Top Banner
Tugas Penelitian & Laporan Singkat Museum di Jakarta
18

Tugas Penelitian

Jan 19, 2016

Download

Documents

museum jakarta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Penelitian

Tugas Penelitian & Laporan Singkat

Museum di Jakarta

Page 2: Tugas Penelitian

Kata Pengantar   

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kita panjatkankehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas karunianya, perjalanan ke museum yang ada di jakarta ini dapat terselesaikan dengan baik.Tugas ini disusun dan diserahkan ke guru sma nusantara 1. Dengan harapan bias bermanfaat dan menjadikan salah satu sumber pengetahuan dan wawasan sejarah. Penulis juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi penyusunan atau materi. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangatdiharapkan untuk penyempurnaan karya tulis selanjutnya. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat kita semua terutama pelajar

Tangerang 20 mei 2014

Penulis

Ari Rahmat Romadhon

Page 3: Tugas Penelitian

Latar Belakang

Staadhuisitulah nama semula gedung Museum Sejarah Jakarta yang berada dijalan Taman Fatahillah Nomor 1 Jakarta Barat. Luas areal seluruhnya 13.588 m2, dan bangunan yang berada diatasnya tersebut, dilindungi oleh Pemerintah Pusat maupu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Keputusan Mendikbud No.28/M/1988 dan keputusan Gubernur DKI Jakarta No.475 tahun 1993). Menurut catatan, bahwa pembangunan gedung Staadhuis itu sudah tiga kali pada tempat yang sama, tetapi pada kurun waktu yang berbeda. Pertama pada tahun 1620, dibangun oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoen Coen, yang digunakan sebagai Staadhuis sampai tahun 1627. Karena kegiatan VOC semakin meningkat, maka dibangun gedung baru ditempay yang sama. Gedung baru itu hanya bertahan sampai tahun 1707. Selanjutnya Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn, pada tanggal 25 Januari 1707, mulai membangun gedung baru (gedung yang sekarang), diatas puing-puing gedung Staadhuis yang lama. Peletakan batu pertama oleh putri Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn, yang bernama Petrolina Willemina Van Hoorn.Adapun perencanaannya oleh WJ. Van Der Veld, dan pembuatannya dipimpin oleh J. Kemmers. Staadhuis yang cukup besar dan megah itu pembangunannya baru selesai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck, yang kemudian diresmikan pada tanggal 10 Juli 1710.

Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja Mataram Yogyakarta, pernah menyerang Batavia dua kali, yakni pada tahun 1628 dan tahun 1629. Pada penyerangan yang kedua itu pasukan Sultan Agung mampu membakar

Page 4: Tugas Penelitian

gedung Staadhuis tersebut. Gedung Staadhuis itu ternyata tidak hanya berfungsi sebagai kantor Balai Kota saja, akan tetapi juga sebagai kantor Dewan Urusan Perkawinan, Kantor Balai Harta (Jawatan Pegadaian) dan kantor Pengadilan (Raad Van Justitie). Oleh karena itu gedung Staadhuis tersebut oleh masayarakat dikenal juga sebagai Gedung Bicara.

Karena gedung juga berfungsi sebagai kantor pengadilan maka dilengkapi pula dengan sel atau ruang penjara sementara menunggu fonis pengadilan. Ruang penjara itu berada di lantai dasar dibagian belakang. Hal yang menarik adalah, bahwa digedung Staadhuis itu pernah ditawan beberapa pahlawan nasional, antara lain Pangeran Diponegoro, sebelum dibuang ke Makasar (Ujung Pandang), dan Cut Nyak Dien pahlawan wanita yang berasal dari Daerah Istimewa Aceh. Selain itu pula orang Cina dan bahkan orang Belanda yang melawan pemerintah.Kasusnya bermacam-macam, selain kasus politik ada juga kasus utang-piutang dan kasus kriminal.

Pada tahun 1925 sampai Jepang masuk ke Indonesia, gedung Staadhuis tersebut menjadi Balaikota Propinsi Jawa Barat oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah perang kemerdekaan sampai dengan bulan desember 1945 menjadi Balai kota Propinsi Jawa Barat dan selanjutnya dijadikan Kantor Kodim 0503 Jakarta Barat, sedangkan dibagian belakang untuk tempat tinggal keluarga. Ketika dijadikan kantor KODIM 0503, Taman Fatahillah didepannya yang luas itu pernah berfungsi sebagai terminal bis kota. Akhirnya pada tahun 1972 Pemerintah DKI Jakarta memugar gedung tersebut dan diresmikan sebagai menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

