BAB I PENDAHULUAN Dinamika yang terjadi di muara sungai, khususnya di daerah pertemuan langsung antara aliran sungai dengan laut menyebabkan muara memiliki karakteristik yang khas. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan fenomenayang terjadi dari daratan dan lautan yang vmemberikan pengaruh yang cukup besar untuk daerah muara sungai dan pantai disekitarnya ( Pethick, 1991 ). Muara sungai merupakan bagian dari sungai yang berperan sebagai pintu masuk dan keluarnya air menuju laut dan sebaliknya, sekaligus fungsinya sebagai jalur transportasi pelayaran di daerah pantai. Daerah Aliran Sungai ( DAS ) menurut Triatmodjo ( 1999 ) adalah daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berdasarkan pada aliran air permukaan. Pengaruh daratan yang sangat signifikan berupa sedimen yang terakumulasi di muara sungai dan sepanjang pantai menjadikan daerah ini mempunyai karakteristik tersendiri. Perubahan yang terjadi di daerah hulu sungai seperti perkembangan daerah yang berkaitan dengan tata guna lahan akan menyebabkan perubahan di daerah hilir sungai. Berkurngnya daerah resapan akibat tereduksi luas hutan akan menambah volume masukan air pada daerah aliran sungai
29
Embed
Tugas-Sebaran Sedimen Di Daerah Muara Sungai Bodri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Dinamika yang terjadi di muara sungai, khususnya di daerah pertemuan
langsung antara aliran sungai dengan laut menyebabkan muara memiliki karakteristik
yang khas. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan fenomenayang terjadi dari daratan dan
lautan yang vmemberikan pengaruh yang cukup besar untuk daerah muara sungai dan
pantai disekitarnya ( Pethick, 1991 ).
Muara sungai merupakan bagian dari sungai yang berperan sebagai pintu
masuk dan keluarnya air menuju laut dan sebaliknya, sekaligus fungsinya sebagai jalur
transportasi pelayaran di daerah pantai. Daerah Aliran Sungai ( DAS ) menurut
Triatmodjo ( 1999 ) adalah daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai
yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berdasarkan
pada aliran air permukaan.
Pengaruh daratan yang sangat signifikan berupa sedimen yang terakumulasi di
muara sungai dan sepanjang pantai menjadikan daerah ini mempunyai karakteristik
tersendiri. Perubahan yang terjadi di daerah hulu sungai seperti perkembangan daerah
yang berkaitan dengan tata guna lahan akan menyebabkan perubahan di daerah hilir
sungai. Berkurngnya daerah resapan akibat tereduksi luas hutan akan menambah volume
masukan air pada daerah aliran sungai sehingga dapat terjadi transport sedimen yang
meningkat sampai ke muara sungai bahkan kearah laut ( Supriharyono, dkk, 1988 ).
Peningkatan jumlah sedimen menimbulkan dampak negtif berupa tingginya sedimentasi
di daerah muara sungai dan pantai sekitarnya.
Sungai Bodri merupakan salah satu Derah Aliran Sungai ( DAS ) besar yang
terletak di Kabupaten Kendal. Aliran sungai ini membawa material sedimen dan limbah
yang berasal dari hulu dan sepanjang daerah aliran sungai yang akan diendapkan di
muara sungai Bodri. Menurut Triatmodjo dan Takeda ( 1993 ), proses pengendpa di
muara sungai dipengaruhi oleh pasang arus dan gelombang. Aliran Sungai Bodri dari
hulu yang mengangkut material sedimen merupakan salah satu sumber sedimen di daerah
muara Sungai Bodri. Selain itu terdapatnya areal tambak disekitar muara sungai yang
mudah sekali tererosi. Material yang tererosi kemungkinan diendapkan di daerah muara
sungai dan sekitarnya. Pengendapan sedimen di muara sangat tergantung pada
lingkungan dan parameter – parameter oseanografi.
Muara Sungai Bodri di daerah Kabupaten Kendal dari tahun ke tahun
mengalami perubahan berupa pendangkalan pada bagian hulu muara yang disebabkan
oleh pengendapan material sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dari arah daratan
maupun yang dibawa oleh arus dari lautan. Pendangkalan pada muara Sungai Bodri
mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat nelayan di daerah
Sungai Bodri dan sekitarnya seperti terhalangnya jalur keluar masuknya kapal nelayan
yang akan melaut.
BAB III
SEBARAN SEDIMEN DI DAERAH MUARA SUNGAI BODRI
Sebaran sedimen dan proses sedimentasi pada daerah muara Sungai Bodri
Kabupaten Kendal terjadi dengan dua cara, yaitu :
A. Sebaran Sedimen dan Proses Sedimentasi Secara Horisontal
Distribusi atau sebaran sedimen horisontal di daerah muara Sungai Bodri
ini sangat didominasi oleh 3 ( tiga ) satuan yaitu : satuan pasir, satuan pasir lanauan,
dan satuan lanau pasiran. Dari ketiga satuan itu satuan yang paling luas
penyebarannya adalah satuan pasir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta
sebaran sedimen secara horisontal di bawah ini.
1) Satuan Pasir
Satuan pasir terdapat pada muara Sungai Bodri ditemukan pada 23
stasiun dari 45 stasiun pengambilam sampel sedimen. Stasiun R2CE21, L31, R32,
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya
terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat
bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi
perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut
yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas
permukaan laut. Akumulasi material itu disebut split.
Jika arus pantai terus berlanjut, split akan semakin panjang. Kadang
kadang split terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier
beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulau, biasanya split akhirnya tersambung dengan
daratan, sehingga membentuk tombolo.
3). Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang
alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).
Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi
bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
4). nPengendapannolehngletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang
alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh
gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga
menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula
berbentuk V menjadi berbentuk U.
BAB IVKESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan, bahwa :
1. Sebaran dan distribusi sediment di Muara Sungai Bodri dapat dianalisis dengan
dua cara yaitu secara horizontal dan secara vertikal.
2. Pada analisis secara horizontal ditemukan satuan pasir, satuan pasir lanauan dan
satuan lanauan pasir pada sebaran dan distribusi sediment di Muara Sungai Bodri.
3. Pada analisis secara vertikal ditemukan satuan pasir, satuan pasir lanauan dan
satuan lanauan pasir dalam tiga jalur korelasi pada sebaran dan distribusi sediment
di Muara Sungai Bodri.
DAFTAR PUSTAKA
Dyer, K. R. 1990. “ Coastal and Estuarine Sedimen Dynamics ”. John Willey & Son.
Inc : New York.
http://www.e-dukasi.net
Hutabarat, S. dan Evans, M.S. 1985. ” Pengantar Oseanografi ”. UI Press. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1988. ” Biologi Laut ; Suatu Pendekatan Ekologis ”. Gramedia :
Jakarta.
Pethick, J. 1991. “ An Introduction to Coastal Geomorphology ”. Edward Arnold, A Division Of Holder and Stroughton : New York.
Pipkin, B.W. 1977. “ Laboratory Exeroise in Oceanography ”. H.H. Freeman and Company San Fransisco.
Supriharyono, M. R. dkk. 1988. “ Penelitian Tentang Tingkat Sedimentasi Di Muara Sungai Tuntang, Moro Demak, Kabupaten Demak ”. (Skripsi Tidak Dipublikasikan ) Lembaga Penelitian UNDIP : Semarang.
Syuhadak, A. 2002. “ Study Laju Sedimentasi Untuk Penentuan Periode Pengerukan Sedimen Di Moro Demak, Kabupaten Demak ”. Jurusan Ilmu Kelautan (Skripsi Tidak Dipublikasikan ) FPIK UNDIP : Semarang.
Triatmodjo, Bambang. 1999. ” TEKNIK PANTAI ”. Beta Offset : Yogyakartya.