PENDAHULUANLATAR BELAKANGKarsinoma mammae merupakan salah satu
tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita. Kebanyakan pada
usia setengah baya dan lansia. Jarang terjadi pada usia kurang dari
30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang.
Belakangan ini insiden karsinoma mammae cenderung meningkat,
sedangkan mortalitas cenderung menurun.
Penyebab pasti meningkatnya insiden belum jelas, ada yang
berpendapat berkaitan dengan meningkatnya taraf hidup dan perubahan
pola hidup. Penyebab utama menurunnya mortalitas karsinoma mammae
mencakup intervensi terhadap faktor risiko karsinoma mammae,
meluasnya penapisan masal dengan foto mammae serta kemajuan terapi
karsinoma mammae.1TINJAUAN PUSTAKADEFINISIKanker adalah suatu
kondisi dimanaseltelah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudaraadalahkankerpada
jaringanpayudara. Kanker ini adalah jenis kanker paling umum yang
diderita kaumwanita. Kaumpriajuga dapat terserang kanker payudara,
walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Selain
itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini
oleh WHO (Word Health Organization) dimasukkan ke dalam ICD
(International Classification of Diseases)dengan kode nomor
17.2FREKUENSIKarsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor
dua setelah karsinoma serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma
payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih, dan 25% pada
wanita kulit hitam. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak
usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia
di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun.
Insidens karsinoma mammae pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada
perempuan.3KLASIFIKASIBerdasarkan WHOHistological Classification of
breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:I.
Non-invasif karsinomaNon-invasif karsinoma adalah kanker yang masih
berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar
atau menyusup keluar dari tempat asalnya. Non-invasif karsinoma
dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu : Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situII. Invasif karsinomaInvasif karsinoma
adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya,
bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik
(menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara
invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler. Invasif
karsinoma terdapat beberapa jenis, antara lain : Invasif duktal
karsinoma Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous
karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel
squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan
metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma LainnyaIII. Paget's DiseasePagets disease
adalah suatu kanker kulit yang jarang terjadi yang menyerupai
dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal
dari kelenjar di dalam atau di bawah kulit). Biasanya berasal dari
kanker pada saluran susu di payudara, sehingga kanker ini biasanya
ditemukan di sekitar puting susu.2PATOFISIOLOGISel-sel kanker
dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi danpromosi.1. Fase
inisiasi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan
genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam
bahangenetiksel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahankimia,virus,radiasi(penyinaran)
atausinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang
sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguanfisikmenahun pun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.2.
Fase promosi. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang
peka dan suatu karsinogen).2FAKTOR RISIKOPenyebab spesifik kanker
payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara
antara lain:1. Faktor reproduksi. Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah
nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih
tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnyaumur. Diperkirakan, periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakanwindow of initiationperkembangan kanker payudara.
Secaraanatomidan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada
masa sebelum menopausesehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.2. Penggunaan
hormon. Hormonestrogenberhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan
bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada
para pengguna terapiestrogen replacement. Suatu metaanalisis
menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsioral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami
kanker payudara sebelum menopause.3. Penyakitfibrokistik. Pada
wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan
pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.4.
Obesitas. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai
faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar
estrogen pada wanita obes. 5. Konsumsilemak. Konsumsi lemak
diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun
tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko
kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.6. Radiasi.
