TEORI ASAL MULA NEGARA DAN TEORI TUJUAN NEGARA
A. Asal Mula NegaraNegara adalah buah penyelidikan ilmu negara
umum. Olehnya dicoba untuk mengikuti tumbuh, wujud dan
bentuk-bentuk negara. Timbullah sekarang pertanyaan: apakah
hubungan antara cabang penyelidikan ilmiah ini dan ilmu hukum
negara yang juga mempunyai sebagai obyek, negara, dan alat-alatnya
dalam hubungan mereka? Jawabnya adalah bahwa ilmu negara umum
memandang dan memeriksa negara dari sudut lain daripada yang
dilakukan oleh ilmu hukum negara positif.ilmu negara umum
mencurahkan perhatiannya yang sepenuhnya kepada jenis negara dalam
arti kata umum dan memeriksa sifat-sifat umum dan ciri-ciri
tabiatnya.(Prof. Mr. Kranenburg dan Mr. Tk. B. Sabaroedin ; ilmu
negara umum)Adanya pemikiran tentang negara dan hukum tidaklah
bersamaan dengan adanya negara, negara adanya mendahului. Jadi
tegasnya adanya pemikiran tentang negara dan hukum tidaklah setua
umur dari mulai adanya negara. Jauh sebelum adanya pemikiran
tentang negara dan hukum, negara seperti Babylonia, Mesir, dan
Assyria telah ada sekitar abad ke XVIII SM, dengan sistem
pemerintahan yang sangat absolut. Jika diatas dikatakan adanya
pemikiran tentang negara dan hukum itu tidaklah setua daripada
adanya negara itu sendiri, lalu apakah yang menyebabkan keadaan
demikian? Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa pada jaman kuno
raja-raja memerintah dengan sewenang-wenang karena kekuasaannya
absolut, orang tidak sempat mempersoalkan tentang negara, mengapa
orang-orang tertentu itu berkuasa, sedang yang lainnya tunduk, apa
dasar kekuasaan penguasa itu dan lain sebagainya. Pada waktu itu
orang tidak mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan pikiran dan
peendapatnya secara bebas. Pemikiran tentang negara dan hukum itu
baru akan kita jumpai di tempat (di negara) di mana sistem
kenegaraanya memberikan kemungkinan kepada warga negaranya untuk
secara bebas mengeluarkan pikiran dan pendapatnya secara kritis.
Keadaan itu terjadi mula-mula pada bangsa yunani kuno abad ke V di
athena. Kalau demikian, apaka kiranya yang menyebabkan adanya
keadaan demikian itu? Banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu:1.
Adanya sifat agama yang tidak mengenal ajaran tuhan yang ditetapkan
sebagai kaidah (kanon)2. Keadaan geografi negara tersebut yang
menjuruskan kepada perdagangan dan perantauan sehingga dapat
bertukar pikiran dengan bangsa-bangsa lain3. Bentuk negaranya,
yaitu Republik-Demokrasi, sehingga rakyat memerintah sendiri dangan
tanggung jawab sendiri4. Kesadaran bangsa yunani sebagai suatu
kesatuan5. Semuanya itu menjadikan bangsa yunani sebagai
orang-orang ahli pikir dan bernegara. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)Mengenai namanya, ilmu negara umum adalah cabang
penyelidikan ilmu yang muda, akan tetapi menurut wujudnya satu
cabang yang tua. Demi pikiran manusia mulai berpikir tentang
gejala-gejala, maka selalu sangat menarik perhatiannya bahwa
manusia hidup dalam golongan-golongan kerukunan-kerukunan, dan
bahwa dalam kerukunan-kerukunan itu orang yang satu, atau
segolongan beberapa orang dapat meremehkan orang lain. (Prof. Mr.
Kranenburg dan Mr. Tk. B.Sabaroedin ; ilmu negara umum)Berbicara
tentang asal mula negara berarti kita berbicara mengenai dua pokok
pertanyaan. Pertama, bagaimana terbentuknya suatu negara baru?
Kedua, bagaimana asal mula kejadian negara yang pertama di muka
bumi ini?. Perkembangan selanjutnya, dua pokok pertanyaab itu telah
melahirkan dua mainstream pendekatan penjelasan. Pertama,
pendekatan faktual. Pendekatan ini didasarkan pada kenyataan yang
benar-benar terjadi. Dalam pengertian lain, pendekatan ini berupaya
menerangkan terbentuknya negara baru berdasarkan
kenyataan-kenyataan. Jadi sebelumnya diasumsikan sudah ada negara.
Kedua, pendekatan teoritis. Pendekatan ini didasarkan pada
penggunaan metode falsafah, yaitu membuat dugaan-dugaan berdasarkan
kerangka pemikiran yang logis. Para ahli tidak mencari bukti-bukti
sejarah, dengan asumsi bahwa bukti-bukti sejarah itu sulit
ditemukan. Kalaupun ada, sangat diragukan keotentikannya.(DR. H.
Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ;
ilmu negara dalam multi perspektif)
B. Teori Asal Mula NegaraDalam bukunya yang berjudul ilmu
negara, Soehino,S.H. menyebutkan pemikiran tentang bagaimana
sesuatu yang disebut negara itu terbentuk atau terjadi dalam 9
jaman, antara lain adalah sebagai berikut:1. Jaman yunani kuno2.
Jaman romawi kuno3. Jaman abad pertengahan4. Jaman renaissance5.
Kaum monarkomaken6. Jaman berkembangnya hukum alam7. Jaman
berkembangnya teori kekuatan8. Teori positivisme9. Teori modern
1. Jaman yunani kunoAda beberapa tokoh yang muncul pada jaman
itu. Antara lain:a.Socrates (meninggal pada 399 SM)Menurut
socrates, negara bukan semata-mata sesuatu yang bersifat obyektif
dan berpangkal pada pekerti manusia.Sedang tugas negara adalah
menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin atau
para penguasa yang dipilih secara saksama oleh rakyat.Disinilah
pikiran demokratis socrates tersimpul. Ia selalu menolak dan
menentang keras apa yang dianggapnya bertentangan dengan ajarannya.
Yaitu mentaati undang-undang. b.Plato (429-347 SM)Plato adalah
murid terbesar dari socrates. Beliau adalah pencipta daripada
ajaran alam-cita (ideenleer), oleh karena itu aliran filsafatnya
disebut idealisme.Menurut plato, negara itu timbul atau ada karena
adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam, yang
menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
mereka. tiap-tiap orang itu mempunyai tugas sendiri-sendiri dan
bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka bersama.Kesatuan
inilah yang kemudian disebut masyarakat atau negara.c. Aristoteles
(384-322 SM)Aristoteles adalah seorang pencipta daripada ajaran
surealisme . yaitu suatu ajaran tentang kenyataan atau ontologi,
suatu cara berfikir yang realistis. Jadi menurut aristoteles
hakekat daripada sesuatu benda itu berada pada benda itu
sendiri.Pendapat aristoteles mengenai susunan dan hakekat negara
atau masyarakat adalah bahwa negara itu merupakan suatu kesatuan,
suatu organisme yaitu suatu keutuhanyang mempunyai dasar-dasar
hidup sendiri. d.Epicurus (341-271 SM)Epicurus adalah pencipta
daripada ajaran individualisme, yang menganggap bahwa elemen atau
bagian yang terpenting bukanlah negara atau masyarakat, tetapi
adalah individu itu sendiri sebagai anggota masyarakat. Bahkan
adanya negara itu adalah untuk memenuhi kepentingan
individu-individu itu sendiri. Individu sebagi atoom dan merupakan
bagian yang terpenting, ajaran epicurus disebut ajaran
atoomisme.Negara menurut epicurus adalah merupakan hasil daripada
perbuatan manusia, yang diciptakan untuk menyelenggarakan
kepentingan anggota-anggotanya.e.Zeno Ajaran zeno bersifat
universalistis, dan universalismenya tidak hanya meliputi bangsa
yunani saja, tetapi meliputi seluruh manusia dan bersifat kejiwaan,
seluruh kemanusiaan, oleh karena itu lenyaplah perbedaan antara
orang yunani dengan orang biadab, antara orang merdeka dengan
budak, dan kemudian timbullah moral yang memungkinkan terbentuknya
kerajaan dunia, dimana setiap orang mempunyai kedudukan yang sama
sebagai masyarakat dunia. 2. Jaman Romawi Kunoa.Polybius Polybius
sebenarnya adalah seorang ahli sejarah yang berkebangsaan yunani.
