Top Banner

of 16

Tugas Ujian Dr. Saptoyo

Jan 13, 2016

Download

Documents

yossie

j
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tugas Ujian ReferatUveitis Oculi Sinistra

Oleh:Yossie Firmansyah11.2013.155

Pembimbing :dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M

Fakultas Kedokteran UKRIDAKepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataPeriode 8 Juni s/d 11 Juli 2015RS Family Medical Center (FMC), Sentul

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)JL. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari/ Tanggal Presentasi Kasus: Juni 2015SMF ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT Family Medical Center-Sentul

Nama Mahasiswa:Yossie FirmansyahTandaTangan :NIM:11-2013-155Dokter Pembimbing: dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M.

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. AJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 39tahunAgama: IslamAlamat: Cijujung, Bogor Pekerjaan: KaryawanStatus: MenikahTanggal Pemeriksaan: 16 Juni 2015

II. ANAMNESISDilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2015 di poliklinik mata RS FMC.

Keluhan utamaMata kiri silau, kabur dan nyeri sejak dua minggu yang lalu SMRS.

Keluhan tambahanMata gatal dan kadang berair.

Riwayat penyakit sekarang :Dua minggu SMRS, os mengeluh mata kirinya terasa silau, buram secara mendadak dan nyeri terutama pada pagi hari. Os mengatakan awalnya mata kiri terasa gatal, merah dan kadang berair. Keluhan pada mata ini baru dialami pertama kali.Os memiliki riwayat alergi terhadap udara dingin dimana dirinya sering bersin-bersin pada pagi hari.Os mengatakan terdapat polip pada hidungnya dan rutin mengonsumsi obat untuk hidung tersumbat.Os juga mengatakan dalam dua bulan terakhir ini os sering merasa tidak enak badan secara hilang timbul.Adanya riwayat sakit kepala,nyeri-nyeri pada persendian, sariawan hilang timbul, gigi berlubang dan batuklama disangkal os.Riwayat menggunakan obat-obat terlarang dan alkohol juga disangkal. Os tidak memiliki riwayat darah tinggi dan kencing manis. Os juga tidak pernah memakai kacamata sebelumnya.Riwayat penyakit dahulu :a. Umum Asthma: tidak ada Hipertensi: tidak ada Diabetes Melitus: tidak ada Stroke: tidak ada Alergi : ada, alergi udara dingin, sering bersin di pagi hari, sering pilek, terdapat polip pada hidung dan minum obat dekongestan secara teratur.b. Mata Riwayat sakit mata sebelumnya: tidak ada Riwayat penggunaan kaca mata : tidak ada Riwayat operasi mata: tidak ada Riwayat trauma mata sebelumnya: tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:Penyakit mata serupa : tidak adaPenyakit mata lainnya: tidak adaAsthma: tidak adaDiabetes: tidak adaGlaukoma: tidak adaAlergi : tidak ada

Riwayat Kebiasaan:-III. PEMERIKSAAN FISIKA. Status generalisKondisi umum: BaikKesadaran: Compos mentisTanda-tanda vital: Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 36 C Pernafasan: 20 x/menit Kepala/ leher: Normocephali pembesaran KGB tidak ada Jantung/paru: BJ1 dan BJ2 Reguler/Suara napas vesikuler, Rh-/- Wh-/- Abdomen: Tidak diperiksa Ekstremitas: Tidak ada kelainan