Eksposur dengan radiasiionisasiselama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa
penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengandosisdan umur saat terjadinya
eksposur.7. Riwayatkeluargadan faktor genetik. Riwayat keluarga
merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengangen tertentu. Apabila terdapatBRCA 1, yaitu
suatugenkerentanan terhadap kanker payudara,probabilitasuntuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar
85% pada umur 70 tahun.2GAMBARAN KLINISUmumnya berupa benjolan yang
tidaknyeripada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama
akan semakin besar, lalu melekat padakulitatau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada putingsusu. Kulit atau
puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),
berwarnamerahmuda atau kecoklat-coklatansampai menjadioedemahingga
kulit kelihatan seperti kulitjeruk(peau d'orange), mengkerut, atau
timbulborok(ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri
lainnya antara lain: Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau
nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah
timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ketulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak, bengkak
(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Kanker
payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria
operbilitas Heagensen sebagai berikut: Terdapatedemaluas pada kulit
payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara) Adanya nodul satelit pada
kulit payudara Kanker payudara jenismastitis karsinimatosa
Terdapatmodel parasternal Terdapatnodul supraklavikula
Adanyaedemalengan Adanya metastase jauh Serta terdapat dua dari
tanda-tandalocally advanced, yaitu ulserasi kulit,edemakulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat
satu sama lain.2STADIUMStadium penyakit kanker adalah suatu keadaan
dari hasil penilaian doktersaat mendiagnosis suatu penyakit kanker
yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran
kanker tersebut baik keorganatau jaringansekitar maupun penyebaran
ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker
dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,
harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya yaituhistopatologiatau PA, rontgen, USG, dan bila
memungkinkan denganCT scan,scintigrafi, dll. Banyak sekali cara
untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini
adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against
CancerdariWorld Health Organization)/AJCC (American Joint Committee
On canceryang disponsori olehAmerican Cancer SocietydanAmerican
College of Surgeons). TNM merupakan singkatan dari "T" yaitutumor
sizeatau ukurantumor, "N" yaitunodeatau kelenjar getah bening
regional dan "M" yaitumetastasisatau penyebaran jauh. Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi,
juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).1
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:T (tumor size),
ukuran tumor: T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor
diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja,
tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utamaN
(node), kelenjar getah bening regional: N 0: tidak terdapat
metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis
ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke
kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di
atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb dimammary
internadi dekat tulangsternumM (metastasis), penyebaran jauh: M x:
metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis
jauh M 1: terdapat metastasis jauhSetelah masing-masing faktor T,
N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan
akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: Stadium 0: Tis N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2
M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4
N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 Stadium IV: Tiap T-Tiap
N-M1STADIUM 0Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive
Cancer, yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran
payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada
payudara.4STADIUM ITumor masih sangat kecil, diameter tumor
terbesar kurang dari atau sama dengan 2 cm dan tidak ada metastasis
ke kelenjar limfe regional.4
STADIUM II A Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi
terdapat metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar
ipsilateral. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan
telah ditemukan metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar
ipsilateral. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih
dari 5 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.1
STADIUM II B Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih
dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe mobil di fosa
aksilar ipsilateral. Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak
terdapat metastasis kelenjar limfe regional.1
STADIUM III A Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan terdapat
metastasis kelenjar limfe di fosa aksilar ipsilateral yang
terfiksasi dengan jaringan lain. Diameter tumor lebih dari 5 cm dan
terdapat metastasis kelenjar limfe di fosa aksilar ipsilateral yang
terfiksasi dengan jaringan lain.1
STADIUM III BTumor telah menyebar ke dinding dada atau
menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara.
Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa
juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.1
STADIUM III CUkuran tumor bisa berapa saja dan terdapat
metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti
klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.1
STADIUM IVUkuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar
ke lokasi yang jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.4
PEMERIKSAAN DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS AnamnesisAnamnesis harus
mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, dan riwayat
kelainan mammae sebelumnya, riwayat keluarga yang menderita kanker,
fungsi kelenjar tiroid, penyakit ginekologik, dan lain-lain. Dalam
riwayat penyakit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya
massa, kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan haid. Pemeriksaan
fisikMencakup pemeriksaan fisik menyeluruh (sesuai pemeriksaan
rutin) dan pemeriksaan kelenjar mammae. Dari inspeksi, amati
ukuran, simetri kedua mammae, perhatikan apakah ada benjolan tumor
atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan,
udem,erosi, nodul satelit, dll). Perhatikan kedua papila mammae
apakah simetri, ada retraksi, distorsi, erosi, an kelainan lain.
Palpasi umumnya dalam posisi berbaring, juga dapat kombinasi duduk
dan baring. Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan
perut jari berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam.
