1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Rencana Pelabuhan 1. Latar Belakang Pelabuhan Cirebon Cirebon merupakan sebuah kota kabupaten yang terletak diwilayah utara Pulau Jawa yang cukup ramai. Disamping mempunyai dataran yang cukup luas Cirebon juga mempunyai perairan yang dapat di layari oleh berbagai ukuran kapal, dengan kata lain Cirebon mudah dijangkau baik melalui darat maupun melalui laut. Terhadap kota-kota di luar Jawa seperti kota-kota di Pulau Kalimantan, slawesi, Sumatera dan daerah lainnya, hubungan yang paling ekonomis ialah jalur laut, yaitu memenuhi kebutuhan daerah baik ekspor maupun import. 2. Faktor Penduduk Dalam perencanaan pelabuhan sebagai sarana arus lalu lintas laut, haruslah di perhitungkan faktor penduduk di sekitar pelabuhan dengan penduduk di masa yang akan dating. Hal umum yang terjadi adalah bartambahnya pemukiman penduduk di sekitar pelabuhan, mungkin di daerah tesebut akan banyak sumber mata pencahariaan. Jumlah penduduk Cirebon yang tercatat pada Biri Pusat Statistik tahun 1990 adalah berjumlah 1.649.428 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata = 2,16% B. Kemungkinan Perluasan Daerah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Rencana Pelabuhan
1. Latar Belakang Pelabuhan Cirebon
Cirebon merupakan sebuah kota kabupaten yang terletak diwilayah utara Pulau
Jawa yang cukup ramai. Disamping mempunyai dataran yang cukup luas Cirebon juga
mempunyai perairan yang dapat di layari oleh berbagai ukuran kapal, dengan kata lain
Cirebon mudah dijangkau baik melalui darat maupun melalui laut.
Terhadap kota-kota di luar Jawa seperti kota-kota di Pulau Kalimantan, slawesi,
Sumatera dan daerah lainnya, hubungan yang paling ekonomis ialah jalur laut, yaitu
memenuhi kebutuhan daerah baik ekspor maupun import.
2. Faktor Penduduk
Dalam perencanaan pelabuhan sebagai sarana arus lalu lintas laut, haruslah di
perhitungkan faktor penduduk di sekitar pelabuhan dengan penduduk di masa yang
akan dating.
Hal umum yang terjadi adalah bartambahnya pemukiman penduduk di sekitar
pelabuhan, mungkin di daerah tesebut akan banyak sumber mata pencahariaan. Jumlah
penduduk Cirebon yang tercatat pada Biri Pusat Statistik tahun 1990 adalah berjumlah
1.649.428 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata = 2,16%
B. Kemungkinan Perluasan Daerah.
Cirebon merupakan daerah yang berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat
dari faktor penumpang seperti populasi, sosial-ekonomi, di samping potensi dari daerah
itu sendiri.
1. Populasi
Daerah Cirebon ini terdiri dari beberapa kota dan desa yang cukup padat
penduduknya. Perkembangan ini Nampak sekali terlihat dari tingkap populasi
penduduknya, sehingga banyak sekali daerah yang sebelumnya masih belum terbuka
menjadi daerah yang potensial.
2. Potensi Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi di daerah Cirebon ini cukup tinggi. Pendapatan penduduk
perkapita cendrung terus meningkat hal ini berkaitan dengan program pembangunan
yang tidak pernah lepas terjangkau oleh daerah ini.
2
Cirebon juga merupakan daerah transfortasi dan penumpang, kerena merupakan
daerah penghubung antar Jawa Tengah dan Jawa Barat, baik dari darat maupun dari
laut.
C. Potensi Daerah
Dari sector pertaniaan sangat di harapkan, sebab sampai saat ini hanya hasil
pertanian dari daerah ini sudah di harapka di ekspor keluar negeri seperti beras dan lain-
lain. Dari sector perikanan, Cirebon sangat potensial dengan tambak udangnya untuk di
ekspor, selain itu juga ikan laut merupakan hasil yang cukup dominan dari daerah ini.
D. Keadaan Pantai dan Perairan
Pantai dan luasnya perairan sangat menentukan dalam perencanaan pelabuhan,
keadaan pantai yang landai, curam atau berkarang, banyak ditumbuhi tanaman laut dan
lain sebagainya, sangat menentukan dalam merencanakan pelabuhan.
Selain faktor dari medan pantai tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah
mengenai luas daerah perairan. Apakah pelabuhan cukup dengan kondisi yang ada, atau
perlu perbaikan/ peningkatan daerah pengairanya seperti pengerukan pantai dan lain-lain.
