Briket BioarangNaiknya harga minyak bumi di pasar global,
menjadikan harga minyak tanah sebagai konsumsi publik yang paling
besar. Masyarakat kita yang didominasi kalangan menengah ke bawah
paling merasakan dampaknya. Ini menjadi gambaran kesulitan ekonomi
Indonesia saat ini. Indonesia telah mengeluarkan banyak dana untuk
subsidi BBM. Kesulitan itu tidak hanya sampai disitu, kenaikan
harga minyak bumi juga menyebabkan seluruh harga perdagangan barang
dan jasa juga naik. Pada awal perkembangannya, kayu adalah sumber
bahan bakar yang paling banyak dipakai karena mudah didapat dan
sederhana penggunaannya.Akhir-akhir ini muncul masalah yang
ditimbulkan karena berkurangnya jumlah pohon di hutan.Untuk itu
diperlukan alternatif penggantiannya, dan salah satunya adalah
pembuatan briket bioarang. Bioarang adalah arang (salah satu jenis
bahan bakar) dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya
kayu, ranting, rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya.
Biasanya bahan-bahan tersebut merupakan limbah yang terbuang. Namun
bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi arang, yang selanjutnya
disebut bioarang. Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan
lunak yang dikeraskan. Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan
atau batang-batangan arang yang terbuat dari bioarang. Briket
bioarang ini merupakan sumber energi yang penting seperti bahan
bakar lainnya. Bahan-bahan yang dapat juga digunakan
misalnya,daun-daun yang sudah kering,bagian dari buah,dan
tanaman-tanaman tertentu yang kurang bermanfaat dapat juga
dijadikan briket. Ini termasuk upaya dalam rangka mengurangi
sampah-sampah dedaunan,pemanfaatan tumbuhan yang jarang
digunakan,dan usaha untuk mengurangi ketergantungan akan minyak
bumi.Pembuatan briket juga tergolong mudah. Proses pembuatannya
adalah dengan metode pengarangan. Kita juga dapat menggunakan
alat-alat yang biasa kita gunakan untuk membuat briket ini. Dengan
penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Bahan
pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa
tanaman-tanaman atau limbah dedaunan.Dengan penggunaan briket arang
sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan minyak
tanah dan elpiji yang sering digunakan masyarakat. Selain itu,
penggunaan briket dari ketapang dapat menghemat pengeluaran biaya
untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji. Dengan memanfaatkan
ketapang sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan
meningkatkan pemanfaatan tumbuhan yang jarang digunakan, karena
selama ini buah ketapang dibiarkan begitu saja dan tidak
dimanfaatkan.Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik
untuk selanjutnya briket arang dijual. Usaha ini juga dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang menganggur. Sehingga
perekonomian warga masyarakat di daerah sekitar bisa meningkat.
Penggunaan briket ini lebih murah dibandingkan dengan penggunaan
minyak tanah. Pengamatan yang jeli akan lingkungan sekitar dan
sedikit kreatif ternyata bisa menjadi mata pencaharian baru.Syarat
briket yang baik adalah:1. Permukaannya halus dan rata2. Tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan3. Mudah dinyalakan4. Tidak
mengeluarkan asap5. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung
racun6. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan
pada waktu lama7. Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju
pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik.8. Tidak mengeluarkan
bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.Jenis bahan baku yang umum
dipakai sebagai perekat untuk pembuatan briket, yaitu :1. Perekat
anorganikPerekat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama
proses pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak
terganggu. Perekat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu adanya
tambahan abu yang berasal dari bahan perekat sehingga dapat
menghambat pembakaran dan menurunkan nilai kalor. Contoh dari
perekat anorganik antara lain semen, lempung, natrium silikat.2.
Perekat organikPerekat organik menghasilkan abu yang relatif
sedikit setelah pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan
perekat yang efektif. Contoh dari perekat organik di antaranya
kanji, tar, aspal, amilum, molase dan parafin.3. Clay (lempung)Clay
atau yang sering disebut lempung umumnya banyak digunakan sebagai
bahan perekat briket. Jenis-jenis lempung yang dapat dipakai untuk
pembuatan briket terdiri dari jenis lempung warna kemerah-merahan,
kekuning-kuningan dan abu-abu.4. Tapioka dan Caustic SodaJenis
tapioka beragam kualitasnya tergantung dari pemakaian. Jenis
Caustic Soda yang dipergunakan memiliki konsentrasi 98 % dan
berbentuk Flake. Apabila dicampur dengan tapioka akan terbentuk
perekat.
- See more at:
http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-briket-bioarang.html#sthash.ZaDVZQ59.dpuf
http://id.wikipedia.org/wiki/Aranghttp://semua-ad.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-briket-arang-tempurung-dan.html
Briketadalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagaibahan bakaruntuk memulai dan mempertahankan nyalaapi. Briket
yang paling umum digunakan adalah briketbatu bara, briketarang,
briketgambut, dan briketbiomassa.Antara tahun 2008-2012, briket
menjadi salah satu agenda riset energiInstitut Pertanian
Bogor.[1]Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat
pertanian karenabiomassalimbah hasil pertanian dapat dijadikan
briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari
biomassa, dapat menggantikan penggunaanbahan bakar fosil.Daftar
isi[sembunyikan] 1Bahan penyusun briket 2Mesin pembuat briket
3Pemanfaatan briket 4Galeri 5Lihat pula 6Referensi 7Pranala
luarBahan penyusun briket[sunting|sunting sumber]Bahan penyusun
briket dapat mencakup:[2][3] Bahan bakar utama: Arangkayu Batu bara
Biomassa: Gambut Bahan pendukung: Batu kapur(pewarna)
Pati(pengikat) Boraks(bahan pelepas,release agent) Natrium
nitrat(akselerator) Malam(wax, sebagai pengikat, akselerator, dan
penyala (igniter))Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan
campuran bahan menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan
untuk batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan
batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan manfaat. Briket
digunakan di industri dan rumah tangga.Bahan yang digunakan untuk
pembuatan briket sebaiknya yang memilikikadar airrendah untuk
mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga
mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang
memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis
terbakar.[4]Mesin pembuat briket[sunting|sunting sumber]Mesin
pembuat briket adalah mesin yang digunakan untuk memproses limbah
dan residu usaha kehutanan dan pertanian menjadi briket. Sebelum
dijadikan briket, bahan mentah harus diberikan perlakuan tertentu
seperti pemurnian dan pengecilan ukuran partikel.Mesin press briket
bekerja dengan tiga mekanisme dasar: Tipe ulir (screw type). Briket
ditekan dengan memanfaatkan mekanismeulir archimedes. Umumnya
digerakkan oleh motor. Tipestamping, yaitu mekanisme menekan dengan
tuas sehingga seolah bahan baku briket "terinjak" dan membentuk
briket yang padat. Tipe ini memungkinkan briket dibuat dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Tipehidrolikyang bekerja dengan
mekanisme hidrolik.Fasilitas pembuatan briket harus memiliki
berbagai langkah dalam pembuatan bahan baku hingga selesai menjadi
briket. Perlakuan awal yang biasanya diberikan dalam pembuatan
briket adalahdebarking(penghilangan kulit kayu,bark), pengecilan
ukuran partikel, pengeringan, danpengayakan. Kadar air harus rendah
untuk mendapatkan nilai kalori tertinggi, namun pengeringan lebih
lanjut umumnya menjadi tidak efisien. Kadar air antara 12-15%
diperkirakan angka yang ideal, tergantung bahan baku yang
digunakan.[5]Pemanfaatan briket[sunting|sunting sumber]Pemanfaatan
bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya tidak disarankan
untuk digunakan di rumah tangga karena asapnya yang pekat.
Diperlukan tungku khusus yang mengatasi masalah tersebut.[6]Briket
memiliki harga yang murah dibandingkan bahan bakar jenis lainnya
sehingga penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan
penghematan biaya. Di daerahKetahun, Bengkulu Utara, briket telah
digunakan sebagai penggantikayu bakaryang harganya semakin naik.
Penggunaan briket diketahui memberikan manfaat dari sisi
pengeluaran usaha.[7]http://id.wikipedia.org/wiki/Briket
Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita
dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan.
Selain itu penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran
biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.Dengan
memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang
maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus
mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu
yang ada hanya dibakar begitu saja.Manfaat lainnya adalah dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini
dikelola dengan baik untuk selanutnya briket arang dijual.Bahan
pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa
serbuk kayu gergajian.
