Skenario Pasien anak perempuan usia 8 bulan bb 7,4 kg dibawa ibunya ke igd rsud cianjur dengan keluhan sesak. Sesaknya terasa sejak 1 hari sebelum masuk rs. Disertai dengan batuk berdahak sejak 3 hari SMRS. Dahak pasien sulit untuk dikeluarkan. Pasien juga menderfita demam sejak 2 hari SMRS dan disertai pilek. Pasien juga mencret sejak 2 hari SMRS. Sehari mencret sebanyak 2 kali, BAB seperti bubur berwarna kuning tidak ada lendir dan darah. Tidak ada muntah, mual dan kejang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan N: 100 x/m, S: 37,5 C, RR: 60x/menit. Ditemukan ronkhi pada kedua lapang paru. Yang lain dalam batas normal. Kata/ kalimat kunci • An. Perempuan 8bln • Sesak napas 1 hr SMRS • Demam 2 hr SMRS • Mencret 2x berwarna kuning kecoklatan • Sub febris • Batuk berdahak 3 hr SMRS • Pilek • RR 60x/m • Rhonki +/+ • Bb 7,4kg Pertanyaan 1. Frekuensi pernafasan normal pada anak usia 8 bln ? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Skenario
Pasien anak perempuan usia 8 bulan bb 7,4 kg dibawa ibunya ke igd rsud cianjur dengan keluhan sesak. Sesaknya terasa sejak 1 hari sebelum masuk rs. Disertai dengan batuk berdahak sejak 3 hari SMRS. Dahak pasien sulit untuk dikeluarkan. Pasien juga menderfita demam sejak 2 hari SMRS dan disertai pilek. Pasien juga mencret sejak 2 hari SMRS. Sehari mencret sebanyak 2 kali, BAB seperti bubur berwarna kuning tidak ada lendir dan darah. Tidak ada muntah, mual dan kejang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan N: 100 x/m, S: 37,5 C, RR: 60x/menit. Ditemukan ronkhi pada kedua lapang paru. Yang lain dalam batas normal.
Kata/ kalimat kunci
• An. Perempuan 8bln
• Sesak napas 1 hr SMRS
• Demam 2 hr SMRS
• Mencret 2x berwarna kuning kecoklatan
• Sub febris
• Batuk berdahak 3 hr SMRS
• Pilek
• RR 60x/m
• Rhonki +/+
• Bb 7,4kg
Pertanyaan
1. Frekuensi pernafasan normal pada anak usia 8 bln ?
2. Jelaskan mekanisme sesak nafas
3. Penyakit apa saja yang memiliki gejala sesak,demam dan ronkhi?
4. Apakah terdapat hubungan antara batuk, pilek, dan sesak,demam dan ronkhi pada pasien ini?
5. Bagaimana mekanisme mencret pada pasien ini
1
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosis pada kasus ini?
7. Tatalaksana awal pada sesak nafas, dan diare?
8. Apa saja kegawat daruratan pada sesak nafas dan tatalaksana?
9. Apa saja kegawatdaruratan pada diare dan tatalaksana ?
10. Jelaskan alur diagnosis pada kasus ini?
11. Jelaskan terapi gizi pada kasus diare,sesak nafas dan demam?
12. Bagaimana terapi oksigen pada sesak nafas ?
13. Jelaskan pemberian cairan pada sesak nafas dan diare?
14. Bagaimana status gizi pada anak ini dan jelaskan cara menghitung status gizi pada anak!
Problem Tree
2
An.S 8bln 7,4 kg PB 70cm
Sesak nafas Mencret 2x
demam
batuk, pilek,
anamnesis
pemfis
S : 37,5
N : 100x
rhonki +/+
RR: 60x
Pembahasan
Anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
1. Anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
Tulang rusuk terangkat ke atas
Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
3
Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan
bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin
akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan
udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa
dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2
yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas
terjadi pelepasan energy.
Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
Kapasitas Paru-Paru
4
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal).Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500
ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik
mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer.Ketika kita menarik napas
sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer.Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya,
tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL.Udara
sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital +
volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
Pertukaran Gas dalam Alveolus
Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada
waktu kita bernapas.Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan
akhirnyan masuk ke dalam alveolus.Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi
menembus dinding sel alveolus.Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat
oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin.Selanjutnya
diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali
menjadi hemoglobin.Karbondioksida yang dihasilkan daripernapasan diangkut oleh
darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon
dioksida dikeluarkan melalui saluranpernapasan pada waktu kita mengeluarkan
napas.Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan
karnbondioksida keluar.
Proses Pernafasan
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi,
dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus.Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang
rusuk pun berkontraksi.Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah
mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara
masuk.Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk
5
melemas.Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik
sehingga udara keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat
yang bertekanan lebih kecil.
Jenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan
ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya
pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.(1) Pernapasan dada
terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan
volume rongga dada membesar serta tekanan udara menurun (inhalasi).Relaksasi otot
antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan membesar (e kshalasi). (2)
Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot diafragma ( datar dan
Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
A. Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk.
Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang
berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang
berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkatsehingga
volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam
rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada
kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk
ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’
Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang
rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh
meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran
udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
B. Pernafasan perut
6
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding
rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal
itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru,
sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi).
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga
dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
Frekuensi pernafasan normal
Bayi 2 bulan- <12 bulan = 25 sampai dengan 50 kali/ menit
Anak 12 bulan -< 5 tahun = 15 sampai dengan 30 kali/ menit
Mekanisme sesak nafas
Sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari penyakit
kardiopulmonal. Mekanisme sesak napas terjadi sangat berhubungan dengan penyebab-
penyebabnya. Sesak napas bisa timbul karena :
7
Jumlah kerja yang harus dilakukan oleh otot-otot pernapasan untuk menghasilkan
ventilasi yang memadai. Jadi jika terjadi peningkatan kerja otot-otot pernapasan maka
dapat meningkatkan rasa sesak napas.
Kelainan gas-gas pernapasan dalam cairan tubuh terutama hiperkapnia dan hypoxia.
Bila PCO2 di alveolus meningkat diatasa sekitar 60-75 mmHg maka orang yang
normal akan bernapas cepat dan sedalam mungkin sehingga bisa menyebabkan sesak
napas.
Penyakit dengan gejala sesak nafas,demam dan ronkhi
1. Pneumonia
Merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi.
Etiologi
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur skret bronchus merupakan tindakan yang sangat invasive sehingga tidak dilakukan.
Hasil penelitian menunjukan 44-85% bakteri dan virus,
Pathogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung: Usia, Status imunologis, kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara), status imunisasi, faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).
Criteria diagnosis
Anamnesis
Non-respiratorik: Demam, sakit kepala, kaku kuduk terutama bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi. Respiratorik: Batuk, sakit dada.
Pemeriksaan Fisis
Takipnea, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles. Hepatomegali akibat perubahan
2. Bronkitis akut
Merupakan istilah yang sering digunakan untuk penyakit bronchitis akut menetap dan berlangsung lebih dari 2-3 minggu.
Etiologi
8
Virus: Rhinovirus merupakan penyebab tersering, selain itu parainfluenzae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan adenovirus
Bakteri: Biasanya sebagai infeksi sekunder dari infeksi virus: S. pneumonia, S. aureus, H. influenza, M. pneumonia, Chlamydia pneumonia, B. pertussis, M. tuberculosis, C. diphtheria
Aspirasi makanan
Inhalasi / keterpajanan asap
Criteria diagnosis
Anamnesis
Batuk yang menetap > 2-3 minggu,batuk mula-mula kering, non produktif, beberapa hari kemudian batuk produktif mengeluarkan mucus/dahak yang purulen, bisa disertai muntah berisi mucus
Pemeriksaan fisik
Kadang-kadang ditemukan ronkhi kering, coarse crackles (ronkhi basah kasar) atau suara lendir, dan wheezing.