Kemudian dengan lembut pijat areola mammae. Papila mamae, lihat
apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor, harus secara rinci
periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas,
permukaan mobilitas, nyeri tekan. Ketika memeriksa apakah tumor
melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak
pinggang, agar m. Pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit
atau dasar melekat, mobilitas terkekang, kemungkinan kanker sangat
besar. Jika terdapat sekret papila mammae, harus buat sediaan apus
untuk pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan kelenjar limfe regional
paling baik posisi duduk. Ketika memeriksa aksila kanan, dengan
tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan ujung jari kiri
palpasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa
aksila kiri sebaliknya, dan terakhir periksa kelenjar
supraklavikular.1 Pemeriksaan penunjang1. MammografiKelebihan
mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi atau
terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat menemukan lesi mammae
yang tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat
digunakan untuk analisis diagnostik dan rujukan tindak lanjut.
Ketepatan diagnostik sekitar 80%.52. USGTransduser frekuensi tinggi
dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan dengan sangat
baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan
darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya, menjadi dasar diagnosis
yang sangat baik.5 3. MRI mammaeKarena tumor mammae mengandung
densitas mikrovaskular abnormal, MRI mammae dengan kontras memiliki
sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma
mammae stadium dini.5 4. Pemeriksaan biopsiCara biopsi dapat berupa
biopsi eksisi atau insisi, tapi umumnya dengan biopsi eksisi. Di RS
yang menyediakan dapat dilakukan pemeriksaan potong beku saat
operasi. Bila tak ada perlengkapan itu, untuk karsinoma mammae yang
dapat dioperasi tidak sesuai dilakukan insisi tumor, untuk
menghindari penyebaran iatrogenik tumor.1PENATALAKSANAANTerapi
bedahPasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan
sebagian stadium III disebut kanker mammae operabel. Pola operasi
yang sering dipakai adalah :1. Mastektomi radikal : Tahun 1890
Halsted pertama kali merancang dan mempopulerkan operasi radikal
kanker mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3
cm dari tumor, seluruh kelenjar mammae, m. Pektoralis mayor, m.
Pektoralis minor dan jaringan limfatik dan lemak subskapular,
aksilar secara kontinu enblok direseksi. Namun sekitar 20 tahun
belakangan ini, dengan pemahaman lebih dalam atas tabiat biologis
karsinoma mammae, ditambah makin banyaknya kasus stadium sedang dan
dini serta kemajuan terapi kombinasi, maka penggunaan mastektomi
radikal konvensional telah makin berkurang.2. Mastektomi radikal
modifikasi : Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi
mempertahankan m. Pektoralis mayor dan minor (model Auchincloss)
atau mempertahankan m. Pektoralis mayor, mereseksi m. Pektoralis
minor (model Patey). Pola operasi ini mempunyai kelebihan antara
lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan
kelenjar limfe aksilar superior. Dewasa ini, mastektomi radikal
modifikasi disebut sebagai mastektomi radikal standar, luas
digunakan secara klinis. 3. Mastektomi total : Hanya membuang
seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut
usia.1RadioterapiRadioterapi terutama mempunyai 3 tujuan :1.
Radioterapi murni kuratif : Radioterapi murni terhadap kanker
mammae hasilnya kurang ideal, survival 5 tahun 10-37%. Terutama
digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi.
2. Radioterapi adjuvan :Menjadi bagian integral penting dari terapi
kombinasi. Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi
menjadi radioterapi pra-operasi terutama untuk pasien stadium
lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae
non-operabel menjadi kanker mammae yang operabel. Radioterapi pasca
operasi adalah radioterapi seluruh mammae (bila perlu ditambah
radioterapi kelenjar limfe regional). Indikasi radioterapi pasca
mastektomi adalah : diameter tumor primer 5 cm, fasia pektoralis
terinvasi, jumlah kelenjar limfe aksilar metastatik lebih dari 4
buah dan tepi irisan positif. Area target iradiasi harus mencakup
dinding toraks dan regio supraklavikular. Regio mamaria interna
jarang terjadi rekurensi klinik, sehingga perlu tidaknya
radioterapi rutin masih kontroversial.3. Radioterapi paliatif :
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan
rekurensi, metastasis. Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat
baik.1KemoterapiKemoterapi adalah proses pemberianobat-obatananti
kanker dalam bentuk pil cair ataukapsulatau melalui infus yang
bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada
payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah
pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.2Terapi
hormonalTerapi hormonal terutama mencakup bedah dan terapi hormon.
Terapi hormonal bedah terutama adalah ooforektomi (disebut juga
kastrasi) terhadap wanita pramenopause, sedangkan adrenalektomi dan
hipofisektomi sudah ditinggalkan. Terapi hormonal medikamentosa
yang digunakan di klinis yang terutama adalah obat antiestrogen.
Tamoksifen merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya
adalah berikatan dengan reseptor estrogen secara kompetitif,
menyekat transmisi informasi ke dalam sel tumor sehingga berefek
terapi. Tamoksifen juga memiliki efek mirip estrogen, berefek
samping trombosis vena dalam, karsinoma endometrium dan lain-lain.
Sehingga perlu diperhatikan dan diperiksa secara
berkala.1PROGNOSISBanyak faktor yang mempengaruhi prognosis, tapi
yang jelas berpengaruh adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium.
Survival 5 tahun pasca operasi pada kasus kelenjar limfe negatif
dan positif adalah masing-masing 80% dan 59%, survival 5 tahun
untuk stadium 0-I, II, dan III adalah masing-masing 92%, 73%, dan
47%. Sedangkan pada yang non-operabel, survival 5 tahun kebanyakan
dilaporkan dalam batas 20%. Oleh karena itu dalam kondisi dewasa
ini untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya
adalah penemuan dini, diagnosis dini, terapi dini dan
tepat.1PENCEGAHANHampir setiap epidemiologi sepakat bahwa
pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular
adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:Pencegahan
primerPencegahanprimerpada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan
sekunderPencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang
normal dan memiliki siklushaidnormal merupakan populasiat riskdari
kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melaluimammografidiklaim memiliki akurasi
90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan
terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu,
skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain: Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun
dianjurkan melakukancancer risk assessement survey. Pada wanita
dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukanmammografisetiap tahun. Wanita normal mendapat
rujukanmammografisetiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun.Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak.
Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya
26%, bila dikombinasikan denganmammografimaka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%.Pencegahan tertierPencegahan
tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan
dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan
dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahananhiduppenderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,
dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium
tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.2
KESIMPULAN1. Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan
sebagai suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenchyma.2. Kurva insidens karsinoma payudara berdasar usia angka
tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun atau bergerak naik terus
sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita
usia di bawah 20 tahun. 3. Untuk meningkatkan angka kesembuhan
kanker mammae kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, terapi
dini dan tepat.DEFINISI DAN KLASIFIKASI NEOPLASMAOleh : Nita
Sahara,S.Ked(Referat Stase Bedah RSUD Pandan Arang Boyolali)
Definisi Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang
abnormal, khususnya suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland, 2002). Klasifikasi
:Ditinjau darisegi klinis, neoplasma dibedakan menjadi:a. Malignant
Neoplasm (Tumor Ganas)Malignansi di sini dapat berarti: Resisten
terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah danbiasanya
fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian. Dalam
kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan danmetastasis yang
bersifat invasif dan merusak.b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)Jinak
di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit
atau sifat non-melignan dari neoplasma.Ditinjau darisegi histologi,
neoplasma dibedakan menjadi:a. Epithelial Neoplasm
(Carcinoma)Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari
sel-sel epithelial yang cenderung berinfiltrasi ke jaringan
sekitarnya dan menimbulkan metastasis.b. Mesenchimal Neoplasm
(Sarcoma)Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan
penyambungembrional; jaringan yang tersusun atas sel-sel yang
terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau
homogen.(Robbins and Cotran, 2005).ANATOMI DAN FISIOLOGI
PAYUDARAStruktur khas kelenjar atau lobus pada wanita dewasa
berkembang pada ujung duktus terkecil. Jaringan kelenjar mebentuk
15 sampai 20 lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang
menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Sebuah lobus
terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus
terminal. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus
menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus. Struktur histologi
kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstruasi,
misalnya proliferasi sel duktus di sekitarmasa ovulasi. Perubahan
ini bertepatan dengan saat kadar estrogen yang beredar mencapai
puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase
pramenstruasi menambah besar payudara. Fungsi utama payudara adalah
mensekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini langsung dan
diperantarai oleh hormon-hormon yang sama.TUMOR JINAK PADA
PAYUDARA1. Fibroadenoma MammaeDefinisiFibroadenoma mammae adalah
tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari campuran elemen
kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang
terbanyak adalah komponen jaringan fibrous.
Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda,
umumnya 20 tahun pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih
sering terjadi pada wanita kulit hitam dan terjadi pada umur yang
lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya
proses hyperplasia atau proliferatif pada satu unit ductus
terminalis. perkambangannya dianggap suatu kelainan dari
perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak diketahui. Sekitar
10% fibroadenoma menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan
berhenti bertumbuh setelah mencapai ukuran 2-3 cm.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval,
tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri.Massaberukuran diameter
1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja. Diagnosis klinis
pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan. Pada wanita
diatas umur 30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma payudara
perlu dipertimbangkan. Kista dapat diidentifikasi dengan aspirasi
atau ultrasonography. Fibroadenoma tidak normal terjadi setelah
menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih
hormone.
Gejala Klinis: Usia biasanya muda decade II-III atau bahkan
lebih muda
Benjolan yang lambat membesar
Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus
menstruasi sangat variatif
Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas
Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua
payudara
Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis: Merasa ada benjolan di
payudara yang sudah cukup lama diketahui
Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada
hubungan dengan menstruasi, benjolan di payudara terasa mobile
(dapat lari-lari)
Usia muda (aqil baliq-30 tahun)
Pemeriksaan Fisik: Biasanya benjolan tidak terlalu besar
Dapat tunggal atau multiple
Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas,
permukaan halus meskipun kadang-kadang berdungkul-dungkul, sangat
mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple dan tidak
teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
Pencitraan: Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen,
berbatas tegas dengan halo sign, dengan internal echo yang normo
atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram, fibroadenoma dapat
tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau
oval dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm.
Biasanya tumor mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan
adanya infark atau involusi. Kalsifikasi berguna untuk
mendiagnosismassaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai
suatu keganasan mikrokalsifikasi.Diagnosis Cukup dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada keadaan
kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1
(multiple).
Penatalaksanaan TerapiEksisi dan pemeriksaan histopatologis atas
specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow Up) Penting untuk
mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya
kekambuhan atau tumbuhnya tumor baru.
Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah
ditegakkan melalui biopsy jarum halus atau pemeriksaan sitologik.
Eksisi atau membuang tumor denganvacuum-assisted core needledapat
dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu penelitian di
tahun 2005, cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya
merupakan prosedur yang aman jika lesi dipastikan merupakan
fibroadenoma dari hasil gambaran histology sebelum cryoablasi
dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma karena
beberapa tumor sangat besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum
pasti. Setelah pengamatan, keuntungan cryoablasi masih belum jelas.
Biasanya tidak dapat dibedakan antara fibroadenoma yang besar
dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsy.
2. Tumor PhyllodesPendahuluan Tumor Phyllodes merupakan tumor
mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler yang bertumbuh
dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak
dieksisi total dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau
ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi dengan eksisi
lokal dengan batas jaringan payudara sekitar. Penanganan tumor
phyllode ganas masih controversial, namun pembuangan tumor sempurna
dengan sedikit area normal disekitar tumor dapat mencegah
rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi biasanya
penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena
bagian sarcomatos dari tumor bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke
limfe nodus. BatasanTumorPhylllodesmerupakan tipe tumor payudara
yang sangat jarang terjadi. Tumor ini dapat bersifat jinak
(harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini
disebutsarcomakarena lebih sering muncul pada jaringan konektif
(stroma) dibandingkan jaringanepilithial(saluran dan kantong susu)
payudara. Nama lain tumorphyllodesantara lain: phylloides tumor,
cystosarcoma phyllodes, cystosarcoma phylloideskadang juga
disebutgiant fibroadenomas. Nama dahulu yang sering dipakai adalah
Cystosarcoma phyllodes, suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan
hanya didapatkan pada pyudara.
Secara histologis dan perjalanan klinis dibagi dalam 3: jinak,
borderline, ganas. Diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25% dari
kasus dengan kejadian metastase sekitar 15%. Aspek histologis untuk
membedakan ketiga tipe adalah: Cellular atypia,mitotic activity,
tumor margin, stromal overgrowth, ditambah keadaan-keadaan:
vaskularitas, analisa flositometri, pleomorphism, karakteristik
secara mikroskopik electron.
PatofisiologiKebanyakan penulis beranggapan bahwa tumor
phuyllodes denove berasal dari parenkim payudara, hanya sedikit
yang percaya bahwa berasal dari suatu fibriadenoma yang telah ada
bertahun-tahun.
Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata
sangat bervariasi dan hanya terdapat pada komponen epitelialnya,
sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase tidak banyak
gunanya, karena yang bermetastase hanyalah komponen stromalnya.
Gejala Klinis Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM
Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma
(decade III atau lebih)
Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih
cepat
Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral
hanya sekitar kurang dari 30% baik tipe jinak maupun ganas.
Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus
Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila
ipsilateral walau tumor sudah sngat besar disertai ulkus.
Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis: Usia 30 tahun atau lebih
Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa
disertai nyeri, kadang kadang ada anamnesis cepat membesar terakhir
ini, dan disertai ulkus.
Pemeriksaan Fisik Benjolan besar atau sangat besar (5 cm-40
cm)
Kulit di atas tumor mengkilat, ada phleboectasi kadang-kadang
didapatkan ulkus.
Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada
bagian yang padat dan banyak bagian yang kistik.
Meskipun besar benjolan masih mobile (mudah digerakkan) dari
jaringan sekitar atau dengan kulit dan dasar/dinding torak
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun
benjolan sudah sangat besar dan terdapat ulkus.
Pencitraan Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar
dibedakan dengan fibroadenoma mammae.
Stadium Tumor Phyllodes:Hampir semua kasus kanker payudara
diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun untuk tumor
Phyllodes ini berbeda. Setelah operasibiopsydilakukan, ahli
patologi akan menguji sel sample di laboratorium. Dua karakteristik
yang diperhatikan adalah:1. kecepatan perkembangbiakan/pembelahan
sel2. jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped
cells) dalam jaringan sample.Berdasar dua kriteria di atas, maka
akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut masuk klasifikasi
jinak atau ganas. Hampir semua tumorphylodesmasuk kategori
jinak.Diagnosis Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes,
diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.
Bila masih ragu dilakukan pemeriksaan histopatologis dengan
biopsy
Diagnosis Banding Untuk tumor yang kecil harus dibedakan dengan
FAM
Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca-mammae
Penatalaksanaan Terapi Prinsip adalah eksisi luas, karena bila
dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan akan sangat
besar
Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:
a) Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara
sehingga hanya tersisa sedikit jaringan payudara yang sehat
b) Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang
maligna
c) Benjolan residif pada usia tua
Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama
dengan yang benigna kecuali pada yang residif, langsung dikerjakan
mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila hanya bila didapatkan
metastase pada KGB aksila.
Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.
Prognosis TumorPhyllodes:
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi
pengangkatan sangat bagus. Jika anda berusia 45 tahun atau lebih
ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun sangat kecil. Untuk
pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya
sangat bervariasi.Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi
kanker, bahkan setelah menjalani operasi. Jika ada sel yang
tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas berpeluang
muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru,
tulang, hati, dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe
ikut berperan dalam penyebaran sel tumor.3. Fibrocystic
DiseasePenyakit fibrokistik merupakan kelainan yang paling sering
ditemukan pada wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia
dekade 3-4. Penyakit fibrokistik lebih tepat disebut kelainan
fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran
multipel dan sering kali rasa nyeri payudara bilateral terutama
menjelang menstruasi. Ukuran dapat berubah yaitu menjelang
menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah,
bila setelah menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumorpun
mengecil.1,2,3) Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis
kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia
payudara dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini
menunjukkan proses epitelial jinak yang terjadi amat beragam dengan
