TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN
PERDESAANSemester Genap 2014/2015Tugas :Menetapkan Deliniasi
(Pembatasan Wilayah) Berdasarkan Homogenitas
Kelas:Agribisnis C
Dosen:Ir Endah Djuwendah, M.Si.
Disusun oleh :
Kelompok 1NoNamaNPM
1.Fadhil Fauzan R150610120080
2.Avisa Permatasari150610120082
3.Margaretha Ribka Marsyella150610120100
4.Anwar Imannurdin150610120101
5.Raja Satrya Tuahta M150610120103
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JATINANGOR 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul Menetapkan Deliniasi Berdasarkan Homogenitas sebagai
salah satu bentuk pemenuhan tugas mata Perencanaan Pembangunan
Pertanian dan Perdesaan.Makalah Perencanaan Pembangunan Pertanian
dan Perdesaan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan
serta dorongan dari berbagai pihak. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ir Endah Djuwendah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Perdesaan yang telah
memberikan pengarahan serta bimbingan dalam menyusun makalah.
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi kepada
putra-putrinya dan mau berpartisipasi dengan memerikan kepercayaan
kepada anak untuk menyelesaikan makalah.
3. Teman-teman dari prodi Agribisnis yang telah ikut
berpartisipasi sehingga makalah ini terselesaikan sesuai harapan
kami.
4. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Jatinangor, 1 Maret 2015
PenyusunDAFTAR ISI
iKATA PENGANTAR
iiDAFTAR ISI
1BAB I
1PENDAHULUAN
11.1 Latar Belakang
11.2 Rumusan Masalah
11.3 Tujuan
2BAB II
2TINJAUAN PUSTAKA
16BAB III
16KESIMPULAN
17DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dianugerahi keanekaragaman yang begitu melimpah baik
dalam sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Tidak
hanya dalam skala nasional tetapi juga keanekaragaman dalam suatu
wilayah. Perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan
perlu adanya suatu perencanaan pembangunan dengan pendekatan
spesifik potensi dan spesifik lokasi.
Tidak terkecuali wilayah Kabupaten Cianjur yang cukup luas
dimana terdapat 32 kecamatan yang tersebar. Kecamatan-kecamatan
tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda antara
satu dengan lainnya baik dari aspek geografis, lingkungan dan
potensi ekonomi.Untuk mengelompokkan beberapa wilayah yang tersebar
diperlukan suatu kajian deliniasi homogenitas.
Untuk itu di dalam makalah ini kami akan mencoba untuk mengulas
mengenai pengelompokkan wilayah di Kabupaten Cianjur berdasarkan
kecamatan yang meliputi pengelompokkan ketinggian geografis,
potensi produksi padi, dan kepadatan penduduk.1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pertanyaan yang
menjadi permasalahan dalam penyusunan makalah ini, diantaranya :a.
Apa yang dimaksud dengan konsep wilayah, daerah, dan kawasan?
b. Bagaimana metode pengelompokkan (deliniasi) ketinggian
geografis, potensi produksi padi, dan kepadatan penduduk?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dala penyusunan makalah ini adalah:a. Untuk
mengetahui konsep wilayah, daerah, dan kawasan.
b. Untuk mengetahui Bagaimana metode pengelompokkan (deliniasi)
ketinggian geografis, potensi produksi padi, dan kepadatan
penduduk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Wilayah, Pebedaan Wilayah dengan
Kawasan dan Daeah
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik
tertentu berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu
wilayah yang memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria
tertentu, baik fisik maupun sosialnya. Contoh: suatu wilayah
mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan disebut wilayah
pegunungan atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam bidang
kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
b. Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang
dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berkaitan dan ditandai dengan adanya hubungan atau interaksi dengan
wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu industri didirikan pada suatu
wilayah. Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik dan sore hari
mereka pulang ke rumah masing-masing.