3. Abses paru
Adanya rongga yang berbatas tegas berdinding tebal pada jaringan paru, berisi cairan purulen yang berasal dari supurasi dan nekrosis parenkim paru.
Etiologi
Hampir semua jenis mikroorganisme yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi.
S. aureus: penyebab tesering baik abses primer maupun sekunder dan biasanya resisten terhadap penicillin
Criteria diagnosis
Anamnesis
Panas tinggi mencapai 40o C disertai lemah, muntah, dan berat badan berkurang, beberapa hari atau minggu sebelumnya anak sudah sakit. Gejala yang berhubungan dengan saluran respiratorik: batuk berdahak, nyeri dada, dispnea, pernafasan berbau, dan hemoptisis.
Pemeriksaan fisis
Bervariasi dari tidak ditemukan apa-apa sampai menunjukan takipnea, retraksi dinding dada, pergerakan toraks menurun, crackles, pernafasan bronchial pada auskultasi. Dapat ditemukan clubbing pada jari.
9
4. Bronkiektasis
Penyakit yang ditandai dengan dilatasi abnormal percabangan bronchial yang ireversibel.
Lokasi pemijatan : 1/3 bagian bawah tulang dada (sternum) dengan kedalaman pijatan 1/3
tebal dada. Metode kompressi yaitu 1 pangkal telapak tangan dengan frekuensi
pemijatan± 100x/menit. Koordinasi antara pijat jantung dan nafas buatan yaitu 5 : 1
dengan 20 siklus
D. D ISABILITY (Neurologic Evaluation)
1. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS
2. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tanda lateralisasi
3. Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
E. E XPOSURE / KONTROL LINGKUNGAN
1. Buka pakaian penderita
2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yangcukup hangat
29
Penilaian AwalRiwayat dan pemeriksaan fisik
(auskultasi, otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas) dan bila mungkin faal paru (APE atau VEP1, saturasi O2), AGDA dan pemeriksaan lain atas indikasi
Serangan Asma Ringan Serangan Asma Sedang/Berat Serangan Asma Mengancam Jiwa
Pengobatan AwalOksigenasi dengan kanul nasalInhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam satu jam) atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau Adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan)Kortikosteroid sistemik : - serangan asma berat- tidak ada respons segera dengan pengobatan bronkodilator- dalam kortikosterois oral
1. Penangananpadakasusasma
Terapi
1. Albuterol, 1 sampai 2 semprotandengan inhaler “dosisterukur”, atau 0,15 sampai 0,3
mg/kg dalambeberapa ml salindengannebulasi,
ataupadakasusberatdengantekananpositif.
Terapibolehdiulangjikadiperlukandenganpemantauanfrekuensijantung. Dosis yang
pastitidakdiperlukankarenabanyak albuterol
darinebuizertersebuttidakdiperlukankarenabanyak albuterol dan nebulizer
tersebuttidakterhirup. Anak yang lebihmudadapatmenerima 0,25 ml larutan 0,5%
(1,25mg) dalam 2,5 ml NS, dananak yang lebihbesardanremaja 0,5 ml (2,5 mg) dalam
2,5 ml NS. Albuterol kontinudapatjuga yang diberikandengankecepatan 0,5 mg /kg/jam
(maksimum 7,5 mg/jam).
2. Meskipunbiasanyatidakperlu, padakasusberat, epinefrindalam air (1:1000)
Pada bayi atau anak dengan riwayat spel hipoksia harus diberikan Propranolol peroral
sampai dilakukan operasi. Dengan obat ini diharapkan spasme otot infundibuler berkurang
dan frekwensi spel menurun. Selain itu keadaan umum pasien harus diperbaiki, misalnya
koreksi anemia, dehidrasi atau infeksi yang semuanya akan meningkatkan frekwensi spel.