gambaran histopatologis maupun klinis yang bermacam- macam
pula.(1,2,3) Pada tahun 1981, Scanlon mendefinisikan penyakit
fibrokistik sebagai Suatu keadaan dimana ditemukan adanya benjolan
yang teraba di payudara yang umumnya behubungandengan rasa nyeri
yang berubah-ubah karena pengaruh siklus menstruasi dan memburuk
sampai saat menopause.(4) Kelompok penyakit ini sering mengganggu
ketentraman penderita karena cemas akan nyerinya. Pada pasien akan
menyebabkan perasaan tidak enak serta rasa cemas yang menyertainya
sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.(4) Beberapa bentuk
kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi
karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak.(3,4) Bila ada keraguan
terutama bila konsistensinya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri
yang hebat dan berulang atau pasien yang khawatir dapat pula
menjadi indikasi eksisi.(3) Tumor jenis kelainan fibrokistik ini
umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista soliter. Konsistensi
padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang
sukar dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan ini dapat
juga dijumpai pada massa tumor yang nyata, hingga jaringan payudara
teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini dipengaruhi oleh
gangguan keseimbangan hormonal.(5) Love, Gelmen dan Silen
menyatakan bahwa atau nyeri payudara bukanlah manifestasi penyakit
tetapi lebih mungkin merupakan suatu respon fisiologi terhadap
variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histopatologis suatu
kelainan fibrokistik.(5) Empat tahun kemudian Vorherr menyatakan
Teori Estrogen Predominan yang menyarankan terapi medik untuk
penyakit fibrokistik melalui supresi sekresi estrogen ovarial
dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian
siklis progesterone atau medroksiprogesteron.(5)
Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia
reproduktif dan merupakan penyakit yang tersering pada wanita.
Biasanya lesi ini bersifat multipel dan bilateral, tetapi sangat
jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan
penderitaan rasa sakit yang sangat hebat.(1,2,3)Penatalaksanaan
pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni: (1,2,4,5)1.
MedisPemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan
sampai sedang. Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan
dan garam. Di Perancis dicoba pemberian progesteron untuk kelainan
fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan fungsi corpus
luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini
disangkal dari penelitian double blind yang menggunakan plasebo
dimana tidak didapatkan perbedaan yang bermakna.
Teori hyperprolaktinemia dan estrogen overstimulasi menyarankan
pemberian bromokriptin dan danazol. Tetapi penelitian tidak
memperlihatkan hasil yang impresif dan fakta yang ada menunjukkan
bahwa lama pengobatan serta mekanisme kerjanya tidak diketahui.
2. Bedah (mammoplasti)(4)Penatalaksanaan secara pembedahan
dilakukan bila :
Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.
Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
Nyeri hebat dan berulang.
Kecemasan yang berlebihan dari pasien.
Reduksi mammoplasti dilakukan pada keadaan:
1. Mammary hipertrophy
Gejala antara lain nyeri punggung dan leher serta spasme otot.
Pasien umumnya tidak mengetahui bahwa reduksi mammoplasti dapat
mengurangi gejala. Beratnya payudara dapat menyebabkan kifosis
tulang belakang.
2. Makromastia
Pasien dengan makromastia akan datang dengan keluhan ulnar
parestesia sebagai akibat terperangkapnya bagian terbawah pleksus
brakialis; sulit melakukan aktifitas olah raga dan latihan. Pada
kebanyakan wanita akan menyebabkan gangguan penampilan serta kurang
rasa percaya diri. Bilateral makromastia merupakan akibat akhir
sensitivitas organ terhadap estrogen.
3. Gigantomastia
Pembesaran masif payudara selama kehamilan dan selama masa
adolesen. Payudara membesar sangat cepat dan secara tidak
proporsional. Komplikasi setelah reduksi mammoplasti adalah:(4,6)1.
Hematom
2. Infeksi
3. Nekrosis flap kulit dan kompleks nipple areola
4. Inversi Nipple
5. Asimetri
6. Timbul Keloid
4. MastitisSelama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi
yang disebut mastitis. Ini terjadi apabila saluran air susu
tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan pembengkakan, terasa
hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan
kadang air susu perlu dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan
pengobatan biasa belum berhasil.
BatasanMastitis adalah peradangan pada payudara. Peradangan ini
dapat terjadi secara akut ataupun kronik (biaasanya disebabkan oleh
kausa spesifik). Mastitis dapat terjadi pada masa laktasi atau
puerperium (terbanyak) atau tidak ada hubungannya dengan masa
puerperium.