Tempurung kelapa yang selama ini hanya menjadi limbah atau
diolah sebagai arang kelapa tengah dikembangkan menjadi briket.
Briket tersebut mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan arang
batok.
Pabrik skala usaha mikro, kecil, dan menengah ini berada di
naungan kelompok usaha Roda Banting. Proses pengolahan tempurung
kelapa menjadi briket ini menggunakan alat hasil rakitan
sendiri.
Sekali cetak, alat pembuat briket ini bisa menghasilkan 320
keping briket. Setiap kilogram briket dapat digunakan
untuk memasak sampai enam jam.
Mesin yang digunakan antara lain adalah mesin penghancur arang
batok menjadi tepung kasar, mesin penghancur tepung kasar menjadi
halus, mesin pencampur dan mesin pencetak briket dalam jumlah
besar.
Dari sisi bahan baku, jumlah tempurung kelapa dari Kota Pariaman
dan Kabupaten Padang Pariaman sangat banyak.
Saat ini, Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman mempunyai
areal kelapa 2.863 hektar. Bila tiap hektar terdapat 125 pohon,
jumlah pohon semuanya adalah 357.875 dengan total panen per tahun
mencapai lebih dari 357 juta biji kelapa. Sementara itu, tempurung
kelapa merupakan 12 persen bagian dari setiap butir kelapa.
Dengan semakin sulit dan mahalnya bahan bakar pada masa
sekarang, bahan bakar alternatif menjadi pilihan, salah satunya
adalah Briket Tempurung Kelapa, dimana bahan baku utamanya adalah
tempurung kelapa yang sudah diolah menjadi briket tanpa menggunakan
bahan kimia. Briket Tempurung Kelapa ini memiliki banyak keunggulan
bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
Proses PembuatanArang BriketBatok KelapaSORTIRProses
membersihkan bahan baku yaitu batok areng kelapa yang sudah di
bakar dari kotoran-kotoran & batok mentah agar siap untuk
diproses lebih lanjut yaitu di proses giling.GILINGProses
menggiling bahan baku yaitu batok areng bakar yang sudah di sortir
menjadi bubuk areng yanng lebih halus.MIXERProses pencampuran bubuk
areng halus dengan bahan perekat (tepung tapioca & air) dengan
menggunakan mesin mixer agar campuran rata.Di proses mixer bahan
baku yang dihasilkan dalam bentuk serbuk seperti tepung.MASAK I
& MASAK IIProses memasak bahan setengah jadi untuk dijadikan
bahan yang lebih pulen lagi agar mudah untuk di cetak. Dengan
pemanasan suhu hingga 100C yang berfungsi untuk membuat bahan baku
lebih pulen & mematikan bakteri-bakteri dari pencampuran bahan
baku di proses mixer.PENCETAKANProses lanjutan dari proses
memasak,yaitu mencetak bahan baku menjadi bentuksishaatau barbeque
sesuai dengan cetakandengan menggunakan piasau pemotong yang di
desain khusus untuk bentuk yang di inginkan.PENJEMURANProses
pengeringan kadar air yang terkandung di dalambriketsetelah proses
pencetakan,hingga sekitar 80% tingkat kekeringannya (tergantung
pada kondisi cuaca atau iklim) sebelum proses oven untuk
memaksimalkan tingkat kekeringan hingga benar-benar produk tidak
mengandung kadar air.OVENProses untuk memaksimalkan barang jadi
agar benar-benar kering.PACKINGProses pengemasan barang jadi dengan
menggunakan inner plastic sebelum di kemas sesuai dengan permintaan
buyer.BARANG JADIBarang yang sudah siap untuk dieksport dengan
kemasan sesuai dengan order dari buyer.Siapa sangka jika tempurung
atau batok kelapa yang biasanya terbuang sebagai limbah ternyata
bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi. Ya, batok kelapa
ternyata merupakan bahan pembuatan briket yang kini banyak
dibutuhkan sebagai bahan bakar.
Seperti dilakukan Suherman, warga Desa Karangjati RT 01 RW 03,
Kecamatan Sampang, Cilacap. Lelaki ini berhasil mengolah limbah
batok kelapa menjadi arang dan briket yang menawarkan banyak
keuntungan.
Pengolahan limbah batok kelapa menjadi briket tersebut ia mulai
sekitar 2 tahun silam. Berawal ketika ia melihat semakin
menumpuknya limbah batok kelapa dari tempat pengolahan kopra
miliknya. Ia tersadar, jika limbah yang semakin banyak tersebut
tidak segera ditangani maka akan bisa mengancam kelangsungan
usahanya di kemudian hari.
Dari situ, ia kemudian mencoba mulai mencari-cari referensi
tentang cara pengolahan limbah batok kelapa melalui buku-buku dan
internet, dari usaha itu kemudian berhasil ditemukan cara yang
menurutnya cocok untuk mengatasi masalah limbah yang dihadapinya
tersebut, yakni mengolahnya menjadi arang.
Arang tempurung kelapa merupakan produk yang diperoleh dari
pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Sebagai bahan
bakar, arang lebih bagus dibanding arang kayu bakar. Oleh karena
itu, peluang usaha pembuatan arang dari bahan tempurung kelapa
terbilang lebih menguntungkan, ucap Suherman saat ditemui FBI,
pertengahan Juni lalu.
Keuntungan yang ditawarkan dari pengolahan arang batok kelapa
tersebut terbukti tidak sekadar teori perhitungan angkaangka
kosong. Dari arang batok kelapa tersebut ia berhasil mengumpulkan
keuntungan yang lumayan besar. Di pasaran, arang dengan kualitas
terbaik, tanpa mengandung air, laku terjual dengan harga Rp 3.500
sampai Rp 5.000 per kilogram.
Arang batok kelapa ini biasanya dicari oleh pabrik-pabrik
kosmetik sebagai bahan baku. Selain itu, dibutuhkan juga para
pelaku bisnis kuliner sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak
atau memanaskan makanan, imbuh pria yang kini dipercaya sebagai
Ketua Klaster Pengolahan KelapaTerpadu Kabupaten Cilacap
tersebut.
Sebagai pengembangannya, arang batok kelapa juga diolah menjadi
briket. Briket arang tempurung kelapa ini terbilang cukup potensial
sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah dan gas elpiji. Bahkan
jika dibandingkan dengan briket dari batu bara, briket arang
tempurung kelapa tergolong lebih bagus, memiliki tingkat kepanasan
(kalor) yang lebih tinggi dan konstan. Selain itu, pembakaran
briket arang tempurung kelapa dijamin tidak menyisakan abu dan
asap.
Harga untuk produk briket arang batok kelapa tersebut dibandrol
lebih mahal dibandingkan arang mentahnya, yakni sekitar Rp.10 ribu
per kilogram.
Lebih mahal karena proses pembuatannya juga lebih panjang, dari
arang mentah kemudian ditumbuk sampai halus terlebih dulu, lalu
diolah dengan dicampuri kanji, baru kemudian bisa dicetak,
paparnya.