Tetapi karena suatu hal ia pernah dipenjarakan di romawi. Menurut
polybius bentuk negara atau pemerintahan yang satu sebenarnya
adalah merupakan akibat daripada bentuk negara yang lain yang telah
mendahuluinya. Dan bentuk negara yang terakhir itu tadi kemudian
akan merupakan sebab daripada bentuk negara berikutnya, demikian
seterusnya. Hingga terulang lagi. Dan membentuk sebuah siklus yang
kemudian disebut dengan cyclus theory.b.Cicero (106-43 SM)Negara
menurut cicero merupakan suatu keharusan, dan yang harus didasarkan
atas ratio manusia. Ratio yang yang dimaksud oleh cicero disini
adalah ratio yang murni, yaitu yang didasarkan atau menurut hukum
alam kodrat.c.Seneca (meninggal 65 SM)Kekuasaan negara hanya
tinggal pada kekuatan bala tentaranya, raja-raja yang memegang
pemerintahan telah rusak akhlaknya. Sedangkan orang hanya mempunyai
kemungkinan menarik diri ke alam kebathinannya sendiri. Saat itu
orang mulai melepaskan diri dari adat kebiasaan luhur yang turun
temurun pada bangsa romawi untuk mengabdi pada negara.3. Jaman Abad
PertengahanSetelah jatuhnya imperium romawi, sejarah pemikiran
tentang negara dan hukum memasuki jaman baru, yaitu jaman abad
pertengahan. Abad ini diawali dari tahun 476, yaitu tahun
keruntuhan romawi barat. Adapun tokoh-tokoh pada jaman ini antara
lain:
a.Agustinus (354-430)Menurut agustinus, yang ajarannya sangat
bersifat teokratis dikatakan bahwa :kedudukan gereja yang dipimpin
oleh paus itu lebih tinggi daripada kedudukan negara yang
diperintah oleh raja. Dalam hubungan ini dikatakan oleh agustinus
bahwa adanya negara di dunia itu merupakan suatu kejelekan, tetapi
adanya itu merupakan suatu keharusan. Yang terpenting adalah
terciptanya suatu negara seperti yang diangan-angankan atau
dicita-citakan oleh agama, yaitu kerajaan tuhan.b.Thomas Aquinas
(1225-1274)Menurut aquinas, manusia sesuai kodratnya adalah makhluk
sosial, makhluk kemasyarakatan, oleh karena itu ia harus hidup
bersama-sama dengan orang lain dalam suatu masyarakat, untuk
mencapai tujuan yang sesungguhnya.Tugas negara disini adalah
membuka atau memberi kesempatan bagi manusia agar tuntutan dari
gereja dapat dilaksanakan, yang demikian ini berarti negara itu
harus menyelenggarakan keamanan dan perdamaian agar masing-masing
orang itu dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan bakatnya dalam
suasana ketentraman.c.Marsilius (1270-1340)Negara adalah suatu
badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan mempunyai
tujuan tertinggi, yaitu menyelenggarakan dan mempertahankan
kedamaian. 4. Jaman Renaissance (abad ke XVI)Benih-benih dari jaman
renaissance ini sudah muncul kira-kira pertengahan abad pertengahan
bagian yang kedua, tepatnya sesudah perang salib. adapun tokoh pada
jaman renaissance adalah:a.Niccolo Machiavelli (1469-1527)Tujuan
negara menurut niccolo adalah untuk mengusahakan terselanggaranya
ketertiban, keamanan, dan ketentraman. Dan hal ini hanya dapat
dicapai oleh pemerintah seorang raja yang mempunyai kekuasaan
absolut. Usaha itu untuk menghimpun kekuasaan yang
sebesar-besarnya.b.Thomas Morus (1478-1535)Dalam bukunya yang
pertama, thomas menciptakan negara modelnya. Yaitu keadaan dimana
rakyat mengalami tekanan-tekanan baik dari raja maupun dari para
bangsawan, yang menyebabkan kesengsaraan rakyat terutama dalam
lapangan ekonomi.c.Jean Bordin (1530-1596)Negara adalah keseluruhan
dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya, yang dipimpin oleh
akal dari seorang penguasa yang berdaulat.Tujuan negara itu adalah
kekuasaan. Kekuasaan negara mengharuskan membatasi kebebasan
bertindak menurut alam. Negara merupakan perwujudan daripada
kekuasaan. 5. Kaum monarkomakenMonarkomaken dalam pengertian yang
umum berarti anti raja, atau menentang raja. Sistem pemerintahan
absolutisme ini dalam banyak hal tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh teokrasi yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu berasal
dan dikehendaki oleh Tuhan, sebab kalau hanya mengatakan bahwa
negara atau raja itu berdaulat, ini tidak jelas sebabnya apa? Dari
mana raja itu mendapatkan kedaulatan? Jawab mereka tetap, bahwa
raja berdaulat karena kehendak tuhan.6. Jaman Berkembangnya Hukum
AlamHukum alam ini tidak bertitik-tolak dari negara, tetapi dari
manusia, yakni manusia bebas dalam status naturalis. Ini artinya,
hukum alam bukan merupakan hukum buatan negara, melainkan hukum
yang berlaku menurut keadaan alam. Penganut teori ini menganggap
bahwa di dalam alam ini ada hukum yang berlaku abadi atau
universal, yaitu tidak berubah, berlaku dalam setiap waktu dan
tempat. (DR. H. Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid
Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam multi perspektif) Abad ke
XVII1. Grotius (Hugo de Groot)Negara dan hukum adalah suatu usaha
untuk mengatasi segala perpecahan di lapangan agama, dengan
berdasarkan pada akal manusia yang berlaku umum itu. Menurut
grotius, negara terjadi karena diselenggarakannya suatu perjanjian.