PatofisiologiMastitis yang paling sering adalah jenis puerperium
(lactasional) mastitis bisa didahului oleh stasis air susu atau
tanpa disertai stasis air susu. Biasanya disebabkan oleh kuman
Staphilococccus aureus dengan strain tahan penisilin yang
ditransmisi melalui isapan bayi. Pada jenis non puerpueralis port
dentry adalah sistemik atau lewat kerusakan apitel sekitar
niplareola complex
Mastitis Tuberculosa, dahulu diyakini sekitar 60% merupakan
kelainan primer namun saat ini harus benar benar dibuktikan bahwa
benar tidak ada hubungannya dengan kelainan tuberkulosa setempat
(TB paru-TB kelenjar getah bening leher dan axilla).
Gejala Klinis1. Payudara (terutama pada saat menyusui ) terasa
nyeri spontan dan nyeri tekan.
2. Kadang disertai panas badan atau malaise.
3. Usia produktif-muda.
Pemeriksaan dan Diagnosis Anamnesis Rasa nyeri pada payudara
(yang sedang menyusui), teraba adanya benjolan yang kemerahan.
Kadang-kadang disertai panas badan dan rasa tidak enak. Keluar
nanah bila terjadi abses yang telah pecah.
Pemeriksaan Fisik Adanya massa dengan batas tak tegas, kemerahan
disertai rasa nyeri spontan dan nyeri tekan. Kadang-kadang sudah
didapatkan massa yang fluktuatif.
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral, atau bila
ada pembesaran juga waktu diraba terasa nyeri.
Pencitraan Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang
sedikit hiperdense dengan batas yang undefined, tidak jarang di
diagnosis banding dengan proses keganasan.
DiagnosisDiagnosis biasanya dengan mudah, yaitu nyeri pada
payudara yang sedang menyusui. Benjolan di payudara yang tak
terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang-kadang dapat dirasakan
adanya fluktuasi, ada kemerahan.
Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dengan
FNA.
Penatalaksanaan TerapiBila belum jelas adanya fluktuasi (abses),
diberi antibiotic golongan amoxycilline 5-7 hari, analgetik dan
antipiretik.
Bila telah terbentuk abses, maka dilakukan insisi, yang jika
sering terjadi kekambuhan maka tindakan yang dikerjakan adalah
eksisi.
Pada mastitis tuberkulosa maka tindakan wedge eksisi atau biopsy
eksisional dilanjutkan dengan pengobatan anti tuberkulosa
kombinasi, pada beberapa keadaan bahkan memerlukan mastektomi.
5. Gynecomastia
BatasanGinekomastia adalah munculnya payudara seperti wanita
(female-type mammary gland) pada laki laki. Keadaan ini sering
terjadi dan sering dianggap biasa.
Ginekomastia fisiologis didapatkan paling sering pads tiga masa
kehidupan yaitu: masa perinatal, remaja dan masa tua. Keadaan ini
disebabkan karena berlebihnya estrogen disbanding dengan
testosterone yang beredar dalam tubuh.
PatofisiologiPatofisiologi dari ginekomastia adalah sebagai
berikut:
1. Keadaan dimana kelebihan estrogen, misalnya pada True
hermaphrodism - Germ cell tumor - Non testicular tumor
kelainan-kelainan endokrin penyakit liver kelainan-kelainan
gizi.
2. Keadaan dimana ada defisiensi androgen Klinefelter syndrome,
Renal failure dll.
3. Pengaruh obat obat.
4. Idiopatik.
Gejala klinisBiasanya berupa benjolan lunak pada subareolar pada
laki sering asimetri kecuali pada ginekomastia yang terjadi pada
masa lansia tidak jarang dijumpai keaadan bilateral.
Pemeriksaan dan DiagnosisCukup dengan pemeriksaan klinis. Adanya
tumpukan jaringan lunak yang lebih dari biasanya subareolar.
(normal sekitar 2cm3 dibawah sub areolar).
Penatalaksanaan TerapiTerapi obat obat sering tidak banyak
gunanya kecuali bila telah jelas penyebabnya karena defisiensi
testosteron. Obat obat yang pernah digunakan antara lain Danazol
(etil testosterone sintetik) dan Tamoxifen. Terapi terbanyak yang
diberikan terutama untuk ginekomastia yang besar adalah dengan
transareolar mastektomi.