Red Hat, dan Debian. Dari
ketiga distro linux tersebut, distro linux yang
dikembangkan oleh komunitas dan paling banyak
penggunanya adalah Debian. Debian merupakan distro
linux yang mudah digunakan dan memiliki keamanan
yang cukup hAndal. Kemudahan dan keamanan ini
kemudian dimiliki oleh distro turunannya yaitu
Linux Ubuntu.
Linux Ubuntu adalah sistem operasi yang
merupakan distribusi (distro) GNU/Linux yang
bersifat open source dan free. Linux Ubuntu
menyediakan installer yang bisa di kustomisasi,
framework untuk melakukan instalasi software dari
repositori Server yang bisa diakses melalui
internet, dan metode stAndar untuk konfigurasi
berbagai macam perangkat lunak.
B. Definisi Ubuntu Server
Linux Ubuntu Server adalah sistem operasi
turunan dari Linux Ubuntu yang di desain khusus
dengan kernel yang telah dikustomisasi untuk
bekerja sebagai sistem operasi Server. Kernel
Linux Ubuntu Server di desain khusus untuk bisa
bekerja dengan lebih dari satu proses
(multiprocessor) dengan dukungan NUMA pada 100Hz
internal timer frequency dan menggunakan
penjadwalan deadline I/O.
Linux Ubuntu Server memiliki lisensi open
source dan gratis serta merupakan turunan dari
distro linux debian sehingga memiliki keamanan
yang cukup tinggi. Selain itu, setiap bugs yang
berkaitan dengan keamanan cepat ditangani oleh Tim
keamanan Linux Ubuntu yang bekerja sama dengan Tim
keamanan debian.
Linux Ubuntu Server memiliki kebutuhan
minimum atau resource yang harus dipenuhi
diantaranya adalah prosesor 300 MHz, Memory 64MB,
Hardisk 500MB, dan VGA 640×480. Namun, untuk
menjalankan aplikasi dengan komputasi yang cukup
besar maka sebaiknya resource pada komputer
disediakan lebih tinggi untuk meningkatkan kinerja
pada aplikasi.
C. Perbedaan Ubuntu Desktop Dan Ubuntu Server
a) Pengguna
Ubuntu desktop umumnya di install untuk
user yang memakai ubuntu sebagai end user
yang pemakainnya hanya sebatas mendengarkan
music, internet, office dan sejenisnya.
Ubuntu server diinstall di lingkungan
enterprise atau perusahaan untuk keperluan
seperti web server ataupun router.
b) Default User interface
Ubuntu desktop secara default akan
menginstall desktop Gnome yang elegan dan
mudah dipakai. Jika anda adalah user baru
yang bermigrasi dari windows, anda tidak
perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri
dengannya. di ubuntu desktop sudah tersedia
aplikasi firefox dan openoffice (paket
aplikasi perkantoran free yang mirip dengan
Microsoft office) yang sebagian besar
pemakai windows sudah mengenalnya.
Ubuntu server sebaliknya, secara default
versi server ini tidak menyertakan
antarmuka GUI, yang ada hanya shell alias
Command line. jika anda pemula dilinux dan
anda menginstall ubuntu versi ini, dijamin
anda akan kebingungan mengoperasikan ubuntu
server.
c) Aplikasi
Selain target pengguna dan User interface, Hal
ketiga yang jelas jelas berbeda yaitu
aplikasi. Jika anda menggunakan ubuntu
desktop maka anda diberi menu yang isinya
firefox, Openoffice dan kawan kawannya yang
cara penggunaannya tinggal klik atau double
klik.
Berbeda dengan aplikasi yang disertakan di
versi server. Hampir 100% aplikasi yang
disertakan harus anda ketik di konsole. dan
aplikasi bawaan dari ubuntu server sekedar
info buat anda berupa aplikasi server
webserver, DNS server, DHCP server,
firewall, openSSH dan sofware lain yang
mungkin anda baru mendengarnya.
d) Teknologi
Hal ini tampak sekali jika anda adalah
pengguna Linux yang sudah lama bergelut di
linux. Teknologi yang dipakai di Ubuntu server
di desain agar mampu menangani memori sampai
puluhan Giga ataupun menangani Multicore CPU.
selain itu teknologi yang dibenamkan diserver
juga umumnya hanya dipakai oleh orang yang
benar benar advanced di Linux.
D. Kelebihan Dan Kekurangan
a) Ubuntu
1) Kelebihan :
3D Interface
Salah satu hal yang dibanggakan oleh
Microsoft pada Windows Vista adalah
interface barunya, Aero. Sayangnya, Aero
dapat membuat komputer yang
berspesifikasi tinggi berjalan lambat.
Laptop dengan memori 2 GB pun akan terasa
lambat. Ini disebabkan Windows Vista
menuntut spesifikasi hardware yang
tinggi.
Sebetulnya sebelum Windows Vista di
rilis, Ubuntu telah mampu menampilkan
interface 3D. Pada versi Ubuntu 7.04,
banyak orang yang mengatakan bahwa
interface Ubuntu (Beryl) justru lebih
menawan daripada Aero – dan hanya
membutuhkan spesifikasi komputer yang
tidak terlalu tinggi.
Kompatibilitas
Ubuntu kompatibel dengan hampir semua
perangkat keras terbaru. Banyak orang
yang terkejut ketika menemukan bahwa
Ubuntu dapat menemukan semua perangkat
keras yang ada dikomputer mereka secara
otomatis dan mengkonfigurasinya sehingga
siap pakai. Bahkan berbagai W-LAN ccard,
yang biasanya jarang dikenali, kini sudah
terdeteksi secara otomatis. Dengan update
yang tergolong cepat, Ubuntu siap untuk
mendukung hardware-hardware baru yang ada
di pasaran. Patch kecil yang disediakan
secara berkala baik secara resmi maupun
dari pihak ketiga akan selalu disediakan
untuk membantu kompatibilitas Ubuntu
dengan hardware terkini.
Kemudahan Migrasi
Sejak versi Ubuntu 7.04, Ubuntu sudah
menyertakan Migration Tool. Feature ini
sudah menjadi tool default. Utility akan
membantu anda dalam memindahkan data anda
dari Windows ke Ubuntu dengan sangat
mudah.
