JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2012 2 [PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET] DISUSUN OLEH : 1. LISA APRIANI NPM. 09.2008.1.00372 2. MITA APRIANA NPM. 09.2008.1.00371 3. WAHYUDDIN NPM. 09.2009.1.00372 PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANANINSTITUT TEKNOLOGI ADHI
TAMA SURABAYA2012 2
[ ]
DISUSUN OLEH :
1. LISA APRIANI NPM.
09.2008.1.00372
2. MITA APRIANA NPM.
09.2008.1.00371
3. WAHYUDDIN NPM.
09.2009.1.00372
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET
2
[ ]
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
MENJADI BRIKET
I. PENDAHULUAN
Timbunan sampah menjadi permasalahan yang krusial di kota-kota
besar yang tidak mempunyai lahan kosong untuk pembuangan akhir.
Namun dengan kreasi dan inovasi dari tangan-tangan kreatif, sampah
bisa bermanfaat terutama bagi lingkungan termasuk untuk penghematan
energi di bumi ini. Contohnya adalah pembuatan briket dengan
memanfaatkan sampah organik. Briket merupakan benda hitam
berbentuk semi oval ataupun silinder yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar untuk memasak. Briket ini dicetuskan oleh seorang prajurit
TNI yang sangat kreatif yang bernama Ujang Solihin. Beliau mampu
mengolah sampah apa saja terutama sampah organik seperti dedaunan
kering, rumput, serpihan kayu, dan sampah organik lainnya menjadi
briket.
Asal dicetuskannya briket ini adalah di penduduk Lingkungan Pasir
Angin RT 06 RW 06 Kelurahan Kertasari yang meiliki markas tempat
usaha briket organik ini di jalan raya Ciamis-Banjar Nomor Km 7 (CMS) No
341 Desa/Kecamatan Cijeungjing. Ujang Solichin yang berusia hampir 50
tahun telah berhasil meraih Anugrah Kalpataru katagori Perintis
Lingkungan dari Presiden RI, Soesilo Bambang Yodhoyuno,yang
diterimanya pada Acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di
Istana Negara pada 8 Juni 2010, dan mendapat julukan “Jendral Briket
Sampah Organik”. Usaha briket ini sudah dirintis sejak bulan juni 2005
yang dilatarbelakangi oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang saat itu melambung tinggi dari Rp 900/liter sampai jadi Rp
2
[ ]
2.235/liter di tingkat masyarakat umum, sehingga ujang solihin mencari
ide untuk mencari energi alternatif.
Selain dilatarbelakangi oleh kenaikan harga BBM, keadaan
lingkungan desa Desa Bojong Mengger, Kecamatan Bojong, Kabupaten
Ciamis juga merupakan alasan penting dalam pembuatan briket organik
ini. Di sisi jalan desa terdapat tumpukan awul atau limbah dari ayakan
serabut tapas dan poyongan kayu. Selain itu, di tempat industri arang
tempurung kelapa, limbah sisa pembakaran arang menumpuk di samping
tungku. Dari kondisi lingkungan yang seperti itu, maka Ujang Solikhin
mencoba untuk memanfaatkan limbah-limbah tersebut. Ujang Solikhin
mengolah awul, limbah arang tempurung kelapa dan sampah kering
lainnya menjadi briket arang. Karena briket tersebut berasal dari bahan-
bahan organik dan ternyata semua bahan organik dapat dijadikan briket,
maka Ujang Solikhin menamakan briket tersebut dengan “briket organik”.
Gambar: Limbah serabut tapas (awul) di Desa Bojong Mengger, Kabupaten Ciamis, sebagai bahan mentah briket [foto:media-indonesia]