Produk dari hasil pengolahan limbah batok kelapa yang
dikembangkan Suherman belakangan ini sudah mulai diminati
masyarakat. Sudah setahun ini, sejumlah pebisnis kuliner di wilayah
Jogja dan Klaten rutin memesan produk buatannya.(sokhibun
niam)Brikettempurung kelapaadalah salah satu produk olahan yang
terbuat dari bubuktempurung kelapadan tepung
tapioka.Brikettempurung kelapamempunyai nilai jual eksport yang
tinggi karena memiliki beberapa keunggulan yaitu : Tidak berbau
Tidak berasap Kalori yang dihasilkan 7000 up Bara yang dihasilkan
lebih membara Daya tahan bakar lebih lama Briket adalah bahan bakar
alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/tersusun dari bahan
non kayu. Briket dibuat denganproses pirolisis (pembakaran an
aerobik). Banyak bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan briket, contohnya sekam padi, jerami, batok kelapa,
serbuk gergaji, dedaunandan lain-lain. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat briket akanmelalui proses pembakaran tidak sempurna
sehingga tidak sampai menjadi abu. Pada pemanasan ini prosesnya
dilakukan pada tempat yang vakum Selanjutnya arang sekam tersebut
dicampur dengan perekat, dipadatkan dan dikeringkankemudian disebut
sebagai briket. Briket biasanya digunakan untuk memasak dan untuk
melakukan proses pembakaran. Briket juga bisa digunakan untuk
membuat pembangkit listrik tenaga uap. Karena pada dasarnya briket
jugadapat digunakan sebagai pengganti batubara. Kandungan dalam
briket adalahkarbon, abu dan komponenvolatile. Dalam proses
pembakaranbriketyang baik adalah briketyangdapat menghasilkan kalor
yang besar.Faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan kecilnya kalor
adalah kandungan karbonnya. dan kualitas briket yang baik adalah
yang memiliki kandungan abu yang sedikit. semakin sedikit kandungan
abunya maka akan semakin baik dan standarnya dalam briket adalah
minimal komposisi abunya adalah 8%. METODE UMUM Untuk melakukan
proses pembuatan briket pertama harus menentukan bahan baku
pembuatan briket.Umumnya bahan baku yang digunakan adalah limbah
yang memungkinkan untuk dijadikan briket. Keuntungannya menggunakan
limbah sebagai bahan baku pembuatan briket adalah murah atau bahkan
bisa gratis, lalu dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat
limbah sehingga ramah lingkungan. Proses pembuatanbriket cukup
sederhana dan dapat dikerjakan sendiri tanpa membutuhkan peralatan
khusus dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Gambaran mudahnya
adalah bahan baku briket kita panaskan dalam tempat yang vakum
sehingga menghitam, lalu kita haluskan kemudian dicetak. Proses
lebih jelasnya adalah sebagai berikut. 1. Pengurangan Kadar Air
Bahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket pertama harus
dikurangi kadar airnya, sehingga proses pemanasan pada ruang vakum
akan sempurna. apabila terdapat air dalam bahan baku tersebut akan
merusak hasil pembakaran bahan baku. Proses pengurangan kadar air
ini bisa dilakukan dengan penjemuran. Apabila bahan baku pembuatan
briket sudah memiliki kadar air yangsangat sedikit maka bisa
langsung melakukan tahapan proses berikutnya. 2. Pirolisis Proses
ini merupakan proses utama dalam pembuatan briket yaitu pemanasan
atau pembakaran bahan baku.Proses ini dapat dikatakan sebagai
proses pengarangan.Bahan bakudibuat arang dengan cara pengarangan
manual melalui tong kemudian dibakar atau dipanaskandan ditutup
hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong tersebut. Proses
pengarangan menggunakan sistem pembakaran tidak sempurna. Maksud
pembakaran tidak sempurna adalah pembakaran dimana pasokan oksigen
dibatasi. Pembakaran dilakukan diruangan tertutup dengan adanya
sedikit pemasukan oksigen. Dengan metode pembakaran seperti ini
maka apabilabahan bakutelah dibakar hingga hitam tapi tidak sampai
menjadi abu. Berbeda dengan pembakaran sempurna yang dilakukan di
ruang terbuka, makabenda yang dibakar akan habis hingga menjadi
abu. biasanya proses ini terjadi pada suhu 150oC 300oC. 3.
Perekatan Bahan baku yang telah menghitam setelah melalui proses
pirolisis kemudian dikumpulkan dan dibentuk. Namun sebelum dibentuk
material di haluskan hingga menjadi serbuk atau bentuk yang
kecil-kecil lalu dicampur dengan bahan perekat. Bahan perekat yang
dapat digunakan bermacam-macam, bisa tepung kanji atau tanah liat.
Kita contohkan proses ini menggunakan tepung kanji karena memiliki
kerekatan yang kuat.Perbandinganberatuntuk mencampur tepung kanji
dengan material adalah 10 : 1 . Dimana materialnya 10 dan tepung
kanjinya adalah 1. Lalu ditambahkan air dengan perbandingan berat1
: 1 terhadap material, kemudian diaduk hingga rata lalu dipanaskan
sebentar. 4. Pembentukan Bahan hasil campuran antara material hasil
pirolisis, air dan tepung kanji selanjutnya dibentuk menggunakan
cetakan. Bahan hasil campuran dimasukan kedalam cetakan dan ditekan
dengan tekanan yang besar sekitar 140-200 kg/cm^2. Dengan tekanan
ini membuat hasil cetakan benar-benar terbentuk sesuai dengan
cetakannya. Lalu setelah dicetak material dikurangi kadar airnya
lagi karena dalam proses perekatan terjadi penambahan air. Cara
yang digunakan bisa dengan penjemuran atau dengan dioven dalam suhu
tinggi hingga benar-benar kering. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketergantungan yang besar pada sumber energi fosil (minyak bumi dan
batu bara) telah menyebabkan terjadinya eksploitasi besar-besaran
pada kedua sumber energi tersebut, sehingga dikhawatirkan pada
energi tersebut akan cepat terkuras habis karena keduanya merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Pemanfaatan limbah
pertanian ataupun limbah industri merupakan salah satu altrernatif
pengganti bahan bakar dengan mengubahnya menjadi briket arang.
Hasil dari pembuatan briket ini adalah bahan bakar baru yang dapat
dijadikan pengganti dari bahan bakar yang telah ada saat ini. Bahan
bakar adalah bahan yang dapat meneruskan proses pembakaran tersebut
dengan sendirinya disertai dengan pengeluaran kalor. Briket dapat
digunakan menjadi bahan bakar untuk memasak didalam tungku briket
atau digunakan untuk bahan bakar membuat listrik seperti PLTU dari
pembakaran briket. Kelebihan penggunaan briket ini adalah ramah
lingkungan dan bernilai ekonomis krena bahan baku diambil dari
limbah-limbah. Briket merupakan bahan bakar yang mengandung karbon,
mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu
yang lama. panas yang dihasilkan oleh briket relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000
kalori. Briket bila dibakar tidak menimbulkan asap atau bau
tergantung pada bahan bakunya dan bila briket dibakar tidak perlu
diberikan pengipasan atau pemberian udara. Teknologi pembuatan
briket cukup sederhana dan peralatannya juga sederhana. Penggunaan
briket contonya adalah untuk memasak dalam kompor. Briket yang
biasanya berbentuk silinder di masukan ke dalam lubang wadah briket
dalam kompor briket lalu disulut api sedikit kemudian briket siap
digunakan untuk memasak.Memadamkan kompor ini sangat mudah dan
sangat aman. Cukup menutup saluran udara masuk di bawah dengan abu
atau pasir, udara tidak masuk.Dalam penggunaan briket pada PLTU
sama seperti penggunaan batu bara. Briket dibakar sehingga menaikan
suhu ruangan yang besar untuk memutar turbin. Kualitas briket yang
baik adalah yang memiliki kandungan karbon yang besar dan kandungan
abu yang sedikit. Sehinggamudah terbakar, menghasilkan energi panas
tinggi dan tahan lama. SementaraBriket kualitas rendah yang berbau
menyengat saat dibakar, sulit dinyalakandan tidak tahan lama.
Jumlah kalori yang yang baik dalam briket adalah 5000 kalori dan
kandungan abunya hanya 8%. DAFTAR PUSTAKA
http://epetani.deptan.go.id/blog/cara-mudah-dan-murah-membuat-briket-arang-sekam-7062
http://briket-indonesia.50webs.com/
http://my-briket.blogspot.com/2009/04/briket-briquette.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Arang
http://my-briket.blogspot.com/2009/04/proses-pembuatan-briket.html
http://rumahmesin.com/membuat-briket/
http://kincirismun.blogspot.com/2009/01/cara-membuat-briket-arang-dari-dedaunan.html
Arang TempurungPENGOLAHAN ARANG
TEMPURUNGSumber:http://www.bi.go.id/sipuk/PENDAHULUANLATAR
BELAKANGIndonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang
utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai
3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar
butir kelapa, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan
rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau
dari aspek ekonomi maupun sosial budaya.Pemanfaatan buah kelapa
umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan
santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan
lainnya seperti tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan.
Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa. Dengan
demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun
adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 672 ribu
ton tempurung yang dihasilkan. Potensi produksi tempurung yang
sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.Salah satu produk
yang dibuat dari tempurung kelapa adalah pembuatan arang tempurung
yang pada proses selanjutnya akan dapat diolah menjadi arang aktif.
Jadi arang tempurung merupakan bahan baku untuk industri arang
aktif. Pembuatan arang tempurung ini belum banyak yang
melakukannya, padahal potensi bahan baku, penggunaan dan potensi
pasar cukup besar.Dari aspek teknologi, pengolahan arang tempurung
kelapa relatif masih sederhana dan dapat dilaksanakan oleh
usaha-usaha kecil. Keterbatasan modal, akses terhadap informasi
pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang belum
memenuhi persyaratan merupakan kendala dan masalah dalam
pengembangan usaha industri pengolahan tempurung kelapa.TUJUAN,
RUANG LINGKUP DAN METODETujuanTujuan dari penyusunan pola
pembiayaan ini adalah:1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam
rangka meningkatkan realisasi kredit usaha kecil, khususnya melalui
penyediaan kredit untuk pengembangan usaha arang tempurung2.
Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha
arang tempurung.Ruang LingkupPenyusunan lending model ini
memerlukan studi mengenai pola pembiayaannya yang mencakup
aspek-aspek sebagai berikut:1. Aspek pemasaran yang meliputi antara
lain kondisi permintaan (termasuk pasar ekspor), penawaran,
persaingan, harga, proyeksi permintaan pasar.2. Aspek produksi yang
meliputi gambaran komoditi, persyaratan teknis produksi, proses
pengolahan, dan penanganannya;3. Aspek keuangan yang meliputi
perhitungan kebutuhan biaya investasi dan kelayakan keuangan
(menggunakan alat analisis rugi-laba, cash flow, net present value,
pay back period, benefit cost ratio, dan internal rate of return)
dilengkapi analisis sensitivitas;4. Aspek sosial ekonomi yang
meliputi pengaruh pengembangan usaha komoditi yang diteliti
terhadap perekonomian, penciptaan lapangan kerja, dan pengaruh
terhadap sektor lain;5. Aspek dampak lingkungan.Metode
PenelitianSurvei lapang dilakukan untuk memperoleh data sebagai
berikut:1. Data primer dari pengusaha kecil (pengusaha arang
tempurung);2. Data sekunder dari instansi terkait (Dinas
Perindustrian dan Perdagangan).3. Tokoh masyarakat setempat (tokoh
formal dan tokoh informal).Analisis data tersebut diatas
selanjutnya dilakukan atas hal-hal sebagai berikut:1. analisis
usaha, dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komoditi yang
diteliti dilihat dari aspek-aspek pemasaran, produksi, sosial
ekonomi, dan dampak lingkungannya;2. analisis pembiayaan, dilakukan
untuk mengetahui bagaimana pembiayaan proyek dan kelayakan usaha
dilihat dari aspek keuangannya.Untuk kepentingan pengumpulan dan
analisis data tersebut di atas, sampel usaha kecil di wilayah
penelitian diambil secara acak dengan persyaratan bahwa usaha kecil
tersebut yang paling banyak terdapat di wilayah studi, tetapi
dengan mengutamakan mereka yang mendapat kredit bank untuk
usahanya. Lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatra Utara.PROFIL USAHA DAN
POLA PEMBIAYAANPROFIL USAHAUsaha kecil yang menjadi contoh dalam
penelitian adalah usaha kecil pengolahan arang tempurung kelapa.
Usaha ini terletak di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara. Lokasi ini berjarak
lebih kurang 40 km dari ibukota propinsi atau 50 km dari pabrik
arang aktif yang merupakan konsumen tempurung arang. Unit usaha ini
cukup terpencil dan dapat dicapai setelah melalui jalan propinsi,
jalan kabupaten, jalan desa dan jalan kampung.Usaha arang tempurung
kelapa ini merupakan usaha keluarga, pemilik dibantu oleh
putra-putrinya yang bertindak sebagai penanggung jawab tiap-tiap
tanur pengarangan. Unit usaha ini memiliki enam unit pembakaran
yang tersebar di tiga lokasi yang terletak di desa yang berbeda,
akan tetapi masih dalam satu kecamatan.Usaha ini menggunakan hasil
samping buah kelapa yaitu tempurung kelapa yang dikumpulkan dari
berbagai pasar disekitar lokasi usaha. Jumlah tenaga kerja sebanyak
6 orang sebagai pengelola tanur dan 30 orang pekerja sebagai sopir
dan kernet 12 orang, sisanya pekerja pengawasan pembakaran.
Kapasitas produksi masing-masing unit tanur pengarangan adalah 1,2
ton arang atau 3 ton tempurung kelapa per hari. Total produksi
arang tempurung kelapa yang dihasilkan oleh unit usaha ini adalah
7,2 ton setiap hari. Produk arang tempurung yang dihasilkan
merupakan bahan baku industri arang aktif atau bahan bakar bagi
produk tertentu.POLA PEMBIAYAANUsaha arang tempurung ini belum
mempergunakan fasilitas kredit dari perbankan. Usaha ini dimulai
dari suatu kerja sama dengan seorang pemodal pada tahun 1989 akan
tetapi sejak tahun 1996 penyandang modal menarik diri sehingga
praktis sejak tahun tersebut unit usaha ini dikelola oleh pemilik
usaha dengan dibantu oleh anak-anaknya sebagai manajer tiap unit
tungku pembakaran tempurung kelapa.Kredit yang pernah diterima oleh
unit usaha ini adalah kredit kendaraan roda empat sebanyak empat
unit yang pada saat ini sudah berhasil dilunasi. Pada saat ini unit
usaha ini memiliki 7 kendaraan roda empat berupa kendaraan umum bak
terbuka sebagai alat transportasi baik untuk pengumpulan bahan baku
maupun untuk mengirim produk ke industri besar.Walaupun merupakan
unit usaha keluarga, masing-masing manajer setiap tungku pembakaran
memperoleh gaji bulanan sebesar Rp. 2.000.000,00. Upah pekerja
diperkirakan sekitar Rp. 25.000,00 setiap hari yang berupa upah
memasukkan tempurung ke tungku pembakaran, membakar tempurung,
mengawasi proses pembakaran selama tujuh jam, menutup tungku
pembakaran, membongkar arang dari tungku pembakaran pada keesokan
harinya dan mengemasi arang tempurung ke dalam karung.ASPEK
PEMASARANPERMINTAANPermintaan arang tempurung kelapa tergantung
pada aktifitas dan produktifitas industri arang aktif yang berada
di Kota Medan dan sekitarnya. Data kapasitas industri arang aktif
ini sulit diperoleh di instansi terkait baik di tingkat I maupun di
tingkat II. Sebagai gambaran permintaan, dapat dilihat dari data
ekspor arang aktif Propinsi Sumatra Utara pada tahun 2000 yaitu
sebesar 8.417,89 ton atau setara 6.734,3 ton arang tempurung
kelapa. Volume arang aktif ini menurut data dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan setempat dihasilkan dari dua pabrik
arang aktif yang berada di Belawan dan Tanjung Morawa.Permintaan
arang tempurung kelapa di Sumatra Utara kepada perusahaan responden
adalah sebesar 1.800 ton per tahun dan hanya untuk pabrik arang
aktif yang berada didekat lokasi usaha pembakaran arang tempurung
tersebut. Peluang permintaan sebenarnya lebih besar apabila arang
tempurung tersebut dipasarkan ke berbagai industri arang aktif di
Jakarta, Surabaya dan beberapa daerah lainnya. Peluang permintaan
ini dapat juga meningkat apabila rumah tangga mempergunakan arang
tempurung sebagai bahan bakar sehari-harinya atau beberapa industri
kecil makanan seperti berbagai industri keripik, pedagang sate/ikan
bakar dan sebagainya, juga mempergunakan arang tempurung ini
sebagai bahan bakarnya.Disamping permintaan didalam negeri, arang
juga memenuhi permintaan luar negeri (ekspor). Pada tahun 2000
ekspor arang tempurung sebesar 26.360.600 Kg dengan nilai US$
4.699.147, sementara pada tahun 2001 sampai dengan bulan Maret 2001
mencapai 3.742.232 Kg senilai US$ 716.270. Volume ekspor arang
tempurung setiap tahunnya memang lebih besar dibandingkan volume
ekspor arang aktif, namun nilai ekspornya berada dibawah nilai
ekspor arang aktif. Sebagai perbandingan ekspor arang aktif tahun
2000 hanya sebesar 10.204.684 Kg dan nilai ekspornya mencapai US$
7.580.636. Ekspor arang tempurung dibanding dengan arang aktif
serta ekspor tempurung sendiri adalah seperti tampak pada
Tabel3.1
Secara lebih jelasnya kecenderungan permintaan ekspor arang
tempurung, arang aktif dan tempurung dapat dilihat pada
Grafik3.1dan Grafik3.2 Berdasarkan data ekspor pada Grafik 3.1 dan
3.2, mulai tahun 1999 sampai tahun 2000 ekspor arang aktif dan
tempurung mengalami penurunan baik volume maupun nilai ekspor,
namun sebaliknya terjadi pada arang tempurung dimana volume dan
nilai ekspornya memperlihatkan terus mengalami peningkatan. Hal ini
memperlihatkan bahwa arang tempurung masih memiliki prospek ekspor
yang bagus.
