Top Banner
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2 0 1 1 LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG SRIKANDI KUNING DAN KACANG TANAH TOPO UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG SEBESAR 40 % PER HA OLEH : Nofyarjasri Saleh, SP. Yayat Hidayat, SP. Miskat Ramdhani, M.Si. Ahmad Yunan Arifin, MSi Wawan Sulistiono, SP, MP. Hermawati Cahyaningrum, SP. Lubna Baguna, SP.
28

PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

Mar 11, 2019

Download

Documents

trinhkiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2 0 1 1

LAPORAN AKHIR TAHUN 2011

PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG SRIKANDI KUNING DAN KACANG TANAH

TOPO UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG SEBESAR 40 % PER HA

OLEH :

Nofyarjasri Saleh, SP. Yayat Hidayat, SP.

Miskat Ramdhani, M.Si. Ahmad Yunan Arifin, MSi

Wawan Sulistiono, SP, MP. Hermawati Cahyaningrum, SP.

Lubna Baguna, SP.

Page 2: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

ii

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA

2 0 1 1

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 2011

1. Judul Kegiatan : Pengkajian Sistem Tumpang Sari Baris ganda Jagung Srikandi Kuning dan Kacang Tanah Topo untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Jagung sebesar 40 % per Ha

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

3. Alamat Unit Kerja : Kota Tidore Kepulauan – Maluku Utara

4. Penanggung Jawab

a. Nama : Nofyarjasri Saleh, SP

b. Pangkat/Golongan : Penata,/ IIIc

c. Jabatan

c.1. Struktural :

c.2. Fungsional : Penyuluh Pertanian Muda

5. Lokasi Kegiatan : Kec. Malifut Kab. Halmahera Utara

6. Status Kegiatan : Baru

7. Tahun dimulai : 2011

8. Tahun ke- : I (satu)

9. Biaya Kegiatan TA.2011 : Rp. 72.708.000,-

(Tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan ribu rupiah.)

Page 3: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

iii

Mengetahui, Kepala Balai,

Penanggung Jawab Kegiatan

Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, MSi.

Nofyarjasri Saleh, SP

NIP. 19650617 199103 1 002 NIP.19641128 199303 1 002

Page 4: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

iv

KATA PENGANTAR

Upaya peningkatan pendapatan petani jagung di Maluku utara saat ini

terus dilakukan dengan mengoptimalkan produktivitas lahan. Salah satu cara

yang digunakan adalah melalui pola tumpangsari jagung kacang tanah.

Dengan menjaga produktivitas jagung tetap optimal maka pendapatan dapat

ditingkatkan dari hasil produksi kacang tanah.

Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan adanya pengkajian pola

tanam tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan sisipan

kacang tanah kultivar Topo dalam meningkatkan pendapatan petani jagung.

Pola tanam tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan sisipan

kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

(20x20x140 cm) dan kacang tanah dengan jarak tanam 30x10 cm. Peubah

yang diamati adalah kondisi eksisting petani dan pola budidaya jagung,

pertumbuhan tanaman vegetatif, komponen hasil, dan komponen biaya dan

penerimaan usahatani serta respon petani terhadap teknologi.

Dari hasil pengkajian ini diharapkan diperoleh paket teknologi tumpang

sari baris ganda yang bisa diterima dan diadopsi petani sehingga dapat

meningkatkan pendapatan petani jagung sebesar 40%.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih

terdapat banyak kekurangan oleh karena itu, kami mengharapkan masukkan

untuk penyempurnaan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan petunjuk teknis ini, kami sampaikan terima kasih, semoga

petunjuk teknis ini berguna bagi yang memerlukan.

Sofifi, Desember 2011

Kepala Balai, Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, MSi.

NIP. 19650617 199103 1 002

Page 5: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Laporan Akhir 2011 .................................... iii Kata Pengantar ......................................................................... iv Daftar Isi .................................................................................. v Daftar Tabel .............................................................................. vi Ringkasan ................................................................................. vii Executive Summary ................................................................... ix I Pendahuluan ............................................................................. 1

1.1 Latar belakang .................................................................. 1 1.2 Dasar pertimbangan ........................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................. 2 1.4 Keluaran .......................................................................... 2 1.5 Prakiraan Manfaat ............................................................. 2 1.6 Prakiraan Dampak ............................................................ 3 II Tinjauan Pustaka ....................................................................... 4 III Metodologi ................................................................................ 6 3.1 Waktu dan Lokasi Pengkajian ............................................. 6 3.2 Bahan dan Alat ................................................................. 6 3.3 Metode Pengkajian ........................................................... 6 3.4 Pelaksanaan Pengkajian .................................................... 6 3.5 Pengamatan ..................................................................... 9 IV Hasil dan Pembahasan . .............................................................. 11 4.1 Keragaan Sistem Tumpangsari Baris Ganda Jagung – Kacang Tanah .............................................................................. 11 4.1.1 Pelaksanaan Participatory Rural Appraisal (PRA) ......... 11 4.1.2 Keragaan Sistem Tumpangsari Baris Ganda Jagung Srikandi Kuning – Kacang Tanah Topo ....................... 13 4.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman ........................ 16 4.3 Analisis Kesuburan Hara Tanah .......................................... 18 4.4 Analisis Usahatani Sistem Tumpangsari Jagung Kacang Tanah ................................................................... 20 4.5 Respon Petani Terhadap Introduksi Teknologi ..................... 22 V Kesimpulan dan Saran ............................................................... 24 5.1 Kesimpulan ...................................................................... 24 5.2 Saran ............................................................................... 24 Daftar Pustaka .................................................................................. 25 Dokumentasi Kegiatan ....................................................................... 26

Page 6: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

1 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Jagung .................... 16

2 Komponen Hasil Tanaman Jagung ............................................. 16

3 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah ......... 17

4 Komponen Hasil Tanaman Kacang Tanah Topo .......................... 18

5 Kandungan Hara Tanah Sebelum, Pelaksanaan, dan Sesudah Pengkajian Sistem Tumpansari Jagung – Kacang Tanah ..............

19

6 Analisis Usahatani Sistem Tumpangsari Baris Ganda Jagung Srikandi Kuning dengan Kacang Tanah Seluas 1 Ha ....................

20

7 Analisis Usahatani Sistem Monokultur Jagung Seluas 1 Ha .......... 21

8 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Introduksi Sistem Tumpangsari Baris Ganda Jagung Srikandi Kuning dengan Kacang Tanah Topo ........

23

Page 7: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

vii

RINGKASAN

Pola pertanaman sistem tumpang sari baris ganda jagung dengan sisipan

kacang tanah dapat memberikan keuntungan di antaranya pemakaian tenaga

kerja lebih efektif, populasi tanaman dapat diatur, penggunaan lahan dan sinar

matahari lebih efisien, mengurangi gulma, diperoleh hasil produksi lebih dari satu

macam, mempertahankan kelestarian kesuburan tanah, dan dapat terhindar dari

serangan hama dan penyakit tertentu. Dengan pola tanam ini, diharapkan

memberi nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani jagung

dari tanaman sela kacang tanah sebesar 40 %. Pola tumpangsari jagung-kacang

tanah merupakan sistem baru di Maluku Utara sehingga belum ada rekomendasi

teknologi yang spesifik lokasi dan dapat dengan mudah diadopsi petani. Untuk

itu dilakukan pengkajian pola tumpangsari baris ganda jagung dan kacang tanah.

Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Tafasoho Kecamatan Malifut

Kabupaten Halmahera Utara mulai dari Maret sampai denga Desember 2011.

Pada pengkajian ini menggunakan pendekatan before-after. Perlakuan yang diuji

adalah teknologi pola tumpang sari baris ganda jagung-kacang tanah. Sedangkan

perlakuan kontrolnya adalah pola monokultur jagung yang pada musim tanam

sebelumnya yang diusahakan petani. Analisis data dengan menggunakan statistik

deskriptif. Untuk mengetahui perbedaan dari sisi pendapatan usahatani maka

digunakan analisis margin benefit cost ratio (MBCR).

Kegiatan pengkajian dimulai dengan participatory rural appraisal (PRA)

untuk mengetahui karakterisasi masyarakat di lokasi. Secara agronomis pola

tumpangsari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan kacang tanah kultivar

Topo dapat tumbuh optimal dengan produktivitas jagung 6,35 ton/ha dan kacang

tanah 1,04 ton/ha. Hal itu menunjukkan bahwa tumpangsari baris ganda jagung

Srikandi Kuning dan kacang tanah Topo dapat meningkatkan produktivitas lahan

pertanian dan membentuk interaksi saling menguntungkan.

Secara finansial nilai R/C yang diperoleh dari tumpangsari baris ganda

jagung kacang Srikandi Kuning dengan kacang tanah Topo adalah sebesar 2,68

berarti bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan

penerimaan sebesar 2,68,-. Sehingga usahatani tersebut layak untuk

dikembangkan.

Page 8: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

viii

Penerapan pola tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan

kacang tanah Topo memberikan peningkatan pendapatan sekitar 92 % atau Rp.

6.605.000,-. Adanya peningkatan pendapatan tersebut dihasilkan dari tambahan

penerimaan kacang tanah sebagai tanaman sela pada pola tumpang sari baris

ganda. Kandungan hara P, K, C-organik dan pH tanah di lokasi pengkajian tidak

mengalami perubahan antara hasil pengujian sebelum, pelaksanaan dan sesudah

pengkajian. Respon petani dari hasil kuisioner yang dibagikan sangat antuias

untuk mengaplikasikan introduksi teknologi sistem tumpangsari baris ganda

jagung kacang tanah.

Page 9: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

ix

EXECUTIVE SUMMARY

Cropping pattern of double row intercropping maize with peanut inserts can

provide benefits include more effective use of manpower, plant populations can

be regulated, land use and sunlight more efficiently, reduce weeds, the results

obtained by the production of more than one kind, retaining fertility preservation

soil, and can avoid the attack of pests and certain diseases. With this cropping

pattern, expected to provide value-added so as to increase the income of corn

farmers plant peanuts interrupted by 40%. Pattern of maize-peanut intercropping

is a new system in North Maluku, so there is no recommendation of specific

technologies and locations can be easily adopted by farmers. For that conducted

the assessment pattern of double row intercropping maize and peanuts.

The assessment was conducted in the Village Tafasoho Malifut North

Halmahera district from March until the premises in December 2011. In this

assessment using the before-after approach. The treatments were tested

technology is a double row intercropping patterns of maize-peanuts. While the

control treatment is a monoculture of corn in the previous growing season

farmers cultivated. Data analysis using descriptive statistics. To find the

difference of the farm income is used margin benefit cost ratio analysis (MBCR).

Assessment activities began with participatory rural appraisal (PRA) to

determine the location of community characterization. In agronomic pattern of

double row intercropping Srikandi Kuning maize with Topo peanuts cultivars can

grow optimally with the productivity of maize 6.35 t/ha and peanuts 1.04 t/ha. It

shows that the double row intercropping maize and peanuts Heroine Yellow Topo

can increase the productivity of agricultural land and form a mutually beneficial

interaction.

Financially, the value of R / C obtained from the double row intercropping

Srikandi Kuning maize with Topo peanuts amounted to 2.68 means that each Rp.

1, - the cost will generate revenues of 2.68, -. So farming is feasible to develop.

Application of a double row intercropping pattern Srikandi Kuning maize with

Topo peanuts provides increased revenue about 92% or Rp. 6.605.000, -. An

increase in revenue was generated from the additional revenue as a plant

peanuts between the double row intercropping pattern. Nutrient content of P, K,

Page 10: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

x

C-organic and soil pH on-site assessment has not changed the test results

before, and after the implementation of the assessment. The response of farmers

from the results of questionnaires that were distributed very enthusiastic to apply

the technology introduction double row intercropping corn peanuts.

Page 11: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xi

PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG SRIKANDI KUNING DAN KACANG TANAH TOPO UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG SEBESAR 40 %

PER HA

Nofyarjasri, Yayat, Miskat, Yunan, Wawan, Hermawati, dan Lubna Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

PENDAHULUAN

Budidaya jagung di Maluku Utara lebih banyak diusahakan di lahan kering

dengan rata-rata produktivitas masih rendah (3,4 ton/ha). Rendahnya

produktivitas tersebut menjadi salah satu penyebab pendapatan petani jagung

sulit meningkat. Apalagi sistem budidaya monokultur yang diusahakan

memberikan risiko kegagalan yang tinggi.

Peningkatan produktivitas lahan dengan tanaman jagung dan kacang

tanah di Maluku Utara dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya melalui

sistem tumpangsari. Tumpang sari merupakan usaha menanam beberapa jenis

tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam

barisan-barisan tanaman (Warsana, 2009). Sistem tumpang sari lebih

menguntungkan dibandingkan dengan sistem monokultur karena produktivitas

lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat

dalam pemakaian sarana produksi dan risiko kegagalan dapat diperkecil (Beets,

1982).

Sistem tumpang sari juga dapat memperkecil tingkat erosi, bahkan cara

ini dapat mempertahankan kesuburan tanah (Ginting dan Yusuf, 1982). Tumpang

sari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis-jenis tanaman

yang dikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi saling

menguntungkan (Vandermeer, 1989).

Kombinasi antara jenis tanaman legum dan non legum dapat

meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Pola tumpangsari jagung-kacang

tanah merupakan sistem baru di Maluku Utara sehingga adanya rekomendasi

teknologi yang spesifik lokasi dapat dengan mudah diadopsi petani.

Page 12: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xii

METODOLOGI

Pengkajian dilakukan secara partisipatif pada lahan petani kooperator

seluas 1 ha pada kelompok tani Ama Minye Gapoktan Tagamat di Desa Tafasoho

Kecamatan Malifut Kabupaten Halmahera Utara. Tempat pelaksanaan kegiatan

termasuk lahan kering iklim basah dataran rendah pada ketinggian + 7 m dpl

dengan jenis tanah lempung berpasir. Waktu kegiatan dilaksanakan pada musim

tanam Januari-Desember 2011.

1.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih jagung varietas Srikandi Kuning

dengan kelas benih dasar (FS) sebanyak 25 kg, benih kacang tanah kultivar Topo

sebanyak 55 kg biji, pupuk urea, NPK phonska, pestisida (furadan) dan herbisida

(gramoxon). Sedangkan peralatan yang digunakan adalah Perangkat uji tanah

kering (PUTK), handsprayer, cangkul, traktor, sabit, penggaris, dan timbangan.

1.2 Metode pengkajian

Pada pengkajian ini menggunakan pendekatan before-after. Perlakuan

yang diuji adalah teknologi pola tumpang sari baris ganda jagung-kacang tanah.

Sedangkan perlakuan kontrolnya adalah pola monokultur jagung yang pada

musim tanam sebelumnya yang diusahakan petani. Analisis data dengan

menggunakan statistik deskriptif. Untuk mengetahui perbedaan dari sisi

pendapatan usahatani maka digunakan analisis margin benefit cost ratio (MBCR)

1.3 Pelaksanaan Pengkajian

Introduksi paket teknologi tumpang sari baris ganda jagung Srikandi

Kuning dengan sisipan kacang tanah Topo adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan participatory rural appraissal (PRA) untuk mengetahui

kondisi eksisting pola pertanaman jagung di lokasi pengkajian.

2. Persiapan tanam

Pada persiapan tanam dimulai dengan pengolahan tanah sempurna

yang dikerjakan pada waktu memasuki musim penghujan. Pengolahan

tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah sekaligus menghilangkan

Page 13: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xiii

gulma. Setelah lahan selesai diolah, selanjutnya dilakukan pengujian

kandungan unsur hara dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering

(PUTK).

3. Penanaman

Pola tanam tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan

sisipan kacang tanah, diatur di mana jagung sebagai tanaman pokok dan

kacang tanah sebagai tanaman sela. Benih jagung Srikandi Kuning yang

ditanam adalah jagung komposit (bersari bebas) berlabel FS yang sudah

diberi seed treatment. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal 2-3 cm,

dengan jarak tanam baris ganda (20X20x140 cm), jarak tanam dalam

barisan 20 cm, antar barisan 20 cm, dan antar barisan ganda 160 cm.

Untuk kacang tanah yang akan ditanam adalah kacang tanah lokal,

dengan klon kacang tanah Topo. Jarak tanaman kacang tanah dalam

setiap lorongnya disisipkan sebanyak 3 baris, dengan jarak tanam 30x10

cm, dan jarak kacang tanah dari tanaman jagung adalah 40 cm.

4. Pemupukan

Pemupukan pola tumpang sari menggunakan pupuk organik (pupuk

kandang) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk

dasar yang diberikan sebelum penanaman. Selanjutnya pemupukan

jagung dilakukan dua kali yaitu pada saat 7-10 HST dan saat tanaman

telah berumur 28-30 HST.

5. Penyulaman tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa kegiatan antara lain

penyulaman, penyiangan, dan pembumbunan. Penyulaman sebaiknya

dilakukan pada saat tanaman berumur 4-7 HST untuk jagung, dan 5-10

HST untuk kacang tanah.

6. Penyiangan dan pembumbunan

penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak dua kali atau

menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila gulma tumbuh dominan dapat

dilakukan penyiangan lagi. Penyiangan I dilakukan pada saat tanaman

berumur 15 HST, sedangkan yang kedua dilakukan setelah tanaman

berumur 30 HST sebelum pemupukan susulan II.

Page 14: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xiv

20 cm

cm

140 cm

cm 30 cm

cm 10 cm

cm

20 cm

cm

40 cm

cm

Keterangan :

Jagung

Kacang Tanah

7. Pengendalian hama penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan pola

pengelolaan hama penyakit terpadu.

8. Panen

Pemanenan jagung dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar

90 HST. Kacang tanah dapat dipanen apabila telah berumur + 100 HST.

Untuk analisis data kesuburan tanah di lokasi kegiatan dilakukan uji

kandungan hara tanah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering

(PUTK). Pengujian dilakukan sebelum penanaman dan setelah panen. Hal

tersebut dilakukan untuk membadingkan kandungan hara tanah sebelum

dengan sesudah menggunakan pola tanam tumpang sari baris ganda.

Lay out pengkajian pola tanam tumpang sari baris ganda jagung Srikandi

Kuning dengan sisipan kacang tanah Topo.

Page 15: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xv

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Keragaan Sistem Tumpang Sari Baris Ganda Jagung Srikandi

Kuning - Kacang Tanah Topo

Persiapan tanam dimulai dengan pengolahan tanah sempurna yang

dikerjakan pada waktu memasuki musim penghujan (24 Agustus 2011).

Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah sekaligus

menghilangkan gulma. Kemudian dibuat alur guludan yang memanjang dengan

arah manghadap barat – timur. Setelah lahan selesai diolah, selanjutnya

dilakukan pengujian kandungan unsur hara dengan menggunakan Perangkat Uji

Tanah Kering (PUTK). Di mana pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh pola tanam tumpang sari jagung baris ganda dengan sisipan kacang

tanah, apakah dengan pola tanam tersebut berpengaruh terhadap penyerapan

kandungan hara tanah atau tidak.

Penanaman dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanam I (12-13

September 2011) dan tanam II (24-25 September 2011). Penanaman pada

sistem baris ganda dilakukan dengan menanam kacang tanah terlebih dahulu,

kemudian sekitar 2 MST kacang tanah ditanam jagung dengan jarak yang sudah

diatur seperti gambar lay out format pengkajian. Adanya perbedaan tanam

antara jagung dan kacang tanah ini dimaksudkan, karena jika jagung ditanam

terlebih dahulu, maka pertumbuhan kacang tanah akan terhambat akibat

naungan daun jagung yang lebar.

Untuk kacang tanah yang akan ditanam adalah kacang tanah lokal,

dengan klon kacang tanah Topo, varietas ini rata-rata mempunyai 2 biji /polong

dan warna biji merah. Jarak tanaman kacang tanah dalam setiap lorongnya

disisipkan sebanyak 3 baris, dengan jarak tanam 30x10 cm, dan jarak kacang

tanah dari tanaman jagung adalah 40 cm. Populasi kacang tanah dalam setiap 1

ha dengan jarak tanam 25x25 cm adalah sekitar 160.000 tanaman atau sekitar

75% dengan pola tanam sisipan pada tumpang sari baris ganda dibandingkan

pola monokultur. Kebutuhan benih untuk setiap 1 ha lahan dengan pola ini

adalah 55 kg biji kering.

Page 16: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xvi

Sistem tanam tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan

sisipan kacang tanah, diatur di mana jagung sebagai tanaman pokok dan kacang

tanah sebagai tanaman sela. Benih jagung Srikandi Kuning yang ditanam adalah

jagung komposit (bersari bebas) berlabel FS yang sudah diberi seed treatment.

Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal 2-3 cm, dengan jarak tanam baris

ganda (20X20x140 cm), jarak tanam dalam barisan 20 cm, antar barisan 20 cm,

dan antar barisan ganda 140 cm. Kebutuhan benih jagung setiap hektar dengan

pola tanam tumpang sari baris ganda adalah sama dengan cara monokultur yaitu

sekitar 25 kg/ha (1 biji/lubang). Sehingga jumlah populasi jagung adalah sekitar

62.500 batang.

Pemupukan pada pengkajian pola tumpang sari ini menggunakan pupuk

organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan

sebagai pupuk dasar yang diberikan sebelum penanaman dengan dosis 1000

kg/ha. Selanjutnya pemupukan jagung dilakukan dua kali yaitu pada saat 7-10

HST dan saat tanaman telah berumur 28-30 HST. Dosis pupuk untuk jagung

adalah 300 kg urea dan 450 kg NPK Ponska. Sedangkan dosis pupuk untuk

kacang tanah adalah 40 kg urea, dan 350 Kg NPK Ponska, yang diberikan

sekaligus bersamaan dengan pemupukan I jagung.

Penggunaan pupuk NPK ponska pada pengkajian dikarenakan

ketersediaan pupuk tunggal (SP36 dan KCl)di lapangan sangat sulit untuk

mendapatkannya, namun penggunaan NPK ponska tersebut berdasarkan

konversi dari kebutuhan pupuk tunggal ke pupuk majemuk berdasarkan uji

PUTK. Pemupukan dilakukan dengan mencampur semua pupuk menjadi satu,

kemudian dibuat larikan dekat barisan tanaman ( + 5 cm dari batang tanaman

dengan kedalaman 5-7 cm), pupuk ditabur dalam larikan kemudian ditutup lagi

dengan tanah. Untuk pemupukan kedua disesuaikan dengan kondisi tajuk

tanaman. Sedangkan untuk kacang tanah sama dengan jagung, hanya 1 kali

pemupukan.

Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa kegiatan antara lain

penyulaman, penyiangan, dan pembumbunan. Penyulaman dilakukan pada saat

tanaman berumur 4-7 HST untuk jagung, dan 5-10 HST untuk kacang tanah.

Penyulaman dilakukan agar tidak ada spot-spot kosong yang akan diisi oleh

gulma di antara tanaman. Untuk mengatasi gulma di area pertanaman,

penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak dua kali atau

Page 17: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xvii

menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila gulma tumbuh dominan dapat

dilakukan penyiangan lagi.

Penggunaan herbisida (gramoxon) digunakan juga untuk mengatasi

gulma dan disesuaikan dengan kondisi gulma di lapangan. Penyiangan I

dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST, sedangkan yang kedua dilakukan

setelah tanaman berumur 30 HST sebelum pemupukan susulan II. Pada

penyiangan ini sekaligus dilakukan pembumbunan, dengan cara menggemburkan

tanah di sekitar batang. Untuk kacang tanah dilakukan pembumbunan sekali lagi

pada saat tanaman berumur 40 HST.

Pengendalian hama penyakit dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan

berkembang optimal. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan

menerapkan pola pengelolaan hama penyakit terpadu. Penggunaan pestisida

hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan

proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang

dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya

memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang

menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien. Pengamatan OPT

dilakukan mulai dari tanam sampai menjelang panen, dengan interval waktu 10

hari.

Pemanenan jagung dan kacang tanah dilaksanakan bersamaan, hal

tersebut karena waktu penanaman berbeda sehingga waktu panen bisa

dilakukan bersamaan. Pemanenan jagung dilakukan setelah tanaman berumur

sekitar 95 HST, dengan tanda-tanda biji jagung cukup tua untuk dipanen, yaitu :

klobot telah berwarna kuning kecoklatan, bila dikupas biji mengkilap, dan bila

ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas. Cara panen dilakukan dengan

menyabit batang jagung setinggi pinggang, kemudian jagung langsung dipetik

dan dijemur sampai kadar air 12%.

Kacang tanah dipanen apabila telah berumur + 100 HST. Adapun tanda-

tanda panen adalah sebagai berikut : tanaman telah tua dengan sebagian besar

daun telah menguning, bila dicabut 75 % polong mengeras dan guratan pada

kulit polong terlihat nyata. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman.

Untuk menghindari banyak polong yang tertinggal dalam tanah, diusahakan

panen dilakukan pada kondisi tanah lembab.

Page 18: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xviii

4.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman

Pengamatan kegiatan di lapangan difokuskan pada komponen

perkembangan tanaman serta komponen hasil. Adapun data perkembangan

tanaman dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Jagung

Perkembangan dan pertumbuhan jagung dengan pola tumpangsari baris

ganda dengan kacang tanah secara morfologis dapat tumbuh optimal ( Tabel 1).

Pada pengamatan 21 HST rerata pertumbuhan tinggi tanaman adalah 68,56 cm,

dan rerata tinggi maksimal adalah 188,22 cm. Berdasarkan deskripsi varietas

jagung srikandi kuning, rata-rata jumlah tongkol per tanaman adalah 1 buah

sedangkan hasil pengkajian rerata jumlah tongkol adalah 1,22 buah/tanaman

dengan rerata kedudukan tongkol 104,56 cm.

Tabel 2. Komponen Hasil Tanaman Jagung

Page 19: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xix

Berdasarkan Tabel 2. Komponen hasil yang disajikan untuk jagung

Srikandi Kuning adalah sebagai berikut, rerata panjang tongkol 19,66 cm dengan

rerata jumlah baris per tongkol 13,89 dan rerata jumlah biji per tongkol sebanyak

513,44 biji. Untuk berat 1000 butir, reratanya 2,78 dan produktivitasnya 6,35

ton/ha. Hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas jagung srikandi kuning

yang ditanam dengan pola tumpang sari baris ganda mempunyai potensi hasil

sesuai dengan deskripsi tanamannya dan dengan optimalisasi lahan provitasnya

masih bisa sama dengan sistem monokultur.

Tabel 3. Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah

Lanjutan Tabel 3. Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah

Tabel 3. menunjukkan bahwa pertumbuhan kacang tanah Topo masih

bisa optimal walaupun ditumpangsarikan dengan tanaman jagung. Hal tersebut

dapat dilihat rerata jumlah cabang maksimal 7,67 dan jumlah daun majemuknya

80,33 dengan rerata tinggi tanaman 53 cm. Dilihat dari jumlah bakal biji yaitu

dari rerata jumlah ginofornya 39,89 hal tersebut menunjukkan bahwa kultivar

kacang tanah Topo mempunyai potensi daya hasil yang tinggi. pada

Page 20: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xx

perkembangannya intensitas serangan OPT terutama tikus mulai menyerang

tanaman pada fase pemasakan biji, namun masih bisa dikendalikan dengan

sanitasi lingkungan dan pengaplikasian pestisida sistemik dengan dosis minimal.

Tabel 4. Komponen Hasil Tanaman Kacang Tanah

Data komponen hasil kacang tanah dari hasil pengkajian tumpangsari

baris ganda disajikan pada Tabel 4. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rerata

jumlah polong per tanaman adalah 21,22 dan rerata polong hampa/ tanamannya

1,89 sedangkan untuk rerata berat per 100 biji dengan kadar air 14% adalah

45,73 serta produktivitasnya 1,04 ton/ha dengan produksi riil dilapangan 780 kg.

Berdasarkan data di atas, kultivar kacang tanah Topo yang ditanam dengan

tumpangsari baris ganda dengan jagung dapat berproduksi optimal walaupun

tumbuh dalam naungan tanaman jagung. Hal itu menunjukkan bahwa

tumpangsari baris ganda jagung Srikandi Kuning dan kacang tanah Topo dapat

meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan membentuk interaksi saling

menguntungkan (Vandermeer, 1989).

4.3 Analisis Kesuburan Hara Tanah

Analisis data kesuburan tanah di lokasi kegiatan dilakukan melalui uji

kandungan hara tanah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering

(PUTK). Pengujian dilakukan sebelum penanaman, pelaksanaan (vegetative dan

generative) dan setelah panen. Hal tersebut dilakukan untuk membandingkan

kandungan hara tanah sebelum dengan sesudah menggunakan pola tanam

tumpang sari baris ganda. Data kandungan hara P, K, C organik dan pH tanah

dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 21: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxi

Tabel 5. Kandungan Hara Tanah Sebelum, Pelaksanaan Dan Sesudah Pengkajian Sistem Tumpang Sari Jagung- Kacang Tanah

Pengujian Sebelum Pelaksanaan I

(vegetative)

Pelaksanaan II

(generative) Sesudah

P

K

C-Organik

pH

Berdasarkan Tabel 5. data kandungan hara P, K, C-organik dan pH tanah

di lokasi pengkajian tidak mengalami perubahan antara hasil pengujian sebelum,

pelaksanaan dan sesudah pengkajian. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan

adanya sistem tumpang sari jagung kacang tanah tidak berpengaruh terhadap

pengurasan kandungan hara tanah. Namun jika dilihat dari hasil penelitian yang

sudah dilakukan, tanaman jagung secara monokultur sangat membutuhkan

masukkan hara yang banyak bagi pertumbuhannya, sehingga dapat

menyebabkan perubahan kandungan hara antara sebelum dan sesudahnya.

Tidak terjadinya pengurasan kandungan hara tanah pada pengkajian tumpang

Page 22: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxii

sraai jagung kacang tanah bisa disebabkan adanya interaksi mutualisme antara

jagung dan kacang tanah.

4.4 Analisis Usahatani Sistem Tumpang Sari Jagung Kacang Tanah

Tabel 6. Analisis Usahatani Sistem Tumpangsari Baris Ganda Jagung Srikandi Kuning dengan Kacang Tanah Topo seluas 1 Ha

Tabel 6. menunjukkan bahwa untuk tanaman sistem tumpang sari baris

ganda dalam 1 Ha dapat menghasilkan produksi jagung sebanyak 6.350 kg

dengan harga jual rata-rata Rp. 2.000,- per kg, maka besarnya penerimaan yang

diperoleh mencapai Rp. 12.700.000,-. Dan produksi kacang tanah sebanyak 780

kg dengan harga jual rata-rata Rp. 12.000,- penerimaan yang diperoleh Rp.

9.360.000,- sehingga total penerimaan dari jagung dan kacang tanah Rp.

22.060.000,- Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani sistem

tumpang sari baris ganda sebesar Rp. 8.240.000,-. pendapatan bersih yang

diperoleh dari sistem tersebut adalah Rp. 13.820.000,-.

Page 23: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxiii

Hasil analisis finansial menunjukan pula bahwa nilai R/C yang diperoleh

sebesar 2,68 berarti bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan sebesar 2,68,- ini berarti bahwa analisa usaha dari

kegiatan introduksi sistem tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning

dengan kacang tanah Topo layak untuk dilaksanakan lagi untuk kegiatan-

kegiatan berikutnya karena dapat memberikan keuntungan yang memadai.

Tabel 7. Analisis Usahatani Sistem Monokultur Jagung seluas 1 Ha

Analisis usahatani sistem monokultur jagung pola petani seluas 1 Ha

dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil yang diperoleh adalah produksi jagung

sebanyak 6.000 kg dengan harga jual rata-rata Rp. 2.000,- per kg, maka

besarnya penerimaan yang diperoleh mencapai Rp. 12.000.000,- Sedangkan total

biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani sistem monokultur jagung sebesar Rp.

4.785.000,- . pendapatan bersih yang diperoleh dari sistem tersebut adalah Rp.

7.215.000,-.

Secara finansial usaha tani monokultur menunjukan layak juga untuk

diusahakan, hal tersebut dilihat dari nilai R/C 2,51. Namun jika dibandingkan

Page 24: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxiv

antara pola tumpang sari dengan monokultur terdapat perbedaan terutama

adanya peningkatan pendapatan sekitar 92 % atau Rp. 6.605.000,-. Adanya

peningkatan pendapatan tersebut dihasilkan dari tambahan penerimaan kacang

tanah sebagai tanaman sela pada pola tumpang sari baris ganda. Jika

dibandingkan besarnya penerimaan jagung secara monokultur dengan jagung

sistem baris ganda, terdapat pula peningkatan sebesar 5,8 % atau Rp.

700.000,- per hektar.

Untuk mengetahui indikator produksi dan pendapatan yang diterima

petani sebelum dan sesudah pengkajian digunakan perhitungan MBCR (Kadariah,

1988; Soekartawi, 2002).

penerimaan introduksi - pola petani MBCR = --------------------------------------------------

pengeluaran introduksi - pola petani

MBCR = 2,91

Berdasarkan nilai MBCR yang dihasilkan dari pola introduksi tumpang sari

baris ganda jagung kacang tanah dengan pola monokultur jagung dengan nilai

2,91 berarti dengan adanya pola introduksi yang dilakukan dari setiap rupiah

yang dikeluarkan menghasilkan 2,91 kali lipat dibandingkan dengan sistem

monokultur. Sehingga pola tumpang sari baris ganda jagung kacang tanah

sangat layak untuk dikembangkan di masyarakat.

4.5 Respon Petani Terhadap Introduksi Teknologi

Untuk mengetahui tentang respon petani terhadap kegiatan introduksi

teknologi sistem tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan

kacang anah Topo, maka dibuatlah kuisioner yang berisi tentang seberapa jauh

petani mengetahui kegiatan ini dan bagaimana dampak dari introduksi ini bagi

mereka. Petani tersebut berasal dari Desa Tafasoho, Desa Ngofa Kiaha, dan

desa-desa sekitar lokasi kegiatan. Bersamaan dengan kegiatan panen di

lapangan, disebarkan juga kuisioner kepada petani yang berjumlah 50

eksemplar. Kuisioner ini berisi tentang bagaimana respon petani terhadap

kegiatan ini. Kuisioner yang dikembalikan berjumlah 48 eksemplar dengan rincian

sebagai berikut.

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Inroduksi Sistem Tumpangsari Baris Ganda

Jagung Srikandi Kuning dengan Kacang Tanah Topo

Page 25: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxv

N

o Pertanyaan

Jawaban dari responden

A B C D

1

2

3 4

5 6

Penerapan teknologi

Pengelolaan usaha tani ditingkat petani

Kegiatan introduksi perlu dilaksanakan lagi Pengetahuan tentang teknologi usahatani

Kondisi lokasi Kesan dalam kunjungan lokasi introduksi

48

7

45 21

25 41

-

34

3 27

21 5

-

7

- -

2 2

-

-

- -

- -

Jumlah 187

(65%)

90

(31%)

11

(4 %)

0

Sumber : Data primer, diolah

Keterangan : A. Responden dapat menerima informasi teknologi usahatani B. Responden masih ragu-ragu dengan penerapan teknologi C. Responden masih lambat dalam menerima informasi D. Responden tidak tahu

Tabel 8. menunjukkan bahwa hasil dari kuisioner yang diolah sebagai

berikut:

1. 100 % Responden setuju dengan kegiatan introduksi sistem tumpang sari

baris ganda jagung – kacang tanah.

2. 15 % Responden dalam mengelola usahataninya telah menerapkan teknologi.

70 % Hanya sebagian teknologi yang diterapkan.

15 % Tidak menerapkan teknologi.

3. 94 % Perlu adanya kelanjutan kegiatan Introduksi teknologi tumpang sari

baris ganda.

6 % Masih ragu dengan kegiatan introduksi

4. 44 % Responden dapat menerima teknologi yang diterapkan di kegiatan

introduksi.

46 % Responden merasa cukup memuaskan dengan keragaan teknologi pada

kegiatan introduksi.

5. 52 % Responden menyatakan lokasi kegiatan sangat memuaskan.

44 % Menyatakan kurang strategis.

4 % Menyatakan tidak tahu lokasi

6. 86 % Responden merasa sangat puas dengan kegiatan kunjungan lapangan.

10 % Memuaskan, dan

4 % Merasa tidak memuaskan.

Page 26: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxvi

I. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Secara agronomis pola tumpangsari baris ganda jagung Srikandi Kuning

dengan kacang tanah kultivar Topo dapat tumbuh optimal dengan

produktivitas jagung 6,35 ton/ha dan kacang tanah 1,04 ton/ha. Hal itu

menunjukkan bahwa tumpangsari baris ganda jagung Srikandi Kuning dan

kacang tanah Topo dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan

membentuk interaksi saling menguntungkan.

2. Secara finansial nilai R/C yang diperoleh dari tumpangsari baris ganda

jagung kacang Srikandi Kuning tanah Topo adalah sebesar 2,68 berarti

bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan

penerimaan sebesar 2,68,-. Sehingga usahatani tersebut layak untuk

dikembangkan.

3. Penerapan pola tumpang sari baris ganda jagung Srikandi Kuning dengan

kacang tanah Topo memberikan peningkatan pendapatan sekitar 92 %

atau Rp. 6.605.000,-. Adanya peningkatan pendapatan tersebut dihasilkan

dari tambahan penerimaan kacang tanah sebagai tanaman sela pada pola

tumpang sari baris ganda. Jika dibandingkan besarnya penerimaan jagung

secara monokultur dengan jagung sistem baris ganda, terdapat pula

peningkatan sebesar 5,8 % atau Rp. 700.000,- per hektar.

4. Kandungan hara P, K, C-organik dan pH tanah di lokasi pengkajian tidak

mengalami perubahan antara hasil pengujian sebelum, pelaksanaan dan

sesudah pengkajian. Tidak terjadinya pengurasan kandungan hara tanah

pada pengkajian tumpangsari jagung kacang tanah bisa disebabkan adanya

interaksi mutualisme antara jagung dan kacang tanah.

5.2 Saran

Peran stake holders (Dinas Pertanian, BP3K), gapoktan maupun petani

kooperator harus lebih proaktif dalam membantu mendiseminasikan paket

teknologi tumpangsari baris ganda kepada pengguna, karena berdasarkan hasil

kajian yang telah dilakukan paket teknologi tersebut layak untuk diusahakan dan

dikembangkan untuk peningkatan pendapatan petani.

Page 27: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Kebijakan Pembangunan Pertanian Propinsi Maluku Utara, Maluku

Utara

---------. 2007. Pemilihan Farming System Zone Di Propinsi Maluku Utara.

Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, Maluku Utara.

Beets, W.C. 1982. Multiple Cropping and Tropical Farming System.

Gower Publ. Co. Chicago. 304p.

BPTP Maluku Utara. 2009. Laporan Tahunan BPTP Maluku Utara 2009. Maluku

Utara.

Departemen Pertanian. 2008. Panduan Umum PTT Jagung. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Francis, C.A. 1986. Multiple Cropping System. Macmilan Publishing Company,

New York. 363p.

--------, 1989. Biological efficiencies in Multiple Cropping System. In Anvances in

Agronomy. Vol. 42. Acad Press. New York.

Ginting, A.N. and H. Yusuf. 1983. Aliran Permukaan dan Erosi Pada

Lahan Beberapa Jenis Tanaman dan Hutan di Waspada, Garut.

Lap. PUSLITHUT.413;12-16.

Hanafi. A., 1986. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru Usaha Nasional, Surabaya.

IP2TP Mataram. 2000. Paket Teknologi Anjuran Budidaya Kacang Tanah di Lahan

Kering. Liptan IP2TP Mataram No. 09/Liptan/2000.

Robert Chambers. 1992. Participatory rural appraisal (PRA): Analysis of

experience. Institute of Development Studies, Brighton, USA.

Soekartawi. 2002. Analisis usahatani. Universitas Indonesia Press. Hal 85-87.

Vandermeer, J. 1989. The Ecology on Intercropping. Cambridge

University. Press. New York.

Warsana. 2009. Introduksi Teknologi Tumpang Sari Jagung dan Kacang

Tanah. Sinar Tani. Jakarta.

Page 28: PENGKAJIAN SISTEM TUMPANG SARI BARIS GANDA JAGUNG …sampel.malut.litbang.pertanian.go.id/assets/file/PENGKAJIAN_SISTEM...kacang tanah kultivar Topo dilakukan dengan jarak tanam jagung

xxviii