B. STATUS OFTALMOLOGISKETERANGAN ODOS

1. VISUS

- Axis visus0,6 PH tidak maju0,4 PH 0.5

- Koreksi C -0.50 x70 1.0S+0.50 C-0.50 x 150 0.6

- AddisiTidak dilakukanTidak dilakukan

- Distansia pupilTidak dilakukanTidak dilakukan

- Kacamata lama--

2. KEDUDUKAN BOLA MATA

- EksoftalmusTidak adaTidak ada

- EnoftalmusTidak adaTidak ada

- DeviasiTidak adaTidak ada

- Gerakan bola mataBaik ke semua arahBaik ke semua arah

- StrabismusTidak adaTidak ada

- NistagmusTidak adaTidak ada

3. SUPERSILIA

- WarnaHitam Hitam

- SimetrisSimetris Simetris

4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR

- EdemaTidak adaTidak ada

- Nyeri tekanTidak adaTidak ada

- EktropionTidak adaTidak ada

- EntropionTidak adaTidak ada

- BlefarospasmeTidak adaTidak ada

- TrikiasisTidak adaTidak ada

- SikatriksTidak adaTidak ada

- PtosisTidak adaTidak ada

- Punctum lakrimalNormal Normal

- Fissura palpebraTidak adaTidak ada

- Tes AnelTidak dilakukanTidak dilakukan

5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR

- HiperemisTidak hiperemisTidak ada

- FolikelTidak adaTidak ada

- PapilTidak adaTidak ada

- SikatriksTidak adaTidak ada

- HordeolumTidak adaTidak ada

- KalazionTidak adaTidak ada

- AnemisTidak adaTidak ada

- LithiasisTidak adaTidak ada

- Korpus alineumTidak adaTidak ada

6. KONJUNGTIVA BULBI

- SekretTidak adaTidak ada

- Injeksi konjungtivaTidak adaTidak ada

- Injeksi siliarTidak adaAda

- Perdarahan subkonjungtivaTidak adaTidak ada

- PterigiumTidak adaTidak ada

- PinguekulaTidak adaTidak ada

- Nervus pigmentosaTidak adaTidak ada

- Kista dermoidTidak adaTidak ada

7. SKLERA

- Warna Putih Putih

- IkterikTidak adaTidak ada

- Nyeri tekanTidak adaTidak ada

8. KORNEA

- KejernihanJernih Jernih

- PermukaanRata, licinRata, licin

- Ukuran12 mm12 mm

- SensibilitasTidak dilakukanTidak dilakukan

- InfiltratTidak ada Tidak ada

- Keratik presipitatTidak adaPositif

- SikatriksTidak adaTidak ada

- UlkusTidak adaTidak ada

- PerforasiTidak adaTidak ada

- Arcus senilisTidak adaTidak ada

- EdemaTidak adaTidak Ada

- Tes PlacidoTidak dilakukanTidak dilakukan

9. BILIK MATA DEPAN

- KedalamanDalamCukup dalam

- KejernihanJernih Jernih

- HifemaTidak ada Tidak ada

- HipopionTidak adaTidak ada

- Intraocular lenseTidak adaTidak ada

10. IRIS

- WarnaHitamHitam

- KripteTidak adaTidak ada

- SinekiaTidak adaAda, posterior

- KolobomaTidak adaTidak ada

11. PUPIL

- LetakSentralSentral

- BentukBulatIrregular

- Ukuran4 mm4 mm

- Reflek cahaya langsungAda Ada

- Reflek cahaya tak langsungAda Ada

12. LENSA

- KejernihanJernihJernih

- LetakSentralTidak di sentral

- Tes ShadowNegatifPositif

13. BADAN KACA

- KejernihanJernihKeruh

14. FUNDUS OCULI

- BatasTegasSulit dinilai

- WarnaOrangeSulit dinilai

- EkskavasioTidak adaSulit dinilai

- Rasio arteri : vena2/3Sulit dinilai

- C/D rasio0.3Sulit dinilai

- Refleks makulaPositif Positif

- EksudatTidak adaTidak ada

- PerdarahanTidak adaTidak ada

- SikatriksTidak adaTidak ada

- AblasioTidak adaTidak ada

15. PALPASI

- Nyeri tekanTidak adaTidak ada

- Massa tumorTidak adaTidak ada

- Tensi okuliNormal dengan palpasiNormal dengan palpasi

- Tonometri non kontak12.0 mmHg16.1 mmHg

- Tonometri SchiotsTidak dilakukanTidak dilakukan

16. KAMPUS VISI

- Tes konfrontasiSesuai pemeriksaSesuai pemeriksa

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan

V. RESUMEPasien laki-laki, 39 tahun datang ke poli mata RS FMC dengan keluhan mata kirinya terasa silau, buram secara mendadak dan nyeri terutama pada pagi hari sejak dua minggu SMRS. Keluhan ini baru dialami pertama kali dan diawali dengan mata kiri gatal, merah dan kadang berair. Os memiliki riwayat alergi terhadap udara dingin dimana dirinya sering bersin-bersin pada pagi hari, terdapat polip pada hidungnya dan rutin mengonsumsi obat untuk hidung tersumbat.Os juga mengatakan dalam dua bulan terakhir ini os sering merasa tidak enak badan secara hilang timbul.Riwayat sakit kepala, nyeri-nyeri pada persendian, sariawan hilang timbul, gigi berlubang, batuk lama, darah tinggi dan kencing manis disangkal. Riwayat menggunakan obat-obat terlarang dan alkohol juga disangkal.Os mengatakan tidak pernah memakai kacamata sebelumnya.Dari status oftalmologis didapatkan :ODKeteranganOS