Page 5: Tugas Penelitian

TujuanTujuannnya adalah untuk mengetahui sejarah penjajahan belanda

sebelum berganti nama menjadi Jakarta, awal mula kedatangan bangsa eropa ke Jakarta & melestarikan peninggalan bangsa eropa khususnya portugis & belanda. Serta menjadikan objek wisata yg bermanfaat &

menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Page 6: Tugas Penelitian

Manfaat

Sebagai pelestarian peninggalan sejarah pada masa penjajahan

Untuk mengenang para pahlawan yang berjuang mengusir penjajah

Sebagai objek wisata yang menambah wawasan

Untuk tempat para pelajar yang ingin mengetahui sejarah pada masa penjajahan

Page 7: Tugas Penelitian

Pembahasan

Page 8: Tugas Penelitian

Pedang eksekusi sendiri merupakan sebuah pedang besar yang tidak memiliki hiasan atau ornamen dan dipergunakan sebagai alat pancung dalam menjalankan eksekusi kala itu.Menurut beberapa sumber, proses eksekusi sendiri kerapkali dilakukan di Lapangan Fatahilah.

Page 9: Tugas Penelitian

Meriam Si Jagur

Meriam ini merupakan sebuah meriam antik yang memiliki bahan perunggu dengan bobot 3,5 Ton dan memiliki panjang 3,81 meter serta diameter sebesar 24 cm. Meriam ini sendiri menurut sejarah merupakan salah satu meriam yang dimiliki dan dibanggakan oleh Portugis dan pada awalnya dipergunakan untuk memperkuat kedudukan Portugis kala itu di Malaka. Namun setelah Belanda merebut Malaka dari tangan Portugis pada tahun 1641,meriam ini dibawa ke Batavia.

Pada bagian meriam ini terdapat bahasa latin yang berbunyi "Ex me ipsa renatasum" atau dapat diartikan "Saya (meriam) sendiri, saya (meriam) dilahirkan kembali" hal ini menjelaskan bahwa meriam ini dibuat dengan meleburkan beberapa buah meriam kecil. Legenda tentang meriam ini juga menyebar di kalangan masyarakat terutama dengan melihat tutup amunisi meriam ini.Kepercayaan yang berkembang di kalangan masyarakat kala itu adalah meriam ini sanggup mengabulkan permohonan keturunan bagi pasangan suami-istri yang datang untuk memohon diberikan keturunan.

Page 10: Tugas Penelitian
Page 11: Tugas Penelitian

Lukisan Jonpieterszoon Coen

Gubernur jenderal Hindia Belanda yang diangkat pada 25 Oktober 1617, mendapat pengangkatan serta instruksi dari Belanda pada bulan Juni 1618. Kelahiran Hoorn, Belanda tahun 1587. Saat ia berhasil menguasai Jayakarta (30 Mei 1619), sebenarnya dia ingin mengganti kota tersebut dengan nama Nieuw Hoorn, sesuai dengan kota kelahirannya namun dilarang oleh penguasa tertinggi Belanda. Ia merupakan Gubernur Jenderal keempat VOC yang mendirikan Batavia pada tahun 1619 dan kasteel pertama pada 1627-1808. Kota Batavia ini terletak di pesisir utara Laut Jawa, di tepi muara Sungai Ciliwung.Penduduk pribumi menyebutnya Betawi. Sebelumnya pada abad ke 14 kota ini dikenal dengan Sunda Kelapa kemudian 22 Juni 1527 direbut oleh Fatahilah dan diganti nama dengan Jayakarta lalu berubah menjadi Jakarta. Tanggal 22 Juni dijadikan hari kelahiran kota tersebut.

Sejak awal pemerintahannya Coen ditugaskan untuk mendirikan suatu tempat yang aman, kuat, tidak di bawah kuasa pribumi, cocok untuk menyimpan perbekalan dari Belanda (perkakas untuk memperbaiki kapal, makanan Eropa, uang, barang, barang dagangan) dan sekaligus digunakan sebagai gudang penyimpanan barang-barang yang dibeli di seluruh Asia, terutama rempah-rempah. Selain itu, tempat ini harus dapat berfungsi sebagai pusat administrasi dan pemerintahan VOC. Coen bertekad untuk merebut Jayakarta dengan kekerasan karena dapat menghemat uang dan waktu tawar menawar.