Mudah Didapatkan
Ubuntu bisa didapatkan dengan berbagai
cara. Anda bisa men-download-nya langsung
dari berbagai lokasi di seluruh dunia
(termasuk Indonesia), memesan secara
gratis melalui http://shipit.com, atau
memesan dari berbagai distributor Linux
di Indonesia. Untuk lebih detailnya
silahkan baca pada boks “Website Ubuntu”.
2) Kekurangan :
Fitur Standard
Setelah proses instalasi selesai,
sistem operasi ubuntu tidak sepenuhnya
bisa dipakai langsung oleh pengguna.
Dalam pemakaiannya ada beberapa fitur
yang harus kita tambahkan sendiri setelah
proses instalasi, seperti saat pengguna
akan memutar mp3 file, untuk menjalankan
file tersebut sang pengguna harus
menambahkan plugin untuk mp3 tersebut.
Namun jika ingin di install secara
offline, anda harus mempunyai CD/DVD
Repository yang berisi segala kebutuhan
yang terdapat di dalamnya.
Koneksi Internet
Dalam penginstalan software – software
tambahan dan pluginnya, ubuntu sangat
memerlukan koneksi internet. Ubuntu yang
telah kita install terhubung dengan
mirror untuk installasi tambahan, update
dsb. Pada saat kita akan menambahkan
aplikasi kedalamnya melalui Synaptic
Package Manager, atau install manual
melalui Terminal, kita akan melewati
mirror site yang terdaftar di OS
tersebut, kemudian didownload-lah
aplikasi tersebut.
Tidak User Friendly
Mungkin inilah salah satu kekurangan
ubuntu yang paling mengena dipara
penggunanya. Dari segi penempatan menu,
management file & propertiesnya, aplikasi
– aplikasi di dalamnya dll, akan membuat
kaku para penggunanya karena
ketidakbiasaan dalam menjalankannya
(mungkin efek dari penerapan pendidikan
yang mengenalkan product Microsoft
semenjak bangku sekolah). Dalam
menggunakannya mungkin akan dibanding –
bandingkan dengan OS yang sering mereka
pakai sebelumnya. Dalam administrasinya
seperti konfigurasi, installasi dsb
secara default Ubuntu masih menggunakan
file teks dan memerlukan terminal
(console).
b) Ubuntu Server
1) Kelebihan :
Freeware yaitu software yang bersifat free
tanpa ada tuntutan dari hak cipta.
Kita bisa mencoba menggunakan Ubuntu
tanpa perlu menginstalnya kedalam
harddisk komputer, dengan menggunakan
fitur Live CD pada Ubuntu melalui proses
boot pada CD atau flashdisk saja.
Start / shutdown cepat.
Tahan virus.
Tersedia banyak aplikasi mulai dari
aplikasi Office ( libreOffice,
OpenOffice), browsing (Firefox,
chromunium), multimedia (Rhythmbox, VLC
player), grafik (GIMP, shotwell), game
(linecity, hedgewar), edukasi/pendidikan
(educational suite gcomprize, quran) dan
berbagai Aplikasi lainnya yang sebagian
besar diantaranya adalah gratis (free).
Terdapat lebih dari 55 bahasa, termasuk
bahasa Indonesia. Sehingga memudahkan
anda dalam menggunakan Ubuntu, jika anda
tak mengerti bahasa Inggris.
Tidak begitu membutuhkan hardware yang
terlalu besar kapasitasnya maupun biayanya.
Akses data full proteksi dari pengguna.
2) Kekurangan :
Struktur direktori dan hak-akses yang
membingungkan bagi yang sudah terbiasa dengan
Windows dan belum mengenal UNIX/Linux sama
sekali.
Proses instalasi agak lama karena paket
yang di install harus update secara
online.
Belum user friendly, dikarena sebagian
besar pengguna Ubuntu berasal dari
migrasi Windows dan lainnya
Tak semua aplikasi windows anda
kompatibel dengan wine sehingga aplikasi
kegemaran anda mungkin tidak bisa
digunakan di Ubuntu.
BAB III
Pembahasan Materi
A. Menginstal Ubuntu
Ubuntu Server adalah varian dari Distro Linux
Ubuntu yang dispesialisasikan untuk kebutuhan
penggunaan dalam hal server. pada kesempatan ini
saya akan mencoba memaparkan langkah-demi langkah
dalam melakukan instalsai Ubuntu Server 10.10.
Namun sebelum melakukan instalasi ada baiknya kita
mengetahui spesifikasi minimun yang dibutuhkan
oleh Ubuntu Server 10.10. Spesifikasi minimal
perangkat keras yang dapat digunakan untuk Ubuntu
Server 10.10 adalah sebagai berikut:
1. Processor : x86 / AMD64
2. Memori : 128MB
3. Hard Disk
Sistem Dasar : 500MB
Semua Tugas : 1GB
Berikut ini akan dijelaskan langkah demi
langkah dalam melakukan instalasi Ubuntu Server
10.10:
Nyalakan komputer yang akan diinstalkan
Ubuntu Server 10.10 dan pastikan CD instalasi
Ubuntu Server 10.10 sudah ada dalam CD-ROM
dari komputer tersebut. Masuk ke pengaturan
BIOS dari komputer untuk mengatur firt boot agar
langsung membaca CD-ROM dengan menekan
tombol F2 atau Del atau F12 (masing-masing
komputer berbeda). Maka akan muncul jendela
pengaturan. Masuk ke tab Boot dan geser CD-
ROM ke urutan paling atas. Lalu
tekan F10untuk keluar dan menyimpan
pengaturan.
Komputer akan restart dan kembali
melakukan booting. Untuk kali ini pengguna
tidak menekan apapun, biarkan saja sampai
muncul jendela yang mengharuskan pengguna
untuk memilih salah satu bahasa yang akan
digunakan untuk interface Ubuntu Server 10.10
dan bukan bahasa dalam instalasi. Pada
kesempatan ini saya menggunakan English.
Setelah memilih bahasa, pengguna akan
diteruskan ke tampilan jendela utama.
Pengguna diharuskan memilih salah satu dari
enam pilihan yang ada. Karena disini saya
akan melakukan instalasi, maka saya memilih
pilihan yang pertama, yaitu Install Ubuntu Server.
Jendela selanjutnya pengguna akan dihadapkan
lagi pada pemilihan bahasa. Namun untuk
bahasa yang akan dipilih pada tahap ini
adalah bahasa yang digunakan untuk proses
instalasi. Disini saya tetap memilih bahasa
English.
Langkah berikutnya adalah menentukan negara.
Pada tampilan awal dari jendela pemilihan
negara, tidak terdapat pilihan Indonesia,
jadi saya memilih Other kemudian
memilih Asialalu memilih Indonesia.
Selanjutnya pengguna akan ditanyakan apakah
ingin melakukan tes pada papan ketik
(keyboard) yang digunakan, saya menjawab No,
karena saya merasa tidak perlu melakukannya.
Masih berhubungan dengan papan ketik yang
digunakan, tahap selanjutnya pengguna harus
menentukan jenis papan ketik yang digunakan.
Rata-rata papan ketik yang beredar di
Indonesia adalah papan ketik dengan standar
USA. Untuk itu saya memilih USA sebagaiOrigin
of the Keyboard dan Keyboard Layout.
Langkah selanjutnya adalah menentukan primary
network interface. Karena pada tutorial ini saya
menggunakan dua buah ethernet card yang saya
pasangkan di komputer, maka Ubuntu Server
akan menanyakan manakah ethernet card yang
menjadi primary. Saya memilih eth0 yang
menjadi primary ethernet card.
Setelah menentukan primary network interface,
Ubuntu Server akan langsung mencari DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol) yang
terkoneksi ke network interface Ubuntu Server.
Karena Ubuntu Server belum terkoneksi dengan
jaringan apapun, saya menekan Cancel.
Selanjutnya pengguna dihadapkan pada tahap
penentuan konfigurasi jaringan. Saya akan
melakukan konfigurasi jaringan pada saat
setelah Ubuntu Server 10.10 ini selesai
diinstal, jadi untuk tahap ini saya
memilih Do not configure the network at this time.
Proses selanjutnya adalah memasukkan
nama host dari server yang akan dibangun ini.
Disini saya memberikan nama server01.
Pemberian nama host ini tidak membenarkan
adanya spasi.
Selanjutnya pengguna diharuskan memilih zona
waktu (time zone) sesuai dengan kota pengguna.
Karena pada langkah sebelumnya saya sudah
memilih Indonesia sebagai negara saya, maka
disini terdapat empat pilihan yaitu: Jakarta,
Pontianak, Makasar, Jayapura, dan terdapat
satu pilihan Select from worldwide list jika zona
waktu yang diinginkan tidak ada yang sesuai.
Langkah selanjutnya adalah menetukan metode
dalam memberikan partisi harddisk. Pada
tutorial ini saya menggunakan metode Manual,
karena saya ingin menentukan partisi sendiri.
Proses berikutnya adalah melakukan
partisi harddisk, karena sebelumya saya
memilih melakukan partisi secara manual.
Pilih harddisk yang akan dipartisi atau
dibagi. Pada tutorial ini harddisk yang saya
gunakan dikenal dengan nama SCSI3 (0,0,0)
(sda).
Setelah dipilih maka akan muncul dialog yang
menanyakan apakah pengguna akan
membuat partition table yang baru atau akan
menggunakan yang lama. Pada tutorial ini saya
memilih Yes karena saya akan membuat partition
table yang baru dan menghapus yang lama.
Selanjutnya masih dalam tahap melakukan
partisi harddisk. Pada langkah ini pengguna
diharuskan membuat sebuah partisi baru dengan
memilih harddisk kosong yang telah
dibuat partition table-nya dan
berstatus FREE SPACE dan belum memiliki
format. Pada tutorial, ini pertama kali saya
akan membuat partisi swap, dimana partisi ini
digunakan untuk membantu kerja RAM pada
komputer apabila sewaktu-waktu RAM tidak
sanggup menangani kerja yang berlangsung.
Tampilan berikutnya yang muncul adalah
pertanyaan apa yang akan dilakukan oleh
pengguna untuk free space ini. Karena tujuannya
adalah untuk membuat partisi yang baru, saya
memilih Creat a new partition.
Setelah itu pengguna diwajibkan untuk
memasukkan kapasitas dari partisi yang akan
dibuat, yaitu partisi swap. Dalam membuat
partisi swap terdapat formulasi yang bisa
dijadikan acuan, yaitu apabila RAM
berkapasitas lebih kecil 1GB maka
jumlah swap yang disarankan adalah 2 x jumlah
RAM, sedangkan jika RAM lebih besar atau sama
dengan 1GB maka jumlah partisi swap yang
disarankan adalah 1 x jumlah RAM. Namun
aturan ini hanya berlaku untuk RAM yang
tergolong berukuran kecil, apabila RAM yang
digunakan sudah tergolong berkapasitas besar,
maka partisi swap tidak perlu terlalu besar.
Pada kesempatan ini saya menggunakan RAM
sebesar 512MB, jadi kapasitas swap yang saya
berikan adalah sebesar 1 GB.
Pengguna akan ditanya lagi terkait tipe dan
lokasi dari partisi. Untuk tipe saya
menggunakan Primary dan untuk lokasi, saya
meletakkannya pada posisi Beginning.
Langkah berikutnya adalah melakukan
pengaturan dari partisi swap. Pada Use as,
saya memilih swap area karena memang partisi
ditujukan untuk swap. Pilih Done setting up the
partition yang menandakan pengaturan swap telah
selesai.
Berikutnya adalah membuat partisi untuk
sistem. Langkah-langkah yang dilalui hampir
sama dengan membuat partisi swap yang diawali
dari nomor 17, yaitu dengan memilih partisi
yang berstatus FREE SPACE dan belum memiliki
format file system, setelah itu pilihCreate a new
partition.
Kemudian memberikan kapasitas yang akan
digunakan oleh partisi tersebut, karena saya
ingin menggunakan semua partisi sisa
dari swap tadi (41,9 GB), maka saya langsung
saja menekan tombol Enter. Sedangkan untuk
tipe dan lokasi masih sama dengan swap, yaitu
bertipe Primary dan lokasi Beginning.
Untuk pengaturan partisi (Partition settings) hal
yang dilakukan yaitu: pada Use as saya
menggunakan JFS journaling file system.
Pada Label saya memasukkan SYSTEM. Label
digunakan untuk penamaan, jadi bisa apa saja
yang diinginkan pengguna. Kemudian pilih Done
setting up the partition yang artinya pengaturan
partisi sistem sudah selesai.
Pembagian partisi hampir selesai dilakukan.
Selanjutnya saya memilih Finish partitioning and
write changes to disk untuk menyelesaikan
pembagian partisi hard disk. Ubuntu Server akan
memperlihatkan summary dari pembagian partisi
yang sudah dilakukan, dalam tampilan ini
pengguna juga akan ditanya apakah ingin
menerapkannya kedalam harddisk,
agar harddisk segera dapat digunakan saya
menjawab Yes dan instalasi sistem dasar pun
dilakukan.
Selanjutnya pengguna akan dihadapkah pada
proses pemberian user dan password. Untuk yang
pertama dilakukan adalah pemberian nama
lengkap dari pengguna yang akan menggunakan
sistem. Pada tutorial ini saya memasukkan
nama saya yaitu Adam Kurniawan Mrg.
Selanjutnya memasukkan user yang akan
digunakan sebagai user login. Untuk ini saya
memasukkan adamkurniawan. Proses berikutnya
memasukkan password yang akan digunakan untuk
masuk ke sistem sebanyak dua kali. Kemudian
Ubuntu Server menanyakan apakah pengguna
ingin melakukan enskripsi terhadap home
direcorty pengguna. Pada praktek ini saya
menjawab No.
Proses berikutnya Ubuntu Server akan
menanyakan apakah pengguna ingin melakukan
pembaharuan otomatis menggunakan internet
atau tidak. Pada tutorial ini saya memilih No
automatic update karena saya merasa tidak perlu
melakukannya.
Tahap berikutnya adalah memilih peragkat
lunak apa saja yang ingin dipasangkan di
Ubuntu Server. Secara default Ubuntu Server
10.10 menyediakan perangkat lunak yang
biasanya berjalan di server. Perangkat lunak
yang disediakan oleh Ubuntu Server adalah
sebagai berikut: DNS server, LAMP server,
Mail server, OpenSSH server, PostgreSQL
database, Print server, Samba file server,
Tomcat Java server, dan Virtual Machine host.
Untuk tutorial ini agar tidak terjadi loss
dependecy, maka saya memilih semuanya, karena
apabila sewaktu-waktu ada dari perangkat
lunak diatas yang dibutuhkan untuk keperluan
yang tidak diduga, administrator tidak repot
melakukan instalasi kembali.
Setelah menekan tombol Enter, maka instalasi
pun dimulai. Ditengah-tengah proses instalasi
pengguna akan diminta
memasukkan password untuk MySQL sebanyak dua
kali. Masukkan password yang dinginkan dan
dianggap aman. Masih pada proses instalasi
perangkat lunak, kembali pengguna akan
ditanya apakah ingin melakukan konfgurasi
Postfix atau tidak. Postfix sendiri adalah
perangkat lunak yang digunakan untuk Mail
server. Pada kesempatan ini saya memilih No
configuration. Proses instalasi dilanjutkan.
Setelah proses instalasi perangkat lunak
selesai, pengguna akan kembali dihadapkan
pada pilihan apakah pengguna ingin melakukan
instalasi GRUB boot loader. Pada tutorial ini
saya memilih Yes.
Setelah Grub Loader selesai diinstal, maka itu
menandakan bahwa instalasi Ubuntu Server
sudah selesai dilakukan. Selain itu
ditandakan juga dengan munculnya tampilan
baruFinish the installation. Pilih Continue, maka
komputer akan melakukan restart, dan jangan
lupa mengubah kembali first boot-nya ke hard
drive.
Setelah first boot diubah ke hard drive dan maka
setelah selesai booting akan langsung muncul
tampilan awal dari Ubuntu Server 10.10 yang
langsung meminta pengguna untuk login dengan
tampilan CLI (Command Line Interface).
B. Konfigurasi Ubuntu Server
Linux merupakan sistem operasi gratis
berbasis Open Source. Linux terdiri dari 2 macam
varian, yaitu Linux GUI dan Text. Untuk Linux GUI
biasanya berbasis desktop, sedangkan Linux Text
biasanya lebih dikhususkan sebagai sistem operasi
untuk SERVER. Sebagai contoh: Linux Ubuntu Server
Edition, Linux ini dikhususkan bagi para pengguna
yang ingin membuat jaringan intranet (Local)
maupun Luas yang menggunakan model Client-Server.
Maka Linux Ubuntu dalam hal ini adalah sebagai
sistem operasi untuk SERVER-nya. Konfigurasinya
cukup mudah meskipun berbasis teks. Dengan sedikit
pemahaman maka kita bisa menguasai perintah-
perintah maupun konfigurasi internal sehinggan
Linux OS bisa digunakan sebagai SERVER.
Adapun langkah-langkah konfigurasinya adalah
sebagai berikut :
a) Konfigurasi Basic Network
Langkah pertama – Login & masuklah sebagai
root ( super user/admin ),
Masuk ke root, ketik
sudo –i ( tekan enter – diikuti password )
edit konfigurasi network,
vi /etc/network/interfaces
tambahkan baris berikut :
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.Xnetmask 255.255.255.0network 192.168.10.0broadcast 192.168.10.255gateway 192.168.10.1
auto eth1
iface eth1 inet static
address 192.168.0.1netmask 255.255.255.0network 192.168.0.0broadcast 192.168.0.255
( nilai “X” terserah/menyesuaikan )
simpan lalu restart network,
/etc/init.d/networking restart
edit file sysctl.conf,
vi /etc/sysctl.conf
hilangkan tanda # pada baris :
#net/ipv4/ip_forward=1>sehingga>menjadi>net/ipv4/
ip_forward=1
Simpan lalu lihat konfigurasinya,
sysctl -p
edit file rc.local,
vi /etc/rc.local
tambahkan baris berikut :
iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.0/24 -d 0/0
–j MASQUERADE
Lalu restart komputer, reboot
Login – masuklah sebagai root ( sudo –i )
Lihat konfigurasi iptables :
iptables -L -t nat
c) DHCP - SERVER
install dhcp-server dengan perintah :
apt-get install dhcp3-server
edit file dhcpd.conf,
vi /etc/dhcp3/dhcpd.conf
tambahkan ( boleh edit file yang sudah ada
), berikut :
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {range 192.168.0.2 192.168.0.X;option domain-name-servers server.tkj.com;option domain-name "tkj.com";option routers 192.168.0.1;option broadcast-address 192.168.0.255;default-lease-time 600;max-lease-time 7200;}
( nilai “X” terserah )
edit file default dhcp3-server,
vi /etc/default/dhcp3-server
pada baris INTERFACES="" tambahkan eth
yang akan di-DHCP. misal eth1, sehingga
menjadi INTERFACES="eth1"
simpan lalu restart dhcp-server,
/etc/init.d/dhcp3-server restart
d) DNS – SERVER
Install dns-server dengan perintah :
apt-get install bind9
edit file hosts,
vi /etc/hosts
edit baris berikut :
127.0.0.1 server> sehingga menjadi>192.168.0.1
server
edit file resolv.conf
vi /etc/resolv.conf
tambahkan baris berikut :
domain server.tkj.comnameserver 192.168.0.1nameserver 127.0.0.1
copy file db.local kedalam
folder/direktori yang sama dengan nama
db.tkj
cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.tkj
begitu juga dengan file db.127 menjadi
db.192
cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192
edit file db.tkj
vi /etc/bind/db.tkj
sesuaikan konfigurasinya sebagai berikut :
Save - selanjutnya edit pula file db.192,
gunakan perintah :
vi /etc/bind/db.192
sesuaikan konfigurasinya seperti berikut :
Seperti biasa simpan - setelah itu, edit
file named.conf
vi /etc/bind/named.conf
tambahkan baris berikut :
zone “tkj.com” {
type master;
file “/etc/bind/db.tkj”; };
zone “0.168.192.in-addr.arpa” {
type master;
file “/etc/bind/db.192”; };
simpan lalu restart dns-server,
/etc/init.d/bind9 restart
tes dns, apakah sudah berhasil…???
ping tkj.com
e) FTP – SERVER
Install ftp-server,
apt-get install vsftpd
edit file vsftpd.conf
vi /etc/vsftpd.conf
Hilangkan tanda # pada baris
#local_enable=YES dan #write_enable=YES
#local_enable=YES > local_enable=YES
#write_enable=YES > write_enable=YES
Setelah itu, simpan lalu restart ftp-
server :
/etc/init.d/vsftpd restart
f) WEB – SERVER
Install Apache WebServer & aplikasi
pendukung lain,
apt-get install apache2 php5 links
copy file default pada folder
/etc/apache2/sites-available/ dengan nama
www,
cp /etc/apache2/sites-available/default
/etc/apache2/sitesavailable/www
edit file www tersebut,
vi /etc/apache2/sites-available/www
sesuaikan konfigurasinya seperti berikut :
NameVirtualHost 192.168.0.1:80
<VirtualHost 192.168.0.1:80>
ServerAdmin [email protected]
ServerName www.tkj.com
( Lainnya biarkan pada kondisi default )
Setelah itu, copy file www kedalam
directory /etc/apache2/sites-enabled,
cp /etc/apache2/sites-available/www/etc/apache2/sitesenabled/www
edit file apache2.conf
vi /etc/apache2/apache2.conf
tambahkan baris berikut :
ServerName www.tkj.com
Simpan konfigurasi
buat file index.php pada directory
/var/www,
vi /var/www/index.php
dengan isi file sbb :
<?php phpinfo(); ?>
Simpan, lalu restart apache2,
/etc/init.d/apache2 restart
Untuk me-ngetes konfigurasi, silahkan
gunakan perintah :
links tkj.com
jika berhasil, maka akan muncul tampilan
dari file “index.php”
g) PROXY – SERVER
Install squid–proxy Server
apt-get install squid
edit file squid.conf
vi /etc/squid/squid.conf
tambahkan baris berikut :
acl lan src 192.168.0.0/255.255.255.0
http_access allow lan
visible_hostname proxy.tkj.com
httpd_accel_host virtual
httpd_accel_port 80
httpd_accel_with_proxy on
httpd_accel_uses_host_header on
dan berikut adalah bagian-bagian yang
harus di edit :
Simpan konfigurasi Buat folder cache dir, sesuai konfigurasi.
Misal : /cache, gunakan perintah :
mkdir -p /cache ( lalu tekan enter )
chown proxy.proxy /cache
Buat cache, dengan perintah :
squid –z
Jalankan squid dengan perintah:
/etc/init.d/squid start
Selanjutnya edit file /etc/rc.local,
vi /etc/rc.local
lalu tambahkan baris berikut :
iptables -t nat -A PREROUTING -p tcp -s 192.168.0.0/24 \--
dport 80 -j DNAT --to-destination 192.168.0.1:3128
restart computer, reboot
( Login – masuk sebagai root : sudo –i )
h) Konfigurasi Proxy Untuk Mem-Filter Situs
- Sesuai kata & domain
Edit file /etc/squid/squid.conf,
vi /etc/squid/squid.conf
Tambahkan baris berikut :
acl kata-terlarang url_regex -i “/etc/squid/kata-terlarang”
http_access deny kata-terlarang
acl domain dstdomain “/etc/squid/domain”
http_access deny domain
Simpan Konfigurasi
Selanjutnya edit file /etc/squid/kata-
terlarang,
vi /etc/squid/kata-terlarang
masukkan kata2 yang ingin di
filter/diblok, contoh :
pornsex
etc… edit pula file /etc/squid/domain
vi /etc/squid/domain
dan masukkan situs yang ingin di blok,
misal :
www.facebook.comwww.youtube.cometc…
Langkah terakhir, restart squid
/etc/init.d/squid restart
Kemudian test dari Client!!!
C. Konfigurasi IP Address, DNS, dan NAT
Antar muka dari Ubuntu Server 10.10
adalah text mode, tidak ada jendela, tidak ada
klik, drag and drop, dan sebagainya yang biasa
dilakukan pada mode GUI (Graphic User Interface), semua
operasi pada Ubuntu Server dilakukan dengan
mengetikkan secara manual perintah melalui papan
ketik (keyboard). Sebenarnya Ubuntu Server 10.10
juga bisa dibuat dengan mode GUI, namun itu akan
sangat memberatkan bagi server, karena harus
melakukan instalasi mode GUI yang memakan banyak
sumber daya, terutama Memory dan Hard Disk, selain
itu juga, pada dasarnya tingkat keamanan dengan
menggunakan mode CLI akan lebih baik ketimbang
menggunakan mode GUI. Agar bisa melakukan koneksi
ke jaringan, baik itu jaringan lokal maupun
internet, maka langkah awal yang dilakukan adalah
melakukan konfigrasi alamat IP. Untuk
mengkonfigurasi alamat IP langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
Masuklah menggunakan username dan password yang
telah diatur pada langkah sebelumnya. Pada
artikel ini username yang saya gunakan adalah
adamkurniawan dan password saya
juga adamkurniawan. Untuk password tidak akan
terlihat pada saat diketikkan karena alasan
keamanan. Tekan tombol Enter jika sudah yakin
memasukkan username dan password dengan benar.
Setelah berhasil masuk akan diperlihatkan kapan
pengguna adamkurniawan terakhir login. Pada
baris paling bawah terlihat
tulisan adamkurniawan@server01:~$, ini berarti
pengguna dengan id adamkurniawan masih
berstatus sebagai pengguna biasa dan belum bisa
melakukan pengaturan. Agar bisa melakukan
pengaturan, pengguna harus masuk sebagai mode
root atau mode tertinggi dalam sistem
(administrator) dengan mengetikkan
perintah sudo su, maka akan akan muncul
tulisan [sudo] password for adamkurniawan:itu
berarti sistem meminta password agar pengguna
dengan id adamkurniawan bisa masuk sebagai mode
root. Password yang digunakan untuk mode root
ini adalah password yang sama yang digunakan
untuk login pada awal tadi. Masukkan password-
nya dan tekanEnter. Jika password yang
dimasukkan benar, maka akan muncul
tulisanroot@server01:/home/adamkurniawan#, ini
berarti pengguna dengan id adamkurniawan sudah
masuk sebagai mode root dan sudah bisa
melakukan konfigurasi.
Sebelum melakukan konfigurasi pada alamat IP,
cek terlebih dahulu apa nama kartu jaringan
(ethernet) yang tersedia yang bisa digunakan
dengan mengetikkan: # ifconfig –a | more.
Penamaan kartu jaringan pada sistem Linux
diawali dengan eth lalu diikuti dengan nomor
kartu jaringannya yang dimulai dengan 0, misal
eth0, eth1, eth2, dan seterusnya. Karena pada
artikel ini saya menggunakan dua buah kartu
jaringan maka setelah diketikkan # ifonfig –
a | more, didapati bahwa nama kartu jaringan
yang saya miliki pada sistem linux dikenal
dengan nama eth0 dan eth1.
ketikkan
perintah # nano /etc/network/interfacesuntuk
mulai melakukan konfigurasi alamat IP Ubuntu
Server 10.10. Pada baris paling akhir ketikkan
skrip berikut:
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.6.200netmask 255.255.255.0gateway 192.168.6.254
Skrip diatas adalah skrip yang digunakan untuk
melakukan pengaturan kartu jaringan pertama
(eth0) yang akan dihubungkan ke internet.
Alamat IP yang saya berikan harus satu segmen
dengan jaringan yang ada di atas Ubuntu Server
10.10 yang saya gunakan dan gateway dari kartu
jaringan pertama juga harus merupakan alamat IP
dari perangkat yang bertindak sebagai gerbang
dari Ubuntu Server 10.10 yang saya gunakan ke
internet. Sedangkan untuk pengaturan kartu
jaringan kedua yang akan digunakan sebagai
interface ke jaringan lokal adalah sebagai
berikut:
auto eth1
iface eth1 inet static
address 10.10.1.254
netmask 255.255.255.0
Jika telah selesai tekan tombol Ctrl + O untuk
menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan,
berikan nama berkas konfigurasi yang baru saja
dibuat, pada artikel ini saya tidak memberikan
nama baru, jadi saya langsung saja menekan
tombol Enter. Kemudia tekan tombol Ctrl +
X untuk keluar. Restart kartu jaringan
menggunakan
perintah# /etc/init.d/networking restart agar
konfigurasi yang baru saja dilakukan bisa
terbaca oleh sistem.
Pada umumnya, jika kartu jaringan belum pernah
dikonfigurasi menggunakan Ubuntu Server 10.10
atau Ubuntu Server 10.10 yang digunakan masih
baru diinstal (fresh install), kartu jaringan
yang tertanam di komputer sudah terbaca namun
belum aktif. Untuk melihat apakah kartu
jaringan sudah aktif atau belum, ketikkan
perintah # ifconfig. Pada artikel ini, kartu
jaringan yang saya gunakan belum aktif.
Untuk mengaktifkannya ketikkan perintah #
ifconfig eth0 up (mengaktifkan kartu jaringan
pertama) dan # ifconfig eth1 up (mengaktifkan
kartu jaringan kedua). Setelah itu restart
kembali kartu jaringan
menggunaka # /etc/init.d/networking restart.
Jika dilakukan pengecekan kembali menggunakan
perintah # ifconfig, maka akan bisa dilihat
bahwa kartu jaringan sudah aktif dan sudah
memiliki alamat IP sesuai dengan yang sudah di
konfigurasi.
Langkah selanjutnya adalah memberikan DNS
(Domain Name System). DNS digunakan sebagai
penerjemah dari nama domain ke alamat IP, dan
sebaliknya, yaitu dari alamat IP ke nama
domain. Jadi apabila pengguna mengetikkan
google.com di web browser, maka itu berarti
pengguna memanggil alamat IP dari google.com
yaitu 74.125.71.103. Untuk mengatur DNS di
Ubuntu Server 10.10 pengguna harus membuat
sebuah berkas baru bernama resolv.conf yang
diletakkan di direktori /etc dengan
mengetikkan# touch /etc/resolv.conf, namun
sebelumnya pengguna harus masuk ke dalam mode
root. Setelah berhasil membuatnya, selanjutnya
adalah mengisi berkas resolve.conf tersebut
dengan alamat IP yang bisa menerjemahkan nama
domain ke alamat IP dan sebaliknya, dengan cara
mengetikkan perintah # nano /etc/resolv.conf.
Kemudian ketikkannameserver dan diikuti
dengan alamat IPyang bisa digunakan sebagai
DNS, pada artikel ini saya menggunakan 2 buah
DNS, yaitu 192.168.4.254 yang merupakan alamat
IP gateway Ubuntu Server 10.10 dan 8.8.8.8 yang
merupakan alamat penyedia DNS yang dibuat oleh
Google. Jadi penulisannya adalah sebagai
berikut: nameserver 192.168.4.254
nameserver 8.8.8.8
Simpan dengan menekan Ctrl + O, tekan
tombol Enter untuk replace nama yang lama dan
tekan Ctrl + X untuk keluar. Lakukan kembali
restart jaringan dengan mengetikkan #
/etc/init.d/networking.
Tahap berikutnya adalah melakukan pengecekan
apakah Ubuntu Server 10.10 sudah bisa melakukan
koneksi ke internet dan apakah DNS sudah
bekerja dengan baik. Cara melakukannya adalah
dengan melakukan ping ke sebuah alamat domain.
Pada artikel ini, saya melakukan pengecekan
dengan melakukan ping ke domain yahoo.com.
Perintah yang diketikkan adalah # ping
yahoo.com. disini saya sudah mendapatkan
balasan dari yahoo.com dan berarti Ubuntu
Server 10.10 yang digunakan sebagai server
sudah terkoneksi ke internet dengan baik,
begitu juga dengan DNS-nya.
Selanjutnya, lakukan konfigurasi agar semua
klien yang berada pada jaringan lokal bisa
mengakses ke jaringan yang berada di jaringan
luar (internet) atau melakukan NAT. Jika tidak
dikonfigurasi maka paket-paket yang berasal
dari kartu jaringan lokal (eth1) tidak akan
bisa diteruskan ke kartu jaringan yang mengarah
ke internet (eth0). Caranya adalah dengan
mengetikkan perintah berikut ini: iptables –t
nat –A POSTROUTING –o eth0 –j MASQUERADE, lalu
tekan Enter. Jika ingin rule ini dijalankan
pada saat komputer dinyalakan, maka ketikkanlah
D. Instalasi dan Konfigurasi Squid Di Ubuntu Server
Squid adalah program proxy server yang
tersedia secara opensource yang sangat banyak
kegunaannya, salah satunya adalah
melakukan cache terhadap konten dari sebuah website.
Jadi apabila sebuah situs pernah dibuka oleh salah
satu anggota jaringan, maka Squid akan menyimpan
konten situs tersebut kedalam hard disk atau memori
dari komputer, sehingga jika salah satu anggota
jaringan membuka situs yang sama, anggota jaringan
tersebut tidak perlu mengakses ke internet, dia
hanya perlu mengkases cache yang sudah disimpan
oleh Squid tadi, yang berakibat proses dalam
membuka situs akan menjadi lebih cepat dan
tentunya akan menghemat bandwidth.
Program Squid adalah program yang saat ini
paling banyak digunakan oleh administrator jaringan
sebagai program proxy server. Squid hanya bisa
dijalankan di sistem operasi Linux seperti fedora,
RedHat, Mandriva, OpenSUSE, dan lain-lain termasuk
Ubuntu. Perlu diinformasikan bahwa tulisan ini
adalah lanjutan dari tulisan saya yang
berjudul, Instalasi Ubuuntu Server
10.10 dan Konfigurasi IP Address Ubuntu Server
10.10.
Untuk bisa menggunakan Squid langkah pertama
yang dilakukan adalah menginstal paket Squid
kedalam Ubuntu Server, karena Ubuntu Server belum
menyertakan Squid di dalamnya. Caranya adalah
dengan masuk ke Ubuntu Server sebagai root dan
ketikkan apt-get install squid, maka proses unduh
dan instalasi Squid akan berlangsung sekaligus.
Proses ini tidak akan memakan waktu yang lama,
karena ukuran Squid yang tidak terlalu besar. Pada
tutorial ini saya menggunakan Squid versi 2.7
STABLE9.
Setelah selesai, langkah berikutnya adalah
melakukan konfigurasi Squid. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.
1. Buat sebuah direktori tempat cache akan
disimpan. Pada tutorial ini saya akan
menyimpancache di direktori / (root), ketikkan
perintah mkdir /cache. Lalu ubah hak aksesnya
menjadiproxy agar bisa diakses oleh Squid dengan
perintah: chown proxy:proxy /cache.
2. Selanjutnya lakukan konfigurasi pada berkas
Squid. Berkas konfigurasi Squid berada di bawah
direktori /etc/squid dengan nama squid.conf.
Namun terlebih dahulu ubah hak aksesnya
menjadi proxy, dengan mengetikkan
perintah chown proxy:proxy /etc/squid/squid.con
f. Selanjutnya lakukan konfigurasi pada
berkas squid.conf dengan mengetikkan nano
/etc/squdi.squid.conf.
3. Carilah baris http_port 3128 dengan menekan
tombol Ctrl + W (fasilitas search pada nano),
lalu ketikkan http_port 3128, setelah ditemukan
tambahkan kata transparent pada akhir baris,
sehingga menjadi http_port 3128 transparent.
Ini dibuat untuk membuat proxy menjadi
transparan, sehingga web browser yang digunakan
pengguna tidak perlu mengatur proxy secara
manual menggunakan port 3128 yang merupakan
port default dari proxy. Port ini bisa diganti
sesuka hati, namun seluruhnya harus sama.
Pengaturan ini juga harus dikolaborasikan
dengan iptables yang akan dipaparkan
selanjutnya.
4. Kemudian cari baris cache_effective_user proxy,
setelah ditemukan, pada awal baris ada tanda
pagar (#), hilangkan tanda pagar tersebut agar
bisa dieksekusi oleh Squid, jika tidak, maka
Squid akan menganggap baris tersebut hanya
komentar. Tepat dibawah
bariscache_effective_user
proxy tambahkan cache_effective_group proxy.
Ini digunakan untuk mendefenisikan bahwa proxy
adalah user dan group yang memiliki hak akses
untuk Squid.
5. Cari baris cache_mgr webmaster, setelah
ditemukan, hilangkan tanda pagar yang ada di
awal baris, kemudian ganti
kata webmaster menjadi alamat email
administrator yang bisa dihubungi oleh klien.
Contohnya seperti ini cache_mgr
[email protected]. Ini digunakan,
apabila pada saat terjadi kesalahan pada proxy,
maka browser akan menampilkan halaman error
yang mencantumkan alamat email administrator.
6. Cari lagi baris cache_dir ufs /var/spool/squid
100 16 256, hilangkan tanda pagar yang ada di
awal baris, kemudian ubah baris ini
menjadi cache_dir ufs /cache 1024 16 256. Baris
ini menyatakan dimana cache akan disimpan, pada
awal konfigurasi saya telah membuat folder yang
digunakan untuk menyimpan cache. Kemudian jenis
sistem storage yang digunakan (ufs). Kapasitas
hard disk yang digunakan untuk cache adalah
sebesar 1024 MB, jumlah subdirektori tingkat
pertama dalam direktori cache adalah 16 dan
jumlah subdirektori tingkat kedua yang dibuat
dalam direktori cache tingkat pertama adalah
256.
7. Cari baris cache_mem 8 MB. Ini adalah baris
untuk mengatur jumlah RAM (Random Access
Memory) yang digunakan untuk cache. Kecepatan
baca RAM lebih tinggi dari pada hard disk namun
karena kapasitasnya yang tidak terlalu besar
menyebabkan penggunan RAM untuk cache menjadi
sangat terbatas. Pada tutorial ini saya
menggunakan 16 MB. Maka barisnya ini
menjadi cache_mem 16 MB, dan jangan lupa untuk
menghilangkan tanda pagarnya.
8. Masih dengan menekan tombol Ctrl + W, cari lagi
barisacl to_localhost dst 120.0.0.0/8 0.0.0.0/3
2. Tepat dibawah baris tersebut ketikkan:
acl laboratorium src 10.10.1.0/24
http_access allow laboratorium
Dua baris diatas digunakan untuk memberikan
akses kontrol kepada jaringan dengan network id
10.10.1.0, yaitu jaringan yang saya miliki.
Dengan dua baris diatas juga, maka selain
jaringan dengan network id 10.10.1.0 tidak akan
bisa terkoneksi ke jaringan luar, karena Squid
tidak mengizinkannya.
Setelah semua langkah diatas dilakukan,
tekan Ctrl + O untuk menyimpan konfigurasi,
kemudian tekan tombol Enter. Sampai disini
Squid telah selesai dikonfigurasi.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah
menyempurnakan tranparan proxy dengan iptables
yang sebelumnya sudah diatur. Ketikkan skrip
berikut ini: iptables –t nat –A PREROUTING –p
tcp –s 10.10.1.0/24 – -dport 80 –j REDIRECT – -
to-port 3128, kemudian tekan Enter. Dengan
skrip iptables diatas, maka semua paket yang
berasal dari port 80 akan dibelokkan ke port
3128 (port Squid). Sehingga paket akan dipaksa
melewati Squid, sehingga bisa tersaring.
Skrip iptables diatas harus diketikkan ulang
jika komputer server melakukan restart, karena
bersifat sementara. Untuk itu, agar skrip
iptables diatas berjalan pada saat komputer
dinyalakan, maka bukalah
berkas /etc/rc.local dan letakkan skrip
tersebut sebelum bari exit 0, jika sudah simpan
dengan Ctrl + O.
Setelah seluruh pengaturan selesai dilakukan,
baik dari alamat IP, DNS, WebHTB, dan juga
proxy, lakukan restart terhadap Ubuntu Server
dengan mengetikkan sudo init 6 atau sudo
reboot. Setelah restart dan jika tidak ada
kesalahan dalam pengaturan, maka Ubuntu Server
10.10 siap untuk digunakan sebagai gateway dan
proxy server.
E. Setting OpenSSH Server di Ubuntu Server
OpenSSH akan sangat berguna bagi anda semua
yang sedang berkerja sebagai sistem administrasi
jaringan. Karena dengan memanfaatkan OpenSSH ini
kita bisa melakukan remote server tanpa harus
terhubung secara langsung dengan komputer server.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk
sharing cara Setting OpenSSH server di ubuntu
server 10.04/10.10 dan sekaligus cara meremote
server dengan menggunakan aplikasi Putty di
windows. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Bagi anda yang belum menginstall OpenSSh-
server di ubuntu server anda bisa menjalankan
perintah berikut untuk menginstalnya :
sudo sutasksel
kemudian pilih aplikasi OpenSSH-server
2. Setelah terinstall, edit file
/etc/ssh/sshd_config dengan perintah :
nano /etc/ssh/sshd_config. Demi keamanan ganti
tulisan port 22 dengan port lain, biasanya
yang sering dipakai port 221, simpan kembali
file tersebut dengan menekan tombol Ctrl+X
kemudian Y.
3. Restart OpenSSH dengan perintah:
service ssh restart
4. Beri password pada root, agar nantinya saat
anda login bisa langsung menggunakan hak akses
root
passwd root
5. Sekarang coba anda berpindah ke komputer
client, kemudian buka aplikasi putty
6. Setelah Putty terbuka isikan
hostname/Ipaddress server pada kotak hostname,
dan isikan port sesuai dengan settingan di
OpenSSH-server (221), kemudian klik Open
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Di dalam makalah ini terdapat 4 BAB teori
tentang ubuntu server serta konfigurasi jaringan.
Pada BAB I berisi tentang latar belakang serta
tujuan dan manfaat. Pada BAB II berisi tentang
definisi ubuntu, definisi ubuntu server, perbedaan
ubuntu desktop dengan ubuntu server, serta
kelebihan dan kekurangan ubuntu. Serta pada BAB
III berisi juga tentang menginstal ubuntu server,
konfigurasi ubuntu server, konfigurasi IP Address,
DNS, dan NAT, instalasi dan konfigurasi squid di
ubuntu server, serta setting openSSH server. Dan
pada BAB IV atau bab terakhir berisi tentang
kesimpulan dan saran.
Di harapkan kepada siswa agar dapat
mengetahui tentang ubuntu server. Dengan
selesainya makalah ini maka selesai juga teori
yang ada di dalam makalah ini, walaupun materi di
dalam makalah ini sangat tidak lengkap, tetapi di
harapkan kepada siswa agar dapat memahaminya.
B. Saran – Saran
Saran saya terhadap siswa yang misalnya telah
membaca makalah ini agar dapat mengetahui tentang
ubuntu server dan cara mengkonfigurasi jaringan di
ubuntu server, serta menjadi motivasi siswa untuk
lebih giat belajar agar dapat mencapai cita-
citanya masing masing.
Daftar Pustaka
http://melengo.wordpress.com/2012/10/21/linux-ubuntu.
Definisi Ubuntu Dan Ubuntu Server. 2012
http://etix.wordpress.com/2010/01/28/perbedaan-ubuntu-
server-dan-desktop. Perbedaan Ubuntu Desktop Dengan
Ubuntu Server. 2010
http://dhiazaditya0606.wordpress.com/2011/02/20/
kelebihan-dan-kekurangan-ubuntu. Kelebihan Dan
Kekurangan. 2011
http://kurniawanadam.files.wordpress.com/2011/05.
Menginstal Ubuntu Server. 2011
http://paryadi.co.nr. Konfigurasi Ubuntu Server.
http://kurniawanadam.files.wordpress.com/2011/05.
Konfigurasi IP Address, DNS, Dan NAT. 2011
http://kurniawanadam.files.wordpress.com/2011/05.
Instalasi Konfigurasi Squid Di Ubuntu Server. 2011