0,6 PH tidak majuVisusKoreksi: C -0.50 x701.00,4 PH 0.5Koreksi: S+0.50 C-0.50 x 150 0.6

TenangKonjungtiva BulbiInjeksi siliar

JernihKorneaKeratik presipitat

TenangIrisSinekia posterior

DalamBilik Mata DepanCukup dalam

Bulat4 mmRCL/RCTL : +/+Pupil

Irregular4 mmRCL/RCTL : +/+

Shadow test (-)Lensa

Shadow test (+)

N/palpasi12.0 mmHgTonometri Digital/ AplanasiN/ palpasi16.1 mmHg

Sesuai pemeriksaKonfrontasiSesuai pemeriksa

Papil batas tegas, RF (+), papil bulat, batas tegas, warna orange, CDR 0,3 A/V 2:3 RM (+), perdarahan (-),eksudat(-), sikatriks (-)

FunduskopiSulit dinilai

VI. DIAGNOSIS KERJAUveitis oculi sinistra et causa reaksi alergi.

VII. DIAGNOSA BANDINGUveitis oculi sinistra et causa infeksi.

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN Tes darah rutin untuk membedakan penyebab bakteri atau virus dan mengetahui keganasan seperti limfoma dan leukimia. Laju endap darah Antinuclear antibody (ANA) untuk SLE dan juvenile rheumatoid arthritis. FTA-ABS test untuk Serologi syphilis VRDL untuk sifilis Angiotensin-converting enzyme (ACE) test untuk Sarkoidosis Anti HIV Rontgen thoraks Mantoux test Toxoplasmosis enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) CRP

IX. PENATALAKSANAANNon medikamentosaRujuk ke dokter spesialis mataMedikamentosaTetes mata steroidR/ Dexamethasone 1 mg, neomycin sulfate 3.5 mg, polymyxin B sulfate 10000 IUS 4 dd gtt 1Steroid sistemikR/ Metilprednisolon tab 16 mgS 1 dd tab 2

SiklopegikR/ Atropin Sulfate 5 mg EDS 2 dd gtt 1EdukasiIstirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi.Hindari paparan debu dan sinar matahari dengan memakai kacamata.Mata jangan dikucek-kucek.Kontrol 1 minggu lagi atau apabila gejala bertambah berat.

X. PROGNOSISODOSAd vitam: bonambonamAd fungsionam: bonamdubia ad malamAd sanasionam: bonamdubia ad malam

Steroid oral dan dosis-dosisnyaKortikosteroidDosis ekuivalen (mg)

Glukokortikoid

Kortisol (hidrokortison)20

Kortison25

6 metilprednisolon4 (4-48 mg/ hari)

Prednisone5

Prednisolon5 (4- 48 mg/ hari)

Triamsinolon4 (4-48 mg/ hari)

Parametason2

Betametason 0.75

Deksametason 0.75 (0.5- 10 mg/ hari)

Mineralokortikoid

Aldosteron-

Fluorokortison 2.0

Antiseptic mata dengan kortikosteroidNama genericDosis

BetagentamBetamethasone dihydrogen phosphate disodium 1mg, gentamicin sulfate 5 mg1-2 tetes, 4-6 kali/ hari.

Blecidex Framycetin sulphate 5 mg, gramicidin 0.05 mg, dexamethasone 0.5 mg1-2 tetes pada tiap mata sakit, berikan 1-2 jam selama 2-3 hari, lalu kurangi menjadi 1-2 tetes , 3-4 x/ hari.

Bralifex PlusTobramycin 3mg, dexamethasone 1 mg1-2 tetes tiap 4-6 jam

InmatrolDexamethasone 1mg, polymyxin B sulfate 6000 iu, neomycin 3.5 mg1-2 tetes, 2-4 kali/ hari.

Isotic neolyson Dexamethasone 1 mg, neomycin sulfate 3.5 mg, polymyxin B sulfate 6000 iu.1-2 tetes, 4-5 kali/ hari

Isotic tobrizonDexamethasone 1mg, tobramycin 3 mg1-2 tetes tiap 4-6 jam.