Dari Grafik 3.2, juga diperoleh gambaran umum bahwa peningkatan
atau penurunan ekspor arang aktif tidak terlalu mempengaruhi
pasaran arang tempurung di luar negeri. Penurunan volume ekspor
arang aktif kemungkinan hanya mempengaruhi permintaan arang
tempurung di pasaran dalam negeri. Apabila permintaan arang aktif
baik di dalam maupun di luar negeri meningkat, hal ini akan turut
pula meningkatkan permintaan arang tempurung, sebagai sumber bahan
baku arang aktif itu sendiri. Fenomena ini menggambarkan bahwa
pasar arang tempurung baik di dalam negeri maupun di luar negeri
masih terbuka lebar. Negara-negara tujuan ekspor utama arang
tempurung adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia,
Norwegian, Inggris, Perancis, Jerman, RRC, Emirate Arab dan
Srilangka.PENAWARANMenurut responden, penawaran arang tempurung
kelapa yang berasal dari propinsi Sumatra Utara, ke industri arang
aktif di Medan hanya berasal dari unit usahanya yaitu sebesar 150
ton per bulan, padahal peluang berproduksi ke enam unit pembakaran
milik unit usaha ini sebesar 180 ton per bulan sehingga masih dapat
ditingkatkan lagi. Selain di daerah Sumatra, daerah produksi arang
tempurung adalah daerah daerah yang memiliki potensi kelapa seperti
di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan NTB.Posisi
penawaran arang tempurung dipengaruhi oleh keseimbangan permintaan
dan penawaran. Untuk meningkatkan produksi arang tempurung, maka
perlu diupayakan perluasan pasar dan perbaikan mutu produksi.
Penawaran produk sangat ditentukan juga oleh ketersediaan bahan
baku. Berdasarkan data statistik tahun 1994 1999 Tabel3.2 terlihat
bahwa produksi tempurung sebagai bahan baku arang tempurung relatif
stabil. Tercatat pada tahun 1996 produksi tempurung sebesar 1.135
ribu ton dan tahun 1999 sebesar 1.164 ribu ton. Hal ini menunjukkan
bahwa dari sisi ketersediaan bahan baku masih sangat besar potensi
yang belum dimanfaatkan.HARGA DAN PELUANG PASARHargaHarga arang
tempurung kelapa saat ini sebesar Rp 650,00 per kg franco industri
arang aktif. Harga ini meningkat bila dibandingkan dengan harga
tahun 1998 sebesar Rp 140,00 per kg. Harga ini akan berubah apabila
terjadi penawaran arang tempurung kelapa yang berasal dari luar
propinsi dan penjualan/pengiriman arang aktif dari industri arang
aktif ke luar negeri.Persaingan dan Peluang PasarPenawaran arang
tempurung kelapa ke industri arang aktif selain berasal dari unit
usaha kecil di sekitarnya juga berasal dari unit pembuatan arang
tempurung baik dari Propinsi Sumatra Utara maupun dari propinsi
lain seperti dari Nangroe Aceh Darussalam (NAD), dan Sumatra Barat.
Adanya penawaran dari luar propinsi ini menyebabkan unit usaha
pembakaran arang tempurung kelapa responden tidak dapat berkembang,
selain masalah keamanan yang mempengaruhi kapasitas produksi
industri arang aktif.Seperti dikemukakan diatas, saingan arang
tempurung kelapa berasal dari luar propinsi sehingga peluang
pemasaran arang tempurung kelapa unit usaha lokal sangat
terpengaruh. Peluang pasar arang aktif dapat dibuka dengan
menawarkan produk tersebut untuk kebutuhan rumah tangga ataupun
untuk para pedagang sate atau usaha ayam/ikan bakar dsb. Peluang
juga terbuka apabila arang tempurung kelapa ini dapat dipasarkan ke
luar pulau di luar Propinsi Sumatra Utara.PEMASARAN PRODUK DAN
KENDALA PEMASARANPemasaran ProdukSeperti dikemukakan diatas, arang
tempurung kelapa dipasarkan hanya ke industri arang aktif lokal.
Sampai saat ini kapasitas unit usaha belum sepenuhnya terpakai,
karena permintaan dari industri arang aktif tidak sebesar kapasitas
unit usaha ini.Pengembangan pemasaran arang tempurung kelapa dapat
dilakukan dengan melakukan penjualan eceran skala rumah tangga atau
pada pedagang sate, ayam/ikan panggang dan sebagainyaKendala dan
HambatanKemampuan pemasaran produk sangat tergantung kepada daya
tampung industri arang aktif, karena selama ini pengusaha
memasarkan seluruh produksi arang tempurungnya ke industri arang
aktif yang ada di Medan. Untuk mengatasi kendala ini pengusaha
harus mencari alternatif pemasaran, misalnya dengan memasarkan
produk arang tempurung kepada industri-industri arang aktif yang
ada di propinsi lain.ASPEK PRODUKSILOKASILokasi usaha pembakaran
tempurung kelapa yang dijadikan responden adalah di Desa Tanjung
Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Unit usaha ini
memiliki tiga lokasi pembakaran yang terpisah dengan jumlah tanur
pengarangan sebanyak enam unit. Di lokasi responden ini terdapat
tiga unit tanur pengarangan dan lokasi ini berjarak sekitar 40 Km
dari Kota Medan tempat industri arang aktif yang menyerap arang
tempurung ini berlokasi.Lokasi tanur pengarangan membutuhkan lahan
yang relatif luas baik untuk gudang bahan baku maupun untuk produk
serta harus berlokasi jauh dari perkampungan penduduk untuk
menghindari polusi asap yang ditimbulkan selama proses pengarangan.
Lokasi ini juga relatif berdekatan dengan sumber bahan baku yaitu
tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang kelapa parut di
pasar atau dari pengrajin kopra petani kelapa setempat.Transportasi
dari dan ke lokasi pengarangan relatif baik dengan jalan kampung
sejauh 5 Km tanpa aspal yang dapat ditempuh oleh kendaraan roda
empat.FASILITAS PRODUKSI DAN PERALATANUnit usaha ini memiliki 7
buah angkutan roda empat kecil yang mampu mengangkut sampai dengan
1,5 ton tempurung kelapa. Untuk setiap unit pengarangan dibutuhkan
fasilitas sebagai berikut :1. Kendaraan roda empat yang sudah
dimodifikasi2. Pisau3. Tanur pengarangan4. Sekop5. Gudang bahan
baku/produk6. Karung plastikBAHAN BAKUBahan baku usaha pengarangan
ini adalah tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang kelapa
parut di pasar atau dari petani kelapa yang mengolah kopra. Tidak
ada kriteria mutu untuk tempurung kelapa ini.Bahan penolong untuk
usaha ini adalah minyak tanah sebagai pemicu proses pembakaran
tempurung tahap awal.TENAGA KERJAUnit usaha arang tempurung kelapa
ini memiliki enam unit tanur pengarangan. Setiap unit tanur
membutuhkan (selain seorang manajer):a. Sopir (satu orang)b.
Pembantu sopir dua orangc. Petugas pembakaran, dua orangd. Pembantu
proses pembakaran, satu orangTenaga kerja ini berasal dari penduduk
setempat dengan pendidikan dari tingkat SD sampai SLTP. Tenaga
kerja ini bertanggung jawab sejak pengumpulan tempurung kelapa,
pembakaran, penutupan tanur, dan pembukaan tanur serta pembongkaran
arang dan pengemasan.