E. Luas Daerah Perairan
Seiring dengan bertambah pesatnya perkembangan daerah, arus lalu lintas
perairan dan ukuran kapal berlabuh / singgah akan bertambah pesat, maka perlu
diperhitungkan kemungkinan perluasan daerah perairan di muka pelabuhan. Dalam
perencanaan pelabuhan ini nantinya yang akan di tentukan apakah diperlukan breakwater.
(pemecah gelombang).
3
BAB II
SUMBER DATA
A. Data Iklim
Untuk perencanaan di perlukan data iklim. Untuk data iklim yang paling penting
adalah data angin, hal ini karena:
Angin laut yang menimbulkan gelombang dan arus angin
Angin juga mengakibatkan timbulnya tekanan (gaya-gaya) pada bangunan dan kapal.
Sifat-sifat angin yang perlu diketahui adalah :
1. Arah angin (wing direction)
Arah angin yang bertiup dapat di perhitungkan kedudukannya terhadap arah utara
dan arah angin tersebut dapat dilihat dari arah asap. Di daerah Cirebon ini angin bertiup
dari Barat ke Timur membentuk sudut 600 dengan sumbu Utara-Selatan.
2. Kecepatan angin (wind speed)
Kecepatan angin diukur dengan alat anemometer, yang menurut jenisya ada 2
(dua) macam, yaitu konvensional dan otomatis. Stasiun Meteorologi menggunakan
anemometer yang dihubungkan dengan generator. Generator itu membangkitkan arus
listrik yang menjadi fungsi dari jumlah peputaran anemometer dalam satuan menit
(RPM).
3. Lama angin bertiup (duration)
Bentuk ombak selain dipengaruhi oleh kecepatan angin, keadaan perairan,
keadaan dasar laut, juga oleh lamanya angin bertiup, di daerah Cirebon ini lama angin
bertiup (duration) yang terjadi adalah 3 jam.
B. Data Hidrometri
1. Ombak /gelombang.
4
Gelombang terjadi akibat :
Gerakan kapal
Letusan gunung berapi
Gempa bumi
Angin topan
Thomas stevension dapat merumuskan tinggi ombak/ gelombang, dengan jarak antara
timbulnya angin sampai gelombang, yaitu “Fetch”. Tinggi gelombang di daerah
Cirebon adalah 1,9 m (seperti pada data).
2. Pasang surut air laut
Untuk mengetahui gerakan pasang surut air laut, dilaksanakan dengan cara
konvensional, yaitu dengan mencatat kedudukan permukaan air tiap jam selama 15
hari. Perbedaan pasang surut untuk daerah Cirebon adalah 1,75 m (seperti pada data).
a
AT
Titik nol mistar Patok
resmi(BM)
AR
Dengan mengadakan pengamatan pasang surut muka air, dapat di ketahui pasang
tertinggi (AT) dan pasang terendah (AR). Perubahan livel muka air laut akibat pasang
surut muka air laut di beberapa lokasi di bumi sangat berbeda mengakibatkan
pergerakan air secara horizontal.
Perpindahan air dibawah permukaan ini umumnya di sebut arus air pasang surut
(ridal current/ stream). Arah arus pasang umumnya berlawanan dengan arus surut.
Sebagaimana pergerakan pasang surut yang harmonis, maka kecepatan arus pasang
surut-pun dapat dijabarkan sebagai berikut :
V = V max Cos (fase)
5
Pengaruh pasang surut sangat besar pada muara-muara sungai (estelary) jadi bila
suatu pelabuhan di bangun pada muara-muara sungai, maka dua hal yang perlu di
perhatikan adalah:
Navigasi melalui muara harus aman
Pengendapan (sedimentasi) harus cukup kecil.
Kedua hal ini sangat bertentangan. Di satu pihak, keamanan navigasi
membutuhkan mulut pelabuhan yang besar. Tetapi hal ini menyebebkan kecepatan
arus rendah, jadi mempermudah terbentuknya sedimentasi.
Sebaiknya mulut pelabuhan yang kecil akan mengurangi keamanan navigasi,
tetapi menghindari terjadinya pengendapan (sedimentasi).
3. Kedalaman perairan
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhap besar kecilnya kapal yang
berlabuh. Berkenaan dengan gerakan kapal yang ditimbulkan oleh mesin, maka di
bawah kapal harus terdapat lapisan air yang cukup (clearance under the keel) setinggi
2-4 feet. Untuk perairan yang tidak dalam, dapat digunakan sembarang bamboo yang
diberi ukuran sebagai alat penduga (kira-kira). Untuk perairan yang agak dalam
digunakan tali (hand wat) atau menggunakan lalat elimsinker, echo sounders dan lain-