-
Tumpang Sari Tanaman (Turiman)
Padi Gogo dan Jagung
Turiman atau Tumpang Sari Tanaman adalah teknis budidaya yang
sesuai dipergunakan
pada lahan-lahan yang menjadi sasaran perluasan tanam terutama
lahan yang telah terdapat
tanaman sebelumnya. Lahan perluasan tersebut antara lain: lahan
di bawah tegakan tanaman
hutan, lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan, lahan ladang,
lahan tidur/belum
dimanfaatkan, lahan pergantian komoditas, lahan kebun
pekarangan, lahan pematang
sawah/galengan dan lahan bukaan baru.
Tumpangsari tanaman merupakan salah satu sitem tanam polyculture
dimana terdapat
tiga jenis sistem tanam yaitu: tumpang sari (double croping),
tumpang gilir (relay cropping) dan
tumpang sela (intercropping).
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran
(polyculture) berupa
pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan
tanam dalam waktu yang
bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan
adalah penanaman
dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman
budidaya yang sama,
seperti padi dan jagung, jagung dan kedelai, atau padi dan
kedelai dan yang lainya.
Kelebihan yang diperoleh dari sistem tanam tumpang sari adalah
:
1. Memperoleh hasil produksi/panen yang maksimal dengan satu
lahan (sempit), karena
dapat beberapa kali panen dengan jenis tanaman yang berbeda.
2. Dapat memperkecil biaya tanam (menghemat biaya) dari segi
pengolahan
lahan/perawatan, pemupukan dan tenaga.
3. Mendapat keuntungan lebih dari setiap tanaman karena memiliki
harga jual yang
berbeda-beda.
4. Dengan adanya harga jual yang saling menguntungkan (atau
paling tidak
menggantikan) resiko rugi dapat di tekan sekecil mungkin.
5. Perawatan tanaman dapat dilakukan bersamaan dengan tanaman
sela karena tanaman
perkebunan tidak membutuhkan perawatan khusus.
6. Hama tanaman tidak akan menyerang tanaman utama apabila ada
tanaman tumpang
sari yang tidak disukainya.
7. Unsur hara yang ditanam dapat berfungsi maksimal karena dalam
satu lahan dapat
diserap oleh tanaman dengan baik tanpa ada yang terbuang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanaman_campuranhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_tanam&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Jagunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai
-
Karena banyak keuntungan yang diperoleh, bukan berarti sistem
tumpangsari tidak
memiliki kekurangan. Berikut adalah kekurangan sistem tumpang
sari (polyculture), yaitu :
1. Adanya kemungkinan perebutan unsur hara dalam tanah yang
dapat mengakibatkan
kebutuhan nutrisi dari unsur hara semakin banyak
2. Apabila tidak tepat dalam memilih komoditi maka akan
mengakibatkan siklus hidup
hama penyakit yang tidak terputus.
Teknis tumpangsari padi gogo dan jagung yang harus diperhatikan
antara lain :
A. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada sistem usahatani tumpangsari padi gogo dan
jagung bertujuan
untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara
fisis, kimia, maupun
biologis sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan
baik. Agar memberikan
hasil maksimal, lahan harus diolah secara tepat dan baik.
Tahapan pengolahan tanah yang
sesuai sebagai berikut :
1. Aplikasi Herbisida,
Tujuan dari penggunaan herbisida ini adalah untuk memberantas
gulma sebelum
dilakukan pembajakan, sehingga pembajakan tanah manjadi mudah
dilakukan.
Herbisida dibagi menjadi dua berdasarkan jenis yang dipergunakan
yaitu
herbisida kontak dan sistemik. Penggunaan dua jenis herbisida
ini mempengaruhi
terhadap pelaksanaan aplikasi. Apabila menggunakan herbisida
kontak, aplikasi
dilaksanakan dua minggu sebelum pembajakan dan apabila
menggunakan herbisida
sistemik apalikasi dilaksanakan satu bulan sebelum
pembajakan.
Untuk dosis yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kondisi
gulma yang
terdapat pada lokasi tanam. Apabila gulma yang ada di lokasi
banyak alang-alang dan
sejenisnya maka kebutuhan herbisida adalah 6-10 liter per
hektar, sedangkan jenis
gulma lain selain alang-alang kebutuhanya lebih rendah berkisar
4-6 liter per hektar
2. Pembajakan ringan.
Pembajakan ini dilaksanakan setelah gulma yang ada dilokasi
pertanaman mati
semua. Pembajakan ringan dilaksanakan dengan memperhatikan
karakteristik tanah di
lahan tersebut. Pembajakan bisa dilakukan dengan cara
tradisional maupun modern.
Cara tradisional menggunakan bajak/singkal dengan bantuan tenaga
sapi atau kerbau
sedangkan cara modern menggunakan bajak traktor tangan. Proses
pembajakan ini
-
dilakukan dengan cara membalikkan lapisan olah tanah agar sisa –
sisa tanaman seperti
rumput, dan jerami dapat terbenam. Setelah tanah dibajak, maka
dibiarkan beberapa
hari, agar terjadi proses fermentasi untuk membusukkan sisa
tanaman dan jerami di
dalam tanah.
Selama proses tersebut sebaiknya ditambahkan bahan organik atau
pupuk
kandang lainnya. Tujuannya agar kandungan hara dan pertumbuhan
mikroba dalam
tanah dapat meningkat. Disamping itu, penggunaan bahan organik
dan pupuk kandang
dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta
faktor-faktor pertumbuhan
lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia
(anorganik).
B. Penanaman
Dalam proses penanaman beberapa hal yang harus di persiapkan
yaitu:
1. Pemilihan Benih
a. Pemilihan benih padi
Benih padi yang di anjurkan pada tumpangsari tanaman adalah
varietas unggul
padi gogo (Inpago) dan padi rawa (Inpara).
Inpago untuk dataran tinggi, atau dataran rendah yang ditanam
pada musim
tanam April-September .
Inpara untuk daerah rawa, pada umumnya inpara ditanam pada musim
tanam
Oktober – Maret.
b. Pemilihan benih jagung
Benih jagung yang dianjurkan adalah jagung hibrida bisi 2 atau
yang lainya,
namun diutamakan adalah jagung pipil atau pakan ternak.
Karakteristik jagung
bisi 2 memiliki tinggi tanaman 232 cm dengan batang tinggi
tegak, berpotensi
menghasilkan dua tongkol perbatang, dan panen pada umur 103
hari.
2. Penentuan waktu tanam dan jarak tanam
a. Penentuan waktu tanam.
Berdasarkan karakteristik padi gogo yang tidak memerlukan banyak
air, saat
tanam yang tepat ada di bulan yang curah hujannya sedikit yaitu
musim tanam
April-September, dan apabila ditanam di atas bulan September
harus memilih tanah
yang datarannya tinggi seperti di lahan bekas tanaman
hortikultura atau di lahan
perkebunan.
-
Untuk jagung, waktu tanam mengikuti waktu tanam padi dan ditanam
seminggu
setelah benih padi ditanam. Hal ini bertujuan supaya pertumbuhan
tanaman padi
tidak terganggu karena jagung memiliki pertambahan tinggi
tanaman yang cukup
cepat dibandingkan padi
b. Penentuan jarak tanam
Pola tanam yang dipergunakan adalah larikan legowo, yaitu empat
baris padi dan
dua baris jagung. Jarak tanam padi adalah 20 cm dan 10 cm.
Jarak tanam jagung adalah 40 cm dan 15 cm. Sedangkan jarak
antara padi dan
jagung adalah 50 cm.
Gambar 1. Ilustrasi jarak tanam tumpangsari padi dan jagung
C. Pemeliharaan
1. Pemupukan
Untuk lahan dengan jenis tanah bergambut yang memiliki pH dan
kesuburan yang
rendah, pemberian pupuk organik dan pengapuran perlu dilakukan
agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Takaran pupuk kandang adalah sebanyak 5
ton/ha dan kapur
sebanyak 2 ton/ha diberikan setelah pengolahan lahan. Untuk
meningkatkan kandungan
hara pupuk kandang perlu dilakukan fermentasi dengan menggunakan
M-Dec sebagai
bahan dekomposer. Penggunaan dekomposer M-Dec pada tanah gambut
dapat
mempercepat pelapukan bahan organik, sehingga dapat meningkatkan
ketersediaan N, P,
dan K pada tanah. Demikian juga penggunaan pupuk hayati mampu
menciptakan kondisi
kesuburan tanah menjadi lebih baik terutama meningkatkan
ketersediaan hara baik dari
yang ditambahkan melalui pupuk atau dari hara yang sudah
tersedia di dalam tanah.
-
Pemupukan lanjutan berdasarkan rekomendasi pemupukan kalender
tanam terpadu
yaitu Urea sebanyak 250 kg/ha yang diberikan sebanyak 3 kali
yaitu 1/3 diberikan awal
tanam, 1/3 umur 28 hari setelah tanam (HST) dan 1/3 bagian lagi
diberikan pada umur 42
HST. Pemupukan SP 36 sebanyak 200 kg/ha diberikan pada saat
tanam atau bersamaan
dengan penaburan pupuk kandang atau kompos. Sedangakan pupuk KCl
sebanyak 250
kg/ha diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan umur 28
HST.
2. Penyiangan
Penyiangan atau pengendalian gulma dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu
pengendalian gulma dengan herbisida dan pengendalian gulma
secara manual atau
kombinasi dengan herbisida dan manual. Jenis herbisida yang
dipergunakan adalah yang
berbahan aktif Dimetil amina. Penyiangan pertama dilakukan 10-15
hari setelah tanam
atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua pada umur
30-45 atau menjelang
pemupukan susulan
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi gogo adalah wereng
cokelat,
penggerek batang, lalat bibit, lundi dan tikus. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
adalah hawar daun, busuk batang, dan busuk pelepah. Penyakit
yang disebabkan oleh
jamur adalah penyakit bercak cokelat, blas dan penyakit bercak
cokelat sempit. Penyakit
yang disebabkan oleh virus adalah tungro, kerdil hampa dan
kerdil rumput
Dokumentasi kegiatan