Kloramixin D Chloramphenicol 0.2%, polymyxin B sulfate 2500 iu, dexamethasone Na phosphate 0.025%1-2 tetes tiap 3 jam dalam 48 jam. Dosis pemeliharaan: 1-2 tetes.

Oregan Per mL Polymyxin B sulfate 6000 iu, neomycin 3.5 mg, dexamethasone 1 mg1-2 tetes, 4-6 kali/hari.

Polidemisin Per mL tetes mata Dexamethasone 1 mg, neomycin sulfate 3.5 mg, polymyxin B sulfate 6000 IU1-2 tetes, 4-6 kali/ hari atau lebih sering bila perlu.

SofradexFramycetin sulfate 5 mg, gramicidin 0.05 mg, dexamethasone 0.5 mg1-2 tetes ke mata yang sakit, 6 kali/ hari

Terracortril ophth

Per gram Oxytetracycline 5 mg, hydrocortisone 5 mgOles inci salep 2-3 kali/ hari.

Kortikosteroid mata

Betam- OphtalBetamethasone dihydrogen phosphate disodium1-2 tetes/ hari pada siang hari dan tiap 2 jam pada malam hari

FlumetholonFluorometholone1-2 tetes, 2-4 kali/ hari

Ocuflamfluorometholone1-2 tetes, 2-4 kali/ hari

Dasar diagnosis Sesuai dengan lokasi anatomi, IUSG (International Uvea Study Group) mendefinisikan panuveitis sebagai suatu peradangan generalisata pada tiga bagian uvea dan mengenai retina serta vitreous humor. Diagnosis panuveitis ditegakkan dengan adanya tanda klinis berikut:a. Peradangan koroid atau peradangan retina sepeti koroiditis (fokal, multifokal, atau serpiginosa), granuloma koroid, retinokoroid, vaskulitis retina, abses subretina, retinitis nekrotikans, atau neuroretinitisb. Adanya peradangan vitreous (sel-sel vitreus atau vitritis)c. Adanya tanda uveitis anterior (sel-sel peradangan dalam bilik mata depan, presipitat keratik atau sinekia posterior)1. Anamnesis Keluhan pasienKeluhan pasien dengan uveitis anterior akut berupa mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun ringan dengan mata berair, dan mata merah.Keluhan sukar melihat dekat pada pasien uveitis akibat ikut meradangnya otot-otot akomodasi.Keluhan pasien pada uveitis posterior berupa penglihatan buram (terutama bila mengenai daerah sentral macula), melihat bintik terbang (floater), mata jarang merah, tidak sakit dan fotofobia. infiltrate dalam retina dan koroid, edema papil, pendarahan retinaBiasanya penyakit berlangsung hanya antara 2-4 minggu.Kadang-kadang penyakit ini memperlihatkan gejala-gejala kekambuhan atau menjadi menahun.