PROSES PRODUKSITempurung kelapa yang dikumpulkan dari
pasar/petani kelapa diletakkan berlapis-lapis mulai dari dasar
tanur. Lapisan pertama pada dasar tersebut disiram minyak tanah dan
dibakar sehingga menyala dan kemudian diatas nyala tersebut
ditumpukan lagi tempurung kelapa sehingga tanur tersebut penuh dan
dibiarkan selama tujuh jam.Setelah tujuh jam hampir seluruh
tempurung terbakar, tanur kemudian ditutup sehingga kedap udara
selama 12 jam saat proses pengarangan berlangsung. Keesokan paginya
tutup tanur dibuka, kemudian arang dibongkar dari tanur dan
dimasukkan ke dalam karung plastik dan dikirim ke pabrik arang
aktif. Rendemen arang tempurung kelapa adalah 40 persen dari
tempurung kelapa. Diagram Alir Proses Pengolahan Arang Tempurung
adapat dilihat di Gambar4.1JUMLAH, JENIS DAN MUTU PRODUKSetiap
tanur menghasilkan 1,2 ton arang dalam satu kali proses pembakaran
(24 jam), dengan mutu menurut responden adalah mutu super dengan
kriteria kadar air arang tempurung tersebut sebesar 10 12
persen.PRODUKSI/SKALA USAHA OPTIMUMBerdasarkan hasil studi kasus
usaha arang tempurung di wilayah Kabupaten Deli Serdang, tingkat
produksi maksimum arang tempurung terutama ditentukan oleh
kapasitas tanur pembakaran. Rata-rata kapasitas tanur menghasilkan
maksimum 1.200 kg arang per hari. Dengan periode produksi 6 hari
selama 52 minggu dalam setahun diproduksi 374.400 kg arang per
tahun. Pada kondisi kapasitas tersebut usaha menjadi tidak
menguntungkan dan tidak layak jika tingkat produksi berada dibawah
153.000 kg arang per tahun (< 537 kg/hari) dengan parameter
teknis dan biaya adalah tetap. Semakin besar tingkat produksi
sampai batas maksimum kapasitas mesin, maka tingkat keuntungan dan
kelayakan usaha semakin baik.KENDALA DAN HAMBATANUsaha ini sangat
tergantung pada kendaraan untuk mengumpulkan sisa pembuangan
tempurung kelapa dari pasar-pasar. Apabila terjadi gangguan pada
kendaraan pengangkut tempurung akan menyebabkan terhambatnya
produksi.ASPEK KEUANGANKOMPONEN DAN STRUKTUR PEMBIAYAANKomponen
biaya mencakup pengadaan sarana/prasarana, biaya operasi dan biaya
lain-lain. Biaya pengadaan sarana/prasarana meliputi biaya
investasi yaitu biaya pembuatan tanur, pembelian lahan, pembuatan
bangunan, pembelian peralatan pembantu proses. Rincian biaya
investasi usaha arang tempurung dapat dilihat pada Tabel 5.2.Biaya
operasi mencakup biaya pembelian tempurung kelapa, biaya
transportasi ke dan dari lokasi pengarangan, upah pekerja,
pembelian bahan pembantu produksi, biaya perawatan
peralatan/kendaraan, dan biaya lain-lain (pajak, sumbangan dsb.)
selama tiga bulan produksi dengan total Rp 71.773.200. Rincian
Biaya Operasional dapat dilihat pada Lampiran
3.PENDAPATANPendapatan atas pembakaran tempurung kelapa adalah
arang tempurung kelapa yang dijual ke industri arang aktif atau
penggunaan rumah tangga. Satu unit pembakaran arang tempurung yang
memiliki satu unit tanur pengarangan sebesar 374.400 x Rp 630 per
hari atau sebesar Rp 235.872.000 setiap tahun. Usaha ini mempunyai
dua unit tanur sehingga total pendapatan setahun sebesar Rp.
471.744.000. Pendapatan usaha diproyeksikan dengan asumsi bahwa
pada tahun pertama usaha beroperasi pada kapasitas 80 % dan pada
tahun kedua kapasitas 90%, dan pada tahun ke tiga dan seterusnya
beroperasi pada kapasitas 100%.Berdasarkan informasi yang disajikan
pada Lampiran 7, secara garis besar proyeksi pendapatan dan
keuntungan/kerugian usaha dapat dilihat pada Tabel 5.3.KEBUTUHAN
MODAL DAN KREDITKebutuhan modal untuk usaha pengarangan tempurung
kelapa yang memiliki dua tanur pengarangan adalah sebesar Rp
144.573.200, yang dibiayai dari kredit 65% dan modal sendiri 35%.
Secara lebih rinci kebutuhan modal dan sumber biaya dapat dilihat
pada Tabel 5.4.ANALISA CASH FLOWCash flow unit usaha pengarangan
tempurung kelapa dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari cash flow ini
dapat dilihat kondisi keuangan unit usaha selama periode waktu
proyek dan waktu pengembalian modal. Proyek dikatakan sehat dari
segi keuangan, jika dapat memenuhi semua kewajiban finansial baik
ke dalam maupun ke luar serta dapat mendatangkan keuntungan yang
layak bagi perusahaan.EVALUASI PROFITABILITAS DAN ANALISIS
SENSITIVITASBerdasarkan asumsi-asumsi yang dikemukakan pada
Lampiran 1, serta berdasarkan proyeksi arus kas pada Lampiran 8,
indikator-indikator profitabilitas usaha arang tempurung dapat
dilihat pada Tabel 5.5.Analisa sensitivitas usaha dilakukan dengan
mencoba menaikkan biaya bahan baku (biaya variabel) dan menurunkan
harga jual produk masing-masing sebesar 10 persen. Dengan kenaikan
biaya variabel sebesar 10% dan penurunan harga jual sampai 10%,
masih menghasilkan nilai NPV positif sehingga proyek masih layak
untuk dilaksanakan. NPV tetap positif sampai kenaikan biaya
produksi sampai 32,8% dan penurunan harga jual sampai 23,2%. Hasil
analisis seperti ditunjukkan data pada Tabel 5.5 dan Lampiran 9
menyatakan bahwa usaha ini lebih sensitif terhadap perubahan harga
jual produk.ASPEK SOSIAL EKONOMIAdanya unit usaha pengarangan
tempurung kelapa yang berlokasi di daerah yang terpencil memberikan
aspek sosial ekonomi baik bagi masyarakat setempat, dan mendorong
peningkatan pendapatan daerah, maupun pendapatan devisa bagi
negara. Unit usaha ini dapat memanfaatkan tempurung kelapa yang
merupakan limbah yang dihasilkan oleh petani kelapa dalam pembuatan
kopra ataupun pembersihan lingkungan dari limbah penjualan kelapa
parut segar di pasar tradisional.Penyerapan tenaga kerja untuk satu
unit tanur sebanyak lebih kurang tujuh orang termasuk sopir, kernet
dan pekerja untuk produksi arang tempurung kelapa. Tenaga kerja
yang dibutuhkan ini tidak membutuhkan pendidikan formal, sehingga
unit usaha ini benar-benar dapat menyerap tenaga kerja yang
tersedia di lingkungan lokasi unit usaha.Pendapatan yang diterima
oleh tenaga kerja setempat ini relatif jauh diatas UMR regional
yaitu sebesar Rp 25.000 per hari, dengan waktu kerja yang relatif
pendek walaupun dalam kenyataannya mencapai 24 jam. Sistem kerja
kontrak adalah harian yaitu dimulai dengan pekerjaan sejak menyusun
tempurung dalam tanur, membakar, mengawasi selama proses
pembakaran, penutupan tanur dan pembongkaran dan pengemasan arang
yang dihasilkan.Pajak langsung yang diperoleh dari unit usaha ini
tidak ada oleh karena unit usaha ini tidak terdaftar. Pajak tidak
langsung adalah pajak yang diperoleh dari industri hilir yang
mempergunakan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku.Seperti
dikemukakan diatas, unit usaha ini mempergunakan arang tempurung
kelapa, sehingga kegiatan di hulu unit usaha ini adalah kegiatan
pedagang kelapa parut segar atau pengrajin kopra dalam pengumpulan
tempurung yang menghasilkan pendapatan yang lumayan bagi kehidupan
di tingkat desa.Di hilir unit usaha ini adalah industri arang arang
aktif yang banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan komoditi
ekspor sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.ASPEK DAMPAK
LINGKUNGANUsaha pengarangan tempurung kelapa mempunyai dampak
terhadap polusi udara dari asap yang dihasilkan. Dampak terhadap
lingkungan ini dapat diperkecil dengan melakukan proses pengarangan
dengan nyala api pada awalnya, sehingga mengurangi jumlah asap yang
terjadi.Modifikasi tanur dengan mempergunakan cerobong yang tinggi
dapat mengurangi dampak asap terhadap lingkungan, sehingga
mengurangi dampaknya terhadap manusia di sekitar lokasi
pengarangan.KESIMPULANKESIMPULANDari hasil penelitian dan
perhitungan laba rugi unit usaha pengarangan tempurung kelapa dapat
disimpulkan hal-hal berikut:1. Usaha arang kelapa merupakan usaha
yang berpotensi untuk dikembangkan, dengan sumber bahan baku
tempurung yang sangat berlimpah yaitu sekitar 1.164 ribu ton pada
tahun 1999. Unit usaha ini dapat mengembangkan kegiatan usaha di
lokasi terpencil, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
tingkat desa dan menimbulkan pemerataan pendapatan masyarakat2.
Pemanfaatan limbah tempurung kelapa dapat mendatangkan keuntungan
ekonomis, sedangkan polusi lingkungan yang ditimbulkan dapat
diatasi.3. Total biaya proyek yang dibutuhkan usaha arang tempurung
sebesar Rp. 144.573.200, yang dibiayai dari pinjaman kredit 65%
(Rp. 93.972.580) dan biaya sendiri 35% (Rp. 50.600.620), dengan
bunga pinjaman 18% dan masa pinjaman kredit investasi selama 3
tahun dan kredit modal kerja selama 1 tahun4. Perhitungan kelayakan
unit usaha ini menunjukan usaha tersebut adalah layak dan untuk dua
unit tanur membutuhkan modal investasi tetap sebesar Rp
72.800.000.; modal kerja sebesar Rp 71.773.200; dengan NPV Rp.
254.360.213, IRR 78%, Net B/C sebesar 4,59; dan waktu pengembalian
modal selama 2,4 tahun. Usaha ini juga mampu melunasi kewajiban
bank, dan selama umur proyek industri ini tidak mengalami defisit
aliran kasAnalisisa sensitifitas menunjukkan bahwa usaha arang
tempurung lebih sensitif terhadap penurunan harga jual jika
dibanding kenaikan biaya produksi.SARAN1. Berdasarkan potensi bahan
baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan aspek finansial,
usaha arang tempurung ini, layak untuk direalisasikan dan
disarankan Bank dapat memberikan kredit untuk pengembangan usaha
arang tempurung kelapa ini, khususnya terhadap usaha kecil dan
menengah2. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak
perbankan seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan
usaha ini, khususnya pada aspek pemasaran, antara lain dalam bentuk
dukungan pelayanan dan informasi untuk perluasan pasar ekspor3.
Perlu perbaikan teknologi pengarangan sehingga asap yang
ditimbulkan tidak langsung bersentuhan dengan masyarakat dengan
cara membuat cerobong setinggi
mungkin.http://kelapaindonesia2020.wordpress.com/produk-dari-kelapa/arang-tempurung/
Tempurung Pengemasan Ke dalam KarungPendingiPemasukkan Ke dalam
Tungku Pengarangan PembakaranPenutupan Tungku Pengarangan 12 jam
PembongkarannanDigilingDiayakDicampurPencetakan Pengemasanu Arang
Tempurung1.Kadar AirKandungan air yang tinggi menyulitkan penyalaan
sehingga briket sulit terbakar. Biobriket memiliki kadar air
maksimal menurut Standar Industri Nasional untuk ekspor tidak boleh
lebih dari 5%. (Kurniawan dan Marsono, 2008: 42)2.Kadar AbuSemakin
tinggi kadar abu, secara umum akam mempengaruhi tingkat pengotoran,
keausan, dan korosi peralatan yang dilalui.Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk
kerak.(Widyawati, 2006; Brades dan Febrina, 2008)3.Kadar
KaloriNilai kalori briket sangat berpengaruh pada efisiensi
pembakaran briket. Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus
kualitas briket tersebut karena efisiensi pembakarannya tinggi.
Syarat suatu limbah memiliki nilai bakar standar yakni diatas
5000/kal/gram sebagai pengganti minyak tanah. (Widyawati, 2006:
9)
Tabel 2.4 Mutu Briket Berdasarkan SNIParameterStandar Mutu
Briket Arang Kayu(SNI No. 1/6235/2000)
Kadar Air (%) 8
Kadar Abu (%) 8
Kadar Karbon (%) 77
Nilai Kalor (kal/g) 5000
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
(1994)dalamSantosa.4.Kadar EmisiEmisi yang dihasilkan dari
pembakaran biomassa adalah CO2, CO, NOx, SOx dan partikulat. Kwong
dkk (2004) meneliti campuran serbuk batubara dan sekam padi untuk
berbagai komposisi dan udara lebih (excess air). Hasilnya
menunjukkan bahwa terjadi penurunan emisi CO lebih dari 40% untuk
campuran sekam padi 50%. Hal ini berarti sekam padi dapat
menyempurnakan proses pembakaran. Konsentrasi CO juga menurun
dengan penambahanexcess air. Hasil optimal terjadi pada 30%excess
airdan 10-20% campuran sekam padi. (Syamstro, 2007)Karbon Monoksida
(CO)KarbondanOksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak
sempurnadankarbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna.
Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasadanpada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna.
Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun
yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan
pigmen darah yaitu hemoglobin.Kadar SOx (SO2dan SO3)Emisi SOx
terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain
itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab
terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan
aromatik dan alkil. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan
sulfur trioxide terbentuk dari reaksi:S+O2=SO2SO2+ 1/2 O2=
SO3Kandungan SO3dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%.
(Sudrajad, hal.2)Kadar NOxNitrogen monoksida terdapat diudara dalam
jumlah banyak lebih besar dari pada NO2. pembentukan NO dan
NO2merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga
membentuk NO yang bereaksi lebih lanjut dengan banyak oksigen
membentuk NO2. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecenderungan reaksi
antara nitrogen dan oksigen membentuk NO. Pada suhu tinggi pada
proses pembakaran, keduanya dapat membentuk NO dalam jumlah yang
lebih banyak. (Depkes, hal.6)Tabel 2.5 Standar Emisi Gas Buang
MenurutPeraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral No. 047 Tahun
2006.
ParameterBatas maksimum (mg/Nm3)
Total partikel250
Karbon Monoksida (CO)726
Sulfur Dioksida (SO2)130
Nitrogen Oksida (NO2)140
Daftar Pustaka:Sudrajad, Agung.Pencemaran Udara, Suatu
Pendahuluan, (Online),
(http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=111), diakses 19 November
2008Kurniawan, O dan Marsono. 2008.Superkarbon.Jakarta: Penebar
SwadayaWidyawati, Prima. 2006.Pengembangan Abu Bagase dan Blotong
Sebagai Bahan Baku Briket.Malang: Unibra
Kerapatan (Density) Kerapatan massa dapat dilakukan perhitungan
dengan persamaan berikut: = m.(6) V dengan : = kerapatan (g/cm3) m
= massa (g) V = volume silinder (cm3) Kuat Tekan Uji kuat tekan
dilakukan dengan menggunakan force gauge untuk mengetahui kekuatan
briket dalam menahan beban dengan tekanan tertentu. Kuat tekan
briket dapat dihitung dengan persamaan : Kuat tekan (N/cm2) = gaya
(N) ..(7) luas (cm2) Hubungan Komposisi Bahan Baku Terhadap Laju
Pembakaran Briket Nyala Api Uji nyala api dilakukan untuk
mengetahui berapa lama waktu briket habis sampai menjadi abu.
Pengujian lama nyala api dilakukan dengan cara briket dibakar
seperti pembakaran terhadap arang. Pencatatan waktu dimulai ketika
briket menyala hingga briket habis atau telah menjadi abu.
Pengukuran ini waktu menggunakan stopwatch. Laju Pembakaran Briket
Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket habis sampai menjadi
abu dengan berat tertentu. Laju pembakaran dapat dihitung dengan
menggunakan rumus : Laju pembakaran briket (g/detik) = berat briket
(g) ..(8) waktu sampai briket habis (detik) Efisiensi Efisiensi
briket diperoleh dengan menggunakan nilai kalori pada masing-masing
perlakuan komposisi kotoran sapi dan limbah pertanian. Efisiensi
diukur dengan menggunakan rumus : Efisiensi (%) = Output x 100 %
......(9) Input dengan : Output = jumlah total energi untuk memasak
air (kal) Input = nilai kalor dari berat briket yang digunakan
(kal) Energi untuk memasak air merupakan nilai kalor atau panas
yang dihasilkan briket sampai air mendidih atau sampai suhu
tertentu dengan rumus : Q = m . c . t ...(10) dengan : Q = jumlah
panas untuk mendidihkan air (kal) c = panas jenis air (kal/g.0C) m
= massa briket (g) t = kenaikan suhu (0C)
ConveyorConveyor adalah salah satu jenis alat pengangkut yang
berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk
padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment)
materialpadatan antara lain tergantung pada :1.Kapasitas material
yang ditangani2.Jarak Pemindahan material3.Arah pengangkutan :
horizontal, vertikal dan inklinasi4.Mesin pengering/ Oven pengering
briket arang digunakan untuk mengeringkan briket hasil pembuatan
briket arang yang masih basah yang kadar airnya bisa mencapai 25
s/d 30 %. Pengeringan briket arang membutuhkan temperatur yang
cukup tinggi antara 60 C s/d 80 C.Sistem pemanasan indirect
(pemanasan tidak langsung) lebih dianjurkan untuk mencegah terjadi
kebakaran dalam mesin/oven pengering briket arang,karena briket
arang mempunyai kecendrungan untuk mudah terbakar apabila terkena
percikan api dan angin.