(Soehino,S.H. ; ilmu negara)Sebelum ada negara, kehidupan rakyat
pada suku-suku primitif misalnya, sangat kacau. Hal ini disebabkan
karena setiap orang bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan
kehendanya, tidak tertib. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu
negara)2.Thomas Hobbes (1588-1679)Manusia mengadakan suatu
perjanjian untuk terselenggaranya sebuah kedamaian, yang kemudian
disebut dengan perjanjian masyarakat, untuk membentuk masyarakat
kemudian negara.di mana setiap orang di dalam negara itu dapat
bekerja untuk memiliki sesuatu dan tidak selalu terancam jiwanya.
(Soehino,S.H. ; ilmu negara)Perjanjian ini diadakan antara rakyat
dengan rakyat sendiri. Setelah diadakan perjanjian masyarakat, di
mana individu menyerahkan haknya kepada suatu kolektivitas, maka
disini kolektivitas itu menyerahkan hak-haknya atau kekuasaannya
kepada raja tanpa syarat apapun. Raja sama sekali ada di luar
perjanjian, dan oleh karenanya raja mempunyai kekuasaan yang mutlak
setelah hak-hak rakyat diserahkan kepadanya. (Dr. Nimatul
huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)3. Benedictus de SpinozaTentang
terjadinya negara menurut spinoza, apakah itu karena perjanjian
masyarakat atau tidak, tidak begitu terang. Tugas negara menurutnya
adalah menyelenggarakan kedamaian, ketentraman, dan menghilangkan
ketakutan. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)4. John LockeTugas negara
menurut John adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam. Hukum
ini dalam pengertian yang luas, negara tidak hanya menetapkan dan
melaksanakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat peraturan atau
undang-undang negarapun harus berpedoman pada hukum alam.
(Soehino,S.H. ; ilmu negara)Dasar kontraktual dari negara
dikemukakan oleh Locke sebagai peringatan, bahwa kekuasaan penguasa
tidak pernah mutlak, tetapi selalu terbatas. Karena dalam
mengadakan perjajian dengan seorang atau sekelompok orang, individu
tadi tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka, ada hak-hak
asasi yang tidak dapat dilepaskan. Dan penguasa tadi harus
menghormati hak-hak asasi itu. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu
negara)
Abad ke XVIII1.Frederik Yang Agung2.MontesquieuPencetus ajaran
trias politika . diamana kekuasaan negara dibagi atau tegasnya
dipisahkan menjadi tiga, dan masing-masing kekuasaan itu
dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri sendiri. (Soehino,S.H. ;
ilmu negara).3.Jean Jacques RousseauPemerintah adalah suatu badan
di dalam negara. Akan tetapi ia tidak berdiri sendiri seperti
negara, melainkan bersandar kepada sang daulat, yaitu rakyat.
Pemerintah juga memilik kemauan sendiri, jiwa yang disebut volonte
de corps . maka pemerintah itu tidak boleh hanya terdiri dari satu
orang saja. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)Dalam paham rousseau,
kedaulatan rakyat mengimplikasikan dua anggapan. Pertama, penolakan
terhadap segala wewenang di atas rakyat yang tidak dari rakyat.
Kedua, tuntutan agar segala kekuasaan yang ada mesti identik dengan
kehendak rakyat. Negara tidak berhak untuk meletakkan kewajiban
atau pembatasan apapun pada rakyat. Rakyat berwenang penuh untuk
menentukan dirinya sendiri. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu
negara)4.Immanuel KantNegara adalah suatu keharusan adanya. Karena
negara harus menjamin terlaksananya kepentingan umum di dalam
keadaan hukum. Artinya negara harus menjamin setiap warga negara
bebas di dalam lingkungan hukum. Bebas yang dimaksud adalah bebas
yang sesuai dengan undang-undang. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
7. Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan atau KekuasaanTeori
kekuasaan adalah teori yang menyatakan bahwa negara terbentuk
berdasarkan asas kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama kali
mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu, ia mampu untuk
memaksakan kehendaknya pada orang lain. (DR. H. Deddy
Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu
negara dalam multi perspektif)1.F. OppenheimerNegara merupakan
suatu alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib
masyarakat, yang oleh golongan yang kuat tadi dilaksanakan kepada
golongan yang lemah, denagn maksud untuk menyusun dan membela
kekuasaan dari golongan yang kuat tadi. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)2.Karl MarxNegara merupakan penjelmaan dari
pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi. Negara dipergunakan
sebagai alat dari mereka yang kuat untuk menindas golongan-golongan
yang lemah ekonominya. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)3.H.J.