2.1 Konsepsi Wilayah Berdasarkan Tipe
Menyoroti arti dan eksistensi wilayah berdasarkan tipe, titik
tolaknya ada pada ide-ide homogenitas dan heterogenitas.
a. Ide Homogenitas
Populer dengan istilah formal region/homogeneous dan
region/uniform region. Dalam hal ini yang penting adalah
keseragaman dari properti yang ada pada wilayah tersebut, baik
secara individual maupun gabungan dari beberapa unsur. Dengan
kesukaran dalam delimitasinya maka muncul istilah wilayah inti/core
region (Alexander,1963).b. Ide Heterogenitas
Dalam ide ini tercermin pola interdependensi dan pola interaksi
antara subsistem utama ecosystem dengan subsistem utama social
system. Penekanan utamanya menyangkut segi-segi kegiatan manusia
(mans activities). Dalam ide ini tercermin pola unity in diversity
dengan keberbagaian gejala dalam batas-batas tertentu tercipta
kesatuan hubungan dan pola ketergantungan. Biasanya sistem yang ada
dalam batas wilayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik
pusat.
2.1.2 Konsepsi Wilayah Berdasarkan Hierarki
Pengertian wilayah selalu ditekankan pada sifat khasnya (unique
characteristic). Untuk meninjau rank/hierarki suatu wilayah dapat
bertitik tolak dari berbagai segi, seperti ditinjau dari segi size
(ukuran), form (bentuk), function (fungsi), faktor lain atau
gabungan dari faktor-faktor tersebut. Passarge (Jerman)
mengemukakan ide mengenai rank of region.2.1.3 Konsepsi Wilayah
Berdasarkan Kategori
Wilayah berdasarkan kaetgorinya memiliki realisasi
bermacam-macam. Penggolongan yang umum digunakan adalah:
1. Single Topic Region (wilayah bertopik tunggal)
Wilayah yang eksistensinya didasarkan pada satu macam unsur
saja. Bila ditinjau dari tipenya dapat berupa wilayah formal atau
wilayah fungsional. Contoh: delimitasi wilayah atas curah hujan.2.
Combined Topic Region (wilayah bertopik gabungan)
Wilayah yang dibentuk sebagai realisasi gabungan beberapa unsur
yang masih satu topik. Contoh: delimitasi regional berdasarkan
beberapa topik seperti curah hujan, temperatur dan tekanan udara,
dalam jangka waktu panjang akan menghasilkan wilayah dengan iklim
berkarakteristik berbeda. 3. Multiple Topic Region (wilayah
bertopik banyak)
Wilayah yang eksistensinya berdasarkan pada beberapa topik
berbeda antara satu dengan yang lain tapi masih berhubungan,
tergantung tujuan. Contoh: delimitasi daerah pertanian, data yang
diperlukan iklim, keadaan tanah, geomorfologi dan lainnya yang
dianggap penting.
4. Total Region (wilayah total)
Delimitasi mencakup semua unsur dalam suatu wilayah.
Regionalisasi bersifat klasik dengan kesatuan politik sebagai
dasar. Keuntungan total region terletak pada pelaksanaannya,
terutama ditinjau dari segi administratic convenience. Akan tetapi
kesulitan yang dihadapi lebih banyak karena luasan masalah yang
dicakup. 5. Compage Pertimbangan utama dalam delimitasi adalah
menonjolnya aktivitas manusia di suatu tempat, bukan banyak
sedikitnya topik. Orientasi titik berat bukan pada physical setting
tapi bobot kegiatan manusia.
Berdasarkan ciri-ciri umum batasan wilayah dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. Wilayah Homogen
Wilayah homogen merupakan wilayah yang memiliki satu parameter
dengan sifat atau ciri yang hampir sama.
2. Wilayah Nodal
Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki
sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah di
sekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan daerah dapat
dilihat dari faktor produksi, penduduk, barang, dan jasa, maupun
perhubungan di antara keduanya.
3. Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan dapat diartikan sebagai wilayah yang
menggambarkan kesatuan-kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah
perencanaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Masyarakat yang berada di wilayah perencanaan mempunyai
kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi daerahnya.
b. Memiliki kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan
sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia.
c. Menggunakan salah satu model perencanaan.
d. Memiliki setidaknya satu pusat pertumbuhan.
4. Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi merupakan wilayah yang mendasarkan pada
kepentingan administrasi pemerintahan dengan batas yang telah
ditentukan.
2.1.4 Perbedaan Wilayah, Daerah dan Kawasan
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuangeografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. (UU RI
No 26 tahun 2007)
Daerah adalah Bagian dari suatu wilayah sebagai teritorial yang
ditentukan atas pengertian, batasan dan wewenang administratif yang
didasarkan perundangan (seperti kota, kabupaten dan propinsi).