Disamping panas faktor lain yang harus diperhatikan adalah
kelembaban udara didalam mesin/oven pengering briket arang, karena
kalau kelembaban terlalu tinggi maka proses pengeringan akan
berlangsung lama. Berikut contoh mesin pengering/oven pengering
briket arang dengan spesifikasi sebagai berikut :1. Dimensi,
panjang 4 m, lebar 2m dan tinggi 2m2. Indoor (dalam ruangan) atau
outdoor diluar ruangan3. Sistem pemanasan menggunakan gas atau
tungku biomassa atau kombinasi dengan matahari (khusus outdoor).4.
Menggunakan rak dan rel sehingga mudah dalam loading dan
unloading.5. Kebutuhan listrik 850 W6. Kapasitas pengeringan 1ton
s/d 1,5 ton7. Lama pengeringan 10 jam s/d 12 jam.Ukuran (size),
bentuk (shape), dansifat dari material (properties)
mesin pengayakMesin Pengayak Arang Spesifikasi: Material: Rangka
Besi Siku Ukuran:30 X 80 X 300Cm Penggerak:Elektro Motor 1 Hp 220 V
Mash 80 (Atau Sesuai Permintaan) Mesin Pengayak Arang Berfungsi
Untuk Mengayak Arang Serta Memilah Arang Supaya Bersih Dan Pada
Waktu Proses Penggilingan Lebih Sempurna Dan Baik. - See more at:
http://karyamitrausaha.web.indotrading.com/product/mesin-pengayak-arang-p68121.aspx#sthash.qJzd705E.dpuf
Mesin Mixer Pencapur AdonanMixer Ini Digunakan Untuk Mencampur
Tepung Arang Dengan Lem KanjiUkuran:103 X 102 X 122
CmPenggerak:Diesel 8 PkKapasitas:100 Kg/ProsesMaterial: Plat
Besi...
- See more at:
http://karyamitrausaha.web.indotrading.com/product/mesin-mixer-pencampur-p68124.aspx#sthash.iHbXZG2R.dpuf
Mesin Cetak BriketFungsi:Untuk Mencetak Briket Dengan Berbagai
Bentuk Yang DiinginkanUkuran:100 X 71 X 88 MmPenggerak:Motor Diesel
12 PkKapasitas:100 Kg/Jam...
- See more at:
http://karyamitrausaha.web.indotrading.com/product/mesin-cetak-briket-p68127.aspx#sthash.P8miAgSA.dpuf
Mesin Oven BriketUntuk Mengeringkan Briket Yang Baru
DicetakRangka: Besi SikuBahan: PlatezerKapasitas: 1/4 TonKapasitas:
1/2 TonKapasitas: 3/4 TonKapasitas: 1 Ton..- See more at:
http://karyamitrausaha.web.indotrading.com/product/mesin-oven-briket-p68227.aspx#sthash.iORfZQrw.dpuf
Fungsi : Mencetak Arang Bubuk Menjadi Briket Arang
Kelebihan- Mengepress dengan kepadatan yang sesuai- Bentuk
briket yang bisa dibentuk : Kotak, silindris, segi enam, dll-
Sistem Screw Press
SpesifikasiDimensi : 1000 X 710 X 800 mmMaterial : Mild
SteelPenggerak : Elektromotor 7, 5 HP 3 PhKapasitas : 50-100 Kg /
jamTransmisi : Chain
Read more
:http://www.sharemyeyes.com/2013/10/tempurung-kelapa.html#ixzz34ugj8oCO
Kendala AwalMemperkenalkan sumber ene rgi yang baru kepada
masyarakat awam memang akan menimbulkan beberapa masalah .
Permasalahan itu diantaranya adalah:1.Masih awamnya masyaraakat,
terutama para PKL pada teknologi briket arang.2.Transfer teknologi
meng enai cara pemanfaatannya sehingga dapat opti mal.3.Sistem
distribusi briket arang bagi pengguna.3
Riset PasarSeperti diketahui, walaupun potensi dari pengguna
kompor briket arang ini sangat besar, namun kita harus mengetahui b
agaimana kondisi pasar dan kondisi target pela nggan kita.-Kondisi
PasarSelama ini masyarakat Indonesia dimanja dengan keadaan sumber
energi seperti minyak dan gas elpiji yang serba disubsidi dan serba
murah. Namun sebentar lagi keadaan ini akan segera
berubah.Keputusan pemerintah untuk segera menaikkan harga bahan
bakar minyak dan gas akan membuat pengguna elpiji maupun minyak
tanah berfikir untuk mencari alternatif. Pasar untuk energi
alternatif di Indonesia akan segera terbuka lebar.-Target
KonsumenPadaawal-awalpenjual an, target konsumen yang disasar
adalah para pedagang kaki lima (PKL) makanan. PKL makanan
menghabiskan dana rutin yang cukup besar untuk pembelian bahan
bakarr. Margin keuntungan mereka pun seringkali terkikis cukup
banyak untuk biaya bah an bakar ini. Apalagi dengan rencana
kenaikan elpiji yang akan segera direalisasikan ole h
pemerintah.Perbandin gan Penggunaan Briket dan Kompor GasNoBahan
(satuan)Satu-anPemakaianBiaya(Rp)
/ Hari (12SatuanTotal
Jam)
1.Gas (DalamUnit417.00068.000
Tabung)
2.Briketkg43.00012.000
Selisih H arga/ Hari46.000
Penggunaan energi alte rnatif seperti briket ini untuk mereka
akan sa ngat membantu mempebesar margin keuntungan mereka.4
-KompetitorSecara faktual, kompetitior yang dihadapi adalah
harga gas elpiji saat ini. Untuk beberapa kalangan PKL b eromset
besar, harga gas elpiji masih murah. Namun bagi para PKL yang
beromset tidak terlalu besar, harga gas elpiji saat ini sudah cu
kup membebani mereka.Kendala ini akan segera dapat teratasi karena
kenaikan harga BB M akan segera menghapus keraguan konsumen untuk
mencari sumber energi alternatif. Pada saat itu, energi alternatif
yang s udah terlebih dahulu dikenal oleh konsumen akan menjadi
pilihan utama.-Kemungkinan KolaborasiKarena produk kompor briket
arang ini merupakan aplikasi teknologi yang ramahlingkungan.
Kolaborasi d enganpihak-pihaklain terbuka lebar. Kolaborasi ini
terutama dilakukan dengan pemerintah.Melalui Peraturan Pres iden
(Perpres) Nomor 5 tahun 2006, s ebenarnya porsi penggunaan bahan
bakar selain fosil diharapkan selalu meningkat setia
tahunnya.Langkah PemasaranKarena kompor briket ini adalah hal yang
belum dikenal konsumen sebelumn ya, maka strategi pemasaran yang
dilakukan dibag i menjadi 3 tahap:1.Tahap Pengedukasian K
onsumenEdukasi terhadap konsu men ini dilakukan dengan melakukan
demo lan gsung mengenai penggunaan alat di d epan konsumen target.
Percobaan ini dih arapkan mampu membuat konsumen yakin dan mau
mencoba menggunakan produk ini.Pada tahap ini juga dilakukan
pembagian sampel gratis briket arang serta penjualan murah kompor
briket. Calon konsumen dapat mencoba sendiri baik di tempat demo
maupun di rumah masing-masingjika briket dibawa pulang.5
2.TahapPre-KomersialPada tahap ini, diharapkan sudah terdapat
beberapa konsumen yan g menggunakan briket arang untuk kepentingan
memasaksehari-hari.Ketergantungan konsumen pada suplai briket sudah
dapa t menciptakancash-flowpada perusahaan.3.Tahap KomersialPada
tahap ini, konsumen sudah menggunakan kompor briket arang sebagai
sumber energi untuk memasak sehari-harimereka. Dalam tahap
ini,cash-flowd iharapkan sudah mampu menciptakan ke untungan.