2. Riwayat yang berhubungan dengan uveitisa. Usia, jenis kelamin, suku bangsa.b. Riwayat tentang pribadi penderita, yang utama adalah: Adakah hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan lainnya. Kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak matang. Hubungan seks berganti-ganti pasangan untuk menduga kemungkinan terinfeksi oleh STD atau AIDS. Penggunaan obat-obat untuk penyakit tertentu (intravenous drug users) atau narkoba. Kemungkinan tertular penyakit infeksi menular seperti TBC. Penyakit sistemik yang pernah diderita. Riwayat alergi, asma pada pasien dan keluarga.c. Riwayat tentang mataApakah pernah terserang penyakit mata yang sama (uveitis) sebelumnya.Apakah pernah mengalami trauma tembus mata atau pembedahan.Pemeriksaan mata1. Visus biasa menurun.2. Pada konjungtiva bulbi ditemukan Injeksi siliar,3. Dengan sentolop ditemukan keratik presipitat 4. Pupil biasanya irregular karena sinekia posterior.5. COA tampak cukup dalam sampai dangkal bila telah terjadi sinekia posterior.6. Shadow test biasanya positif pada keadaan terjadi sinekia posterior.7. Funduskopi bisa saja normal.8. Tekanan bola mata bisa meningkat apabila terjadi komplikasi glaucoma sekunder.Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter umum dan rencana pemeriksaan ke depan untuk panuveitis 1. Pemeriksaan keadaan umum pasien2. Pemeriksaan kulit apakah dari warna kulit (vitiligo), lesi kulit seperti psoriasis, dermatitis neurogenik, lesi pada genital 3. Pemeriksaan mulut dan gigi apakah ada ulkus aftosa, gusi bengkak, gigi berlubang4. Telinga, hidung, tenggorokan apakah ada infeksi telinga seperti OMA, OMSK, gangguan pendengaran dengan tes garpu tala, gejala sumbatan hidung, alergi, polip hidung, gejala alergi pada hidung, pembesaran pada tonsil.5. Pemeriksaan fisik paru secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi suara napas patologis: ronkhi dan wheezing.6. Pemeriksaan fisik abdomen secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi 7. Skin test: Mantoux test8. Rontgen thoraks, spinal dan sendi9. Pemeriksaan CD + untuk HIVSecara umum, perhitungan CD4+ T-limfosit telah digunakan untuk memprediksi terjadinya onset terjadinya infeksi mata tertentu pada pasien yang positif HIV. Jumlah CD4+ T-sel di bawah 500/ mL dikaitkan dengan sarkoma Kaposi, limfoma, dan TBC. Jumlah CD4+ T-sel di bawah 250/ mL dikaitkan dengan pneumocystosis dan toksoplasmosis. Jumlah CD4+ T-sel kurang dari 100/ mL terkait dengan:10 Retina atau konjungtiva microvasculopathy Retinitis Cytomegalovirus (CMV) Retinitis Virus varicella-zoster (VZV) Infeksi kompleks Mycobacterium avium Ensefalopati HIV10. Pemeriksaan serologi syphilis VDRL, RPR, TPHA, FTA-absInterpretasiNon treponema VDRL. RPRTreponemaTPHA FTA-absHasil

__Bukan syphilis

+_Positif palsu

++Syphilis

_+Negatif palsu (pengobatan lama)

11. Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, LED, IgE, Eosinofil)12. Autoimun marker (ANA, rheumatoid factor)13. Pemeriksaan serologi dan TORCH14. Pemeriksaan CRP15. Konsul ke dokter gigi, THT, kulit, penyakit dalam, mata.Tabel 3: Anjuran pemeriksaan Untuk mengetahui penyebab sistemik uveitis anteriorPenyakit yang dicurigai berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisikHasil laboratoriumPemeriksaan radiologiKonsultasiPemeriksaan lainnya

Ankylosing spondylitisLED,(+) HLA-B27Sacroiliac x-raysRheumatologist

Inflammatory bowel disease(+)HLA-B27Internist orgastroenterologist

Reiters syndromeLED,(+) HLA-B27Joint x-raysInternist,urologist,rheumatologistCultures;conjunctival,urethral, prostate

Psoriatic arthritis(+) HLA-B27Rheumatologist, dermatologist

HerpesDiagnosis klinisDermatologist

Behcets disease(+) HLA-B27Internist orRheumatologistBehcets skin puncture test

Juvenile rheumatoid arthritisLED,(+) ANA,(-)Rheumatoid factorJoint x- raysRheumatologist orpediatrictian

SarcoidosisAngiotensin converting enzyme (ACE)Chest x-rayInternist

Syphilis(+) RPR or VDRLFTA-ABS or MHA-TPInternist

TuberculosisChest x-rayInternist

Terapi emergensi terhadap panuveitis yang harus diterapkanPenatalaksanaan dapat dibagi dalam beberapa langkah: Rujuk ke dokter spesialis mata Cari dan obati penyakit yang mendasarinya dengan antibiotik dan antivirus Obati komplikasi seperti glaucoma. Terapi suportif (pemberian midriatik/ sikloplegik) untuk mencegah sinekia dengan mendilatasi pupil. Parasympatholytic agents (eg, atropine, cyclopentolate) sebagai midriasis and sikloplegik menguranginyeri dan fotofobia. Obati dengan corticosteroids setelah konsultasi dengan dokter mata dan pertimbangan penyebab infeksi yang mungkin. Korticosteroids topikal (eg, prednisolone acetate 1%) berguna untuk anterior uveitis, tapi karena penetrasi yang sulit kurang efektif untuk posterior uveitis. Terapi sistemik corticosteroid biasanya digunakan untuk bilateral atau dengan pasien dengan retinitis.