(Sujali, kuliah Ilmu Wilayah)
Kawasan (dari bahasa Jawa kuna, kawaan yang berarti daerah waa,
dari bahasa Sansekerta: "memerintah") artinya daerah yang memiliki
ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional
kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan,
dan kawasan rekreasi. 2.2 Tipologi suatu Wilayah : Gambaran Tunggal
dan Gambaran Majemuk
Wilayah merupakan suatu unit geografis yang dibatasi oleh
kriteria tertentu yang bagian-bagiannya saling tergantung secara
internal. Tipologi suatu wilayah dapat digambarkan sebagai Gambaran
Tunggal dan Gambaran Majemuk.
a) Gambaran tunggal, yaitu persamaan suatu wilayah ditentukan
oleh satu fenomena, misalnya jenis tanah, agama, budaya, jenis
komoditas pertanian dan sebagainya. Wilayah ini merupakan unit
terkecil dan dapat ditentukan batas-batas unit area atau unit
atomistic (Suharyono, 2005).
b) Gambaran Majemuk, yaitu suatu wilayah dengan fenomena yang
kompleks dengan beberapa persamaan di dalamnya. Gambaran ini dapat
terdiri atas beberapa gambaran tunggal dari suatu wilayah, tetapi
bila terdapat fenomena yang kompleks yang diperlukan oleh peneliti,
maka wilayah ini dapat merupakan suatu wilayah yang kompak.2.3
Batasan Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuangeografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. (UU RI
No 26 tahun 2007)
Daerah adalah Bagian dari suatu wilayah sebagai teritorial yang
ditentukan atas pengertian, batasan dan wewenang administratif yang
didasarkan perundangan (seperti kota, kabupaten dan propinsi).
(Sujali, kuliah Ilmu Wilayah)
Kawasan (dari bahasa Jawa kuna, kawaan yang berarti daerah waa,
dari bahasa Sansekerta: "memerintah") artinya daerah yang memiliki
ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional
kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan,
dan kawasan rekreasi. BAB III
PEMBAHASAN3.1 Keadaan Umum Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinat 1060
42 - 1070 25 Bujur Timur dan 60 21 - 70 25 Lintang Selatan, dengan
luas wilayah kurang lebih 361.434,98 hektar.
Batas-batas wilayah daerah meliputi :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta ;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Bandung,
c. Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut;
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia;
e. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Bogor;
Letak Ketinggian Wilayah Kabupaten Cianjur yaitu 7 - 2.962 mdpl
, wilayah yang memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan
Cipanas dan Pacet yaitu 1.080 -2.962 mdpl. Lahan pertanian di
Kabupaten Cianjur seluas 237,650 ha yang terdiri dari lahan sawah
66.180 ha dan bukan sawah 171.470 ha, sebagian besar lahan
pertanian ada di wilayah Cianjur Selatan, lahan sawah terbesar ada
di wilayah kecamatan Pagelaran, Kadupandak, Takokak dan Cibeber
3.2 Deliniasi (Pembatasan Wilayah) Kabupaten Berdasarkan Wilayah
Homogenitas3.2.1 Pengelompokan Wilayah Berdasarkan Topografi3.2.2
Pengelompokan Wilayah Berdasarkan Pertanian
Untuk mengelompokkan setiap wilayah di Kabupaten Cianjur
berdasarkan hasil pertaniannya, maka diambil sebuah data berupa
hasil produksi bruto padi sawah, karena komoditas tersebut
merupakan komoditas unggulan dari Kabupaten Cianjur. Karena setiap
wilayah di Kabupaten Cianjur memiliki tingkat hasil produksi padi
sawah yang berbeda, maka dibuat beberapa kelompok wilayah
berdasarkan hasil produksi rendah, sedang dan tinggi. Data yang
digunakan adalah data produksi bruto padi sawah dari 32 kecamatan
yang ada di Kabupaten Cianjur pada tahun 2012. Berikut akan kami
jelaskan juga cara mengelompokkan data tersebut. Tabel . Produksi
Padi Per Kecamatan di Kabupaten Cianjur
Karena kita hanya ingin mengetahui kecamatan penghasil terendah,
sedang dan tinggi, maka kita hanya menggunakan 3 kelas. Selanjutnya
interval setiap kelas ditentukan dengan hitungan sebagai
berikut.