LaskiNegara adalah suatu alat pemaksa, atau Dwang Organizatie,
untuk melaksanakan dan melangsungkan suatu jenis sistem produksi
yang stabil, dan pelaksanaan sistem produksi ini semata-mata akan
menguntungkan golongan yang kuat dan berkuasa. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)4.Leon DuguitBeranggapan bahwa hukum dan negara yang
semata-mata bersifat realistis. Dia tidak mengakui adanya hak
subyektif atas kekuasaan, juga menolak ajaran yang mengatakan bahwa
negara dan kekuasaan itu atas kehendak tuhan, perjanjian
masyarakat. Menurutnya kebenaran itu mutlak, orang-orang yang
paling kuat melaksanakan kemauannya pada orang lain yang lemah.
(Soehino,S.H. ; ilmu negara)8. Teori PositivismeHans Kelsen :Negara
itu sebenarnya merupakan suatu tertib hukum. Tertib hukum dimana
timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan hukum yang
menentukan bagaimana orang di dalam masyarakat atau negara itu
harus bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya.
(Soehino,S.H. ; ilmu negara)9. Teori Modern1. Prof. Mr. R.
KranenburgNegara pada hekekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi
terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia yang mempunyai
kesadaran untuk mendirikan oraganisasi. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)2. LogenmannNegara adalah suatu organisasi kekuasaan, maka
organisasi ini memiliki suatu kewibawaan, atau gezag, dan mana
terkandung pengertian dapat memaksakan kehendaknya pada semua orang
yang diliputi oleh negara itu. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
Sementara itu, Dr. Nimatul Huda,S.H.,M.Hum menyatakan dalam
bukunya Ilmu Negara bahwa teori-teori tentang asal-usul negara
dapat dimasukkan ke dalam dua golongan besar, yakni pertama
teori-teori yang spekulatif. Dan kedua teori-teori yang historis
atau teori-teori yang evolusionistis.Adapun yang tergolong sebagai
teori-teori spekulatif adalah teori perjanjian masyarakat, teori
teokratis, teori kekuatan, teori patriarkal, teori matriarkal,
teori organis, teori daluwarsa, teori alamiah, dan lain-lain.
1. Teori Perjanjian MasyarakatTeori ini bertitik tolak pada
anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia hidup secara
sendiri-sendiri, dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lain.saat itu belum ada masyarakat dan belum ada peraturan.
Sehingga kehidupan manusia sangat kacau. (DR. H. Deddy
Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu
negara dalam multi perspektif)Dalam kepustakaan ilmu politik
dibedakan dua macam perjanjian masyarakat. Yakni yang disebut
perjanjian masyarakat yang sebenarnya dan perjanjian pemerintahan.
Perjanjian masyarakat yang sebenarnya dibentuk suatu badan kolektif
bersama yang akan menampung individu-individu yang bersama-sama
mengadakan perjanjian itu. Sementara seiring dengan perkembangan
jaman, muncullah perjanjian pemerintahan, seorang atau sekelompok
orang yang diberi kekuasaan dengan syarat tertentu dan harus
ditaati oleh kedua belah pihak. Tokoh dari teori ini antara lain
Hugo de Groot (Grotius), Thomas Hobbes, John Locke,dan Jean Jacques
Rousseau. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)2.Teori
KetuhananTeori ketuhanan didasarkan pada kepercayaan bahwa segala
kejadian di jagat raya ini terjadi karena kehendak tuhan. Negara
yang terbentuk juga karena kehendaknya. (DR. H. Deddy Ismatullah,
S.H., M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam
multi perspektif)Teori ketuhanan dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu teori ketuhanan yang langsung dan teori ketuhanan tidak
langsung. Teori ketuhanan yang langsung untuk menunjukkan bahwa
yang berkuasa dalam negara adalah langsung tuhan.adanya negara
adalah kehendak tuhan dan yang memerintah adalah tuhan.Sementara
yang tidak langsung ialah manakala bukan tuhan sendiri yang
memerintah melainkan raja atas nama tuhan. Raja memerintah atas
kehendak tuhan sebagai karunia. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu
negara)Diantara penganut teori ketuhanan yang modern adalah
Friedrich Julius Stahl dan Abu Al Ala Al-Maududi. (DR. H. Deddy
Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu
negara dalam multi perspektif)3.Teori kekuatanMenurut teori ini,
negara yang pertama adalah hasil dominasi dari kelompok yang kuat
terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dari penaklukkan dan
pendududkan. Dalam teori kekuatan, kekutanlah yang yang dianggap
sebagai faktor tunggal dan terutama yang menimbulkan kekuatan.
Tokoh: Thomas Hobbes, Machiavelli. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ;
ilmu negara)4.Teori PatriarkalKepala-kepala suku merupakan primus
inter pares, sampai saat dibentuk semacam pemerintahanyang
desentralisasi. Suku-suku inilah yang kemudian menjadi persekutuan
etnis yang beraneka ragam. Negara adalah perkelompokan beberapa
suku. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)5.Teori
OrganisNegara dianggap atau dipersamakan dengan makhluk hidup.
Individu yang merupakan komponen-komponen negara dianggap sebagai
sel-sel dari makhluk hidup itu. Tokoh Nicholas de Cusa. (Dr.
Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)Teori ini selain sebagai
teori mengenai asal mula atau dasar terbentuknya negara, juga
sebagai teori hakikat negara. Tokoh yang menganut dan mengembangkan
teori ini antara lain George Wilhelm Hegel, J.K. Bruntscli, John
Salisbury, Marsiglio Padua, Pfufendorf, Henrich Ahrens, J.W.
Scelling, dan F.J. Schitenner. (DR. H. Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum.
dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam multi
perspektif)6.Teori PatrimonialTeori ini menerangkan bahwa negara
dapat terbentuk dari perkembangan suatu keluarga yang menjadi besar
kemudian bersatu membentuk negara. Adakalanya garis kekeluargaan
berdasar garis ayah/ patriarkhal, maupun ibu/matiarkhal. (DR. H.
Deddy Ismatullah, S.H., M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ;
ilmu negara dalam multi perspektif).Raja mempunyai hak milik
terhadap daerah-daerahnya, maka semua penduduk di daerahnya itu
harus tunduk kepadanya. Contoh negara abad pertengahan diaman hak
memerintah dan menguasai timbul dari pemberian tanah. Dalam keadaan
perang, raja menerima bantuan dari kaum bangsawan, dan setelah
kemenangan ada di pihak raja, maka bangsawan tadi mendapat sebidang
tanah sebagai hadiah. Yang berarti adalah hak untuk memerintah
terhadap semua yang ada di atas tanah itu. (Dr. Nimatul
huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)Teori ini juga disebut sebagai teori
perkembangan suku. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah
(kekeluargaan) berkembang menjadi suatu suku, lalu berkembang lagi
menjadi suatu negara. (DR. H. Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep
A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam multi perspektif)
7.Teori AlamiahNegara adalah organisasi yang rasional dan etis
yang memungkinkan manusia mencapai tujuannya dalam hidupnya untuk
mencapai yang baik dan adil. Tokoh teori alamiah ini adalah
aristoteles. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu negara)8.Teori
HistorisLembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara
evolusioner sesuai dengan kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial
yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan manusia, maka
lembaga-lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat,waktu, dan
tuntutan-tuntutan jaman. (Dr. Nimatul huda,S.H.,M.Hum ; ilmu
negara)
C. Teori Tujuan Negara Setiap negara mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Tujuan negara merupakan masalah yang penting sebab
tujuan inilah yang bakal menjadi pedoman negara disusun dan
dikendalikan sesuai dengan tujuan itu. Mengenai tujuan negara itu
ada beberapa teori, yaitu menurut Lord Shang, Nicollo Machiavelli,
Dante, Immanuel Kant, menurut kaum sosialis dan menurut kaum
kapitalis Ada beberapa paham tentang teori tujuan negara, yaitu
teori fasisme, individualisme, sosialisme dan teori integralistik.
Tujuan Negara dapat berbeda berdasarkan filosofi, situasi-kondisi,
dan sejarah dari masing-masing negara terbentuk.Secara garis besar
Teori Tujuan Negara membagi arah dan tujuan negara menjadi 3
(tiga), yaitu :1. Mencapai Kekuasaan PolitikNegara identik dengan
penguasa. Oleh sebab itu tujuan negara adalah membangun kekuasaan
secara efektif. Pemerintah (Penguasa) menggunakan kekuasaanya untuk
melaksanakan kepentingaannya. Setiap kekuasaan berkehendak untuk
mempertahankan dan memperluas kekuasaannya. Setelah kekuasaan kuat,
penguasa itu kemudian menjadi tiran, korup, dan despotik
(semena-mena, kejam) - Lord Action : Power tend to corrupt;
absolutely power corrupts absolutely. Negara identik sebagai
Penguasa dikemukakan oleh, antara lain :a. Lord Shang (abad 3 4).b.
Niccolo Machiavelli (1469 1527 M).c. Thomas Hobbes (1588 1645)
1. Lord Shang (abad 3 4).Didalam setiap negara terdapat subyek
yang selalu berhadapan dan bertentangan, yaitu Pemerintah dan
Rakyat. Kalau yang satu kuat yang lainnya tentu lemah. Yang
sebaiknya pihak pemerintahlah yang lebih kuat daripada rakyat,
supaya jangan timbul kekacauan dan anarkis. Karena itu Pemerintah
harus selalu berusaha supaya ia lebih kuat daripada rakyat.A weak
people means a strong state and strong state means a weak people.
Therefore a country, which has the right way, is concerned with
weaking people (rakyat lemah berarti negara kuat dan negara kuat
berarti rakyat lemah. Dari itu negara yang mempunyai tujuan yang
betul, hendaklah bertindak melemahkan rakyat).
2. Niccolo Machiavelli (1469 1527 M).Pertama : Kekuasaan dan
negara hendaknya dipisahkan dari moralitas dan Tuhan.Kedua
:Kekuasaan sebagai tujuan, bukan instrumen untuk mempertahakan
nilai-nilai moralitas agama. tetapi sebaliknya bahwa justru agama
dan nilai moralitas harus dijadikan suatu alat untuk mencapai
kekuasaan.Ketiga :penguasa yang baik harus mengejar kejayaan dan
kekayaan, karena keduanya merupakan nasib mujur yang dimiliki oleh
penguasa.Keempat :Kekuasaan merupakan raison dentre negara. Negara
merupakan simbolisasi kekuasaan politik tertinggi yang sifatnya
mencakup semua (all embracing), menganjurkan negara kekuasaan
(machtstaat), bukan negara hukum (rechtstaat).Kelima :Dalam
mempertahankan kekuasaan setelah merebutnya. Machiaveli memberikan
2 (dua) cara :a. memusnahkan, membumihanguskan seluruh negara, dan
membunuh seluruh keluarga penguasa lama.b. melakukan kolonisasi dan
menjalin hubungan baik dengan negara tetangga terdekat.Keenam
:Kekuasaan yang didapat secara keji dan jahat bukan merupakan nasib
baik. Cara ini tidak akan menyebabkan seorang penguasa menjadi
pahlawan yang dihormati. Seorang penguasa seharusnya tidak
melakukan kekejaman. Jika ia melakukan kekejaman hendaklah
mengiringinya dengan tindakkan simpatik, kasih sayang kepada
rakyat, dan menciptakan kebergantungan rakyat kepadanya. Hal ini
dapat menghindari terjadinya pemberontakkan.Ketujuh :Bahwa seorang
penguasa perlu mempelajari sifat yang terpuji maupun yang tidak
terpuji. Ia harus berani melakukan tindakkan yang kejam, bengis,
kikir, dan khianat asalkan baik bagi negara dan kekuasaan. Untuk
mencapai tujuan, cara apapun dapat dilakukan (tujuan menghalalkan
segala cara). Penguasa tidak perlu takut dicintai asalkan ia tidak
dibenci rakyat.Kedelapan :Penguasa negara dapat menggunakan cara
binatang dalam menghadapi lawan-lawan politiknya. Seorang penguasa
dapat mencontoh perangai singa yang mrenggertak di suatu saat dan
perangai rubah yang tidak bisa dijebak di saat yang lain.Kesembilan
:Seorang penguasa yang mempunyai sikap yang jelas apakah sebagai
musuh atau kawan akan lebih dihargai daripada bersikap netral.
3. Thomas Hobbes (1588 1645).Negara adalah organisasi kekuasaan
yang memiliki kekuasaan mutlak. Kekuasaannya tidak dapat dan tidak
boleh dibagi. Kekuasaan yang terbagi akan mengakibatkan timbulnya
anarki, perang sipil atau perang agama dalam negara. Hobbes tidak
menyangkal bahwa kekuasaan absolut melahirkan Despotis (negara
kekuasaan yang bertindak sewenang-wenang tanpa ada satupun kekuatan
yang dapat mengontrolnya). Meskipun demikian menurut Hiobbes,
negara Despotis jauh lebih baik daripada terjadinya anarki akibat
terbagi atau terbelahnya kekuasaan negara.Kesimpulan pemikiran
Hobbes mengenai negara dipengaruhi kuat filsafat Hobbes dan
asumsi-asumsinya, yaitu :Pertama : Asumsi tentang keadaan alamiah
(state of nature).Dalam hal ini, titik tekan filsafat dan asumsi
Hobbes adalah keadaan manusia yaitu :1. Manusia cenderung mempunyai
insting hewani yang kuat.2. Untuk mencapai tujuannya, manusia
cenderung menggunakan insting hewaninya.3. Manusia akan jadi
serigala bagi manusia lainnya (HOMO HOMONI LUPUS).4. Semua manusia
akan berperang melawan semua (BELLUM OMNIUM CONTRA OMNES); dalam
keadaan alamiah manusia saling membunuh, sesuatu yang sebenarnya
tidak dikehendaki oleh manusia.5. Nalar manusia untuk berdamai.
Atas dasar penalaran itulah, manusia merasa membutuhkan kekuasaan
bersama yang bisa menghindari pertumpahan darah.
Kedua : Kontrak Sosial Pada akal manusia bekerja membimbing
untuk damai, timbullah kontrak atau perjanjian sosial antarindividu
atau antarkelompok manusia. Dalam kontrak tersebut individu/manusia
secara sukarela menyerahkan hak-haknya serta kebebasannya kepada
seorang penguasa negara/dewan rakyat. Hobbes berpandangan bahwa
terbentuknya sebuah negara atau kedaulatan pada hakikatnya
merupakan sebuah kontrak/perjanjian sosial antar individu saja.
Oleh karena itu negara berdiri bebas dan tidak terikat oleh
perjanjian. Negara berada di atas individu. Negara bebas melakukan
apa saja yang dikehendakinya, terlepas apakah sesuai atau tidak
dengan kehendak individu.
Ketiga : KekuatanNegara perlu kekuatan mutlak untuk mengatur
individu atau manusia. Bentuk negara yang monarkhi absolut adalah
yang terbaik dan niscaya. Monarkhi absolut memiliki hak-hak
istimewa : hak menetapkan seorang pengganti. Penguasa boleh
menunjuk seseorang untuk menjadi penguasa yang berasal dari
kalangan manapun, yang penting adalah apakah penguasa penggantinya
melakukan kewajiban sebagai penguasa atau tidak
2. Mencapai Kemakmuran MaterialKemakmuran/kesejahteraan material
menjadi tujuan inheren dalam bangunan negara karena negara sebagai
organisasi masyarakat berupaya menggalang pemenuhan kebutuhan
materialnya secara terstruktur melalui pemerintahan yang ada.
Negara dengan tujuan mencapai kemakmuran melahirkan tipikal negara
yang berbeda :a. Polizei Staat : mencapai kemakmuran negara/raja.b.
Formele Rechtstaat : mencapai kemakmuran individu.c. Material
Rechtstaat : mencapai kemakmuran rakyat (social service state
negara kesejahteraan).
TUJUAN NEGARA KAUM SOSIALISSemua manusia dilahirkan dengan
hak-hak yang sama dan berhak atas perlakukan yang sama. Tujuan
negara adalah memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan
merata bagi tiap manusia.Kebahagiaan hanya dapat terwujud jikalau
setiap manusia mempunyai pekerjaan yang memberi penghasilan yang
layak, dan adanya jaminan-jaminan bahwa hak-hak asasi dan kebebasan
manusia tidak dilanggar. Oleh karena manusia bersifat egois, maka
pemberian rezeki yang layak dan jaminan-jaminan tsb tidak akan
terwujud dengan sendirinya di dalam masyarakat, jika tidak
diusahakan dan diatur dalam undang-undang. Karena itu dalam
ketatanegaraan harus diwujudkan sistem perekonomian yang
memungkinkan pembagian rezeki yang merata di kalangan rakyat.Untuk
melaksanakan semua itu, alat-alat produksi dan distribusi yang
penting yang menguasai hidup orang banyak harus dimiliki oleh
negara (dibawah pimpinan negara).
TUJUAN NEGARA KAUM KAPITALISBahwa tiap-tiap individu lebih
berbakti kepada masyarakat jika masing-masing mencoba mencapai
tujuannya sendiri-sendiri.Kebahagiaan semua orang hanya tercapai,
kalau setiap orang mencoba mencapai kebahagiannya sendiri-sendiri.
Falsafah kaum kapitalis adalah memperjuangkan kerak hidup yang
bebas (liberal) dengan persaingan yang bebas pula, dan sesuatunya
dalam rangka tatasusila yang beradab dan berdasarkan
undang-undang.Dunia perekonomian menurut pandangan ini yaitu
seakan-akan mahluk hidup yang maju atau mundur mencari
keseimbangannya sendiri. Yang mendorong perkembangan di lapangan
produksi ialah kepentingan manusia sendiri, keinginannya yang
sewajarnya untuk memperbaiki keadaan. Perekonomian yang bebas,
menimbulkan terbukanya sumber-sumber mata pencaharian dan dengan
demikian terjadinya pembagian pekerjaan dalam masyarakat dan hal
ini menyebabkan bertambahnya kekayaan masyarakat yang
bersangkutan.
Nama:Moch. MarufNIM.:14.63201.1.039Semester:IDAFTAR PUSTAKA
Kranenburg, Mr. & Sabaroedin, Mr.Tk.B. (1982). Ilmu Negara
Umum . Jakarta : Pradnya Paramita
Soehino (1998). Ilmu Negara. Yogyakarta : Liberty
Huda, Nimatul (2010). Ilmu Negara . Jakarta : Rajawali Pers
Ismatullah, deddy & Sahid Gatara, Asep A (2006). Ilmu Negara
dalam Multi Perspektif . Bandung : Pustaka Setia
http://ilmu-negara.blogspot.com/2014/02/teori-tujuan-negara-dan-teori-asal-mula.html
http://agil-asshofie.blogspot.com/2011/11/teori-asal-mula-negara.html
http://restifouziah.blogspot.com/2013/10/teori-teori-tentang-asal-mula-negara.html
17