JP Coen memiliki nama julukan "Mur Jangkung". Ia mempunyai keinginan menjadikan Batavia yang dikuasainya pada tahun 1619 sebagai pusat kemaharajaan dagang yang membentang dari Iran sampai Jepang. Namun mimpinya tidak terlaksana, tetapi ia mampu menanamkan kekuasaan Belanda di Indonesia yang bertahan sampai 3,5 abad. Dia mendirikan benteng-benteng untuk mengusir Portugis dan mencegah masuknya Inggris. Dia menjadi Gubernur Jenderal sebanyak dua kali dan pada masa ia menjabat, dua kali Batavia diserbu Sultan Agung dari Mataram. Pada serbuan terakhir Coen tewas, tetapi bukan di medan perang melainkan karena kolera. Pada masa Coen, Batavia menjadi pangkalan pemasok makan, air dan tempat perbaikan untuk kapal-kapal VOC dalam perdagangan rempah-rempah. Penguasa ini juga membina hubungan baik dengan orang Cina untuk keuntungan Belanda.

Page 12: Tugas Penelitian

Patung Hermes

Di tengah padatnya lalu lintas di kawasan Harmoni, ada satu hal yang menarik perhatian, yakni patung kecil berwujud manusia menunjuk ke arah langit dengan tangan kanannya dan berwarna perunggu gelap yang bertengger di jembatan Harmoni.Hermes, namanya.Hermes merupakan putra dari Dewa Zeus dan Peri Maia dalam mitologi Yunani.Hermes berperan sebagai pesuruh dan pembawa berita.Hermes juga dikenal sebagai dewa pelindung para pedagang dan penggembala. Lalu, apa yang dilakukan patung Sang Dewa di jembatan Harmoni?

Patung Hermes di Batavia awalnya merupakan milik Karl Wilhelm Stolz, seorang pedagang Jerman yang kemudian menjadi warga negara Belanda.Stolz membelinya di Hamburg sekitar tahun 1920.Stolz yang memiliki toko di Jl. Veteran, Batavia, meletakkan patung itu di halaman rumahnya.Kemudian pada tahun 1930, Stolz menjual tokonya dan menyumbangkan patung Hermes tersebut pada pemerintah Batavia sebagai tanda terimakasih atas kesempatan yang didapatkannya untuk berdagang di Hindia-Belanda.Patung perunggu dewa pelindung para pedagang seberat 70 kg itu akhirnya dipasang di jembatan Harmoni yang sudah dibangun sejak 1905.Lokasi tersebut dipilih karena letak jembatan Harmoni berada di mulut Jl. Hayam Wuruk yang saat itu sudah menjadi daerah perdagangan yang ramai.

Pada tahun 1999, patung ini nyaris jatuh ke kali karena penyangganya tertabrak mobil hingga bagian kakinya mengalami kerusakan.Akhirnya patung yang merupakan salah satu benda cagar

Page 13: Tugas Penelitian

budaya yang dilindungi Pemprov DKI Jakarta ini diamankan oleh Dinas Pekerjaan Umum.Kemudian pada tahun 2000 patung ini dipindahkan ke halaman belakang Museum Sejarah Jakarta.Hal ini juga dilakukan karena saat itu patung Hermes ini dihargai lebih dari 1 milyar rupiah di kalangan kolektor barang antik di pasar Singapura.Tidak berlebihan memang usaha Pemerintah untuk melindungi benda bersejarah ini karena sebelumnya telah terjadi pencurian terhadap patung-patung bersejarah di Jakarta.Pada tahun 1950-an, patung JP Coen yang seukuran manusia dan punya kembaran di Hoom, Belanda, serta terletak di Lapangan Banteng, raib tak berbekas.

Kini, patung Hermes asli yang merupakan saksi bisu perkembangan Jakarta dari masa ke masa ini dapat dilihat di berada di halaman belakang Museum Sejarah Jakarta, atau seringkali disebut Gedung Fatahillah, kawasan Kota Tua. Dengan sosoknya yang berbentuk pemuda tanpa pakaian, membawa tongkat, bertumpu pada satu kaki, dan menunjuk langit dengan tangan kanannya, seolah ia akan segera lepas landas untuk terbang. Patung ini merupakan salah satu objek favorit para pengunjung untuk berfoto di sampingnya.Sementara untuk menggantikan posisi patung Hermes di jembatan Harmoni, ditempatkanlah replikanya yang seberat 100 kg dan dibuat oleh pematung Arsono dari Yogyakarta. (Rike)

Page 14: Tugas Penelitian

PenutupSegala puji bagi Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan perjalanan dengan kesabaran dan kebahagiaan. Semoga dengan laporan perjalanan ini bisa memberikan nilai dan kesungguhan dalam belajar.Dalam penyusunan laporan perjalanan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca merupakan modal utama kami untuk meraih tangga kesuksesan.Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur alhamdulillah pada Allah atas berjuta nikmat yang tercurah pada kami.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuh.