1 TUMBUHAN HIPERAKUMULATOR: Colocasia esculenta, Chromolaena odorata, Ischaemum timorense, Rhapanus sativus dan Daucus carota Viki Wulandari H41112 009 Fitoremediasi- Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Email : [email protected]1. Colocasia esculenta Penelitian dengan menggunakan tanaman hiperakumulator biasanya dilakukan pada daerah bekas penambangan. Misalnya pada bekas penambangan emas, maka akan banyak meninggalkan tumpahan merkuri pada lahan bekas lokasi penambangan. Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan suatu usaha untuk mengatasi pencemaran merkuri. Salah satunya dengan menggunakan tumbuhan hiperakumulator merkuri. Salah satu tumbuhan yang digunakan untuk remediasi adalah Colocasia esculenta atau talas. Universitas Hasanuddin, 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
TUMBUHAN HIPERAKUMULATOR:Colocasia esculenta, Chromolaena odorata, Ischaemum timorense,
Rhapanus sativus dan Daucus carota
Viki WulandariH41112 009
Fitoremediasi- Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Kompleks logam berat pada tanaman hiperakumulator juga berkaitan erat
dengan asam karboksilat seperti sitrat, asam malat, dan malonat. Asam organik ini
terlibat dalam penyimpanan logam berat dalam vakuola daun. Asam amino lain
seperti sistein, asam glutamat, histidin, dan glisin, juga dapat membentuk
kompleks logam berat dalam hiperakumulator. Kompleks ini lebih stabil
dibanding asam karboksilat, yang sebagian besar terlibat dalam transport logam
Universitas Hasanuddin, 2015
10
berat melalui xilem. Selain itu, tanaman hiperakumulator dapat meningkatkan
ketersediaan logam seperti Fe, Zn, Cu, dan Mn dengan melepaskan khelat
fitosiderofor. Mekanisme hiperakumulator kemungkinan berhubungan dengan
proses rizosfer seperti pelepasan agen khelat, fitosiderofor dan asam organik,
dan/atau perbedaan dalam jumlah atau afinitas transporter-transporter logam pada
akar.
Hasil pengamatan infeksi mikoriza sangat bervariasi antara 30%-70%
untuk semua perlakuan logam berat. Jumlah arbuskel relatif bervariasi pula antara
38%-70%. Mikoriza dapat berkembang dengan baik, sedangkan keberadaan
arbuskula terbukti mampu meningkatkan kandungan logam pada tajuk tanaman.
Transfer Pb dan As ke dalam tanaman sayuran yang ditanam pada tanah yang
terkontaminasi oleh Pb arsenat (pestisida) dikaji dalam penelitian rumah kaca.
Selada, wortel, buncis, dan tomat yang ditanam pada tanah yang mengandung
berbagai jumlah konsnetrasi Pb (16,5-915 mg / kg) dan As (6,9-211 mg / kg).
Universitas Hasanuddin, 2015
11
DAFTAR PUSTAKA
Bani, T., 2009. Fitoremediasi Lingkungan Yang Tercemar Timbal https://www.academia.edu, diakses pada Minggu, 8 Maret pukul 20.00 WITA, Makassar.
Hardiani, H., 2009. Potensi Tanaman Dalam Mengakumulasi Logam Cu Pada Media Tanah Terkontaminasi Limbah Padat Industri Kertas. Jurnal Bioteknologi Sains Vol. 44, No. 1: 27 – 40.
Hardiani.H. 2008. Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 dari Proses Deinking Industri Kertas Secara Fitoremediasi, Jurnal Riset Industri. Vol.2. No.2. Hal. 64–75.
Irsyad, M., Rismawaty S., dan Musafira, 2014. Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus L) Dari Tanah Tercemar. Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17. Universitas Tadulako, Palu.
Munawar., dan A. Rina. 2010. Kemampuan Tanaman Mangrove Untuk Menyerap Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). J. ilmu Teknik Lingkungan 2 (2).
Suharno dan Sancayaningsih, R. P., 2013. Fungi Mikoriza Arbuskula: Potensi Teknologi Mikorizoremediasi Logam Berat dalam Rehabilitasi Lahan Tambang. Jurnal Bioteknologi 10 (1): 31-42, ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301-8658 Universitas Cendrawasih, Jayapura.