1
Kemudian dari range tersebut kita dapat menentukan rentan untuk
kelas rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T).
R = 1.727 s.d. (1.727 + 22.469)
R = 1.727 s.d. 24.196Dari hasil yang didapat, maka ditentukan
rentang untuk jumlah produksi bruto padi sawah disuatu wilayah yang
termasuk dalam kategori rendah berada direntang 1.727 s.d. 24.196
ton GKG.
S= R+1 s.d. (R+1) + r
S= 24.196 + 1 s.d. (24.196 + 1) + 22.469
S= 24.197 s.d. 46.666
Dari hasil yang didapat,maka ditentukan rentang untuk jumlah
produksi bruto padi sawah disuatu wilayah yang termasuk dalam
kategori sedang berada direntang 24.197 s.d. 46.666 ton GKG.
T = S+1 s.d. seterusnya
= 46.666+ 1 s.d. seterusnya
= 46.667 s.d. seterusnya
Sehingga didapatkan data sebagai berikut.Tabel . Pengelompokkan
Daerah Produsen Padi
Nama Kec. IntervalRendah
1.727 - 24.196Sedang
24.197 46.666Tinggi
46.667 69.136
1Leles
Agrabinta Kadupandak
2Sindangbarang CidaunPagelaran
3Naringgul Cibinong
4Cikadu Tanggeung
5Pasirkuda Takokak
6Cijati Cibeber
7Sukanagara Warungkondang
8Campaka Sukaluyu
9Campakamulya Cilaku
10Gekbrong Bojongpicung
11Haurwangi Karangtengah
12Ciranjang Cugenang
13MandeSukaresmi
14CianjurCiklalongkulon
15Pacet
16Cipanas
f16142
(Interval dalam satuan Ton GKG)
Dari hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dari
32 kecamatan yang ada di kabupaten Cianjur, kecamatan yang
menghasilkan produk bruto padi sawah terendah berjumlah 16
kecamatan, sedangkan kecamatan yang mengasilkan produk bruto padi
sawah sedang sebanyak 14 kecamatan, dan kecamatan yang menghasilkan
produk bruto padi sawah tertinggi berjumlah 2 kecamatan.
3.2.3 Pengelompokan Wilayah Berdasarkan Kepadatan
PendudukTABEL
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN
MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012
Sumber : BPS Kab. Cianjur
Pada bagian ini kami akan mengkelompokkan wilayah berdasarkan
kepadatan penduduk dalam 3 kelas :
Kelas Rendah
Kelas Sedang
Kelas Tinggi
Berikut akan dipaparkan bagaimana cara untuk mengklasifikasikan
kepadatan penduduk tersebut dalam 3 kelas.
1
= 46.158,3
= 46.158 (Dibulatkan)
Kemudian dari range tersebut kita dapat menentukan rentan untuk
kelas, rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T).
R= 24.155 s.d. (24.155 + 46.158)
R= 24.155 s.d. 70.313
Dari hasil yang didapat,makan ditentukan rentan untuk jumlah
penduduk disuatu wilayah yang termasuk dalam kategori rendah berada
direntan 24.155 s.d. 70.313 jiwa.
S= R+1 s.d. (R+1) + r
S= 70.313 + 1 s.d. (70.313 + 1) + 46.158
S= 70.314 s.d. 116.472
Dari hasil yang didapat,makan ditentukan rentan untuk jumlah
penduduk disuatu wilayah yang termasuk dalam kategori sedang berada
direntan 70.314 s.d. 116.472 jiwa.
T = S+1 s.d. seterusnya
= 116.472 + 1 s.d. seterusnya
= 116.473 s.d. seterusnya
Dari hasil yang didapat,makan ditentukan rentan untuk jumlah
penduduk disuatu wilayah yang termasuk dalam kategori tinggi berada
direntan 116.473 s.d. seterusnya jiwa.
Setelah mendapatkan rentan tiap kelas maka kita dapat langsung
mengkelompokkan tiap wilayah yang ada sesuai dengan kelasnya
masing-masing.