Bila spel hipoksia tak teratasi dengan pemberian propranolol dan keadaan umumnya
memburuk, maka harus secepatnya dilakukan operasi paliatif Blalock-Tausig Shunt (BTS).
2. Penanganan untuk tetralogi fallot
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
32
Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis
berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan
pemberian:
Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung
sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam
spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya
diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif
penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan
serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung,
sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen
ke seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
33
TOF
oksigenasi
Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV Ketamin 1-3 mg/kg IVResusitasi cairan
Evaluasi, stabilisasi, rujukan
Baik Buruk
Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh bermacam bakteri, virus, mikoplasma, jamur atau benda asing yang teraspirasi dengan timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi.
Setiap hari (pagi, siang dan malam) diberikan makan sebagai berikut:
- umur 9 bulan : 3 x 9 sdm peres
- umur 10 bulan : 3 x 10 sdm peres
- umur 11 bulan : 3 x 11 sdm peres
Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan (buah,
biskuit, kue)
Anjuran pemberian makan selama anak sakit dan
sehat (sudah diadaptasi untuk Indonesia)* lanjutan
Anak umur 12 bulan sampai 24 bulan
Teruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak.
Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan
anak.
Berikan 3 kali sehari, sebanyak . porsi makan orang dewasa terdiri
dari nasi, lauk pauk, sayur, buah.
Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan
(biskuit, kue).
Perhatikan variasi makanan.
Anak umur 2 tahun atau lebih
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari, sebanyak 1/3 sampai ½
porsi makan orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur
dan buah.
Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari di antara waktu
makan.
Catatan:
* Diet harian yang baik, jumlahnya harus adekuat dan mencakup makanan
yang kaya energi
Tatalaksana Pemberian Cairan
Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula
berikut:
39
100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama, lalu 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya,
selanjutnya 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya. Sebagai contoh,
seorang bayi dengan berat 8 kg mendapatkan 8 x 100 ml = 800 ml setiap
harinya, dan bayi dengan berat 15 kg (10 x 100) + (5 x 50) = 1250 ml per
hari
Kebutuhan Cairan Rumatan
Berat Badan anak Cairan (ml/hari)
2 kg 200 ml/hari
4 kg 400 ml/hari
6 kg 600 ml/hari
8 kg 800 ml/hari
10 kg 1000 ml/hari
12 kg 1100 ml/hari
14 kg 1200 ml/hari
16 kg 1300 ml/hari
18 kg 1400 ml/hari
20 kg 1500 ml/hari
22 kg 1550 ml/hari
24 kg 1600 ml/hari
26 kg 1650 ml/hari
Berikan anak sakit cairan dalam jumlah yang lebih banyak daripada jumlah
di atas jika terdapat demam (tambahkan cairan sebanyak 10% setiap 1°C
demam)
Memantau Asupan Cairan
Perhatikan dengan seksama untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat
pada anak yang sakit berat, yang mungkin belum bisa menerima cairan oral
selama beberapa waktu. Pemberian cairan sebaiknya diberikan per oral (melalui mulut atau
NGT).
Jika cairan perlu diberikan secara IV, pemantauan yang ketat penting sekali
karena adanya risiko kelebihan cairan yang dapat menyebabkan gagal
jantung atau edema otak. Jika pemantauan ketat ini tidak mungkin dilakukan,
pemberian cairan secara IV harus dilakukan hanya pada tatalaksana anak
40
TATALAKSANA PEMBERIAN CAIRAN
dengan dehidrasi berat, syok septik dan pemberian antibiotik secara IV, serta
pada anak yang mempunyai kontraindikasi bila diberikan cairan oral (misalnya
perforasi usus atau masalah yang memerlukan pembedahan). Cairan
rumatan secara IV yang dapat diberikan adalah half-normal saline + glukosa
5%. Jangan berikan glukosa 5% saja selama beberapa waktu karena dapat
menyebabkan hiponatremia. Lihat lampiran 4, halaman 373 untuk komposisi
cairan intravena.
Tatalaksana Demam
Suhu yang dibahas dalam buku panduan ini merupakan suhu rektal, kecuali
bila dinyatakan lain. Suhu mulut dan aksilar lebih rendah, masing-masing
sekitar 0.5° C dan 0.8° C.
Demam bukan merupakan indikasi untuk pemberian antibiotik, bahkan
dapat membantu kekebalan tubuh melawan penyakit. Namun demikian,
demam yang tinggi (>39° C) dapat menimbulkan efek yang mengganggu
seperti:
• berkurangnya nafsu makan.
• membuat anak gelisah.
• menyebabkan kejang pada beberapa anak yang berumur antara
6 bulan - 5 tahun.
• meningkatkan konsumsi oksigen (misalnya pada pneumonia sangat
berat, gagal jantung atau meningitis).
Semua anak dengan demam harus diperiksa apakah ada tanda atau
gejala yang melatar-belakanginya dan hal ini harus ditangani sebagaimana
semestinya.
Pemberian Antipiretik
Parasetamol
Pemberian parasetamol oral harus dibatasi pada anak umur ≥ 2 bulan yang
menderita demam ≥ 39° C dan gelisah atau rewel karena demam tinggi
tersebut. Anak yang sadar dan aktif kemungkinan tidak akan mendapatkan
manfaat dengan parasetamol. Dosis parasetamol 15 mg/kgBB per 6 jam.
Obat lainnya
Aspirin tidak direkomendasikan sebagai antipiretik pilihan pertama karena
41
dikaitkan dengan sindrom Reye, suatu kondisi yang jarang terjadi namun
serius yang menyerang hati dan otak. Hindari memberi aspirin pada anak
yang menderita cacar air, demam dengue dan kelainan hemoragik lainnya.
Obat lain tidak direkomendasikan karena sifat toksiknya dan tidak efektif
(dipiron, fenilbutazon) atau mahal (ibuprofen).
Perawatan penunjang
Anak dengan demam sebaiknya berpakaian tipis, dijaga tetap hangat
namun ditempatkan pada ruangan dengan ventilasi baik dan dibujuk untuk
banyak minum. Kompres air hangat hanya menurunkan suhu badan selama
pemberian kompres
terapi oksigen pada sesak nafas
Tujuan Terapi Oksigen:
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Cara Pemberian Oksigen
1. Kanula hidung
fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow rate yang diberikan cukup 2-4 liter
2. Sungkup sederhana
Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.
3. Sungkup dengan reservoir rebreathing
Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan untuk mencapai FiO2 yang tinggi yaitu 10-12 L/menit.
42
4. Sungkup dengan reservoir non rebreathing
tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12 L/menit.
5. Sungkup venturi
Fraksi oksigen yang dicapai sesuai dengan ukuran dan warna yaitu 24 %, 28 %, 31 %, 35 %, 40 % dan 60 %.
Status gizi :
BB/U = 7,4/8,8 X100% = 84% à gizi baik
TB/U = 70/70,6 X100%= 99% à normal
BB/TB= 7,6/8,4 x 100% = 90,4% à gizi baik
Kesan Status Gizi = Gizi baik
Kesimpulan
Jadi kesimpulan pada kasus ini didapatkan anamnesis batuk berdahak sejak 3 hari disertai dengan sesak sejak 1 hari yang lalu, pilek, dan demam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi pada kedua lapang paru, RR; 60x/menit, suhu 37,5C, wheezing (-/-). Sesuai dengan kriteria diagnosis Bronkopneumonia yaitu batuk dengan napas cepat, demam, crackles/ronki, PCH. Pada kasus ini tidak mengarah ke asma bronkial karena tidak terdapat gejala riwayat sesak disertai wheezing, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilek, hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang, dan respon baik pada bronkodilator. Dan mengarah pada Bronkiolitis terdapat hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang, gejala pada pneumonia dapat dijumpai, tidak berespon pada bronkodilator.