Tabel
Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah
KELOMPOK KELAS
RendahSedangTinggi
AgrabintaCilakuCibeber
LelesSukaluyuKarangtengah
SindangbarangBojongpicungCianjur
CidaunCiranjang-
NaringgulMande-
CibinongCugenang-
CikaduPacet-
TanggeungCipanas-
Pasir KudaSukaresmi-
KadupandakCikalongkulon-
Cijati--
Takokak--
Sukanagara--
Pagelaran--
Campaka--
Campakamulya--
Warungkondang--
Gekbrong--
Haurwangi--
Berdasarkan kelas yang telah dibagi tersebut dapat terlihat
jelas kecamatan-kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi
disebabkan karena kecamatan tersebut mengalami pembangunan yang
besar-besaran. Hal ini menyebabkan kecamatan-kecamatan yang berada
dikelas rendah hanya memiliki jumlah penduduk yang sedikit karena
daerah yang tersebut tidak memadai untuk dijadikan tempat dalam
menjalani kehidupan sehingga mereka berpindah ke wilayah lain yang
lebih memadai.
Seperti dapat dilihat sekilas dari data yang ada menunjukkan
bahwa laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cianjur ini tidak
merata, terlihat bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Cianjur
terkonsentrasi di bagian utara, kemudian diikuti dengan kecamatan
di bagian tengah dan sisanya sebanyak berada di berbagai kecamatan
di bagian selatan Kabupaten Cianjur. Kepadatan penduduk di
kecamatan-kecamatan wilayah utara jauh lebih tinggi dibandingkan
wilayah selatan dan tengah, dengan demikian pengembangan potensi
ekonomi kecamatan-kecamatan di wilayah tengah terutama selatan
menghadapi kendala untuk dikembangkan, antara lain karena
penduduknya masih jarang dan terpencar sehingga secara ekonomis
pengembangan di wilayah tersebut kurang menguntungkan,kecuali bila
di wilayah tengah dan selatan tersebut dikembangkan pusat-pusat
kegiatan ekonomi baru yang dapat menjadi faktor penarik bagi
masyarakat Terjadinya kesenjangan penyebaran penduduk secara
geografis berkaitan erat dengan faktor daya tarik wilayah, terutama
dengan aspek ekonomi serta ketersediaan sarana tempat tinggal yang
memadai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sedikitnya jumlah penduduk di
kategori kelas yang rendah di beberapa kecamatan di Kabupaten
Cianjur disebabkan karena daerah-daerah tersebut selama ini kurang
mendapat sentuhan pembangunan (karena jarak akses kebijakan yang
mungkin dirasa terlalu jauh) yang menyebabkan penduduk asli dari
kecamatan-kecamatan di kelas rendah tersebut berpindah ke kecamatan
lain yang memiliki prospek untuk meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan keluarganya.
BAB IVPENUTUP3.1 Simpulan
Dari 32 kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur, kecamatan yang
menghasilkan produk bruto padi sawah terendah berjumlah 16
kecamatan, sedangkan kecamatan yang mengasilkan produk bruto padi
sawah sedang sebanyak 14 kecamatan, dan kecamatan yang menghasilkan
produk bruto padi sawah tertinggi berjumlah 2 kecamatan yaitu
Kecamatan Kadupandak dan Kecamatan Pagelaran. Untuk pengelompokkan
berdasarkan kepadatan penduduk, wilayah Kabupaten Cianjur bagian
utara yang meliputi Kecamatan Cianjur, Kecamatan Cibeber dan
Kecamatan Karangtengah memiliki kepadatan penduduk yang paling
tinggi diantara wilayah-wilayah lainnya. Hal tersebut terjadi
karena daerah utara Kabupaten Cianjur merupakan daerah pusat
pemerintahan yang telah mendapatkan banyak sentuhan pembangunan
dibandingkan dengan daerah-daerah Cianjur bagian tengah dan
selatan. Terjadinya kesenjangan penyebaran penduduk secara
geografis berkaitan erat dengan faktor daya tarik wilayah, terutama
dengan aspek ekonomi serta ketersediaan sarana tempat tinggal yang
memadai.
DAFTAR PUSTAKASuharyono. 2005. Dasar-dasar Kajian Geografi
Regional. Semarang: Proyek Penyelenggara Kegiatan Dan Usaha.
Universitas Negeri Semarang.
Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah.
Jakarta : Bumi Aksara
REFERENSI
http://tugaspariwisata.blogspot.com/2011/08/definisi-tentang-kawasan-dampak-dan.htmlhttp://aguseka1991.blogspot.com/2012/12/konsepsi-wilayah-dan-pewilayahan.html17